i
BLITZKRIEG:
SEJARAH SERANGAN KILAT TENTARA JERMAN KE POLANDIA
TAHUN 1939
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Bagas Prihandono
151314001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini saya
persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Bambang Sunyoto S.E dan Ibu Kristiani
Wijayanti S.H yang tak henti memberi motivasi, teguran, dorongan spiritual
melalui novena, serta dukungan material sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
2. Segenap Teman-Teman Kelas Seminar B yang sangat memotivasi penulis
dalam mengerjakan penulisan tugas akhir ini
3. Seluruh petugas unit Perpustakaan Universitas Sanata Dharma terkhusus di
ruang koleksi Soekarno yang telah memberi dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Motto
“If you know the enemy and know yourself you need not fear the results of a
hundred battles.”
Sun Tzu
“Sakèhing sumelangmu pasrahna marang Panjenganne Gusti Allah, awit
Panjenengané sing ngopèni kowé kabeh”
1 Petrus 5 ayat 7
“Actions speak louder than words. In the days to come the Goddess of Victory
will bestow her laurels only on those who prepared to act with daring.”
Heinz Guderian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
BLITZKRIEG:
SEJARAH SERANGAN KILAT TENTARA JERMAN KE POLANDIA
TAHUN 1939
Oleh :
Bagas Prihandono
Universitas Sanata Dharma
2020
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga
masalah pokok yaitu: 1) Bagaimana keadaan Jerman sebelum terjadinya
Serangan Kilat tahun 1939, 2) Bagimana persiapan Militer Jerman Menjelang
Serangan Kilat tahun 1939 terhadap Polandia, 3) Bagaimana Jalannya Serangan
Kilat Tentara Jerman tahun 1939 di Polandia.
Penelitian disusun menggunakan metode sejarah, dengan tahapan: 1)
Pemilihan topik, 2) Heuristik (pengumpulan sumber sejarah), 3) Verivikasi (Kritik
sumber), 4) Interpretasi, dan 5) Penulisan sejarah. Pendekatan yang digunakan
bersifat multidimensional yaitu pendekatan , politik, dan militer
Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Hitler berhasil mencapai kedudukan
sebagai Kanselir Jerman pada tanggal 30 Januari 1933 dengan memanfaatkan isu
ekonomi yang menghancurkan Jerman setelah Krisis Wall Street. Hitler menunjuk
orang orang kepercayaan untuk duduk dalam kabinet dalam pemerintahnya,
Kebijakan Ekonomi yang dilaksanakan oleh Hitler adalah memperbaiki keadaan
ekonomi Jerman yang terpuruk akibat krisisi Ekonomi tahun 1929, dimana pada
tahun 1933 sampai tahun 1939 ekonomi Jerman mengalami peningkatan dilihat
dari besarnya Pendapatan Domestik Bruto yang berhasil dicapai 2) Ketika Hitler
menjadi Kanselir berupaya untuk membangun kembali Membangun Angkatan
Darat menjadi kebijakan penting dikarenakan Angkatan Darat menjadi kekuatan
utama Jerman dalam mempersiapakan rencana serangan terhadap Polandia tahun
1939 3 ) Hitler bersama Markas Besar Angkatan Darat Jerman atau
Oberkommando des Heeres mengeluarkan surat perintah serangan tanggal 1
September 1939, rencana serangan harus sesuai dengan konsep Fall Weiss dengan
penggunaan satuan Panzer sebagai inti kekuatan. Jerman. Serangan Kilat juga
mempunyai dampak politik dan militer bagi Jerman maupun Polandia.
Kata Kunci : Blitzkrieg, Serangan Kilat, Jerman, Polandia, 1939
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
BLITZKRIEG: THE HISTORY OF LIGHTING ATTACK OF GERMAN
ARMY TOWARDS POLAND IN 1939
Written by:
Bagas Prihandono
Universitas Sanata Dharma
2020
This research aims to describe and analyze three main problems: 1) the
state of Germany before the quick invasion in 1939, 2) the preparation of German
military in 1939 towards Poland, and 3) the process of quick invasion by the
German army in 1939 towards Poland.
This research is arranged by means of historical method following these
stategs: 1) deciding the topic, 2) Heuristic (collecting the historical sources), 3)
verification (source critics), 4) interpretation and 5) history writing. The approach
employed in this research is multidimensional approach covering its approach,
politics, and military.
The research result shows that: 1) Hitler succeeded to achieve a position
as German chancellor on January 30, 1933 by exploiting the economic issues that
destroyed Germany after Wall Street Crisis. Hitler appointed several confidants to
sit in the cabinet in his government. The Economic Policy that was implemented
by Hitler was to improve the state of the German economy which had collapsed
due to the economic crisis of 1929, where in 1933 until 1939 the German
economy experienced an increase seen from the amount of Gross Domestic
Income that was achieved. 2) When Hitler became a chancellor, he tried to rebuild
the Building an Army as an important policy because the Army became
Germany's main force in preparing plans for an attack on Poland in 1939. 3) Hitler
and the German Army Headquarters or Oberkommando des Heeres issued a
warrant on August 31 containing the plan of attack that must be in accordance
with the concept of Fall Weiss with the use of Panzer units as the core of power.
The quick invasion also had both military and political impacts towards Germany
and Poland.
Keywords : German army, lighting attack, Poland, 1939
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerahnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Blitzkrieg:
Sejarah Serangan Kilat Tentara Jerman Ke Polandia Tahun 1939”. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana pendidikan di
Jurusan JPIPS, Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan, dukungan dan peran serta pihak-pihak yang telah memberi bantuan
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
2. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd. M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memberikan
kesempatan dan terus mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs.Sutarjo Adisusilo JR. M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar
membimbing, membantu, memberikan banyak arahan, saran, masukan,
motivasi, selama penyusunan dan penyelesaian skripsi.
5. Hendra Kurniawan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan memberikan arahan selama proses studi.
6. Seluruh dosen dan sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
LAMPIRAN ......................................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 9
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 10
D. Manfaat Penulisan ................................................................................... 10
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 11
F. Landasan Teori ........................................................................................ 14
G. Metodologi Penelitian dan Pendekatan ................................................... 23
H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 29
BAB II. KEADAAN JERMAN SEBELUM SERANGAN KIlAT TAHUN
1939 ..................................................................................................................... 31
A. Keadaan Politik Dalam Negeri Jerman Masa Hitler ............................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Konsolidasi Kekuasaan di Jerman Masa Hitler................................ 31
2. Menuju Pemerintahan Otoriter ......................................................... 35
3. Menyingkirkan Lawan Politik dalam Partai Nazi ............................ 37
4. Pembersihan Lawan Politik diluar Partai Nazi ................................ 44
B. Kebijakan Ekonomi Masa Hitler ............................................................ 47
1. Pembangunan Ekonomi Masa Hitler................................................ 47
2. Kebijakan Perindustrian Masa Hitler ............................................... 50
3. Revitalisasi Pertanian Masa Hitler ................................................... 55
4. Kebijakan Perdagangan Masa Hitler ................................................ 57
C. Kebijakan Pembangunan Insfrastruktur Masa Hitler .............................. 62
1. Pembangunan Jalan Raya Masa Hitler ............................................. 62
2. Memperbaiki Sarana Kereta Api Di Jerman .................................... 63
3. Pembangunan Transportasi Udara Masa Hitler ................................ 64
D. Dampak Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Masa Hitler ................. 66
1. Dampak Ekonomi ............................................................................. 66
2. Dampak Militer ................................................................................ 68
E. Kebijakan Luar Negeri Masa Hitler ........................................................ 70
1. Penandatanganan Perjanjian Non Agresi dengan Polandia 1934 ..... 70
2. Kembalinya Rhineland Masa Hitler ................................................. 74
3. Kesepakatan Munich Tahun 1938 ....................................................... 83
BAB III. PERSIAPAN MILITER JERMAN SEBELUM SERANGAN
KILAT TERHADAP POLANDIA ................................................................... 86
A. Membangun Militer Jerman Masa Hitler ................................................ 86
1. Membangun Kembali Angkatan Darat Jerman ................................ 86
2. Pembentukan Satuan Lapis Baja Jerman ........................................ 91
3. Membangun Kembali Angkatan Laut dan Udara Jerman ................ 96
B. Persiapan Logistik Tentara Jerman Selama Serangan Kilat .................... 101
1. Persiapan Logistik yang Digunakan Angkatan Darat Jerman .......... 101
2. Logistik bagi Angkatan Laut Jerman ............................................... 103
3. Logistik bagi Angkatan Udara Jerman ............................................. 104
C. Keadaan Tentara Polandia Menjelang Serangan Kilat Tahun 1939 ........ 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Keadaan Angkatan Darat Polandia Menjelang Serangan Kilat ........ 106
2. Kerjasama Militer Polandia dengan Inggris dan Perancis ............... 108
3. Persiapan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Polandia ................ 112
D. Persiapan Akhir Angkatan Darat Jerman sebelum Serangan Kilat ......... 114
1. Pembentukan Komando Terpadu sebelum Serangan Kilat .............. 114
2. Pengorganisasian Pasukan yang Ada Di lapangan .......................... 120
3. Upaya Jerman dalam Membenarkan Serangan Kilat ....................... 121
BAB IV. PROSES JALANNYA SERANGAN KILAT TENTARA
JERMAN KE POLANDIA............................................................................... 124
A. Fase Awal Serangan Kilat Tentara Jerman .............................................. 124
1. Fase Awal Serangan dari Angkatan Udara dan Laut Jerman ............ 124
2. Fase Awal dan Jalannya Serangan dari Angkatan Darat
Jerman .............................................................................................. 127
B. Reaksi Tentara Polandia Menghadapi Serangan Kilat ............................ 137
1. Reaksi Angkatan Darat Polandia Menghadapi Serangan Kilat ........ 137
2. Rencana Serangan Balik yang dilakukan Angkatan Darat
Polandia ............................................................................................ 140
C. Fase Akhir Serangan Kilat dan Jatuhnya Warsawa Ketangan
Jerman ..................................................................................................... 144
1. Serangan Final Terhadap Warsawa .................................................. 144
2. Situasi Tentara Polandia Menjelang Jatuhnya Warsawa .................. 149
3. Serangan Udara Besar-Besaran Angkatan Udara Jerman ................ 150
4. Jatuhnya Warsawa Ketangan Jerman ............................................... 152
D. Dampak Serangan Kilat Bagi Jerman dan Polandia ............................... 155
1. Dampak Politik bagi Polandia .......................................................... 155
2. Dampak Politik bagi Jerman ............................................................ 159
3. Dampak Militer bagi Jerman ............................................................ 161
4. Dampak Militer bagi Polandia ......................................................... 162
BAB V. KESIMPULAN .................................................................................... 164
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 170
Lampiran .............................................................................................................. 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Anggaran Pembelanjaan Pemerintahan Pemerintahan
Masa Hitler ...................................................................................... 22
Tabel 2 : Statistik Perbaikan Ekonomi Jerman tahun 1932-1938.................... 50
Tabel 3 : Produksi Kendaraan Bermotor Negara-Negara
di dunia tahun 1933-1938 ................................................................. 53
Tabel 4 : Statistik Perdagangan Jerman 1928-1938 ........................................ 60
Tabel 5 : Jumlah Pengangguran di Jerman tahun 1933-1938 .......................... 67
Tabel 6 : Kekuatan Angkatan Darat Jerman dari tahun
1920 sampai 1939............................................................................. 91
Tabel 7 : Kekuatan Lapis Baja Jerman Pasca Versailles
sampai 1939...................................................................................... 96
Tabel 8 : Total Kekuatan Angkatan Udara Pasca Versailles
sampai 1939...................................................................................... 99
Tabel 9 : Kekuatan Angkatan Laut Jerman Pasca Versailles
sampai 1939...................................................................................... 101
Tabel 10 : Kebutuhan Bahan Bakar Jerman selama Serangan Kilat ................ 106
Tabel 11 : Kekuatan Angkatan Udara Polandia Sebelum
Serangan Kilat ................................................................................. 113
Tabel 12 : Kekuatan Angkatan Laut Polandia sebelum Serangan Kilat
tahun 1939 ........................................................................................ 114
Tabel 13 : Perbandingan Kekuatan Antara Jerman dan Polandia
Menjelang Serangan Kilat Tahun 1939 ............................................ 123
Tabel 14 : Kerugian yang diderita Tentara Jerman selama
Serangan Kilat .................................................................................. 161
Tabel 15 : Total Kerugian Satuan Lapis Baja Yang diderita selama
Serangan Kilat tahun 1939 ................................................................. 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. Pembagian Tugas Komando Selama Serangan Kilat di Polandia .. 119
Gambar II . Arah Serangan Tentara Jerman ketika berlangsungnya Serangan Kilat
Tahun 1939 ....................................................................................................... 123
Gambar III. Serangan Tentara Jerman pada tanggal 1 sampai 5 September 1939
........................................................................................................................... 132
Gambar IV. Peta Serangan balik Tentara Polandia pada tanggal 9 sampai 13
September 1939. ................................................................................................ 144
Gambar V. Peta Kedudukan Tentara Jerman pada tanggal 12 sampai 25
September 1939 ................................................................................................. 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Rpp
Lampiran 2. Silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang Perang Dunia Kedua dapat ditelusuri dengan melihat kembali
pada masa akhir Perang Dunia Pertama. Pada bulan September tahun 1918,
kedudukan tentara Jerman di wilayah Front Barat mulai terdesak dan harus
menghadapi 3 kekuatan Pasukan Sekutu sekaligus. Pasukan Sekutu tersebut terdiri
dari tentara Perancis dan Inggris yang telah bertempur dengan Jerman selama
hampir empat tahun. Adapun tentara Amerika Serikat yang terlibat dengan
rencana final menyerang kedudukan Jerman bersamaan dengan kedua negara
sekutu tersebut. Penyerangan terhadap kedudukan Jerman oleh pasukan Sekutu
dikenal dengan istilah “Serangan Seratus Hari”.
Dalam alur “serangan seratus hari”, pasukan sekutu yang menyerang
kedudukan Tentara Jerman dari garis pertahanan di wilayah Amiens di Perancis
sampai ke wilayah Mons di Belgia. Serangan tersebut mengakibatkan seluruh
garis pertahanan Jerman tersebut telah tertembus. Menanggapi masalah serius
terkait pertahanan Jerman yang “jebol”, maka Komando Tertinggi pasukan
Jerman yang berada di Berlin, berasumsi bila kekalahan mereka sudah didepan
mata. Pada bulan November 1918, Jerman menyatakan kesediaan untuk gencatan
senjata. Tidak lama berselang munculah kesepakatan untuk mengakhiri perang
yang telah memporak -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
porandakan wilayah Eropa, yang dikenal sebagai “Konferensi Perdamaian Paris”
dan perjanjian tersebut yang dilaksanakan di istana Versailles.1
Dengan kesediaan Jerman untuk duduk bersama dalam meja perundingan,
maka dimulailah perdebatan di kalangan Sekutu. Perdebatan tersebut merujuk
pada argumen mengenai solusi-solusi agar Eropa terhindar dari peperangan
dikemudian hari. Perancis dan Inggris mengusulkan isi dalam perjanjian di
konferensi perdamaian Paris, harus memberi hukuman terhadap Jerman. Hal
tersebut cukup beralasan, karena mereka menganggap bahwa Jerman-lah pemicu
Perang Dunia Pertama terjadi. Sekutu beranggapan jika dengan menghukum
Jerman, maka dapat mencegah terulangnya kembali perang besar terjadi di
wilayah Eropa sehingga pada akhirnya usulan Inggris dan Prancis mulai diterima.
Dalam dalil-dalil perjanjian damai Paris, Jerman harus merelakan daerah-
daerah koloninya yang berada di seberang lautan diserahkan kepada Sekutu.
Daerah koloni tersebut antara lain seperti Konsensi Shantung yang berada di
China, yang kemudian diserahkan kepada Jepang, serta wilayah Afrika Timur
kepada Inggris, Perancis dan Belgia. Selain pengambil-alihan daerah koloni
Jerman oleh pihak Sekutu, angkatan bersenjata Jerman yang dahulu merupakan
kekuatan militer yang disegani di Eropa dibatasi dengan kekuatan maksimal
sebesar 100.000 pasukan saja.
Perjanjian Perdamaian Paris yang keberadaanya bertujuan untuk mencegah
perang besar terjadi, terkesan menjadi landasan untuk menghukum Jerman.
1 David Jordan, Kronologi Perang Dunia ke 2, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2015, Hlm 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Masyarakat Jerman pun kemudian menganggap keputusan damai tersebut tidak
adil, karena dalil-dalilnya memberatkan Jerman. Di mana Jerman harus merelakan
daerah koloninya, Jerman harus membayar perampasan perang, kemudian
menimbulkan krisis ekonomi di dalam negeri Jerman sendiri .
Rakyat Jerman sebenarnya masih beranggapan bila negaranya belum kalah
dalam perang. Hal tersebut berlandaskan pada fakta bahwa tidak ada pasukan
Sekutu yang berhasil memasuki atau menjebol garis pertahanan yang mengarah ke
Berlin. Tentara Jerman berada di Front Barat yang menghadapi tentara Sekutu,
serta tentara Jerman menjaga kedudukan di Front Timur dari Perang saudara yang
terjadi di Russia tahun 1918. Pada saat itu Russia belum benar-benar mengibarkan
bendera putih tanda untuk menyerah.
Dengan penandatanganan perjanjian dalam konferensi perdamaian Paris,
Kekaisaran Jerman berganti menjadi negara yang hampir memiliki sistem seperti
Demokrasi Amerika dan Perancis. Ditandai dengan berdirinya “Republik
Weimar” yang merupakan pemerintah Republik “model” Amerika. Dalam
republik Weimar, sistem Demokrasi mulai dipraktekan di Jerman. Sehingga
diadakanlah untuk pertama kalinya pemilihan umum Lembaga Perwakilan Rakyat
Jerman (Reichtag) dan Presiden yang melibatkan rakyat langsung.2
Dari pemilihan umum langsung di Jerman setelah perjanjian Paris tersebut,
terpilihlah wakil-wakil rakyat. Wakil-wakil tersebut duduk dalam sebuah lembaga
legislatif yang dikenal sebagai Reichstag. Untuk hasil pemilihan kepala negara,
2 Hueber Schoningh, A History Of Germany, Padeborn: Westfalen-Druckrei and Ferdinand Schonigh,
1968,Hlm 253-254.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Freidrich Ebert terpilih sebagai Presiden pertama dari Republik Weimar, pada
tahun 1920. Setelah Ebert menjabat sebagai Presiden Weimar, ternyata negara
baru tersebut harus menghadapi permasalahan internal. Hal ini dapat dibuktikan
dengan ketidakstabilan dalam negeri, dimana kerap kali terjadi pemogokan-
pomogokan yang dilakukan oleh pekerja. Akibat ketidakstabilan yang terjadi
dalam negeri dan mengakibatkan pabrik-pabrik mengalami kelumpuhan.
Para buruh melakukan aksi pemogokan demi menuntut hak-haknya, ditengah
masalah dalam negeri yang belum juga selesai. Beban pemerintah makin
bertambah berat seiring dengan tuntutan dalam perjanjian Versailles, dimana
mereka harus membayar ganti rugi perang. Hal-hal tersebut membuat kondisi
Republik Weimar makin terpuruk. Namun ditengah keterpurukan tersebut,
munculah partai yang memanfaatkan keadaan kekacauan politik dalam negeri
tersebut. Partai tersebut tidak lain adalah “Partai Buruh Nasional-Sosialis Jerman”
atau dalam bahasa Jerman dikenal sebagai “National sozialistische Deutsche
Arbeiter Partei” atau lebih dikenal sebagai partai (Nazi).
Partai Nazi berupaya untuk mengembalikan kondisi Jerman yang terpuruk
menjadi negara yang menjadi kekuatan utama di Eropa sejajar dengan Inggris dan
Perancis. Pada Bulan Januari 1923, pasukan Perancis datang untuk meminta
daerah Ruhr sebagai ganti rugi perang. Hal diatas dianggap sebuah hinaan bagi
rakyat Jerman. Pada akhirnya daerah Ruhr menjadi wilayah yang diduduki
Perancis. hal tersebut mematik sentimen nasional pada rakyat Jerman, yang nyata
pada peningkatan jumlah anggota Partai Nazi. Anggota partai tersebut bertambah
drastis menjadi sekitar 20.000 orang yang dahulu anggotanya tidak lebih dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1000 orang . Hitler dan Nazi memanfaatkan ketidakpuasan rakyat Jerman untuk
berupaya menolak pendudukan oleh Perancis di Ruhr.
Di München pada tahun 1923, dalam suasana krisis yang disebabkan oleh
pendudukan Ruhr, Hitler dan partai Nazi mulai bertindak. Hitler berdiri di atas
panggung Burger Brau Keller pada tanggal 8 November, untuk menghentikan
rapat politik sayap kanan3. Ia menyerukan agar dilaksanakan sebuah revolusi
nasional, untuk menggulingkan pemerintah sayap kiri4 di Berlin. Keesokan
harinya, pada 9 November 1923 Nazi bersama dengan partai sayap kanan lainnya,
berparade di Munich untuk mengumpulkan dukungan. Awalnya Nazi berharap
militer dan polisi mendukung parade tersebut dan bergabung bersama mereka,
tetapi yang terjadi sebaliknya, polisi tidak mendukung mereka, ketika parade
tersebut sampai di dekat monument Feldherrenhalle tembakan dilepaskan untuk
membubarkan parade tersebut. Kemudian peserta parade pun membubarkan diri.
Untung bagi Hitler berhasil lolos dari penembakan itu, sedangkan korban dari
peristiwa penembakan tersebut adalah 16 anggota Nazi kehilangan nyawa
mereka.5
Nazi gagal dalam usaha penggulingan kekuasaan di Munich tahun 1923.
Hitler dan Nazi mencoba untuk ikut dalam pemilu tahun 1928, Nazi hanya
mendapatkan 2,6% suara. kemudian tepatnya pada tanggal 30 Januari 1933 Hitler
3 Partai Sayap Kanan adalah partai partai yang beraliran agama, konservatif dan nasionalisme
ekstrem contoh partai sayap kanan di Jerman pada tahun 1923 adalah Nationalsozialistische
Deutsche Arbeiterpartei atau Partai Nazi 4 Partai partai yang beraliran komunis dan sosialis untuk contoh partai sayap kiri di Jerman tahun
1923 adalah Kommunistische Partei Deutschlands atau dikenal sebagai Partai Komunis Jerman
dan Unabhängige Sozialdemokratische Partei Deutschlands, atau partai sosialis Jerman 5 Cuplikan Film Hitler : Rise of Evil diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=B7Odc_rtn68 pada
tanggal 20 Maret 2019 pukul 11.00 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menjadi Kanselir untuk Jerman, karena Nazi didukung oleh keadaan. Keadaan
dalam negeri pada tahun 1930-an, Jerman malah mengalami bangkrutan. Harga
produk pertanian dunia pun mulai menurut, ditambah dengan jatuhnya bursa
saham Wall Street pada tahun 1929 mengakibatkan kemerosotan ekonomi ysng
terjadi di seluruh dunia. Dari kemerosotan tersebut, Amerika Serikat pun datang
untuk menagih kembali hutang pinjaman Jerman yang membuat hal tersebut
semakin menekan persediaan devisa Jerman.
Tahun 1931, angka pengangguran di Jerman meningkat hingga 5 juta orang.
Para pengangguran terpaksa hidup di bawah garis kemiskinan di wilayah
perkotaan. Seiring dengan kemerosotan ekonomi tersebut, keadaan menjadi
semakin buruk ketika lima bank utama di Jerman mengalami kebangkrutan pada
tahun 1931. Hal tersebut menyebabkan lebih dari 20.000 perusahaan Jerman
gulung tikar.
Dengan memanfaatkan situasi krisis ekonomi yang melanda tahun 1929,
tanpa diduga suara untuk Nazi justru semakin meningkat. Orang-orang mulai
tertarik dengan prinsip mereka; "Versailes adalah kejahatan dan Yahudi berada
dibelakangnya. Marxisme harus dihancurkan dan Bangsa Jerman harus lahir
kembali"6. Sedemikian jenuh dengan keadaan ekonomi, orang-orang pedesaan
pun menyatakan dukungan untuk partai Nazi. Seperti misalnya di kota terpencil di
wilayah Prussia Timur Neidenburg, terjadi peningkatan suara yang sangat drastis
untuk Nazi. “Pada tahun 1928, Nazi mendapat 2.3% suara. Namun pada tahun
6 Jules Archer, Kisah Para Diktaktor,Yogyakarta: Narasi . 1987,hlm 190-192.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1930 dukungan yang mereka dapatkan melonjak ke angka 25.8%”7, padahal Hitler
tak pernah berkunjung ke sana dan tak ada perwakilan partai Nazi di kota itu. Tapi
bukan hanya Nazi yang mulai naik daun, komunis juga mulai mendapat
dukungan.
Pamor yang makin meningkat antara Nazi dan Partai Komunis dan perlahan
mulai memicu perpecahan bagi rakyat Jerman. Para pemilih terdorong ke titik
ekstrem; antara Nazi dan Komunis. Pertikaian mulai terjadi antara Nazi dan
Pasukan Badainya dengan anggota dari Partai Komunis Jerman.
Pada pemilu tahun 1928, Hitler kalah dari pesaingnya Hindenburg. Hitler
pun kemudian mengkampanyekan dirinya sendiri sebagai pemimpin alternatif
Jerman, yang menawarkan keteraturan, kedisiplinan, dan kharisma. Berlanjut pada
pemilu 1932, mayoritas rakyat mulai memilih dua partai yang secara terbuka
bertujuan menggulingkan demokrasi Jerman, yakni Nazi dan Partai Komunis
Jerman. Praktek demokrasi di Jerman pada akhir PD I, dianggap tidak cocok dan
harus disingkirkan dari Jerman. “Dalam pidato pemilihan umum, Juli 1932, Hitler
tidak menyembunyikan fakta bahwa Nazi memiliki paham kediktatoran”8.
Dari tahun 1933 hingga 1939, Hitler sibuk melakukan usaha untuk
mengembalikan keadaan Jerman seperti dahulu. Hal utama yang dilakukan Hitler
adalah mempersenjatai kembali Tentara Jerman. Ia pula melakukan usaha untuk
meningkatkan kemampuan Angkatan Bersenjata Jerman demi meminta kembali
7 Willian L. Shirer, The Rise And Fall Of the Third Reich, New York: Simon & Schuster Inc, 1960.Hlm 184-
187. 8 Cuplikan Pidato Hitler yang diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=7J0CwlFF8kI pada tanggal 19
Maret 2019 pukul 17.00 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
wilayah Rhineland. Wilayah “Rhineland” tersebut memiliki sumber batu bara
yang penting, yang dapat meningkatkan ekonomi Jerman dibawah Hitler. Namun
berdasarkan perjanjian Versailles khususnya dalam artikel ke 42 dan ke 44,
menyatakan bila daerah tersebut tidak boleh berada dibawah kekuasaan tentara
Jerman.
Berdasarkan perjanjian Versailles, Prancis ditunjuk untuk menjaga keamanan
Rheinland. “Wilayah sebelah barat sungai Rhine yang luasnya sebesar 24.475 km²
yang merupakan wilayah yang kaya akan tambang batubara berada dibawah
pendudukan Perancis dan tentara Perancis bertugas untuk menjaga ketertiban
diwilayah tersebut”9. Hal tersebut mengakibatkan Hitler mengirimkan tentaranya
untuk menduduki kembali wilayah Rhineland pada tanggal 7 Maret 1938. Setelah
memasuki wilayah Rheinland, Hitler terus berupaya untuk menuntut kembali
wilayah Jerman yang lepas akibat isi perjanjian Versailles. Puncaknya Hitler pun
menuntut Danzig yang merupakan wilayah yang diberikan untuk Polandia.
Prancis dan Inggris menjamin dukungan terhadap kemerdekaan Polandia.
Tidak lama setelah jaminan dukungan kepada Polandia tersebut, kemudian pada
bulan Agustus 1939 Jerman dan Uni Soviet menandatangani Pakta Molotov –
Ribbentrop. Pakta tersebut berisi perjanjian non-agresi antara Jerman dan Uni
Soviet dengan satu protokol rahasia, dimana dalam perjanjian tersebut akan
9 Roberh L, Elson, Perang Dunia II : Menjelang Perang, Jakarta : Pustaka Time Life, 1995.hlm 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
membagi wilayah Polandia. Separuh wilayah Polandia bagian barat akan menjadi
milik Jerman dan wilayah timur milik Uni Soviet.” 10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Seperti apakah keadaan Jerman sebelum terjadinya Serangan Kilat tahun
1939 ?
2. Bagimana Persiapan Militer Jerman Menjelang Serangan Kilat tahun
1939 terhadap Polandia ?
3. Bagaimana Jalannya Serangan Kilat Tentara Jerman tahun 1939 di
Polandia ?
Pada pembahasan rumusan masalah yang pertama, membahas bagaimana
keadaan Jerman sebelum terjadi Serangan Kilat (Blitzkrieg). Dalam rumusan
masalah pertama juga membahas bagimana keadaan Jerman setelah Hitler
menjadi Kanselir, hingga awal pecahnya Perang Dunia ke Dua terjadi. Hal
tersebut ditandai dengan serangan Jerman ke wilayah Danzig, Polandia, yang
mengawali model serangan baru yang dikenal sebagai Blitzkrieg.
Dalam pembahasan permasalahan kedua, membahas mengenai persiapan
yang dilakukan oleh Militer Jerman dan Polandia sebelum melaksanakan
Serangan kilat tahun 1939. Persiapan militer yang dpersiapkan berguna dalam
melakukan Serangan Kilat Tahun 1939. Dalam pembahasan ini juga membahas
10
Roberth Ergang, Europe in Our Time : 1914 to the Present, New York: D.C Heath and Company , 1956.
Hlm 494-496.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
persiapan yang dilaksanakan oleh militer Polandia dalam mengantisipasi Serangan
Kilat yang dilakukan Jerman tahun 1939.
Dalam pembahasan permasalahan ketiga dibahas jalannya Serangan Kilat
tahun 1939, dimana dalam pembahasan ini membahas pergerakan awal dari
Militer Jerman dalam usaha Serangan Kilat yang dilaksanakan tahun 1939. Dalam
pembahasan ini juga membahas reakasi militer Polandia merespon Serangan Kilat
yang dilakukan oleh Jerman, dan membahas dampak dari Serangan Kilat tahun
1939 bagi Jerman dan Polandia.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang
hendak dicapai dari penulisan tugas akhir ini antara lain :
1. Menjelaskan keadaan Jerman sebelum Serangan Kilat dimulai pada tahun
1939.
2. Mendeskripsikan persiapan yang dilakukan oleh Militer Jerman menjelang
Serangan Kilat tahun 1939 terhadap Polandia.
3. Mendeskripsikan jalannya Serangan dari Serangan Kilat 1939 terhadap
Polandia.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Ilmu
Pengetahuan, dalam kajian Sejarah Perang Dunia Ke-2. Khususnya bagi kajian
serjarah mengenai Serangan Jerman pada tahun 1939.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Manfaat bagi Prodi Pendidikan Sejarah
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi mahasiswa
Program Studi Pendidikan Sejarah. Khususnya dalam kajian Sejarah Perang
Dunia Ke-2 dan mengenai kajian dalam Serangan Jerman pada tahun 1939.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam merumuskan dan menyelesaikan penulisan tugas akhir ini, penulis
mengunakan berbagai sumber sejarah. Baik sumber yang bersifat primer maupun
sekunder. Pengertian sumber primer adalah, data-data yang berasal dari
penyampaian langsung oleh pihak yang mengalami peristiwa sejarah tersebut.
Dalam hal ini, dapat berupa arsip-arsip sejaman. Sedangkan sumber sekunder
adalah, sumber yang tidak disampaikan oleh pihak yang mengalami secara
langsung suatu peristiwa sejarah tersebut.11
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan sumber Primer
sebagai berikut:
Dokumen yang berjudul The German Armored Army, Disusun oleh War
Departemen United State Army, terbitan Military Intelligence, Washington, tahun
1942. Dalam dokumen ini, dibahas bagaimana sejarah awal terbentuknya satuan
Lapis Baja Jerman, yang dimulai tahun 1935. Dalam dokumen ini, dibahas
tentang teori - teori yang digunakan oleh pasukan lapis baja Jerman, dimana
tulang punggung serangan pasukan tersebut mengandalkan Panzer Division. Di
dalam dokumen ini, berisi deskripsi tentang prinsip- prinsip yang digunakan oleh
pasukan Lapis Baja Jerman. Prinsip-prinsip tersebut merupakan tata pelaksanaan
11
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1995, Hlm 96-97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Blitzkrieg, dan bagaimana peranan Komando Tertinggi Angkatan Darat Jerman.
Karena hampir semua keputusan yang diambil, harus mendaparkan persetujuan
dari lembaga tersebut.
Dokumen berjudul The German Campaign in Poland 1939, disusun oleh
Roberth M, Kennedy Disusun oleh War Departemen United State Army, terbitan
Military Intelligence, Washington, tahun 1956. Dalam dokumen ini membahas
secara rinci serangan Jerman ada tahun 1939 dengan melibatkan Jenderal Jenderal
yang terlibat langsung dalam serangan
Dokumen berjudul German Tactical Doktrine Disusun oleh War
Departemen United State Army, terbitan Military Intelligence, Washington, tahun
1942. Dalam dokumen ini membahs keseluruhan taktik yang digunakan oleh
tentara Jerman selama Perang Dunia Kedua.
Dalam penulisan tugas akhir ini, menggunakan sumber sekunder maupun
tersier sebagai berikut:
Sumber Sekunder sebagai berikut:
Pertama. Buku berjudul The Polish Campaign 1939 diterbitkan pada tahun
1997. Penerbit Hippocrene inc, New York. Buku ini berisi deskripsi, mengenai
bagaimana rencana Polandia dalam mempertahankan diri serangan Jerman. Dan
strategi mengantisipasi serangan Jerman yang sewaktu waktu dapat terjadi. Buku
ini membahas, bagimana sejarah awal terbentuknya pasukan Jerman, sebelum
pecahnya Blitzkrieg. Didalam buku ini juga membahas strategi strategi yang
digunakan dalam pertempuran tersebut disatu sisi membahas rencana atau strategi
Jerman dalam mencoba mengalahkan pasukan Polandia. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mempertahankan kedudukan mereka, dan terdapat rencana atau strategi yang
dirancang oleh pihak Polandia dalam mempertahankan diri dari serangan Jerman
yang mengancam untuk menduduki kota Warsawa. .
Kedua buku berjudul Hitler War Directives: 1939-1945. Buku karangan
H.R.Trevor, Ropert. yang diterbitkan tahun 1964. Cox & Wyman Ltd. London.
Buku ini membahas tentang surat-surat perintah Hitler yang merupakan panglima
tertinggi angkatan bersenjata Jerman yang mengarahkan jalannya pertempuran.
Surat-surat ini perintah ini dimulai ketika Hitler memberikan perintah serangan
yang mengawali invasi ke Polandia. Dalam buku ini juga menguraikan isi - isi
surat perintah tersebut dan bagaimana penerapan dari surat perintah tersebut serta
terdapat juga surat-surat perintah lapangan atau Field Orders bagi para komandan
Jerman yang ada di medan perang tentang bagimana perintah perintah tersebut
dijalankan.
Ketiga buku berjudul The Rise and Fall of The Third Reich: A History of
Nazi Germany. Buku karangan Wiliam L. Shirer yang diterbitkan tahun 1960,
Touchstone. New York , Buku ini membahas tentang awal berdirinya partai Nazi
dan perkembangan mereka sampai berhasil membawa Adolf Hitler sebagai
Kanselir Jerman setelah pemilu tahun 1933. Selain membahas sejarah
perkembangan Nazi di buku ini membahas juga keadaan Jerman, setelah naiknya
Hitler dan persiapan - persiapan Jerman dalam mengembalikan kembali wilayah
yang lepas akibat perjanjian Versailles dan puncaknya pada serangan Jerman ke
Polandia pada tahun 1939.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Buku keempat berjudul Poland 1939: Birth of Blitzkrieg.Buku karangan
Steven J. Zaloga. Yang diterbitkan tahun 2003. Osprey Publishing. Botley Oxford.
Buku ini membahas tentang strategi Jerman dalam serangan ke Polandia, strategi
Jerman tersebut di dasarkan pada Surat Perintah yang dikeluarkan oleh Markas
Besar Angkatan Darat Jerman atau Oberkommando der Wermacht. Dibuku ini
juga membahas tentang komposisi dari pasukan Jerman yang disiapkan dalam
usaha invasi tersebut, dari Jenderal - Jenderal Jerman yang ditugaskan dalam
memimpin serangan tersebut. Sampai letak dari kedudukan tentara Jerman dan
didalam buku ini membahas juga strategi dari tentara Polandia yang dikenal
sebagai rencana Zachod atau rencana barat yang berupaya mempertahankan
perbatasan Polandia dengan Jerman jika terjadi perang besar antara kedua negara.
Buku kelima berjudul September Strom : German Invasion Of Poland, karya
Sthepen Andrew. Diterbitkan oleh Concord Publications Co.Hongkong. Buku ini
membahas serangan Jerman ke Polandia berbeda dari sumber - sumber yang telah
dipakai diatas dalam buku ini membahas serangan tersebut berdasarkan durasi
serangan Jerman ke Polandia. Buku ini membahas dari hari pertama sejak
meletusnya pertempuran antara pasukan Jerman dengan pasukan Polandia di
wilayah Danzig sampai dengan tanggal 2 Oktober dimana sisa-sisa pasukan
Polandia menyerah kepada Jerman di barat dan kepada Russia di wilayah timur.
Sumber Tersier yang digunakan sebagai berikut:
buku berjudul Das Panzer: Strategi dan Taktik Lapis Baja Jerman tahun
1935-1945. Buku karangan Fernando R. Srivanto terbitan tahun 2007
diterjemahan tahun 2008. Yang diterbitkan oleh Narasi, Yogyakarta. Buku ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
membahas tentang bagaimana sejarah awal terbentuknya pasukan lapis baja yang
dibentuk oleh Hitler pada tahun 1935 selain membahas sejarah awal terbentuknya
kesatuan lapis baja / Panzer. Disini juga membash perkembangan perkembangan
satuan Panzer dimana, membahas juga bagimana perkembangan satuan Panzer di
isi oleh kesatuan tank ringan dengan Panzer I dan II sebagai andalan. Berkembang
menjadi kesatuan tank medium dengan Panzer III dan IV yang pertama kali
digunakan dalam serangan ke Polandia tahun 1939.
F. Landasan Teori
1. Perang
a. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia
Perang menurut KBBI adalah : permusuhan antara dua negara (bangsa,
agama, suku, dan sebagainya): kedua negara dalam keadaan – pertempuran
bersenjata antara dua pasukan (tentara, laskar, pemberontak, dan sebagainya) atau
lebih: tidak lama kemudian kedua pasukan itu sudah terlibat dalam suatu
pertempuran secara langsung antar kedua pasukan tersebut. 12
Memasuki abad ke-20, teknologi persenjataan mulai berkembang. Hal
tersebut berdampak pada informasi dalam peperangan yang mudah diakses.
Semula perang hanya terjadi di darat dan lautan, namun seiring dengan
perkembangan teknologi, peperangan di udara pun mulai muncul dan mempunyai
kedudukan yang penting dalam usaha perang.
12
Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Perang pada tanggal 7 Maret 2019 pukul 14.00 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Menurut Colin Gray
Menurut Gray, perang adalah “upaya satu pihak akan berusaha mengalahkan
kekuatan musuh dalam sebuah lingkungan geografi tertentu”.13
Kutipan tersebut
diartikan bahwa, negara-negara mengembangkan dan memanfaatkan setiap
kekuatan geografinya, untuk menghadapi kemungkinan peran terjadi. Kekuatan
georgrafis terwujud dalam kekuatan angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara
dan kekuatan intelejen. Hal tersebut mengakibatkan peperangan menjadi semakin
kompleks.
“Di mana terdapat dominasi baik menggunkan kekuaatan udara ,laut
dan darat dapat mengamankan kunci kemenangan dalam pertempuran .
Dominasi kekuatan darat secara maksimum dapat mencapai
kemenangan mutlak dalam suatu perang ”14
.
Pentingnya daratan dalam strategi modern ini, dipelajari oleh para komandan
di lapangan dan digunakan langsung dalam pertempuran15
. Strategi selalu punya
tujuan akhir, dalam perang yaitu mengalahkan musuh dengan memberikan
kehancuran yang menyeluruh dalam konteks strategi modern Clausewitz yang
berkarakter perang total, maka penting dalam mencapai kemenangan mutlak
dengan menguasai daratan16
. Tidak cukup dengan serangan udara ataupun laut
untuk menundukkan sebuah pemerintahan dan menguasai rakyat musuh yang ada
13
Collins,Gray, Strategy and Defence, New York: Oxford University Press, 2011, Hlm 200-202. 14 Ibid.hlm 214
15 perkelahian yang hebat; peperangan; perjuangan: suatu ~ sengit telah terjadi lagi di dekat
perbatasan; Kakek menceritakan ~ dari satu medan perang ke medan perang yang lain. Diakses
dari https: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pertempuran. pada tanggal 17 April 2020.pukul
07.44 Wib 16
Beatrice Heuser, Carl von Clausewit: On War, New York, Oxford University Press, 2007, Hlm
10-14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
didaratan, apalagi hanya menggunakan serangan17
-serangan lewat dunia maya.
C. Menurut Sun Tzu
Perang menurut Sun Tzu, adalah usaha seorang Jenderal dalam
memenangkan sebuah pertempuran dengan cara dan usaha. Mereka yang
menduduki medan pertempurannya lebih dulu dan menantikan musuhnya, akan
memperoleh kemenangan. Dalam memenangkan perang pemenang mendapatkan
wilayah baru serta sumber daya yang ada didalamnya dan sebaliknya jika gagal
memenangkan perang maka wilayahnya di duduki musuh dan pemerintahnya akan
diganti serta sumber daya yang ada di wilayahnya menjadi milik negara yang
berhasil memenangkan perang tersebut18
.
Maka usaha negara dalam memenangkan perang tersebut maka diperlukan
seorang yang mempunyai ahli dalam bidang pertahanan dan ilmu-ilmu strategi
perang, yang dikenal sebagai ahli taktik perang. Sun Tzu mengatakan bahwa
dengan strategi perang yang mumpuni, ahli strategi perang dapat mengalahkan
musuh yang mempunyai kekuatan berlipat ganda bukan dengan kekuatan personil
atau dalam hal ini pasukan yang ada dibawah komandonya
Seorang yang mempunyai kemampuan dalam siasat perang ahli strategi
harus mengerti bagimana musuh tersebut dan mengenal apa-apa saja yang
menjadi kelemahan dan kekuatan dari musuh tersebut. Dikarenakan ketika
17
Perbuatan menyerang (menyerbu); serbuan: pasukan pemerintah berhasil menggagalkan ~
musuh. Diakses dari :https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/serangan pada tanggal 17 April 2020
pukul 17.30 Wib 18
Lionel Giles, Sun Tzu: The Arts Of War, New York : Oxford University Press, 1963, Hlm 10-
12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
melakukan penyerangan menurut Sun Tzu, menyerang bagian yang lemah jangan
menyerang bagian yang kuat jika menyerang bagian yang kuat maka mengalami
banyak korban jiwa dan nantinya menyebabkan kekalahan.
Sun Tzu dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Lionel Giles dengan judul
The Arts of War mengatakan bahwa terdapat 5 faktor yang dapat menentukan
berjalannya perang sebagai berikut :
1. Pengaruh moral yang baik, menyangkut keadaan morak pasukan yang ada
dibawah komandonya serta bagaimana keadaan moral di pihak musuh
2. Cuaca atau iklim yang ada di dalam suatu medan pertempuran
3. Kondisi geografi yang ada di dalam suatu medan perang
4. Perintah perintah harian yang selalu diberikan kepada pasukan di lapangan agar
perintah tersebut dan dapat melaksanakan dengan baik
5. Doktrin yang baik, menyangkut pengorganisasian sebuah angkatan bersenjata,
yang meliputi pelatihan prajurit, perbekalan prajurit yang meliputi: bagian
persenjataan dan bagian logistik prajurit19
.
2. Blitzkrieg
Blitzkrieg berasal dari bahasa Jerman yang diartikan perang yang
berlangsung secara cepat yang diumpamakan secepat kilat dan Krieg yang yang
berarti pertempuran. Berkaca dalam kekalahan tentara Jerman dalam Perang
Dunia Pertama muncul gagasan dari perwira-perwira muda tentang bagaimana
memenangkan perang dengan cepat dengan inti penemuan baru dalam Perang
19
Sun Tzu, op.cit, hlm 63-65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dunia Pertama yaitu Tank. Munculah istilah Blitzkrieg mempunyai kesamaan
dengan konsep perang yang dikenal sebagai Lightning War.
Blitzkrieg merupakan sebuah metode militer dimana dalam taktik
operasionalnya bertumpu pada kecepatan serangan oleh Infantri dibantu oleh
satuan lapis baja dikenal sebagai Panzer. Dengan inti kekuatan terbentuk dalam
beberapa Divisi Lapis baja atau Panzer Division dan terdapat unsur kejutan
dimana unsur pendadakan dalam serangan. Dimana musuh tidak memprediksi
arah serangan dari tentara Jerman dan dibuat menerka-nerka tentang arah
serangan dari pasukan Jerman tersebut.
Tahapan tahapan dalam Blitzkrieg yang menentukan suksesnya sebuah
pertempuran jika mempetimbangkan unsur unsur berikut:
1. Kekuatan Udara mempunyai peranan yang penting dikarenakan dengan
memegang kendali atau kontrol atas udara dengan mudah dapat memberikan
tekanan tekanan posisi atau kedudukan pasukan musuh dan menyerang wilayah
belakang musuh. Kedua dengan kekuatan udara pesawat pembom dapat
menyerang jalan-jalan yang digunakan pasukan musuh untuk bergerak
sehingga menimbulkan kekacauan dalam pergerakan musuh. Dengan jalan
yang dibom dan jembatan yang tidak bisa dilewati maka gerakan maju maupun
mundur musuh menjadi lambat sehingga pasukan Jerman dapat menyerangnya
dan berhasil mengalahkan pasukan musuh tersebut.20
20
Srivanto, R. Fernando, Das Panzer: Strategi dan Taktik lapis Baja Jerman 1935-1945, Jakarta, Narasi.
2015, Hlm 20-25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Pasukan lapis baja yang terkonsentrasi dalam satu formasi tempur yang solid
berusaha menembus garis pertahanan utama pasukan musuh sehingga telah
terjadi penjebolan garis kedudukan musuh tersebut beberapa divisi lapis baja.
Memanfaatkan celah tersebut sehingga membuka celah yang lebih besar
maka pasukan infanteri dapat masuk ke dalam garis pertahanan musuh.
Setelah divisi panzer tersebut berhasil menjebol pertahanan lawan tersebut
kemudian, Infantri diangkut dengan kendaraan mekanis menggunakan truk
maupun kendaraan tempur berupa Sdkfz 251. Dengan kesatuan tersebut dapat
mengejar pasukan musuh yang mencoba untuk melakukan gerakan mundur
dan mencoba menyerang kedudukan musuh jika mereka mundur dan
membuat garis pertahanan baru21
.
3. Pasukan Infantri dalam kesatuan formasi Infantri bermotor menyerang
kedudukan musuh yang telah berhasil ditembus oleh divisi lapis baja atau
Panzer Division. Dalam menyerang kedudukan musuh tersebut satuan
infanteri bermotor menyerang tidak secara frontal, dimana menyerang
kedudukan musuh secara langsung namun menyerang posisi sayap lawan,
sehingga dengan menyerang posisi sayap yang lemah tersebut ditambah
dengan bantuan tembakan dari satuan Artileri yang mengikuti kesatuan
tersebut maka posisi tersebut dapat direbut dengan mudah.22
3. Alasan Hitler memilih Blitzkrieg
Jerman dengan keterbatasan dalam mempersiapkan industri untuk perang
jangka panjang, disebabkan dalam industri pangan yang meliputi usaha pertanian
21
Ibid hlm 26-27. 22
Thomas L, Jentz, The Completed Guide & Combat Deployment Of German Tank, Pennyslavia, Schiffer
Publisher, 1990, Hlm 8-9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dan usaha pengolahan pangan belum mampu untuk mencukupi kebutuhan
masyarakat jika menghadapi kemungkinan perang yang lama. Ditambah Jerman
minim sumber daya alam penting dalam perang seperti sumber- sumber minyak
dan bijih besi terkhusus untuk bijih besi harus di import,23
membuat pimpinan
militer Jerman khususnya Komando Tertinggi Angkatan Darat Jerman atau
Oberkomamndo des Heeres yang berada dipimpinan Generaloberst Von
Brauchitch jika Jerman ingin melaksanakan perang haruslah perang yang cepat
dan tuntas. 24
Cadangan bahan baku industri strategis harus dipersiapkan secara matang
ketika Jerman ikut terseret dalam perang yang berkepanjangan atau dikenal
sebagai war of attrition. Dipertimbangkan ketersediaan sumber daya alam
khususnya bahan baku untuk digunakan dalam industri perang dan tenaga kerja
yang dimiliki. Komando tertinggi Angkatan Bersenjata Jerman harus memberikan
arahan-arahan yang jelas jika terjadi perang, agar pergerakan harus
diperhitungkan dengan matang agar pasukan dilapangan dapat digunakan
semaksimal dan seefisien mungkin menghadapi musuh yang ada.
Ada berbagai macam faktor yang dikembangkan dalam melaksanakan perang
kilat atau Blitzkrieg dengan menggunakan pasukan yang efisien faktor tersebut
yaitu25
1. Kekuatan musuh yang akan dihadapi baik kekuatan posisi pertahanan musuh
dan kekuatan yang menjaga posisi tersebut
23
Hajo Holdborn, History of Modern Germany, New York ,Alferd, A, Knopf inc , 1969, hlm
752-753. 24
Karl Heinz Freiser, The Blitzkrieg Legend the 1940 Campaign in The West, Maryland , Naval Instituted
Press, 2013, hlm 24. 25
Ibid, hlm 26-27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Waktu atau durasi yang diperlukan untuk menyerang dan menembus posisi
pertahanan lawan
3. Area operasi dalam hal ini luasnya medan pertempuran yang akan dihadapi
4. Potensi Ekonomi yang dimaksud adalah kekuatan ekonomi baik dalam bentuk
bantuan keuangan dalam menunjang perang tersebut selain itu juga kesiapan
industri dalam negeri dalam mempersiapkan industri masa perang yang
berfokus untuk bidang industri persenjataan dan kebutuhan penunjang perang
lainnya.
5. Potensi Militer : dalam hal ini potensi yang dimiliki oleh kekuatan Jerman
dalam hal ini bertumpu pada angkatan bersenjata baik Angkatan Darat, Laut
dan Udara serta potensi persenjatan yang dimiliki oleh Jerman baik dalam
persenjataan darat seperti kekuatan Lapis Baja, kesatuan Altileri medan
maupun kekuatan armada udara yang terdiri atas skuadron pesawat Pembom,
pesawat Pemburu Sergap dan skuadron pesawat Pembom Tukik.
Selain faktor belum siapnya Jerman dalam mempersiapakan untuk perang
dalam waktu yang lama sehingga membuat Hitler dan Markas Besar tentara
Jerman memilih konsep perang kilat atau Blitzkrieg. Didasari pada awal ketika
naiknya Hitler keatas panggung politik Jerman keadaan Angkatan Bersenjata
Jerman anggaran yang diperuntukan untuk militer tidak mengalami peningkatan
yang signifikan. Dapat dilihat dari anggaran pertahanan Jerman pada tahun 1932
yang berjumlah 0.7 Miliar Reichmark sebagian besar dari jumlah tersebut
dianggarkan untuk program persenjataan kembali militer Jerman.26
26
R.I Overy, The Nazi Economic Recovery 1932-1938, London, Macmilan Education UK, 1982.hlm 33-35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini27
:
Tabel 1 . Anggaran Pembelanjaan Pemerintahan Pemerintahan Masa Hitler
( dalam Miliar Reichmark)
Tahun
1928 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938
Total anggaran
pembelanjaan
23,2 17.1 18,4 21,6 21,9 23,6 26,9 37,1
Pembangunan
Infstratruktur
2,7 0,9 1,7 3,5 4,9 5,4 6,1 7,9
Bidang Militer 0,7 0,7 1,8 3,0 5,4 10,2 10,9 17,2
Transportasi
2,6 0,8 1,3 1,8 2,1 2,4 2,7 3,8
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa untuk melakukan perang lama
memerlukan anggaran pertahanan yang besar. Melihat dari tabel tersebut dari
masa-masa awal Hitler menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933 anggaran
pertahanan Jerman sangat kecil hanya 1, 8 Miliar Reichmark. Setelah usaha
untuk mempersenjatai kembali pada tahun 1935, secara perlahan anggaran
pertahanan Jerman mulai mengalami peningkatan anggaran sebelum pecahnya
Blitzkrieg. Dengan Polandia sebagai sasarannya maka anggaran pertahanan yang
sudah mengalami peningkatan menjadi 17, 2 Miliar Reichmark tersebut harus
dimanfaatkan secara maksimal demi usaha memangkan perang melawan
Polandia.
G. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode yang dilakukan atau digunakan penulis dalam penulisan tugas akhir
ini menggunakan studi pustaka. Dimana dalam penyusunan tugas akhir ini dengan
membaca sumber sejarah yang tersedia supaya memahami pembahasan yang
27
Ibid, hlm 50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sudah diteliti oleh Sejarawan yang sebelumnya membahas mengenai sejarah
Serangan Kilat Tentara Jerman Tahun 1939 Ke Polandia. “Penelitian sejarah
mempunyai lima tahapan yang antara lain”28
:
1. Pemilihan topik
Topik sejarah yang diangkat dalam penulisan tugas akhir ini berjudul
Serangan Kilat Tentara Jerman tahun 1939 di Polandia. Pemilihan topik ini sesuai
dengan syarat pertama dalam tahap dalam penelitian sejarah. Pemilihan topik
penelitian yang diangkat mempunyai kedekatan secara emosional maupun
intelektual, kedekatan secara intelekstual adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seorang penulis untuk membahas topik yang diangkat berdasarkan data yang
tersedia. Sedangkan untuk kedekatan secara emosional adalah dimana seorang
penulis mempunyai ketertarikan atau kecocokan tentang topik pembahasan yang
akan diangkat.
Alasan penulis mengangkat topik Serangan Kilat Tentara Jerman tahun 1939
ke Polandia dikarenakan penulis mempunyai ketertarikan tentang sejarah militer
tentang militer masa Perang Dunia ke dua. Penulis beranggapan bahwa dalam
serangan Jerman tersebut menjadi salah satu terobosan yang baru. Sebelumnya
pasukan lapis baja dengan Tank sebagai tulang punggung kekuatan disebar
diantara divisi infanteri dan Jerman mengawali penggunaan tank, yang menjadi
ujung tombak serangan ke Polandia dengan membentuk divisi Panzer sebagai
kekuatan utama dalam menembus garis pertahanan Polandia.
28
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Bentang Pustaka, 2005 hlm 69.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Pengumpulan sumber
Setelah melalukan pemilihan topik langkah selanjutnya yang dilakukan dalam
penulisan tugas akhir adalah pengumpulan sumber yang digunakan dalam
penelitian. Pengumpulan sumber atau yang dikenal dengan istilah Heuristik,
pengumpulan sumber harus disesuaikan dengan pokok bahasan yang dikaji atau
dibahas oleh seorang penulis. Sedangkan untuk sumber sejarah sendiri terdiri atas
sumber tertulis seperti: dokumen, arsip, catatan atau buku harian. Sumber sejarah
yang berwujud non dokumen seperti sumber lisan yang diantaranya: kumpulan
wawancara dengan narasumber yang mengalami peristiwa sejarah secara
langsung. Selain kedua sumber tersebut terdapat juga sumber benda yang dalam
hal ini bisa berupa artefak peninggalan berupa candi, benteng pertahanan dan
kantor pemerintahan masa Hindia Belanda29
.
Dalam penelitian sejarah data dikategorikan menjadi dua yaitu sumber primer
dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber sejarah yang ditulis atau
tercatat sesuai dengan peristiwa sejarah tersebut.30
Sumber sekunder merupakan
interpretasi seorang ahli atau penulis mengenai sebuah peristiwa sejarah sehingga
ia tidak mengalami secara langsung kejadian tersebut sehingga menjadi sebuah
intrepretasi semata,31
dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan
sumber primer berupa sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh American War
Departemen diterbitkan oleh Miitary Intelligence Service US Army.
Selain menggunakan sumber primer berupa dokumen dalam penulisan tugas
29
Johan Wahyudi, Dien Madjid. 2014, Ilmu Sejarah : Sebuah Pengantar, Jakarta, Prenanda Media Group,
2014, Hlm 219-221. 30
Helius Sjamsudin, Metodologi Sejarah.Yogyakarta, Penerbit Ombak, 2016.hlm 68. 31
Ibid, hlm 76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
akhir ini menggunakan sumber-sumber sekunder berupa buku seperti: Poland
1939 karya Steven J. Zaloga, September Strom : The German Invasion of Poland
karya Gordon Rattman, selain itu menggunakan buku The Invasion of Poland
karya Alan Saunders. Penulis menggunakan sumber buku sebagai sumber
sekunder dalam penelitian ini penulis juga menggunakan majalah bergambar seri
Men At Arms dengan judul majalah: The Polish Army 1939 – 1945 karya Steven
Zaloga dan Richard Hook.
3. Kritik sumber (Verifikasi)
Kritik sumber adalah usaha yang dilakukan oleh seorang sejarawan dalam
mengecek kebenaran dan keaslian dari sebuah sumber sejarah. Dari sudut bahasa
kritik berarti kupasan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik
buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.32
Kritik sumber atau
verifikasi dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan ketepatan sumber primer
berupa dokumen-dokumen negara dan catatan buku harian yang berdasarkan
sebuah peristiwa sejarah. Dalam metode sejarah untuk mengetahui kebenaran
sumber dapat diuji melalui kritik eksternal dan kritik internal.
Kritik eksternal adalah kritik terhadap suatu sumber primer berupa dokumen -
dokumen negara yang dilakukan dengan melihat fisik dari sumber primer tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar sumber arsip yang kita gunakan benar-benar
dikeluarkan langsung oleh pihak yang bersangkutan untuk menjawab pertanyaan
tersebut peneliti dapat mengecek melalui cara yang antara lain:33
32
Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kritik pada tanggal 13 Maret 2019 pukul 11.00 Wib 33
Helius Sjamsuddin, op.cit, hlm 88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1. Kriteria fisik dari sebuah dokumen
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis melakukan kritik sumber eksternal
dengan melihat dokumen yang digunakan dengan melihat tahun terbit dokumen
tersebut serta penulisan digunakan pada tahun 1940an. Dalam Dokumen yang
digunakan masih terdapat tulisan yang diketik secara manual sehingga sesuai
dengan ciri-ciri penulisan dokumen pada tahun 1940an.
2. Mengecek kebenaran sebuah dokumen berdasarkan gaya penulisan
Sedangkan kritik internal adalah kritik yang ditujukan untuk mengecek
sumber yang digunakan tersebut benar secara isi materi. Dikarenakan tidak jarang
sebuah sumber sejarah berupa dokumen, arsip terjadi penyelewengan data dan
fakta sejarah sehingga dengan adanya kemungkinan kemungkinan penyelewengan
tersebut maka penulis perlu mengecek kembali kebenaran dokumen tersebut
dengan membandingkannya dengan dokumen yang lain.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis melakukan kritik sumber eksternal
dengan melihat dokumen yang digunakan dengan melihat tahun terbit dokumen
tersebut serta penulisan digunakan pada tahun 1940an. Sedangkan kritik sumber
internal adalah dengan membandingkan isi dokumen tersebut dengan data-data
yang mendukung dari isi dokumen tersebut.
4. Intepretasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Interpretasi adalah pemberian kesan,
pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu tafsiran.34
kegiatan interpretasi
atau penafsiran harus mempertimbangkan argument penulis dalam mencoba
34
Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/interpretasi pada tanggal 14 Februari 2019 pukul 10.35
Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menginterpretasi sebuah peristiwa sejarah yang didukung dengan data data baik
sumber primer maupun sekunder yang relevan. Penulis yang berorientasi pada
sumber sumber sejarah semata porsi deskriptif dan narasi dalam sebuah penulisan
sejarah lebih besar dibandingkan dengan penulis yang berangkat pada sebuah
permasalah yang didukung dengan data35
.
Data yang relevan maka selain porsi deskriptif dan narasi lebih banyak
berbicara dengan hasil analisa penulis tersebut. Hasil pembahasan permasalahan
yang diangkat. Dalam penyusunan tugas akhri ini penulis interpretasi dilakukan
dengan penafsiran dan pemaknaan tentang Serangan Jerman tahun 1939
berdasarkan data baik buku maupun dokumen yang digunakan.
5. Penulisan (Historiografi)
Dalam penulisan sebuah karya sejarah memiliki 3 bagian yang penting untuk
yang pertama yaitu pengantar untuk yang kedua yaitu pembahasan atau penelitian
dari sebuah peristiwa sejarah untuk yang ketiga yaitu kesimpulan36
. Untuk yang
pertama yaitu pengantar yang terdiri dari latar belakang dari permasalahan yang
diangkat untuk yang kedua yaitu hasil penelitian yang membahas pemamparan
dan kajian, dari sebuah peristiwa sejarah sedangkan untuk bagian terakhir yaitu
kesimpulan yang terdapat segala ringkasan atau rangkuman dari hasil penelitian
yang membahas sebuah peristiwa sejarah.
35
Helius Sjamsuddin, op.cit , hlm 100. 36
Kuntowijoyo, op.cit. Hlm 80 – 81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
H. Pendekatan
Ketika mengkaji sebuah permasalahan sejarah tertentu, perlu menggunakan
berbagai macam pendekatan37
yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji.
Pendekatan yang diambil oleh penulis dalam penyusunan penulisan tugas akhir
menggunakan pendekatan Politik dan Pendekatan Militer.
a. Pendekatan Politik
Pendekatan Politik digunakan oleh penulis dalam melihat kembali keadaan
Jerman ketika naiknya Adolf Hitler menjadi Kanselir pada tahun 1933. Hitler
menggunakan kekuasaan yang telah dipegang untuk kepentingan politik sesuai
dengan kehendak Hitler dan Nazi. Situasi politik Jerman ketika Hitler menjadi
Kanselir juga menjadi bahasan yang sesuai dengan pendekatan politik dimana
dalam usaha mempertahankan kekuasaanya, dengan mengunakan berbagai cara
agar Nazi dapat berkuasa penuh dan berusaha mewujudkan konsep
Großdeutschland yang nantinya berdampak pada usaha Jerman untuk menyerang
Polandia.
b. Pendekatan Militer
Pendekatan Militer digunakan oleh penulis dalam menjelaskan persiapan-
persiapan yang dilaksanakan oleh Jerman dalam usaha menyerang Polandia,
dengan melihat persiapan peralatan militer yang digunakan serta membahas
perkembangan Angkatan Bersenjata Jerman sebelum percahnya perang dengan
Polandia pada tanggal 1 September 1939. Penulis menggunakan pendekatan
37
Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang
diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian; ancangan. Diakses dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pendekatan pada tanggal 20 April 2020 pukul 15.03 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
militer dalam menjabarkan jalannya pertempuran yang terjadi mulai dari tanggal 1
September sampai tanggal 30 September yang ditandai dengan penyerahan total
seluruh Angkatan Darat Polandia kepada Jerman.
I. Sistematika Penulisan
Penulisan Skripsi dengan Judul “Blitzkrieg : Sejarah Serangan Kilat Tentara
Jerman Ke Polandia Tahun 1939” mempunyai sistematika penulisan sebagai
berikut :
Bab I .Berupa Pendahuluan yang memuat Latar Belakang, Rumusan Masalah
yang dibahas, tujuan penulisan, manfaat penulisan,tinjauan pustaka yang
digunakan, landasan teori yang digunakan ,metodologi dan pendekatan penelitian
serta sistematika penulisan.
Bab II. Bab ini menyajikan bagaimana keadaan Jerman sebelum terjadi Serangan
Kilat Blitzkrieg. Dilanjutkan membahas bagimana keadaan Jerman setelah Hitler
menjadi Kanselir, hingga awal pecahnya Perang Dunia ke Dua terjadi.
Bab III. Bab ini menyajikan persiapan yang dilakukan oleh Militer Jerman
menjelang Serangan Kilat tahun 1939.
Bab IV. Bab ini membahas mengenai kronologi awal serangan Jerman dan
serangan akhir yang ditandai dengan jatuhnya Warsawa. Dalam bab ini membahas
tentang dampak dari Serangan Kilat tahun 1939 bagi Jerman dan Polandia.
Bab V. Bab ini menyajikan kesimpulan yang berisi tentang jawaban-jawaban
permasalahan yang ada di Bab II, III, dan IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB II
KEADAAN JERMAN SEBELUM SERANGAN KILAT TAHUN 1939
A. Keadaan Politik Dalam Negeri Jerman Masa Hitler.
1. Konsolidasi Kekuasaan di Jerman Masa Hitler
Jerman pada tahun 1931 sampai 1932 mengalami kondisi ekonomi yang
terpuruk akibat Krisis Malaise tahun 1929, yang menyebabkan kondisi yang tidak
stabil bagi keadaan ekonomi dalam negeri Jerman. Situasi ekonomi yang
memburuk membuat kondisi sosial politik menjadi panas, dibuktikan dengan
tahun 1930 banyak masyarakat Jerman yang menjatuhkan pilihan ke partai politik
yang bertujuan untuk memperbaiki ekonomi Jerman. Melihat situasi ekonomi
yang memburuk akibat krisis tahun 1929 Partai Nazi menawarkan perubahan bagi
Jerman memlalui usaha perbaikan ekonomi dan nasionalisasi industri yang
dimiliki oleh orang Yahudi. Melalui program diatas partai Nazi mendapatkan
perolehan suara sebanyak 38 persen dalam pemilu 1932 dan memperoleh kursi di
Parlemen Jerman sebanyak 230 anggota parlemen, sehingga menempatkan Nazi
sebagi partai politik terbesar di Reichstag dan menghantarkan Hitler menuju
posisi Kanselir 38
.
Dalam pemilu tahun 1932 Partai Sosialis Demokrat Jerman atau
Sozialdemokratiche Partei Deutchlands menempatkan 121 anggotanya untuk
duduk dalam Parlemen Jerman. Dalam pemilu tahun 1932 Partai Komunis
menempatkan 100 anggotanya untuk duduk di Reichstag, sehingga menjadi partai
politik dengan anggota terbanyak ketiga
38
Jason P.Coy, A Brief History of Germany Fact and Files, New York, Fact and Files Inc, 2010,
hlm 178.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
di dalam Reichstag.39
Partai Katolik Jerman atau Partai Zentrum menjadi partai ke
empat dengan suara terbanyak dalam Reichstag, dimana terdapat 70 anggota dari
Partai Katolik Jerman duduk didalam parlemen. Partai Konservatif yang
didominasi oleh kaum industrialis serta orang kaya di Jerman mendapatkan 52
kursi pada pemilu tahun 1932.
Partai Nazi yang menjadi pemegang mayoritas kursi di Reichstag, sehingga
dapat memilih Adolf Hitler menjadi Kanselir Jerman, dan pelantikan Kanselir
dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 1933. Salah satu cara yang digunakan Hitler
untuk mengamankan kekuasaan, dengan menempatkan orang orang kepercayaan
Hitler masuk dalam kabinet yang dibentuk setelah menjadi Kanselir. Terlihat
dalam susunan menteri-menteri kabinet yang ada dipegang oleh anggota partai
Nazi, salah satu contohnya adalah Kementerian Penerangan dan Propaganda
dipegang oleh Joseph Goebbels. Kementerian Dalam Negeri yang dipegang oleh
Wilhelm Frick, merupakan orang-orang dekat dengan Hitler. Kementerian
Penerbangan dipegang oleh Herman Goering40
.
Sebagian besar posisi dari kabinet yang dibentuk oleh Hitler ditempati oleh
orang orang berasal dari partai Konservatif yang diisi oleh para pemilik modal
industri serta orang kaya di Jerman41
, didalam Parlemen Jerman serta
mendapatkan posisi kementerian yang penting dalam kabinet Hitler. Dapat dilihat
dari posisi Kementerian Keuangan yang dipegang oleh Hjalmar Schacht, dimana
39
B.N Marbun, Demokrasi Jerman : Perkembangan dan Masalahnya, Jakarta, Sinar
Harapan,1983, hlm 30-31 40
Alan Bullock, Hitler, A Study in Tyranny.Evanston, Harper & Row Publisher, 1964, Hlm 256 41
Konservatif adalah cara orang bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang
berlaku. Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/konservatif pada tanggal 14 Mei 2019
pukul 14.40 Wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Schacht sebelumnya menjadi presiden direktur dari Bank Nasional Jerman atau
Reichsbank. Banyak posisi kementerian dalam kebinet Hitler diisi oleh orang-
orang pilihan Presiden Paul von Hindenburg. Dibuktikan dengan Kementerian
Luar Negeri Jerman yang dipegang oleh Freiherr Konstantin von Neurath, yang
merupakan orang dekat Presiden Hindenburg. Konstantin von Neurath merupakan
diplomat yang mempunyai banyak pengalaman mengenai situasi politik dunia dan
kedekatan dengan Presiden Hindenburg membuat ia menjabat sebagai Menteri
Luar Negeri. Posisi Kementerian urusan Perang yang dipegang oleh Werner von
Blomberg, yang merupakan Jenderal dalam militer Jerman serta orang dekat dari
Presiden Hindenburg sehingga berhasil memilih Jenderal Werner von Blomberg
menjadi Menteri Urusan Perang dalam Kabinet Hitler .42
Partai Komunis yang menjadi partai politik terbesar ketiga dalam Parlemen
Jerman menjadi salah satu pihak yang mengkritisi setiap kebijakan yang dibuat
oleh Hitler. Hitler juga merasa perlu untuk membungkam partai komunis serta
mengamankan setiap kebijakan yang akan diambil. Setahun setelah pengangkatan
Hitler sebagai Kanselir pada tanggal 27 Februari 1934, terdengar kabar bahwa
Reichstag telah dan tersiar kabar bahwa terbakarnya Reichstag dilakukan oleh
pihak komunis43
. Dengan tertangkapnya seorang anggota Partai Komunis bernama
Martinus van der Lubben yang berada di lokasi ketika terbakarnya Reichstag,
membuktikan bahwa komunis terlibat dalam kasus pembakaran Reichstag. Hitler
melihat kondisi ini dapat digunakan untuk mengamankan posisi kekuasaan serta
memukul kekuatan Partai Komunis Jerman, dengan menghembuskan kabar
42
Idem. 43
William l,Shirer, The Rise and Fall Of The Third Reich, New York, Touchstone, 1964, hlm 192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
adanya konspirasi keterlibatan pihak komunis Jerman dengan Comintern yang
mengancam stabilitas keamanan dalam negeri Jerman44
. Pada tanggal 28 Februari
1933, terjadi penangkapan terhadap 1500 anggota Partai Komunis Jerman terkait
kejadian pembakaran terhadap gedung Reichstag tersebut45
. Dengan
tertangkapnya banyak anggota Partai Komunis Hitler berupaya untuk
melemahkan partai komunis agar tidak selalu mengkritik kebijakan yang
dibuatnya.
Sehari setelah terjadinya kebakaran terhadap Reichstag yang diduga
dilakukan oleh pihak Komunis, pemerintah Jerman mengeluarkan Dekret pada
tanggal 27 Februari 193346
. Dekret yang dikeluarkan Presiden Paul von
Hindenburg dikenal sebagai Dekret untuk Perlindungan Bangsa dan Negara atau
dalam bahasa Jerman dikenal sebagai “Verordnung des Reichspräsidenten zum
Schutz von Volk und Staat”.47
. Dekret yang dikeluarkan berisi tentang pemerintah
berhak membatasi kebebasan individu yang meliputi kebebasan berpendapat,
kebebasan menyatakan pendapat dimuka umum, dalam mengupayakan keamanan
bagi negara dan rakyat sesuai isi dari dekret yang dikeluarkan. Hitler melihat
adanya kesempatan untuk melakukan konsolidasi kekuatan dalam memantapkan
posisinya, dengan memanfaatkan isi Dekret yang dikeluarkan oleh Presiden Paul
von Hindenburg.
44
Idem 45
Diakses
:https://www.bundestag.de/resource/blob/480634/c1666d24783777d8859472d41dfff83d/exhibition
_dome-data.pdf pada tanggal 26 April 2019 pukul 14.00 Wib 46
keputusan (ketetapan) atau perintah yang dikeluarkan oleh kepala negara, pengadilan, dan
sebagainya diakses dari https://kbbi.web.id/dekret-atau-dekrit pada tanggal 27 April 2019 pukul
10.00 Wib. 47
Diakses dari http://germanhistorydocs.ghi-dc.org/pdf/eng/English%203_5.pdf pada tanggal 27
April 2019 pukul 10.13 Wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Dekret yang dikeluarkan pemerintah diambil sebagai upaya pencegahan,
mengenai pengamanan terhadap stabilitas jalannya pemerintahan dan
perlindungan terhadap rakyat dari upaya upaya mengancam stabilitas negara.48
Di
Dekret yang dikeluarkan terdapat pasal - pasal yang membatasi segala tindakan
yang dilakukan oleh masayarakat. Dilihat dalam pasal no: 114, 115, 117, 118, 123,
124, dan, 153 membahas tentang pemerintah yang dapat membatasi setiap
tindakan individu yang dianggap membahayakan negara. Isi dari pasal no 114
sampai no 153 berisi tentang, pembatasan kebebasan pribadi yang meliputi: hak
kebebasan berpendapat, termasuk kebebasan pers, hak berkumpul, hak berserikat,
dan hak pelanggaran privasi komunikasi. Pemerintah mengontrol dan mengatur
pos, telegrafik, dan telepon.49
Pemerintah berupaya untuk membatasi kebebasan
terhadap individu. Seorang melakukan rapat di depan umum akan melanggar
ketentuan isi dari pasal no 118, sehingga mendapatkan hukuman berupa penjara
selama satu bulan atau denda sebesar 150 sampai 15,000 reichsmarks.
2. Menuju Pemerintahan Otoriter
Dalam upaya memantapkan kekuasaaan, banyak pemimpin yang
menggunakan berbagai macam usaha agar kekuasaaanya tidak jatuh ketangan
orang lain. Ada yang menggunakan jalur dinasti keluarga, di mana Politik dinasti
dapat diartikan sebagai sebuah kekuasaan politik yang dijalankan oleh
sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga. Dinasti politik
lebih indentik dengan kerajaan, sebab kekuasaan diwariskan secara turun temurun
48
William.L,Shirer,op cit, Hlm 194. 49
German History in Document and Images yang diakses dari :
https://www.bundestag.de/resource/blob/189778/d0f948962723d454c536d24d43965f87/-data.pdf
tanggal 27 April 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dari ayah kepada anak. Agar kekuasaan tetap berada di lingkaran keluarga, benih
politik kekerabatan itu sudah berakar secara lama dan berawal dari keluarga.50
Dalam mempertahankan kekuasaan yang baru saja berhasil diraih menggunakan
jalur keluarga untuk mengamankan kekuasaan, tidak jarang untuk menggunakan
kekerasan dalam mengamankan kekuasaan dalam hal ini contohnya dengan
menggunakan militer sebagai alat untuk mencapai kekuasaan51
.
Hitler berupaya untuk menjadikan dirinya sebagai pemimpin tunggal. Upaya
ini dikenal dengan istilah “Gleichschaltung”, dimana Hitler manfaatkan Reichstag
yang sebagian besar anggotanya merupakan perwakilan dari partai Nazi untuk
mengeluarkan undang undang yang dapat menjadikan dirinya sebagai pemimpin
tunggal di Jerman. Usaha untuk memuluskan jalan mencapai kekuasaan tunggal
ditandai dengan keluarnya suatu perundang-undangan yang berisi tentang keadaan
negara dalam bahaya yang dikeluarkan oleh Reichstag. Undang undang mengenai
keadaan bahaya dapat dilaksanakan jika 1/2 suara dalam Reichstag, menyetujui
keputusan undang undang tersebut.52
Partai Nazi dan partai yang mendukung terbitnya undang undang negara
dalam keadaan bahaya hanya berjumlah 247 kursi dari total 583 kursi yang ada di
Reichstag. Nazi membutuhkan dukungan dari Partai Tengah Jerman yang
mempunyai perwakilan sebanyak 70 orang perwakilan di Reichstag agar
menyetujui suatu rancangan perudangan undangan yang menjadikan Hitler
50
Diakses dari : https://geotimes.co.id/opini/politik-dinasti-telah-mengebiri-demokrasi/ pada
tanggal 14 Mei 2019 pukul 13.22 Wib 51
Idem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sebagai pemimpin tunggal di Jerman53
. Nazi dengan partai yang mendukung
terbitnya undang undang negara dalam keadaan bahaya mendapatkan 317 suara,
sehingga membuat Reichstag mau tidak mau harus menerbitkan sebuah perundang
undangan tentang negara dalam keadaan bahaya.
Hitler menggunakan peraturan perundang-undangan yang berhasil disahkan
oleh Reichstag pada tanggal 31 Maret 1933, dengan pasal-pasalnya secara jelas
berupaya untuk mengendalikan kekuasaan Legislatif atau Parlemen Jerman.
Dengan memegang kendali lembaga legislatif Reichstag tunduk kepada
kepentingan pemerintah, dimana, dalam salah satu pasal menjelaskan bahwa
pemerintah mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas. Pemerintah dalam
merencanakan anggaran keuangan dalam negeri tanpa harus melalui pembahasan
di Reichstag,54
sehingga menandakan kekuasaaan pemerintah bersifat mutlak dan
tanpa ada pengawasan dari Reichstag. Dikarenakan seluruh kebijakan yang
diambil tanpa melalui pembahasan dengan lembaga Legislatif dan Yudikatif
sehingga Reichstag dan lembaga kehakiman Jerman berada dibawah pengaruh
pemerintah. Agar usaha Hitler untuk mewujudkan pemerintahan tunggal dapat
berjalan lancar tanpa ada gangguan dari lembaga Legislatife maupun Yudikatif.
3. Menyingkirkan Lawan Politik Dalam Partai Nazi
Hitler berupaya mengamankan kekuasaan dilakukan dengan melakukan
pembersihan orang orang yang dianggap musuh. Musuh atau lawan politik yang
dimaksudkan adalah pihak yang menghalangi Hitler dalam mencapai kekuasaaan
53
Diakses dari : http://germanhistorydocs.ghi-dc.org/pdf/eng/English5.pdf pada tanggal 29 April
2019 pukul 10.23 Wib. 54
William L.Shirer,op cit, 198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
absolut, yang akan mengatur segala aspek kehidupan masyarakat melalui
peraturan peraturan perundang- undangan.55
Pihak yang pertama kali disingkirkan
adalah pimpinan Pasukan Badai atau Sturmabteilung merupakan pasukan
paramiliter56
milik partai Nazi yang bertugas untuk mengawal rapat rapat yang
dilakukan oleh Nazi dan mengancam para pendukung saingan politik partai
Nazi57
.
Pada bulan Februari 1933, Rohm menyerahkan sebuah memorandum58
yang membahas tentang rencana membentuk tentara nasional baru. Memorandum
yang dibawa oleh Rohm diserahkan kepada Reichstag sebagai lembaga legislatif
yang mengeluarkan peraturan berbentuk sebuah undang undang. Dalam
memorandum yang diserahakan kepada Reichstag membahas rencana, tentang
pembentukan sebuah tentara rakyat atau People Army dimana Pasukan Badai
sebagai inti dari terbentuknya tentara rakyat tersebut.
Menurut Ernst Rohm konsep tentara rakyat atau People Army menjadi sebuah
kebutuhan yang penting, melihat jumlah kekuatan Angkatan Bersenjata Jerman
hanya berjumlah 100 ribu tentara. Menurut Rohm jumlah dari keseluruhan dari
Pasukan Badainya berjumlah 2,5 juta orang,59
mempunyai kapasitas dan Men’s
Power yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Tentara Jerman saat itu60
.
55
Ibid. .hlm 214 56
Paramiliter adalah berkaitan dengan pasukan keamanan yang disusun seperti pasukan militer
dan berfungsi sebagai unsur pembantu tentara, organisasi organisasi yang bersifat militant diakses
dari : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Paramiliter pada tanggal 17 Mei 2019 pukul 11.35 WIb 57
Ibid. Hlm 215 58
memorandum/me·mo·ran·dum/ /mémorandum/ nmerupakan : 1 nota atau surat peringatan tidak
resmi; 2 surat pernyataan dalam hubungan diplomasi; 3 bentuk komunikasi yang berisi saran,
arahan, atau penerangan diakses dari https://www.kbbi.web.id/memorandum pada tanggal 17 Mei
2019 pukul 12.00 Wib. 59
Ibid, Hlm 214-215 60
Idem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Menurut Ernst Rohm Reichswehr hanya bertugas sebagai instruktur dan
sumber logistik pasukan seperti perbekalan, persenjataan, dan latihan bagi para
perwira lapangan. Didasarkan bahwa Pasukan Badai memiliki anggota yang
merupakan mantan anggota tentara Kekaisaran Jerman yang terlibat dalam Perang
Dunia Pertama, sehingga memerlukan bimbingan dari Reichswehr dalam upaya
membentuk konsep tentara rakyat yang digagas oleh Ernst Rohm. Kebijakan
pembentukan konsep tentara rakyat, mendapatkan kritik dengan para petinggi
Reichswehr yang diwakili oleh Kolonel Jenderal Werner Eduard Fritz von
Blomberg. Banyak pihak dalam tubuh Angkatan Bersenjata beranggapan bahwa
Ernst Rohm berupaya untuk menjadikan dirinya sebagai menteri urusan Perang
menggantikan Jenderal Werner von Blomberg, jika Parlemen Jerman berhasil
menandatangani memorandum yang diserahkan oleh Rohm 61
.
Banyak elit petinggi partai Nazi Seperti Goering, Himmler dan Goebbels
menganggap gagasan yang digagas Rohm tersebut adalah suatu usaha kudeta.
Memorandum yang diserahkan kepada Reichstag berupaya menjadikan dirinya
sebagai menteri Pertahanan, dan menggunakan jabatan tersebut untuk
kepentingannya sendiri. Salah satu tindakan yang diambil Hitler untuk
membendung pengaruh Rohm dengan memindahkan wewenang pengawasan dari
Polisi untuk urusan keamanan dalam negeri yang dikenal sebagi Geheime
Staatspolizei diserahkan kepada Heinrich Himmler. Heindrich Himmler menjabat
sebagai pemimpin tertinggi Schutzstaffel atau SS, pemindahan wewenang yang
61
Ibid.,Hlm 215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
terjadi pada tanggal 20 April 1934. Membuat segala urusan yang menyangkut
keamanan dalam negeri dan masyarakat Jerman berada dibawah komando SS.
Masyarakat dan golongan konservatif di Jerman mendesak pemerintah untuk
segera membendung usaha Rohm tentang pembentukan Tentara Rakyat. Kaum
Konservatif menilai keinginan Rohm dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam
negeri yang mengancam kepentingan industri mereka. Desakan dari para elit
partai dan golongan konservatif serta tubuh angkatan bersenjata membuat Hitler
berupaya untuk mengurangi pengaruh dari Pasukan Badai di bawah komando
Rohm. Hitler berusaha mendapatkan dukungan dari Angkatan Bersenjata Jerman
dalam rangka memperkuat kedudukannya di Jerman, dan dengan mendapatkan
dukungan dari Angkatn Darat Jerman maka Ernst Rohm harus di singkirkan.
Usaha untuk menyingkirkan Rohm yang dikenal sebagai Rohm Putch62
Himmler yang merupakan pemimpin tertinggi SS mulai menyusun tuduhan
tuduhan palsu untuk menyingkirkan Ernst Rohm Bersama Reinhard Heydrich
sebagai kepala urusan keamanan SS. tuduhan tuduhan palsu mulai disiapkan dan
Bukti bukti siap digunakan. sehingga pada tanggal 24 Juni 1934 mulai terdengar
kabar bahwa Ernst Rohm mempersiapkan usaha kudeta terhadap Hitler. Rohm
berusaha menggulingkan Hitler, dengan menggunakan kekuatan massa bersenjata
dari Pasukan Badai. Bukti-bukti kuat mulai ditemukan, dalam sebuah
pengeledahan di Kantor Pusat Pasukan Badai ditemukan uang sebesar 12 juta
Reichsmark yang diduga didanai oleh Perancis. Uang yang ditemukan akan
62
Alan Bullock,opcit, hlm 289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
digunakan oleh Ernst Rohm dalam usaha kudeta terhadap Hitler.63
Adanya bukti
diatas, membuat Hitler dan para elit partai seperti: Goering, Himmler dan,
Heydrich menganggap uang yang ditemukan sebagai bukti kuat akan usaha
kudeta. Mereka mengambil tindakan untuk menyingkirkan Rohm dan koleganya
di Pasukan Badai.
Pasukan yang terlibat dalam usaha Rohm Putch mulai dibentuk, dimana
Himmler sebagai Reichfuher SS memiliki peranan penting. Pasukan yang
digunakan untuk menyingkirkan Rohm, sebagian besar berada dibawah komando
SS dan sisanya berasal dari satuan polisi khusus dibawah komando kepolisian
Jerman.64
Hitler telah berupaya untuk meredam usaha Rohm dalam
mendengungkan kembali usaha untuk “ Revolusi kedua”. Melalui pertemuan
yang dilakukan dengan Rohm, Hitler mengupayakan untuk tidak mendengungkan
kembali usaha revolusi kedua, dikarenakan ditakutkan akan mengancam
kedudukan Hitler dan Nazi di panggung politik Jerman.65
Rohm beranggapan usaha yang dilakukan oleh Hitler tidak akan
menghalanginya, dalam menggelorakan kembali gagasan untuk revolusi kedua.
Kegagalan pembicaraa antara Hitler dan Rohm telah menjadi bukti kuat untuk
menyingkirkan Rohm dan mengurangi pengaruh Pasukan Badai. Hitler melihat
pertemuannya di hotel Ledere am See di wilayah Bad Weissee Munich pada
tanggal 30 Juni 1934 dengan petinggi Pasukan Badai sebagai kesempatan,
mengurangi pengaruh Pasukan Badai dan menyingkirkan Rohm. Gerakan
63
Richard J, Evans, The Coming of Third Reich, Penguin Books, London , 2003, Hlm 50-52 64
Ibid, Hlm 222 65
Alan Bullock, op cit, hlm 294
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuka untuk menyingkirkan Rohm dimulai, dengan surat perintah yang
dikeluarkan oleh Himmler. Isi dari surat perintah diatas memberikan instruksi
untuk pasukan yang terlibat dalam Rohm Putch, untuk siap siaga dan bersiap siap
melancarkan aksinya jika mendapat perintah selanjutnya.66
Hitler pada tanggal 31 Januari 1934 tiba di Pangkalan Udara Hangelar dekat
kota Bonn. Pada jam 10:10 pagi keluar perintah untuk menggerakan pasukan
untuk menyerang Pasukan Badai dan Rohm. Gerakan menyerang Pasukan Badai
dikenal dengan istilah Night of the Long Knives atau dalam bahasa Jerman dikenal
sebagai Nacht der langen Messer. Hitler sampai di hotel Bad Weissee pada pukul
6 pagi dan pasukan yang ada sudah mengelilingi gedung hotel tempat petinggi
Pasukan Badai menginap dan menunggu perintah selanjutnya untuk menyerang
dan menduduki hotel tersebut. Ketika waktu menunjukan pukul 7 pagi Hitler
memasuki gedung tersebut dan bersamaan pasukan yang ada menyerbu masuk
gedung hotel sambil menahan semua petinggi pasukan badai yang ada, dan
memerintahkan mereka untuk berkumpul dalam satu ruangan dan menunggu
perintah selanjutnya67
.
Ketika Hitler yang ikut dalam penangkapan terhadap Ernst rohm mengatakan
bahwa tindakan yang dilakukan Rohm untuk menggulingkan Hitler merupakan
tindakan pengkhianatan terbesar dalam sejarah Jerman.68
Dengan dugaan
pengkhianatan yang dirancang Rohm dan para petinggi Pasukan Badai akan
66
Idem 67
Diakses dari : https://www.allsaintsacademydunstable.org/wp-
content/uploads/2016/09/11how_did_the_night_of_the_long_knives.pdf pada tanggal 19 Juni 2019
pukul 16.45 Wib 68
Ibid, hlm 199.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
diancam dengan hukuman mati. Pada pukul 10 pagi tanggal 31 Januari
1934,Goering dan Himmler, menerima telephon dari Berlin yang dalam
percakapan berisi kata sandi “kolibri”, yang merupakan sinyal untuk memulai
melaksanakan hukuman mati terhadap para tahanan dari barak Lichterfelde . 69
Perintah untuk mengeksekusi para tahanan telah diterima oleh komandan satuan
SS dan Gestapo dilapangan maka para tahanan dibawa keluar dan diberikan
pengadilan singkat dan setelah selesai langsung dihadapkan kepada regu tembak
dan dieksekusi hari itu juga.
Tahanan yang merupakan para petinggi Pasukan Badai sebanyak 150 orang
berada di barak Lichterfelde. Sepp Dietrich yang merupakan komandan dari
satuan Leibstandarte SS Adolf Hitler, memerintahkan untuk dilaksanakan
hukuman tembak terhadap 150 orang petinggi Pasukan Badai. Sesudah
dilaksanakan peradilan secara singkat maka setiap kelompok yang terdiri dari 5
orang dibawa menuju tempat eksekusi yang berada tembok selatan barak dan
dieksekusi. Di penjara Stadelheim komandan SS dan Gestapo yang berada di
penjara tersebut langsung memberikan perintah kepada anak buah mereka untuk
bersiap dalam membentuk regu penembak.
Di penjara Stadelheim terdapat 6 orang petinggi Pasukan Badai dimana 5
orang merupakan, perwira tinggi dengan pangkat Jenderal yang dalam bahasa
Jerman dikenal sebagai SA-Obergruppenführer dan seorang merupakan perwira
69
Ibid, hlm 197.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menengah dengan pangkat Kolonel atau SA-Standartenführer70
. Perintah untuk
hukuman diterima oleh pimpinan satuan yang ada di penjara Stadhelm, kemudian
dieksekusi di lapangan dekat penjara dengan regu tembak yang terdiri dari satuan
SS dan Gestapo. Rohm yang saat itu berada di penjara bersama 6 petinggi
Pasukan Badai, dihadapkan pada pengadilan singkat dengan dakwaan menjadi
otak dari usaha penggulingan kekuasaan Hitler dan memberikan hukuman mati
kepada Rohm. Tewasnya Rohm dan para petinggi Pasukan Badai membuat Hitler
merasa aman sehingga ia memegang kendali mutlak terhadap Jerman tanpa ada
gangguan dari penentangnya
4. Pembersihan Lawan Politik Diluar Partai Nazi.
Hitler dalam memantapkan posisinya sebagai penguasa tunggal di Jerman
melakukan pembersihan lawan politik diluar partai Nazi. Dimana Hitler berupaya
membuat seluruh lapisan masyarakat di Jerman mendukung semua kebijakan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah. Pada awalnya tidak semua lapisan masyarakat
bersatu padu dalam mendukung semua kebijakan yang dirancang dan dikeluarkan
oleh Hitler. Banyak pertentangan yang didapatkan oleh pemerintah dalam
menetapkan sebuah kebijakan yang mengatur tentang dekret Presiden Reich untuk
Perlindungan Bangsa dan Negara. Pihak oposisi melihat dekret yang dikeluarkan
oleh pemerintah dibawah pimpinan Hitler, menggunakan kewenangan yang ada
secara semena-mena dan membatasi kebebasan dalam masyarakat. Partai
Komunis Jerman melihat upaya Hitler dan Nazi dalam dekret Perlindungan
Bangsa dan Negara sebagai upaya untuk menciptakan sebuah pemerintahan
70
Louis.L,Snyder , Encyclopedia of Third Reich, Wordswords Edition, Mackays of Chatnan, New
York, 1998 , hlm 304.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
model fasis di Jerman.
Peristiwa Beer Hall Putch yang menjadi kegagalan usaha kudeta Nazi
menjadi salah satu peristiwa yang tidak akan dilupakan oleh Hitler. Dalam
peristiwa itu hakim Gustav von Kahr yang menjadi hakim penuntut yang
memberikan hukuman 12 bulan penjara bagi Hitler. Hakim Gustav von Kahr juga
membuat Nazi menjadi partai yang dilarang oleh pemerintah Jerman dengan
alasan ikut dalam usaha kudeta tahun 192371
. Hitler berusaha untuk
menyingkirkan Gustav von Kahr sebagai upaya balas dendam akibat keputusan
yang dibuat dalam peradilan tahun 1923. Partai Komunis Jerman juga mengalami
hal yang sama seperti yang dialami oleh Gustav von Kahr, banyak pemimpin dari
Partai Komunis Jerman yang dimasukan kedalam penjara akibat dugaan
keterlibatan dalam usaha pembakaran Reichstag tahun 1934. Hitler berupaya
untuk menekan segala oposisi dari partai politik yang ada di Jerman, sehingga
Nazi dapat memposisikan diri sebagai partai tunggal di Jerman.
Jenderal Kurt Ferdinand Friedrich Hermann von Schleicher yang menjadi
Kanselir terakhir dari Republik Weimar juga disingkirkan oleh Hitler. Hitler
melihat Jenderal von Schleicher sebagai penghalang dalam usaha mencapai posisi
Kanselir Jerman, dikarenakan Presiden Hindenburg memilih Jenderal von
Schleicher sebagai Kanselir bukan memilih Hitler sebagai Kanselir dikarenakan
ketidaksenangan dengan cara yang digunakan partai Nazi dalam memimpin
Jerman. Jenderal von Schleicher menjabat posisi Kanselir tidak bertahan lama,
dikarenakan Hitler menggunakan mayoritas suara yang ada di Reichstag sebagai
71
William L.Shirer, op cit, hlm 68-70.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
cara untuk mendudukan ia sebagai Kanselir Jerman. Hitler menggunakan
kekuatan SS sebagai eksekutor rencana pembunuhan terhadap Jenderal von
Schleicher. Pada tanggal 30 Juni tahun 1934 SS memasuki rumah Jenderal von
Schleicher yang berada diluar kota Berlin dan langsung menembak dirinya
didepan rumahnya.72
Jenderal Ferdinand von Bredow juga disingkirkan oleh
Hitler, atas dugaan keterlibatan usaha mengembalikan Jenderal von Schleicher
sebagai Kanselir Jerman. Jenderal von Berdow yang menjadi kepala urusan
intelejen AD atau Abwehr, diduga akan mengadakan percobaan kudeta terhadap
Hitler bersama Jenderal von Schleicher dengan menggunakan kekuatan anti Nazi
dalam AD Jerman. Hitler yang mempunyai ketakutan akan ancama kudeta menilai
perlu menyingkirkan Jenderal von Berdow dari AD Jerman, sehingga merancang
usaha pembunuhan agar tidak menjadi ancaman dikemudian hari bagi Hitler.
Tanggal 30 Juni menjadi hari terakhir bagi Jenderal Ferdinand von Bredow,
dikarenakan saat itu juga ia ditembak mati oleh satuan pengawal pribadi Hitler
atau Leibstandarte SS Adolf Hitler di hotel Adlon Berlin.
Pihak Partai Katolik Jerman juga menjadi target yang disingkirkan oleh Hitler
dikarenakan, partai tersebut menjadi salah satu pihak yang selalu mengkritik
kebijakan yang disusun oleh Hitler. Pemimpin partai Katolik yaitu Erich Klausser
yang bekerja untuk Kementerian Komunikasi telah lama menjadi target
penangkapan dari pihak Gestapo73
, dikarenakan ia mengkritik kebijakan Hitler
yang berusaha untuk membatasi kegiatan komunikasi yang ada dalam pasal 114
dari Dekret Perlindungan Bangsa dan Negara. Tanggal 30 Juni tahun 1934
72
Ibid, hlm 223-234. 73
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pasukan SS memasuki ruang kerja milik Erich Klausser dan menggeledah seluruh
ruangan dan langsung mengangkapnya. Banyak pihak yang telah disingkirkan
oleh Hitler sehingga semua yang dianggap melawan setiap kebijakan akan hilang,
dan tidak ada lagi yang menentang setiap kebijakan yang diambil. Keberhasilan
Hitler dalam menyingkrikan lawan politik diluar partai Nazi menjadi awal
kekuasaan mutlak, sehingga Hitler menjadi penguasa tunggal di Jerman dan tidak
ada seorang atau partai yang akan melawan segala kebijakannya.
B. Kebijakan Ekonomi Jerman Masa Hitler
1. Pembangunan Ekonomi Masa Hitler
Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia Pertama membuat keadaaan ekonomi
dalam negeri menjadi buruk, dikarenakan Jerman harus membayar segala
kerugian yang ditimbulkan selama Perang Dunia Pertama. Dalam Perjanjian
Versaille Jerman diharuskan membayar biaya kerugian sebesar 26 Miliar
Reichsmark dengan kewajiban pembayaran dilakukan selama 10 tahun. Jerman
setiap tahun diharuskan membayar kerugian sebesar 2,6 Miliar Reichsmark
kepada pihak Sekutu, jumlah tersebut membuat ekonomi Jerman semakin
memburuk dikarenakan semua uang yang dimiliki oleh pemerintah digunakan
untuk membayar kerugian perang Sekutu. Tahun 1921 Sekutu membentuk sebuah
komisi74
yang mempunyai tugas untuk memastikan Jerman agar tetap
membayarkan biaya ganti rugi sesuai yang ada dalam Perjanjian Versailles.
Komisi yang dibentuk oleh sekutu membuat kebijakan dimana memberikan
jumlah ganti rugi kerugian perang yang disepakati, dimana dalam kebijakan yang
74
Komisi yang dimaksud adalah Komisi Pembayaran kerugian Perang atau Allied
Reparation Commission.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
diambil Jerman di wajibkan kembali membayar total kerugian sebesar 123 Miliar
reichsmark dimana dari total kerugian selama Perang Dunia Pertama Perancis
mendapatkan 52 persen dan Inggris mendapatkan 22 persen75
dari total kerugian
yang ada. Perancis mendapatkan jumlah terbesar dari total kerugian yang wajib
dibayarkan Jerman, dikarenakan Perancis menderita kerugian yang paling parah
selama Perang Dunia Pertama sehingga membuat pemerintahan Perancis dibawah
Georges Clemenceau setuju dengan nilai dari total ganti rugi yang dibayarkan
oleh Jerman.
Jerman mengalami kemunduran ekonomi akibat pembayaran biaya kerugian
perang kepada Sekutu, harus mengalami kembali krisis ekonomi akibat jatuhnya
saham di Bursa saham Wallstreet, yang menyebabkan pengangguran menjadi
masalah bagi pemerintah. Pengangguran yang mencapai 6 juta orang merupakan
angka yang sangat besar. Mengingat banyak perbankan yang bangkrut akibat
Amerika Serikat menarik uang yang dipinjam oleh bank Jerman yang dikenal
sebagai Rencana Dawes pada tahun 1928.76
Dengan sektor perbankan yang
mengalami kebangkrutan, banyak warga menengah Jerman juga terdampak dari
krisis tersebut sehingga mengakibatkan banyak uang mereka yang tidak data
ditarik secara tunai. Kondisi ekonomi menjelang tahun 1933 yang memburuk
menjadi salah satu faktor yang berhasil mengangkat Hitler menuju panggung
kekuasaan di Jerman.
Pada tanggal 30 Januari 1933, merupakan tanggal Hitler diangkat sebagai
75
Hans. Joachim Brau, The German Economy in Twenty Century, London, Routledge Publisher,
1990 hlm 34 76
Diakses dari https://www.loc.gov/law/help/us-treaties/bevans/m-ust000002-0504.pdf pada
tanggal 5 September 2019 pukul 12.25 Wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Kanselir. Kepemimpinan Hitler mengupayakan perbaikan ekonomi Jerman
melalui Kementerian ekonomi yang dipegang oleh Hjalmar Horace Greeley
Schacht. Menteri Hjalmal Schact berhasil menghapus pengangguran di Jerman,
dengan menciptakan berbagai proyek yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti
proyek pembangunan Autobahn dan proyek persenjataan-kembali militer Jerman.
Hitler melihat banyak perusahaan besar Jerman dimiliki oleh orang Jerman
keturunan Yahudi, sehingga untuk mendapatkan uang Hitler berusaha
menasionaliasikan seluruh perusahaan yang dimilik oleh orang Yahudi Jerman dan
uang yang didapat digunakan sebagai dana dalam membangun kembali kondisi
ekonomi Jerman.
Hitler Berupaya untuk mengembalikan keadaan ekonomi Jerman seperti
sebelum Perang, dimana ia mengeluarkan konsep rencana pembangunan empat
tahun yang dikenal sebagai Four Years Plan.. Rencana Four Years Plan
dirancang oleh Hitler ketika bulan Agustus 1936 ketika mengadakan rapat
bersama menteri Ekonomi Hjalmal Schact , Hitler melihat kondisi Jerman yang
masih terbayang-bayang keadaan Depresi tahun 1929. Dalam rencana Four Years
Plan menekankan pada perbaikan kondisi industri Jerman yang mengalami
kemunduran akibat Depresi tahun 1929, hal ini dikarenakan banyak Industri di
Jerman yang bangkrut karena modal yang dimiliki ditarik oleh Amerika Serikat
untuk mengamankan kondisi ekonomi negara tersebut.77
Pembangunan dalam negeri bertujuan untuk mengurangi jumlah
pengangguran yang ada di Jerman menjadi salah satu kebijakan yang ada dalam
77
Hans. Joachim Brau, op cit, hlm 85-86.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
rencana Four Years Plan. Dalam dengan pekerjaan yang melibatkan banyak
tenaga akan menyerap banyak penggangguran yang ada sehingga dapat
menciptakan lapangan kerja baru. Proyek-proyek pembangunan masa Hitler
membawa Jerman ke dalam keadaan tenaga kerja penuh. Rakyat mendapat
pekerjaan dan penghasilan sehingga mereka dapat membeli makanan78
,
persenjataan-kembali juga menghapus rasa malu rakyat Jerman karena telah
menyerah di Perang Dunia I. Keberhasilan pembangunan ekonomi Jerman masa
Hitler dibuktikan dengan adanya perbaikan dalam sektor ekonomi dalam negeri
yang dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 2. Statistik Perbaikan Ekonomi Jerman tahun 1932-193879
Tahun 1928 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938
Pendapatan Domestik
Bruto80
89.5 57.6 59.1 66.5 74.4 82.6 93.2 104.5
Pendapatan Nasional 75.4 45.2 46.5 52.8 59.1 65.8 73.8 82.1
2. Kebijakan Perindustrian masa Hitler
Industri Jerman yang sempat terpuruk akibat krisis ekonomi tahun 1929
yang memerlukan bantuan dari pemerintah dalam mengupayakan bangkitnya
ekonomi Jerman. Membuat Hitler berupaya untuk meningkatkan kembali
kapasitas industri Jerman menjadi kapasitas produksi massal. Industri-industri
Jerman yang sedang mengalami peningkatan kapasitas produksi, setelah naiknya
Hitler ke tampuk kekuasaan di Jerman memerlukan pasokan minyak bumi sebagai
78
R.J.Overy , op.cit, hlm 23-24. 79
Richard O. Overy, The Nazi Economic Recovery 1932-1938, Hampshire , Macmillan Education
Ltd, 1972, hlm 29 80
Dalam Miliar Reichmarks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
salah satu penggerak industri. Ketersediaan sumber sumber minyak minim di
Jerman membuat pemerintah berupaya untuk mengamankan ketersediaan pasokan
minyak bumi, dapat diolah menjadi bahan bakar kendaraan bermotor untuk
mencukupi kebutuhan industri maupun kebutuhan masyarakat.
Salah satu program yang dilakukan pemerintah dalam mengamankan
ketersediaan minyak bumi bagi Industri, dengan mengimpor minyak dari negara
negara penghasil minyak seperti: Uni Soviet, Amerika Serikat dan negara negara
dikawasan Amerika Latin.81
Pemerintah melakukan impor minyak bumi untuk
mencukupi 85 persen kebutuhan minyak bumi dalam negeri Jerman, dikarenakan
minimnya ketersedian sumber minyak dari dalam negeri yang hanya bisa
mencukupi 15 persen kebutuhan dalam negeri. Tidak hanya mengandalkan
mengimpor dari luar negeri, pemerintah Jerman bekerja sama dengan berbagai
perusahaan kimia Jerman, untuk melakukan pembuatan bahan bakar sintetis82
dikarenakan terbatasnya ketersediaan sumber minyak dalam negeri Jerman.
Masa Hitler pemerintah Jerman melakukan kontrol yang ketat terhadap
industri pengolahan biji besi, yang mempunyai kedudukan strategis dalam upaya
mempersiapakan diri jika terjadi perang. Dikarenakan olahan dari industri biji besi
berwujud lembaran besi maka dapat digunakan untuk industri pertahanan yang
81
Ibid. hlm 753 82
Sebuah perusahaan yang berbasis di Jerman, bernama Sunfire GmbH telah menemukan cara
untuk membuat bahan bakar sintetis dari air. Para ilmuwan tersebut telah berhasil mencampurkan
unsur air (H2O) dengan karbon dioksida (CO2) yang kemudian mengubahnya menjadi
hidrokarbon cair yang merupakan bahan dasar untuk membuat bahan bakar sintetis seperti solar,
kerosin dan bensin Dengan melalui proses Fischer-Tropsch yakni sebuah proses kumpulan reaksi
kimia yang mengubah campuran karbon monoksida dan hidrogen menjadi hidrokarbon cair, dalam
demonstrasinya para ilmuwan itu mampu menghasilkan bahan bakar sintetis yang dapat digunakan
untuk menjalan kendaraan dan mesin. Sumber : https://dailysocial.id/post/ilmuwan-jerman-
mampu-mengubah-air-menjadi-bahan-bakar-sintetis diakses tanggal 20 April 2019 pukul 12.00
Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
digunakan untuk membuat kendaraan lapis baja, membuat senjata baik senjata
ringan mapun senjata berat. Cara diatas dipakai pemerintah agar dalam
mengupayakan ,terpenuhinya target untuk 10 juta ton hasil olahan bijih besi dapat
terpenuhi, hal diatas dilakukan pemerintah dikarenakan situasi luar negeri yang
semakin tidak memihak kepada Jerman dan kebutuhan untuk industri pertahanan
dalam mempersiapkan diri dari kemungkinan pecahnya perang baru.
Pemerintah Jerman masa Hitler, mengupayakan perbaikan kembali industri-
industri yang bangkrut akibat krisis Wall Street. Salah satu industri yang menjadi
fokus pemerintah adalah industri pengolahan besi, hal ini didasarkan dengan
ketersediaan tambang tambang bijih besi yang ada di Jerman minim untuk
mencukupi kebutuhan dalam negeri. Melihat tambang biji besi di wilayah
Rhineland masih diduduki oleh Perancis sebagian besar bahan baku bijih besi
harus didatangkan dari luar negeri. Dimana hampir 70 persen sumber didatangkan
dari tambang tambang bijih besi yang ada di Swedia dan 10 persen didatangkan
dari wilayah Spanyol, Norwegia83
. Selain mengandalkan Norwegia, 10 persen
bahan baku tersebut berasal dari tambang tambang bijih besi yang berada di
wilayah Jerman, dengan tambang Salzgitter field di wilayah Hanover yang ada di
wilayah Jerman.
Pemerintah di masa Hitler industri otomotif mengalami perkembangan
yang signifikan, ditandai dengan program pemerintah yang dikenal sebagai
Motoriseriung dimana seluruh hasil pabrikan industri otomotif dapat dijangkau
oleh segala lapisan masyarakat Jerman. Industri otomotif Jerman diharapkan dapat
83
Ibid, hlm 752.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menciptakan kendaraan yang dapat diproduksi secara massal. Kendaraan yang
dapat diproduksi secara massal maka harga produksi dapat ditekan sehingga harga
produk hasil industri otomotif Jerman dapat dijangkau oleh masyarakat dan dapat
bersaing dengan kemampuan produksi massal kendaraan dari negara lain . Dapat
dilihat dari tabel mengenai kemampuan produksi massal kendaran hasil pabrikan
otootif Jerman tertinggal jauh dibandingan dengan negara lain.
Tabel 3. Produksi Kendaraan Bermotor Negara-Negara di dunia tahun 1933-
193884
Negara 1933 1934 1935 1936 1937 1938
Kanada 65.000 117.000 173.000 162.000 207.000 166.000
Perancis 189.000 181.000 165.000 204.000 201.000 227.000
Jerman 118.000 186.000 248.000 303.000 331.000 340.000
Italia 40.000 45.000 48.000 45.000 71.000 61.000
Inggris 286.000 342.000 404.000 461.000 507.000 447.000
Amerika
Serikat 1.920.000 2.753.000 3.956.000 4.454.000 4.080.000 2.489.000
Melihat tabel diatas dapat kita ketahui bahwa perkembangan Industri
kendaran Jerman mulai berkembang, yang ditandai dengan dengan produksi
kendaran sebanyak 118.000 unit kendaraan pada tahun 1933 dan mulai mengalami
peningkatan dari tahun ketahun. Pada masa Hitler merancang konsep mobil rakyat
yang dapat diproduksi secara massal sehingga dapat dijangkau seluruh kalangan
masyarakat Jerman dengan harga dibawah 1000 Reichsmark dikenal sebagai
mobil rakyat atau Volkswagen. Volkswagen didirikan pada tahun 1937 oleh
Serikat Dagang Nazi, atau Deutsche Arbeitsfront juga terlibat dalam pembuatan
84
Richard. J. Overy, War and Economic in The Third Reich, London, Oxford University Press,
1982, hlm 71.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
konsep mobil rakyat. Beberapa pabrikan mobil membuat proyek mereka sendiri-
sendiri untuk konsep Mobil Rakyat, seperti Mercedes 170H, Adler AutoBahn,
Steyr 55, Hanomag 1.3L85
. Konsep mobil rakyat sebenarnya bukanlah tren baru,
karena Béla Barényi sudah tercatat sebagai pendesain pertama "Mobil Rakyat" di
pertengahan 1920-an di wilayah Chekoslovakia. Josef Ganz sendiri
mengembangkan Standard Superior sebagai awal dari mobil rakyat. Hans
Ledwinka yang merupakan seorang perancang mobil juga mengembangkan
proyek Tatra T77, mobil yang sangat populer di kalangan elit Jerman. Mobil
Tatra T77 menjadi semakin kecil dan harganya semakin terjangkau. Sampai
tahun 1933, banyak dari proyek mobil rakyat masih dalam pengembangan atau
produksi tahap awal. Adolf Hitler menyatakan akan membuat sebuah “Mobil
Rakyat” atau Volkswagen, Hitler menginginkan sebuah mobil standar
berkapasitas 2 dewasa dan 3 anak dan berkecepatan 100 km/jam. Mobil rakyat ini
nantinya akan tersedia bagi masyarakat Jerman dengan harga 990 Reichsmark,
sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masayarakat menengah dengan
pendapatan rata-rata penduduk sekitar 32 Reichsmark per minggu86
.
Insinyur yang terpilih untuk mengembangkan proyek mobil rakyat adalah Dr.
Ferdinand Porsche, Dr Porsche yang sudah menjadi desainer Mercedes 170H dan
juga pernah bekerja pada Steyr untuk beberapa saat akhir tahun 1929. Dr Porsche
membuka studio desain pertamanya, dan kemudian membuat proyek "Auto für
Jedermann" atau mobil untuk semua dengan NSU dan Zündapp, keduanya
85
Diakses dari https://kumpulan-ilmu-pengetahuan-umum.com/2017/06/sejarah-berdirinya-
perusahaan-mobil-volkswagen.html pada tanggal 21 April 2019 pukul 13.00 Wib 86
R.J.Overy , op.cit, hlm 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
merupakan pabrikan motor. Pada tanggal 22 Juni 1934 Dr. Ferdinand Porsche
setuju untuk mewujudkan konsep mobil rakyat untuk Hitler, dengan mengubah
rancangan bentuk mobil serta efisiensi bahan bakar.mobil rakyat yang digagas
oleh Dr Porche dirancang agar mempunyai ketahanan terhadap medan jalan tanah,
penggunaan mudah, dan suku cadang yang murah dan efisien. Pada skema
bantuan yang diberikan pemerintah pada rakyat Jerman, terdapat kata-kata "Fünf
Mark die Woche musst Du sparen, willst Du im eigenen Wagen fahre” atau Lima
Marks per Minggu harus kamu simpan, jika kamu mau mengendarai Mobil
Milikmu Sendiri.87
3. Revitaliasasi Pertanian masa Hitler
Bidang pertanian juga tidak luput dari perhatian pemerintahan masa Hitler,
dikarenakan pertanian merupakan urusan yang penting berkaitan dengan
kesejahteraan masyarakat. Jika pertanian kuat, maka harga harga produk pertanian
dapat dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat. Melihat jumlah pengangguran
yang besar di Jerman akibat krisis ekonomi dunia tahun 1929, membuat bidang
pertanian dapat menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang besar, hal ini
dibuktikan dari jumlah pengangguran ditahun 1933 berjumlah 238.000 orang
menurun menjadi 66.000 orang ditahun 1934.
Penurunan angka pengangguran dikarenakan dibidang pertanian menyediakan
banyak pekerjaan antara lain: membuka lahan pertanian baru, bekerja dalam
industri pengolahan hasil hasil produk pertanian seperti pengolahan susu sapi.
Pengolahan hasil pertanian bahan konsumsi seperti olahan gandum dan barley
87
Diakses dari https://www.biography.com/business-figure/ferdinand-porsche pada tanggal 22
April 2019 pukul 11.00 Wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
juga dimaksudkan akan menyerap banyak tenaga kerja, sehingga dapat
memberikan banyak lapangan kerja baru. Untuk mengurusi perbaikan dibidang
pertanian tersebut pemerintah membentuk sebuah lembaga bernama, Lembaga
Urusan Pangan dan Pertanian dalam bahasa Jerman dikenal sebagai
Reichsnahrstand88
. Lembaga urusan pertanian bertugas untuk mengurusi urusan
pertanian, lembaga tersebut tidak hanya berfokus pada perbaikan bidang pertanian
tetapi juga mempunyai fungsi mengatur untuk menentukan pemasaran hasil hasil
usaha pertanian dan menentukan batasan harga terbawah dan teratas dari hasil
produksi pertanian.89
Dalam Industri pertanian banyak memperkerjakan pengangguran sehingga
menyerap pengangguran yang ada di Jerman. Walther Darré yang ditunjuk sebagai
menteri Pertanian merancang usaha untuk meningkatkan produktifitas lahan
pertanian di Jerman, dimana menteri Walther Darré mengeluarkan sebuah
kebijakan yuntuk menciptakan lumbung lumbung pangan baru di Jerman. Di
Jerman masa Hitler lumbung yang ada di Jerman berjumlah 600,000 lumbung
dengan rata rata luas sebuah lumbung seluas 7.5 sampai 125 hektar90
, dengan
banyaknya lumbung yang ada di Jerman membuat para petani dapat menyimpan
semua hasil panen yang didapat sehingga dapat mencukupi kebutuhan pertanian
tanpa harus mengadakan impor dari luar negeri. Pemerintah juga melakukan
kebijakan untuk bantuan terhadap para petani agar dapat lebih produktif dalam
mengolah lahan pertanian.
Pemerintah memberikan bantuan berupa harga pupuk yang murah agar semua
88
R.J.Overy, op.cit, hlm 15-16 89
Hajo. Holborn, op.cit, hlm 733-734 90
Hans. Joachim Brau, op cit, hlm 98.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
petani dapat mengakses pupuk yang dibuat pemerintah, sehingga bermanfaat
dalam meningkatkan kapasitas pertanian di Jerman. Lembaga Urusan Pangan dan
Pertanian dalam bahasa Jerman dikenal sebagai Reichsnahrstand juga mengelola
persediaan hasil produksi pertanian dari petani, harga bahan pangan yang ada
dipasar juga berada dibawah kendali lembagai ini dikarenakan ditakutkan akan
terjadi permainan harga oleh pengusaha yang akhirnya merugikan petani 91
.
Pemerintahan masa Hitler berupaya mengoptimalkan segala kebutuhan akan
bahas pangan dengan mengandalkan pasokan dalam negeri, hal ini disebabkan
ketika terjadi perang sumber pertanian yang ada dapat digunakan untuk
mencukupi kebutuhan masa perang. Bahan baku pertanian merupakan salah satu
kebutuhan yang harus diamankan jika ingin melakukan perang, hal ini menjadi
penting dikarenakan sebuah negara tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan
maka akan terjadi kekurangan pangan jika terjadi blokade yang dilakukan oleh
musuh. Prajurit yang ada dilapangan juga memerlukan persediaan bahan pangan
untuk mencukupi kebutuhan selama berperang, sehingga perlunya kerjasama yang
baik antara petani dengan pemerintah dalam mempersiapkan segala kebutuhan
pangan dalam usaha mempersiapkan perang yang akan dimulai.
4. Kebijakan Perdagangan Masa Hitler
Perdagangan menjadi salah satu bidang yang menjadi perhatian Hitler dalam
usaha memperbaiki keadaan ekonomi Jerman, dimana dalam perdagangan dapat
menambah pendapatan negara dengan cara menjual barang yang diproduksi di
dalam negeri. Perkembangan industry dalam negeri Jerman yang mengalami
91
Heinrich E, Freidlaeder , Jacob Oser, Economic History Of Modern Europe, Englewoods Clift,
Prentice Hall Inc, 1953, hlm 387.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
peningkatan setelah naiknya Hitler memerlukan tempat pemasaran bagi hasil
industri yang ada. Banyak negara di Eropa yang menggunakan hasil produksi
industri Jerman, dimana sebagai besar barang yang diminati adalah hasil olehan
industry berat seperti kendaraan dan mesin mesin berat.
Tidak hanya negara-negara di kawasan Eropa saja yang menjadi sasaran
dari produk hasil industri Jerman, wilayah Asia dan Afrika juga tidak luput
menjadi tempat pemasaran hasil-hasil pabrikan industri Jerman. Kebijakan
perdagangan menjadi salah satu kebutuhan yang penting dalam rangka
memperbaiki keadaan perekonomian Jerman, hal ini dikarenakan kondisi Jerman
yang masih terpuruk akibat dampak dari jatuhnya bursa saham Wallstreet
membawa kemunduran ekonomi bagi Jerman. Dalam Program Pembangunan lima
tahun yang dirancang oleh menteri Schact, memberikan bantuan keuangan kepada
para pengusaha baik pengusaha besar maupun kecil agar dapat kembali
memproduksi kembali barang barang kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen.
Salah satu kebijakan yang diambil adalah menggerakan kembali industri-industri
berat yang mempunyai kualitas ekspor yang diminati konsumen luar negeri
sehingga dapat menambah devisa pemasukan negara melalui ekspor.
Pemerintah Jerman masa Hitler berupaya menggunakan perdagangan
internasional dimana hal ini dilakukan engan menjual hasil hasil produksi baik
produksi industri-industri berat maupun industry ringan. Jerman menawarkan
produk hasil industry dalam negeri kepada pemerintah negara lain, sehingga akan
terjadi kegiatan ekspor dan import antara Jerman dengan negara lain . Di banyak
negara, perdagangan Internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
meningkatkan GDP (Gross Domestic Product) yang akan menambah pemasukan
dalam negeri dalam mengupayakan terciptanya kemakmuran bagi masayarakat
Jerman.92
Barang barang yang diekspor kenegara-negara di kawasan Eropa, Asia dan
Afrika tidak hanya berupa hasil hasil industry berat saja tetapi juga Jerman
mengekspor hasil industri persenjataan kepada banyak negara di kawasan Eropa
dan Amerika Latin. Banyak negara-negara dikawasan Amerika Latin seperti Chile,
Argentina, Bolivia menggunakan senjata dari pabrikan Krupp dan Mauser, dimana
banyak kesatuan-kesatuan Infanteri yang menggunakan senapan Mauser model
1898 mendapatkan bantuan pembinaan militer dari Jerman dalam kurun 1911-
1914. Jerman menggunakan wilayah wilayah di Amerika Latin sebagai salah satu
pasar yang menjanjikan dalam menjual produk- produk industri Jerman selain
mengandalkan ekspor persenjataan93
.
Sebagai contoh kerjsama perdagangan Jerman dengan Chile telah terjalin
sejak lama dibuktikan pada tahun 1885, dimana Jerman membangun pabrikan
senjata di wilayah Santiago yang menjadi titik awal kerjasama antara Jerman dan
Chile dan Hitler berupaya untuk kembali menggiatkan kegiatan ekspor dan import
dengan sasaran kawasan Amerika Latin.94
Jerman tidak hnya mengandalkan
wilayah Amerika Latin sebagai tempat untuk memasarkan hasil industry Jerman
yang sedang berkembang, wilayah Asia juga mulai mendapatkan perhatian dari
Jerman dalam usaha mendapatkan pasar untuk pemasaran hasil produksi dalam
92
Diakses dari : https://www.jurnal.id/id/blog/2017-5-tujuan-perdagangan-internasional-yang-
perlu-anda-ketahui/ tanggal 4 November 2019 pukul 13.07 Wib. 93
Richard. J, Overy, op cit, hlm 185-186. 94
William. F. Sager dan Holger.H, Herwing, The Prussianization of Chilean Army, Nebrasaka,
Nebraska University Press, 1999, Hlm 25-26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
negeri seperti Jepang, China yang mempunyai potensi sebagai mitra dagang
dengan Jerman. Turki menjadi salah satu wilayah yang menjadi tujuan ekspor
Jerman, dimana Turki membutuhkan peralatan berat seperti mesin-mesin untuk
menggerakan industri dalam negeri agar terjadi pemerataan ekonomi. Ekspor
Jerman ke Turki berupa kendaraan-kendaraan ringan seperti mobil, mesin mesin
industry, dan pokok ekspor Jerman adalah hasil industri pertahanan seperti senjata
ringan berupa senjata pabrikan Mauser dan Artileri medan untuk pertahanan
wilayah selat Dardannels95
Dapat dilihat dari perkembangan kegiatan perdagangan luar negeri Jerman sebagai
berikut :
Tabel 4. Statistik Perdagangan Jerman 1928-193896
Tahun 1928 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938
Ekspor97
12.3 5.7 4.9 4.2 4.3 4.8 5.9 5.3
Impor 14 4.7 4.2 4.5 4.5 4.2 5.5 5.4
Keseimbangan
Perdagangan -1.7 1 0.7 -0.3 0.1 0.6 0.4 -0.1
Ekspor Jerman ke Turki mencapai total 36 % dari total ekspor tahun 1937,
sehingga dapat kita ketahui bahwa kerjasama perdagangan Jerman dan Turki
menjadi tujuan ekspor utama dari hasil pabrikan Jerman tahun 193798
. Wilayah
Afrika juga tidak luput dari perhatian Jerman dimana negara Nigeria menjadi
salah satu wilayah yang menjadi pasar potensial bagi hasil pabrikan dalam negeri
Jerman, dimana ekspor Jerman ke wilayah Nigeria mencapai total 15 % dari totasl
95
Michael Freedman, op cit, hlm. 130. 9696
R.J,Overy, op.cit, hlm 30. 97
Dalam Miliar Reichmarks 98
Ibid. hlm 131.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
keseluruhan ekpor Jerman tahun 1937-1938.
Barang-barang yang diperdagangkan ke wilayah Nigeria sebagaian besar
berupa hasil industri Jerman seperti kendaraan ringan, pakaian dan hasil olahan
pertanian Jerman. 99
Jerman juga melakukan kagian import dimana mendatangkan
barang yang akan digunakan dalam kegiatan produksi, dimana Jerman
mengimport minyak bumi dari Rumania dalam rangkan mengamankan pasokan
bahan bakar untuk kebutuhan dalam negeri. Impor utama Jerman adalah minyak
bumi serta batubara hal ini diambil dikarenakan Jerman yang sedikit mempunyai
cadangan minyak bumi merasa tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan bahan
bakar untuk dalam negeri. Melihat Rumania sebagai salah satu penghasil minyak
bumi di kawasan Eropa Timur sebagai sumber ketersediaan minyak bagi Jerman.
Total impor yang dilakukan Jerman untuk mengamankan stok cadangan
minyak bumi serta batubara dari wilayah yang diduduki oleh Perancis mencapai
total 25 % dari keseluruh total impor dari tahun 1935. 100
biji besi juga menjadi
salah satu komoditas yang diimpor Jerman dikarenakan tambang biji besi yang
ada di wilayah Ruhr dan Rhineland berada di bawah pengawasan Perancis
sehingga, Hitler melihat kebutuhan akan biji besi menjadi penting dalam
mendukung berkembanganya industri Jerman, dimana impor biji besi dari
tambang di wilayah Skandinavia seperti Swedia dan Norwegia mencapai total
30 % dari total keseluruhan impor yang dilakukan oleh Jerman dari tahun 1935-
1938. Pasokan biji besi yag telah dim=impor oleh Jerman diolah menjadi
peralatan militer sperti Tank dan Persenjataan berat seperti Altileri medan yang
99
Idem. 100
Heinrich E. Freidlaeder dan Jacob Oser,op cit, hlm 400.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
akan digunakan oleh Jerman dalam serangan ke wilayah Polandia.
C. Kebijakan Pembangunan infrastruktur Masa Hitler
1. Pembangunan Jalan Raya atau Autobahn
Salah satu program pembangunan yang dirancang masa pemerintahan Hitler
adalah pembuatan jalan raya, dikenal sebagai Autobahnen yang termasuk dalam
proyek pembangunan infrastruktur, dengan nilai pembangunan sebesar 3 miliar
Reichsmark101
yang dianggarkan dari tahun 1933 sampai tahun 1939102
. Proyek
jalan raya mempunyai keuntungan, dikarenakan dengan program tersebut banyak
menyerap tenaga kerja, sehingga dapat menekan angka pengangguran yang cukup
tinggi akibat dari jatuhnya bursa saham Wall Street yang memperburuk kondisi
ekonomi Jerman. Pada 5 tahun pertama pemerintahan Hitler telah melaksanakan
proyek pembangunan jalan sepanjang 3000 Km, dan proyek perampungan
perbaikan jalan yang telah mencapai 1500 Km.
Kondisi jalan yang ada sudah tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan-
kendaraan berat seperti truk, sehingga pemerintah juga mengerjakan proyek
pembangunan jalan baru yang direncanakan sepanjang 2400 Km103
, jalan baru
yang dibuat pemerintah menghubungkan kota –kota besar dan pusat industri
seperti jalan penghubung wilayah Hannover sampai Dresden melewati Liepzig.
Wilayah di kawasan selatan Jerman seperti, Nuremberg sampai Munich telah 101
Jumlah 3 Miliar Reichsmark merupakan dana yang dianggarkan oleh pemerintah untuk proyek
pembangunan yang didapatkan dari menasionalisasikan industri yang dimiliki oleh orang yahudi.
Dari keseluruhan industri yang berhasil dinasionalisasikan pemerintah mendaatkan tambahan dana
sebesar 103 Miliar Reichsmark: dari R.J.Overy, Nazi Economic Recovery 1932-1938, hlm 40-43. 102
Hajo. Holborn, op.cit,hlm 750. 103
Michael Freedman , Dkk, Atlas Of Nazi Germany : A Political ,Economic and Social Economy,
New York, Longman Inc, 1995, hlm 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
terhubung melalui jalan raya yang dikerjakan oleh pemerintah. Wilayah utara
Jerman juga terdapat rangkaian jalan raya yang menghubungkan kota dan pusat
industri seperti Breslau. 104
2. Memperbaiki Sarana Rel Kereta Api Di Jerman
Jerman merupakan negara dengan jalur Kereta Api yang sibuk di Eropa. Jalur
kereta api yang dimiliki Jerman panjang jalur kereta api yang dikembangkan di
Uni Soviet. Jalur kereta sepanjang 54.000 Km yang dibangun pada tahun 1870
sampai tahun 1914 tepat sebelum pecahnya Perang Dunia Pertama. Jalur kereta
yang ada di Jerman menghubungan kota-kota besar diseluruh Jerman dapat
mendatangkan keuntungan bagi pemerintah. Pemerintah Jerman menggunakan
tiket serta biaya pengiriman barang menggunakan barang sebagai salah satu
pemasukan kas bagi pemerintah.105
Hitler saat menjabat sebagai Kanselir melihat
jawatan kereta api atau Deutsche Reichsbahn yang ada dapat digunakan sebagai
sarana peningkatan kapasitas ekonomi Jerman.
Pabrik pabrik besar seperti Krupp, MAN, yang merupakan pabrikan
persenjataan memerlukan kereta api sebagai sarana untuk mengirimkan bahan
mentah langsung menuju pabrik dan sebagai sarana pengiriman hasil persenjatan
langsung menuju depot milik militer Jerman. Penumpang juga dapat merasakan
manfaat dari adanya jalur kereta api yang ada, dengan adanya kereta api mobilitas
penduduk dari satu tempat ke tempat lain dapat terjadi secara cepat. Hitler
berupaya memanfaatkan seluruh jalur kereta api yang ada tidak hanya digunakan
untuk keperluan ekonomi saja, tetapi dapat digunakan dalam suasana perang
104
Michael Freedman, op cit, hlm 126-128. 105
Ibid, hlm 123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dimana dengan kereta api dapat mengangkut pasukan langsung kemedan
perang.106
Kementerian Transportasi atau Reichsverkehrsministerium dibawah pimpinan
Julius Heinrich Dorpmueller merencanakan merevitalisasi107
seluruh jalur kereta
api yang ada agar lebih efisien. Julius Heinrich Dorpmueller membentuk sebuah
lembaga yang mengurusi semua masalah perkeretaapian dan menjaga seluruh
jalur yang ada. Reichbahndirektionen merupakan lembaga yang berada dibawah
Kementerian Transportasi dengan tugas mengorganisasi seluruh masalah
perkeretapian yang meliputi, masalah mengatur pembuatan jalur kereta api baru
dan menjaga jalur yang ada. Jalur kereta yang berhasil direvitalisasi pada tahun
1935, sebanyak 68,738 Km jalur rel dan membangun jalur baru sepanjang 23,540
Km108
.
3. Pembangunan transportasi Udara Masa Hitler
Dalam Perjanjian Versailles Jerman tidak diperkenankan untuk memiliki
kesatuan Angkatan Udara serta pesawat termpur yang ada diserahkan kepada
pihak Sekutu. Jerman hanya diperkenankan untuk memiliki pesawat dengan
tujuan komersil, dimana hanya bertujuan untuk mengantarkan penumpang dan
surat surat saja. Pada tahun 1920 banyak bermunculan maskapai penerbangan
dengan rute dalam negeri maupun luar negeri, hal ini dapat terjadi dikarenakan
Jerman diperbolehkan untuk mengembangkan pesawat penumpang dengan
106
Idem. 107
Revitalisasi atau merevitalisasi merupakan proses, cara, perbuatan menghidupkan atau
menggiatkan kembali diakses dari https://kbbi.web.id/revitalisasi pada tanggal 2 Oktober 2019
pukul 11.25 Wib. 108
Diakses dari http://www.z-f-v.de/fileadmin/archiv/hefte---1954_1_2_3_4/1954-
2/ZfV_1954_Heft_2_Kittel-Deutsche_Reichsbahn_Gesellschaft.pdf pada tanggal 2 Oktober 2019
pukul 11.38 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kapasitas 8-10 orang penumpang. Dibuktikan pada tahun 1921 didirikan sebuah
maskapai penerbangan sipil dengan nama Llyod Luftdienst Gmbh, dimana
perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan yang mempunyai izin untuk
melakukan penerbangan sipil setelah penandatanganan perjanjian Versailles. Rute
penerbangan yang ditawarkan oleh Llyod Luftdienst Gmbh penerbangan antara
Berlin dan Bremen, dan pada tahun 1922 membuka rute penerbangan baru dengan
tujuan Vienna dan Budapest di Hungaria109
. Dengan berdirinya maskapai
penerbangan komersil pertama memberikan citra bahwa Jerman yang baru
merupakan negara yang mampu bergerak maju setelah kekalahan dalam Perang
Dunia Pertama. Kemampuan pengelolaan penerbangan sipil memberikan kesan
positif bagi industri penerbangan dalam negeri Jerman, sehingga dapat
memberikan citra baik bagi pertumbuhan ekonomi Jerman.
Pada tahun 1925 Pemerintah Jerman melakukan pengabungan berbagai
maskapai penerbangan sipil di Jerman, hal ini dilakukan oleh pemerintah agar
menjadi satu maskapai yang akan dikelola oleh pemerintah sehingga akan
mempermudah regulasi yang ada serta dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik lagi. Pada tanggal 6 Januari 1926 realisasi dari usaha pengabungan berbagai
maskapai selesai dibahas dan dibentuklah sebuah maskapai nasional yang diberi
nama Deutche Lufthansa110
, dimana dalam maskapai Lufthansa menjadi maskapai
milik pemerintah yang berada di dalam Kementerian urusaan Transportasi. Pada
tahun 1933 Lufthansa mengalami perkembangan yang pesat dimana, ditandai
dengan pesawat terbang komersil tipe Ju-52 mulai diproduksi secara massal agar
109
R.E.G. Davies, Lufthansa an Airliner and its Aircraft, London, Orion Publisher, 1991, hlm
19. 110
Ibid.hlm 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mencukupi kebutuhan pesawat baru dari Lufthansa.
Hitler melihat perkembangan dari Lufthansa sebagai upaya propaganda yang
berdampak pada kebanggaan dari masyarakat Jerman. Dibuktikan dengan
Lufthansa membuka rute penerbangan luar negeri dengan melintasi samudara
atlantik dengan tujuan Berlin dan wilayah Amerika Latin dengan singgah sebentar
di wilayah Kepulauan Azores. Penerbangan antara Berlin dan kawasan Amerika
Latin merupakan penerbangan Trans Atlantik yang berhasil dilakukan oleh Jerman
sehingga dapat mengangkat derajat industri Penerbangan Jerman dan dapat
digunakan sebagai sarana awal pembentukan satuan Angkatan Udara baru Jerman.
D. Dampak Pembangunan infrastruktur Masa Hitler
1. Dampak Ekonomi
a. Menciptakan lapangan kerja
Dalam sebuah proses pembangunan infrastruktur dibutuhkan berbagai
sumber daya untuk mengerjakannya. Baik itu sumber daya alam yang menjadi
bahan baku atau faktor pendukung pembangunan, maupun sumber daya manusia.
Selain keberadaannya sendiri, kebutuhan akan pengolahan sumber daya alam
memerlukan keterlibatan tenaga manusia, hal ini akan membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat Jerman. 111
Proyek Autobahn yang dirancang oleh
Hitler telah memperkerjakan sebanyak 125.000 orang dalam tahap pertama
pembangunannya. Hitler berupaya untuk setidaknya proyek Autobahn menyerap
111
Diakses dari https://www.dbs.com/indonesia-bh/blog/live-smart/bukan-hanya-untung-ini-
alasan-pembangunan-infrastruktur--penting.page pada tanggal 22 April 2019 pukul 14,21 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
tenaga kerja sebanyak 600.000 orang pada tahun 1933 dan bertambah menjadi
2.000.000 pada upaya penambahan ruas jalan raya di Jerman tahun 1935-1938112
.
Tabel 5. Jumlah Pengangguran di Jerman tahun 1933-1938113
Tahun 1928 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938
Jumlah
Pengangguran 114
1.4 5.6 4.8 2.7 2.2 1.6 0.9 0.4
Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa terjadi penurunan jumlah
peangguran yang ada di Jerman, penurunan dapat terjadi dikarenakan pemerintah
menyediakan banyak lapangan kerja yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Autobahn atau jalan raya serta memperbaiki kondisi jalur kereta api yang ada
menjadi salah satu kebijakan yang diambil oleh Hitler dalam rangka mengurangi
jumlah pengangguran yang ada.
b. Membantu pemerataan pertumbuhan ekonomi
Proyek Autobahn juga mempunyai keuntungan bagi pemerintah,
dikarenakan dari proyek tersebut dapat sangat terbantu pelaksanaan roda ekonomi
agar semakin berkembang bahkan kian pesat. Manfaat proyek Autobahn
mendatangkan manfaat lain seperti, pemerataan pembangunan menjadi jalan
keluar atau solusi yang akan dapat memberikan peningkatan kualitas
pembangunan. Pembangunan jalan raya sebagai bukti pemerataan yang sedang
dikembangkan untuk menambah tingkat pembangunan yang berkenaan dengan
112
Diakses dari https://www.iq.harvard.edu/files/iqss-harvard/files/11-13presentation.pdf pada
tanggal 9 Oktober 2019 pukul 13.45 Wib. 113
R.J.Overy, op.cit, hlm 29-30. 114
Dihitung berdasarkan satu juta orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
pemerataan ekonomi Jerman.
2. Dampak Militer
a. Jalur kereta api yang ada berguna dalam usaha mobilisasi tentara ketika
awal pecah perang dengan Polandia. Jalur kereta api yang ada dapat digunakan
untuk mengirimkan pasukan dengan cepat dan dapat membawa perbekalan yang
lengkap. Perbekalan seperti Tank dan Artileri juga dapat diangkut menggunakan
kereta api sehingga memudahakan mobilisasi kekuatan dalam mennyerang
kedudukan musuh. Kereta Api juga bisa membawa korban luka dari garis depan
dan langsung menuju rumah sakit terdekat, sehingga banyak tentara yang
mendapatkan pengobatan yang baik dan dapat kembali kegaris depan.
Perbekalan untuk Kesatuan Pembom dapat dikirim menggunakan kereta
dikarenakan galon - galon penuh bahan bakar pesawat lebih efisien dibawa
menggunakan kereta dibandingkan dengan menggunakan truk. Amunisi dan bom
untuk Angkatan Udara juga banyak dikirim langsung dari pabrikan di Jerman
menggunakan kereta barang langsung menuju garis depan dan dalam sekali
pengiriman sebanyak 300 ton amunisi serta bom dapat dikirimkan langsung
menuju lapangan terbang milik Jerman.
b. Lufthansa menjadi salah satu tempat yang dipilih untuk
membentuk kembali kekuatan udara Jerman, dikarenakan banyak pilot yang
mempunyai banyak pengalaman terbang selama menjadi pilot maskapai
Lufthansa. Pilot yang ada dalam maskapai Lufthansa menjadi modal awal
pembentukan kesatuan Angkatan Udara Jerman. Erhard Milch yang merupakan
Direktur pelaksana dari maskapai Lufthansa ditunjuk oleh Herman Goering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sebagai sekretaris utama dari Kementerian urusan Penerbangan atau
Reichsluftfahrtministerium. Goering melihat kapasitas dari Erhard Milch sebagai
direktur pelaksanan dari Lufthansa yang mempunyai admistrasi yang baik dalam
menyusun usaha Angkatan Udara baru.
c. Hitler melihat perlunya dibentuk konsep Angkatan Udara yang baru,
melihat industri penerbangan Jerman yang mengalami peningkatan setelah
program perbaikan Industri masa Hitler. Angkatan Udara Jerman yang dirancang
dengan dasar keperluan perkembangan Militer Jerman ketika naiknya Hitler,
sehingga dalam membentuk Angkatan Udara model baru diperlukan biaya serta
peralatan yang baik. Pemerintah Jerman mempersiapakan dana sebesar 10, 5
Miliar Reichsmark dalam pembentukan Angkatan Udara baru dan menggunakan
orang orang yang ada di dalam Lufthansa sebagai awal korps perwira Angkatan
Udara115
.
Jerman juga menggunakan bandara-bandara yang dekat dengan wilayah
Polandia seperti bandara di wilayah Prussia Timur dan Launburg sebagai basis
dari serangan udara yang dilancarkan tanggal 1 September 1939. Bandara bandara
yang ada mempunyai kru lapangan yang dapat bekerjasama dengan teknisi
Angkatan Udara Jerman dalam merawat dan memperbaiki pesawat yang rusak
selama berlangsungnya serangan Jerman ke Polandia.
d. Proyek jalan raya yang dirancang oleh Hitler mempunyai banyak manfaat
bagi usaha Jerman dalam menyerang Polandia pada tahun 1939. Dengan jalan
yang sudah terhubung denan baik akan memudahkan Jerman untuk menggerakan
115
Francis Crosby, Luftwaffe in World War II, South Yorkshire, Pen & Sword Inc, 2005, Hlm 7-
10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tentara dari satu wilayah ke wilayah lainya dengan cepat, ditambah dengan
kebijakan Motoriseriung yang menambah jumlah kendaraan yang ada di Jerman
dapat berguna dalam membantu tentara dalam bergerak maju. Perbekalan yang
ada di Depot dapat dengan mudah dikirimkan kepada satuan yang ada digaris
depan. Kesatuan perbekalan tentara menggunakan truk sebagai sarana utama
pengangkutan perbekalan menuju garis depan sehingga dengan jalan raya yang
dibangun dekat dengan perbatasan Polandia menjadi kunci keberhasilan Jerman
dalam menginvasi Polandia.
E. Kebijakan Politik Luar Negeri Masa Hitler
1. Penandatanganan Perjanjian Non Agresi dengan Polandia tahun
1934
Kebijakan luar Negeri Jerman setelah terpilihnya Adolf Hitler
menitikberatkan pada usaha, untuk mengembalikan kembali wilayah yang lepas
akibat perjanjian Versailles.116
Cukup beralasan jika kita melihat kembali ketika
kekalahan terjadi pada akhir Perang Dunia Pertama, di mana Jerman harus
merelakan wilayahnya lepas dan diserahkan kepada pihak Sekutu. Salah satu
wilayah Jerman yang diserahkan contohnya,wilayah Saar dan Rhineland yang
diserahkan kepada Perancis sebagai kompensasi dari isi perjanjian Versailless.
Mengembalikan dua wilayah di atas menjadi salah satu kebijakan luar negeri yang
dilakukan Hitler setalah menjabat sebagai Kanselir.
Mengembalikan wilayah yang diduduki Sekutu, membuat Hitler berupaya
untuk menarik simpati rakyat Jerman agar mendukung pemerintahanya dengan
116
Roberh L. Elson, Perang Dunia II : Menjelang Perang, Jakarta , Pustaka Time Life , 1995,
hlm 182.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
menjanjikan kembalinya wilayah yang lepas akibat perjanjian Versailles. Setelah
Hitler terpilih menjadi Kanselir berupaya mewujudkan konsep mengembalikan
kembali wilayah yang lepas dimulai, dengan mengupayakan penandatanganan
perjanjian Non Agresi, antara Jerman dan Polandia yang dikenal sebagai Deutsch-
Polnischer Nichtangriffspakt.
Pada masa awal kekuasaan Hitler kekuatan Jerman masih sangat lemah ,
membuat upaya Hitler untuk mengupayakan kembalinya wilayah Danzig yang
diberikan kepada Polandia. Polandia yang saat itu merupakan Sekutu penting
Perancis, yang terikat dalam Pakta Locarno mempunyai kekuatan untuk menolak
usulah Jerman tersebut. Ketakutan akan serangan Polandia dengan sasaran
wilayah Prussia Timur membuat serangan dari Polandia dapat terjadi sewaktu
waktu. Ditambah adanya pelabuhan Danzig yang dikuasai Polandia, desakan
semakin kuat untuk tercapainya perjanjian Non Agresi dengan Polandia117
.
Jenderal Pilsudski ditunjuk menjadi Komandan tertinggi Angkatan Bersenjata
Polandia yang baru saja terbentuk sekaligus menjadi presiden pertama
Polandia118
, semasa kepemimpinan Pilsudski Polandia menjadi kekuatan yang
disegani dan bahkan lebih kuat dari pada Jerman saat itu. Melihat kekuatan
Polandia di masa Jenderal Pilsudski, membuat Jerman yang kekuatan militernya
berjumlah 100.000 orang prajurit, dengan mudah dapat menjebol wilayah
pertahanan Jerman yang ada di perbatasan dengan Polandia.119
117
Zachary ,Shore, What Hitler Knew: the battle for information of Nazi Foreign Policy , New
York. Oxford University Press, 2005, hlm 17. 118
Peter D, Stachtura, Poland 1918-1945: An Intrepretive and Documentary History of Polish
Second Republic, New York.Ruotlidge Publisher, 2004. Hlm 29. 119
Loc.cit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Banyak diplomat yang berada di dalam Kementerian Luar Negeri Jerman
berpendapat bahwa, kekuatan Polandia yang semakin kuat semasa Pilsudski dapat
menjadi ancaman bagi Jerman dikemudian hari. Freiderich Merke menyarankan
kepada Hitler untuk, merencanakan terlaksananya sebuah perjanjian dengan
Polandia dan dapat membahas masalah Danzig tanpa menggunakan kekuatan
senjata.
Ketakutan akan ancaman Polandia semakin nyata, ketika tanggal 12 April
1933 seorang anggota penasehat yang bertugas dalam Kementerian Luar Negeri
mengirimkan telegram kepada menteri Luar Negeri, Sekretaris negara dan semua
menteri dalam kabinet Hitler. Bahwa telah terjadi pertemuan rahasia antara
Pilsudski dengan duta besar Uni Soviet, yang diduga akan membahas kerjasama
antara Polandia dengan Uni Soviet yang ditakutkan akan mengancam Jerman
sewaktu waktu120
. Ditambah dengan laporan yang masuk bahwa telah terjadi
peningkatan kapasitas produksi persenjatan bagi tentara Polandia meliputi
produksi tank, pesawat tempur, serta melipat gandakan produksi amunisi senjata
ringan mapun senjata berat. Dalam perjanjian kerjasama antara Polandia dan
Perancis, memberikan kesempatan bagi Polandia untuk mendapatkan bantuan
militer berupa latihan militer bersama dan pembelian persenjatan121
.
Dugaan ini semakin kuat dengan adanya sebuah insiden yang dikenal sebagai
insiden Westerplate, di mana dalam insiden terjadi di wilayah Westerplate yang
merupakan wilayah yang disengketakan antara Jerman dan Polandia. Terjadi
semacam unjuk kekuatan dari Angkatan Bersenjata Polandia, dimana pada awal
120
Zachary , Shore, op cit, hlm 19. 121
Peter D, Stachtura, op. cit, hlm 112.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
maret tahun 1934 terjadi latihan bersama antara Angkatan Laut dan Darat di
pelabuhan kota Danzig dan terdapat beberapa kompi pasukan menuju gudang
amunisi yang dijaga oleh 125 prajurit Angkatan Darat Polandia.122
Berlin menilai insiden di Westerplatte sebagai usaha untuk mengitimidasi,
mengingat kekuatan angkatan bersenjata Jerman, tidak sekuat Polandia dalam hal
jumlah prajurit dan perlengkapan perang lainnya. Membuat insiden di
Westerplatte menjadi awal adanya desakan kuat untuk mengadakan sebuah
perjanjian Non Agresi dengan Polandia. Langkah untuk terwujudnya sebuah
perjanjian Non Agresi dengan Polandia diawali ketika tanggal 2 Mei tahun 1933,
dimana Hitler bertemu dengan duta besar Polandia untuk membahas insiden di
Westerplatte. Dalam pertemuan antara Hitler dan duta besar Polandia di Berlin
menyampaikan bahwa Jerman merasa keberatan atas peristiwa di wilayah
Westerplatte serta mengingatkan kembali, Danzig masih milik Jerman walaupun
berada dibawah pengaruh Polandia. Nota keberatan tersebut disampaikan kepada
duta besar dan kemudian, disampaikan kepada Jozef Beck sebagai Menteri Luar
Negeri Polandia.
Untuk kedua kalinya Hitler memanggil duta besar Polandia yang baru
bernama Jozef Lipski pada tanggal 13 Juli, untuk membahas kemungkinan
memperbaiki hubungan diplomatik dengan Polandia. Puncak dari usaha diatas
adalah ditanda-tanganinya perjanjian Non Agresi antara Polandia dan Jerman,
pada tanggal 26 Januari 1934 yang dilaksanakan di Berlin. Dalam isi perjanjian
antara Jerman dan Polandia membahas tentang, pemulihan hubungan diplomatik
122
Zachary ,Shore, op. cit, hlm 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
antara kedua negara yang sempat memanas akibat insiden Westeplate pada bulan
mei. Dalam perjanjian ini juga terjadi, pemilihan hubungan diplomatik.
Kerjasama dala perdagangan, pendidikan dan sosial budaya perjanjian antara
Jerman dan Polandia mempunyai masa berlaku selama 10 tahun sejak tahun
1934123
2. Kembalinya Rhineland masa Hitler
Rhineland merupakan wilayah Jerman yang terletak daerah yang secara
geografis, berada dikawasan Jerman barat di sepanjang kedua sisi tengah Sungai
Rhine. Rhineland yang meliputi wilayah Saarland dan Rhineland-Palatinate124
,
wilayah Rhineland yang kaya akan bahan tambang seperti tambang batu bara
yang melimpah membuat wilayah ini menjadi salah satu wilayah penting yang
menunjang perekonomian Jerman. Berakhirnya Perang Dunia Pertama yang
ditandai dengan kekalahan Jerman atas kekuatan Sekutu wilayah Rhineland
menjadi salah satu wilayah yang lepas akibat perjanjian Versailles.
Dalam isi perjanjian Versailles membahas adanya kerugian perang yang
semuanya menjadi tanggung jawab Jerman karena memulai terjadinya Perang
Dunia Pertama. Dalam artikel 42 dalam Perjanjian Versailless menyebutkan
bahwa Jerman, tidak diperbolehkan untuk membangun sistem pertahanan baik
berupa kubu kubu pertahanan dan benteng benteng pertahanan di kawasan
Rhineland. Kubu pertahanan yang sudah ada di wilayah Rhineland harus di
hancurkan dan, tentara Jerman tidak diperkenankan memasuki wilayah Rhineland
123
Peter D,Stachtura, op. cit, hlm 118-119. 124
Diakses dari https://www.britannica.com/place/Rhineland pada tanggal 17 Juli 2019 pukul
10.52 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dengan radius sepanjang 50 km dimulai dari sisi timur sungai Rhine.125
Dalam
artikel no 428 dalam Perjanjian Versailles menyebutkan bahwa wilayah Jerman
yang berada di sepanjang wilayah barat sungai Rhine berada di bawah kekuasaan
Sekutu. Tentara Jerman tidak diperkenankan memasuki wilayah Rhineland
sehingga tentara Sekutu bertugas menjaga wilayah Rhineland tersebut. Pasukan
Sekutu yang menjaga wilayah Rhineland terdiri atas kontingen dari pasukan
Perancis, Inggris, Amerika Serikat dan negara negara sekutu lainnya. Selama 15
tahun dihitung sejak penanda tanganan perjanjian Versailles126
.
Wilayah Rhineland bukan menjadi bagian dari Jerman dan berada di bawah
pengaruh kekuasan negara Sekutu. Dalam waktu kurang lebih satu bulan setelah
perjanjian Versailles, tentara sekutu mulai menduduki wilayah yang menjadi
wilayah pendudukan negara Sekutu. Seperti wilayah Cologne berada dibawah
wilayah pendudukan tentara Inggris, sehingga segala sesuatu yang dilaksanakan
pemerintahan sipil di Cologne harus mendapatkan ijin dari pihak tentara Inggris.
Dalam tugas pendudukan di wilayah Rhineland, Inggris menggunakan Tentara
Kedua Inggris dibawah pimpinan Jenderal Charles Fergusson. Sebagai komandan
tertinggi dari satuan tentara Inggris di Rhineland serta Jenderal Herberth Plumer
yang merupakan Jenderal yang ditunjuk langsung oleh London sebagai Gubernur
militer Cologne.127
Sedangkan tentara Amerika Serikat yang masih berada di Perancis, juga
mendapatkan tugas untuk menduduki wilayah Jerman sesuai dengan isi Perjanjian
125
Walther,C. Langsam, Document and Readings in The History Of Europe since 1918,
Philadelphia, J.B, ippincott Company, 1960, Hlm 11. 126
Ibid, hlm 33 127
Margaret Pawley, The Watch on Rhine : The Military Occupation Of Rhineland, New York,
I.B Taurus & Co, 2007, hlm 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Versailles. Tentara Amerika Serikat mendapatkan mandat untuk, menduduki
wilayah dengan luas 2500 km² dengan markas besar berada di kota Kobletz.
Pasukan AS bertugas menjaga keamanan serta jalannya pemerintahan sipil
diwilayah pendudukan di wilayah Kobletz berada dibawah tanggung jawab dari
Tentara Ketiga dibawah pimpinan Jenderal Hunter Lingget.128
Masyarakat Jerman menilai pendudukan di wilayah Rhineland sebagai sebuah
penghinaan bagi harga diri Jerman, dikarenakan Jerman merupakan negara kuat
dan mempunyai tentara yang besar harus menyerahkan dua wilayahnya kepada
pihak asing. Sentiment ini semakin menguat ketika pada tahun 1924, dimana
tentara Perancis menduduki wilayah Ruhr yang merupakan wilayah yang kaya
akan bahan tambang, hal ini dilakukan Perancis atas dasar isi perjanjian Versailles
yang membahas tentang pampasan perang yang harus dibayarkan Jerman.129
Wilayah Ruhr dinilai Perancis sebagai wilayah yang dapat dijadikan sarana ganti
rugi yang diderita selama Perang Dunia Pertama.
Desakan dalam masyarakat Jerman untuk mengembalikan wilayah Rhineland
dan Ruhr semakin kuat, banyak kalangan dari Angkatan Bersenjata Jerman atau
Wehrmacht yang menginginkan kembalinya wilayah tersebut. Melihat kekuatan
Jerman yang saat itu masih sangat lemah maka harus meningkatkan kemampuan
Wehrmach terlebih dahulu. Di wilayah pendudukan di wilayah Rhineland berjaga
tentara Sekutu , seperti Tentara Perancis, Inggris dan Amerika Serikat dalam
kondisi siap siaga dalam menghadapi kemungkinan serangan Jerman untuk
merebut kembali wilayah pendudukan tersebut.
128
Ibid.hlm 27 129
A.J.P, Taylor, The Origins Of The Second World War, Baskerville, C,Nicholls & Company,
1967, Hlm 77-78.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Ketika Hitler naik sebagai Kanselir pada tahun 1933 ia menangkap keinginan
masyarakat Jerman, untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh sekutu.
Dengan program program yang telah dirancang untuk mengembalikan masyarakat
Jerman dan Jerman, menjadi negara dan masyarakat yang kuat seperti sebelum
pecah Perang Dunia Pertama.130
Dengan mengelorakan propaganda bahwa Jerman
harus lahir kembali, untuk membentuk kembali Deutsches Reich sebuah konsep
Jerman Raya atau dalam bahasa Jerman dikenal sebagai Großdeutschland131
.
Dalam mengupayakan terwujudnya konsep Großdeutschland maka pada tahun
1934 Markas Besar Angkatan Bersenjata Jerman atau dalam bahasa Jerman
dikenal sebagai Oberkommando der Wehrmacht menyusun, sebuah rencana untuk
merebut kembali wilayah Jerman yang diduduki sekutu. Konsep serangan tersebut
dibahas bersama dengan Hitler untuk memberikan perintah untuk mulainya
serangan tersebut.
Wilayah yang akan dibebaskan atau direbut kembali oleh Angkatan Darat
Jerman atau Wehrmacht adalah wilayah Rhineland, dikarenakan wilayah
Rhineland merupakan wilayah yang mempunyai kekayaan sumber daya alam
seperti tambang batu bara dan terdapat kota-kota pusat Industri seperti kota
Aachen. Wilayah tersebut mempunyai luas sekitar 33,666 kilometer persegi atau
sekitar 18,5 persen dari luas seluruh wilayah Jerman,132
sehingga wilayah tersebut
mempunyai nilai strategis baik bagi Jerman maupun bagi Perancis. Persiapan
dalam serangan untuk membebaskan wilayah Rhineland dan Ruhr mencapai tahap
130
William L, Shirer, op.cit, hlm 240 -242. 131
Ibid,hlm 243. 132
Michael Freedman , Dkk, Atlas Of Nazi Germany : A Political ,Economic and Social Economy.
New York, Longman Inc, 1995, hlm 150.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
pelaksanaan, dimana dalam rencana pembebasan wilayah Rhineland dan Ruhr
memakai kode operasi Blumen Kriegn.133
Banyak kalangan dari Wehrmacht
terkhusus kalangan perwira tinggi, seperti beberapa Jenderal menganggap rencana
diatas sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan konsep Großdeutschland, dan
mengembalikan kepercayaan diri Jerman dan masyarakatnya. Segala urusan yang
berkaitan dengan kelengkapan rencana merebut kembali Rhineland telah
dipersiapkan secara matang, baik dari segi perbekalan atau logistik, kesiapan
sarana perhubungan yang akan digunakan oleh pasukan infanteri yang terlibat
dalam serangan tersebut. Tidak sedikit dari kalangan Jenderal yang menilai bahwa
upaya untuk merebut kembali wilayah Rheneland adalah tindakan yang terlalu
dini.
Jenderal Ludwig Beck yang merupakan perwira tinggi dalam Angkatan Darat
Jerman memberikan penilaian, bahwa kekuatan militer Jerman berada pada posisi
belum kondisi siap untuk melancarkan serangan, hal ini didasari bahwa kekuatan
militer Jerman baru mencapai pembentukan satuan satuan baru seperti satuan lapis
baja atau Panzer. Banyak satuan infantri Jerman yang masih dibawah kekuatan
maksimum, sehingga dalam mencapai kemampuan tempur dalam melaksanakan
upaya perebutan kembali wilayah tersebut memerlukan waktu setidaknya selama
3 tahun. 134
Satuan baru dalam Angkatan Bersenjata Jerman yaitu satuan lapis baja atau
Panzer division, belum mencapai kesiapan dalam upaya perebutan wilayah
Rhineland. Dimana satuan diatas baru memasuki tahapan pelatihan bagi para
133
Samuel.W, Mittham, The Rise Of Werhmacht : German Army Forces Vol 1, London, Praeger
Security International, 2008, hlm 50. 134
Ibid, 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
perwira perwira untuk memahami konsep perang lapis baja dan bagaimana
mengorganisasikan bagaimana satuan Panzer tersebut menjadi satuan tempur yang
unggul 135
. Terlebih lagi satuan Infanteri yang merupakan kesatuan yang
memainkan peranan penting dalam upaya merebut kembali wilayah yang berada
dibawah kekuasaan sekutu belum mencapai kekuatan siap. Dilihat bahwa sampai
tahun 1938 yang dikena sebagai pembangunan masa 5 tahun Angkatan Bersenjata
Jerman baru mempunyai kekuatan maksimal sebanyak tiga ratus ribu anggota
personil yang tersebar dalam berbagai satuan. Jumlah tersebut dapat dikatakan
jauh dari kekuatan maksimum dalam upaya merebut kembali wilayah Rhineland
tersebut. Jumlah personil Angkatan Bersenjata Jerman136
tidak seimbang jika
melihat kekuatan militer Perancis dan Inggris yang dalam masa perang bisa
memobilisasi angkatan bersenjata sebesar satu juta personil.137
Keputusan telah ditetapkan oleh Markas Besar Angkatan Darat bahwa operasi
Blumen Kriegn untuk merebut kembali wilayah Rhineland dan Ruhr tetap
dijalankan sesuai persetujuan dengan Hitler. Dalam usaha merebut kembali
Rhineland Kepala Staf AD Jerman yang dipimpin oleh Generaloberst atau
Kolonel Jenderal Werner von Fritch telah menyusun kekuatan sebanyak 19
Resimen kesatuan infanteri serta 13 Batalyon Artileri Medan sebagai kekuatan
utama dengan total personil gabungan tersebut sebanyak 22.000 anggota
pasukan.138
Pasukan utama yang digunakan merupakan satuan terbaik yang
135
Thomas.L, Jentz, The Completed guide to the creation of Germany tank forces, Schiffer
Military History, Pennsylvania, 1999, hlm 16. 136
A.J.P, Taylor, op.cit, hlm 126-128. 137
Zachary Shore, op.cit, hlm 56-57. 138
Samuel.W, Mittham, op.cit, hlm 62.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
terdapat dalam Angkatan Darat Jerman dikarenakan merupakan sebagian kecil
dari 100.000 anggota pasukan yang diperbolehkan untuk tetap berlatih dan
mempunyai persenjataan yang memadai. Pasukan gabungan yang telah dalam
keadaan siap tempur dalam satuan mereka masing - masing dan menunggu untuk
perintah selanjutnya. Kesatuan yang terlibat dalam dalam usaha merebut kembali
Rhineland berada dibawah komando dari wilayah pertahanan atau Wehrkreise IV
dan IX yang berada dibawah komando Letnan Jenderal Gunther von Kluge dan
mempunyai markas besar yang berada di kota Munster agar memudahkan dalam
mengadakan kordinasi dengan satuan satuan yang terlibat dalam usaha merebut
kembali Rhineland.139
Kesatuan yang terlibat dalam upaya memasuki Rhineland sudah diperiapkan
untuk menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Kekhawatiran
terbesar yang dirasakan baik tentara yang terlibat serta Markas Besar dalam
menyiapkan merebut kembali Rhineland adalah keterlibatan militer Perancis dan
sekutu dalam menghalangi terwujudnya rencana merebut kembali wilayah
Rhineland dan Ruhr.140
Surat perintah untuk menggerakan pasukan yang telah
dikeluarkan oleh Markas Besar AD Jerman, maka kesatuan polisi bersenjata
diwilayah Rhineland yang dikenal sebagai LandesPolizie, bergerak menuju
tempat tempat yang mempunyai nilai strategis seperti jembatan dan jalan jalan
utama. Dari 21 batalyon polisi yang ada bergerak untuk mengamankan jembatan
penyeberangan di atas sungai Rhine sehingga jika perintah telah keluar maka
139
Ibid, hlm 63. 140
Zachary Shore, op.cit,hlm 61.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
jembatan tersebut sudah berada berada dibawah kendali Jerman.141
Kesatuan
infanteri yang telah dipersiapakan oleh Generaloberst Werner von Fritch tidak
seluruh satuan yang ada ikut terlibat dalam usaha merebut Rhineland tetapi hanya
2 batalyon saja yang terlibat langsung.
Dari ke 21 batalyon tersebut batalyon pertama dari Divisi infanteri ke 38
mempunyai tugas untuk memasuki kota Aachen yang merupakan kota penting
yang berada diperbatasan antara Belanda dan Belgia, sedangkan untuk batalyon
kedua berasal dari Divisi infanteri ke 38 mempunyai tugas untuk memasuki
wilayah Saarbrucker yang dekat dengan perbatasan Perancis. Satuan Batalyon
ketiga dan keempat dari Divisi ke 38 mempunyai tugas untuk memberikan
perlawanan sengit terhadap kemungkinan intervensi yang dilakukan oleh militer
Perancis. Untuk sisa dari satuan yang telah disiapkan mereka mempunyai tugas
sebagai kekuatan cadangan jika terjadi kemungkinan - kemungkinan adanya
intervensi dari kekuatan militer Perancis dan kekuatan Sekutu.142
Dalam melancarkan usahanya dalam memasukan kembali wilayah Rhineland
yang masih berada dibawah kekuasaan Sekutu. Hitler memanfaatkan situasi luar
negeri dimana dalam tahun 1936 terjadi usaha Italia dalam merebut Ethipia
Abyssinian serta meletusnya Perang Saudara di Spanyol.143
Perang Saudara
Spanyol, yang berlangsung dari 17 Juli 1936 hingga 1 April 1939, adalah konflik
antara kaum Nasionalis yang dipimpin oleh Jenderal Francisco Franco yang
berhadapan dengan kaum Republikan yang dipimpin oleh Presiden Manuel
141
Samuel.W, Mittham, op.cit, hlm 64. 142
Idem. 143
A.J.P, Taylor, op.cit, hlm 129.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Azaña. Kaum Republikan mendapatkan senjata dan relawan dari Uni Soviet serta
mendapat dukungan dari gerakan Komunis internasional atau Comintern,
sementara kaum Nasionalis atau yang dikenal sebagai Francois mendapatkan
dukungan dari negara-negara Fasis, termasuk Italia dan Jerman144
.
Dengan situasi perpolitikan dunia yang tertuju pada kedua konflik di Spanyol
dan di Abbysinia, maka Hitler melihat bahwa konsentrasi negara sekutu termasuk
Inggris dan Perancis lebih melihat perang tersebut sebagai konflik yang
mengancam kedudukan mereka dari pada adanya desas desus keinginan Jerman
untuk memasuki Rhineland. Tidak melihat upaya yang dilakukan Hitler untuk
mengembalikan wilayah Rhineland sebagai usaha yang mengancam kedudukan
mereka. Tepat tanggal 7 maret 1936 pada jam 12 siang ketika Hitler sedang
memberikan pidato di depan sidang Reichstag, kedua batalyon yang telah
disiapakan bergerak memasuki wilayah yang disesuaikan, dan pergerakan tentara
memasuki wilayah Rhineland tersebut menjadi salah satu keberhasilan kebijakan
luar negeri masa Hitler. Wilayah Rhineland dengan tambang batu bara yang ada
digunakan oleh Jerman sebagai sumber bahan bakar dari Industri yang semakin
berkembang, sehingga Rhineland mempunyai andil dari usaha perkembangan
Industri di Jerman.
144
Frances Lannon. The Spanish Civil War 1936-1939. London: Osprey Publishing. 2002. hlm 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. Kesepakatan Munich Tahun 1938.
Dengan ambisi untuk mengembalikan wilayah Jerman membuat Hitler
melakukan aneksasi wilayah Austria yang sama-sama menggunakan bahasa
Jerman dan berbudaya Jerman. Hitler mulai mengarahkan perhatiannya untuk
mengembalikan wilayah Sudetenland, dengan alasan sebagaian besar
penduduknya merupakan masyarakat Jerman. Hitler mulai menggerakan pasukan
Jerman untuk mendekati wilayah Sudentland, sehingga memprovokasi militer
Chekoslovakia untuk mempertahankan diri jika sewaktu-waktu terjadi serangan
oleh Jerman. Jerman memberi tenggat waktu sampai tanggal 1 desember 1938
untuk memberikan jawaban atas keinginan Jerman untuk menyatukan wilayah
Sudeten dengan Jerman. 145
Ketakutan akan serangan Jerman yang akan mengancam stabilitas
keamanan Eropa yang ditakutkan akan menimbulkan perang baru, membuat para
pemimpin Inggris, Perancis menyerukan pembahasan mengenai maslaah
Sudetenland dibahas secara diplomatis. Pada tanggal 3 November tahun 1938
Neville Chamberlain, sebagai Perdana Menteri Inggris terbang menuju Praha
untuk membahas kemungkinan penyerahan wilayah Sudentenland kepada Jerman
tanpa harus menggunakan perang sebagai solusi atas permasalah tersebut. setelah
melalui pembahasan dengan Presiden Emil Hacha akan kemungkinan penyerahan
damai atas wilayah Sudetenland membuat PM Chamberlain datang untuk
menemui Hitler berkaitan dengan kemungkinan penyerahan wilayah Sudetenland
secara damai. Hitler menganggap kedatangan PM Chamberlain kewilayah
145
Sutarjo Adisusilo, JR, 1938: NGABLAK DAN DUNIA DALAM PERSPEKTIF SEJARAH,
Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2003, hlm 87.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Godesburg sebagai sebuah kesia-siaan belakang, karena kekuatan Jerman sudah
mulai dipersiapakan untuk menyerang Chekoslovakia dengan kekuatan penuh. 146
Menghindari kemungkinan pecah perang baru membuat PM Chamberlain menulis
surat kepada Eduard Daladier sebagai Presiden Perancis untuk mau berkompromi
dengan Hitler dalam menyelesaikan permasalah Sudentland. Kesepakatan
mengenai pembahasan masalah Sudentland mencapai kata sepakat pada tanggal
29 September 1938, dimana PM Chamberlain, Presiden Eduard Daladier bersama
Benitto Mussolini datang ke Munich untuk membahas mengenai permintaan
Jerman mengenai wilayah Sudetenland. Setelah melakukan pembahasan selama
satu hari seluruh pihak mencapai kesepakatan bahwa Chekoslovakia harus
menyerahkan wilayah Sudetenlan kepada Jerman dengan jaminan tidak ada lagi
tuntuan dari Hitler.
Pada tanggal 15 Maret 1939 Hitler kembali menggerakan pasukan untuk
menguasai seluruh wilayah Chekoslovakia, hal ini menjadi tanda bagi Inggris dan
Perancis bahwa tuntutan selanjutnya yang akan diajukan oleh Hitler adalah
Koridor Danzig dan akhirnya ingin menguasai seluruh wilayah Polandia. Inggris
dan Perancis yang tidak akan mengulang kembali tragedi Chekoslovakia mulai
memberikan dukungan kepada Polandia dalam menghadapai kemungkinan adanya
serangan Jerman, dimana pada tanggal 25 September 1939 PM Neville
Chamberlain memberikan jaminan keamanan kepada Polandia jika terjadi perang
dengan Jerman. Menghadapi kemungkinan serangan gabungan antara Polandia
dan Inggris membuat Jerman bernegosiasi dengan Uni Soviet agar tetap netral jika
146
Ibid, hlm 88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Jerman menyerang Polandia dengan memberikan tawaran akan membagi separuh
wilayah Polandia kepada Uni Soviet. Dengan Uni Soviet tetap netral jika Jerman
menyerang Polandia, membuat Jerman dapat menyusun kekuatan dalam
menyerang Polandia serta menyusun kekuatan jika terjadi perang dengan Inggri
dan Perancis dalam membantu Polandia. Pada tanggal 1 September tahun 1939
Jerman menyerang Polandia dan menjadi awal dari Perang Dunia yang
menghancurkan sebagai besar wilayah Eropa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
BAB III
PERSIAPAN MILITER JERMAN MENJELANG SERANGAN KILAT
TERHADAP POLANDIA
A. Membangun Kembali Militer Jerman Masa Hitler
1. Membangun Kembali Angkatan Darat Jerman
Perjanjian Versailles menjadi latar belakang berkurangnya kekuatan tentara
Jerman. Dalam artikel no 159 dan 160 dari Perjanjian Versailles, menjelaskan
bahwa kekuatan maksimal dari Angkatan Bersenjata Jerman hanya berjumlah
100.000 pasukan. Kesatuan Angkatan Darat terdiri dari 7 Divisi satuan Infanteri,
dan tidak diperbolehkan untuk mendirikan kesatuan Lapis Baja .147
Angkatan
Darat Jerman pada tahun 1933 menyusun konsep pertahanan baru dikenal dengan
konsep Wehrkreise.148
Wehrkreise merupakan konsep pertahanan baru dimana
membagi Jerman menjadi beberapa wilayah pertahanan masing masing
mempunyai kekuatan militer sendiri-sendiri. Sebagai contoh Wehrkreise IV
meliputi wilayah Dresden serta wilayah Wehrkreise X yang meliputi wilayah
Stugartt. Pembagian wilayah wilayah Jerman kedalam beberapa Wehrkreise
bertujuan untuk, memudahkan mobilisasi pasukan jika terjadi kemungkinan
perang. Wehrkreise tidak hanya terdiri dari kesatuan Infanteri dan Altileri saja,
tetapi terdapat unsur staf territorial.149
Staf territorial bertugas untuk mengadakan hubungan yang baik dengan
otoritas sipil yang ada di dalam lingkup Wehrkreise tersebut berada. Sebagai
contoh Wehrkreise X yang mengadakan kontak dengan pemerintah sipil di
147
Walther. C, Langsam, Document and Readings in The History Of Europe since 1918,
Philadelphia, J.B Ippincott Company, 1960, Hlm 13 148
Wilhelm Deist, op cit, hlm 32. 149
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
wilayah Stugartt melalui staf territorial, hal ini dilaksanakan agar terjadi hubungan
yang baik antara militer dengan sipil.
Dengan ketersediaan sumber daya alam yang ada maka setiap Wehrkreise
menjadi mandiri dalam mencukupi kebutuhan perbekalan mereka. Komando
Angkatan Darat atau dalam hal ini, Heeresleitung hanya berfokus untuk
menyediakan kebutuhan yang menyangkut dengan peralatan yang digunakan oleh
prajurit. Peralatan yang digunakan oleh satuan Infanteri, masih menggunakan
senapan Mauser buatan tahun 1898, serta Meriam tarik peninggalan Perang Dunia
Pertama yaitu 7.5-cm Feldkanone 16 n A.150
Setiap Wehrkreise terdiri dari dua
sampai tiga divisi satuan Infanteri, dengan total kekuatan berjumlah 14.000
pasukan. Perjanjian Versailles membatasi kekuatan maksimal satuan resimen
dalam setiap divisi, dalam perjanjian ini terjadi pembatasan tentang satuan
resimen. Dalam sebuah divisi normalnya terdapat 4 sampai 5 resimen tetapi dalam
perjanjian Versailles membatasi bahwa dalam sebuah divisi Jerman hanya terdiri
dari 3 resimen.151
Hitler terpilih menjadi Kanselir pada tanggal 30 Januari 1933 program untuk
membentuk kembali kekuatan militer Jerman masih dalam tahap perkembangan.
Hitler mengumumkan, kepada Bagian Personalia Angkatan Darat agar segera
menyusun program 300.000 prajurit baru bagi Reichswehr.152
Jumlah 300.000
prajurit menjadi kekuatan minimum yang harus dimiliki Angkatan Darat Jerman,
jika melihat situasi politik luar negeri yang tidak mendukung rencana tersebut.
150
Chris bishop,1998, The Encyclopedia of Weapons of Second World War 2, California. The Ed
Conroy Bookseller,1998, hlm 145. 151
Wilhelm Deist, op cit, hlm 527-528. 152
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Reichswehr berganti nama menjadi Wehrmacht agar tidak terpengaruh pembatasan
kekuatan dari Perjanjian Versailles. Peningkatan kapasitas kekuatan dengan
kekuatan awal berjumlah 100.000 pasukan meningkat menjadi 280.000 pasukan
pada bulan Februari tahun 1935. 153
Kolonel Jenderal154
Werner von Fritch sebagai
Komandan Tertinggi Angkatan Darat Jerman merencanakan untuk membentuk 21
Divisi satuan Infanteri baru, dimana dalam rencana itu 7 Divisi satuan Infanteri
yang ada menjadi tulang punggung dari pembentukan divisi baru. Oberkommando
des Heeres menganggap bahwa peningkatan jumlah divisi terjadi akibat adanya
tekanan dari Sekutu dekat Prancis yaitu Polandia dan Cekoslovakia.
Perjanjian bilateral antara Perancis, Belgia, Polandia dan Cekoslovakia yang
dikenal sebagai Pakta Locarno, dalam perjanjian ini membahas kemungkinan
kerjasama militer negara-negara tersebut menghadapi bangkitnya kekuatan militer
Jerman. Koalisi negara-negara yang terikat dalam Pakta Locarno dapat melakukan
gerakan pasukan jika Jerman mengancam saah satu anggota Pakta tersebut.
Bagian Personalia Angkatan Darat menyiapakan rencana yang sudah disetuju oleh
Kepala Staf Angkatan Darat tentang menyiapkan kekuatan yang ada menghadapi
kemungkinan intervensi dari Perancis pada tanggal 6 Maret 1935.155
21 Divisi yang baru dibentuk memerlukan persenjataan untuk menjadikan
kekuatan yang efisien, hal ini dirasa berat jika melihat industri militer Jerman
yang masih dalam masa sulit akibat pembatasan industri akibat Perjanjian
153
Samuel .W,Mitcham, op cit, hlm 31-32. 154
Kolonel Jenderal atau Generaloberst merupakan pangkat tertinggi bagi Angkatan Darat Jerman
pada masa damai. Perwira tertinggi dai AD ini biasa memegang jabatan sebagai Kepala Staf
Komando Tertinggi Angkatan Darat Jerman atau Oberbefehlshaber des Heeres. Diambil dari
Nigel Thomas ,The German Army ,Oxford England, Osprey publishing, 2002, hlm 34. 155
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Versailles. Berdasarkan Perjanjian Versailles Jerman tidak diperkenankan untuk
memproduksi kembali persenjataan. Pabrikan Krupp yang menjadi produsen
senjata bagi militer Jerman tidak diperkenankan untuk memproduksi persenjataan
bagi militer Jerman tetapi juga Deutsche Waffen-und Munitionsfabriken156
. Usaha
mempersenjatai kembali Angkatan Darat memerlukan bantuan dan kerjasama dari
pabrikan produsen senjata yang ada di Jerman. Kerjasama antara Pemerintah dan
Krupp terjadi pada bulan Maret tahun 1934 dimana Hitler mengunjungi pabrik
Krupp yang berada di kota Essen, kunjungan tersebut menjadi titik awal
perkembangan industri persenjataan Jerman dalam mempersenjatai kembali
militer Jerman masa Hitler.
Krupp dan Rheinmetall mendapatkan kontrak dari pemerintah Jerman sebagai
produsen persenjatan bagi militer Jerman. Pemerintah menetapkan target bagi
kedua perusahaan produsen senjata yaitu Krupp dan Rheinmetal untuk
memproduksi persenjatan baru bagi Angkatan Darat Jerman. Krupp memanggil
para teknisi terbaik yang berada diluar negeri untuk kembali ke Jerman untuk
membangun serta merancang persenjataan sesuai pesanan pemerintah. Professor
Edward Houdremont yang merupakan seorang ahli teknik dari Universitas
Teknologi Berlin, bekerja dengan pihak Krupp sebagai kepala Departemen urusan
perancangan dan pengembangan Pesenjataan157
dalam merancang model senjata
baru bagi Angkatan Darat Jerman. Krupp memanggil pulang Erich Muller yang
bekerja di Swedia, sebagai perancang senjata bagi pabrikan senjata Bofors, untuk
mendesain system persenjatan sesuai keperluan militer Jerman.
156
William Manchester, The Arms of Krupp 1587-1968, Massachussets, Bantam Books Inc,
1968, hlm 422-423. 157
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Erich Muller ditunjuk Krupp sebagai Kepala bagian Perancangan bersama
desainer Krupp seperti Profesor Edward Houdremont berhasil menciptakan
Altileri model baru untuk memenuhi keinginan Angkatan Darat. Artileri model
baru yang dirancang oleh Erich Muller bersama desainer Krupp diberi nama 15-
cm schwere Feldhaubitze 18. Dimana meriam tarik yang dikembangkan oleh
Krupp mempunyai kaliber 150 mm yang menjadi kekuatan utama bagi satuan
Altileri Medan dari Wehrmacht158
. Krupp juga memproduksi Meriam berat dengan
kaliber 170 mm dan 210 mm yang dikenal sebagai 17-cm Kanone 18 and 21-cm
Mörser 18 , yang menjadi tulang punggung bagi kesatuan Altileri berat. Pada
tahun 1935 kekuatan Wehrmacht terdiri atas 24 Divisi satuan Infanteri 3 divisi
satuan lapis baja atau Panzerdivision.159
Divisi infanteri mengalami awalnya
hanya 7 divisi bertambah menjadi 24 pada tahun 1935, terjadi peningkatan
menjadi 36 divisi satuan Infanteri pada awal tahun 1936. Total keseluruhan dari
kekuatan Angkatan Darat atau Wehrmacht berjumlah 520.000 prajurit. 160
Upaya Hitler memasukan kembali wilayah Jerman yang lepas akibat
perjanjian Versailles, menyebabkan Angkatan Darat harus selalu berada diposisi
siap tempur. Militer Jerman semakin berkembang, dikarenakan ketakutan akan
sewaktu waktu pecah perang dengan kekuatan Sekutu. Kekuatan Jerman
mencapai 1.500.000 pasukan tepat sebelum pecahnya perang dengan Polandia
sehingga menyebabkan Wehrmacht menggunakan segala kekuatan yang telah
dikembangkan digunakan dalam pertempuran.
158
Chris bishop,.op cit, hlm 132. 159
Samuel .W, Mitcham, op cit, hlm 40-42. 160
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel 6. Kekuatan Angkatan Darat Jerman dari tahun 1920 sampai 1939161
kekuatan
AD
Jerman
Pasca
Versailles 1933 1935 1936 1939
Total
kekuatan 115.000 200.000 280.000 520.000 1.500.000
Jumlah
Divisi
Infanteri 7 21 30 35 66
2. Pembentukan satuan lapis baja Jerman
Satuan Lapis baja atau yang lebih dikenal sebagi tank adalah kendaraan
tempur lapis baja yang bergerak menggunakan roda berbentuk rantai. Tank
mempunyai ciri utama adalah lapisan baja yang tebal, dengan senjata yang
merupakan meriam kaliber besar, serta mobilitas yang baik untuk bergerak dengan
lancar di segala medan. Kemampuan tempur dari tank untuk menghancurkan
target darat apapun, baik posisi pertahanan musuh seperti tembok pertahanan dan
dapat juga menghancurkan tank musuh.162
Tank yang dilengkapi dengan Meriam
utama dapat digunakan untuk menembakan peluru bertipe high explosive dapat
menyerang satuan infnteri yang berada disasaran tembak Meriam tersebut. 163
Tank yang bergerak dengan menggunakan rantai tentu saja mempunyai daya
mobilitas yang tinggi jika dibandingan dengan penggerak menggunakan roda.
Dengan memanfaatkan daya mobilitas yang tinggi Tank dapat digunakan di segala
medan. Di medan perang padang pasir pada tahun 1941-1942 yang dikenal
161
Diakses dari : https://history.army.mil/html/books/104/104-20/CMH_Pub_104-20.pdf pada
tanggal 8 Januari 2020 pukul 14.00 Wib 162
Diakses dari https://www.kemhan.go.id/pothan/wp-
content/uploads/migrasi/admin/Memperkenalkan%20Persenjataan%20Kavaleri.pdf pada tanggal
22 Agustus 2019 pukul 09.22 Wib. 163
Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/48966/Chapter%20II.pdf?sequence=3&is
Allowed=y pada tanggal 22 Agustus 2019 pukul 09.30 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
sebagai Battle of El Alamein, sebagai contoh nyata mobilitas tank. Pihak Inggris
dan Jerman sama sama menggunakan tank sebagai ujung tombak dari setiap
serangan dalam usaha menjebol garis pertahanan musuh. Tank yang berada dalam
suatu formasi yang mempunyai kemampuan pendobrak yang baik sehingga dapat
menjebol garis pertahanan lawan.
Tank pertama yang dikembangkan oleh Jerman bernama A7V, tank yang
merupakan generasi pertama kendaraan lapis baja yang dibuat pada tahun 1917.
Dengan melihat bentuk tank Inggris, penampilan A7V memiliki kemiripan dengan
Male tank, kesamaan yang pertama dilihat dari kaliber senjata utama sama-sama
menggunakan Meriam kaliber 57mm164
. Strumpanzer merupakan panggilan
untuk Tank yang dikembangkan oleh Jerman didapatkan dari garis depan, dengan
adanya tank ini Jerman mendapatkan senjata untuk menghentikan tank Inggris.
Tank rampasan dari Inggris bersama Strumpanzer menjadi kekuatan utama
Angkatan Darat Jerman untuk menghentikan serangan tank Inggris165
.
Jerman pada bulan Oktober 1917 membentuk satuan lapis baja pertama yang
berisi Strumpanzer dan tank rampasan dari Inggris, untuk memperkuat garis
pertahanan Hindenburg Line166
. Setelah Jerman menyerah dalam Perang Dunia
Pertama, ditandai dengan perjanjian Versailles. Dalam perjanjian Versailles
Jerman dilarang untuk, membentuk satuan lapis baja dan memproduksi tank
sebagai bagian dalam Angkatan Darat.
164
Steven Zaloga, Germany Panzer 1914-1918, New York, Osprey Publishing, 2006, hlm 10-15. 165
Richard.M.Orgerkiewicz, op cit, hlm 207. 166
Hindenburg line merupakan garis pertahanan Jerman pada tahun 1916-1918 yang menjadi titik
utama serangan sekutu. Tank Inggris dan Jerman berhadapan untuk pertama kali, pada
pertempuran pada bulan Oktober 1917 di wilayah Cambrai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Angkatan Darat Jerman atau Reichswehr bekerja sama dengan Angkatan
Darat Russia pada tahun 1930, untuk mengembangkan tank sebagai salah satu
kekuatan yang menentukan dalam pertempuran. Purwarupa Panzer yang nantinya
menjadi tulang punggung dari Angkatan Darat Jerman selesai dibuat bulan
September tahun 1931. Purwarupa dari Panzer mempunyai berat sebesar 6 ton,
dan mempunyai senjata utama Meriam kaliber 37 mm, dengan kubah tank yang
dapat berputar 360 derajat. Konsep kendaran lapis baja disamarkan menjadu
Leichttraktor, hal ini dilakukan Jerman agar tidak diketahui oleh Intelijen Sekutu
dan melakukan uji coba pertama kendaraan tersebut pada bulan juni tahun
1930.167
Uni Soviet dan Jerman bekerjasama untuk mengembangkan konsep tank
medium. Tank medium dengan bobot tempur seberat 15-20 ton, dipersenjatai
dengan Meriam utama kaliber 37 mm atau kaliber 75mm. Tank medium tipe
Neubau Fahrgzeug nr1, merupakan hasil pembahasan tentang konsep tank
medium antara Jerman dan Uni Soviet. Jerman juga mengirim perwira terpilih
mereka untuk belajar ke Uni Soviet. Uni Soviet tahun 1920 sampai tahun 1930an
mengembangkan konsep Deep Battle atau glubokaya operatsiya. Konsep Deep
Battle menekankan penggunaan tank , sebagai ujung tombak serangan yang
dilancarkan oleh tentara Uni Soviet168
. Jerman melihat penggunaan tank oleh
militer Uni Soviet, menjadi bahan pembelajaran mengenai taktik dan efektifitas
bagi penggunaan tank oleh Reichswehr. Oberkommando des Heeres memberikan
167
Thomas L Jentz, The Completed Guide & Combat Deployment of German Tank, Pennyslavia.
Schiffer Publisher, 1992, Hlm 8-9. 168
Roger.R. Reese, The Soviet Military Experience 1917-1991, New York, Routledge inc 2000,
hlm 60-62.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
tugas kepada Departemen bagian Persenjataan atau Heerseswaffenamt, untuk
membuat desain tank ringan pada tahun 1933 . Konsep tank ringan yang
diusulkan mempunyai bobot maksimal 5-10 ton, dengan persenjatan 2 senapan
mesin yang terletak dikubah, serta mempunyai lapisan baja setebal 13-20 mm
yang melindungi dari peluru senapan mesin169
. Krupp dan Daimler Benz
mendapatkan kontrak dalam mewujudkan konsep tank ringan dari Pemerintah
Jerman .
Daimler Benz mendapatkan kontrak untuk mendesain mesin yang akan
digunakan dalam konsep tank ringan milik pemerintah Jerman, serta membentuk
lapisan baja dengan spesifikasi yang telah dibahas bersama170
. Rancangan tank
ringan dari Krupp selesai pada tanggal Februari tahun 1934 dan memasuki tahap
produksi pertama pada tahun 1935. Konsep tank ringan yang dikembangkan
Jerman diberi nama Panzerkampfwagen 1 Aufrung A. Jerman juga mendesain
konsep tank medium dan tank berat, dimana konsep tank medium ini muncul dari
seorang Jenderal yang bernama Heinz Gunderian. Jenderal Gunderian merupakan
salah satu perwira yang dikirim untuk belajar di Uni Soviet melihat keperluan
untuk menciptakan tank Medium171
. Bagian Persenjataan Angkatan Darat Jerman
merealisasikan konsep tank medium pada tahun 1935, dengan spesifikasi untuk
konsep tank medium, dengan bobot kendaraan tidak lebih dari 20 ton dan
mempunyai senjata utama Meriam kaliber 75mm.
169
Fernando R. Srivanto, Das Panzer : Strategi dan Taktik lapis Baja Jerman 1923-1945,
Yogyakarta, Penerbit Narasi, 2008, hlm 9-10. 170
Chris bishop, op cit, hlm 10. 171
Heinz Gunderian, Panzer Leader, New York, Ballantine Books , 1952, hlm 13-14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tank medium yang dikembangkan Jerman mempunyai senjata utama di
bagian kubah meriam kaliber 37 mm, dikarenakan menyesuaikan dengan amunisi
senjata anti tank yang digunakan satuan infanteri, dengan alasan mempermudah
pasokan perbekalan amunisi kepada satuan Panzer. Pemerintah melihat Meriam
kaliber 37 mm Pak 36/37 sebagai senjata utama dari konsep tank medium172
.
Jerman melihat Perang Saudara Spanyol tahun 1936-1939, sebagai uji coba
penggunaan Panzer dan taktik yang dikembangkan dalam suasana perang
sebenarnya. Spanyol dikhawatirkan menjadi rezim komunis, hal ini membuat
Jerman mengirimkan bantuan berupa pasukan dan perbekalan bagi kaum
Nasionalis. Kaum nasionalis yang dipimpin oleh Jenderal Francisco Franco,
menerima bantuan Jerman sebagai sarana untuk memukul pihak Republikan yang
pro dengan sosialis komunis.
Hitler mengirimkan sukarelawan yang dikenal sebagai Legiun Kondor,
dimana dalam kesatuan terdapat satuan infanteri dan satuan lapis baja atau Panzer
173. Bantuan berupa senjata ringan dan Panzer ditujukan untuk membantu pihak
Nasionalis, dalam usahanya mengalahkan kaum Republikan dalam perang saudara
tahun 1936. Pihak Republikan menerima bantuan yang dikirimkan Uni Soviet,
berupa persenjataan, yang berwujud senapan, senapan mesin, pesawat dan tank.
T-26 merupakan tank ringan yang digunakan oleh kaum Republikan, dalam
mempertahankan garis pertahanan dari serangan kaum Nasionalis.174
Kondor
Legion terdapat 2 kompi satuan Panzer, dilengkapi dengan Panzerkampfwagen 1
172
Fernando R. Srivanto, op cit, hlm 27. 173
Ian Westwell, Condor Legion: The Wermacht Training Ground, Hersham England, Allan
Publishing, 2004, hlm 25-26. 174
Ibid, hlm 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Aufrung A dan b sebagai kekuatan utama. Pertempuran di wilayah sungai Ebro
menjadi ajang pembuktian penggunaan tank dalam perang sesungguhnya dimana
Panzer 1 berhadapan dengan T-26. Pengalaman yang didapatkan dalam
pertempuran di Sungai Ebro dapat berguna dikemudian hari. Siasat Blitzkrieg
yang memadukan serangan Panzer Infanteri dan Angkatan udara, mulai
dipraktekan dan perwira langsung dilapangan. Pengalaman di Spanyol menjadi
salah satu ajang latihan bagi Angkatan Darat atau Wermacht, dalam
mempersiapkan diri dalam usaha memasukan kembali wilayah Danzig ke dalam
wilayah Jerman.
Tabel 7. Kekuatan Lapis Baja Jerman Pasca Versailles sampai 1939175
kekuatan Lapis Baja Jerman
Pasca
Versailles 1934 1935 1939
Julah Divisi Lapis Baja 0 3 6 10
Jumlah Keseluruhan unit Lapis baja 0 450 900 2510
3. Membangun Kembali Angkatan Laut dan Udara Jerman
Kesatuan Angkatan Udara dibubarkan dan perlengkapan yang masih dimiliki
diberikan kepada kekuatan Sekutu sebagai pampasan perang. Jerman tidak
diperbolehkan, membangun kembali Angkatan. Pesawat angkut adalah tipe - tipe
pesawat yang diperbolehkan oleh kekuatan Sekutu, dikarenakan digunakan untuk
maskapai penerbangan sipil Jerman yaitu Lufthansa. Lufthansa menjadi salah satu
tempat yang dipilih untuk membentuk kembai kekuatan udara Jerman dikarenakan
banyak pilot yang mempunyai banyak pengalaman terbang selama menjadi pilot
maskapai Lufthansa, sehingga dapat menjadi modal awal pembentukan kesatuan
175
Thomas L Jentz, opcit, hlm 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Angkatan Udara Jerman. Erhard Milch yang merupakan Direktur pelaksana dari
maskapai Lufthansa ditunjuk oleh Herman Goering sebagai sekretaris utama dari
Kementerian urusan Penerbangan atau Reichsluftfahrtministerium.
Goering melihat kapasitas dari Erhard Milch sebagai direktur dari Lufthansa
sehingga dianggap mempunyai admistrasi yang baik dalam menyusun Angkatan
Udara baru. Hitler melihat perlunya dibentuk konsep Angkatan Udara yang baru,
menlihat industri penerbangan Jerman yang mengalami peningkatan setelah
program perbaikan Industri masa Hitler. Angkatan Udara Jerman yang dirancang
dengan dasar keperluan perkembangan Militer Jerman ketika naiknya Hitler,
sehingga dalam membentuk Angkatan Udara model baru diperlukan biaya serta
peralatan yang baik. Pemerintah Jerman mempersiapakan dana sebesar 10,5
Miliar Reichsmark dalam pembentukan Angkatan Udara baru dan menggunakan
orang orang yang ada di dalam Lufthansa sebagai awal korps perwira Angkatan
Udara.
Awal dari perlengkapan yang disiapakan pada tahun 1934-1935 adalah 390
pesawat pembom dengan mengubah pesawat pengangkut penumpang dan
mengantinya dengan pelempar bom. Pesawat pembom awal yang digunakan
adalah pesawat Ju-52 yang digunakan sebagai pesawat utama dalam maskapai
Lufthansa, Goering sebagai Komandan Tertinggi Angkatan Udara Jerman melihat
pesawat tersebut sesuai dengan ketentuan yang diinginan oleh pemerintah.176
Erhard Milch diangkat menjadi Letnan Jenderal dari Angkatan Udara sehingga
banyak pilot sipil yang mendaftar menjadi pilot Angkatan Udara dan mendapatkan
176
Diakses dari https://media.defense.gov/2017/Apr/07/2001728431/-1/-
1/0/B_0012_MURRAY_STRATEGY_FOR_DEFEAT.PDF pada tanggal 2 Oktober 2019 pukul
12.00 Wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
pangkat secara militer.
Korps Perwira menjadi kunci dari berkembangnya, dimana Angkatan Udara
pada tahun 1935 memiliki 900 perwira penerbang dan 200 perwira satuan Artileri
pertahanan udara dan memiliki kekuatan pasukan sebesar 17.000 pasukan.177
Tahun 1939 sebelum pecahnya perang dengan Polandia kekuatan Angkatan Udara
Jerman mengalami peningkatan sebesar 15.000 perwira dari berbagai kesatuan
dan 370.000 pasukan dilapangan, kekuatan yang ada di Angkatan Udara menjadi
faktor utama Hitler melihat kekuatan Angkatan Udara sebagai kunci utama dari
seranganke Polandia. Pabrikan industri penerbangan yang mengalami
perkembangan setelah kebijakan perbaikan sektor industri, membuat Goering
memberikan kebebasan bagi pabrikan indutri penerbangan untuk membuat
pesawat model baru.
Dalam pembentukan Angkatan Udara Jerman menggunakan empat tipe
pesawat dalam mengisi kesatuan yang ada, pesawat pembom digunakan oleh
Skuadron pesawat pembom dan pesawat tempur/ Fighter digunakan dalam
Skuadron pesawat tempur serta pesawat pembom penukik dalam Skuadron
pembom tukik. Pabrikan Heinkel berhasil menciptakan konsep pesawat baru,
dikarenakan banyak pesawat pembom yang ada masih menggunakan sayap ganda
atau Biplane tetapi Jerman menjadi negara awal mengembangkan pesawat sayap
tunggal dengan baling baling besi. Heinkel-111 menjadi pesawat pembom
medium yang berhasil dikembangkan oleh Jerman yang digunakan untuk mengisi
kesatuan pesawat pembom, pabrikan Junker tidak mau kalah dengan Heinkel
177
Wilhelm Deist, The Wermacht and German Rearemament, Hampshire, Macmiland Press,
1981, hlm 60-62.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
dimana Junker mengembangkan pesawat pembom sayap tunggal yang dikenal
sebagai Ju-86. Konsep pesawat pembom tukik juga tidak luput dari perhatian
pemerintah dimana Junker membuat purwarupa pesawat tukik mode Ju-87 yang
digunakan dalam Skuadron pembom tukik.
Tabel 8: Total Kekuatan Angkatan Udara Pasca Versailles sampai 1939178
Total Kekuatan Angkatan Udara Jerman Pasca Versailles
Tahun
1935
Tahun
1939
Total Kekuatan personil dilapangan179
0 18.000 370.000
Jumah Total Pesawat180
0 450 2315
Artikel no 181 dari Perjanjian Versailles menjelaskan bahwa : kekuatan
Angkatan laut Jerman hanya memiliki kekuatan sebesar 6 kapal tipe Battleships,
kelas Deutschland dengan senjata utama kaliber 11 Inci atau 280 mm.181
Kapal
Penjelajah yang merupakan tipe satuan tempur juga mengalami pembatasan
seperti kesatuan Battleships. Kapal Penjelajah yang boleh digunakan Angkatan
Laut Jerman berdasarkan Perjanjian Versailles adalah kapal penjelajah ringan
kelas Stettin dengan senjata utama kaliber 150 mm. Jerman juga tidak
diperbolehkan untuk memiliki dan memproduksi kapal selam.
Sekutu beranggapan bahwa kapal selam yang diproduksi dapat menjadi
senjata utama dalam perang dikemudian hari, sehingga kapal selam yang dimiliki
Jerman harus diserahkan kepada pihak sekutu sesuai isi pasal 186.182
Dalam
178
Chris Mcnab, Hitler War Eagle 1933-1945, London, Osprey Publishing, 2012., hlm 20 179
Dalam jumlah satuan Tentara 180
Dalam Jumlah unit Pesawat yang terdiri dari kesatuan : Pesawat tempur, Pesawat Pembom ,
Pesawat Serang dan Pesawat Pengintai . 181
Ibid, hlm 15. 182
. Wilhelm Deist, Dkk, German and Second World War : Volume 1, Oxford, Oxford University
Press, 1990, Hlm 478-479.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Artikel no 173 dari Perjanjian Versailles menjelaskan bahwa sistem wajib militer
dihapuskan , sehingga kesatuan yang ada harus terdiri dari tentara professional
saja. Kekuatan Jerman ketika perang hanya diperkenankan untuk menggunakan
kekuatan warga sipil sebagai tentara cadangan. Jerman yang dihadapkan dengan
segala kesulitan akibat isi Perjanjian Versailles berupaya untuk tetap menjadi
kekuatan yang solid183
.
Dibawah Pemerintah Hitler berupaya untuk mengembalikan kembali
kejayaan Angkatan Laut Jerman, dengan cara membangun kembali kesatuan
kesatuan tempur dan kapal-kapal perang model baru. Melalui Program
Pesenjataan Kembali Angkatan laut mendapatkan kapal-kapal baru yang leih
modern dari pada kapal peninggalan Perang Dunia Pertama. Sebagai contoh pada
tahun 1936 Jerman mengembangkan kapal tempur baru, dengan berat 50.000 ton
dengan senjata utama 9 meriam kaliber 38 cm yang dapat bersaing dengan kapal
yang sama dari Angkatan Laut Inggris.
Program tahun 1936 merancang untuk membangun setidaknya 4 sampai 6
unit kapal tempur dengan senjata utama kaliber kaliber 38 cm, hal menjadi
penting melihat Inggris dan Perancis yang mengembangkan kekuatan Angkatan
Lautnya yang ditakutkan akan mengancam Jerman. Menjelang tahun 1939
kekuatan Angkatan Laut Jerman mengalami peningkatan baik dalam segi
kekuatan Kapal Perang maupun dalam jumlah personil yang ada, dibuktikan
dengan tabel berikut:
183
Wilhelm Deist, A.J Nichols, The Wermacht and German Rearmement, Hampshire, the
Macmillian Press Ltd, 1986, hlm 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 9. kekuatan Angkatan Laut Jerman Pasca Versailles sampai 1939184
Total Kekuatan AL Jerman Pasca Versailles
Tahun
1935
Tahun
1939
Jumlah unit Kapal 185
24 150 475
total Keselurahan Personil 15.000 30.000 215.000
B. Persiapan Logistik Tentara Jerman Selama Serangan Kilat
1. Persiapan Logistik yang Digunakan Angkatan Darat Jerman
Jerman dalam mempersiapakan Serangan Kilat yang dilaksanakan pada awal
September 1939, mempersiapakan logistic yang digunakan selama serangan
berlangsung. Kebutuhan yang dipersiapakan meliputi perbekalan yang digunakan
oleh pasukan dilapangan , seperti kebutuhan pasokan makanan bagi pasukan dan
pasokan amunisi. Untuk mencukupi kebutuhan pasokan makanan Markas Besar
Jerman melalui Departemen bagian Perbekalan atau Divisionsintendant, mulai
mempersiapak jenis-jenis makanan yang didapatkan pasukan dilapangan selama
berlangsungnya Serangan Kilat.
Pasukan yang ada dilapangan mendapatkan jatah makanan sebanyak 3 kali
selama satu hari dengan rincian makanan 350 gram daging antara lain daging sapi
atau Rinderbraten dan daging babi atau Schmalzfleisch yang dimasak dalam setiap
dapur umum dalam setiap Batalyon186
. Gandum menjadi salah satu bahan
184
Diakses dari : https://www.researchgate.net/publication/235018464_Luftwaffe_Maritime_Operations_in_World_
War_II_Thought_Organization_and_Technology pada tanggal 9 Januari 2020 pukul 10.00 Wib 185
Gabungan dari keseluruhan kapal yang ada dengan rincian satuan sebagai berikut: satuan Kapal
Tempur kapal Penjelajah ,kapal Penghancur, Kapal Selam ,Kapal Penyapu Ranjau. 186
Diakses dari : https://warfarehistorynetwork.com/2018/12/20/rations-of-the-reich/ pada tanggal
6 Desember 2019 pukul 12.46 Wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
makanan yang suplainya diatur oleh setiap komandan Divisi dimana dalam setiap
Batalyon terdapat 2 sampai 3 dapur umum atau Bäkereikompanie, dengan rincian
setiap prajurit mendapatkan 150 sampai 250 gram roti gandum dan mendapatkan
juga biscuit yang dapat dibawa dalam kantong makanan.
Ketika pasukan bergerak maju terkadang perbekalan seperti gandum
tertinggal di markas Batalyon, sehingga membuat komandan pasukan
memerintahkan pasukan untuk membawa ransum pribadi yang terdiri atas biskuit
kalengan, rokok dan 150 gram daging kaleng siap makan. 187
Amunisi menjadi
salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap satuan baik infanteri, Panzer dan
Altileri medan, kebutuhan akan pasokan amunisi telah dipersiapakan Jerman jauh
sebelum pecah perang tahun 1939. Markas Besar Angkatan Darat Jerman telah
mempersiapakan pasokan amunisi yang akan digunakan selama jalanya operasi di
Polandia, dimana Agustus tahun 1939 Industri militer telah memproduksi 865.000
ton amunisi baik amunisi untuk senapan dan peluru untuk satuan Altileri medan
188.
Pasokan amunisi yang telah dipersiapkan dan dirancang untuk bisa bertahan
selama 2 sampai 3 bulan jalannya serangan, pasokan amunisi setelah 3 bulan
jalannya serangan akan dipersiapkan kembali menunggu proses produksi yang
dilakukan oleh Pabrikan amunisi di Jerman. Bahan bakar juga menjadi barang
yang sangat penting dalam jalannya serangan kilat, dimana setiap satuan panzer
memerlukan setidaknya pasokan terus-menerus bahan bakar dalam menunjang
keberhasilan serangan kilat tahun 1939.
187
Hajo. Holborn, op.cit, hlm 744. 188
Ioannis-Dionysios Salavrakos, Re-Assesment Of German Armaments Production During
World War II, University of Athens, Athens, 2010, hlm 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Pasokan bahan bakar datang dari Jerman menggunakan gerbong pengangkut
bahan bakar, sehingga dalam sekali pengiriman setidaknya satu gandengan kereta
dapat mengangku 50 gerbong bahan bakar. 189
Satuan Panzer membutuhkan suplai
suku cadang bagi satuan panzer yang ada dilapangan, dikarenakan banyak Panzer
yang mengalami kerusakan baik kerusakan akibat tembakan musuh dan
mengalami kerusakan mesin. Bagian perbekalan dari satuan Panzer menjadi
tulang punggung dari keberhasilan Panzer di lapangan, dimana terdapat 2 teknisi
mesin untuk memperbaiki mesin kendaran, 2 orang ahli las yang dapat
memperbaiki lapisan baja dari Panzer dan memberikan perbaikan pada bagian
permukaan. Terdapat juga kendaraan pembawa katrol yang dapat digunakan untuk
memindahkan mesin dari Panzer, sehingga teknisi mesin dapat memperbaiki
mesin sehingga dapat digunakan kembali. Terdapat juga satu truk pengangkut
perbekalan berupa oli dan pelumas untuk bagian rantai pada Panzer, sehingga
dapat melakukan pelumasan dan perawatan rantai langsung di depot masing-
masing. 190
2. Logistik bagi Angkatan Laut Jerman
Kesatuan Angkatan Laut yang terlibat telah dipersiapakan perbekalan dalam
menunjang operasional, dimana menggunakan pangkalan utama Angkatan Laut
Jerman yang ada di wilayah Helogoland dan Wilhelmshaven sebagai titik utama
perbekalan yang akan digunakan.191
. Kesatuan Marinir Jerman yang akan ikut
dalam serangan terhadap pelabuhan Gdansk dan kota Danzig mulai dipersiapakan,
189
Ibid. hlm 4-5 190
Departeman of US Army, Historical Study of German Tank Maintenance, Washington DC,
US Army Publisher, 1954, hlm 5-6. 191
Diakses dari : https://www.germannaval.com/fileadmin/user_upload/gnyk/news-
press/Nobiskrug_Press_relaese_F_Hessen.pdf pada tanggal 6 Desember 2019 pukul 14.41 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
dimana sebulan sebelum serangan kesatuan yang terlibat berlatih bersama pihak
Angkatan Darat dalam taktik perebutan kota dan diharapakan dengan latihan
gabungan ini serangan yang dilancarkan dapat berjalan sesuai rencana. Pasokan
amunisi untuk senjata utama kapal Schleswig-Holstein, telah dipersiapakan
dengan pasokan 150 sampai 200 butir peluru untuk senjata utama, serta pasokan
perbekalan juga telah dipersiapakan untuk kelancaran operasional kru kapal
selama 2 bulan masa perang tanpa harus kembali ke Depot utama di pelabuhan
Kiel.
Markas Besar Angkatan Bersenjata Jerman telah mempersiapakan
penggunaan bahan bakar yang akan digunakan selama berlangsungnya kampanye
militer di Polandia. Produksi bahan bakar di Jerman mulai mengalami
peningkatan kapasitas produksi dimana, pada tahun 1939 memproduksi 9 juta
barel minyak dan menjelang kampanye militer di Polandia meningkat menjadi 15
juta barel minyak. 192
bahan bakar yang dipersiapakan dirancang agar mampu
mencukupi kebutuhan selama 3 sampai 4 bulan berjalannya kampanye militer di
Polandia, sehingga penggunaan bahan bakar harus digunakan secara efisien agar
mencukupi untuk setiap satuan yang ada dilapangan.
3. Logistik yang digunakan Angkatan Udara Jerman
Kesatuan Angkatan Udara memerlukan pasokan bahan bakar sama seperti
kesatuan Angkatan Darat, dimana bahan bakar yang digunakan adalah jenis
Aviation fuel yang biasa dikenal sebagai avtur. Pasokan amunisi pengganti dan
bom juga telah dipersiapakan oleh Markas Besar Angkatan Udara dimana depot-
192
Diakses dari : https://www.histclo.com/essay/war/ww2/eco/raw/oil/w2ero-ger.html pada tanggal
7 Desember 2019 pukul 13.24 Wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
depot telah dipersiapakan di wilayah Perbatasan seperti Bandara Dresden sebagai
pusat perbekalan milik satuan yang digunakan selama serangan kilat tahun
1939193
. Markas Besar Angkatan Udara Jerman memberikan perintah menjelang
tanggal 30 September 1939, dimana isi dari perintah tersebut adalah
memerintahkan kepada setiap komandan skuadron untuk mempersiapakan segala
kesiapan baik kesiapan perlengkapan maupun persiapan personil. Pesawat-
pesawat yang digunakan mulai dipersiapakan dimana skuadron Pembom mulai
mendapatkan amunisi berupa bom dan peluru senapan mesin bagi kesatuan
Pesawat Pencegat.
Pasokan bahan bakar berupa avtur menjadi kebutuhan logistik yang
mendapatkan perhatian penuh dari Markas Besar Angkatan Udara Jerman, dimana
untuk memenuhi pasokan bahan bakar peralatan yang ada dilapangan mulai
dinstruksikan untuk menggunakan avtur secara efisien. Bahan bakar yang
digunakan oleh Kesatuan Angkatan Udara , Angkatan Laut serta Angkatan Darat
dapat dilihat dari tabel berikut :
193
Diakses dari : https://media.defense.gov/2017/Apr/07/2001728431/-1/-
1/0/B_0012_MURRAY_STRATEGY_FOR_DEFEAT.PDF. pada tanggal 6 Desember 2019 pukul
14.30 wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tabel 10194
. Kebutuhan Bahan Bakar yang disiapakan Jerman selama Serangan
KIlat
Jenis
Kebutuhann 195
produksi dalam negeri(
ton/hari)
cadangan (
ton)
Bahan bakar kendaraan196
171000 95.000 451.000
Avtur 11000 41.500 492.000
Bahan bakar untuk tank 142000 28.000 298.000
bahan bakar untuk AL 276000 51.000 1.129.000
pelumas / oli kendaraan 32000 9900 141.000
C. Keadaan Tentara Polandia Menjelang Perang Kilat Kilat Tahun 1939
1. Keadaan Angkatan Darat Polandia Menjelang Serangan Kilat
Rencana Silesia merupakan rencana pertahanan yang dirancang oleh Polandia
untuk menahan invasi Jerman yang berasal dari wilayah Silesia. Dalam rencana
Silesia militer Polandia mempersiapkan 20 Divisi Infanteri menjaga di sepanjang
perbatasan dengan Jerman, dan pasukan cadangan yang berjumlah 7 divisi yang
disiapkan oleh Angkatan Darat Polandia197
. Militer Polandia melakukan revitaliasi
militer dimana dalam tahun 1935, Angkatan Darat berusaha menambah jumlah
kekuatan menjadi sebesar 30 divisi Infanteri, 9 divisi Kavaleri berkuda dan 30
batalion satuan lapis baja.
Angkatan Darat Polandia juga mendapatkan prioritas dari pemerintah untuk
mendapatkan perlengkapan yang memadai. Angkatan Darat memerlukan
perlengkapan yang modern seperti pesawat tempur, dimana pesawat yang
digunakan merupakan peninggalan masa perang tahun 1919-1921 dan
194
Wilhelm Deist, Dkk. op cit. hlm 363 195
Kebutuhan yang digunakan selama 1 bulan Serangan 196
Kendaran yang dimaksud adalah jenis Mobil, Truk serta Sepeda motor untuk satuan Infanteri
Mekanis 197
Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
memerlukan perawatan yang memakan banyak biaya. Kesatuan Infanteri juga
memerlukan senjata anti tank untuk menghadapi serangan dari satuan lapis baja,
sehingga infanteri dapat menghentikan dan menghancurkan serangan tank dengan
menggunakan senjata anti tank tersebut.
Angkatan Darat Polandia membentuk suatu komite198
yang dibentuk untuk
mengurusi masalah persenjataan dan perlengkapan bagi satuan Infanteri. Program
yang dirancang oleh komite masalah persenjataan menggunakan bantuan
pendanaan dari Perancis sebesar 2,5 Miliar Franc selama 5 tahun,199
dana yang
diberikan oleh Perancis digunakan untuk membeli persenjataan dari luar negeri
untuk keperluan Angkatan Darat. Senjata yang menjadi kebutuhan adalah senjata
anti tank dimana melihat Jerman mulai mengembangkan satuan lapis baja.
Polandia melihat Swedia sebagai pemasok senjata anti tank bagi satuan infanteri,
dimana Bofors membuat senjata anti tank yang dikenal sebagai Bofors 37 mm
anti-tank gun.
Angkatan Darat Polandia membeli sekitar 100 senjata anti tank dari Bofors
serta lisensi untuk dapat diproduksi secara massal di pabrikan senjata milik militer
Polandia. Senjata anti pesawat yang dikembangkan oleh Bofors juga tidak luput
dari perhatian Angkatan Darat Polandia, hal ini didasari bahwa infanteri
memerlukan bantuan dari senjata anti pesawat untuk melindungi pasukan yang
ada dilapangan dari kemungkinan adanya serangan udara. Bofors memproduksi
senjata anti pesawat yang dikenal sebagai Bofors 40 mm gun, serta Polandia
198
Komite yang dimaksud adalah KSUS atau Komitet do Spraw Urbrojenia I Sprezetu yang
dipimpin oleh Jenderal Kamizierz Sonskowi yag mengurusi perlengkapan dan persenjataan bagi
satuan infanteri Polandia. Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 22. 199
Ibid, hlm 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
membeli senjata tersebut agar dapat digunakan dalam satuan infanteri.
Militer Polandia pada tahun 1938 melakukan peninjauan kembali rencana
pertahanan terhadap Jerman, dimana rencana pertahanan yang disusun tahun 1925
dirasa tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Jenderal Tadeusz Kutrzeba
merancang sebuah pola pertahanan yang baru dimana tentara Polandia dibagi
menjadi beberapa satuan Army, dimana dalam 1 satuan Army terdiri dari 2 sampai
3 divisi satuan Infanteri. Satuan Army of Warsaw merupakan tentara bertugas
untuk menjaga kemungkinan serangan yang datang dari Prussia timur, satuan
Army Poznan bertugas untuk menjaga adanya serangan mendadak dari Jerman
melalui timur wilayah Poznan.
Satuan Army lodz - Czestochowa bertugas mengamankan wilayah perbatasan
dengan Cekoslovakia, dimana Cekoslovakia telah diduduki oleh Jerman sehingga
mengantisipasi serangan Jerman melalui perbatasan. Jenderal Tadeusz Kutrzeba
memperkirakan bahwa serangan Jerman mengarah langsung menuju Warsawa,
sehingga terdapat tentara cadangan yang dapat digunakan ketika garis pertahanan
di wilayah Warsawa berhasil di tembus. Tentara Cadangan ini mempunyai
kekuatan 2 divisi Infanteri yang dapat digunakan untuk menutup celah yang
berhasil ditembus oleh Jerman
2. Kerjasama Militer Antara Polandia dengan Perancis dan Inggris
Perancis yang menjadi pemenang dalam Perang Dunia Pertama, menjadi
rujukan bagi militer Polandia dalam mewujudkan militer yang efisien. Dalam
perang tahun 1919 Perancis menjadi negara utama pendukung Polandia, dalam
menahan serangan kaum Bolseviks. Melalui kesatuan Polish Army in France
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
doktrin militer Perancis mulai dipelajari oleh perwira Polandia, dilihat dari
Jenderal Jozef Haller yang menjadi komandan kesatuan diatas mendapatkan
pendidikan militer model Perancis. Perancis dan Polandia menjalin hubungan
diplomatik yang baik, bahkan berencana membentuk suatu kerjasama militer
kedua negara. Kesepakatan perjanjian militer antara Polandia dan Perancis terjadi
pada tahun 1921, dimana dalam perjanjian ini Polandia mendapatkan bantuan
militer dari Perancis serta menjadi rujukan bagi model militer Polandia.200
Perjanjian militer antara Perancis dan Polandia memberikan kesempatan bagi
perwira Perancis, untuk menjadi intruktur dari pembangunan militer bagi
Angkatan Darat Polandia. Perwira tinggi Perancis seperti Jenderal Maxime
Weygand yang menjadi penasihat militer bagi Presiden Mościcki. Banyak perwira
yang tergabung dalam Misi Militer bagi Polandia atau French Military Mission to
Poland ikut terlibat dalam usaha merevitalisasi militer Polandia.201
Perancis
memberikan bantuan perlengkapan dan persenjatan bagi militer Perancis, dapat
dilihat dari sebagian besar kesatuan Altileri menggunakan Meriam lapangan
model 1897 yang dikenal sebagai Matériel de 75mm Mle 1897. Perancis juga
terlibat dalam pembentukan korps perwira militer Polandia, dilihat dari akademi
militer yang dikhususkan menggunakan model pembinan seerti di akademi École
Spéciale Militaire de Saint-Cyr.202
200
David Williamson, Poland Betrayed :The Nazi and Soviet Invasion in 1939, Barnsley, Pen and
Sword Publisher, 2009, hlm 7. 201
Idem. 202
Merupakan Akademi militer kebanggaan militer Perancis dimana dalam akademi ini mendidik
calon perwira tinggi bagi militer Perancis. Diakses dari
https://prepablecosocio.files.wordpress.com/2009/05/concours-saint-cyr.pdf pada tanggal 5
Oktober 2019 pukul 13.00 Wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Jenderal Pilsudski meminta bantuan perlengkapan kepada Perancis mengenai
pembelian kendaraan lapis baja. FT 17 yang digunakan oleh militer Polandia
memainkan peranan vital dalam perang dengan kaum Bolseviks, dikarenakan tank
digunakan bersamaan dengan kesatuan Infanteri dalam menembus garis
pertahanan musuh. Polandia berusaha mewujudkan kesatuan lapis baja dengan
menggunakan tank sebagai kekuatan utama, hal ini ditindak lanjuti pada tanggal
31 September tahun 1931 dimana terjadi usaha Polandia untuk membeli tank
kepada Inggris. Polandia melihat tank ringan jenis Vickers dengan model E
sebagai kekuatan utama bagi cikal bakal kesatuan lapis baja Polandia, tank jenis
Vickers ini merupakan tank ringan dengan bobot maksimal 6 ton dan mempunyai
senjata utama Meriam kaliber 37 mm.203
Polandia membeli tank ringan pabrikan Vickers dengan jumlah 50 unit
dengan rincian, 16 unit tank dengan dengan spesifikasi kubah dengan senjata
utama kaliber 37mm dan 22 unit lainnya dengan spesifikasi 2 kubah tank dengan
persenjataan 2 senapan mesin kaliber 7,7mm204
. Militer Polandia tidak hanya
membeli dalam jumlah besar tetapi juga membeli lisensi untuk memproduksi
sendiri model tank yang dibeli. Pabrikan Vickers memberikan lisensi kepada
militer Polandia agar dapat membuat konsep tank ringan sendiri dengan melihat
Vickers sebagai rujukan utama. Tank Vickers mulai dikirim ke Polandia pada
tahun 1932 dan para petinggi militer seperti Jenderal Edward Rydz-Śmigły,
melihat Polandia memiliki potensi kendaraan lapis baja untuk menandingi
kekuatan militer Jerman yang mulai bangkit.
203
David R. Higgins, Duel : Panzer II vs 7TP, Osprey Publishing, London, 2015, hlm 20. 204
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Pemerintah Polandia tidak menerima begitu saja tank yang datang dari
Inggris, pemerintah menggandeng para ahli permesinan dari berbagai universitas
di Polandia, untuk melihat dan memodifikasi tank yang telah dibeli agar sesuai
dengan kebutuhan Angkatan Darat Polandia. Universitas Teknik Warsawa
atau Politechnika Warszawska melihat mesin dalam tank ringan Vickers yang
digunakan tidak memenuhi standar yang diinginkan oleh Angkatan Darat
Polandia. Universitas Teknik Warsawa melihat masalah mesin yang tidak sesuai
dengan keinginan Angkatan Darat sebagai kesempatan, untuk menciptakan tank
produksi dalam negeri yang sesuai dengan standar yang ditentukan pemerintah.
Pihak Państwowe Zakłady Inżynierii atau Pabrikan senjata milik Pemerintah
Polandia menciptakan sebuah purwarupa dari tank ringan dengan melihat konsep
tank Vickers. Pabrikan senjata milik Pemerintah Polandia mengembangkan
konsep tank dengan bobot 7 ton dengan konfigurasi, kubah dapat berputar 360
derajat dan menggunakan senjatan utama Kaliber 37 mm.205
Pemerintah Polandia
mengumumkan pada tanggal 16 Agustus tahun 1934 berhasil menciptakan tank
model baru dengan nama tank 7TP. Militer Jerman yang mengalami kebangkitan
setelah naiknya Hitler, membuat Polandia merancang sebuah skenario untuk
mengantisipasi kemungkinan perang dengan Jerman. Polandia melihat wilayah
perbatasan dengan Jerman sebagai rute yang digunakan untuk kemungkinan
Invasi Jerman, sehingga militer Polandia mengembangkan rencana pertahanan
yang dikenal sebagai Rencana Silesia / Plan Silesia. 206
205
Richard.M.Orgerkiewicz, op cit, hlm 267. 206
David Williamson, op cit, 62.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
3. Persiapan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Polandia sebelum
Serangan Kilat
Seperti halnya persiapan yang dilaksanakan Angkatan Darat Polandia
menjelang serangan Kilat tahun 1939, pihak Angkatan Laut dan Udara Polandia
juga merancang rencana yang digunakan dalam menghadapi kemungkinan pecah
perang dengan Jerman pada bulan September 1939. Markas Besar Angkatan
Udara Polandia memberikan perintah kepada setiap satuan yang ada dilapangan
untuk mempersiapakan segala perlengkapan dan personil dalam menghadapai
kemungkinan serangan udara yang dilakukan oleh Jerman, namun Markas Besar
Angkatan Udara Polandia tidak mengetahui secara pasti tentang kapan dan berapa
kekuatan yang mungkin digunakan Jerman. Rencana yang disusun oleh Markas
Besar Angkatan Udara Polandia guna memhadapi kemungkinan serangan Jerman
adalah membagi kekuatan yang ada guna disebar di wilayah Perbatasan dengan
Jerman, hal ini diambil dengan perkiraan bahwa jika terjadi kemungkinan
serangan udara yang dilakukan Jerman akan dengan mudah dilumpuhkan sebelum
menyerang target-target penting seperti kota Warsawa, Lublin dan Cracow.207
Pesawat tempur dan satuan Pembom mulai ditempatkan di wilayah Warsawa,
mengingat bahwa Warsawa merupakan pusat politik bagi Polandia membuat
pengamanan udara diatas Warsawa menjadi tanggung jawab dari Markas Besar
Angkatan Udara Polandia. Satuan Pesawat Tempur dari satuan 141 Eskadra
Mysliwska dibawah pimpinan Florian Laskowski.mendapat tugas utama untuk
mempertahankan wilayah udara Warsawa dari kemungkinnan ancaman serangan
207
Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
pesawat Jerman, dibuktikan dengan perintah dari Markas Besar Angkatan Udara
Polandia pada tanggal 24 Agustus 1939 seluruh personil dan perlengkapan harus
selalu dalam keadaan siaga dalam menghadapi segala kemungkinan. 208
Tabel 11 :Kekuatan Angkatan Udara Polandia Menjelang Serangan Kilat tahun
1939209
kekuatan Angkatan Udara Polandia
Jenis Pesawat PEMBOM TEMPUR PENGINTAI
Jumlah 210
315 330 280
Sama seperti persiapan yang dilakukan oleh Angkatan Udara , Angkatan Laut
Polandia juga melakukan persiapan guna menghadapi kemungkinan serangan dari
Angkatan Laut Jerman Angkatan Laut Polandia mempunyai tugas untuk
mempertahankan wilayah laut Baltik yang menjadi jalur perdagangan dari
Polandia dengan negara lain. Dengan Penjagaan yang dilakukan oleh Angkatan
Laut Polandia dimaksudkan, agar wilayah Danzig dan Pelabuhan Westerplatte
yang terletak di dekat laut Baltik aman dari usaha serangan dari Angkatan Laut
Jerman. Melihat minimnya kekuatan yang dimiliki Oleh Angkatan Laut Polandia
membuat 3 Kapal Penghancur terbaik yang dimiliki menuju Pelabuhan wilayah
Inggris agar tidak hancur akibat serangan Udara Jerman .
208
Belcarz Bartolomiej dan Robert Peckowski, The White Eagle: The Operation Men and
Aircraft of Polish Airforce 1918-1939, Crecy, Hikoki Publication, 2001,hlm 183 209
Ibid, hlm 174-175 210
Dalam satuan unit pesawat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tabel 12. Kekuatan Angkatan Laut Polandia sebelum Serangan Kilat tahun
1939211
Jenis Kapal
Kapal
Penghancur
Kapal Penebar
Ranjau
Kapal
Selam
Penyapu
Ranjau
Jumlah 4 1 5 6
D. Persiapan Akhir Angkatan Darat Jerman Sebelum Serangan Kilat
1. Membentuk Komando Terpadu Sebelum Serangan Kilat
Markas Besar Komando Angkatan Darat Jerman atau Oberkommando des
Heeres mulai menyusun rencana kemungkinan serangan terhadap Polandia, hal ini
didasarkan keinginan Hitler untuk mengembalikan wilayah Danzig yang diduduki
Polandia. Hitler melihat bahwa kembalinya Danzig perlu menggunakan kekuatan
senjata, sehingga Hitler bersama para Jenderal membahas kemungkinan serangan
terhadap Polandia. Jenderal Franz Halder berencana untuk membentuk dua satuan
setingkat Army yang digunakan dalam usaha serangan ke Polandia, dengan alasan
bahwa dengan adanya dua satuan Army memudahkan memotong garis pertahanan
Polandia. Satuan Army yang akan digunakan dalam serangan terhadap Polandia
berasal dari Komando Tentara Pertama atau Heeresgruppen Komando1, dibawah
pimpinan Generaloberst Gerd von Runsted dengan Markas Besar yang berada di
wilayah Kassel212
. Heeresgruppen komando1 menjadi kekuatan utama dari upaya
serangan terhadap Polandia, dimana dalam satuan ini terdiri dari Tentara ke 4 dan
ke 3 yang akan menjadi ujung tombak serangan dari utara. Hitler melakukan rapat
211
Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 100-101 212
Robeth M. Kennedy, The German Campaign in Poland 1939, Department of the U S Army,
Washington DC, 1956, Hlm 58.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
bersama Jenderal-Jenderal Angkatan Darat Jerman untuk membahas rencana
serangan terhadap Polandia, pertemuan antara Hitler dengan Jenderal terjadi pada
tanggal 26-27 April tahun 1939.
Serangan terhadap Polandia dirancang agar dua satuan Army yang telah
dibentuk menyerang kedudukan tentara Polandia dari arah utara dan selatan,
sehingga wilayah pertahanan Polandia dapat ditembus dari dua front. Tentara ke 4
yang berada diwilayah Stettin menyerang kedudukan tentara Polandia di wilayah
Gdansk serta, Tentara ke 3 yang berada di wilayah Prussia timur menyerang
kedudukan tentara Polandia yang menjaga kota Warsawa. Heeresgruppen
Komando 1 dibentuk menjadi satuan Army Grup North melalui surat perintah
yang ditandatangani oleh Hitler dan Jenderal Frans Halder sebagai kepala staf
Angkatan Darat Jerman pada tanggal 15 Juni 1939. Army Grup North menjadi
kekuatan yang akan memukul garis pertahanan tentara Polandia, khususnya
Tentara Pomerania yang berjaga diperbatasan dengan Jerman dan Tentara
Warsawa yang menjaga garis pertahanan di kota Warsawa213
.
Tentara Ke 3 terdiri dari 8 divisi satuan Infanteri 1 Divisi satuan Panzer dan 1
Brigade satuan Kavaleri berkuda, dan ujung tombak dari serangan menembus
garis pertahanan Polandia adalah Panzer. Panzer menjadi kekuatan utama dari
Tentara ke 3 dikarenakan, wilayah yang berada diwilayah operasi tentara ke 3
merupakan wilayah yang dapat digunakan oleh Panzer, sehingga momentum
serangan dapat diraih.214
Divisi Panzer yang digunakan terdiri dari 2 tipe tank
dimana tank ringan Panzerkampfwagen I dan Panzerkampfwagen II sebagai
213
Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 30. 214
War Departement, The German Armored Army, Military Intelligence Service, Washington
DC, 1942, hlm 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
kekuatan utama serta, kekuatan tank medium dengan Panzerkampfwagen III dan
Panzerkampfwagen IV sebagai kekuatan utama.215
Panzerkampfwagen I dan II
merupakan tank dengan bobot tempur tidak lebih dari 10 ton sehingga digunakan
sebagai kekuatan pengintai atau Scouting. Kekuatan tank medium menggunakan
Panzerkampfwagen III dan IV dikarenakan mempunyai ketebalan baja yang dapat
menghentikan senjata anti tank lawan, sehingga sebagai kekuatan utama dari
satuan Panzer bertumpu pada daya tembak dari satuan Panzerkampfwagen III dan
IV.
Tentara ke 4 yang dipimpin oleh Jenderal Gunther von Kluge mempunyai
kekuatan terdiri dari 4 Divisi satuan infanteri, 2 Divisi satuan infanteri mekanis
dan 1 Divisi satuan Panzer yang terdiri dari 2 Brigade Panzer dengan total
kekuatan 200 Kendaraan lapis baja. Kekuatan Army Grup South merupakan
satuan Army yang dibentuk oleh Jenderal Franz Halder dengan tujuan menyerang
kedudukan Polandia dari wilayah wilayah Selatan Jerman serta wilayah Slovakia.
Wilayah Selatan Jerman menjadi tempat yang dipilih oleh Jenderal Halder
dikarenakan, kekuatan tentara Polandia yang berjaga diperbatasan tidak sekuat
diwilayah utara sehingga mudah untuk diserang. Dengan Jerman berhasil
menguasai wilayah Cekoslovakia membuat garis pertahanan Polandia lebih
mewaspadai gerakan di utara, dibandingan adanya kemungkinan serangan Jerman
dari wilayah pendudukan Cekoslovakia. Jerman melihat kekuatan pertahanan
Polandia di wilayah Selatan hanya terdiri tentara dengan kualitas ke dua serta
kesatuan penjaga perbatasan.
215
Ibid, hlm 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Dengan kekuatan militer Polandia yang lemah membuat divisi Panzer
dapat menembus garis pertahanan tentara Polandia dengan mudah serta, dapat
bergerak lebih jauh untuk memotong pergerakan mundur pasukan Polandia. Army
Group South dipimpin oleh Generaloberst Gerd von Rundsted berdasarkan
keputusan tanggal 15 Juni 1939, Army Grup South terdiri dari Tentara ke 8, 10 dan
ke 14 menjadi kekuatan utama dalam menyerang kedudukan tentara Polandia dari
arah selatan. Tentara ke 8 dipimpin oleh Jenderal Alexsander Blaskowitz yang
terdiri dari 4 divisi satuan Infanteri serta Tentara ke 10 mempunyai kekuatan
terdiri dari 6 divisi satuan Infanteri, 2 divisi satuan Infanteri mekanis dan 2 divisi
satuan Panzer.216
Tentara ke 14 dibawah pimpinan Jenderal Wilhelm List
mempunyai kekuatan terdiri dari 5 divisi satuan Infanteri, 2 divisi satuan Panzer,
sehingga kekuatan Panzer dari Army Grup South lebih banyak jika dibandingkan
dengan jumlah dari Army Grup North dilihat dari jumlah divisi panzer.
Divisi Panzer menjadi tumpuan dari setiap Army Grup dikarenakan
kampanye militer terhadap Polandia hatus dilaksanakan secara cepat dan tuntas,
sehingga Panzer menjadi kekuatan penembus garis pertahanan Polandia dan
menyerang kebagian lemah dari AD Polandia. Jerman melihat satuan lapis baja
yang dimiliki oleh Polandia tidak mencukupi untuk membuat satuan lapis baja
setingkat Divisi, sehingga dengan mudah Panzer dapat menembus pertahanan
yang dijaga oleh satuan Infanteri dan dapat menembusnya dengan mudah. Divisi
Panzer yang digunakan dalam invasi ke Polandia memiliki total kekuatan 2511
tank kategori tank ringan serta satuan tank medium, dengan kekuatan kendaraan
216
Robeth M. Kennedy,op cit, hlm 61.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
lapis baja yang digunakan kecil kemungkinan AD Polandia dapat menahan
serangan satuan Panzer.
Intelejen Jerman atau Abwehr memberikan laporan kepada Markas Besar AD
Jerman atau Oberkommando des Heeres mengenai kekuatan AD Polandia.
Laporan yang diberikan oleh Abwehr menyebutkan bahwa kekuatan AD
didominasi oleh satuan Infanteri, hal ini dlihat dari keseluruhan kekuatan AD 55
persen diisi oleh kekuatan Infanteri dan 25 persen merupakan satuan kavaleri
berkuda217
. Kekuatan yang masih bertumpu pada satuan Infanteri dan Kavaleri
berkuda, membuat pergerakan AD Polandia menjadi terbatas dikarenakan masih
menggunakan kuda sebagai alat transportasi bagi AD. Divisi Infanteri yang
dimiliki oleh Polandia banyak yang merupakan divisi yang diisi oleh para wajib
militer, sehingga banyak dari tentara yang hanya mempunyai waktu sedikit untuk
beradaptasi dengan lingkungan militer.
Sebagai contoh kekuatan utama dari Angkatan Darat bertumpu pada divisi ke
33, 36 yang merupakan divisi yang bertempur dalam perang tahun 1919-1921, hal
ini membuat divisi tersebut mempunyai kemampuan yang memumpuni. Tidak
semua Divisi Infanteri Polandia terdiri dari para veteran Perang Polandia Uni
Soviet tahun 1921, banyak dari satuan yang baru dibentuk terdiri dari pasukan
cadangan dengan usia diatas 45 tahun218
217
Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 46. 218
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Gambar I. Pembagian Tugas Komando Selama Serangan Kilat di
Polandia219
219
Robeth M. Kennedy,op cit, hlm 65.
Hitler sebagai Komando
Tertinggi Militer Jerman
AD Komando Tertinggi
Walther von
Brautchitsch
Kepala Staf Franz Halder
Army Gruop South
Gerd von Runsted
Tentara ke 8
Alexsander Blaskowitz
180.00 pasukan
Tentara ke 14
Wihelm list
210.000 pasukan
Tentara ke 10
Walther von Reichnow
300.000 pasukan
Army Group North
Fedor von Bock
Tentara ke 4
Georg von Kuchler 320.000 pasukan
Tentara ke 3 Gunther von Kluge 230.000
pasukan
AU
Komandan Tertinggi
Herman Goering
Luftflotte 1 dan 2
Alberth Kesslering dan
Alexsander Lohr
AL
Komandan Tertinggi
Erich Reader
Komandan Kapal
Scleswig Holstein Gustav
Kieseritzky
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
2. Pengorganisasian Pasukan yang Ada Di lapangan sebelum Serangan
Kilat
Angkatan Darat Jerman segera melakukan penyusunan rencana serangan final
terhadap Polandia yang dikenal sebagi operasi Fall Weiss¸ dimana dalam operasi
Fall Weiss Jerman menyerang kedudukan Angkatan Darat Polandia dari dua arah
secara serentak dan didahului dengan serangan udara besar-besaran sebagai
pembuka serangan. Kekuatan militer Jerman telah disiapkan Angkatan Darat
mempunyai kekuatan sebesar 630.000 pasukan yang ada di satuan Army Grup
North dengan rincian 320.000 pasukan berada di satuan Tentara Ke 3 dan
230.000 pasukan di satuan Tentara ke 4220
.
Army Grup South mempunyai kekuatan gabungan sebesar 830.000 pasukan,
dengan rincian kekuatan 180.000 pasukan berada di kesatuan Tentara ke 8,
300.000 pasukan berada di kesatuan Tentara ke 10 dan 210.000 berada dikesatuan
Tentara ke 14. Army Group South mempunyai kekuatan cadangan sebesar 196.000
pasukan sebagai pasukan cadangan, hal ini dilakukan oleh Jenderal von Runsted
sebagai satuan yang dapat digerakan ketika terjadi penghancuran total AD
Polandia221
. AD Jerman juga menyiapakan kekuatan Panzer dengan rincian
kekuatan 2511 Panzer serta senjata Altileri swagerak, yang dapat digunakan untuk
memberikan bantuan tembakan ketika satuan Panzer mengalami kesulitan untuk
menembus garis pertahanan Jerman.
220
Robeth M. Kennedy, op cit, hlm 77. 221
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
3. Upaya Jerman dalam Membenarkan upaya Serangan Kilat
Hitler berupaya untuk membenarkan serangan Jerman ke Polandia melalui
usaha-usaha yang bertujuan memberikan fakta bahwa Polandia yang menyerang
Jerman. SS dibawah pimpinan Heinrich Himmler mulai menyusun rencana usaha
TentaraPolandia dalam menyerang dan menduduki stasiun Radio milik Jerman
diperbatasan, melihat wilayah Gleiwitz yang dekat dengan Polandia dipilih
menjadi tempat upaya Polandia dalam menyerang Jerman. Rencana pendudukan
stasiun radio milik Jerman dirancang menggunakan orang-orang Yahudi
berkebangsanan Polandia yang ditahan di Jerman didandani menyerupai prajurit
Polandia, hal ini ditujukan agar memberikan bukti yang kuat bahwa Polandia
memasuki wilayah Jerman. Stasiun pemancar radio yang berada di kawasan
Gleiwitz menjadi tempat yang dirancang sebagai tempat yang menjadi tujuan
serangan Polandia, dikarenakan radio yang ada akan digunakan untuk menyiarkan
berita-berita mengenai keburukan Jerman.
Kode operasi serangan rekayasa yang dirancang oleh SS dikenal sebagai
Operasi Tannenberg222
. Operasi Tannenberg dilancarkan pada tanggal 31 Agustus
1939 tepat sehari sebelum serangan besar-besaran Jerman mulai dilancarkan.
Orang-orang Yahudi yang dipersiapakan didandani mirip dengan prajurit penjaga
perbatasan Polandia, sehingga dengan adanya senjata dan perlengkapan yang ada
membuktikan bahwa serangan tersebut dilaksanakan oleh Polandia dan terjadi
kontak senjata dengan pasukan Jerman yang sudah dipersiapakan sebelumnya.
222
David Whitehead, The Day before The War: the Event in 31 August 1939, North Carolina,
MMi Media, 2000, hlm 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Hitler melihat terjadinya usaha Polandia pada tanggal 31 Agustus sebagai
sarana untuk membenarkan serangan Jerman, ketika wartawan Angkatan Darat
Jerman datang ke lokasi untuk mengambil gambar seketika itu juga berita
mengenai insiden tersebut terbut disurat kabar Militer Jerman yaitu Der Signal.
Banyak masyarkat Jerman melihat insiden ini sebagai pernyataan perang kepada
Jerman, sehingga banyak masyarakat yang mendukung pemerintah dan tentara
dalam usaha membalas insiden yang terjadi pada tanggal 31 Agustus 1939.223
Berita insiden tanggal 31 Agustus 1939 tidak hanya menyebar di Jerman saja
tetapi banyak wartawan asing yang ikut dalam peliputan berita, hal ini
dimanfaatkan oleh Menteri urusan Propaganda Jerman yaitu Joseph Goebbles
sebagai pembenaran dari usaha Jerman dalam menyerang balik Polandia. Joseph
Goebbles berkeinginan agar Inggris dan Perancis agar percaya adanya insiden di
wilayah Gleiwitz memang dilaksanakan oleh Polandia, dengan bukti-bukti senjata
dan pakaian dari prajurit yang berhasil ditawan oleh Jerman 1 jam setelah
kejadian.
223
Ibid, hlm 20-21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Gambar II.Arah Serangan Tentara Jerman ketika berlangsungnya Serangan Kilat
Tahun 1939224
.
Tabel 13.perbandingan Kekuatan Antara Jerman dan Polandia Menjelang
Serangan Kilat Tahun 1939. 225
Perbandingan Jerman Polandia
Total pasukan yang ada 1.500.000 600.000
Satuan lapis baja 226
2511 210
Jumlah pesawat tempur227
2351 800
Total Altileri Medan 9000 4300
224
Diakses dari: https://www.themaparchive.com/invasion-of-poland-initial-positions-on-1-
september-1939.html pada tanggal 27 November 2019 pukul 09.20 Wib 225
Steven Zaloga dan Victor Madej, The Polish Campaign 1939, New York, Hippocrene Books,
Inc, 1997, hlm 79 226
Dalam satuan unit tank 227
Dalam satuan unit pesawat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
BAB IV
PROSES JALANNYA SERANGAN KILAT TENTARA JERMAN KE
POLANDIA
A. Fase Awal Serangan Kilat Tentara Jerman terhadap Polandia
1. Fase Awal Serangan dari Angkatan Udara dan Laut Jerman
Hitler bersama Markas Besar Angkatan Darat Jerman atau Oberkommando
des Heeres mengeluarkan surat perintah pada tanggal 31 Agustus yang berisi,
rencana serangan harus sesuai dengan konsep Fall Weiss dengan penggunaan
satuan Panzer sebagai inti kekuatan, serangan dilaksanakan tanggal 1 September
tahun 1939 dengan sasaran utama Kota Warsawa dan penghancuran total
Angkatan Darat Polandia228
. Pertemuan yang terjadi di Markas Besar Angkatan
Darat Jerman diikuti oleh Hitler bersama Jenderal Frans Halder sebagai Kepala
Staf Angkatan Darat Jerman, Herman Goering sebagai Komandan Tertinggi
Angkatan Udara Jerman dan Laksamana Besar Erich Reader sebagai Komandan
Tertinggi Angkatan Laut Jerman beserta Jenderal Besar Gerd von Rundsted dan
Fedor von Bock.
Surat Perintah yang dikeluarkan oleh Markas Besar Angkatan Darat Jerman
segera dikirim kepada Komandan setiap Divisi yang ada baik satuan Infanteri dan
Panzer dari satuan Army Grup South dan North, hal ini dikarenakan inti serangan
terhadap Polandia berada di satuan Army Grup South dan North. Serangan Jerman
terhadap Polandia di mulai pada tanggal 1 September 1939 jam 04.45 pagi
dikarenakan data Intelejen yang berhasil di sadap oleh dinas Intel Angkatan Darat
228
H.R.Trevor. Roper, Hitler War Directives 1939-1945, London , Pan Books Ltd, 1966, hlm
38.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Jerman bahwa pada waktu tersebut merupakan waktu pertahanan Polandia berada
pada titik terlemah karena tentara yang berjaga berganti dan banyak pasukan yang
masih terlelap dalam tidurnya. Serangan Kilat yang dilancarkan Jerman ditandai
dengan serangan udara terhadap seluruh instalasi militer Polandia yang ada di
perbatasan. Serangan udara dilakukan oleh Luftflotte 1 dan 2 mengincar kubu-
kubu pertahanan yang ada di wilayah Warsawa, Cracow dan lapangan terbang
milik Angkatan Udara Polandia dengan menggunakan kekuatan-kekuatan
skuadron pesawat pembom dengan kekuatan utama bertumpu pada He-111.
Pesawat Pembom He-111 merupakan pesawat pembom medium yang dapat
membawa muatan sebesar 4000 kg bom, dengan kekuatan yang ada di kesatuan
pembom medium dapat menghancurkan segala instalasi militer seperti barak
militer dan lapangan terbang229
. Pesawat pembom tukik digunakan oleh AU
sebagai pembom yang dapat menghancurkan jalan-jalan, jembatan yang
digunakan dengan ketepatan serangan yang baik. Satuan Pembom Tukik
menggunakan ketepatan pengeboman sebagai kunci utama, sehingga membuat
Angkatan Darat bekerjasama dengan AU Jerman dalam memberikan bantuan
pemboman bagi kesatuan Panzer. Ketika Panzer bertemu dengan garis atau kubu
pertahanan yang tidak dapat ditembus maka satuan Panzer meminta bantuan
pengeboman dari udara.
Markas Besar Angkatan Darat Jerman mengirimkan sinyal serangan terhadap
seluruh komandan pasukan yang telah siap di lapangan, sinyal yang digunakan
sebagai tanda Serangan Kilat dimulai adalah kata “Dortmund” dan jam 04.40
229
Christ. Mcnab, Hitler Eagle: The Luftwaffe 1933-1945, London, Osprey Publishing, 2012,
hlm 124.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
pagi serangan pertama dilancarkan oleh Angkatan Darat Jerman. Kesatuan
Angkatan Laut Jerman menggunakan kapal perang Jerman Scleswig-Hoslten yang
berada di pelabuhan Danzig, Danzig menjadi target serangan dikarenakan terdapat
kota Danzig yang berusaha untuk mengusuri keluar tentara Polandia dari kota
Danzig. Scleswig-Hoslten dibawah pimpinan Gustav Kieseritzky, menembakan
senjata utama yaitu Meriam kaliber 280 mm dengan sasaran barak Angkatan Darat
Polandia yang berada di wilayah Westerplatte.
Di pelabuhan Danzig terjadi serangan udara yang dilakukan oleh skuadron
pembom He-111 dengan sasaran barisan kapal Angkatan Laut Polandia yang
terdapat di wilayah Westerplate, hal ini dilakukan agar kekuatan AL Polandia
dapat dihancurkan dan wilayah Danzig dapat diduduki secara cepat.230
. Scleswig-
Hoslten bersama satuan pendukung seperti kapal Penyapu Ranjau bergerak maju
guna membersihkan area pelabuhan dari ranjau lautyang dipasang oleh Angkatan
Laut Jerman dan satuan kapal Penghancur dengan Meriam utama kaliber 130mm
memberikan tembakan melancarkan serangan terhadap kubu-kubu pertahanan
yang ada di Pelabuhan dan berusaha mendaratkan pasukan Marinir berkekuatan
225 orang dibantu dengan tembakan jarak dekat dari 2 kapal Penghancur231
Kesatuan Marinir Angkatan Laut Jerman atau Marine-Infanterie yang ada
didalam kapal Penyapu Ranjau dan Kapal Penghancur membantu usaha
pembebasan Kota Danzig dibantu tembakan dari kapal Scleswig-Hoslten
mengakibatkan kedudukan tentara Polandia mundur dari kota Danzig. Luftwaffe
230
Steven J. Zaloga, Poland 1939: The Birth of Blitzkrieg, London, Osprey Publishing, 2002,
hlm 36. 231
Donald Stoker, The Naval Battle in the Baltic September 1939, Dalam Baltic & Security
Reviem Vol 11, Maret 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
mengirimkan kesatuan Pembom yang merupakan satuan pembom tukik dengan
pesawat He-123 yang merupakan kesatuan Pembom yang dimiliki Angkatan Laut
Jerman, untuk membantu pengemboman terhadap kedudukan tentara Polandia
agar memudahkan satuan SS Heimwehr Danzig untuk mengusir keluar tentara
Polandia232
. Army Pomerze yang menjaga perbatasan mendapatkan serangan
gencar dari Tentara ke 4 dalam, hal ini Tentara ke 4 Jerman berusaha menembus
garis pertahanan Angkatan Darat Polandia dan menyerang garis belakang dari
divisi ke 15 Polandia.
Jerman berusaha menduduki fasilitas perkeretapian yang berada diwilayah
Chojnice- Tezcew, dikarenakan dengan fasilitas rel yang berhasil dikuasai
membuat Jerman dapat mendatangkan bala bantuan dengan cepat. Tentara Ketiga
Jerman berusaha untuk menembus garis pertahanan Army Modlin dengan harapan
dapat menduduki wilayah Warsawa 233
.
2. Fase Awal dan Jalannya Serangan dari Angkatan Darat Jerman
Kota Warsawa yang berada tepat diarah serangan dari Tentara ke 3
merupakan wilayah yang mempunyai kubu-kubu pertahanan yang menahan
serangan Jerman selama 3 hari. Koridor yang berada di wilayah Danzig dapat
ditembus setelah melalui serangan gabungan dari Tentara ke Tiga dan Empat.
Divisi ke 21 dan 228 dari Tentara ke 4 Jerman menyerang koridor Danzig dari
arah barat, sehingga memutus hubungan dari Divisi ke 4 dan divisi ke 6 Polandia.
Satuan Divisi Infanteri ke 50, 3 dan 32 Jerman menyerang koridor Danzig dari
arah timur sehingga berhasil menembus garis pertahanan yang dijaga oleh Divisi
232
Martin Pegg, Luftwaffe Ground Attack Unit 1939-1945, London, Osprey Publishing, 1977,
hlm 6. 233
Steven J. Zaloga, op cit, hlm 43.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
ke 15 dan 26 Polandia. Serangan final terhadap Koridor Danzig terjadi pada
tanggal 3 September dimana serangan secara serentak dari timur dan barat
Koridor, yang mengakibatakan garis pertahanan di sepanjang koridor dapat
ditembus Jerman mengakibatkan 15,000 prajurit Polandia yang menjaga koridor
tersebut menjadi tawanan perang.234
Tanggal 2 September 1939 pukul 05.00 pagi serangan utama dari Korps
infanteri Pertama Jerman dari Tentara ke 3 menyerang kedudukan Mlawa dari
arah utara, dibantu dengan satuan Divisi Panzer Kempf kekuatan gabungan
berusaha menembus garis pertahanan sepanjang 3 km. Divisi Panzer Kempf
membagi kekuatan menjadi kekuatan setingkat battalion, hal ini dilakukan agar
mempermudah serangan dengan satuan infanteri dari divisi ke 11 dan ke 61.
Divisi ke 11 dan 61 Jerman mempunyai tugas membuka celah sepanjang 4 km
dari garis pertahanan yang dijaga oleh divisi ke 20 Polandia .235
Divisi ke 217 dari
Tentara ke 3 Jerman berusaha menyerang kedudukan dari satuan kavaleri berkuda
Polandia, hal ini dilakukan agar sayap kiri pertahanan di Mlawa dapat ditembus
dan membuka jalan dari serangan utama.
Divisi infanteri pertama dari Korps Wodrig236
berusaha menyerang posisi
Mlawa dengan memutari Brigade Kavaleri ke 2 Polandia, sehingga mendapatkan
unsur pendadakan yang berguna dalam usaha menembus kubu pertahanan Mlawa.
Disaat yang bersamaan divisi ke 12 dari Tentara ke 3 Jerman menyerang wilayah
234
Robeth M. Kennedy, op cit, hlm 83. 235
Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 51. 236
Merupakan satuan setingkat Korps yang berada dibawah pimpinan Jenderal Albert Wodrig.
Satuan ini terdiri dari Divisi Infanteri Pertama dan divisi ke 217. Diakses dari
http://www.maparchive.ru/nara-doc/korps/XXVI_Armeekorps.pdf pada tanggal 15 September 2019
pukul 11. Wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Mlawa dari arah selatan dengan sasaran wilayah yang dijaga oleh kesatuan
Brigade Kavaleri Mazoweicka. Arah serangan ditujukan untuk memotong semua
jalur evakuasi bagi tentara Polandia, dimana Tentara Ketiga berusaha menembus
Mlawa dengan alasan berdekatan dengan wilayah Warsawa sehingga dengan
berhasil ditembusnya wilayah Mlawa, akan terjadi usaha besar-besar Jerman
untuk menggunakan kekuatan Divisi Kempf untuk mencapai kota Warsawa.
Kekuatan Angkatan Darat Polandia yang berada di wilayah Krakow dan Lodz
juga mendapatkan serangan gencar dari Tentara Jerman, dibuktikan dengan usaha
Tentara ke 8 dan ke 10 Jerman untuk menembus garis pertahanan di wilayah
Mokra yang ada ditengah tengah antara Krakow dan Lodz .
Wilayah Mokra yang merupakan desa kecil yang tepat berada diantara Army
Lodz dan Army Cracow menjadi sasaran serangan Jerman, divisi Infaneri ke 18
dan 19 Jerman berusaha menembus garis pertahanan tersebut. Divisi Infanteri ke
18 Jerman mendapatkan serangan balik dari divisi ke 30 Polandia yang menjaga
wilayah Mokra, garis pertahanan yang berjarak 32 km dari wilayah perbatasan
dengan Jerman menjadikan wilayah ini mempunyai keuntungan bagi Jerman.
Korps Panzer ke 26 yang berada dibawah pimpinan Jenderal Georg-Hans
Reinhardt menyerang wilayah Mokra dengan kekuatan 3 Divisi Panzer, kekuatan
utama dari Tentara ke 10 bertugas menembus wilayah Mokra dan berusaha
menyerang pusat kekuatan Army Lodz, dengan cara menyerang garis pertahanan
di sepanjang sungai Pilicia.237
Satuan Brigade kavaleri Wolynska yang menjaga wilayah Mokra
237
Ibid, hlm 47.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
mendapatkan perintah untuk membuat parit pertahanan mengantisipasi
kemungkinana serangan Jerman, hal ini diambil ketika Jerman berhasil menembus
garis pertahanan Polandia sejauh 5 km sehingga Mokra harus dipertahankan agar
tidak diduduki oleh Jerman. Garis pertahanan Mokra mendapatkan bantuan
tembakan dari Armored Train 53 dengan bantuan tembakan dari meriam kaliber
100 mm menjadikan garis pertahanan Mokra menjadi sulit ditembus oleh Jerman.
Jenderal Georg-Hans Reinhardt menggunakan Divisi Panzer ke 4 sebagai
kekuatan utama dalam usaha menembus garis pertahanan Polandia, ketika awal
serangan Divisi ke 4 menemui kesulitan akibat tembakan gencar dari senjata anti
tank yang digunakan oleh Brigade kavaleri Wolynska sehingga menimbulkan
jatuhnya banyak korban dari Divisi Panzer ke 4.
Divisi Panzer Pertama menyerang garis pertahanan yang dijaga Divisi
infanteri ke 7 Polandia, dikarenakan wilayah ini dijaga oleh divisi yang sebagian
besar anggotanya merupakan anggota wajib militer. Resimen Infanteri ke 74 dari
Divisi ke 7 mengalami serangan Jerman yang berasal dari Divisi Infanteri ke 46,
dimana dalam serangan ini Jerman mencoba membuka celah pertahanan Polandia
agar dapat merebut kota Radom. Divisi Tank Ringan ke dua Jerman berhasil
menembus garis pertahanan yang dijaga oleh Brigade kavaleri Krakowska dengan
bantuan dari Divisi Panzer ke 4, dengan cara membagi kekuatan yang ada menjadi
kesatuan kecil setingkat Batalyon. Satuan divisi Infanteri ke 8 dan 239 Jerman
menyerang wilayah pertahanan yang berada di wilayah pusat industri Katowice,
238 Jerman melihat pusat Industri Katowice sebagai salah satu target yang harus
238
Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
diamanakan karena takut akan dihancurkan oleh AD Polandia. Satuan Divisi
Panzer ke 5 bersama Divisi Infanteri ke 28 Jerman menyerang kedudukan Divisi
ke 23 Polandia yang berada di antara satuan Brigade kavaleri Krakowska dengan
satuan Divisi ke 55 Polandia.
Wilayah Karwina dan Ciezyn yang merupakan wilayah yang menjadi
prioritas serangan Jerman dalam usaha menembus garis pertahanan dari satuan
Army Krakow, dimana dalam serangan terhadap wilayah Karwina dan Ciezyn
divisi ke 44 dan 45 Jerman berusaha menyerang kedudukan dari kesatuan Brigade
pasukan gunung ke 21 Polandia yang menjaga garis pertahanan selatan sungai
Vistula.239
Satuan Korps Panzer ke 22 yang berada di wilayah Slovakia berusaha
menembus garis pertahanan Polandia di sepanjang perbatasan. Jerman melihat
kota Nown Targ sebagai wilayah yang dapat digunakan sebagai langkah awal
menduduki wilayah Krakow.
Divisi Panzer Kedua menyerang garis pertahanan Polandia di sepanjang
sungai Dunajec, sungai Dunajec merupakan garis pertahanan yang dirancang oleh
AD Polandia dalam menganggapi usaha Jerman yang ditakutkan akan menyerang
dari wilayah Slovakia. Garis pertahanan di sepanjang sungai Dunajec dijaga oleh
kesatuan Penjaga Perbatasan yang membuat Jerman mencoba menembus garis
pertahanan di Sungai Vistula, dengan kekuatan lapis baja garis pertahanan tersebut
dapat ditembus dengan mudah.
239
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Gambar III. Serangan Tentara Jerman pada tanggal 1 sampai 5 September
1939240
.
Serangan Jerman yang mengarah pada garis pertahanan Army Modlin dan
Pomerze membuat Markas Besar Angkatan Darat Polandia memberikan perintah
240
Ibid, hlm 111.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
pada tanggal 5 September untuk mundur ke garis pertahanan di wilayah Piotrkow.
Jenderal Edward Rydz-Śmigły sebagai Komandan Tertinggi Angkatan Darat
Polandia melihat wilayah Piotrkow sebagai lapisan pertahanan yang disiapkan
agar dapat menahan serangan Jerman minimal selama 3 hari. Jerman juga melihat
wilayah Piotrkow sebagai kunci pertahanan Angkatan Darat Polandia sehingga,
Divisi Panzer Pertama dan Ke 4 bertugas menembus pertahanan dari Divisi ke 19
Polandia yang berada di sebelah selatan wilayah Piotrkow agar membuka celah
pertahanan tersebut.
Jenderal Stefan Dab-Biernacki sebagai Komandan tertinggi Army Prusy
mengirimkan pesan kepada Jenderal Edward Rydz-Śmigły tentang tambahan
pasukan, kesatuan yang berada dibawah komando Jenderal Stefan Dab-Biernacki
terdiri dari Divisi Infanteri ke 19.13 dan 29 serta satuan Brigade Kavaleri
Wilenska. Jerman membuka serangan pada tanggal 5 September melalui serangan
udara terhadap wilayah Piotrkow, dalam serangan udara ini kesatuan
Sturzkampfgeschwader menggunakan pesawat pembom tukik Ju-87 dalam
menghancurkan kubu kubu pertahanan yang dijaga oleh Divisi ke 13 Polandia241
.
Divisi Panzer Pertama menyerang langsung garis pertahanan Piotrkow dengan
bantuan dua Battalion infanteri dari Divisi ke 19 Jerman, satuan infanteri yang
membantu serangan Panzer menemukan celah antara garis pertahanan Divisi
infanteri ke 29 dengan satuan Brigade Kavaleri Polandia dan memberitakan celah
tersebut kepada Jenderal Rudolf Schmidt.242
241
Martin Pegg, op cit, hlm 7. 242
Thomas L Jentz, op cit, hlm 95.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Jenderal Rudolf Schmidt melihat celah yang terdapat di garis pertahanan AD
Polandia sebagai cara untuk mengepung wilayah Piotrkow, Jerman menggunakan
satuan 2 Batalion dari Divisi Panzer Pertama sebagai kekuatan untuk menembus
celah yang ada tetapi ketika hendak menyerang kedudukan tersebut terjadi kontak
tembak dengan Battalion Tank Ringan kedua Polandia. Divisi Tank Ringan Kedua
Polandia menggunakan tank ringan jenis 7TP yang merupakan konsep tank ringan
yang dikembangkan oleh Polandia pada tahun 1935, pertempuran antara Batalion
dari Divisi Panzer Pertama dan Brigade tank ringan Polandia mengakibatkan
kerugian 17 kendaraan lapis baja berhasil dihancurkan serta 14 Kendaraan tempur
berhasil dilumpuhkan243
.
Kerugian yang dialami oleh Divisi Panzer Pertama tidak mengurangi upaya
Jerman untuk menembus garis pertahanan Polandia di wilayah Piotrkow, dan
usaha Jerman untuk menembus garis pertahanan tersebut berhasil ditembus
dengan cara memutari garis pertahanan yang dijaga oleh Brigade Kavaleri
Wilenska dan menyerang langsung menuju Markas Besar satuan tersebut. Tentara
Ke 10 Jerman berhasil menembus wilayah pertahanan yang dijaga oleh satuan
Army Prusy dengan memanfaatkan kekuatan mekanis yang terdiri atas satuan
Panzer dan Infanteri Mekanis maka garis pertahanan tersebut berhasil ditembus.
Angkatan Darat Polandia yang belum menggunakan kekuatan mekanis secara
maksimal mengakibatkan pergerakan pasukan hanya bertumpu pada satuan
Infanteri tidak dengan satuan mekanis. Ditambah dengan sistem perbekalan bagi
Angkatan Darat Polandia yang masih mengandalkan kuda dan kereta barang yang
243
Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 124.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
ditarik kuda sebagai sarana perbekalan membuat Jerman dapat memutari dan
memutus jalur evakuasi bagi Satuan Army Prusy.
Divisi Panzer Ke 5 yang berada dibawah komando Tentara ke 10 Jerman
bersama Divisi Infanteri berhasil menyerang wilayah pertahanan Jerman yang
berjarak 35 Km dari selatan Kota Warsawa. Polandia melihat situasi yang ada
sebagai sebagai ancaman bagi Kota Warsawa, sehingga Jenderal Edward Rydz-
Śmigły memberikan instruksi untuk semua pasukan mundur ke wilayah
pertahanan ditimur sungai Vistula. Perintah yang dikeluarkan Jenderal Edward
Rydz-Śmigły memberikan ijin kepada satuan Army Lodz, Krakow dan Prusy
untuk mundur mempertahankan garis pertahanan yang telah ditetapkan, Markas
Besar Angkatan Darat Polandia melihat sungai Vistula dapat dijadikan garis
pertahanan baru dalam menghadapi kemungkinan serangan Jerman.
Melihat kota Warsawa menjadi target serangan Jerman membuat Markas
Besar Angkatan Darat Polandia mengeluarkan perintah kepada Army Modlin pada
tanggal 7 September untuk menekan serangan Jerman yang mengarah kepada
Warsawa, hal ini diambil agar Markas Besar Angkatan Darat Polandia dapat
dipindah ke wilayah Brezsc mengantisipasi kemungkinan jatuhnya Warsawa.244
Komunikasi yang buruk membuat perintah yang dikirimkan oleh Markas
Besar Angkatan Darat Polandia tidak mencapai kesatuan Army Modlin, hal ini
terjadi akibat serangan beruntun yang dilakukan oleh Jerman yang menargetkan
jalur komunikasi Angkatan Darat Polandia ditambah dengan jalan yang biasa
digunakan dibom oleh Jerman yang mengakibatkan sulitnya untuk pengiriman
244
Steven J. Zaloga, op cit, hlm 62-63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
pesan. Angkatan Darat Polandia tidak menggunakan radio sebagai alat
komunikasi, Angkatan Darat Polandia masih menggunakan satuan Kavaleri untuk
mengirimkan pesan antara satuan sehingga memerlukan banyak waktu untuk
mengirim sebuah pesan. Angkatan Darat Jerman menggunakan radio sebagai alat
komunikasi antar satuan sehingga dapat memudahkan komunikasi antara satuan,
satuan Panzer juga menggunakan radio sebagai alat komunikasi antar kesatuan
dan bahkan dengan satuan infanteri sehingga dapat memudahkan dalam
mengkordinasikan serangan terhadap posisi musuh.
Komunikasi antara Markas Besar Angkatan Darat Polandia dengan satuan
satuan yang ada di lapangan menjadi masalah utama dalam memberikan arahan
lebih lanjut, dilihat pada tanggal 8 September pukul 07.30 pagi perintah yang
dikirimkan dari markas besar sampai kepada satuan satuan yang di lapangan.
Instruksi dari Markas Besar memberikan perintah agar Jenderal Przedzymirski
mulai mempersiapakan garis pertahanan di timur sungai Bug, dengan
menggunakan kekuatan Divisi Infanteri cadangan ke 33 dan 41. Jenderal Julius
Rommel sebagai komandan tertinggi satuan Army Lodz untuk mempersiapkan
baris pertahanan di wilayah sungai Vistula sampai selatan sungai Pilicia, dengan
menggunakan kekuatan yang tersisa dari kesatuan Army Lodz.
Satuan Army Cracow dan Army Malopolska mempertahankan garis
pertahanan yang ada di wilayah Annapolo sampai wilayah pertahanan sungai
Dunajec, perintah ini juga memberikan instruksi kepada satuan Army Pomerze dan
Poznan untuk menyerang wilayah Lodz dan Radom yang telah diduduki oleh
Jerman dan berusaha menyerang garis pertahanan Jerman yang mengepung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
wilayah Vistula.245
Situasi Angkatan Darat Polandia pada tanggal 8 sampai 9
September mengalami kerugian yang cukup besar dimana, serangan Jerman
terhadap garis pertahanan Army Krakow mengakibatkan banyak unit yang berhasil
dikepung oleh Jerman dan banyak yang menyerah dan kemudian menjadi tawanan
perang.
Serangan Jerman terhadap wilayah Tarnow pada tanggal malam tanggal 7
September mengakibatkan gerakan mundur satuan Army Malopolska menuju
wilayah sungai Vistula, sehingga memudahkan usaha Jerman untuk menekan garis
pertahanan Polandia semakin terbuka lebar. Gerakan mundur yang dilakukan oleh
Army Malopolska mengakibatkan Krakow yang berada dibawah serangan udara
yang dilakukan Jerman. Divisi Panzer Pertama dan ke 4 berusaha untuk
menembus garis pertahanan yang ada diantara satuan Army Lodz dan Prusy,
dimana terdapat celah antara dua satuan tersebut sehingga Jerman melihat adanya
kemungkinan untuk menerobos celah tersebut dan menduduki Warsawa dalam
hitungan hari.
B. Reaksi Tentara Polandia Menghadapi Serangan Kilat
1. Reaksi Angkatan Darat Polandia menghadapi Serangan Kilat
Situasi AD Polandia pada 8 September 1939 dapat dikatakan hampir
mendekati titik akhir, dimana serangan Jerman pada tanggal 8 sudah mulai
mengarah pada kota Warsawa yang berdampak pada menyerahnya Angkatan
Darat Polandia. Markas Besar Angkatan Darat Polandia berusaha untuk membuat
rencana serangan balik dengan tujuan untuk memukul mundur Tentara Jerman dan
245
Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 120.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
memberikan waktu agar pertahanan di wilayah Warsawa untuk diperkuat. Inggris
dan Perancis sebagai sekutu dekat Polandia menilai serangan yang dilancarkan
oleh Jerman dinilai melanggar kesepakatan dalam perjanjian Munich. Perdana
Menteri Neville Chamberlain memberikan jaminan keamanan kepada Polandia
pada tanggal 31 Maret 1939, dimana dalam pidato yang disampaikan di depan
House of Commons Inggris berjanji akan membantu Polandia jika sewaktu waktu
diserang oleh Jerman. Perancis juga memberikan pernyataan perang kepada
Jerman pada tanggal 3 September 1939 dan diikuti oleh Inggris di hari yang sama,
Perancis sebagai sekutu utama Polandia memberikan dukungan nyata kepada
Polandia dengan melancarkan serangan terhadap wilayah Saarland. 246
Perancis melancarkan serangan terhadap perbatasan Jerman dikarenakan
memberikan waktu kepada militer Polandia untuk mempersiapakan pertahanan di
wilayah Warsawa. Namun, serangan yang terjadi dari tanggal 7 sampai 16
September hanya terbatas pada serangan infanteri berskala kecil dan Markas
Besar Angkatan Darat Perancis menarik mundur pasukan mereka dari perbatasan
dengan Jerman247
. Berita ditarik mundurnya kekuatan militer Perancis dari
wilayah perbatasan Jerman tidak diberitahukan kepada pihak Polandia, sehingga
Jerman dapat mengkonsentrasikan kembali kekuatan utama mereka untuk
serangan tanggal 10 September 1939.
Satuan Divisi Infanteri dan Kavaleri yang ada di kota Warsawa
mempersiapkan kubu-kubu pertahanan yang akan digunakan untuk menahan
serangan Jerman, kubu-kubu pertahanan disiapkan di wilayah yang mempunyai
246
Jean carpenter, Sejarah Perancis dari Masa Prasejarah sampai Akhir Abad 20, Jakarta,
Kompas Gramedia, 2011, hlm 357. 247
Ibid, hlm 361.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
nilai strategis seperti jembatan, dan depot-depot militer. Angkatan Darat Polandia
memperkirakan bahwa pertahanan yang ada di Kota Warsawa dapat menahan
serangan Jerman selama tiga sampai empat hari, dimana dengan perkiraan bahwa
kekuatan yang ada dapat digerakan untuk memukul Tentara Jerman yang
mengarah pada kubu pertahanan yang telah disiapkan.248
. Kubu kubu pertahanan
yang disiapkan terdapat senapan mesin dan senjata anti tank, hal ini dipersiapakan
untuk menahan serangan baik dari satuan infanteri maupun serangan dari satuan
Panzer. Markas Besar Angkatan Darat Polandia juga mempunyai rencana
cadangan untuk menyerang kedudukan Tentara Jerman di wilayah Ostroleka yang
terancam serangan dari Divisi Infanteri ke 18 Jerman. Tanggal 9 September
Markas Besar Angkatan Darat Polandia memberikan perintah kepada satuan Army
Modlin untuk menyerang kedudukan Korps ke 19 Jerman yang berada di wilayah
Ostroleka.
Korps ke 19 Jerman yang berusaha menyerang Warsawa mendapatkan
hambatan, dimana wilayah Ostroleka terdapat banyak kubu-kubu pertahanan yang
memperlambat usaha untuk merebut Warsawa. Sayap kanan dari Korps ke 19
Jerman yang dijaga oleh Divisi Infanteri ke 18 Jerman mendapatkan serangan dari
Brigade Kavaleri Podolska dan Brigade Kavaleri Suwalska Polandia, sehingga
membuat kerugian bagi Divisi ke 18 Jerman dan memberikan waktu kepada
Angkatan Darat Polandia untuk memperbaiki kubu kubu pertahanan yang ada di
Warsawa249
.
248
Diakses dari : https://link.springer.com/chapter/10.1007%2F978-1-349-26942-6_6 pada
tanggal 28 September 2019 pukul 11.10 Wib. 249
Robeth M. Kennedy, op cit, hlm 95-96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
2. Rencana Serangan Balik yang Dilaksanakan Angkatan Darat
Polandia
Jenderal Edward Rydz-Śmigły sebagai Komandan Tertinggi Angkatan Darat
Polandia melihat gagalnya usaha pertahanan di wilayah Wizna sebagai awal
jatuhnya Warsawa. Jenderal Edward Rydz-Śmigły bersama para Jenderal yang ada
di Markas Besar Angkatan Darat Polandia membahas akan kemungkinan serangan
balik yang dilakukan oleh Angkatan Darat Polandia, hal ini menjadi sebuah
keperluan dikarenakan jarak terdepan dari Tentara Jerman hanya berjarak 15-20
Km dari kota Warsawa dikhawatirkan Warsawa akan segera jatuh ke tangan
Tentara Jerman250
. Jenderal Tadeuz Kurtzeba sebagai komandan dari satuan Army
Poznan mempunyai rencana untuk memberikan pukulan terhadap pasukan
terdepan dari Tentara Jerman, hal ini dilakukan agar Army Lodz yang
mendapatkan serangan beruntun dari Jerman dapat mundur ke Warsawa sekaligus
menjadi kekuatan utama bagi pertahanan kota tersebut.
Rencana serangan yang disampaikan oleh Jenderal Kurtzeba menjadi bahan
pertimbangan bagi Markas Besar Angkatan Darat Polandia dalam menentukan
arah serangan balasan, Jenderal Edward Rydz-Śmigły melihat upaya yang
disampaikan oleh Jenderal Kutrzeba dapat dilaksanakan dengan menggunakan
sisa kekuatan yang ada di Army Lodz.251
Jenderal Tadeuz Kurtzeba melihat wilayah Bruza sebagai tempat yang
tepat menjadi sasaran serangan balik Angkatan Darat Polandia, hal ini
dikarenakan di wilayah Bruza merupakan garis terdepan dari satuan Tentara ke 8
250
Gordon Rottman dan Stephen Anderew, September Strom : German Invasion of Poland,
Hongkong, Concord Publication Company, 2004, hlm 34-35. 251
Steven J. Zaloga, op cit, hlm 64-65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Jerman. Divisi Infanteri ke 30 Jerman menjadi unit terdepan yang tepat berada di
wilayah Bruza, sehingga Jenderal Kurtzeba memutuskan untuk melakukan
serangan balasan dengan sasaran Divisi Infanteri ke 30 Jerman. kekuatan utama
bagi serangan balik di wilayah Bruza bertumpu pada Korps dibawah pimpinan
Jenderal Edward Knoll Kownacki, dengan kekuatan gabungan antara Divisi
Infanteri ke 25,17 dan 15 Polandia serta Brigade Kavaleri Podolska dan
Kopolska.252
Divisi Infanteri ke 25,17 dan 15 Polandia menjadi kekuatan utama
yang akan menyerang langsung Divisi ke 30 Jerman dan disaat yang bersamaan
Brigade Kavaleri Podoska dan Kopolska menyerang dari kedua sisi sehingga
Divisi ke 30 Jerman akan mendapatkan serangan dari dua arah.
Jenderal Kurtzeba memberikan masukan bahwa tujuan utama dari serangan
balasan adalah merebut kembali wilayah Leczca dan Piatek yang berhasil direbut
oleh Tentara ke 8 Jerman pada tanggal 6 September 1939, sehingga dengan kedua
wilayah tersebut berhasil direbut maka Jerman harus kembali menembus garis
pertahanan di wilayah Leczca dan Piatek. Jenderal Waclaw Stachiewicz sebagai
Kepala Staf Angkatan Darat Polandia bersama Jenderal Kurtzeba merancang
kordinasi antara satuan yang terlibat dalam upaya serangan balik dengan tujuan
wilayah Bruza. Markas Besar Angkatan Darat Polandia menetapkan tanggal 9
September sebagai tanggal dimulainya serangan balik dengan tujuan Bruza.
Generaloberst Gerd von Runsted sebagai komandan dari Army Grup South
melihat bahwa posisi Divisi Infanteri ke 30 Jerman sebagai sasaran dari
kemungkinan serangan balik Angkatan Darat Polandia. Jenderal Alexsander
252
Steven,Zaloga dan Victor Madej., op cit, hlm 134-135.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Blaskowitz sebagai komandan dari Tentara ke 8 Jerman melihat bahwa Divisi ke
30 dan 24 memerlukan bantuan agar dapat mempertahankan kedudukan nya, hal
ini diambil oleh Jenderal Blaskowitz melihat bahwa kedua Divisi infanteri
tersebut tidak terkonsentrasi pada satu garis pertahanan tetapi tersebar dalam unit
unit kecil yang rentan akan serangan balasan dari Angkatan Darat Polandia. Divisi
Infanteri ke 30 dan 24 memerlukan bantuan dari Divisi Panzer dalam menahan
adanya serangan balasan dari Angkatan Darat Polandia, tetapi Divisi Panzer yang
dibutuhkan dialihkan untuk membantu usaha menyerang kubu kubu pertahanan
yang menjaga kota Warsawa. Dari pengintaian yang dilakukan oleh 1 kompi
kavaleri dari Brigade Kavaleri Podoslka menemukan bahwa kedudukan Divisi
Infanteri Jerman dalam keadaan terbagi dalam satuan satuan kecil, sehingga
memudahkan bagi Angkatan Darat Polandia dalam menembus garis pertahanan
yang dijaga oleh Divisi ke 30 dan 24 Jerman.
Divisi Infanteri ke 25,17 dan 15 Polandia mendapatkan bala bantuan dari
Markas Besar Angkatan Darat Polandia berupa satuan tank ringan jenis TK dan
kendaraan lapis baja. Kekuatan Jerman yang ada di wilayah Bruza hanya terdiri
dari satuan Infanteri dan tidak mendapatkan dukungan dari kekuatan Divisi
Panser, sehingga penggunaan tank ringan dan kendaraan lapis baja Polandia dapat
digunakan sebagai ujung tombak dari usaha menyerang wilayah pertahanan
Jerman. Angkatan Darat Polandia mempunyai keuntungan dari kekuatan infanteri,
dimana Polandia menggunakan kekuatan tiga divisi infanteri sedangkan Jerman
hanya terdapat dua divisi infanteri itupun tersebar dalam satuan satuan kecil guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
menjaga seluruh garis pertahanan yang ada.253
Markas Besar Angkatan Darat Polandia pada tanggal 9 September
memberikan perintah kepada komandan Divisi Infanteri ke 25,17 dan 15 Polandia
untuk segera melaksanakan serangan balik terhadap kedudukan Jerman. Divisi ke
25 Polandia menyerang sayap kiri dari garis pertahanan Jerman di wilayah
Ozorkow sehingga mengancam kedudukan Divisi ke 30 Jerman serta menutup
kemungkinan datangnya bala bantuan.
Divisi Infanteri ke 10 Polandia menyerang kedudukan DIvisi Infanteri ke 24
Jerman dengan menyerang garis depan dan setelah melalui pertempuran sengit
wilayah Lowicz berhasil direbut kembali oleh Polandia. Brigade Kavaleri
Polandia menyerang wilayah Piotek dan terjadi perlawanan sengit dari Resimen
Infanteri ke 26 Jerman dari Divisi Infanteri ke 30 Jerman, serangan ke wilayah
Piatek menjadi kunci dari usaha serangan balas dikarenakan dengan jatuhnya
wilayah Piatek maka tertutuplah kemungkinan Divisi Infanteri ke 30 untuk
mundur dan bergabung kembali.
Satuan tank ringan yang telah disiapakan menyerang garis depan Divisi ke 30
Jerman disaat Divisi ke 14 Polandia menyerang sayap kanan. Tank ringan yang
digunakan menyebabkan garis pertahanan terdepan Jerman menjadi jebol dan
menyebabkan terbukalah kemungkinan terkepungnya Divisi ke 30 Jerman.
Tanggal 11 September garis pertahanan Jerman di sepanjang wilayah Leczyca dan
Piotek berhasil direbut kembali oleh Polandia dan mengakibatkan 2 Resimen
253
Ibid, hlm 167.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Infanteri Jerman terkepung254
. Dua Resimen Infanteri Jerman yang terkepung
akhirnya menyerah pada tanggal 12 September tahun 1939 dan mengakibatkan
Divisi Infanteri ke 30 Jerman mengalami kerugian sebanyak 1500 prajurit.
Gambar IV. Peta Serangan balik Tentara Polandia pada tanggal 9 sampai 13
September 1939.255
C. Fase Akhir Serangan Kilat dan Jatuhnya Warsawa Ketangan Jerman
1. Serangan Final Jerman Terhadap Warsawa
Markas Besar AD Jerman melihat jebolnya garis pertahanan Divisi Infanteri
ke 30 dan 24 sebagai pelajaran berharga bagi upaya menembus garis pertahanan
Polandia. Markas Besar Angkatan Darat Jerman memberikan perintah kepada
Jenderal Blaskowitz sebagai komandan dari Tentara ke Delapan Jerman, untuk
memindahkan satuan Panzer yang berada di pinggiran Warsawa untuk dialihkan
untuk merebut wilayah yang diduduki oleh Polandia. Wilayah Bzura yang menjadi
254
Robeth M. Kennedy, op cit, hlm 101. 255
Diakses dari :
https://www.google.com/search?q=bzura+counterattack&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&s
a=X&ved=2ahUKEwjE4tKn1InmAhVW pada tanggal 27 November 2019 pukul 12.34 Wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
perhatian utama Jerman dalam usaha membalikkan keadaaan setelah jebolnya
garis pertahanan di wilayah Piatek. Wilayah Kutno menjadi basis utama dari Army
Poznan dalam mendapatkan suplai bagi satauan satuan yang ada dilapangan
sehingga, dengan jatuhnya wilayah Bzura maka besar kemungkinan Army Poznan
dapat dilumpuhkan dan akhirnya menyerah.
Satuan Panzer mulai disiapakan sebagai ujung tombak dalam merebut
wilayah wilayah Piatek dan Bzura yang berhasil direbut oleh Angkatan Darat
Polandia. Divisi Panzer Pertama dan Keempat yang sudah berada di pinggiran
kota Warsawa berputar kembali menuju Bzura, Divisi Panzer Pertama dan
Keempat merupakan Divisi Panzer yang dibentuk pada tahun 1935 dan
mempunyai dua Resimen satuan tank Medium dengan Panzer III dan IV sebagai
kekuatan utama.
Panzer III merupakan tank medium yang digunakan untuk melumpuhkan
satuan tank Polandia yang ada diwilayah Bzura dan membantu satuan infanteri
dalam menyerang kubu kubu pertahanan yang ada di wilayah tersebut. Panzer IV
merupakan tank medium yang digunakan untuk membantu infanteri Jerman dalam
menyerang garis pertahanan di wilayah Bzura, Panzer IV mempunyai senjata
utama kaliber 75mm yang dapat menembakan peluru daya ledak tinggi sehingga
cocok digunakan dalam menjebol garis pertahanan tentara Polandia serta
menembus kubu-kubu pertahanan yang ada256
.
256
Thomas L Jentz, op cit, hlm 96-97.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Tanggal 12 September 1939 Markas Besar Angkatan Darat Jerman
memberikan perintah kepada Jenderal Blaskowitz untuk segera merancang upaya
serangan balasan dengan tujuan merebut kembali wilayah Bzura serta
menghancurkan tentara Polandia yang ada di wilayah Kutno. Jenderal Blaskowitz
merancang serangan untuk merebut kembali wilayah Bzura, dimana dalam
rencana ini Jenderal Blaskowitz membagi pasukan menjadi 3 bagian dimana satu
bagian menyerang kedudukan tentara Polandia dari arah barat dan sisa pasukan
menyerang dari arah timur dan selatan 257
.
Gambar V. Kedudukan Tentara Jerman pada tanggal 12 sampai 25 September
1939258
.
257
Robeth M. Kennedy, op cit, hlm 102. 258
Ibid, hlm 138.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Kekuatan cadangan dari satuan Army Group South sebanyak 196.000
pasukan digunakan sebagai kekuatan utama dari rancangan serangan balik yang
dilakukan Jerman, hal ini diambil karena cadangan pasukan yang ada belum
terlibat dalam upaya serangan terhadap kedudukan Angkata Darat Polandia dan
masih mempunyai tenaga dan semangat yang baik sehingga dapat menjadi faktor
kunci dari suksesnya serangan balik yang ada. Jerman dengan kekuatan cadangan
yang ada berhasil mencapai rasio perbandingan 1,3 dibanding 1 untuk satuan
Infanteri serta 4 dibanding 1 untuk satuan lapis baja atau Panzer259
, sehingga besar
kemungkinan akan berhasilnya usaha serangan balik yang dilakukan Jerman.
Sebagai pembuka serangan Angkatan Udara menggunakan satuan pembom
medium dan pembom tukik untuk melakukan pemboman dengan sasaran kubu-
kubu pertahanan yang ada di wilayah Bzura. Wilayah Bzura menjadi sasaran
serangan dari Tentara Kedelapan Jerman dikarenakan menjadi basis dan Markas
Besar Army Poznan, dimana dalam serangan yang ditujukan memotong
kemungkinan mundurnya Army Poznan menuju Warsawa serta menghancurkan
satuan diatas yang membuka garis pertahanan menuju Warsawa.
Disaat Serangan udara yang dilakukan oleh Angkatan Darat Divisi
Infanteri Jerman yang telah disiapkan menyerang kedudukan Divisi Infanteri ke
14,17 dan 25 Polandia, dikarenakan ketiga divisi tersebut menjaga garis
pertahanan terluar dari wilayah Bzura dan serangan yang ditujukan agar dapat
menjebol garis pertahanan yang dijaga oleh Divisi Infanteri ke 14,17 dan 25
Polandia. Tanggal 13 September 1939 garis pertahanan terdepan wilayah Bzura
259
Steven Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 130.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
berhasil ditembus oleh Divisi infanteri Jerman dengan bantuan Divisi Panzer
Pertama dan ke Empat, sehingga dengan jebolnya garis pertahanan terdepan
Angkatan Darat Polandia berada dalam bahaya pengepungan yang dilakukan oleh
Jerman. Pengepungan yang berhasil dilakukan oleh Jerman mengakibatkan Divisi
Infanteri ke 14,17 dan 25 Polandia dan Brigade Kavaleri Wielkopolska dari Army
Poznan serta Divisi infanteri ke 10,28,13 dan 16 dari satuan Army Lodz tidak
mendapatkan suplai perbekalan dan terancam putus hubungan dengan Markas
Besar Angkatan Darat Polandia yang ada di Warsawa260
.
Jerman berusaha untuk membuat usaha pengepungan terhadap wilayah Bzura
berjalan sesuai rencana yang telah disusun oleh Jenderal Blaskowitz. Jenderal
Blaskowitz memberikan perintah kepada Korps Panzer ke 16 untuk menyerang
wilayah Bzura dari arah timur dengan sasaran desa Sochaczew. Di wilayah
Sochaczew merupakan kunci dari garis pertahana diwilayah timur wilayah Bzura,
sehingga dengan jatuhnya desa Sochaczew ketangan tentara Jerman maka
pengepungan yang dilakukan oleh Tentara ke Delapan Jerman berhasil
dilaksanakan. Markas Besar AD Jerman memberikan instruksi kepada komandan
Korps Infanteri ke 11 Jerman untuk membantu usaha Korps Panzer ke 16 untuk
menyerang wilayah Bzura dari arah timur, hal ini dilakukan agar menambah
kekuatan satuan infanteri dalam usaha merebut wilayah pertahanan di timur
Bzura.
260
Ibid, hlm 132.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
2. Situasi Tentara Polandia Menjelang Jatuhnya Warsawa.
Markas Besar Angkatan Darat Polandia pada tanggal 16 September 1939
memberikan Perintah kepada Jenderal Bortnowaski untuk melakukan serangan
balik dengan tujuan menekan kekuatan Jerman yang berusaha mengepung wilayah
Bzura 261
. Jenderal Bortnowaski mengunakan kekuatan Divisi infanteri ke
10,28,13 dan 16 sebagai kekuatan utama dari usaha menekan kekuatan Jerman,
melihat kekuatan infanteri yang dimiliki oleh Angkatan Darat Polandia dalam
keadaan yang buruk akibat kurangnya pasokan perbekalan berupa amunisi dan
perbekalan. Usaha serangan balik yang dilancarkan oleh Divisi infanteri ke
10,28,13 dan 16 Polandia mengalami kegagalan dikarenakan, tidak mendapatkan
bantuan dari Angkatan Udara serta gencarnya serangan udara yang dilakukan oleh
Angkatan Udara Jerman .
Ditanggal 17 September 1939 Jenderal Roman Abraham mencoba melakukan
upaya serangan balik dengan sasaran menembus pengepungan yang dilakukan
oleh Jerman. Brigade Kavaleri Podolska dan Wielkopolska dan Divisi Infanteri ke
15 dan 25 Polandia, berhasil menembus celah diantara garis pertahanan Jerman
dan berusaha mencapai wilayah barat laut Warsawa melalui wilayah hutan
Kampinos.262
Pengepungan yang dilakukan oleh Jerman semakin ketat dimana
pada tanggal 18-19 September 1939, dimana Angkatan Udara Jerman melakukan
serangan udara besar-besaran dimana menggunakan kekauatn 820 pesawat
pembom dan menjatuhkan 328 ton bom tipe daya ledak tinggi dengan sasaran
konsterasi pasukan Polandia yang ada dilapangan serta depot-depot perbekalan
261
Robeth M, Kennedy, op cit, hlm 103. 262
Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
milik Angkatan Darat Polandia.263
Situasi perbekalan yang sulit akibat banyak jalan-jalan penting dikuasai oleh
Jerman membuat usaha memberikan suplai kepada satuan Angkatan Darat
Polandia yang terkepung menjadi terhambat. Situasi bertambah parah ketika
tanggal 18 dan 19 September serangan yang dilakukan oleh Jerman
mengakibatkan banyak satuan yang terkepung dan menyerah, sehingga membuat
kekuatan Army Poznan menjadi berkurang dan kesulitan untuk menahan lebih
lama lagi serangan Jerman. Tanggal 21 September 1939 Jerman berhasil
menembus wilayah Bzura dari arah timur dan selatan sehingga mengakibatkan
tertawannya 170.000 pasukan Polandia, serta berhasil menghancurkan seluruh
kekuatan dari Army Poznan . 264
Dengan kekalahan Angkatan Darat Polandia dalam usaha serangan balik
kewilayah Bzura telah mengakibatkan terbukanya wilayah Warsawa akan
kemungkinan serangan besar besaran yang dilakukan oleh Jerman. Kubu-kubu
pertahanan yang ada di wilayah Warsawa mendapatkan serangan udara yang
gencar dari Angkatan Udara Jerman melihat kekuatan pertahanan di Warsawa
mengandalakan kubu kubu pertahanan yang ada sehingga dengan hancurnya kubu
pertahanan tersebut besar kemungkinan Warsawa akan mudah diserang.
3. Serangan Udara Besaran Angkatan Udara Jerman
Satuan Pembom dibawah pimpinan Jenderal Wolfarm von Richthofen pada
tanggal 24 dan 25 September merencanakan serangan udara besar-besaran
terhadap Warsawa. Markas Besar Angkatan Darat Jerman telah mempersiapkan
263
Thomas L Jentz, op cit, hlm 100. 264
Steven J. Zaloga, op cit, hlm 67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
kekuatan untuk serangan udara, dimana AD bekerjasama dengan AU Jerman
menyusun rencana dan target yang akan diserang. Kubu-kubu pertahanan yang
ada di garis pertahanan 5 Km diluar Warsawa menjadi target utama yang harus
dihancurkan jika Panzer dan satuan Infanteri akan menyerang kota Warsawa.
Markas Besar Angkatan Darat Jerman menetapakan tanggal 24 September tahun
1939 sebagai hari H serangan udara terhadap Polandia. Jerman menggunakan
kesatuan Skuadron Pembom Medium sebagai kekuatan pemukul utama dan
kesatuan Pesawat Tukik Pembom sebagai pembantu serangan dengan sasaran
depot-depot perbekalan yang ada di Warsawa.265
Jerman juga mempersiapkan
Skuadron Pesawat buru sergap sebagai kekuatan pemukul jika ada serangan dari
Angkatan Udara Polandia yang akan menganggu jalannya serangan udara yang
ada.
Kekuatan 1776 Pesawat baik Pesawat Pembom Medium dan Tukik bergerak
menuju sasaran masing masing ada yang telah ditetapkan oleh Markas Besar
Angkatan Darat Jerman. Jerman menggunakan serangan udara besar-besaran
sebagai senjata psikologi, dimana masyarakat Warsawa akan mengalami serangan
udara terus menerus yang mengakibatkan menurutnya semangat mereka sehingga
akan memudahkan dalam merebut Warsawa. Dalam upaya untuk menurunkan
semangat masyarakat kota Warsawa Angkatan Udara menggunakan 13 persen
bom bakar dimana bom yang digunakan berisi cairan lengket yang mudah
terbakar, sehingga dapat digunakan untuk menghancurkan kompleks perumahan
yang masih menggunakan kayu sebagai bahan bangunan.
265
Samuel.W. Mitcham, op cit, hlm 211-212.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Untuk sasaran militer militer seperti barak-barak serta depot persenjataan
satuan Pembom menggunakan bom dengan daya ledak tinggi, hal ini diambil
dikarenakan dengan bom yang digunakan akan dengan mudah untuk
menghancurkan satu depot persenjatan dalam satu kali serangan. Kubu-kubu
pertahanan yang ada di dalam maupun di luar Warsawa juga menjadi target dari
serangan udara yang dilakukan oleh Satuan Pembom dengan menggunakan
ketepatan pengeboman oleh satuan Pembom Tukik sebagai cara untuk
mengancurkan kubu-kubu pertahanan yang ada sehingga mempermudah serangan
yang dilakukan oleh Panzer maupun satuan Infanteri. 266
Serangan besar-besaran Angkatan Darat Jerman menuju Warsawa mulai
dipersiapakan oleh Markas Besar Angkatan Darat Jerman, dimana seluruh
pasukan yang berhasil mengalahkan Angkatan Darat Polandia di wilayah Kutno
dan Bzura merubah arah serangan menuju Warsawa. Tentara Kedelapan dibawah
pimpinan Jenderal Johannes Blaskowitz mulai mempersiapakan strategi yang aka
digunakan dalam usaha menembus garis pertahanan Warsawa, dimana dalam
upaya ini satuan Panzer akan bekerja sama dengan satuan Infanteri dalam
menembus satu persatu garis pertahanan yang ada sehingga memudahkan
kordinasi antar satuan dilapangan. 267
4. Jatuhnya Warsawa Ketangan Jerman
Markas Besar Angkatan Darat Jerman memberikan perintah kepada Jenderal
Johannes Blaskowitz agar mempersiapakan serangan terhadap Warsawa pada
tanggal 26 September tahun 1939, dimana dalam perintah yang diberikan
266
Christ Mcnab, op cit, hlm 125-126. 267
David Wiliamson, op cit, hlm 115.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
memberikan instruksi kepada Jenderal Blaskowitz agar menggunakan semua
kesatuan panzer dalam satuan Tentara Kedelapan sebagai kunci utama serangan
terhadap Warsawa.268
Sebelum serangan utama dilaksanakan Jerman
menggunakan serangan Altileri secara serentak terhadap kubu-kubu pertahanan
yang ada di luar kota Warsawa, hal ini diambil agar dengan serangan altileri yang
digunakan akan menghancurkan setiap kubu-kubu pertahanan yang masih berdiri
setelah serangan udara, sehingga satuan Infanteri dan Panzer dapat menembus
garis pertahanan di luar kota Warsawa. Setelah melalui pertempuran yang sengit
antara Infanteri Polandia yang mempertahankan setiap kubu-kubu pertahanan
dengan satuan infanteri Jerman yang berusaha menembus setiap kubu pertahanan
yang ada. Setelah mengalami pertempuran sengit selama hampir dua hari
terhitung sejak tanggal 26 September garis pertahanan di luar Warsawa berhasil
ditembus oleh Jerman sehingga secara otomatis Warsawa terkepung oleh satuan
Infanteri Jerman dan Panzer dari 3 arah.
Warsawa yang telah dikepung oleh Jerman mendapatkan serangan udara terus
menerus yang memporak-porandakan seluruh bangunan yang ada termasuk rumah
sakit, pusat pembangkit listrik serta tempat penyimpanan gandum telah
dihancurkan dalam serangan udara pada tanggal 24 sampai 26 September 1939.
Melihat situasi yang ada Jenderal Juluisz K. W. J. Rommel sebagai komandan
garis pertahanan wilayah Warsawa sebagai kekalahan telak yang berhasil
dilakukan oleh Jerman. Satuan infanteri yang ada di Warsawa terputus wilayah
Polandia lainya memberikan dampak negatif bagi warga sipil Warsawa dimana
268
Samuel.W. Mitcham, op cit, hlm 212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
kebutuhan pokok sepert gandum dan daging sangat sulit didapat sehingga jika
pengepungan berlangsung lebih lama akan banyak menimbulkan jatuhnya korban
sipil dari warga Warsawa. Jenderal Juliuz Rommel memberikan perintah kepada
dua orang perwira untuk berjalan menuju garis pertahanan Jerman agar
menyerahkan surat yang mengisyaratkan gencatan senjata selama satu hari
terhitung pada tanggal 27 September 1939. Surat gencatan senjata tersebut
ditujukan kepada Jenderal Blaskowitz agar menyetujui terlaksananya gencatan
senjata antara Jerman dan Polandia.
Markas Besar Tentara Kedelapan Jerman memberikan syarat kepada Jenderal
Juliuz Rommel bahwa penyerahan total seluruh pasukan Polandia yang ada di
wilayah Warsawa, sehingga syarat gencatan senjata ditolak oleh Jerman dan
mengancam akan melaksanakan serangan besar-besaran jika Warsawa menolak
syarat menyerah yang disepakati269
. Setelah melalui perdebatan panjang antara
Markas Besar Angkatan Darat Polandia dengan Jenderal Juliuz Rommel mengenai
penyerahan tanpa syarat. Setelah mencapai kesepakatan bahwa sisa pasukan yang
ada di sepanjang perbatasan dengan Romania menyerah kepada pemerintah
Romania agar dapat membentuk tentara Polandia di Pengasingan. Terjadi
kesepakatan antara Markas Besar Angkatan Darat Polandia bahwa menyetujui
penyerahan total, sehingga pada tanggal 27 September 1939 Jenderal Edward
Rydz-Śmigły memberikan perintah kepada seluruh pasukan yang ada di lapangan
untuk menyerahkan diri kepada satuan Jerman di wilayah mereka. 270
140.000
pasukan yang menjaga garis pertahanan di sekitar Warsawa mulai mengadakan
269
Ibid, hlm 213. 270
Steven,Zaloga dan Victor Madej, op cit, hlm 143-144.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
penyerahan massal terhadap Jerman dimana, perwira Angkatan Darat Polandia
mendekati garis pertahanan Jerman sembari membawa bendera putuh sebagai
tanda menyerah.
Pada jam 14.00 pada tanggal 27 September 1939 mulai terjadi penyerahan
massal Angkatan Darat Polandia kepada Jerman,dimana untuk wilayah Warsawa
Jenderal Juliuz Rommel mendatangi Markas Besar Tentara Kedelapan untuk
menemui Jenderal Johannes Blaskowitz untuk melaporkan bahwa satuan yang
berada dibawah pimpinanya telah menyerahkan diri kepada Jerman.
Di wilayah pertahanan Modlin Jenderal Wiktor Thomme bersama 24.000
pasukan yang mempertahankan Modlin baru menyerahkan diri kepada Jerman
pada tanggal 29 September tahun 1939 akibat sistem komunikasi yang buruk serta
lumpuhnya sarana komunikasi dengan Markas Besar yang ada di Warsawa 271
Menyerahnya seluruh kekuatan militer Polandia sebanyak 587.000 ribu tentara
Polandia berada dibawah pengawasan Jerman, hal ini menandakan bahwa
serangan yang dilancarkan semenjak tanggal 1 September berhasil merebut
Warsawa dan menghancurkan seluruh kekuatan militer Polandia yang memakan
waktu selama hampir satu bulan terhitung tanggal 1 sampai tanggal 19 September
1939.
D. Dampak Serangan Kilat Bagi Jerman dan Polandia
1. Dampak Politik bagi Polandia
Setelah kekalahan Polandia otomatis seluruh wilayah Polandia beradad
didalam wilayah pendudukan Jerman, Pemerintahan sipil Polandia yang ada telah
271
Ibid, hlm 145.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
meninggalkan Polandia dan membentuk pemerintahan di pengasingan atau
dikenal sebagai Polish Government in Exile di Perancis. Jerman dan Uni Soviet
membagi wilayah Polandia menjadi dua wilayah Pendudukan, berdasarkan isi
perjanjian yang ditandatangani antara menteri luar negeri Jerman yaitu Joachim
von Ribbentrop dengan Vyachecslav Molotov. Dalam perjanjian yang
ditandatangi oleh keuda menteri diatas sepakat untuk membagi wilayah Polandia
menjadi dua wilayah pendudukan, dimana Polandia bagian Barat menjadi
wilayah Pendudukan Jerman dan wilayah Polandia timur menjadi wilayah
Pendudukan Uni Soviet dengan sungai Vistula sebagai perbatasan dari dua
wilayah pendudukan.
Jerman mulai menata kembali wilayah Pendudukan di Barat Polandia, dimana
Markas Besar Angkatan Darat Jerman memberikan Perintah bahwa diseluruh
wilayah pendudukan berada dibawah komando hokum Angkatan Darat Jerman. 272
wilayah Barat Polandia dibagi menjadi tiga wilayah Pemerintahan Militer atau
Militaerbezirke, dimana komandan divisi yang ada diwilayah militer ditunjuk
menjadi pemimpin wilayah militer. Wilayah Pemerintahan dibawah militer
meliputi wilayah Poznan yang berada dibawah pimpinan Jenderal der Artillerie
Alfred von Vollard Bockelberg, wilayah Danzig yang dahulu menjadi satu
kesatuan wilayah dengan provinsi Prussia timur berada dibawah tanggung jawab
Jenderal der Artillerie Walther Heinz dan wilayah Cracow berada dibawah
kepemimpinan Jenderal Wilhelm List sebagai Komandan dari Tentara ke 14
Jerman. Jerman membagi wilayah pendudukan menjadi tiga wilayah dikarenakan
272
Robeth M. Kennedy, The German Campaign in Poland 1939, Department of the U S Army,
Washington DC, 1956, hlm 126.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
lebih mudah dalam mengatur keamanan dan ketertiban bagi masyarakat Polandia
yang ada dibawah pendudukan Jerman serta lebih mudah memberikan arahan
lebih lanjut mengenai kebijakan-kebijakan kepada masyarakat sekitar. 273
Hitler berupaya menjadikan Polandia sebagai wilayah yang dapat berguna
bagi kepentingan Jerman, dikarenakan seluruh pusat-pusat industri yang ada di
wilayah Pendudukan harus bekerja untuk kepentingan Jerman. Sumber-sumber
daya alam seperti tambang-tambang dan lahan pertanian yang ada di seluruh
wilayah Pendudukan Jerman dimanfaatkan, demi kepentingan perbekalan bagi
Tentara Pendudukan yang ada di Polandia. Berdasarkan isi Perjanjian antara
Menteri Ribbentrop dan Molotov Jerman mendapatkan wilayah pendudukan
seluas 188,700 Km2 yang meliputi wilayah Danzig, Cracow, dan seluruh kota
Warsawa. Hitler berupaya untuk membagi Polandia menjadi tiga wilayah
pendudukan dimana, salah pendudukan yang dikelola oleh Angkatan Darat
Jerman mendapatkan wilayah seluas 92,500 km2 dengan jumlah total penduduk
mencapai 10,568.000 jiwa sedangkan wilayah yang dikelola oleh General
Governemt yang ditunjuk langsung oleh Hitler dan Partai Nazi mendapatkan
wilayah seluas 95.500 km2 dengan total penduduk mencapai 11,542.000 jiwa. 274
Wilayah pendudukan yang dikelola oleh Militer mendirikan Markas Besar
Cracow berada dibawah kepemimpinan Jenderal Wilhelm List sebagai Komandan
dari Tentara ke 14 Jerman. Jenderal Wilhelm List ditunjuk oleh Markas Besar
Angkatan Darat Jerman bertugas sebagai Gubernur militer atas seluruh wilayah
pendudukan yang meliputi Provinsi Prussia Timur, Poznan serta Cracow. Untuk
273
Ibid. hlm 127. 274
Piotr Eberhard, Political Migrations on Polish Teritory 1939-1950, Warsawa, Polish
Academy of Science, 2011, Hlm 26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
membangun kembali wilayah pendudukan yang hancur karena serangan Jerman
membuat Jenderal List bekerjasama dengan pejabat sipil yang ada di wilayah
pendudukanya, hal ini dikarenakan Jerman memerlukan banyak tenaga ahli dalam
bidang administrasi dalam menjalankan jalannya birokrasi yang sempat berhenti
akibat banyak pejabat sipil yang ditahan oleh Jerman.
Hitler menunjuk orang kepercayaanya yaitu Hans Franks untuk mengatur dan
mengelola wilayah pendudukan yang dikenal sebagai pemerintahan General
Government, Hitler berupaya untuk menjadikan wilayah General Government
sebagai tempat untuk bermukim maayarakat Jerman yang ada di luar Fatherland
yang dikenal sebagai Volksdeutsche. Wilayah yang ada dibawah pemerintah
General Government merupakan basis dari lahan pertanian yang dimiliki Jerman,
sehingga dengan lahan pertanian yang ada akan berguna sebagai lapangan kerja
bagi masyarakat Volksdeutsche yang nantinya akan berdampak pada
bertambahnya cadangan bahan pangan bagi tentara Jerman yang ada di Polandia.
275
Hans Franks mulai menjabat sebagai pejabat pelaksana di wilayah General
Government pada tanggal 26 oktober tahun 1939, kebijakan pertama yang ia
lakukan adalah berupaya untuk mengerakan kembali sentra industry Polandia
yang berada di wilayah Petrickau dan Tomaschow. Sentral industry yang ada
diwilaya diatas menjadi salah satu pusat industri sipil maupun militer, sehingga
dengan mulai kembali beroperasinya industri- industri di kawasan Petrickau dan
Tomaschow akan mendatangkan keuntungan bagi Jerman serta Militer
275
Martyn Housden, Hans Franks, Lebensraum and the Final Solution, Eastbourne, Palgrave
Macmillan, 2004, hlm 91.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
dikarenakan akan menjadi produsen persenjataan bagi Angkatan Bersenjata
Jerman dan memberikan pekerjaam bagi masyarakat Volksdeutsche serta
masyarakat Polandia. Hans Franks juga berupaya untuk membuat Masyarakat
Polandia yang ada di wilayahnya untuk menggunakan bahasa Jerman dan
mengadopsi budaya Jerman, sebagai contoh bahasa Jerman mulai diajarkan
kepada seluruh sekolah yang ada diwilayah General Government dimaksudkan
agar masyarakat Polandia mengetahui tentang bahasa dan kebudayaan Jerman 276
.
Hans Franks juga mengganti nama kota-kota yang ada diwilayah pendudukanya
yang dahulu menggunakan nama Polandia berganti menjadi nama Jerman, sebagi
contoh Provinsi Gdansk berganti nama menjadi Wilayah Danzig yang termasuk
dalam provinsi Reichgau Danzig-WestPrussen.
2. Dampak Politik bagi Jerman
Kemenangan Jerman atas Polandia pada tahun 1939 mempunyai beberapa
dampak antara lain:
Membuktikan kepada masyarakat Jerman bahwa Hitler berhasil dalam
mewujudkan terbentuknya Greater Germanic Reich, dimana dalam rencana
tersebut Hitler ingin mengembalikan wilayah-wilayah Jerman yang lepas akibat
isi Perjanjian Versailles khususnya usaha mengembalikan wilayah Danzig menjadi
wilayah Jerman. keberhasilan rencana serangan kilat membuktikan bahwa Hitler
berusaha untuk menepati janjinya ketika ia akan naik menjadi Kanselir Jerman
pada tahun 1933, walaupun dalam usaha mengembalikan wilayah Danzig harus
menggunakan kekuatan senjata dan mengalami kemungkinna serangan gabungan
276
Ibid, hlm 93.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Inggris dan Perancis akibat usaha tersebut. setelah kemenangan Jerman dalam
Serangan Kilat tahun 1939, Hitler memerintahan kepada seluruh wilayah di
Jerman membunyikan lonceng gereja selama 1 jam selama satu minggu penuh.
Hitler mengambil kebijakan untuk membunyikan lonceng gereja selama 1 minggu
penuh dengan tujuan untuk memberitakan keberhasilan Hitler bersama Militer
Jerman dalam mengupayakan kembalinya Danzig menjadi wilayah Jerman. 277
Tepat sehari setelah menyerahnya Warsawa ketangan Jerman, Militer Jerman
mengadakan perayaan besar-besaran keberhasilan terlaksananya Serangan Kilat
dengan melakukan parade militer besar-besaran di Alun-Alun kota Warsawa.
Parade militer kemenangan dihadiri langsung oleh Hitler bersama Jenderal-
Jenderal membuktikan bawah Militer Jerman menjadi Militer yang mempunyai
kemampuan tempur yang handal sertamemberikan gambaran kepada masyarakat
Jerman bahwa Hitler berhasil mewujudkan impian untuk mempersatukan Danzig
kembali menjadi Wilayah Jerman.
Membuktikan kepada kekuatan Sekutu bahwa Jerman dibawah Hitler,
kekuatan Militer Jerman mengalami peningkatan dalam hal jumlah personil dan
kemampuan dimedan perang selanjutnya . 278
setelah keberhasilan serangan di
Polandia Hitler berupaya untuk kembali menyerang kekuatan Inggris dan Perancis
pada dengan tujuan untuk menghancurkan kekuatan gabungan dan menduduki
Paris. 279
. Kekuatan Sekutu melihat secara langsung kekuatan militer Jerman
selama berlangsungnya kampanye militer di Polandia, bagaimana taktik model
baru dengan emngguanakan satuan lapis baja menjadi ujung tombak dari setiap
277
Peter Longerich, Hitler A Biography, 2019, London, Oxford University Press, Hlm 660. 278
David Irving. Hitler War and War Path, 2002, London, Focal Point Publication, Hlm 258. 279
Peter Longerich, op cit, hlm 662.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
serangan yang dilakukan oleh Jerman. Ditambah kekuatan Angkatan Udara
Jerman yang menguasai langit diatas medan pertempuran membuat satuan lapis
baja menjadi aman dari ancaman serangan udara yang dilakukan oleh Polandia.
3. Dampak Militer bagi Jerman
Jerman selama berjalannya serangan ke Polandia menderita kerugian
diperkirakan sebesar 8,082 prajurit dan perwira gugur dimedan perang sedangkan
27,278 prajurit menderita luka-luka ringan sampai menengah dan 5,029 prajurit
hilang dalam 36 hari serangan yang dilaksanakan. 280
Keseluruhan korban yang
diderita tentara Jerman diderita oleh Army Group South selama berlangsungnya
serangan terhitung tanggal 1 sampai tanggal 30 September mengalami
serangkaian pertempuran yang sengit dengan Angkatan Darat Polandia, Jenderal
Erich von Manstein yang bertugas sebagai Kepala Staf dari Army Group South
memberikan data dari seluruh korban yang diderita Army Group South sebagai
berikut:
Tabel 14.Kerugian yang diderita Tentara Jerman selama Serangan Kilat Tahun
1939.281
Keterangan Gugur luka-luka Hilang
Perwira 505 759 42
Prajurit 8082 27278 5029
280
Robeth M. Kennedy, op cit, hlm 120. 281
Erich von Manstein, Lost Victory, Methuen & Co.Ltd, Suffolk, 1958., hlm 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Tabel 15. total Kerugian Satuan Lapis Baja Yang diderita selama Serangan
Kilat tahun 1939282
Kerugian Tank Jerman total unit
Panzerkampfwagen I 89
Panzerkampfwagen II 83
Panzerkampfwagen III 26
Panzerkampfwagen IV 19
Panzerkampfwagen 35t 6
4. Dampak Militer bagi Polandia
Jenderal Erich von Manstein memberikan data tentang besarnya prajurit
Polandia yang berhasil dan diamankan dan peralatan militer yang disita sebagai
berikut:
1. 523.236 ribu prajurit berhasil ditawan oleh Army Group South
2. 1401 meriam lapangan dari kaliber 75mm sampai kaliber 155 mm berhasil
diamankan oleh Army Group South
3. 7600 unit senapan mesin berat maupun ringan berhasil diamankan
4. 273 pesawat milik Angkatan Udara Polandia berhasil diambil alih ketika
lapangan udara yang berada di wilayah Warsawa dan sekitarnya berhasil
direbut.
5. 96 unit tank dari tank ringan jenis TK sampai tank medium model 7 TP
berhasil direbut Jerman ketika depot militer Polandia di wilayah di Lublin. Jerman
selama berlangsungnya serangan berhasil mendapatkan total 3,914 unit Artileri
medan berbagai kaliber mulai 75-155mm, 16,500 unit senapan mesin baik
senapan mesin berat maupun ringan, 1700 unit mortar berbagai kaliber mulai
282
Samuel W.Mitcham, op cit, hlm 213.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
kaliber 46mm sampai 240mm dan sebagai besar amunisi senapan dari 4 pabrikan
senjata milik Angkatan Darat Polandia. 283
283
Robeth M. Kennedy. op cit. hlm 121.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari Bab II hingga Bab IV, maka dapat diambil
kesimpulan sesuai dengan masalah sebagai berikut :
Pembahasan Pertama dengan masalah Keadaan Jerman Sebelum
Serangan Kilat tahun 1939 dapat disimpulkan :
Hitler berhasil mencapai kedudukan sebagai Kanselir Jerman pada tanggal 30
Januari 1933 dengan memanfaatkan isu ekonomi yang menghancurkan Jerman
setelah Krisisi Wall Street. Dalam mencapai kekuaasan tertinggi Hitler menunjuk
orang orang kepercayaan untuk duduk dalam kabinet dalam pemerintahnya,
dibuktikan dengan penunjukan Menteri urusan Penerbangan yang diisi oleh
Herman Goering dan Kementerian Dalam Negeri yang dipegang oleh Wilhelm
Frick. Hitler berusaha mencapai kekuasaan absolut dimana dalam mencapai
maksud tersebut ia melakukan pembersihan pembersihan baik dalam intern partai
Nazi maupun pembersihan terhadap musuh-musuh Hitler yang berada diluar
Partai Nazi.
Hitler berupaya untuk mensingkirkan Ernst Rohm yang merupakan
Komandan dari satuan Pasukan Badai, dimana Hitler merasa khawatr bahwa
kekuatan yang dimiliki oleh Rohm akan digunakan untuk menggulingkan dirinya.
Pihak diluar Partai Nazi yang disingkirkan oleh Hitler antara lain mantan Kanselir
sebelum Hitler yaitu Jenderal Kurt Ferdinand Friedrich Hermann von Schleicher
dikarenakan merasa terancam akan usaha kudeta yang dilakukan oleh von
Schleicher
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia Pertama membuat keadaaan ekonomi
dalam negeri menjadi buruk, dikarenakan Jerman harus membayar segala
kerugian yang ditimbulkan selama Perang Dunia Pertama. Dalam Perjanjian
Versaille Jerman diharuskan membayar biaya kerugian sebesar 26 Miliar
Reichsmark dengan kewajiban pembayaran dilakukan selama 10 tahun.
Kewajiban membayar pampasan perang membuat ekonomi Jerman menjadi
hancur, dengan terpilihnya Hitler menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933
berupa untuk memperbaiki keadaan ekonomi Jerman yang terpuruk akibat harus
membayar biaya rampasan perang dan diperparah adanya krisis ekonomi tahun
1929.
Hitler pada tahun 1933 sampai tahun 1939 merancang berbagai macam
kebijakan-kebijakan perbaikan ekonomi dengan tujuan meningkatkan pendapatan
bagi Jerman. Perbaikan ekonomi yang berhasil dilaksanakan oleh Hitler menjadi
salah satu faktor penting keberhasilan terlaksananya Serangan Kilat pada tahun
1939, dimana perbaikan dibidang industri mengakibatkan banyak pabrikan senjata
beroperasi kembali dan menjadi pemasok utama persenjataan dalam mewujudkan
upaya Serangan Kilat tahun 1939.
Kebijakan luar negeri yang dilakukan oleh Hitler bertujuan untuk
mengembalikan wilayah Jerman yang lepas akibat isi Perjanjian Versailles,
dimana pada tahun 1934 terjadi pembahasan tentang perjanjian antara Polandia
dan Jerman mengenai masalah Danzig dengan tujuan untuk membahas
pengembalian wilayah Danzig kembali menjadi wilayah Jerman. Wilayah
Rhineland yang kaya akan bahan tambang menjadi wilayah kedua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
diupayakan kembali menjadi wilayah Jerman, dalam mewujudkan kembalinya
Rhineland menjadi wilayah Jerman ditandai dengan usaha Jerman menggerakan
militer untuk menduduki wilayah Rhineland.
Pembahasan kedua dengan masalah Persiapan Militer Jerman
sebelum Serangan Kilat Terhadap Polandia dapat disimpulkan :
Mengingat Kekuatan Militer Jerman yang dibatasi akibat isi Perjanjian
Versailles membuat Hitler berupaya untuk membangun kembali kekuatan militer
Jerman. Membangun Angkatan Darat menjadi kebijakan penting dikarenakan
Angkatan Darat menjadi kekuatan utama Jerman dalam mempersiapakan rencana
serangan terhadap Polandia tahun 1939. Peningkatan jumlah pasukan yang ada
menjadi 300.000 pasukan pada tahun 1935 tepat empat tahun sebelum serangan
kilat dilaksanakan. Angkatan Laut dan Udara juga mengalami peningkatan
personil maupun persenjataan, dimana pada tahun 1935 kekuatan Angkatan Udara
Jerman meningkat secara signifikan dibuktikan dengan personil yang dimiliki
berjumlah 18.000 meningkat menjadi 370.000 menjelang serangan kilat
dilaksanakan.
Rencana Silesia menjadi rencana yang dikembangkan oleh militer Polandia,
dalam menghadapi kemungkinan serangan yang ada dilancarkan melalui wilayah
perbatasan dengan Jerman. tepat sebelum Serangan Kilat dilaksanakan Angkatan
Darat Jerman segera melakukan penyusunan rencana serangan final terhadap
Polandia yang dikenal sebagi operasi Fall Weiss¸ dimana dalam operasi Fall
Weiss Jerman menyerang kedudukan Angkatan Darat Polandia dari dua arah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
secara serentak dan didahului dengan serangan udara besar-besaran sebagai
pembuka serangan.
Sebelum terlaksananya upaya Serangan Kilat yang dilakukan oleh Jerman,
Markas Besar Angkatan Darat, Laut dan Udara telah memberikan perintah kepada
setiap satuan yang ada dilapangan untuj dalam keadaan siap. Kekuatan yang
dipersiapakan telah berkumpul disepanjang perbatasan dengan Polandia, hal ini
terjadi ketika surat perintah untuk menyerang telah dikeluarkan maka setiap
satuan yang ada akan dapat bergerak cepat dalam menembus garis pertahanan
Militer Polandia.
Pembahasan Ketiga dengan masalah Proses Jalannya Serangan Kilat
Tentara Jerman di Polandia dapat disimpulkan ;
Serangan yang dilakukan oleh Angkatan Laut Jerman dengan sasaran
Pelabuhan Westerplate menjadi tanda dimulainya Serangan Kilat yang dilakukan
oleh Jerman. . Serangan Kilat yang dilancarkan Jerman ditandai dengan serangan
udara terhadap seluruh instalasi militer Polandia yang ada diperbatasan, hal ini
dimaksudkan agar pertahanan yang ada dapat dihancurka sehingga dapat
memudahakan Serangan Kilat yang dilakukan oleh Angkatan Darat Jerman. Kota
Warsawa yang menjadi pusat politik dan militer Polandia menjadi sasaran utama
dari serangan yang dilakukan oleh Jerman, dikarenakan dengan jatuhnya Warsawa
maka seluruh Polandia dapat ditaklukan,
Warsawa yang telah dikepung oleh Jerman mendapatkan serangan udara
terus menerus yang memporak-porandakan seluruh bangunan yang ada termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
rumah sakit, pusat pembangkit listrik serta tempat penyimpanan gandum telah
dihancurkan dalam serangan udara pada tanggal 24 sampai 26 September 1939.
Dengan hancurnya seluruh fasilitas yang ada diwilayah Warsawa yang meliputi
cadangan gandum dan listrik membuat Markas Besar Angkatan Darat Polandia
memberikan perintah untuk menyerah kepada Jerman dan meletakan senjata serta
mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Dengan menyerahnya seluruh
personil Angkatan Darat Polandia maka Jerman dapat menduduki Warsawa
dengan mudah dan menjadi akhir dari Serangan Kilat yang dilancarkan oleh
Jerman.
Serangan Kilat yang dilaksanakan oleh Jerman mempunyai dampak Politik
bagi Polandia dan Jerman dimana Setelah kekalahan Polandia otomatis seluruh
wilayah Polandia beradad didalam wilayah pendudukan Jerman, Pemerintahan
sipil Polandia yang ada telah meninggalkan Polandia dan membentuk
pemerintahan di pengasingan atau dikenal sebagai Polish Government in Exile di
Perancis. Dampak politik bagi Jerman yaitu membuktikan kepada masyarakat
Jerman bahwa Hitler berhasil dalam mewujudkan terbentuknya Greater Germanic
Reich, dimana dalam rencana tersebut Hitler ingin mengembalikan wilayah-
wilayah Jerman yang lepas akibat isi Perjanjian Versailles khususnya usaha
mengembalikan wilayah Danzig menjadi wilayah Jerman.
Serangan Kilat juga mempunyai dampak militer bagi Jerman maupun
Polandia dimana Jerman selama berjalannya serangan ke Polandia menderita
kerugian diperkirakan sebesar 8,082 prajurit dan perwira gugur dimedan perang
sedangkan 27,278 prajurit menderita luka-luka ringan sampai menengah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
5,029 prajurit hilang dalam 36 hari serangan yang dilaksanakan. Sedangkan,
Polandia Menyerahnya seluruh kekuatan militer Polandia sebanyak 587.000 ribu
tentara Polandia berada dibawah pengawasan Jerman, hal ini menandakan bahwa
serangan yang dilancarkan semenjak tanggal 1 September berhasil merebut
Warsawa dan menghancurkan seluruh kekuatan militer Polandia yang memakan
waktu selama hampir satu bulan terhitung tanggal 1 sampai tanggal 19 September
1939.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :
Archer, Jules. 1987. Kisah Para Diktaktor.Yogyakarta: Narasi .
Battisellii, Pietr, 2011. Heinz Guderian : Comand no 13. London: Osprey
Publishing.
Belcarz, Bartolomiej dan Robert Peckowski. 2001. The White Eagle: The
Operation Men and Aircraft of Polish Airforce 1918-1939. Crecy:
Hikoki Publication.
Bishop, Chris .1998. The Encyclopedia of Weapons of Second World War 2.
California.:The Ed Conroy Bookseller.
Brau Hans, Joachim. 1990. The German Economy in Twenty Century. London:
Routledge Publisher. .
Bullock, Alan. 1964.Hitler, A Study in Tyranny.Evanston. Harper & Row
Publisher.
Carpenter, Jean . 2011. Sejarah Perancis dari Masa Prasejarah sampai Akhir
Abad 20.Jakarta: Kompas Gramedia.
Collins, Gray. 2011.Strategy and Defence.New York: Oxford University Press.
Coy ,Jason P. 2010. A Brief History of Germany Fact and Files. New York. Fact
and Files Inc.
Crosby, Francis. 2005. Luftwaffe in World War II. South Yorkshire: Pen & Sword
Inc.
Davies, R.E.G. 1991. Lufthansa an Airliner and its Aircraft. London: Orion
Publisher.
Deist, Wilhelm. 1981. The Wermacht and German Rearemament. Hampshire :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Dildy, Douglas. 2000. Fall Gelb 1940 : Panzer Breakthrough in the West.
London: Osprey Publishing.
Eberhard, Piotr . 2011. Political Migrations on Polish Teritory 1939-1950.
Warsawa: Polish Academy of Science.
Elson, Roberh. L. 1995. Perang Dunia II : Menjelang Perang. Jakarta : Pustaka
Time Life. 1995
Ergang, Roberth. 1956.Europe in Our Time : 1914 to the Present. New York: D.C
Heath and Company
Evans, Richard J. 2003 . The Coming of Third Reich. Penguin Books. London .
Freedman, Michael , Dkk. 1995. Atlas Of Nazi Germany : A Political ,Economic
and Social Economy. New York: Longman Inc.
Freidlaeder, Heinrich. E.dan Jacob Oser.1953. Economic History Of Modern
Europe. Englewoods Clift: Prentice Hall Inc.
Freiser, Karl Heinz. 2013 .The Blitzkrieg Legend the 1940 Campaign in The West.
Maryland :Naval Instituted Press.
Helius Sjamsudin. 2016. Metodologi Sejarah.Yogyakarta.Penerbit Ombak.
Heuser, Beatrice.2007. Carl von Clausewit: On War. New York. Oxford
University Press.
Higgins, David R. 2015 . Duel : Panzer II vs 7TP. London: Ospery Publishing.
Holdborn, Hajo.1969. History of Modern Germany: New York.Alferd, A, Knopf
inc .
Housden, Martyn. 2004. Hans Franks, Lebensraum and the Final Solution.
Eastbourne: Palgrave Macmillan.
Howard, Michael . 2002. The First World War. New York: Oxford University
Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Jentz, Thomas L.1990. The Completed Guide & Combat Deployment Of German
Tank. Pennyslavia: Schiffer Publisher.
_____________.1999. The Completed guide to the creation of Germany tank
forces : Pennsylvania: Schiffer Military History.
Johan Wahyudi, Dien Madjid. 2014. Ilmu Sejarah : Sebuah Pengantar.Jakarta:
Prenanda Media Group.
Joseph, .P. Taylor. 1967 The Origins Of The Second World War. Baskerville:
C.Nicholls & Company
Jordan, David. 2015 . Kronologi Perang Dunia ke 2. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
Kacewitz, George.V. 1979. Great Britain The Soviet Union and Polish
Government in Exile 1939-1945. The Hague: Martinus Nijhoff
Publisher.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yayasan Bentang Budaya.
Yogyakarta
Langsam, Walther. C. 1960. Document and Readings in The History Of Europe
since 1918. Philadelphia: J.B. ,ippincott Company.
Lannon, Frances . 2002. The Spanish Civil War 1936-1939. London: Osprey
Publishing.
Liddell, Hart B. H. 1956. The Soviet Army. London: Richars Clay and Company.
Manchester,William . 1968. The Arms of Krupp 1587-1968. Massachussets :
Bantam Books Inc.
Marbun, Benediktus Nahot. 1983 Demokrasi Jerman : Perkembangan dan
Masalahnya. Jakarta. Sinar Harapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Mckercher, B.J.C, Dkk. 2001. Military Planning and The Origins of Second
World War. London: Prager Publishing.
Mcnab, Christ. 2012 . Hitler Eagle: The Luftwaffe 1933-1945. London: Osprey
Publishing.
Messenger, Charles. 1976. The Blitzkrieg Story. New York: Charles Scribner’s
sons.
Mittham ,Samuel.W. 2008. The Rise Of Werhmacht : German Army Forces Vol 1
.London: Praeger Security International.
Niechorster, Leo. W.G. 1990. German World War II Organizzation: Volume 1.
Hannover: Aegisdendamm.
Orgerkiewicz, Richard.M. 1959. Armor: A History of Mechanized Forces.New
York: Frederich A.Preager inc.
Overy, Richard O. 1972. The Nazi Economic Recovery 1932-1938. Hampshire:
Macmillan Education Ltd.
Overy, R.I. 1982 . The Nazi Economic Recovery 1932-1938. London: Macmilan
Education UK.
Pawley, Margaret 2007. The Watch on Rhine : The Military Occupation Of
Rhineland. New York.: I.B Taurus & Co.
Pegg, Martin. 1977. Luftwaffe Ground Attack Unit 1939-1945. London: Osprey
Publishing. 1977
Prazmowska, Anita. J. 1995 . Britain and Poland 1939-1945. Cambridge:
Cambridge University Press.
__________. 2010. A Modern History of Poland. London: I.B. Taurus.
Reese, Roger. R . 2000. The Soviet Military Experience 1917-1991: New York.
Routledge inc .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Richard, J. Overy. 1983.War and Economic in The Third Reich. London: Oxford
University Press.
Rottman, Gordon dan Stephen Anderew. 2004 September Strom : German
Invasion of Poland. Hongkong: Concord Publication Company.
Sager, William. F dan Holger. H. Herwing. 1999. The Prussianization of Chilean
Army. Nebrasaka: Nebraska University Press.
Salavrakos, Ioannis-Dionysios. 2010. Re-Assesment Of German Armaments
Production During World War II. Athens: University of Athens
Schoningh, Hueber . 1968. A History Of Germany. Padeborn: Westfalen-Druckrei
and Ferdinand Schonigh.
Seideler, Hans. 2017. Images of War : Flak and Luftwaffe Field Division 1939-
1945. South Yorkshire: Pen & Sword.
Sheperd, Alan. 1990. Campaign Series : France 1940 Blitzkrieg in the The West.
London. Osprey Publishing:
Shore, Zachary. 2005. What Hitler Knew: the battle for information of Nazi
Foreign Policy . New York: Oxford University Press.
Snyder, Louis. L . 1998. Encyclopedia of Third Reich. Wordswords Edition.
Mackays of Chatnan. New York.
Srivanto, R. Fernando. 2015. Das Panzer: Strategi dan Taktik lapis Baja Jerman
1935-1935. Jakarta: Narasi.
Stachtura, Peter D. 2004. Poland 1918-1945: An Intrepretive and Documentary
History of Polish Second Republic. New York: Ruotlidge Publisher.
Shirer, Willian L. 1960 .The Rise And Fall Of the Third Reich. New York: Simon
& Schuster Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Sutarjo Adisusilo, JR, ( Ed) 2003, 1938: NGABLAK DAN DUNIA DALAM
PERSPEKTIF SEJARAH, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, ,
Giles, Lionel. 1963 . Sun Tzu : The Arts Of War. New York : Oxford University
Press.
Thomas, Nigel. 2002 .The German Army .Oxford England: Osprey Publishing.
Trevor, H. R. Roper. 1966. Hitler War Directives 1939-1945. London: Pan Books
Ltd.
Weeks, Jhon . 1975. A History of Anti Tank Warfare. New York: Mason Charter
Publisher.
Westwell, Ian. 2004. Condor Legion: The Wermacht Training Ground. Hersham
England: Allan Publishing.
Whitehead, David . 2000. The Day before The War: the Event in 31 August 1939.
North Carolina: MMi Media. .
Wilhelm , Deist, Dkk. 1990. German and Second World War : Volume 1. Oxford:
Oxford University Press.
Williamson, David. 2009. Poland Betrayed :The Nazi and Soviet Invasion in
1939. Barnsley.: Pen and Sword Publisher.
Zaloga, Steven dan Richard Hook. 1982. The Polish Army 1939-1945. London:
Osprey Publishing.
____________. 2006. Germany Panzer 1914-1918. New York: Osprey
Publishing.
____________ . 2002. Poland 1939: The Birth of Blitzkrieg. London: Osprey
Publishing.
_____________., dan Victor Madej. 1997. The Polish Campaign 1939. New
York: Hippocrene Books, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Dokumen dan Arsip
Departeman of US Army: Historical Study of German Tank Maintenance.
Washington DC. US Army Publisher. 1954
Kennedy, Robeth M. The German Campaign in Poland 1939. Department of the
U S Army. Washington DC. 1956
War Departement. The German Armored Army. Military Intelligence Service.
Washington DC.1942
Manstein, Erich von . Lost Victory. Methuen & Co.Ltd. Suffolk. 1958
Central Intelegent Agency. German Ocupations and How to Rule Poland.
Washington DC : U.S. Government Publishing Office. 1941
Jurnal :
Stoker, Donald . 2011. The Naval Battle in the Baltic September 1939. Dalam Baltic &
Security Reviem Vol 11. Maret 2009
Sumber internet
Cuplikan Film Hitler : Rise of Evil diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=B7Odc_rtn68 pada tanggal 20 Maret 2019
pukul 11.00 Wib
Diakses dari: http://www.aliansi.web.id/id3/2071-1968/Pemerintahan-Dalam-
Pengasingan_38678_aliansi.html pada tanggal 18 November 2019 pukul 10.55
Wib.
Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Perang pada tanggal 7 Maret 2019
pukul 14.00 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kritik pada tanggal 13 Maret 2019
pukul 11.00 Wib
Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/interpretasi pada tanggal 14
Februari 2019 pukul 10.35 Wib
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/konservatif
Diakses dari :
https://www.google.com/search?q=bzura+counterattack&safe=strict&source=ln
ms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjE4tKn1InmAhVW pada tanggal 27
November 2019 pukul 12.34 Wib.
Diakses
:https://www.bundestag.de/resource/blob/480634/c1666d24783777d8859472d41d
fff83d/exhibition_dome-data.pdf
diakses dari https://kbbi.web.id/dekret-atau-dekrit pada tanggal 27 April 2019
pukul 10.00 Wib.
http://germanhistorydocs.ghi-dc.org/pdf/eng/English%203_5.pdf pada tanggal 27
April 2019 pukul 10.13 Wib.
diakses dari :
https://www.bundestag.de/resource/blob/189778/d0f948962723d454c536d24d439
65f87/-data.pdf tanggal 27 April 2019
https://geotimes.co.id/opini/politik-dinasti-telah-mengebiri-demokrasi/ pada
tanggal 14 Mei 2019 pukul 13.22 Wib
Diakses dari : http://germanhistorydocs.ghi-dc.org/pdf/eng/English5.pdf pada
tanggal 29 April 2019 pukul 10.23 Wib
diakses dari : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Paramiliter pada tanggal 17 Mei
2019 pukul 11.35 WIb
diakses dari https://www.kbbi.web.id/memorandum pada tanggal 17 Mei 2019
pukul 12.00 Wib. Diakses dari : https://www.allsaintsacademydunstable.org/wp-
content/uploads/2016/09/11how_did_the_night_of_the_long_knives.pdf pada
tanggal 19 Juni 2019 pukul 16.45 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Diakses dari https://www.loc.gov/law/help/us-treaties/bevans/m-ust000002-
0504.pdf pada tanggal 5 September 2019 pukul 12.25 Wib.
Sumber : https://dailysocial.id/post/ilmuwan-jerman-mampu-mengubah-air-
menjadi-bahan-bakar-sintetis diakses tanggal 20 April 2019 pukul 12.00 Wib
Diakses dari https://kumpulan-ilmu-pengetahuan-umum.com/2017/06/sejarah-
berdirinya-perusahaan-mobil-volkswagen.html pada tanggal 21 April 2019 pukul
13.00 Wib
Diakses dari https://www.biography.com/business-figure/ferdinand-porsche pada
tanggal 22 April 2019 pukul 11.00 Wib
Diakses dari : https://www.jurnal.id/id/blog/2017-5-tujuan-perdagangan-
internasional-yang-perlu-anda-ketahui/ tanggal 4 November 2019 pukul 13.07
Wib
diakses dari https://kbbi.web.id/revitalisasi pada tanggal 2 Oktober 2019 pukul
11.25 Wib
Diakses dari http://www.z-f-v.de/fileadmin/archiv/hefte---1954_1_2_3_4/1954-
2/ZfV_1954_Heft_2_Kittel-Deutsche_Reichsbahn_Gesellschaft.pdf pada tanggal 2
Oktober 2019 pukul 11.38 Wib
Diakses dari https://www.dbs.com/indonesia-bh/blog/live-smart/bukan-hanya-
untung-ini-alasan-pembangunan-infrastruktur--penting.page pada tanggal 22
April 2019 pukul 14,21 Wib
Diakses dari https://www.iq.harvard.edu/files/iqss-harvard/files/11-
13presentation.pdf pada tanggal 9 Oktober 2019 pukul 13.45 Wib.
Diakses dari https://media.defense.gov/2017/Apr/07/2001728431/-1/-
1/0/B_0012_MURRAY_STRATEGY_FOR_DEFEAT.PDF pada tanggal 2 Oktober
2019 pukul 12.00 Wib.
Diakses dari https://www.britannica.com/place/Rhineland pada tanggal 17 Juli
2019 pukul 10.52 Wib
Diakes dari https://www.youtube.com/watch?v=3T-05XH2fX4 pada tanggal 8
Agustus 2019 pukul 11.00 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
diakses dari https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1191/0968344505wh321oa
pada tanggal 15 Agustus 2019 pukul 12.20 Wib.
Diakses dari : http://www.iwm.org.uk/history/daily-life-in-the-warsaw-ghetto pada
tanggal 17 November 2019 pukul 12.42 Wib
Diakses dari https://www.kemhan.go.id/pothan/wp-
content/uploads/migrasi/admin/Memperkenalkan%20Persenjataan%20Kavaleri.p
df pada tanggal 22 Agustus 2019 pukul 09.22 Wib
Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/48966/Chapter%20II.pdf
?sequence=3&isAllowed=y pada tanggal 22 Agustus 2019 pukul 09.30 Wib
Diakses dari : https://warfarehistorynetwork.com/2018/12/20/rations-of-the-reich/
pada tanggal 6 Desember 2019 pukul 12.46 Wib
Diakses dari : https://www.germannaval.com/fileadmin/user_upload/gnyk/news-
press/Nobiskrug_Press_relaese_F_Hessen.pdf pada tanggal 6 Desember 2019
pukul 14.41 Wib
Diakses dari : https://www.histclo.com/essay/war/ww2/eco/raw/oil/w2ero-
ger.html pada tanggal 7 Desember 2019 pukul 13.24 Wib
diakses dari https://academic.oup.com/ia/article/14/6/884/2712429/Pilsudski-
Marshal-of-Poland pada tanggal 4 September 2019 pukul 10.10 Wib
Diakses dari https://prepablecosocio.files.wordpress.com/2009/05/concours-saint-
cyr.pdf pada tanggal 5 Oktober 2019 pukul 13.00 Wib.
Diakses dari: https://www.themaparchive.com/invasion-of-poland-initial-
positions-on-1-september-1939.html pada tanggal 27 November 2019 pukul 09.20
Wib
Diakses dari http://www.maparchive.ru/nara-doc/korps/XXVI_Armeekorps.pdf
pada tanggal 15 September 2019 pukul 11. Wib
Diakses dari : https://link.springer.com/chapter/10.1007%2F978-1-349-26942-
6_6 pada tanggal 28 September 2019 pukul 11.10 Wib
diakses dari https://www.warhistoryonline.com/world-war-ii/german-tactics-
wwii.html pada tanggal 12 November 2019 pukul 11.12 Wib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Diakses dari: https://www,wdl.org/en/item/15098/ pada tanggal 7 November 2019
pukul 10.57 WIb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Tahun Pembelajaran 2020 / 2021
SATUAN PENDIDIKAN : SMA Negeri 1 Bantul
KELAS/SEMESTER : XI IPS 1 / 2
MATA PELAJARAN : SEJARAH PEMINATAN
MATERI POKOK : Menganalisis Jalannya Perang Dunia dan
Perang Dunia II terhadap kehidupan politik global (LBB dan PBB)
SUB MATERI POKOK : Serangan Kilat Jerman di Polandia Tahun
1939
ALOKASI WAKTU : 2 Pertemuan (6 x 45 Menit)
A. KOMPTENSI INTI :
KI 1dan KI 2. Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”.Adapun rumusan Kompetensi
Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalampergaulan dunia
KI 3. Memahami,menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
A. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.6.Menganalisis pengaruh
Perang Dunia I dan Perang Dunia
II terhadap kehidupan politik
global (LBB dan PBB)
3.6.1.Menganalisis Latar belakang Jerman
sebelum terjadinya Serangan Kilat
Jerman tahun 1939
3.6.2.Menjelaskan Persiapan dan yang
dilakukan oleh Jerman dan Polandia
sebelum serangan Kilat
3.6.3.Menganalisis Jalannya proses
serangan dan Dampak Serangan Kilat
Tahun 1939 terhadap Polandia
4.6.Menyajikan hasil analisis
tentang pengaruh Perang Dunia I
dan Perang Dunia II terhadap
kehidupan politik global (LBB
dan PBB) dalam bentuk
4.6.1.Menyajikan hasil analisis tentang
Perang Dunia II terhadap kehidupan
politik global (LBB dan PBB) dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain
4.6.2. Mempresentasikan hasil analisis
tentang pengaruh Perang Dunia II
terhadap kehidupan politik global (LBB
dan PBB) dalam bentuk Presentasi
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan pembelajaran Saintific Learning ,peserta didik dapat
memahami serangan Jerman ke Polandia yang menjadi awal dari perang dunia ke
dua sehingga peserta didik dapat mengembangkan sikap jujur, peduli, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertanggungjawab, serta dapat mengembangankan kemampuan berpikir kritis,
berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi(4C).serta memiliki sikap jujur,
disiplin dan kerjasama
C. Materi Pembelajaran
1. Latar Belakang Jerman Sebelum Serangan Kilat Tahun 1939
2. Persiapan dan yang dilakukan oleh Jerman dan Polandia sebelum serangan
Kilat
3. Jalannya dan Dampak Serangan Kilat Tahun 1939 terhadap Polandia
D. Metode Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Pendekatan pembelajaran : Saintifikc Learning
b. Metode pembelajaran : Picture and Picture Ceramah,Diskusi,
Presentasi,
2. Pertemuan Kedua
a. Pendekatan pembelajaran : Saintific Learning
b. Metode pembelajaran :Picture and Picture Diskusi, Tanya Jawab,
presentasi
E. Media Pembelajaran
1. Bahan : Powet point mengenai Serangan Kilat Jerman tahun 1939 di
Polandia
2. Alat : laptop. LCD Viewer, Speakter
F. Sumber belajar
1. Hapsari, Ratna, dkk. 2013. Sejarah Peminatan untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga.
2. David Jordan. 2015. Kronologi Perang Dunia ke 2. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.
3. Hueber Schoningh. 1968. A History Of Germany. Padeborn: Westfalen-
Druckrei and Ferdinand Schonigh.
4. Willian L. Shirer. 1960. The Rise And Fall Of the Third Reich. New
York: Simon & Schuster Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Minggu ke 1
No. Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
1. Pendahuluan a. Doa bersama untuk memulai
pembelajaran .
b. Guru melakukan refleksi untuk
pembahasan sebelumnya, dan
mengkaitkan topik tersebut
dengan topik yang akan dibahas.
c. Sebelum menyampaikan topik
pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
d. Menyampaikan lingkup dan
tehnik penilaian yang akan
digunakan
e. Guru menyampaikan metode dan
model pembelajaran
5 menit
2. Kegiatan Inti MENGAMATI :
Guru mengkondisikan peserta didik
untuk siap mengikuti pelajaran dengan
hal sebagai berikut :
a. Guru mempersiapkan gambar-
125
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gambar yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran;
b. Guru memperlihatkan Power
Point tentang Latar Belakang
Jerman sebelum Serangan Kilat
tahun 1939
c. Guru menjelaskan sedikit
gambaran materi atau kata kunci
Latar Belakang Jerman sebelum
Serangan Kilat tahun 1939
d. Guru memberi petunjuk dan
memberi kesempatan pada murid
untuk memperhatikan/
menganalisis gambar-gambar
serta video yang diperlihatkan ;
MENANYA :
a. Guru memberikan beberapa
pertanyaan berdasarkan materi
yang berasal dari Powerpoint dan
siswa menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh guru
b. Guru kemudian memberikan
kesempatan kepada para siswa
untuk menjawab pertanyaan
tersebut dan guru mencatat nama
siswa yang menjawab
pertanyaan
MENGUMPULKAN INFORMASI
:
a. Guru membagi Siswa yang
dikelompokan menjadi beberapa
kelompok kecil yang berisi 4
sampai 5 orang
b. Mengenai Guru
menyampaikan
e. Materi yang sesuai dengan
pembelajaran tentang Latar
Belakang Jerman sebelum
Serangan Kilat tahun 1939
c. Guru memamparkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertanyaan yang telah
disampaikan oleh siswa dan
menjelaskan materi sesuai
pertanyaan yang diajukan oleh
siswa tersebut
d. Siswa masuk kedalam
kelompok yang telah dibentuk
tadi untuk mendiskusikan materi
yang telah disampaikan untuk
menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh guru. Siswa
wajib mengunakan buku dan
sumber materi yang lain (
internet) dalam menjawab
pertanyaan tersebut.
MENGASOSIASIKAN
a. Siswa yang terlah dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil
membahas pertanyaan yang
terlah disampaikan guru didalam
kelas melalui berbagaimacam
sumber yang ada untuk
menunjang dalam menjawab
pertanyaan tersebut
MENGKOMUNIKASIKAN
a. Salah satu perwakilan
kelompok memaparkan hasil
diskusi tentang materi
pembelajaran dihadapan guru
dan siswa lainnya
b. Guru dan siswa lain
memberikan tanggapan
mengenai jawab kelompok
yang memaparkan hasil
diskusinya
c. Siswa yang ada didalam
kelompok kecil tersebut
mencatat setiap masukan dari
setiap pertanyaan yang
diajukan oleh guru maupun
dari siswa kelompok lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Penutup a. Guru memfasilitasi siswa dalam
menyimpulkan materi yang
dibahas dalam pertemuan ini
b. Guru mengajak siswa dalam
berefleksi untuk menemukan
hal hal yang penting dan
bermakna dari pengalaman
belajarnya ini yang dapat
diterapkan dalam kehidupan
mereka sehari hari
c. Guru menutup pembelajaran
dikelas dengan rasa syukur dan
ditutup dengan memberi salam
5 menit
3. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Minggu ke 2
No. Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
1. Pendahuluan a. Doa bersama untuk memulai
pembelajaran .
b. Guru melakukan refleksi untuk
pembahasan sebelumnya, dan
mengkaitkan topik tersebut dengan
topik yang akan dibahas.
c. Sebelum menyampaikan topik
pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
d. Menyampaikan lingkup dan tehnik
penilaian yang akan digunakan
e. Guru menyampaikan metode dan
model pembelajaran
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Kegiatan Inti MENGAMATI :
Guru mengkondisikan peserta didik untuk
siap mengikuti pelajaran dengan hal
sebagai berikut :
a. Guru mempersiapkan gambar-
gambar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran;
b. Guru memperlihatkan video tentang
kepada para murid tentang Jalannya
Serangan Kilat dan Dampaknya
bagi Jerman dan Polandia
c. Guru menjelaskan sedikit gambaran
materi atau kata kunci tentang
Jalannya Serangan Kilat dan
Dampaknya bagi Jerman dan
Polandia
d. Guru memberi petunjuk dan
memberi kesempatan pada murid
untuk memperhatikan/ menganalisis
gambar-gambar serta video yang
diperlihatkan ;
MENANYA :
a. Guru memberikan beberapa
pertanyaan berdasarkan materi yang
berasal dari Powerpoint dan siswa
menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh guru
b. Guru kemudian memberikan
kesempatan kepada para siswa
untuk menjawab pertanyaan
tersebut dan guru mencatat nama
siswa yang menjawab pertanyaan
MENGUMPULKAN INFORMASI :
a. Guru membagi Siswa yang
dikelompokan menjadi beberapa
kelompok kecil yang berisi 4 sampai
5 orang
b. Mengenai Guru menyampaikan
125 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beberapa hal pokok mengenai
memperlihatkan video tentang
kepada para murid tentang Jalannya
Serangan Kilat dan Dampaknya bagi
Jerman dan Polandia
c. Guru memamparkan hasil pertanyaan
yang telah disampaikan oleh siswa
dan menjelaskan materi sesuai
pertanyaan yang diajukan oleh siswa
tersebut
d. Siswa masuk kedalam kelompok
yang telah dibentuk tadi untuk
mendiskusikan materi yang telah
disampaikan untuk menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh
guru. Siswa wajib mengunakan buku
dan sumber materi yang lain (
internet ) dalam menjawab
pertanyaan tersebut.
MENGKOMUNIKASIKAN
a. Salah satu perwakilan kelompok
memaparkan hasil diskusi tentang
materi pembelajaran dihadapan guru
dan siswa lainnya
b. Guru dan siswa lain memberikan
tanggapan mengenai jawab kelompok
yang memaparkan hasil diskusinya
c. Siswa yang ada didalam kelompok
kecil tersebut mencatat setiap
masukan dari setiap pertanyaan yang
diajukan oleh guru maupun dari
siswa kelompok lain
MENGASOSIASIKAN
a. Siswa yang terlah dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil membahas
pertanyaan yang terlah disampaikan
guru didalam kelas melalui berbagai
macam sumber yang ada untuk
menunjang dalam menjawab
pertanyaan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Penutup a. Guru memfasilitasi siswa dalam
menyimpulkan materi yang dibahas
dalam pertemuan ini
b. Guru mengajak siswa dalam
berefleksi untuk menemukan hal hal
yang penting dan bermakna dari
pengalaman belajarnya ini yang
dapat diterapkan dalam kehidupan
mereka sehari hari
c. Guru menutup pembelajaran dikelas
dengan rasa syukur dan ditutup
dengan memberi salam
5 menit
4. Penilaian Hasil Belajar
A. Penilaian pengetahuan meliputi
Soal Tertulis dalam bentuk soal essay
B. Penilaian keterampilan meliputi
Penugasan Non Tes dalam bentuk makalah
Mengetahui : Bantul ,5 Februari 2020
Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa
Agus Tony Widodo S.Pd
NIP: 19700801 2016061 01
Bagas Prihandono
Mengetahui
Kepala Sekolah
Dra.Titi Prawiti Sariningsih, M.Pd.
NIP 19620605 198903 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran
Mata Pelajaran : SEJARAH Peminatan
Kelas / Semester : X1 / 2
MATERI POKOK : Menganalisis pengaruh Perang Dunia I dan
Perang Dunia II terhadap kehidupan politik global (LBB dan PBB)
SUB MATERI POKOK : Serangan Kilat Jerman di Polandia Tahun 1939
Hari / tanggal : 05 Februari 2020
Definsi Soal : Deskripsikan Keadaan Jerman Sebelum Pecahnya
Blitzkrieg tahun 1939
Rubrik Penilaian Presentasi ( Penilaian Non Tes )
NO NAMA ASPEK PENILAIAN JUMLAH
SKOR
KATEGORI
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
JUMLAH SKOR
RATA RATA
SKOR
Aspek yang dinilai:
1). Tanggung jawab
2). Kerja sama
3). Kemampuan menyampaikan informasi
4). Menghargai pendapat orang lain
5). Kemampuan menjawab pertanyaan
4. Keterangan Skor Kategori skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skor 1 = sangat kurang Jumlah skor 1- 5 kategori tidak aktif
Skor 2= kurang Jumlah skor 5-10 kategori kurang aktif
Skor 3= cukup Jumlah Skor11-15 kategori cukup aktif
Skor 4= baik Jumlah skor 16-20 kategori aktif
Skor 5 = baik sekali Jumlah skor 21 -25 kategori sangat aktif
KETERANGAN
NILAI KUALITATIF NILAI KUANTITATIF
Memuaskan (A) 4 >80
Baik (B) 3 68 – 79
Cukup (C) 2 56 – 67
Kurang (D) 1 < 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KISI – KISI SOAL
.
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Bantul
Tahun Pelajaran : 2019-2020
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas / Program : XI/ IPS 1
Hari/Tanggal : Selasa/ 7 Oktober 2019
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Tingkat Soal Bentuk Soal No Soal
1 2 3 4 5 6 7
1 3.6.Menganalisis
pengaruh Perang
Dunia I dan Perang
Dunia II terhadap
kehidupan politik
global (LBB dan
PBB)
Latar Belakang
Jerman
Sebelum
Serangan Kilat
Tahun 1939
Siswa dapat
menjelaskan latar
belakang naiknya
Hitler menjadi
Kanselir Jerman pada
tahun 1933
C2 Uraian 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Siswa dapat
menjelaskan langkah-
langkah yang
digunakan Hitler
dalam mewujudkan
pemerintahan totaliter
C2 Uraian 3
3 Persiapan dan
yang dilakukan
oleh Jerman dan
Polandia sebelum
serangan Kilat
Siswa dapat
menjelaskan
pembentukan kembali
Angkatan Darat
Jerman
C3 Uraian 2
4 Siswa dapat
menjelaskan secara
singkat pembentukan
satuan Lapis Baja
Jerman
C3 Uraian 4
5 Siswa dapat
menjelaskan persiapan
yang dilasksanakan
oleh Angkatan Darat
Polandia menjelang
Serangan Kilat
C3 Uraian 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Jalannya dan
Dampak Serangan
Kilat Tahun 1939
terhadap Polandia
Siswa dapat
menganalisis serangan
awal yang
dilaksanakan pada
pagi tanggal 1
September 1939
C4 Uraian 8
7
Siswa dapat
menganalisis proses
serangan yang
dilaksanakan
Angkatan Darat
Jerman dari tanggal 1
sampai 5 September
1939
C4 Uraian 9
8 Siswa dapat
menganalisis reaksi
Tentara Polandia
dalam menghadapi
Serangan Kilat yang
dilaksanakan Jerman
C4 Uraian 10
9 Siswa dapat
menganalisis dampak
politik dari Serangan
Kilat yang
C4 Uraian 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilaksanakan bagi
Polandia
10 Siswa Dapat
menganalisi dampak
militer bagi Jerman
dari upaya Serangan
Kilat yang
dilaksanakan tahun
1939
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Kompetensi
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Hari/ Tanggal 7 Oktober 2019
Waktu 120 Menit
Bentuk Soal : Uraian
SOAL
1. Jelaskan Faktor- Faktor yang mempengaruhi naiknya Hitler menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933 ? ( skor 5)
2. Analisislah upaya awal pembentukan kembali Angkatan Darat Jerman sebelum Serangan Kilat tahun 1939 ?( Skor 10)
3. Jelaskan langkah-langkah yang digunakan Hitler dalam mewujudkan pemerintahan yang otoriter ?( Skor 10 )
4. Analisislah mengapa Jerman berupaya untuk membentuk satuan Lapis Baja sebelum Serangan Kilat ?( Skor 15)
5. Jelaskan bagaimana persiapan yang dilaksanakan oleh Angkatan Darat Polandia menjelang Serangan Kilat ?( Skor 5 )
6. Analisislah dampak militer bagi Jerman dari Serangan Kilat yang dilaksanakan tahun 1939 ?( skor 10)
7. Analisislah dampak politik dari Serangan Kilat yang dirasakan oleh Polandia ?( skor 10)
8. Analisislah bagaimana serangan awal yang dilaksanakan oleh Jerman pada tanggal 1 September 1939 ?( Skor 15)
9. Analisis bagaimana proses serangan yang dilaksanakan Jerman dari tanggal 1 sampai 5 September 1939 ?( skor 10)
10. Bagaimanakan reaksi yang dilakukan oleh Polandia ketika secara mendadak diserang oleh Jerman pada tanggal 1 September
1939 ?( skor 5 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUNCI JAWABAN
1. Jerman pada tahun 1931 sampai 1932 mengalami kondisi yang tidak stabil, dikarenakan kondisi ekonomi yang terpuruk akibat
Krisis Malaise tahun 1929. Situasi ekonomi yang memburuk membuat kondisi sosial politik menjadi panas, dibuktikan dengan
tahun 1930 banyak masyarakat Jerman yang menjatuhkan pilihan ke partai politik yang bertujuan untuk memperbaiki ekonomi
Jerman dengan memanfaatkan situasi ekonomi Jerman sebagai salah satu faktor yang digunakan oleh Hitler dalam mencapai
kekuasaan sebagai Kanselir Jerman.
2. Hitler terpilih menjadi Kanselir pada tanggal 30 Januari 1933 program untuk membentuk kembali kekuatan militer Jerman
masih dalam tahap perkembangan. Hitler mengumumkan, kepada Bagian Personalia Angkatan Darat agar segera menyusun
program 300.000 prajurit baru bagi Angkatan Darat Jerman, Peningkatan kapasitas kekuatan dengan kekuatan awal berjumlah
100.000 pasukan meningkat menjadi 280.000 pasukan pada bulan Februari tahun 1935. 1Kolonel Jenderal
2 Werner von Fritch
sebagai Komandan Tertinggi Angkatan Darat Jerman merencanakan untuk membentuk 21 Divisi satuan Infanteri baru, dimana
dalam rencana itu 7 Divisi satuan Infanteri yang ada menjadi tulang punggung dari pembentukan divisi baru. Oberkommando
des Heeres menganggap bahwa peningkatan jumlah divisi terjadi akibat adanya tekanan dari Sekutu dekat Prancis yaitu
Polandia dan Cekoslovakia,
3. Hitler berupaya untuk menjadikan dirinya sebagai pemimpin tunggal hal ini dikenal istilah upaya Gleichschaltung , dimana
Hitler manfaatkan Reichstag yang sebagian besar anggotanya merupakan perwakilan dari partai Nazi, untuk mengeluarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
undang undang yang dapat menjadikan dirinya sebagai pemimpin tunggal di Jerman. Usaha untuk memuluskan jalan mencapai
kekuasaan tunggal ditandai dengan keluarnya suatu perundang-undangan yang berisi tentang keadaan negara dalam bahaya
yang dikeluarkan oleh Reichstag. Hitler menggunakan peraturan perundang-undangan yang berhasil disahkan oleh Reichstag
pada tanggal 31 Maret 1933, dengan pasal pasalnya secara eksplisit berupaya untuk mengendalikan kekuasaan Legislatif atau
Parlemen Jerman. Dengan memegang kendali lembaga legislatif Reichstag tunduk kepada kepentingan pemerintah, dimana
dalam salah satu pasal menjelaskan bahwa pemerintah mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas.
4. Tank yang bergerak dengan menggunakan rantai tentu saja mempunyai daya mobilitas yang tinggi jika dibandingan dengan
penggerak menggunakan roda, sehingga membuat Jerman berusaha untuk membentuk suatu formasi satuan lapis baja Konsep
tank ringan yang dikembangkan Jerman diberi nama Panzerkampfwagen 1 Aufrung A. Jerman juga mendesain konsep tank
medium dan tank berat, dimana konsep tank medium ini muncul dari seorang Jenderal yang bernama Heinz Gunderian.
Jenderal Gunderian merupakan salah satu perwira yang dikirim untuk belajar di Uni Soviet melihat keperluan untuk
menciptakan tank Medium.
5. Angkatan Darat Jerman segera melakukan penyusunan rencana serangan final terhadap Polandia yang dikenal sebagi operasi
Fall Weiss¸ dimana dalam operasi Fall Weiss Jerman menyerang kedudukan Angkatan Darat Polandia dari dua arah secara
serentak dan didahului dengan serangan udara besar-besaran sebagai pembuka serangan. Kekuatan militer Jerman telah
disiapkan Angkatan Darat mempunyai kekuatan sebesar 630.000 pasukan yang ada di satuan Army Grup North dengan rincian
320.000 pasukan berada di satuan Tentara Ke 3 dan 230.000 pasukan di satuan Tentara ke 4. Army Grup South mempunyai
kekuatan gabungan sebesar 830.000 pasukan, dengan rincian kekuatan 180.000 pasukan berada di kesatuan Tentara ke 8,
300.000 pasukan berada di kesatuan Tentara ke 10 dan 210.000 berada dikesatuan Tentara ke 14. Army Group South
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai kekuatan cadangan sebesar 196.000 pasukan sebagai pasukan cadangan, hal ini dilakukan oleh Jenderal von
Runsted sebagai satuan yang dapat digerakan ketika terjadi penghancuran total AD Polandia3. AD Jerman juga menyiapakan
kekuatan Panzer dengan rincian kekuatan 2511 Panzer serta senjata Altileri swagerak, yang dapat digunakan untuk
memberikan bantuan tembakan ketika satuan Panzer mengalami kesulitan untuk menembus garis pertahanan Jerman.
6. Jerman selama berjalannya serangan ke Polandia menderita kerugian diperkirakan sebesar 8,082 prajurit dan perwira gugur
dimedan perang sedangkan 27,278 prajurit menderita luka-luka ringan sampai menengah dan 5,029 prajurit hilang dalam 36
hari serangan yang dilaksanakan. 4 Keseluruhan korban yang diderita tentara Jerman diderita oleh Army Group South selama
berlangsungnya serangan terhitung tanggal 1 sampai tanggal 30 September mengalami serangkaian pertempuran yang sengit
dengan Angkatan Darat Polandia.
7. Setelah kekalahan Polandia otomatis seluruh wilayah Polandia beradad didalam wilayah pendudukan Jerman, Pemerintahan
sipil Polandia yang ada telah meninggalkan Polandia dan membentuk pemerintahan di pengasingan atau dikenal sebagai Polish
Government in Exile di Perancis. Jerman dan Uni Soviet membagi wilayah Polandia menjadi dua wilayah Pendudukan,
berdasarkan isi perjanjian yang ditandatangani antara menteri luar negeri Jerman yaitu Joachim von Ribbentrop dengan
Vyachecslav Molotov.
8. Serangan Jerman terhadap Polandia di mulai pada tanggal 1 September 1939 jam 04.45 pagi dikarenakan data Intelejen yang
berhasil di sadap oleh dinas Intel Angkatan Darat Jerman bahwa pada waktu tersebut merupakan waktu pertahanan Polandia
berada pada titik terlemah karena tentara yang berjaga berganti dan banyak pasukan yang masih terlelap dalam tidurnya.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Serangan Kilat yang dilancarkan Jerman ditandai dengan serangan udara terhadap seluruh instalasi militer Polandia yang ada
diperbatasan. Serangan udara dilakukan oleh Luftflotte 1 dan 2 mengincar kubu-kubu pertahanan yang ada di wilayah
Warsawa, Cracow dan lapangan terbang milik Angkatan Udara Polandia dengan menggunakan kekuatan-kekuatan skuadron
pesawat pembom dengan kekuatan utama bertumpu pada He-111.
9. Kota Warsawa yang berada tepat diarah serangan dari Tentara ke 3 merupakan wilayah yang mempunyai kubu-kubu
pertahanan yang menahan serangan Jerman selama 3 hari. Koridor yang berada di wilayah Danzig dapat ditembus setelah
melalui serangan gabungan dari Tentara ke Tiga dan Empat. Divisi ke 21 dan 228 dari Tentara ke 4 Jerman menyerang koridor
Danzig dari arah barat, sehingga memutus hubungan dari Divisi ke 4 dan divisi ke 6 Polandia. Satuan Divisi Infanteri ke 50, 3
dan 32 Jerman menyerang koridor Danzig dari arah timur sehingga berhasil menembus garis pertahanan yang dijaga oleh
Divisi ke 15 dan 26 Polandia. Serangan final terhadap Koridor Danzig terjadi pada tanggal 3 September dimana serangan
secara serentak dari timur dan barat Koridor, yang mengakibatakan garis pertahanan di sepanjang koridor dapat ditembus
Jerman mengakibatkan 15,000 prajurit Polandia yang menjaga koridor tersebut menjadi tawanan perang
10. Markas Besar Angkatan Darat Polandia berusaha untuk membuat rencana serangan balik dengan tujuan untuk memukul
mundur Tentara Jerman dan memberikan waktu agar pertahanan di wilayah Warsawa untuk diperkuat. Inggris dan Perancis
sebagai sekutu dekat Polandia menilai serangan yang dilancarkan oleh Jerman dinilai melanggar kesepakatan dalam perjanjian
Munich. Perdana Menteri Neville Chamberlain memberikan jaminan keamanan kepada Polandia pada tanggal 31 Maret 1939,
dimana dalam pidato yang disampaikan di depan House of Commons Inggris berjanji akan membantu Polandia jika sewaktu
waktu diserang oleh Jerman. Perancis juga memberikan pernyataan perang kepada Jerman pada tanggal 3 September 1939 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diikuti oleh Inggris di hari yang sama, Perancis sebagai sekutu utama Polandia memberikan dukungan nyata kepada Polandia
dengan melancarkan serangan terhadap wilayah Saarland.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pedoman Penskoran
No. Nama Siswa
Perolehan Skor Total skor
(Nilai)
soal 1 Skor 5
soal 2 skor15
soal 3 skor 10
soal 4 skor 15
Soal 5 Skor 5
Soal 6 Skor 10
Soal 7 Skor 10
Soal 8 Skor 15
Soal 9 Skor 10
Soal 10 Skor 5
1
2
3
4
5
dst…
Ket :
Nilai = Total Skor Perolehan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2
SILABUS
SatuanPendidikan : SMA Negeri 1 Bantul
Kurikulum : Kurikulum 2013
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas : XI
AlokasiWaktu : 6 jam pelajaran/ 2 minggu Pertemuan
Kompetensi Inti
: KI 3. Memahami,menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
3.6.Menganalisis
pengaruh Perang
Dunia I dan Perang
Dunia II terhadap
Latar Belakang
Jerman Sebelum
Serangan Kilat Tahun
1939
MENGAMATI :
Guru mengkondisikan peserta
didik untuk siap mengikuti
pelajaran dengan hal sebagai
berikutam :
Penilaian
pengetahuan
meliputi
Soal
Hapsari,
Ratna, dkk.
2013.
Sejarah
Peminatan
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kehidupan politik
global (LBB dan
PBB)
4 .6.Menyajikan
hasil analisis
tentang pengaruh
Perang Dunia I
dan Perang Dunia
II terhadap
kehidupan politik
global (LBB dan
PBB) dalam
bentuk
Proses dan yang
dilakukan oleh Jerman
dan Polandia sebelum
serangan Kilat
Jalannya dan Dampak
Serangan Kilat Tahun
1939 terhadap
Polandia
Guru mempersiapkan
gambar-gambar yang
sesuai dengan tujuan
pembelajaran;
Guru memperlihatkan
Power Point tentang
Latar Belakang Jerman
sebelum Serangan Kilat
tahun 1939
Guru menjelaskan
sedikit gambaran materi
atau kata kunci
Guru memberi petunjuk
dan memberi
kesempatan pada murid
untuk memperhatikan/
menganalisis gambar-
gambar serta video
yang diperlihatkan ;
MENANYA :
Guru
memberikan
beberapa
pertanyaan
berdasarkan
materi yang
berasal dari
Powerpoint dan
siswa menjawab
pertanyaan yang
Tertulis
dalam
bentuk soal
essay
Penilaian
keterampila
n meliputi
Penugasan
Non Tes
dalam
bentuk
makalah
SMA/MA
Kelas XI.
Jakarta:
Erlangga
David
Jordan.
2015.
Kronologi
Perang
Dunia ke 2.
Jakarta :
PT. Elex
Media
Komputind
o
Hueber
Schoningh.
1968. A
History Of
Germany.
Padeborn:
Westfalen-
Druckrei
and
Ferdinand
Schonigh
Willian L.
Shirer.
1960. The
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disampaikan oleh
guru
Guru kemudian
memberikan
kesempatan
kepada para
siswa untuk
menjawab
pertanyaan
tersebut dan guru
mencatat nama
siswa yang
menjawab
pertanyaan
MENGUMPULKAN
INFORMASI :
Guru membagi Siswa
yang dikelompokan
menjadi beberapa
kelompok kecil yang
berisi 4 sampai 5 orang
Mengenai Guru
menyampaikan
Materi yang sesuai
dengan pembelajaran
Guru memamparkan
hasil pertanyaan yang
telah disampaikan oleh
siswa dan menjelaskan
Rise And
Fall Of the
Third
Reich. New
York:
Simon &
Schuster
Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi sesuai pertanyaan
yang diajukan oleh
siswa tersebut
Siswa masuk kedalam
kelompok yang telah
dibentuk tadi untuk
mendiskusikan materi
yang telah disampaikan
untuk menjawab
pertanyaan yang
disampaikan oleh guru.
Siswa wajib
mengunakan buku dan
sumber materi yang lain
( internet) dalam
menjawab pertanyaan
tersebut.
MENGASOSIASIKAN
Siswa yang terlah
dibagi menjadi
beberapa kelompok
kecil membahas
pertanyaan yang terlah
disampaikan guru
didalam kelas melalui
berbagaimacam
sumber yang ada
untuk menunjang
dalam menjawab
pertanyaan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MENGKOMUNIKASIKAN
Salah satu perwakilan
kelompok
memaparkan hasil
diskusi tentang materi
pembelajaran
dihadapan guru dan
siswa lainnya
Guru dan siswa lain
memberikan
tanggapan mengenai
jawab kelompok yang
memaparkan hasil
diskusinya
Siswa yang ada
didalam kelompok
kecil tersebut mencatat
setiap masukan dari
setiap pertanyaan yang
diajukan oleh guru
maupun dari siswa
kelompok lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI