46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian merupakan tempat untuk memperoleh data,
informasi, keterangan dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
Penelitian dilaksanakan di kelas V B SLB B YRTRW, yang beralamat di Jl.
Gumunggung RT. 01 RW. II Kel. Gilingan Kec. Banjarsari Surakarta
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk penelitian selama 6 bulan terhitung dari
bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Penelitian ini diawali dengan
pengajuan judul, penyusunan proposal, perijinan, pengumpulan data, analisis
data dan penyusunan laporan. Adapun rincian waktu yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pengajuan judul, dilakukan pada minggu terakhir bulan Desember sampai
dengan bulan Januari
b. Penyusunan proposal, dilakukan pada minggu terakhir bulan Januari
sampai dengan minggu pertama bulan Maret
c. Perijinan, dilakukan pada awal bulan Maret sampai dengan akhir Maret
d. Penyusunan instrumen, dilakukan pada minggu ketiga bulan Maret
e. Uji validitas, dilakukan setelah instrumen selesai dibuat yakni pada
minggu pertama bulan April
f. Pengumpulan data, dilakukan selama bulan Mei
g. Analisis data, dilakukan pada bulan Mei
h. Penyusunan laporan, dilakukan pada bulan Juni
47
B. Desain Penelitian
1. Pengertian
Pada bab ini akan dibahas mengenai desain penelitian yang digunakan.
Menurut Sukmadinata (2013: 287) bahwa, “Desain penelitian merupakan
rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan”.Pendapat lain juga
dikemukakan oleh Alsa (2004: 18) bahwa, “Design atau rancangan penelitian
dipakai untuk menunjuk pada rencana peneliti tentang bagaimana ia akan
melaksanakan penelitian”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa desain penelitian merupakan suatu rancangan penelitian yang akan
dilaksanakan peneliti.
2. Jenis Desain Penelitian
Menurut Sukmadinata (2013: 287) bahwa, dalam penelitian
eksperimental dikenal banyak bentuk desain penelitian atau desain eksperimen.
Suryabrata (2010: 100) menjelaskan bahwa, “Penelitian eksperimental pada
umumnya dianggap sebagai penelitian yang memberikan informasi paling
mantap, baik dipandang dari segi internal validity maupun dari segi external
validity. Karena itu bobot sesuatu penelitian sering ditentukan berdasarkan
seberapa jauh penelitian tersebut mendekati syarat-syarat penelitian
eksperimen”.Adapun rancangan penelitian eksperimental menurut Suryabrata
(2010: 100) adalah sebagai berikut:
a. Rancangan Pra Eksperimental, yakni penelitian yang mengandung ciri
eksperimental, dalam jumlah yang kecil, karena itu penelitian yang demikian itu
tidak dapat dikatakan sebagai benar-benar eksperimental. Berikut bentuk
rancangan pre eksperimental :
1) The One Shot Case Study, dalam desain ini suatu kelompok subjek dikenakan
perlakuan tertentu, lalu setelah dilakukan pengukuran terhadap variabel
tergantung
48
2) One Group Pretest-Postest Design, dalam desain ini digunakan satu
kelompok subjek. Pertama-ta,a dilakukan pengukuran, lalu dikenakan
perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran
untuk kedua kalinya.
3) The Static Group Comparison Randomized Control Group Only Design,
dalam desain ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu
dikeompokkan secara rambang menjadi dua kelompok , yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
b. Rancangan Eksperimental yang Sebenarnya (Eksperimental Sungguhan)
bertujuan menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara
mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan itu.
1) Randomized Control-Group Pretest-Postest Design, adapun design
procedure dalam desain ini adalah sebagai berikut :
a) Pilih sejumlah sebjek secara rambang dari suatu populasi
b) Secara rambang, golongkan subjek menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen yang dikenai variabel perlakuan, dan kelompok
kontrol yang tidak dikenai variabel perlakuan
c) Berikan pretest (T1),untuk mengukur variabel tergantung pada kedua
kelompok kemudian hitung mean masing-masing kelompok
d) Pertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok agar tetap sama
e) Berikan post test (T2), untuk dua kelompok kemudian hitung meannya
f) Hitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk masing-masing
kelompok (T2e-T1e) dan (T2c-T1c)
g) Bandingkan perbedaan-perbedaan tersebut, (T2e-T1e) - (T2c-T1c)
h) Kenakan tes statistik yang sesuai untuk rancangan
49
2) Randomized Solomon Four-Group Design
Rancangan Randomized Solomon Four-Group Design (RSFG) ini dapat
mengatasi kelemahan external validity yang ada pada rancangan randomized control
group pretest postest design. Apabila pretesting mungkin mempengaruhi subjek
sehingga mereka menjadi lebih sensitif terhadap X dan mereka ber-respon secara
berbeda dari subjek yang tidak mengalami pretesting maka external validity
terganggu, dan orang tidak dapat membuat generalisasi dari penelitian itu kepada
populasi. Demikian pula kalau ada interaksi antara pretesting dengan X. Rancangan
RSFG mengatasi problema ini dengan menambahkan dua unpretested group, yaitu
kelompok 3 dan 4, dalam penelitian.
3) Factorial Design
Rancangan factorial yang paling sederhana ialah yang menggunakan dua
faktor, dan masing-masing faktor menggunakan dua kategori.Rancangan yang
demikian itu biasa digambarkan sebagai ranvangan faktorial 2 x 2. Misalnya
eksperimen menegenai perbedaan pemahaman mengenai materi tertentu sebagai
fungsi cara menyajikan materi itu dan lama penyajian. Jadi dalam desain ini ada dua
variabel eksperimental yaitu cara penyajian (dilambangkan X1, atau A) dan lama
penyajian (dilambangkan dengan X2 atau B)
Pendapat lain mengenai jenis desain eksperimen juga dikemukakan oleh
Sugiyono (2013: 109), antara lain :
a. Pre experimental ,dikatakan pre-experimental design karena desain ini belum
merupakan eksperimen sungguh-sungguh yakni masih terdapat variabel luar
yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi, hasil
eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel independen. Adapun bentuk pre-experimental
design adalah sebagai beikut:
1) One- Shot Case Studi merupakan desain yang tidak terdapat pretest,
namun terdapat treatmen kemudian setelah diberi treatment (perlakuan)
diobservasi hasilnya
50
2) One Group Pretest-Posttestmerupakan desain yang terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan dan terdapat posttest setelah diberi perlakuan.
3) Intec-Group Comparasion merupakan desain yang terdapat satu
kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu
setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan
setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan)
b. True experimental, dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-
betul), karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar
yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal
(kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi.
1) Posttest Only Control Design, dalam desain ini terdapat dua kelompok
yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama
diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang
diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak
diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan
(treatment) adalah (O1 : O2)
2) Pretest-Control Group Design, dalam desain ini terdapat dua kelompok
yang dipilih secara random, kemudian diberi pre test untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
c. Factorial Experimental, merupakan modifikasi dari design true experimental
yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel
dependen)
d. Quasi Experimental Design, merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun
demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi-
51
experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelompok control yang digunakan untuk penelitian.
1) Time-Series Design, dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk
penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan
kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-berbeda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak
menentu dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok
dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment.
2) Nonequivalent Control Design, desain ini hampir sama dengan pretest-
postest control group design hanya pada desain kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Berdasarkan literatur di atas dapat disimpulkan bahwa jenis desain
eksperimen yaknirancangan pra eksperimental (the one shot case study, one
group pretest-posttest design, the static group comparison randomized control
group only design, dan intec- group comparasion), rancangan eksperimental
yang sebenarnya (randomized control-group pretest-posttest design, posttest
only control design, pretest-control group design randomized solomon four-
group design, factorial design), factorial experimental, dan quasi experimental
design (time-series design dan nonequivalent control design)
3. Desain Penelitian yang Digunakan
Dalam penelitian ini jenis desain penelitianmenggunakan pre-
experimental design.Menurut Sugiyono (2013: 109), dikatakan pre-experimental
design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh selain
itu masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen. Bentuk pre-experimental design dalam penelitian ini adalah
one-group pretest-posttest designyang merupakan perkembangan dari desain one
52
shot case study. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali
pengukuran di depan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan
setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Menurut Sugiyono (2009: 110-
111), “Penelitian eksperimen one group pretest-posttest yaitu desain yang
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan terdapat posttest setelah diberi
perlakuan.Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan”.
Pendapat lain juga dikemukakan Suryabrata (2010: 101)yang
menjelaskan bahwa dalam one group pretest-posttest digunakan satu kelompok
subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk
jangka waktu tertentu, kemudian pengukuran untuk kedua kalinya.Adapun
desainnya sebagai berikut :
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Pre- Test Treatment Post- Test
O1 X O2
Keterangan :
Pada desain ini tidak ada group control
X : Penggunaan metode mind mapping (treatment/perlakuan)
O1 : Kemampuan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan
tempat hidup pada anak tunarungu sebelum menggunakan metode mind
mapping(pre test)
O2 : Kemampuan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan
tempat hidup pada anak tunarungu sesudah menggunakan metode mind
mapping (post test)
Adapun desain penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan Pretest
Pengaruh perlakuan (O2 – O1)
53
Pemberian pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan
kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu
kelas V B SLB B YRTRW Surakarta sebelum diberi perlakuan (trearment).
b. Proses Pemberian Perlakuan (Treatment)
Sebelum diberikan perlakuan (treatment), terlebih dahulu penelitu
menjelaskan dan memberikan pengarahan tentang cara membuat dan
menerapkan metode Mind Mapping. Pemberian perlakuan dilakukan pada saat
proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama 2 X 35 menit dalam 1 hari
dengan frekuensi 1 minggu 2 kali menggunakan metode Mind Mapping. Hal ini
dilakukan untuk menghindari supaya anak tidak mudah jenuh dengan
penggunaan metode Mind Mapping.
c. Mengadakan Posttest
Posttest diberikan kepada subyek yang telah diberikan perlakuan
(treatment) yakni pemebelajaran menggunakan metode Mind Mapping dengan
tujuan untuk mengetahui perubahan yang dialami oleh subyek sesudah
diberikan perlakuan (treatment) yakni penguasaan kosakata berbagai jenis
hewan pada anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta.
4. Alasan Menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design
Menurut Andriani (2013) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
alasan menggunakan desain One-Group Pretest-Posttest karena desain satu
kelompok ini merupakan desain yang banyak digunakan.Selain itu seringkali
peneliti dalam kehidupan sehari-hari tidak mempunyai kuasa atau sangat sulit
untuk membentuk kelompok-kelompok penelitian dan melakukan randomisasi.
Dalam desain one group pretest-postest hasil percobaan dapat diketahui dengan
akurat karena dalam desain ini terdapat pre-test sebelum diberikan perlakuan
dan post-test setelah diberikan perlakuan, sehingga dapat membandingkan
keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Hal ini juga
sejalan dengan pendapat Suryabrata (2010: 103) yang menyatakan bahwa
54
pretest dapat memberi landasan untuk membuat komparasi prestasi subjek yang
sama sebelum dan sesudah dikenai X (experimental treatment).
C. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2010: 115) menjelaskan bahwa “Populasi adalah
keseluruhan subjek yang akan diteliti”. Dalam penelitian populasi digunakan
untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi
sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Pendapat
lain juga dikemukakan Sugiyono (2013: 117) bahwa, “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut beberapa pendapat dapat
disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang
terdiri atas obyek/subyek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa tunarungu kelas V B SLB B YRTRW
Surakarta yang berjumlah 8 siswa.
Arikunto (2010: 115) menjelaskan bahwa “Sampel adalah sebagian atau
akil dari populasi yang diteliti”.Menurut Sugiyono (2013: 118) menjelaskan ,
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan
dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang
mewakili. Sampel yang diambil adalah seluruh populasi kelas V B SLB B
YRTRW Surakarta. Berikut daftar siswa yang menjadi sampel penelitian adalah
sebagai berikut:
55
Tabel 3.3 Daftar Siswa Tunarungu kelas V B
No. Inisial
Nama Siswa
Jenis
Kelamin
No. Inisial
Nama Siswa
Jenis
Kelamin
1 MA P 5 ZL P
2 FN P 6 MF P
3 JS P 7 SL P
4 LK P 8 YK L
D. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Riduwan (2010: 57) bahwa, “Teknik pengambilan sampel atau
teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representative dari
populasi”. Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian yaitu
probability samplingdan nonprababilty sampling. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Menurut
Sugiyono (2013: 53), “Nonprobability sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Menurut Riduwan (2010: 58)
bahwa yang dimaksud non-probability sampling adalah teknik sampling yang
tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk
dijadikan anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis,
kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball”.
Dalam penelitian ini jenis teknik sampel yang digunakan adalah
sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013: 124), “Sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal
ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang”.
Pendapat yang sejalan juga dikemukakan Riduwan (2010: 64) bahwa sampling
jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan
sebagai sampel dan dikenal juga dengan dengan istilah sensus. Sampling jenuh
dilakukan bila populasinya kurang dari 30 orang. Sampel yang diambil dalam
56
penelitian ini adalah semua siswa tunarungu kelas V B SLB B YRTRW yang
berjumlah 8 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam
penelitian, karena metode ini merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya
(Widoyoko, 2012: 33). Pendapat lain juga dikemukakan Riduwan (2010: 97)
yang menjelaskan bahwa metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Tujuan dari
pengumpulan data adalah untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan,
kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya. Untuk memperoleh
data tersebut, dalam penelitian dapat digunakan berbagai macam metode, di
antaranya adalah dengan angket, observasi, wawancara, tes, dan analisis
dokumen. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data peneliti menggunakan
jenis metode tes.
Menurut Widoyoko (2012: 50) bahwa, “Tes merupakan salah satu alat
untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu objek”.Pendapat diatas sejalan dengan Mardapi (2012: 44)
bahwa “Tes merupakan salah satu bentuk instrumen yang digunakan untuk
melakukan pengukuran.Tes terdiri atas sejumlah pertanyaan yang memiliki
jawaban benar atau salah, atau semua benar atau sebagian benar”.Selain itu
menurut Riduwan (2010: 105) bahwa, “Tes sebagai instrumen pengumpul data
adalah serangkaian pertanyaan atau latihan digunakan untuk mengukur
keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok”.Ditinjau dari segi saran atau objek yang akan
diukur, maka dibedakan adanya beberapa macam tes (Widoyoko, 2012: 50-51) :
1. Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur kepribadian seseorang.
57
2. Tes bakat (aptitude test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
3. Tes intelegensi (intelligence test), yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi dan perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang
dengan cara memberikan berbagai tugas kepada seseorang yang akan
diukur intelegensinya.
4. Tes sikap (attitude test), sering juga disebut dengan istilah skala sikap,
yaitu tes yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap seseorang.
5. Tes minat (interest test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur minat
seseorang terhadap sesuatu.
6. Tes prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian maupun kompetensi seseorang setelah mempelajari sesuatu.
Pendapat yang sejalan juga dikemukakan oleh Riduwan (2010: 105)
mengenai jenis tes instrumen pengumpul data antara lain:
1. Tes kepribadian, adalah tes yang digunakan untuk mengungkapkan
kepribadian seseorang.
2. Tes bakat (talent test), adalah tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
3. Tes prestasi (achievement test), adalah tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian sesorang setelah mempelajari sesuatu.
4. Tes intelegensi, adalah tes yang digunakan untuk membuat penaksiran
atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara
memberikan berbagai tugas kepada orang yang diukur intelegensinya.
5. Tes sikap (attitude test), adalah tes yang digunakan untuk mengadakan
pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis tes
instrumen pengumpul data meliputi tes kepribadian (personality test), tes bakat
(talent test), tes minat (interest test),tes intelegensi (intelligence test), tes sikap
(attitude test), dan tes prestasi (achievement test). Dalam penelitian ini jenis tes
58
yang digunakan adalah tes prestasi, karena tes diberikan sesudah siswa
mempelajari materi yang akan diteskan. Adapun materi yang dipelajari siswa
adalah materi hewan berdasarkan tempat hidup. Tujuan melakukan tes pada
penelitian adalah untuk mengetahui pencapaian belajar dalam penguasaan
kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup yang telah dicapai
anak tunarungu kelas V B YRTRW Surakarta.
Dari tes yang dilaksanakan akan diperoleh hasil tes, yang merupakan
informasi tentang karakteristik seseorang atau sekelompok orang. Karakteristik
ini bisa berupa kemampuan kognitif atau keterampilan seseorang
(Mardapi,2012).Bentuk tes yang digunakan di satuan pendidikan dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes nonobjektif. Adapun
bentuk tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes uraian objektif. Karena
soal tes yang akan diujikan jawabannya sudah pasti. Untuk menjawab soal, anak
disediakan gambar untuk membuktikan bahwa anak memahami kosakata,
kemudian anak menjawab dengan menempel gambar dan menyebutkan kata
sesuai dengan gambar yang dianggap benar. Tes dilakukan sebanyak 2 kali. Tes
akan dilaksanakan sebelum (pre tes) diberi perlakuan dan sesudah (post tes)
diberi perlakuan. Penilaian dilakukan dengan tes tertulis yakni soal uraian
obyektif, terdiri dari 10 nomor. Setiap jawaban benar semua bernilai 10 dan
nilai jawaban yang lain tergantung jumlah jawaban yang telah dijawab siswa,
benar atau salah. Berikut ini rancangan materi, blue print, lembar soal, kunci
jawaban, dan pedoman penskoran:
1. Materi
Hewan berdasarkan tempat hidupnya dibedakan menjadi sebagai berikut :
a. Hewan yang hidup di darat meliputi; ayam, kambing, sapi, kelinci, kucing,
anjing, kuda, harimau, singa, gajah, jerapah.
b. Hewan yang hidup di air dibedakan menjadi :
1) air laut meliputi; cumi-cumi, gurita, lumba-lumba, paus, hiu, ikan pari,
ubur-ubur
59
2) air tawar meliputi; ikan lele, ikan mujaer, ikan nila, ikan gurame, ikan
mas, ikan koi, ikan cupang
c. Hewan yang hidup di udara dibedakan menjadi :
1) burung : elang, kutilang, merpati, kakak tua, beo
2) serangga : kupu-kupu, nyamuk, capung, lalat, lebah (tawon)
d. Hewan yang hidup di darat dan air meliputi; katak, buaya, ular, kura-kura,
kadal.
2. Blue print
Tabel 3.4 Blue Print Penguasaan Kosakata
3. Lembar Soal
Kerjakan soal di bawah ini dengan cara tempelkanlah gambar pada lembar
jawab yang tersedia sesuaikan dengan pernyaataan dan sebutkan nama kata !
1. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat !
2. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di air laut !
3. Sebutkan 5 nama hewan jenis serangga !
4. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat dan air !
Kompetensi Dasar Indikator No
Soal
Jumlah
Soal
4.1 Menerangkan dan
mempraktikkan teks
arahan /petunjuk tentang
perawatan hewan dan
tumbuhan serta daur
hidup hewan dan
pengembangbiakkan
tanaman secara mandiri
dalam Bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat
diisi dengan kosa kata
Bahasa daerah untuk
membantu penyajianisi
dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu
penyajian.
3.1.1 Menyebutkan
hewan yang hidup
di darat
3.1.2 Menyebutkan
hewan yang hidup
di air
3.1.3 Menyebutkan
hewan yang dapat
hidup di udara
3.1.4 Menyebutkan
hewan yang hidup
di darat dan air
1,5,7
2,6,8,9
3,10
4
3
4
2
1
Jumlah 10
60
5. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat yang dipelihara di sekitar
rumah !
6. Sebutkan 5 hewan yang hidup di air yang dipelihara di sekitar rumah !
7. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di darat yang bukan hewan
peliharaan!
8. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di air yang bukan hewan peliharaan!
9. Sebutkan 5 nama hewan yang hidup di air tawar !
10. Sebutkan 5 nama jenis burung !
4. Kunci jawaban
Tabel 3.5 Kunci Jawaban
1. Hewan yang hidup di darat 2. Hewan yang hidup di air
a. Ayam
b. Kambing
c. Sapi
d. Kerbau
e. Kelinci
a. Cumi-cumi
b. Gurita
c. Lumba-lumba
d. Paus
e. Hiu
3. Hewan jenis serangga 4. Hewan yang hidup di darat dan
di air
a. Kupu-kupu
b. Nyamuk
c. Capung
d. Lalat
e. Lebah
a. Katak
b. Buaya
c. Ular
d. Kura-kura
e. Kadal
5. Hewan yang hidup di darat
yang dipelihara
6. Hewan yang hidup di air yang
dipelihara
a. Ayam
b. Sapi
c. Kambing
d. Kuda
e. Kelinci
a. Ikan mas
b. Ikan lele
c. Ikan nila
d. Ikan cupang
e. Ikan koi
7. Hewan yang hidup di darat
yang bukan hewan
peliharaan
8. Hewan yang hidup di air yang
bukan hewan peliharaan
a. Harimau
b. Singa
c. Jerapah
d. Gajah
a. Hiu
b. Paus
c. Ikan pari
d. Ubur-ubur
61
e. Serigala e. Lumba-lumba
9. Hewan yang hidup di air
tawar
10. Hewan jenis burung
a. Ikan mas
b. Ikan lele
c. Ikan mujaer
d. Ikan nila
e. Ikan gurame
a. Elang
b. Kutilang
c. Merpati
d. Kakak tua
e. Beo
5. Penskoran
Soal terdiri dari 10 , jika setiap soal dijawab dengan benar dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Siswa dapat menyebutkan 5 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 10
b. Siswa dapat menyebutkan 4 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 8
c. Siswa dapat menyebutkan 3 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 6
d. Siswa dapat menyebutkan 2 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 4
e. Siswa dapat menyebutkan 1 jawaban uraian obyektif mendapat nilai 2
f. Siswa tidak dapat menyebutkan jawaban dengan benar mendapat nilai 0
Setiap 1 jawaban uraian obyektif mendapat skor 2.Adapun rumus
penilaian adalah sebagai berikut :
Keterangan :
NA = Nilai Akhir
JB = Jawaban Benar
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam
NA = Seluruh JB X 2
10
62
penelitian ini berupa instrumen untuk mengukur penguasaan kosakata jenis
hewan berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B SLB B
YRTRW berupa kisi-kisi soal tes, soal tes, kunci jawaban, materi berbagai
macam hewan dan cara penilaian (skoring).
Dalam penelitian instrument yang digunakan harus diuji tingkat
kevalidan dan reliabilitasnya.Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur, sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumenyang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Menurut Mardapi (2012: 37) bahwa,
“Validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes
sesuai dengan tujuan penggunaan tes”. Instrumen dikatakan valid apabila
instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur
(Widoyoko,2012: 141). Pendapat yang sejalan juga dikemukakan Arikunto
(1995: 63-69) dalam Riduwan (2010: 109) bahwa, “Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat
ukur.Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.
Validitas instrumen secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu
validitas internal (internal validity) dan validitas eksternal (external validity).
Jenis validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan validitas internal
internal validity), menurut Widoyoko (2012: 142) menyatakan validitas logis
atau validitas internal untuk sebuah instrumen menunjuk pada kondisi sebuah
instrumen yang memenuhi syarat valid berdasarkan penalaran atau
rasional.Validitas internal dibedakan menjadi dua, yaitu validitas isi (content
validity) dan validitas konstruk (construct validity).
Widoyoko (2012: 143) menyatakan bahwa :
Instrumen yang harus mempunyai validitas isi (content validity) adalah
instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar.Untuk
63
menyusun instrumen tes yang mempunyai validitas isi, maka
instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah
dipelajari siswa atau kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran.
Dalam penelitian ini selain menggunakan validitas isi (content
validity) juga menggunakan validitas konstruk (construct validity).Menurut
Widoyoko (2012: 145) bahwa validitas konstruk mengacu pada sejauh mana
suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar
penyusunan instrumen.Validitas isi dan validitas konstrukdilakukan untuk
menguji instrumen penelitian. Berupa soal tes yang digunakan pada saat
pretest dan posttest. Peneliti menggunakan validasi isi dan konstruk
dikarenakan instrumen penelitian yang digunakan akan diukur oleh ahli yang
berkompeten dalam bidang tersebut.
Tabel 3.6 Daftar Validator Instrumen Tes Penguasaan Kosakata
No Nama Instansi
1 Priyono, S.Pd., M.Si Dosen Pend. Khusus
2 Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. Dosen PGSD
3 Dra. Diah Retnowati Guru Kelas
Menurut Mardapi (2012: 51) bahwa, “Reliabilitas atau keandalan
merupakan koefisien yang menunjukkan tingkat keajegan atau konsistensi
hasil pengukuran suatu tes”.Reliabilitas, pengujian hipotesis digunakan inter-
rater reliability yang bertujuan untuk menilai seberapa besar para
pengukur/penilai/pengawas memberikan hasil yang konsisten pada instrumen
pengukuran. Azwar (2014: 88) berpendapat bahwa dikatakan reliabilitas
interrater, bila rating dilakukan oleh beberapa orang rater maka makna
reliabilitas hasil rating lebih merupakan konsisten di antara para rater.
Inter-rater reliability melibatkan rater yang biasanya dinamakan
dengan kesepakatan antar rater.Dalam penelitian ini, untuk membuktikan
kevalidan data hasil penelitian, peneliti membutuhkan beberapa korektor
64
untuk mengecek hasil penelitian dengan berdasarkan kunci jawaban, pedoman
penilaian.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono,2013:
207). Peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi
sehingga teknik analisis yang digunakan adalah statistic inferensial ( statistic
induktif atau statistic probabilitas) yakni teknik statistik yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi
(Sugiyono,2013: 209). Menurut Sugiyono (2013: 210), “Statistik inferensial
terdapat statistik parametris dan non parametris. Statistik parametris
digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji
ukuran populasi melalui data sampel”.Menurut Riduwan (2010: 39) bahwa,
“statistic non parametrik tidak menganut asumsi baha data populasi atau
sampel harus berdistribusi normal, dipilih secara acak, mempunyai hubungan
yang linier dan data bersifat homogen”. Dalam statistik, pengujian parameter
melalui statistik (data sampel) dinamakan uji hipotesis statistik.Oleh karena
itu, penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan
sampel.
Sugiyono (2013: 210) menjelaskan bahwa, “Penggunaan statistik
parametris dan non parametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang
akan dianalisis.Dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametrik,
sehingga tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan
dianalisis tidak harus berdistribusi normal”. Statistik nonparametris
kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal.Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik non parametrikyaitu analisis tes
ranking bertanda (Wilcoxon Sign Rank Test). Menurut Abdurahman M,
Muhidin S., & Somantri (2011: 281) bahwa, “Wilcoxon Sign Rank Test
65
merupakan pengganti uji t untuk menguji perbedaan dua rata-rata (paired t
test) pada statistika parametric. Alasan peneliti menggunakan analisis ini
antara lain:
1. Data yang diperoleh berwujud angka
2. Dengan analisis statistic hasil pengolahan data akan bersifat obyektif
3. Dengan metode statistik dapat memberi keputusan secara pasti tentang
efektivitas Mind Mapping dalam meningkatkan penguasaan kosakata
berbagai jenis hewan berdasarkan tempat hidup anak tunarungu kelas V B
SLB B YRTRW Surakarta tahun 2015/2016.
4. Teknik ini cocok untuk menguji hipotesis tentang perbedaan dari dua
variabel yang datanya berhubungan dan tidak bebas. Dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas Mind Mapping dalam
meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan
tempat hidup anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta tahun
2015/2016. Langkah – langkah analisis Test Wilcoxon:
1. Perumusan hipotesis
Rumusan hipotesis pihak :
Rumusan hipoteis dua pihak dirumuskan sebagai berikut :
Ho : Tx = Ty (Tidak terdapat pengaruh penerapan Mind Mapping
terhadap peningkatan kemampuan penguasaan kosakata berbagai
jenis hewan berdasarkann tempat hidup anak tunarungu kelas V B
SLB B YRTRW Surakarta Tahun 2015/2016
Ha : Tx ≠ Ty (Ada pengaruh penerapan Mind Mapping terhadap
peningkatan kemampuan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan
tempat hidup anak tunarungu kelas V B SLB B YRTRW Surakarta
Tahun 2015/2016
Keterangan Uji Hipotesis:
Ho : Tx = Ty (Tidak ada perbedaan diantara dua perlakuan yang
berikan)
66
Ha : Tx ≠ Ty (Ada perbedan diantara dua perlakuan yang diberikan)
2. Menentukan taraf signifikansi
Sesuai dengan perumusan hipotesis tersebut diatas, maka
signifiksinya (α) adalah 5%.
3. Menentukan statistik uji
Statistik uji yang digunakan addalah sign ranks test Wilcoxon yang
diberi system Z.
a. Mencari Z hitung : Harga Uji Statistik Z = ( )
√ ( )( )
Keterangan :
T = jumlah yang lebih kecil antara jumlah jenjang positif dengan
jumlah jenjang negatif
n = jumlah sampel
b. Mencari Probabilitas (Asymp.Sig)
Angka kumuliatif = angka pada tabel z ditambah dengan 50 %
karena tabel z dibaca untuk separuh kurva.
Probabilitas = 1- Angka kumulatif
Probabilitas dalam uji dua sisi (Asymp.Sig (2-tailed) adalah
dikalikan dua.
4. Keputusan uji
Keputusan uji dalam penelitian ini adalah :
a. Jika Asymp.Sig Z < 5 % (α = 0,005) maka Ha ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian yang
berbunyi : Ada pengaruh penerapan Mind Mapping dalam
meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan
berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B SLB
B YRTRW Surakarta Tahun 2015/2016 adalah signifikan
b. Jika Asymp.Sig Z > 5 % (α = 0,005) maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Maka dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini
67
berbunyi : Tidak ada pengaruh penerapan Mind Mapping dalam
meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan
berdasarkan tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B SLB
B YRTRW Surakarta Tahun 2015/2016 adalah tidak
signifikansi.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Langkah-langkah atau
prosedur dalam penelitian yang harus dilalui ada tiga hal, yaitu pembuatan
rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan laporan
penelitian (Asmani, 2011: 117). Prosedur penelitian efektivitas mind mapping
dalam meningkatkan penguasaan kosakata berbagai jenis hewan berdasarkan
tempat hidup pada anak tunarungu kelas V B di SLB B YRTRW Surakarta
Tahun 2015/2016 antara lain:
a. Pretest
Tahap pretest merupakan tahapan awal dalam penelitian yang
berfungsi untuk mengukur kemampuan awal subjek yang diteliti.Subjek
diminta mengerjakan soal-soal uraian obyektif menyebutkan jenis hewan
secara individu tanpa ada bantuan media dan metode pembelajaran.
b. Treatment
Pelaksanaan treatment merupakan kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan metode pembelajaran yang telah direncanakan.Treatment
dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran dengan materi jenis
hewan dengan menerapkan Mind Mapping. Pelaksanaan treatment
dilakukan setelah pelaksanaan pretest dengan menggunakan Mind
Mapping. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menerapkan
treatment pada penelitian antara lain:
68
1) Kegiatan awal
a) Persiapan
b) Mengkodisikan kelas
c) Pemberian apersepsi
2) Kegiatan inti
a) Siswa memperhatikan materi jenis hewan yang diajarkan oleh
peneliti
b) Peneliti mengajarkan penggunaan Mind Mapping
c) Peneliti mengajak siswa membuat Mind Mapping
d) Peneliti memeriksa hasil pembuatan Mind Mapping siswa
e) Peneliti member nilai hasil pekerjaan subjek
3) Kegiatan penutup
Peneliti mengulang kembali materi jenis-jenis hewan yang telah
dipelajari.
c. Posttest
Tahap posttest merupakan kegiatan tes yang dilakukan setelah
pemberian treatment yang berfungsi untuk mengukur kembali kemampuan
subjek yang diteliti. Setelah tahap posttestakan diketahui pengaruh
pemberian treatment Mind Mapping dalam pembelajaran.
69
Berikut prosedur penelitian yang disajikan dalam bentuk bagan:
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian
Pretest
Mengukur kondisi kemampuan awal siswa dalam penguasaan
kosakata jenis hewan anak tunarungu
Treatment
Menerapkan Mind Mapping dilakukan saat proses pembelajaran
Posttest
Mengukur kemampuan subjek setelah pemberian treatment dengan
mengerjakan soal-soal secara individu tanpa ada bantuan media dan
metode pembelajaran
Analisis Data
Hasil dari pretest dan posttest dianalisis menggunakan Wilcoxon Sign
Rank Test untuk mengukur hasil penelitian
Hasil Penelitian
Hasil penelitian dapat dilakukan berhasil apabila hasil penelitian
menunjukkan bahwa Mind Mapping efektif dalam meningkatkan
penguasaan kosakata berbagai macam hewan berdasarkan tempat
hidup pada anak tunarungu kelas V B di SLB B YRTRW