24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus.
Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi/evaluasi, dan refleksi.
3.2. Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Bringin dengan
upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan menerapkan
model picture and picture Kelas 4 SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Bringin
pada mata pelajaran IPA semester II tahun pelajaran 2012/2013”. Dengan
jumlah peserta didik 15 siswa.
3.3. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas 4 semester II SD Negeri
Tanjung 01 Kecamatan Bringin tahun ajaran 2012/2013 mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada materi pokok Perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan dengan tujuan agar dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui model picture and picture.
3.4. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 5-6 April 2013 dengan alokasi waktu 2
x 35 menit (2 x pertemuan).
b. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 11-12 April 2013 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit (2 x pertemuan).
25
3.5. Subjek Penelitian
Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas 4 SD Negeri Tanjung 01
Kecamatan Bringin yang berjumlah 15 anak. Tahun pelajaran 2012/2013.
3.6. Variabel Penelitian
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau
independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model
picture and picture (X).
b. Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan dan
hasil belajar IPA pada materi “Perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya
terhadap daratan” kelas II SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Bringin (Y).
3.7. Deskripsi Persiklus
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri
dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
3.7.1. Pelaksanaan Siklus 1
(1) Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah, dengan meminta
bantuan kepada guru bidang studi IPA untuk mengungkapkan dan
memperjelas masalah yang dihadapi oleh peneliti untuk mencari jalan
pemecahan masalah.
2. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada strategi
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan model picture and picture.
3. Menyiapkan lembar observasi sebagai panduan observer dalam
mengobservasi kegiatan situasi dan kondisi selama proses belajar mengajar
berlangsung.
26
4. Merancang alat evaluasi berupa tes formatif.
(2) Tindakan Perbaikan
Pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan 2 kali
pertemuan. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan perbaikan
pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran dengan menerapkan model
picture and picture yang telah dibuat sebagai berikut :
1. Melakukan apersepsi, yaitu siswa diminta menyebutkan gambar yang
ditunjukkan oleh guru.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru dan siswa bertanya jawab tentang Faktor penyebab perubahan
lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.
4. Guru menjelaskan materi pelajaran dan menunjukkan atau memperlihatkan
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
5. Siswa maju di depan kelas secara bergantian untuk memasang dan
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
6. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi.
7. Guru membagikan gambar dan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok
dan menjelaskan cara mengerjakannya.
8. Siswa berdiskusi tentang cara kerusakan lingkungan, seperti erosi, abrasi,
banjir dan longsor.
9. Guru meminta tiap kelompok untuk maju di depan kelas menyampaikan
hasil diskusinya.
10. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
11. Dari pembahasan hasil diskusi guru memulai menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan komptensi yang ingin dicapai.
12. Simpulan atau rangkuman.
13. Melakukan refleksi
14. Melakukan evaluasi.
27
(3) Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan oleh obsevator pada saat pembelajaran
berlangsung. Pengamatan ini dilakukan terhadap kegiatan belajar mengajar
dengan penggunaan model picture and picture, kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru dalam menjelaskan materi tentang Perubahan lingkungan fisik
dan pengaruhnya terhadap daratan, serta partisipasi atau keaktifan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
(4) Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil observasi mengenai keaktifan dan hasil
tes siswa. Dari hasil observasi dan hasil tes pada siklus 1, masih terdapat
beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dan hasil tes yang
diperoleh beberapa siswa masih di bawah KKM (65), ini disebabkan karena
gambar yang disediakan oleh guru kurang memadai dan pada saat siswa
berdiskusi guru tidak berkeliling untuk membimbing siswa sehingga siswa yang
belum paham dalam mengerjakan tugas kelompok mengalami kesulitan. Oleh
sebab itu peneliti melakukan perbaikan dan rencana tindakan pada siklus
berikutnya.
3.7.2. Pelaksanaan Siklus 2
Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses perbaikan pembelajaran siklus
I, peneliti telah menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II yang terbagi
dalam empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
(1) Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah, dengan meminta
bantuan kepada guru bidang studi IPA untuk mengungkapkan dan
memperjelas masalah yang dihadapi oleh peneliti untuk mencari jalan
pemecahan masalah.
2. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada strategi
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan model picture and picture dan
gambar yang memadai apa bila terhadap hambatan.
28
3. Menyiapkan lembar observasi sebagai panduan obsever dalam
mengobservasi kegiatan situasi dan kondisi selama proses belajar mengajar
berlangsung.
4. Merancang alat evaluasi berupa tes formatif.
(2) Tindakan Perbaikan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai
dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebagai berikut:
1. Guru mengulang kembali materi Perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan.
2. Guru membangkitkan motivasi siswa.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menjelaskan materi pelajaran dan menunjukkan atau memperlihatkan
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
5. Siswa maju di depan kelas untuk memasang dan mengurutkan gambar-
gambar menjadi urutan yan logis.
6. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi.
7. Guru membagikan gambar dan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok
dan menjelaskan cara mengerjakannya.
8. Siswa berdiskusi tentang Perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya
terhadap daratan.
9. Guru berkeliling untuk mengarahkan dan membimbing siswa yang belum
paham.
10. Guru meminta tiap kelompok untuk maju di depan kelas menyampaikan
hasil diskusinya.
11. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi.
12. Dari pembahasan hasil diskusi guru memulai menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan komptensi yang ingin dicapai.
13. Simpulan atau rangkuman.
14. Melakukan refleksi
15. Melakukan evaluasi.
29
(3) Refleksi
Dalam refleksi pada siklus II dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Secara garis besar proses perbaikan pembelajaran siklus II sudah berhasil
karena dilihat dari tingkat ketuntasan klasikal sudah memenuhi KKM.
2. Strategi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan model picture and
picture sudah melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
3.8. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.8.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan ketuntasan hasil belajar
siswa kelas 4 SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Bringin dalam mata pelajaran
IPA setelah memperoleh tindakan, adalah:
1. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada
orang-orang yang dapat memberikan informasi/penjelasan hal-hal yang dianggap
perlu dalam penelitian. Wawancara dilakukan dengan guru bidang studi IPA.
Data yang diperoleh penelitian melalui wawancara dengan guru bidang studi
IPA kelas 4 adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan nilai tes
siswa pada akhir pembelajaran.
2. Observasi
Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dilakukan teknik
observasi oleh observer yang dilakukan oleh guru bidang studi IPA. Observer
melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi pada
saat pembelajaran berlangsung.
3. Tes tertulis
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar
mengajar yang dilakukan akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes) dengan
memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan
data alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan materi.
30
3.8.2. Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk dan instrumen sebagai
berikut:
a. Tes Tertulis
Soal test yang diberikan adalah soal test tertuls yang berbentuk pilihan
ganda dan isian, digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam
pembelajaran. Test ini diberikan setelah pembelajaran. Adapun kisi-kisi soal
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 1
Kisi-Kisi Soal Tertulis
StandarKompetensi
KompetensiDasar
Indikator NoItem
JumlahItem
Memahami
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan.
Siklus IMendeskripsikan
berbagai
penyebab
perubahan
lingkungan fisik
(angin, hujan,
cahaya matahari,
dan gelombang
air laut).
1. Menyebutkan faktor-faktor penyebabterjadinya perubahanlingkungan fisik danpengaruhnya padadaratan tempattinggal makhlukhidup
1, 3,, 5, 6
4
2. Menjelaskan akibatdari angin, hujan,cahaya matahari,gelombang air laut,gempa bumi dangunung meletus.
2, 4,7, 8,9, 10
6
Siklus IIMendeskripsikan
cara pencegahan
kerusakan
lingkungan (erosi,
abrasi, banjir dan
longsor).
4.Menyebutkankerusakanlingkungan denganpenyebabnya.
1, 2,3, 4
4
5.Menjelaskanpengertian reboisasi,abrasi
6, 8 2
6. Menjelaskan carapencegahankerusakan lingkungan(erosi, abrasi, banjir,dan longsor).
5, 7,9, 10
4
31
b. Lembar Observasi
Adapun lembar observasi yang akan digunakan sebagai instrumen untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi kinerja guru
dalam menerapkan model picture and picture dan lembar observasi keaktifan
belajar siswa dengan menggunakan model picture and picture.
Berikut ini disajikan dalam tabel kisi-kisi lembar observasi kinerja guru
dalam menerapkan model picture and picture.
Tabel 3. 2
Lembar Observasi Kinerja Guru Menerapkan
Model Picture and Picture
No Aspek Indikator Jumlah
item
1 Prapembelajaran
1. Memberikan salam2. Mengabsensi3. Memberikan apersepsi4. Memberikan motivasi dan
membangkitkan minat belajar siswa5. Menjelaskan tujuan pembelajaran
5
2 KegiatanInti
1. Menjelaskan langkah-langkahpembelajaran model picture and picture
2. Menyajikan materi3. Menunjukkan/memperlihatkan gambar-
gambar yang berkaitan dengan materi4. Menunjuk/memanggil siswa secara
bergantian memasang/mengurutkangambar-gambar menjadi urutan yanglogis
5. Bertanya kepada siswa alasanmengurutkan gambar dengan urutanseperti yang diurutkan siswa
6. Menanamkan konsep atau materi sesuaidengan alasan siswa mengurutkangambar dan juga sesuai dengankompetensi yang dicapai
6
3 KegiatanPenutup
1. Memberikan kesimpulan2. Tanya jawab dengan siswa3. Memberikan tes4. Menutup pelajaran
4
Total 15
32
Sedangkan lembar obseravasi keaktifan siswa dalam mengiukuti
pembelajaran dengan model picture and picture disajikan dalam kisi-kisi
keaktifan belajar siswa berikut ini:
Tabel 3. 3
Kisi-Kisi Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran dengan
Model Picture and Picture
No Aspek IndikatorJmlhItem
1 Kesiapansiswa dalammengikutipembelajaran
1. Membawa alat pelajaran lengkap2. Membawa buku sumber.3. Bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.4. Sudah mempelajari materi pelajaran di
rumah.
4
2 Kemampuansiswa dalammengerjakanlembar kerja
1. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakanlembar kerja.
2. Mengerjakan lembar kerja sesuai denganpetunjuk yang ada.
3. Dapat menjawab pertanyaan yangdiajukan dalam lembar kerja.
3
3 Aktifmengajukanpertanyaandalampembelajaran
1. Bertanya bila mengalami kesulitanmemecahkan masalah.
2. Memiliki inisiatif untuk bertanya tanpaditunjuk guru.
3. Pertanyaan yang diajukan sesuai denganmateri pembelajaran.
4. Bertanya lebih dari 1 kali.
4
4 Bekerjasamadalamkelompok
1. Bertukar pikiran dalam memecahkanmasalah.
2. Antusias untuk bekerjasama denganteman.
3. Menghargai pendapat teman.4. Merespon pendapat teman dengan positif.
4
5 Keberanian 1. Mempresentasikan hasil kerja kelompokdi depan kelas.
2. Menanggapi hasil kerja kelompok lain.
2
Total 17
33
3.9. Validitas dan Reliabilitas Data
Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan
untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Sugiyono (2010) Taraf validitas
empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas (xy). koefisien
validitas suatu tes dinyakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai
dengan 1,00. Menurut priyatno (2009), besar koefisien yang dimaksud adalah:
Tabel 3. 4
Koefisien Validitas Instrumen
Berdasarkan hasil pengujian validitas, diketahui bahwa dari 25 butir soal
yang diujikan validitasnya, ada 20 soal yang dinyatakan valid, dan 5 soal yang
dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid adalah sebagai berikut: 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 25. Sedangkan soal yang
dinyatakan tidak valid adalah sebagai berikut: 1, 13, 16, 20, dan 24 karena
hasilnya dibawah 0,40. Adapun hasil pengujian validitas disajikan dalam tabel
berikut ini:
Koefisien Kualifikasi0,91 – 1,000,71 – 0,900,41 – 0,700,21 – 0,40
Negatif – 0,20
Sangat tinggiTinggiCukup
RendahSangat rendah
34
Tabel 3. 5
Hasil Uji Validitas (Corrected Item Total Correlation)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 10.64 39.481 .491 . .936
VAR00002 10.36 36.242 .850 . .925
VAR00003 10.32 37.180 .708 . .928
VAR00004 10.64 39.481 .691 . .936
VAR00005 10.73 39.446 .527 . .935
VAR00006 10.59 39.015 .559 . .935
VAR00007 10.36 36.242 .850 . .925
VAR00008 10.32 37.180 .708 . .928
VAR00010 10.73 39.446 .527 . .935
VAR00012 10.36 36.242 .850 . .925
VAR00013 10.32 37.180 .708 . .928
VAR00014 10.36 36.242 .850 . .925
VAR00015 10.32 37.180 .708 . .928
VAR00018 10.59 39.015 .459 . .935
VAR00019 10.36 36.242 .850 . .925
VAR00020 10.32 37.180 .708 . .928
VAR00022 10.36 36.242 .850 . .925
VAR00023 10.32 37.180 .708 . .928
VAR00024 10.36 36.242 .850 . .925
VAR00025 10.64 39.481 .691 . .936
Langkah-langkah uji validitas
a. Klik Analzye Scale Reliability Statistik
b. Kemudian copy jumlah soal pindahkan ke ruas kanan pilih Statistik
Item-item for deleted Continoues Ok
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel
sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil,
konsisten ,dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010). Untuk menghitung tingkat
reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari
35
reliabilitas alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu
statistik 18.0 for windows. Menurut Azwar (2007), reliabilitas mengacu pada
konsisten atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan
pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya
berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya (Aswar, 2007). Kaidah
untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulfod & Frucker (dalam Aswar,
2007) sebagai berikut:
Tabel 3. 6
Kategori Reliabilitas Data
Nilai Reliabilitas0,90 ≤……. Sangat Reliabel0,71 – 0,89 Reliabel0,41 – 0,70 Cukup Reliabel0,21 – 0,40 Kurang Reliabel…..≤ 0,20 Tidak Reliabel
Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,41. Reliabilitas
suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu
dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat
hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil
penghitungan, apabila nilai alpha () kurang dari < 0.41 maka instrumen
tersebut tidak reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diketahui bahwa koefisien nilai
alpha adalah 0.933. Berdasarkan patokan pada tabel kategori reliabilitas di atas,
maka diketahui bahwa reliabilitas instrumen penelitian ini berada pada kategori
sangat reliabel. Hasil pengujiannya disajikan dalam tabel berikut ini:
36
Tabel 3. 7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach’sAlpha
Cronbach’sAlpha Based
onStandardized
ItemsN ofItems
.933 .933 20
3.10. Uji Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal
tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang
menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Menurut Arikunto (2007: 207 -
210), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi
putus asa dan tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran
adalah :
P=Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal :
P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
37
Tabel 3.8Indeks Kesukaran Soal Siklus 1
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal, diketahui bahwa 10 butir soal
yang diuji tingkat kesukarannya, ada 3 soal yang dinyatakan mudah yaitu
sebagai berikut: 3, 6, 9. Dan soal yang dinyatakan sedang ada 6 soal yaitu 1, 2,
5, 7, 8, 10. Sedangkan soal yang dinyatakan sukar ada 1 soal yaitu soal no 4.
Tabel 3.9Indeks Kesukaran Soal Siklus 2
TingkatKesukaran
Nomor Soal Jumlah
Mudah 1, 5, 7 3Sedang 2, 3, 4, 6,8, 9 6Sukar 10 1
Total 10
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal, diketahui bahwa 10 butir soal
yang diuji tingkat kesukarannya, ada 3 soal yang dinyatakan mudah yaitu
sebagai berikut: 1, 5, 7. Dan soal yang dinyatakan sedang ada 6 soal yaitu 2, 3,
4, 6, 8, 9. Sedangkan soal yang dinyatakan sukar ada 1 soal yaitu soal no 10.
3.11. Teknik Analisa Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif
komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal,
nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data
kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian
dijelaskan sebagai berikut:
TingkatKesukaran
Nomor Soal Jumlah
Mudah 3, 6, 9 3Sedang 1,2, 5, 7, 8, 10 6Sukar 4 1
Total 10
38
1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar
siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal
65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 ini
jumlahnya sekitar 75% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing
dihitung dengan menggunkan rumus. Analisis tersebut dilakukan dengan
menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus
sebagai berikut:
Ketuntasan individual = 100%Ketuntasan klasikal = 100%Keterangan
Ketuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 65
Ketuntasan klasikal : Jika > 75% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
skor > 65.
2. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama
proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar
kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
3. Untuk mengukur skala keaktifan belajar digunakan skala menggunakan
rumus Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa, digunakan ketentuan
yang dibuat oleh Depdiknas (2003) yaitu:Nilai = Σskor yang diperoleh siswaΣskor maksimum X 100%
Dengan ketentuan sebagai berikut:
≥ 80 ke atas : tinggi
60 – 79 : sedang
39
≤ 59 : rendah
3.11.1. Indikator Kinerja
Pembelajaran dengan menerapkan model picture and picture dikatakan
berhasil apabila model pembelajaran ini efektif dalam meningkatkan partisipasi
dan prestasi belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. ≥ 75% dari total Kelas 4 SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang berhasil lulus dari kriteria KKM (minimal ≥ 75% siswa
mendapatkan nilai 65: berdasarkan peraturan dari sekolah).
2. Terjadi peningkatan keaktifan belajar, dimana ditunjukkan dengan
meningkatnya keaktifan belajar, minimal pada skala sedang dan/atau
maksimal pada skala tinggi, berdasarkan kategori skala Likert.