BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Meningoensefalitis
1. Pengertian Meningoensefalitis
Meningitis adalah infeksi akut pada selaput meningen (selaput yang
menutupi otak dan medula spinalis) (Nelson, 2010). Encephalitis adalah
infeksi virus pada otak (Elizabeth, 2009). Meningoencephalitis adalah
peradangan pada selaput meningen dan jaringan otak.
2. Etiologi Meningoensefalitis
a. Infeksi virus:
1) Dari orang ke orang: morbili, gondong, rubella, kelompok
enterovirus, kelompok herpes, kelompok pox, influenza A dan B
(David, 2008).
2) Lewat arthropoda: Eastern equine, Western equine, Dengue,
Colorado tick fever (Muttaqin, 2008).
b. Infeksi non virus:
1) Bakterial: meningitis tuberkulosa dan bakterial sering mempunyai
komponen ensefalitis.
2) Spirocheta: sifilis, leptospirosis.
3) Jamur: kriptococus, histoplasmosis, aspergilosis, mukomikosis,
kandidosis, koksidiodomikosis.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
4) Protozoa: plasmodium, tripanosoma, toksoplasma.
5) Staphylococcus aureus
6) Streptococcus
7) E. Colli
8) Mycobacterium
9) T. palladium (Muttaqin, 2008)
c. Pasca infeksi
1) Campak
2) Rubella
3) Varisela
4) Virus Pox
5) Vacinia (David, 2008)
3. Anatomi fisiologi
Otak manusia mempunyai berat 2% dari berat badan orang
dewasa (3 pon), menerima 20 % curah jantung dan memerlukan 20%
pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi setiap
harinya. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi
dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses
metabolisme oksidasi glukosa (Prince,Wilson, 2006).
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Gambar 2.1. Anatomi selaput otak (Prince, Wilson, 2006)
Otak dan sum-sum tulang belakang diselimuti meningea yang
melindungi struktur saraf yang halus, membawa pembuluh darah dan
sekresi cairan serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
a. Durameter
Durameter merupakan tempat yang tidak kenyal yang
membungkus otak, sumsum tulang belakang, cairan serebrospinal dan
pembuluh darah. Durameter terbagi lagi atas durameter bagian luar
yang disebut selaput tulang tengkorak (periosteum) dan durameter
bagian dalam (meningeal) meliputi permukaan tengkorak untuk
membentuk falks serebrum, tentorium serebelum dan diafragma sella.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
b. Arakhnoid
Arakhnoid merupakan selaput halus yang memisahkan durameter
dengan piameter, membentuk sebuah kantung atau balon berisi cairan
otak yang meliputi seluruh susunan saraf pusat. Ruangan diantara
durameter dan arakhnoid disebut ruangan subdural yang berisi sedikit
cairan jernih menyerupai getah bening. Pada ruangan ini terdapat
pembuluh darah arteri dan vena yang menghubungkan sistem otak
dengan meningen serta dipenuhi oleh cairan serebrospinal.
c. Piameter
Lapisan piameter merupakan selaput halus yang kaya akan
pembuluh darah kecil yang mensuplai darah ke otak dalam jumlah yang
banyak. Lapisan ini melekat erat dengan jaringan otak dan mengikuti
gyrus dari otak. Ruangan diantara arakhnoid dan piameter disebut sub
arakhnoid. Pada reaksi radang ruangan ini berisi sel radang. Disini
mengalir cairan serebrospinalis dari otak ke sumsum tulang belakang
(Prince,Wilson, 2006).
4. Patofisiologi
Pada umum virus masuk sistem limfatik, melalui penelanan
enterovirus pemasukan pada membran mukosa oleh campak, rubella,
VVZ, atau HSV : atau dengan penyebaran hematogen dari nyamuk atau
gigitan serangga lain. Di tempat tersebut mulai terjadi, multiplikasi dan
masuk aliran darah menyebabkan infeksi beberapa organ. Pada stadium ini
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
(fase ekstraneural) ada sakit demam, sistemik, tapi jika terjadi multiplikasi
virus lebih lanjut pada organ yang ditempati, penyebaran sekunder
sejumlah virus dapat terjadi. Invasi SSS disertai dengan bukti klinis
penyakit neurologis, HSV-1 mungkin mencapai otak dengan penyebaran
langsung sepanjang akson saraf.
Kerusakan neurologis disebabkan oleh invasi langsung dan
penghancuran jaringan saraf oleh pembelahan virus secara aktif dan/atau
oleh reaksi hospes terhadap antigen virus, kebanyakan penghancuran saraf
mungkin karena invasi virus secara langsung, sedangkan respons jaringan
hospes yang hebat mengakibatkan demielinasi dan penghancuran vaskuler
serta perivaskuler (Nelson, 2010).
5. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang nampak pada pasien dengan kasus
meningoensefalitis, yaitu :
a. Peningkatan tekanan intrakranial seperti : sakit kepala, penurunan
kesadaran, dan muntah.
b. Demam akibat infeksi (respon nyeri terhadap cahaya).
c. Kaku kuduk.
d. Kejang dan gerakan abnormal (Elizabeth, 2009).
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Uji serologi untuk mengetahui jenis virus dan menentukan etiologi
infeksi SSS nonenterovirus.
b. Pemeriksaan neuroimaging (Nelson, 2010).
c. Pungsi lumbal; untuk mengetahui adanya sel darah putih dan
sensitivitas mikroorganisme.
d. Pemeriksaan laboratorium.
e. CT-Stan dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi derajat
pembengkakan dan tempat nekrosis.
f. Terapi kortikosteroid (deksametason) untuk mengurangi inflamasi
(Elizabeth, 2009).
g. Ditemukan kadar glukosa serum meningkat.
h. Kultur urin/urinalisis untuk mengidentifikasi organisme penyebab.
i. Kultur nasofaring untuk mengidentifikasi organisme penyebab.
j. Kadar elektrolit serum meningkat jika anak dehidrasi; natrium serum
(Na+) naik; kalium serum (K+) turun (Linda, 2009).
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan meningoensefalitis yaitu :
a. Antibiotik
b. Pengurangan cahaya ruangan, kebisingan dan tamu.
c. Nyeri kepala diatasi dengan istirahat dan analgesik
d. Asetamenofen dianjurkan untuk demam
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
e. Kodein, morfin dan derivat fenotiazin untuk nyeri dan muntah
f. Perawatan yang baik dan pantau dengan teliti (Nelson, 2010).
Sedangkan menurut Linda (2009), penatalaksanaan pada kasus
meningoensefalitis yaitu anak ditempatkan dalam ruang isolasi pernapasan
sedikitnya selama 24 jam setelah mendapatkan terapi antibiotic IV yang
sensitif terhadap organisme penyebab, steroid dapat diberikan sebagai
tambahan untuk mengurangi proses inflamasi, terapi hidrasi intravena
diberikan untuk mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit dan memberikan
hidrasi. Dalam pemberian cairan ini perlu dilakukan pengkajian yang
sering utuk memantau volume cairan yang diinfuskan untuk mencegah
komplikasi kelebihan cairan, seperti edema serebri. Pengobatan kemudian
ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi komplikasi dari proses
penyakit.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
8. Pathways
Penyakit Campak Cacar Air
Herpes Bronchopneumonia
Virus/Bakteri masuk Jaringan Otak
Peradangan Di Otak
Edema Pembentukan Transudat & Eksudat Reaksi Kuman Iritasi Korteks Kerusakan Kerusakan patogen Cerebral Area Saraf V saraf IX Fokal
Sulit mengunyah sulit makan
Suhu Tubuh Meningkat
Deficit Cairan Kesadaran Menurun Hipovolemik Gangguan Mobilitas Fisik Penumpukan sekret
Gambar 2.2 Pathways Keperawatan dengan kasus ME (Sumber: Arif, 2008; hlm.
87)
Meningoencephalitis
Gangguan Perfusi
Jaringan Cerebral
Resiko Trauma
Resiko kejang berulang
Nyeri akut
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Defisit cairan
Gangguan Mobilitas Fisik
Gangguan Persepsi
Bersihan Jalan Nafas tidak efektif
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
9. Diagnosa Keperawatan (Muttaqin, 2008).
a. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d edema serebral/ penyumbatan
aliran darah.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan dan
mengabsorbsi zat – zat gizi.
c. Nyeri akut b.d proses infeksi.
d. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular.
e. Risiko trauma/injuri b.d aktifitas kejang umum.
f. Risiko infeksi b.d paningkatan paparan, daya tahan tubuh yang
lemah.
g. Hipertermi b/d paparan lingkungan panas (efek fototerapi), dehidrasi
10. Rencana Tindakan (Wilkinson, 2007).
a. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d edema serebral/ penyumbatan
aliran darah.
Tujuan & kriteia hasil:
NOC :
1) Circulation status
2) Tissue Prefusion : cerebral
Kriteria Hasil :
1) Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2) Tidak ada ortostatik hipertensi
3) Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih
dari 15 mmHg)
4) Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:
a) Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
b) Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
c) Memproses informasi
d) Membuat keputusan dengan benar
e) Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh: tingkat
kesadaran membaik, tidak ada gerakan gerakan involunter.
NIC :
Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor tekanan intrakranial)
1) Berikan informasi kepada keluarga
2) Set alarm
3) Monitor tekanan perfusi serebral
4) Catat respon pasien terhadap stimuli
5) Monitor tekanan intrakranial pasien dan respon neurology terhadap
aktivitas
6) Monitor jumlah drainage cairan serebrospinal
7) Monitor intake dan output cairan
8) Restrain pasien jika perlu
9) Monitor suhu dan angka WBC
10) Kolaborasi pemberian antibiotik
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
11) Posisikan pasien pada posisi semifowler
12) Minimalkan stimuli dari lingkungan
Peripheral Sensation Management (Manajemen sensasi perifer)
1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
2) Monitor adanya paretese
3) Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lsi atau
laserasi
4) Gunakan sarun tangan untuk proteksi
5) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
6) Monitor kemampuan BAB
7) Kolaborasi pemberian analgetik
8) Monitor adanya tromboplebitis
9) Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan dan
mengabsorbsi zat – zat gizi.
Tujuan & Kriteria Hasil :
NOC :
1) Nutritional status: food and fluid intake
2) Nuritional status: nutrien intake
3) Weight control
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Kriteria Hasil:
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda tanda malnutrisi
5) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC :
Nutrition Management
1) Kaji adanya alergi makanan
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
4) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
5) Berikan substansi gula
6) Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
7) Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
8) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
9) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
11) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1) Monitor adanya penurunan berat badan
2) Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
3) Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
4) Monitor lingkungan selama makan
5) Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
6) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
7) Monitor turgor kulit
8) Monitor makanan kesukaan
9) Monitor kalori dan intake nuntrisi
10) Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
c. Nyeri akut b.d proses infeksi.
Tujuan & Kriteria Hasil
NOC :
1) Pain Level,
2) Pain control,
3) Comfort level
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Kriteria Hasil :
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5) Tanda vital dalam rentang normal
NIC :
Pain Management
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
4) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
6) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
7) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
8) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
9) Kurangi faktor presipitasi nyeri
10) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
dan inter personal)
11) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
12) Ajarkan tentang teknik non farmakologi
13) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
14) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
15) Tingkatkan istirahat
16) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
17) Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
1) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
3) Cek riwayat alergi
4) Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
5) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
6) Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
7) Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur
8) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
9) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
10) Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
d. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular.
Tujun & Kriteria Hasil:
NOC:
1) Joint Movement : Active
2) Mobility Level
3) Self care : ADLs
4) Transfer performance
Kriteria Hasil :
1) Klien meningkat dalam aktivitas fisik
2) Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
3) Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah
4) Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)
NIC :
Exercise therapy : ambulation
1) Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon
pasien saat latihan.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2) Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
3) Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
4) Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi
5) Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
6) Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
7) Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs ps.
8) Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
9) Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
e. Risiko trauma/injuri b.d aktifitas kejang umum.
NOC :
1) Knowledge : Personal Safety
2) Safety Behavior : Faal Prevention
3) Safety Behavior : Falls occurance
4) Safety Behavior : Physical Injury
NIC :
Environmental Management safety
1) Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2) Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi
fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu
pasien
3) Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
memindahkan perabotan)
4) Memasang side rail tempat tidur
5) Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
6) Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau
pasien.
7) Membatasi pengunjung
8) Memberikan penerangan yang cukup
9) Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
10) Mengontrol lingkungan dari kebisingan
11) Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
12) Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung
adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
f. Risiko infeksi b.d paningkatan paparan, daya tahan tubuh yang lemah.
Tujuan & kriteria Hasil
NOC :
1) Immune Status
2) Risk control
Kriteria Hasil :
1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
3) Jumlah leukosit dalam batas normal
4) Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC:
Infection Control (Kontrol infeksi)
1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2) Pertahankan teknik isolasi
3) Batasi pengunjung bila perlu
4) Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
5) Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
6) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
7) Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
8) Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
9) Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan
petunjuk umum
10) Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung
kencing
11) Tingkatkan intake nutrisi
12) Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
1) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
2) Monitor hitung granulosit, WBC
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3) Monitor kerentanan terhadap infeksi
4) Batasi pengunjung
5) Saring pengunjung terhadap penyakit menular
6) Pertahankan teknik aspesis pada pasien yang berisiko
7) Pertahankan teknik isolasi k/p
8) Berikan perawatan kuliat pada area epidema
9) Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
drainase
10) Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
11) Dorong masukkan nutrisi yang cukup
12) Dorong masukan cairan
13) Dorong istirahat
14) Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
15) Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
16) Ajarkan cara menghindari infeksi
17) Laporkan kecurigaan infeksi
18) Laporkan kultur positif
6. Hipertermi b/d paparan lingkungan panas (efek fototerapi), dehidrasi
NOC: Thermoregulation
Kriteria Hasil :
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
NIC :
Fever treatment
1) Monitor suhu sesering mungkin
2) Monitor IWL
3) Monitor warna dan suhu kulit
4) Monitor tekanan darah, nadi dan RR
5) Monitor penurunan tingkat kesadaran
6) Monitor WBC, Hb, dan Hct
7) Monitor intake dan output
8) Berikan anti piretik
9) Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
10) Selimuti pasien
11) Lakukan tapid sponge
12) Berikan cairan intravena
13) Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
14) Tingkatkan sirkulasi udara
15) Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
Temperature regulation
1) Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2) Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
3) Monitor TD, nadi, dan RR
4) Monitor warna dan suhu kulit
5) Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
6) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
7) Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
8) Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
9) Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negatif dari kedinginan
10) Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
11) Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
12) Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
1) Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2) Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3) Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
4) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
5) Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
6) Monitor kualitas dari nadi
7) Monitor frekuensi dan irama pernapasan
8) Monitor suara paru
9) Monitor pola pernapasan abnormal
10) Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
11) Monitor sianosis perifer
12) Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., PIPIT ERLIN KUSLECHA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Recommended