DEKADENSI MORAL REMAJA DAN PERAN TOKOH MASYARAKAT
DALAM MENGUATKAN PERILAKU KEAGAMAAN DI
KELURAHAN DUSUN KEBUN KECAMATAN
BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG
JABUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana strata satu (S.1) Dalam
ilmu pendidikan islam
NADIA DEWI AFRITA
TP161531
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi36365
NOTA DINAS
Kode
Dokumen
Kode Formulir Berlaku
Tgl
No Revisi Tgl
Revisi
Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 20
Hal : Persetujuan Skripsi/Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan
perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama : Nadia Dewi Afrita
NIM : TP 161531
Judul Skripsi : Dekadensi Moral Remaja dan Peran Tokoh Masyarakat Dalam Menguatkan
Perilaku Keagamaan di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Pendidikan Agama Islam sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera
dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, April 2019
Pembimbing I
Dr. H. Djisman Azizi, M.HI NIP.195602051982031012
iii
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365
NOTA DINAS
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku
Tgl
No
Revisi
Tgl
Revisi
Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 20
Hal : Persetujuan Skripsi/Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
Di Jambi.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca , meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan
perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama : Nadia Dewi Afrita
NIM : TP 161531
Judul Skripsi : Dekadensi Moral Remaja dan Peran Tokoh Masyarakat Dalam Menguatkan
Perilaku Keagamaan di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Pendidikan Agama Islam sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera
dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, April 2019
Pembimbing II
Dra. Hj. Huda, M.Pd.I NIP.196810151992012001
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-07 25-06-2021 R-0 - 1 dari 1
Nomor : B, 165 /D.11/PP.009/V /2020
Skripsi/Tugas Akhir dengan Judul : Dekadensi Moral Remaja dan Peran Tokoh
Masyarakat dalam Menguatkan Perilaku Keagamaan
di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Yang dipersiapkan dan disusun oleh
Nama : Nadia Dewi Afrita
NIM : TP.161531
Telah dimunakhasyahkan pada : 06 Mei 2020
Nilai Munaqosyah : 81,6 (A)
Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
TIM MUNAQOSYAH
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dr. Yusria, S.Ag M. Pd Yudi Kurniawan, M. Pd
NIP.196811241997032001 NIP. 198911112019031015
Penguji I Penguji II
Dr. H. Constantin, M. Ag Rapiko, M. Pd
NIP.19571231198503102 NIP. 197810032008012007
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Djisman Aziz, M. HI Dra. Hj. Huda, M.Pd.I
NIP.195602051982031021 NIP. 196810151992012001
Jambi, 06 Mei 2020
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam
Habib Muhammad, M. Ag
NIP. 196911141994011001
vi
PERSEMBAHAN
Segala Puji bagi mu ya Allah,
Alhamdulillah.. Alhamdulillah .. alhamdulillahhirobbil;alamin..
Sujud syukurku ku persembahakan kepada Tuhan yang Maha Agung nan Maha
Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir,
berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani keberhasilan ini menjadi satu
langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Lantunan Al-fatihah beriringan shalawat dalam silahku merintih, menadahkan doa
dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu.
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayahhanda dan Ibundaku tercinta,
yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan,
nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku
selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada di depanku… Ayah.. Ibu..
terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua
pengorbananmu.. dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan
segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang nyawa hingga segalanya..
Maafkan anakmu Ayah.. Ibu.. Masih saja ananda menyusahakanmu…
Dalam silah di 5 waktu mulai terbit fajar hingga terbenam.. seraya tanganku
menadah “.. ya Allah ya Rahman ya Rahim… terima kasih telah kau tempatkan
aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku,,
membimbingku dengan baik.. ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus
untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api
nerakamu..
Untukmu Ayah (TARMIDI) Ibu ( NURHANA)… Terima kasih We Always
Loving You… ( ttd Anakmu).
Terima kasih juga untuk teman-temanku terutama PAI 8 C darimu aku belajar
hidup di tengah-tengah kerasnya dunia dan dari kalian aku belajar jadi kuat
mandiri dan tanpa kalian teman-temanku aku tak pernah berarti “ tanpamu teman-
temanku aku bukan siapa-siapa yang takkan jadi apa-apa”
vii
MOTTO
ِحيم ْحَمِن الره ِ الره بِْسِم َّللاه
اُْدعُ اِٰلى َسبِْيلِ َرب ِكَ بِاْلِحْكَمةِ َواْلَمْوِعَظةِ اْلَحَسنَةِ َوَجاِدْلُهمْ بِالهتِيْ
اِنه َربهكَ ُهوَ اَْعلَمُ بَِمنْ َضله َعنْ َسبِْيِله َوُهوَ اَْعلَمُ ِهيَ اَْحَسُن
بِاْلُمْهتَِدْينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl:
125).
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Robbil ‘Alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis
ucapkan kehadirat Allah Swt. sebagai Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara alam
semesta ini, dan Yang Maha Kuasa serta Maha Berkehendak atas apa yang di
kehendakinya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul : “Dekadensi
Moral Remaja dan Peran Tokoh Masyarakat dalam Menguatkan Perilaku
Keagamaan di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat” Shalawat dan salam penulis do’akan
semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai pembawa
rahmat bagi semua alam.
Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai satu syarat untuk meraih sarjana
program S.I Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN STS jambi, dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih
jauh dari kesempurnaan. Namun berkah dari Allah Swt. serta usaha-usaha penulis,
skripsi ini juga dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini banyak halangan
dan rintangan yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras, bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga semuanya masih bisa di atasi. Pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA,Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifudin Jambi
2. Ibu Dr. Hj. Fadilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi.
3. Bapak Mukhlis, S.Ag., M.Pd.I Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi.
4. Bapak Dr. H. Djisman Aziz, M.HI sebagai pembimbing I dan Ibu Drs. Hj.
Huda, M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan
rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
ix
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifudin Jambi.
6. Bapak Sulaiman selaku Ketua Lurah di Keluruhan Dusun Kebun Kecamatan
Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Jambi April 2020
Penulis
Nadia Dewi Afrita
Tp.161531
x
ABSTRAK
Nadia Dewi Afrita : Dekadensi Moral Remaja dan Peran Tokoh Masyarakat
dalam Menguatkan Perilaku Keagamaan di Kelurahan
Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
Pembimbing I : Dr. H. Djisman Aziz, M.HI
Pembimbing II : Drs. Hj. Huda, M.Pd.I
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan. Sedangkan keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti
sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban
yang bertalian dengan kepercayaan itu. Dengan demikian perilaku keagamaan
berarti segala tindakan itu perbuatan atau ucapan yang dilakukan seseorang
sedangkan perbuatan atau tindakan serta ucapan akan berkaitan dengan agama,
semuanya dilakukan karena adanya kepercayaan kapada Tuhan dengan ajaran,
kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan.
Penelitian ini secara deskriptif bertujuan (1) Ingin Mengetahui penyebab
terjadinya kenakalan remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. (2) Ingin Mengetahui Kendala Tokoh
Masyarakat dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di Kelurahan Dusun Kebun
Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. (3) Ingin Mengetahui
Upaya Tokoh Masyarakat dalam Menguatkan Perilaku Keagamaan Pada Remaja
di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriktif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Dusun Kebun
Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.
Uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber teknik dan waktu.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa, faktor penyebab
kenakalan remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam
xi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat seperti merokok, bolos sekolah, kebut-kebutan
di jalan dan tawuran. Mengadakan kerja sama antara tokoh masyarakat dan orang
tua, dalam menguatkan perilaku keagamaan di Kelurahan Dusun Kebun
Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, seperti membuat
kegiatan ikatan remaja masjid yang di lakukan setiap satu kali dalam seminggu
agar para remaja bisa berperilaku positif dan berpengaruh terhadap perubahan
baik untuk dirinya sendiri maupun bangsa.
Kata Kunci : peran tokoh masyarakat, menguatkan perilaku keagamaan
xii
ABSTRACT
Nadia Dewi Afrita : Juvenile moral decadence and tole of community leaders
in strengthening religious behavior in sub-district Garden
village of Batang Asam west Tanjung Jabung Barat
Regency
Supervisor I : Dr. H. Djisman Aziz, M.HI
Supervisor II : Dra. Hj. Huda, M.Pd.I
Behavior is an individual’s response or teaction to the stimulus or
environment. Religious origin is derived from the basic religious word which
means, principle of trust in the Lord with the teachings of devotionals and
obligations that are related to that belief. Thus religious behavior means any act or
speech that is done by a person while deeds or actions and speeches will relate to
religion, everything is done with the trust in the Lord with the teachings of
devotionals and obligations that are related to.
This study is descriptive (1) Want to know the cause of juvenile delinquency
in village Hamlet Kebun subdistrict Batang Asam Tanjung Jabung Regency (2)
Want to know the obstacles of the public figure in overcoming juvenile
delinquency in village Hamlet Kebun subdistrict Batang Asam Tanjung Jabung
Regency (3) Want to know the efforts of community leaders in strengthening
religious in Hamlet Kebun subdistrict Batang Asam West Tanjung Jabung
Regency.
This study uses a qualitative opproach with a type of qualitative descriptive
research. This research was conducted in Kelurahan Dusun Kebun subdistrict in
West Tanjung Jabung Regency. This study used the teachnique of observation
data collection, Interviews and documentation. The validity test uses the
triangulation source technique and time.
From the research results can be concluded that, The cause of juvenile
delinquency in Kelurahan Dusun Kebun District, Batang Asam West Tanjung
Jabung Barat Regency like smoking, skip school, bluing on the road, and brawl.
Conducting cooperation between community leaders and parents, in strengthening
religious behavior in Kelurahan Dusun Kebun Sub-district, Batang Asam West
Tanjung Jabung Barat Regency, like to make the mosque’s youth bonding activity
every once a week so that youth behave positively and affect changes for both
themselves and the nation.
Keywords : Role of community leaders, Strengthening religious behavior
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i
NOTA DINAS…………………………………………………..ii
NOTA DINAS………………………………………………….iii
PENGESAHAN………………………………………………..iv
PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………......v
PERSEMBAHAN……………………………………………....vi
MOTTO………………………………………………………...vii
KATA PENGANTAR……………………………..………….viii
ABSTRACK…………………………………………………….x
ABSTRACT……………………………………….……...……xii
DAFTAR ISI ................................... …………….……………xiii
DAFTAR TABEL………………………………………….......xv
DAFTAR GAMBAR……………………………………….…xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………….…....xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Batasan Masalah.................................................................... 4
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.......................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dekandensi Moral .................................................................. 7
B. Remaja.................................................................................. 12
C. Tokoh Masyarakat………………………………………….16
D. Perilaku Keagamaan……………………………………......18
E. Studi Relevan……………………………………….....…...23
xiv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekataan Penelitian ......................................... 26
B. Setting dan Subjek Penelitian .............................................. 27
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 29
E. Teknik Analisis Data ............................................................ 31
F. Uji Deterpercayaan Data (Trushwortnines) ......................... 32
G. Jadwal Penelitian .................................................................. 33
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum………………………………………….......35
B. Temuan Khusus…………………………………………..…42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………....…63
B. Saran……………………………………………….….........64
C. Kata Penutup…………………………………………….….64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Keadaan Formasi Pegawai……………………………….…..38
Tabel 4.2: Struktur Demografi …………………………………….…….39
Tabel 4.3 : Jenis Pekerjaan Penduduk…………………………….…..…40
Tabel 4.4 : Keadaan Sarana Pendidikan Penduduk…………………..…41
Tabel 4.5 :Keadaan Pemuluk Agama Penduduk…………….….….……41
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Dusun Kebun.……37
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3.1. Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 3.2. Daftar Responden
Lampiran 3.3. Daftar Informan
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi sekarang ini di mana perkembangan informasi
tersebar luas yang dapat diakses dengan sangat mudah, hal ini menyebabkan
berbagai nilai-nilai atau sesuatu dari luar yang berdampak negatif tidak lagi
dapat di saring sehingga dengan mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter
generasi (generasi masa kini) sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap
proses pencarian jati diri yang terkait merosotnya keyakinan terhadap nilai-
nilai keagamaan, nasionalisme, nilai sosial budaya bangsa dan perkembangan
moralitas individu. Hal ini menimbulkan kecemasan sehingga memerlukan
suatu pendekatan yang lebih serius dalam memperkokoh jati diri generasi
muda melalui pendidikan karakter dan budaya bangsa.
Di negara-negara maju, pembangunan karakter menjadi satu elemen
penting dalam proses pendidikan guna menerapkan kembali nilai-nilai yang
baik dan menyaring segala bentuk unsur negatif yang dapat mempengaruhi
tingkahlaku di kalangan anak-anak dan tidak terkecuali di kalangan remaja
(Ilham Hudi, 2017: 30-40 ).
Salah satunya adalah bentuk dekadensi moral remaja (kemerosotan
moral) yang terjadi di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Di era Globalisasi saat ini banyak budaya dari luar baik itu yang positif
atau negative masuk ke Negara Indonesia. Budaya ini secara otomatis
mempengaruhi moral dan perilaku remaja dan bisa mengarah yang dapat
menimbulkan dekadensi moral, sehingga fenomena dekadensi moral sudah
menjadi hal yang tidak asing lagi yang hadir di tengah masyarakat dunia sejak
zaman dahulu hingga sekarang. Kalangan yang sangat rentan mengalami
dekadensi moral adalah remaja.
Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, salah satu faktor yang
mempunyai pengaruh paling besar adalah factor budaya berupa teknologi dan
media yang tak asing lagi dikalangan pelajar Indonesia. Media tersebut banyak
memperkenalkan tradisi barat hingga pada akhirnya menumbuhkan jiwa-jiwa
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
westernisasi. Tradisi ini dipaparkan melalui banyak media, seperti telivisi,
internet dan lain sebagainya. Media tersebut memberikan dampak yang luar
biasa di kalangan remaja saat ini, baik dampak positif ataupun dampak negatif.
Budaya-budaya lokal saat ini sudah mulai luntur dan bahkan malah
remaja saat ini tidak tahu budaya asli kita sendiri. Salah satu contoh yang
sangat ironis yang melanda di kalangan remaja sekarang adalah banyaknya
remaja yang megikuti budaya luar seperti budaya orang Amerika dan lain
sebagainya. Hal yang di khawatirkan sekarang adalah mulai berkurangnya
rasa nasionalisme remaja di karenakan masuknya budaya luar yang lebih
menarik.
Hal ini mungkin dinilai sebagai hal kecil dan sepele, namun dekadensi
moral terjadi di mulai dari hal yang sepele seperti mengikuti budaya asing
dalam mode berpakaian, berbicara, dan tradisi yang tidak sesuai dengan
kepribadian remaja bahkan dapat mengurangi keimanan dan akhirnya
meninggalkan nilai-nilai keagamaan hanya karena ingin mengikuti trend yang
di adopsi dari budaya asing.
Kepedulian masyarakat merupakan dorongan yang datang dari luar,
sehingga apabila masyarakat acuh maka dengan mudahnya dia akan berani
melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Berbeda ketika
setiap orang teguh keyakinan terhadap Allah SWT dan menjalankan agama
dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi pengawasan yang ketat, karena
setiap orang sudah mampu mengawasi dirinya sendiri, tidak melanggar
hukum dan ketentuan-ketentuan agama Islam.
Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan dalam rumah
tangga, sekolah, maupun masyarakat, dan ketentuan-ketentuan agama yang
ketat, Pembinaan moral anak selama ini banyak dilakukan dengan cara
mendidik anak untuk berperilaku yang baik dan tidak melakukan hal buruk,
sehingga anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu, bukan dengan
dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk menumbuhkan
moral anak.
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Merosotnya nilai-nilai moral dan karakter remaja ini dapat dilihat dari
beberapa bentuk kejadian dan perilaku tindakan dalam berbagai jenis, bentuk,
dan polanya yang sering dijumpai dalam kehidupan dan media massa.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang ada di Kelurahan Dusun Kebun
Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu dapat
berbentuk seperti merokok sebelum waktunya, berkeliaran pada jam sekolah,
kebut-kebutan di jalan, tawuran antar pelajar, dan perilaku lainnya yang
melanggar nilai etika dan norma susila di kalangan remaja/pelajar.
Menurut (Dewi, 2009:61) Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan,
perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali menghadapi
resiko-resiko kesehatan. Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang ditandai
dengan munculnya tanda-tanda seks primer dan sekunder serta perubahan
kejiwaan meliputi perubahan emosi menjadi sensitive dan perilaku ingin
mencoba hal- hal baru.
Meskipun remaja sudah matang secara organ seksual, tetapi emosi dan
kepribadiannya masih labil karena masih mencari jati dirinya sehingga rentan
terhadap berbagai godaan dan lingkungan pergaulannya. Oleh karena itu,
remaja sangat mudah terpengaruh dengan lingkungannya termasuk pengaruh-
pengaruh negatif seperti melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dan
bisa merugikan dirinya dan orang lain.
Pentingnya pembinaan moral remaja adalah untuk menyadarkan para
generasi muda sebagai generasi penerus bangsa agar tahu peran dan tanggung
jawabnya, agar tidak bersifat egois, dapat bertindak dengan bijak, dan menjadi
ujung tombak kesuksesan bangsa dan negara.
Dilihat dari aspek regenerasi, maka persoalan pembinaan moral remaja
menjadi lebih penting. Sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa,
remaja lebih diarahkan dan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga benar-
benar merupakan jaminan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara serta
mempunyai nilai-nilai agama yang luhur.
Berdasarkan pengamatan awal ( Graand tour) yang di lakukan oleh
peneliti di Kelurahan Dusun Kebun terlihat bahwa pertama, sejak dahulu
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kemerosotan moral umum terjadi di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan
Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan tidak heran melihat
kenakalan remaja di tempat tersebut yang di perlihatkan dengan jelas bahwa
masih banyak terdapat remaja yang moralnya merosot yang melakukan
perbuatan menyimpang. Kedua, moral remaja banyak yang merosot seperti
kurang ajar terhadap orang tua, merokok sebelum waktunya, kebut-kebutan di
jalan, bolos pada saat jam belajar sedang berlangsung, dan tawuran yang
membuat masyarakat resah. Ketiga, lambatnya tokoh-tokoh masyarakat dalam
menanggapi kemerosotan moral remaja di Kelurahan Dusun Kebun
Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat sehingga dari
tahun ke tahun peristiwa seperti ini sering terjadi yang mengkhawatirkan akan
berdampak buruk bagi para remaja kedepanya dan dapat menganggu
ketertiban masyarkat di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan judul “ Dekadensi
Moral Remaja Dan Peran Tokoh Masyarakat Dalam Menguatkan
Perilaku Keagamaan Di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang
Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk kenakalan remaja dan faktor- faktor penyebab
terjadinya kenakalan remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan
Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
2. Apa kendala yang di hadapi tokoh masyarakat dalam mengatasi kenakalan
remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat?
3. Bagaimana peran tokoh masyarakat dalam menguatkan perilaku
keagamaan pada remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang
Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Batasan Masalah
Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu
adanya pembatasan masalah yaitu penelitian ini di batasi pada langkah-
langkah, penyebab terjadinya kenakalan remaja (11-18 tahun) dan upaya tokoh
masyarakat dalam menguatkan perilaku keagamaan di RT 01-04 Kelurahan
Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk menghasilkan deskripsi
tentang implementasi pembinaan moral dalam membentuk karakter remaja
yang adanya perkelahian antar pelajar, banyak berkeliarannya pada jam
sekolah, kebut-kebutan di jalan raya, dan merokok. Secara khusus, yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan kegiatan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ingin mengetahui faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja di
Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
b. Ingin mengetahui dampak terjadinya kenakalan remaja di
Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
c. Ingin mengetahui upaya tokoh masyarakat dalam mengatasi
kenakalan remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang
Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian di atas, maka hasil penelitian akan memiliki kegunaan
bagi penulis maupun pembaca. Adapun kegunaan penelitian tersebut
sebagai berikut:
1. Maanfaat secara praktis
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Memberikan gambaran tentang upaya tokoh masyarakat dalam
ikut serta mengatasi kenakalan remaja
b. Memberikan gambaran tentang faktor pendukung dan
penghambat upaya tokoh masyarakat dalam meningkatkan sikap
keagamaan terhadap perilaku remaja.
c. Bagi peneliti, sebagai tambahan pengetahuan dan sumbangan
untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.
d. Bagi lembaga, dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan sebagai
bahan masukkan serta pertimbangan dalam upaya
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
2. Manfaat Teoritis
a. Terumuskan peran tokoh agama secara efektif sebagai seorang
pemimpin
dalam melaksanakan tugasnya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi ilmiah
terhadap ilmu pengetahuan dan sebagai bahan tambahan
pengetahuan serta pengembangan pengalaman penulis tentang
hal-hal yang berkaitan dengan upaya tokoh masyarakat dalam
menguatkan sikap keberagamaan terhadap perilaku remaja.
c. Untuk kepentingan studi ilmiah dan sebagai bahan informasi
serta acuan bagi peneliti lain hendak melakukan penelitian.
3. Manfaat Penulis
Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana strata
satu (S1) pada jenjang pendidikan tinggi di jurusan Pendidikan
Guru Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Dekadensi Moral
1. Pengertian Dekadensi Moral
Dekadensi dalam kamus bahasa Indonesia berarti penurunan,
kemunduran, kemerosotan kebudayaan.
Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (moris), yang berarti adat
istiadat, kebiasaan,peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan (Syamsyu
YusufLN, 2005:132).
Akhlak (moral) adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari
karakter-karakter akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi
istimewa. Karateristik-karakteristik ini membuat kerangka psikologi
seseorang dan membuatnya berprilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang
cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.
Dalam kamus La Lande, moral memiliki empat makna, yaitu :
a. Moral adalah sekumpulan kaidah bagi perilaku yang diterima dalam satu
zaman atau sekelompok orang. Dengan makna ini moral bisa bersifat
keras, buruk, atau rendah.
b. Moral adalah sekumpulan kaidah bagi perilaku yang dianggap baik
berdasarkan kelayakan bukannya berdasarkan syarat.
c. Moral adalah teori akal tentang kebaikan dan keburukan, ini menurut
filsafat.
d. Tujuan-tujuan kehidupan yang mempunyai warna humanisme yang
kental yang tercipta dengan adanyahubungan-hubungan sosial (Ali
Abdul Halim Mahmud 2004 : 26-27).
Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku
individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat.
Moral merupakan standar baik-buruk yang ditentukan bagi individu oleh
nilai-nilai sosial budaya dimana individu sebagai anggota sosial.
(Mohammad Ali, Mohammad Asrori, 2012 : 136)
Secara umum, moralitas dapat dikatakan sebagai kapasitas untuk
membedakan yang benar dan yang salah, bertindak atas perbuatan tersebut,
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
dan mendapatkan penghargaan diri ketika melakukan yang benar dan
merasa bersalah atau malu ketika melanggar standar tersebut. (Aliah B.
Purwakania Hasan, 2006 : 261 )
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Sastrapedja yang dikutip oleh
Sutarjo Adisusilo mengatakan bahwa moralitas adalah segala hal yang
terkait dengan moral, terkait dengan perilaku manusia dan norma-norma
yang dipegang oleh masyarakat yang mendasarinya. Oleh sebab itu,
moralitas merupakan sistem nilai bagaimana seseorang seharusnya hidup
secara baik sebagai manusia. (Sutarjo Adisusilo, 2014 : 54).
Perkembangan teknologi saat ini, yang ditandai hadirnya zaman
modern, termasuk di Indonesia diikuti oleh gejala dekadensi moral yang
benar-benar berada pada taraf yang memprihatinkan. Akhlak mulia seperti
kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong, tepo seliro (toleransi), dan
saling mengasihi sudah mulai terkikis oleh penyelewengan, penipuan,
permusuhan, penindasan, saling menjatuhkan, menjilat, mengambil hak
orang lain secara paksa dan sesuka hati, dan perbuatan-perbuatan tercela
yang lain. Kemerosotan moral atau yang sering kita dengar dengan istilah
‘dekadensi moral’ sekarang ini tidak hanya melanda kalangan dewasa,
melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar yang menjadi generasi
penerus bangsa. Orang tua, guru, dan beberapa pihak yang berkecimpung
dalam bidang pendidikan, agama dan sosial banyak mengeluhkan terhadap
perilaku sebagian pelajar yang berperilaku di luar batas kesopanan dan
kesusilaan, semisal: perkelahian antar pelajar, banyak berkeliarannya pada
jam sekolah, kebut-kebutan di jalan raya, dan perilaku lainnya yang
melanggar nilai etika dan norma susila di kalangan remaja/ pelajar.
Dengan begitu, bukanlah tanpa bukti untuk mengatakan bahwa
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memiliki konsekuensi logis
terciptanya kondisi yang mencerminkan kemerosotan akhlak (dekadensi
moral) (Haidar Putra Daulay, 2012:141).
Sedangkan menurut Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf (2000:23)
berpendapat bahwa saat ini masyarakat tengah mengalami krisis moral dan
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
kejiwaan sebagai akibat dari gelombang krisis materialisme. Tradisi hidup
materialistik tidak menjadikan moralitas sebagai anutan, akan tetapi
kekayaan yang dijadikan ukuran kemuliaan dan kehormatan.
Dekadensi moral yang ditunjukkan oleh sebagian generasi muda
harapan masa depan tersebut, meskipun tidak besar prosentasenya, namun
menjadi sesuatu yang disayangkan dan bahkan mencoreng kredibilitas dan
kewibawaan dunia pendidikan. Para pelajar yang seharusnya menunjukkan
sikap dan perbuatan yang bermuatan akhlak mulia justru menunjukkan
tingkah laku yang sebaliknya. Tidaklah berlebihan ketika dalam kasus ini
kita sebagai pihak yang ikut serta dalam dunia pendidikan merasa gelisah
dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Pendidikan memang mempunyai
dua fungsi utama, yaitu sebagai transfer nilai (transformation of value) dan
transfer pengetahuan (transformation of knowledge). Sebagai fungsi transfer
nilai, dunia pendidikan diharapkan mampu mentransfer nilai-nilai, norma-
norma, dan budi pekerti luhur (akhlakul karimah). Sebagai fungsi transfer
pengetahuan, dunia pendidikan diharapkan mampu mentransfer ilmu
pengetahuan dan teknologi pada anak didik (Nurul Zuriah, 2008:175).
Persoalan yang muncul kemudian adalah seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang diagung-agungkan justru tidak disertai
dengan perkembangan nilai atau moralitas yang baik, malah justru
sebaliknya.
2. Faktor-faktor terjadinya Dekadensi Moral
Sebelum kita menawarkan solusi terbaik dari kejadian kemerosotan
moral di kalangan generasi tunas bangsa, alangkah lebih baiknya kita
mencari sebab atau mengidentifikasi faktor-faktor penyebab timbulnya
dekadensi moral.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang
di kalangan remaja. Diantaranya adalah sebagaimana dijelaskan berikut ini.
Pertama, longgarnya pegangan terhadap agama. Sudah menjadi tragedi di
dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu
pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
terhadap Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan perintah-perintah
Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada
ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada di dalam
dirinya. Dengan demikian, satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral
yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturannya.
Di sinilah yang menurut Abdul Munir Mulkhan (2008:29) sebagai
“conditioning” terjadinya evolusi budaya masyarakat. Akan tetapi, jika
setiap orang dengan teguh memegang keyakinannya kepada Tuhan serta
menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya
pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya
sendiri dan mampu menyeleksi pengaruh dari lingkungan (“Structured
Person” - meminjam istilah yang dipakai A. Munir Mulkhan). Sebaliknya,
dengan semakin jauhnya masyarakat dan agama (sekuler), semakin susah
memelihara moral orang dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah
suasana karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran hukum dan nilai
moral. Kedua, kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh
rumah tangga, sekolah, maupun masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan
menurut semestinya (normatif) atau yang sebisanya (objektif). Pembinaan
moral di rumah tangga misalnya harus dilakukan dan sejak anak masih
kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Tanpa dibiasakan
menanamkan sikap yang dianggap baik untuk menumbuhkan moral, anak-
anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu. Pembinaan moral yang
dilakukan di rumah tangga bukan dengan menyuruh menghafal rumusan
tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan.
Selain rumah tangga dan sekolah, masyarakat juga memiliki peran
dalam pembinaan moral. Masyarakat dapat sebagai kontrol secara eksternal
dan bersifat penting dalam pembinaan moral. Hadirnya masyarakat yang
rusak moralnya akan sangat berpengaruh pada perkembangan moral anak.
Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya dalam
pembinaan anak, maka harus segera diatasi. Terjadinya kerusakan moral di
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
kalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana dijelaskan di atas, bisa
dikarenakan tidak efektifnya peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam
pembinaan moral. Dengan begitu ketiga instansi pendidikan ini harus
berjalan seiringan dalam pendidikan atau pembinaan moral.
3. Pendidikan Moral
Pendidikan sejati merupakan proses pembentukan moral masyarakat
beradab, masyarakat yang tampil dengan wajah kemanusiaan dan
pemanusiaan yang normal. Kata lainnya, pendidikan adalah ‘moralisasi
masyarakat’ terutama peserta didik (Sudarwan Danim, 2006:63-64).
Pendidikan yang dimaksudkan di sini bukan hanya sekedar sekolah
(education not only education as schooling), akan tetapi pendidikan sebagai
jaring-jaring kemasyarakatan (education as community networks). Hal
senada juga disampaikan Mulyasa (2011:5), bahwa pendidikan merupakan
sesuatu yang dapat mengembangkan potensi masyarakat, mampu
menumbuhkan kemauan, serta membangkitkan nafsu generasi bangsa untuk
menggali berbagai potensi, dan mengembangkannya secara optimal bagi
kepentingan pembangunan masyarakat secara utuh dan menyeluruh.
Pengertian ‘moral’ memiliki pengertian yang sama dengan akhlak (khulq),
character, dispotsition, budi pekerti, dan etika (Muhaimin et al., 2007:226).
Moralitas, tindakan moral, dan demoralisasi merupakan realitas hidup dan
ada di sekitar kita (Danim Sudarwan, 2006:65).
Menurut Ross Poole sebagaimana dikutip Danim Sudarwan (2006:65),
terkadang konsep moralitas (morality) itu telah disingkirkan, meski tidak
mungkin akan hilang (raib) di dunia ini. Konsep moralitas itu akan menjadi
konsep yang bisa kita akui memiliki tempat di dalam suatu cara hidup yang
koheren, bermakna dan memuaskan bagi kita. Kebermaknaan itu tercermin
dari keamanan, kenyamanan, kebersahabatan, kebertanggung jawaban,
ketenangan, tanpa prasangka, kepastian bertindak, memegang kesepakatan,
dan keceriaan hidup. Dalam Islam moral sering merupakan terjemahan dari
kata akhlak (Abuddin Nata, 2012:209).
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
Berdasarkan definisi-definisi tersebut terlihat bahwa akhlak terkait
dengan perbuatan yang baik, terpuji, bernilai luhur, berguna bagi orang lain.
Perbuatan-perbuatan tersebut selanjutnya dijadikan sebagai ukuran atau
patokan dalam menentukan tingkah laku orang. Dengan dijadikannya akhlak
tersebut sebagai patokan, maka akhlak menjadi moral. Berdasarkan tujuan
pendidikan nasional yang tercantum dalam GBHN dan tujuan kelembagaan
sekolah serta tujuan pendidikan moral yang diberikan pada tingkat sekolah
dan perguruan tinggi, maka pendidikan moral di Indonesia bisa dirumuskan
untuk sementara sebagai berikut: “Pendidikan moral adalah suatu program
pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang mengorganisasikan dan
menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan
memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan” (Nurul
Zuriah, 2008:22).
Menurut paham ahli pendidikan moral, sebagaimana disampaikan
Dreeben dalam Nurul Zuriah (2008:22), jika tujuan pendidikan moral akan
mengarahkan seseorang menjadi bermoral, yang penting adalah bagaimana
agar seseorang dapat menyesuaikan diri dengan tujuan hidup bermasyarakat.
Oleh karena itu, dalam tahap awal perlu dilakukan pengondisian moral
(moral conditioning) dan latihan (moral training) untuk pembiasaan. John
Dewey berpendapat, pendidikan moral hampir sama dengan rasional,
dimana penalaran moral dipersiapkan, sebagai prinsip berpikir kritis untuk
sampai pada pilihan dan penilaian moral (moral choice and moral
judgment) yang dianggap sebagai pikiran dan sikap terbaiknya (Nurul
Zuriah, 2008:22).
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Tahapan perkembangan remaja menurut Mapiarre (dalam Moh Ali :
2012:9) berlangsung antara antara umur 12 tahun sampai 22 tahun yaitu
umur 12 tahun sampai 21tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 bagi
pria. Rentang usia remaja ini dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal
dengan rentan usia antara 12/13 tahun sampai 17/18 tahun dan remaja akhir
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
usia 17/18 sampai 21/22 tahun.1Perkembangan masa remaja merupakan
periode transisi atau peralihan dari kehidupan masa kanak-kanak ke masa
dewasa. periode dimana individu dalam proses pertumbuhannya (terutama
pertumbuhan fisik) telah mencapai kematangan, Mereka tidak mau lagi
diperlakukan sebagai anak-anak namun mereka belum mencapai
kematangan yang penuh dan belum memasuki tahapan perkembangan
dewasa. Secara negatif periode ini disebut juga periode “serba tidak” (the
“un” stage), yaitu ubbalanced = tidak/belum seimbang, unstable =
tidak/belum stabil dan unpredictable =tidak dapat di ramalkan. Pada periode
ini terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi psikologis, sosial dan
intelektual.
2. Perkembangan fisik dan Kognitif
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa
dewasa. Pada masa perkembangan ini, remaja mencapai kematangan fisik,
mental, sosial dan emosional. Beberapa penelitian mengenai pertumbuhan
fisik pada remaja menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi badan pada masa
remaja lebih cepat bila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, dan
perubahan proporsi tubuh pada remaja wanita terjadi lebih cepat dari pada
remaja laki-laki, hal ini terlihat dengan jelas bahwa wanita usia 12,13 atau
14 tahun anak wanita lebih tinggi dari pada laki-laki. Pada masa
perkembangan remaja juga merupakan tahapan pubertas.
Tahapan pubertas (puberty) adalah sebuah periode dimana kematangan
fisik berlangsung cepat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh,
yang terutama berlangsung dimasa remaja awal.
Menurut Jean Piaget (dalam Moh Ali : 2012:9) remaja dalam tahapan
perkembangan kognitifnya memasuki tahap oprasional formal. Tahap
oprasional formal ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun keatas. Pada
tahapan oprasional formal ini, anak telah mampu mewujudkan suatu
keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis.
Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang.
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
Pada tahapan ini menurut piaget (dalam Moh Ali:2012:9), dalam
tahapan ini remaja mulai berinteraksi dengan lingkungan dan semakin luas
dari pada tahapan anak-anak, remaja mulai berinteraksi dengan teman
sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang
dewasa. Karena pada tahapan ini anak sudah mulai mampu mengembangkan
pikiran normalnya, mereka juga mampu mencapai logika dan rasio serta
dapat menggunakan abstraksi. Arti simbolik dan kiasan dapat mereka
mengerti. Melibatkan mereka dalam suatu kegiatan akan lebih memberikan
akaibat positif pada perkembngan kognitifnya.
3. Ciri-ciri Remaja
Seperti halnya pada semua periode yang penting, sela rentang
kehidupan masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya
dengan periode sebelumnya dan sesudahnya. Masa remaja ini, selalu
merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orangtuanya.
Menurut Sidik Jatmika, kesulitan itu berangkat dari fenomena remaja
sendiri dengan beberapa perilaku khusus; yakni:
1. Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat
menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan remaja
dari keluarganya.
2. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya dari pada ketika
mereka masih kanak-kanak. Ini berarti bahwa pengaruh orangtua
semakin lemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan
yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan
keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah dalam hal mode pakaian,
potongan rambut, kesenangan musik yang kesemuanya harus mutakhir.
3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya
maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa
menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan
frustrasi.
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini
bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat,
mengakibatkan sulit menerima nasihat dan pengarahan oangtua.
Selanjutnya, Sidik Jatmika, menjelaskan adanya kesulitan yang sering
dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan
orangtua, merupakan bagian yang normal dari perkembangan remaja itu
sendiri.
Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja
antara lain:
1. Variasi kondisi kejiwaan. Suatu saat mungkin ia terlihat pendiam,
cemberut, dan mengasingkan diri, tetapi pada saat yang lain terlihat
sebaliknya, periang, berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sulit ditebak
dan berubah-ubah ini bukanlah sesuatu yang abnormal. Hal ini hanyalah
perlu diprihatinkan dan menjadi kewaspadaan bersama manakala telah
menjerumuskan remaja dalam kesulitan-kesulitan di sekolah atau
kesulitan dengan teman-temannya.
2. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba. Hal ini merupakan sesuatu yang
normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya rasa birahi
adalah normal dan sehat. Ingat, perilaku tertarik pada seks sendiri juga
merupakan ciri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa
ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku
seksual.
3. Membolos.
4. Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan
menunjukkan perilaku agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan
banyak tergantung pada budayanya. Akan tetapi, penyebab yang
mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan pendisiplinan yang salah
dari orangtua, terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak – dan sering
tidak ada sama sekali.
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
C. Tokoh Masyarakat
Di dalam kehidupan masyarakat, tokoh masyarakat menduduki posisi yang
penting, oleh karena itu ia dianggap orang serba tahu dan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap masyarakat. Sehingga segala tindak-tanduknya merupakan
pola aturan yang patut diteladani oleh masyarakat. Tokoh masyarakat
merupakan seseorang yang mempunyai pengaruh besar karena peranannya
yang penting dalam struktur sosial masyarakat. Oleh karena itu, tokoh
masyarakat begitu dihormati dilingkungan masyarakat. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1987 BAB 1 Ketentuan Umum
Pasal 1 menyatakan bahwa Tokoh Masyarakat adalah “seseorang yang karena
kedudukan sosialnya menerima kehormatan dari masyarakat dan/atau
pemerintah”.
Tokoh masyarakat merupakan seseorang yang mempunyai pengaruh besar
karena peranannya yang penting dalam struktur sosial masyarakat. Oleh karena
itu, tokoh masyarakat begitu dihormati dilingkungan masyarakat. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1987 BAB 1 Ketentuan
Umum Pasal 1 menyatakan bahwa Tokoh Masyarakat adalah “seseorang yang
karena kedudukan sosialnya menerima kehormatan dari masyarakat dan/atau
pemerintah”.
Kedudukan yang diperoleh tokoh masyarakat ini, bisa karena
pengetahuannya, kebijaksanaan budi pekertinya, dan kesuksesannya dalam
menjalani kehidupan dimasyarakat. Kebijaksanaan dan pengetahuan yang
dimiliki tokoh masyarakat biasanya menjadi panutan bagi orang-orang yang
sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Keberadaan tokoh masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting
sebagai pengendali sosial dalam masyarakat. Selain berperan sebagai penjaga
dan penegak nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat, tokoh
masyarakat juga berperan dalam memecahkan berbagai permasalahan yang
terjadi. Karena itu peran tokoh masyarakat di dalam lingkungan masyarakat,
sangat berperan penting dalam mendukung penyelenggaraan pembentukan
kepribadian di kalangan para remaja. Selain memberikan dukungan dalam
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
menyelenggaraan pembentukan kepribadian pada remaja, tokoh masyarakat
juga mempunyai peranan penting dalam memberikan bimbingan, dan memberi
pengarahan kepada remaja dalam pembentukan kepribadian ini.
Menurut Effendi (2013:72) “peran adalah mutlak apabila kita mengemban
suatu tugas atau fungsi, karena peran adalah amanah yang harus diemban dan
dipertanggung jawabkan”. Artinya seseorang yang telah diberi amanah harus
menjalankan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Oleh sebab
itu, tokoh masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam
melaksanakan suatu yang telah menjadi kewajibannya.
Peran merupakan sesuatu yang melekat pada kedudukan manusia sebagai
makhluk sosial, dan diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan tuntutan
pada kedukukannya tersebut. Fungsi bimbingan serta pengarahan yang
diberikan oleh tokoh masyarakat tersebut, harus sesuai dengan kondisi yang
terjadi di dalam masyarakat. Sebagai pemegang peranan yang sangat penting
dalam lingkungan masyarakat, tokoh masyarakat menjadi panutan dalam
memahami serta menerapakan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat
secara luas.
Berbagai upaya dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat dalam
menegakkan nilai dan norma, satu diantaranya dapat memberikan bimbingan
dan motivasi di dalam pembentukan kepribadian remaja. Upaya dalam
memberikan bimbingan dalam pergaulan, serta motivasi kepada remaja
mengenai hal-hal baik yang selayaknya dilakukan, agar dapat terhindar dari
hal-hal buruk yang tidak selayaknya dilakukan. Hal tersebut dilakukan agar
remaja terhindar dari kepribadian yang tidak baik.
Menurut Asmani (2011: 13) “remaja merupakan masa yang paling
bergejolak dalam kehidupan manusia”. Masa ini berlangsung dari usia sekitar
12 tahun sampai 20 tahun, dimana seorang anak mulai mengalami transformasi
dari anak-anak menjadi usia dewasa. Masa ini juga menjadi masa dimana
remaja belajar dan berkembang dalam mengenali diri dan lingkungan
sekitarnya.
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
Masa remaja adalah masa penuh warna dan dinamika, disertai rangkaian
gejolak emosi yang menghiasi perjalanan seorang manusia yang hendak
tumbuh dewasa. Bagi remaja, di masa inilah mereka mulai mengenal
lingkungan luar. Para remaja akan cenderung semakin memperluas lingkungan
pergaulannya, baik berinteraksi secara langsung maupun dengan perantara
teknologi (seperti internet dan telepon genggam).
Peran tokoh masyarakat sangat penting sebagai motivator dan
pembimbing. Dalam peranannnya sebagai motivator, tokoh masyarakat
memberikan motivasimotivasi yang dapat membangun dan membentuk remaja
ke arah kepribadian yang baik. Remaja juga akan merasa lebih memiliki
harapan akan kehidupan yang baik dari motivasi yang telah diberikan. Sebagai
pembimbing, tokoh masyarakat juga dapat membentuk kepribadian remaja
melalui bimbingan secara terusmenerus hingga mencapai titik keberhasilan.
D. Perilaku Keagamaan
1. Pengertian Perilaku Keagamaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 2004 :755) Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu
terhadap rangsangan. Menurut Hasan Langgulung (2008 :139) Perilaku
adalah segala aktivitas seseorang yang dapat diamati.
Pengertian perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara
mengartikan perkata. Kata perilaku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa yaitu tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
perilaku. (Departemen Pendidikan Nasional 2005 : 859).
Menurut Bimo Walgito (2010 : 11) Perilaku merupakan seperangkat
perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap
sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang
diyakini. Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme
tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus
atau rangsangan yang mengenainya, yaitu dorongan untuk bertindak dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
Sedangkan menurut (W.J.S. Poerwadaminta 2001 : 7), perilaku adalah
tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan dan sikap yang
muncul dalam perbuatan yang nyata atau ucapan.
Sedangkan dalam bukunya Hasan Langgulung (2000 : 306) yang
berjudul “Asas-asas Pendidikan Islam” Al-Ghozali berpendapat bahwa
perilaku atau tingkah laku adalah sebagai berikut:
1. Tingkah laku mempunyai penggerak (motivasi), pendorong dan
tujuan.
2. Motivasi itu bersifat dari dalam yang muncul dari diri manusia itu
sendiri, tetapi ia rangsang dengan rangsangan-rangsangan dari luar
atau rangsangan-rangsangan dari dalam yang berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan jasmani dan kecenderungan-kecenderungan
alamiah, seperti rasa lapar, cinta dan takut kepada Allah.
3. Motivasi-motivasi manusia mendapati dirinya terdorong untuk
mengerjakan sesuatu.
4. Tingkah laku ini mengandung rasa kebutuhan dengan perasaan
tertentu dan kesadaran akal terhadap suasanatersebut. Ini semua
disertai oleh aktivitas jenis tertentu yang tidak terpisah dari rasa,
perasaan dan kesadaran dari suasana itu.
5. Kehidupan psikologi adalah suatu perbuatandinamis, dimana perilaku
interaksi terus menerus antara tujuan atau motivasi dengan tingkah
laku.
6. Tingkah laku itu bersifat individual yang berada menurut perbedaan
faktor-faktor keturunan dan perolehan atau proses belajar.
7. Tingkah laku ada dua tingkatan.Tingkatan pertama manusia
berdekatan dengan semua makhluk hidup, yang dikuasai oleh
motivasi-motivasi sedangkan pada tingkatan yang kedua ia mencapai
cita-cita idealnya dan mendekatkan pada makna-makna ke-Tuhanan
dengan tingkah laku malaikat, tingkat ini dikuasai oleh keimanan
dan akal.
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
Sedangkan keagamaan dapat dikemukakan beberapa pendapat yaitu
Menurut Muhaimin (2004 : 297). Keagamaan atau religiusitas menurut
Islam adalah“melaksanakan ajaran agama atau ber-Islam secara
menyeluruh,karena itu setiap muslim baik dalam berpikir maupun bertindak
perintahkan untuk ber-Islam”.
Yang bermakna keagamaan adalah banyak atau sedikitnya kesadaran
akan ketergantungan pada seorang dewa atau Tuhan.Ketergantungan atau
komitmen ini dibuktikan pada diri pribadi seorang, pengalaman-
pengalaman, keyakinan-keyakinan dan angan-angan dan mendorong
seseorang melaksanakan kebaktian keagamaandan bertingkah laku yang
susila dan aktivitas lainnya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, bahwa perilaku keagamaan
adalah perilaku atau tingkah laku seseorang yang diwujudkan dengan
perbuatan dan menjadi kebiasaan dalam rangka menjalankan ajaran agama
yang didasari nash al-Qur’an dan al-Hadits. Perilaku-perilaku ini antara lain
dibentuk melalui pendidikan agama. Pendidikan agama dimaksudkan untuk
peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia. (Subyantoro, 2010 : 46 ).
Agar setiap satuan pendidikan dapat menjalankan fungsi sosialisasinya
sebagai tempat mendidik manusia muslim sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, maka hendaknya pendidikan mampu menciptakan suasana
kondusif yang memberikan peluang kepada pesertadidik untuk
mengamalkan ajaran agamanya. Dengan demikian setiap peserta didik,
pendidik, dan semua yang berada di dalam lingkungan pendidikan harus
menunjukkan perilaku yang mencerminkan ajaranagamanya yakni perilaku
keagamaan atau religiusitas.
Keagamaan atau religusitas dapat diwujudkan dalam berbagai sisi
kehidupan manusia. Aktivitas beragama tidak hanya terjadi ketika seseorang
melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan
aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapatdilihat dengan mata, tetapi
juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena
itu, keagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisiatau dimensi.
Menurut Glock & Stark sebagaimana yang dikutip oleh Muhaimin
menjelaskan bahwa agama adalah sistem simbol, sistem keyakinan,sistem
nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu berpusat
pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi
(ultimate meaning).
Ada lima macam dimensi keagamaan ,yaitu :
a. Dimensi keyakinan
b. Dimensi praktik agama
c. Dimensi pengalaman
d. Dimensi pengetahuan agama
e. Dimensi pengamalan atau konsekuensi
Secara garis besar, kelima dimensi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Dimensi keyakinan
Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang
yang religius berpegang teguh pada pandangan teologi
tertentu,mengakui keberadaan doktrin-doktrin tersebut, setiap agama
mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para
penganutdiharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi ruang
lingkupkeyakinan itu bervariasi, tidak hanya diantara agama-agama,
tapiseringkali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama.
(Djamaludin Ancok, 2003 : 77).
b. Dimensi praktik agama
Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal
yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap
agamayang dianutnya. 17 Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua
kelas penting, yaitu :
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
1. Ritual mengacu pada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formaldan
praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para penganutnya
melaksanakannya.
2. Ketaatan mempunyai perangkat tindakan persembahan yang relative
spontan, informal, dan khas pribadi. Dalam agama Islam, perintah-
perintah yang harus dilaksanakan diantaranya yaitu :
a. Sholat
b. Puasa Ramadhan
c. Zakat
d. Dimensi pengalaman
Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua
agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak
tepat jika dikatakan seseorang beragama dengan baik pada suatu
waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan langsung mengenai
kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan
kekuatan super natural. Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman
keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi dan sensasi-sensasi
yang dialami seseorang. Salah satu pengalaman agama adalah
perasaan sabar ketika mendapat ujian dari Allah.
e. Dimensi pengetahuan agama
Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang
beragama paling tidak mempunyai jumlah minimal pengetahuan
mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi.
Dimensi pengetahuan agama pada peserta didik meliputi
pengetahuan maupun materi pendidikan agama Islam yang
nantinyaakan menjadi bekal dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
bisa berperilaku sesuai dengan ajaran agama. Adapun materi
pendidikan agama Islam di pendidikan lebih cenderung bersifat teori
atau pengetahuan, namun tidak sedikit pula pendidikan yang
menekankan pada penanaman jiwa agama dengan membiasakan
sifat-sifat dan perilaku yang baik sesuai ajaran agama Islam.Materi
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
pendidikan Islam adalah ajaran Islam yang terdiri atas seluruh dasar-
dasar atau pokok-pokok ajaran Islam.
Dalam hal ini,penulis akan sedikit membahas tentang materi
pendidikan Agama Islam diantaranya yaitu:
a). Aqidah
b). Syari’ah
c). Akhlak
f. Dimensi pengamalan atau konsekuensi
Dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-akibat
keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan
seseorang dari hari ke hari.30Dimensi ini berkaitan dengan perilaku
seseorang yang dimotivasi oleh ajaran agamanya atau bagaimana
seseorang mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari –
hari. Dalamhal ini, misalnya suka menolong, menegakan kebenaran
dan keadilan,berlaku jujur, memaafkan, menjaga amanat, menjaga
lingkungan,tidak mencuri, tidak berjudi.
E. Studi Relevan
Permasalahan yang akan penulis paparkan ini sudah pernah di teliti oleh
beberapa orang/sebelumnya, yaitu:
1. Tariayah, Nim. 952 9818, tahun 2000 dengan judul “ Upaya
Masyarakat Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Tirta
Kencana Kecamatan Rimbo Bujang”. Dengan pokok pembahasan
sebagai berikut:
a). Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja
1. Kurangnya pendidikan agama
2. Pengaruh lingkungan
3. Kemajuan teknologi
b). Upaya Orang Tua dan Tokoh Masyarakat Dalam Menanggulangi
Kenakalan Remaja
1. Memberikan Pendidikan Agama
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
2. Memberikan Keterampilan Khusus
3. Mengikut Sertakan Remaja Dalam Organisasi Kepemudaan
c). Kendala yang di hadapi dan hasil yang di capai Orang Tua dan
Tokoh Masyarakat dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja
1. Masih kurangnya tingkat kepedulian Orang Tua terhadapa
Pendidikan Akhlak bagi Anak-anaknya.
2. Kurangnya kerja sama yang baik antara Orang Tua dengan tokoh
masyarakat dalam menanggulangi kenakalan Remaja
3. Kurangnya Sarana dan Prasarana yang dapat menunjang usaha
rehabilitas mental anak Remaja Nakal
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa faktor yang menyebabkan
kenakalan remaja di sebabkan kurangnya pendidikan agama terhadap anak
remaja.
2. Siti Aminah Nim: Tp. 060 271, tahun 2011, Dengan judul Skripsi “
Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya di Desa Bakti Idaman
Kecamatan Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur”
Dengan pokok pembahasan sebagai berikut :
a). Keadaan Kenakalan Remaja di Desa Bakti Idaman
1. Berkelahi
2. Minuman-minuman Keras
3. Berjudi
b). Bentuk Pelaksanaan Pendidikan Luar Sekolah di Desa Bukti Idaman
untuk Menanggulangi Kenakalan Remaja
1. Remaja Masjid
2. Pengajian antara masjid dan Isya (PAMI)
3. Majlis Taklim
c). Penanggulangan Kenakalan Remaja di Desa Bukit Idaman dan
Kendala yang di hadapi.
1. Kurangnya perhatian Orang Tua
2. Lemahnya Keadaan Ekonomi
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi
Dari hasil penelitian ini dapat di lihat bahwa penyebab terjadinya
kenakalan remaja adalah, masih kurangnya perhatian orang tua terhadap
aktivitas anak-anak mereka yang ikut-ikutan terhadap kawan mereka yang
sudah dahulu terpengaruh oleh minuman keras.
3. Solihin Nim: TP.130755, tahun 2018 dengan judul ‘’ Peran Orang Tua
Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Di Desa Tarikan Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muara Jambi’’ kenakalan remaja yang terjadi di
Desa Tarikan Kecamatan Kumpeh Ulu Kebupaten Muara Jambi sudah
sangat mengkhawatirkan karena remaja sering melakukan perbuatan yang
melanggar norma-norma seperti:
a). Keadaan Kenakalaan Remaja Di Desa Tarikan
1. Minum-minuman keras
2. Berjudi,dan
3. Kebut-kebutan di jalan raya
b). Faktor yang penyebab kenakalan remaja:
1. Kurangnya perhatian orangtua
2. Pergaulan bebas
c). Solusi mengatasi kenakanal remaja:
1. Pengawasan yang ketat dari orangtua
2. Penanaman nilai agama sedari dini
Dari ketiga skripsi/penelitian di atas mempunyai kemiripan di bagian judul
saja, pada skripsi Tariayah 2000 lebih memfokuskan penelitian pada peran
tokoh masyarakat. Sedangkan Siti Aminah 2011 dan Sholihin 2018 lebih
memfokuskan pada peran Orang tua. Sedangkan penelitian ini lebih
memfokuskan kepada Dekadensi Moral Remaja dan Peran Tokoh Masyarakat
dalam Menguatkan Perilaku Keagamaan di Keluran Dusun Kebun Kecamatan
Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Settingnya berbeda.
26 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, Kirk dan Miller dalam
Moleong mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. (Lexy J
Moleong, 2011: 3) Metode deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena
sifatnya menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain
penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang
sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari
lapangan dan kemudian dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan
lainnya sebagai upaya untuk memberikan solusi tentang menanamkan nilai-
nilai keagamaan, yang dimana lokasi Penelitian ini dilakukan di Kelurahan
dusun kebun Kecamatan Batang asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan
lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong, 2011: 5)
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan di lakukan di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan
Batang Asam, atas berbagai pertimbangan banyaknya fenomena-fenomena
yang terjadi pada remaja di kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang
Asam baik dari sering meninggalkan sholat, ketika waktu sholat maghrib
sudah mau tiba masih asik bermain, dan masalah-masalah kenakalan remaja
yang terjadi di sana.
2. Subjek Penelitian
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka
yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
a). Tokoh Masyarakat di kelurahan Dusun Kebun
b). Remaja di kelurahan Dusun Kebun
Adapun teknik pengambilan sample dan informan dalam penelitian ini
menggunakan cara snow ball sampling. Snow ball sampling adalah “proses
penyebaran sample yang seibarat bola salju, yang mulanya kecil, kemudian
semakin membesar dalam proses “Bergulir menggelindir”. (Sanafiah Faisal,
1990: 38) Sebagai subjek utama yaitu orang tua di Kelurahan Dusun Kebun
Kecamatan Batang Asam. Adapun sebagai sumber informasi untuk
memperoleh data tentang realita permasalahan remaja, metode-metode yang
diterapkan oleh tokoh masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan
pada remaja.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-
literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini,
dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder
ini digunakan sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010: 86) Yakni data yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan
(observasi) terhadap perkembangan permasalahan di kelurahan Dusun
Kebun Kecamatan Batang Asam.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah
dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: 90) Data
sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi
profil kelurahan dan struktur organisasi kelurahan Dusun Kebun
Kecamatan Batang Asam.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
dari mana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 207) Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah
subyek dari mana data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 106)
Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat
melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui
observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.
“menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain.(Jam’an Satori, 2009: 105).
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni tokoh masyarakat sekitar dan para
remaja.
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di kelurahan Dusun Kebun
Kecamatan Batang Asam.
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan remaja, baik
jumlah remaja, dan bentuk kehidupan para remaja di kelurahan Dusun
Kebun Kecamatan Batang Asam.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan
data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang
valid. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode
observasi, wawancara, dokumentasi.
1. Metode Observasi
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,
(Lexy J Moleong, 2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun
langsung kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai
dengan pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi
data yang dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati
secara langsung data yang ada di lapangan, terutama tentang data yang ada
di kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam kabupaten tanjung
jabung barat.
Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara
langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan menanamkan
nilai-nilai keagamaan di lingkungan sekitar.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a). Mengamati upaya yang di lakukan tokoh masyarakat dalam menerapkan
nilai-nilai keagamaan di kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang
Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
b). Mengamati bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam menanamkan nilai-
nilai keagamaan di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c). Memperhatikan metode-metode yang diterapkan oleh tokoh masyarakat
dalam mengatasi kenakalan remaja di Desa Dusun Kebun Kecamatan
Batang Asam.
d). Memperhatikan tanggapan tokoh masyarakat terhadap permasalahan-
permasalahan remaja yang terjadi di kelurahan Dusun Kebun
Kecamatan Batang Asam.
2. Metode Wawancara / interview
“interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”(Nasution,
2006: 113) Metode wawancara ini penulis melakukan untuk mengambil
data, dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden
dan mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti apa yang
diterangkan oleh responden, Metode ini digunakan untuk memperoleh data
atau informasi dari beberapa sumber data yang bersangkutan yaitu, Tokoh
masyarakat, remaja dan masyarakat sekitar. Sebelum penulis melalukan
wawancara, penulis sudah mempersiapkan seperangkat pertanyaan yang
berkaitan dengan penelitian.
Adapun datanya meliputi:
a). Metode yang digunakan dalam bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan di kelurahan Dusun Kebun
Kecamatan Batang Asam.
b). Cara yang digunakan di dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di
kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam.
c). Upaya-upaya tokoh masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai
keagamaan di kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam.
d). Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk metode yang
digunakan.
Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi:
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a). Interview bebas (inguided interview) dimana pewawancara bebas
menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan
dikumpulkan.
b). Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan
oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan
terperinci seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur.
c). Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin. (Suharsimi Arikunto, 2002: 132)
3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal
seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012: 138) Data
tersebut antara lain :
1). Historis dan geografis
2). Struktur Organisasi
3). Keadaan masyarakat
4). Keadaan sarana dan prasarana
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses
berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian
dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :
1. Reduksi Data
“Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi”. (Jam’an Satori, 2009: 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka
langkah selanjutnya adalah reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data
dilakukan selama penelitian berlangsung.
2. Penyajian Data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data
adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan
peneliti melalukan penarikan kesimpulan.
3. Verifikasi / Penarikan Kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka
langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya
analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama
tersebut.
F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)
Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik
pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu, ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan
temuan, diantaranya :
1. Perpanjang Keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di
lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini
dilakukan maka membatasi-membatasi gangguan dari dampak peneliti pada
konteks, membatasi kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh
dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan
waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan
data yang dikumpul. (Sugiono, 2012: 219) .
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut
secara rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Sugiono, 2012: 99) Hal ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang
timbul akibat peneliti terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun
kesalahan responden yang tidak benar dalam memberikan informasi.
3. Triangulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik
pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy J
Moleong, 2011: 178) .
Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang
berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama (lima) bulan, mulai dari Maret
2019 sampai Maret 2020, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan Ke, Tahun 2020
Maret September Januari Februari April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan penelitian
X
2 Menyusun atau
menulis konsep
x
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
proposal
3 Mengajukan judul ke
Fakultas untuk
persetujuan judul
x
4 Konsultasi dengan
dosen pembimbing
x X x X
5 Seminar proposal
x
6 Izin atau perintah
riset
x
7 Pelaksanaan riset
X
8 Penulisan konsep
skripsi
X X x
9 Konsultasi kepada
dosen pembimbing
x
10 Penggandaan skripsi
X
11 Munaqasah dan
perbaikan
12 Penggandaan skripsi
dan penyampaian
skripsi kepada tim
Penguji dan Fakultas
Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah
35 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umun
1. Historis dan Geografis
a. Historis
Asal nama Desa Dusun Kebun menurut tokoh masyarakat setempat
( Pak Sulbani Orang perintis periode orde baru Kelurahan Dusun Kebun
sekaligus pemuka agama) mulanya berasal dari Desa Tanjung Bojo
setalah adanya perkembangan masyarakat, masyarakat berkebun
dengan berjarak 2 km dari Desa Tanjung Bojo kemudian di bangunlah
sebuah Desa yang di beri nama Desa Dusun Kebun karena
penduduknya rajin berkebun.
Pada tahun 2008 adanya pemekaran kecamatan, yaitu Kecamatan
Batang Asam. Kecamatan Batang Asam merupakan salah satu dari 13
Kecamatan yang ada dalam Wilayah Pemerintahan Kabupaten Tanjung
Jabung Barat. Pusat Pemerintahan Kecamatan Batang Asam terletak di
Kelurahan Dusun Kebun. Kelurahan Dusun Kebun di bagi menjadi dua
bagian. Pertama, Kelurahan Dusun Kebun Induk penduduk Melayu Asli
Jambi yang terdiri dari 9 RT. Kedua, Keluruhan Dusun Kebun Sosial
Tayas karena di Kelurahan Dusun Kebun Sosial Tayas banyak orang
jawa yang bertransmigrasi ke Kelurahan Dusun Kebun yang terdiri dari
4 RT, setiap RT berjumlah 35 KK.
Sebelum menjadi Kecamatan Batang Asam Kecamatan Batang
Asam adalah Kecamatan Tungkal Ulu. Pada tahun 2008 terjadilah
pemekaran yang menjadikan