BAB IPENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANGUndang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 (H) ayat 1 dan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya pemenuhan kebutuhan salah satu hak dasar masyarakat. Negara bertanggung jawab untuk mengatur dan memastikan bahwa hak untuk hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat dipenuhi termasuk bagi masyarakat miskin dan/atau tidak mampu. Kewajiban negara untuk memenuhi hak dasar masyarakat di bidang kesehatan juga diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 yang menyatakan bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Dengan demikian, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan pendekatan system dituangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang terdiri dari enam sub sistem: 1) Upaya kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerja sama lintas sektoral.
Berdasar Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalahProgram Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 1
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas system kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan. dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Pembangunan di bidang kesehatan mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi bersama dengan bidang pendidikan, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bupati dalam Visi dan Misi Kabupaten Banyuwangi. Sebagai bentuk penjabarannya, Dinas Kesehatan merespon dengan menyelenggarakan kegiatan – kegiatan yang mengarah kepada peningkatan derajat kesehatan masyarakat Banyuwangi.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan periode 2011-2015 merupakan dokumen acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan untuk kurun waktu lima tahun, yang berkaitan dengan amanah yang di emban oleh Bupati dalam Rencana Panjang Jangka Menengah Daerah (RPJMD) khususnya bidang kesehatan.
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 2
Pada tahun 2015 ini, merupakan masa penilaian pencapaian Sasaran Strategis Dinas Kesehatan yang telah ditetapkan. Sasaran strategis yang ditetapkan terutama diarahkan dalam rangka pencapaian amanah sebagaimana dalam indikator kinerja utama Dinas Kesehatan. Serta tahun 2015 merupakan tahun terakhir (kelima) masa jabatan Bupati Banyuwangi sebagai pencapaian akhir target RPJMD.
1.2. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASISebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Banyuwangi Nomor 6 tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi dan Himpunan Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi pada 5 Juli 2011, serta di dalam Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 54 tahun 2011 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 26 Agustus 2011 maka tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi Dinas Kesehatan adalah :1.2.1. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan Urusan Pemerintah daerah bidang Kesehatan.
1.2.2. FungsiDalam melaksanakan tugasnya Dinas Kesehatan mempunyai tugas antara lain :a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatanb. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum
di bidang kesehatanc. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatand. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
1.2.3. Struktur organisasiUntuk menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut,
struktur organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari satu Kepala
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 3
Dinas, Satu Sekretaris dan Empat Kepala Bidang serta mempunyai Unit Pelaksana Teknis (UPT), yaitu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), yang masing-masing dipimpin oleh Kepala UPTD.Selengkapnya perihal Struktur Organisasi pada lampiran I
1.3. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN PERMASALAHAN UTAMA1.3.1. Aspek Strategis
Aspek Strategis seperti halnya pada kebijakan umum untuk meningkatkan akses pelayanan dan kualitas kesehatan kepada masyarakat mencakup :a. Upaya Kesehatan
1) Peningkatan kesehatan ibu dan anak;2) Peningkatan status gizi balita;3) Pengendalian penyakit menular dan tidak menular;4) Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan;5) Peningkatan pelayanan primer, sekunder dan upaya
pelayanan kesehatan rujukan;6) Pengawasan penyehatan makanan dan minuman;7) Peningkatan cakupan dan kualitas imunisasi;8) Peningkatan pengetahuan ibu;9) Peningkatan pengatahuan remaja dan ibu;10) Peningkatan akses dan mutu pelayanan KB.
b. Pembiayaan Kesehatan1) Peningkatan program-program pembiayaan kesehatan
yang berpihak pada keluarga miskin dan hampir miskin yang tidak mampu membiayai pengobatan;
2) Pembiayaan program kesehatan inovasi local (JPKMB, Puskesmas Berhati MP3, Puskesmas PLUS, Harga PASS, dan lain-lain);
3) Peningkatan anggaran kesehatan secara proporsional (sesuai UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan);
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 4
4) Peningkatan keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan.
c. Sumber Daya Manusia1) Pemerataan penyebaran tenaga medis dan paramedis
di daerah-daerah;2) Peningkatan jumlah dan jenis tenaga kesehatan;3) Peningkatan kompetensi dan profesionalisme, tenaga
kesehatan;4) Peningkatan persebaran tenaga kesehatan.
d.Manajemen Kesehatan dan Informasi Kesehatan1) Peningkatan pengelolaan manajemen kesehatan;2) Pengembangan sistem informasi kesehatan (SIK);3) Penelitian dan pengembangan kesehatan.
e. Ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan farmasi1) Peningkatan jumlah dan jenis perbekalan kesehatan
dan farmasi;2) Peningkatan ketersediaan obat generik;3) Peningkatan pengawasan keamanan penggunaan
obat/farmasi di masyarakat;4) Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan dan
pemerataan obat;5) Peningkatan pemakaian obat-obatan tradisional.
f. Pemberdayaan Masyarakat1) Peningkatan Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM), seperti Posyandu, Polindes, Desa Siaga, Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja), Toga (Taman Obat Keluarga);
2) Peningkatan peran serta organisasi-organisasi masyarakat, seperti Pesantren dan LSM dalam upaya kesehatan masyarakat;
3) Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 5
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 6
BAB IIPERENCANAAN KINERJA
2.1. RENCANA STRATEGIS 2011 – 2015Dalam bagian ini dipaparkan Rencana Stratejik dan Rencana
Kinerja Dinas Kesehatan. Rencana Stratejik memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijaksanaan dan Program Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi yang telah diperbaharui Tahun 2010.2.1.1.Visi
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan di daerah, mempunyai visi :
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANYUWANGI YANG MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT”
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat Banyuwangi menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
2.1.2.MisiDalam rangka mewujudkan Visi “Terwujudnya
Masyarakat Banyuwangi Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”, maka misi Dinas Kesehatan dijabarkan menjadi :a. Meningkatnya keberdayaan masyarakat yang mandiri
untuk hidup sehatb. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, terjangkau dan berkesinambungan. Dinas Kesehatan adalah penggerak pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan secara bersinergi antara pemerintah dan masyarakat termasuk unsur swasta, untuk
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 7
membuat rakyat sehat, baik fisik, sosial, maupun mental/jiwanya.
2.1.3.Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan kegiatan dalam melaksanakan misi. Tujuan dicanangkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Pada dasarnya tujuan adalah suatu kondisi ideal, lebih berhasil, lebih maju, lebih bahagia, yang ingin diwujudkan atau dihasilkan, atau dengan kata lain ingin menjadikan suatu realita antara keinginan (das solen) dan kenyataan (das sein), pada kurun waktu tertentu. Dalam mewujudkan misinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi menetapkan tujuan sebagai berikut :a. Misi : Meningkatnya keberdayaan masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat. Tujuan : Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar mau dan mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
b. Misi : Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan berkesinambunganTujuan : Meningkatkan akses dan kualitas pelayananan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata serta pencegahan dan penanggulangan penyakit.
2.1.4.Sasaran :Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu
yang akan dicapai atau dihasilkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan stratejik yang berfokus pada tindakan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan atau aktivitas. Karakteristik dari sasaran paling tidak terdiri atas: SMART (Specific, Measurable, Acceptable, Result, Timeliness) sehingga dapat diukur secara
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 8
nyata dalam jangka waktu tertentu baik tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan.
Untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, Dinas Kesehatan menetapkan sasaran dan indikator sasaran sebagai berikut : a. Misi 1 : Meningkatnya keberdayaan masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat. Tujuan : Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar mau dan mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat Sasaran : meningkatnya pemberdayaan dan pengetahuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat Indikator sasaran :1) Persentase cakupan posyandu berstrata purnama
mandiri2) Persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat
b. Misi 2 : Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan berkesinambungan. Tujuan : Meningkatkan akses dan kualitas pelayananan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata.
Sasaran : Meningkatnya akses dan kualitas pelayananan kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu, terjangkau dan merata serta pencegahan dan penanggulangan penyakit.Indikator sasaran :1) Cakupan kunjungan layanan kesehatan dasar di
Puskesmas2) Persentase Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin;3) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH4) Persentase Balita Gizi Buruk
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 9
2.1.5.Sasaran Strategis dan Indikator KinerjaGuna memudahkan pengkuran dan evaluasi kinerja, tujuan strategis dijabarkan menjadi beberapa sasaran strategis yang akan dicapai pada setiap tahunnya. Sasaran strategis, indikator dan target kinerja Kepala Dinas Kesehatan untuk tahun 2015 (sebagaimana tertera pada Penetapan Kinerja) dan sampai dengan 2015 (sebagaimana pada Renstra) adalah sebagai berikut:
Sasaran Indikator KinerjaTarget 2015
meningkatnya pemberdayaan dan pengetahuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
1. Persentase cakupan posyandu berstrata purnama mandiri
70%
2. Persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat
70%
Meningkatnya akses dan kualitas pelayananan kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu, terjangkau dan merata serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
3. Cakupan kunjungan layanan kesehatan dasar di Puskesmas
15%
4. Persentase pelayanan kesehatan rujukan maskin
1,5%
5. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH
24
6. Persentase Balita Gizi Buruk
< 5%
Sumber Data : Renstra Dinas Kesehatan 2011-2015
Target Dinas Kesehatan yang hendak dicapai pada tahun 2015 merupakan target akumulasi seperti yang tercantum dalam renstra Dinas Kesehatan 2011-2015. Jumlah anggaran yang tersedia untuk Dinas Kesehatan menurut DPA SKPD tahun 2015 adalah sebesar Rp.95.841.276.387,-. Anggaran tersebut terdiri atas 12 program dan 248 kegiatan.
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 10
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 11
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA Pada tahun anggaran 2015 Dinas Kesehatan telah
menetapkan 2 (dua) sasaran yang akan dicapai. Kedua sasaran tersebut selanjutnya diukur melalui enam indikator kinerja. Rincian tingkat capaian kinerja Dinas Kesehatan dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
2015
Realisasi Capaian
meningkatkan pemberdayaan dan pengetahuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
1. Persentase cakupan posyandu berstrata purnama mandiri
70% 91,52% 130,74%
2. Persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat
70% 70% 100%
Meningkatnya akses dan kualitas pelayananan kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu, terjangkau dan merata serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
3. Cakupan kunjungan layanan kesehatan dasar di Puskesmas
15% 24,32% 162,13%
4. Persentase pelayanan kesehatan rujukan maskin
1,5% 1,67% 111,33%
5. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH
24 6,8 352,94%
6. Persentase Balita Gizi Buruk < 5% 0,64% 833,33%
Sumber Data : Dinas Kesehatan 2015
Tingkat Capian Kinerja Dinas Kesehatan tahun 2015 dibandingkan dengan empat tahun terakhir sebagai tahun pelaksanaan renstra SKPD berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel sbb:
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 12
a. Sasaran Strategis 1 : meningkatkan pemberdayaan dan pengetahuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
Indikator Kinerja
Satuan
Capaian tahun Target 2015
Capaian
Kinerja 2015 (%)
2011
2012 2013
2014
Target
Reali sasi
Persentase cakupan posyandu berstrata purnama mandiri
% 43 87,9 86,09
87,28
70 91,52 130,74
Persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat
% 65,30
85,93 77,02
40,20
70 70 100
Sumber data : Profil Dinas Kesehatan
Dilihat dari tabel diatas, menunjukkan bahwa capaian presentase cakupan posyandu berstrata purnama mandiri apabila diruntut mulai tahun awal RPJMD maka tren pencapaian indikator dimaksud fluktuatif dan selalu menunjukkan tren yang positif (naik), yaitu pada tahun 2011 capaiannya sebesar 74,19% pada tahun 2012 sebesar 83,87, datun 2013 capaiannya menjadi 85,25 pada tahun 2014 capaiannya mencapai 87,28% sedangkan di tahun terakhir RPJMD pada tahun 2015 mencapai 91,52%. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi tercapainya target indikator tersebut disebabkan antara lain :1) Adanya dukungan dari pokjanal Posyandu tingkat kecamatan
dan desa.2) Adanya dukungan dana operasional posyandu dari ADD3) Adanya pengembangan posyandu menjadi taman posyandu4) Adanya kegiatan pendukung untuk refreshing kader demi
meningkatkan pengetahuan SDM kader posyandu5) Meningkatnya partisipasi kader posyandu, sehingga dapat
mempengaruhi strata posyandu itu sendiri menuju posyandu
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 13
yang purnama mandiri sehingga dapat meningkatkan kunjungan balita ke posyandu.
Indikator Persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat di Kabupaten Banyuwangi mulai awal tahun RPJMD yaitu pada tahun 2011 mencapai 65,30%, tahun 2012 sebesar 85,93%; di tahun 2013 sebesar 77,02%, sedangkan tahun 2014 sebesar 40,20% pada tahun 2015 sebesar 100% apabila dilihat maka capaian menunjukkan trend yang fluktuatif Keberhasilan pencapaian ini dikarenakan beberapa faktor antara lain :a) Kesadaran masyarakat akan perilaku hidup
bersih dan sehat mulai dimengerti.b) Pola pendekatan layanan fasilitas kesehatan
pada masyarakat (hal ini dilaksanakan untuk meminimalisasi turunnya kunjungan balita ke posyandu sehingga berdampak pada peningkatan imunisasi pada balita)
c) Meningkatnya partisipasi kader posyandu, sehingga dapat mempengaruhi strata posyandu itu sendiri menuju posyandu yang purnama mandiri sehingga dapat meningkatkan kunjungan balita ke posyandu.
d) Peran serta masyarakat juga meningkat. Hal ini dikarenakan pelayanan di posyandu meningkat sehingga mempengaruhi kesadaran masyarakat untuk membawa balitanya ke posyandu.Keberhasilan Indikator kinerja diatas ditunjang dengan
adanya program dan kegiatan yaitu Pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan Pengadaan Sarana dan Prasarana Posyandu disamping ditunjang dengan kegiatan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 14
b. Sasaran strategis 2 : Meningkatnya akses dan kualitas pelayananan kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu, terjangkau dan merata serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
Indikator Kinerja
Satuan
Capaian Target 2015
Capaian
Kinerja 2014
(%)
2011
2012 2013 2014 Tar get
Reali sasi
Cakupan kunjungan layanan kesehatan dasar di Puskesmas
% 17,26
29,87 26,54 26,98 15 24,32 162,13
Persentase pelayanan kesehatan rujukan maskin
% 2,22 2,95 8,51 2,34 1,5 1,67 111,33
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH
7,2 7,3 8,2 6,09 24 6,8 352,94
Persentase Balita Gizi Buruk
% 0,51 1,1 1 0,95 < 5 0,60 833,33
Sumber data : Dinas Kesehatan 2015
Untuk Mencapai Sasaran Strategis 2 yaitu Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan penunjang, maka ada 4 indikator yang harus dicapai yaitu : 1) Cakupan kunjungan layanan kesehatan dasar di Puskesmas
Grafik 1. Kunjungan layanan kesehatan dasar di puskesmas
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 15
Grafik diatas menunjukkan tingginya minat masyarakat desa
untuk memanfaatkan pelayanan puskesmas, termasuk juga
pelayanan konsultasi dan pelayanan pengobatan. Perluasan layanan
dan jaringan puskesmas hingga ke tingkat desa berupa ponkesdes,
puskesmas keliling juga turut menaikkan jumlah kunjungan layanan
kesehatan dasar di puskesmas. Tantangannya adalah di era JKN
mulai bermunculan praktek dokter yang melayani JKN dan klinik-
klinik pratama.
2) Persentase pelayanan kesehatan rujukan maskin
Grafik 2. Pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin
Grafik diatas menunjukkan target yang rendah, pencapaian
tertinggi di tahun 2013 (8.51%), dan terendah di tahun 2015 (1.25%).
Capaian yang rendah menunjukkan upaya puskesmas dalam
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 16
menjalankan fungsi kuratif nya telah berhasil sehingga pasien yang
berobat tidak perlu dirujuk. Angka yang tampak kecil ini juga dapat
disebabkan oleh data yang belum lengkap, karena belum adanya
data mengenai pasien maskin yang langsung ke fasilitas
kesesehatan rujukan tanpa melalui Puskesmas. Era JKN dimulai
pada tahun 2014 dengan terbitnya PERMENKES 28 Tahun 2014
yang menyebutkan bahwa pemanfaatan kartu JKN (PBI untuk
masyarakat miskin) yang berjenjang dari fasilitas kesehatan tingkat
pertama dan pembatasan penyakit-penyakit yang harus ditangani di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, menyebabkan jumlah rujukan
maskin menurun.
3) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH
Grafik 3. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH
Angka kematian Bayi (AKB) pada periode RPJMD Kabupaten
Banyuwangi mulai tahun 2011-2015 menunjukkan angka yang
fluktuatif namun keseluruhan masih dibawah target yang ditetapkan
oleh Pemerintah kabupaten, propinsi maupun nasional atau dapat
dikatakan baik. Dari keseluruhan kejadian kematian bayi selama lima
tahun terdapat penyebab utama kematian bayi yaitu Berat Badan
Bayi Rendah (BBLR), asfiksia dan kelainan bawaan sebagai
penyumbang terbesar selain karena faktor yang lain, sedangkan
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 17
factor yang menunjang tercapainya target atau penghambat
munculnya kejadian kematian bayi antara lain :
(a) Adanya keterlibatan lintas sektor dalam upaya penurunan
kematian bayi seperti kecamatan, KUA dan masyarakat (kader)
(b) Peningkatan persiapan kehamilan dan persalinan yang optimal
untuk mendapatkan bayi yang sehat
(c) Pengenalan factor resiko kematian dan komplikasi pada bayi
sejak dini dan upaya rujukan dini berencana
(d) Penanganan bayi baru lahir yang tepat dan cepat sesuai keadaan
(e) Penanganan komplikasi neonates yang tepat
(f) Peningkatan SDM tenaga teknis dengan berbagai pelatihan-
pelatihan penanganan kasus-kasus neonates
4) Persentase Balita Gizi Buruk
Grafik 4. Persentase Balita Gizi Buruk
Capaian pada indicator Balita gizi buruk selama lima tahun
pelaksanaan RPJMD 2011-2015 sudah berjalan dengan baik dan
capaiannya selalu dibawah target yaitu berkisar diangka 1%. Hal itu
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
(a) Penemuan kasus gizi buruk sudah lebih baik, untuk tingkat
Posyandu dengan melalui program operasi timbang yang
dilakukan dibulan februari, Agustus dan November
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 18
(b) Program inovasi Kadarzi Anak TOKCer yang menggugah
masyarakat agar menerapkan perilaku Keluarga Sadar Gizi
(c) Pembentukan Tim Motivator Gizi ( 217 Desa/ Kelurahan) untuk
mempercepat Pencapaian Kadarzi Anak TOKCer
(d) Adanya rapat Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program
secara berkala dalam membahas hasil Capain Program
Peningkatan Gizi Masyarakat
(e) Peningkatan ketrampilan / Refresing Kader dalam rangka
Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk
(f) Kerjasama dengan kelompok potensial untuk mensosialisasikan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif
(g) Pemberian Makanan Tambahan pada balita gizi buruk, Balita
Bawah Garis Merah (BGM) dan balita gizi kurang
(h) Pemberian Makanan Tambahan pada ibu hamil Kurang Energi
Kronis (KEK)
(i) Pemberian Makanan Pendamping ASI pada balita usia 6 - 24
bulan dari keluarga miskin dengan BGM
(j) Dan kegiatan penunjang lainnya yang sudah berjalan seperti
pemantauan pertumbuhan di posyandu, pemberian vitamin A
pada balita usia 6-59 bulan setiap bulan februari dan agustus,
pemberian tablet fe pada ibu hamil , serta adanya rujukan untuk
balita BGM dan 2T (2 kali berturut turut tidak naik berat
badannya) ke fasilitas kesehatan dan pelaksanaan bulan
penimbangan untuk penjaringan/penemuan kasus gizi buruk
secara dini.
3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJAAnalisis dan evaluasi capaian kinerja masing-masing sasaran
tahun 2015 dari Dinas Kesehatan dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Sasaran Strategis 1 : meningkatkan pemberdayaan dan
pengetahuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Persentase cakupan posyandu berstrata purnama mandiri
70% 91,52% 130,74%
Persentase akses sanitasi dasar yang 70% 70% 100%
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 19
memenuhi syarat
Berdasarkan tabel diatas dapat dijabarkan dari pencapaian indikator kinerja yaitu :1) Persentase cakupan posyandu berstrata purnama mandiri
telah melampaui target sebesar 91,52%. Pencapaian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :a) Adanya dukungan dari pokjanal Posyandu tingkat
kecamatan dan desa.b) Adanya dukungan dana operasional posyandu dari ADDc) Adanya pengembangan posyandu menjadi taman
posyandud) Adanya kegiatan pendukung untuk refreshing kader
demi meningkatkan pengetahuan SDM kader posyandue) Meningkatnya partisipasi kader posyandu, sehingga
dapat mempengaruhi strata posyandu itu sendiri menuju posyandu yang purnama mandiri sehingga dapat meningkatkan kunjungan balita ke posyandu.
2) Persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat, pencapaian realisasi sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 70% atau tingkat capaian sebesar 100%, capaian tersebut dipengaruhi oleh :a) Kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan
sehat mulai dimengerti.b) Pola pendekatan layanan fasilitas kesehatan
pada masyarakat (hal ini dilaksanakan untuk meminimalisasi turunnya kunjungan balita ke posyandu sehingga berdampak pada peningkatan imunisasi pada balita)
c) Meningkatnya partisipasi kader posyandu, sehingga dapat mempengaruhi strata posyandu itu sendiri menuju posyandu yang purnama mandiri sehingga dapat meningkatkan kunjungan balita ke posyandu.
d) Peran serta masyarakat juga meningkat. Hal ini dikarenakan pelayanan di posyandu meningkat sehingga
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 20
mempengaruhi kesadaran masyarakat untuk membawa balitanya ke posyandu.
b. Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya akses dan kualitas pelayananan kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu, terjangkau dan merata serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Cakupan kunjungan layanan kesehatan dasar di Puskesmas
15% 24,32% 162,13%
Persentase pelayanan kesehatan rujukan maskin
1,5% 1,67% 111,33%
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH 24 6,8 352,94%
Persentase Balita Gizi Buruk < 5% 0,64% 364,33%
Berdasarkan tabel diatas dapat dijabarkan dari pencapaian indikator kinerja yaitu :1) Cakupan kunjungan layanan kesehatan dasar di Puskesmas
dari target 15% telah melampaui sebesar 24,32% atau capaian sebesar 162,1%. Hal ini disebabkan tingginya minat masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas, termasuk juga pelayanan konsultasi dan pelayanan pengobatan. Perluasan layanan dan jaringan puskesmas hingga ke tingkat desa berupa ponkesdes, puskesmas keliling juga turut menaikkan jumlah kunjungan layanan kesehatan dasar di puskesmas.
2) Persentase layanan kesehatan rujukan masyarakat miskin dari target 1,5% ternyata telah melampaui sebsar 1,67% atau sebesar 111,33%. Capaian tersebut dipengaruhi telah adanya Era JKN yang sudah dimulai pada tahun 2014 dengan terbitnya PERMENKES 28 Tahun 2014. Dalam peraturan tersebut menyebutkan bahwa pemanfaatan kartu JKN (PBI untuk masyarakat miskin) yang berjenjang dari fasilitas kesehatan tingkat pertama dan pembatasan
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 21
penyakit-penyakit yang harus ditangani di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, sehingga rujukan pasien maskin disesuaikan dengan aturan yang ada sehingga total rujukan walaupun melampaui target capaian di tahun 2015 namun jumlah rujukan maskin tersebut menurun disbanding tahun 2014.
3) Angka Kematian Bayi dengan target 24 per 1.000 KH di tahun 2015 angkanya tercapai dengan hasil 6,8 per 1.000 KH. Capaian realisasi tersebut didukung oleh :(a) Adanya keterlibatan lintas sektor dalam upaya penurunan
kematian bayi seperti kecamatan, KUA dan masyarakat (kader)
(b) Peningkatan persiapan kehamilan dan persalinan yang optimal
untuk mendapatkan bayi yang sehat
(c) Pengenalan factor resiko kematian dan komplikasi pada bayi
sejak dini dan upaya rujukan dini berencana
(d) Penanganan bayi baru lahir yang tepat dan cepat sesuai
keadaan
(e) Penanganan komplikasi neonates yang tepat
(f) Peningkatan SDM tenaga teknis dengan berbagai pelatihan-
pelatihan penanganan kasus-kasus neonatus
4) Persentase Balita Gizi buruk dengan target kurang dari 5 % pertahun, ditahun 2015 berhasil dicapai dengan angka 0,64% di tahun 2015 ini. Hal ini dikarenakan :(a) Penemuan kasus gizi buruk sudah lebih baik, untuk
tingkat Posyandu dengan melalui program operasi timbang yang dilakukan dibulan februari, Agustus dan November
(b) Program inovasi Kadarzi Anak TOKCer yang menggugah masyarakat agar menerapkan perilaku Keluarga Sadar Gizi
(c) Pembentukan Tim Motivator Gizi ( 217 Desa/ Kelurahan) untuk mempercepat Pencapaian Kadarzi Anak TOKCer
(d) Adanya rapat Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program secara berkala dalam membahas hasil Capain Program Peningkatan Gizi Masyarakat
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 22
(e) Peningkatan ketrampilan / Refresing Kader dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk
(f) Kerjasama dengan kelompok potensial untuk mensosialisasikan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif
(g) Pemberian Makanan Tambahan pada balita gizi buruk, Balita Bawah Garis Merah (BGM) dan balita gizi kurang
(h) Pemberian Makanan Tambahan pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
(i) Pemberian Makanan Pendamping ASI pada balita usia 6 - 24 bulan dari keluarga miskin dengan BGM
3.3. AKUNTABILITAS KEUANGANPagu Anggaran tahun 2015 sebesar Rp. 95.841.276.387,-
(Sembilan Puluh Lima Milyar Delapan Ratus Empat Puluh Satu Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Tiga Ratus Delapan Puluh Tujuh Rupiah), realisasi sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp. 73.999.603.734.05,- (Tujuh Puluh Tiga Milyar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Tiga Ribu Tujuh Ratus Tiga Puluh Empat Rupiah Lima Sen) atau 77,21% dengan rincian program/kegiatan sebagai berikut :
No Program / Kegiatan
Pagu Realisasi Capaian (%)
I Pelayanan Administrasi Perkantoran
6,597,742,137.00
6,096,129,114.00
92.40
II Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
2,244,085,000.00
2,085,742,400.00
92.94
III Obat dan Perbekalan Kesehatan
437,095,000.00 423,209,800.00 96.82
IV Upaya Kesehatan Masyarakat
73,111,263,950.00
53,606,852,019.05
73.32
V Pengawasan Obat dan Makanan
25,000,000.00 19,409,000.00 77.64
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 23
VI Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
436,373,000.00 404,842,950.00 92.77
VII Perbaikan Gizi Masyarakat
150,000,000.00 146,255,200.00 97.50
VIII Pengembangan Lingkungan Sehat
1,368,100,000.00
1,334,299,475.00
97.53
IX Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
545,621,500.00 530,425,923.00 97.21
X Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan jaringannya
10,700,641,800.00
9,109,951,803.00
85.13
XI Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
30,000,000.00 26,718,300.00 89.06
XII Sistem Informasi Manajemen Kesehatan
75,875,000.00 72,482,250.00 95.53
XIII Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
119,479,000.00 113,529,050.00 95.02
Sumber data : skid.banyuwangikab.go.id
Rincian per tujuan dan sasaran sebagaimana terlampir.Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa
dibandingkan dengan realisasi tahun anggaran 2014 terdapat penurunan prosentase penyerapan anggaran yaitu pagu anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 85.877.320.827,- (Delapan Puluh Lima Milyar Delapan Ratus Tujuh Puluh Tujuh Juta Tiga Ratus Dua Puluh Ribu Delapan Ratus Dua Puluh Tujuh Rupiah), realisasi sebesar Rp. 67.969.687.307,16,- (Enam Puluh Tujuh Milyar Sembilan Ratus Enam
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 24
Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu Tiga Ratus Tujuh Rupiah Enam Belas Sen) atau 79,18% Sedangkan realisasi tahun 2015 sebesar 77,21%. Sehingga bila dibandingkan antara prosentase realisasi tahun 2014 dengan tahun 2015 menunjukkan penurunan penyerapan anggaran, hal tersebut disebabkan antara lain :1. Perjalanan dinas Luar Daerah mayoritas telah dibiayai oleh pihak
penyelenggara, sehingga SKPD sebagai peserta tidak dapat mencairkan dana perjalanan dinas.
2. Pada kegiatan fisik terdapat dua permasalahan antara lain :a. Pengadaan melalui dana PAK tidak bias dilaksanakan karena
waktu pelaksanaan atau pengerjaan tidak mencukupi.b. Terdapat beberapa kegiatan fisik yang penyelesaiannya tidak
sesuai perjanjian sehingga pencairan anggaran disesuaikan dengan kemajuan fisik.
3. Belanja bahan obat dan alkes penyerapan anggarannya tidak bias maksimal dikarenakan terdapat bahan yang tidak tersedia dan juga ada yang waktu pengadaannya sudah di akhir tahun.
4. kegiatan kunjungan dokter spesialis sering terkendala dengan waktu kegiatan operasi (Operasi Cito) di Rumah Sakit.
5. Beberapa kegiatan terdapat penyesuaian harga pasaran, sehingga terdapat efisiensi anggaran.
Solusi yang dapat dilaksanakan untuk permasalahan dimaksud antara lain :1. Pada tahun 2015 perjalanan dinas banyak yang tidak diserap,
dan di tahun yang akan datang akan dialihkan ke kegiatan untuk peningkatan pelayanan pada masyarakat.
2. Pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan fisik (performance) bangunan fisik diupayakan untuk dilaksanakan pada tribulan II.
3. Kegiatan pengadaan obat dan alat kesehatan diupayakan untuk segera dilaksanakan pada tribulan II.
4. Di tahun – tahun mendatang diusahakan waktu kunjungan dokter spesialis ke Puskesmas PLUS diatur secara selektif.
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 25
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 26
BAB IVPENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Kesehatan Kabupaten Banyuwangi ini merupakan pertanggungjawaban tertulis serta evaluasi kinerja kegiatan, program dan kebijaksanaan penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance) Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi yang telah dicapai selama tahun 2015. Dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang apa yang telah dicapai serta bagaimana hasil pencapaiannya.
Pada tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dalam berupaya mencapai visi yang telah ditetapkan terdapat 2 (dua) misi yang dijabarkan dalam 2 ( dua ) sasaran dengan 6 (enam) indikator kinerja sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan dan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang ingin dicapai.
Dari Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan, dapat digambarkan sebagai berikut :1. Sasaran Strategis meningkatkan pemberdayaan dan pengetahuan
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, terdapat 2 (dua) indiktor kinerja antara lain :a. Persentase cakupan posyandu berstrata purnama mandiri dari
target 70% telah terrealisasi sebesar 91,52% sehingga melampaui target dengan capaian 130,74%
b. Persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat dari target 70% telah terealisasi sebesar 70% sehingga pencapaian sesuai target sebesar 100%
Dari capaian kedua indikator diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada Sasaran Strategis pertama capaiannya termasuk dalam kategori Sangat Baik
2. Sasaran Strategis : meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu, terjangkau dan merata serta pencegahan dan penanggulangan penyakit, terdapat 4 (empat) indikator kinerja antara lain :
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 27
a. Cakupan kunjungan layanan kesehatan dasar di Puskesmas dari target 15% telah terealisasi sebesar 24,32% atau capaiannya sebesar 162,13%
b. Persentase pelayanan kesehatan rujukan dari target 1,5% telah terealisasi sebesar 1,67% atau pencapaiannya sebesar 111,33%
c. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH dari target 24 per 1.000 KH telah tercapai sebesar 6,8 per 1.000 KH, atau pencapaiannya sebesar 352,94%
d. Persentase Balita Gizi Buruk dari target sebesar kurang dari 5% telah terrealisasi sebesar 0,64% atau tercapai sebesar 833,33%
Dari capaian keempat indikator diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada Sasaran Strategis kedua capaiannya termasuk dalam kategori Sangat Baik.
Walaupun pencapaian sasaran strategis telah termasuk kategori sangat baik, namun dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi selama tahun 2015 tidak terlepas adanya hambatan atau kendala yang dihadapi antara lain:1. Masih rendahnya Sanitasi dasar
Pencatatan dan pelaporan terkait dengan kesehatan lingkungan masih kurang optimal hal ini dikarenakan terkait dengan rendahnya jumlah SDM yang berlatar belang lingkungan ditambah lagi, tugas-tugas lain yang diemban oleh petugas sanitarian, sehingga berpengaruh pada pencatatan dan pelaporannya dan mengakibatkan rendahnya data sanitasi dasar.
2. Peredaran makanan dan minuman berbahayaDengan bergesernya pola hidup masyarakat Indonesia dewasa ini, menyebabkan pola makannya juga berubah ke makanan yang cepat saji terutama pada jajanan makanan anak sekolah mengakibatkan perlunya pengawasan yang lebih optimal dari seluruh jajaran kesehatan ditunjang dengan pihak-pihak yang terkait. Sehingga adanya bahan berbahaya pada jajanan makanan dapat segera tertangani dan menghindarkan bahan makanan yang berbahaya dikonsumsi generasi muda Indonesia.
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 28
3. Adanya Re – Emerging Disease dan bencana alam menimbulkan ketidakpastian (uncertainty) terhadap kondisi kesehatan masyarakat dan pelaksanaan program kesehatan.
4. Masih terdapat masyarakat yang kurang memahami pentingnya kesehatan sehingga pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan masih belum optimal dan peran serta masyarakat terhadap kegiatan kesehatan masih belum optimal.
5. Masih rendahnya SDM kesehatan dalam pencapian target sasaran kegiatan;
6. Belum meratanya distribusi tenaga kesehatan di wilayah.7. Belum maksimalnya dukungan dana/anggaran Kesehatan untuk
mendukung pencapaian MDG’s dan SPM bidang kesehatan.8. Pelaksanaan kerjasama dan koordinasi antar instansi terkait yang
masih belum optimal.Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah yang perlu diambil
sebagai strategi pemecahan masalah antara lain: 1. Meningkatkan kegiatan pemberdayaan masyarakat dg metode
pemicuan, termasuk membangkitkan gerakan Gotong Royong2. Meningkatkan pengawasan terhadap peredaran makanan jajanan
anak sekolah, dengan melibatkan juga pihak sekolah untuk mempromosikan bahaya bahan makanan tambahan pada jajanan makanan.
3. Meminimalisir ketidakpastian (uncertainty) terhadap pelaksanaan kegiatan serta kondisi kesehatan masyarakat antara lain dengan Sistem Kewaspadaan Dini KLB/Wabah serta kagiatan – kegiatan yang bersifat inovatif;
4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan dengan cara memberikan penyuluhan-penyuluhan dan melibatkan peran aktif masyarakat dalam kegiatan kesehatan terutama di lingkungan sekitar;
5. Mengoptimalkan kemampuan, pemahaman dan motivasi petugas Kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan;
6. Pengajuan usulan pemenuhan tenaga kesehatan dan pemerataan distribusi di wilayah.
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 29
7. Perencanaan, Pengusulan dana / anggaran Kesehatan dengan dasar data yang cukup argumentatif kepada pihak-pihak terkait;
8. Peningkatan pelaksanaan kerjasama dan koordinasi antar instansi terkait.
Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat menjadi acuan bagi penyelenggaraan program di Dinas Kesehatan serta pada unit pelaksana teknis di lingkungan Dinas Kesehatan guna pelaksanaan kegiatan di tahun - tahun yang akan datang. Secara keseluruhan hasil capaian kinerja dari 248 kegiatan Pembangunan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi tahun anggaran 2015 telah terlaksana dengan baik.
Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi ini, diharapkan dapat memberikan gambaran Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi kepada pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholders ataupun pihak lain yang telah mengambil bagian dengan berpartisipasi aktif untuk membangun Kabupaten Banyuwangi.
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 30
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 31
Bagan 2.1
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUWANGI
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 32
LAKIP Dinas Kesehatan 2015 33