INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
PROSEDUR PERHITUNGAN ANALISA STRUKTURDENGAN MENGGUNAKAN SAP 2000
SOAL :
Hasil pembebanan potongan melintang pada tugas “Perancangan Bangunan
Sipil Gedung” Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Medan. Hitunglah dan
gambarkan bidang momen, gaya Lintang dan gaya normal pada portal berikut ini
dengan menggunakan aplikasi sap 2000
DL =1,531t/mLL = 0,8375 t/m
DL =1,531t/mLL = 0,8375 t/m
PL 3=3,054 tPL2 =5,784 tPL1 =3,054 t
W1 =0,705 T
PL3 =3,054 t
W2 =1,411 T
PL1 =3,054 tPL2 =5,784 t
DL =1,531t/mLL = 0,8375 t/m
DL =1,531t/mLL = 0,8375 t/m
W3 =1,411 T
PD = 0,264t PA1 = 4,044t PA2 = 4,524t PD = 0,264tPA3 = 4,044t
DL =0,6773t/mLL = 0,3618t/m
DL =1,1289T/mLL = 0,603T/m
DL =1.1289T/mLL = 0,603T/m
DL =0,6773t/mLL = 0,3618t/m
4,5 m
4,5 m
4,5 m
2,0 m
5,0 m 5,0 m 1,5 m1,5 m
Gambar 1 : Potongan portal melintang
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
125 cm
12 cm
33 cm
30 cm
125 cm
35 cm
30 cm
10 cm
45 cm
45 cm
Gambar 2 : Rencana plat lantai Gambar 3 : Rencana plat atap
Gambar 4 : Rencana dimensi kolom
Catatan:fy = 400 Mpaf’c = 25 Mpa
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
MAKA :
Buka aplikasi sap 2000
- Ubah satuan menjadi t-m
File
New Model ( Gambarkan sket portal )
Gambar 5 : Aplikasi sap 2000
Gambar 5 : Coorinat system defination
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
Keterangan :
Numer of gird spaces - Grid spacing
X = Jumlah bentang searah X X = Jarak antar bentang X
Y = Jumlah bentag searah Y Y = Jarak antar bentang Y
Z = Jumlah bentang searah Z Z = Jarak antar bentang Z
Yang harus diprhatikan pada tahap ini adalah, karna pada tahap ini hanya
menggunakan 2Dimensi, maka yang kita gunakan hanya lah sum X dan sumbu Z. Coba
perhatikan Keterang pada Numer of gird spaces di option “Ydirection” harus di 0 ( nol) kan.
Berbeda pada keteranga Grid spacing di option “Ydirection” , diabaikan saja, karna tidak
memberi pengaruh pada portal. Setelah diisi masing masing option klik OK, maka akan
muncul tampilan seperti berikut :
Gambar 6 : Tampilan 3D dan 2D
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
Tutup tampilan 3DMaka akan muncul halaman 2D
- Klik 2D View yang bernotasikan XZ, Sepetri tanda panah diatas
- Doble klik garis sembarang salah satu garis, seperti tanda panah dua pada gambar 7,
akan muncul gambar seperti berikut :
Ini bertujuan untuk menambah garis bantu dalam menggambar, misalnyamembuat over hang pada atap yang panjangnya 1,5 m.
- Klik option X pada direction
Gambar 7 : Tampilan 2D
1
2
Gambar 8 : Tampila modify grid line
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- masukkan angka pada X location, kalau kekiri beri tanda (-) kalau kekanan beri tanda
(+). Pada keadaan portal kita maka isikan -6,5 pada Xlocation kemudian klik add grid
line. dan masukkan angka +6,5 kemdian add grid line. OKE
- Hubungkan titik tersebut hingga membentuk portal seperti soal diatas, seperti gambar
berikut ini :
- Untuk menghubungkan garis garis tersebu klik “Draw frame element” seperti
tanda panah pada gambar diatas.
- Klik kanan mouse untuk membatalkan perintah
- Tekan tombol Esc pada keyboard untuk mengakhiri perintah
Membuat tumpuan pada pondasi
- Blok ketiga titik yang akan diberi tumpuan, seperti gambar berikut :
Gambar 9 : Tampila sket portal setelah berhasil digambarkan
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Klik assign joint restraints, seperti tandah panah atas gambar 10, maka akanmucul tampilan seperti berikut :
Gambar 10 : Gambar tiga titik yang akan diberi tumpuan
Gambar 11 : Gambar pilihan Joint restraints
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Pilih perletakan jepit padda fast restraints- OK ( maka akan terlihat perletakan jepit
Define- Materials- Add niew material
Gambar 12.a : Sebelum diberi perletakan Gambar 12.b : Setelah diberi perletakan
Gambar 13 : Material property data
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
Keterangan
- Isi material name dengan beton
- Type of design disi dengan concrete
- mass per unit volume = 0,24
- Weight per unit volume = 2,4
- Modulus of elasticity = 4700 x 100' cf
- Shear steel yield stress,fys = 0,6 fy
- Reinforcing yield stress, fy = 40000
- Concrete strength, fc = 2500
- Concrete shear strength, fcs = 0,6 fc
- OKE
- Frame sections
- add Te ( Karna balok merupakan balok T )Gambar 14 : Define frame sections
Gambar 15 : Rencana balok T pada lantai
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Klik Reinforcement
Keterangan
- Top = Tebal selimut beton bagian atas
- Bottom = Tebal selimut beton bagian bawah
- OKE
- Lakukan cara yang sama untuk balok atap
- add Te ( Karna balok merupakan balok T )
Gambar 16 : Reinforcement data
Gambar 17 : Rencana balok T pada atap
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Klik Reinforcement
- add Rectanguler ( Karna Kolom berbentuk segi empat )
Gambar 18 : Reinforcement data
Gambar 19 : Rencana kolom
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Klik Reinforcement
Keterangan
- Cover to rebar center = 0,04 (Tebal selimut beton)
- Numer of bars in 3-dir = 3 (Susunan tulangan arah X)
- Numer of bars in 2-dir = 3 (Susunan tulangan arah Z)
Gambar 20 : Reinforcement data
Gambar 21 : Susunan tulangan kolom
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Static load case name
- OKE- Load combination
- Combinasi 1
Gambar 22 : Kategori pembebanan
Gambar 23 : Combinasi beban 1
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Combinasi 2
- Combinasi 3
Gambar 24 : Combinasi beban 2
Gambar 25 : Combinasi beban 3
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Combinasi 4
- Combination 5
Gambar 26 : Combinasi beban 4
Gambar 27 : Combinasi beban 5
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Combination 6
- OKE
- Pemberian nama
- Balok lantai
- Balok atap
- Kolom
Balok Atap- Blok smua balok lantai- Klik assign frame sections- BA- OKE, Seperti gambar
Gambar 28 : Combinasi beban 6
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
Balok Lntai
Gambar 29 : Penamaan balok atap
Gambar 30 : Penamaan balok lantai
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
Kolom
Kombinasi Pembebanan 1
- Memasukkan Angka Pembebanan ( Bentuk Kombinasi 1 pembebanan )- Isikan beban terpusat untuk semua bentang dengan DL
Gambar 31 : Penamaan Kolom
Gambar 32 : Penamaan DL untuk balok yang telah diblok
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Dengan cara yang sama lakukan untuk semua bentang, maka :
- Memasukkan beban terpusat- beri tanda (-) untuk beban searah sumbu batang- blok titik yang akan diberi beban terpusat- Klik assign joint loading
Gambar 33 : Penamaan DL untuk semua balok
Gambar 33 : Beban terpusat pada titik yang di blok
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
Maka akan muncul gambar seperti berikut :
- masukkan beban terpusat kesemua titik dengan cara yang sama maka :
Gambar 34 : Bentuk beban terpusat didua titik
Gambar 35 : Bentuk beban terpusat untuk semua titik
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Memasukkan beban terbagi rata (LL)
- Blok balok yang akan dimasukkan beban terbagi rata
- Klik assign frame span loading
- Klik absolute distance from end-1
- masukkan jumlah beban, seperti gambar berikut :
Maka akan muncul bentuk beban sebagai berikut :
Gambar 36 : Bentuk beban terbagi rata balok yang diblok
Gambar 37 : Bentuk beban terbagi rata balok
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- masukkan beban terbagi rata kesemua balok, Lakukan cara yang sama seperti balokdiatas, maka :
Kombinasi Pembebanan 2
- Blok balok paling pinggir
- dilakukan secara berselang-seling
- Klik assign frame span loading
- Klik absolute distance from end-1
- masukkan jumlah beban, seperti gambar berikut :
Gambar 38 : Bentuk beban terbagi rata semua balok
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Maka pembebanan akana terlihat seperti berikut ini :
Gambar 39 : Bentuk beban terbagi rata yang diarahkan oleh anak panahdengan LL2
Gambar 40 : Hasil pembebanan terbagi rata dengan LL2
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Lakukan cara yang sama secara berselang-seling, seperti gambar berikut ini :
Kombinasi Pembebanan 3
- yang diblok adalah balok kebalikan dari kombinasi 2
- dilakukan secara berselang-seling
- Klik assign frame span loading
- Klik absolute distance from end-1
- masukkan jumlah beban, seperti gambar berikut :
Gambar 41 : Hasil pembebanan kombinasi 2 secara berselang-seling
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
Maka akan tampil sebagai berikut :
Gambar 42 : Bentuk pembebanan kombinasi 3
Gambar 43 : Bentuk hasil pembebanan kombinasi 3
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Seterusnya lakukan cara yang sama secara berselang-seling kebalikan dari kombinasi2, seperti berikut ini :
Analize- Set option- XZ plane, seperti gambar berikut :
Gambar 44 : Bentuk semua pembeanan terbagi rata kombinasi 3
Gambar 45 : Analysis option
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN SAP 2000
HENDRA GUNAWAN HUTAURUK 11 101 085
- Run Cara memeriksa kolom mampu atau tidak memikul beban, caranya :
- Ganti satuan ke t.mm
- Design
- Start design/ cek of struktur
- perhatikan kolom, kalaau ada bacaan o/s pada salah satu kolom, maka dimensi
kolom harus diperbesar.
- Untuk kondisi ini kolom kita aman.
File
- Print output table
- File nama sama nim.doc
SELESAI
Gambar 46 : Cek kolom