8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, pengalaman individu
itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hamalik (2011)
mengungkapkan belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk
mencapai tujuan . Belajar merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sadar
untuk memperoleh ketrampilan atau kompetensi tertentu melalui latihan dan
interaksi dengan lingkungan. Di dalam proses belajar, belajar terjadi secara
sengaja atau tidak sengaja. Seperti yang disampaikan oleh Suyono & Hariyanto
(2014) belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
mengokohkan kepribadian. Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan
pengetahuan (knowledge).
Belajar dimaknai sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang
meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan
perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan
berbagai jenis performance (kinerja). Menurut Sunaryo dalam Komalasari, (2011)
belajar merupakan suatu kegiatan di mana seseorang membuat atau menghasilkan
suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap,
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
9
dan keterampilan. Lebih lanjut Trianto (2011) menjelaskan bahwa belajar
bermakna merupakan suatu proses di mana seorang guru membantu siswa
menanamkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep pengetahuan awal yang
sudah dimilki siswa yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Pembelajaran
konsep membuat siswa dapat memahami dan membedakan benda-benda,
peristiwa atau kejadian yang ada dalam lingkungan sekitar.
Berdasarkan pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil dari perolehan dan
pengalaman individu yang didapatkan dari lingkungannya yang terjadi karena ada
usaha dari diri setiap individu.
2.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran yang sering juga disebut dengan belajar mengajar, sebagai
terjemahan dalam istilah “instructional” terdiri dari dua kata, belajar dan
mengajar. Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa
dalam proses transfer informasi,terdapat proses penyajian materi jika tidak ada
penyajian materi maka suatu pembelajaran tidak terarah. Menurut Triyanto
(2009), pembelajaran adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarah iteraksi siswa dengan sumber belajar lainya)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, maka
pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik,
dimana keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju
pada suatu target yang telah diterapkan sebelumnya.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
10
2.3 Model Pembelajaran Kreatif-Produktif
2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kreatif-Produktif
Kreativitas terkait menciptakan kemampuan yang baru sebagai
kemampuan untuk melihat hubungan yang baru antara unsur-unsur sudah
ada sebelumnya. Kreativitas terkait langsung dengan produktifitas dan
merupakan bagian dari esensial dalam pemecahan masalah. Menurut
Wena (2010) kreativitas terkait langsung dengan produktivitas dan
merupakan bagian esensial dalam pemecahan masalah. Kreativitas dan
produktivitas merupakan hal-hal yang saling berkaitan dan dalam proses
pembelajaran hal tersebut harus ditumbuhkan secara bersamaan.
Pembelajaran kreatif-produktif merupakan model yang dikembangkan
dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaran yang
diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
Pendekatan pembelajaran tersebut antara lain belajar aktif dan kreatif
(CBSA) yang juga dikenal dengan strategi inkuiri, pembelajaran
konstruktif, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif.
2.3.2 Model Pembelajaran Kreatif-Produktif
Pembelajaran kreatif-produktif merupakan model yang
dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaran
yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
Model pembelajaran ini diharapkan dapat menantang para siswa untuk
menghasilkan sesuatu yang kreatif sebagai re-kreasi atau pencerminan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
11
pemahaman. Strategi pembelajaran kreatif- produktif memiliki beberapa
karakteristik yang membedakannya dari pembelajran lainya. Sedangkan
menurut Zulkifli (2011) model pembelajaran kreatif-produktif merangsang
siswa untuk lancar dan luwes dalam berfikir, mampu melihat suatu
masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak
gagasan yang sangat menarik selama pembelajaran yang disertai usaha-
usaha yang dapat menciptakan suasana yang bermakna.
2.3.3 Karateristik Pembelajran Kreatif-Produktif
Pembelajaran kreatif-produktif memiliki beberapa karakteristik
yang membedakannya dengan pembelajaran lainnya. Menurut
Suryosubroto (2009) karakteristik pembelajaran kreatif produktif antara
lain sebagai berikut :
a. Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam
pembelajaran. Keterlibatan ini difasilitasi melalui pemberian
kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi dari konsep
bidang ilmu yang sedang dikaji serta menafsirkan hasil eksplorasi
tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk menjelajahi berbagai sumber
yang relevan dengan topik/konsep/masalah yang sedang dikaji.
Eksplorasi ini akan meningkatkan siswa melakukan interaksi dengan
lingkungan dan pengalamannya sendiri, sebagai media untuk
mengkonstruksi pengetahuan.
b. Siswa didorong untuk menemukan/mengkonstruksi sendiri konsep
yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
12
berbagai cara seperti observasi, diskusi atau percobaan.Cara ini,
konsep tidak ditransfer oleh guru kepada siswa, tetapi dibentuk
sendiri oleh siswa berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang terjadi ketika melakukan eksplorasi serta
interpretasi. Siswa didorong untuk memberikan makna dari
pengalamannya, sehingga pemahamannya terhadap fenomena yang
sedang dikaji menjadi meningkat. Disamping itu, siswa didorong
untuk memunculkan berbagai sudut pandang terhadap
topik/konsep/masalah yang sama, menggunakan argumentasi yang
relevan. Hal hal ini merupakan salah satu realisasi hakikat
konstruktiviance dalam pembelajaran.
c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab menyelesaikan
tugas bersama. Kesempatan ini diberikan melalui kegiatan
eksplorasi, interpretasi dan rekreasi. Disamping itu, siswa juga
mendapat kesempatan untuk membantu temannya dalam
menyelesaikan satu tugas. Kebersamaan, baik dalam eksplorasi,
interpretasi serta rekreasi dan pemajangan hasil merupakan arena
interaksi yang memperkaya pengalaman.
d. Pada dasarnya untuk menjadi kreatif seseorang harus bekerja keras,
berdedikasi tinggi, antusias, serta percaya diri. Konteks
pembelajaran, kreativitas dapat ditumbuhkan dengan menciptakan
suasana kelas yang memungkinkan siswa dan guru merasa bebas
mengkaji dan mengeksplorasi topik -topik penting kurikulum. Guru
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
13
mengajukan pertanyaan yang membuat siswa berpikir keras,
kemudian mengejar pendapat siswa tentang ide-ide besar dari
berbagai persepektif.
Menurut Black dalam Suryosubroto, (2009) guru juga mendorong
siswa untuk menunjukkan/mendemonstrasikan pemahamannya tentang
topik-topik penting dalam kurikulum menurut caranya sendiri. Dengan
mengacu kepada karakteristik tersebut, strategi pembelajaran kreatif-
produktif diasumsikan mampu memotivasi siswa dalam melaksanakan
berbagai kegiatan pembelajaran sehingga siswa merasa tertantang
menyelesaikan tugas-tugasnya secara kreatif.
2.3.4 Langkah-langkah Model Kreatif-Produktif
Dalam pelaksanaan pembelajaran, strategi kreatif-produktif harus
dilakukan dengan tahap-tahap tertentu. Terdapat 5 tahap strategi
pembelajaran kreatif produktif, yaitu (a) orientasi (b) eksplorasi (c)
interpretasi (d) re-kreasi (e) evaluasi. Suryosubroto (2009) dan Wena
(2010) merumuskan langkah-langkah kegiatan sebagai kreatif-produktif
sebagai berikut :
a. Orientasi
Pada kesempatan ini siswa di beri kesempatan untuk
mengungkapkan pendapat tentang langkah/cara kerja serta hasil
akhir yang di harapkan serta penilaian. Dalam tahap ini terjadi
negosiasi antara siswa dan guru tentang aspek-aspek tersebut,
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
14
namun pada akhirnya di harapkan terjadinya kesepakatan guru dan
siswa.
b. Eksplorasi
Dalam tahap ini siswa melakukan eksplorasi terhadap
masalah/konsep yang akan di kaji. Eksplorasi dapat di lakukan
dengan berbagai cara, seperti membaca, melakukan observasi,
wawancara, melakukan percobaaan, browsing lewat internet dan
sebagainya. Melalui kegiatan eksplorasi siswa akan di rangsang
untuk meningkatkan rasa ingin tahunya dan hal tersebut dapat
memacu kegiatan belajar selanjutnya.
c. Interprestasi
Dalam tahap ini kegiatan eksplorasi diinterprestasikan
melalui kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan
percobaan kembali. Tahap interprestasi sangat penting di lakukan
dalam kegiatan pembelajaran karena melalui tahap interprestasi
siswa di dorong untuk berpikir tingkat tinggi (analisis, sintesis dan
evaluasi) sehingga terbiasa dalam memecahkan masalah meninjau
dari berbagai aspek.
d. Re-kreasi
Dalam tahap ini siswa ditugaskan untuk menghasilkan
sesuatu yang mencerminkan pemahamannya terhadap konsep/
topik/ masalah yang di kaji menurut kajiannya masing-masing.
Rekreasi dapat di lakukan secara individual atau kelompok sesuai
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
15
dengan pilihan siswa. Hasil rekreasi merupakan produk kreatif
sehingga dapat dipersentasikan, dipajang atau ditindak lanjuti.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran dan ada
akhir pembelajaran. Selama proses pembelajaran evaluasi di
laksanakan dengan mengamati sikap dan kemampuan berpikir
siswa. Hal-hal yang di nilai dalam proses pembelajaran adalah
kesungguhan mengerjakan tugas, hasil eksplorasi, kemampuan
berpikir, kritis dan logis dalam memberikan pandangan/
argumentasi, kemampuan unutk bekerja sama. Sedangkan evaluasi
pada akhir pembelajaran adalah evaluasi terhadap produk kreatif
yang di hasilkan siswa.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
16
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabel 2.1 Kegitan guru dan siswa selama proses pembelajaran
menurut Wena (2010).
No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Orientasi Mengomunikasikan
tujuan, waktu, langkah
pembelajaran, hasil
yang diharapkan dan
penilaian.
Menanggapi/
mendiskusikan
langkah
pembelajaran, hasil
yang diharapkan dan
penilaian.
2. Eksplorasi Fasilitator, motivator,
mengarahkan dan
memberi bimbingan
belajar.
Membaca melakukan
observasi,wawancara
,melakukan
percobaan, browsing
lewat internet,dan
sebagaiya
3. Interpretasi Membimbing,
fasilitator,
mengarahkan
Analisis, diskusi,
tanya jawab,atau
berupa percobaan
kembali
4. Re-kreasi Membimbing,
mengarahkan,
memberi dororongan
menumbuh
kembangkan daya
cipta
Mengambil
keputusan,
mengasilkan sesuatu/
produk baru
5. Evaluasi Mengevaluasi,
member balikan
Mendiskusikan hasil
evaluasi
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
17
2.4 Pengertian Kemampuan Analisis Siswa
Kemampuan analisis merupakan kemampuan untuk menguraikan elemen,
unsur, faktor, dan sebab-sebab dari suatu fenomena. Kemampuan analisis
ditunjukan dengan mampunya menguraikan pengetahuan ke bagian-bagaian yang
lebih kecil dan mampu menunjukkan hubungan antar bagian tersebut. Anderson &
Krathwohl (2010) menyatakan bahwa kemampuan analisis siswa adalah
kemampuan siswa dalam menguraikan suatu informasi ke dalam unsur-unsur yang
lebih kecil untuk menentukan keterkaitan antar unsur. Kemampuan analisis ini
mencakup tiga proses yaitu siswa dapat mengurai unsur informasi yang relevan,
menentukan hubungan antara unsur yang relevan, dan menentukan sudut pandang
tentang tujuan dalam mempelajari suatu informasi.
Harsanto (2005) menyatakan bahwa kemampuan analisis siswa adalah
kemampuan siswa dalam menerangkan hubungan-hubungan yang ada dan
menkombinasikan unsur-unsur menjadi satu kesatuan. Sedangkan menurut
Kuswana (2012) kemampuan analisis artinya mampu memecah materi menjadi
bagian-bagian pokok dan mengambarkan bagaimana bagian-bagian tersebut,
dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan.
Kemampuan analisis ini dapat dibagi menjadi tiga subkatagori, yaitu analisis
tentang bagian-bagian, analisis tentang hubungan-hubungan, dan analisis tentang
prinsip-prinsip pengorganisasian.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
18
2.4.1 Pentingnya Kemampuan Analisis Siswa
Kemampuan analisis penting dimiliki siswa karena siswa akan
mampu mendudukan situasi, masalah, subjek, atau keputusan pada
pemeriksaan yang mendalam. Siswa yang memiliki kemampuan analisis
dapat menguji pernyataan berdasarkan standar objektif dan dapat
menemukan akar permasalahan. Siswa juga dapat menimbang dan
memutuskan atas dasar logika. Siswa dengan kemampuan analisis mampu
membedakan hasil pemikiran analisisnya dengan perasaan dan prasangka
yang ada pada dalam dirinya. Siswa yang memiliki kemampuan analisis
dapat tekun, jujur, empati dan mengakui keterbatasan diri atas
pengetahuan. Ciri ini mendorong pembelajaran diarahkan untuk melatih
berpikir analitis (pengambilan keputusan) bukan berpikir mekanistis
(rutin). Kemampuan analisis berada pada domain proses kognitif tingkat
empat, setelah mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasiskan
(C3). Kemampuan ini merupakan salah satu fokus tujuan dari pendidikan.
2.4.2 Cara Mengukur Kemampuan Analisis Siswa
Pengukuran kemampuan analisis siswa dapat diketahui melalui
Kata Kerja Operasional (KKO) taksonomi bloom memiliki karakteristik
dapat diukur, dievaluasi, dan dibuktikan. KKO keampuan analisis meliputi
: membandingkan, mempertentangkan, memisahkan, menghubungkan,
membuat diagram, menunjukan hubungan, dan mempertanyakan.
Anderson & Krathwohl (2010) mengemukakan juga bahwa kemampuan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
19
analisis diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu membedakan,
mengorganisasikan dan mengatribusikan.
2.5 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu
yang terjadi di diri seseorang. Hasil belajar berkaitan dengan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar yang berkaitan dengan
kemampuan kognitif, mencakup kemampuan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual (berfikir, mengetahui dan pemecahan masalah).
Sedangkan hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan psikomotorik
berkaitan dengan keterampilan (skill) dan kemampuan untuk bertindak setelah
siswa menerima pengalaman belajar tertentu Proses belajar mengajar selalu
berkaitan dengan siswa yaitu manusia yang belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi
menurut Dalyono (2005) dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: faktor
internal (faktor dari dalam diri peserta didik) dan faktor eksternal
(faktor dari luar peserta didik).
a. Faktor Internal
Faktor intern individu merupakan faktor yang paling penting dalam
pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam melakukan proses belajar,
semua kemampuan yang dimiliki individu dicurahkan untuk mencerna
materi yang akan dipelajari. Faktor yang berasal dari diri siswa sendiri
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
20
meliputi : a) kesehatan, b) Integelensi dan bakat, c) minat dan motifasi, d)
cara belajar
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal individu dapat dibagi menjadi tiga faktor yaitu
faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Ketiga faktor ini
satu sama lain memberikan warna tersendiri pada perkembangan individu,
terutama dalam kegiatan belajar. Beberapa faktor eksternal meliputi a)
lingkungan keluarga, b) lingkungan sekolah, c) lingkungan masyarakat .
2.6 Hakikat Pembelajaran Biologi
Pembelajaran merupakan usaha sengaja, terarah dan bertujuan agar orang
lain dapat memperoleh pengalaman yang bermakna . Pembelajaran biologi di
sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta proses pengembangan lebih lanjut
dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Menurut Hamalik (2010), bahwa
bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar
dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan
serasi bagi siswa.
Biologi sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan
ilmu-ilmu yang lain. Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang
mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya dari berbagai aspek persoalan dan
tingkat organisasinya. Menurut Sudjoko (2001), bahwa produk keilmuan biologi
berwujud kumpulan faktafakta maupun konsep-konsep sebagai hasil dari proses
keilmuan biologi.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
21
Proses pembelajaran biologi merupakan penciptaan situasi dan kondisi
yang kondusif sehingga terjadi interaksi antara subjek didik dengan objek
belajarnya yang berupa makhluk hidup dan segala aspek kehidupannya. Melalui
interaksi antara subjek didik dengan objek belajar dapat menyebabkan
perkembangan proses mental dan sensori motorik yang optimal pada diri siswa.
Mata pelajaran biologi di SMA merupakan kelanjutan IPA di SMP yang
menekankan pada fenomena alam dan penerapannya meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk
hidup, hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan
perubahan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
2. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ
tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konsep sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
3. Proses yang tejadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas,
evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4. Pembelajaran biologi di sekolah menengah juga harus memperhatikan
karakteristik perkembangan peserta didik yang sedang berada pada
periode operasi formal. Periode ini yang berkembang pada peserta didik
adalah kemampuan berpikir secara simbolis dan bisa memahami hal-hal
yang bersifat imajinatif (dari abstrak menuju konkrit). Dalam hal ini
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017
22
harus diperhatikan karena peserta didik mempunyai kemampuan
berpikir yang berbeda satu sama lain.
2.7 Penelitian Terkait
Menurut Rianawaty (2014) dalam jurnalnya bahwa model pembelajaran
kreatif-produktif dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar IPA siawa
kelas VIII SMP Negeri Magelang. Sementara Menurut Oya & Budiningsih (2014)
dalam jurnalnya bahwa model pembelajaran kreatif dan produktif dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran bahasa Indonesia di
kelas V SD Negeri Bhayangkara Yogyakarta.. Sedangkan Yennita (2009) model
pembelajaran kreatif-produktif dapat meningkatkan hasil belajar Fisika pada
aspek keterampilan psikomotor dan sosial siswa kelas X MAN 1Pekanbaru.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Orin Ratna Puspitasari, FKIP UMP, 2017