LAPORAN PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
Disusun untuk memenuhi tugan mata kuliah
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Dosen Pembimbing:
Rita Hadi Widyastuti, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom
Asih Nurakhir, S.Pd
Disusun Oleh:
Rudy Kurniawan (22020113183018)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BERAT BADAN IDEAL
I. LATAR BELAKANG
Maslow menempatkan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tertinggi manusia
diatas kebutuhan pada sisi fisiologi, kebutuhan akan rasa mana dan tentram,
kebutuhan untuk dicintai dan dibutuhkan orang lain serta kebutuhan akan
penghargaan dari orang lain dan dari diri kita sendiri.
Pemahaman diri yang objektif akan membuat seseorang mengerti akan
dirinya, termasuk kelemahan dan kelebihan yang dimiliki serta bisa bersikap positif
dalam menanggapi kelemahan dan kelebihan yang ada. Tujuan mengenal dan
memahami diri sendiri adalah diharapkan seseorang dapat menerima kenyataan yang
ada lalu berusaha dengan yang ada pada dirinya untuk mengembangkan pribadinya
agar sehat dan memiliki karakteristik yang positif.
Penampilan memang bukan segalanya, kata tersebut sering kita dengar bahkan
mungkin juga kita ucapkan, namun penampilan adalah tahap pertama seseorang
menilai orang lain. Banyak kata yang dapat melukiskan penampilan seseorang secara
kasat mata. Gemuk, kurus, ideal, atletis, rapi, acak-cakan, bersih, kotor dan masih
banyak lagi.
Walaupun penampilan bukanlah segalanya namun saat ini penampilan
dikaitkan dengan status kesehatan seseorang. Seseorang dengan penampilan tubuh
yang ideal atau bahkan atletis akan terlihat lebih sehat dibandingkan dengan performa
tubuh yang kurang ideal, dan bila sudah terkait dengan kesehatan maka tentunya
penampilan seseorang mencerminkan kesehatannya, dan kesehatan adalah segalanya.
Salah satu yang mempengaruhi penampilan adalah berat badan dan atau postur
tubuh. Semakin ideal berat badan maka semakin baik status kesehantannya, begitupun
dengan postur tubuh yang selalu berbanding lurus dengan berat badan ideal. Berat
badan adalah ukuran berat tubuh yang ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal
tanpa perlengkapan apapun. Berat badan diukur dengan alat ukur berat badandengan
suatu satuan ukuran berat. (Surono dalam Mabella, 2000:10). Berat badan dapat
diartikan suatu ukuran yang lazim atau sering dipakai untuk melihat suatu keadaan
gizi seseorang.
Dalam ilmu biologi dan medis, berat badan merujuk pada massa yang diukur
dalam satuan berat kilogram, walaupun dibeberapa negara seperti Amerika Serikat
menggunakan satuan pound.
Berat badan ideal diyakini sebagai berat badan maksimal untuk dapat
dikatakan sehat. Hal ini didasarkan terutama dengan tinggi badan, tetapi dapat
dimodifikasi oleh faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, usia dan perkembangan
otot. Dalam dunia kedokteran, berat badan ideal ditentukan dengan menggunakan
Indeks Massa Tubuh (IMT). Atau dalam bahasa asing sering disebut Body Mass
Index (BMI).Sistem indeks ini didasarkan pada rasio berat badan dalam satuan
kilogram terhadap kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.
Indeks massa tubuh merupakan sebuah ukuran yang menyatakan keidealan
tubuh seseorang berdasarkan kategori: Underweight (kekurangan berat badan),
Normal (normal), Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan).
Jadi dengan mengetahui IMT, maka seseorang dapat mengetahui tubuhnya ideal atau
tidak.
Bagi saya mencapai berat badan ideal adalah merupakan suatu prestasi, karena
untuk menurunkan berat badan dan memiliki postur tubuh yang ideal adalah bukan
hal mudah bagi setiap orang. Mungkin beberapa orang akan sangat mudah
menurunkan berat badan atau memiliki tubuh yang ideal tanpa usaha yang banyak,
sebagai contoh yaitu harus olahraga berat atau fitness, diet ketat bahkan memakai
produk obat-obatan untuk membantu menurunkan berat badan.
Saya mencoba menggali kekurangan dan kelebihan diri melalui sebuah
kuesioner yang berisikan tentang gambaran diri, juga terdapat kolom isian untuk
penilaian secara objektif. Kuesioner diberikan kepada rekan satu kelas dan keluarga
yang menurut saya mampu memberikan informasi yang akurat tentang penulis.
Berikutnya saya akan memberikan paparan tentang evaluasi diri berdasarkan
dari informasi yang didapatkan dari teman dekat maupu keluarga, dengan harapan
mampu memberikan penilaian yang objektif dan menjadi acuan dalam memperbaiki
diri.
II. EVALUASI DIRI
Evaluasi diri yang dilakukan oleh saya yaitu menggunakan kuesioner yang dibagikan
kepada teman dan keluarga penulis.
1. Penilaian Dari Diri Sendiri
Kelebihan
a. Ramah
Sejak kecil keluarga selalu memberikan tuntunan agar selalu bersikap ramah
terhadap siapapun dan ini melekat pada saya. Orang tua selalu mengatakan
tidak ada suatu hal yang harus disombongkan kepada orang lain. Dan jangan
memandang rendah orang lain, siapapun itu. Maka dengan bersikap ramah kita
akan selalu mendapat saudara-saudara baru dimanapun berada. Walaupun
seiring perkembangan waktu, keramahan sebagai bagian dari adat ketimuran,
saat ini telah memudar pada generasi baru.
b. Supel
Berkomunikasi dengan berbagai macam latar belakang, sifat dan kedudukan
sesorang saya pelajari sejak duduk di bangku SMP. Ditambah saat kuliah D3
keperawatan yang mengharuskan setiap mahasiswa harus tinggal di asrama
yang sarat dengan aturan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur tata
pergaulan dan kehidupan di lingkungan asrama. Hasilnya tidak
mengecewakan, karena dengan mampu bersosialisasi, saya selalu
mendapatkan kepercayaan dalam organisasi kemahasiswaan.
c. Suka membantu orang lain
Merupakan kepuasan jika dapat meringankan atau membantu kesulitan orang
lain, dan saya juga mendapatkan kesempatan untuk belajar. Karena siapa tahu
dikemudian hari saya mendapat permasalahan yang hampir sama, maka saya
akan lebih siap untuk menghadapinya. Tetapi terkadang hal ini dimanfaatkan
orang lain untuk melemparkan tanggung jawabnya, sehingga saya harus lebih
cerdas dalam membantu orang lain.
d. Selalu bersyukur
Walaupun dilahirkan sebagai anak terakhir, tetapi saya selalu diajarkan untuk
tidak banyak mengeluh dan bersyukur, karena terkadang tidak semua yang
kita inginkan akan tercapai. Dengan menerima, bersyukur dan apa adanya
maka hidup ini terasa lebih ringan.
e. Setia
Sulit berpindah ke lain hati, mungkin itu yang dapat menggambarkan
kesetiaan saya. Jika saya sudah menentukan pilihan maka saya akan
mempertahankannya walaupun terdapat pilihan lain yang lebih menarik,karena
yang lebih menarik belum tentu baik buat saya.
Kekurangan
a. Sering lupa
Saat ini yang paling sering terjadi adalah sering lupa. Terutama saat
meletakkan suatu benda. Kejadian kehilangan kunci motor yang ternyata
sudah berada dalam saku celana merupakan hal yang paling sering terjadi,
apalagi dalam kondisi terburu-buru.
b. Badan gemuk
“Big is beautifull”, tapi tidak menurut saya. Memiliki badan gemuk
merupakan kekurangan yang ingin saya perbaiki. Salah satu keluhan memiliki
badan gemuk adalah mudah capek. Dengan berat badan 95 Kg dan lingkar
perut diatas 100 cm, menjadi sulit dalam membeli atau memilih celana. Dan
pasti dengan badan gemuk maka akan mudah terserang penyakit.
c. Pemalas
Saya sering menunda suatu pekerjaan dan baru akan semangat mengerjakan
jika telah dekat batas waktu, sehingga seringkali pekerjaan menumpuk dan
walaupun selesai tetapi tidak optimal.
d. Suka tidur
Saya paling mudah jika akan tidur. Di kursi, meja atau bahkan hanya
bersandar saja saya akan tertidur, apalagi diatas tempat tidur yang nyaman.
Hal ini sangat menganggu saat kuliah ataupun mengikuti suatu pelatihan.
e. Tidak mampu membagi waktu
Bekerja, menjadi kepala keluarga dan sekaligus seorang mahasiswa ternyata
sangat luar biasa. Saya merasa belum mampu membagi waktu, sehingga
terkesan semua jadwal tidak berjalan sesuai rencana.
2. Penilaian Dari Orang Lain
Penilaian menggunakan kuesioner sebanyak 20 kuesioner yang disebarkan kepada
19 teman dan 1 keluarga penulis. Hasil rangkuman penilaian diri secara umum
adalah sebagai berikut:
Kelebihan
a. Baik hati (20%)
b. Supel, bagus dalam berkomunikasi (20%)
c. Bijaksana (10%)
d. Cerdas (10%)
e. Tenang (10%)
f. Sabar (20%)
g. Suka humor (20%)
h. Berjiwa pemimpin (15%)
i. Percaya diri (20%)
j. Memiliki semangat tinggi (10%)
k. Suka menolong (25%)
Kekurangan
a. Tidak bisa membagi waktu, menunda pekerjaan (30%)
b. Gemuk/tidak ideal (65%)
c. Penampilan kurang rapi (10%)
d. Serius (10%)
e. Teledor (5%)
f. Mudah stres (5%)
g. Menyepelekan tugas (5%)
h. Botak (5%)
III. JENDELA JOUHARI
I
Penampilan kurang rapi
Tdk ideal/ Gemuk
Sering terlambat
Cerdas
Ceroboh/teledor
Percaya diri
II
Baik hati
Suka humor
Tenang
Sabar
Berjiwa pemimpin
Serius
Mudah stres
III
Tidak mau mengalah
Suka melamun
Mandiri
IV
IV. MASALAH
Dari kekurangan yang disebutkan secara umum diatas, terdapat 3 masalah yang
menjadi prioritas utama penulis yaitu:
1. Kegemukan/ berat badan tidak ideal
Berdasarkan kuesioner, terdapat 13 orang (65%), yang menyatakan bahwa penulis
memiliki tubuh gemuk dan kurang ideal. Hal ini juga berpengaruh kepada
kerapian seseorang emnurut beberapa keterangan dari kuesioner.
2. Tidak bisa membagi waktu dan sering terlambat
Berdasarka kuesioner, terdapat 6 orang (30%), orang yang menyatakan bahwa
penulis sering datang terlambat dan tidak bida membagi waktu. Hal ini memang
penulis sadari untuk membagi waktu antara pekerjaan kantor, perkuliahan dan
keluarga memang cukup sulit.
V. PLAN OF ACTION
No Nama
Program
Tujuan Penjelasan Waktu Indikator
1 Semangat Mendapatkan
tubuh lebih
ideal
dibanding
sebelumnya
Untuk
mendapatkan
tubuh yang
lebih ideal,
maka saya
akan berusaha
membuat
aturan yang
berkaitan
dengan gaya
hidup, waktu
makan dan
olahraga
Empat
minggu
Tubuh lebih ideal
yang ditandai
dengan
berkurangnya
lingkar pinggang
dari 115cm
menjadi 80cm,
dan atau
bertambahnya
lubang pada ikat
pinggang
2 Prioritas Mampu
mengatur
jadwal
kegiatan dan
tidak terlambat
Untuk dapat
mengatur
jadwal dan
kegiatan dan
tidak terlambat
maka saya
akan membuat
beberapa
catatan kecil
terhadap tugas
yang harus
segera
diselesaikan
dan mengatur
waktu
Empat
minggu
Jadwal teratur,
tugas selesai tepat
waktu yaitu 75%
tugas diselesaikan
tepat waktu
(sebelum dateline
pengumpulan) dan
tidak datang
terlambat
terlambat
VI. IMPLEMENTASI
1. Kegemukan/ berat badan tidak ideal
a. Mengurangi ngemil dan porsi nasi
Untuk menurunkan berat badan, maka saya mengurangi ngemil dan porsi nasi.
Biasanya saat makan di rumah, saya selalu mengambil nasi 1 centong penuh
dan apabila makan di warung saya selalu memesan nasi 1 porsi. Sekarang di
rumah saya memiliki centong sendiri yang khusus saya pakai untuk
mengambil nasi sehingga dapat terukur dan berkurang dari porsi biasanyan.
Sedangkan jika makan di warung saya memiliki komitmen untuk selalu
memesan nasi ½ porsi saja setiap kali makan, walaupun tiap warung terkadang
memiliki takaran porsi nasi yang berbeda, dan konsekuensinya jika warung
tersebut memiliki porsi nasi yang cukup, maka setelah saya pesan ½ porsi akan
terasa sedikit sekali.
b. Mengurangi minum yang manis-manis
Untuk menurunkan berat badan maka saya mencoba mengurangi minuman
yang menggunakan gula murni. Biasanya setiap kali makan besar atau mkan
makanan ringan selalu ditemani dengan minum teh manis baik itu hangat atau
dengan es. Hampi 6 gelas teh manis dengan menggunakan gula murni setiap
harinya. Sekarang saya mengurangi porsi minum manis dan menggunakan
gula rendah kalori. Dan bila saya makan di warung, maka teh manis yang saya
pesan menggunakan sedikit gula ( ½ atau maksimal 1 sendok teh).
c. Banyak minum air putih
Sebelumnya dalam mengkonsumsi air putih bisa dibilang cukup. Dalam sehari
saya biasa minum air putih sebanyak 1500 cc atau sekitar 8 gelas. Sekarang
saya memiliki botol mimun air putih sendiri dirumah dengan ukuran 1500 cc,
dan saya harus menambahkan sedikitnya sekitar 400 cc tiap harinya, tidak
minum manis pada malam hari dan saat sarapan pagi. Saya juga mencoba
membiasakan minum 1 gelas air putih setelah bangun tidur.
d. Berolahraga
Berolahraga adalah salah satu bagian terberat. Disamping waktu pelaksanaan,
motivasi yang kurang menjadi faktor penghalangnya. Tapi saya memiliki
rencana dengam memulainya dengan olahraga ringan dan teratur setiap pagi
selama 15 menit. Yaitu dengan jalan kaki keliling kompleks perumahan dan
melakukan peregangan.
e. Memperbanyak makan buah dan sayur
Saya membiasakan untuk tiap hari mengonsumsi buah. Saya biasa membeli
pepaya, atau jeruk atau melon dan saya simpan di lemari pendingin agar lebih
awet. Dalam sehari saya berusaha untuk mengkonsumsi minimal 3 potong
buah.
f. Tidak makan berat setelah jam 20.00
Saya berusaha untuk tidak makan nasi, mie dan sejenisnyasetelah jam 8
malam. Jika saya lapar saya lebih memilih minum air putih atau makan
makanan ringan.
2. Tidak bisa membagi waktu dan sering terlambat
a. Segera menyelesaikan tugas
Biasanya saya baru melakukan atau melaksanakan tugas saat menjelang batas
waktu pengumpulan. Saat ini saya mencoba untun selalu mengerjakan setiap
pekerjaan walaupun tidak sekali selesai, minimal 75 % pada tiap tugas harus
sudah selesai dalam satu waktu.
b. Membuat jadwal pekerjaan prioritas
Sebelumnya saya tidak pernah membuat jadwal pekerjaan. Saat ini saya
mencoba untuk membuat daftar pekerjaan prioritas untuk memudahkan dan
membantu mengatur waktu. Sehingga pekerjaan atau tugas prioritas akan
selesai terlebih dahulu.
c. Memperhitungkan waktu berangkat
Sebelumnya saya selalu menghitung waktu tiba di tempat sesuai jadwal, tapi
ternyata hasilnya selalu terlambat. Sekarang saya mencoba untuk menghitung
kapan waktu berangkat, harapan saya dapat mengurangi frekuensi
keterlambatan.
d. Menyediakan waktu 10 menit lebih awal dari jadwal
Sebelumnya saya tidak pernah mempunyai waktu khusus untuk persiapan.
Sekarang saya membuat aturan yaitu dengan menyediakan waktu 10 menit
lebih awal untuk persiapan.
e. Mengerjakan pekerjaan sendiri sebelum membantu orang lain
Sebelumnya saya sering dimintai tolong untuk membantu dalam hal pekerjaan
kantor, dan ini sangat menyita waktu untuk menyelesaikan pekerjaan sendiri.
Sekarang saya mencoba untuk menolak secara halus terhadap permintaan
tolong yang saya anggap tidak memiliki urgensi, sehingga saya mempunyai
lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas.
VII. DISKUSI
1. Kegemukan/ berat badan tidak ideal
a. Mengurangi ngemil dan porsi nasi
Mengurangi ngemil dan porsi nasi saat makan di rumah maupun di warung
memang sangat membantu. Porsi makan menjadi lebih terkontrol dan sekarang
jika porsi makan melebihi takaran, perut rasanya sudah penuh dan kenyang.
Hambatan dalam pelaksanaan pengurangan ngemil dan porsi nasi adalah pada
saat pertemuan seringkali terdapat makanan ringan maupun berat, dan untuk
tidak memakannya sangat kesulitan karena disediakan oleh atasan. Sementara
untuk makan di warung sudah sesuai dengan rencana yaitu selalu memesan
separo dari porsi nasi. Sebagai gantinya asupan protein lebih diperbanyak,
sehingga tetap kenyang dan memiliki energi untuk beraktifitas.
b. Mengurangi minum yang manis-manis
Sebelunya hampir setiap makan selalu dengan minuman manis. Saat pagi
setelah sarapan, saat di kantor, setelah makan siang, saat di rumah, setelah
makan malam dan terkadan sengaja membuat minuman manis diluar kegiatan
tersebut. Hampir 6 gelas teh manis dengan menggunakan gula murni selalu
saya minum setiap harinya. Sekarang saya lebih teratur saat minum manis
yaitu hanya saat berada di kantor. Tidak terdapat hambatan yang bermakna
dalam melaksanakan rencan ini, sehingga asupan gula murni dapat terkontrol
dengan baik.
c. Banyak minum air putih
Minum air putih lebih banyak ternyata menjadikan tubuh menjadi lebih bugar
dari sebelumnya. Pelaksanaan penggunaan takaran botol minum air putih di
rumah dan minum air putih setelah bangun tidur dapat mengontrol nafsu
makan. Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan rencana ini, bahkan anggota
keluarga yang lain juga mengikuti rencana ini sehingga saya lebih termotivasi
untuk lebih banyak minum air putih.
d. Berolahraga
Dalam menerapkan rencana berolah raga terdapat hambatan yaitu walaupun
sudah bangun tidur lebih awal ternyata masih banyak pekerjaan rumah yang
harus diselesaikan karena kami tidak mempunyai pembantu dan semua harus
dikerjakan sendiri. Untuk meringankan pekerjaan, waktu untuk berolah raga
mejadi terpotong dan tidak dikerjakan dengan rutin.
e. Memperbanyak makan buah dan sayur
Setiap hari saya selalu menyediakan buah di lemari es. Dan sekarang saya
sudah terbiasa untuk makan buah minimal 3 potong sehari, baik itu pepaya,
jeruk ataupun melon.
f. Tidak makan berat setelah jam 20.00
Pada pelaksanaan tidak makan berat setelah jam 8 malam ternyata banyak
menemui hambatan. Salah satunya adalah seringnya ditraktir makan oleh
teman saat pulang kuliah.
2. Tidak bisa membagi waktu dan sering terlambat
a. Segera menyelesaikan tugas
Ternyata memang tidak semudah yang direncanakan, banyak pekerjaan yang
tidak bisa selesai minimal 75 %, sehingga masih menyita banyak waktu untuk
menyelesekainya. Saat ini setiap tugas hanya mampu diselesaikan sekitar 50%
dan saya terus berusaha untuk selalu dapat menyelesaikannya lebih dari 50%.
b. Membuat jadwal pekerjaan prioritas
Daftar pekerjaan prioritas sangat membantu dalam menyelesaikan tugas.
Walaupun dalam pelaksanaannya tidak setiap waktu dapat menuliskannya di
dalam kertas. Alternatif lainnya yaitu mengingatnya dan tetap harus mematuhi
jadwal prioritas pekerjaan.
c. Memperhitungkan waktu berangkat
Sebelumnya jika suatu kegiatan terjadwal jam 15.30 maka saya akan
memperhitungkan waktu tiba sesuai jadwal (on time), namun kenyataannya
saya selalu terlambat sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan memperhitungkan
waktu berangkat maka frekuensi keterlambatan menjadi berkurang.
d. Menyediakan waktu 10 menit lebih awal dari jadwal
Menyediakan waktu lebih awal untuk persiapan memang sangat membatu
dalam mengurangi frekuensi keterlambatan. Persiapanpun menjadi lebih baik.
Hambatan pada pelaksanaan rencana ini adalah tidak setiap waktu dapat
disediakan waktu yang cukup untuk persiapan selanjutnya. Dan beberapa
kondisi pekerjaan yang memang tidak mungkin untuk bisa selesai tepat waktu.
e. Mengerjakan pekerjaan sendiri sebelum membantu orang lain
Pada awal pelaksanaan memang terdapat banyak kendala yaitu terkesan
sombong dan tidak mau membantu orang lain. Tetapi lambat laun lingkungan
menjadi terbiasa dan saya lebih bisa fokus terhadap suatu pekerjaan.
VIII. EVALUASI
1. Evaluasi dari program “semangat” mendapatkan hasil yang tidak memuaskan.
Saya masih gagal dalam menjalankan program ini. Lingkar pinggang yang
merupakan indikator kemajuan program tidak terpenuhi, walaupun beberapa
renana kegiatan telah mampu terlaksana. Hambatan yang paling berat adalah pada
rencana olahraga dan makan malam sebelum jam 20.00.
Alasan mengapa program ini dikatakan gagal adalah ukuran lingkar pinggang
yang belum mencapai target indikator keberhasilan.
2. Evaluasi dari program “priorotas” mendapatkan hasil yang lebih baik. Terdapat
kemajuan dalam pengaturan jadwal dan waktu keterlambatan. Hambatan yang
terjadi dalam program ini adalah setiap tugas ternyata tidak bisa selesai dalam satu
waktu, sehingga menjadi beban untuk waktu berikutnya.
Program prioritas dinyatakan mendapatkan hasil yang lebih baik karena 50% dati
target indikator telah terpenuhi yaitu tidak terlambat datang. Sedangkan pada
target pengumpulan tugas belum sesuai indikator keberhasilan yaitu dibawah
75%.
IX. KESIMPULAN
Untuk mengenali diri lebih dalam memang bukan merupakan hal yang mudah.
Kita harus berpikir kritis dan terbuka atas segala masukan dari orang lain. Tentunya
kita tidak ingin terjebak pada kesendirian yang tergambar pada teori jendela jouhari.
Kita membutuhkan saran dan semangat dari orang lain untuk selalu maju
memperbaiki diri kita, karena kita tidak akan pernah tahu seperti apa diri kita
sebenarnya. Apakah sudah baik ataukah lebih buruk dan hal-hal lain yang mungkin
tidak kita sadari.
Kesempatan untuk memperbaiki kekurangan selalu ada, tetapi waktu saat
memperbaiki yang tidak akan terulang kembali, maka dengan tekad, semangat dan
rencana yang baik akan dapat membantu kita menjadi lebih baik.
Mendapatkan berat badan yang ideal merupakan keinginan setiap orang,
sedangkan bagi orang yang gemuk memang membutuhkan usaha dan proses yang
berkelanjutan sehingga penurunan berat badan itu sendiri tidak menimbulkan efek
samping negatif.
Melalui rencana-rencana yang terukur dengan baik disertai dengan evaluasi
hambatan yang dapat mengganggu tujuan akan sangat bermanfaat bagi siapapun.
Begitupun hal nya dengan manajemen waktu yang setiap orang pasti akan
menemuinya. Skala prioritas, target dan rencana yang baik untuk mengatur jadwal,
menjadikan hidup lebih teratur dan terkontrol.
X. LAMPIRAN