BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Hermawan dalam (Primahudi et al., 2016) “Sistem Pendukung
Keputusan secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu
memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun
pengomunikasian untuk masalah semi terstruktur”.
Menurut (Harpad & Palupi, 2015) menyimpukan bahwa :
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu pendekatan atau metodologi
untuk mendukung keputusan. Sistem Pendukung Keputusan menggunakan CBIS
(Computer Based Information System) yang fleksibel, interaktif dan dapat
diaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi untuk masalah manajemen
spesifik yang tidak terstruktur.
Menurut Simon dalam (Nofriansyah & Defit Sarjono, 2017) Ada tiga fase dalam
proses pengambilan keputusan diantaranya :
1. Intelegensi (Intelegence)
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendektesian dari ruang lingkup
problematika secara proses pengenalan masalah. Data dimasukan diperoleh,
diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2. Perancangan (Design)
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis
alternatif tindakan yang bias dilakukan. Tahap ini meliputi menguji kelayakan
solusi.
6
7
3. Pemilihan (Choice)
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan
yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan
dalam proses pengambilan keputusan.
2.1.2 Rekrutmen
Menurut (Badriyah, 2017) menjelaskan bahwa:
Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para calon
karyawan untuk dipekerjakan dalam suatu perusahaan. Rekrutmen bertujuan
untuk mendapatkan persediaan calon pelamar sehingga perusahaan mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerjaan
yang dianggap memenuhi standar kualifikasi. Proses rekrutmen berlangsung
mulai saat mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar.
Menurut (Badriyah, 2017) Proses rekrutmen dapat dilakukan dengan
menggunakan dua teori atau pendekatan,yaitu sebagai berikut :
1. Teori Rekrutmen “Pencarian”
Teori rekrutmen “pencarian” (prospecting theory of recruitment), menyebutkan
rekrutmen dapat dilakukan sebagai proses satu arah (one way process) yang
dilakukan perusahaan untuk mencari calon karyawan.
2. Teori Rekrutmen “Pasangan”
Teori rekrutmen “pasangan” (mating theory of recruitment), mengemukakan
bahwa calon karyawan ataupun manajer sama-sama mencari organisasi,
sebagaimana organisasi mencari mereka.
2.1.3 Karyawan
Menurut (Hasibuan, 2014) “Karyawan adalah orang-orang penjual jasa dan
pendapatannya merupakan kompensasi yang besarnya telah diketahui terlebih dahulu,
karyawan terdiri dari manajerial dan operasional”.
8
Menurut (Hasibuan, 2014) “Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan
atas karyawan operasional dan karyawan manajerial (pimpinan) ”:
1. Karyawan Operasional
Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara langsung harus
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan perintah atasan.
2. Karyawan Manajerial
Karyawan manajerial adalah setiap orang yang berhak memerintah bawahan
untuk mengerjakan sebagai pekerjaan dan dikerjakan sesuai dengan perintah
mereka mencapai tujuan melalui kegiatan–kegiatan orang lain.
2.1.4 Seleksi Karyawan
Menurut (Zainal et al., 2015) Menerangkan bahwa :
Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses
rekrutmen selesai dilaksanakan. Hal ini berarti teah terkumpul sejumlah pelamar
yang memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan
sebagai karyawan dalam suatu perusahaan, proses pemilihan ini yang dinamakan
dengan seleksi.
Menurut (Zainal et al., 2015) terdapat beberapa instrumen yang dapat digunakan
dalam seleksi, yaitu :
a. Surat-surat rekomendasi
b. Format lamaran
c. Tes kemampuan
d. Tes kepribadian
e. Tes psikologi
f. Wawancara
9
2.1.5 Simple Additive Weighting
Menurut (Nofriansyah & Defit Sarjono, 2017) “Metode Simpe Additive
Wighting (SAW) dapat diartikan sebagai metode pembobotan sederhana atau
penjumlahan terbobot pada penyelesaian masalah dalam sebuah sistem pendukung
keputusan”.
Menurut Kusumadewi dalam (Sari & Zafqha, 2015) menjelaskan bahwa:
Metode Simple Additive Weighting sering juga dikenal dengan istilah metode
penjumlahan terbobot, konsep dasar metode Simple Additive Weighting adalah
mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada
semua atribut. Metode Simple Additive Weighting membutuhkan proses
normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang didapat diperbandingkan
dengan semua rating alternative yang ada.
Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut :
xij Jika j adalah atribut keuntungan (Benefit) Max xij
I
rij=
Min xij Jika j adalah atribut biaya (Cost)
I xij
Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternative Ai pada atribut Cj; i
= 1,2,…,m dan j = 1,2,…,n.
Keterangan
- Max xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria i.
- Min xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria i.
- Xij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap riteria.
- Benerfit = Jika nilai terbesar adalah terbaik.
- Cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik.
𝑛
𝑉𝑖 = ∑ 𝑤𝑗. 𝑟𝑖𝑗
𝑗=1
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
10
Keterangan :
Vi = rangking untuk setiap alternatif
Wj = nilai bobot dari setiap kriteria
rij = nilai rating kinerja ternormalisai.
2.2 Penelitian Terkait
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil referensi dari beberapa jurnal
sebagai teori pendukung keputusan skripsi ini diantaranya :
Menurut (Sari & Zafqha, 2015) Mengemukakan bahwa: Proses seleksi pada perusahaan CV. Surya Abadi masih dilakukan secara
subjektif tanpa menggunakan metode ataupun aplikasi. Sehingga proses
rekrutmen dirasa masih kurang efektif dalam mendapatkan karyawan yang
berkualitas, maka perlu adanya suatu metode yang mampu menghasilkan
keluaran yang berbobot. Kriteria yang ditetapkan pada perusahaan ini adalah
hasil nilai test, hasil wawancara, hasil nilai rata-rata ujian terakhir.
Memahami hal tersebut, maka diperlukan adanya penelitian untuk membuat
suatu sistem yang dapat digunakan dalam membantu pihak penyeleksi dalam
menyeleksi, adapun metode yang digunakan yaitu Simple Additive Weighting
(SAW) berfungsi untuk menentukan dan menyeleksi calon karyawan yang
berkualitas, dimana nantinya dapat membantu penyeleksi dalam mengambil
kepustusan secara obyektif, cepat dan tepat. Hasil dari penelitian ini Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) Penerimaan Karyawan memberikan kemudahan
kepada pihak HR Manajer dalam menghasilkan nilai yang sesuai dengan
kebutuhan lowongan pekerjaan yang ditawarkan.
Menurut (Primahudi et al., 2016) Menyimpulkan bahwa: PT. Herba Penawar Alwahida Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak dalam bidang farmasi herbal tentu sangat mengutamakan kualitas
produknya. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga - tenaga ahli yang terampil dan
professiona guna menunjang hal tersebut. Dan dengan semakin banyaknya tenaga
kerja yang memiliki kemampuan yang berbeda- beda maka dalam merekrut
pegawai baru diperlukan penyeleksian dari calon pegawai yang melamar di PT.
Herba Penawar Alwahida Indonesia, karena jika hal tersebut dilakukan secara
manual tentu akan menyulitkan bagian penerimaan pegawai dan juga rawan
akan terjadinya suatu kesalahan dalam mengambil keputusan, selain itu juga akan
memerlukan waktu. Mempertimbangka hal tersebut maka digunakan metode
yaitu dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW),
adapun kriteria yang ditentukan oleh PT. Herba Penawar Alwahida Indonesia
yaitu Pendidikan terakhir, IPK, Usia, Pengalaman kerja, Akreditasi, Status
11
perkawinan, dan kesesuaian program studi pelamar kerja. Hasil dari penelitian
ini yaitu membantu pegawai HRD (Human Resource Departement) dalam
menentukan pegawai yang sesua dengan kriteria yang diinginkan dalam bentuk
rangking
Menurut (Harpad & Palupi, 2015) Menyatakan bahwa:
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Cipta Dharma
Samarinda merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di Kalimantan Timur
yang bertujuan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan,
keahlian da keterampilan dalam bidang teknologi informasi. Untuk itu STMIK
Widya Cipta Dharma Samarinda harus didukung oleh dosen dan asisten
laboratorium komputer yang berkompeten didalamnya. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka akan dibangun sebuah sistem pendukung keputusan penerimaan
asisten laboratorium komputer dengan menggunakan metode Simple Additive
Weighting (SAW). Adapun kriteria yang telah ditentukan yaitu Usia,
Kemampuan Mengajar, Tes wawancara, Tes Pemrograman dan Disiplin. Hasil
dari penelitian dan pembahasan ini yaitu dapat membantu pimpinan dalam
mencari solusi pengambila n keputusan dalam menentukan asisten yang dapat
diterima sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Laboratorium Komputer
STMIK Widya Cipta Dharma Samarinda.
Menurut (Ismanto & Effendi, 2017) Mengemukakan bahwa: Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bagian terpenting di dalam suatu
Perguruan Tinggi. Peran biro sumber daya manusia pada Universitas
Muhammadiyah Riau tidak dapat dipisahkan dari bidang manajemen lainnya
dalam pencapaian tujuan universitas. Proses penerimaan sumber daya manusia
memerlukan cara yang professional dan akurat agar menghasilkan sumber daya
manusia yang dapat mendukung mutu dan kesuksesan sebuah perguruan tinggi.
Oleh karena itu maka dibuatkan Sistem Pendukung Keputusan dengan metode
Simple Additive Weighting (SAW). Adapun kriteria yang telah digunakan
adalah Pendidikan, Pengalaman, Test, Wawancara, Usia, Status, dan Alamat.
Hasil penelitian dari perancangan ini yaitu mampu menyelesaikan persoalan
suatu pemilihan dengan model menggunakan niai prioritas atau bobot yang yag
ditentuan setiap kebutuhan, mampu menghasilkan nilai yang akurat, dan mampu
mendukung keputusan penerimaan karyawan dengan memberikan perangkingan
alternatif.
Menurut (Rosadi & Khotijah, 2017) Menyimpulkan bahwa:
Proses seleksi untuk karyawan baru pada toko Markas Hobby masih dilakukan
secara manual, file lamaran calon baru akan dievaluasi dengan membandingkan
isi file dengan kriteria yang ditentukan. Seleksi file yang memenuhi kriteria
kemudian dilanjutkan dengan proses wawancara. Rangkaian proses diikuti
oleh serangkaian tes tertulis, termasuk tes psikologi, tes potensi akademik dan
sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk membangun suatu Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Perekrutan baru menggunakan metode Simple Additive
Weighting (SAW). Metode ini dipilih karena dapat menentukan nilai bobot
untuk masing- masing atribut, kemudian
12
dilanjutkan dengan proses rangking yang akan memilih alternatif terbaik dari
beberapa alternatif. Adapun kriteria pelamar yang telah ditentukan adalah
Pengalaman kerja, Tes tertulis, Pendidikan Wawancara, IPK, dan Usia. Hasil
dari penelitian ini yaitu dapat membantu manajemen dalam melakukan seleksi
penerimaan karyawan dengan lebih cepat, dan mempermudah pengambilan
keputusan bagian penyeleksian karyawan.
Berikut ini adalah table dari penelitian terkait Sistem Pendukung Keputusan :
Tabel II.1 Penelitian Terkait Sistem Pendukung Keputusan
No Judul Penelitian Metode Kriteria Hasil 1 Perancangan Sistem
Penunjang Keputusan
Untuk Penerimaan
Karyawan Menggunakan
Metode Simple Additive
Weighting Di CV Surya
Abadi. (Sari & Zafqha,
2015)
Simple Additive Weighting
(SAW)
Kriteria yang telah
ditetapkan
adalah Hasil
nilai test,
Hasil
wawancara,
dan Hasil
nilai rata-rata
ujian terakhir
Hasil dari penelitian ini
Sistem
Pendukung
Keputusan (SPK)
Penerimaan
Karyawan
memberikan
kemudahan
kepada pihak HR
Manajer dalam
menghasilkan
nilai yang sesuai
dengan
kebutuhan
lowongan
pekerjaan yang
ditawarkan.
2 Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Pemilihan Karyawan
Dengan Metode Simple
Additive Weighting
(SAW) di PT. Herba
Penawar Alwahida
Indonesia. (Primahudi et
al., 2016)
Simple Additive Weighting (SAW)
Kriteria yang ditentukan
yaitu
pendidikan
terakhir, IPK,
Usia,
Pengalaman
kerja,
Akreditasi,
Status
perkawinan,
dan
kesesuaian
program
studi pelamar
kerja
Hasil dari penelitian ini yaitu
membantu
pegawai HRD
(Human Resource
Departement)
dalam
menentukan
pegawai yang
sesua dengan
kriteria yang
diinginkan dalam
bentuk rangking
3 Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan
Asisten Laboratorium
Komputer Menggunakan
Metode Simple Additive
Weighting (SAW) Studi
Simple Additive Weighting
(SAW)
Kriteria yang ditentukan
adalah Usia,
Kemampuan
mengajar, tes
wawancara,
Hasil dari penelitian dan
pembahasan ini
yaitu dapat
membantu
pimpinan dalam
13
Kasus Pada Laboratoium Tes mencari solusi
Komputer STMIK pemrograman Pengambilan
Widya Cipta Dharma dan disiplin keputusan dalam
Samarinda. (Harpad & Menentukan
Palupi, 2015) asisten yang dapat diterima
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Laboratorium Komputer STMIK Widya Cipta Dharma
Samarinda.
4 Sistem Pendukung Simple Additive Kriteria yang Hasil penelitian Keputusan Penerimaan Weighting ditentukan dari perancangan Karyawan Dengan (SAW) adalah ini yaitu mampu Metode Simple Additive Pendidikan, menyelesaikan Weighting (SAW). Pengalaman, persoalan suatu (Ismanto, 2017) Test, pemilihan dengan Wawancara, Model Usia, Statuss, menggunakan
dan Alamat niai prioritas atau bobot yang yag
ditentuan setiap kebutuhan, Mampu menghasilkan nilai yang akurat, dan mampu Mendukung Keputusan penerimaan karyawan dengan memberikan perangkingan
alternative.
5 Perancangan Sistem Simple Additive Kriteria yang Hasil dari Pendukung Keputusan Weighting ditentukan penelitian ini Seleksi Penerimaan (SAW) adalah yaitu dapat Karyawan Dengan Pengalaman membantu dalam Metode Simple Additive kerja, Tes Melakukan Weighting (SAW) tertulis, Seleksi (Rosadi & Khotijah, Pendidikan, penerimaan 2017) Wawancara, karyawan dengan IPK, dan lebih cepat, dan Usia. mempermudah Dalam pengambilan keputusan.
14
2.3 Tinjauan Organisasi
2.3.1 Sejarah Perusahaan
RS Pondok Indah (Bintaro Jaya) merupakan cabang kedua dari RS Pondok
Indah (Pondok Indah) dan cabang pertamanya yaitu RS Pondok Indah (Puri Indah)
yang terletak di Jakarta Barat. RS Pondok Indah (Bintaro Jaya) adalah salah satu jenis
rumah sakit umum di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Kode RS 3674018
yang telah diresmikan pada tanggal 29/08/2017 yang tergolong dalam kelas Rumah
Sakit B dan dipimpin oleh direktur Dr.Yanwar Hadiyanto, Mars, RSU terselenggara
oleh swasta/lainnya di Indonesia, RS Pondok Indah (Bintaro Jaya) terletak di Jl.CBD
Emerald Blok CE/C No.01, Boulevard Bintaro Jaya Tangerang Selatan Kode Pos
15227 dengan Nomor Surat Ijin 01/36/IO.RS/Kes/DPMPTSP/III/2017.
Kehadiran RS Pondok Indah (Bintaro Jaya) mendapat tanggapan positif dari
masyarakat luas khususnya daerah yang dekat dengan alamat RS Pondok Indah
(Bintaro Jaya) sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam melakukan berobat
ataupun mengecek kondisi kesehatannya. Hingga kini RS Pondok (Bintaro Jaya)
menjadi rumah sakit pilihan dan telah memiliki lebih dari ratusan pasien tiap harinya,
baik pasien lama (kunjungan berulang) maupun pasien baru. RS Pondok Indah (Bintaro
Jaya) selain memberikan pelayanan pasien secara individu juga melayani pasien
karyawan perusahaan dan klien perusahaan asuransi. Dibalik itu semua terdapat
kekurangan pada RS Pondok Indah (Bintaro Jaya) terutama dalam perekrutan
karyawannya yang terkadang banyak karyawan baru yang sama sekali jauh dari
kriteria yang diharapkan oleh perusahaan dikarenakan belum adanya sistem yang
ditetapkan dalam perekrutan karyawan. Maka dari itu perlu sistem yang mampu
mengurangi tingkat kesalahan dalam rekrutmen karyawan tersebut.
15
HEAD UNIT HEAD UNIT HEAD UNIT HEAD UNIT HEAD UNIT HEAD UNIT
MANAGER
BUSSINESS
MARKETING
MANAGER
NURSING
SERVICE
MANAGER
MEDICAL
SERVICE
MANAGER HR &
LEGAL
MANAGER CR &
CORP CS
MANAGER
PHARMACY
2.3.2 Struktur Organisasi dan Fungsinya
Struktur Organisasi adalah susunan sub-sub sistem dengan hubungan wewenang
dan tanggung jawab. Dalam organisasi terdapat struktur yang menerapkan bagaimana
tugas akan dibagi, berikut ini merupakan struktur organisasi pada RS Pondok Indah
(Bintaro Jaya) :
Sumber : www.rspondokindah.co.id
Gambar III.1 Struktur Organisasi RS Pondok Indah (Bintaro Jaya)
Adapun tugas dan wewenang masing- masing jabatan adalah:
1. CEO (Board of Management)
Orang yang ditunjuk dan dipilih untuk bersama-sama mengawasi kegiatan suatu
perusahaan atau organisasi.
2. COO (Chief Operating Officer)
Kepala petugas operating mengepalai beberapa divisi yaitu :
a. Manager Nursing Services
1) Penyusunan rencana kerja bidang keperawatan.
CHIEF EXECUTIVE OFFICER
(BOARD OF MANAGEMENT)
CHIEF OPERATION
OFFICER
MANAGER
F & A
HEAD UNIT
16
2) Pelaksanaan bimbingan asuhan dan pelayanan keperawatan.
3) Pelaksanaan peningkatan etika dan mutu keperawatan.
b. Manager Medical Services
1) Bertanggung jawab dalam penyusunan rencana kebutuhan sumber daya
dalam rangka penyelenggaraan medis, penunjang medis, dan pengendalian
mutu pelayanan medis.
2) Bertanggung jawab dalam pemantauan dan evaluasi medis, penunjang
medis, dan pengendalian mutu pelayanan medis.
c. Manager Pharmacy
1) Memastikan setiap aktivitas dan bahan-bahan pelatihan mempunyai benang
merah kebijakan-kebijakan organisatoris dan sesuai dengan undang-
undang, termasuk kesehatan dan keselamatan, hukum ketenaga- kerjaan dan
persamaan derajat I kesempatan (equal laws).
2) Memonitor dan melaporkan tentang aktivitas, biaya-biaya, kinerja, dll,
seperti diperlukan.
3) Secara konsisten dan terus menerus mengembangkanlah diri sendiri dan
memelihara pengetahuan di dalam bidang-bidang yang terkait.
d. Manager Customer Relation & Coorporate Cummunication, Service
Sebuah strategi yang diterapkan secara luas untuk mengelola perusahaan
interaksi dengan pelanggan, klien dan prospek penjualan. Ini melibatkan
penggunaan teknologi untuk mengatur, otomatis, dan sinkronisasi proses bisnis
terutama penjualan kegiatan, tetapi juga orang-orang untuk pemasaran, layanan
pelanggan , dan dukungan teknis.
17
e. Manager Bussiness Marketing & Customer Management
1) Mengidentifikasi karakteristik dari setiap pelanggan
2) Membuat model dari nilai setiap segmen pelanggan
3) Menciptakan strategi yang proaktif dan rencana pelaksanannya atau
metoda bisnisnya, yang dapat menjawab kebutuhan pelanggan,
dimulaidengan segmen pelanggan yang paling potensial
4) Mendesain ulang struktur perusahaan sepanjang diperlukan, proses kerja,
teknologi dan sistem penghargaan untuk pelanggan dalam rangka
mengimplementasikan strategi peningkatan hubungan dengan pelanggan.
f. Manager Finance and Accounting
1) Menyusun anggaran pendapatan belanja rumah sakit
2) Mengelola keuangan dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
g. Manager Human Resource & Legal
1) Bertanggung jawab untuk kesejahteraan staf organisasi.
2) Perekrutan, mempekerjakan staf, memproduksi deskripsi pekerjaan,
menempatkan iklan, bekerja sama dengan konsultan perekrutan, mengatur
wawancara dan menjalankan pusat-pusat penilaian.
h. Head Unit
1) Bertanggung jawab atas pekerjaan karyawan yang ada dibawahnya, dan
mengarahkan apa saja tugas karyawan tersebut.
2) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan
yang selanjutnya disampaikan kepada kepala bidang.