42
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni
(True Experimental). Penelitian eksperimen murni bertujuan untuk mengetahui
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih
kelompok eksperimen kepada satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan
hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan
(Sukmadinata, 2013). Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental dengan
rancangan penelitian The Postest-only Control Group Design, yaitu untuk perlakuan
awal tidak dilakukan karena diasumsikan bahwa di dalam suatu populasi tertentu tiap
unit populasi adalah sama (homogen), sedangkan pengukuran akhir yaitu untuk
melihat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol positif dan
negatif dengan pemberian berbagai dosis filtrat selada air.
Berikut skema rancangan penelitian eksperimen murni yang digunakan yaitu
The Postest-only Control Group Design:
Gambar 7. The Postest-only Control Group Design
R
X1
X2
A
B
C
PA A1
B1 PB
PC C1
42
43
Keterangan:
R : random acak
X1 : perlakuan kontrol negatif (-)
X2 : perlakuan kontrol positif (+)
PA-Pc : kelompok perlakuan filtrat selada air dengan dosis 0,51g/200gBB,
1,02g/200gBB, dan 1,53g/200gBB.
A1-C1 : mengukur kadar kolesterol total setelah perlakuan filtrat selada air.
3.2 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap.
Rancangan jenis ini memiliki ciri-ciri dimana penelitian yang dilakukan di
lingkungan laboratorium dianggap homogen. Rancangan ini merupakan rancangan
yang perlakuannya diletakkan dan dilakukan secara acak pada seluruh percobaan. Hal
ini berarti seluruh unit percobaan memiliki peluang yang sama besar untuk menerima
perlakuan. Penempatan setiap unit eksperimen dilakukan dengan melakukan
pengundian dengan hasil berikut:
Tabel 2. Denah Rancangan Acak Lengkap
B2 A4 X14
B1 X13
X11 C1 X23
X24 B3
A5 A3
B4 A1 C2
X22 X12 C3 X25 X21
C5 B5 X15 C4 A2
Keterangan:
X1,X2,A-C : perlakuan
1-5 : ulangan
44
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Universitas Muhammadiyah
Malang, Jl. Bendungan Sutami No. 188 A. Penelitian dilaksanakan selama 1,5 bulan
21 April – 02 Juni 2017.
3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang dipakai dalam penelitian yang terdiri
dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, nilai maupun peristiwa sebagai sumber
data yang memiliki karakteristik tertentu (Sukamdinata, 2013). Populasi dalam
penelitian ini adalah tikus (Rattus norvegicus) jantan dengan rata-rata berat badan
tikus ±150 gram pada usia 3 bulan.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek atau sumber data
yang sebenarnya dari suatu penelitian (Sukamdinata, 2013). Sampel dalam penelitian
ini adalah 25 ekor tikus putih yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan.
3.4.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling, yaitu
cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu ulangan dalam perlakuan, hal ini
dikarenakan dibutuhkan derajat ketelitian terhadap suatu penelitian. Menurut
Hanafiah (2005), jumlah ulangan dianggap cukup baik apabila memenuhi syarat
berikut:
45
Keterangan
r : Replikasi (jumlah ulangan)
t : Treatment (jumlah perlakuan)
(t-1) (r-1) ≥ 15
(5-1) (r-1) ≥ 15
4 (r-1) ≥ 15
4r - 4 ≥ 15
4r ≥ 15+4
r ≥ 19
4
r ≥ 5
n = t x r
= 5 x 5
= 25
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa jumlah pengulangan
yang diperlukan adalah sebanyak 5 kali. Denah Rancangan Acak Lengkap pada
penelitian ini menggunakan 5 perlakuan yang masing-masing diulang 5 kali. Sampel
dalam penelitian ini adalah 25 ekor tikus putih.
(t-1) (r-1) 15
46
3.5 Jenis Variabel
3.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah berbagai dosis filtrat selada air (Nasturtium officinale R. Br).
3.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan yang telah mengalami
hiperkolesterolemia.
3.5.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi faktor
luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis kelamin
tikus, umur tikus, makanan, minuman, pakan hiperkolesterolemia, kandang tikus, dan
perawatan untuk tikus.
3.6 Definisi Operasional Variabel
1) Filtrat yang digunakan adalah filtrat selada air (Nasturtium officinale R. Br) yang
masih mudah dan segar.
2) Parameter penurunan kadar kolesterol darah tikus yaitu menghitung kolesterol
total setelah perlakuan filtrat, sedangkan untuk menganalisis kadar kolesterol
darah tikus digunakan metode CHOD-PAP.
3) Jenis kelamin tikus putih yang digunakan yaitu tikus putih jantan.
47
4) Umur tikus yang digunakan adalah tikus putih berumur 3 bulan.
5) Makanan yang digunakan adalah pakan BR-1yang diberikan pada pagi hari.
6) Minuman yang digunakan adalah aquades.
7) Pakan hiperkolesterolemia yang digunakan adalah kuning telur puyuh sebanyak
4ml yang diinduksi secara direct.
8) Kandang tikus yang digunakan adalah bak plastik yang ditutup dengan kawat,
kandang diberi sekam sebagai alas yang digunakan untuk menyerap kotoran
tikus.
9) Perawatan yang dilakukan yaitu membersihkan kandang tikus sebanyak 1 kali
dalam 2 hari.
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Tahap Persiapan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Alat pemeliharaan tikus
a. Kandang pemeliharaan 5 buah
b. Kawat penutup 5 buah
c. Tempat minum 10 buah
d. Sekam 20 bungkus
2) Alat untuk membuat filtrat selada air
a. Beaker glass 2 buah
b. Blender 1 buah
c. Saringan 1 buah
48
d. Kain kasa 3 gulung
e. Spatula 1 buah
f. Gelas ukur 25ml 1 buah
g. Timbangan analitik 1 buah
3) Alat untuk membuat diet tinggi lemak
a. Beaker glass 1 buah
b. Sendok 1 buah
4) Alat untuk memberi perlakuan filtrat selada air
a. Sonde 2 buah
b. Handscone 1 box
c. Sarung tangan 3 pasang
5) Alat untuk membedah tikus putih
a. Alat section 1 set
b. Kloroform 50 ml
c. Masker 5 buah
d. Syringe ukuran 3cc 1 box
e. Jarum pentul 1 bundel
f. Kertas label 1 pack
6) Alat untuk mengukur kadar kolesterol total
e. Sentrifuge 1 buah
f. Tabung vacutainer 25 buah
g. Ependroff 25 buah
49
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Bahan untuk memelihara tikus
a. Pakan Br-1 15 kg
b. Aquades 5 liter
2) Bahan untuk membuat filtrat selada air
a. Daun selada air 4 kg
b. Aquades secukupnya
3) Bahan untuk membuat diet tinggi lemak
a. Kuning telur puyuh = 4 ml/200gBB
4) Bahan untuk mengukur kadar kolesterol
a. Kapas 1 buah
b. Alkohol 70% 1 liter
3.7.2 Tahap Pelaksanaan
1) Pembuatan Filtrat Selada Air (Nasturtium officinale R. Br)
a. Selada air (Nasturtium officinale R. Br) segar dibuat dengan mencuci selada air
dengan air mengalir.
b. Melakukan pemotongan selada air (Nasturtium officinale R. Br) dengan
menghaluskan bahan tersebut menggunakan mortal-martil atau menggunakan
blender tanpa penambahan aquades.
c. Melakukan penyaringan pada erlenmeyer menggunakan kain kasa.
d. Memindahkan filtrat selada air (Nasturtium officinale R. Br) sesuai dengan
volume yang diinginkan pada gelas ukur.
50
e. Menambahkan aquades sampai batas volume yang diinginkan.
f. Memindahkan filtrat kedalam botol kaca dan mensterilkan dengan pemberian
label kemudian ditutup menggunakan alumunium foil.
2) Penyiapan dan Pemeliharaan Hewan Uji
Sebelum digunakan untuk penelitian, hewan diaklimatisasi selama 1 minggu
agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Selama aklimatisasi, tikus
diberikan minum dan makanan standar serta mengontrol kesehatan dan berat badan
tikus. Pemeliharaan pada hewan uji dilakukan dengan memberi makan 1 kali sehari
pada pagi hari, memberi minum dengan aquades serta mengganti sekam 2 hari sekali,
dimaksudkan untuk menjaga kebersihan kandang agar tidak lembab dan tidak kotor.
3) Membuat Pakan Hiperkolesterolemia
a. Memisahkan kuning telur dengan putih telur puyuh sebanyak 30 butir setiap
pagi.
4) Penentuan Dosis Filtrat Selada Air
Kebutuhan vitamin C yang dianjurkan adalah sebesar 20-30 mg per hari
(Karinda, 2013). Kandungan vitamin C pada selada air yaitu sebesar 45-50mg/100g.
Menurut Laurence (1964), faktor konversi dari manusia Eropa dengan berat badan
70kg terhadap hewan uji (tikus) dengan berat badan 200 g adalah 0,018. Berat badan
rata-rata orang Indonesia adalah 50kg.
51
Perhitungan dosis filtrat selada air (Nasturtium officinale R. Br) dengan dosis
bertingkat:
Dosis konversi tikus yaitu:
Dosis manusia x Faktor konversi = 40g x (70/50kg) x 0,018
= 0,51g/200gBB
Pada penelitian digunakan filtrat selada air (Nasturtium officinale R. Br) dengan dosis
bertingkat, yaitu:
1. Perlakuan A : Dosis 1 = 1 x 0,51g/200gBB = 0,51g/200gBB.
2. Perlakuan B : Dosis 2 = 2 x 0,51g/200gBB = 1,02g/200gBB.
3. Perlakuan C : Dosis 3 = 3 x 0,51g/200gBB = 1,53g/200gBB.
Dosis efektif aplikasi pada manusia yaitu: Dosis tikus x Faktor konversi
1. Perlakuan A : Dosis 1 = 0,51g x 56 = 28,51g/200gBB
2. Perlakuan B : Dosis 2 = 1,02g x 56 = 57,12g/200gBB
3. Perlakuan C : Dosis 3 = 1,53g x 56 = 85,68g/200gBB
5) Pembagian Kelompok Tikus Putih
Tikus yang digunakan sebanyak 25 ekor yang terbagi dalam 5 perlakuan dan tiap
perlakuan terdiri dari 5 ekor tikus.
X1 : kontrol negatif (kontrol normal)
X2 : kontrol positif (hiperkolesterolemia)
A : hiperkolesterolemia + dosis 0,51g/200gBB.
B : hiperkolesterolemia + dosis 1,02g/200gBB.
C : hiperkolesterolemia + dosis 1,53g/200gBB.
52
6) Mengukur Kadar Kolesterol Total Darah
Tikus dipuasakan ± 12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah.
Pengambilan darah dilakukan setelah perlakuan filtrat selada air. Pengambilan darah
dilakukan pada bagian jantung dengan pembedahan pada hewan coba. Darah yang
diambil dari jantung berkisar antara 2-3 ml. Darah yang diperoleh ditampung pada
vakutener 2 ml. Darah disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Serum darah di pindahkan pada ependroff menggunakan spuit 3ml, kemudian
ditambahkan larutan pereaksi kolesterol sebanyak 1 ml lalu dicampur dengan vortex,
dan dibiarkan selama 20 menit ada suhu kamar. Sebagai blanko digunakan pereaksi
kolesterol sebanyak 1ml dan aquades 0,01ml. Kemudian mengukur kadar kolesterol
darah dengan menggunakan spektofotometer UV pada panjang gelombang 500nm.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
melalui observasi eksperimen yaitu dengan teknik pengambilan data secara langsung
dengan cara mengamati dan mencatat aktivitas yang sedang berlangsung. Observasi
di laboratorium ini difokuskan pada obyek perlakuan yaitu variabel terikat yang
diberi perlakuan, kemudian data yang diperoleh diaplikasikan ke dalam bentuk tabel.
Tabel tersebut akan mencangkup data rerata kadar kolesterol total dalam darah tikus
putih dengan bantuan spektofotometer. Observasi pengukuran terhadap rerata kadar
kolesterol total dalam darah tikus putih ditunjukkan pada tabel berikut:
53
Tabel 3. Pengukuran Kadar Kolesterol pada pada Tikus Putih
Perlakuan Ulangan Total Rerata
1 2 3 4 5
X1
X2
A
B
C
3.9 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif, dimana pengolahan
data dilakukan menggunakan uji normalitas (Lilifors), uji homogenitas dianalisis
dengan One Way Anova selanjutnya jika ada beda nyata dilanjutkan uji Duncan untuk
mengetahui perlakuan yang terbaik.