39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Lokasi penelitian di SDN Walitelon Utara, yang
merupakan satu-satunya SD di Kelurahan Walitelon
Utara. Semula kelurahan ini menjadi bagian dari Desa
Walitelon, merupakan salah satu desa di kecamatan
Temanggung. Desa Walitelon memiliki tiga sekolah
dasar, yaitu SD 1, SD 2, dan SD 3 Walitelon. Pada
tahun 2004 Desa Walitelon diubah statusnya oleh
Pemerintah Kabupaten Temanggung menjadi
kelurahan, dan wilayahnya dibagi menjadi dua, yaitu
Kelurahan Walitelon Selatan dan Kelurahan Walitelon
Utara.
SD Walitelon Utara semula merupakan SDN 3
Walitelon, didirikan pada tahun 1921. Selama ini sudah
mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah.
SDN Walitelon Utara berdiri di atas tanah bekas
bengkok/tanah kas Desa Walitelon, seluas 1300 m2.
Beberapa data dasar SD Walitelon Utara, sebagai
berikut:
40
Tabel 4.1
Keadaaan siswa (5 tahun terakhir)
No Tahun Pelajaran L P Jml
1 2010/2011 88 62 150
2 2011/2012 90 59 149
3 2012/2013 93 55 148
4 2013/2014 103 48 151
5 2014/2015 96 52 148
Sumber: Buku Keadaan Siswa SDN Walitelon Utara
Tabel 4.2
Karakteristik Kepala Sekolah dan Guru
No Nama Jumlah Prosentase
Panel A menurut usia
1 21 -30 tahun 2 25,0%
2 31-40 tahun 1 12,5%
3 41-50 tahun 2 25,0%
4 51-60 tahun 3 37,5%
Jumlah 8
Panel B jumlah menurut kualifikasi pendidikan
1 D II 2 25,00%
2 S-1 5 62,50%
3 S-2 1 12,50%
Jumlah 8
Panel C menurut jenis kelamin
L 1 12,50%
P 7 87,50%
Jumlah 8
Panel D menurut masa kerja sebagai guru
< 1 tahun 1 12,50%
1 -10 tahun 2 25,00%
11-20 tahun 1 12,50%
21-30 tahun 4 50,00%
Jumlah 8
Panel E menurut status kepegawaian
PNS 5 62,50%
Wiyata Bakti 3 37,50%
Sumber data: Lapor bulan SDN Walitelon Utara
41
Berdasarkan umur terbanyak usia 51-60 tahun.
Tingkat pendidikan kepala sekolah S-2. Tingkat
pendidikan 4 guru (50%) sudah sesuai dengan
kualifikasi akademik, sedangkan 2 guru berijazah D II
(25%) yang 1 guru sedang menempuh S-1, sedangkan 1
orang guru tidak linier karena berijazah sarjana
ekonomi. Berdasarkan jenis kelamin hanya seorang
yang laki-laki dan 6 orang perempuan. Status
kepegawaian guru-guru SDN Walitelon Utara 5 orang
sebagai PNS sedangkan 3 orang berstatus Wiyata
Bakti/honorer. Lama mengajar cukup bervareasi dari
yang baru berpengalaman mengajar 9 bulan sampai 23
tahun.
SDN Walitelon Utara merupakan sekolah
adiwiyata. Beberapa kegiatan sekolah berstatus
adiwiyata di antaranya: peduli lingkungan, pembiasaan
hidup sehat dan pemanfaatan limbah organik dan an
organik. Penulis beserta kepala sekolah dan dewan
guru bersama-sama dalam merancang alat pelajaran
untuk mendukung penerapan model pembelajaran
menggunakan daur ulang. Bahan-bahan yang
digunakan dari bahan bekas berupa kertas-kertas.
Bahan kertas bekas tersebut dimanfatkan untuk
membuat topi bernomor, kartu pertanyaan dan kartu
jawaban, tongkat berhias, serta bola lempar dari kertas
untuk kegiatan berbalas pantun. Hal ini sejalan dengan
kegiatan rintisan sekolah adiwiyata di SDN Walitelon
Temanggung.
42
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan supervisi akademik.
Perencanaan merupakan awal sebuah proses
menuju keberhasilan. Dalam perencanaan berisi
tahapan yang harus dilalui dalam melaksanakan
penelitian. Instrumen digunakan untuk mengum-
pulkan data berupa penilaian RPP, proses pembe-
lajaran, kegiatan penilaian, wawancara dan
refleksi/tindak lanjut. Penelitian ini menguraikan
tindakan kepala sekolah melaksanakan pembinaan
kinerja guru dalam pembelajaran. 3 aspek pembinaan
meliputi penyusunan rencana pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan kegitan penilaian baik
penilaian pengamatan maupun hasil belajar peserta
didik. Kepala sekolah pada tindakan 1 dan 2 meng-
gunakan teknik pembinaan secara kelompok dikaitkan
dengan instrumen kinerja guru sesuai indikator. RPP
terdiri 14 indikator, observasi pembe-lajaran terdiri 20
indikator dan kegiatan penilaian ada 8 indikator. Pada
tindakan 3 dan 4 kepala sekolah di samping
menjelaskan juga dengan memberi contoh penyusunan
RPP. Penulis melaksanakan pendam-pingan supervisi
akademik dalam 4 tindakan. Penelitian didahului
dengan kegiatan sosialisasi dari penulis bersama
kepala sekolah kepada guru-guru di SDN Walitelon.
Kegiatan sosialisasi sudah dilaksa-nakan pada hari
Selasa tanggal 16 Maret 2015. Semua guru yang
menjadi subyek penelitian, hadir mengikuti kegiatan
sosialisasi.
43
Hari berikutnya tepatnya hari Rabu tanggal 20
Maret 2015 kepala sekolah memberi pembinaan
kelompok dengan cara menjelaskan substansi dan
urutan rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah
selesai pembinaan kelompok, kepala sekolah memberi
tugas kepada guru-guru untuk menyusun RPP yang
akan dipraktekkan minggu depan. Kepala sekolah
memberi rambu-rambu yang harus ada pada RPP yaitu
pendekatan, model pembelajaran, metode, alat peraga
dan media yang digunakan.
Langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi akademik:
1. Memberitahu guru dan memberikan jadwal
pelaksanaan supervisi akademik.
2. Memberitahu bahwa instrumen penilaian yang
digunakan sama dengan ketika sosialisasi.
3. Melaksanakan observasi kunjungan kelas.
4. Menyampaikan ketercapaian indikator/hasil
penilaian.
5. Melakukan refleksi dengan guru.
6. Memberikan rencana tindak lanjut
7. Mengevaluasi program tindak lanjut terhadap
guru (setiap akhir observasi pembelajaran).
Setiap selesai pembelajaran guru dan supervisor
melaksanakan refleksi/tindak lanjut. Kegiatan refleksi
meliputi: hal-hal yang perlu mendapat perhatian
khusus, siswa yang perlu mendapat perhatian khusus
dan catatan keberhasilan guru dalam pembelajaran
dan yang perlu diperbaiki/ditingkatkan agar pembe-
lajaran lebih efektif. Kepala sekolah memberikan
44
bimbingan arahan untuk rencana pembelajaran
berikutnya.
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Kepala sekolah melakukan empat kali observasi
kunjungan kelas dalam dua siklus. Tindakan
mencakup empat tahapan dari perencanaan,
pelaksanaan/pengamatan dan refleksi.
4.2.2.1 Tindakan 1.
4.2.2.1.1 Tahap perencanaan
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 23 Maret
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 24 Maret guru kelas IB dan V. Tanggal 24
Maret 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 25 Maret
2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam. Setelah
guru menerima jadwal bisa mempersiapkan
pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
4.2.2.1.2.Tahap pelaksanaan/observasi
Dalam tahap ini supervisor melakukan
pengamatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah
disepakati. Supervisor mengamati proses pembelajaran
dari awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi
skor dan mencatat perilaku dan temuan selama
pembelajaran. Observasi pertama : Guru kelas IA dan
IB memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran
berbagai benda langit dan musim hujan pada kegiatan
manusia, model pembelajaran Talking Stick. Guru Kelas
II memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
pelajaran ciri-ciri tumbuhan dan hewan model
45
pembelajaran Numbered Heads Together. Guru kelas III
memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran cuaca dan
pengaruhnya terhadap manusia model pembelajaran
Make a Match. Guru kelas IV memilih mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi pelajaran berbalas pantun.
Guru kelas V memilih mata pelajaran IPA materi
pelajaran sifat-sifat cahaya model pembelajaran
Numbered Heads Together. Guru mapel Pendidikan
Agama Islam memilih materi kisah Nabi Abraham
dengan model pembelajaran Numbered Heads Together.
Supervisor mencatat hasil temuan pembelajaran
pada buku pembinaan. Catatan dari kepala sekolah
tentang RPP, guru belum menuliskan materi pelajaran
secara terperinci. Artinya materi hanya ditulis judulnya
saja seharusnya materi ditulis sesuai butir-butir pada
indikator pencapaian kompetensi, disesuaikan
karakteristik siswa dan aktifitas. Guru dapat diketahui
penguasaan materi pelajaran dari butir-butir indikator
yang ditulis. Langkah-langkah pembelajaran kurang
lengkap, terutama di bagian eksplorasi dan elaborasi.
Metode kurang bervareasi terutama metode yang bisa
menciptakan interaksi belajar peserta didik dengan
peserta didik yang lain. Penilaian yang disusun guru
masih minimalis artinya instrumen yang dipakai soal
bersifat objektif belum dirancang soal-soal yang
memiliki tingkat kesulitan tinggi, misalnya bentuk
uraian.
Catatan kepala sekolah dari observasi
pembelajaran tindakan pertama penerapan model-
model pembelajaran belum berhasil. Guru
menggunakan waktu belum sesuai dengan pembagian
46
yang ditulis pada RPP. Berakibat porsi penerapan
model pembelajaran tidak mendapat waktu yang
cukup. Lembar kerja siswa yang digunakan guru
terlalu banyak, sehingga peserta didik yang mendapat
pertanyaan dari guru hanya sedikit. Penerapan model
pembelajaran belum berhasil. Peserta didik tidak
dilibatkan dengan media yang dipakai, misalnya
gambar video yang ditayangkan dari LCD. Kondisi
selama kegiatan pengamatan 7 orang guru di kelas
belum menunjukkan keberhasilan pembelajaran.
Pelaksanaan pengamatan pembelajaran menggunakan
instrumen dari Badan Pengembangan Tenaga
Kependidikan, Badan PSDM dan PMP Kementerian
Pendidikan Nasional. Dengan alasan rubrik lebih
terperinci sehingga memudahkan penilaian.
4.2.2.1.3 Tahap refleksi.
Kegiatan refleksi supervisi kunjungan kelas
dilakukan setiap selesai pelaksanaan pembelajaran,
setelah jam efektif. Supervisor dan guru mengadakan
diskusi tentang temuan-temuan dari catatan
supervisor. Guru boleh mengutarakan pendapatnya.
Dari hasil refleksi tindakan pertama diperoleh hasil
guru sudah mau menerapkan pembelajaran inovatif
dan menyenangkan yang semula model tradisional
walaupun belum berhasil. Hasil supervisi akademik
dapat meningkatkan kesadaran guru menggunakan
model pembelajaran yang baru bukan mengandalkan
metode ceramah. Model pembelajaran make a match
yang dilaksanakan di kelas III kurang efektif karena
dalam satu kelas peserta didik harus bertukar kartu,
47
sehingga kelas menjadi gaduh, pembelajaran belum
berhasil. Kegiatan penilaian hasil belajar dari 7 orang
guru masih menggunakan salah satu teknik penilaian
yaitu isian. Belum ada produk penilaian psychomotor
dan guru belum melaksanakan analiasa nilai. Beberapa
indikator yang belum berhasil terlihat dari capaian
kinerja guru dalam pembelajaran di bawah ini.
Tabel 4.1
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 1
No Subjek Komponen Rerata
RPP Observasi Penilaian
1 PS 66 68 69 67,7
2 IW 66 69 69 68,0
3 LS 66 68 69 67,7
4 DS 66 65 66 65,7
5 LA 64 61 63 62,7
6 WS 70 71 66 69.0
7 NZ 64 60 63 62,3
Dari tabel di atas terlihat 7 guru dalam menyusun RPP
kategori cukup, pelaksanaan KBM 7 guru kategori
cukup dan kegiatan penilaian kategori cukup. Rerata 3
komponen kinerja guru tindakan pertama semua guru
menunjukkan kategori cukup. Tindakan ke dua kepala
sekolah memberi pembinaan secara kelompok lagi
dengan cara menjelaskan kembali indikator-indikator
kinerja guru dalam pembelajaran.
4.2.2.2. Tindakan 2
4.2.2.2.1 Tahap perencanaan.
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 30 Maret
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 31 Maret guru kelas IB dan V. Tanggal 1
48
April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 2 April 2015
guru mapel Pendidikan Agama Islam. Jadwal diberikan
agar guru bisa mempersiapkan kegiatan belajar
mengajar.
4.2.2.2.2.Tahap pengamatan
Supervisor melaksanakan supervisi kunjungan
kelas. Supervisor mengamati proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM. Supervisor
membubuhkan skor dan mencatat perilaku dan
temuan selama pembelajaran. . Observasi pertama :
Guru kelas IA dan IB memilih mata pelajaran IPA
materi pelajaran berbagai benda langit dan musim
hujan pada kegiatan manusia, model pembelajaran
Talking Stick. Guru Kelas II memilih mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi pelajaran ciri-ciri tumbuhan
dan hewan model pembelajaran Numbered Heads
Together. Guru kelas III memilih mata pelajaran IPA
materi pelajaran cuaca dan pengaruhnya terhadap
manusia model pembelajaran Make a Match. Guru
kelas IV memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia
materi pelajaran berbalas pantun. Guru kelas V
memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran sifat-sifat
cahaya model pembelajaran Numbered Heads Together.
Guru mapel Pendidikan Agama Islam memilih materi
kisah Nabi Abraham dengan model pembelajaran
Numbered Heads Together.
Catatan dari supervisor tentang RPP. Materi
pelajaran pada RPP sudah ditulis terperinci. Artinya
urutan materi yang akan disajikan sudah sesuai
indikator pencapaian kompetensi, karakteristik siswa
49
dan pengalaman belajar. Langkah-langkah
pembelajaran belum menunjukkan peningkatan masih
kurang lengkap, terutama kegiatan inti di bagian
eksplorasi dan elaborasi. Metode diskusi kurang
berhasil. Penilaian yang disusun guru hanya
menambah jumlah soal. Soal bersifat objektif belum
dirancang dengan tingkat kesulitan tinggi, misalnya
bentuk uraian.
Catatan dari observasi pembelajaran tindakan 2
penerapan model pembelajaran ada peningkatan.
Artinya langkah-langkah pembelajaran sudah
disesuaikan dengan model pembelajaran. Guru
menggunakan waktu lebih efektif. Lembar kerja siswa
sudah disesuaikan dengan porsi peserta didik. Siswa
mulai dilibatkan dengan media yang dipakai. Misalnya
kelas I peserta didik maju ke depan kelas menceritakan
gambar-gambar yang diamati. Kondisi selama kegiatan
pengamatan di kelas secara umum ada peningkatan
karena guru menerapkan model pembelajaran untuk
ke dua kali.
4.2.2.2.3.Refleksi.
Refleksi supervisi akademik kunjungan kelas
dilakukan setiap selesai pelaksanaan pembelajaran.
Supervisor menunjukkan hasil temuan selama
pengamatan pembelajaran. Dari refleksi tindakan 2
guru sudah mulai memahami langkah-langkah sesuai
model pembelajaran. Supervisi akademik kepala
sekolah dapat meningkatkan kesadaran guru dalam
menggunakan model pembelajaran selangkah lebih
maju. Model pembelajaran Numbered Heads Together
yang dilaksanakan di kelas IV belum berhasil karena
50
guru terlalu banyak memberi tugas kepada peserta
didik untuk membaca bacaan. Dari 8 indikator
penilaian guru belum meberikan komentar pada hasil
belajar. Belum ada produk yang dihasilkan dari
penilaian psychomotor. Hasil capaian kinerja guru
tindakan ke dua.
Tabel 4.2
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 2
No Subjek Komponen Rerata
RPP Observasi Penilaian
1 PS 73 73 78 74,7
2 IW 73 74 75 74,0
3 LS 75 73 78 75,3
4 DS 75 71 75 73,7
5 LA 68 64 69 67,0
6 WS 77 75 75 75,7
7 NZ 68 63 69 66,7
Dari tabel di atas 7 orang guru penyusunan RPP
dan observasi pembelajaran kategori cukup. Kegiatan
penilaian 2 guru kategori baik. Namun demikian hasil
akhir dari 7 guru belum ada yang memperoleh kategori
baik.
4.2.3.3 Tindakan 3
4.2.2.3.1.Tahap perencanaan.
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 13 April
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 14 April 2015 guru kelas IB dan V. Tanggal
15 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 16 April
2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam.
Pelaksanaan tindakan ke tiga tanggal 9 April 2015
kepala sekolah memberi pembinaan secara kelompok
51
dengan menjelaskan indikator per komponen juga
memberi contoh. RPP yang digunakan untuk memberi
contoh mata pelajaran IPS kelas IV materi
perkembangan teknologi. Model pembelajaran yang
digunakan Numbered Heads Together dengan
pendekatan pembelajaran aktif, kreatif dan
menyenangkan. Alasan di tindakan ke 3 kepala sekolah
menyusun rencana aksi tidak hanya memberi ceramah
atau mereview RPP tetapi menunjukkan contoh RPP
dan penerapan dalam pembelajaran serta kegiatan
penilaiannya.
4.2.2.3.2 Tahap pengamatan
Dalam tahap ini supervisor melakukan
pengamatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah
disepakati. Selanjutnya supervisor mengamati proses
pembe-lajaran dari awal sampai akhir. Selama
pengamatan supervisor menggunakan instrumen
pengamatan KBM memberi skor dan mencatat perilaku
dan temuan selama pembelajaran. Observasi ke tiga
guru menyusun RPP berbeda dengan observasi ke dua.
Bedanya Guru kelas IA, IB, II, III, IV membuat
rancangan pembelajaran dari kelanjutan materi
pelajaran tetapi masih menggunakan model
pembelajaran yang sama.
Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas
secara umum sudah menunjukkan peningkatan
keberhasilan pembelajaran. Untuk kelas I model
pembelajaran Talking Stick peserta didik berani
mencoba memberi soal kepada peserta didik yang lain.
Hasilnya ada yang sudah lancar, ada yang harus
berfikir ulang. Untuk kelas V peserta didik mengalami
52
kendala pada kegiatan penilaian ketika diberi soal
dalam bentuk essay. Guru mencoba lagi untuk
pembelajaran ke empat. Keberhasilan untuk tindakan
ke 3 penyusunan RPP, pelaksanaan pembelajaran ada
peningkatan 5 guru kategori baik.
4.2.2.3.3 Tahap refleksi
Setelah selesai pembelajaran supervisor dan guru
duduk bersama. Supervisor menanyakan apakah
pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Dari 7 guru
ada di bagian penilaian.
Tabel 4.3 Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 3
No Subjek Komponen Rerata
RPP Observasi Penilaian
1 PS 80 83 81 81,3
2 IW 80 83 81 81,3
3 LS 82 81 84 82,3
4 DS 80 80 81 80,3
5 LA 75 74 75 74,7
6 WS 82 85 84 83,7
7 NZ 73 71 72 72,0
Dari tabel di atas 5 orang guru penyusunan RPP
dan observasi pembelajaran sudah kategori baik. 2
guru masih kategori cukup.
4.2.3.4 Tindakan 4
4.2.2.4.1 Tahap Perencanaan
Kepala sekolah menyusun jadwal kunjungan
kelas dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 27
April 2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan
kelas IV. Tanggal 28 April 2015 guru kelas IB dan V.
53
Tanggal 29 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 30
April 2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam.
4.2.2.4.2 Pengamatan
Supervisor mengamati proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi
skor dan mencatat perilaku dan temuan selama
pembelajaran.
Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas
secara umum sudah baik. Penerapan model sudah
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Dari ke
3 komponen kinerja guru dalam pembelajaran sudah
mencapai target keberhasilan. Guru sudah melakukan
4 kali menerapkan model pembelajaran.
4.2.2.4.3 Refleksi
Setelah selesai pembelajaran supervisor dan guru
duduk bersama. Supervisor menanyakan apakah
pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Dari 7 guru
ada di bagian penilaian.
Tabel 4.4
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 4 No Subjek Komponen Rerata
RPP Observasi Penilaian
1 PS 84 85 84 84,3
2 IW 84 86 84 84,7
3 LS 84 86 88 86,0
4 DS 84 85 84 84,3
5 LA 77 78 78 77,7
6 WS 86 88 88 87,3
7 NZ 75 74 75 74,7
54
Penelitian ini dinyatakan berhasilHasil akhir
penelitian sudah sesuai target. 6 orang guru kategori
baik, sedangkan satu guru kategori cukup cukup,
dilihat dari komponen tunggal maupun rerata dari 3
komponen pembelajaran.
4.3. Pembahasan.
Dari hasil wawancara Warsiti mengatakan
supervisi akademik adalah bimbingan dan pembinaan
yang diberikan kepala sekolah kepada guru-guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar maupun
administrasi yang harus dikerjakan agar menjadi guru
yang profesional dan bisa melaksanakan kewajiban-
nya. Dikuatkan Lilik Aryadi mengatakan pembinaan
yang dilakukan kepala sekolah kepada guru-guru
untuk mengetahui sejauh mana kegiatan baik
pengerjaan administrasi kelas maupun kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan sesuai kaidah, untuk
meningkatkan fungsi pengajaran bagi guru tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah. Pelaksanaan supervis melalui perencanaan,
dengan menyusun program supervisi, sosialisasi
program pada guru kelas/mata pelajaran, penyusunan
jadwal pelaksanaan supervisi, instrumen supervisi,
pelaksanaan supervisi akademik, evaluasi hasil
supervisi, refleksi, dan diakhiri dengan tindak lanjut.
Kepala sekolah membuat perencanaan, membuat
jadwal dan disampaikan pada rapat sekolah, kemudian
masing-masing guru mencatat jadwalnya kapan dan
guru menyiapkan segala sesuatu di antaranya
55
administrasi kelas termasuk perangkat pembelajaran
diantaranya RPP, analisa nilai, serta alat peraga yang
digunakan.
Lilik mengatakan, kegiatan supervisi akademik
direncanakan oleh kepala sekolah. Biasanya dalam
program kerja kepala sekolah ada kegiatan supervisi
akademik. Tiap bulan melihat absen peserta didik. RPP,
dan juga agenda mengajar tiap semester penilaian.
Diperkuat oleh Warsiti mengatakan: kepala sekolah
memberi tahu supaya guru menyiapkan dengan
sunguh-sungguh. Kepala sekolah masuk ke kelas.
Guru menyediakan administrasi dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Kepala sekolah menunggui
kegiatan belajar mengajar dari kegiatan awal sampai
akhir. Lilik mengatakan, kepala sekolah masuk kelas,
mengambil posisi tempat duduk yang disiapkan guru
kelas. Setelah kepala sekolah siap, guru melaksanakan
pembelajaran. Kepala sekolah menunggui dan
mengamati. Setelah selesai kepala sekolah memberi
masukan, yang intinya memberi pembinaan atas
kekurangan-kekurangan untuk per-baikan
pembelajaran yang akan datang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah. Langkah-langkah yang dilakukan kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik:
1. Memberitahu guru dan jadwal pelaksanaan
supervisi akademik.
2. Memberikan lembar penilaian pada guru tentang
indikator yang akan dinilai oleh kepala sekolah .
3. Pelaksanaan supervisi kelas saat PBM berlangsung.
56
4. Melakukan evaluasi ketercapaian indikator.
5. melakukan refleksi dengan guru.
6. Memberikan tindak lanjut.
7. Mengevaluasi program tindak lanjut terhadap guru
Lilik mengatakan seseorang yang akan
disupervisi kuatir dan rendah diri. Tetapi kepala
sekolah tidak semata-mata supervisi walaupun duduk
tidak lantas melihat terus menerus biasanya kepala
sekolah bisa ngemong perasaan supaya tidak takut.
Kepala sekolah membawa instrumen dan buku catatan
pembinaan. Manfaat karena dengan supervisi jadi tahu.
Meningkatkan kualitas pembelajaran dapat menerima
masukan. Niat diri meningkatkan pem-belajaran.
Warsiti mengatakan administrasi menjadi
lengkap dan dikerjakan, mengajar juga baik dengan
metode dan model yang benar. Hasil belajar peserta
didik meningkat. Lebih inovasi mengikuti
perkembangan jaman. Tidak ketinggalan dan mampu
bersaing. Dengan model pembelajaran lebih
menyenangkan tidak membosankan dan lebih menarik.
Suasana yang lebih aktif, karena dipraktekkan.
Refleksi
1. Guru dan kepala sekolah memahami keberhasilan
dan kegagalan KBM.
2. Guru dan kepala sekolah mengetahui kelengkapan
dan kekurangan administrasi kelas.
3. Guru dan kepala sekolah mampu mencari solusi
dalam mengatasi kesulitan dan permasalahan PBM.
57
4. Guru dan kepala sekolah mampu memberikan
tindak lanjut yang tepat demi keberhasilan
pembelajaran.
Warsiti mengatakan model NHT. Interaksi guru
dan siswa lebih aktif, lebih menyenangi pelajaran.
Terjadi komunikasi yang baik antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa. Timbul tutor sebaya.
Siswa memiliki semangat tinggi harus bisa karena
dituntut oleh teman satu kelompok. Menciptakan daya
saing, bersaing dengan kelompok yang lain. Ya, terbukti
dari pembelajaran awal, siklus pertama dan siklus ke
dua hasil belajar siswa meningkat. Siswa terlihat aktif,
gembira dan sangat antusias saat mengikuti
pembelajaran. Pembelajaran terasa tidak
membosankan karena suasana belajar seperti bermain.
Pembelajaran penuh keceriaan banyak canda antara
guru dan siswa, hingga waktu berakhir tanpa terasa.
Achmad Badawi (2009:17), mengatakan bahwa
guru mengajar dikatakan berkualitas apabila seorang
guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam
usaha mengajarnya.
Pelaksanaan supervisi diawali dengan me-
nyiapkan blanko supervisi. Pada waktu pelaksanaan
supervisi semua guru mempersiapkan dengan baik
tentang materi yang akan diajarkan dan perlengkapan
sesuai model pembelajaran. Guru benar-benar mem-
persiapkan secara optimal.
Guru semakin termotivasi untuk memperbaiki
proses pembelajaran sehingga di kelas lebih menarik
58
bersemangat dan gembira. Guru semakin tertantang
untuk me-ningkatkan penguasaan materi. Interaksi
antara guru dan kepala sekolah menjadi akrab.
Demikian pula interaksi guru dan siswa lebih baik.
Pelaksanaan supervisi yang baik akan meningkatkan
proses pembelajaran, sehingga akan meningkatkan
kinerja guru dan prestasi belajar siswa. Keinginan guru
untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah
meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif walaupun
pada siklus I belum begitu bagus tetapi siklus 2
menunjukkan grafik naik. Pendekatan kepala sekolah
menjalin komunikasi lebih hangat imbasnya semangat
kerja guru meningkat.
Berdasarkan hasil wawancara dan studi
dokumen menunjukkan bahwa program supervisi
sudah dilaksanakan sesuai rencana yang telah
disusun. Kepala sekolah sudah mensupervisi 7 guru
dengan menggunakan instrumen penilaian. Tindakan
ke 4 ada kendala mundur 1 minggu disebabkan adanya
kegiatan latihan ujian kelas VI tingkat kabupaten
Temanggung.
Kepala sekolah sudah melakukan observasi
kunjungan kelas 4 kali tatap muka di kelas. Kepala
sekolah melaksanakan pembinaan secara kelompok.
Kegiatan supervisi akademik yang telah dilakukan
kepala sekolah terdiri 3 tahap yaitu:
Tahap pertemuan awal:
a. kepala sekolah menciptakan suasana yang akrab.
b. kepala sekolah bersama guru membahas tentang
fokus perhatian supervisi.
59
c. kepala sekolah dan guru menyepakati intrumen
supervisi.
Tahap pelaksanaan:
a. kepala sekolah menempati tempat yang sudah
disediakan, letaknya tidak mengganggu
pembelajaran.
b. kepala sekolah mencatat temuan-temuan secara
lengkap dan rinci
c. fokus observasi kelas pada aspek yang mendukung
penerapan model pembelajaran.
d. ucapan perilaku guru yang kurang sesuai dicatat.
Tahap tindak lanjut:
a. kepala sekolah memberi penguatan terhadap pe-
nampilan guru yang sudah bagus.
b. kepala sekolah mengajak guru menelaah tujuan
dan aspek pembelajaran.
c. menanyakan perasaan guru setelah menjalankan
pembelajaran.
d. kepala sekolah menunjukkan data yang telah di-
analisis.
e. menanyakan pendapat tentang hasil observasi.
f. guru menentukan rencana pembelajaran berikut-
nya.
Dari hasil pengamatan pembelajaran tindakan
pertama. Langlah-langkah yang dilalui: pertemuan
awal, pertemuan inti, dan pertemuan akhir. Bantuan
perlu diberikan kepada guru, karena guru pada
umumnya masih mendapat kesulitan dalam menyusun
RPP, melaksanakan kegiatan pem-belajaran, serta
kegiatan penilaian. Dengan adanya kegiatan supervisi
60
akademik dari kepala sekolah skor kinerja yang
diperoleh guru meningkat.
Kepala sekolah sudah menjalankan tugas
pokoknya memberikan pembinaan kepada guru di
sekolah. Sebagai pimpinan lembaga di sekolah dapat
memberi solusi kepada guru ketika menghadapi
kesulitan, menjadi tempat bertanya dan diskusi
bersama dalam memperbaiki kinerja dalam pem-
belajaran. Hasil supervisi tindakan satu dan dua
semua guru masih kategori cukup sedangkan tindakan
ke tiga meningkat lima guru kategori baik tindakan ke
empat meningkat, enam guru kategori baik dan satu
guru kategori cukup.
Supervisi kepala sekolah telah memberi dampak
positif terhadap kinerja guru. Supervisi akademik yang
dilakukan kepala sekolah memberikan manfaat besar
bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Kepala
sekolah sebagai supervisor memiliki dorongan yang
kuat dalam bekerja, memiliki sifat, dan sikap positif,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik
dalam bekerja. Semua kemampuan itu sangat
membantu ketika guru mengalami kesulitan.
Sesuai dengan prinsip supervisi yang di-
kemukaan Sahertian prinsip kerja sama supervisi
”sharing of idea, sharing of experience”, memberi
support mendorong, menstimulasi guru, sehingga
tumbuh bersama. Prinsip konstruktif dan kreatif
menjadikan setiap guru termotivasi dalam mengem-
bangkan potensi kreativitas serta mampu mencipta-kan
61
susasana kerja yang menyenangkan bukan melalui
cara-cara yang menakutkan.
Teori supervisi menyatakan dan terbukti
pengetahuan, kemahiran inter-personal, dan
kemahiran teknikal merupakan pra-syarat yang perlu
ada pada seorang supervisor. Dengan itu dapatlah
supervisor berfungsi ke arah supervisi pembelajaran
sebagai pengembangan yaitu tugasnya dalam aspek
pengembangan kurikulum, observasi dan
penembangan profesionalisme guru selanjutnya
menghasilkan peningkatan pembelajaran peserta didik.
Persyaratan sudah dimiliki kepala SDN Walitelon Utara.
Kualifikasi kepala sekolah berpendidikan S-2,
pengalaman menjadi kepala sekolah 4 tahun hasil ME
nilai kategori baik dan sering membantu dalam
penilaian kinerja guru.
Guru yang memiliki kinerja yang baik dan
profesional dalam implementasi kurikulum memiliki
ciri-ciri: “mendesain program pembelajaran, me-
laksanakan pembelajaran dan menilai hasil peserta
didik” (Basyirudin dan Usman, 2002:83). Dalam
menyusun RPP tidak bisa dilepaskan dengan
pengetahuan yang dimiliki guru itu sendiri. Seperti
yang diutarakan dalam teori Gibson bahwa faktor
utama yang mempengaruhi kinerja individu berkaitan
dengan kompetensi yang harus dimiliki individu yaitu
kompetensi pengetahuan.
Kepala sekolah yang memiliki kompetensi
supervisi akademik dapat meningkatkan moral kerja
guru, menjadikan panutan dan menjadi tempat
62
bertanya bila ada kesulitan dalam menyusun RPP,
sehingga guru dapat berperan lebih baik dalam pe-
kerjaanya ataupun kinerja guru dalam pembelajaran
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa 7 peran kepala
sekolah atau sering disebut EMASLIM berfungsi dengan
baik.
Kepala sekolah melakukan supervisi kunjungan
kelas melalui observasi pembelajaran. Difokuskan pada
perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis.
Mulai dari tahap perencanaan, peng-amatan, dan
analisis yang intensif terhadap penampil-an
pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki
proses pembelajaran.
Tindakan ke empat menunjukkan total 7 guru
yang diteliti 6 guru kategori baik dan 1 guru kategori
cukup. Satu guru tersebut baru mencapai nilai 74,3.
Untuk guru yang kinerjanya bagus bisa mencapai nilai
87,3 (baik) karena memiliki semangat mengajar,
menggunakan metode tepat, pemilihan media dan alat
bantu dapat menunjang keaktifan peserta didik dan
sesuai langkah-langkah dalam model pembelajaran.
Guru memperoleh hasil akhir kategori baik.
Supervisi akademik yang didukung oleh
kompetensi kepala sekolah akan memberikan manfaat
yang besar bagi guru. Kompetensi yang dimiliki berupa
pengetahuan maupun ketrampilan akan mampu
melaksanakan supervisi dengan baik. Tuntutan dalam
penilaian pada penelitian ini lebih tinggi, karena tidak
hanya merujuk pada hasil melainkan merujuk pada
proses dan hasil penilaian. Guru sudah melaksanakan
63
penilaian pengamatan dan di akhir proses, tersedianya
dokumen penilaian pengetahuan, sesuai kaidah dan
waktu dalam melakukan penilaian, adanya produk
hasil penilaian, serta komentar guru pada hasil
ulangan.
Kinerja guru dalam pembelajaran pada
komponen penilaian meningkat dari siklus I terendah
63,0 kategori cukup meningkat di siklus II nilai
terendah 75,0. Guru sudah melaksanakan kegiatan
penilaian bukan hanya pada hasil melainkan
pengelolaan penilaian yang sesungguhnya.
Kesimpulannya dari siklus I ke siklus II ada
peningkatan, 6 orang guru memperoleh nilai di atas
76,0 dengan kategori baik dan 1 guru memperoleh nilai
75,0 kategori cukup.
Berdasarkan data di atas terbukti bahwa
supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru
dalam pembelajaran. Penelitian ini memiliki kesamaan
dengan penelitian terdahulu.
Penelitian yang dilakukan Sutikno tentang
pengaruh kualitas supervisi akademik terhadap kinerja
guru dalam pembelajaran di SMAN se kota Mamuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas supervisi
akademik dan kinerja guru mempunyai hubungan yang
positif. Hubungan antara kualitas dalam aspek
bimbingan pembelajaran berpengaruh positif terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran.
Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan
oleh Dawawi tentang pelaksanaan supervisi akademik
oleh pengawas sekolah sebagai upaya peningkatan
64
profesional guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
pada SMPN 1 Bengkayang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi oleh
pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam pengelolaan KBM, dapat mengubah
kesadaran guru untuk meningkatkan kemampuan
profesional, aspek perencanaan dan pengelolan
pembelajaran.
Penelitian yang lain adalah penelitian yang
dilakukan oleh Putu Prapta tentang hubungan kualitas
pengelolaan supervisi akademik kepala sekolah dan
iklim kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri
kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat kontribusi yang
positif dan signifikan antara supervisi akademik dengan
kinerja guru dan mengindikasikan bahwa efektivitas
supervisi akademik cukup optimal dalam
mempengaruhi kinerja guru.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh
Tauhaposan Panjaitan tentang pengaruh supervisi
akademik dan pelatihan terhadap peningkatan kinerja
guru (studi kasus pada SMP Negeri Kecamatan Percut
Seituan Deli Serdang). Hasil penelitian menunjukkan
hasil supervisi kategori kurang. Merupakan fakta yang
harus ditindaklanjuti untuk melakukan pembinaan
kepada guru-guru secara berkelanjutan tentang
peranan dan fungsi yang harus dilaksanakan secara
maksimal.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, kepala
sekolah sebagai supervisor mendorong, memotivasi
65
guru untuk meningkatkan kemampuan dengan
menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif
dan menyenangkan. Seperti yang sudah diterapkan
dalam pembelajaran yaitu Numbered Heads Together,
Talking Stick, Snowball Throwing dan Make a Match
sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar
yang lebih lengkap. Pada waktu pelaksanaan supervisi
semua guru mempersiapkan dengan baik tentang
materi yang akan diajarkan. Guru mempersiapkan
persiapan pembelajaran yang lebih baik, karena
pelaksanaan supervisi sudah terjadwal. Persiapan guru
meliputi perangkat pem-belajaran (silabus, RPP), alat
peraga yang sesuai dengan materi pelajaran.
Melalui pembinaan secara kelompok guru
semakin termotivasi untuk memperbaiki proses
pembelajaran dengan perasaan gembira. Pelaksanaan
supervisi yang baik akan me-ningkatkan proses
pembelajaran, sehingga akan meningkatkan kinerja
guru dan prestasi belajar siswa. Keinginan guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran di sekolah
meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif hasil belajar
peserta didik dari siklus I ke siklus 2 mengalami
peningkatan dan sudah mencapai KKM.
Melalui pembinaan secara kelompok serta diberi
contoh dari kepala sekolah, guru akan lebih memahami
penyusunan rencana dan penerapan model-model
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi yang dijalankan
sesuai dengan langkah-langkah yang benar akan
meningkatkan proses pembelajaran. Penulis pernah
melihat secara langsung tiga orang guru kelas IA, IB
66
dan Guru PAI berlatih bersama mengajar, sebelum
disupervisi oleh kepala sekolah. Hal ini menunjukkan
motivasi guru dalam mengajar meningkat hasil dari
pembinaan kepala sekolah yang tepat.
Mutu pendidikan di sekolah tidak bisa dilepaskan
dari peran kepala sekolah dalam menjalankan fungsi
kepengawasan dan pembinaan kepada guru-guru.
Guru yang langsung berinteraksi dengan siswa
memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan pengembangan pembelajaran. Salah
satu kunci keberhasilan pendidikan di sekolah adalah
peningkatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru
sebagai komponen sumber daya manusia, harus selalu
dimotivasi dan diberi pembinaan agar memiliki
kemampuan mengembangkan potensinya, sehingga
dapat melayani peserta didik sesuai tingkat
perkembangan.