BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA STIKes
MUTIARA INDONESIA MEDAN
RUANG RAWAT : Pusuk Buhit
TGLDIRAWAT : 16 Januari 2010
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. J
Tgl Pengkajian : 19 Januari 2010
Umur : 30Tflh»»tt
MR No. : 02-52-23
Informan : Autonamnese
II. Alasan masuk ruma sakit : Klien susah tidur, mau memaki - maki,
mengamuk, melempari rumah orang, merosak barang- barang, klien sering
suara - suara yang mengatakan "kambuh-kambuh".
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil Kurang berhassil Tidak berhasil
3. Trauma Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dlm keluarga
Tindakan kriminal
19
JelaskanNo 1.2.3 : 1. ±5 tahun yang lalu klien sudah mengalami gangguan
jiwa, sebelumnya klien sudah berulang kali dirawat di
RSJ Medan.
2. ketika di rawat di RSJ pasien menunjukan kemajuan
dan pasien tampak tenang lalu pasien lalu pasien di
kembalikan kekeluarganya, namun setelah pulang
keromah keluarga jarang membawa klien kontrol dan
tidak teratur minum obat
3. pasien pemah di pukuli oleh beberapa teman dan
keluarga karena pasien sering marah dan mengamuk
tanpa sebab.
Masalah Keperawatan : Regiment terapeutik inefektif
Resti perilaku kekerasan
Koping keluarga inefektif
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ya Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : pasien sebelumnya bekerja
diladang orang lain, namun pasien berhenti bekerja dan mulai saat itu0 pasien
hanya makan dan tidur saja di rumah dan dianggap tidak ada dirumah.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri: harga diri rendah
IV.FISIK
1. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 80x/i S : 37°C P:22x/i
2. Ukur : TB : 165 cm BB : 59 kg
3. Keluhan fisik : Ya Tidak
Jelaskan : Keluhan fisik tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
20
V. PSIKOSOSIAL
Genogram
Keterangan:
= Laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Pasien
= Laki-laki
= Perempuan
Jelaskan : Os anak ke 7 dari 9 bersaudara dan tidak ada keluarga yang
menderita gangguanjiwa
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
21
1. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien menyukai semua bagian tubuhnya meskipun
tidak da yang dibanggakan
b. Identitas diri : klien mampu menyebutkan nama dan alamat dengan
jelas
c. Peran : Sebagai seorang anak
d. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan berkumpul kembali
dengan keluarga
e. Harga diri : Klien merasa malujika diejek oleh teman -temanya
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Ayah dan Ibu
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat :
Sebelum dirawat di RSJ klien tidak pemah mengikuti kegiatan dalam
masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien suka menyendiri
dan mengurung diri dirumah
Masalah keperawatan : Gangguan isolasi sosial: Menarik Diri
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: Klien yakin dengan agamanya, klien beragama
kristen protestan
b. Kegiatan ibadah : Klien sering berdoa sebelum tidur
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
22
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian
Jelaskan : klien mandi 2 x sehari
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tdk mampu memulai
Pembicaraan
Jelaskan : Klien berbicara jelas dan terarah tetapi agak lambat
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
3. Akti vitas motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : klien dapat beraktivitas seperti biasa dan dapat
mengguanakan anggota fisik dengan baik
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan : Klien merasa sedih karenajauh dari keluarga dan klien
merasa di asingkan oleh keluarga
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Afek sesuai, memberi respon pada stimulus yang
diberikan
23
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tdk kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata (-) Defensif Curiga
Jelaskan : Klien kooperatif tetapi kontak mata kurang, klien sering
menunduk
Masalah keperawatan : Isolasi sosial; menarik diri
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : Klien mengatakan susah tidur dan sering melamun.
Suara-suara sering datang saat pasien sendiri dan suara tersebut
mengatakan "kambuh...kambuh" serta pasien sering teriihat
menutup telinga dan marah - marah ketika suara tersebut datang.
Masalah keperawatan : Perubahan sensori persepsi; Halusinasi pendengaran
8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan pembicaraan
Jelaskan : Klien dapat menjawab sesuai dengan topic
pembicaraan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yg terkait Pikiran magis
Waham
24
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nahilistic Sisip pikir Siap pikir Control pikir
Jelaskan : Tidak mengalami gangguan isi pikir; waham
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : Tingkat kesadaran compos mentis, klien mengetahui dimana
klien berada,
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
ll. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan Daya ingat
jangka pendek jangka panjang
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan memori, klien mampu
mengingat pengalaman masa lalu dan mampu mengingat
kegiatan yang baru dilakukan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudahberalih Tdk mampu konsentrasi Tdk mampu
berhitung sederhana
Jelaskan : Tingkat konsentrasi klien baik
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
25
Jelaskan : Kemampuan klien menilai baik, klien mampu membedakan
pakaian yang bagus dan yang kurang bagus
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yg diderita Menyalahkan hal-hal diluar
dirinya
Jelaskan : Klien tidak mengingkari bahwa dirinya mengalami
gangguanjiwa
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan : Klien mampu untuk makan, BAB/BAK tanpa bantuan secara
total
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian / berhias
Bantuan minimal Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : 2 Jam, 13.00 s/d 15.00
Tidur malam lama : 9 Jam, 21.00 s/d 06.00
Kegiatan sebelum / sesudah: Tidak ada melakukan kegiatan
26
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeriksaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
Perawatan lanjutan Ya Tidak
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja Ya Tidak
Menjaga kerapian nimah Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Jelaskan : Klien tidak mampu melakukan kegiatan di dalam rumah,
klien lebih suka duduk-duduk.
Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri
VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dgn orang lam Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebihan
Teknik relaksasi Bekeria berlebihan
Akdvitas konstruksi Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya Mencederai orang lain
Masalah keperawatan : Koping individu inefektif
27
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok: Klien mendapatkan dukungan keluarga, keluarga memperhatikan kebutuhan klien.
Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik: Klien sering di ejek oleh teman - teman yang di lingkunganya
Masalah dengan pendidikan, spesifik: Klien tidak ada masalah dengan pendidikan, walaupun klien hanya lulusan SMP
Masalah dengan pekerjaan, spesifik: Klien sering mekeria di lading
Masalah dengan perumahan, spesifik: Klien tinggal diruamah orang tuanya dan diperlakukan selayaknya
Masalah ekonomi, spesifik: Klien membeli rokok dan kebutuhanya setiap kali mendapat uang dari bekerja di ladang.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik: Sekarang klien sedang dalam masa perawatan dan sebelumnya klien pemah masuk ke RS Jiwa, tetapi klien tidak teratur kontrol dan kemudian klien kambuh kembali
Masalah lainnya, spesifik: Tidak ada masalah
Masalah keperawatan: isolasi sosial :menarik diri
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Penyakitjiwa Sistem pendukung
Faktor predisposisi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
XI.ASPEKMEDIK
28
Diagnosis medik : Skizofrenia paranoid
Terapi medik :
1. CPZ (Orange) 3 kali seharijam S^wib dan jam 17.30 Wib
2. Triasid Haluprenidil 3 kali sehari jam 7°°wib dan jam 17.30 Wib
3. Haluperidol 3 kali seharijam 7°°wib dan jam 17.30 Wib
29
ANALISA DATA
No Data Masalah1. Subjektif:
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang mengatakan supaya penyakitnyakambuh.
Objektif : Klien sering tampak marah-marah tanpa
Alasanyangjelas Klien sering melamun Klien tampak menutup telinga dan marah -
marah
Resiko tinggi kekerasan
2. Subjektif: Klien mengatakan sering mendengar suara-
suara yang mengatakan supaya penyakitnya kambuh
Suara-suara itu membuat klien tidak bisa tidurObjektif: Klien tampak berbicara sendiri
Perubahan persepsisensori; Halusinasi
pendengaran
3. Subjektif: Klien mengatakan malas bergaul dengan
orang lainObjektif:
Klien tampak sering menyendiri Kontak mata (-) jika berkomunikasi
Isolasi sosial; menarikdiri
4. Subjektif: Klien malu terhadap teman –
teman dilingkungan rumahnya
Objektif: Ekspresi wajah murung Klien tidak dapat memulai pembicaraan
Gangguan konsep diri;Harga diri rendah
5. Subjektif: Klien mengatakan keluarga jarang
berkunjung Ke RSJObjektif:
Klien tampak sedih bila ada keluarga dari klien lain yang datang berkunjung
Keluarga klien Tampak jarang datang berkunjung
Regiment terapeutikinefektif
6. Subjektif:
30
±5 tahun yang lalu klien sudah mengalami gangguanjiwa, sebelumnya klien sudah bemlang kali dirawat di RSJ.
Klien selalu menghindarObjektif: Keluarga klien jarang menjenguk klien
Koping individu inefektif
7. Subjektif:- ±5 tahun lalu klien sudah pemah di rawat di
RSJ- Setelah klien pulang ke rumah, keluarga
jarang membawa klien untuk kontrol danjarang minum obat
Objektif:Keluarga klien jarang menjenguk klien
Koping keluarga
inefektif
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Regiment terapeutik inefektif
2. Resiko tinggi kekerasan
3. Isolasi sosial; Menarik diri
4. Gangguan konsep diri; Harga diri rendah
5. Perubahan persepsi sensori ; Halusinasi pendengaran
6. Koping individu inefektif
7. Koping keluarga inefektif
XIII. POHON MASALAH
31
XIV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
2. Resiko tinggi kekerasan
3. Isolasi social : Menarik diri
4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
5. Koping individu inefektif
6. Koping keluarga inefektif
7. Regiment teraupetik inefektif
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
32
Regiment terapeutikinefektif
Resiko tinggi kekerasan
Perubahan persepsi sensori :halusinasi pendengaran
Isolasi social: menarik diri
Gangguan konsep diri : Harga Diri rendah
Koping individu inefektifKoping keluarga inefektif
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi
1 Gangguan sensori persepsi : halusinasipendengaran
1. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2. Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3. Pasien dapat membuat jadwal kegiatan yang biasa dilakukan
4. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
Kemampuan merawat pasienSP11. Mengidentifikasi jenis halusinasi2. Mengidentifikasi isi halusinasi3. Mengidentifikasi waktu dan
frekuensi halusinasi4. Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi5. Mengidentifikasi respon terhadap
halusinasi6. Mengajarkan menghardik halusinasi7. Menganjurkan pasien memasukkan
cara menghardik dalam jadwal kegiatan harian
SP21. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien2. Melatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan cara bercakap- cakap dengan orang lain
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP31. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien2. Melatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan melakukan kegiatan yang biasa dilakukan
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP41. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien 2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
33
5. Keluarga dapat merawat pasien dirumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
Kemampuan merawat keluargaSP11. Mendiskusikan masaiah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
SP21. Melatih keluarga memperaktekkan
cara merawat pasien dengan halusinasi2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien halusinasi
SP31. Membantu keluarga membuat
jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat (disc change planing)
2. Menjelaskan follow up pasien dan rujukan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
34
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi
2 Isolasisociai'menarik diri
1. Membina hubungan saling percaya
2. Menyadari Penyebab isolasi sosial
3. Berinteraksi dengan orang lain
4. Keluarga dapat merawat pasien dirumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
Kemampuan merawat pasien SP11. Mengidentifikasi penyebab isolasi
sosial2. Menyebutkan keuntungan berhubungan
dengan orang lain3. Menyebutkan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain4. Melatih pasien cara berkenalan dengan
satu orang
SP2
1. Mengevaluasijadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Kemampuan merawat keluarga SP11. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat pasien isolasi social
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi social;menarik diri yang dialami pasien beserta teriadi prosesnya terjadinya
3. Menjelaskan cara merawat pasien isolasi social;menarik diri
SP21. Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat dengan isolasi social ; menarik diri
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pasien isolasi social, menarik diri
SP3
35
1. Melatih keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
2. Menjelaskan follow up pasien dengan rujukan bila kembali kerumah
A. Kondisi Klien
36
Klien Tn J (30 Tahun) susah tidur, mau memaki-maki, mengamuk,
melempari rumah orang, merusak barang- barang, klien sering mendengar
suara - suara yang mengatakan "kambuh.. ..kambuh".
1. Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran.
2. Tujuan :
1. Pasien dapat mengidentifikasi jenis dan isi halusinasi.
2. Klien mengidentifikasi waktu, frekuensi dan situasi yang menimbulkan
halusinasi.
3. Klien dapat mengidentifikasi respon terhadap halusinasi.
4. Klien dapat mempraktekan cara menghardik halusinasi.
3. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi jenis dan isi halusinasi.
2. Mengidentifikasi waktu, frekuensi dan situasi yang menimbulkan
halusinasi.
3. Mengidentifikasi respon terhadap halusinasi.
4. Mengajarkan klien menghardik halusinasi
Strategi Pertemuan I
4. Proses Pelaksanaao Tindakan
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
"Selamat pagi pak, kami perawat yang akan merawat bapak selama 3
minggu disini. Perkenalkan nama saya suster Ummi, perkenalkan juga ini
teman-teman saya. Bapak namanya siapa? Senang dipanggil apa?"
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan pak J hari ini? Apa keluhan bapak saat ini ? "
3. Kontrak
37
“Baiklah pak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
bapak dengar tapi wujudnya tidak ada. Dimana kita duduk? Berapa lama?
Bagaimana kalau 15 menit?-"
B. Kerja
1. Mengidentifikasi jenis dan isi halusinasi
" Apakah bapak mendengar suara tanpa wujudnya? Dan kalau saya boleh
tau, apa yang dikatakan oleh suara itu?
2. Mengidentifikasi waktu, frekuensi dan situasi yang menimbulkan
halusinasi? " Apakah bapak mendengamya terus menerus atau sewaktu-
waktu? Kapan paling sering bapak mendengamya? Berapa kali sehari?”
“ Pada keadaan apa bapak mendengar suara itu? Apa yang bapak rasakan?"
3. Mengidentifikasi respon tehadap halusinasi
“ Apa yang bapak rasakan saat mendengar suara itu? Dan apa yang bapak
lakukan ? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara mencegah suara itu
muncul?"
4. Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
"Begini pak, untuk mengendalikan din, walaupun suara- suara itu tetap
muncul, bapak bisa lakukan dengan cara menghardik suara-suara tersebut
caranya sebagai berikut: Saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar... saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!
Begitu berulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi”
C. Terminasi
1. Evaiuai respon pasien terhadap tindakan keperawatan.
a. Evaluasi subjektif (pasien)
"Bagaimana perasaan bapak setalah kita bercakap-cakap?"
b. Evaluasi perawat (objektif)
"Jadi suara-suara itu sering memanggil bapak? Suara itu terus menerus
terjadi dan terutama kalau bapak lagi sendiri?"
2. Kontrak
38
"pak, bagaimana kalau kita bertemu besok dan berbincang-bincang tentang
bagaimana mencegah suara-suara itu muncul? Mau kan pak? Bapak mau
jam berapa? Bagaimana kalaujam 10.00, seperti saat ini? Bapak mau
dimana? Oh di depan ya pak, di ruang perawat? Baildah, sampaijumpa
selamat pagi.”
Strategi Pertemuan II
1. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam terapeatik
"Selamat pagi pak, wah.. .lagi melakukan kegiatan apa ni?"
2. Evaluasi/validasi
"Apakah bapak masih mendengar suara-suara?"
3. Kontrak
"Kemaren kan kami sudah berjanji untuk datang berbincang-bincang dengan
bapak, kita akan latihan cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain, kita akan berbicara selama 15 menit, siap
pak? "
B. Kerja
1.Mengevaluasijadwal kegiatan harian
" Coba kami lihat jadwal kegiatan harian bapak, mana yang belum
dilaksanakan? bagus... .semua sudah dilaksanakan ya...".
2.Melatih pasien mengendalikan balusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
" Pak, cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi adalah bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara,
langsung saja can teman untuk diajak ngobrol, minta teman atau perawat
untuk ngobrol dengan bapak. Contohnya begini...tolong, saya mulai dengar
suara-suara, ayo ngobrol dengan saya... begitu pak. Coba bapak lakukan
seperti yang tadi saya lakukan. Ya bagus.....
3.Menganjurkan klien memasukkan jadwal kegiatan hariannya
39
"Nah, bapak masukkan kegiatan ini kedalam jadwal kegiatan harian pak"
C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a.Evaluasi subjektif (pasien)
"Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?"
b.Evaluasi subjektif (perawat)
"Pak, bisakah bapak mengulangi cara yang kita latihan tadi? Bagus..sekali
ya pak, coba sekali lagi, bagus ya pak.
2. Tindak Lanjut
"Pak, kami kan tidak setiap saat ada dekat bapak, jadi nanti kalau suara-
suara muncul lagi, bapak gunakan cara yang tadi ya."
3. Kontrak
"Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok untuk
membicarakan cara ketiga dalam mengendalikan suara-suara, bapak maunya
jam berapa?.. dimana? Oya sudah besok jam 10.00 Wib aja ya, selamat pagi
pak".
Strategi Pertemuan III
1. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
"Selamat pagi pak, wah...bagaimana perasaan bapak hari ini?"
2. Evaluasi/validasi
"Apakah bapak masih mendengar suara-suara? apakah cara yang sudah
diajarkan kemaren telah bapak praktekkan?"
3. Kontrak
" Kemaren kan kami sudah berjanji untuk datang berbincang-bincang
dengan bapak, kita akan latihan cara ketiga yaitu membuatjadwal kegiatan
bapak dari bangun pagi sampai tidur malam kita akan berbicara selama 20
menit, siap pak?"
B. Kerja
40
1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
" apa saja yang sudah bapak lakukan setiap hari ? bagus ya..".
2.Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan yang
biasa dilakukan di rumah sakit
" kalau boleh tahu apa kegiatan bapak pagi-pagi?.... Itu mulai jam berapa?
terus...........oh itu..., banyak sekali kegiatan ya pak, baiklah hari ini kita latih
kegiatan yang dua hari ini, bagus bapak bisa melakukan. Nah, kegiatan ini
bisa bapak lakukan untuk mencegah suara-suara tersebut muncul. Kegiatan
yang lain akan kita latih lagi.
3.Menganjurkan klien memasukkan jadwal kegiatan hariannya
"Nah,bapak masukkan kegiatan ini kedalam jadwal kegiatan harian pak"
C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi subjektif (pasien)
"Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?"
b. Evaluasi subjektif (perawat)
" Pak, bisakah bapak mengulangi cara yang kita latihan tadi?
Bagus..sekali ya pak, coba sekali lagi, bagus ya pak.
2.Tindak lanjut
" Pak, kami kan tidak setiap saat ada dekat bapak, jadi nanti kalau suara-
suara muncul lagi, bapak gunakan cara yang tadi ya."
3.Kontrak
" Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok untuk
membicarakan cara keempat dalam mengendalikan suara-suara, bapak
maunya jam berapa?.. dimana ? Oya sudah besok jam 10.°° Wib aja ya,
selamat pagi pak"
Strategi Pertemuan IV
41
1. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1.Salam terapeutik
"Selamat pagi pak, wah.. .lagi melakukan kegiatan apa ni?"
2.Evaluasi/validasi
"Apakah bapak masih mendengar suara-suara?"
3.Kontrak
"Kemaren kan kami sudah berjanji untuk datang berbincang-bincang dengan
bapak, kita akan latihan cara keempat untuk mengontrol halusinasi dengan
menggunakan obat secara teratur, kita akan berbicara selama 15 menit, siap
pak?"
B. Kerja
1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
"sebelumnya, kami ingin tahu apakah jadwal kegiatannya sudah dilakukan
semua? ya bagus, di pertahankan ya.".
2.Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
" Pak, adakah bedanya minum obat secara teratur ? apakah suaranya hilang ?
minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar selama ini
tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum? Nah, ini dia
yang ini wama orange (CPZ) 3 kali sehari jam 700 wib, jam 1300 Wib dan jam
19.30 Wib, gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)
3 kali sehari jamnya sama, gunanya untuk rileks dan tidak kaku, sedangkan
yang merah jambu ini (HP) 3 kali sehari, jamnya sama , gunanya agar
pikiran tenang. Kalau suara sudah hilang, obatnya tidak bisa di hentikan,
nanti kalau berhenti bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan
kekeadaan semula. Kalau obatnya habis, bapak bisa kontol kesini lagi.
Pastikan obatnya benar-benar nama bapak, baca nama kemasannya, pastikan
obat diminum pada waktunya dan dengan cara yang benar. Bapak juga
pastikan jumlah obat yang diminum.
3.Menganjurkan klien memasukkanjadwal kegiatan hariannya
42
"Nah,bapak masukkan kegiatan ini kedalamjadwal kegiatan harian pak"
C. Terminasi
1. Evaiyasi respon pasiea terhadap tindakaa keperawatan
a. Evaluasi subjektif(pasien)
"Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?"
b. Evaluasi subjektif(perawat)
"Pak, bisakah bapak mengulangi cara yang kita latihan tadi ?
Bagus-.sekali ya pak, coba sekali lagi, bagus ya pak.
2. Tindaklanjut
"Pak, kami kan tidak setiap saat ada dekat bapak, jadi nanti kalau suara- suara
muncul lagi, bapak gunakan cara yang tadi ya."
3. Kontrak
"Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok untuk
membicarakan cara mengontrol marah, bapak maunya jam berapa?.. dimana?
Oya sudah besok jam 11.00 Wib aja ya, selamat pagi pak".
A. KondisiKlien
43
Klien Tn J (30 Tahun) susah tidur, mau memaki-maki, mengamuk, melempari
rumah orang, merusak barang- barang, klien sering mendengar suara - suara yang
mengatakan "kambuh.. ..kambuh".
1. Diagnosa keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
2. Tujuan :
1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
2. Pasien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
3. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pemah
dilakukannya.
4. Pasien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
5. Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
6. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara spiritual, sosial,
dan dengan psikofarmaka.
3. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan.
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
5. Mendiskusikan dengan pasien cara mengontrol perilaku kekerasan.
6. Membantu pasien mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik.
Stategi Pertemuan I
5. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
" Selamat pagi pak?, masih ingat dengan kami?, bagus,... bapak masih
ingat ya."
2. Evaluasi/validasi
"Bagaimana perasaan pak J hari ini? Apa keluhan bapak saat ini?"
3. Kontrak
44
" Sesuai janji kami sebelumnya, hari ini kita akan berbineang – bincang
tentang apa sebenamya yang menyebabkan bapak marah. Berapa lama pak
J mau kita berbineang - bincang? selama 15 menit. Setuju pak?
B. Kerja
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
" Apa yang menyebabkan pak J, marah ? apakah sebelumnya pak J pemah
marah ? lalu apa penyebabnya ? "
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
" ketika bapak marah apakah bapak merasa dada berdebar -debar, mata
melotot, rahang tertutup rapat dan tangan mengepal ? "
3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan. " setelah itu apa yang
bapak lakukan?"
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
" bapak tahu tidak apa kerugian cara yang bapak lakukan? Ya, benar bapak
merugikan orang lain."
5. Mendiskusikan dengan pasien cara mengontrol perilaku kekerasan.
" menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik ? maukah bapak J
belajar bagaimana cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
merugikan orang lain ? "
6. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik.
" begini ya pak, jika rasa marah bapak muncul dapat melakukan tarik
napas dalam. Caranya : berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan perlahan - lahan dari mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Bagaimana pak, bisa...? ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak
sudah bisa melakukannya ".
C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan.
a. Evaluasi subjektif (pasien)
" Bagaimana perasaan bapak setalah kita bercakap-cakap dan latihan tarik
napas dalam tadi ? ".
45
b. Evaluasi perawat (objektif)
"baiklah pak, Sekarang bisakan bapak sebutkan kembali apa yang telah kita
bicarakan tadi ? dan dipraktekkan kembali caranya ".
2. Kontrak
"Pak, bagaimana kalau kita bertemu besok dan berbincang-bincang tentang
latihan fisik II yaitu pukul kasur dan bantal. Mau kan pak? Bapak mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 10.00, seperti saat ini? Bapak mau dimana?
Oh ruangan ni ja? Baiklah, sampai jumpa selamat pagi."
Strategi Pertemuan II
1. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
" Selamat pagi pak ? ".
2. Evaluasi/validasi
"Bagaimana perasaan pak J hari ini? ".
3. Kontrak
" Sesuai janji kami sebelumnya, hari ini kita akan berbincang – bincang
tentang latihan fisik 11 yaitu pukul kasur dan bantal. Masih ingat kan ?
Berapa lama pak J mau kita berbincang - bincang? selama 15 menit. Setuju
pak?
B. Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
" apakah bapak masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin ? iya pak J
benar sekali! coba saya lihat jadwal kegiatan bapak. Baiklah sekarang kita
membicarakan bagaimana cara yang kedua untuk meredakan rasa marah
bapak ".
2. Melatih pasien melakukan cara fisik 11.
" cara yang kedua ini mudah kok pak, bapak bisa melakukan latihan
memukul kasur dan bantal. Langsung saja ya pak kita praktekkan di
tempat tidur bapak. Nah sekarang lampiaskan kemarahan pak J dengan
46
memukul kasur dan bantal. Ya...., bagus sekali bapak bisa melakukannya
dengan benar ".
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian.
" sekarang kita buatjadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan
tarik napas dalam ? jangan lupa dimasukkan dalam jadwal harian ya
pak ? ".
C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan.
a. Evaluasi subjektif (pasien)
" Bagaimana perasaan bapak setalah kita bercakap-cakap dan latihan pukul
kasur dan bantal tadi ? ".
b. Evaluasi perawat (objektif)
"baiklah pak, Sekarang bisakan bapak sebutkan kembali apa yang telah kita
bicarakan tadi ? dan dipraktekkan kembali caranya ".
2. Kontrak
" Pak, bagaimana kalau kita bertemu besok dan berbincang-bincang tentang
mengontrol marah dengan cara verbal. Mau kan pak? Bapak mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00, seperti saat ini? Bapak mau dimana? Oh di taman?
Baiklah, sampaijumpa selamat pagi."
Strategi Pertemuan III
1. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam Terapetik
" Selamat pagi pak ? ".
2. Evaluasi/validasi
"Bagaimana perasaan pak J hari ini? ".
3. Kontrak
" Sesuai janji kami kemarin, sekarang kami datang lagi. Bagaimana pak J,
sudah dilakukan latihan tank napas dalam dan pukul kasur bantal ? apa
47
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur ? Berapa lama pak
J mau kita berbincang - bincang? selama 15 menit. Setuju pak?"
B. Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
" apakah bapak masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin ? iya pak A
benar sekali! coba saya lihat jadwal kegiatan bapak. hari ini kita akan
berbincang - bincang tentang latihan cara bicara yang baik bila sedang
marah.".
2. Melatih pasien melakukan latihan dengan cara verbal.
" ada 3 cara bicara yang baik bila sedang marah:
• Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah
serta tidak menggunakan kata - kata kasar, misalnya : " bu, tolong
belikan saya rokok ". Coba bapak J praktekkan. Bagus pak J ".
• Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak J tidak ingin
melakukannya, katakan : " maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada kerjaan ". Coba bapak J praktekkan. Bagus pak J ”
• Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal bapak J dapat mengatakan : " kalau kamu berbuat
seperti itu lagi, saya akan menjadi marah. Coba bapak A praktekkan.
Bagus pak J "
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian.
" sekarang kita buatjadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan
cara bicara yang baik ? jangan lupa dimasukkan dalam jadwal harian ya
pak ? ".
C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan.
a. Evaluasi subjektif (pasien)
48
" Bagaimana perasaan bapak setalah kita bercakap-cakap dan latihan
berbicara yang baik tadi ? ".
b. Evaluasi perawat (objektif)
"baiklah pak, Sekarang bisakan bapak sebufkan kembali apa yang telah
kita bicarakan tadi ? dan dipraktekkan kembali caranya ".
2. Kontrak
" Pak, bagaimana kalau kita bertemu besok dan berbincang-bincang
tentang mengontrol marah dengan cara spiritual. Mau kan pak? Bapak mau
jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00, seperti saat ini? Bapak mau
dimana? Oh di taman? Baiklah, sampaijumpa selamat pagi."
Strategi Pertemuan IV
1. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
"Selamat pagi pak?".
2. Evaluasi/validasi
"Bagaimana perasaan pak J hari ini? ".
3. Kontrak
" Sesuai janji kami kemarin, sekarang kami datang lagi. Bagaimana pak J,
sudah dilakukan latihan tank napas dalam, pukul kasur bantal dan bicara
yang baik? apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur ?
Berapa lama pak J mau kita berbincang - bincang? selama 15 menit. Setuju
pak ”
B. Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
" apakah bapak masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin ? iya pak J
benar sekali! coba saya lihatjadwal kegiatan bapak. hari ini kita akan
berbincang - bincang tentang latihan cara lain untuk menyaluikan marah
bapak J yaitu dengan ibadah.".
2. Melatih pasien melakukan latihan dengan cara ibadah.
49
" coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak J lakukan. bagus "
" nah, kalau bapak J sedang marah coba bapak J langsung duduk dan tank
napas dalam.jika tidak redajuga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika
tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian shalat". " bapak J bisa melakukan
shalat secara teratur untuk meredakan kemarahan
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian.
" sekarang kita buatjadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak shalat ?
jangan lupa dimasukkan dalam jadwal harian ya pak ? ".
C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan.
a. Evaluasi subjektif (pasien)
" Bagaimana perasaan bapak setalah kita bercakap-cakap tentang cara
ibadah ini ? ". Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita
pelajari? bagus ".
b. Evaluasi perawat (objektif)
"baiklah pak, Sekarang bisakan bapak sebutkan kembali apa yang telah
kita bicarakan tadi ? ".
2. Kontrak
" Pak, bagaimana kalau kita bertemu besok dan berbincang-bincang tentang
mengontrol marah dengan cara penggunaan obat. Mau kan pak ?
Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00, seperti saat ini?
Bapak mau dimana? Oh di taman? Baiklah, sampaijumpa selamat pagi."
Strategi Pertemuan V
1. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
"Selamat pagi pak, wah.-.lagi melakukan kegiatan apa ni?"
2. Evaluasi/validasi
"Apakah bapak masih mendengar suara-suara?"
3. Kontrak
50
"Kemaren kan kami sudah berianji untuk datang berbincang-bincang
dengan bapak, kita akan latihan cara kelima untuk mengontrol halusinasi
dengan menggunakan obat secara teratur, kita akan berbicara selama 15
menit, siap pak?"
B. Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
"sebelumnya, kami ingin tahu apakah jadwal kegiatannya sudah dilakukan
semua? ya bagus, di pertahankan ya.".
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
" Pak, adakah bedanya minum obat secara teratur ? apakah suaranya
hilang? minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar
selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum?
Nah, ini dia yang ini wama orange (CPZ) 2 kali seharijam S^wib dan jam
17.30 Wib, gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih
(THP) 2 kali sehari jamnya sama, gunanya untuk rileks dan tidak kaku,
sedangkan yang merah jambu ini (HP) 2 kaii sehari, jamnya sama ,
gunanya agar pikiran tenang. Kalau suara sudah hilang, obatnya tidak bisa
di hentikan, nanti kalau berhenti bapak akan kambuh dan sulit untuk
mengembalikan kekeadaan semula. Kalau obatnya habis, bapak bisa kontol
kesini lagi. Pastikan obatnya benar-benar nama bapak, baca nama
kemasannya, pastikan obat diminum pada waktunya dan dengan cara yang
benar. Bapak juga pastikan jumlah obat yang diminum.
3. Menganjurkan klien memasukkanjadwal kegiatan hariannya
"Nah,bapak masukkan kegiatan ini kedalamjadwal kegiatan harian pak"
C. Terminasi
1. Evaluasi respoa pasie" terhadap tindaka" keperawata"
a. Evaluasi subjektif(pasien)
"Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?"
b. Evaluasi subjektif(perawat)
"Pak, bisakah bapak mengulangi cara yang kita latihan tadi ?
Bagus-sekali ya pak, coba sekali lagi, bagus ya pak.
51
2. Tindaklanjut
"Pak, kami kan tidak setiap saat ada dekat bapak, jadi nanti kalau suara-
suara muncul lagi, bapak gunakan cara yang tadi ya."
3. Kontrak
"Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok untuk
membicarakan cara mengontrol marah, bapak maunya jam berapa?..
dimana? Oya sudah besok jam 11.°° Wib aja ya, selamat pagi pak".
A. Kondisi Klien
52
Klien Tn. J (30 Tahun) susah tidur, mau memaki - maki, mengamuk,
melempari rumah orang, merusak barang- barang, klien sering mendengar suara -
suara yang mengatakan "kambuh.....kambuh".
1. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Isolasi Sosial Menarik Dili
2. Tujuan
1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab menarik diri
2. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang
3. Klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat memahami cara berhubungan dengan satu orang
3. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
2. Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
3. Menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Melatih pasien cara berkenalan dengan satu orang
Strategi Pertemuan I
1. Fase Pelaksanaan Tindakan
a. Orientasi
1. Salam terapeutik
" Selamat pagi Pak".
2. Evaluasi / validasi
"Bagaimana Keadaan Bapak pagi ini?
3. Kontrak
1. Topik: " Pak bisakah kita berbincang-bincang sebentar untuk
membahas masalah Bapak?".
2. Waktu: "Bapak bisanya berapa lama?".
3. Tempat:" Bapak maunya kita berbincang dimana?".
B. Fase Kerja
• Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
" Baiklah Pak, sekarang ceritakan dengan suster, apa yang menyebabkan
Bapak sampai kemari? Oh, begitu ya Pak”.
53
" Bapak punya gak teman yang paling disukai dan apa alasannya Bapak?".
" Lalu apa Bapak punya teman yang tidak disukai dan apa alasannya Pak?".
• Menjelaskan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.
"Bapak tau gak, keuntungan bila berinteraksi dengan orang lain?".
"Wah bagus itu Pak!, selain yang Bapak bilang tadi masih banyak lagi Pak
keuntungannya. Misalnya Bapak bisa tukar pikiran, nambah teman dan yang
pasti Bapak tidak sendirian lagi Pak!"
"Kalau kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain?" Ya bagus Pak!
"Kerugiannya tidak punya teman dan tidak bisa tukar pikiran. Bapak mau
Suster ajarkan cara berkenalan dengan orang lain?"
• Melatih berkenalan dengan satu orang
" Coba bapak praktekkan berkenalan dengan satu orang!". dekati dia, lihat
wajahnya, lalu bapak sebutkan nama Bapak sambil menjabat tangannya dan
Bapak tanya namanya"
"Ini ya Pak saya contohkan!"
"Perkenalkan nama saya heni, nama kamu siapa?
"Bapak mengertikan? coba Bapak ulangi seperti yang suster praktekan tadi:
"Wah, bagus ya Pak!"
C. Terminasi
1. Evaluasi respon klien
a. Evaluasi klien
"Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang- bincang?
"Tentu dong senang!".
b. Evaluasi Perawat/objektif
"Coba Bapak ulangi apa yang telah kita bicarakan"
"Wah bagus kalau begitu Pak!"
2. Tindaklanjut
"Pak, apa yang tadi kita bicarakan dikerjakan ya Pak!dan jangan
lupajadwalnya di isi ya Pak!
3. Kontrak
54
"Baiklah Pak, karena waktunya sudah habis maka kita sudahi dulu ya
Pak!, Besok suster akan datang lagi untuk membantu Bapak beriatih
berhubungan dengan 1 orang. Bapak maukan?
"Jam berapa ya Pak!, Bpak maunya dimana?
Baiklah Pak, besok disinijam 10.00 wib kita akan membicarakan tentang
cara mempraktekkan berhubungan dengan 1 orang. Selamat siang
Pak.....!".
Strategi Pertemuan II
1. Fase Pelaksanan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
" Selamat pagi Pak?".
2. Evaluasi / validasi
"Bagaimana Keadaan Bapak pagi ini? Sudah makan pak?".
3. Kontrak
1. Topik:" Pak sesuai kontrak kita kemarin, maka hari ini kita
berbincang-bincang sebentar untuk membahas cara berfiubungan
dengan 1 orang?".
2. Waktu: "Bapak bisanya berapa lama?".
3. Tempat:" Bapak maunya kita berbincang dimana?".
B. Fase Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
" Bagaimana Pak apakah sudah dilakukan apa yang saya ajarkan
kemaren?". Bagus!!, Nach apakah sudah dimasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian bapak?".Coba sebutkan kembali cara berhungan dengan
satu orang?'.
2. Latihan berhubungan dengan satu orang.
"Oke sekarang bapak praktekkan cara berhubungan dengan satu orang !,
silahkan pak bicara dengan teman bapak ini, Bapak dekati dia, lihat
55
wajahnya, lalu bapak sebutkan nama Bapak sambil menjabat tangannya
dan Bapak tanya namanya".
"Wah, bagus ya Pak!" Bapak bisa mempraktekkannya dengan benar".
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan
"Sekarang kita masukkan ke dalam jadwal kegitan harian bapak ya. Jangan
lupa diisi ya Pak, jam berapa dilakukan dan berapa kali dalam sehari'.
C. Terminasi
1. Evaluasi respon klien dan perawat
a. Evaluasi klien
"Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang?" senang
dong ya kan pak".
b. Evaluasi Perawat/objektif
"Coba Bapak ulangi apa yang telah kita bicarakan"
"Wah bagus kalau begitu Pak!"
c. Tindak lanjut
"Pak, apa yang tadi kita bicarakan dikerjakan ya Pak! dan jangan lupa
jadwalnya di isi ya Pak!
d. Kontrak
"Baiklah Pak, karena waktunya sudah habis maka kita sudahi dulu ya
Pak!, Besok suster akan datang lagi untuk membantu Bapak
berhubungan dengan 2 orang. Bapak maukan?
"Jam berapa ya Pak!, Bpak maunya dimana?
Baiklah Pak, besok disinijam 10 kita akan membicarakan tentang cara
berhubungan dengan 2 orang. Setuju pak?. Oke Selamat siang
Pak.....!".
Strategi Pertemuan III
1. Fase Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
"Selamat pagi Pak?".
56
2. Evahiasi / validasi
"Bagaimana Keadaan Bapak pagi ini? Sudah makan pak?".
3. Kontrak
1. Topik:" Pak sesuai kontrak kita kemarin, maka hari ini kita berbincang-
bincang sebentar untuk membahas cara berhubungan dengan 2 orang?".
2. Waktu: "Bapak bisanya berapa lama?".
3. Tempat:" Bapak maunya kita berbincang dimana?".
B. Fase Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
" Bagaimana Pak apakah sudah dilakukan apa yang saya ajarkan
kemaren?". Bagus!, Nach apakah sudah dimasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian bapak?".Coba sebutkan kembali cara berhungan dengan
satu orang?'.
2. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mempraktekkan cara
berkenalan dengan dua orang.
" Nach sekarang kita latihan berhubungan dengan 2 orang.
Bapak harus bisa berhubungan dengan 2 orang ya Pak, " begini ya Pak,
suster ajarkan". "Perkenalkan nama saya J, nama Bapak siapa?" lalu Bapak
tanya lagi teman sebelahnya," dan Bapak yang ini siapa?, kemudian Bapak
bisa berbincang-bincang dengan mereka Pak!" Bapak mengertikan???"
"Oke sekarang kita praktekkan cara berhubungan dengan orang!, silahkan
pak bicara dengan kedua teman bapak ini!,
"Wah, bagus ya Pak!" Bapak bisa mempraktekkannya dengan benar".
3. Melatih pasien melakukan aktfvitas yang berhubungan dengan orang lain
" Bapak biasa hobby nya apa selama di rumah? Oh melipat pakaian dan
menulis ya pak, kalau Bapak mampu melipat pakaian. Nah Bapak bisa
melakukan kegiatan itu Pak?.
"Nantikan bentar lagi pakaian bersih datang, bapak mau kan melipatnya?
"Sambil Bapak melipat pakaian, Bapak bisa berbincang-bincang dengan
teman Bapak, Bapak mengertikan?
57
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan
"Sekarang kita masukkan ke dalam jadwal kegitan harian bapak ya. Jangan
lupa diisi ya Pak, jam berapa dilakukan dan berapa kali dalam sehari'.
C. Terminasi
1. Evaluasi respon klien dan perawat
a. Evaluasi klien
"Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang?
"senang dong ya kan pak".
b. Evaluasi Perawat/objektif
"Coba Bapak ulangi apa yang telah kita bicarakan"
"Wah bagus kalau begitu Pak!"
2. Tindaklanjut
"Pak, apa yang tadi kita bicarakan dikenakan ya Pak!dan jangan
lupajadwalnya di isi ya Pak!
3. Kontrak
"Baiklah Pak, karena waktunya sudah habis maka kita sudahi dulu ya Pak!!,
Besok suster akan datang lagi untuk membantu Bapak menggunakan obat
dengan prinsip 5 benar. Bapak maukan?
"Jam berapa ya Pak !, Bapak maunya dimana ?
Baiklah Pak, besok disinijam 10 kita akan membicarakan tentang manfaat
obat dan cara prinsip 5 benar. Setuju pak?. Oke Selamat siang Pak.....!".
Strategi Pertemuan IV
1. Fase Pelaksanan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
" Selamat pagi Pak?".
2. Evaluasi / validasi
"Bagaimana Keadaan Bapak pagi ini? Sudah makan pak?".
3. Kontrak
58
1. Topik:" Pak sesuai kontrak kita kemarin, maka hari ini kita
berbincang-bincang sebentar untuk membicarakan kegunaa obat dan
cara prinsip benar?".
2. Waktu: "Bapak bisanya berapa lama?".
3. Tempat:" Bapak maunya kita berbincang dimana?".
B. Fase Kerja
1. Mengevaluasi latihan 1,2 dan 3
" Bagaimana Pak apakah sudah dilakukan apa yang saya ajarkan
sebelumnya?". Bagus!!, Nach apakah sudah dimasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian bapak?".Coba sebutkan kembali cara berhungan dengan
satu orang dan 2 orang?'.
2. Menjelaskan kegunaan obat
"Sekarang Suster akan menjelaskan keguanaan obat, Bapak tahu gunanya
obat? Wah bagus pak!"
"Selain yang Bapak bilang tadi masih ada lagi yang lainnya Pak, yaitu
untuk penyembuhan, dan mencegah kekambuhan, dengan minum obat,
bapak akan enak tidur, tenang dan nicks."
3. Melatih pasien minum obat dengan prinsip 5 benar
"Dalam minum obat ada lima prinsip yang harus diperhatikan yaitu : yang
pertama benar pasien. Bapak hams tahu kalau obat tersebut untuk Bapak
dengan melihat tulisan nama seperti dimangkuk ini, mengertikan Pak?
"yang kedua benar obat, tadikan sudah tertulis nama Bapak dan Bapak
ambil yang sesuai dengan yang dikatakan Suster, misalnya; CPZ maka
Bapak hams mengambil yang CPZ, bukan yang lain. Yang ketiga benar
cara, Bapak hams tahu, CPZ ini diminum bukan dikunyah Pak. Yang ke
empat benar dosis, misalnya tertulis 2x1 maka Bapak minumnya 1 tablet
saja tetapi 2x sehari dan yang terakhir benar waktu, tadikan tertera 2x1
maka Bapak minumnya 2 x sehari. Tadikan Bapak sudah minum obat jam
08.00, maka nanti Bapak minum obat lagi jam 08.00 malam ya pak!"
"Apakah Bapak mengerti dengan yang Suster jelaskan ?"
Bagus kalau begitu, Bapak sudah mengerti apa yang saya ajarkan".
59
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan
"Sekarang kita masukkan ke dalam jadwal kegitan harian bapak ya.
Jangan lupa diisi ya Pak, jam berapa dilakukan dan berapa kali dalam
sehari'.
C. Terminasi
1. Evaluasi respon klien dan perawat
a. Evaluasi klien
"Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang? "
"senang dong ya kan pak".
b. Evaluasi Perawat/objektif
"Coba Bapak ulangi apa yang telah kita bicarakan"
"Wah bagus kalau begitu Pak!"
2. Tindaklanjut
"Pak, apa yang tadi kita bicarakan dikerjakan ya Pak” dan jangan
lupajadwalnya di isi ya Pak !
3. Kontrak
"Baiklah Pak, karena waktunya sudah habis maka kita sudahi dulu ya
Pak!!, lusa suster akan datang lagi untuk membantu Bapak meningkatkan
rasa percaya diri. Bapak maukan?
"Jam berapa ya Pak!, Bpak maunya dimana?
60
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
perubahan sensorik persepsi halusinasi pendengaran pada klien di Ruangan
Sibual-buali Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara, maka terlebih
dahulu membahas beberapa hal yang mendukung dan menghambat kelancaran
proses keperawatan serta untuk mencapai alternative pemecahan masalah agar
tindakan keperawatan selanjutnya dapat lebih terarah dan mencapai tujuan yang
seoptimal mungkin.
Dalam pembahasan ini penulis menemukan beberapa kemungkinan
perbedaan antara landasan teoritis dan kasus yang nyata. Berikut ini akan dibahas
satu persatu keperawatan yang penulis lakukan.
A. TAHAP PENGKAJIAN
Dalam tujuan teoritis disebutkan bahwa ganguan perubahan persepsi
halusinasi pendengaran yang paling menonjol adalah mendengarkan suara-suara
yang berbicara, senyum, dan tertawa sendiri, tidak dapat membedakan hal-hal
yang nyata dan tidak nyata, menarik diri, menghindar dari orang lain, tidak mau
melakukan asuhan mandiri dan resiko tinggi kekerasan.
Pengkajian dilakukan setelah pasien dirawat kurang lebih 1 tahun di rumah
sakit jiwa Medan, maka upaya yang dilakukan adalah:
- Melakukan pendekatan dengan berkomunikasi terapeutik sehingga klien mau
mengungkapkan perasaannya.
61
- Mengadakan pengkajian kepada klien dengan wawancara untuk memperoleh
data yang benar.
- Membantu klien memecahkan masalahnya dengan mengungkapkan
perasaanya.
Pada saat pengkajian dilakukan dengan wawancaranya penulis tidak
menemukan hambatan untuk memperoleh data sebenamya karena klien mau
menjawab pertanyaan yang diajukan, pasien menjawab lambat tetapi jelas, dimana
upaya yang penulis lakukan adalah :
- Penulis melakukan pengkajian berulang-ulang
- Dengan menunjukkkan rasa empati kepada klien
- Dengan memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya
- Dengan beberapa kali dilakukan pengkajian pada pasien, maka penulis dapat
menyimpulkan apa yang sedang dialami pasien.
B. DIAGNOSAKEPERAWATAN
Dalam tinjauan teoritis ditemukan beberapa diagnosa keperawatan:
1. Gangguan persepsi sensorik halusinasi pendengaran
2. Defisit perawatan diri
3. Menarik diri
4. Harga diri rendah
5. Intoleransi aktifitas
6. Resiko tinggi melakukan kekerasan
62
7. Regiment pengobatan inefektif
Dalam kasus ini ditemukan beberapa diagnosa keperawatan yaitu
1. Halusinasi pendengaran
2. Resiko tinggi perilaku kekerasan
3. Menarik diri
4. Harga diri rendah
5. Koping individu mefektif
6. Regiment terapeutik inefekdf
7. Koping keluarga inefektif
Namun, penulis hanya mengangkat 3 diagnosa keperawatan dalam kasus
ini yaitu resiko tinggi perilaku kekerasan, halusinasi pendengaran dan menarik
diri.
Sedangkan harga diri rendah dan koping individu inefektif tidak diangkat
menjadi diagnosa keperawatan karena selama penulis melakukan asuhan
keperawatan di RSJ PropSU Medan, pasien kurang kooperatif sehingga pasien
tidak bisa menggali data-data yang dibutuhkan untuk mengangkat dua diagnosa
tersebut menjadi diagnosa keperawatan dan untuk diagnosa keperawatan koping
keluarga inefektif dan regiment teraupetik mefektif tidak diangkat menjadi
diagnosa keperawatan dalam kasus ini dikaienakan selama melakukan asuhan
keperawatan pada pasien tersebut keluarga tidak pemah berkunjung sehingga
penulis tidak bisa mendapatkan data-data pendukung untuk mengangkat kedua
diagnosa tersebut.
63
C. TAHAP PERENCANAAN
Adapun kegiatan pada tahap perencanaan yang penulis terapkan adalah
sesuai dengan teoritis yaitu mengurangi masalah kasus yang optimal. Pada tahap
ini penulis tidak menemukan kesulitan karena pada tahap mi adalah suatu usaha
yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya dan perencanaan pada tinjauan
teoritis sesuai dengan penemuan yang penulis lakukan pada tinjauan kasus.
Adapun perencanaan pada tinjauan kasus dan teoritis adalah sebagai berikut:
1. Bina hubungan sating percaya
2. Bimbingan klien mengungkapkan perasaannya
3. Bantu dan bimbing klien menentukan cara menyelesaikan masalahnya
(koping) yang konstruktif
4. Bimbingan klien memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
5. Bimbingan klien melaksanakan asuhan mandiri
6. Bimbingan klien melakukan kegiatan
7. Beri obat sesuai dengan program medis
8. Siapkan lingkungan sosial yang baik untuk klien
Dalam tahap ini perencanaan penulis tidak dapat perbedaan karena rencana
tindakan akan tercapai dengan adanya kerja sama klien,perawat, keluarga serta
tim medis lainnya.
D. TAHAP PELAKSANAAN
Tahap pelaksanaan keperawatan merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan langsung pada klien sesuai dengan hal ini penulis tidak menemukan
64
kesulitan karena adanya dukungan dan keria sama perawat, klien, serta tim medis
lainnya.
Secara umum pelaksanaan keperawatan klien dengan pembahan halusinasi
pendengaran adalah berusaha memberi hubungan saling percaya antar klien
dengan lingkungan sekitamya. Untuk mengatasi halusinasi pendengaran yang
terjadi pada klien, penulis mengajak klien untuk berkomunikasi, menjelaskan hal-
hal yang akan dilakukan oleh klien sehingga merasa dirinya berfungsi dan
berperan, dengan cara ini pelaksanaan dengan baik.
Pada pelaksanaan pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus adalah sama
yaitu mengadakan pendekatan, serta niembina hubungan saling percaya.
E. TAHAP EVALUASI
Tahap evaluasi adalah tahap akhir dari perencanaan sesudah melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dituliskan, maka
penulis melakukan penelitian terhadap klien dengan melihat hal-hal dari tindakan
keperawatan yang dilakukan:
Adapun evaluasi yang terdapat pada tinjauan teoritis adalah sebagai berikut;
1. Klien dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
2. Klien dapat memiliki cara mengatasi halusinasinya
3. Klien dapat memilih cara untuk mengatasi halusinasinya
4. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa curiga
5. Klien dapat berespon sesuai dengan stimulasi dari luar dirinya
6. Klien dapat mencederai diri sendiri, orang lam atau lingkunganya
65
DAFTARPUSTAKA
Hamid Yarns Achir, Standart Asuhan Keperawatan, Edisi 1, Bandung, 1996.
H. Dadang Hawari, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, 2001
Keliat Budi Anna, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta, 1997.
Mary C. Townsend, Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri. Edisi 3, Jakarta 1998.
Rasmun, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Edisi 1, CV. Sagung Seto, Jakarta, 2001.
Jenny, dkk, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Masalah Psikososial Dan Gangguan Jiwa. USU Press. Medan. 2008
66