7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Kinerja
Menurut Mangkuprawira (2011:21) kinerja merupakan kesediaan
seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil
seperti yang diharapkan, hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang atau
tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan
dengan moral atau etika.
Menurut Mangkunegara (2012:9) bahwa kinerja karyawan (prestasi
kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan, kinerja merupakan
hasil prestasi kerja yang dicapai secara kualitas dan kuantitas dari
karyawan maupun kelompok dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya serta semakin baik mutu kinerja
karyawan maka semakin tinggi produktivitas kerja dan karirnya.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
8
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja
menurut Mangkunegara (2010:13), adalah sebagai berikut:
a. Faktor kemampuan (ability)
Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi ( IQ )
dan kemampuan relity (knowledge + skill). Artinya, pemimpin dan
karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110–120) apalagi IQ
superior, very superior, giften dan genius dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan
sehari hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.
b. Faktor Motivasi (motivation)
Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan
terhadap situasi kerja ( situation ) di lingkungan organisasinya. Mereka
yang bersikap positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukan
motivasi kerja yang tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap
negative terhadap situasi kerjanya maka akan menunjukan motivasi
kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain
hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola
kepemimpinan dan kondisi kerja.
3. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki mereka
yang tidak melakukan tugasnya dengan baik didalam organisasi.Banyak
organisasi berusaha mencapai sasaran suatu kedudukan yangterbaik dan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
9
terpercaya dalam bidangnya. Untuk itu sangat tergantung dari para
pelaksanaannya, yaitu para karyawan agar mereka mencapai sasaran yang
telah ditetapkan oleh organisasi dalam corporate planning-nya
(Mangkunegara, 2012:12).
Kinerja karyawan (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya(Mangkunegara,2012:9).
Berdasarkan pendapat diatas maka penulis menarik kesimpulan
bahwa penilaian kinerja adalah salah satu kebijakan dalam perusahaan
yang menilai karyawan baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga
dapat mengevaluasi hasil pekerjaannya dalam mencapai tujuan untuk
meningkatkan kinerja karyawan.
4. Metode Pengukuran Kinerja
Terdapat beberapa metode dalam menilai kinerja sebagaimana
diungkapkan oleh (Mondy dan Noe dalam, Widodo 2015:147), yaitu:
a. Rating Scales, menilai kinerja pegawai dengan menggunakan skala
untuk mengukur faktor-faktor kinerja (performance factor). Misalmya
dalam mengukur tingkat inisiatif dan tanggungjawab karyawan.
b. Critical Incidents, metode ini penilai harus menyimpan catatan tertulis
tentang tindakan-tindakan atau perilaku kerja yang sangat positif (high
favorable) dan perilaku kerja yang sangat negative (high unfavorable)
selama periode penilaian.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
10
c. Essay, metode ini cenderung lebih memusatkan perhatian pada
perilaku ekstream dalam tugas-tugas karyawan dari pada pekerjaan
atau kinerja rutin yang mereka lakukan dari hari ke hari. Penilaian ini
sangat tergantung kepada kemampuan menulis seorang penilai.
d. Work Standard, metode ini membandingkan kinerja setiap karyawan
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya atau dengan tingkat
keluaran yang diharapkan.
e. Ranking, penilai menempatkan seluruh pekerja dalam satu kelompok
sesuai dengan peringkat yang disusun berdasarkan kinerja secara
keseluruhan. Contohnya, pekerja terbaik dalam satu bagian diberi
peringkat paling tinggi dan pekerja yang paling buruk prestasinya
diletakan diperingkat paling bawah.
f. Forced Distribution, penilai harus memasukan individu dari kelompok
kerja ke dalam sejumlah kategori yang serupa dengan seluruh
distribusi frekuensi normal.
g. Behaviourally Anchored Rating Scales (BARS), Evaluator menilai
pegawai berdasarkan beberapa jenis perilaku kerja yang mencerminkan
dimensi kinerja dan membuat skalanya.
5. Indikator Kinerja
Menurut Kasmir (2016:208) untuk mengukur kinerja karyawan
dapat digunakan indikator kerja sebagai berikut:
a. Kualitas (umum)
Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan melihat kualitas (mutu)
dari pekerjaan yang dihasilkan melalui suatu proses tertentu. Dengan
kata lain bahwa kualitas merupakan suatu tingkatan dimana proses
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
11
atau hasil dari penyelesaian suatu kegiatan mendekati titik
kesempurnaan.
b. Kuantitas (jumlah)
Kuantitas merupakan produksi yang dihasilkan dapat ditunjukan dalam
bentuk satuan mata uang, jumlah unit, atau jumlah siklus kegiatan
yang diselesaikan.
c. Waktu (jangka waktu)
Untuk jenis pekerjaan tertentu diberikan batas waktu dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Artinya ada pekerjaan batas waktu
minimal dan maksimal yang harus dipenuhi. Jika melanggar atau tidak
memenuhi ketentuan waktu tersebut maka dapat dianggap kinerjanya
kurang baik, demikian pula sebaliknya.
d. Penekanan biaya
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sudah dianggarkan sebelum
aktivitas dijalankan. Artinya dengan biaya yang sudah dianggarkan
tersebut merupakansebagai acuan agar tidak melebihi dari yang sudah
dianggarkan. Jika pengeluaran biaya melebihi anggaran yang telah
ditetapkan maka akan terjadi pemborosan, sehingga kinerjanya
dianggap kurang baik demikian pula sebaliknya.
e. Pengawasan
Pada dasarnya situasi dan kondisi selalu berubah dari keadaan yang
baik menjadi tidak baik dan sebaliknya. Oleh karena itu, setiap
pekerjaan memerlukan pengawasan sehingga tidak melenceng dari
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
12
yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan maka setiap
pekerjaan akan menghasilkan kinerja yang baik.
f. Hubungan antar karyawan
Dalam hubungan ini diukur apakah seorang karyawan mampu untuk
mengembangkan perasaan saling menghargai, niat biak dan kerja sama
antar karyawan yang satu dengan karyawan yang lain. Hubungan
antarperorangan akan menciptakan suasana yang nyaman dan kerja
sama yang memungkinkan satu sama lain saling mendukung untuk
menghasilkan aktivitas pekerjaan yang lebih baik.
B. Gaya Kepemimpinan Demokratis
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka
memepengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan yang memang diinginkan bersama. Yang penting dalam hal adalah
bagaimana caranya agar aktifitas kelompok tersebut benar-benar
memberikan kepuasan dan kebahagiaan kepada kelompok itu sendiri dan
masyarakat yang luas. Kepemimpinan yang baik perlu dikembangkan dan
dipelihara sebaik-baiknya, karena manajemen yang berhasil bersumber
atau bergantung pada adanya kepemimpinan yang baik (Martoyo,
2007:192).
Gaya kepemimpinan demokratis yaitu gaya kepemimpinan yang
dikenal pula sebagai gaya partisipatif. Gaya ini berasumsi bahwa para
anggota organisasi yang ambil bagian secara pribadi dalam proses
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
13
pengambilan keputusan akan lebih memungkinkan sebagai suatu akibat
mempunyai komitmen yang jauh lebih besar pada sasaran dan tujuan
organisasi (Pasolong, 2008:46).
Gaya kepemimpinan demokratis adalah pemimpin ini
menitikberatkan pada partisipasi kelompok dengan memanfaatkan
pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat kelompok.Inisiatif dari
kelompok sangat dianjurkan oleh pemimpin tipe ini. Kegagalan
kepemimpinan dari pemimpin tipe ini adalah apabila anggota kelompok
tidak cakap dan kurang tergerak bekerja sama (Martoyo, 2007:200).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulakn bahwa gaya
kepemimpinan demokratis merupakan pemimpin yang menitikberatkan
partisipasi kelompok dengan memanfaatkan pandangan atau kelompok
dalam pengambilan keputusan pada suatu tujuan organisasi atau
perusahaan dan tipe pemimpin ini dapat mengalami kegagalan jika kurang
cakap dan tergerak untuk bekerja sama.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan
Kepemimpinan https://dayensobarna.wordpress.com
a. Moril
Moril adalah keadaan jiwa atau emosi seseorang yang
mempengaruhi kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan
mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas perorangan maupun organisasi.
b. Disiplin
Disiplin adalah ketaatan tanpa ragu-ragu dan patuh terhadap
perintah atau petunjuk serta peraturan yang berlaku.Disiplin yang
terbaik adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
14
c. Jiwa korsa
Jiwa korsa adalah loyalitas kebanggaan atau antusiasme yang
tertanam pada anggota termasuk pimpinan terhadap
organisasinya.Dalam suatu organisasi yang mempunyai korsa yang
tinggi rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipindahkan oleh semangat
organisasi.
d. kecakapan
Kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas dengan
hasil yang baik, waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan
sarana yang seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib.
Kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari pendidikan,
pelatihan, inisiatif, dan pengembangan pribadi serta pengalaman tugas.
3. Teori Kepemimpinan
Menurut Indrawijaya dalam Rivai (2014:6) teori kepemimpinan
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Teori Sifat (traits theory)
Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi
pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang lebih dari pada
yang dipimpin. Disamping memiliki kelebihan pada ratio, rohaniah,
dan badaniah, seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat yang
positif, misalnya adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh
inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif, komunikatif dan
kreatif.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
15
b. Teori Situasional
Menyatakan bahwa beberapa variabel situasional mempunyai
pengaruh terhadap peranan kepemimpinan, kecakapan, dan
perilakunya termasuk pelaksanaan kerja dan kepuasan para
pengikutnya. Beberapa variabel situasional diidentifikasikan, tetapi
tidak semua ditarik oleh situasional ini.
4. Tipe Kepemimpinan Demokratis
1) Semua kebijakan merupakan bahan pembahasan kelompok dan
keputusan kelompok yang dirangsang dan dibantu oleh pemimpin
2) Perspektif aktivitas dicapai selama diskusi berlangsung dilukiskan
langkah-langkah umum kea rah tujuan kelompok dan apabila
diperlukan nasihat teknis, maka pemimpin menyarankan dua atau lebih
banyak prosedur-prosedur alternatif yang dapat dipilih.
3) Para anggota bebas untuk bekerja dengan siapa yang mereka
kehendaki dan pembagian tugas terserah pada kelompok
4) Pemimpin bersifat objektif dalam pujian dan kritiknya dan ia berusaha
untuk menjadi anggota kelompok secara mental tanpa terlampau
banyak melakukan pekerjaan tersebut. Lippit dan White dalam Rivai
(2014:156).
5. Indikator Gaya Kepemimpinan Demokratis
Menurut Siagian dalam Yugusna dkk (2016:2:2)
1) Pengawasan dilakukan secara wajar
2) Memperhitungkan perasaan bawahan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
16
3) Perhatian pada kenyamanan kerja bawahan
4) Bisa beradaptasi dengan kondisi
5) Teliti dengan keputusan yang akan diambil
6) Bersahabat dan ramah
7) Memberikan pengarahan pada tugas-tugas yang diberikan
8) Komunikasi yang baik dengan bawahan
9) Pengambilan keputusan bersama
10) Mendorong bawahan meningkatkan ketrampilan
C. Kompensasi
1. Pengertian Kompensasi
Menurut Edison et.al dalam Bangun (2012:154) kompensasi adalah
sesuatu yang diterima karyawan atas jasa yang mereka sumbangkan pada
pekerjaannya. Mereka menyumbangkan apa yang menurut mereka
berharga, baik tenaga maupun pengetahuan yang dimiliki.
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang,
barang langung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.Kompensasi
merupakan pengeluaran dan biaya bagi perusahaan.Perusahaan
mengharapkan agar kompensasi yang dibayarkan memperoleh imbalan
prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan. Jadi nilai prestasi kerja
karyawan harus lebih besar dari kompensasi yang dibayar perusahaan,
supaya perusahaan mendapatkan laba dan kontinuitas perusahaan terjamin
(Hasibuan, 2007:117).
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
17
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa kompensasi
adalah penghargaan (balas jasa) baik berupa uang atau barang yang
diberikan kepada karyawan dari pihak perusahaan secara layak dan adil
atas jasa dan prestasi karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan, supaya
perusahaan mendapatkan laba dan kontinuitas perusahaan terjamin.
2. Faktor-faktor Pengaruh Kebijakan Kompensasi
Menurut Hasibuan (2007:127) faktorfaktor yang mempengaruhi
besarnya kompensasi, antara lain sebagai berikut :
a. Penawaran dan permintaan tenaga kerja
b. Kemampuan dan kesediaan perusahaan
c. Serikat buruh / organisasi karyawan
d. Produktivitas kerja karyawan
e. Pemerintah dengan undang – undang dan keppresnya
f. Biaya hidup / cost of living
g. Posisi jabatan karyawan
h. Pendidikan dan pengalaman karyawan
i. Kondisi perekonomian nasional
j. Jenis dan sifat pekerjaan
3. Jenis-jenis Kompensasi
Ada beberapa jenis kompensasi menurut Suparyadi (2015:272),
jenis kompensasi tersebut adalah :
a. Kompensasi langsung
Kompensasi langsung merupakan imbalan yang diberikan
kepada karyawan kepada karyawan selama karyawan tersebut masih
aktif melaksanakan tugas atau pekerjaan dalam suatu organisasi atau
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
18
perusahaan. Kompensasi langsung dapat dbedakan menjadi dua jenis,
yaitu kompensasi finansial (gaji,upah, tunjangan,insentif) dan
kompensasi nonfinansial (mobil atau bus dinas, perumahan atau mess,
balai kesehatan perusahaan atau asuransi tenaga kerja, saham).
b. Kompensasi tidak langsung
Kompensasi tidak langsung merupakan imbalan yang diberikan
kepada karyawan yang sudah mengakhiri masa baktinya diorganisasi
atau perusahaan karena pensiun atau meninggal dunia, sebagai
penghargaan atas jasa – jasa karyawan tersebut selama mengabdi di
organisasi atau di perusahaan. Kompensasi tidak langsung dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kompensasi finansial (pensiun
penuh, pensiun dini, pesangon, pensiun janda/duda)dan kompensasi
nonfinansial (pensiun penuh dan pensiun dini, yaitu berupa asuransi
kesehatan).
4. Tujuan Kompensasi
Hasibuan (2007:121) mengemukakan tujuan pemberian
kompensasi (balas jasa) antara lain adalah :
a. Ikatan kerjasama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerjasama formal
antar majikan dengan karyawan.Karyawan harus mengerjakan tugas –
tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar
kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
19
b. Kepuasan kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan –
kebutuhan fisik, status social dan egoistiknya sehingga memperoleh
kepuasan kerja dari jabatannya.
c. Pengadaan efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan
karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
d. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
e. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena turn over relatif kecil.
f. Disiplin
Dengan pemberian kompensasi balas jasa yang cukup besar maka
disiplin karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta
menataati peraturan yang berlaku.
g. Pengaruh serikat buruh dan pemerintah
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat
dihindari dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
h. Pengaruh pemerintah
Jika program kompensasi sesuai undang perburuhan yang berlaku (
seperti batas upah minimum ) maka intervensi pemerintah dapat
dihindari.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
20
5. Indikator Kompensasi
Kompensasi memiliki berbagai indikator yang dikemukakan oleh
Edison et.al (2016:156) bahwa ada 2 komponen yaitu :
1) Normatif adalah kompensasi minimum yang harus diterima yang
diatur berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang terdiri
atas:
a. Upah gaji (upah/gaji pokok, tunjangan tetap)
b. Komponen tetap (tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya/
keagamaan)
2) Kebijakan adalah kompensasi yang didasari kebijakan dan/ atau karena
pertimbangan khusus yang didasari kebijakan manajemen
a. Tunjangan professional
b. Komponen tidak tetap (tunjangan makan, transport, bonus/insentif)
c. Komponen lain (uang cuti, jasa produksi, liburan)
D. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan – kebutuhan
mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang
mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Tujuan yang jika berhasil
dicapai, akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan – kebutuhan tersebut.
Dengan kebutuhan dimaksudkan suatu keadaan dalam diri ( internal state )
yang menyebabkan hasil–hasil atau keluaran–keluaran tertentu menjadi
menarik (Munandar, 2001:323).
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
21
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan,
dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang
penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja
dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang-orang
yang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja
sesuai dengan yang diinginkan organisasi (Handoko, 2014:249).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan proses dimana kebutuhan dalam diri yang mengakibatkan,
menyalurkan dan memelihara manusia untuk berperilaku dan
mempengaruhi bekerja sesuai yang diinginkan oleh pihak organisasi atau
perusahaan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
a. Motivasi memiliki korelasi dengan budaya organisasi dimana budaya
organisasi yang kuat menciptakan suasana nyaman dan rasa bangga
pada organisasi bahkan memengaruhi cara anggota bertindak.
b. Motivasi memiliki korelasi dengan kompensasi sebab kompensasi
yang terpenuhi akan mengurangi konsentrasi lain di luar pekerjaan.
Juga ada korelasinya dengan kompetensi karena seseorang yang tidak
memenuhi kompetensi untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan
akanmenimbulkan tekanan sendiri, yang pada akhirnya dapat
menimbulkan rendahnya motivasi karena tidak percaya diri pada
kemampuan yang dimiliki.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
22
3. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Notoatmodjo (2009:131) jenis motivasi dibedakan
menjadi dua, yakni:
a. Motivasi positif
pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada bawahan yang
berprestasi atau kinerjanya baik. dengan hadiah yang diberikan ini
akan meningkatkan semangat kerja para karyawan, yang akhirnya akan
memacu kinerja mereka lebih meningkat. Hadiah atau reward ini dapat
berupa uang, barang atau nonmaterial, misalnya piagam, atau sekedar
pujian berupa kata-kata lain.
b. Motivasi negatif
Adalah pimpinan memberikan hukuman (punishment) kepada bawahan
yang kurang berprestasi atau kinerjanya rendah. Dengan teguran-
teguran atau kalau perlu hukuman, akan mempunyai efek takut pada
karyawan akan pemecatan atau penurunan pangkat dan sebagainya.
oleh karena takut pemecatan atau pemutusan hubungan kerja, lebih-
lebih karyawan yang sudah berkeluarga, maka ia akan dapat
meningkatkan semangat kerjanya kembali.
4. Teori-teori Motivasi
Menurut Edison et.al (2016:174) Teori motivasi dibedakan menjadi
empat macam yaitu:
a. Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Berdasarkan pengalaman klinis bahwa kebutuhan motivasi
seseorang bisa diatur secara hierarkis.Pada intinya tingkat kebutuhan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
23
menjadi puas hal itu tidak lagi berfungsi untuk memotivasi. Ada lima
jenjang kebutuhan yang tearsusun dalam suatu hierarki yaitu:
a) physiological needs, kebutuhan fisiologis.
b) safety needs atau security needs , kebutuhan akan rasa aman.
c) affections needs atau love needs atau belonging needs, kebutuhan
untuk disukai (rasa memiliki, social, dan cinta ).
d) esteem needs, kebutuhan harga diri.
e) self actualization needs, kebutuhan pengembangan diri atau
aktualisasi diri.
b. Teori Erg Alderfer
Alderfer setuju dengan pendapat Abraham Maslow bahwa
setiap orang mempunyai kebutuhan yang tersusun dalam suatu
hierarki. Tapi kebutuhan hieararki hanya meliputi tiga perangkat,
yaitu:
a) Existence (kebutuhan akan eksistensi, yaitu kebutuhan yang
dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan, air, udara, dan
istirahat).
b) Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak yang
lain, yaitu kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan
hubungan antarpribadi yang bermanfat).
c) Growth (pertumbuhan ,merupakan kebutuhan-kebutuhan yang
dimiliki seseorang untuk mengembangkan keahlian, kreatif, dan
produktif).
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
24
c. Teori Dua Faktor Herzberg
Salah satu teori awal tentang motivasi pekerjaan adalah teori
motivator-hygiene.Teori ini menekankan faktor aturan motivator dan
faktor hygiene. Model Herzberg pada dasarnya mengasumsikan bahwa
kepuasanbukanlah konsep berdimensi satu. Penelitiannya
menyimpulkanbahwa diperlukan dua kontinum untuk menafsirkan
kepuasan kerja secara tepat.
d. Teori McClellnd
Teori McClelland mengajukan teori motivasi yang berkaitan
erat dengan konsep belajar.McClellnd berpendapat bahwa banyak
kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan. Pada dasarnya motif
seseorang ditentukan oleh tiga dari kebutuhan, yaitu:
a. kebutuhan berprestasi (need for achievement )
b. kebutuhan berafiliasi (need for affiliation )
c. kebutuhan berkuasa (need for power )
5. Indikator Motivasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator motivasi dari
teori Maslow. Teori hierarki kebutuhan menurut Maslow dalam (Handoko,
2014:256) yang tediri dari :
a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum,
perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tingkat terendah atau disebut pulsa sebagai kebutuhan yang
paling dasar.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
25
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup.
c. Kebutuhan social, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,
berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.
d. Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai
oleh orang lain.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan
kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan
mengemukakan ide-ide member penilaian dari kritik terhadap sesuatu.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
26
E. Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Alat
Analisis Hasil Penelitian Secara Parsial
Hasil Penelitian Secara
Simultan
1. Restu Adi
Nugroho dkk
(2016)
Pengaruh komitmen
organisasi, motivasi
berprestasi dan gaya
kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan PT Wangsa
Jatra Lestari
Analisis
Linier
Berganda
Uji t
Uji F
Variabel komitmen organisasi
berpengaruh positif
signifikan,motivasi berpengaruh
positif signifikan, dan gaya
kepemimpinan berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan
Secara bersaama-sama
berpengaruh positif signifikan
2. Usman fauzi
(2014)
Pengaruh kompensasi
terhadap kinerja karyawan
pada PT Trakindo Utama
Samarinda
Analisis
Linier
Berganda
Uji t
Uji F
Variabel kompensasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan
Berpengaruh positif signifikan
3.
Ade irmaya
sari sirait dkk
(2017)
Pengaruh gaya
kepemimpinan motivasi dan
kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan PT Citra
Analisis
Linier
Berganda
Uji t
Variabel gaya kepemimpinan
berpengaruh positif signifikan,
motivasi berpengaruh positif
signifikan kepuasan kerja
berpengaruh positif signifikan
Secara bersama-sama
berpengaruh positif signifikan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
27
No Nama Peneliti Judul Penelitian Alat
Analisis Hasil Penelitian Secara Parsial
Hasil Penelitian Secara
Simultan
Shipyard Batam Uji F
terhadap kinerja karyawan
4. Salmiaty
taty&
Muhammad
basir
(2016)
The effect of leadership style
work environment and
organization culture on
employee performance a case
study at kawasan industry
makasar (KIMA) Indonesia
Analisis
Linier
Berganda
Uji t
Uji F
Variabel leadership style work
environment berpengaruh positif
signifikan and organization culture
berpengaruh positif signifikan on
employee performance
Secara bersama-sama
berpengaruh positif signifikan
5. Yunita ratna
sari
(2016)
Pengaruh motivasi
lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan PT Sasono
Anggun Jaya Surabaya
Analisis
Linier
Berganda
Uji t
Uji F
Variabel motivasi berpengaruh positif
signifikan,lingkungan kerja
berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja karyawan
Secara bersama-sama
berpengaruh positif signifikan
6 Indra Yugusna
Aziz Fathoni
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Demokratis
dan Lingkungan Kerja
Analisis
Linier
Variabel gaya kepemimpinan
demokratis berpengaruh positif
signifikan dan lingkungan kerja
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
28
No Nama Peneliti Judul Penelitian Alat
Analisis Hasil Penelitian Secara Parsial
Hasil Penelitian Secara
Simultan
Andi Tri
Haryono
(2016)
Terhadap Kinerja dan
Kedisiplinan Karyawan
Berganda
Uji t
Uji F
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan dan
kedisiplinan karyawan
Secara bersama-sama
berpengaruh positif signifikan
7 Ratna Ursula
Setiadi dkk
(2016)
The Effect of Compensation
and Work Motivation on
Employee Performance AT
Semen Indonesia Limited
Company
Analisis
Linier
Berganda
Uji t
Uji F
Variabel compensation berpengaruh
positif signifikanand work motivation
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap employee performance
Secara bersama-sama
berpengaruh positif signifikan
8.
Tanto wijaya
dan Fransisca
Andreani
(2015)
Pengaruh motivasi dan
kompensasi terhadap kinerja
karyawan pada PT Sinar Jaya
Abadi Bersama
Analisis
linier
berganda
Uji t
Uji F
Motivasi berpengaruh positif
signifikan
Kompensasi berpengaruh positif
signifikan
Motivasi dan Kompensasi
secara bersama-sama
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
29
No Nama Peneliti Judul Penelitian Alat
Analisis Hasil Penelitian Secara Parsial
Hasil Penelitian Secara
Simultan
9. Sopar Sihar
Imanuel
Siagian
(2015)
Pengaruh pelatihan, kepuasan
kompensasi, motivasi dan
disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan
Analisis
Linier
Berganda
Uji t
Uji F
Pelatihan berpengaruh signifikan,
Kepuasaan kompensasi berpengaruh
positif signifikan, motivasi
berpengaruh signifikan, disiplin kerja
berpengaruh positif signifikan
Secara bersaam-sama variabel
pelatihan,kepuasan
kompensasi,motivasi dan
disiplin kerja berpengaruh
Signfikan
10 Mirza Selvia
(2014)
Pengaruh motivasi, disiplin
kerja dan lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan
PT.Inti General Yaja Steel
Semarang
Analisis
Linier
Berganda
Uji t
Uji F
Signifikan Signifikan
11 Yuli suwati
(2013)
Pengaruh Kompensasi dan
Motivasi kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Tunas
Hijau Samarinda
Analisis
Linier
Berganda
Uji t
Positif signifikan Signifikan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
30
No Nama Peneliti Judul Penelitian Alat
Analisis Hasil Penelitian Secara Parsial
Hasil Penelitian Secara
Simultan
Uji F
13 Hendra
Hajiwijaya
(2015)
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Motivasi
terhadap kinerja karyawan
pada unit usaha
pengembangan dan
lingkungan PT. Perkebunan
Mitra Ogan Baturaja
Alat
analisis
linier
berganda
Uji t
Uji F
Gaya kepemimpinan berpengaruh
positif signifikan, motivasi
berpengaruh positif signifikan
Secara bersama-sama
berpengaruh positif signifikan
14 Oni Sandana
(2013)
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Demokratis
dan Budaya Organisasi
terhadap kinerja Karyawan
PT.Nusapro Telemedia
Persada Malang
Analisis
linier
berganda
Uji t
Uji F
Gaya kepemimpinan berpengaruh
signifikan, budaya organisasi
berpengaruh signifikan
Secara bersama-sama
berpengaruh signifikan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
31
1. Pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap kinerja karyawan
Pengaruh gaya kepemimpinan demokratis dapat terjadi jika
perilaku pemimpin dalam meningkatkan kinerja karyawan demi
tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Martoyo (2007:200) gaya
kepemimpinan demokratis adalah pemimpin ini menitikberatkan pada
partisipasi kelompok dengan memanfaatkan pandangan-pandangan atau
pendapat-pendapat kelompok. Inisiatif dari kelompok sangat dianjurkan
oleh pemimpin tipe ini. Kegagalan kepemimpinan dari pemimpin tipe ini
adalah apabila anggota kelompok tidak cakap dan kurang tergerak bekerja
sama. Hal ini didukung oleh penelitian Yugusna et.al (2016), Hajiwijaya
(2015), Sandana (2013) yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap
kinerja karyawan dan didukung oleh penelitian Nugroho et.al (2016),
Sirait et.al (2017), Taty & Basir (2016) yang menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan demokratis berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
2. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan
Kompensasi menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam
kinerja, dalam sebuah perusahaan untuk dapat meningkatkan pemberian
kompensasi yang adil dan layak kepada karyawan tersebut atas prestasi
yang dicapai. Menurut Hasibuan(2007:117) kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang langung atau tidak langsung
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
32
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan. Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi
perusahaan. Perusahaan mengharapkan agar kompensasi yang dibayarkan
memperoleh imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan.Jadi
nilai prestasi kerja karyawan harus lebih besar dari kompensasi yang
dibayar perusahaan, supaya perusahaan mendapatkan laba dan kontinuitas
perusahaan terjamin. Hal ini didukung oleh penelitian Suwati (2013),
Siagian (2015), Wijaya & Andreani (2015), Setiadi et.al (2016) dan Fauzi
(2014) yang menyebutkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
3. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan
Motivasi dapat mempengaruhi kinerja, jika karyawan termotivasi
dan bersemangat dalam bekerja, maka hasil kerja akan lebih baik dan
produktivitas kinerja meningkat. Menurut Handoko (2014:249) motivasi
merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara
perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi
manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan
melalui orang lain. Manajer perlu memahamiorang-orang yang berperilaku
tertentu agar dapatmempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang
diinginkan organisasi. Hal ini didukung oleh penelitian Nugroho et.al
(2016), Sirait et.al (2017), Sari (2016), Wijaya & Andreani (2015) yang
menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan dan hal ini didukung penelitian dari Siagian (2015),
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
33
H1 (+)
H2 (+)
H3 (+)
Selvia (2014), Suwati (2013) dan Hajiwijaya (2015) yang menyatakan
bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
H4
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Keterangan:
_____________ : secara parsial
: secara simultan
F. Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, dan didasari oleh
landasan teori yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H1 : Gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja karyawan
H2 : Kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
karyawan
(X1)
Gaya Kepemimpinan Demokratis
(X2)
Kompensasi
(X3)
Motivasi
Kinerja Karyawan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan..., Eka Yulianti, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018