EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN
DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN
DI PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untuk memenuhi syarat-syarat mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Disusun:
Desy Natalia Anggorowati
207025000564
JURUSAN NON REGULER ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M
ii
EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM OTOMASI BAPETEN
DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN
DI PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untuk memenuhi syarat-syarat mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh
Desy Natalia Anggorowati
NIM: 207025000564
Di bawah bimbingan,
Ade Abdul Hak, M. Hum
NIP: 19710301 200003 1 002
JURUSAN NON REGULER ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli Saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar starta I di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya Saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka Saya bersedia menerima
sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 17 Jnuari 2010
Desy Natalia Anggorowati
i
ABSTRAK
DESY NATALIA ANGGOROWATI
Evaluasi Perbandingan Sistem Otomasi Bapeten Dengan Sistem Otomasi Senayan Di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Sistem otomasi perpustakaan memegang peranan yang cukup penting, karena dengan sistem otomasi perpustakaan, suatu perpustakaan dapat mengerjakan kegiatan rutinnya dengan maksimal. Perangkat lunak merupakan salah satu komponen penting dalam sistem otomasi. Penggunaan perangkat lunak dapat dilakukan dengan cara mengembangkan sendiri, mengontrakan keluar dan membeli perangkat lunak yang sudah jadi. Perpustakaan Bapeten telah menggunakan perangkat lunak buatan Tim IT Bapeten sendiri, sebut saja sistem otomasi bapeten, namun kemudian sistem otomasi bapeten ini diganti dengan sistem otomasi senayan. Sistem otomasi senayan adalah program otomasi yang dapat diperoleh secara gratis. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perbandingan kualitas sistem otomasi bapeten dengan sistem otomasi senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Empat sub variabel yang dijadikan standar evaluasi kualitas yaitu kebenaran, reliabilitas, integritas dan usabilitas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sistem otomasi senayan memperoleh nilai baik untuk semua sub variabel, sedangkan sistem otomasi bapeten diperoleh satu sub variabel bernilai baik, dua sub variabel bernilai cukup dan satu sub variabel bernilai tidak baik.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur senantiasa tercurah kepada Allah SWT, Tuhan Semesta
Alam yang telah memberikan kasih sayang, karunia, keberkahan dan rahmat-Nya
sehingga hamba-Nya yang penuh kekurangan ini dapat menyelesaikan pendidikan
hingga ke perguruan tinggi (program S1). Semoga shalawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Nabi besar Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat,
keluarga, serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Penulisan skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Peprustakaan (S. IP) pada Program Studi Ilmu
Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi yang berjudul “Evaluasi Perbandingan Sistem Otomasi Bapeten Dengan
Sistem Otomasi Senayan Di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir” ini
mengevaluasi kualitas Sistem Otomasi Bapeten dengan sistem Otomasi Senayan
di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak berjasa dalam penyelesaiaan pendidikan penulis, dan membantu selama
penyelesaiaan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Abdul Chair, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
2. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan
4. Bapak Ade Abdul Hak, M. Hum selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak mencurahkan ilmu dan pikirannya untuk Penulis serta banyak
membantu Penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Adab dan Humaniora khususnya Jurusan Ilmu
Perpustakaan yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini dan Para
Karyawan Bagian Tata Usaha, Karyawan Perpustakaan Adab dan
Humaniora serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
yang telah membantu proses kelancaran administrasi dalam pembuatan
skripsi ini.
6. Kepala Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Staf Perpustakaa
dan Staf pengelola data Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang memberikan
ilmu dan kesempatan pada Penulis untuk menyusun skripsi.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Dies Santoso (Alm) dan Ibu Maryana
yang dengan sabar mendidik, membina dan memelihara anak-anaknya
serta doa-doa yang senantiasa mengalir dalam setiap ibadahnya sehingga
penulis bisa melanjutkan pendidikan sampai dengan perguruan tinggi.
8. Adek tercinta yang telah memberikan semangat.
9. Suamiku Thoyyib Hadi Fansyuri atas motivasinya untuk cepat
menyelesaikan kuliah ini.
10. Kepada seluruh teman-teman Non Regular Ilmu Perpustakaan angkatan
2007, teman teman kost griya kartini serta teman teman di Bapeten.
Tiada gading yang tak retak, selalu ungkapan itulah yang lebih pantas
disampaikan, ketika penulis menyadari, mungkin penulisan skripsi ini terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun terhadap perbaikan skripsi ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ciputat, 17 Januari 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah............................................................... 4
D. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian………………………………….....….... 5
F. Metode Penelitian ………………………………..……..….. 5
G. Sistematika Penulisan……………………………......…....... 6
BAB II: TINJAUAN TEORITIS
A. Sistem Otomasi ………………..……………………..…..... 8
1. Definisi Sistem …….........………………………….…... 8
2. Definisi Otomasi……..........………………………..….... 9
3. Sistem Otomasi Perpustakaan…..........……………..…... 9
4. Tujuan Sistem Otomasi Perpustakaan….........……..….... 10
5. Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan.................................. 10
a. Pengguna……………………..........………................ 11
b. Perangkat Keras……………...........…….…................ 11
c. Perangkat Lunak……………...........…….................... 12
d. Perangkat Jaringan…………...........……..................... 13
e. Perangkat Data………………..........….…................... 13
f. Manual.......................................................................... 14
g. Cakupan Sistem Otomasi Perpustakaan……............... 15
v
B. Perangkat Lunak………………………………………........ 15
1. Definisi Perangkat Lunak................................................ 15
2. Pengelompokan Perangkat Lunak................................... 16
3. Perangkat Lunak Menurut Biaya………......................... 17
C. Teori Kualitas Perangkat Lunak……………………............ 19
1. Kebenaran…………........…………………………...... 20
2. Reliabilitas………......……..........………………......... 20
3. Efisiensi………………………….......……………....... 20
4. Integritas………………………..…..........…………..... 20
5. Usabilitas…………..………………….........………..... 20
6. Maintanabilitas…………...……………........……........ 20
7. Fleksibilitas…………………………......………...…... 20
8. Testabilitas…………………….………..........……...... 20
9. Portabilitas……………………………...........….......... 20
10. Reusabilitas………………………….......…………..... 20
11. Interoperabilitas…………………......…….………….. 20
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian……......…………………….……...….... 21
B. Variabel Penelitian……..….....………………….……......... 21
C. Jenis Data…………………....…………………....….…...... 22
D. Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data…….....…..…......... 23
E. Tehnik Analisa Data …………………..….....………..….... 23
F. Pegujian Validitas Data……………….......…………...….... 24
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BADAN
PENGAWAS TENAGA NUKLIR
A. Sejarah Singkat Perpustakaan BAPETEN……….......…...... 25
B. Struktur dan Organisasi Perpustakaan BAPETEN…............ 25
C. Koleksi Perpustakaan BAPETEN…….….....…………........ 26
D. Sistem dan Jenis Layanan Perpustakaan BAPETEN............. 26
E. Fasilitas Perpustakaan BAPETEN……………......….......... 27
F. Sejarah Sistem Automasi Perpustakaan BAPETEN............ 27
vi
BAB V : HASIL PENELITIAN
A. Evaluasi sistem otomasi bapeten dengan sistem otomasi
senayan di Perpustakaan BAPETEN…............……….........
61
BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan…………….......…………………………......... 70
B. Saran…….…………….......………………………....…....... 71
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 72
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Parameter variabel kualitas perangkat lunak………………………... 22
Tabel 2. Koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir…………….. 26
Tabel 3. Peralatan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir…………… 27
Tabel 4. Gambaran perbedaan modul sistem otomasi Bapeten dengan
sistem otomasi
Senayan…………………………………………………….
60
Tabel 5. Standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem
otomasi Senayan…………………………………………………….
62
Tabel 6. Hasil evaluasi sub variabel kebenaran sistem otomasi Bapeten
dengan sistem otomasi Senayan……………………………………..
64
Tabel 7. Rincian indikator sub variabel reliabilitas sistem otomasi Bapeten
dengan sistem otomasi Senayan……………………………………..
65
Tabel 8. Hasil evaluasi sub variabel integritas sistem otomasi Bapeten
dengan sistem otomasi Senayan……………………………………..
66
Tabel 9. Hasil evaluasi sub variabel usabilitas sistem otomasi Bapeten
dengan sistem otomasi Senayan……………………………………..
67
Tabel 10. Hasil evaluasi sub variabel penelitian……………………………… 69
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model dasar sistem informasi…………………………………….. 14
Gambar 2. Model pengembangan sistem informasi………………………….. 14
Gambar 4. Admin group..................................................................................... 29
Gambar 5. Add new group................................................................................. 29
Gambar 6. Admin all kategori............................................................................ 30
Gambar 7. Input kategori baru........................................................................... 30
Gambar 8. Admin item pustaka.......................................................................... 31
Gambar 9. Input item pustaka............................................................................ 31
Gambar 10. Entry data bibliografi baru………………………………………. 33
Gambar 11. Menambah item/ kopi……………………………………………. 34
Gambar 12. Bibliographic list………………………………………………… 35
Gambar 13. Edit bibliography………………………………………………... 35
Gambar 14. Item list…………………………………………………………... 36
Gambar 15. Edit item…………………………………………………………. 37
Gambar 16. Checkout item……………………………………………………. 37
Gambar 17. Proses import bibliography……………………………………… 38
Gambar 18. Proses eksport bibliography……………………………………... 39
Gambar 19. OPAC detail sistem otomasi Bapeten…………………………... 39
Gambar 20. Advanced search OPAC sistem otomasi Bapeten………………. 40
Gambar 21. OPAC detail sistem otomasi Bapeten…………………………... 40
Gambar 22. OPAC sistem otomasi Senayan………………………………….. 41
Gambar 23. OPAC detail sistem otomasi Senayan…………………………… 41
Gambar 24. XML OPAC sistem otomasi Senayan…………………………… 42
Gambar 25. List data anggota……………………………………………….... 42
Gambar 26. Form add new member………………………………………….. 43
Gambar 27. Member type……………………………………………………... 44
Gambar 28. Member import…………………………………………………... 44
Gambar 29. Member eksport………………………………………………….. 45
Gambar 30. Proses sirkulasi………………………………………………....... 46
ix
Gambar 31. Quick return……………………………………………………... 46
Gambar 32. Loan rules……………………………………………………....... 47
Gambar 33. Loan history……………………………………………............... 47
Gambar 34. Stock take history……………………………………………....... 48
Gambar 35. Current stock take……………………………………………….. 48
Gambar 36. Stockt take report………………………………………………... 49
Gambar 37. Finish stock take…………………………………………………. 49
Gambar 38. Current lost item………………………………………………… 50
Gambar 39. Tampilan statistik koleksi………………………………….......... 50
Gambar 40. Loan report menu……………………………………………....... 51
Gambar 41. Membership report…………………………………………......... 51
Gambar 42. Konfigurasi global senayan……………………………………… 52
Gambar 43. Module list………………………………………………….......... 52
Gambar 44. Add new module…………………………………………………. 53
Gambar 45. Menu user………………………………………………………... 53
Gambar 46. Tambah user……………………………………………………... 54
Gambar 47. User groups……………………………………………………… 54
Gambar 48. Set holiday……………………………………………………….. 55
Gambar 49. Add special holiday……………………………………………… 55
Gambar 50. Form untuk membuat barcode…………………………………... 56
x
DAFTAR BAGAN
Bagan1. Struktur organisasi internal Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir…………………………………………………………………...….
25
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah MelakukanPenelitian Skripsi
Lampiran 4 Surat Keterangan Penguji Skripsi
Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Staf Pengelola Data BAPETEN
Lampiran 6 Hasil Wawancara dengan Pustakawan Fakultas Geologi UGM
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ledakan informasi saat ini berdampak pada banyaknya pilihan informasi
sehingga memberi peluang kepada masyarakat dalam mencari dan memilih
informasi yang dibutuhkannya. Perpustakaan yang salah satu aktivitasnya adalah
sebagai pusat informasi1 harus lebih meningkatkan pelayanannya kepada para
pemakai. Karena seperti yang kita tahu informasi merupakan sumber pokok dalam
dunia ilmu pengetahuan dan semua kegiatan manusia. Definisi kata informasi
menurut McFadden, dkk (1999) adalah data yang telah diproses sedemikian rupa
sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.2
Disini perpustakaan berperan penting dalam dunia informasi yaitu memproses
atau mengolah informasi sedemikian baik agar mempunyai nilai lebih
dibandingkan sebelum diolah dan dapat dimanfaatkan oleh pemakai. Dimanapun
kalian berada informasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk
mendukung aktivitas manusia.
Demikian pula dalam suatu lembaga pemerintah informasi mempunyai
peran yang sangat penting. Para karyawan memanfaatkan informasi untuk
menunjang pekerjaannya. Dan disini perpustakaan merupakan salah satu dari
fasilitas tersebut, mereka datang ke perpustakaan untuk mencari informasi yang
sesuai dengan kebutuhan mereka, serta untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan. Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir merupakan
perpustakaan lembaga, dimana kebutuhan informasi untuk staf atau karyawan
berkisar pada kebutuhan untuk pengembangan organisasi dan kariernya serta hal-
hal yang tidak dikenalnya.3
Untuk melaksanakan layanan informasi tersebut secara efektif maka
perpustakaan harus mampu mengelola informasi dan tanggap dalam
1Sulaiman, Iskandar. Upaya Perpustakaan Dalam Menggentaskan Kesenjangan Informasi
Masyarakat. Jurnal Al-Maktabah Vol. 8 No. 2 Oktober 2006. Hal. 53 2 Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset, 2003. Hal. 31 3 Qalyubi, Syihabuddin, dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta:
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 2007. hal. 15.
2
mengidentifikasi kebutuhan informasi pemakainya. Dengan keadaan tersebut
perpustakaan hendaknya menerapkan teknologi informasi. Menurut Haag dan
Keen (1996) Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi.4 Kebutuhan akan teknologi informasi sangat berhubungan
dengan peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran
informasi ilmu pengetahuan, tempat rujukan bagi para pencari ilmu dan
pengembangan karya-karya ilmiah.5 Dan dengan perkembangan teknologi
informasi seperti saat ini telah mengubah paradigma pengelolaan perpustakaan
yang semula hanya berbasis pada pengelolaan secara manual atau tradisional
menjadi terotomasi. Otomatisasi pada perpustakaan makin berkembang setelah
tahun lima puluhan dengan makin berkembangnya sifat perpustakaan yang mula-
mula pasif menjadi pusat informasi yang aktif, dimana dibutuhkan informasi
literatur yang lebih cepat, tepat dan obyektif penilaiaannnya.6 Hal tersebut
ditandai dengan adanya penggunaan komputer di perpustakaan-perpustakaan.
Untuk itu komputer sangat berguna bagi perpustakaan, Seperti yang kita ketahui
bersama teknologi komputer pada dasarnya adalah teknologi pengolahan dan
pengelolaan informasi teknologi yang bekerja berdasarkan masukan informasi dan
menghasilkan luaran berupa informasi pula.7 Menurut Masuda (1990) Komputer
merupakan alat (tools) utama dalam masyarakat informasi.8
Alasan penggunaan komputer menurut Line (1972) yaitu penyediaan jasa
dengan biaya murah dan perolehan keuntungan dengan pengeluaran yang
minimal.9 Namun pada umumnya permasalahan potensial terhadap penerapan
4 Kadir, Abdul & Triwahyuni, Terra Ch. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta:
Andi, 2003. Hal. 2. 5 Supriyanto, Wahyu dan Muhsin, Ahmad, Teknologi Informasi Perpustakaan,
Yogyakarta: Kanisius, 2008. hal. 16-17. 6 Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Khusus: Pengantar Keorganisasian dan
Administrasi. Jakarta: Pusat Reproduksi PDIN, 1971. Hal. 101. 7 Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi
Indonesia. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007. Hal. 5. 8 Romanus, Beni. Sekapur Sirih Pendidikan Perpustakaan di Indonesia 1952-
2002:Kumpulan Artikel Alumni dan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok: Alumni dan Mahasiswa Prog. Ilmu Perpustakaan PPS FIB-UI, 2002. hal. 44-45.
9 Qayulbi, Syihabuddin, dkk. Op. Cit. hal. 365.
3
sistem perpustakaan berbasis komputer dapat digolongkan kedalam beberapa
tajuk antara lain: perangkat keras, perangkat lunak, manusia, dan keuangan.10
Keempat tajuk diatas sangat penting dalam proses penerapan sistem otomasi
dalam suatu perpustakaan, apalagi untuk perangkat lunak dan keuangannya yang
memegang peranan sangat besar dalam penerapan sistem perpustakaan berbasis
komputer.
Saat ini telah banyak perangkat lunak atau software untuk perpustakaan
dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan maupun dengan biaya murah dan
bahkan gratis. Salah satunya adalah CDS/ ISIS dari UNESCO. Banyak kalangan
pustakawan dan staf perpustakaan memilih CDS/ ISIS karena tergolong murah
dan dapat men-cover sistem yang dikembangkan di perpustakaan selama ini.11
Selain itu juga ada WINISIS yang mudah didapat dan gratis dari Unesco. Dan
banyak perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia yang sudah membuat dan
mengembangkan sendiri perangkat lunak perpustakaannya, antara lain ada SIPUS
2000 dari UGM, SIPISIS dari IPB, Lontar dari UI, dan sebagainya. Model dan
kegunaan dari setiap perangkat lunak perpustakaan berbeda-beda antara satu
dengan yang lain. Kegunaan-kegunaan tersebut antara lain untuk pekerjaan
operasional perpustakaan, yaitu pengadaan, inventarisasi, keanggotaan, OPAC,
sirkulasi, dan lain sebagainya.
Dalam menentukan penggunaan perangkat lunak, ada yang
mengembangkan sendiri, mengontrakan keluar dan membeli software yang sudah
jadi di pasaran.12 Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir dahulu
menggunakan sistem semi otomasi buatan Staf Pengelolaan Data data Badan
Pengawas Tenaga Nuklir, sebut saja sistem otomasi Bapeten, disebut semi
otomasi karena tidak semua pekerjaan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir dikerjakan secara otomatis, hanya untuk administrasi bibliografi dan
OPAC saja. Sedangkan untuk sirkulasi masih dilakukan secara manual. Namun
10 Ibid. Hal. 366-367. 11 Ibid. hal. 369 12 Arif, Ikhwan, Makalah Seminar dan Workshop Sehari “ Membangun Jaringan
Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan “
UMM 4 Oktober 2003. Hal. 7
4
sistem otomasi Bapeten ini pada akhir tahun 2008 diganti dengan sistem otomasi
Senayan. Senayan adalah program otomasi yang dapat diperoleh secara gratis
yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional RI. Senayan adalah
Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi
perpustakaan (Library Automation) skala kecil hingga skala besar.13 Secara
bahasa jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia open source adalah keterbukaan
kode. Kode disini berarti kode program (source code). Open source ialah sebuah
ide dimana semua program yang dibuat disebarkan sekaligus dengan source code
nya. Tentu saja dengan tujuan untuk dikembangkan, diubah, diuji atau apapun
dengan suatu kesimpulan bahwa open source ialah bebas. Perkembangan open
source tidak bisa lepas dari pesatnya perkembangan linux. Linux adalah open
source. Filosofi open source yang dipegang teguh pengguna linux ialah tidak
untuk komersial apapun.14 Untuk memperoleh perangkat lunak otomasi
Perpustakaan Senayan yaitu dengan mendownload perangkat lunak SENAYAN di
http://Senayan.diknas.go.id.
Dari uraian diatas penulis tertarik mencoba melakukan penelitian
mengenai evaluasi perbandingan kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem
otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Dengan
demikian penulis memilih judul “EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM
OTOMASI BAPETEN DENGAN SISTEM OTOMASI SENAYAN DI
PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR”
B. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana perbandingan kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem
otomasi Senayan sebagai perangkat lunak otomasi di Perpustakaan Badan
Pengawas Tenaga Nuklir?
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari peninjauan yang terlalu luas terhadap masalah-
masalah yang akan diteliti, maka penulis melakukan pembatasan masalah pada:
1. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
13 ________, Manual SENAYAN versi 2 berdasar SENAYAN 3-stable 7. Jakarta:-, 2009.
Hal. 13. 14 Syafii, M. Tip dan Trik Linux. Yogyakarta: Andi, 2005. Hal. 2-3.
5
2. Masalah yang diteliti adalah evaluasi perbandingan kualitas perangkat lunak
sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di Perpustakaan
Badan Pengawas Tenaga Nuklir dari aspek kebenaran, reliabilitas, integritas,
dan usabilitas.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbandingan kualitas perangkat lunak sistem otomasi dengan sistem
otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan informasi mengenai kondisi riil Perpustakaan Badan Pengawas
Tenaga Nuklir.
2. Menambah pengetahuan Penulis tentang bagaimana perbandingan kualitas
perangkat lunak sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di
Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
3. Menambah khazanah ilmu pengetahuan dibidang perpustakaan khususnya yang
terkait dengan perangkat lunak otomasi perpustakaan.
F. METODE PENELITIAN
1. Bentuk penelitian
Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penyusunan penulisan skripsi
ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.15 Pendekatannya
menggunakan pendekatan evaluasi.
2. Jenis dan sumber data
a) Data Sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari
literatur-literatur dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
b) Data Primer yaitu data yang bersumber wawancara dengan Staf Pengelolaan
Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Pustakawan Fakultas Geologi UGM
15 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009. Hal 13.
6
berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis.
3. Tehnik pengumpulan data
a) Studi pustaka (library research)
Studi pustaka adalah memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh
data penelitiannya, tegasnya riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada
bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan.16
Dalam studi pustaka penulis mempelajari dan mengumpulkan data tertulis
untuk menunjung penelitian. Data yang dikumpulkan berupa literatur yang
berhubungan dengan topik permasalahan penelitian baik dalam bentuk buku,
bahan rujukan, dan lain-lain.
b) Penelitian lapangan
Pendekatan ini untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek
penelitian yaitu dengan:
1) Observasi: mengamati secara langsung dan melakukan simulasi terhadap
sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan di Perpustakaan Badan
Pengawas Tenaga Nuklir untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini.
2) Wawancara: ini merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan tujuan
penelitian.17 Jadi pengumpulan data atau informasi dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan langsung kepada Staf Pengelolaan Data Badan
Pengawas Tenaga Nuklir dan Pustakawan Fakultas Geologi UGM.
3) Dokumentasi: mempelajari dokumen-dokumen yang berisi informasi tentang
perangkat lunak dan sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan
di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari tujuh sub yaitu: latar
belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika
16 Zed, Mustika. Metode Penelitian Kepustakaan cet. 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008. Hal. 1-2.
17Marzuki, Metodelogi Riset, Yogyakarta: BPFE UII, 2002. Hal. 58
7
penulisan.
BAB II TINJAUAAN TEORITIS
Merupakan bab tinjauaan teoritis yang terdiri dari 3 sub yaitu sub
sistem automasi yang terdiri dari definisi sistem, definisi otomasi,
sistem otomasi perpustakaan, tujuan sistem automasi perpustakaan,
unsur-unsur sistem automasi perpustakaan, dan cakupan sistem
automasi perpustakaan. Sub perangkat lunak terdiri dari definisi
perangkat lunak, pengelompokan perangkat lunak, pengelompokan
perangkat lunak menurut biaya. Serta sub teori kualitas perangkat lunak
yang terdiri dari kebenaran, reliabilitas, efisiensi, integritas, usabilitas,
maintanabilitas, fleksibilitas, testabilitas, portabilitas, reusabilitas,
interoperabilitas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang metode penelitian,
variabel penelitian, jenis data, sumber data dan tehnik pengumpulan
data, tehnik analisa data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN LEMBAGA BADAN
PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Dalam bab ini dijelaskan sejarah singkat perpustakaan Badan Pengawas
Tenaga Nuklir, struktur organisasi Perpustakaan Badan Pengawas
Tenaga Nuklir, koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir,
sistem dan jenis layanan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir,
fasilitas Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
BAB V HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis mengemukakan evaluasi perbandingan kualitas
sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di
Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian penutup yang meliputi uraian kesimpulan dan saran-saran.
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Sistem otomasi
1. Definisi sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah
hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang
mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak
terkendali.18
Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.19
Adapun sistem menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah perangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas. 20
Sistem menurut Syopiansyah didefinisikan dengan dua pendekatan yaitu
penekanan pada prosedur dan penekanan pada komponen. Prosedur adalah urut-
urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang
harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya. Jadi definisi sistem yang lebih menekankan pada prosedur
adalah Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau meyelesaikan
suatu sasaran tertentu. Sedangkan definisi sistem berdasarkan penekanan
komponennya adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Suatu sistem juga mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah:
a) Komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem
b) Batas sistem (boundary)
c) Lingkungan luar (environment)
d) Penghubung (interface)
18Kadir, Abdul. Op. Cit. Hal. 54 -55. 19McLeod, Raymond Jr.et. al. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Indeks, 2004.
Hal. 9 20Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Indeks, 2004. Hal. 9
9
e) Tujuan (goal) 21
Berdasarkan penjabaran pengertian sistem diatas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan sistem merupakan bentuk jaringan kerja yang memiliki
komponen sebagai pendukungnya dalam mencapai suatu sasaran atau tujuan
tertentu.
2. Definisi otomasi
Istilah otomasi/ automasi/ otomatisasi adalah sama. Otomatisasi dalam
pengertiannya adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang
secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan
lagi pengawasan manusia.22
Sedangkan menurut Peter Salim automation adalah perkembangan dan
penggunaan peralatan secara mekanis yang dikombinasikan dengan sistem
pengawasan otomatis, otomatisasi.23
Automation is the technique, method; or system of operation or controling
a process by highly automatic means, as by electronic devices, reducing human
intervention to a minimum.24
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki pengertian otomasi adalah konsep
proses atau hasil membuat mesin swatindak dan/ atau swakendali dengan
menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut.25
Dari beberapa pengertian diatas penulis memberikan suatu kesimpulan
bahwa otomasi adalah Suatu proses kegiatan penggantian tenaga manusia dengan
tenaga mesin untuk mengerjakan kegiatan rutin sehingga hanya membutuhkan
sedikit campur tangan manusia.
3. Sistem otomasi perpustakaan
Menurut Putu Laxman Pendit sistem otomatisasi perpustakaan (library
21Putra, Syopiansyah Jaya & Subiyakto, A’ang. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006. Hal. 25-27. 22Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Hal. 631. 23Salim, Peter. The Contemporary English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Modern
English Press, 1986. Hal. 148. 24 _______,Random House webster’s college dictionary. New York: Random House, Inc,
2001. Hal. 85. 25Sulistyo-Basuki. Periodesasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: Rosdakarya, 1994. Hal.
95.
10
automation system) adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di
perpustakaan terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar
dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan dan dengan fasilitas utama
dalam hal menyimpan, menemukan dan menyajikan informasi.26
Definisi otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi untuk
kepentingan perpustakaan, mulai dari pengadaan hingga ke jasa informasi bagi
pembaca.27
Automasi perpustakaan apada dasarnya adalah “human-machine system”,
yaitu sistem yang merupakan gabungan kemampuan manusia dengan mesin,
(komputer) namun manusia merupakan unsur utama dari keberhasilan penerapan
sistem perpustakaan terautomasi tersebut.(Corbin, 1985). 28
Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi
otomasi perpustakaan adalah pemanfaatan perangkat teknologi informasi yang
meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dalam rangka
melaksanakan tugas perpustakaan mulai dari pengadaan hingga ke jasa informasi.
4. Tujuan otomasi perpustakaan
Tujuan otomasi menurut Sukirno adalah:
a) Membangun database koleksi perpustakaan
b) Meningkatkan pelayanan perpustakaan, dengan cara mengurangi pelaksanaan
kerja sistem manual dengan mengganti berdasarkan sistem otomasi
c) Memudahkan akses, sedapat mungkin dengan memberikan layanan onestop-
shop.
d) Meningkatkan availibility dari informasi yang tersimpan sehingga loan ration
dari setiap informasi item ada di perpustakaan meningkat.
e) Memonitoring pemanfaatan sehingga usege trend dapat diketahui.29
5. Unsur-unsur otomasi perpustakaan
26Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Citakaryakarsa
Mandiri, 2008. Hal. 222. 27Sulistyo-Basuki. Op. Cit. Hal. 96 28Corbin dalam Hariyadi, Utami. Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan di
Indonesia. Hasil Kongres VI & Seminar . Jakarta: Pengurus Besar IPI, 1993. Hal. 256. 29Sukirno, Automasi Perpustakaan. Dalam
http://haidaro.multiply.multiplycontent.com/journal/item/11/AUTOMASI_PERPUSTAKAANtanggal 25 November 2009 pukul 20.25
11
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau
syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur atau
syarat tersebut adalah:
a) Pengguna
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi
perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu
dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi
pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota
perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka?
Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka? Apakah
pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam
mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan
baru bisa dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun
anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan adalah
untuk memberikan manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan
mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh
pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa
dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak
atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.
Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan
pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk
menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi
operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih
sesuai bidang yang akan dioperasikan.30
b) Perangkat keras
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data
menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa
komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang
memerlukan program untuk menjalankannya.
30 Arif, Ikhwan, Makalah Seminar dan Workshop Sehari “ Membangun Jaringan
Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan “ UMM 4 Oktober 2003. Hal. 4-5
12
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer
adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yang
mengoperasikan dan software yang digunakan.
Kecenderungan perkembangan komputer :
1) Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar
2) Harga terjangkau (murah)
3) Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
4) Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan
Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf
yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi
pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi
ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang
mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari
vendor penyedia komputer.31
c) Perangkat lunak
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk
mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.
Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam
berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam
waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal,
dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).
Sistem informasi perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan
operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi,
keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain
dalam lingkup operasi perpustakaan.
Menentukan Software sendiri:
1) Membangun sendiri
2) Mengontrakan keluar
3) Membeli software jadi yang ada di pasaran
31 Ibid. Hal. 5
13
Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus:
1) Sesuai dengan keperluan
2) Memiliki ijin pemakaian
3) Ada dukungan teknis, pelatihan, dokumentasi yang relevan serta
pemeliharaan.
4) Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan evaluasi
software. Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses
tersedianya dukungan pemakai, karena diperlukan banyak pelatihan dan
pemecahan masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah
satu cara untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih perangkat
lunak yang digunakan oleh sejumlah perpustakaan. Sekelompok besar
pengguna biasanya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan sebagai
hal yang subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu dalam
pemecahan masalah. Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi kebutuhan-
kebutuhan minimum operasi perangkat lunak.32
d) Perangkat jaringan
Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan
karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta
adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi.
Komponen perangkat keras jaringan antara lain: komputer sebagai server
dan klien, Network Interface Card (LAN Card terminal kabel (Hub)), jaringan
telepon atau radio, modem. Hal yang harus diperhatikan dalam membangun
jaringan komputer adalah :
1) Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)
2) Lokasi dari hardware: komputer, kabel, panel distribusi, dan sejenisnya
3) Protokol komunikasi yang digunakan
4) Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.33
e) Perangkat data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai
32 Ibid. Hal. 6-7 33 Ibid. Hal. 7-8
14
Pengolahan Data Informasi
Penyimpanan
Keluaran
kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda,
dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka,
maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes,
fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data
tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan
informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam
periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file
(data file storage) ke dalam model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan
pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan
disimpan sebelumnya.34
Gambar 1. Model dasar sistem informasi
Masukan Pengolahan
Gambar 2. Model pengembangan sistem informasi
f) Manual
Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana
memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat
lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yang harus diikuti bilamana
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Banyak peripheral perangkat
keras maupun sistem tidak berjalan dengan optimal karena dokumentasi yang
tidak memadai atau pengguna tidak mengerti manual yang disediakan. Manual
harus dibaca dan dimengerti walau serumit apapun. Manual adalah kunci bagi
kelancaran sistem.
34 Ibid. Hal. 8-11
15
Manual atau prosedur dapat juga mencakup kebijakan-kebijakan
khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data
membutuhkan format komunikasi bersama. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu
sering diadakan diantara anggota-anggota jaringan untuk menentukan standar-
standar dan prosedur-prosedur.35
6. Cakupan sistem otomasi perpustakaan
a) Pengadaan koleksi
b) Katalogisasi, inventarisasi
c) Sirkulasi, reserve, inter-library loan
d) Pengelolaan penerbitan berkala
e) Penyediaan katalog (OPAC)
f) Pengelolaan anggota. 36
B. Perangkat Lunak
1. Definisi perangkat lunak
Komputer tidak akan berguna tanpa keberadaan perangkat lunak
(software). Komputer bekerja atas dasar instruksi. Sekumpulan instruksi diberikan
untuk mengendalikan perangkat keras komputer. Sekumpulan instruksi inilah
yang dikenal dengan sebutan program atau program komputer. Secara lebih
umum, program komputer inilah yang disebut perangkat lunak.37
Menurut George M Scott software atau perangkat lunak adalah program
komputer yang fungsinya mengarahkan kegiatan pemrosesan dari komputer.38
2. Pengelompokan perangkat lunak
Perangkat lunak biasa dikelompokkan menjadi program aplikasi
(aplication program) dan program sistem (system program).
a) Program aplikasi (aplication program)
Program Aplikasi (seringkali hanya disebut aplikasi saja) adalah program
yang dibuat oleh pemakai yang ditujukan untuk melakukan suatu tugas khusus.
Program seperti ini biasa dikelompokkan menjadi dua, yaitu program aplikasi
35Ibid. Hal. 12 36 Ibid. Hal. 3 37Kadir, Abdul. Op. Cit. Hal. 202 38 Scott, George M. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT.
Rajagrafindo persada, 1999. Hal. 216
16
serbaguna dan program aplikasi spesifik.
1) Program aplikasi serbaguna
Program aplikasi yang dapat digunakan oleh pemakai untuk melaksanakan
hal-hal yang bersifat umum (misalnya untuk membuat dokumen atau untuk
mengirim surat secara elektronis) serta mengotomasikan tugas-tugas individual
yang bersifat berulang (misalnya melakukan perhitungan-perhitungan yang
bersifat rutin). Termasuk untuk kategori ini antara lain adalah DBMS sederhana,
Web Browser, surat elektronis, pengolah kata (word processor), lembar kerja
(spreadsheet), dan program presentasi. Program aplikasi serbaguna seringkali
disebut perangkat lunak pemakai akhir (end-user software).
2) Program aplikasi spesifik
Program yang ditujukan untuk menangani hal-hal yang sangat spesifik.
Misalnya, program pada sistem POS (point-of-scale) dan ATM. Termasuk dalam
kategori ini adalah program yang disebut sebagai paket aplikasi atau perangkat
lunak paket. Contohnya Deac Easy Accounting (DEA) yang dipakai untuk
menangani masalah akuntansi.39
b) Program sistem (system program)
Program sistem (seringkali disebut perangkat lunak pendukung atau
support software) adalah program yang digunakan untuk mengontrol sumber daya
komputer, seperti CPU dan peranti masukan/ keluaran. Kedudukan program ini
adalah sebagai perantara antara program aplikasi dan perangkat keras komputer.
Itulah sebabnya, peran program sistem sering kali tidak terlihat secara langsung.
Program sistem dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu program
pengendali sistem, program pendukung sistem, dan program pengembangan
sistem.
1) Program pengendali sistem
Program yang mengendalikan pemakaiaan perangkat keras, perangkat
lunak, dan data pada komputer selama program ini dijalankan. Misalnya, sistem
operasi.
2) Program pendukung sistem
Program yang mendukung operasi, manajemen, dan pemakai sistem
39 Kadir, Abdul. Op. Cit. Hal. 204
17
komputer dengan menyediakan bermacam-macam layanan. Termasuk dalam
kelompok ini adalah program utilitas, pemantau kerja sistem, dan pemantau
keamanan.
3) Program pengembangan sistem
Program yang ditujukan untuk membantu pemakai dalam membuat/
mengembangkan program. Termasuk dalam kategori ini yaitu kompailer dan
interpreter.40
3. Perangkat lunak menurut biaya
Berkaitan dengan biaya untuk mendapatkan perangkat lunak, perangkat
lunak dapat dikelompokkan menjadi:
a) Perangkat lunak komersial
Perangkat lunak komersial adalah perangkat lunak yang harus dibeli kalau
pemakai bermaksud menggunakannya. Perangkat lunak seperti Microsoft Office
merupakan contoh perangkat lunak komersial.
Beberapa vendor menyediakan versi “trial”. Perangkat lunak seperti ini
diedarkan secara gratis dan memungkinkan pemakai dapat melakukan percobaan
terlebih dahulu. Namun, pemakaiannya hanya dalam jangka waktu tertentu,
misalnya 30 hari, dan setelah itu perangkat lunak tersebut tak dapat digunakan
lagi. Versi trial biasanya juga tidak selengkap versi komersialnya.41
b) Shareware
Shareware adalah perangkat lunak yang bisa digunakan oleh pemakai
dengan tujuan untuk evaluasi selama masa tertentu tanpa membayar sama sekalai
dan jika sesudah masa tersebut berlalu pemakai bermaksud tetap
menggunakannya maka ia perlu membayar ke pembuat perangkat lunak tersebut.
Berbeda dengan versi trial, shareware tidak memiliki masa kadaluwarsa. Artinya,
pemakai tetap dapat menggunakan perangkat lunak tersebut walaupun batas uji
coba telah berakhir.
Umumnya pembuat shareware menyediakan layanan untuk konsultasi,
manual tercetak, pemutakhiran ke versi yang lebih baru secara gratis, dan
40Ibid. Hal. 203 - 204 41 Ibid. Hal. 243
18
terkadang memberikan bonus berupa peangkat lunak yang lain.42
c) Freeware
Freeware adalah perangkat lunak yang dapat dipakai oleh siapa pun tanpa
perlu membayar sama sekali.43
d) Open source
Sebelum istilah open source popular digunakan, perangkat lunak yang
tersedia dalam bentuk biner maupun kode sumber biasa disebut free software.
Menurut Stallman (1999), sebuah program dikatakan sebagai free software bagi
pemakai jika:
1) Pemakai memiliki kebebasan untuk menjalankan program tersebut untuk
tujuan apa saja.
2) Pemakai memiliki kebebasan untuk mengubah program sesuai dengan
kebutuhannya. (Untuk mewujudkan kebebasan ini secara efektif dalam
praktek, pemakai harus memiliki akses terhadap kode sumber, karena
membuat perubahan dalam tanpa memiliki kode sumber sangatlah sulit.)
3) Pemakai memiliki kebebasan untuk mendistribusikan kembali salinannya,
baik secara gratis atau dengan biaya.
4) Pemakai memiliki kebebasan untuk mendistribusikan versi hasil modifikasi
dari program sehingga komunitas dapat memperoleh manfaat dari
pengembangan pemakai.
Jadi, pengertian “free” pada free software cenderung kearah kebebasan
(freedom) dan bukannya free dalam arti gratis. Stallman bersama rekan-rekannya
mendirikan Free Software Foundation pada tahun 1985 dengan tujuan untuk
memperkuat pengembangan free software. Stallman (1999) juga menjelaskan
bahwa free software dan open source sebenarnya menyatakan keadaan yang sama
terhadap perangkat lunak, tetapi memiliki perbedaan pandangan. Dapat dikatakan
bahwa open source menekankan pada kebebasan dari pengontrolan oleh pihak
lain.
Istilah open source dicanangkan oleh Eric Raymond pada tahun 1998 dan
dimaksudkan untukmenghilangkan makna “free” dalam bahasa Inggris yang
42 Ibid. Hal. 243. 43 Ibid. Hal. 243.
19
sangat membingungkan karena memiliki arti yang bermacam-macam.
Open source timbul dari ide bahwa seandainya setiap orang dapat
berpartisipasi dalam mengembangkan suatu perangkat lunak tentu perangkat
lunak tersebut akan segera berevolusi menuju ketingkat kesempurnaan. Dengan
cara seperti ini, perangkat lunak dapat dikembangkan tanpa membutuhkan wadah
berupa perusahaan. Sebagaimana dikatakan oleh Momjian (2000), open source
memberikan keuntungan:
1) Tak perlu struktur perusahaan, sehingga tak ada biaya maupun batasan
ekonomis.
2) Pengembangan program tak di batasi oleh staf pemrogram yang digaji,
tetapimemanfaatkan kemampuan dan pengalaman kelompok pemrogram yang
berada di internet.
3) Umpan balik pemakai difasilitasi sehingga memungkinkan pengujian berupa
program oleh banyak pemakai dalam waktu yang singkat.
4) Pengembangan program dapat didistribusikan ke pemakaidengan cepat.
Definisi resmi open source tercantum pada situs
http://www.opensource.org/osd.html. Secara prinsip, open source
memperkenankan siapa saja untuk mendistribusikan perangkat lunak yang
tergolong sebagai open source secara gratis atau dengan bayaran dan tak ada
royalti atau kompensasi yang diberikan. Prinsip penting lainnya adalah bahwa
sekiranya terdapat orang yang mengubah kode sumber, referensi terhadap
pencipta asalnya tetap perlu dituliskan, sebagai bentuk penghargaan.44
C. Teori Kualitas Perangkat Lunak
Kualitas perangkat lunak adalah gabungan yang kompleks dari berbagai
faktor yang akan bervariasi dan pelanggan yang berbeda kebutuhannya.45
Gabungan antara kebutuhan pengguna perangkat lunak dan faktor-faktor lain akan
menghasilkan kualitas sebuah perangkat lunak. Dari pendapat Pressman ini maka
kualitas perangkat lunak diukur dari kemampuan perangkat lunak tersebut mampu
memenuhi kebutuhan pengguna.
Disini penulis menggunakan teori kualitas perangkat lunak yang
44 Ibid. Hal 242 – 245 45 Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi, Buku I.
Yogyakarta: Andi, 2002. Hal. 611-613
20
dikemukakan oleh McCall dan kawan-kawan. Menurut McCall dan kawan-kawan
kualitas perangkat lunak diukur dari sebelas aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. Kebenaran yaitu kemampuan perangkat lunak mampu memenuhi spesifikasi
dan misi kebutuhan pengguna
2. Reliabilitas yaitu kemampuan sebuah perangkat lunak dapat melaksanakan
fungsinya dengan tingkat ketelitian yang diperlukan.
3. Efisiensi yaitu sumber daya komputasi yang dibutuhkan oleh perangkat lunak
untuk melakukan fungsinya.
4. Integritas yaitu tingkat kemampuan kontrol akses ke perangkat lunak atau data
oleh orang yang tidak berhak.
5. Usabilitas yaitu usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan,
menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu perangkat lunak.
6. Maintanabilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk mencari dan
membetulkan kesalahan pada sebuah perangkat lunak.
7. Fleksibilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk memodifikasi perangkat
lunak operasional.
8. Testabilitas yaitu kemampuan yang diperlukan untuk menguji perangkat lunak
dan untuk memastikan apakah perangkat lunak telah melakukan fungsi-fungsi
yang dimaksudkan.
9. Portabilitas yaitu kemampuan yang dimiliki perangkat lunak untuk migrasi
perangkat lunak dari suatu perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat
lunak ke perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat lunak yang lain.
10. Reusabilitas yaitu kemampuan suatu perangkat lunak untuk dipergunakan
ulang pada aplikasi lain.
11. Interoperabilitas yaitu kemampuan perangkat lunak untuk dihubungkan
dengan perangkat lunak lain. 46
46 Ibid, Hal. 611-613
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode merupakan upaya yang dapat dilakukan Penulis dalam
mengumpulkan data-data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti. Metode
yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan evaluasi. Pendekatan evaluasi digunakan karena
satu fungsi dari penelitian kualitatif adalah untuk melakukan evaluasi. Studi
evaluasi ini bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel diteliti sesuai dengan
tolak ukur yang ditetapkan.47
B. Variabel Penelitian
Kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan adalah
variabel penelitian ini. Selanjutnya untuk mengukur variabel penelitian maka
peneliti perlu menentukan terlebih dahulu sub variabel dan indikator variabel. Sub
variabel adalah aspek-aspek atau bagian-bagian dari variable.48 Variabel
penelitian akan dipecah-pecah ke dalam sub variabel. Untuk menentukan sub
variabel dalam sebuah variabel tergantung dari jenis variabel yang ada dalam
sebuah penelitian.
Kemudian sub variabel tersebut dijabarkan menjadi elemen yang lebih
kecil yang disebut indikator. Eksistensi indikator dalam sebuah penelitian
berfungsi sebagai penunjuk pada hal-hal atau sesuatu yang dapat menunjukkan
atau menjadi petunjuk bagi variabel atau sub variabel.49
Setelah variabel kualitas perangkat lunak diperinci menjadi sub variabel,
maka selanjutnya akan ditentukan indikator. Indikator inilah yang akan digunakan
sebagai parameter dalam penelitian kali ini. Untuk lebih memperjelas mengenai
indikator dari berbagai sub variabel kualitas program yang telah diungkapkan di
atas akan diilustrasikan dalam tabel di bawah ini.
47 Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Hal. 351. 48 Ibid. Hal 179. 49 Ibid. Hal 181.
22
No. Sub Variabel Indikator
1 Kebenaran (kemampuan
perangkat lunak memenuhi
spesifikasi dan misi kebutuhan
perpustakaan)
1. Menu katalogisasi
2. Menu sirkulasi
3. Menu OPAC
2 Reliabilitas (kemampuan
perangkat lunak dapat
melaksanakan fungsinya
dengan tingkat ketelitian yang
diperlukan)
Semua menu yang terdapat pada
masing-masing sistem otomasi
3 Integritas (tingkat kemampuan
kontrol akses ke perangkat
lunak atau data oleh orang
yang tidak berhak)
1. Halaman depan (index) program
2. Menu administrasi
4 Usabilitas (usaha yang
dibutuhkan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan
input, dan menginterpretasikan
output suatu perangkat lunak)
1. Panduan instalasi
2. Fasilitas help
3. Modul
Tabel 1. Parameter variabel kualitas perangkat lunak
C. Jenis Data
Data-data yang dibutuhkan didapatkan melalui:.
1. Observasi
Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai tehnik atau
pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung
objek datanya.50 Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung dan
melakukan simulasi keseluruh fasilitas yang disediakan sistem otomasi
Bapeten dan sistem otomasi Senayan.
2. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari
50 Jogiyanto. Metodologi Penelitian Sistem Informasi: Pedoman dan Contoh Melakukan
Penelitian dibidang Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi, 2008. Hal. 89
23
responden.51 Metode wawancara dilakukan dengan mewawancarai Staf
Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir sebagai pelengkap data
sistem otomasi Bapeten serta pustakawan Perpustakaan Geologi UGM
sebagai pengguna sistem otomasi Senayan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film.52 Studi dokumentasi
dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen yang berisi informasi
tentang sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan.
D. Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data
1. Melakukan observasi secara langsung terhadap sistem otomasi Bapeten dan
sistem otomasi Senayan, mengamati proses kerja pengoperasian sistem
otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan, dan mengoperasikan
sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan secara langsung. Ini
dilakukan guna mendapatkan data mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan.
2. Melakukan wawancara ke Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga
Nuklir dan Pustakawan Perpustakaan Geologi UGM. Hal ini dilakukan guna
mendapatkan informasi dan data mengenai sistem otomasi Bapeten dan
sistem otomasi Senayan.
3. Melihat dokumentasi hasil kerja (out put sistem otomasi Bapeten dan sistem
otomasi Senayan). Hal ini dilakukan guna melengkapi data-data yang telah
didapatkan dari observasi dan wawancara.
E. Tehnik Analisa Data
Tehnik analisa data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisa data
kualitatif mengikuti konsep Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono
dalam bukunya “Memahami Penelitian Kualitatif”. Aktivitas dalam analisa data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada
setiap tahapan penelitian.53
Aktivitas analisa data yang dilakukan yaitu:
51 Ibid. Hal. 110. 52 Moleong, Lexy J. Op. Cit. Hal. 216. 53 Ibid, Hal. 207.
24
1. Reduksi data (data reduction)
Data yang diperoleh penulis dari lapangan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi yang jumlahnya cukup banyak. Penulis catat dengan rinci,
kemudian dilakukan perangkuman, memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dengan demikian data yang telah
direduksi dapat memberikan gambar yang lebih jelas.
2. Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi, langkah yang selanjutnya dilakukan adalah
mendisplaykan data. Dalam penyajian data penulis melakukan dalam bentuk
teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan kesimpulan (verification)
Data-data yang telah diterangkan dan dijabarkan dalam bentuk narasi
kemudian penulis gunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan sejak awal.
F. Pengujian Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan
dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. 54 Dalam penelitian
ini triangulasi dilakukan dengan cara triangulsi tehnik dan triangulasi waktu.
Triangulasi tehnik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan
tehnik yang berbeda, yaitu data yang diperoleh dengan wawancara lalu dicek
dengan observasi langsung ke kedua sistem otomasi dan dokumentasinya.
Wawancara dilakukan dengan Saudara Heru Eka Sanjaya selaku Staf Pengelolaan
Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Saudara Purwoko selaku Pengguna
sistem otomasi Senayan.
54 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta, 2008. Hal. 125.
25
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BADAN PENGAWAS
TENAGA NUKLIR
A. Sejarah Singkat Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Pada awalnya Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir bukan
merupakan suatu Perpustakaan, tetapi hanya berupa koleksi buku dengan jumlah
yang sangat terbatas. Akan tetapi karena koleksi tersebut semakin hari semakin
bertambah, maka dirasa perlu penanganan khusus sesuai dengan sistem
perpustakaan. Oleh karena itu berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas
Tenaga Nuklir nomor : 01 rev.2/k-otk/v – 04 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Perpustakaan dijadikan Subbagian yang berada
di bawah Biro Perencanaan dengan nama Subbagian Dokumentasi Ilmiah yang
mempunyai tugas melakukan pengelolaan dokumentasi ilmiah dan perpustakaan.
B. Struktur Organisasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Kedudukan perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir berada dibawah
Biro perencanaan, Bagian Data Informasi, Subbagian Dokumentasi Ilmiah dan
dalam Struktur Organisasi berada dibawah Kasubag Dokumentasi Ilmiah Badan
Pengawas Tenaga Nuklir. Struktur organisasi induk (lihat lampiran), sedangkan
struktur organisasi internal perpustakaan terdiri dari 5 orang, yaitu terdiri dari
Kepala Perpustakaan 1 orang, Staf Pengelola Layanan Teknis 2 orang dan Staf
Pengelola Layanan Pengguna 2 orang. Sebagaimana bagan dibawah ini:
Bagan1. Struktur organisasi internal Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir
Sub Bag. Pengelolaan Data Sub Bag. Dok. Ilmiah
Pengelola Layanan Teknis
Perpustakaan
Pengelola Layanan Pengguna
Perpustakaan
Sub Bag. Perangkat Lunak
Keras
Bag. Progam Bag. Kerjasama Bag. Data dan Informasi
Biro Perencanaan
26
C. Koleksi Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir sampai dengan
akhir oktober 2009 saat ini berjumlah 4570 judul dan 6228 eks yang berasal dari
pembelian maupun sumbangan baik dari lembaga maupun perorangan. Sistem
klasifikasi yang dipakai adalah dengan sistem klasifikasi Dewey Decimal
Classification (DDC). Berikut detail koleksi yang ada di perpustakaan Badan
Pengawas Tenaga Nuklir:
Jenis Koleksi Judul Eksemplar
Buku teks 2984 4361
Koleksi digital 117 139
Skripsi, tesis, karya ilmiah 205 206
Terbitan berkala 1264 1522
Tabel 2. Koleksi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
D. Sistem dan Layanan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Sistem pelayanan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
menganut sistem pelayanan terbuka (open access), yaitu pengguna boleh
mengambil sendiri bahan pustaka yang diperlukannya.
Jenis layanan:
Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir menyediakan layanan/jasa
perpustakaan, antara lain:
1. Jasa peminjaman: Pelayanan yang diberikan kepada pengguna yang akan
meminjam bahan pustaka yang ada
2. Bimbingan pembaca: Pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk
membantu pengguna agar dapat menggunakan sarana perpustakaan secara
efektif dan efisien
3. Jasa informasi kilat/ kesiagaan informasi: Merupakan jasa yang diberikan
perpustakaan untuk menyebarluaskan informasi terbaru seputar
ketenaganukliran yang ada beberapa media massa (koran dan majalah)
langganan yaitu dengan cara mengirimkan fotokopi artikel tersebut ke setiap
unit kerja
27
4. Jasa penelusuran informasi: Pelayanan yang diberikan untuk membantu
pemakai dalam mencari informasi yang dibutuhkan, baik secara manual
melalui katalog atau melalui pangkalan data komputer
E. Fasilitas Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
1. Gedung
Gedung perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir, menempati ruangan
seluas ± 88,8 m2 (22,2 m x 4 m) dan menempati gedung B lantai 8.
2. Ruangan
Perpustakan Badan Pengawas Tenaga Nuklir hanya memiliki dua ruangan.
Ruangan tersebut ditata sedemikian rupa sesuai dengan masing-masing tempat
kegunaannya.
a) Lokasi Kepala Perpustakaan dan Staf terletak diruang I. Di dalamnya terdapat
meja kursi Kepala Perpustakaan dan meja kursi staff, serta komputer.
b) Lokasi lemari koleksi buku teks dan referensi terletak di ruang II
c) Lokasi ruang baca juga terletak di ruang II
Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir juga dilengkapi dengan AC
centarl dari gedung tersebut, tujuan adalah agar kelembaban udara dalam ruangan
perpustakaan terjaga dengan stabil. Selain itu, agar sinar ultra violet dari sinar
matahari lansung tidak menembus kedalam ruangan maka ruangan perpustakaan
memakai kaca yang dilengkapi dengan gorden.
Peralatan yang dimiliki :
1. 3 Filling Cabinet
2. 5 unit komputer
3. 2 mesin printer
4. 1 mesin ketik listrik
5. 1 mesin fotocopy
6. 1 laci kayu
7. 5 meja kerja + kursi
8. 1 TV
9. Lemari tanam ± 4 m
10. 7 set meja baca
11. 1 lemari katalog
12. 3 rak buku double face
13. 5 lemari kaca
14. 1 lemari cd
15. 1 set meja sirkulasi
16. 1 rak majalah
Tabel 3. Peralatan Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
F. Sejarah Sistem Otomasi Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Pengelolaan perpustakaan berbasis komputer pada Perpustakaan Badan
28
Pengawas Tenaga Nuklir sebenarnya sudah dilakukan yaitu dengan digunakannya
sistem otomasi Bapeten yang dibuat dan dikembangkan oleh Staf Pengelolaan
Data yang berada di bawah Subbag Pengelolaan Data, Bagian Data dan Informasi,
Biro Perencanaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Sistem otomasi Bapeten
menyediakan fasilitas pengolahan atau katalogisasi dan OPAC. Namun seiring
dengan kebutuhan perpustakaan yang semakain banyak dan untuk mempermudah
proses sirkulasi maka pada tahun 2008 Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir mengganti sistem otomasinya dengan sistem otomasi Senayan.
Alasan penggantian sistem otomasi ini menurut Staf Pengelolaan Data
Badan Pengawas Tenaga Nuklir karena sistem otomasi Bapeten kurang memenuhi
standar kebutuhan perpustakaan seperti tidak adanya fasilitas sirkulasi, report,
barcode dll.55 Walaupun mungkin ke depan sistem otomasi Bapeten akan
dikembangkan lagi, karena menurut Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas
Tenaga Nuklir pada saat pembuatan dan pengembangan sistem otomasi Bapeten
belum diketahui secara rinci fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan perpustakaan.56
Berikut ini adalah gambaran tentang perbandingan modul antara sistem
otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan.
1. Pengolahan
a. Sistem otomasi Bapeten
Proses pengolahan dilakukan pada modul administrasi. Modul ini terdiri
dari menu admin group, admin all kategori, admin item pustaka. Fungsi
pengolahan pada modul ini hanya untuk input data penelusuran OPAC (On-Line
Public Acces Catalog) saja. Sebelum input data harus login dahulu. user name dan
pasword untuk pengelola perpustakaan dibuatkan oleh Staf Pengelolaan Data
Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
55 Sanjaya, Heru Eka. Wawancara taggal 24 November 2009 pukul 17.00 56 Sanjaya, Heru Eka. Op. Cit
29
1) Admin group
Menu ini digunakan untuk mengelola jenis koleksi apa saja yang ada di
perpustakaan. Misalnya: buku teks, referensi, CD ROM, dll. Berikut adalah
gambar tampilan menu admin group:
Gambar 4. Admin group
Untuk menambah group baru dilakukan dengan cara menekan new book
group dan akan muncul layar seperti gambar dibawah ini:
Gambar 5. Add new group
30
2) Admin all kategori
Menu ini digunakan untuk mengelola kategori apa saja yang termasuk
pada group atau jenis koleksi yang ada di perpustakaan. Misalnya untuk group
buku teks berisi buku-buku karya umum, ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu murni, dll.
Berikut adalah gambar tampilan menu admin all kategori:
Gambar 6. Admin all kategori
Untuk menambah kategori baru dilakukan dengan cara menekan input
kategori yang ada pada kanan bawah layar dan akan muncul layar seperti gambar
dibawah ini:
Gambar 7. Input kategori baru
31
3) Admin item pustaka
Menu ini digunakan untuk mengelola item pustaka. Sebagaimana gambar
dibawah ini:
Gambar 8. Admin item pustaka
Untuk menambah item baru dilakukan dengan cara menekan input item
baru yang ada pada kanan atas layar dan akan muncul layar seperti gambar
dibawah ini:
Gambar 9. Input item pustaka
32
Data bibliografi baru yang dimasukkan adalah:
a) Kategori pustaka: kategori koleksi
b) No. Katalog: nomor panggil koleksi
c) No. Seri: nomor seri koleksi
d) Judul pustaka: judul koleksi
e) ISBN: nomor ISBN atau ISSN
f) Pengarang: kepengarangan
g) Penerbit/kota: nama penerbit dan kota terbit
h) Tahun terbit: tahun terbit publikasi
i) Jumlah : jumlah yang ada di perpustakaan
j) Lokasi : lokasi koleksi
k) Ringkasan isi abstract : catatan penting berkaitan dengan koleksi
Untuk menyimpan dilakukan dengan cara menekan enter dan data bibliografi
telah berhasil disimpan.
b. Sistem otomasi Senayan
Proses pengolahan dilakukan pada modul bibliografi. Terdapat fasilitas
add new item untuk mengolah koleksi dengan judul yang sama. Menu yang
terdapat pada modul bibliography adalah:
1) Add new bibliography
Menu ini digunakan untuk menambah bibliografi baru dilakukan dengan
cara menekan add new bibliography dan akan muncul layar seperti gambar
dibawah ini:
33
Gambar 10. Entry data bibliografi baru
Data bibliografi yang harus dimasukkan adalah :
a) Title: judul koleksi
b) Edition: edisi
c) Author: pengarang
d) GMD: General Material Designation
e) ISBN/ISSN: nomor ISBN atau ISSN
f) Class: nomor klasifikasi koleksi (DDC, UDC atau lainnya)
g) Publisher : penerbit, sesuai dengan data pada master file
h) Publish year : tahun terbit
i) Place: tempat terbit
j) Collation : deskripsi fisik
k) Series title: judul seri (jika ada)
l) Call number: nomor panggil koleksi
m) Topics: topik atau subyek sesuai dengan data pada master file
n) Language: bahasa
o) Abstract/notes: catatan yang berkaitan dengan bibliografi koleksi
p) Image: gambar (biasanya sampul) yang akan dimunculkan di OPAC
q) Attachment : file yang berkaitan dengan koleksi, contoh: scan halaman daftar
isi koleksi.
Kemudian dilakukan dengan cara menekan save kemudian akan muncul form
34
untuk memasukkan item koleksi atau nomor barcode. Untuk menambah item
dilakukan dengan cara menekan pada add new item, dan akan muncul layar
sebagaimana gambar di bawah ini :
Gambar 11. Menambah item/ kopi
Data yang dimasukkan adalah:
a) Title : judul koleksi
b) Item code : nomor barcode
c) Inventory code : nomor inventaris
d) Location: tempat mendisplay sesuai dengan data pada master file.
e) Site/placement: tempat penyimpnanan
f) Collection type: tipe koleksi
g) Item status: status item apakag ada atau keluar
h) Order number: nomor pemesanan
i) Order date: tanggal pemesanan
j) Received date: tanggal penerimaan
k) Supplier: nama penyedia koleksi bahan pustaka
l) Item source: asal, apakah hadiah atau pembelian
m) Invoice: nomor penerimaan
n) Invoice date: tanggal penerimaan
o) Price: harga
35
2. Menu bibliographic list
Digunakan untuk melihat data bibliografi yang sudah ada. Informasinya
adalah: title, pengarang, ISBN/ISSN, copies dan last update. Dengan menu ini
title/ judul, ISSN/ISBN, copies dan juga last update dapat diurutkan.
Sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 12. Bibliographic list
Untuk mengedit atau menghapus bibliografi dengan cara:
a) Mengetik judul yang akan dirubah pada search bibliografi, kemudian
dilakukan dengan menekan search.
b) Melakukan check box data pada judul yang akan dihapus lalu dilakukan dengan
cara menekan delete selected data untuk menghapus dan dilakukan dengan
cara menekan icon edit (sebelah kiri judul) untuk mengedit.
c) Melakukan edit pada bagian yang diinginkan kemudian menekan save change.
Berikut adalah gambar tampilan menu edit bibliography:
Gambar 13. Edit bibliography
36
3. Menu item list
Untuk melihat item yang dalam database Senayan. Terdapat menu item
code, title, type, location, classifikasi dan last update. Sebagaimana gambar
dibawah ini:
Gambar 14. Item list
Untuk proses edit dan hapus item dengan menu ini juga bisa digunakan.
Cara mengedit atau menghapus item:
a) Mengetik judul atau item code di kolom search dan dilakukan dengan cara
menekan search
b) Kemudian check box data yang akan dihapus dengan menekan Delete Selected
Data atau untuk mengedit dilakukan dengan cara menekan icon edit (sebelah
kiri judul).
c) Untuk mengedit dilakukan dengan mengaktifkan icon edit di pojok kanan
bawah atau pojok kanan atas. Kemudian mengedit yang diinginkan dengan
cara menekan save change. Berikut adalah gambar tampilan menu edit item:
37
Gambar 15. Edit item
4. Menu checkout items
Memberikan informasi mengenai item yang sedang dipinjam.
Menginformasikan menu item code, member id peminjam, title, loan date (tanggal
pinjam), due date (tanggal kembali). Berikut adalah gambar tampilan menu
checkout items:
Gambar 16. Checkout item
5. Menu import data
Digunakan untuk mengambil data bibliografi dari luar program sistem
otomasi Senayan dan berbentuk format csv yang akan dimasukkan dalam program
aplikasi Senayan. Data yang diisi adalah:
38
a) File to import : file yang akan diimport, berekstensi .csv dan sesuai dengan
format .csv yang digunakan Senayan.
b) Field separator : pemisah antar field yang digunakan
c) Field enclosed with : karakter pembuka/penutup field
d) Number of record to import: jumlah record yang akan diimport
e) Start from record : proses import mulai dari record ke berapa.
Berikut adalah gambar tampilan proses import bibliography:
Gambar 17. Proses import bibliography
6. Menu export data
Untuk mengambil data bibliografi dalam aplikasi Senayan yang dapat di
masukkan dalam aplikasi Senayan lainnya. Proses eksport menghasilkan file .csv,
dan proses import membutuhkan file dalam format .cvs. Format .csv berurutan
sebagai berikut: title, GMD, edisi, ISBN, publisher, tahun terbit, deskripsi fisik,
judul seri, call number, bahasa, tempat terbit, klasifikasi, catatan, nama file image,
nama file attachment, pengarang, subyek. Contoh:
"Nuclear Physic","Printed Book","","0764541668","John Wiley","2008",
"ii, 56 p.; ill.; 28 cm.","","621.48 Pre n",
"English","New York","621.48","","nuclear physics.jpg",
"","<Presman, Roger>","<Nuklir>"
Data yang diisikan:
a) Field separator : mendefinisikan pemisah antar field
b) Field enclosed with : mendifinisikan karakter pembuka/penutup
39
c) Field record separator : pemisah antar record
d) Number of record to export: jumlah record yang di eksport
e) Start from : mulai dari record berapa
Berikut adalah gambar tampilan menu eksport bibliography
Gambar 18. Proses eksport bibliography
2. OPAC
a. Sistem otomasi Bapeten
OPAC (Online Public Access Catalog) adalah sarana penelusuran yang
diperuntukkan bagi user, agar user dapat mencari suatu koleksi perpustakaan.
Dalam sistem otomasi Bapeten modul OPAC terdiri dari quick search pustaka
(pencarian cepat), advanced search (pencarian canggih). Pada quick search,
pencarian dapat dilakukan dengan mengetikkan kata kunci judul saja pada kolom
yang tersedia. Berikut adalah gambar tampilan detail OPAC sistem otomasi
Bapeten:
Gambar 19. OPAC detail sistem otomasi Bapeten
40
Sedangkan pada advanced search terdapat tiga kolom pencarian yaitu:
khusus judul, khusus penerbit, khusus pengarang, khusus key words abstract.
Sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 20. Advanced search OPAC sistem otomasi Bapeten
Berikut ini adalah gambar detail tampilan OPAC sistem otomasi Bapeten:
Gambar 21. OPAC detail sistem otomasi Bapeten
41
b. Sistem otomasi Senayan
Sedangkan pada sistem otomasi Senayan modul OPAC (Online Public
Access Catalog) terdiri dari simple search (pencarian sederhana), advanced
search (pencarian canggih), navigasi library information (informasi tentang
perpustakaan), navigasi help on search dan librarian login. Pada simple search,
pencarian dapat dilakukan dengan mengetikkan kata kunci (judul, pengarang,
subyek) pada kolom yang tersedia. Sedangkan pada advanced search terdapat
tiga kolom pencarian yaitu: khusus title, khusus author dan khusus subject.
Berikut adalah gambar tampilan OPAC sistem otomasi Senayan:
Gambar 22. OPAC sistem otomasi Senayan
Berikut ini adalah gambar detail tampilan OPAC sistem otomasi Senayan:
Gambar 23. OPAC detail sistem otomasi Senayan
42
Berikut ini adalah gambar detail tampilan OPAC sistem otomasi Senayan dalam
bentuk XML:
Gambar 24. XML OPAC sistem otomasi Senayan
3. Keanggotaan
a. Sistem otomasi Bapeten
Pada sistem otomasi Bapeten modul keanggotaan tidak tersedia.
b. Sistem otomasi Senayan
Digunakan untuk mengelola data-data anggota perpustakaan. Terdiri dari
menu:
1) Menu view member list
Digunakan untuk melihat anggota yang sudah terdaftar dalam sistem dan
terdapat fasilitas delete dan edit. Informasinya berupa member id, member name,
membership type, email, last update. Sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 25. List data anggota
43
Data yang harus diisi untuk data anggota baru adalah member id (id
anggota barcode/RFID), member name (nama lengkap anggota), register date
(tanggal mendatar), expiry date (tanggal kadaluarsa), institution (nama institusi,
nama kantor atau nama organisasi), membership type (tipe keanggotaan), gender
(jenis kelamin), e-mail, address (alamat rumah atau kantor), postal code (kode
pos), phone number (nomor telepon), fax number (nomor fax), personal id number
(nomor id personal seperti no. KTP), notes (catatan singkat), dan upload photo
(file foto anggota). Di expiry date ada auto set terdapat set tanggal expired
anggota yaitu dengan menekan check yang dihitung berdasar membership type.
Jika diuncheck maka expiry date ditentukan secara manual. Terdapat pending
membership, jika pending membership dicheck anggota yang bersangkutan tidak
dapat melakukan sirkulasi, walaupun masih aktif. Berikut adalah gambar tampilan
menu form add new member:
Gambar 26. Form add new member
2) Menu member type
Menu untuk menetapkan loan limit (batas eksemplar peminjaman), loan
periode (lama pinjam), reserve (pemesanan), reserve limit (batas eksemplar
pemesanan), membership periode (lama keanggotaan), reborrow limit (batas
perpanjangan), fine each day (denda perhari), dan overdue grace periode
(toleransi keterlambatan dalam hari). Berikut adalah gambar tampilan menu
member type:
44
Gambar 27. Member type
3) Menu import data
Digunakan untuk mengambil data member dari luar aplikasi senayan yang
kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi senayan dan format data berupa .csv.
Berikut adalah gambar tampilan menu member import:
Gambar 28. Member import
4) Menu export data
Digunakan untuk mengambil data member didalam aplikasi Senayan dan
hasilnya berupa data dalam bentuk .csv. Contoh:
"M001","Desy","0","Mahasiswa","[email protected]",
"Jakarta","99999","Perpustakaan
Bapeten","","member_M001.jpeg","KTP No.
123","99999","99999","2008-12-25","2008-12-25","2009-12-25",
"Anggota Terbaik tahun 2010"
45
Berikut adalah gambar tampilan menu member eksport:
Gambar 29. Member eksport
4. Sirkulasi
a. Sistem otomasi Bapeten
Pada sistem otomasi Bapeten modul untuk sirkulasi juga tidak tersedia
b. Sistem otomasi Senayan
Sirkulasi terdapat pada modul circulation. Modul ini dipakai untuk proses
sirkulasi. Terdiri dari menu:
1) Menu start transaction
Digunakan untuk melakukan transaksi melalui member id (id anggota).
Muncul informasi anggota dilakukan dengan cara menekan tab loans (untuk
melakukan transaksi peminjaman), current loans (daftar peminjaman terkini),
reserve (untuk kebutuhan pemesanan literatur), fines (denda), loan history
(sejarah peminjaman yang dilakukan oleh anggota). Terdapat juga current loans
untuk mengembalikan (return) dan memperpanjang (extend) peminjaman.
Dilakukan dengan cara menekan finish transaction agar semua proses transaksi
tercatat ke dalam sistem. Dibawah ini adalah gambar tampilan proses sirkulasi:
46
Gambar 30. Proses sirkulasi
2) Menu quick return
Pengembalian cepat dengan menggunakan item id. Sebagaimana gambar
dibawah ini:
Gambar 31. Quick return
3) Menu loan rules
Untuk pengaturan peminjaman yang didasarkan pada member type,
collection type, GMD. Aturannya berupa batas jumlah peminjaman (loan limit),
periode peminjaman (loan period), batas perpanjangan (reborrow limit), denda
per hari (fine each day) dan toleransi keterlambatan (overdue grace periode).
Dibawah ini adalah gambar tampilan menu loan rules:
47
Gambar 32. Loan rules
4) Menu loan history
Menu yang berisi data transaksi yang pernah dilakukan. Informasi yang
muncul adalah member id, member name, item code, title, loan date, due date.
Terdapat fasilitas mencetak daftar history peminjaman dan pencarian data history
yang dilakukan berdasarkan member id/member name, document title, item code,
loan date from dan loan date until. Dibawah ini adalah gambar tampilan menu
loan history:
Gambar 33. Loan history
5. Stock Opname
a. Sistem otomasi Bapeten
Pada sistem otomasi Bapeten modul untuk stock opname tidak tersedia
b. Sistem otomasi Senayan
Modul ini digunakan untuk kegiatan stock opname. Terdiri dari menu
48
stocke take history (laporan stok opname yang telah dilakukan), current stocke
take (pengembalian ststus koleksi perpustakaan), stocke take report (laporan stok
opname), finish stocke take (untuk proses penyelesaiaan stok opname), current
lost items (daftar koleksi yang dianggap hilang).
a) Menu stock take history
Menu ini untuk laporan stock opname yang telah dilakukan. Terdiri dari
informasi stock take name, start date, end date, report. Sebagaimana gambar
dibawah ini:
Gambar 34. Stock take history
b) Menu current stock take
Menu ini digunakan untuk mengembalikan status koleksi perpustakaan
yang dianggap hilang oleh sistem ke status exist (koleksi dinyatakan ada). Proses
initialize harus dilakukan agar menu ini dapat digunakan. Berikut adalah gambar
tampilan menu current stock take:
Gambar 35. Current stock take
49
c) Menu stock take report
Berisi laporan kegiatan stocke take yang telah dilakukan. Proses initialize
harus dilakukan agar menu ini dapat digunakan. Dibawah ini adalah gambar
tampilan menu stock take report:
Gambar 36. Stockt take report
d) Finish stock take
Setelah selesai melakukan stock opname dilakukan dengan cara menekan
link ini. Terdapat sub menu purge lost item. Berikan tanda cek pada yes, maka
data item pada bibliography yang berada dalam current lost item akan hilang.
Dibawah ini adalah gambar tampilan menu finish stock take:
Gambar 37. Finish stock take
e) Current lost items
Merupakan daftar koleksi yang hilang pada saat stock opname selain
koleksi yang dipinjam. Sebagaimana gambar dibawah ini:
50
Gambar 38. Current lost item
6. Laporan
a. Sistem otomasi Bapeten
Modul laporan tidak tersedia
b. Sistem otomasi Senayan
Informasi laporan kegiatan perpustakaan. Terdiri dari menu:
a) Menu collection statistic (statistik koleksi)
Berisi laporan ststistic total titles (total judul koleksi), total checkout items
(total item yang sedang dipinjam), total items in library (total item yang ada di
perpustakaan/ tidak dipinjam), total titles by medium/GMD (total judul berdasr
GMD), 10 most popular titles (koleksi yang banyak dipinjam). Dibawah ini
adalah gambar tampilan statistik koleksi:
Gambar 39. Tampilan statistik koleksi
b) Menu loan report (informasi seputar peminjaman)
Terdiri dari laporan total peminjaman, peminjaman berdasar GMD,
51
peminjaman berdasar tipe koleksi, total transaksi peminjaman, rata-rata transaksi
per hari, anggota yang sedang mempunyai pinjaman, anggota yang tidak
mempunyai pinjaman, dan total peminjaman yang terlambat. Dibawah ini adalah
gambar tampilan menu loan report:
Gambar 40. Loan report menu
c) Menu membership report
Berisi laporan keanggotaan yaitu: total anggota yang terdaftar, total
anggota aktif, total anggota berdasar tipe anggota, total anggota yang tidak aktif
dan daftar 10 (sepuluh) anggota teraktif. Dibawah ini adalah gambar tampilan
menu membership report:
Gambar 41. Membership report
7. Sistem
a. Sistem otomasi Bapeten
Modul sistem pada sistem otomasi Bapeten juga tidak tersedia, Untuk
pembuatan password harus ke Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga
Nuklir.
52
b. Sistem otomasi Senayan
Terdiri dari menu:
a) Menu system configuration
Digunakan untuk melakukan pengubahan preferensi global aplikasi
Senayan. Sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 42. Konfigurasi global senayan
b) Menu modules
Terdiri dari module list (melihat daftar module), search (mencari modul),
edit dan delete modul serta add new module (menambah modul). Dibawah ini
adalah gambar tampilan menu module list:
Gambar 43. Module list
53
Dibawah ini adalah gambar tampilan menu add new module:
Gambar 44. Add new module
c) Menu system user
Menu untuk menentukan user yang dapat mengakses sistem sesuai dengak
haknya masing-masing. User ini nanti dapat melakukan Login sesuai dengan
username dan password-nya masing-masing. Menu ini terdiri dari add new user
(menambah user), users list (melihat daftar user), search (mencari user), edit dan
delete user. Untuk menambah user baru dilakukan dengan cara menekan add new
user dan isikan login username, real name, groups, password. Dibawah ini adalah
gambar tampilan menu user:
Gambar 45. Menu user
54
Dibawah ini adalah gambar tampilan menu tambah user:
Gambar 46. Tambah user
d) Menu user groups
Untuk mendefinisikan groups dari user. Menu ini bisa untuk membuat
pengelompokan user-user system serta memberikan hak baca (read) atau tulis
(write). Setiap user bisa mempunyai lebih dari satu grup. Dibawah ini adalah
gambar tampilan menu user groups:
Gambar 47. User groups
e) Menu holiday setting
Untuk menentukan hari-hari libur dan perpustakaan tidak membuka
pelayanan. Dibawah ini adalah gambar tampilan menu set holiday:
55
Gambar 48. Set holiday
Dibawah ini adalah gambar tampilan menu add special holiday:
Gambar 49. Add special holiday
f) Menu barcode generator
Untuk membuat barcode, masukkan kodenya, tentukan ukuran barcode
(small, medium, atau big), dan dilakukan dengan cara menekan tombol generate
barcode. Hanya kumpulan angka dan huruf yang dapat diproses dalam menu ini.
Dibawah ini adalah gambar tampilan menu barcode generator:
56
Gambar 50. Form untuk membuat barcode
g) Menu backup database
Untuk membuat cadangan (backup) database.
8. Master file
a. Sistem otomasi bapeten
Pada sistem otomasi bapeten modul master file tidak tersedia.
b. Sistem otomasi Senayan
Menu ini untuk memasukan data yang dapat digunakan sebagai master
dalam entry data bibliografi. Data-datanya adalah:
a) GMD (General Material Designation) merupakan bentuk fisik koleksi.
Sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 51. GMD
57
b) Publisher diisi nama penerbit, sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 52. Publisher
c) Supplier merupakan data suplier, sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 53. Supplier
d) Author diisi nama pengarang, sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 54. Author
58
e) Topic diisi dengan topik atau subyek koleksi, sebagaimana gambar dibawah
ini:
Gambar 55. Topic
f) Location diisikan kode lokasi dan nama lokasi penempatan koleksi,
sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 56. Location
g) Place diisi dengan tempat terbit, sebagaimana gambar dibawah ini:
Gambar 58. Place
59
h) Item status
Diisi dengan status item (repair,on loan, reserved). Data yang diisi dalam
item status adalah item status code, item status name serta rules. Pilih no loan
transaction (item tidak bisa dipinjam, misal: koleksi digital) atau skipped by stock
take (tidak di proses dalam stock take). Dibawah ini adalah gambar tampilan
menu item status:
Gambar 59. Item status
h) Collection type diisi dengan tipe koleksi, sebagaimana gambar dibawah ini:
.
Gambar 60. Collection type
Berikut perbedaan modul sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi
Senayan, sebagaimana tabel dibawah ini:
Sistem Otomasi Bapeten Sistem Otomasi Senayan
1. Modul administrasi /bibliografi 1. Modul bibliografi
2. Modul opac 2. Modul opac
60
3. Tidak ada 3. Modul membership (keanggotaan)
4. Tidak ada 4. Modul circulation (sirkulasi)
5. Tidak ada 5. Modul stock take (stock opname)
6. Tidak ada 6. Modul reporting (laporan)
7. Tidak ada 7. Modul system (sistem)
8. Tidak ada 8. Modul master file (master data
bibliografi)
Tabel 4. Gambaran perbedaan modul sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan
61
BAB. V
HASIL PENELITIAN
A. Evaluasi sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan di
Perpustakaan Bapeten.
Evaluasi dilakukan melalui tahap evaluasi program yang dilakukan oleh
penulis dan pendalaman evaluasi dari Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas
Tenaga Nuklir sebagai informan sistem otomasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir
dan Pustakawan Fakultas Geologi UGM sebagai informan sistem otomasi
Senayan.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian bermaksud mengetahui
apakah sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan memiliki kualitas
yang baik sebagai perangkat lunak perpustakaan. Atau dengan kata lain menilai
variabel penelitian yaitu kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi
Senayan. Kualitas sebuah perangkat lunak dapat dinilai dari sebelas aspek.
Kesebelas aspek tersebut adalah kebenaran, realibilitas, efisiensi, integritas,
usabilitas, maintainabilitas, fleksibilitas, testabilitas, portabilitas, reusabilitas dan
interoperabilitas. Namun karena keterbatasan penulis maka tidak semua aspek
diatas dinilai. Aspek yang dinilai dalam penelitian ini hanya 4 aspek, yaitu
kebenaran, reliabilitas, integritas, usabilitas. Keempat aspek yang digunakan
untuk mengukur kualitas perangkat lunak adalah sub variabel dari variabel
kualitas sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan sebagai perangkat
lunak perpustakaan.
Selanjutnya sub variabel penelitian akan diukur melalui indikator penelitian
dengan berdasarkan pada standar penilaian yang merupakan tolok ukur penelitian.
Langkah-langkah ini sesuai dengan tujuan penelitian evaluasi untuk menilai
sejauh mana variabel yang diteliti telah sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditentukan.57
Untuk mempermudah proses penilaian tersebut maka standar penilaian akan
disajikan dalam sebuah tabel. Tabel ini akan digunakan sebagai dasar dalam
57 Ibid. Hal. 351.
62
penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan. Dalam
tabel standar penilaian ini ada tiga jenis nilai yaitu baik, cukup dan tidak baik.
Berikut ini tabel standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem
otomasi Senayan:
No Sub Variabel
Standar Penilaian
1 Kebenaran 1. Baik jika fasilitas yang sistem otomasi Bapeten dan/ atau sistem otomasi Senayan melebihi kebutuhan minimal otomasi perpustakaan
2. Cukup jika fasilitas yang disediakan sistem otomasi Bapeten dan/ atau sistem otomasi Senayan mampu memenuhi kebutuhan minimal otomasi perpustakaan
3. Tidak baik jika fasilitas yang disediakan sistem otomasi Bapeten dan/ atau sistem otomasi Senayan tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal otomasi perpustakaan
2 Reliabilitas 1. Baik jika menu dan fasilitas yang disediakan sistem otomasi Bapeten dan/ atau sistem otomasi Senayan mampu berjalan sempurna
2. Cukup, jika menu atau fasilitas yang tidak berjalan adalah menu dan fasilitas yang jarang digunakan atau tidak memiliki fungsi strategis
3. Tidak Baik jika menu atau fasilitas yang tidak berjalan memiliki fungsi yang strategis
4 Integritas 1. Baik jika memiliki kontrol sistem berlapis 2. Cukup jika sistem kontrol diwujudkan dengan adanya
perbedaan hak aksese antara pengguna biasa dan pengelola perangkat lunak
3. Tidak baik jika perangkat lunak tidak menyediakan perbedaan hak akses antara pengguna dan pengelola perangkat lunak
5 Usabilitas 1. Baik jika mudah untuk diperlajari dan tidak mensyaratkan latar bakang pendidikan tertentu
2. Cukup jika dapat dipelajari 3. Tidak baik, jika sulit untuk dipelajari serta
mensyaratkan latar belakarng pendidikan tertentu Tabel 5. Standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi
Senayan
Berdasarkan tabel standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten
dengan sistem otomasi Senayan, maka proses evaluasi yang akan menghasilkan
63
penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan,
apakah sistem otomasi Bapeten ini lebih berkualitas baik, cukup atau tidak baik
dibandingkan dengan sistem otomasi Senayan. Berikut evaluasi atas kualitas
sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan berdasarkan tabel standar
penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan.
1. Sub variabel kebenaran
Sub Variabel Kebenaran merupakan penilaian yang dilihat dari kemampuan
perangkat lunak memenuhi spesifikasi dan misi kebutuhan pengguna. Dalam
penelitian ini sub variabel kebenaran berarti kemampuan perangkat lunak mampu
memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan.
Menurut Saffady sebuah perangkat lunak otomasi perpustakaan minimal
memiliki fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi serta on-line public access
catalog atau OPAC.58 Sebuah perangkat lunak otomasi dikatakan mampu
memenuhi kebutuhan minimal otomasi perpustakaan apabila memiliki fasilitas
layanan sirkulasi, katalogisasi dan OPAC.
Dengan demikian maka sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi
Senayan dikatakan mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan jika
memiliki fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi, dan OPAC.
Dari hasil simulasi penulis menemukan bahwa sistem otomasi Bapeten
hanya menyediakan fasilitas katalogisasi yaitu pada modul administrasi dan
fasilitas OPAC saja. Sedangkan untuk fasilitas layanan sirkulasi belum ada.
Menurut Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir pada saat
pengembangan sistem otomasi Bapeten, belum diketahui secara rinci fasilitas
yang dibutuhkan maka untuk fasilitas sirkulasi tidak dibuatkan.59 Walaupun
kedepan sistem otomasi Bapeten akan dikembangkan lagi, namun pada saat
penulis melakukan penelitian ini fasilitas sirkulasi belum ada.
Sedangkan pada sistem otomasi Senayan fasilitas yang disediakan tidak
hanya menyediakan fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi dan OPAC saja namun
sistem otomasi Senayan juga menyediakan fasilitas lain seperti fasilitas
manajemen keanggotaan, fasilitas cetak barcode (baik barcode anggota maupun
58 Saffady dalam http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id, diakses tanggal 25 November 2009,
Pukul 11.26 59 Sanjaya, Heru Eka, Op. Cit
64
barcode buku), fasilitas laporan, dan fasilitas stock opname. Fasilitas layanan
sirkulasi terdapat pada modul circulation, fasilitas katalogisasi pada modul
bibliography, dan fasilitas OPAC terdapat pada modul OPAC.
Menurut Pustakawan Fakultas Geologi UGM sistem otomasi Senayan sudah
mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan, namun kadang ada
kebutuhan lain, dan itu harus modifikasi. Tapi secara default sudah, contoh
kebutuhan perpustakaan yang lain adalah pendaftaran perpustakaan online untuk
anggota perpustakaan.60
Berikut ini hasil evaluasi sub variabel kebenaran sistem otomasi Bapeten
dengan sistem otomasi Senayan:
Fasilitas Sistem otomasi Bapeten Sistem otomasi Senayan
Sirkulasi Tidak ada Ada
Katalogisasi Ada Ada
OPAC Ada Ada
Tabel 6. Hasil evaluasi sub variabel kebenaran sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan
Melihat tabel hasil evaluasi sub variabel kebenaran di atas maka
berdasarkan tabel standar penilaiaan kualitas sistem otomasi Bapeten dengan
sistem otomasi Senayan, maka sistem otomasi Bapeten memperoleh nilai tidak
baik karena tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal otomasi perpustakaan,
yaitu tidak adanya fasilitas sirkulasi. Sedangkan untuk sistem otomasi Senayan
memperoleh nilai baik karena telah memenuhi kebutuhan minimal otomasi
perpustakaan melalui menu katalogisasi (bibliography), menu layanan sirkulasi
(circulation), dan menu OPAC.
2. Sub variabel reliabilitas
Sub variabel reliabilitas merupakan kemampuan perangkat lunak dapat
melaksanakan fungsinya dengan tingkat ketelitian yang diperlukan. Dari definisi
sub variabel reliabilitas ini maka kualitas perangkat lunak akan dilihat dari apakah
semua fasilitas atau menu yang disediakan program mampu berfungsi dan mampu
berjalan sempurna.
Sub variabel reliabilitas sistem otomasi Bapeten dan sistem otomasi Senayan
60 Purwoko, Wawancara tanggal 17 Februari 2010 pukul 10.00
65
akan dinilai dari indikator semua menu yang terdapat pada masing-masing sistem
otomasi. Berikut rincian indikator dari masing-masing sistem otomasi:
Bagian sub variabel reliabilitas Sub variabel
Sistem otomasi Bapeten Sistem otomasi Senayan
Reliabilitas 1. Menu administrasi
2. Menu opac
3. Menu login
1. Menu biblography
2. Menu circulation
3. Menu master file
4. Menu membership
5. Menu reporting
6. Menu stock take
7. Menu system
8. Menu login
Tabel 7. Rincian indikator sub variabel reliabilitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan
Kemudian peneliti melakukan simulasi penggunaan semua menu yang
disediakan sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan. Dari kegiatan
simulasi ini dapat diketahui apakah semua fasilitas atau menu program mampu
berjalan sempurna serta tidak akan muncul penyataaan error ketika menjalankan
berbagai menu dan fasilitas-fasilitas yang disediakan dan menu mampu berjalan
sempurna.
Menurut Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir, sistem
otomasi Bapeten dibuat dengan berbasis web yang menggunakan free open source
software (apache, php, dan mysql) 61 maka dari itu sistem otomasi Bapeten ini
mampu berjalan optimal di dua sistem operasi baik windows maupun linux.
Demikian juga dengan sistem otomasi Senayan, selain bisa digelar pada sistem
operasi windows, Senayan juga bisa dioperasikan pada seluruh varian linux.62
Menurut Pustakawan Fakultas Geologi UGM untuk detail menu-menu
yang disediakan sistem otomasi Senayan seperti bibliography, circulation,
membership, master file dll, sudah berjalan sempurna.
Berdasarkan evaluasi sub variabel reliabilitas tidak ditemukan fasilitas
61 Sanjaya, Heru Eka. Op. Cit. 62 ________, Senayan untuk perpustakaan. Artikel di Media Indonesia Sabtu, 7 November
2009. Hal 14.
66
atau menu yang tidak berjalan sempurna, maka berdasarkan tabel standar
penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan sub
variabel reliabilitas kedua sistem sistem otomasi memperoleh nilai baik.
3. Sub variabel integritas
Integritas adalah tingkat kemampuan kontrol akses ke perangkat lunak
atau data oleh orang yang tidak berhak. Sebuah perangkat lunak dikatakan
berkualitas jika memiliki kemampuan untuk mengontrol akses ke perangat lunak
atau data. Integritas sangat diperlukan untuk memastikan bahwa hanya orang-
orang yang berhak dan bertanggung jawab yang dapat mengakses perangkat
lunak.
Untuk menilai sub variabel integritas akan dilihat dari indikator sub
variabel itu sendiri. Indikator dari sub variabel integritas adalah halaman depan
(index) program perangkat lunak dan menu administrasi. Berikut evaluasi sub
variabel kebenaran integritas:
No. Indikator sub variabel
integritas
Sistem Otomasi
Bapeten
Sistem Otomasi
Bapeten
1. Halam depan (index) program
perangkat lunak Baik Baik
2. Menu Administrasi/ Login Tidak baik Baik
Tabel 8. Hasil evaluasi sub variabel integritas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan
Berdasarkan tabel hasil evaluasi sub variabel integritas di atas maka sistem
otomasi Bapeten memperoleh nilai cukup karena memberikan pembedaan hak
akses antara pengguna dan pengelola perpustakaan pada halaman depan (index)
program perangkat lunak dan pada menu administrasi atau login bisa diakses oleh
pengelola perpustakaan namun tidak ada pembedaan hak akses antar sesama
pengelola perpustakaan. Menurut Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga
Nuklir tidak ada pembedaan hak akses antar sesama pengelola perpustakaan,yang
ada hanya admin dan user.63
Sedangkan pada sistem otomasi Senayan memiliki tingkat integritas yang
baik karena selain memberikan pembedaan hak akses antara pengguna dan
63 Sanjaya, Heru Eka, Op. Cit
67
pengelola perpustakaan pada halaman depan (index) program perangkat lunak,
untuk menu administrasi atau mengelola data terlebih dahulu harus log in dan
hanya bisa dilakukan oleh pengelola perpustakaan serta disesuaikan dengan
bagian atau tanggung jawabnya di perpustakaan. Pembedaan hak akses dapat
diatur pada menu sytem user dan disertai pemberian password. Sistem otomasi
Senayan memungkinkan staf sirkulasi saja yang bisa mengakses fasilitas sirkulasi.
Bagian pengelolan yang dapat mengakses menu bibliografi dan laporan. Dengan
pembagian hak akses ini maka tanggung jawab setiap orang dalam interaksinya
dengan program menjadi jelas. Disamping pembedaan akses juga terdapat
pengelompokan user yaitu pada menu user group. Menu ini memberikan hak baca
(read) atau tulis (write). Menurut Pustakawan Fakultas Geologi UGM sistem
otomasi Senayan mempunyai kemampuan kontrol akses yang bagus, karena ada
model pembatasan read dan write pada tiap user yang ada. 64
4. Sub variabel usabilitas
Sub variabel usabilitas adalah usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu
perangkat lunak. Sub variabel usabilitas akan dinilai dari indikator sub variabel
usabilitas yaitu panduan instalasi, fasilitas help, dan modul perangkat lunak.
Menurut Abdul Rahman Saleh berkaitan dengan fasilitas bantuan (help facility)
yaitu disediakannya fasilitas help di layar.65 Berikut evaluasi sub variabel
usabilitas:
No. Indikator sub variabel
usabilitas Sistem otomasi
Bapeten Sistem otomasi
Bapeten
1. Panduan instalasi Tidak ada Ada
2. Fasilitas help Tidak ada Ada
3. Modul Tidak ada Ada
Tabel 9. Hasil evaluasi sub variabel usabilitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi Senayan
Panduan instalasi untuk sistem otomasi Bapeten tidak disediakan karena
64 Purwoko, Op. Cit 65 Sale, Abdul Rahman. Kriteria Pemilihan Perangkat Lunak Untuk Automasi
Perpustakaan. http://www.lib.itb.ac.id, di akses pada tanggal 24 November 2009 pukul 17.00
68
sistem otomasi Bapeten hanya untuk kalangan sendiri, sedangkan usaha untuk
mempelajari proses instalasi memang membutuhkan pengetahuan mengenai web
server, PHP dan MySQL karena sistem otomasi Bapeten dibuat dengan berbasis
web yang menggunakan free open source software (apache, php, dan mysql).66
Sedangkan untuk mengoperasikan, menyiapkan input, menginterpretasikan output
sistem otomasi Bapeten juga tidak tersedia modul dan fasilitas help. Namun
walaupun tidak tersedia modul dan fasilitas help berdasarkan simulasi yang
dilakukan penulis usaha untuk mengoperasikan, menyiapkan input, dan
menginterpretasikan output sistem otomasi Bapeten mudah dilakukan, karena
tampilan dari sistem otomasi Bapeten user friendly dan memudahkan penulis.
Namun tidak tersedianya modul dan fasilitas help untuk menggunakan sistem
otomasi Bapeten menjadi sedikit kendala bagi penulis pada awal
pengoperasiannya.
Sedangkan pada sistem otomasi Senayan adanya panduan instalasi
memudahkan untuk mempelajarinya, walaupun memang membutuhkan
pengetahuan tentang web server, PHP, dan MySQL. Dan untuk pengoperasianya,
menyiapkan input, menginterpretasikan output pada sistem otomasi Senayan
tersedia modul dan fasilitas help. Untuk mampu menggunakan program ini,
penulis tidak membutuhkan waktu yang lama dalam belajar hanya dengan
berbekal keterampilan mampu mengoperasikan komputer, membaca modul yang
disediakan sistem otomasi Senayan yang dapat diunduh di
http://Senayan.diknas.go.id/web2 penulis dapat dengan cepat mampu
menggunakan program otomasi perpustakaan ini.
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah penulis lakukan diketahui bahwa
usaha yang dilakukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input dan
menginterpretasikan output sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi
Senayan tidaklah sulit, karena perangkat lunak ini mudah untuk dipelajari. Selain
itu tidak mensyaratkan latar belakang pendidikan tertentu, kecuali bagi mereka
yang ingin mengembangkan perangkat lunak ini harus mempunyai pengetahuan
tentang web server, PHP, dan MySQL. Namun karena pada sistem otomasi
Bapeten panduan instalasi, modul dan fasilitas help tidak tersedia maka
66 Sanjaya, Heru Eka, Op. Cit
69
berdasarkan tabel standar penilaian kualitas sistem otomasi Bapeten memperoleh
nilai cukup dan sistem otomasi Senayan memperoleh nilai baik.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 4 sub variabel diatas berikut tabel
hasil evaluasi sub varabel penelitian:
Nilai No. Sub variabel
penelitian Sistem otomasi Bapeten Sistem otomasi Senayan
1 Kebenaran Tidak baik Baik
2 Reliabilitas Baik Baik
3 Integritas Cukup Baik
4 Usabilitas Cukup Baik
Tabel 10. Hasil evaluasi sub variabel penelitian Sumber: pengolahan data oleh penulis, September 2009 – Februari 2010
Melihat tabel evaluasi sub variabel penelitian di atas maka dapat diketahui
bahwa dari empat sub variabel penelitian, untuk sistem otomasi Bapeten satu sub
variabel memperoleh nilai baik, dua diantaranya memperoleh cukup dan satu
memperoleh tidak baik. Sub variabel penelitian yang memperoleh nilai baik
adalah sub variabel reliabilitas, Sub variabel yang memperoleh nilai cukup adalah
sub variabel integritas dan usabilitas, sedangkan sub variabel penelitian yang
memperoleh nilai tidak baik adalah sub variabel kebenaran. Sedangkan untuk
sistem otomasi Senayan empat sub variabel yaitu kebenaran, reliabilitas, integritas
dan reliabilitas memperoleh nilai baik. Dengan demikian maka sistem otomasi
Senayan memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan sistem otomasi
Bapeten.
70
BAB. VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi atas variabel penelitian yaitu kualitas sistem otomasi
Bapeten dengan sistem otomasi Senayan sebagai perangkat lunak perpustakaan
Badan Pengawas Tenaga Nuklir, penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas sistem otomasi Senayan sebagai perangkat lunak otomasi
perpustakaan yang diterapkan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir adalah lebih baik dibandingkan dengan sistem otomasi Bapeten yang
dahulu digunakan. Kesimpulan ini didasarkan hasil evaluasi yang diperoleh
penulis yaitu dari empat sub variabel kualitas perangkat lunak yang digunakan
untuk melakukan evaluasi kualitas sistem otomasi Bapeten dengan sistem
otomasi Senayan. Sistem otomasi Senayan keempat-empatnya memperoleh
nilai baik yaitu sub variabel kebenaran, reliabilitas, integritas, dan usabilitas.
Sistem otomasi Bapeten yang memperoleh nilai baik adalah sub variabel
reliabilitas, sedangkan sub variablel integritas dan usabilitas memperoleh nilai
cukup dan sub variabel kebenaran memperoleh nilai tidak baik. Penulis
memberikan penilaian secara keseluruhan bahwa kualitas sistem otomasi
Senayan memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan sistem otomasi
Bapeten.
2. Sistem otomasi Senayan lebih mampu memenuhi kebutuhan otomasi
perpustakaan dibandingkan dengan sistem otomasi Bapeten karena memiliki
fasilitasi layanan sirkulasi, katalogisasi, dan OPAC, bahkan fasilitas lainnya
juga seperti manajemen keanggotaan, cetak barcode (baik barcode anggota
maupun barcode buku), fasilitas laporan, dan stock opname.
3. Semua fasilitas atau menu yang disediakan program pada sistem otomasi
Bapeten maupun sistem otomasi Senayan mampu berfungsi dan mampu
berjalan sempurna, selain itu kedua-duanya juga bisa berjalan optimal pada
dua sistem operasi baik windows maupun linux.
4. Sistem otomasi Senayan lebih memiliki tingkat integritas (kontrol akses) yang
baik dibandingkan dengan sistem otomasi Bapeten
71
5. Sistem otomasi Senayan menyediakan dokumentasi resmi dari pihak
pengembang sehingga untuk belajar menggunakan perangkat lunak ini calon
pengguna dapat memanfaatkan dokumentasi atau manual tersebut. Sedangkan
sistem otomasi Bapeten tidak menyediakan dokumentasi atau manual.
6. Usaha yang dilakukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input
dan menginterpretasikan output sistem otomasi Bapeten dengan sistem
otomasi Senayan tidaklah sulit karena tidak mensyaratkan latar belakang
pendidikan tertentu, kecuali bagi mereka yang ingin mengembangkan
perangkat lunak ini harus mempunyai pengetahuan tentang web server, PHP,
dan MySQL.
B. Saran
Dari hasil evalusi yang telah penulis lakukan ada beberapa saran yang
penulis berikan. Saran-saran tersebut antara lain:
1. Agar sistem otomasi Senayan yang sekarang dipakai lebih dikembangkan
modul-modulnya atau diup-grade ke senayan3-stable12 yang sudah
disediakan pihak pengembang Senayan, agar semakin meringankan pekerjaan
perpustakaan.
2. Sistem otomasi Senayan yang sekarang digunakan oleh Perpustakaan Badan
Pengawas Tenaga Nuklir yaitu senayan3-stable3 tidak menyediakan fasilitas
pembuatan kartu anggota, untuk itu pengelola perpustakaan dapat
menggunakan perangkat lunak microsoft word dan mail merge untuk
membuat kartu anggota perpustakaan.
72
DAFTAR PUSTAKA
________, Manual Senayan Versi 2 berdasar Senayan 3-Stable7. Jakarta:-, 2009.
_______, Random House Webster’s College Dictionary. New York: Random House, Inc, 2001.
________, Senayan untuk perpustakaan. Artikel di Media Indonesia Sabtu, 7 November 2009.
Arif, Ikhwan, Makalah Seminar dan Workshop Sehari “Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan“ UMM 4 Oktober 2003.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000
Corbin dalam Hariyadi, Utami. Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan di Indonesia. Hasil Kongres VI & Seminar. Jakarta: Pengurus Besar IPI, 1993.
Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
Kadir, Abdul & Triwahyuni, Terra Ch. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi, 2003.
Marzuki. Metodelogi Riset. Yogyakarta: BPFE UII, 2002.
McLeod, Raymond Jr.et. al. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Indeks, 2004.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005.
Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Citakaryakarsa Mandiri, 2008.
Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007.
73
Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi, Buku I. Yogyakarta. Andi, 2002.
Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Khusus: Pengantar Keorganisasian dan Administrasi. Jakarta: Pusat Reproduksi PDIN, 1971.
Purwoko, Wawancara tanggal 17 Februari 2010 pukul 10.00
Putra, Syopiansyah Jaya & Subiyakto, A’ang. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006.
Qalyubi, Syihabuddin, dkk. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 2007.
Romanus, Beni. Sekapur Sirih Pendidikan Perpustakaan di Indonesia 1952-2002: Kumpulan Artikel Alumni dan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Depok: Alumni dan Mahasiswa Prog. Ilmu Perpustakaan PPS FIB-UI, 2002.
Saffady dalam Implementasi Otomasi Perpustakaan dengan Software Senayan, http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id, diakses tanggal 25 November 2009, Pukul 11.26
Salim, Peter. The Contemporary English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Modern English Press, 1986.
Sanjaya, Heru Eka. Wawancara taggal 24 November 2008 pukul 17.00 Scott, George M. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1999.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta, 2008.
Sukirno, Automasi Perpustakaan. Dalam http://haidaro.multiply.multiplycontent.com/journal/item/11/AUTOMASI_PERPUSTAKAAN tanggal 25 November 2009 pukul 20.25
Sulaiman, Iskandar. Upaya Perpustakaan Dalam Menggentaskan Kesenjangan Informasi Masyarakat. Jurnal Al-Maktabah Vol. 8 No. 2 Oktober 2006.
Supriyanto, Wahyu dan Muhsin, Ahmad. Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius, 2008.
74
Sulistyo-Basuki. Periodesasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: Rosdakarya, 1994.
Syafii, M. Tip dan Trik Linux. Yogyakarta: Andi, 2005.
Zed, Mustika. Metode Penelitian Kepustakaan cet. 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Indeks, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
75
LAMPIRAN
KEPALA
KOMISI AHLI
INSPEKTORAT
BIRO HUKUM DAN ORGANISASI
SEKRETARIS UTAMA
BIRO UMUM
DEPUTI BIDANG PERIJINAN DAN
INSPEKSI
DIREKTORAT PERIZINAN FASILITAS
RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF
DIREKTORAT PERIZINAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR
DIREKTORAT INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT
RADIOAKTIF
DIREKTORAT INSPEKSI INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR
DIREKTORAN KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN
NUKLIR
BIRO PERENCANAAN
DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN
KESELAMATAN NUKLIR NUKLIR
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI
PENGAWASAN FRZR
PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI
PENGAWASAN IBN
DIREKTORAT PENGATURAN
PENGAWASAN FRZR
DIREKTORAT PENGATURAN
PENGAWASAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR
76
Hasil Wawancara dengan Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir:
Nama : Heru Eka Sanjaya
Jabatan : Staf Pengelolaan Data Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah sistem otomasi Bapeten ini mampu berjalan optimal di dua sistem
operasi baik windows maupun linux?
Jawaban: Ya, karena sistem otomasi Bapeten dibuat dengan berbasis web yang
menggunakan free open souce software (apache, php, dan mysql)
2. Apakah Perbedaan mendasar sistem otomasi Bapeten dengan sistem otomasi
Senayan, alasan apa yang menjadikan sistem otomasi Bapeten diganti dengan
sistem otomasi Senayan?
Jawaban: Dari segi integritas level akses, pada sistem otomasi Bapeten tidak
ada pembedaan hak akses sesama pengelola perpustakaan, yang ada hanya
admin dan user, sedangkan sistem otomasi Senayan menyediakan pembedaan
hak akses. sistem otomasi Bapeten kurang memenuhi standar kebutuhan
perpustakaan seperti sirkulasi, report, barcode dll.
3. Apakah sistem otomasi Bapeten tersedia panduan instalasi dan fasilitas help
(bantuan) untuk proses instalasi awal dan pengoperasian selanjutnya?
Jawaban: Tidak, karena sistem otomasi Bapeten sudah terinstal pada server,
pengguna hanya menggunakan sesuai instruksi yang ada pada aplikasi tersebut,
sedangkan untuk help (bantuan) tidak dibuatkan karena aplikasi sudah dibuat
khusus sesuai permintaan pengguna.
4. Setelah saya melakukan simulasi ternyata di sistem otomasi Bapeten hanya
tersedia fasilitas katalogisasi, dan OPAC. untuk fasilitas sirkulasinya tidak ada.
alasannya kenapa modul sirkulasi tidak dibuatkan?
Jawaban: pada saat pengembangan sistem otomasi Bapeten, belum diketahui
secara rinci fasilitas yang dibutuhkan.
77
Hasil Wawancara dengan Pustakawan Fakultas Geologi UGM:
Nama : Purwoko
Jabatan : Pustakawan Fakultas Geologi UGM
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah Perpustakaan Fakultas Geologi UGM memakai sistem otomasi
Senayan?
Jawaban: sudah
2. Senayan versi berapa? Jawaban: Senayan3-stable12
3. Apakah sistem otomasi Senayan telah mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
perpustakaan?
Jawaban: wah ini susah, karena kadang ada kebutuhan lain, dan itu harus
modifikasi.Tapi secara default sudah.
4. Contoh kebutuhan perpustakaan yang lain apa?
Jawaban: misal, bikin pendaftaran perpustakaan online untuk anggota
perpustakaan.
5. Kebutuhan minimal perpustakaan yaitu menu katalogisasi, OPAC, dan sirkulasi
sudah memenuhi kebutuhan Perpustakaan Fakultas Geologi UGM tidak
sebagai pengguna?
Jawaban: sudah
6. Apakah untuk detail menu-menu yang disediakan sistem otomasi Senayan
seperti bibliography, circulation, membership, master file dll, sudah berjalan
sempurna belum di Perpustakaan Fakultas Geologi?
Jawaban: o jalan. Kl ada bug itu wajar. misal kompatibilitas browser.
7. Menurut anda apakah sistem otomasi Senayan mempunyai kemampuan kontrol
akses yang baik?
Jawaban: bagus. karena ada model pembatasan Read dan Write pada tiap user
yang ada.
Recommended