DESKRIPSI TEKNOLOGI UNGGULAN
MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK DAN PEMANFAATAN
LIMBAH (Jagung-Sapi;
Program “Tanam Jagung Panen
Sapi”
Menteri Pertanian panen sayur
sayuran dari kelompok tani Desa
Hobatuwa, Kab Ende. Sayur dgn
menggunakan pupuk kompos
dari ternak kambing
Biogas dari kotoran kambing di
Desa Hobatuwa, Kab Ende
DESKRIPSI TEKNOLOGI UNGGULAN BPTP NTT (B. de Rosari
MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK DAN PEMANFAATAN
Sapi; Kakao-Kambing;TPT;Biogas)
Program “Tanam Jagung Panen
Menteri Pertanian panen sayur-
sayuran dari kelompok tani Desa
Hobatuwa, Kab Ende. Sayur dgn
kambing di
istem usahatani di lahan kering iklim kering wilayah Provinsi NTT adalah sistem
usahatani terpadu/integrasi, yakni perpaduan dari usahatani tanaman pangan,
ternak dan perkebunan. Model sistem usahatani terpadu ini merupa
resultante dari tipe biofisik, agroklimat dan sosial budaya masyarakat NTT.
Model usahatani ini berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban budaya
masyarakat NTT, sehingga banyak usaha ini dikelolah dengan manajemen yang belum
baik. Akibatnya adalah produktivitas us
terutama bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup dan produksi pertanian terutama
karena serangan hama/penyakit, perubahan alam yang mendasar dan anjloknya harga
suatu komoditas. Tetapi karena pola usahanya tidak sempurna maka
pendapatan petani yang berasal dari sumber
BPTP NTT melihat pola ini sebagai pola eksisting, berlanjut, dan lokal s
diperlukan pendampingan teknologi yang
P4MI (2003-2009) di Kabupaten Ende dirancang untuk meningkatkan produktivitas
usahatani dari pola usaha kakao-kambing. Limbah dari kakao yakni kulit biah kakao
dengan teknologi fermentasi meningkatkan kandungan gi
dan sebaliknya kotoran dari kambing dimanfaatkan sebagai pupuk/kompos untuk
tanaman kakao. Disamping sebagai kompos kotoran ternak kemudian berkembang
dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk biogas. Dampak dari pola ini te
berkembang ke kelompok/desa lain dalam Kabupaten Ende dan juga berkembang ke
Kabupaten lain misalnya Kabupaten Sikka, Ngada dan Nagekeo. Lokasi P4MI sebagai lokasi
kunjungan kelompok tani lain.
Pola integrasi jagung sapi, oleh BPTP NTT melalui kegiatan
SADI yakni melalui kegiatan PRO (Pilot Roll Out) telah memperkenalkan teknologi integrasi
usahatani jagung sapi dengan semboyan: Tanam Jagung, Panen Sapi
dasar untuk ketahanan pangan keluarga dan pengembangan ekon
diharapkan dapat mencapai produksi 5 ton/kk dengan pemanfaatan 2 ton untuk konsumsi
setahun dan 3 ton untuk membeli sapi bakalan.
baik dari Pemerintah Provinsi NTT yang telah mencanangkan NTT sebag
Provinsi Jagung. Untuk perkembangan selanjutnya adalah Pemda NTT mengadopsi pola ini
dengan semboyan yang lebih luas yakni: Tanam Jagung, Panen Ternak
Introduksi teknologi lain dalam mendukung pola integrasi ini adalah memasukkan
Tanaman Pakan Ternak (TPT) yang berkualitas ke dalam sistem usahatani misalnya
Lamtoro Taramba, Centrosema pascuorum, Calvacade, Clitoria ternateae,
scabra, Stylosanthes seabrana, Stylosanthes 184, Delicos lab lab, Stylosanthes guyanensis
Perkembangan TPT ini cukup menjanjikan. KP Lili BPTP NTT dijadikan sebagai lokasi
perbenihan TPT dan beberapa lokasi di tingkat petani. Permintaan benih TPT berasal dari
beberapa kabupaten di NTT (Rote, TTS, TTU, Belu, Flotim, Ende)
yakni dari Sulawesi Tenggara, NTB dan Jambi
dalam sistem usahatani integrasi adalah dimanfaatkan kotoran ternak sebagai sumber
energi biogas. Biogas berkembang pesat pada beberapa kabupaten yakni TTU, TTS,
Kupang, Ende, Nagekeo. Pemda Kabupaten sangat antusias untuk mengembangkan pola
ini, sehingga BPTP NTT sebagai narasumber/instruktur untuk m
kabupaten. Biogas yang dihasilkan selain sebagai sumber energi untuk masak memasak
juga telah rancang biogas untuk penerangan (listrik) murni dari kotoran ternak (tanpa
pemancing dari BBM).
de Rosari & Debie K. H)
MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK DAN PEMANFAATAN
Kambing;TPT;Biogas)
istem usahatani di lahan kering iklim kering wilayah Provinsi NTT adalah sistem
usahatani terpadu/integrasi, yakni perpaduan dari usahatani tanaman pangan,
ternak dan perkebunan. Model sistem usahatani terpadu ini merupakan
resultante dari tipe biofisik, agroklimat dan sosial budaya masyarakat NTT.
Model usahatani ini berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban budaya
masyarakat NTT, sehingga banyak usaha ini dikelolah dengan manajemen yang belum
ah produktivitas usahatani rendah. Petani memadukan pola inii
terutama bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup dan produksi pertanian terutama
karena serangan hama/penyakit, perubahan alam yang mendasar dan anjloknya harga
pola usahanya tidak sempurna maka produktivitas dan
pendapatan petani yang berasal dari sumber-sumber ini juga menjadi rendah.
BPTP NTT melihat pola ini sebagai pola eksisting, berlanjut, dan lokal spesifik maka
ngan teknologi yang mendukung pola petani ini. Melalui Program
2009) di Kabupaten Ende dirancang untuk meningkatkan produktivitas
kambing. Limbah dari kakao yakni kulit biah kakao
dengan teknologi fermentasi meningkatkan kandungan gizi untuk dijadikan oakan ternak;
dan sebaliknya kotoran dari kambing dimanfaatkan sebagai pupuk/kompos untuk
tanaman kakao. Disamping sebagai kompos kotoran ternak kemudian berkembang
dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk biogas. Dampak dari pola ini telah
berkembang ke kelompok/desa lain dalam Kabupaten Ende dan juga berkembang ke
Kabupaten lain misalnya Kabupaten Sikka, Ngada dan Nagekeo. Lokasi P4MI sebagai lokasi
Pola integrasi jagung sapi, oleh BPTP NTT melalui kegiatan komponen 2 ACIAR
SADI yakni melalui kegiatan PRO (Pilot Roll Out) telah memperkenalkan teknologi integrasi
Tanam Jagung, Panen Sapi. Pola ini didasari atas
dasar untuk ketahanan pangan keluarga dan pengembangan ekonomi keluarga. Jagung
diharapkan dapat mencapai produksi 5 ton/kk dengan pemanfaatan 2 ton untuk konsumsi
setahun dan 3 ton untuk membeli sapi bakalan. Pola ini mendapat respons yang sangat
baik dari Pemerintah Provinsi NTT yang telah mencanangkan NTT sebagai Provinsi Sapi dan
Provinsi Jagung. Untuk perkembangan selanjutnya adalah Pemda NTT mengadopsi pola ini
Tanam Jagung, Panen Ternak.
Introduksi teknologi lain dalam mendukung pola integrasi ini adalah memasukkan
Tanaman Pakan Ternak (TPT) yang berkualitas ke dalam sistem usahatani misalnya
Centrosema pascuorum, Calvacade, Clitoria ternateae, Styllosanthes
anthes seabrana, Stylosanthes 184, Delicos lab lab, Stylosanthes guyanensis
Perkembangan TPT ini cukup menjanjikan. KP Lili BPTP NTT dijadikan sebagai lokasi
perbenihan TPT dan beberapa lokasi di tingkat petani. Permintaan benih TPT berasal dari
(Rote, TTS, TTU, Belu, Flotim, Ende) dan bahkan dari luar NTT
Sulawesi Tenggara, NTB dan Jambi. Teknologi dari pemanfaatan limbah ternak
dalam sistem usahatani integrasi adalah dimanfaatkan kotoran ternak sebagai sumber
iogas. Biogas berkembang pesat pada beberapa kabupaten yakni TTU, TTS,
Kupang, Ende, Nagekeo. Pemda Kabupaten sangat antusias untuk mengembangkan pola
ini, sehingga BPTP NTT sebagai narasumber/instruktur untuk mendampingi dinas
ilkan selain sebagai sumber energi untuk masak memasak
juga telah rancang biogas untuk penerangan (listrik) murni dari kotoran ternak (tanpa
istem usahatani di lahan kering iklim kering wilayah Provinsi NTT adalah sistem
usahatani terpadu/integrasi, yakni perpaduan dari usahatani tanaman pangan,
kan
resultante dari tipe biofisik, agroklimat dan sosial budaya masyarakat NTT.
Model usahatani ini berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban budaya
masyarakat NTT, sehingga banyak usaha ini dikelolah dengan manajemen yang belum
hatani rendah. Petani memadukan pola inii
terutama bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup dan produksi pertanian terutama
karena serangan hama/penyakit, perubahan alam yang mendasar dan anjloknya harga
produktivitas dan
pesifik maka
mendukung pola petani ini. Melalui Program
2009) di Kabupaten Ende dirancang untuk meningkatkan produktivitas
kambing. Limbah dari kakao yakni kulit biah kakao
zi untuk dijadikan oakan ternak;
dan sebaliknya kotoran dari kambing dimanfaatkan sebagai pupuk/kompos untuk
tanaman kakao. Disamping sebagai kompos kotoran ternak kemudian berkembang
lah
berkembang ke kelompok/desa lain dalam Kabupaten Ende dan juga berkembang ke
Kabupaten lain misalnya Kabupaten Sikka, Ngada dan Nagekeo. Lokasi P4MI sebagai lokasi
komponen 2 ACIAR
SADI yakni melalui kegiatan PRO (Pilot Roll Out) telah memperkenalkan teknologi integrasi
Pola ini didasari atas
omi keluarga. Jagung
diharapkan dapat mencapai produksi 5 ton/kk dengan pemanfaatan 2 ton untuk konsumsi
Pola ini mendapat respons yang sangat
ai Provinsi Sapi dan
Provinsi Jagung. Untuk perkembangan selanjutnya adalah Pemda NTT mengadopsi pola ini
Introduksi teknologi lain dalam mendukung pola integrasi ini adalah memasukkan
Tanaman Pakan Ternak (TPT) yang berkualitas ke dalam sistem usahatani misalnya
losanthes
anthes seabrana, Stylosanthes 184, Delicos lab lab, Stylosanthes guyanensis.
Perkembangan TPT ini cukup menjanjikan. KP Lili BPTP NTT dijadikan sebagai lokasi
perbenihan TPT dan beberapa lokasi di tingkat petani. Permintaan benih TPT berasal dari
dan bahkan dari luar NTT
. Teknologi dari pemanfaatan limbah ternak
dalam sistem usahatani integrasi adalah dimanfaatkan kotoran ternak sebagai sumber
iogas. Biogas berkembang pesat pada beberapa kabupaten yakni TTU, TTS,
Kupang, Ende, Nagekeo. Pemda Kabupaten sangat antusias untuk mengembangkan pola
endampingi dinas
ilkan selain sebagai sumber energi untuk masak memasak
juga telah rancang biogas untuk penerangan (listrik) murni dari kotoran ternak (tanpa