EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU(Saccharum officinarum L) DI KECAMATAN LIBURENG, KABUPATEN BONE
MUHAMMAD YUSRAN SAPUTRA, Hj SAIDA, H BAHTIAR IBRAHIM
ABSTRAK
Penelitian evaluasi lahan bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik lahan, jenis tanah dan pengelompokannya serta menyusun klasifikasi kesesuaian lahan untuk tebu di Kecamatan Libureng. Survai lahan dilakukan dengan metode sistem unit lahan, terdiri dari penyusunan data dasar, penjelajahan lapangan, deskripsi tanah, pengambilan contoh, analisis di laboratorium dan penilaian kesesuaian untuk tebu. Berdasarkan hasil overlay peta administrasi, lereng dan jenis tanah dikelompokkan menjadi enam unit lahan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada unit lahan satu kelas kesesuaian lahan aktualnya sesuai marginal dengan faktor pembatas hara tersedia (S3n) dan kelas kesesuaian lahan potensialnya sangat sesuai (S1). Unit lahan dua kelas kesesuaian lahan aktualnya sesuai marginal dengan faktor pembatas hara tersedia dan potensi mekanisasi (S3sn),kelas kesesuaian lahan potensialnya sesuai marginal dengan faktor pembatas potensi mekanisasi (S3s), unit lahan tiga kelas kesesuian lahan aktualnya sesuai marginal dengan faktor pembatas retensi hara dan hara tersedia (S3fn) dan kelas kesesuian lahan potensial sangat sesuai (S1). Pada unit lahan empat kesesuaian lahan aktual sesuai marginal dengan faktor pembatas retensi hara dan hara tersedia (S3fn) dan kelas kesesuaian lahan potensialnya cukup sesuai dengan faktor pembatas potensi mekanisasi (S2s), Pada unit lahan lima kelas kesesuaian lahan aktualnya sesuai marginal dengan faktor pembatas hara tersedia (S3n) dan kelas kesesuian lahan potensialnya sangat sesuai (S1), Pada unit lahan enam kondisi lahan aktualnya sesuai marginal dengan faktor pembatas hara tersedia dan potensi mekanisasi (S3ns), kesesuaian lahan potensialnya sesuai marginal dengan faktor pembatas potensi mekanisasi (S3s).
PENDAHULUAN
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) termasuk dalam suku rumput - rumputan yang dari pangkal hingga batangnya mengandung kadar gula sampai mencapai 20%. Tanaman tebu bisa hidup mulai dataran rendah sampai dataran tinggi hingga 1400 mdpl. Tanah yang sesuai untuk tanaman tebu adalah tanah yang menjamin ketersediaan air secara optimal, keasaman tanah antara 5,5 - 7,0 dan ketersediaan unsur haranya cukup untuk mendukung pertumbuhan (Indriani, 1992).
Kesesuaian lahan mengandung pengertian kecocokan atau kesesuaian dari sebidang lahan untuk sistem penggunaan tertentu (Abdullah, 1993). Evaluasi lahan merupakan proses untuk menaksir tingkat kesesuaian lahan tersebut. Tujuan dari evaluasi kesesuaian lahan adalah untuk mendapatkan suatu kerangka yang dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat suatu model pengelolaan lahan untuk menghindari penggunaan yang salah sehingga kerusakan sumberdaya lahan dapat diminimalkan.
Selain untuk menetapkan model pengelolahan yang terbaik, evaluasi kesesuaian lahan juga dapat digunakan untuk menetukan alternatif penggunaan lahan yang paling mungkin dari suatu lahan. Penawaran-penawaran penggunaan lahan didasarkan pada kondisi pembatas yang paling minimum. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman tebu (Saccharum officinarum L ) dan persebaran kesesuaian lahan untuk tanaman tebu. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan informasi, sumbangan data dalam kegiatan perencanaan penggunaan lahan untuk tanaman tebu di daerah penelitian dan sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone pada bulan Februari Sampai Maret. Analisis contoh tanah di laboratorium kimia dan kesuburan tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survei lahan, yaitu meliputi empat tahap yaitu Pengumpulan data-data sekunder seperti : peta administrasi, peta jenis tanah, peta lereng, masing-masing dengan skala 1 : 50.000 dari Babpeda Kabupaten Bone serta data curah hujan 10 tahun terakhir dari Badan Meteorology dan Geofisika Kabupaten Maros. Hal-hal yang diamati seperti topografi, vegetasi, struktur tanah, ada tidaknya batuan permukaan, batuan singkapan, porositas, konsistensi, kedalaman tanah dan kedalaman perakaran. Contoh tanah yang diambil dari setiap unit lahan berdasarkan hasil overlay peta administrasi, jenis tanah, dan lereng.
Penentuan kelas kesesuaian lahan digunakan karakteristik lahan melalui evaluasi yaitu temperatur rata-rata tahunan, bulan kering, curah hujan rata-rata tahunan (mm), kelas drainase, tekstur tanah, kedalaman perakaran (cm), kapasitas tukar kation (KTK), pH tanah, N-total (%), P2O5 tersedia, K2O tersedia, salinitas (mmhos/cm), kemiringan lereng (%), batuan permukaan dan singkapan batuan. Kemudian dihubungkan dengan faktor penentu kelas kesesuaian lahan untuk tanaman tebu.
Penentuan kelas kesesuaian lahan ini berdasarkan pada metode FAO dengan menggunakan pendekatan pembatas. Metode evaluasi lahan yang digunakan dengan mengacu kepada faktor pembatas minimum dari karakteristik lahan. Faktor pembatas minimum tersebut merupakan kelas kesusaian lahan aktual yang dapat memberikan gambaran akan potensi lahan untuk saat ini. Dilakukannya tindakan perbaikan untuk dapat meningkatkan kelas kesesuaian lahan aktual menjadi kelas kesesuaian lahan potensial. Penentuan kelas kesesuaian lahan antara kualitas/karakteristik lahan dengan berdasarkan kriteria/karakteristik lahan tanaman tebu yang dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 3. KriteriaKesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu (CSR/FAO, 1983 Dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007)
Keterangan : td : tidak berlaku C : liat Str C : liat berstruktur L : lempung Si : debu S : pasir
Kualitas / karakteristik lahan Kelas kesesuian lahan S1 S2 S3 N1 N2
Regim Temperatur(t) - rata-rata tahunan (c)
24-30
>30-32 22-<24
>32-34 21-<22
td
>34 <21
Ketersediaan air (w) -bulan kering (<75mm) -Curah hujan /tahun (mm)
3-4
1500-2500
2-<3 1300-<1500
>4-5
>2500-300 1000-<1300
- -
>5<2 <100
Media perakaran (r) -drainase tanah Tekstur Kedalaman efektif Gambut a.kematangan b. ketebalan
baik
SL,L,SCL,Si, L,CL,SiC
>75 - -
sedang
LS,SC,Si,C
55-75
saprik <100
agkterhmbat, agak cepat
StrC
40-<55
hermik
100-150
terhambat,
cepat -
30-<40
hermik-fibrik
>150-200
sgt
terhambat, sgt cepat
krikil, pasir
<30
fibrik >200
Retensi hara (f) -KTK tanah -pH tanah
≥ tinggi 5,5-<7,5
sedang 5,0-<5,5 7,8-8,0
rendah
<5,5,>8,0
td -
- -
kegaraman (c) -salinitas (mmhos/cm)
<5
5-<8
8-10
>10
hara tersedia (n) - N-total - P2O5 - K2O
≥sedang ≥tinggi ≥tinggi
rendah sedang sedang
sgt rendah sgt rendah sgt rendah
- - -
- - -
terrain/potensi mekanisasi (s) - lereng (%) - batuan permukaan (%) - singkapan Batuan (%)
8% <3 <2
<8
3-15 2-10
>15-30 >15-40 >15-30
>30 td
>30
>40
tingkat bahaya erosi (e) SR R S B SB bahaya banjir F0 F1 F2 F3 F4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bardasarkan hasil overlay peta administrasi, jenis tanah dan lereng maka diperoleh enam unit lahan di Kecamatan Libureng (Tabel 4).
Tabel. 4 Hasil Analisis Tumpang Tindih (Overlay) Peta Jenis Tanah, Peta Lereng Dan Peta Administrasi
Unit lahan Desa Jenis tanah Kemiringan lereng (%) Luas (ha)
Unit lahan 1 Swadaya Mattiro Wale
Regosol coklat kelabu
(Entisol)
0-8 963 ha
Unit lahan 2 Swadaya Regosol coklat
kelabu (Entisol)
16-25 253,5 ha
Unit lahan 3
Matirodeceng Malinrung Bune Matiro Wale Cappage Wanua Waru Swadaya Laburasang Tappale Pitimpidang Polewali Mario Ponre Ponre
mediteran (Alfisol)
0-8
10917,4 ha
Unit lahan 4
Matirodeceng Bune Wanuawaru Mario Ponre Ponre
mediteran (Alfisol)
9-15 1436,5 ha
Unit lahan 5 Malinrung Cappage Suwa
Grumusol kelabu
tua (Vertisol)
0-8 3819,4 ha
Unit lahan 6 Cappage Suwa
Grumusol kelabu tua
(Vertisol) 16-25 473,2 ha
Total 17863 ha
Pada Kecamatan Libureng terdapat enam unit lahan dimana setiap unit lahannya tersebar di beberapa desa dengan luas total yakni 17863 ha adapun jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Libureng terdapat 3 jenis yaitu Regosol Coklat Kelabu, Mediteran, Grumosol Kelabu Tua, sementara itu juga terdapat kemiringan lereng dengan nilai yang bervariasi antara 0-25%.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan hasil matching antara karakteristik lahan dengan kriteria kesesuaian lahan menurut standar CRF/FAO (1983) maka diperoleh kelas kesesuaian lahan pada tiap-tiap unit lahan, sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Tabel. 5 Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Pada Unit Lahan Satu
Karakteristik /kualitas lahan Nilai Aktual Perbaikan Potensial
Temperatur (t) Temperatur tanah
260C
S1
S1
Ketersediaan air (w) Bulan kering (<75 mm) CH/thn. (mm)
3 1961
S1 S1
S1 S1
Media perakaran (r) Drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif
Baik Lempung berliat 80
S1 S1 S1
S1 S1 S1
Retensi hara (f) KTK tanah pH tanah
24,52 6,14
S2 S1
+Bahan organik
S1 S1
Hara tersedia (n) N-Total P2O5 K2O
0,24 22,41 11,52
S1 S2 S3
+ fospor ++ pupuk K
S1 S1 S1
Potensi Mekanisasi (s) Lereng (%) Batuan permukaan (%) Singk. Batuan (%)
0-8 2 1
S1 S1 S1
S1 S1 S1
Bahaya erosi (e) SR S1 S1 Bahaya banjir (b) F0 S1 S1
S3-n S1
Keterangan + = upaya pengelolaan sedang ++ = upaya pengelolaan tinggi S1 = sangat sesuai S2 = cukup sesuai S3 = sesuai marginal
Hasil analisis pada unit lahan 1 ditemukan tingkat kesesuaian lahan aktual pada 3 kategori yaitu S1 (sangat sesuai), S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai marginal). Adanya kategori kesesuaian lahan ditemukan pada temperatur, ketersediaan air, media perakaran dan potensi mekanisasi, sedangkan kategori S2 (cukup sesuai) ditemukan pada karakteristik lahan retensi hara (KTK tanah) yang tersedia dalam tanah tergolong rendah 24,52, me/100g dan hara tersedia (P2O5) tersedia dalam tanah yang tergolong rendah 22,4 ppm. Adapun kelas kesesuaian lahan S3 ditemukan pada karakteristik lahan hara tersedia (K2O) 11,52 mg/100g. Dengan demikian, pada tingkat kesesuaian lahan aktual yang menunjukkan adanya faktor pembatas lahan yaitu S3-n
Kelas kesesuaian lahan aktual S3-n memperlihatkan bahwa terdapat faktor pembatas pada unit lahan 1, adanya faktor pembatas ini membutuhkan upaya perbaikan tingkat tinggi melalui penambahan unsur kalium sehingga pada kondisi lahan aktualnya menjadi S2-nf pada kondisi lahan aktual ini masih dapat diperbaiki dengan tingkat pengolahan sedang seperti penambahan bahan organik dan fospor sehingga kelas kesesuaian lahannya meningkat. Melalui upaya-upaya perbaikan tersebut sehingga terjadi peningkatan kualitas lahan aktual S3-n menjadi kesesuaian lahan potensial yaitu sangat sesuai (S1).
Tabel. 6 Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Pada Unit Lahan Dua
Keterangan + = upaya pengelolaan sedang ++ = upaya pengelolaan tinggi x S1 = sangat sesuai S2 = cukup sesuai S3 = sesuai marginal Hasil analisis tingkat kesesuaian lahan pada unit lahan 2 ditemukan pada tiga kelas, yaitu S1, S2 dan S3. Kondisi lahan aktual S2 (cukup sesuai) ditemukan adanya faktor pembatas lahan pada S2-nfe dengan karakteristik lahan retensi hara yaitu (KTK tanah) 15,32, me/100g dan pada karakteristi lahan hara tersedia yaitu (N-total) 0,16,%, (P2O5) 16,33 ppm serta karakteristi lahan pada variabel bahaya erosi yang rendah. Sedangkan kelas kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal) ditemukan pada S3-ns di mana pada karakteristi lahan ketersediaan hara (K2O) yang tersedia 13,65 mg/100g dan pada karakteristik lahan pada variabel potensi mekanisasi (lereng) 16-25%, pada tingkat kesesuaian lahan aktual ini menujjukan adanya faktor pembatas lahan yaitu S3-ns.
Upaya perbaikan tingkat tinggi pada kondisi lahan aktual S3-ns dilakukan dengan cara penambahan unsur kalium sehingga kondisi lahan aktualnya menjadi S2-nfe pada kondisi lahan aktual ini juga dilakukan upaya perbaikan tingkat sedang melalui penambahan bahan organik dan penambahan fosfor serta kalium . Selain itu kondisi lereng sebagai faktor pembatas yang tidak dapat diperbaiki. Dengan melakukan berbagai upaya perbaikan pada kondisi lahan aktual maka kondisi lahan potensialnya sesuai marginal dengan faktor pembatas utama yaitu kemiringan lereng (S3-s).
Karakteristik /kualitas lahan Nilai Aktual Perbaikan Potensial
Temperatur (t) Temperatur tanah
260C
S1
S1
Ketersediaan air (w) Bulan kering (<75 mm) CH/thn. (mm)
3 1961
S1 S1
S1 S1
Media perakaran (r) Drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif
Baik Liat 80
S1 S1 S1
S1 S1 S1
Retensi hara (f) KTK tanah pH tanah
16,32 5,96
S2 S1
+Bahan organik
S1 S1
Hara tersedia (n) N-Total P2O5 K2O
0,16 16,33 13,65
S2 S2 S3
+pemupukan
S1 S1 S1
Potensi Mekanisasi (s) Lereng (%) Batuan permukaan (%) Singk. Batuan (%)
16-25 2 1
S3 S1 S1
-
S3 S1 S1
Bahaya erosi (e) R S2 +usaha konservasi tanah
S1
Bahaya banjir (b) F0 S1 S1 S3-ns S3-s
Tabel. 7 Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Pada Unit Lahan Tiga
Karakteristik /kualitas lahan Nilai Aktual Perbaikan Potensial
Temperatur (t) Temperatur tanah
260C
S1
S1
Ketersediaan air (w) Bulan kering (<75 mm) CH/thn. (mm)
3 1961
S1 S1
S1 S1
Media perakaran (r) Drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif
Baik Liat 80
S1 S1 S1
S1 S1 S1
Retensi hara (f) KTK tanah pH tanah
15,58 5,72
S3 S1
++bahan organik
S1 S1
Hara tersedia (n) N-Total P2O5 K2O
0,16 16,85 12,55
S2 S2 S3
++pupuk
S1 S1 S1
Potensi Mekanisasi (s) Lereng (%) Batuan permukaan (%) Singk. Batuan (%)
0-8 2 1
S1 S1 S1
S1 S1 S1
Bahaya erosi (e) SR S1 S1 Bahaya banjir (b) F0 S1 S1
S3-fn S1
Keterangan + = upaya pengelolaan sedang ++ = upaya pengelolaan tinggi S1 = sangat sesuai S2 = cukup sesuai S3 = sesuai marginal Kondisi lahan aktual S2 cukup sesuai ditemukan adanya faktor pembatas lahan pada hara yang tersedia S2-n, pada karakteristik lahan hara tersedia (N-total) 0,16% dan (P2O5)dengan nilai 16,85 ppm. Sedangkan kelas kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal) ditemukan pada S3-fn di mana pada karakteristik lahan retensi hara terindikasi dengan (KTK tanah) 15,58 me/100g dan karakteristik lahan pada variabel ketersediaan hara (K2O) 12,55 mg/100g. Dengan demikian pada tingkat kesesuaian lahan yang menunjukkan adanya faktor pembatas lahan yaitu S3-fn.
Kelas kesesuaian lahan aktual S3-fn adanya faktor pembatas ini membutuhkan upaya perbaikan tingkat tinggi melalui penambahan bahan organik dan kalium sehingga kondisi lahan aktualnya S2-n upaya perbaikian juga dilakukan dengan penambahan unsur nitrogen dan fospor dengan tingkat pengolahan sedang. Adanya upaya perbaikan tersebut meningkatkan kelas kesesuaian lahan aktual S3-fn menjadi kesesuaian lahan potensial yaitu sangat sesuai (S1).
Tabel. 8 Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Pada Unit Lahan Empat
Karakteristik /kualitas lahan Nilai Aktual Perbaikan Potensial
Temperatur (t) Temperatur tanah
260C
S1
S1
Ketersediaan air (w) Bulan kering (<75 mm) CH/thn. (mm)
3 1961
S1 S1
S1 S1
Media perakaran (r) Drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif
Baik Liat 80
S1 S1 S1
S1 S1 S1
Retensi hara (f) KTK tanah pH tanah
30,25 8,26
S1 S3
++ belerang S1 S1
Hara tersedia (n) N-Total P2O5 K2O
0,22 32,25 10,25
S1 S2 S3
++ pupuk K S1 S1 S1
Potensi Mekanisasi (s) Lereng (%) Batuan permukaan (%) Singk. Batuan (%)
9-15 2 1
S2 S1 S1
S2 S1 S1
Bahaya erosi (e) SR S1 S1 Bahaya banjir (b) F0 S1 S1
S3-fn S2-s
Keterangan + = upaya pengelolaan sedang ++ = upaya pengelolaan tinggi S1 = sangat sesuai S2 = cukup sesuai S3 = sesuai marginal Lahan aktual pada unit lahan 4, ditemukan kesesuaian lahan pada S1, S2, dan S3. Kategori kesesuaian lahan S2 dicirikan pada kondisi aktual S2-ns yaitu karakteristik lahan ketersediaan hara (P2O5) 32,25 ppm serta karakteristik lahan potensi mekanisasi (lerang) 9-15 % . Sedangkan kondisi lahan aktual S3-fn dicirikan pada karakteristik lahan retensi hara (pH tanah) 8,26 dan pada karakteristik lahan hara tersedia (K2O) 10,25 mg/100. Dengan demikian pada tingkat kesesuaian lahan aktual yang menunjukkan adanya faktor pembatas lahan yaitu S3-fn.
adanya faktor pembatas ini masih dapat ditingkatkan kelas kesesuaian lahannya dengan melakukan upaya-upaya perbaikan lahan tingkat tinggi dan penambahan belerang untuk menetralkan pH tanah serta penambahan unsur kalium sehingga kondisi lahan aktualnya menjadi S2-ns dengan kondisi faktor pembatas ini juga dilakukan upaya perbaikan tingkat sedang dengan penambahan unsur fospor dengan faktor pembatas lereng yang tidak dapat diperbaiki. Setelah dilakukan upaya-upaya perbaikan pada unit lahan aktual S3-fn maka kelas kesesuaian lahan potensialnya meningkat menjadi cukup sesuai dengan faktor pembatas kemiringan lereng (S2-s).
Tabel. 9 Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Pada Unit Lahan Lima
Karakteristik /kualitas lahan Nilai Aktual Perbaikan Potensial
Temperatur (t) Temperatur tanah
260C
S1
S1
Ketersediaan air (w) Bulan kering (<75 mm) CH/thn. (mm)
3 1961
S1 S1
S1 S1
Media perakaran (r) Drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif
Baik Liat 80
S1 S1 S1
S1 S1 S1
Retensi hara (f) KTK tanah pH tanah
17,58 5,28
S2 S2
+bahan organik + pengapuran
S1 S1
Hara tersedia (n) N-Total P2O5 K2O
0,14 15,63 11,52
S1 S2 S3
pupuk K
S1 S1 S1
Potensi Mekanisasi (s) Lereng (%) Batuan permukaan (%) Singk. Batuan (%)
0-8 2 1
S1 S1 S1
S1 S1 S1
Bahaya erosi (e) SR S1 S1 Bahaya banjir (b) F0 S1 S1
S3-n S1
keterangan + = upaya pengelolaan sedang ++ = upaya pengelolaan tinggi s1 = sangat sesuai S2 = cukup sesuai S3 = sesuai marginal Hasil analisis kesesuaian lahan pada unit lahan 5 ditemukan tingkat kesesuaian lahan aktual pada 3 kategori yaitu kategori S1,S2, dan S3. Kondisi lahan aktual S2-fn ditemukan pada karakteristik lahan retensi hara (KTK tanah) dengan nilai 17,58 me/100g dan (pH tanah) 5,28 sedangkan pada karakteristik lahan ketersediaan hara (P2O5) tersedia dalam tanah sebesar 15,63 ppm. Sedangkan kelas kesesuaian lahan S3-n ditemukan pada karakteristik lahan hara tersedia (K2O) dengan nilai 11,52 mg/100g. Dengan demikian tingkat kesesuaian lahan aktualnya yaitu S3-n.
Adanya faktor pembatas pada kondisi lahan aktual S3-n, membutuhkan upaya perbaikan tingkat tinggi melalui penambahan unsur kalium sehingga kondisi lahan aktualnya S2-fn dimana kondisi lahan aktual ini dilakukan upaya perbaikan tingkat sedang dengan melakukan penambahan bahan organik dan pengapuran. Dengan adanya upaya perbaikan tingkat tinggi pada kondisi lahan aktual S3-n sehingga pada kondisi kesesuaian lahan potensialnya meningkat yaitu sangat sesuai (S1).
Tabel 10. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Pada Unit Lahan Enam
Karakteristik /kualitas lahan Nilai Aktual Perbaikan Potensial
Temperatur (t) Temperatur tanah
260C
S1
S1
Ketersediaan air (w) Bulan kering (<75 mm) CH/thn. (mm)
3 1961
S1 S1
S1 S1
Media perakaran (r) Drainase tanah Tekstur tanah Kedalaman efektif
Baik Lempung berliat 80
S1 S1 S1
S1 S1 S1
Retensi hara (f) KTK tanah pH tanah
22,65 6,67
S2 S1
+bahan organik
S1 S1
Hara tersedia (n) N-Total P2O5 K2O
0,22 21,52 10,98
S1 S2 S3
++pupuk K
S1 S1 S1
Potensi Mekanisasi (s) Lereng (%) Batuan permukaan (%) Singk. Batuan (%)
16-25 2 1
S3 S1 S1
S3 S1 S1
Bahaya erosi (e) R S2 +usaha konservasi tanah
S1
Bahaya banjir (b) F0 S1 S1 S3-ns S3-s
Keterangan + = upaya pengelolaan sedang ++ = upaya pengelolaan tinggi S1 = sangat sesuai S2 = cukup sesuai S3 = sesuai marginal Pada unit lahan 6 kondisi lahan aktual S2-fne dimana pada karakteristik lahan retensi hara (KTK tanah) dengan nilai 22,65 me/100g dan pada karakteristik lahan ketersediaan hara (P2O5) 21,52 ppm. Sedangkan kategori kelas lahan S3 dicirikan dengan kondisi aktual S3-ns dimana karakteristik lahan pada variabel ketersediaan hara (K2O) tersedia dalam tanah yaitu 10,98 mg/100g dan pada karakteristik lahan pada variabel potensi mekanisasi dengan kriteria (lereng) 16-25 % yang merupakan faktor pembatas utama lahan. Dengan demikian pada tingkat kesesuaian lahan aktual yang menunjukkan adanya faktor pembatas lahan yaitu S3-ns.
Kondisi lahan aktual S3-ns adanya faktor pembatas ini memerlukan upaya perbaikan tinggi dengan upaya penambahan unsur kalium serta kemiringan lereng yang tidak dapat diperbaiki sehingga kelas kesesuaian aktulnya menjadi S2-fne dengan upaya perbaikan tingkat sedang yaitu upaya penambahan bahan organik dan penambahan unsur fospor serta usaha konservasi tanah. Dengan melakukan berbagai upaya perbaikan pada kondisi lahan aktual maka kondisi kesesuaian lahan potensial menjadi sesuai marginal dengan faktor pembatas utama yaitu kemiringan lereng (S3-s).
Berdasarkan keenam unit lahan yang menjadi sampel penelitian, maka dapat diketahui faktor-faktor pembatas bagi unit-unit lahan yang ada di kecamatan libureng yaitu tingkat lereng dan ketersediaan unsur hara, utamanya P2O5 tersedia, KTK tanah dan K2O dalam tanah.
Tabel 11. Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Dan Potensial Pada Setiap Unit Lahan Di Kecamatan Libureng
Unit Lahan Kelas Kesesuain Lahan
Aktual Upaya Pengelolaan Dan Perbaikan Potensial
Unit lahan 1 S3-n + bahan organik ++ pupuk S1
Unit lahan 2 S3-ns + bahan Organik ++ pupuk + usaha konservasi tanah
S3-s
Unit lahan 3 S3-fn + bahan organik ++ pupuk S1
Unit lahan 4 S3-fn + unsur belerang ++ pupuk + usaha konservasi tanah
S2-s
Unit lahan 5 S3-n + bahan organik ++ pupuk S1
Unit lahan 6 S3-ns + bahan Organik ++ pupuk + usaha konservasi tanah
S3-s
Kelas kesesuaian lahan aktual pada setiap unit-unit lahan yang ada di Kecamatan Libureng dan kelas lahan potensial, disajikan pada tabel 10. Berdasarkan hasil proses metching antara karakteristik lahan dengan kriteria kesesuaian lahan, maka setiap lahan mempunyai kelas kesesuaian S1, S2, dan S3 pada kondisi lahan aktual. Setelah di adakan upaya-upaya perbaikan lahan, maka lahan dapat menjadi lebih potensial.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Di Kecamatan Libureng terdapat enam unit lahan dimana kelas kesesuaian lahan aktual unit lahan 1 dan unit lahan 5 sama yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas hara tersedia (S3-n), pada unit lahan 2 dan unit lahan 6 kelas kesesuaian lahan aktualnya sesuai marginal dengan faktor pembatas hara tersedia dan potensi mekanisasi (S3-ns). Sedangkan pada unit lahan 3 dan unit lahan 4 kelas kesesuaian aktualnya sama yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas retensi hara dan hara tersedia (S3-fn).
Setelah melakukan upaya pengelolaan dan perbaikan pada setiap unit kelas kesesuaian lahan aktual maka kelas kesesuain lahan potensial pada unit lahan 1, unit lahan 2 dan unit lahan 3 sangat sesuai (S1) sementara itu pada unit lahan 2 dan unit lahan 6 menunjukkan hasil yang berbeda yaitu sesuain marginal, sesuai marginal denga faktor pembatas kemiringan lereng (S3-s), begitu pula pada unit lahan 4 kelas kesesuain lahan potensial cukup sesuai dengan faktor pembatas kemiringan lereng (S2-s).
Saran
Usaha perbaikan pada unit lahan yang berpotensi perlu di kembangkan untuk tanaman-tanaman perkebunan seperti tanaman tebu dan perlu adanya pemetaan sumberdaya lahan yang potensial bagi pengembangan tanaman tebu sesuai klasifikasi produktifitas lahan sehingga dapat memaksimalkan potensi lahan yang tersedia.
Upaya perbaikan lahan pada kelas kesesuaian lahan S3 dapat dilakukan dengan perbaikan sifat kimia tanah melalui upaya pemupukan N-P-K dan pengapuran secara berimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah T.S. 1993. Survai Tanah dan Evaluasi lahan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonim, 2010 persaratan tumbuh dalam usaha budidaya tebu Maju bersama UKM ( http://binaukm.com ) di akses pada tanggal 21 – 1 – 2013
Arsyad, 1989. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Aphani. 2001. Evaluasi Sumberdaya lahan. Tarsito, Bandung.
Buckman dan Brady, 1982. Unsure hara dalam tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Churmen, I. 2001. Menyelamatkan industri gula Indonesia. Millenium Publisher. Jakarta.
CSR/FAO Staff, 1983, Recconaissance Land Resources Survey 1:250.000 Scale Atlas Format Procedures, Centre for Soil Research, Bogor.
Djaenuddin dan Basuni, 1993. Evaluasi Lahan, Materi Lahan. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
FAO, Food And Agriculture Organization Of The United Nations. 1976. A Framework for Land Evaluation. FAO Soils Bulletin No 32, Rome
Hardjowigeno, S., 1985. Ilmu Tanah, Jakarta, CV. Akademika Pressindo.
Indriani. 1992. Pembudidayaan Tebu diLahan Sawah dan Tegalan. Penebar swadaya. Jakarta
Jusmin basri 1987“ Rendemen Tebu Liku-liku Permasalahannya”, Kanisius. Yogyakarta.
Mashima. 1999. Kimia Tanah. Makassar.
Pambudy R. 2003. Tebu dan gula milik siapa. Dewan Gula Indonesia, Jakarta.
Sarwono Hardjowigeno, Widiatmaka, 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Gajah Mada University, Yogyakarta
Sitorus, S. R. P, 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito, Bandung.
Widyaningsih, J. 1985. Evaluasi Lahan. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,Universitas Brawijaya, Malang.
Widjajanto dan Myauchi, 2002. Evaluas kesesuaian lahan. Gajah Mada University, Yogyakarta.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU(Saccharum officinarum L) DI KECAMATAN LIBURENG,
KABUPATEN BONE
MUHAMMAD YUSRAN SAPUTRA
082280034
Di Setujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir Hj SAIDA. MSi Ir. H BAHTIAR IBRAHIM. MS