7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 1/24
BAB I
PENDAHULUAN
Polip hidung adalah kelainan mukosa hidung berupa massa lunak yang bertangkai,
berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan, dengan permukaan licin dan agak
bening karena mengandung banyak cairan. Polip hidung umumnya berasal dari penonjolan
keluar dari mukosa yang menutup sinus maksilaris atau etmoidalis.1
Polip hidung dapat timbul pada semua umur tetapi umumnya dijumpai pada penderita
dewasa muda berusia antara 30–60 tahun, sedangkan perbandingan antara laki-laki dan
perempuan adalah – ! " 1 dan tidak ada kekhususan ras pada kejadian polip hidung.1
#ejala yang timbul pada penderita polip hidung adalah hiposmia dan postnasal drip.
#ejala lainnya seperti demam yang persisten, bersin, dan terkadang sakit kepala. Polip etmoidal
terlihat pucat, dan terdapat massa yang halus.1
$tiologi pasti dari polip hidung belum diketahui, tetapi ada tiga %aktor penting yaitu
adanya peradangan kronik dan berulang pada mukosa hidung dan sinus, gangguan keseimbangan
&asomotor dan peningkatan tekanan cairan interstisial dan edema mukosa hidung. Polip hidung
bukan merupakan penyakit tetapi merupakan mani%estasi klinik dari berbagai macam penyakit
dan sering dihubungkan dengan sinusitis, asma dan rhinitis alergi.1
'alah satu etiologi dari polip hidung yaitu alergi. (hinitis alergi mengenai kira-kira 10-)* penduduk dunia. (hinitis alergi dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua
golongan umur, tetapi biasanya mulai timbul pada anak dan dewasa muda. +ekambuhan dan
berat ringannya rhinitis alergi dipengaruhi oleh %aktor internal yaitu genetik dan sistem imun
tubuh.1
+emungkinan dari keterkaitan polip hidung dan rhinitis alergi dalah reaksi alergi di
mukosa hidung mengakibatkan &asodilatasi dan peningkatan permeabilitas dari pembuluh darah
yang akan mengakibatkan cairan berpindah keluar dari intra&askular dan menyebabkan cairan
masuk kedalam jaringan. enyebabkan edema dan menimbulkan massa polipoid. Polip hidung
sering terjadi pada penderita asma karena seringnya terpapar reaksi in%lamasi. ntara 1*
hingga 3!* dari polip hidung dihubungkan dengan riwayat asma. ubungan polip hidung dan
asma juga bergantung pada umur, dari penelitian 'ettipane antara rentang umur 10-)0 tahun
terdapat 3,1* pasien asma dengan umur dibawah !0 tahun mengalami polip hidung, 1,!*
1
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 2/24
memiliki polip dengan umur diatas !0 tahun. al lain yang berhubungan dengan asma yang bisa
mengakibatkan polip hidung adalah masalah pengobatannya yaitu /'s yang mengalami
intoleransi. 2. idals pada tahun 144 menyatakan bahwa didapatkan hubungan antara aspirin,
asma, dan polip hidung.1
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 3/24
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN
− /ama " 5n.'
− mur " 34 tahun
− 7enis kelamin " laki-laki
− lamat " +ota 8aru
− gama " +risten
− Pekerjaan " 'wasta
− Pendidikan " '
− (egister " 9019)
2.2 ANAMNESIS
:utoanamnesis, 5gl " ; juni 01)<
Keluhan Utama
idung kanan tersmubat sejak tahun yang lalu
Anamnesa
Pasien mengeluh hidung kanan tersumbat sejak tahun yang lalu, sumbatan
dihidung menetap dan tidak hilang timbul, awalnya sumbatan dihidung ringan namun
lama kelamaan sumbatan dihidung membuat pasien sulit berna%as saat tidur dan
terjadi penurunan %ungsi penghidu pada pasien kurang lebih satu tahun yang lalu.
'umbatan di hidung tidak disretai dengan nyeri ataupun keluarnya cairan dari hidung.
Pasien menyangkal ada nyeri tekan pada wajah, bersin-bersin dan ingusan pada saatcuaca dingin atau terkena debu. ngus yang turun ketenggorokan :-<, 'uara sengau :<,
emam :<, batuk :<, lendir pada tenggorok :<. (iwayat asma :<
3
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 4/24
Riwayat Pengobatan
5idak pernah mengobati hidung sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
(iwayat asma :-<, (hinitis alergi :-<, ipertensi :-<, :-<
Riwayat Penyakit Keluarga
5idak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan pasien
.
2.3 HAL-HAL PENTING
TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING
#atal " -=- (inore " -=- 'ukar enelan " - 'uara parau " -
ikorek " -=- 8untu " >=> 'akit enelan " - %onia " -
/yeri "-=- 8ersin 5rismus "- 'esak napas " -
8engkak "-=- ? ingin=@embab " - Ptyalismus " - (asa sakit " -
Atore "-=- ? ebu (umah " - (asa /gganjal " - (asamengganjal "-
5uli "-=- 8erbau " -=- (asa 8erlendir " -
5initus "-=- imisan " -=- (asa +ering " -
Bertigo "-=- /yeri idung " -=-
ual " - 'uara sengau " -
untah " -
2.4 PEMERIKSAAN FISIK
− +esadaran " compos mentis
− Pernapasan " 16 i/x
− 'uhu " 36,9 CD
− /adi " 9 i/x
− 5 " 10=90 mmg
− nemia " -=-
!
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 5/24
− 'ianosis " -=-
− 'tridor inspirasi " -=-
− (etraksi suprasternal " -
−(etraksi interkostal " -=-
− (etraksi epigastrial " -=-
a) Telina
Da!n Telina Kanan Ki"i
notia=mikrotia=makroti
a- -
+eloid - -
Perikondritis - -
+ista - -
2istel - -
Att hematoma - -
Lian Telina Kanan Ki"i
tresia - -
'erumen prop - -
$pidermis prop - -
+orpus alineum - -
7aringan granulasi - -
$Eositosis - -
Asteoma - -
2urunkel - -
Me#$"ana Ti#%ani Kanan Ki"i
iperemis - -
(etraksi - -
8ulging - -
tropi - -
)
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 6/24
Per%orasi - -
8ula - -
'ekret - -
(e%leks Dahaya bn bnRe&"'-a!"i(!la" Kanan Ki"i
2istel - -
+ista - -
bses - -
P"e-a!"i(!la" Kanan Ki"i
2istel - -
+ista - -
bses - -
$) Hi!n
Rin'*('%i An&e"i'" Kanan Ki"i
Bestibulum nasi iperemis :-<, li&ide :-< iperemis :-<, li&ide :-<
+a&um nasi$dema mukosa :-< 'ekret :-<,
hiperemis :-<
$dema mukosa :-< 'ekret
:-<, hiperemis :-<
'elaput lendir bn bn
'eptum nasi e&iasi :-< e&iasi :-<
@antai > dasarhidung
bn bn
+onka in%erior ipertro%i :-<, hiperemis :-< ipertro%i :-<, hiperemis :-<
eatus nasi medius
assa bertangkai, berbentuk
lonjong, berwarna putihkebau-abuan telah keluar dari
meatus medius, tetapi belum
memenuhi rongga hidung,
permukaan licin, berwarna putih dan pucat
assa bertangkai, berbentuk lonjong,
berwarna putih keabu-abuan
masih terbatas di meatus
medius, permukaan licin,
berwarna putih dan pucat
Polip + +
+orpus alineum - -
assa tumor - -
2enomena palatum ,-) ,-)
6
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 7/24
mole
Rin'*('%i
P'*&e"i'"Kanan Ki"i
+a&um nasi
bn
'elaput lendir
+oana
'eptum nasi
+onka superior
adenoid
assa tumor
2ossa rossenmuller
T"an*il!#ina*i
Sin!*Kanan Ki"i
5idak dilakukan
) M!l!&
Ha*il
'elaput lendir mulut bn
8ibir 'ianosis :-< raghade :-<
@idah tropi papil :-<, tumor :-<
#igiP kanan bawah sudah dicabut, 3
kanan bawah terdapat karies
+elenjar ludah bn
) Fa"in
Ha*il
&ula 8entuk normal, terletak ditengah
Palatum mole hiperemis :-<, benjolan :-<
Palatum durum iperemis :-<, benjolan :-<
Plika anterior iperemis :-<
5onsil
ekstra " tonsil 5, hiperemis :-<,
permukaan rata, kripta tidak melebar
detritus :-<
'inistra " tonsil 5, hiperemis :-<, permukaan rata, kripta tidak melebar
detritus :-<
;
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 8/24
Plika posterior iperemis :-<
ukosa oro%aring iperemis :-<, granula :-<
e) La"in'*('%i ini"e&
Ha*il
Pangkal lidah
bn
$piglottis
'inus piri%ormis
ritenoid
'ulcus arytenoid
Dorda &ocalis
assa
) Kelen/a" Ge&a0 Benin Le0e"
Kanan Ki"i
(egio bn bn
(egio bn bn
(egio bn bn
(egio B bn bn
(egio B bn bn
(egio B bn bn
area Parotis bn bn
rea postauricula bn bn
rea occipital bn bn
9
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 9/24
reasupracla&icular
bn bn
) Pe#e"i(*aan Ne"i "aniale*
Kanan Ki"i
/er&us , B, B bn bn
/er&us B bn bn
/er&us F bn
(egio F bn
2. PEMERIKSAAN AUDIOLOGI
Te* Penena"an Kanan Ki"i
5es rinne + +
5es weber 5idak ada lateralisasi 5idak ada lateralisasi
5es schwabach 'ama dg pemeriksa=/ 'ama dg pemeriksa=/
− +esimpulan " 2ungsi Pendengaran dalam batas normal
2. PEMERIKSAAN PENUN5ANG
a< (adiologi " -
$) @aboratorium " -
2.6 DIAGNOSIS
• Polip nasi deEtra stadium dan polip nasi sinistra stadium1
2.7 DIAGNOSIS BANDING
1. +arsinoma sinonasal
. Polipoid mukosa
3. 5umor ka&um nasi sinistra
3.8 PENATALAKSANAAN
4
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 10/24
• iagnostik
5es cukit kulit
8iopsi G 2/8
(ontgent kepala posisi waters
• 5erapi"
5erapi bertujuan untuk membantu mengurangi ukuran polip dan mengobati penyebabnya.
+ortikosteroid topikal hidung
5riamsolon asetonide 1 H 0 mcg dua semprotan pada setiap lubang hidung
ekongestan
Pseudoe%edrin H 60 mg
ntibiotik
moEicillin 3 H )00 mg
• onitoring
+eluhan hidung tersumbat
'ekret hidung
Post nasal drip
kuran polip
• +$ :+omunikasi, n%ormasi dan $dukasi<
1. enjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien
. enjelaskan terapi yang diberikan tentang man%aat, cara, dan e%ek samping obat
3. 'egera kontrol ke dokter apabila tidak ada perbaikan atau polip semakin membesar
!. enyarankan untuk melakukan tindakan polipektomi jika terapi medikamentosa tidak
ada perbaikan
3.19 PROGNOSA
Iuo ad &itam " dubia ad bonam
10
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 11/24
Iuo ad %ungsionam " dubia ad bonam
BAB III
TIN5AUAN PUSTAKA
4.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI 2:3::6
. $mbriologi
idung dibentuk oleh lima prominensia %acialis. Prominensia %rontalis membentuk
jembatan hidung. Prominensia nasalis mediana yang menyatu membentuk lengkung dan ujung
hidung. an prominensia nasalis lateralis menghasilkan cuping hidung.
• (ongga idung
'elama minggu keenam, %o&ea nasalis menjadi semakin dalam, sebagian karena
pertumbuhan prominensia nasalis sekitar dan sebagian karena penetrasi ke mesenkim
dibawahnya. ula – mula membrana oronasalis memisahkan kedua lekukan dari rongga mulut
primiti% melalui %oramen yang baru terbentuk, koana primiti%.
+edua koana ini terletak di kedua sisi garis tengah dan tepat di belakang palatum primer.
+emudian dengan terbentuknya palatum sekunder dan perkembangan lebih lanjut rongga hidung
primiti%, terbentuknya koana de%eniti% di taut antara rongga hidung dan %aring.
'inus udara paranasal berkembang sebagai di&ertikulum dinding hidung lateral dan meluas
ke dalam maksila, os etmoidale, os %rontale, dan os s%enoidale. 'inus – sinus ini mencapai
ukurannya yang maksimal selama pubertas dan ikut membentuk wajah yang de%initi%.
8. idung @uar
idung luar berbentuk piramid dengan bagian – bagiannya dari atas ke bawah "
1. Pangkal hidung :bridge<
. orsum nasi
3. Puncak hidung
!. la nasi
). +olumela
11
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 12/24
6. @ubang hidung :nares anterior<
idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan
ikat dan beberapa otot kecil yaitu . /asalis pars trans&ersa dan . /asalis pars allaris. +erja
otot – otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan menyempit. 8atas atas nasi eksternus
melekat pada os %rontal sebagai radiks :akar<, antara radiks sampai apeks :puncak< disebut
dorsum nasi. @ubang yang terdapat pada bagian in%erior disebut nares, yang dibatasi oleh "
- 'uperior " os %rontal, os nasal, os maksila
- n%erior " kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor
dan kartilago alaris minor .
Perdarahan "
1. . /asalis anterior :cabang . $tmoidalis yang merupakan cabang dari . A%talmika,
cabang dari a. +arotis interna<.
. . /asalis posterior :cabang .'%enopalatinum, cabang dari . aksilaris interna,
cabang dari . +arotis interna<
3. . ngularis :cabang dari . 2asialis<
Persara%an "
1. Dabang dari /. A%talmikus :/. 'upratroklearis, /. n%ratroklearis<
. Dabang dari /. aksilaris :ramus eksternus /. $tmoidalis anterior<
D. +a&um /asi
engan adanya septum nasi maka ka&um nasi dibagi menjadi dua ruangan yang
membentang dari nares sampai koana :apertura posterior<. +a&um nasi ini berhubungan dengan
1
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 13/24
sinus %rontal, sinus s%enoid, %ossa kranial anterior dan %ossa kranial media. 8atas – batas ka&um
nasi "
Posterior" berhubungan dengan naso%aring
tap " os nasal, os %rontal, lamina kribri%ormis etmoidale, korpus
s%enoidale dan sebagian os &omer
@antai " merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hampir horisontal,
bentuknya konka% dan bagian dasar ini lebih lebar daripada bagian atap. 8agian ini
dipisahnkan dengan ka&um oris oleh palatum durum.
edial " septum nasi yang membagi ka&um nasi menjadi dua ruangan
:dekstra dan sinistra<, pada bagian bawah apeks nasi, septum nasi dilapisi oleh kulit,
jaringan subkutan dan kartilago alaris mayor. 8agian dari septum yang terdiri dari
kartilago ini disebut sebagai septum pars membranosa J kolumna J kolumela.
@ateral " dibentuk oleh bagian dari os medial, os maksila, os lakrima, os
etmoid, konka nasalis in%erior, palatum dan os s%enoid.
+onka nasalis suprema, superior dan media merupakan tonjolan dari tulang etmoid.
'edangkan konka nasalis in%erior merupakan tulang yang terpisah. (uangan di atas dan belakang
konka nasalis superior adalah resesus s%eno-etmoid yang berhubungan dengan sinis s%enoid.
+adang – kadang konka nasalis suprema dan meatus nasi suprema terletak di bagian ini.
13
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 14/24
Perdarahan "
rteri yang paling penting pada perdarahan ka&um nasi adalah .s%enopalatina
yang merupakan cabang dari .maksilaris dan . $tmoidale anterior yang merupakan
cabang dari . A%talmika. Bena tampak sebagai pleksus yang terletak submukosa yang
berjalan bersama – sama arteri.
Persara%an "
1. nterior ka&um nasi dipersara%i oleh serabut sara% dari /. 5rigeminus yaitu /.
$tmoidalis anterior
. Posterior ka&um nasi dipersara%i oleh serabut sara% dari ganglion pterigopalatinum
masuk melalui %oramen s%enopalatina kemudian menjadi /. Palatina mayor menjadi
/. '%enopalatinus
. ukosa idung
(ongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan %ungsional dibagi atas
mukosa perna%asan dan mukosa penghidu. ukosa perna%asan terdapat pada sebagian besar
rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia
dan diantaranya terdapat sel-sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya
lebih tebal dan kadang-kadang terjadi metaplasia menjadi sel epital skuamosa. alam keadaan
normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir :mucous
blanket < pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.
'ilia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai %ungsi yang penting. engan
gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam ka&um nasi akan didorong ke arah naso%aring.
engan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga untuk
mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung. #angguan pada %ungsi silia
akan menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung tersumbat.
#angguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara yang berlebihan, radang,sekret kental dan obat – obatan.
ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian
atas septum. ukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia : pseudostratified
1!
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 15/24
columnar non ciliated epithelium<. $pitelnya dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang,
sel basal dan sel reseptor penghidu. aerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan.
$. 'inus Paranasal
anusia mempunyai sekitar 1 rongga di sepanjang atap dan bagian lateral rongga udara
hidungK jumlah, bentuk, ukuran dan simetris ber&ariasi. 'inus-sinus ini membentuk rongga di
dalam beberapa tulangwajah dan diberi nama yang sesuaiK sinus maksilaris, s%enoidalis, %rontalis
dan etmoidalis. Lang terakhir biasanya berupa kelompok-kelompok sel etmoidalis anterior dan
posterior yang saling berhubungan, masing-masing kelompok bermuara ke dalam hidung.
'eluruh sinus dilapisi oleh epitel saluran pernapasan yang mengalami modi%ikasi, dan mampu
menghasilkan mukus, dan bersilia, sekret disalurkan ke dalam rongga hidung. Pada orang sehat,
sinus terutama berisi udara.
2. 2isiologi hidung
1. 'ebagai jalan na%as
Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi
konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah naso%aring, sehingga aliran udara
ini berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan
kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. kan tetapi di bagian
depan aliran udara memecah, sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran
dan bergabung dengan aliran dari naso%aring.
. Pengatur kondisi udara :air conditioning <
2ungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan
udara yang akan masuk ke dalam al&eolus. 2ungsi ini dilakukan dengan cara "
a. engatur kelembaban udara. 2ungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada
musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini
sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.
b. engatur suhu. 2ungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah
di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga
radiasi dapat berlangsung secara optimal. engan demikian suhu udara setelah
melalui hidung kurang lebih 3;o D.
1)
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 16/24
3. 'ebagai penyaring dan pelindung
2ungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri
dan dilakukan oleh "
a. (ambut :vibrissae< pada &estibulum nasi
b. 'ilia
c. Palut lendir :mucous blanket <. ebu dan bakteri akan melekat pada palut
lendir dan partikel – partikel yang besar akan dikeluarkan dengan re%leks
bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke naso%aring oleh gerakan silia.
d. $nMim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.
!. ndra penghidu
idung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa ol%aktorius
pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel
bau dapat mencapai daerah ini dengan cara di%usi dengan palut lendir atau bila
menarik na%as dengan kuat.
). (esonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. 'umbatan hidung
akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.
6. Proses bicara
embantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal :m,n,ng< dimana
rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran
udara.
;. (e%leks nasal
ukosa hidung merupakan reseptor re%leks yang berhubungan dengan saluran
cerna, kardio&askuler dan perna%asan. Dontoh " iritasi mukosa hidung menyebabkan
re%leks bersin dan na%as terhenti. (angsang bau tertentu menyebabkan sekresi
kelenjar liur, lambung dan pankreas.
4.2 POLIP NASI
4.2.1 Deeni*i 2:3
16
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 17/24
Polip nasi ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung,
berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat in%lamasi mukosa. Polip dapat timbul pada
penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. 8ila ada polip
pada anak di bawah usia tahun, harus disingkirkan kemungkinan meningokel atau
meningoense%alokel.
Polip yang sudah lama dapat berubah menjadi kekuning-kuningan atau kemerah-merahan,
suram dan lebih kenyal :polip %ibrosa<. Polip kebanyakan berasal dari mukosa sinus etmoid,
biasanya multipel dan dapat bilateral. Polip yang berasal dari sinus maksila sering tunggal dan
tumbuh ke arah belakang, muncul di naso%aring dan disebut polip koanal.
4.2.2 In*ien Dan E%ie#i'l'i !
Polip nasi lebih banyak ditemukan pada penderita asma nonalergi :13*< dibanding
penderita asma alergi :)*<. Polip nasi terutama ditemukan pada usia dewasa dan lebih sering
pada laki-laki, dimana rasio antara laki-laki dan perempuan "1 atau 3"1. Penyakit ini ditemukan
pada seluruh kelompok ras.
4.2.3 E&i'%a&'ene*i* ,!
$tiologi polip nasi belum diketahui secara pasti. /amun ada tiga %aktor yang berperan
dalam terjadinya polip yaitu "
1. Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal yang kronik dan berulang
. #angguan keseimbangan &asomotor
3. $dema, dimana terjadi peningkatan tekanan interstitial sehingga timbul edema mukosa
hidung. 5erjadinya edema ini dapat dijelaskan oleh %enomena 8ernoulli.
2enomena 8ernoulli menyatakan bahwa udara yang mengalir melalui tenpat yang sempit
akan menimbulkan tekanan negati&e pada daerah sekitarnya. 7aringan yang lemah ikatannya
akan terisap oleh tekanan negati&e ini sehingga mengakibatkan edema mukosa dan pembentukan
polip. 2enomena ini menjelaskan mengapa polip kebanyakan berasal dari area yang sempit di
kompleks osteomeatal di meatus medius.
1;
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 18/24
ula – mula ditemukan edema mukosa yang kebanyakan terdapat di daerah meatus
medius. +emudian stroma akan terisi oleh cairan interseluler, sehingga mukosa yang sembab
menjadi polipoid. 8ila proses ini terus berlanjut, mukosa yang sembab ini akan semakin besar
dan kemudian akan turun ke dalam rongga hidung sambil membentuk tangkai, sehingga
terbentuk polip.
Pembentukan polip sering juga dihubungkan dengan in%lamasi kronik, dis%ungsi sara%
otonom serta predisposisi genetic. enurut teori 8ernsteis, terjadi perubahan mukosa hidung
akibat peradangan atau aliran udara yang bertubulensi, terutama di daerah sempit di kompleks
ostiomeatal. 5erjadi prolaps submukosa yang diikuti oleh reepitelisasi dan pembentukan kelenjar
baru. 7uga terjadi peningkatan penyerapan natrium oleh permuksaan sel epitel yang berakibat
retensi air sehingga terbentuk polip.
5eori lain mengatakan ketidakseimbangan sara% &asomotor menyebabkan terjadinya
peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan regulasi &askuler yang mengakibatkan
dilepaskan sitokin dari sel mast yang akan menyebabkan edema dan lama-kelamaan menjadi
polip.
4.2.4 Ga#$a"an Ma("'*('%i* an Mi("'*('%i(,!
'ecara makroskopis polip merupakan massa bertangkai dengan permukaan licin, berbentuk
bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan, agak bening, lobular, dapat tunggal atau
multiple dan tidak sensiti&e. arna polip yang pucat tersebut disebabkan karena mengandung
banyak cairan dan sedikitnya aliran darah ke polip. 8ila terjadi iritasi kronis atau proses
19
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 19/24
peradangan warna polip dapat berubah menjadi kemerah-merahan dan polip yang sudah
menahun warnanya dapat menjadi kekuning-kuningan karena banyak mengandung banyak
jaringan ikat.
'ecara mikroskopik, tampak epitel dari polip serupa dengan mukosa hidung normal yaitu
epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembab. 'el –selnya terdiri lim%osit, sel
plasma, eosino%il, neutro%il dan makro%ag. ukosa mengandung sedikit sel – sel goblet.
Pembuluh darah sangat sedikit dan tidak mempunyai serabut sara%. Polip yang sudah dapat
mengalami metaplasi epitel karena sering terkena aliran udara, menjadi epitel transisional, kubik,
gepeng berlapis tanpa keratinisasi.
4.2. Ge/ala Klini* ,3,9
#ejala utama yang ditimbulkan oleh polip hidung adalah rasa sumbatan di hidung.
'umbatan ini tidak hilang – timbul dan makin lama semakin berat keluhannya. Pada sumbatan
yang hebat dapat menyebabkan gejala hiposmia atau anosmia. Polip hidung biasanya bilateral,
dapat menyebabkan obstruksi dan hilangnya daya penciuman. 8ila polip ini menyumbat sinus
paranasal, maka sebagai komplikasinya akan terjadi sinusitis dengan keluhan nyeri kepala dan
rinore. 8ila penyebabnya adalah alergi, maka gejala yang utama ialah bersin dan iritasi di
hidung.
4.2. Dian'*a ,!
iagnosa polip nasi dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan %isis dan
pemeriksaan penunjang.
• Ana#ne*i*
+eluhan utama penderita polip nasi adalah sumbatan hidung mulai dari yang ringan sampai
berat, rhinore yang jernih sampai purulen, hiposmia dan anosmia. apat juga disertai bersin –
bersin, rasa nyeri pada hidung dan sakit kepala di daerah %rontal. 8ila disertai dengan in%eksi
sekunder, didapatkan post nasal drips dan rhinore purulen. #ejala sekunder yang timbul ialah
na%as melalui mulut, suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup. 'elain
itu harus ditanyakan riwayat rhinitis alergi, asma, intoleransi aspirin dan alergi obat lainnya serta
alergi makanan.
14
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 20/24
• Pe#e"i(*aan Fi*i*
Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior, polip nasi terlihat sebagai massa yang berwarna
pucat yang berasal dari meatus nasi medius dan mudah digerakkan.
ackay dan @und :144;< membagi stadium polip nasi menjadi ! yaitu"
'tadium 0 " 5idak ada polip, atau polip masih berada dalam sinus
'tadium 1 " Polip masih terbatas di meatus medius dan perlu endoskop untuk melihatnya.
'tadium " Polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga hidung tapi belum
memenuhi rongga hidung, dapat dilihat dengan speculum hidung
'tadium 3 " Polip yang massi% yang mengisi hampir seluruh rongga hidung.
• Pe#e"i(*aan %en!n/an
Tes Alergi
elalui tes ini dapat diketahui kemungkinan pasien memiliki riwayat alergi.
Naso-endoskopi
Polip nasi stadium 1 dan kadang – kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rhinoskopi
anterior, tetapi tampak pada pemeriksaan nasoendoskopi.
Radiologik
(adiologi dengan posisi aterNs dapat menunjukkan opasitas sinus. D5 scan potongan
koronal merupakan pemeriksaan yang terbaik untuk menge&aluasi pasien dengan polip
nasi. D5 scan koronal dari sinus paranasal sangat baik untuk mengetahui jaringan yang
mengalami kerusakan, luasnya penyakit dan kemungkinan adanya destruksi tulang.
4.2.6 Dian'*i* Banin 6
Polip didiagnosis bandingkan dengan konka polipoid, yang ciri – cirinya tidak bertangkai,
sukar digerakkan, nyeri bila ditekan dengan pinset, mudah berdarah, dapat mengecil pada
pemakaian &asokonstriktor :kapas adrenalin<. 'edangkan polip bertangkai, mudah digerakkan,
konsistensi lunak, tidak nyeri bila ditekan, tidak mudah berdarah, pada pemakaian
&asokonstriktor :kapas adrenalin< tidak mengecil.
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior cukup mudah untuk membedakan polip dan konka
polipoid, terutama dengan pemberian &asokonstriktor yang juga harus hati – hati pemberiannya
0
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 21/24
pada pasien dengan penyakit kardio&askuler karena bisa menyebabkan &asokonstriksi sistemik,
maningkatkan tekanan darah yang berbahaya pada pasien dengan hipertensi dan dengan penyakit
jantung lainnya.
4.2.7 Ta&ala(*ana ,3,!
ntuk polip edematosa, dapat diberikan pengobatan kortikosteroid "
1. Aral, misalnya prednison )0 mg=hari atau deksametason selama 10 hari, kemudian
dosis diturunkan perlahan – lahan :tappering off <.
. 'untikan intrapolip, misalnya triamsinolon asetonid atau prednisolon 0,) cc, tiap )
– ; hari sekali, sampai polipnya hilang.
3. Abat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid, merupakan obat untuk
rinitis alergi, sering digunakan bersama atau sebagai lanjutan pengobatn
kortikosteroid per oral. $%ek sistemik obat ini sangat kecil, sehingga lebih aman.
ntuk polip yang ukurannya sudah besar dilakukan ektraksi polip :polipektomi< dengan
menggunakan senar polip. 'elain itu bila terdapat sinusitis, perlu dilakukan drenase sinus. Aleh
karena itu sebelum operasi polipektomi perlu dibuat %oto sinus paranasal untuk melihat adanya
sinusitis yang menyertai polip ini atau tidak. 'elain itu, pada pasien polip dengan keluhan sakit
kepala, nyeri di daerah sinus dan adanya perdarahan pembuatan %oto sinus paranasal tidak boleh
dilupakan.
Prosedur polipektomi dapat mudah dilakukan dengan senar polip setelah pemberian
dekongestan dan anestesi lokal.
Pada kasus polip yang berulang – ulang, perlu dilakukan operasi etmoidektomi oleh karena
umumnya polip berasal dari sinus etmoid. $tmoidektomi ada dua cara, yakni "
1. ntranasal
. $kstranasal
4.2.8 P"'n'*i* !
Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh karena itu pengobatannya juga perlu ditujukan
kepada penyebabnya, misalnya alergi. 5erapi yang paling ideal pada rinitis alergi adalah
menghindari kontak dengan alergen penyebab dan eliminasi.
1
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 22/24
'ecara medikamentosa, dapat diberikan antihistamin dengan atau tanpa dekongestan yang
berbentuk tetes hidung yang bisa mengandung kortikosteroid atau tidak. an untuk alergi inhalan
dengan gejala yang berat dan sudah berlangsung lama dapat dilakukan imunoterapi dengan cara
desensitisasi dan hiposensitisasi, yang menjadi pilihan apabila pengobatan cara lain tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
BAB I;
ANALISIS KASUS
8erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan %isik, pasien didiagnosis menderita Polip /asi.
8erdasarkan anamnesa didapatkan "
• Pasien mengeluh hidung kiri dan kanan buntu yang sudah berlangsung selama bertahun
– tahun
•
hidung buntu dirasakan lebih berat pada saat cuaca dingin dan jika terkena angin
• pasien juga sering mengeluh keluar cairan dari hidung yang kental
• Pasien terasa ingus turun ke tenggorokan
• Pasien menyangkal ada nyeri tekan pada wajah.
al ini sesuai dengan gejala klinis dari polip nasi yaitu" +eluhan utama penderita polip
nasi adalah hidung tersumbat mulai dari yang ringan sampai berat, rhinore yang jernih sampai
purulen, hiposmia dan anosmia. apat juga disertai bersin – bersin, rasa nyeri pada hidung dan
sakit kepala di daerah %rontal. 8ila disertai dengan in%eksi sekunder, didapatkan post nasal dripsdan rhinore purulen.
ari pemeriksaan %isik pada pasien dengan rinoskopi anterior tampak massa putih keabu-
abuan. al ini sesuai dengan teori yaitu pada pemeriksaan rhinoskopi anterior tampak massa
putih keabu-abuan atau kuning kemerahan di ka&um nasi.
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 23/24
an pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang seperti rontgen sinus
paranasal.
Pada pasien ini biasa dilakukan terapi medikamentosa dengan pemberian kortikosteroid,
dapat mengurangi ukuran polip dan mengurangi gejala sumbatan hidung. iberikan
kortikosteroid topical hidung :nasal spray<. enyarankan untuk melakukan tindakan polipektomi
jika terapi medikamentosa tidak ada perbaikan
BAB ;
KESIMPULAN
1. Polip nasi merupakan salah satu penyakit 55 yang memberikan keluhan
sumbatan pada hidung yang menetap dan semakin lama semakin berat dirasakan.
. $tiologi polip di literatur terbanyak merupakan akibat reaksi hipersensiti&itas yaitu pada
proses alergi, sehingga banyak didapatkan bersamaan dengan adanya rinitis alergi.
3. Pada anamnesis pasien, didapatkan keluhan Pasien mengeluh hidung kiri dan
kanan buntu yang sudah berlangsung selama bertahun – tahun, hidung buntu dirasakan
lebih berat pada saat cuaca dingin dan jika terkena angin, pasien juga sering mengeluh
keluar cairan dari hidung yang kental, Pasien terasa ingus turun ke tenggorokan
!. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan massa yang lunak, bertangkai dan tidak ada
nyeri tekan.
). Penatalaksanaan untuk polip nasi ini bisa secara konser&ati% maupun operati%, yang biasanya
dipilih dengan melihat ukuran polip itu sendiri dan keluhan dari pasien sendiri.
6. Pada pasien dengan riwayat rinitis alergi, polip nasi mempunyai kemungkinan yang lebih
besar untuk rekuren. 'ehingga kemungkinan pasien harus menjalani polipektomi beberapa
kali dalam hidupnya.
3
7/18/2019 Crs Polip Meta
http://slidepdf.com/reader/full/crs-polip-meta 24/24
DAFTAR PUSTAKA
1. (@" 0&&%<==>>>.e$''(*%.'" iunduh 1 mei 01!.
2. 'oepardi $a, skandar /, $d. 8uku jar lmu +esehatan 5elinga idung 5enggorok
+epala @eher. $disi +elima. 7akarta" 2k, 00;
3. (@" http"==www.geocities.ws=koskap3sakti=lain=('-8=55=re%-55-
('8-polip-nasi.doc. iakses 1 mei 01!
!. (@" http"==mercywords.blogspot.com=009=04=polip-nasi.html. iakses 1 mei
01!.
. ansjoer , 5riyanti +, dkk. +apita 'elekta +edokteran $disi ketiga 7ilid Pertama.
edia esculapius. 2+. 001.
6. dams #l, 8oies @r, igler Ph. 8uku jar Penyakit 5ht. $disi 6. 7akarta " $#D,
144;;. 'adler 5. angman $mbriologi +edokteran. $disi 10. 7akarta" $#D, 004
9. 'wartM . 8uku jar iagnostik 2isik ! Textbook of Physical "iagnosis#.
7akarta" $#D, 144)
!
Recommended