BAB II
ORIENTASI UMUM
2.1 Sejarah Singkat PUSDIKLAT MIGAS Cepu
Ditinjau dari sejarah berdirinya Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi
mengalami pergantian nama sejak ditemukan minyak di Cepu sampai sekarang. Kilang
minyak di daerah Cepu terletak antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berdasarkan sejarah
berdirinya, umur kilang minyak Cepu telah mencapai 100 tahun lebih dan dikelola
(dieksploitasikan) oleh beberapa perusahaan dan instansi sebagai berikut:
1. Bataafsche Petroleum Maatschappij, anak perusahaan royal Dutch Sheel.
2. Nederlandsche Pasific Petroleum Maatschappij (NPPM), anak perusahaan standart Oil
Company of California.
3. Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij (NPPKM), anak perusahaan standart
Oil Company of New Jersey.
4. Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij (NIAM), suatu perkomisian antara BPM
dan Pemerintah Hindia Belanda.
5. Nederlandsche Nieuw Guina Petroleum Maatschappij (KNGPM), suatu gabungan antara
Royal Dutch Shell, Standart Vacum, California dan Standart Texas Company.
6. Borneo Olie Maatschappij, suatu perusahaan Jepang.
PUSDIKLAT MIGAS Cepu ditinjau dari sejarahya mengalami beberapa pergantian
nama yang mengelola. Dalam perkembangannya lapangan Cepu dan sekitarnya telah dikelola (di
eksploitasi) oleh beberapa perusahaan dan instansi sebagai berikut:
1. Periode Zaman Belanda (1870-1942)
Minyak dan Gas Bumi pertama kalinya ditemukan pada tahun 1886 oleh seorang
Insinyur asal Belanda yang bernama Andrian Stoop di daerah Jawa Timur dan Jawa
Tengah. Andrian Stoop mengadakan penelitian Minyak bumi di Jawa dan mendirikan
DPM (Dutsche Petroleum Maatschappij) pada tahun 1887. Pengeboran pertama
dilakukan di Surabaya dan kemudian pada tahun 1890 didirikan penyaringan minyak di
daerah Wonokromo.
Pada bulan Januari 1893, Mr.Andrian Stoop mengadakan perjalanan dengan rakit
dari Ngawi menyusuri Solo menuju Ngareng, Cepu (Plunturan=Panolan) yang
merupakan kota kecil ditepi Bengawan Solo, di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Konsensi miyak didaerah ini bernama Panolan yang diresmikan pada tanggal 28 Mei
1893 atas nama AB Versteegh. AB Versteegh tidak mengusahakan sendiri sumber minyak
tersebut tetapi mengontrakkan kepada perusahaan yang sudah kuat pada masa itu adalah
perusahaan DPM di Surabaya. Kontrak berlangsung selama 3 tahun dan baru sah menjadi
milik DPM pada tahun 1899.
Penemuan sumur minyak bumi bermula dari desa Ledok sekitar 10 km dari Cepu
oleh Mr. Andrian Stoop. Sumur Ledok 1 dibor pada bulan Juli 1893 yang merupakan
sumur pertama di daerah Cepu. Di Lokasi tersebut sampai sekarang masih dikeramatkan
dimana dalam setiap tahun secara berkala setiap tahun pada bulan tertentu dilaksanakan
Kenduri.
Pada tahun 1893 oleh Mr. Adrian Stoop, pemboran pertama dilakukan dengan
kedalaman pertamamengeluarkan minyak adalah 94 m dengan produksi 4 m³ per hari.
Pemboran selanjutnya di Gelur tahun1897 dengan kedalaman 239-245 m dengan
produksi 20 m³ per hari, sedangkan pemboran lainnya dapat menghasilkan 20-50 m³ per
hari (sebanyak 7 sumur). Minyak mentah yang dihasilkan diolah di kilang Cepu.
Sebelumnya perusahaan di Cepu dan Wonokromo terpusat di Jawa Timur, namun pada
perkembangannya usaha diperuas meliputi lapangan minyak Kawengan, Wonocolo,
Ledok, Nglobo, Semanggi dan Lusi.
2. Periode Zaman Jepang (Maret 1942-1945)
Pada masa perang dunia ke II (Maret 1942) Jepang berusaha menguasai Pulau
Jawa dari tangan Belanda, termasuk ladang minyak yang berada di Pulau Jawa. Sebelum
ladang minyak direbut oleh Jepang diakukan politik bumi hangus oleh Belanda. Akibat
dari politik bumi hangus tersebut kilang Cepu hancur dan tidak dapat dioperasikan.
Jepang berusaha agar miyak dapat mengalir secepatnya, maka pada tahun 1944
Jepang membangun kembali kilang Cepu. Pada saat itu Jepang melakukan pemboran
baru di daerah Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi. Jepang menyadari bahwa
pengeboman atas daerah minyak akan merugikan diri sendiri sehingga perebutan daerah
minyak jangan sampai menghancurkan fasilitas lapangan dan kilang minyak. Meskipun
sumber-sumber minyak dan kilang sebagian besar dalam keadaan rusak akibat taktik
bumi hangus Belanda, Jepang berusaha agar minyak mengalir kembali secepatnya.
Tentara Jepang tidak mempunyai kemampuan di bidang perminyakan sehingga untuk
memenuhi kebutuhan tanaga terampil dan terdidik dalam bidang perminyakan sehingga
mendapat bantuan tenaga sipil Jepang yang bekerja di perusahaan minyak Belanda,
kemudian menyelenggarakan pendidikan di Indonesia.
Lembaga pendidikan perminyakan di Cepu diawali oleh Belanda bernama
Midlbare Petroleum School di bawah bendera NV. Bataafsche Petroleum Maatshappij
(BPM). Setelah Belanda menyerah dan Cepu diduduki Jepang maka lembaga itudibuka
kembali dengan mana “Shokko Gakko”.
3. Periode Jaman Pemerintahan Indonesia (1945-Sekarang)
Perusahaan Tambang Minyak Negara (1945-1950)
Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, kilang minyak
Cepu berganti nama menjadi Perusahaan Tambang Minyak Negara (PTPN). PTPN ini
terbentuk berdasarkan maklumat Menteri Kemakmuran no 5, dimana daerah operasi dari
PTPN meliputi Nglobo, Wonocolo, Ledok, Kawengan dan Semanggi. Perusahaan
minyak di Cepu disiapkan sebagai Perusahaan Tambang Minyak Negara (PTPN).
Pada bulan Desember 1948 Belanda menyerbu ke Cepu. Pabrik minyak PTTN Cepu
di bumi hanguskan. Pada akhir tahun 1949 dan menjelang tahun 1950 setelah adanya
penyerahan kedaulatan maka pabrik minyak. Cepu dan lapangan minyak Kawengan
diserahkan dan diusahakan kembali oleh BPM.
Administrasi Sumber Minyak (1050-1951)
Ketika pemerintahan RI di Yogyakarta, maka tambang minyak Ledok,
Nglobo, Semanggi dan Lusi diserahkan kepada Komando Distrik Militer Blora.
Tambang Minyak di daerah tersebut diberi nama Administrasi Sumber Minyak
(ASM) dan dibawah pengawasan KODIM Blora.
Bataafsche Petroleum Maatschappij “BPM/SHELL” (1950-1951)
Perusahaan BPM yang sebelum perang dunia II menguasai kilang minyak
Cepu, setelah agresi II kembali dengan nama SHEEL. Kemudian SHEEL
mengadakan perbaikan di lapangan minyak Kawengan dan kilang Cepu akibat
perbaikan pabrik yang dilakukan oleh Belanda.
Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia “PTMRI” (1951-1957)
Pada tahun 1951 perusahaan minyak di lapangan Ledok, Nglobo dan
Semanggi oleh ASM diserahkan kepada pemerintah sipil, untuk kepentingan tersebut
dibentuk panitia kerja yaitu Badan Penyelenggara Perusahaan Negara (BPPN). Pada
bulan Januari 1951, BPPN membentuk Perusahaan Tambang Minyak Rakyat
Indonesia (PTMRI).
Tambang Minyak Nglobo CA “Combine Anexis” (1957-1061)
Pada tahun 1961 Tambang Minyak Nglobo CA menjadi Pn Permigan/ PN
(Perusahaan Minyak dan Tambang Nasional). Instalasi pemurnian minyak di
lapangan Ledok dihentikan, setelah tahun 1962 kilang minyak Cepu dan lapangan
Kawengan dibeli oleh pemeintah RI dari SHEEL dan dilimpahkan pengelolaannya
kepada PN Permigran.
Perusahaan Minyak dan Gas Nasional “PN PEMIGRAN” (1961-1965)
Setelah minyak Cepu dan lapangan Kawengan dibeli oleh pemerintah RI dari
SHEEL dan dilimpahkan pengelolaannya kapada PN Permigran, maka pada tahun
1961 berdasarkan UU No. 1911960 atau UU No. 44/1960 didirikan tiga perusahaan
minyak, yaitu:
1. PN. Pertambangan Minyak Indonesia (PN. PERTAMINA)
Sebagai perusahaan modal antara pemerintah RI dengan BPM atas dasar 50:50
2. PN. Pertambangan Minyak Nasional (PN. PERMINA)
Didirikan pada tahun 1957 dengan PP. No. 1981/1961
3. PN. Perusahaan Minyak dan Gas Bumi (PN. PERMIGAN)
Didirikan pada tanggal 5 Juni 1961 berdasarkan PP. No. 1999
.
Lembaga Minyak dan Gas “LEMIGAN” atau Pusat Pendidikan Minyak dan
Gas “PUSDIK MIGAS” (1965-1978)
Pada tahun 1963 Biro Minyak berubah menjadi Derektorat Minyak dan
Gas Bumi (DGMB), di dalam organisasi DGMB terdapat bagian laboratorium
untuk persiapan penelitian dalam industri peminyakan di Indonesia.
Menteri Perindustrian dan Perdagangan menginstruksikan agar DGMB
meningkatkan kemampuan dalam aspek teknis minyak dan gas bumi. Untuk
keperluan tersebut maka dibentuk kepanitiaan yang terdiri dari unsur-unsur
pemerintah, PERTAMINA, PERTAMIN dan PERMIGAN. Panitia mengusulkan
agar dibentuk suatu badan yang bergerak dalam bidang riset serta pendidikan
minyak dan gas bumi. Dengan Surat Keputusan Menteri di Lingkungan
Departemen Urusan Minyak dan Gas Bumi No. 17/M/Migas/1965 ditetapkan
organisasi urusan minyak dan gas bumi adalah LEMIGAS (Lembaga minyak dan
Gas Bumi).
Upaya PUSDIK MIGAS/ LEMIGAS untuk meningkatkan fungsi kilang
sebagai sarana operasi pengelompokkan dan sebagai sarana diklat proses dan
aplikasi cukup memadai. Namun kilang Cepu menghadapi masalah yaitu
peralatan dan material kilang eks pembuatan dan pemasangan tahun 1930, dan
pada tanggal 4 Januari tahun 1966 ditetapkan Cepu sebagai Pusat Pendidikan dan
Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS).
Oleh karena banyaknya kebutuhan tenaga ahli dan terampil dalam
kegiatan minyak dan gas bumi, maka tenaga-tenaga muda Indonesia banyak yang
dikirim keluar negeri dan pada tanggal 7 Februari 1967 di Cepu diresmikan
AKAMIGAS (Akademi Minyak dan Gas Bumi). Pada tanggal 4 Januari
1966/1967 industri minyak Cepu mulai bangun kembali dengan ditetapkan Cepu
menjadi Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas
Bumi (PUSDIKLAT MIGAS).
Pusat Pengembangan Tenaga Minyak dan Gas Bumi “PPT MGB
LEMIGAS” (1978-1984)
Berdasarkan surat Keputusan Pertambangan dan Energi no. 646 tahun
1977 LEMIGAS yang merupakan bagian dari Direktoral Jedral Minyak dan Gas
Bumi berubah menjadi PPT MIGAS (Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan
dan gas Bumi).
PPTMGB “LEMIGAS” mengalami kesulitan-kesulitan dalam
memasarkan produksi nephta, filter oil dan residu, sehingga kadang-kadang kilang
harus berhenti beroperasi disebabkan tangki penuh. Sejak tahun 1979 spesifikasi
yang ditetapkan pemerintah lebih tinggi, sehingga pemasaran produk Cepu
menjadi lebih sulit lagi.
Pusat Pengemabangan Perminyakan dan Gas Bumi “PPT MIGAS” (1984-
2001)
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 15, tanggal 6 Maret 1984
Kedudukan PPT MIGAS di bawah Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi,
Departemen Pertambangan dan Energi, yang merupakan pelaksana teknis
dibidang Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS).
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perminyakan dan Gas Bumi “PUSDIKLAT
MIGAS” (2001-Sekarang)
Pada tanggal 2 Maret 2001, berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No. 150 tahun 2001 nama PPT MIGAS berubah menjadi PUSDIKLAT MIGAS,
dan telah diubah dengan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0030
tanggal 20 Juli 2005, kemudian diperbarui lagi dengan Peraturan Menteri No.18 tahun
2010 tanggal 22 November 2010.
2.2 Lokasi Pabrik
Pusdiklat Migas Cepu berlokasi di Jl. Sorogo No. 1, Kelurahan Karangboyo,
Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah dengan areal pertambangan
seluas 445.460 x 106 m².
Ditinjau dari segi geografis dan ekonomis, lokasi tersebut cukup strategis karena di
dukung oleh beberapa faktor yaitu:
Bahan Baku
Lokasi pabrik yang dekat dengan lapangan minyak memudahkan transportasi serta
biaya yang dibutuhkan relatif murah.
Sarana Transportasi
Dekat dengan jalur kereta api dan jalan darat, sehingga memudahkan transportasi
pemasaran produk ke konsumen dan transportasi bahan-bahan yang dibutuhkan.
Sumber Air
Air yang digunakan yaitu air yang bersumber dari sungai Bengawan Solo, sehingga
air yang digunakan sebagai penunjang produksi baik pada musim penghujan maupun
musim kemarau mudah diperoleh.
Letak
Terletak diantara Jawa Tengah dan Jawa Timur, membuat tambang minyak Cepu
mempunyai daerah pemasaran yang luas.
2.3 Sistem Manajemen
Sistem kerja yang berlaku adalah sistem Pegawai Negeri Sipil (PNS), dimana
setelah masa kerja habis maka pegawai akan mendapatkan pensiun.
Pembagian jam kerja adalah:
Senin-kamis : pukul 07.30-16.00
Istirahat : pukul 12.00-13.00
Jum’at : pukul 07.30-16.30
Istirahat : pukul 11.30-13.00
Sedangkan bagian yang memerlukan kerja rutin dan kontinyu selama 24 jam,
seperti bagian laboratorium kontrol, unit pengolahan dan keamanan diadakan pembagian
kerja menjadi 3 shift, yaitu:
Shift I : jam 08.00-16.00
Shift II : jam 16.00-00.00
Shift III : jam 00.00-08.00
Bagi karyawan yang bekerja di bagian shift, pergantian shift akan dilakukan
setiap 5 hari sekali dan dapat libur 2 hari. Setiap karyawa di wajibkan masuk yayasan
dana pensiun dengan membayar 10% dari jumlah gaji, dengan pembagian 5% untuk
tabungan hari tua, 2% untuk perawatan kesehatan, dan 3% untuk pesangon. Selain itu
juga akan diberikan tunjangan kepada kepala seksi ke atas, dimana besarnya tunjangan
tergantung dari jabatan.
2.4 Kesejahteraan Karyawan
1. Perumahan
Lokasi perumahan ini terletak disebelah luar pabrik dan diperuntukkan bagi
pegawai tetap dan pegawai yang berasal dari luar daerah Cepu sebagai tempat tinggal
sementara.
2. Sarana Kesehatan
Untuk sarana kesehatan Pusdiklat Migas Cepu mendirikan Rumah Sakit Migas bagi
pegawai maupun warga sekitar.
3. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab seluruh pekerja, artinya mempunyai
pengertian usaha mengubah kondisi kerja yang tadinya tidak aman menjadi aman. Untuk
tercapainya hal itu maka pekerja dituntut untuk mentaati peraturan – peraturan
keselamatan kerja yang berlaku. Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan keselamatan
kerja, dalam hal ini di Pusdiklat Migas Cepu didasarkan pada :
- Peraturan Kerja Tambang Lembaran Negara Tahun 1930 pasal 167 (1)
- Peraturan Pemerintah Tahun 1979 pasal 4
- UU No 1 tahun 1970 Bab VII pasal 11
2.5 Fasilitas Karyawan
Fasilitas yang disediakan untuk kesejahteraan karyawan Pusdiklat Migas Cepu yaitu:
Fasilitas Pendidikan
Ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan karyawan. Sarana
yang tersedia meliputi: Laboratorium pengeboran, listrik, bengkel, ruang peraga
dan perpustakaan.
Fasilitas Perumahan
Sistem yang digunakan adalah poin sistem, yaitu berdasarkan jabatan, masa kerja
dan status sosial.
Fasilitas Olahraga
Sarana yang tersedia berupa GOR, lapangan tembak, lapangan sepakbola,
lapangan atletik, badminton, tenis, golf dan kolam renang yang pelaksanaannya
dikoordinir oleh Bakor Kopri Pusdiklat Migas.
Fasiitas Kesenian dan Hiburan
Sarana yang tersedia berupa peralatan band, kulintang, karawitan, dan sanggar
tari.
Fasilitas yang lain
Meliputi: cuti selama 12 hari dalam 1 tahun, koperasi, dana pensiun dan gotong
royong.
2.6 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja
dalam organisasi. Struktur ini menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda tersebut dikoordinasikan.
Pusdiklat Migas Cepu merupakan instansi yang berada di bawah pengawasan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral.
Struktur organisasi yang ada di Pusdiklat Migas Cepu terdiri dari Pimpinan tertinggi
sebagai kepala Pusdiklat Migas Cepu. Pimpinan tertinggi membawahi kepala bagian dan
kepala bidang yang bertugas memimpin unit-unit di Pusdiklat Migas Cepu. Kepala bagian
dan kepala bidang membawahi sub bagian dan sub bidang dari unit-unit yang terkait.
Disetiap unit terdapat pengawas unit dan pengelola unit ayng dipimpin oleh sub bagian
masing-masing unit. Selain itu, dalam kegiatan operasional Pusdiklat Migas Cepu setiap unit
memiliki masing-masing karyawan atau bawahan yang handal dalam setiap masing-masing
bidang yang dijalankan.
Pusdikalt Migas Cepu memiliki tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang
Migas. Bertanggung jawab langsung kepada kepala Badan Diklat Energi dan Sumber Daya
Mineral sesuai peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.0030 Tahun 2005
tanggal 20 Juli 2005 yang diperbaharui Peraturan Menteri No.18 Tahun 2010 tanggal 22
November 2010. Dan, berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
No.18 Tahun 2010, Pusdiklat Migas Cepu dipimpin oleh seorang Kepala Pusat dan
membawahi beberapa bagian dan bidang, yaitu :
1. Bagian Tata Usaha (BDM U)
Bagian ini mempunyai tugas melakukan urusan dan kepegawaian, rumah tangga,
ketatausahaan, dan keuangan Pusdiklat Migas Cepu. Dalam melaksanakan tugas yang
dimaksud sebagaimana dimaksud dalam Cetakan Peraturan Menteri No.18 Tahun 2010
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ESDM Pasal 810, Bagian Tata Usaha
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga,
kepegawaian, organisasi, tata laksana, hukum, hubungan masyarakat, serta keprotokolan,
dan
b. Pelaksanaan urusan keuangan dan administrasi barang milik negara.
Mengacu pada pasal 812 dan 813 menyebutkan bahwa Bagian Tata Usaha terdiri atas :
a) Subbagian Kepegawaian dan Umum
Subbagian ini mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kearsipan,
perlengkapan, rumah tangga, kepegawaian, organisasi, tata laksana, hukum, hubungan
masyarakat, serta keprotokolan.
b) Subbagian Keuangan
Subbagian ini mempunyai tugas melakukan urusan keuangan dan administrasi barang
milik negara.
2. Bidang Program dan Kerja Sama (BDM P)
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis,
rencana, program, anggaran, kerja sama, dan pelaporan di bidang pendidikan dan pelatihan
minyak dan gas bumi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Cetakan
Peraturan Menteri No.18 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
ESDM Pasal 814, Bidang Program dan Kerja Sama menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan penyusunan pedoman, standar, prosedur, kriteria, rencana, program,
dan anggaran, serta penyusunan laporan di bidang pendidika dan pelatihan minyak dan
gas bumi, dan
b. Penyiapan kerja sama dan pengolahan informasi di bidang pendidikan dan pelatihan
minyak dan gas bumi, serta pelayanan sertifikasi kompetensi tenaga minyak dan gas
bumi.
Mengacu pada pasal 816 dan 817 menyebutkan bahwa Bidang Program dan Kerja Sama
terdiri atas :
a) Subbidang Rencana dan Program
Subbidang ini mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan pedoman,
standar, prosedur, kriteria, rencana, program, dan anggaran, serta penyusunan laporan di
bidang pendidika dan pelatihan minyak dan gas bumi
b) Subbidang Kerja Sama dan Informasi
Subbidang ini mempunyai tugas melakukan penyiapan kerja sama dan pengolahan
informasi di bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi, serta pelayanan
sertifikasi kompetensi tenaga minyak dan gas bumi.
3. Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan (BDM M)
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan, pemantauan, dan evaluasi
di bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Cetakan Peraturan Menteri No.18 Tahun 2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ESDM Pasal 818, Bidang Penyelenggaraan dan
Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan penyelenggaraan dan pelayanan jasa di bidang pendidikan dan pelatihan
minyak dan gas bumi, dan
b. Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan dan pelatihan
minyak dan gas bumi.
Mengacu pada pasal 820 dan 821 menyebutkan bahwa Bidang Penyelenggaraan dan
Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas :
a) Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Subbidang ini mempunyai tugas melakukan penyiapan penyelenggaraan dan pelayanan
jasa di bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.
b) Subbidang Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
Subbidang ini mempunyai tugas melakukan penyiapan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.
4. Bidang Sarana dan Prasarana Teknis (BDM S)
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana teknis di
bidang pendidiakan dan pelatihan minyak dan gas bumi. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Cetakan Peraturan Menteri No.18 Tahun 2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ESDM Pasal 822, Bidang Sarana dan Prasarana
Teknis menyelenggrakan fungsi :
a. Pengelolaan dan pelayanan jasa serta tempat uji kompetensi sarana dan prasarana teknis
kilang dan utilitas, dan
b. Pengelolaan dan pelayanan jasa serta tempat uji kompetensi sarana dan prasarana teknis
laboratorium dan bengkel.
Mengacu pada pasal 824 dan 825 menyebutkan bahwa Bidang Sarana dan Prasaran
Teknis terdiri atas :
a) Subbidang Kilang dan Utilitas
Subbidang ini mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan pelayanan jasa serta tempat
uji kompetensi sarana dan prasarana teknis kilang dan utilitas.
b) Subbidang Laboratorium dan Bengkel
Subbidang ini mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan pelayanan jass serta tempat
uji kompetensi sarana dan prasarana teknis laboratorium dan bengkel.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris
Badan atau Kepala Pusat yang bersangkutan. Kelompok ini di lingkungan Badan Pendidikan
dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas melaksanakan dan memberikan pelayanan jasa
pendidikan dan pelatihan, serta melaksanakan tugas lainnya yang didasarkan pada keahlian
atau keterampilan tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.
Terdiri dari 3 subbidang, yaitu :
a. Widyaiswara Bidang Pendidikan
b. Widyaiswara Bidang Teknologi Industri
c. Widyaiswara Bidang Manajemen/Umum
SubbidangRencana dan Program
SubbidangKerja Sama dan
Informasi
SubbagianKepegawaian dan Umum Subbagian
Keuangan
Subbidang Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan
SubbidangEvaluasi Pendidikan
dan Pelatihan
SubbidangKilang dan Utilitas
SubbidangLaboratorium dan
Bengkel
Pusat Pendidikan dan Latihan Minyak dan Gas Bumi
Bagian Tata Usaha
Bidang Program dan KerjasamaBidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Fungsional
Gambar Struktur Organisasi Pusdiklat Migas Cepu
STRUKTUR ORGANISASI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Bidang Sarana & Prasarana Teknis
2.7 Faktor Penunjang
1. Kebutuhan Air
Kebutuhan air yang digunakan dalam proses produksi dipenuhi oleh unit Water
Treatment dengan mengolah air sungai Bengawan Solo karena letaknya yang relatif
dekat dengan pabrik.
2. Fire and Safety
Fasilitas yang dimiliki oleh seksi pemadam api dan keselamatan kerja (fire and
safety), antara lain:
a. 3 unit pemadam kebakaran
b. Jaringan hidrant diseluruh lingkungan Pusdiklat Migas (60 buah)
c. Fasilitas unit pompa
d. Mobil penembak busa
e. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Sarana penunjang:
a. Alat komunikasi (radio, telepon)
b. Rumah sakit Migas
c. Mobil pengangkut (bus, mini bus dan lain-lain)
2.8 Orientasi Unit Keamanan
Orientasi keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu memiliki 4 macam obyek pengamanan.
Pengamanan Personil
Pengamanan personil meliputi seluruh karyawan peserta didik, Peserta Kerja
Praktek, maupun tamu. Hal ini karena orang-orang yang berada diwilayah
PUSDIKLAT MIGAS Cepu berasal dari berbagai daerah dan suku budaya supaya
tidak terjadi culture Crash.
Pengamanan Materiil
Pengamanan material meliputi seluruh benda yang berada pada PUSDIKLAT
MIGAS Cepu. Dalam pengamanan material ini di khususkan pada 3 hal, antara
lain: fancing/pagar, pintu gerbang dan lighting/pencahayaan.
Dalam hal ini pengamananya menggunakan sistem gotong royong, daam
arti bukan hanya petugas keamanan berseragam (Satpam) yang bertanggung
jawab sepenuhnya, akan tetapi dibentuk anggota scurity khusus untuk investigasi
dengan cara berkeliling setiap harinya. Selain itu biasanya mereka mamakai alat
penglihatan jarak jauh.
Pengamanan Informasi
Pengamanan informasi meliputi dokumen-dokumen penting negara atau
perusahaan yang sangat perlu untuk diamankan.
Pengamanan Operasional
Pengamanan operasional meliputi beberapa area/zona, yaitu:
a. Zona pengawasan
Pada zona ini meliputi pintu gerbang atau pos satpam jika ada peserta atau
tamu diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu dan jika membawa kendaraan
harus diparkir pada tempat yang telah disediakan.
b. Zona terbatas
Pada zona ini ,meliputi area Laboratorium Perpustakaan, Laboratorium
Instrumentasi dan Kalibrasi, Laboratorium Elektronika dan Telekomunikasi
dan Unit fire and safety.
c. Zona terlarang
Pada zona ini meliputi area kilang, dimana tidak semua orang diijinkan untuk
memasuki area ini, kecuali mendapatkan ijin dari kepala scurity dan
pembimbing.
Bagian unit keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu dibagi menjadi beberapa
kepala unit, antara lain:
1. Ka.Unit Investigasi
2. Ka. Unit Pengamanan Fisik
3. Ka. Unit Operasi
4. Ka. Unit Pembinaan Anggota
5. Ka. Unit Administrasi dan Logistik
2.9 Orientasi Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3)
1. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab setiap pekerja yang mengandung
pengertian usaha merubah kondisi kerja yang tadinya tidak aman menjadi lebih aman.
Sehingga para pekerja dalam melaksanakan tugasnya dapat terhindar dari bahaya-bahaya
keselamatan kerja. Untuk itu para pekerja dituntut agar sadar untuk mematuhi peraturan
keselamatan kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini ditangani oleh bagian Fire and
Safety/Perlindungan Lingkungan Kerja.
Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan keselamatan kerja, dalam hal ini
Pusdiklat Migas Cepu berdasarkan:
1. PP No. 11 tahun 1079 pasal 36
2. UU No. 1 tahun 1970 Bab III pasal 3 dan 4
Adapun tujuan keselamatan kerja:
1. Menjamin tiap pekerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan tugas untuk
kesejahteraan hidupnya, meningkatkan hasil produksi.
2. Menjamin keselamatan orang yang ada di lokasi kerja.
3. Menjamin agar sumber produksi dapat terpelihara dengan baik dan dapat digunakan
secara efisien.
4. Menjamin agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan apapun.
2. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak kita harapkan yang dapat
menimbulkan kerugian, dimana kerugian tersebut dapat menimpa manusianya,
peralatan kerja atau bangunanya, sehingga kecelakaan kerja tersebut dapat
mengganggu jalannya proses produksi.
Kecelakaan kerja menurut kejadiannya:
Kecelakaan Biasa
Merupakan kejadian yang meimpa manusia di lingkungan masyarakat
umum, dimana masalah dari segi biaya akibat kecelakaan ditanggung oleh
masing-masing individu.
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kompensasi, yaitu kecelakaan lalu intas yang terjadi pada
pekerja dalam perjalanan dari rumah menuju ke tempat kerja atau dari
tempat kerja menuju rumah dalam jarak yang biasa ditempuh, dimana
kerugiannya ditanggung oleh perusahaan.
Kecelakaan kerja murni, yaitu kecelakaan yang terjadi pada jam kerja
di tempat kerja dan kerugian karenanya ditanggung oleh perusahaan.
Kecelakaan kerja menurut PP No. 11 tahun 1979
1. Kecelakaan Ringan
Adalah kecelakaan yang tidak menimbulkan hilangnya jam kerja.
2. Kecelakaan Sedang
Adalah kecelakaan yang menimbulkan cedera atau sakit sehingga
menimbulkan hilangnya jam kerja.
3. Kecelakaan Berat
Adalah kecelakaan yang menimbulkan cacat sehingga mengakibatkan
hilangnya jam kerja.
4. Kecelakaan yang menimbulkan kematian
Hal-hal yang menimbulkan kecelakaan kerja adalah:
1. Faktor manusia
Bekerja tanpa rencana yang baik.
Bekerja dengan ceroboh.
Bekerja dengan kecepatan salah.
Bekerja dalam posisi salah.
Bekerja tanpa alat pelindung keselamata kerja.
Bekerja sambil bergurau.
2. Faktor tempat kerja
Ruang kerja yang terlalu dan tidak bisa digunakan bebas.
Penerangan yang kurang memadai. Sehingga penglihatan
terganggu.
Ruangan yang ventilasinya tidak memenuhi sayarat yang telah
ditentukan.
Peralatan yang tidak memungkinkan lagi untuk digunakan.
Ruang kerja yang terlau ramai sehingga mengganggu
konsentrasi pekerja.
Kebersihan dan kerapian ruangan tidak terjaga.
3. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Usaha-usaha yang dilakukan untuk pemeliharaan kerja secara keseluruhan:
a. Mencegah terjadinya kecelakaan terhadap peralatan operasi yang digunakan.
b. Mencegah cideranya karyawan yang ada hubungannya dengan suatu pekerjaan
tertentu.
Jenis-jenis alat pelindung diri:
a. Alat pelindung kepala.
b. Alat pelindung muka dan mata.
c. Alat perlindung pernafasan.
d. Alat pelindung pendengaran.
e. Alat pelindung anggota badan.
2.10 Orientasi Power Plant
Power Plant adalah suatu unit di PUSDIKLAT MIGAS Cepu yang menangani penyediaan
tenaga listrik. Unit ini sangat penting karena tidak hanya digunakan di unit kilang saja tetapi juga
digunakan di PERTAMINA. Sebagai pembangkit tenaga listrik. Power Plant menggunakan
tenaga diesel dengan pertimbangan antara lain:
a. Bahan bakar yang dipakai adalah solar yang dapat disediakan oleh Pusdiklat Migas Cepu.
b. Sistem awalnya lebih mudah dan mesinnya kuat.
c. Daya yang dihasilkan lebih besar.
d. Tidak ada ketergantungan terhadap instansi lain.
Fungsi dan Tugas Power Plant
Fungsi:
Fungsi PLTD yang ada di Pusdiklat Migas Cepu adalah untuk melayani
kebutuhan tenaga listrik di beberapa daerah meliputi beberapa daerah, antara lain:
1. PUSDIKLAT MIGAS Cepu
2. PT PERTAMINA
Tugas
Tugas dari power plant yaitu melayani kebutuhan praktikan khususnya
mahasiswa AKAMIGAS, peserta khusus dan praktikan dari luar. PLTD di PUSDIKLAT
MIGAS Cepu mulai didirikan pada tahun 1973 dan hingga kini telah memiliki 8 buah
generator sebagai mesin yang digunakan untuk pembangkit listrik.
2.11 Orientasi Water Treatment
Water Thearment merupakan unit pengolahan air baku dari sungai Bengawan Solo dengan
menggunakan pompa sentrifugal meuju kedua tempat, yaitu:
1. Bak YAP (kali Solo II) untuk diolah menjadi produk air industri.
2. Bak segaran untuk digunakan sebagai feed pada unit CPI (Corrogated Plated
INterceptor) dan untuk keperluan air pemadam kebakaran.
2.12 Orientasi Perpustakaan
Sejarah
Berdirinya perpustakaan PUSDIKLAT MIGAS Cepu sangat berkaitan dengan berdirinya
AKAMIGAS yang sekarang berubah menjadi STEM (Sekolah Tinggi Energi dan Mineral).
Perpustakaan utamanya pelengkap kegiatan AKAMIGAS untuk memacu proses belajar serta
untuk menambah pengetahuan didirikan pada tahun 1968.
Pada tahun 1968-1978 Perpustakaan STEM masih menjadi bagian dari perpustakaan
PPTGMB ”Lemigas” Jakarta yang berkantor di daerah Cipulir, Jakarta Selatan. Pada tahun1978
secara organisatoris Perpustakaan STEM menjadi Perpustakaan PPT Migas karena perubahan
struktur organisasi dan PUSDIKLAT MIGAS Cepu menjadi PPT Migas dan menjadi saru-
satunya pusat pendidikan tenaga perminyakan di Indonesia.
tugas dan fungsi
Dalam perkembangan pelayanan perpustakaan meliputi pelayanan reguler
(Mahasiswa STEM, pegawai, dosen) dn pelayanan non reguler (peserta kursus,
Mahasiswan Praktikan).
Tugas pokok Perpustakaan:
a. Melakukan perencanaan pengembangan koleksi, mencakup buku, majalah
ilmiah, laporan penelitian, skripsi serta bahan audio visual yang meliputi
video program, film, slide program, CD dan lain-lain.
b. Melakukan pengelolaan dan proses pengolahan bahan pustaka meliputi
registrasi/inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi, shelving failing.
c. Melakukan tugas pelayanan pembaca meliputi: peminjaman dan
pengembalian (sirkulasi), layanan referensi, layanan informasi, penelusuran
koleksi.
d. Layanan penggunaan Laboratorium bahasa untuk mahasiswa STEM,
pegawai, dosen, instruktur, peserta kursus dan lain-lain.
e. Layanan kerjasama antar Perpustakaan (inter library loan) dan jaringan
informasi ilmiah nasional, yang meliputi:
Kerjasama antar perpustakaan dengan perpustakaan: UI, IB, TRISAKTI,
UGM, ITS, UNAIR, UB, UNDIP, UPN, UNMUH, ITATS, UNS, UII, ITN,
ATR dan perpustakaan perguruan tinggi swasta lainnya.
Kerjasama antar perpustakaan lembaga antara lain dengan PPPTMBB
”Lemigas” Jakarta, PPTM-PPTP Bandung, PDII-LIPI Jakarta, Perpusda
Jateng, Perpusda Provinsi Jatim, Perpusda DI Yogyakarta, Perpustakaan Dati
II Blora.
2.13 Orientasi Laboratorium Penguji Produksi
Tugas dan fungsi
Laboratorium merupakan sarana yang penting dalam sebuah industri, Laboratorium di
PUSDIKLAT MIGAS Cepu bertugas memeriksa kualitas produk dari minyak bumi
agar sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh Dirjen Migas.
Laboratorium penguji produksi yang ada di kilang PUSDIKLAT MIGAS Cepu
memiliki tugas antara lain:
1. Melakukan pengujian kualitas minyak (minyak bumi dan produk-produknya) dari
CDU, dan unit wax plant baik rutin maupun non rutin.
2. Melakukan pemeriksaan kualitas air, baik air untuk keperluan proses maupun
untuk keperluan non proses (rumah tangga)
3. Melayani permintaan pengujian contoh dari unit lain dan mitra kerja.
4. Melakukan penelitian-penelitian dalam skala laboratorium untuk penyesuaian
suatu masalah dan pengembangan potensi.
2.14 Orientasi Boiler
Pada dasarnya fungsi Boiler adal sebagai penghasil uap panas yang bertekanan, di
PUSDIKLAT MIGAS Cepu sendiri Boier sangat dibutuhkan untuk kebutuhan antaralain:
a. Pada unit boiler
Pada lokal digunakan untuk pemanas awal pada air umpan di deaerator untuk
menghilangkan O2 dan CO2 karena dapat menyebabkan korosi pada katel.
b. Pada unit wax Plant
1. Menggerakkan pompa kompres
2. Digunakan sebagai pemanas untuk proses dewaxing yaitu pembentukan AFO (A
Filter Oil).
3. Digunakan pemanas untuk proses pengeringan pada proses sweating (untuk
menghasilkan sweat wex)
c. Pada unit Kilang
1. Digunakan untuk memanasi residu yang akan digunakan oleh unit boiler.
2. Membantu pada proses fraksinasi minyak mentah yaitu pada kolom destilasi dan
evaporator.
3. Sebagai penggerak pompa pompres.