BUDAYA ORGANISASI
EKA NURSULISTRIANI (078574076)
WIDYA ASTERNITA (078574083)
RUDI FITRIANTO (078574085)
FIESTA OCTARIZKA (078574086)
AZZAHRA SAPUTRI (078574093)
NUR AENI (078574095)
MOH. ARIEF EGA (078574118)
SISCHA RINNANDA (078574126)
MUTIA FIRDAUS (078574128)
OCKI TRIYANA (078574138)
PERILAKU ORGANISASI - MANAJEMEN B 2007
I. PEMBENTUKAN BUDAYA ORGANISASI
Ada 2 karakteristik budaya organisasi yang penting : Pertama, budaya organisasi diberikan kepada para
karyawan baru melalui proses sosialisasiKedua, budaya organisasi mempengaruhi perilaku
kita di tempat kerja
Budaya organisasi berlaku pada dua tingkat yang berbeda. Masing-masing tingkat bervariasi dalam kaitannya dengan pandangan luar dan kemampuan bertahan terhadap perubahan.
Ni
lai
Pe
nd
uk
un
g
Ni
lai
ya
n
g
di
pe
ra
nk
an
Nilai Organisasi
Nilai Organisasi : Dasar Budaya Organisasi
nilai-nilai yang
dinyatakan secara
eksplisit yang dipilih
oleh organisasi
nilai dan norma yang
sebenarnya ditunjukkan
atau dimasukkan ke
dalam perilaku karyawan
Tipologi Nilai-nilai Organisasi
Empat kecenderungan Tipologi Nilai Organisasi :
Nilai organisasi cukup stabil dalam waktu empat tahun.
Tidak terdapat gerakan universal pada satu tipe sistem nilai
(tidak ada budaya atau sistem nilai organisasi yang terbaik)
Organisasi dengan sistem nilai elite mengalami sejumlah
besar perubahan dalam periode empat tahun (mereka
menginginkan lebih banyak pengaruh atau pembuatan
keputusan dalam pekerjaan mereka)
Terdapat peningkatan jumlah terhadap keseluruhan
organisasi yang mendukung nilai individu komitmen
karyawan.
Tipe Budaya OrganisasiTipe Umum
Budaya Keyakinan Normatif Karakteristik Organisasi
Konstruktif
Pencapaian Tujuan Organisasi menilai anggotanya yang dapat menetapkan dan meraih tujuannya sendiri
Aktualisasi Diri Organisasi yang menghargai kreativitas, kualitas melebihi kuantitas, penyelesaian tugas dan pertumbuhan individu
Penghargaan yang Manusiawi
Organisasi yang dikelola dengan cara partisipatif dan berpusat pada pribadi
Persatuan Organisasi yang menempatkan prioritas utama dalam hubungan antarpribadi yang bersifat konstruktif
Pasif -
Defensif
Persetujuan Organisasi dimana konflik dihindari dan hubungan antar personal menyenangkan-setidaknya tampak dari luar
Konvensional Organisasi yang dikendalikan secara konservatif, tradisional, dan birokratis.
Ketergantungan Organisasi yang dikendalikan secara hierarkis dan bersifat non-partisipatif.
Penghindaran Organisasi yang gagal menghargai sukses namun sebaliknya menghukum kesalahan.
Agresif-Defensif Oposisi Organisasi dimana konflik dihindari dan hubungan antar personal menyenangkan-setidaknya tampak dari luar
Kekuasaan Organisasi yang dikendalikan secara konservatif, tradisional, dan birokratis.
Kompetitif Kemenangan dihargai dan para anggota diberi penghargaan karena prestasinya melebihi orang lain
Perfeksionis Organisasi dimana perfeksionis, ketekunan dan kerja keras dihargai.
II. MENGEMBANGKAN BUDAYA KINERJA TINGGI
Tiga perspektif yang berhubungan dengan perspektif
kekuatan,kecocokan dan kesesuaian, yaitu:
Perspektif Kekuatanbahwa budaya yang kuat menciptakan kesamaan
tujuan, motivasi karyawan dan struktur dan pengendalian yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi organisasi.
Perspektif Kesesuaianbahwa budaya organisasi harus sejajar dengan konteks strategis atau bisnis.
Perspektif Adaptasibahwa budaya organisasi yang paling efektif membantu organisasi mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
Bagaimana Budaya Ditanamkan dalam Organisasi ?
Pernyataan filosofi formal, misi, visi, nilai, dan material organisasi yang digunakan untuk rekrutmen, seleksi, dan sosialisasi
Desain ruangan secara fisik, lingkungan kerja dan bangunan
Slogan, bahasa, akronim, dan perkataanPembentukan peranan secara hati-hatiPenghargaan eksplisit, simbol status dan kriteria
promosiCerita, legenda, dan mitos mengenai suatu
peristiwa dan orang-orang pentingAktivitas, proses, atau hasil organisasi yang juga
diperhatikan, diukur, dan dikendalikan pimpinanStruktur organisasi dan aliran kerja
III. PROSES SOSIALISASI ORGANISASI
Proses seseorang mempelajari nilai, norma, dan
perilaku yang dituntut, yang memungkinkan ia
berpartisipasi sebagai anggota organisasi.
Ada tiga tahap sosialisasi organisasi, yaitu :
o Sosialisasi Antisipasi
o Pertemuan
o Perubahan dan Pemahaman yang bertambah
IV. SOSIALISASI MELALUI MENTORING (PELATIHAN)
Mentoring adalah suatu proses membentuk dan
mempertahankan hubungan yang berkembang yang berlangsung
secara intensif antara karyawan senior (si pelatih) dan karyawan
junior.
Tahap-tahap Mentoring :
Permulaan : periode selama 6 bulan hingga 1 tahun
Pengelolahan : periode 2-5 tahun
Pemisahan : periode selama 6 bulan hingga 2 tahun
Redefinisi : periode tak terbatas setelah tahap pemisahan
Fungsi MentoringFungsi Karir :
Dukungan. Mencalonkan manajer junior untuk promosi dan posisi yang diinginkan.
Pengetahuan (exposure) dan pandangan (visibility). Menempatkan manajer junior
dengan eksekutif yang dapat menyediakan kesempatan.
Pelatihan. Menyediakan tips praktis bagaimana mencapai tujuan dan mendapatkan
pengakuan.
Perlindungan. Melindungi manajer junior dari situasi yang membahayakan.
Penugasan yang menantang. Membantu manajer junior mengembangkan kompetensi
yang penting melaui penugasan dan umpan balik yang menguntungkan.
Fungsi Psikososial :
Membentuk peranan. Memberikan manajer junior sebuah pola nilai dan perilaku.
Penerimaan dan konfirmasi. Menyediakan dukungan dan dorongan bersama.
Konseling. Membantu manajer junior menyelesaikan permasalahan pribadi.
Persahabatan. Terikat dalam interaksi sosial yang memuaskan.
V. PERILAKU ORGANISASI DAN ETIKA
Etika mencakup penelitian mengenai pilihan dan masalah moral. Hal
ini menuntut para manajer untuk memiliki imajinasi lebih banyak dan
berani melakukan hal yang benar.
Upaya mengembangkan iklim etika organisasi :
Bertingkah laku etis
Penyaringan karyawan yang potensial
Mengembangkan kode etik yang berarti
Menyediakan pelatihan etika
Meningkatkan perilaku etis
Membentuk posisi, unit, dan mekanisme struktural lain yang
menggunakan etika
Apakah prinsip moral berbeda menurut gender ?
TERIMAKASIH