24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini tentang penyelesaian tugas pada mata pelajaran
ekonomi di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga inidiperoleh data yang
mencerminkan penyelesaian tugas Pekerjaan Rumah (PR) dalam mata
pelajaran ekonomi dikalangan siswa kelas X. Data ini dicoba dikaitkan
dengan data tentang ketuntasan belajar para siswa. Pada penelitian ini
variabel dependent adalah tugas Pekerjaan Rumah(PR), sedangkan variabel
independent adalah prestasi yang tercantum dalam nilai rapor.
4.1.1 Ketuntasan Belajar
Pada berbagai data yang telah diutarakan bahwa ketuntasan belajar
dapat diamati dari prestasi mata pelajaran ekonomi. Prestasi dinyatakan
dalam bentuk nilai raport. SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga menetapkan
batas nilai 73 sebagai batas bawah dalam ketuntasan belajar. Hal ini
dimaksudkan untuk memacu siswa agar dapat rajin dalam belajar dan
memacu dalam mencapai kelulusan di tingkat pendidikan SMA.
Penentuan ketuntasan pada nilai raport dan hasil ujian selalu
dipertimbangkan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa. Hal ini
setidaknya dapat membantu siswa dalam mendorong kerajinan belajar siswa.
25
Tugas yang diberikan berupa Pekerjaan Rumah (PR) dapat membantu siswa
dalam menguasai standart kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini akan
membantu para siswa untuk belajar secara bertahap mendalami standart
kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun prestasi belajar mata pelajaran
seperti tertera pada nilai raport semester satu tahun ajaran 2011/2012
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1.1.1 Distribusi Frekuensi Menurut Kadar Ketuntasan BelajarOleh Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga Tahun 2011/2012
Ketuntasan Kategori Nilai Jumlah Prosentase
(%)
Tidak Tuntas <73 3 6%
Tuntas ≥73 49 94%
Jumlah 52 100 %
Pada tabel tersebut terlihat bahwa siswa yang tuntas belajarnya
sangat banyak, yaitu sejumlah 49 siswa. Nilai yang dicantumkan dalam
nilai raport adalah nilai gabungan dari nilai tugas, nilai ulangan harian
dan nilai semester yang disebut Nilai Hasil Belajar (NHB).Nilai Hasil
Belajar (NHB ) ini diperoleh dari Nilai Harian (NH) dan Nilai Ulangan
Semester(NUS) yang dapat dilihat sebagai berikut :
26
NH = (2xRUH) + RTU
3
NUS = NUTS + NUAS
2
NHB = (2xNH) + NUS
3
Keterangan :
1. NH = Nilai Harian
2. RUH = Rata-rata ulangan harian
3. RTU = Rata-rata tugas
4. NUS = Nilai ulangan semester
5. NUTS = Nilai ulangan tengah semester
6. NUAS = Nilai ulangan akhir semester
7. NHB = Nilai hasil belajar
Nilai Harian (NH) adalah nilai yang diperoleh dari nilai
pembelajaran harian yaitu berupa nilai ulangan harian dan nilai tugas. Nilai
harian diperoleh dari dua kali rata-rata ulangan harian (RUH) ditambah
dengan rata-rata tugas (RTU) yang dibagi tiga. Rata-rata ulangan harian
adalah jumlah seluruh nilai ulangan harian dibagi frekuensi ulangan harian
yang telah diselenggarakan. Nilai harian yang diperoleh siswa dalam
perhitungan nilai harian adalah hasil nilai yang sudah tuntas, untuk siswa
27
yang belum tuntas harus mengikuti program remedial. Sedangakan untuk
rata-rata tugas (RTU) merupakan hasil dari jumlah seluruh nilai tugas dibagi
dengan frekuensi pemberian tugas yaitu lima kali. Apabila siswa mengerjakan
tugas Pekerjaan Rumah (PR) dengan baik, maka proses belajar ketika
mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah (PR) sekaligus bisa membantu
peningkatan kemampuan mengerjakan ulangan harian, ulangan tengah
semester dan ulangan akhir semester.
Nilai ulangan semester ( NUS ) adalah nilai yang berasal dari nilai
ulangan tengah semester (NUTS) maupun nilai ulangan akhir semester (
NUAS ) kemudian dibagi dua. Nilai ulangan tengah semester (NUTS)
merupakan nilai tes yang diadakan di tengah semester, sedangkan nilai
ulangan akhir semester (NUAS) diperoleh dari nilai hasil tes mata pelajaran
ekonomi yang diadakan di akhir semester.
Nilai hasil belajar (NHB) adalah nilai yang diperoleh dari dua kali
nilai ulangan harian (NH) ditambah dengan nilai ulangan semester (NUS)
kemudian dibagi tiga. Nilai harian ini memiliki bobot nilai yang besar untuk
nilai hasil belajar atau yang tercantum dalam nilai raport, karena nilai harian
tersebut terdiri dari nilai ulangan harian dan nilai tugas sehingga nilai tugas
berperan besar dalam perhitungan nilai rapor.
Nilai raport merupakan perhitungan nilai harian (NH) dan nilai
ulangan semester (NUS) seperti pada rumus yang telah diungkapkan di atas.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu memiliki ketuntasan belajar
28
dengan baik karena bobot nilai harian (NH) yang besar dalam perhitungan
nilai raport. Apabila siswa mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah (PR) dengan
baik maka akan mendapatkan nilai rata-rata tugas yang baik, sehingga dapat
membantu siswa mengerjakan ulangan harian dengan mudah. Siswa yang
mengerjakan ulangan harian dengan baik, maka dapat mengerjakan ulangan
semester dengan baik sehingga nilai raportnya juga baik. Apabila siswa tidak
mampu mengerjakan ulangan harian karena batas kecerdasannya cukup maka
nilai hariannya dapat dibantu dengan nilai tugas, dimana nilai harian tersebut
mempunyai bobot dua kali dalam perhitungan nilai raport.
Berdasarkan hasil perhitungan data nilai raport, banyak siswa yang
telah tuntas dalam belajarnya. Apabila nilai ulangan semester kurang
memuaskan maka dapat dibantu dengan nilai dari pengerjaan tugas Pekerjaan
Rumah (PR) tersebut yang memiliki bobot yang besar dalam perhitungan
nilai raport. Sebaliknya jika siswa mengalami nilai tugas Pekerjaan Rumah
(PR) yang kurang baik maka siswa harus mampu mengejar untuk
meningkatkan nilai ulangan harian dan nilai ulangan semester.
4.1.2 Beban Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Tatap muka pada mata pelajaran ekonomi selama satu semester 17-
19 kali pertemuan pada minggu efektif. Didalam KTSP mata pelajaran
29
Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (1) Memahami
sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan
masalahekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi
dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara, (2)
Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi, (3) Membentuk sikap bijak,
rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan
keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat
bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan Negara, (4) Membuat
keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi
dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun
internasional. Setiap guru memiliki beban kompetensi dasar dan standart
kompetensi, untuk memahamkan kompetensi tersebut siswa diberikan tugas
tersendiri atau biasa disebut dengan PR (Pekerjaan Rumah). Tugas tersebut
diberikan kepada siswa sebagai pengayaan dirumah untuk menjadikan siswa
paham terhadap kompetensi yang telah disampaikan tersebut. Pada semester
satu ini untuk materi pengayaan dan sebagai tugas mandiri siswa diberikan
sebanyak lima kali tugas.
Pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) pada siswa selain untuk
pengayaan materi pelajaran dirumah juga menjadi sebuah pertimbangan nilai
raport. Pada dasarnya tugas Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan sebagai
kegiatan mandiri siswa yang nantinya akan dibahas dalam pertemuan
selanjutnya. Mengingat materi pembahasan dan pengayaan yang cukup
30
banyak mengakibatkan beberapa materi tidak dibahas didalam jam tatap
muka, namun materi tugas Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan lebih
banyak yang dibahas.
4.1.3 Penyelesaian Tugas Mata Pelajaran Ekonomi
Tugas Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan oleh guru selama
semester satu tersebut diharapkan semua siswa mengerjakan tugas, tetapi
terdapat juga siswa yang tidak mengerjakan atau hanya mengerjakan
sebagian tugas Pekerjaan Rumah (PR) tersebut. Hal ini juga nantinya akan
mempengaruhi nilai rapor bagi siswa tersebut, karena nilai tugas memiliki
bobot yang besar dalam perhitungan raport. Apabila siswa yang sering
mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah (PR) dengan baik, maka proses belajar
ketika mengerjakan tugas sekaligus bisa membantu peningkatan kemampuan
mengerjakan ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester.
4.1.3.1. Prosentase Pengerjaan Tugas Pekerjaan Rumah (PR)
Berdasarkan data dari lima kali pemberian tugas mata pelajaran
Ekonomi dalam semester satu tahun 2011/2012 ternyata ada siswa yang
jarang mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah(PR). Selengkapnya distribusi
frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.1.3.1.1
Kadar penyelesaian tugas diukur dari dua indikator, yaitu
prosentase pengerjaan tugas dan prosentase keterselesaian pengerjaan tugas.
31
Adapun prosentase pengerjaan tugas dibedakan menjadi lima kategori yaitu
sekali,jarang,sedang,agak sedang, dan sering yang dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.1.3.1.1 Distribusi Frekuensi Prosentase Pengerjaan Tugas PR
Oleh Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah (Plus)
Salatiga Tahun 2011/2012
Kategori Pengerjaan Tugas Jumlah Prosentase (%)
Sekali 2 4%
Jarang 0 0
Sedang 6 11%
Agak sering 31 60%
Sering 13 25%
52 100%
Berdasarkan data tersebut ternyata sejumlah 52 siswa cenderung
tergolong pada katergori agak sering yaitu sebanya 31 siswa dengan
prosentase 60%. Hal ini berarti siswa cenderung sebanyak empat tugas yang
diberikan oleh guru.
4.1.3.2. Prosentase Keterselaian Pengerjaan Tugas
Pengerjaan tugas bisa saja dilakukan setiap ada tugas tetapi belum
tentu semua tugas diselesaikan secara utuh sesuai yang diharapkan. Adapun
keterselesaian tugas yang dikerjakan oleh siswa dapat dilihat pada tabel
distribusi frekuensi prosentase keterselesaian pengerjaan tugas yang dibagi
menjadi tiga kategori yaitu tidak selesai, selesai tidak utuh dan selesai utuh.
32
Hal ini mencerminkan adanya perbedaan prosentase keterselesaian tugas PR
oleh siswa yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1.3.2.1 Distribusi Frekuensi ProsentaseKeterselesaikan Tugas PR Oleh Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah (Plus) SalatigaTahun 2011/2012
No. Kategori Keterselesaian Pengerjaan Tugas
Prosentase Jumlah Prosentase( % )
1 Tidak selesai 33% 3 5,76%2 Selesai Tidak Utuh 66% 38 73,07%
3 Selesai Utuh 100% 11 21,15%
Jumlah 52 100%
Berdasarkan data tersebut ternyata siswa pada kategori
keterselesaian pengerjaan tugas terdapat 3 siswa dalam kategori tidak
selesai, 38 siswa masuk kategori selesai tidak utuh, dan 11 siswa dalam
kategori selesai utuh. Pada kategori keterselesaian pengerjaan tugassiswa
cenderung pada kategori selesai tidak utuh yakni sebanya 3 sisa dengan
prosentase 73,07% . Hal ini berarti bahwa siswa mengerjakan tugas selesai
tidak utuh yakni siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan
usaha sendiri tetapi hanya sebagian saja. tetapi prosentaseketerselesaian
pengerjaan tugas pada kategori tidak selesai sedikit sekali yaitu sebanyak 3
siswa dengan prosentase 5,76%, karena masih banyaksiswa yang pengerjaan
tugasnya yang tergolong selesai tidak utuh.
33
4.2Analisis Pembahasan
4.2.1 Prosentase Penyelesaian Tugas
Selama satu semester terdapat 17-19 minggu kegiatan belajar
mengajar termasuk ulangan maupun tes. Untuk mengejar tercapainya
penguasaan standart kompetensi dan kompetensi dasar maka guru memberi
tugas Pekerjaaan Rumah (PR) guna pendalaman penguasaan kompetensi.
Terkait dengan itu guru mata pelajaran ekonomi di kelas X pada semester
satu tahun ajaran 2011/2012 memberikan lima kali tugas tugas Pekerjaaan
Rumah (PR).
Prosentase penyelesaian tugas (X) diperoleh dari perhitungan
prosentase pengerjaan tugas (X1) dan prosentase keterselesaian tugas (X2)
yaitu dengan rumus ((X1+X2)/2). Berdasarkan sampel dari penelitian
sejumlah 52 siswa memiliki jumlah 1694 dan prosentase rata-ratanya
sebesar 74%. Hal ini berarti siswa kelas X di SMA Muhammadiyah (Plus)
Salatiga memiliki prosentase rata-rata penyelesaian tugas sebesar 74%.
Pemberian tugas mandiri itu diberikan untuk mengisi kekurangan
penguasaan materi pada jam tatap muka serta memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan dan pengetahuannya. Selain itu tugas disampaikan untuk
mengembangkan cara belajar mandiri siswa denganmenemukan dan
menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari maupunpengertian
34
yangditemukan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari maupun
pengertian yang ditemukan sendiri, pengertian tersebut merupakan
pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan, maka hasil yang
diperolehakan tahan lama dalam ingatan dandimaksudkan untuk mengatasi
terjadinya lupa dalam proses belajar. MenurutMuvida
(2011:www.blogmuvida.com) dalam teori Thorndike yaknihukum belajar
antara lain adalah The Law Exercise yang terbagi menjadi dua yaitu :
3. Koneksi antara stimulus dan respons menguat saat keduanya dipakai.
Dengan kata lain melatih koneksi ( hubungan ) antara situasi yang
menstimulasi dengan suatu respons akan memperkuat koneksi
diantara keduanya. Bagian dari hukum latihan ini dinamakan law of
use ( hukum penggunaan ).
4. Koneksi antara stimulus dan respons akan melemah apabila praktik
hubungan dihentikan atau jika ikatan neural tidak dipakai. Bagian dari
hukum latihan ini dinamakan law of disuse ( hukum ketidak gunaan ).
Hal tersebut berarti makin sering diulangi materi pelajaran yang diterimanya
akan semakin dikuasai dan bila materi pelajaran tidak diulangi atau tidak
dipakai, maka informasi yang diterimanya akan mudah hilang.
35
4.2.2 Nilai Hasil Belajar
Nilai Hasil Belajar (NHB) yaitu diperoleh dari nilai harian (NH)
dengan nilai ulangan akhir semester (NUAS) yaitu dengan rumus
( ). Ketuntasan belajar yang disebut nilai hasil belajar
terdiridua kategori, yaitu tidak tuntas dengan nilai <73dan tuntas dengan
nilai ≥ 73. Nilai harian (NH) itu diperoleh dari ( )
dimana
RUH adalah rata-rata ulangan harian dan RTU merupakan rata-rata
tugas.Selanjutnya nilai ulangan semester diperoleh dari
dimana NTS adalah nilai tengah semester sedangkan NUAS
adalah nilai ulangan akhir semester. Nilai harian (NH) ini memiliki
bobot nilai yang besar untuk nilai hasil belajar seperti yang tercantum
dalam nilai raport, karena nilai harian tersebut terdiri dari rata-rata nilai
ulangan harian dan nilai tugas sehingga nilai tugas berperan besar dalam
perhitungan nilai raport. Hal tersebut cukup wajar jikaterdapat siswa
yang aktif dalam mengerjakan tugas tetapi mengalami ketidaktuntasan
dalam belajar, karena untuk menghitung tingkat ketuntasan bagi para
siswa memperhatikan aspek yang lainnya juga, seperti tingkat
kecerdasan, kondisi fisik/ psikis saat ulangan dan lain-lain.
Dari rumus yang dipakai untuk menentukan nilai hasil belajar
(NHB) nampak sekali betapa besar kontribusi pengerjaan tugas terhadap
nilai hasil belajar (NHB) melalui nilai harian (NH) dimana didalamnya
36
masuk rata-rata nilai tugas (RTU). Seorang siswa akan berhasil belajar
manakala bahan ajar yang diterima di sekolah selalu dipelajari ulang di
rumah untuk mengeliminasi faktor lupa. Pemberian tugas PR antara lain
dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau mengulangi pelajaran
sekolah di luar jam sekolah melalui pemberian tugas PR. Makin sering
diulangi materi pelajaran yang diterimanya akan semakin menguasai dan
informasi yang diterimanya tidak akan mudah lupa, sehingga siswa
mempunyai waktu yang cukup dalam mempersiapkan diri saat ulangan
harian maupun tes semester. Menurut Dimyati & Mudjior (2002:243-
244)Proses terjadinya gejala lupa dapat dilacak dan diperbaiki dalam
proses belajar ulang. Proses lupaterjadi jika (1) Pebelajar melakukan
konsentrasi terhadap bahan ajar. Pemusatan perhatian tersebut dapat
menurun karena lelah atau memang lemah.Akibatnya pada bahan ajar
yang keluar dan tak terterima.(2)Pebelajar mengolah bahan ajar yang
diterima. (3) Apa yang terolah akan disimpan, tetapi ada bagian yang
keluar. Dengan demikian siswa menyimpan bagian bahan ajar yang
terolah dengan baik. (4) Dalam menghadapi tugas-tugas belajar lanjut,
maka siswa akan menggali pengetahuan dan pengalaman belajar yang
tersimpan. Pebelajar memanggil pesan yang tersimpan. Ada pesan yang
dilupakan, sehingga tidak dapat digunakan untuk mencapai prestasi yang
diharapkan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menggali
kembali materi yang telah diberikan adalah dengan pengayaan berupa
pemberian tugas.(5)Pebelajar menggunakan pesan-pesan yang telah
37
dipelajari untuk berprestasi. Pada proses menggali dan berprestasi dapat
terjadi gejala lupa, karena siswa lupa memanggil pesan yang tersimpan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa “keluarnya” pesan pada siswa
terjadi saat konsentrasi dan mengolah pesan. Sedangkan gejala lupa
terjadi pada siswa saat menggali dan berprestasi. Hal ini menunjukkan
bahwa proses berkonsentrasi dan pengolahan pesan dapat dipertinggi
mutunya.
Siswa yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian yang kurang
baik bisa memperbaiki dengan mengikuti remidi.Apabila siswa yang
telah mengikuti remidi masih belum mencapai batas ketuntasan, maka
nilai yang diperhitungkan dalam nilai raport adalah nilai yang paling
baik. Selain itu siswa juga dapat memperbaiki nilai ulangan semester
dengan cara belajar dengan baik saat tes tengah semeseter dan tes
semester untuk mendapatkan nilai raport yang baik.Pada tes tengah
semester maupun tes semester guru memberikan waktu yang lebih lama
daripada ulangan harian, sehingga siswa mempunyai waktu yang cukup
banyak untuk belajar dan mempersiapkan diri.
38
4.2.3. Hubungan Prosentase Penyelesaian Tugas Dengan Ketuntasan
Belajar
Hubungan penyelesaian tugas Pekerjaan Rumah (PR) dengan nilai
hasil belajar didapatkan sebuah formulasi perhitungan dimana
penyelesaian tugas (X) dan nilai hasil belajar (Y) dilakukan dengan
menggunakan metode spearman yang hasilnya sebagai berikut
Rs = 1 – ((6ΣD2)/n(n2-1))
Rs = 1-((6 410)/52(522-1))
Rs = 1- 0.037
Rs = 0.96
Keterangan :
Rs = Korelasi Spearman
D = Different/ Perbedaan selisih
n = Jumlah sampel
Hal ini berarti bahwa angka 0,96 menunjukkan adanya korelasi
atau hubungan yang signifikan antara kadar penyelesaian tugas dengan
nilai hasil belajar. Karena nilai tersebut diatas dari 0.5, jika perhitungan
Rs kurang dari 0.5 maka menyatakan tidak adanya hubungan atau
39
korelasi antara variabel. Jika lebih dari 0.5 maka variabel saling
berhubungan atau korelasi seperti pada penelitian ini.
Penelitian ini juga didukung dengan analisis pearson product
moment untuk menghubungkan korelasi penyelesaian tugas (X) dan nilai
hasil belajar (Y) dilakukan dengan menggunakan metode spearman yang
hasilnya sebagai berikut
R(X,Y) = ∑ ∑ ∑
( ∑ ∑ ) ( ∑ (∑ )Diketahui :
n = 52 n = Jumlah populasi
Ʃ X = 3852,5 X = Rata-rata tugas
Ʃ Y = 4127 Y = Nilai hasil belajar
Ʃ X.Y= 310198
Ʃ X² = 294967,3
Ʃ Y² = 330391
R(X,Y) = ( )( ) ( , )( )
( ( , ) ( , )²)( ( ) ( )R(X,Y) =
,( , , )( )
R(X,Y) = .
( , )( )
40
R(X,Y) = ,
√R(X,Y) =
,,
R(X,Y) = 0,85
Nilai R(X,Y) adalah nilai korelasi dari kedua variabel X dan Y,
dimana hasilnya adalah 0,85. Angka tersebut menunjukkan bahwa
tingkat hubungannya korelasi tingkat tinggi. Korelasi faktor X sebagai
variabel tingkat rata-rata tugas berbanding lurus dengan faktor Y sebagai
variabel nilai hasil belajar.
Hal ini menunjukkan bahwa bilai variabel X meningkat maka
secara langsung variabel Y meningkat. Artinya semakin tinggi
penyelesaian tugas maka nilai hasil belajar juga semakin tinggi.