s. miharja Page 1
12 BIDANG-
BIDANG BIMBINGAN
KARIR
Secara umum bidang-bidang bimbingan karir ditujukan untuk
membantu individu agar mencapai karir. Aspek-aspek pencapaian
dalam bidang karir dapat melingkupi pengenalan berbagai jenis
pekerjaan yang terbuka baginya dan sekaligus bermakna serta
memuaskan, dan menghayati semua nilai yang diamalinya. Dapat
pula guna membantu mengambil keputusan rasional sehubungan
dengan tujuan-tujuan yang hendak diperjuangkan dalam aktivitas
vokasional. Juga bimbingan karir ini dapat membantu klien agar
melaksanakan keputusan karir secara nyata dalam bentuk
mengintegrasikan semua nilai yang terkandung dalam bekerja
(vocational values) serta semua sikap yang dituntut dalam bekerja
(vocational attitudes) dalam keseluruhan gaya hidupnya.
A. Segmentasi Bimbingan Karir
Upaya bimbingan dapat terjadi dalam keluarga, masyarakat, lembaga
formal. Cakupannya adalah segala usaha mendampingi orang
terutama anak muda guna mengeksplorasi beraneka kelompok
jabatan (occupational clusters), memahami berbagai tuntutan yang
harus dipenuhi dan keseluruhan pergeseran yang berlangsung di
pasar kerja: memperoleh kemahiran kemahiran intelektual,
pengetahuan, sikap-sikap, dan keterampilan umum serta khusus yang
diperlukan untuk mulai bergerak di pasar kerja dan mengadakan
perencanaan bagi pembangunan masa depannya sendiri (career
planning).
Pada gilirannya, mereka diharapkan akan memiliki bekal
keterampilan dan keilmuan, sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan fluktuasi perubahan dalam masyarakat. Mereka mempunyai
tata cara bekerja yang baik dan tepat dalam melakukan apa saja (good
work habits), berpegang pada nilai-nilai yang mendorong mau bekerja
keras; menguasai cara yang tepat untuk mengambil keputusan tentang
s. miharja Page 2
jabatan dan melamar pekerjaan di pasar kerja. Juga mereka memiliki
keterampilan umum serta yang memungkinkan untuk mengikuti
program latihan lebih luas dan mendalam dalam lingkungan
jabatannya kelak (trainable).
Bidang bimbingan karir dilihat dari umur sasaran. Dilihat dari umur
manusia, bidang bimbingan karir bisa berada dalam spectrum luas
yang diharapkan bermanfaat bagi anak, remaja awal, remaja lanjut,
yang dewasa, masa prajabatan, dalam jabatan, bahkan pascajabatan,
yang akan melanjutkan studi, dan bahkan bagi siapa pun juga pada
masa tengah umur yang terpaksa memulai karir yang kedua (second
career).
Arah bidang karir bedasarkan umur dapat dibentangkan secara
spesifik pada anak-anak, remaja, dan manusia dewasa. upaya
bimbingan karir pada anak-anak diarahkan pada penyadaran karir
(career awareness). Pada remaja awal diarahkan pada eksplorasi karir
(career exploration) dan para remaja lanjut diarahkan pada persiapan
karir (career preparation). Komponen dasar yang biasanya harus
dicapai selama bimbingan karir dapat berupa: (1) pemahaman diri; (2)
kesadaran tentang pekerjaan yang ada dan gaya hidup yang berkaitan
dengan keterlibatan dalam suatu pekerjaan: (3) kesadaran tentang
sikap dan nilai sehubungan dengan partisipasi dalam dunia kerja; (4)
kesadaran tentang kaitan antara dunia ekonomi dan dunia kerja; (5)
kesadaran tentang bekal kemahiran intelektual (persep, konsep) dan
bekal keterampilan motorik yang diperlukan untuk dapat memangku
suatu pekerjaan; (6) cara berpikir dan bertindak yang tepat untuk
dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka perencanaan masa
depan; (7) cara bertindak yang tepat bila akan mencari lowongan kerja
dan memasukkan lamaran; rerta (8) kesadaran tentang kaitan antara
berbagai program bidang studi dan aneka kursus latihan dengan
peringkat kualifikasi yang harus dimiliki untuk dapat memenuhi
seluruh tuntutan pekerjaan.
Bidang bimbingan karir dilihat dari masalah. Bagi pemerhati dan
aktivis pembimbing karir, biasanya akan berhadapan dengan sejumlah
klien yang berada pada tingkat perkembangan karir yang berbeda-
beda dan pada taraf kesiapan mental untuk mengambil keputusan
yang berlain-lainan. Beberapa kemungkinan dapat menimpa mereka.
(1) Klien yang sudah paham akan perlunya informasi tentang diri
s. miharja Page 3
sendiri dan tentang lingkungan hidupnya serta telah menafsirkan
makna informasi itu bagi perencanaan masa depannya. (2)
Klien yang sudah menentukan pilihan-pilihannya, namun
ingin rneninjau sekali lagi keseluruhan proses pengambilan
keputusan, jangan sampai ada yang terlewati. (3) Klien dihadapkan
pada keharusan untuk mengambil keputusan dalam waktu singkat,
namun belurn berefleksi banyak tentang hal yang harus diputuskan
dan belurn paham akan keharusan untuk mengolah informasi tentang
diri sendiri dan lingkungan hidupnya. (4) Klien yang kelihatannya
sudah yakin akan tindakan yang diarnbil, namun ternyata hanya
rnengikuti kehendak orang lain tanpa disertai pengolahan informasi
tentang diri sendiri dan lingkungan hidupnya. (5) Klien yang
mendasarkan perencanaan hanya atas serentetan keinginan, tanpa
meninjau apakah keadaan dirinya dan situasi hidupnya
memungkinkan keinginannya dapat terpenuhi. Klien ini mungkin
mempunyai taraf aspirasi yang tinggi, tetapi kurang realistis. (6) Klien
yang tidak memiliki gambaran apa-apa tentang masa depannya.
Klien ini hidup dari hari ke hari dan tidak memperhatikan hari esok
bagaimana. Klien ini mungkin cenderung menyerahkan nasibnya
kepada orang tuanya. (7) Klien yang menghadapi konflik dengan
keluarganya mengenai rencana masa depan. Dia sudah banyak
berefleksi tentang keadaan dirinya dan lingkungan hidupnya serta
harapan-harapan keluarga, namun belurn berhasil mengatasi konflik
ini. (8) Klien mempunyai pandangan/anggapan yang keliru tentang
beberapa hal yang berkaitan dengan bimbingankarir, yaitu: (a) semua
keputusan yang diambil bersifat final; (b) hasil testing karirdipandang
menentukan apa yang harus diperbuat; (c) minat, kemampuan
intelektual, dan bakat khusus merupakan hal yang sarna; (d)
semuanya dapat direncanakan sedemikian rupa sehingga segala-
galanya berjalan seperti yang diharapkan dan tidak ada lagi unsur
mengambil risiko.
B. Ragam organisasi layanan bimbingan karir
Bidang-bidang organisasi penyelenggara layanan bimbingan karir
dalam masyarakat yang lebih modernsudah lebih tertata secara
professional. Pada negara-negara yang sudah maju, kelompok
bimbingan karir ini disebut Career Planning Office, Biro Penempatan
Tenaga (Placement office), Laboratorium Bimbingan Karir (Guidance
Career Center; Guidance Resource Center; Career Information Center).
Yang popular di Indonesia adalah biro penempatan kerja, perusahaan
s. miharja Page 4
jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI), pusat bimbingan karir (career
center), pusat club remaja(adolescent center),dan berbagai
himpunan/asosiasi usaha dan profesi. Beberapa kelompok
pengembangan profesi dan keterampilan bisa terhimpun pada
berbagai kelompok karir di bidang bahasa, keilmuan, seni, olah raga,
kebudayaan, bahkan politik.
Kelompok-kelompok karir tersebut, masih amat sedikit mendapat
sentuhan bimbingan secara terprogram. Bahkan pada bimbingan di
sector formal pada lembaga pendidikan sekalipun, bimbingan karir
masih banyak yang terbaikan. Hal ini terlihat dari semakin banyak
angka penganggur pada mereka yang berijazah tinggi. Demikian juga,
sekalipun banyak forum pengajian di masjid, madrasah dan ormas
keagamaan tertata secara regular dan terencana, sentuhan dunia karir
masih amat minim. Dilain hal, pada dunia usaha, karyawan pabrik,
kelompok pendukung/suporter olah raga, aspek karir sangat
terabaikan. Ketertinggalan ini, tentunya menjadi tantangan dan
kesempatan karir bagi aktivis pembimbing karir yang dikemas dalam
nuansa keislaman.
Biro Penempatan Tenaga Kerja memberikan layanan karir secara
komprehensif. ,Kegiatan layanan ini mencakup aneka unsur (1)
perencanaan masa depan; (2) pengambilan keputusan; (3) pemasukan
ke salah satu jalur akademik, program persiapan prajabatan, atau
lingkup jabatan; (4) pemantapan dan reorientasi bila hal ini perlu
(tindak lanjut atau follow-up); dan (5) pengumpulan data dalam
rangka penelitian terhadap mereka yang sudah tamat sekolah (studi
survai atau follow-up studies).
C. Bidang kegiatan bimbingan karir
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka program bimbingan
karir di Pusat Bimbingan Karir adalah sebagai berikut: (a) Mengelola
arsip permintaan mendapatkan tenaga kerja untuk lingkup jabatan
tertentu dan mengedarkan pengumuman yang resmi kepada para
mahasiswa tentang lowongan kerja itu. (b) Mengelola arsip
permohonan pelamaran dari para mahasiswa untuk diterima dalam
lingkup jabatan tertentu dan mengedarkannya kepada pengusaha atau
instansi yang membutuhkan tenaga kerja (personnel brief). (c)
Mengelola arsip permintaan memperoleh tenaga kerja part time
sepanjang tahun atau untuk masa liburan panjang dan mengedarkan
s. miharja Page 5
secara luas pengumuman kepada para mahasiswa ten tang hal ini. (d)
Mengelola pertemuan-pertemuan kelompok bagi mahasiswa yang
ingin memantapkan diri dalam perencanaan karir sesudah tamat,
termasuk pemahaman diri dalam berbagai aspeknya dan studi tentang
konstelasi kualifikasi yang harus dimiliki dalam memegang jabatan
tertentu. (e) Menyelenggarakan lokakarya relevan dalam membuat
lamaran pekerjaan (resume writing) dan mempersiapkan diri untuk
wawancara seleksi dengan pihak yang membutuhkan tenaga kerja
bam (employment interview; assessment interview). (f)
Mengumpulkan dan mengelola bahan informasi karir yang relevan
(seperti pada laboratorium bimbingan karir). (g) Mengelola program
testing. (h) Menyelenggarakan wawancara bimbingan individual. (i)
Mengadakan studi survai.
Alternatif berbagai kegiatan yang berhubungan dengan orientasi karir
dapat menggarap hal-hal yang berkaitan dengan finansial, pelayanan
social, keluarga, kepemimpinan, pendidikan, pengaturan waktu,
mengisi waktu luang, dan jaminan hidup. (a) Orientasi finansial
seperti tarat kesejahteraan ekonomi yang didambakan, yang dikaitkan
dengan partisipasi dalam kegiatan kultur-budaya dan status terhormat
dalam masyarakat. (b) Orientasi terhadap pelayanan sosial: tarat
partisipasi dalam kegiatan sosial yang didambakan, yang dikaitkan
dengan partisipasi dalam aneka usaha meningkatkan kesejahteraan
mental-spiritual masyarakat. (c) Orientasi terhadap keluarga: corak
kehidupan keluarga yang didambakan, yang dikaitkan dengan
proporsi waktu untuk berada di tengah-tengah keluarga dan
melibatkan diri dalam berbagai kegiatan kehidupan keluarga. (d)
Orientasi terhadap pengembangan karir: corak pekerjaan apa yang
didambakan, yang dikaitkan dengan komitmen pada suatu karir dan
dengan kesempatan yang tersedia untuk mencapai keunggulan serta
memikul tanggung jawab. (e) Orientasi terhadap kepemimpinan
dalam lingkungan kerja: peranan apa yang didambakan, yang
dikaitkan dengan kesempatan yang tersedia untuk menjadi seorang
pemimpin yang memiliki wewenang dan dapat mengatur sendiri
tanpa diperintah oleh orang lain. (f)Orientasi terhadap pendidikan:
tarat perkembangan diri sebagi orang yang berpendidikan yang
didambakan, yang dikaitkan dengan kesempatan yang tersedia untuk
menikmati pendidikan sekolah yang setinggi mungkin dan
mengembangkan ilmunya melalui kegiatan belajar tambahan. (g)
Orientasi terhadap keteraturan dalam menunaikan tugas:
s. miharja Page 6
kondisi lingkungan kerja apa yang didambakan, yang dikaitkan
dengan kemungkinan bekerja di luar rumah menurut jadwal waktu
yang teratur dan merasa bebas dari tuntutan tambahan yang menyita
waktu di luar jam kerja resmi. (h) Orientasi terhadap pengisian waktu
luang: corak kehidupan apa yang didambakan, yang dikaitkan dengan
kemungkinan menikmati banyak waktu luang (leisure time) untuk
diisi dengan kegiatan berpariwisata dan mengejar suatu hobi. (j)
Orientasi terhadap jaminan hidup: sampai berapa jauh orang merasa
puas dengan gaya hidup yang bebas dari tekanan, yang dikaitkan
dengan keinginan untuk hidup tenang dan dapat memenuhi
kebutuhan kehidupan tanpa merasa dikejar-kejar oleh kewajiban
mengelola harta benda banyak.
D. Bidang-bidang lingkungan bimbingan karir
Seperangkat informasi vokasional yang kiranya dibutuhkan antara
lain pelayanan melalui kegiatan keagamaan,kesejahteraan sosial, dan
ketenagakerjaan. Bimbingan dan Bimbingan di bidang pelayanan
keagamaan adalah bantuan yang diberikan kepada ummat dalam
lingkungan organisasi keagamaan tertentu, baik dalam bentuk
pelayanan kelompok seperti ceramah, diskusi kelompok, renungan;
maupun dalam bentuk pelayanan individual seperti wawancara
bimbingan. Bimbingankarir berbasis keagamaan ibarat memasuki
ruang terang yang menampakan masalah dan solusi karir seseorang.
Karir tidak saja dipandang dari sisi individu, lebih dari itu, bagaimana
agama memberikan inspirasi, soluasi dan energi untuk menujukkan
pada karir seseorang. Pada bimbingan ini dapat mengidentifikasi
masalah-masalah yang berhubungan dengan karir seorang serta
mencari alternatif jalan keluar dari berbagai masalahnya. Masalah
tersebut ada yang tidak terlampau serius sehingga dapat dipecahkan
dalam tempo relatif cepat, ada pula yang sangat serius sehingga
mengganggu individu bersangkutan maupun rekannya. Dalam
keadaan seperti ini, bimbingankarir sangat diperlukan. Anda bisa
menghubungi konselor untuk mencari bantuan menangani masalah-
masalah karir ini.
Bimbingan dan Bimbingan di bidang kesejahteraan sosial adalah
bantuan yang ditujukan untuk ikut membina, memelihara dan
mengembangkan kebahagiaan hidup, baik individual maupun
kelompok, melalui kegiatan pelayanan sosial kemasyarakatan.
Contoh kegiatan yang dimaksud ialah rehabilitasi sosial bagi bekas
s. miharja Page 7
narapidana; penampungan anak terlantar dan yatim piatu; bantuan
material kepada fakir miskin, korban bencana alam dan manula yang
kurang mampu; rehabilitasi sosial bagi pemakai narkotika; pembinaan
dan penyantunan cacat veteran; rehabilitasi kenakalan remaja pada
mereka yang ditampung di panti sosial khusus; penampungan
gelandangan/pengemis dan wanita tuna susila; pendidikan nonformal
kepada warga masyarakat yang buta huruf atau putus sekolah dasar.
Bantuan yang diberikan oleh tenaga bimbingan profesional bersifat
psikologis-pedagogis yaitu pembinaan mental dalam berbagai
bentuknya. Kegiatan yang mungkin dapat dilakukan ialah
menyelenggarakan kejar paket A, B, C; mengelola kursus PKK bagi
warga berpendidikan rendah di kampung; mendampingi keluarga
miskin dalam hal sikap mental; mendampingi pada penyandang
masalah sosial dalam hal sikap mental (tuna wisma, tuna susila, anak
yatim piatu, dan sebagainya), baik yang tertampung dalam panti
sosial maupun yang tidak; mendampingi para lanjut usia di panti
wreda.
Bimbingan di bidang ketenagakerjaan adalah bantuan yang
dimaksudkan untuk ikut membina angkatan kerja yang disiplin dan
produktif, termasuk di dalamnya program latihan kerja (BLK), usaha
perluasan kesempatan kerja dan pendayagunaan tenaga kerja;
membina hubungan industrial yang aman, mantap dan dinamis,
termasuk komunikasi vertikal dengan pihak pimpinan dan horizontal
dengan sesama tenaga kerja; serta membina kesejahteraan,
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
E. Wanita Karir
Pada mulanya tinjauan pada karier wanita tidak begitu penting,
dibanding karir laki-laki. Hal ini karena kebanyakan wanita hanya
sibuk untuk jangka pendek sampai para wanita menikah dan
mempunyai anak. Namun seiring perubahan sosial selama 40 atau 50
tahun terakhir, banyak para wanita yang menjadi bagian penting
dalam dunia karir.
Wanita sekarang merupakan bagian yang signifikan dari angkatan
kerja, dan banyak, bahkan sebagian besar wanita bekerja di luar
rumah. Pada tahun 2000, terdapat tiga-perlima dari wanita yang
bekerja. Dari mereka yang berusia 25 sampai 44, 75% yang bekerja.
s. miharja Page 8
Enam puluh persen wanita dengan anak di bawah usia 12 bulan
bekerja. Kemungkinan bahwa seorang wanita akan bekerja di luar
rumah selama kehidupan dewasanya lebih dari 90% (Departemen
Tenaga Kerja AS, 2003).
Tidak mengherankan, gaya hidup keluarga yang paling umum saat ini
adalah "doble pencari nafkah" dalam keluarga. Peran ganda bekerja
dan berkeluarga dianggap penting dalam kehidupan pria dan wanita
dan di mana-mana. Dengan demikian, penting untuk memahami
masalah yang dihadapi wanita di tempat kerja dan kenyataan dalam
peran di keluarga.
Mengapa karir penting untuk wanita? Wanita seperti halnya pria,
perlu berbagai sumber utama kepuasan dalam hidup mereka. Secara
psikologis welladjusted manusia mampu "untuk mencintai dan
bekerja" secara efektif. Para wanita dan laki-laki membutuhkan
kepuasan hubungan interpersonal, dengan keluarga dan / atau teman,
juga kepuasan prestasi di dunia luar.
Bukti kuat bahwa ibu rumah tangga yang tidak memiliki wadah lain
untuk prestasi dan menyalurkan produktivitasnya sangat rentan
terhadap tekanan psikologis. Dalam studi Terman (1959) melaporkan
kepuasan tingkat tertinggi ada pada wanita yang bekerja, dibanding
wanita yang hanya tinggal di rumah. Yang paling tertekan secara
psikologis adalah wanita yang mempunyai IQ yang sangat tinggi yang
tidak bekerja di luar rumah.
Kebanyakan penelitian menemukan bahwa meskipun beberapa peran
wanita itu memakan waktu dan bisa stres, mereka dapat melindungi
diri dari depresi (Crosby, 1991). Ada beberapa hipotesis tentang
mengapa peran ganda bermanfaat bagi wanita (Barnett & Hyde, 2001).
Pertama, ketika lebih dari satu peran penting dalam hidup, stres atau
kekecewaan dalam satu domain dapat diisi oleh kesuksesan atau
kepuasan dalam peran lain. Kedua, penghasilan tambahan dari
pekerjaan kedua dapat mengurangi stres ketika salah satu pasangan
menjadi menganggur. Ketiga, pekerjaan memberikan tambahan
sumber peningkatan dukungan sosial (Barnett & Hyde, 2001). Sebagai
contoh, Greenberger dan O'Neil (1993) menemukan bahwa meskipun
kesejahteraan laki-laki itu terkait paling signifikan terhadap dukungan
s. miharja Page 9
sosial dari istri mereka, namun wanita dapat memperkuat dukungan
dari tetangga, dan rekan kerja.
Ada juga bukti yang bertentangan dengan mitos bahwa wanita
komitmen pada karir akan berdampak negatif pada pernikahan dan
keluarga. Tampaknya lebih adil berbagi mencari nafkah untuk
kepuasan pernikahan pada kedua pasangan, terutama pada suami
(Wilke, Ferree, & Ratcliff, 1998). Juga menarik adalah data
menunjukkan bahwa dua peran tidak bertentangan tetapi mungkin
sebenarnya memiliki saling mengisi antara komitmen pekerjaan dan
keluarga Komitmen menunjukkan korelasi positif antara kedua
(Marks & MacDermid, 1996).
Partisipasi angkatan kerja wanita cukup besar pada sector jasa. Wanita
sekarang bekerja dalam jumlah yang lebih besar pada profesi
kedokteran dan hukum, bahkan lebih dari 90% adalah kaum wanita
pada pekerjaan guru TK, kesehatan gigi, sekretaris, perawatan anak,
pelayan, perawat, dan terapis (Department Tenaga Kerja, Biro Statistik
Tenaga Kerja, 2003). Namun demikian, wanita tetap kurang terwakili
dalam bidang teknik, bisnis tingkat tinggi, pejabat pemerintahan,
pendidikan, dan militer. Sebagai contoh, wanita mendapatkan kurang
dari 20% dari derajat para sarjana seperti di bidang teknik dan fisika
(National Science Foundation [NSF], 2000) dan kurang dari 10% dari
gelar sarjana di bidang teknik (Kuh, 1998). Wanita hanya mewakili
sekitar 10% dari insinyur, 30% dari analis sistem komputer, dan 25%
dari pemrogram komputer (Departemen Tenaga Kerja AS, 2003).
Wanita mencapai 8% dari fisikawan dan astronom, 7% dari pengendali
lalu lintas udara, 5% dari supir truk, 4% dari pilot, dan 3% dari
petugas pemadam kebakaran. Wanita tetap hanya sebagian kecil
pekerja dalam perdagangan terampil.
Pengejaran karir akan memainkan peran utama dalam kehidupan
sebagian besar wanita, sehingga sangat penting bagi konselor karir
membantu wanita membuat pilihan karir. Para wanita dibantu agar
dapat menemukan, memenuhi, dan memuaskan ekonomi.