6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karies
1. Pengertian Karies
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu penyakit pada
jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum) yang disebabkan oleh
aktivitas suatu jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan.
Karies gigi ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi
yang diikuti oleh kerusakan bahan organiknya, sehingga mengakibatkan
terjadinya invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke
jaringan di sekitar akar gigi dan menyebabkan nyeri. (Kidd dan Bechal,
2012)
Menurut Brauer (Tarigan, 2011) karies adalah penyakit yang ditandai
dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure,
dan daerah interproximal) meluas ke arah pulpa. Sementara menurut
(Shuurs, 2010) karies gigi adalah suatu proses kronis yang dimulai
dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobal destruksi komponen organik dan akhirnya
terjadi kavitas atau pembentukan tulang.
7
a. Proses Terjadinya Karies
Makanan dari jenis tepung – tepungan seperti roti, ubi, nasi,
adalah makanan yang digolongkan dalam zat tepung atau karbohidrat.
Disebut juga zat gula sebab setelah dicerna di dalam usus akan
menjadi zat gula yang manis, yakni glukosa. Maka dari itu gula
sendiri dan semua makanan dari gula masuk ke kelompok karbohidrat
ini. Karbohidrat disebut juga hidrat arang, zat tepung atau zat gula.
Makanan jenis ini, bila terselip atau menempel di dalam permukaan
gigi, oleh kuman – kuman yang terdapat di dalam mulut akan
berubah menjadi asam. Caranya adalah dengan membubuhkan ke
dalam sisa makanan di permukaan gigi atau sela – sela gigi – gigi
tersebut dengan bahan – bahan yang dikeluarkan dari tubuh kuman.
Asam yang sudah terbentuk adalah bahan yang tajam dan mampu
membuat permukaan email menjadi lunak. Di atas permukaan email
yang dilunakkan tersebut, bakteri masuk ke email, sehingga
berlubang. Gigi berlubang seperti itu disebut karies gigi. Bila gigi
telah berlubang dibiarkan saja dan tidak dilakukan perwatan maka
akan meluas makin dalam. Gigi yang berlubang tidak bisa menjadi
utuh lagi, seperti jaringan lain yang lunak. Email tidak ada kapiler –
kapiler darahnya yang bisa mengirim zat – zat pembangun email.
Sekali berlubang akan tetap berlubang bahkan akan makin dalam.
(Ircham dan Asmar, 2005)
8
b. Penyebaran Karies
Menurut data Riskesdas seseorang yang mengalami karies dari
umur 3 tahun sampai lebih dari 65 tahun, ini menunjukkan bahwa
karies tidak memandang usia, baik usia tua, dewasa, remaja maupun
anak – anak bisa mengalami karies jika dari awal mereka tidak
melakukan kebersihan gigi dan mulut dengan cara yang benar.
2. Macam – Macam Karies pada Anak
a. Jenis karies gigi sulung berdasarkan proses terbentuknya karies:
Proses karies dapat dengan cepat dari email terus ke dentin terus ke
pulpa (karies akut). Ada juga yang prosesnya lambat (karies kronis)
dan ada juga yang berhenti (karies terhenti = arrasted), dan juga
kadang – kadang setelah terhenti kemudian timbul lagi (karies
intermitten).
b. Jenis karies gigi sulung berdasarkan penyebarannya di seluruh gigi
dalam mulut. Klasifikasi karies gigi sulung:
Kelas 1 : ada karies di gigi molar sulung
Kelas 2 : ada karies di gigi insisivus dan gigi kaninus atas
Kelas 3 : ada karies di gigi insisivus, gigi kaninus atas dan di gigi
molar
Kelas 4 : ada karies di gigi insisivus dan gigi kaninus bawah tanpa
atau dengan karies di gigi yang lain.
9
c. Jenis karies gigi sulung berdasarkan lokasi kariesnya:
Berdasarkan lokasi karies dapat dengan mudah diketahui berapa
permukaan yang terkena (satu atau lebih permukaan), juga dapat
diketahui di mana letak kariesnya (bukal, oklusal, atau permukaan
lain). Luas dan letak permukaan gigi yang karies menentukan jenis
perawatan, antara lain menentukan jenis restorasi yang akan dipilih
sesuai dengan kariesnya.
d. Jenis karies gigi sulung berdasarkan kedalaman karies:
Pada anak – anak diagnosis gigi dapat dilakukan berdasarkan
penyakit kariesnya (berdasarkan dalamnya kerusakan yang terjadi).
Kedalaman karies yang terjadi dapat hanya pada email, mencapai
dentin, mencapai pulpa, atau karies sudah mengenai akar.
e. Jenis karies berdasarkan keganasan dan perluasannya:
Ada tiga macam karies menurut keganasan dan perluasannya yaitu
karies biasa, karies botol, dan karies rampan. (Harun Achmad, 2015)
3. Pengertian Rampan Karies
Karies rampan adalah karies yang terjadi sangat cepat, mengenai
beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak rewel.
Karies ini sering ditemukan pada anak usia dibawah 5 tahun dengan
penyebaran yang tertinggi pada anak usia tiga tahun. Karies rampan
sering menimbulkan masalah dan yang paling sering dialami oleh anak
yaitu adanya rasa sakit. Adanya rasa sakit mengakibatkan anak sering
10
kali menangis atau rewel yang tidak menentu waktunya. Apabila terjadi
demikian perlu segera melakukan pemeriksaan gigi dan mulutnya.
(Heriandi Sutadi, 2002)
Karakteristik karies rampan adalah terkenanya permukaan proksimal
gigi insisvus bawah dan yang berkembang hingga mengenai daerah
servikal. Proses karies rampan adalah sama dengan proses karies biasa,
hanya terjadinya lebih cepat. Banyak ahli menghubungkan karies rampan
ini dengan kondisi anak sendiri, yaitu email gigi sulung lebih tipis,
strukturnya yang kurang solid, morfologi gigi yang lebih tidak beraturan,
dan kontak antar gigi yang merupakan kontak bidang yang lebih luas.
Keadaan saliva juga dihubungkan dengan karies rampan. Selain itu anak
lebih sering makan makanan serta minuman yang bersifat kariogenik,
yang akan mempermudah terjadinya karies rampan. (Harun Achmad,
2015)
4. Tahap Perkembangan Rampan Karies
Karies pada anak balita / ECC (Early Childhood Caries) adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan karies gigi yang terlihat
pada gigi susu anak – anak. Umumnya karies pada balita berhubungan
dengan prevalensi konsumsi minuman yang mengandung gula atau
penggunaan dot. (Harun Achmad, 2015)
Berdasarkan perkembangannya, ECC dibagi menjadi 4 stadium yaitu :
11
a. Stadium Inisial
Stadium inisial dikarakteristikkan dengan adanya lesi
demineralisasi yang opak seperti kapur pada permukaan gigi
insisivus sulung maksila ketika anak berusia 10 – 20 bulan atau
kadang lebih muda. Pada stadium ini, lesi bersifat reversibel tetapi
sering terabaikan oleh orang tua maupun dokter gigi saat memeriksa
rongga mulut anak. Garis putih yang khas dapat dilihat pada bagian
servikal permukaan labial dan palatal gigi insisivus maksila, dapat
didiagnosa setelah gigi yang terlibat dikeringkan.
Gambar 1. ECC Stadium inisial
Sumber: repository.usu.ac.id
b. Stadium Kedua
Stadium kedua berlangsung ketika anak berusia antara 16 – 24
bulan. Bagian dentin ikut terlibat ketika lesi putih pada gigi insisivus
berkembang dengan cepat. Pada stadium ini, anak mulai mengeluh
terjadinya hipersensitifitas terhadap rasa dingin. Dentin terekspos
dan berwarna kuning serta konsistensinya lunak. Orang tua
12
terkadang sadar akan perubahan warna gigi anak dan menjadi
perhatian. Pada gigi molar sulung maksila terlihat lesi inisial pada
bagian servikal, proksimal dan oklusal.
Gambar 2. Karies Labial (stadium 1 dan 2)
Sumber: repository.usu.ac.id
c. Stadium Ketiga
Stadium ketiga mulai berlangsung ketika anak berusia antara
20 – 36 bulan, dengan gambaran yang khas yaitu lesi yang besar dan
dalam pada gigi insisivus maksila serta terjadi iritasi pulpa. Anak
mengeluh sakit ketika mengunyah atau saat menyikat gigi. Anak
juga mengeluh rasa sakit spontan pada malam hari. Saat tahap ini
terjadi, pada gigi molar sulung maksila berlangsung ECC stadium 2
dan pada gigi molar sulung mandibula dan kaninus maksila
berlangsung ECC stadium 1.
13
Gambar 3. ECC Stadium 3
Sumber: ejournal.unsrat.ac.id
d. Stadium Keempat
Stadium keempat mulai berlangsung ketika anak berusia antara
30 – 48 bulan. Gambaran karakteristik pada stadium ini yaitu adanya
fraktur koronal gigi anterior maksila sebagai akibat destruksi
amelodentinal. Pada stadium ini, gigi sulung anterior maksila
biasanya nekrosis dan gigi molar sulung maksila berlangsung ECC
stadium 3. Gigi molar dua dan kaninus maksila serta molar satu
mandibula berlangsung ECC stadium 2. Beberapa anak menderita
tetapi tidak dapat mengekspresikan keluhan sakit gigi mereka.
Mereka mengalami gangguan tidur dan menolak untuk makan.
14
Gambar 4. ECC Stadium 4
Sumber: saveig.org
5. Faktor - Faktor Penyebab Rampan Karies
Terdapat berbagai faktor penyebab karies rampan, tetapi faktor
utama ialah sering mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik
dengan kandungan sukrosa sangat tinggi. Bakteri tertentu dapat
meraragikan sukrosa dan membentuk asam sehingga pH plak akan
menurun sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang
berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi
permukaan gigi yang rentan dan proses karies rampan dimulai.
Karies merupakan suatu penyakit multifaktorial karena mencakup
empat faktor yang memengaruhi, yaitu: faktor gigi, mikroorganisme
(bakteri), substrat, dan waktu. Umumnya karies rampan terjadi karena
dipengaruhi oleh keempat faktor penyebab karies yang utama, namun
terdapat juga beberapa faktor penunjang karies rampan, yaitu: kebersihan
mulut, faktor psikologis, faktor sistemik, dan faktor herediter.
15
Karies rampan sering menimbulkan masalah dan yang tersering
dialami oleh anak yaitu adanya rasa nyeri. Kesulitan makan dapat
menyebabkan asupan nutrisi yang kurang. Adanya kavitas akibatnya
terjadinya karies merupakan tempat tumbuh suburnya bakteri. Berbagai
macam bakteri akan berkumpul sehingga merupakan fokus infeksi untuk
bagian tubuh lainya. Selain itu, akibat karies rampan mulut berbau tidak
enak karena adanya plak dan debris makanan yang ditumbuhi bakteri.
6. Pencegahan Rampan Karies
Tindakan pencegahan dan perawatan karies rampan dilakukan untuk
mencegah terinfeksinya gigi anak dari bakteri kariostat pada saat anak
mengonsumsi makanan kariogenik yang tinggi kandungan sukrosan.
Menurut Rohaeni, pencegahan karies rampan dilakukan bila gigi susu
anak telah erupsi agar diperoleh suatu kesehatan gigi dan mulut yang
optimal dengan cara memerhatikan diet makanan anak yaitu mengurangi
konsumsi makanan kariogenik yang merupakan penyebab utama
terjadinya karies rampan.
a. Pencegahan karies rampan menurut Syaifudin:
1) Setelah makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih.
Bersihkan atau sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi.
Bersihkan dan pijat gusi pada area yang ompong dan mulai
16
flossing semua gigi anak yang telah erupsi, biasanya pada usia 2
- 2,5 tahun.
2) Jangan membiarkan anak tertidur dengan minum melalui botol
yang berisi susu formula atau jus buah atau larutan yang manis.
3) Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang
regular pada malam hari atau hingga tertidur, berilah anak dot
bersih yang direkomendasikan oleh dokter gigi atau dokter anak.
4) Jika air yang diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride,
tanyakan dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.
5) Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran
secara teratur. Jika anak mempunyai masalah dengan giginya,
segera periksakan ke dokter gigi.
b. Pencegahan karies menurut Rohaeni :
1) Pemilihan diet
Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari
oleh individu. Diet merupakan salah satu faktor utama permulaan
perkembangan karies sehingga pemilihan diet penting untuk
diperhatikan. Orang tua terutama ibu harus mencatat kuantitas
dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi anak
sewaktu dan diantara jam makan. Diet vitamin dalam bentuk
suplemen dan obat mulut juga harus dicatat. Orang tua
17
dianjurkan untuk mengurangi frekuensi gula bagi anak – anak
terutama diantara jam makan.
2) Instruksi kebersihan mulut
Perawatan gigi anak sejak dini sangat penting untuk menghindari
proses kerusakan gigi, seperti karies rampan. Salah satu upaya
dapat dilakukan agar dapat menghindari terjadinya karies rampan
yaitu menjaga kebersihan mulut. Cara paling mudah dan umum
dilakukan ialah dengan menyikat gigi secara teratur dan benar
hal tersebut merupakan usulan yang dapat dilakukan secara
pribadi.
3) Perawatan dengan fluor
Fluor diperoleh dari alam atau dari bentuk sediaan. Sumber fluor
alami yaitu air sumur, air kali, garam, ikan, dll. Dalam bidang
kedokteran gigi, penggunaan fluor untuk pencegahan karies yaitu
penggunaan secara lokal dan sistemik. Fluor masuk secara oral
sehingga mempunyai efek topikal pada gigi. Penggunaan fluor
secara sistemik yaitu untuk mencapai permukaan email melalui
proses pencernaan. Cara ini berefek sejak saat sebelum erupsi
dan sesudah erupsi. Penggunaannya melalui air minum (PAM),
tablet, dan obat tetes.
18
7. Perawatan Rampan Karies
Tindakan yang dilakukan pada kunjungan pertama ialah
menghilangkan rasa nyeri yang dapat dilakukan penumpatan sementara
dengan obat – obatan yang diberikan pada kavitas. Pemberian obat dapat
dilakukan secara lokal maupun oral. Pemberian obat secara lokal
dilakukan langsung dengan zinc oxide eugenol, sedangkan pemberian
secara oral yaitu obat – obatan sedativ dan analgesik. Obat ini diberikan
terutama pada nyeri yang telah lanjut, dan bermanfaat untuk mencegah
pertumbuhan bakteri penyebab karies. Bila rasa nyeri telah hilang, maka
perawatan dapat dilanjutkan.
Dalam pengendalian karies, perawatan karies rampan harus
dilakukan secara sistematis dan komprehensif serta sesuai dengan prinsip
pencegahan dan perawatan secara menyeluruh. Hal selanjutnya yang
dilakukan dalam perawatan ialah mengurangi aktivitas bakteri untuk
menghentikan karies, dan mencegah penjalaran yang cepat ke arah pulpa
untuk mengurangi perkembangbiakan bakteri serta adanya bau mulut.
Juga perlu dilakukan oral profilaksis dengan cara menyikat gigi secara
benar dan teratur.
Dalam melakukan perawatan perlu diperhatikan penanggulangan
tingkah laku anak yang memang memerlukan keahlian tersendiri. Pada
prinsipnya penanggulangan tingkah laku dapat dilakukan dengan
melakukan pendekatan yang bersahabat sehingga tidak terkesan bahwa
dokter gigi itu akan menyakiti. Dalam melakukan perawatan khusus pada
19
penderita karies rampan yang umumnya masih sangat muda, harus
dihindarkan kesan nyeri. Bila melakukan perawatan pilih pertama yang
tidak menyakitkan atau bahkan yang dapat menyenangkan hati anak.
Perawatan harus sesingkat mungkin agar anak tidak bosan. Selain itu
pula perlu dipersiapkan teknik atau cara untuk meningkatkan motivasi
anak selama perawatan. (Ni Wayan Mariati, 2015)
B. Tahap Perkembangan Gigi Anak
Umumnya bayi mulai tumbuh giginya ketika berumur 6 bulan. Tetapi ada
kalanya ada yang tumbuh erupsi pada usia 9 bulan. Gigi yang pertama kali
tumbuh adalah dua gigi seri pertama bawah kemudian disusul dua gigi seri
atas. Setelah itu dua gigi seri sampingnya atas dan bawah. Gigi geraham
pertama lebih dulu tumbuhnya daripada gigi taring.
Gigi rahang atas:
- Gigi seri pertama tumbuh umur 7 – 8 bulan
- Gigi seri kedua tumbuh umur 8 – 9 bulan
- Gigi taring tumbuh umur 16 – 18 bulan
- Gigi geraham pertama tumbuh umur 12 – 14 bulan
- Gigi geraham kedua tumbuh umur 20 – 30 bulan
20
Gigi rahang bawah :
- Gigi seri pertama tumbuh umur 6 – 7 bulan
- Gigi seri kedua tumbuh umur 8 – 9 bulan
- Gigi taring tumbuh umur 14 – 16 bulan
- Gigi geraham pertama tumbuh umur 12 – 14 bulan
- Gigi geraham kedua tumbuh umur 20 – 30 bulan
Pada umur 2½ - 3 tahun maka lengkaplah gigi sulung itu sebanyak 20
buah. Dengan demikian sejak umur ini anak tersebut sudah siap mengunyah
makanan dengan sempurna. Jadi munculnya gigi didalam mulut itu tidak
beraturan, tetapi berselang – seling sesuai dengan fungsi dari gigi itu sendiri
terhadap pencernaan dalam pengunyahan sesuai dengan usia bayi atau anak
terhadap kemampuan seluruh alat pencernaan terhadap sifat kekerasan bahan
makanan yang dimakan. Gigi sulung tersebut akan bertahan sampai umur 6
tahun. Sesuai dengan kemampuan alat pencernaan dan makanan anak yang
makin meningkat maka sejak umur 6 tahun mulai terjadi pergantian –
pergantian gigi dari gigi sulung ke gigi dewasa. (Ircham dan Asmar, 2005)
C. Penilaian Rampan Karies
Menurut Broderick et. al, (2009), mengategorikan rampan karies dalam
4 kelompok, yaitu:
21
a. Tipe I (Minimal)
Minimal Karies terdapat pada dua permukaan gigi anterior rahang
atas dan tidak terdapat pada permukaan gigi posterior.
b. Tipe II (Mild)
Mild Karies terdapat pada lebih dari dua permukaan gigi rahang atas
anterior dan karies tidak ditemukan pada gigi posterior.
c. Tipe III (Moderate)
Moderate pada dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas
menderita karies dan ditemukan satu atau lebih gigi posterior
menderita karies.
d. Tipe IV (Severe)
Severe pada dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas
menderita karies, ditemukan satu atau lebih gigi dengan pulpa
terbuka, dan karies telah terlihat pada gigi anterior rahang bawah.
Cara melakukan pemeriksaan rampan karies yaitu anak diperiksa
semua giginya dan dilihat tipe rampan karies berapakah anak tersebut, jika
semua anak sudah di periksa maka hasil dikelompokkan dengan tipe I
sampai IV kemudian dipersentasekan dan kemudian dapat diketahui
hasilnya.
D. Balita
Adapun pengertian balita yaitu Bawah Lima Tahun atau sering
disingkat sebagai Balita merupakan periode usia manusia setelah bayi dengan
22
rentang usia dimulai dari dua sampai dengan lima tahun atau biasa digunakan
perhitungan bulan yaitu usia 24 – 60 bulan. Periode usia ini disebut juga
sebagai usia prasekolah. Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal
balita. Hal ini terjadi karena balita menggunakan banyak energi untuk
bergerak. (Wikipedia 2016)
Balita adalah kelompok anak yang berumur di bawah 5 tahun.
Kelompok anak ini menjadi istimewa karena menuntut curahan perhatian
yang intensif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya.
Lima tahun pertama dari kehidupan seorang manusia adalah fondasi bagi
seluruh kehidupannya di dunia. Sumber daya manusia yang berkualitas, baik
fisik, psikis maupun intelegensinya, berawal dari balita yang sehat. (Wita
Lestari, 1996)
1. Masa perkembangan fisik balita
a. Tinggi: Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata tiga inci.
Pada usia enam tahun tinggi anak rata-rata 118 cm.
b. Berat: Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata 1,3 kg
sampai 2,2 kg. Pada usia enam tahun kurang lebih tujuh kali berat
pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata 22 kg dan laki-laki 22,2
kg.
c. Perbandingan tubuh: Penampilan bayi tidak tampak lagi. Wajah tetap
kecil tetapi dagu tampak jelas dan leher lebih memanjang. Gumpalan
tubuh berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan
23
perut yang rata, dan dada yang lebih bidang, bahu lebih luas dan
persegi, lengan dan kaki lebih panjang dan lurus, tangan dan kaki
lebih besar.
d. Postur tubuh: Perbedaan dalam tubuh pertama kali tampak jelas pada
awal masa kanak-kanak, ada yang postur tubuhnya gemuk lembek
(endomorfik), ada yang kuat berotot (mesomorfik), ada yang relatif
kurus (ektomorfik)
e. Tulang dan otot: Tingkat pergeseran otot bervariasi pada bagian
tubuh mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih
besar, berat dan kuat, sehingga anak tampak lebih kurus meskipun
beratnya bertambah
f. Lemak: Anak yang cenderung bertubuh endomorfik lebih banyak
jaringan lemaknya dari pada jaringan ototnya sedangkan mesomorfik
sebaliknya dan yang bertubuh ektomorfik mempunyai otot yang kecil
dan sedikit jaringan lemak
g. Gigi: Selama empat sampai enam bulan pertama dari awal masa
kanak-kanak, empat gigi bayi terakhir geraham belakang muncul.
Selama setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal digantikan
oleh gigi tetap. Yang pertama lepas adalah gigi bayi yang pertama
kali tumbuh yaitu gigi seri tengah. Bila masa anak – anak berakhir,
pada umumnya bayi memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan
beberapa celah di mana gigi tetap akan muncul.
24
2. Masa perkembangan kognitif balita
a. Anak 1 tahun
Pada usia ini anak mulai dapat menarik kesimpulan dan membuat
asosiasi untuk menemukan solusi atas berbagai masalah yang
dihadapi. Pada usia ini Perilaku meniru biasanya mendominasi proses
belajar. Anak tidak lagi memegang barang – barang di sekitarnya
secara acak, seperti yang dilakukannya di tahun pertama. Misalnya
menggunakan sisir untuk rambutnya, mengoceh lewat telepon dan
memutar kemudi mobil mainan.
b. Anak 2 tahun
Pada usia ini, anak mampu mengenali bayangannya sendiri di cermin,
mengatakan nama sendiri atau nama panggilan lain yang sering
disebut. Anak akan mulai menyortir objek dan membedakannya
menjadi beberapa kelompok, misalnya mobil dan hewan. Dan dapat
mengomunikasikan apa yang mereka lakukan dengan menggunakan
kata – kata dasar dan suka meniru tindakan orang dewasa.
c. Anak 3 tahun
Anak berumur 3 tahun mulai memahami konsep waktu dan mampu
membedakan antara sekarang, segera dan nanti. Anak mulai
mengurutkan objek berdasarkan satu ciri seperti bentuk, ukuran atau
warna. Anak bisa menunjukkan dengan jari – jari saat ditanya
mengenai umurnya. Pada usia ini anak sudah memiliki konsentrasi
yang lebih baik, meski terkadang masih dapat mudah terganggu.
25
d. Anak 4 tahun
Pada usia ini, keterampilan memecahkan masalah menjadi lebih
efektif. Misalnya mulai dapat melakukan hipotesis, menguji,
menganalisis dan mengevaluasi setiap tugas yang ada. Anak akan
mulai merencanakan dan berpikir ke depan, juga melakukan sesuatu
untuk tujuan tertentu. Keterampilan komunikasinya juga meningkat,
karena sekarang dapat mengingat lebih banyak kata yang mampu
untuk mengomunikasikan perasaan dan emosi. Dan sekarang bisa
megikuti aktivitas dengan peraturan, misalnya permainan kartu dan
permainan sederhana lain yang memerlukan giliran, kesabaran dan
kerja sama.
e. Anak 5 tahun
Masa prasekolah adalah dimana anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat, terutama pada kemampuan berpikirnya.
Anak yang penasaran dan ingin tahu lebih mampu melakukan
percakapan. Kosa katanya berkembang seiring dengan proses
berpikirnya. Serta anak tidak hanya bisa menjawab pertanyaan
sederhana dengan mudah dan logis, tapi juga bisa mengekspresikan
perasaan dengan lebih baik. Sebagian besar anak di usia ini
menikmati bernyanyi, berirama, dan menyusun kata – kata. Biasanya
si anak juga bisa menghitung 10 atau lebih objek, mengenali
setidaknya 4 warna dan 3 bentuk, mengenali huruf dan akan mencoba
menuliskan.
26
E. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah gambaran atau batasan – batasan tentang teori –
teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan
mengenai variabel – variabel permasalahan yang akan diteliti (Mardalis,
2004)
Sumber: (Harun Achmad, 2015), (Heriandi Sutadi, 2002), (Broderick et. al, 2009)
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan suatu uraian dan visualisasi hubungan
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara
variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang akan
diteliti. (Notoatmodjo, 2010).
Karies Botol Karies Biasa Karies Rampan
Gambaran Rampan
Karies
Menggambarkan karies
pada gigi insisivus
balita yang mengenai
semua permukaan gigi.
Perkembangan Karies
Rampan
1. Tipe I
2. Tipe II
3. Tipe III
4. Tipe IV
Karies
Pada Anak
Balita
27
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan:
: variabel tunggal: penderita rampan karies
G. Definisi Operasional
Tabel 2.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Rampan
Karies
Merupakan
karies dengan
bentuk yang
khas pada
seluruh
permukaan gigi
pada anak
dibawah umur 5
tahun
Melalui
pemeriksa
an
langsung
terhadap
obyek
peneliti
pada saat
penelitian
Kaca
mulut,
sonde,
pinset,
excavator
(alat OD)
a.Tipe I
(Minimal)
Minimal Karies
terdapat pada dua
permukaan gigi
anterior rahang
atas dan tidak
terdapat pada
permukaan gigi
posterior.
Ordinal
Rampan Karies pada
Balita
28
dilakukan b.Tipe II (Mild)
Mild Karies
terdapat pada
lebih dari dua
permukaan gigi
rahang atas
anterior dan
karies tidak
ditemukan pada
gigi posterior.
c.Tipe III
(Moderate)
Moderate pada
dua atau lebih
permukaan gigi
anterior rahang
atas menderita
karies dan
ditemukan satu
atau lebih gigi
posterior
menderita karies.
d.Tipe IV
(Severe)
Severe pada dua
atau lebih
29
permukaan gigi
anterior rahang
atas menderita
karies, ditemukan
satu atau lebih
gigi dengan pulpa
terbuka, dan
karies telah
terlihat pada gigi
anterior rahang
bawah.
30