PEMBUATAN ALAT PERAGA MATERI SISTEM PERNAPASAN MELALUI
UJI COBA PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT MANGGIS
TERHADAP HISTOPATOLOGI PULMO MENCIT YANG TERPAPAR
ASAP ROKOK
DESAIN PENELITIAN
Oleh
WAHYU PUJI NINGRUM
NIM F16112020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
A. JUDUL PENELITIAN
PEMBUATAN ALAT PERAGA MATERI SISTEM PERNAPASAN MELALUI
UJI COBA PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT MANGGIS
TERHADAP HISTOPATOLOGI PULMO MENCIT YANG TERPAPAR
ASAP ROKOK
B. LATAR BELAKANG
Menurut Arsyad (2014: 2) menyatakan bahwa, “Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam
pemanfaatan hasil-hasil dalam proses belajar.” Pemanfaatan media dalam proses
belajar merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan guru untuk memudahkan
dalam menyampaikan suatu informasi pada kegiatan belajar di sekolah.
Untuk mempelajari mata pelajaran IPA khususnya biologi pada materi sistem
pernapasan sub materi gangguan sistem pernapasan, tidak hanya cukup dilakukan
dengan guru memberikan ceramah. Akan tetapi dibutukan suatu media yang dapat
diilustrasikan agar siswa lebih tertarik untuk belajar serta dapat lebih mudah
memahami bagian atau organ yang mengalami gangguan. Hal ini berkaitan dengan
pendapat Rusman (2013: 160) yang menyatakan bahwa, media pembelajaran
merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran; media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan
materi pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan yaitu media alat peraga.
Arsyad menyatakan bahwa,
Yang dimaksud dengan alat peraga adalah media alat peraga adalah alat bantu pembelajaran, dan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran. Alat peraga di sini mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan (Arsyad, 2014: 9).
Sehingga media alat peraga dalam pembelajaran biologi sanagt diperlukan
agar dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih memahami
materi yang bersifat abstrak dengan mengamati objek secara langsung dan bukan
konsep semata. Hal ini sesuai dengan pendapat Zain dan Djamarah (2010: 120)
bahwa, media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-
kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan
kehadiran media.
Pada sub materi gangguan sistem pernapasan telah ditemukan penyakit atau
kelainan yang menyerang sistem pernapasan yang disebabkan oleh beberapa faktor
salah satunya yaitu rokok. Rokok merupakan sumber polutan udara yang
membahayakan. Sudah terbukti bahwa merokok dapat menggangu kesehatan.
Lovastatin (2006: 83) menyatakan, ”Merokok beresiko tinggi menyebabkan terkena
serangan jantung , bronchitis kronis serta meningkatkan peluang menderita kanker
pada paru-paru, ginjal, dan kandung kemih.” Tetapi saat ini rokok masih banyak
dikonsumsi oleh sebagian masyarakat. Hampir disemua tempat dapat ditemui orang
yang sedang mengkonsumsi rokok. Asap yang dihasilkan dari rokok merupakan salah
satu penyebab polusi udara dan dapat menggangu sistem pernapasan. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (dalam Susanna, 2003),
lingkungan asap rokok adalah penyebab berbagai penyakit, dan juga dapat mengenai orang sehat yang bukan perokok. Paparan asap rokok yang dialami terus-menerus pada orang dewasa yang sehat dapat menambah resiko terkena penyakit paru-paru dan penyakit jantung sebesar 20 - 30 persen. Lingkungan asap rokok dapat memperburuk kondisi seseorang yang mengidap penyakit asma, menyebabkan bronkitis, dan pneumonia.
Asap rokok juga mengandung zat-zat kimia yang dapat merusak jaringan pada
sistem pernapasan. Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung
komponen gas dan partikel-partikel yang dibebaskan selama merokok sebanyak 5 ×
109ppm. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen
sianida, amonia, oksida dari nitrogen, dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen
partikel terdiri dari tar, nikotin,benzopiren, fenol, dan cadmium (Purnomo, Sudjino,
Trijoko, dan Suwarno Hadisusanto, 2009: 236). Jadi rokok tidak hanya
membahayakan bagi perokok aktif tapi dapat membahayakan kesehatan bagi perokok
pasif yang tanpa sengaja atau tidak sengaja menghirup asap rokok tersebut dan
mengakibatkan gangguan pada sistem pernapasan.
Terdapat beberapa cara untuk mencegah atau mengobati paru-paru yang sudah
mengalami kerusakan atau gangguan salah satunya yaitu dengan memanfaatkan
tumbuhan obat.
Menurut Nugroho (2007) menyatakan,
Kulit buah manggis setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi misalnya antiinflamasi, antihistamin, pengobatan penyakit jantung, antibakteri, antijamur bahkan untuk pengobatan atau terapi penyakit HIV. Beberapa senyawa utama kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan bertanggungjawab atas beberapa aktivitas farmakologi adalah golongan xanton. Senyawa xanton yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on and 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on (Nugroho. 2007).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya , penelitian
Nugroho, (2007), membuktikan bahwa ekstrak kulit buah manggis dan senyawa
aktifnya memiliki aktivitas farmakologi yaitu anti-alergi, anti-inflamasi, anti-oksidan,
anti-kanker, antimikroorganisme, anti-aterosklerosis, dan bahkan anti-HIV. Pada uji
toksistas, ekstrak etanol buah manggis yang mengandung senyawa aktif xanton tidak
menunjukkan toksisitas baik secara akut maupun sub-kronis. Sehingga dengan
mengkonsumsi ekstrak kulit manggis dapat memperbaiki serta menghambat
kerusakan sel pada paru-paru.
Dampak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi rokok atau menghirup asap
rokok memang tidak dapat dilihat atau dirasakan dalam jangka waktu yang singkat,
namun secara perlahan jaingan yang ada pada organ pernapasan yaitu paru-paru akan
mengalami kerusakan. Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi perlu mengamati
atau melihat histopatologi dari paru-paru yang mengalami kerusakan. Histologi (
histos, Yun., jaringan) adalah suatu ilmu yang menguraikan struktur dari hewan serta
tumbuhan secara terinci, dan hubungan antara struktur pengorganisasian sel dan
jaringan ( Ramaley, 1988:).
Patologi adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang
penyakit yang disebabkan karena perubahan struktrur dan fungsi dari sel dan jaringan
tubuh. Keadaan tubuh yang sakit disebabkan karena adanya gangguan dan penyebab
yang menimbulkan sakit. Kerusakan atau gangguan terdapat pada sel dan jaringan
tubuh atau faal yang menyimpang mengganggu tubuh sebagian atau seluruhnya
(Adam 1995: 1). Menurut (Adam, 1995: 6) menyatakan bahwa, pembagian patologi
dalam menyelidiki perubahan yang terjadi didalam tubuh (morfologi), dapat diselidiki
secara anatomi = patologi anatomi, histologi = patologi histologi, sitologi = patologi
sitologi.
Jadi histopatologi merupakan suatu ilmu cabang biologi yang mempelajari
tentang kondisi perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan yang mengakibatkan
gangguan serta menimbulkan penyakit. Dalam hal ini merokok atau menghirup asap
rokok yang dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi sel dan jaringan pada
paru-paru.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang tanaman obat yang
berpengaruh terhadap paru-paru yang terpapar asap rokok, penelitian Cahyani (2014)
terbukti bahwa ekstrak akar gantung pohon beringin (Ficus benjamina L.) dapat
menurunkan aktivitas protease dan memperbaiki sel alveoli dengan pemberian terapi
akar gantung pohon beringin sampai dosis 20mg/200g BB secara signifikan (p<0,05)
mampu menurunkan aktivitas protease dan memperbaiki kerusakan sel alveoli tikus
yang dipapar asap rokok.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan kelayakan pembuatan media alat peraga materi sistem pernapasan pada
hasil uji coba pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis terhadap gambaran
histopatologi pulmo mencit yang terpapar asap rokok
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kelayakan pembuatan media alat peraga sistem pernapasan pada
hasil uji coba pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis terhadap
histopatologi pulmo mencit yang terpapar asap rokok ?
2. Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis terhadap histopatologi
pulmo mencit yang terpapar asap rokok ?
D. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011:38).
Variabel dalam penelitian terbagi menjadi :
a. Variabel Bebas
Variabel Independen (bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat) (Sugiyono, 2011: 39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
ekstrak kulit manggis dan asap rokok.
b. Variabel Terikat
Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas) (Sugiyono, 2011:
39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Histopatologi Pulmo mencit.
c. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2011: 39). Variabel kontrol
dalam penelitian ini adalah jenis kelamin mencit dan berat badan mencit.
1. Definisi Operasional
a. Media Alat Peraga
Media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu
disebut media pembelajaran (Arsyad, 2011:4). Menurut Gerlach & Ely
(1971) (dalam Arsyad, 2011: 3) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Alat merupakan sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Alat mempunyai fungsi sebagai pelengkap
untuk mencapai tujuan proses pengajaran (Ahmadi, 2000) (dalam
Sulistyoningrum: 2012). Jadi yang dimaksud media alat peraga dalam
penelitian ini adalah alat yang digunakan dalam pembelajaran untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam melakukan
pengamatan pada materi sistem pernapasan serta sebagai alat komunikasi
untuk menyampaikan informasi dari pendidik kepada peserta didik.
b. Materi Sistem Pernapasan
Materi sistem pernapasan merupakan materi pokok dalam
pelajaran biologi yang terdapat di kelas XI SMA. Kompetensi dasar
dari materi sistem ekskresi adalah menganalisis hubungan antara
struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dan
mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
proses pernapasan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem respirasi manusia melalui studi literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi.
Jadi, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan materi sistem
pernapasan adalah materi yang akan diajarkan dengan membahas
tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan organ pernapasan
yang menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan manusia melalui
pembuatan media alat peraga.
c. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2007:
865), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
atau benda) yang ikut membentuk kepercayaan dan perbuatan
seseorang. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
adanya daya yang timbul akibat dari pemberian ekstrak kulit manggis
terhadap histopatologi pulmo mencit yang terpapar asap rokok,
sehingga dapat membuktikan bahwa pemberian ekstrak kulit manggis
dapat memperbaiki kerusakan pada jaringan pulmo mencit yang
terpapar asap rokok.
d. Ekstrak Kulit Manggis
Menurut Nugroho (2007) menyatakan bahwa,
Manggis merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Tanaman manggis berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Filipina, Papua New Guinea, Kamboja, Thailand, Srilanka, Madagaskar, Honduras, Brazil dan Australia Utara. Manggis merupakan salah satu buah unggulan Indonesia yang memiliki peluang ekspor cukup menjanjikan
Secara tradisional buah manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir dan luka. (Nugroho. 2007).
Kulit buah manggis setelah diteliti ternyata mengandung beberapa
senyawa dengan aktivitas farmakologi misalnya antiinflamasi,
antihistamin, pengobatan penyakit jantung, antibakteri, antijamur bahkan
untuk pengobatan atau terapi penyakit HIV (Nugroho, 2007). Ditemukan
2 senyawa alkaloid dar ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum
eter. Kulit kayu, kulit buah dan lateks jering Garcinia mangostana
mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit,
yaitu mangostin dan β-mangostin yang berhasil diisolasi (Wijoyo,
2008: ). Jadi ekstrak kulit manggis dalam penelitian ini merupakan
tanaman obat yang akan digunakan dalam uji coba dalam memperbaiki
kerusakan jaringan pulmo mencit yang terpapar asap rokok.
e. Histopatologi Pulmo
Histologi ( histos, Yun., jaringan) adalah suatu ilmu yang
menguraikan struktur dari hewan serta tumbuhan secara terinci, dan
hubungan antara struktur pengorganisasian sel dan jaringan ( Ramaley,
1988:).
Patologi adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari
tentang penyakit yang disebabkan karena perubahan struktrur dan fungsi
dari sel dan jaringan tubuh. Keadaan tubuh yang sakit disebabkan karena
adanya gangguan dan penyebab yang menimbulkan sakit. Kerusakan atau
gangguan terdapat pada sel dan jaringan tubuh atau faal yang
menyimpang mengganggu tubuh sebagian atau seluruhnya (Adam 1995:
1).
Menurut Underwood (1999: 6) Histopatologi adalah menemukan
dan mendiagnosa penyakit dari hasil pemeriksaan jaringan. Jadi yang
dimaksud histopatologi dalam penelitian ini yaitu untuk mendiagnosa
penyakit yang disebabkan oleh asap rokok melalui hasil pemeriksaan
jaringan pada pulmo mencit.
f. Asap Rokok
Lovastatin (2006: 83) menyatakan, ”Merokok beresiko tinggi
menyebabkan terkena serangan jantung , bronchitis kronis serta
meningkatkan peluang menderita kanker pada paru-paru, ginjal, dan
kandung kemih.”
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (dalam Susanna, 2003),
lingkungan asap rokok adalah penyebab berbagai penyakit, dan juga dapat mengenai orang sehat yang bukan perokok. Paparan asap rokok yang dialami terus-menerus pada orang dewasa yang sehat dapat menambah resiko terkena penyakit paru-paru dan penyakit jantung sebesar 20 - 30 persen. Lingkungan asap rokok dapat memperburuk kondisi seseorang yang mengidap penyakit asma, menyebabkan bronkitis, dan pneumonia.
Jadi asap rokok yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dijadikan
sebagai penyebab dari kerusakan pada jaringan paru-paru yang akan
dilihat dari histopatologi mencit yang terpapar asap rokok.
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui kelayakan pembuatan media alat peraga materi sistem pernapasan
pada hasil uji coba pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis terhadap
histopatologi pulmo mencit yang terpapar asap rokok.
2. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis terhadap
histopatoplogi pulmo mencit yang terpapar asap rokok.
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Siswa
a. Dapat memberikan informasi kepada siswa tentang dalam pembuatan
media alat peraga sehingga dapat digunakan sebagai penunjang
pembelajaran siswa pada materi sistem pernapasan.
b. Dapat memberikan variasi dalam pembelajaran dengan pembuatan media
alat peraga sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar.
2. Bagi Guru
a. Dapat memberikan informasi pada guru sehingga guru dapat
mengembangkan media pembelajaran sebagai alternatif dalam melakukan
pembelajaran di kelas untuk materi yang bersifat abstrak dan pembuatan
media alat peraga tersebut dapat di gunakan sebagai salah satu variasi
dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa.
3. Bagi Masyarakat
a. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya dari asap
rokok yang dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan pada sistem
pernapasan khususnya paru-paru.
b. Dapat memberikan informasi tentang khasiat ekstrak kulit manggis
dijadikan sebagai obat untuk mengurangi atau memperbaiki kerusakan
jaringan pada sistem pernapasan.
4. Bagi Peneliti
a. Dapat memberikan tambahan ilmu serta pengalaman langsung dalam uji
coba pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis terhadap histopatologi
pulmo mencit yang terpapar asap rokok..