85
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sifat Dan Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif yang sering disebut metode tradisional.
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif1. Objektivitas dalam
penelitian kuantitatif dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik,
struktur dan percobaan terkontrol.
Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
populasi atau sampel tertentu dimana pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.2 Dalam penelitian kuantitatif data dapat diolah
dengan statistik, dimana pengolahan data lebih objektif sehingga kesimpulan yang
diambil lebih objektif.3 Penelitian kuantitatif menggunakan logika induktif,
penarikan kesimpulan dan sampel untuk populasi.4
Pada penelitian ini memiliki sifat asosiatif, yaitu penelitian yang memiliki
sifat hubungan antar dua variabel atau lebih.5 Hubungan antara satu variabel
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), Cet. Ke 8, h. 53.
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung; Alfabeta
,2011), h. 8. 3 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alvabeta,
2014), h. 41 4 Ibid.
5 Sugiyono, Op.cit., h. 14
86
dengan variabel lain, yaitu simetris kausal dan interaktif6. Asosiatif yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu ada tidaknya pengaruh antara pendidikan
auditor, masa penugasan audit, dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive
sampling adalah menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang
dipandang dapat memberikan data secara maksimal7.
Menurut Lincoln dan Guba, ciri-ciri khusus dalam sampel purposive adalah8:
1. Emergent sampling design yang bersifat sementara, sebagai pedoman awal
terjun ke lapangan, setelah sampai dilapangan bisa terjadi perubahan sesuai
dengan keadaan.
2. Serial selection of sample units, ciri ini menggelinding seperti bola salju
(snow ball) sesuai dengan petunjuk yang didapatkan dari informen-informen
yang telah diwawancarai.
3. Continous adjustment or fokusing of the sample, siapa yang akan dikejar
sebagai informan baru disesuaikan dengan petunjuk informan sebelumnya
dan sesuai dengan kebutuhan penelitian, unit sampel yang dipilih makin
lama makin terarah sejalan dengan terarahnya fokus penelitian.
4. Selection to the point of redundancy; pengembangan informen dilakukan
terus sampai informasi mengarah ke titik jenuh/sama.
6 I Made Wirartha, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: Andi Ofset,
2006), h. 166 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), Cet. Ke-14, h.33. 8 Djam’an & Aan. Op.cit., h. 41
87
Penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana data diambil
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2008-2014 = 75
2. Perusahaan yang tidak delisting di JII tahun 2008-2014 = 68
3. Perusahaan yang listing di JII tahun 2008-2014 dengan Laporan Keuangan
telah di audit dan dinyatakan wajar tanpa pengecualian = 7
Total perusahaan yang digunakan sebagai sampel = 7
Total sampel penelitian = 7 tahun x 7 perusahaan = 49
Tabel 1
Populasi Dan Sampel Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII)
Tahun 2008 - 2014
Tahun Jumlah Populasi
(Perusahaan)
Jumlah Sampel
(Perusahaan)
2008 21 7
2009 20 7
2010 9 7
2011 4 7
2012 8 7
2013 6 7
2014 7 7
TOTAL 75 49
Sumber : Data Sekunder JII Diolah
B. Sumber Data
Sumber data yang diambil dari data sekunder. Data sekunder biasanya telah
tersusun dalam bentuk dokumen dan arsip,dimana peneliti harus menerima data
88
apa adanya9. Data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari :
1. Database = OSIRIS : Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun
2008 – 2014.
2. Laporan keuangan pada Pusat Riset Pasar Modal (PRPM) BEI tahun 2008 –
2014.
3. Data yang diambil di IDX tahun 2008 – 2014.
4. Data diambil dari situs masing-masing perusahaan tahun 2008 -2014.
5. Data Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) diambil dari
database PPAJP - Departemen Keuangan dan Laporan Auditor Independen
Perusahaan pada Pusat Riset Pasar Modal (PRPM).
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Dokumentasi dari asal
kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis10
. Di dalam melaksanakan
metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, website,
data diserver atau di flashdisk, dokumen pemerintah dan swasta. laporan
keuangan perusahaan, laporan audit, dan lain sebagainya. Data jenis ini
mempunyai sifat utama tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga bisa diupakai
untuk menggali informsi yang terjadi di masa silam.11
Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik12
. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang
sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Studi dokumenter tidak sekedar
9 Made Wirartha, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2006),
h. 245 10
Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Rineka Cipta: 2010), h. 158
11 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami,
(Yogyakarta, Pustaka Baru, 2014), h. 33 12
Ari Kunto, Op.cit., h. 223
89
mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan
tentang sejumlah dokumen. Yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil
analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut, bukan dokumen-dokumen mentah
yang dilaporkan tanpa dianalisis. Untuk bagian tertentu yang dianggap penting
disajikan dalam bentuk kutipan utuh, tetapi yang lainnya disajikan pokok-
pokoknya dalam rangkaian uraian hasil analisis kritis dari peneliti.
Untuk mempermudah pengumpulan data, digunakan metode dokumen
dapat dilaksanakan dengan cara 13
:
1. Pedoman dokumentasi, yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan
dicari datanya.
2. Check list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal
ini, peneliti tingga memberikan tanda setiap pemunculan gejala yang
dimaksud.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelit
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya14
. Pemahaman mengenai
konsep variabel sangat diperlukan, mengingat masalah sosial yang unik serta
keterkaitan antara berbagai faktor determinatif yang menentukan dampak tertentu.
Untuk mempermudah penjelasan sebagai variabel pengaruh (bebas) diberi
simbol X dan variabel terpengaruh (terikat) diberi simbol Y.
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
13 I Made Wirartha, Op.cit., h. 230
14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif Dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2011), Cet. Ke-13, h. 38
90
Variabel independen sering disebut variabel stimulus, prediktor,
atau variabel bebas. Variabel independen adalah variabel yang
dianggap berpengaruh terhadap variabel yang lain atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)15
. Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari variabel masa penugasan auditor,
pendidikan auditor dan pengalaman Kantor Akuntan Publik (KAP).
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen.
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas16
. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah kualitas audit (Y).
3. Definisi kualitas audit dan hal-hal yang mempengaruhi kualitas audit.
Tabel 2
Indikator dan Sub-Indikator Variabel No. Variabel Indikator Sumber Skala
1. Pendidikan
Auditor (X1)
Jumlah CPA di
Kantor Akuntan
Publik (KAP)
Kasim (2009)
Rahmah dan
Setiawan dan Fitriany
(2011)
Sulaimah (2011)
Nawal dan Zuraida
(2013)
Helal (2013)
Dyah dkk (2014)
Othman (2014)
Rasio
(Orang)
2. Masa
Penugasan
(X2)
Lamanya masa
penugasan auditor
Fitriany dkk (2011)
Titi dkk (2014)
Rasio
(Tahun)
Lamanya masa
penugasan Kantor
Akuntan Publik
3. Pengalaman
(X3)
Lama berdirinya
Kantor Akuntan
Publik
Hussain G. Rammal. Lee
D. Parker (2010)
Nawal , Sanusi, Tatik, Sigit (2013)
Othman (2014) Abdul Halim (2014)
Rasio
(Tahun)
4. Kualitas Audit
(Y)
Jumlah rekanan
Kantor Akuntan
Publik (KAP)
Zaki Baridwan dkk
(2014)
Elvira (2014)
Rasio
(Orang)
15
Ibid., h. 39 16
Ibid.
91
1. Pengaruh masa penugasan audit terhadap kualitas audit.
Pengujian data tenure dilakukan uji sensitivitas yang bertujuan melihat
pengaruh masa penugasan audit terhadap kualitas audit, baik oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP). Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa terdapat dua
argumen yang berlawanan satu sama lain tentang pengaruh masa
penugasan auditor terhadap kualitas audit, yaitu dapat bersifat positif maupun
negatif. Bila dilihat dalam kurun waktu yang cukup panjang, bisa saja kedua
argumen tersebut benar. Kualitas audit akan meningkat sejalan dengan
bertambahnya masa penugasan audit, karena diawal masa penugasan, dengan
berlalunya waktu, auditor akan memperoleh peningkatan pengetahuan tentang
usaha klien, sekaligus dapat menjaga independensinya terhadap klien. Dalam
kurun waktu ini, kualitas audit akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
masa penugasan audit. Namun dengan semakin dekatnya hubungan
auditor dengan klien, maka independensi auditor akan semakin menurun,
demikian pula kualitas audit. Dengan demikian, dalam jangka panjang,
kualitas audit akan menurun setelah suatu titik optimal masa penugasan audit
tercapai. Berdasarkan argumen tersebut, maka dapat diajukan suatu proposisi
bahwa fungsi kualitas audit terhadap masa penugasan audit adalah berbentuk
kuadratik.
Pergantian auditor dalam penelitian ini adalah pergantian riil, di mana
meskipun nama atau akuntan publiknya berganti tetapi jika afiliasi
92
internasionalnya tidak berganti, maka pergantian nama atau akuntan publik
tersebut tidak dikategorikan sebagai pergantian auditor.17
2. Pengaruh pendidikan auditor dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit.
a. Pengaruh pendidikan auditor terhadap kualitas audit
Auditor yang memiliki pendidikan auditor lebih berkualita
dibanding auditor yang tidak berpendidikan akuntan publik Hal ini
mengindikasikan bahwa pada audit yang berpendidikan auditor lebih
memahami standar akuntansi yang berlaku.
b. Pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit.
Kredibilitas Kantor Akuntan Publik (KAP) baik, maka kualitas
audit semakin baik. Hal ini dapat diindikasikan dari pengalaman audit yang
yang banyak maka Kantor Akuntan Publik akan melakukan pengauditan
berdasarkan kasus yang telah ditangani sebelumnya.
c. Kualitas audit (Y).
Kualitas audit merupakan seberapa sesuai audit dengan standar
pengauditan. Salah satu cara untuk mengukur kualitas hasil pekerjaan
auditor adalah dengan melihat rekanan atau jumlah sumber daya manusia di
Kantor Akuntan Publik (KAP) .
17
Fitriany & Ahmad, “Opini Going Concern, Tingkat Ketergantungan Auditor Pada
Klien Dan Pergantian Auditor. Studi Empiris pada Perusahaan Kesulitan Keuangan di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2012.” Jurnal & Prosiding SNA – Simposium Nasional Akuntansi Vol.17,
2014, h. 12
93
Berikut kerangka konsep variabel terikat (Y) dipengaruhi variabel bebas (X) :
Uji t
Uji F
Uji F
E. Populasi dan Sampling
1. Populasi
Penelitian yang bersifat penelitian populasi memiliki arti seluruh subjek di
dalam wilayah penelitian dijadikan subjek penelitian18
. Populasi adalah
kelompok di mana seseorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang
disamaratakan (digeneralisasikan). Pengertian populasi yang lain adalah
jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu obyek yang akan diteliti.
18
I Made Wirartha, Op.cit., h.232
Masa PenugasanAudit (X1)
Pendidikan Auditor (X2)
Pengalaman Auditor (X3)
Kualitas Audit (Y)
94
Tabel 3
Populasi di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2008-2014
No. KODE NAMA EMITEN
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk.
3 ADRO Adaro Energy Tbk.
4 AKRA AKR Corporindo Tbk.
5 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
6 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk
7 ASII Astra International Tbk
8 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
9 BISI Bisi International Tbk
10 BKSL Sentul City Tbk
11 BMTR Global Mediacom Tbk
12 BNBR Bakrie & Brothers Tbk
13 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk
14 BRPT Barito Pacific Tbk
15 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
16 BTEL Bakrie Telecom Tbk
17 BUMI Bumi Recources Tbk
18 BWPT BW Plantation Tbk
19 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
20 CPIN Charoen Pokhand indonesia Tbk
21 CTRA Ciputra Development Tbk
22 CTRP Ciputra Property Tbk
23 DEWA Darma Henwa Tbk
95
No KODE NAMA EMITEN
24 ELSA Elnusa Tbk
25 ELTY Bakrieland Development Tbk
26 ENRG Energi Mega Persada Tbk
27 EXCL XL Axiata Tbk.
28 FREN Mobile-S Telecom Tbk
29 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk
30 HITS Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
31 HRUM Harum Energy Tbk.
32 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
33 IIKP Inti Kapuas Arowana Tbk
34 INCO International NickellndonesiaTbk
35 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
36 INDY Indika Energy Tbk
37 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
38 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
39 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
40 JRPT Jaya Real Property Tbk
41 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.
42 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
43 KLBF Kalbe Farma Tbk
44 KRAS Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
45 LPKR Lippo Karawaci Tbk
46 LSIP PP London Sumatera Tbk
47 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
48 MIRA Mitra Rajasa Tbk
49 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
96
No KODE EMITEN
50 MPPA Matahari Putra Prima Tbk
51 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
52 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
53 PUN Plaza Indonesia Realty Tbk
54 PWON Pt Pakuwon Jati Tbk
55 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk
56 SGRO Sampoerna Agro Tbk
57 SILO Siloam International Hospitals Tbk.
58 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk.
59 SMAR SMARTTbk
60 SMCB Hokim Indonesia Tbk
61 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
62 SMRA Summarecon Agung Tbk
63 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
64 TINS Timah Tbk
65 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
66 TNTP Indocement Tunggal Prakasa
67 TOTL Total Bangun Persada Tbk
68 TRAM Trada Maritiem Tbk
69 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
70 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
71 TURI Tunas Ridean Tbk
72 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk
73 UNTR United Tractors Tbk
74 UNVR Unilever Indonesia Tbk
75 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
Sumber : Data IDX JII tahun 2008 - 2014
97
2. Sample
Penelitian yang bersifat penelitian sampel hanya memilih sebagian dari
subjek penelitian dan mengganggapnya mewakili keseluruhan. Pertimbangan
yang diambil untuk tidak meneliti seluruh subjek mungkin karena
keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu atau mungkin memang tidak perlu
melakukan hal demikian, karena dengan mengambil sebagian dari populasi
sudah dapat mencerminkan sifat dari populasinya19
.
Sampling adalah proses pemilihan sejumlah individu untuk suatu
penelitian sedimikian rupa sehingga individu-individu tersebut merupakan
perwakilan kelompok yang lebih besar. Tujuan sampling adalah menggunakan
sebagian individu-individu yang diselidiki tersebut untuk memperoleh
informasi tentang populasi.
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan
sampel, yaitu sampel harus representatif (mewakili) dan besarnya (ukuran )
sampel harus memadai. Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri
sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama
dengan ciri-ciri populasinya. Berapa besar ukuran sampel yang memadai
tergantung pada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar ukuran
sampel, semakin kecil kemungkinann salah menarik kesimpulan populasinya.
Besarnya sampel yang diambil tergantung dari banyaknya jumlah
populasi. Jika jumlah populasi kurang dari 100 sebaiknya diambil semua
sehingga disebut penelitian populasi. Namun, jika populasi lebih besar dan
19
Ibid.
98
banyak maka dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih, hal
ini tergantung dari 20
:
a. Kemampuan dari segi waktu, tenaga, dan dana.
b. Sempit atau luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian
yang risikonya besar jika sampelnya besar maka hasilnya akan lebih baik.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik
purposive sampling. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu21
. Sampel yang diambil pada penelitian adalah
perusahaan yang tergabung di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2008
sampai tahun 2014 secara terus menerus.
Tabel 4
Perusahaan Jakarta Islamic Index (JII) yang Listing Tahun 2008 – 2014
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1. AALI Astra Agro Lestari Tbk
2. INTP Indocemen Tunggal Prakarsa Tbk
3. KLBF Kalbefarma Tbk
4. PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk
5. SMGR Semen Indonesia (Persero)
6. TLKM Telekomunikasi Indonesia Persero
7. UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber : Data IDX JII Tahun 2008 – 2014
20
Ari Kunto. Op.cit., h. 134 21
Sugiyono, Op.cit., h. 85
99
F. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji
apakah dari variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai
distribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas
data dalam penelitian ini adalah uji normalitas atausampel Kolmogorov-
Smirnov. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya.
Menurut Singgih Santoso22
, dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai
berikut :
a. Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi
normal.
b. Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak
berdistribusi normal.
Cara lain untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik. Menurut Singgih Santoso23
metode yang
digunakan adalah pengujian secara visual dengan metode gambar normal
Probability Plots dalam program SPSS yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
22
Singgih Santoso, Op.cit., h. 154 23
Ibid. h. 322
100
Dasar pengambilan keputusan:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
2. Uji Homogenitas
Perlunya dilakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa
bagian sampel, yaitu seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang
diambil dari populasi yang sama24
. Pengujian homogenitas menjadi penting
bila peneliti bermaksud mencari generelisasi untuk hasil penelitiannya serta
penelitian yang data penelitiannya diambil dari kelompok-kelompok terpisah
yang berasal dari satu populasi.
Pengujian homogenitas data adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih. Untuk menguji homogenitas varians variabel
dilakukan dengan menggunakan Uji-F. Dengan ketentuan jika F hitung < F tabel , maka
varians dari kelompok tersebut homogen. Dalam aplikasinya peneliti menggunakan
program SPSS dengan kriteria uji apabila nilai r lebih kecil atau sama dengan (=) dari
tingkat yang ditentukan, maka skor-skor pada variabel tersebut menyebar secara
24
Arikunto, Op.cit., h. 364
101
homogen.25
Uji homogenitas yang akan dibahas dalam adalah Uji Homogenitas
Variansi dan Uji Bartlett. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak. Langkah-langkah
menghitung uji homogenitas :
a. Mencari Varians/Standar deviasi Variabel X danY, dengan rumus :
b. Mencari F hitung dengan dari varians X danY, dengan rumus :
Keterangan :
Pembilang: S besar artinya Variance dari kelompok dengan variance
terbesar (lebih banyak)
Penyebut: S kecil artinya Variance dari kelompok dengan variance terkecil
(lebih sedikit)
Jika variance sama pada kedua kelompok, maka bebas tentukan
pembilang dan penyebut.
c. Membandingkan F hitung dengan F tabel pada tabel distribusi F, dengan:
1). Untuk varians dari kelompok dengan variance terbesar adalah dk
pembilang n-1.
25
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, h. 89
102
2). Untuk varians dari kelompok dengan variance terkecil adalah dk
penyebut n-1.
3). Jika F hitung < F tabel, berarti homogen.
4). Jika F hitung > F tabel, berarti tidak homogen
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinieritas dilakukan
dengan melihat tolerance value atau dengan menggunakan Variance Inflation Factors
(VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Nilai VIF dapat dihitung dengan
rumus yaitu sebagai berikut:
VIF =
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan
variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF diatas
nilai 10 atau tolerance value dibawah 0,10. Multikolinearitas tidak terjadi bila
nilai VIF dibawah nilai 10 atau tolerance value diatas 0,10 26
.
4. Uji Autokorelasi
Masalah autokorelasi sama seperti maslah multikolinieritas,
heterokedastisitas. Autokorelasi merupakan salah satu asumsi dalam model
regresii linier. Uji autokorelasi untuk mengetahui apakah dalam persamaan
regresi terdapat kondisi serial atau tidaknya antara variabel pengganggu.
Untuk mengetahui apakah persamaan regresi ada atau tidak autokorelasi akan
26
Santoso, Op.cit., h. 206
103
digunakan pendekatan Durbin Watson (DW) test27
.
Kaidah yang digunakan untuk mengetahui model tersebut terjadi atau
tidaknya korelasi serial antara error term adalah nilai Dw lebih besar daripada
Du atau lebih kecil dari 4-Du. Maka kriteria uji Durbin watson adalah :
Du < Dw < 4 – Du
B C D
A E
Keterangan :
A = Ada Autokorelasi
B = Ragu- ragu
C = Tidak ada autokorelasi
D = Ragu – ragu
E = Ada Autokorelasi
5. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi yang penting dalam analisis atau model regresi linier adalah
faktor penggangu u1 atau error term atau disturbance term. Uji ini untuk digunakan
untuk mengetahui variabel pengganggu dalam persamaan regresi mempunyai
varians yang sama atau tidak. Jika mempunyai varians yang sama, berarti tidak
terdapat heteroskedastisitas, sedangkan jika mempunyai varians yang tidak sama
27
Sugiyono & Agus Susanto, Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL: Teori dan aplikasi untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung, Alfabeta: 2015), h. 332
104
maka terdapat heterokesdastisitas28
.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Heteroskedastisitas berarti suatu situasi di mana varians dari
variabel dependen bervariasi di seluruh data. Heteroskedastisitas mempersulit
analisis karena banyak metode dalam analisis regresi didasarkan pada asumsi
varians sama. Masalah heteroskedastisitas lebih sering muncul pada data cross-
sectional daripada time series walupun bukan berarti data time series bebas
masalah heterokedastisitas. Untuk mendeteksi gejala heterokedastisitas dapat
ditempuh lewat metode formal dan informal. Metode informal biasanya
dilakukan dengan metode grafik dimana sumbu vertikal (x) menjelaskan nilai
prediksi disturbance term error dan sumbu horisontal (y) merupakan nilai
prediksi variabel regresor. Variabel dinyatakan bebas heteroskedastisitas jika
tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu Y.
Metode formal dapat dilakukan dengan uji Park, uji Glejser, uji Korelasi
Spearman’s, dan uji Goldfeld-Quant, yang dijelaskan sebagai berikut :
a.Uji Park
Metode ini merupakan formalisasi dari metode grafik dimana varians
merupakan fungsi dari variabel regressor:
σ2i = σ2Xβeε
ln σ2i = ln σ2 + β ln X + v
ln ε2i = α + β lnX + v
28
Sugiyono & Agus Susanto, Op.cit., h. 342
105
Metode ini dilakukan dengan meregresikan variabel regressan dengan
variabel regressor untuk mendapatkan nilai disturbance term error .
Kemudian nilai kuadrat prediksi disturbance term error dengan variabel
regressan. Indikasi akan terjadinya masalah heteroskedastisitas pada metode
ini dapat dilihat pada signifikansi koefisien β. Jika koefisien β signifikan
(t hitung> t tabel dan atau p < 0,05) maka dapat dipastikan bahwa variabel
bebas yang diuji tersebut terkena masalah heteroskedastisitas.
a. Uji Glejser
│ln ε2i│ = α + β lnX + v
b. Uji Korelasi Spearman’s
Langkah yang harus ditempuh lewat metode ini adalah:
1). Regresikan variabel regressan dengan variabel regressor
Ambil nilai mutlak disturbance term error dan lakukan ranking
terhadap nilai disturbance term error dan ranking nilai variabel
regressan atau variabel regressor untuk menghitung koefisien korelasi
Spearman (ρ). Nilai d dari koefisien korelasi Spearman dihitung
berdasar selisih ranking variabel regressan atau variabel regressor.
Rumus koefisien korelasi Spearman’s (rumus pertama dipakai jika
tidak terjadi urutan ranking yang sama, n tier):
dan
106
Uji koefisien korelasi Spearman dengan distribusi t pada nilai
df=n-2, jika signifikan, berarti ada masalah heterokedastisitas.
G. Uji Hipotesis
1. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresi linier sederhana (Simple Linier Regression) untuk menguji pengaruh
satu variabel independen terhadap satu variabel dependen. Regresi linier sederhana
sebagai sebuah alat statistik baru yang digunakan untuk menentukan hubungan antara
satu prediktor (independen) variabel dan satu respon (dependen) variabel29
. Analisis
regresi linier sederhana menghasilkan sebuah persamaan regresi yang dapat digunakan
dalam prediksi. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = α + ßX + e
Dimana :
Y merupakan variabel dependen
X merupakan variabel independen
α merupakan intercept
ß merupakan slope
e merupakan error term
29
Hengky Latan, Op.cit. h. 176
107
Ada 1 regresi linier sederhana dalam penelitian ini yaitu regresi linier sederhana
antara masa penugasan auditor (X1) terhadap kualitas audit (Y). Y = a +b1X1 + e
Keterangan :
Y = Variabel kualitas audit
a = Bilangan konstan
X1 = Variabel masa penugasan audit
e = error
2. Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda (Multi Regression Linier Analysis)
digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel dependent (variabel yang
dipengaruhi), sekaligus digunakan untuk melihat pengaruh terhadap kualitas
audit. Wooldridge menyatakan bahwa analisis regresi berganda mempunyai
kemampuan untuk analisis cateris paribus karena secara eksplisit mengontrol
banyak faktor secara simultan yang berpengaruh terhadap variabel dependen30
.
Dalam analisis regresi sederhana (dengan satu variebel bebas) dan analisis
regresi berganda (dengan lebih dari satu variabel bebas) ada tiga unsur yang
harus dicari, yaitu 31
:
a. Garis regresi, yaitu garis yang menyatakan hubungan antara variabel-
variabel itu.
b. Standar error of estimate (Sy, X1, X2), yaitu harga yang mengukur
pemencaran tiap-tiap titik (data) terhadap garis regresinya. Atau merupakan
30
Hengky Latan, Aplikasi Analisis Data Statistik Untuk Ilmu Sosial Sains dengan IBM
SPSS, (Bandung, Alfabeta: 2014), h. 191 31
Arikunto, h. 339
108
penyimpangan standar dari harga-harga dependent (Y) terhadap garis
regresinya.
c. Koefisien korelasi (r), yaitu angka yang menyatakan e ratnya hubungan
antara variabel-variabel itu.
Ada 2 regresi linier berganda dalam penelitian ini yaitu regresi linier berganda
antara pendidikan auditor (X2) dan pengalaman auditor (X3) terhadap kualitas audit
(Y) dan regresi linier berganda antara masa penugasan auditor (X1), pendidikan
auditor (X2), dan pengalaman auditor (X3) terhadap kualitas audit (Y).
Analisa regresi berganda ini adalah analisis tentang hubungan antara satu
dependent variable (variabel terikat) dengan dua atau lebih independent
variable (variabel bebas)32
, dengan rumus sebagai berikut :
a. Y = a + b2X2 + b3X3+....e
Analisis regresi linier berganda pengaruh pengaruh pendidikan auditor
(X2), dan pengaruh pengalaman Kantor Akuntan Publik (X3) terhadap
kualitas audit (Y) pada perusahaan yang listing di Jakarta Islami Index (JII).
b. Y = a +b1X1 + b2X2 + b3X3+....e
Analisis regresi linier berganda pengaruh masa penugasan audit (X1),
pengaruh pendidikan auditor (X2), dan pengaruh pengalaman Kantor
Akuntan Publik (X3) terhadap kualitas audit (Y) pada perusahaan yang
listing di Jakarta Islami Index (JII).
32
Arikunto, Op.cit., h. 339
109
Keterangan :
Y = Variabel kualitas audit
a = Bilangan konstan
X1 = Variabel masa penugasan audit
X2 = variabel pendidikan auditor
X3 = Variabel pengalaman auditor
e = error
3. Uji Koefisien Determinan (R2)
Analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien
determinasi yang sering disebut dengan koefisien penentu. Bila semua variabel
diregresikan secara bersama-sama terhadapvariabel terikat dengan maksud
menjelaskan varians di dalamnya, korelasi individual jatuh ke dalam apa yang disebut
multipel r, R-square atau sering disebut R2
, adalah jumlah varians yang dijelaskan
dalam variabel terikat oleh prediktor33
. Koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui persentase pengaruh variabel pendidikan auditor, masa penugasan audit dan
pengalaman auditor secara bersama-sama terhadap kualitas audit dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = (r2)x 100%
Uji R2
dinyatakan dalam persentase yang nilainya berkisaran antara 0< R2<1.
Kriteria pengujiannya yaitu sebagai berikut :
a. Jika nilai R2 mendekati 0 menunjukkan pengaruh yang semakin kecil.
b. Jika nilai R2 mendekati 1 menunjukkan pengaruh yang semakin kuat.
33
Uma Sekaran, Op.cit., h. 299
110
4. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh beberapa variabel secara
bersama-sama terhadap variabel yang lain dengan taraf signifikan 5%. Analisis
varians (ANOVA) membantu menguji perbedaan rata-rata yang signifikan di
antara lebih dari dua kelompok pada variabel terikat yang berskala interval atau
rasio34
. Hasil ANOVA menunjukkan apakah rata-rata dari berbagai kelompok
secara signifikan berbeda satu sama lain, seperti yang ditunjukkan oleh
statistik F. Statistik F menunjukkan apakah dua varians sampel berbeda satu
sama lain atau dari populasi yang sama.
Distribusi F adalah distribusi probabilitas dari varians sampel dan keluarga
distribusi berubah dengan perubahan ukuran sampel. Unsur-unsur
pengujiannya adalah :
a. Jika F hitung > F tabel dengan dk pembilang dan dk penyebut n-k-1 dan α =
0,05 maka H0 ditolak dan sebaliknya H0 diterima.
b. Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan sebaliknya H0 diterima.
5. Uji Parsial (Uji t)
Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap variabel
dependen. Dalam uji t memasukan rata-rata dan standar deviasi dari dua
kelompok pada variabel dan menguji apakah perbedaan numerikal dalam rata-
rata berbeda secara signifikan dari 0 (nol) sebagaimana didalilkan dalam
34
Uma Sekaran, Op.cit., h. 297
111
hipotesa nol35
.
Pada saat membandingkan perbedaan rata-rata antara dua kelompok yang
berbeda pada satu variabel, kita melakukan uji t pada dua sampel bebas. Uji t
juga dapat dilakukan untuk menguji perbedaan dalam kelompok yang sama
sebelum dan setelah suatu perlakuan. Rumus uji t disesuaikan untuk
menghitung korelasi antar dua skor, jika ada. Dengan kata lain, uji t yang
disesuaikan (adjusted t-test) untuk sampel yang sesuai atau jenis sampel terikat
lainnya mencerminkan perbedaan rata-rata yang sebenarnya.
Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat digunakan pengujian koefisien regresi secara parsial (uji t), yaitu dengan
membandingkan thitung dan ttabel, yang dirumuskan sebagai berikut36
:
t = 2r-1
2-nr
Di mana:
t (thitung) = statistik t dengan derajat kebebasan n-2
r = korelasi parsial yang ditentukan
n = jumlah observasi atau pengamatan
Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan ttabel
yang diperoleh dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Persamaan regresi
akan dinyatakan berarti/signifikan jika nilai t signifikan lebih kecil sama
35
Uma Sekaran, Research Methods For Business : Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 2, Edisi 4, (Jakarta, Salemba Empat: 2006), h. 296
36 Sugiyono, Op.cit. h. 366
112
dengan 0,05. Kriteria yang digunakan sebagai dasar perbandingan adalah
sebagai berikut:
a. Uji hipotesis secara parsial menggunakan uji pihak kiri, dengan kriteria:
Ho diterima bila thitung -ttabel atau nilai sig > 0,05
Ho ditolak bila thitung < -ttabel atau nilai sig < 0,05
b. Uji hipotesis secara parsial menggunakan uji pihak kanan, dengan kriteria:
Ho diterima bila thitung ttabel atau nilai sig > 0,05
Ho ditolak bila thitung > ttabel atau nilai sig < 0,05
Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan suatu pengaruh
adalah tidak signifikan sedangkan bila Ho ditolak artinya suatu pengaruh
adalah signifikan.