FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS OLEH
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MELALUI PENDEKATAN TECHNOLOGY
ACCEPTANCE MODEL (TAM)
(studi pada karyawan indomaret di jawa timur)
Rendra Sa’af Adha Nugraha1), Devy Pusposari
2)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract: The fluctuated number of e-filing service users in Indonesia poses a significant issue as
the optimal tax revenue is reliance on the taxpayers’ compliance in reporting their Annual Tax
return. This study aims to determine the factors that influence the taxpayers’ attitude to use e-
filing service. The data in this study are analyzed through the Technology Acceptance Model
(TAM). The objects of the study are individual taxpayers of Indomaret employees in East Java.
The samples are 70 respondents selected through purposive sampling method, and are evaluated
by the measurement model (outer model) and the structural model (inner model) utilizing Partial
Least Square (PLS) 3.0 software. The test results indicate that the perceived ease of use of e-
filing and the perceived usefulness of e-filing have an effect on the attitude to use e-filing and the
use of e-filing; the perceived ease of use of using e-filing, the perceived usefulness of using e-
filing have an indirect effect on the use of e-filing moderated by the attitude to use e-filing.
Keywords: Perceived Ease, Perceived Usefulness, Attitude to Use, Usage, e-filing, Technology
Acceptance Model (TAM), Partial Least Square (PLS) 3.0.
Abstrak: Penggunaan layanan e-filing di Indonesia masih fluktuatif sedangkan penerimaan
pajak yang optimal ditandai dengan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT . Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi sikap wajib pajak untuk
menggunakan e-filing. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Technology Acceptance
Model (TAM). Objek penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang berprofesi sebagai
pegawai indomaret di Jawa Timur. Data Sampel penelitian berjumlah 70 responden yang
didistribusikan dengan menggunakan metode purposive sampling. Model evaluasi yang
digunakan adalah model pengukuran (outer model) dan model structural (inner model) dengan
menggunakan software yang dipakai adalah Partial Least Square (PLS) 3.0. Hasil pengujian
dalam penelitian ini menunjukan bahwa persepsi kemudahan untuk menggunakan e-filing,
persepsi kegunaan untuk menggunakan e-filing berpengaruh terhadap sikap untuk menggunakan
e-filing dan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing, serta persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing, persepsi kegunaan untuk menggunakan e-filing memiliki pengaruh tidak
langsung terhadap penggunaan e-filing dimoderasi dengan sikap untuk menggunakan e-filing.
Kata kunci: Persepsi Kemudahan, Persepsi Kegunaan, Sikap Untuk Menggunakan,
Penggunaan, e-filing, Technology Acceptance Model (TAM), Partial Least Square (PLS) 3.0.
PENDAHULUAN
Pajak memiliki kontribusi cukup
tinggi dalam penerimaan negara oleh karena
itu pajak diatur sendiri ketentuannya oleh
Undang-undang pajak, Undang-undang
Nomor 16 Tahun 2009 Tentang ketentuan
umum dan tata cara perpajakan menyatakan
bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Setiap warga negara Indonesia yang telah
memenuhi persyaratan menjadi wajib pajak
diwajibkan untuk membayar pajaknya yang
mana pajak tersebut akan kembali lagi
manfaatnya kepada masyarakat walaupun
secara tidak langsung. Pajak dinilai sangat
penting karena pendapatan terbesar negara
Indonesia berasal dari pajak, pembangunan
fasilitas umum dan banyak pengeluaran
pengeluaran negara lainnya yang berasal
dari pajak, karena itu pembayaran pajak
merupakan perwujudan dari kewajiban
kenegaraan dan peran serta wajib pajak
untuk secara langsung bahu-membahu
membiayai pembangunan nasional
pemerintah yang dalam hal penghimpunan
penerimaan pajak diwakilkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP), DJP terus
berusaha memperbaiki efisiensi dan
efektivitas kinerjanya untuk memenuhi
kebutuhan wajib pajak yang terus meningkat
seiring perkembangan zaman yang semakin
modern. Pada zaman yang modern ini
perkembangan teknologi begitu pesat,
dengan berkembangnya teknologi yang
begitu pesat sistem pelaporan pajak di
Indonesia juga mengikuti perkembangan
tersebut untuk menunjang pelaporan pajak
yang efektif dan efisien, salah satu bentuk
perkembangan sistem pelaporan pajak di
Indonesia yang dikembangkan oleh Direktur
Jenderal Pajak (DJP) yaitu sistem e-filing
sesuai dengan peraturan Dirjen Pajak
NOMOR PER-01/PJ/2017 yang dilakukan
secara online serta realtime harapannya
dengan dikembangkannya sistem e-filing ini
dapat meningkatkan jumlah wajib pajak
terdaftar yang melaporkan SPT Tahunannya.
Penelitian ini menggunakan teori
yang dilakukan oleh Davis (1986) yang
mengembangkan model Technology
Acceptance Model (TAM) untuk meneliti
faktor-faktor determinan dari pengguna
sistem informasi oleh pengguna. TAM
merupakan salah satu teori tentang
penggunaan sistem teknologi informasi yang
dianggap sangat berpengaruh dan umumnya
digunakan untuk menjelaskan penerimaan
individual terhadap penggunaan sistem
teknologi informasi. Teori ini juga
menunjukkan bahwa seseorang sering
bertindak berdasarkan persepsi mereka
mengenai apa yang orang lain pikir mereka
harus lakukan. Peneliti menggunakan Teori
TAM tahun 1986 karena peneliti menilai
adanya kesesuaian antara konstruk TAM
tahun 1986 dengan penyelesaian masalah
penelitian ini. TAM berteori bahwa sikap
terhadap penggunaan seseorang untuk
menggunakan sistem atau teknologi
ditentukan oleh dua faktor, yaitu persepsi
kegunaan (perceived usefulness) adalah
tingkat kepercayaan pengguna bahwa
dengan menggunakan suatu item, maka akan
dapat meningkatkan kinerja pengguna
tersebut. Persepsi kemudahan penggunaan
(perceived ease of use) didefinisikan sebagai
tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem
dapat digunakan dengan mudah dan dapat
dipelajari yang mana akan berpengaruh
terhadap Sikap Untuk Menggunakan
(Attitude Toward Using) lalu berpengaruh
terhadap Pengguanaan (Actual System Use).
Persepsi kemudahan untuk menggunakan
merupakan salah satu faktor dalam model
TAM yang telah diuji dalam penelitian
Davis (1986), hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa faktor ini terbukti dapat
menjelaskan alasan seseorang dalam
menggunakan sistem informasi dan
menjelaskan bahwa sistem baru yang sedang
dikembangkan diterima oleh pengguna.
Dalam teori ini, sistem e-filing akan diterima
oleh wajib pajak dan pada akhirnya
penggunaan e-filing akan meningkat jika dua
faktor di atas yaitu persepsi kemudahan
untuk menggunakan e-filing dan persepsi
kegunaan untuk menggunakan e-filing
terpenuhi, yang mana dari dua faktor di atas
akan menimbulkan suatu sikap oleh wajib
pajak, wajib pajak akan menerima atau
menolak sistem tersebut. Semakin mudah
dan memiliki keguaan e-filing tersebut maka
sikap yang timbul oleh wajib pajak akan
menerima, tetapi jika ternyata sistem e-filing
tersebut tidak mudah dan tidak memiliki
kegunaan sikap yang timbul akan menolak.
Dari sikap terhadap penggunaan e-filing
tersebut akan memengaruhi penggunaan e-
filing, jika penggunaan e-filing diterima oleh
wajib pajak maka akan meningkatkan
tingkat kepatuhan wajib pajak yaitu
melaporkan SPT Tahunan dan akan berlaku
sebaliknya jika penggunaan e-filing tersebut
ditolak.
Fenomena yang menjadi latar
belakang untuk dilakukannya penelitian ini
data dilapangan juga menunjukan bahwa
jumlah serapan SPT Tahunan 2020 di Jawa
Timur yang masih belum mencapai target
seperti pada Kanjil DJP Jawa Timur I yang
ditargetkan 34.421 tetapi jumlah wajib pajak
yang bayar dan lapor 34.772 dengan capaian
IKU 101,02%, pada Kanwil DJP Jawa
Timur II ditargetkan 26.702 tetapi jumlah
wajib pajak yang bayar dan lapor 25.446
dengan capaian IKU 95,30%, pada Kanwil
DJP Jawa Timur III ditargetkan 33.320
tetapi jumlah wajib pajak yang bayar dan
lapor 31.672 dengan capaian IKU 95,05%
(Lakin DJP 2020) dapat dilihat bahwa masih
belum tercapainya jumlah target terhadap
jumlah wajib yang bayar dan atau lapor.
Selain itu dapat dilihat juga dari hasil
perbandingan penyampaian SPT Tahunan
dari tahun ke tahun seperti pada realisasi
2018 sebesar 71% realisasi 2019 73% dan
realisasi 2020 77% (Lakin DJP 2020)
menunjukan peningkatan realisasi
penyampaian SPT Tahunan wajib pajak
yang menandakan adanya keseriusan dari
pemerintah untuk meningkatan kepatuhan
hak dan kewajiban wajib pajak dalam hal ini
penyampaian SPT Tahunan, data pendukung
lain seperti rasio kepatuhan penyampaian
SPT Tahunan PPh 2019 dapat diuraikan
sebagai berikut, Wjiab pajak terdaftar wajib
SPT sebesar 18.334.683 dengan rincian
Badan sebesar 1.472.217 Orang Pribadi
Karyawan 13.819.918 dan Orang Pribadi
Nonkaryawan sebesar 3.042.548, SPT
Tahunan PPh sebsar 13.394 502 dengan
rincian Badan 963.814, Orang pribadi
karyawan 10.120.426 dan Orang Pribadi
Nonkaryawan 2.310.262 dan Rasio
Kepatuhan sebesar 73,06% dengan rincian
Badan 65,47%, Orang Pribadi Karyawan
73,23% dan Orang Pribadi Nonkaryawan
75,93%. Dilihat dari beberapa data diatas
penelitian ini tertarik untuk meneliti faktor
yang memengaruhi wajib pajak dalam
penggunaan layanan e-filing melalui teori
TAM.
Selain dari fenomena diatas
fenomena lain yang melatarbelakangi
penelitian ini adalah pengalaman peneliti
dalam mengikuti program Relawan Pajak
2019 yang di selenggaran oleh DJP tepatnya
di Kanwil DJP Jawa Timur III. Secara
umum program Relawan Pajak yang dibuat
oleh DJP merupakan salah satu bentuk
inklusi kesadaran pajak yang merupakan
kerja sama antara otoritas pajak dengan
Lembaga Pendidikan Tinggi (Pajakku.com).
Yang mana tugas yang dilakukan oleh
Relawan Pajak sendiri adalah suatu bentuk
perpanjangan tangan otoritas pajak dalam
hal memberikan pelayanan kepada wajib
pajak dalam bentuk asistensi pelaporan SPT
Tahunan via e-filing. Seorang Relawan
Pajak dapat memperoleh kesempatan yang
langka untuk berinteraksi langsung baik
dengan wajib pajak maupun otoritas pajak,
banyak ilmu dan pengalaman baru yang
didapatkan oleh seorang Relawan Pajak.
Banyak sekali wajib pajak yang datang ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) khusunya
KPP Malang Selatan untuk meminta
asistensi atau belajar terkait pelaporan SPT
Tahunan mereka agar tahun depannya wajib
pajak dapat menggunakan e-filing secara
mandiri, termasuk buruh pabrik rokok
bentoel malang, guru, petugas kesehatan
seperti bidan dan perawat, karyawan
indomaret dan lain lain. Umumnya mereka
telah memakai pelaporan secara electronik
via e-filing setiap tahunnya, untuk wajib
pajak yang melakukan secara manual juga
diarahkan untuk beralih kepada pelaporan
secara elektronik.
Wajib pajak yang datang untuk
meminta asistensi umumnya tidak mengerti
bagaimana cara mengoperasikan atau
menggunakan e-filing, oleh karena itu DJP
menyelenggarakan program asistensi
pengisian e-filing, dalam kegiatan asistensi
ini wajib pajak dilatih dan diminta untuk
belajar agar bisa melaporkan pajaknya
secara online dan mandiri dengan
menggunakan e-filing harapannya pada saat
pelaporan selanjutnya wajib pajak dapat
melakukan pelaporan SPT Tahunannya
secara online dan mandiri dengan
menggunakan e-filing, karena di Indonesia
sistem pemungutan pajaknya menggunakan
Self Assessment System, Berdasarkan prinsip
self assessment system yang dianut di
Indonesia, wajib pajak, memperhitungkan,
membayar dan melaporkan pajak yang
terutang sendiri ke Kantor Pelayanan Pajak
tempat wajib pajak terdaftar. Penyampaian
Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan
bentuk pertanggungjawaban atas kewajiban
perpajakan. yang harusnya masyarakat
sudah harus dapat mengoperasikan e-filing
sebagai bentuk pelaporan pajak secara
mandiri.
Peneliti tertarik mengambil subjek
penelitian pada karyawan indomaret karena
ada karyawan indomaret yang masih datang
untuk meminta asistensi mengenai
penggunaan e-filing dalam hal pelaporan
SPT Tahunan mereka padahal karyawan
indomaret wajib memiliki NPWP, pegawai
indomaret telah melakukan pelaporan pajak
menggunakan e-filing, umur rata rata
karyawan indomaret adalah 18 – 25 tahun,
rentang gaji karyawan indomaret 2 sampai
dengan 12 juta sesuai dengan posisi masing
masing dan tingkat pendidikan karyawan
indomaret minimal di mulai dari SMA,
SMK, D3 dan lainnya yang bersumber dari
lowongan kerja karyawan indomaret, selain
itu tersedianya layanan pembayaran pajak di
indomaret, dilihat kriteria di atas dengan
gaji, pendidikan serta kelengkapan
perangkat yang dimiliki seperti smartphone
dan umur yang masih muda untuk belajar
hal baru, seharusnya karyawan indomaret
memiliki kemampuan untuk melaporkan
Tahunan secara mandiri melalui e-filing,
apalagi karyawan indomaret dalam
pelaporan SPT Tahunannya menggunakan
formulir yang paling sederhana yaitu 1770
SS, Formulir 1770 SS sendiri diperuntukkan
bagi wajib pajak orang pribadi yang
mempunyai penghasilan selain dari usaha
dan/atau pekerjaan bebas dengan jumlah
penghasilan bruto tidak lebih dari
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah)
setahun (www.pajak.go.id), bentuk formulir
1770 SS sangat mudah jika dilakukan
menggunakan e-filing formulir tersebut
hanya mengisikan tahun pajak, status SPT
Tahunan normal atau pembetulan ke dan
penghasilan bruto, untuk penghasilan lain
yang dikenakan PPH final dan yang
dikecualikan oleh objek pajak dan daftar
harta biasanya tidak wajib diisikan jika
menggunakan SPT Tahunan 1770 SS. Jika
dibandingkan dengan formulir 1770 SS yang
manual wajib pajak harus datang ke KPP
terlebih dahulu dengan meninggalkan
pekerjaannya, mengantri karena
menggunakan SPT Tahunan manual dan
mengisikan banyak data seperti tahun pajak,
NPWP, nama lengkap, penghasilan bruto
dan PTKP, jika menggunakan e-filing wajib
pajak tidak lagi mengisikan data mereka
karena sudah otomatis tersimpan diawal dan
mengurangi kesalahan dalam pengisian,
wajib pajak juga tidak perlu untuk
meninggalkan perkerjaannya saat ini karena
dengan menggunakan e-filing pelaporan
SPT Tahunan bisa dilakukan di mana saja
dan kapan saja. Berdasarkan fenomena-
fenomena yang telah peneliti ungkapkan,
peneliti tertarik menganalisis faktor-faktor
yang memengaruhi sikap untuk menggunkan
layanan e-filing di Jawa Timur khususnya di
kalangan karyawan indomaret dengan
mengacu pada teori Technology Acceptance
Model (TAM).
TINJAUAN PUSTAKA
Technology Acceptance Model (TAM)
TAM pertama kali dikembangkan
oleh Davis (1986) berdasarkan model
Theory of Reasoned Action (TRA).
Kelebihan TAM yaitu merupakan model
model yang sederhana tetapi valid. Selain
itu, TAM juga telah diuji dengan banyak
penelitian yang hasilnya TAM merupakan
model yang baik khususnya jika
dibandingkan dengan model TRA dan
Theory of Planned Behavior (TPB). Dalam
TAM, penerimaan pengguna dalam
penggunaan sistem informasi dipengaruhi
oleh dua konstruk, yaitu persepsi kegunaan
(perceived usefulness) dan persepsi
kemudahan penggunaan (perceived ease of
use) seperti digambarkan sebagai berikut :
Sumber: Davis, Fred D (1986)
Beberapa model penelitian telah
dilakukan untuk menganalisis dan
memahami faktor- faktor yang memengaruhi
diterimanya penggunaan teknologi
komputer, salah satunya adalah Technology
acceptance model (TAM) adalah model
yang disusun oleh Davis (1986) untuk
menjelaskan penerimaan teknologi yang
akan digunakan oleh pengguna teknologi.
Model TAM sebenarnya diadopsi dari model
Theory of Reasoned Action (TRA). TAM
menghipotesiskan bahwa sikap pengguna
terhadap teknologi ditentukan oleh persepsi
mereka mengenai kegunaan yang dirasakan
atau perceived of usefulness (PU) dan
kemudahan yang dirasakan dalam
penggunaan atau perceived ease of use
(PEOU) pada teknologi dan sikap ini akan
memengaruhi sikap mereka untuk
menggunakan teknologi tersebut (Attitude
Toward Using). TAM juga menyatakan
bahwa perceived ease of use (PEOU)
memengaruhi perceived of usefulness (PU),
karena sesuatu yang lebih mudah digunakan
dipersepsikan akan lebih berguna. Sikap
untuk menggunakan teknologi dipengaruhi
oleh banyak variabel eksternal. Persepsi
mengenai kegunaan dan kemudahan
teknologi memediasi pengaruh variabel
eksternal tersebut pada sikap untuk
menggunakan teknologi. Sehingga tujuan
model ini adalah untuk menjelaskan faktor-
faktor utama dari perilaku pengguna
terhadap penerimaan pengguna teknologi.
Model ini menempatkan faktor sikap dari
tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua
variabel, yaitu:
a. Persepsi Kemudahan (perceived ease of
use)
Perspsi kemudahan didefinisikan sebagai
sejauh mana orang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan bebas
dari usaha Davis (1986).
b. Persepsi Kegunaan (perceived usefulness)
Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai
sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan
meningkatkan kinerja pekerjaannya Davis
(1986).
Kedua variabel ini dapat
menjelaskan aspek perilaku pengguna yang
menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan
menentukan sikapnya dalam penggunaan
teknologi tersebut. Model ini secara lebih
jelas menggambarkan bahwa penerimaan
penggunaan teknologi atau actual system use
yang selanjutnya disebut penggunaan
teknologi sesungguhnya atau penggunaan,
Actual system use adalah sebuah perilaku
nyata dalam mengadopsi suatu sistem, actual
system use diartikan sebagai bentuk respons
psikomotor eksternal yang diukur oleh
seseorang dengan penggunaan nyata Davis
(1989) dipengaruhi oleh perspsi kegunaan
untuk menggunakan (perceived usefulness)
dan persepsi kemudahan untuk
menggunakan (perceived ease of use).
Persepsi kemudahan memiliki efek kausal
pada kegunaan yang dirasakan. Desain fitur
langsung memengaruhi manfaat yang
dirasakan dan persepsi kemudahan. Karena
fitur desain jatuh ke dalam kategori variabel
eksternal dalam paradigma Fishbein, mereka
tidak berteori untuk memiliki efek langsung
terhadap sikap atau perilaku, bukan
memengaruhi variabel-variabel ini hanya
langsung melalui manfaat yang dirasakan
dan persepsi kemudahan penggunaan.
Penelitian yang dilakukan ini
menggunakan teori Technology Acceptance
Model (TAM) untuk mengetahui persepsi
kemudahan penggunaan e-filing, persepsi
kegunaan untuk menggunakan e-filing
terhadap sikap dalam menggunakan e-filing
yang akhirnya akan berpengaruh terhadap
penggunaan e-filing.
Definisi Pajak
Berbagai definisi pajak dikemukakan
oleh para ahli, semuanya mempunyai
maksud dan tujuan sama yaitu merumuskan
pengertian pajak agar mudah dipahami. Di
bawah ini merupakan definisi pajak menurut
para ahli perpajakan yaitu:
Adapun definisi pajak menurut
Soemitro dalam buku Resmi (2013:1),
bahwa:
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat
jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan, dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1
angka 1 disebutkan bahwa:
Pajak adalah kontribusi wajib kepada
Negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari beberapa pendapat menurut
para ahli di atas, maka pengertian pajak
menurut peneliti adalah suatu kontribusi
wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak
badan kepada negara yang bersifat memaksa
dengan imbalan yang dirasakan tidak secara
langsung dan digunakan sebagai bentuk
pemerintah untuk memakmurkan
masyarakat. Dari kedua definisi di atas juga
terdapat persamaan pandangan atau prinsip
mengenai pajak dan perbedaan mengenai
kedua definisi tersebut hanya pada
penggunaan gaya bahasa atau kalimatnya
saja. Kedua pendapat tersebut mempunyai
persamaan unsur-unsur sebagai berikut:
1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-
undang;
2. Tidak ada timbal jasa (Kontraprestasi)
secara langsung;
3. Dapat dipaksakan; dan
4. Hasilnya untuk membiayai pembangunan.
Surat Pemberitahuan (SPT) 1770 SS
Definisi Surat Pemberitahuan (SPT)
menurut UU Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
“Surat Pemberitahuan yang selanjutnya
disebut SPT adalah surat yang oleh Wajib
Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan”. Berdasarkan prinsip self-
assessment system yang dianut di Indonesia,
Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan,
membayar dan melaporkan pajak yang
terutang sendiri ke Kantor Pelayanan Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar. Penyampaian
Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan
bentuk pertanggungjawaban atas kewajiban
perpajakan. Formulir 1770 SS sendiri
diperuntukkan bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi yang mempunyai penghasilan selain
dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan
jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah)
setahun (www.pajak.go.id).
Wajib Pajak Perorangan (Karyawan
Swasta, PNS, TNI, POLRI), memperoleh
penghasilan hanya dari satu pemberi kerja,
dan pendapatan lainnya bukan dari kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas dan memperoleh
penghasilann lebih kecil dari 60 Juta rupiah
per tahun dengan mengisi formulir e- filling
SPT Elektronik 1770 SS. Cara
penyampaiannya adalah sebagai berikut :
1. Login ke alamat DJP Online ; masukkan
nomor NPWP, Password Login, dan kode
keamanan captcha, klik tombol login;
2. Setelah login Anda akan masuk ke
halaman utama dashboard layanan DJP
Online, untuk memulai membuat SPT
Tahunan, klik menu e-filing di pojok kanan
atas atau logo e-filing lalu klik buat SPT
pada bagian kiri atas.
3. Setelah itu muncul formulir seperti di
bawah ini; jawablah seluruh pertanyaan
seperti gambar berikut, setelah itu akan
otomatis muncul tombol SPT 1770 SS dan
klik tombol tersebut;
4. Isi data formulir wajib Pajak Pada
langkah ini wajib pajak memasukkan tahun
pajak SPT Tahunan yang ingin dilaporkan,
lalu isilah status SPT jika baru pertama kali
melaporkan SPT untuk Tahun Pajak yang
sudah ditentukan pilihlah opsi normal,jika
pernah melaporkan SPT untuk tahun pajak
bersangkutan atau melakukan revisi SPT
pilijlah opsi pembetulan dan masukkan
angka sesuai dengan urutan revisi.
5. Form pajak penghasilan , isian berupa
data penghasilan dan Penghasilan Tidak
Kena Pajak, Isilah data Bagian A, mengenai
data Pajak Penghasilan, sesuai dengan
Formulir Bukti Potong 1771- A1 dan 1771-
A2;
6. Form Penghasilan yang dikenakan PPh
Final/ dikecualikan, isian bagian B,
mengenai penghasilan yang dikenakan PPh
Final contohnya penghasilan dari bunga
tabungan dan deposito, pajak undian
berhadiah, pesangon, pendapatan atas sewa
menyewa tanah atau bangunan, penerimaan
dividen, pendapatan jual beli saham di bursa
efek, jika tidak ada penghasilan dari
kegiatan tersebut kosongkan saja nilainya,
dan klik tombol lanjutkan;
7. Form data harta dan kewajiban, kolom
isian C mengenai jumlah seluruh harta dan
kewajiban yang Anda miliki pada saat akhir
tahun pajak bersangkutan;
8. Form pernyataan, kolom isian D adalah
pernyataan dari Anda bahwa data yang telah
Anda masukkan adalah benar dan
menyanggupi sangsi hukum sesuai
perundangan yang berlaku; pilihlah tanda
centang kotak setuju, dan klik tombol
berikutnya;
9. Pengiriman SPT Tahunan Setelah
menyetujui pernyataan akan muncul form
pengiriman SPT, klik tulisan oranye untuk
meminta nomor verifikasi pengiriman SPT
dari sistem DJP OnlinePeriksa email yang
terdaftar pada akun DJP Online. Lalu input
kode verifikasi, klik kirim SPT lalu ada
kotak responss yang meminta pendapat anda
tentang efilling.
10. Cetak Bukti Penerimaan Elektronik
Sistem akan mengirimkan bukti penerimaan
elektronik ke email anda. Cetak . Selesai
Selanjutnya untuk melakukan
pengisian formulir SPT tahunan 1770 SS
secara manual, Anda harus mendatangi
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat.
Jangan lupa membawa NPWP berikut
fotokopi, bukti potong, kartu identitas dan
dokumen pendukung lain. Jika sudah tiba di
KPP untuk lapor pajak tahunan, langkah
selanjutnya mengambil nomor antrean dan
menunggu panggilan petugas untuk
pendampingan dalam pengisian formulir dan
lapor SPT tahunan. Namun, cara manual ini
akan menghabiskan banyak waktu dan
membuang tenaga, terlebih jika wajib pajak
melakukan pelaporan mendekati waktu
tenggat akhir lapor pajak. Biasanya, antrean
akan panjang dan lapor pajak membutuhkan
waktu seharian. Oleh karena itu, cara lapor
pajak online melalui e-Filling jauh lebih
disarankan untuk dilakukan.
E-filing
E-filing merupakan bagian dari
sistem dalam administrasi pajak yang
digunakan untuk menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) secara online yang
realtime kepada kantor pajak. Jadi,
penerapan sistem e-filing adalah suatu
proses atau cara memanfaatkan sistem yang
digunakan untuk menyampaikan SPT secara
online yang realtime yang diterapkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak. E-filing juga
sebagai salah satu upaya dalam hal
memodernisasi perpajakan yang dilakukan
oleh Direktur Jenenderal Pajak, sesuai
dengan keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor Kep-88/ pj/ 2004 tentang
penyampaian surat pemberitahuan secara
elektronik dalam pasal 1 dijelaskan bahwa
“wajib pajak dapat menyampaikan surat
pemberitahuan secara elektronik melalui
perusahaan penyedia jasa aplikasi
(Application Service Provider) yang
ditunjuk oleh direktur jenderal pajak”. Hal
ini juga di pertegas dengan peraturan
direktur jenderal pajak Nomor Kep-05/ pj/
2005 tentang tata cara penyampaian surat
pemberitahuan secara elektronik (e-filing)
melalui perusahaan jasa Application Service
Provider (ASP) dalam pasal 2 (1) dijelaskan
bahwa “wajib pajak dapat menyampaikan
surat pemberitahuan secara elektronik (e-
filing) melalui satu atau beberapa
perusahaan penyedia jasa aplikasi
Application Service Provider (ASP) yang
ditunjuk oleh direktur jenderal pajak”. Dan
yang terbaru adalah peraturan direktur
jenderal pajak NOMOR 47/PJ/2008 tentang
tata cara penyampaian surat pemberitahuan
dan penyampaian pemberitahuan
perpanjangan dan surat pemberitahuan
tahunan secara elektronik (e-filing) melalui
Application Service Provider (ASP)
E-filing melalui Penyedia Jasa
Aplikasi atau Application Service Provider
(ASP) diatur dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak nomor PER - 47/PJ/2008
sebagaimana telah diubah dengan PER-
36/PJ/2013 tentang Tata Cara Penyampaian
Surat Pemberitahuan Dan Penyampaian
Pemberitahuan Perpanjangan Surat
Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik
(e-filing) Melalui Perusahaan Application
Service Provider (ASP). Yang terbaru
adalah PER – 03/PJ/2015 tentang
penyampaian surat pemberitahuan
elektronik. E-filing untuk saat ini melayani
dua jenis SPT, yaitu 1770S yang digunakan
bagi wajib pajak orang pribadi yang sumber
penghasilannya diperoleh dari satu atau
lebih pemberi kerja dan memiliki
penghasilan lainnya yang bukan dari
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. Dan
yang kedua formulir 1770SS formulir ini
digunakan oleh wajib pajak orang pribadi
yang mempunyai penghasilan selain dari
usaha atau pekerjaan bebas dengan jumlah
penghasilan bruto tidak lebih dari Rp
60.000.000,00 setahun.
Self Assesment System
Self Assessment terdiri dari dua kata
bahasa Inggris, yakni self yang artinya
sendiri, dan to asses yang artinya menilai,
menghitung, menaksir. Dengan demikian,
pengertian self assessment adalah
menghitung atau menilai sendiri. Jadi, wajib
pajak sendirilah yang menghitung dan
menilai pemenuhan kewajiban
perpajakannya. Jadi, self assessment system
adalah suatu sistem perpajakan yang
memberi kepercayaan kepada wajib pajak
untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri
kewajiban dan hak perpajakannya. Dalam
hal ini dikenal dengan :
1. Mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan
Pajak.
2. Menghitung dan atau memperhitungkan
sendiri jumlah pajak yang terutang.
3. Menyetor pajak tersebut ke bank
persepsi/kantor pos.
4. Melaporkan penyetoran tersebut kepada
Direktur Jenderal Pajak.
5. Menetapkan sendiri jumlah pajak yang
terutang melalui pengisian SPT (Surat
Pemberitahuan) dengan baik dan benar
Kewajiban Wajib Pajak dalam Self
Assessment System menurut Rahayu (2010)
menjelaskan bahwa :
1. Mendaftarkan Diri ke Kantor Pelayanan
Pajak
Wajib pajak mempunyai kewajiban
untuk mendaftarkan diri ke kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan
Potensi perpajakan (KP4) yang wilayahnya
meliputi tempat tinggal atau kedudukan
wajib pajak, dan dapat melalui e-register
(media ekektronik online) untuk diberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
2. Menghitung Pajak oleh Wajib Pajak
Menghitung pajak penghasilan
adalah menghitung besarnya pajak terutang
yang dilakukan pada setiap akhir tahun
pajak, dengan cara mengalikan tarif pajak
dengan pengenaan pajaknya. Sedangkan,
memperhitungkan adalah mengurangi pajak
yang terutang tersebut dengan jumlah pajak
yang dilunasi dalam tahun berjalan yang
dikenal sebagai kredit pajak prepayment).
a. Membayar Pajak Dilakukan Sendiri oleh
Wajib Pajak
1. Membayar sendiri pajak yang terutang:
angsuran PPh pasal 25 tiap bulan, pelunasan
PPh pasal 29 pada akhir tahun.
2. Melalui pemotongan dan pemungutan
pihal lain (PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 15,
PPh Pasal 21, 22, 23 dan 26).
3. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau
oleh pihak yang ditunjuk pemerintah.
4. Pembayaran pajak-pajak lainnya; PBB,
BPHTB, bea materai.
b. Pelaksanaan Pembayaran Pajak
Pembayaran pajak dapat dilakukan di
bank-bank pemerintah maupun swasta dan
kantor pos dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil di
KPP atau KP4 terdekat, atau dengan cara
lain melalui pembayaran pajak secara
elektronik (e-playment).
c. Pemotongan dan Pemungutan
Jenispemotongan/pemungutan adalah
PPh Pasal 21, 22, 23, 26, PPh final pasal 4
(2), PPh Pasal 15, dan PPN dan PPnBM
merupakan pajak. Untuk PPh dikreditkan
pada akhir tahun, sedangkan PPN
dikreditkan pada masa diberlakukannya
pemungutan dengan mekanisme pajak
keluar dan pajak masukan.
Persepsi Kegunaan
Persepsi kegunaan didefinisikan
sebagai sejauh mana seseorang percaya
bahwa menggunakan suatu teknologi akan
meningkatkan kinerja pekerjaannya (Davis,
1986). Definisi di atas juga dijelaskan secara
spesifik oleh Tallaha, Shukor dan Hassan
(2014) yang menyatakan persepsi kegunaan
didefinisikan sebagai tingkat persepsi wajib
pajak tentang seberapa jauh e-filing dapat
meningkatkan kinerja kerja wajib pajak
tersebut. Persepsi kegunaan (perceived
usefulness) merupakan salah satu penentu
yang kuat terhadap penerimaan untuk
menggunakan suatu TI dan perilaku para
pengguna. Kegunaan didefinisikan sebagai
probabilitas subjektivitas individu yaitu,
bahwa dengan menggunakan TI tertentu
akan meningkatkan kinerja individu yang
bersangkutan dalam konteks suatu
organisasi.
Berdasarkan definisi dan penjelasan
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kebermanfaatan teknologi dari pengguna
dalam memutuskan penerimaan teknologi
tersebut sangat memberikan kontribusi
positif bagi pengguna, yaitu dapat
memberikan manfaat untuk meningkatkan
performa kinerja. Menurut Davis (1989)
dalam Fatmawati (2015) Persepsi kegunaan
dapat diukur dari Indikator sebagai berikut:
1. Efektivitas (Effectivenes)
2. Kinerja pekerjaan (Job Performance)
3. Meningkatkan produktivitas (Increase
Productivity).
4. Bekerja Lebih Cepat (Work More
Quickly).
5. Control Over Work
Persepsi Kemudahan
Menurut Davis (1986) persepsi
kemudahan didefinisikan sebagai sejauh
mana orang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan bebas dari usaha,
persepsi yang menjelaskan tentang sejauh
mana seseorang dapat percaya bahwa
dengan menggunakan sebuah teknologi akan
bebas dari usaha apapun. Kemudahaan
mempunyai arti tanpa kesulitan atau tidak
memerlukan usaha yang banyak saat
menggunakan TI. Persepsi kemudahan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor pertama adalah pada teknologi itu
sendiri, misalnya adalah pengalaman
pengguna dalam menggunakan teknologi
yang sejenis. Faktor kedua adalah
tersedianya sarana yang dapat mendukung
penggunaan teknologi yaitu sarana yang
dapat memudahkan pengguna untuk
menggunakan teknologi ketika mengalami
kesulitan dalam menggunakannya.
Jadi pada persepsi kemudahan
menunjukkan, pengguna memiliki rasa
percaya bahwa TI dapat digunakan secara
mudah dan tidak sulit untuk dimengerti,
maka persepsi kemudahan akan mempunyai
dampak yang positif terhadap minat
menggunakan teknologi. Faktor yang dapat
menjadi penyebab pemakai akan menerima
dan menolak sebuah sistem adalah ketika
mereka menganggap sistem tersebut dinilai
dapat membantu mereka dalam
menyelesaikan pekerjaan. Menurut Davis
(1989) dalam Fatmawati (2015) persepsi
kemudahan dapat diukur dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Kemudahan Belajar (Ease Of Learning).
2. Mudah Dipahami (Understandable)
3. Mudah Untuk Diingat (Ease Of
Remembering)
4. Upaya Untuk Menjadi Terampil (Effort to
Become Skillful).
Sikap terhadap Penggunaan
Davis (1989), mendefinisikan
attitude toward using yang dipakai dalam
TAM sebagai suatu tingkat penilaian
terhadap dampak yang dialami oleh
seseorang bila menggunakan suatu sistem
tertentu dalam pekerjaannya. Hoppe et al.
(2001) mendefinisikan bahwa sikap
menjelaskan penerimaan seseorang terhadap
teknologi informasi. Sikap seseorang terdiri
atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive),
afektif (affective), dan komponenkomponen
yang berkaitan dengan perilaku (behavioral
components). Yahyapour (2008)
mendefinisikan sikap adalah salah satu
bentuk dari evaluasi terhadap konsekuensi
telah melaksanakan suatu perilaku. Sikap
untuk menggunakan dapat diukur
menggunakan indikator yang diadopsi dari
penelitian yang dilakukan oleh Hanggono
(2015) adalah:
1. Kenyamanan berinteraksi
2. Senang Menggunakan
Penggunaan
Actual system use adalah sebuah
perilaku nyata dalam mengadopsi suatu
sistem. Actual system use diartikan sebagai
bentuk respons psikomotor eksternal yang
diukur oleh seseorang dengan penggunaan
nyata Davis (1989). Actual system use
dikonsepkan dalam bentuk pengukuran
terhadap frekuensi dan durasi waktu
penggunaan teknologi Wibowo (2006).
Seseorang akan memiliki rasa puas dalam
menggunakan sistem jika mereka yakin
sistem tersebut mudah digunakan,
meningkatkan produktivitas, yang tercermin
dari kondisi nyata penggunannya.
Rigopoulos dan Askounis (2007)
menyatakan bahwa actual system use diukur
berdasarkan penggunaan yang berulang-
ulang dan penggunaan yang lebih sering,
dalam hal ini e-filing. Penggunaan sistem
dapat diukur dari indikator yang di ambil
dari Wibowo (2006) dalam Ratri (2016)
sebagai berikut:
1. Frekuensi penggunaan
2. Penggunaan sesungguhnya
3. Kepuasan penggunaan
Kerangka Teori dan Pengembangan
Hipotesis
Penelitian ini ingin menguji
pengaruh persepsi kegunaan terhadap sikap
untuk menggunakan, persepsi kemudahan
terhadap sikap untuk menggunakan, persepsi
kemudahan terhadap persepsi kegunaan,
serta sikap untuk menggunakan terhadap
penggunaan, yang berlandaskan Technology
Acceptance Model (TAM). Berdasarkan
teori tersebut gambaran menyeluruh dalam
penelitian ini dapat disederhanakan seperti
pada Gambar 2 berikut:
Pengaruh Persepsi Kemudahan Untuk
Menggunakan e-filing terhadap Sikap
Untuk Menggunakan e-filing.
Persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing merupakan suatu
keadaan di mana wajib pajak dalam
menggunakan e-filing tidak diperlukan
usaha yang keras. Selaras dengan definisi
yang dikemukakan oleh Davis (1986)
Persepsi Kemudahan didefinisikan sebagai
sejauh mana orang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan bebas
dari usaha. Meskipun usaha menurut setiap
orang berbeda-beda tetapi pada umumnya
untuk menghindari penolakan dari pengguna
sistem atas sistem yang dikembangkan,
maka sistem harus mudah diaplikasikan oleh
pengguna tanpa mengeluarkan usaha yang
dianggap memberatkan. Konsep ini
memberikan pengertian bahwa apabila e-
filing mudah untuk digunakan maka wajib
pajak akan cenderung untuk menggunakan
e-filing tersebut. Oleh karena itu, dalam
mengembangkan suatu sistem perlu
dipertimbangkan faktor perceived usefulness
dan perceived ease of use dari pemakai
terhadap sistem. Di sini yang dimaksud
adalah e-filing, e-filing harus memiliki
faktor persepsi kemudahan terhadap sikap
untuk menggunakan. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Wibowo (2008) turut
melalukan pengujian pengaruh persepsi
kemudahaan terhadap sikap penggunaan.
Hasil penelitian Wibowo (2008) adalah
persepsi kemudahan tidak signifikan
terhadap sikap penggunaan tetapi menurut
Wiyono (2008), Rakhmad (2013),
Widiyanesti dan Reynaldi (2016),
menunjukan adanya pengaruh signifikan
persepsi kemudahan terhadap sikap untuk
menggunakan. Oleh sebab itu dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing berpengaruh
positif terhadap sikap untuk
menggunakan e-filing.
Pengaruh Persepsi Kegunaan Untuk
Menggunakan e-filing terhadap Sikap
untuk menggunakan e-filing.
Persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing merupakan suatu
keadaan di mana dengan menggunakan e-
filing akan meningkatkan kinerja wajib
pajak tersebut, bentu peningkatan kinerjanya
seperti dapat melaporkan SPT Tahunan
orang pribadi 1770 SS dengan tepat waktu,
tidak meninggalkan pekerjaan yang
sekarang. Selaras dengan definisi yang
dikemukakan oleh Davis (1986) Persepsi
kegunaan didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya. Seseorang merasa percaya
bahwa sistem berguna maka dia akan
menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang
merasa percaya bahwa sistem informasi
kurang berguna maka dia tidak akan
menggunakannya. Di sini wajib pajak akan
akan merasa percaya bahwa dengan
menggunakan e-filing dalam hal pelaporan
SPT Tahunannya berguna maka wajib pajak
akan menggunakannya, sebaliknya jika e-
filing dinilai kurang berguna maka wajib
pajak tidak akan menggunakannya.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Kusuma
dan Susilowati (2007) dan Santoso (2010)
didapatkan bahwa persepsi kegunaan tidak
signifikan terhadap sikap penggunaan tetapi
pada penelitian yang dilakukan Wibowo
(2008), Wiyono (2008), Rakhmad (2013)
dan Widiyanesti dan Reynaldi (2016)
menunjukan adanya pengaruh signifikan
antara persepsi kegunaan terhadap sikap
untuk menggunakan. Oleh sebab itu dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing berpengaruh
positif terhadap sikap untuk penggunaan
e-filing.
Pengaruh persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing terhadap persepsi
kegunaan untuk menggunakan e-filing
Menurut Davis (1986) Technology
Acceptance Model (TAM) juga menyatakan
bahwa perceived ease of use atau persepsi
kemudahan memengaruhi perceived of
usefulness atau persepsi kegunaan, karena
sesuatu yang lebih mudah digunakan
dipersepsikan akan lebih berguna. Di sini
jika wajib pajak memiliki persepsi bahwa e-
filing mudah untuk digunakan dalam
pelaporan SPT Tahunan mereka maka akan
timbul persepsi bahwa e-filing tersebut akan
lebih berguna dalam hal ini akan
meningkatkan kinerjanya menjadi efektif
dan efisien. Rasa mudah menggunakan
sistem teknologi informasi akan
menimbulkan perasaan dalam dirinya bahwa
sistem itu mempunyai kegunaan, dan
karenanya menimbulkan rasa nyaman bila
bekerja dengan sistem teknologi informasi
Venkatesh dan Davis (2000). Hasil
penelitian Kusuma dan Susilowati (2007)
didapatkan bahwa persepsi kegunaan tidak
signifikan terhadap sikap penggunaan tetapi
penelitian yang dilakukan Wibowo (2008),
Wiyono (2008), Letchumen dan
Balakhrisman (2013), Rakhmad (2013) dan
Sasanti, Tanaamah dan Wowor (2015)
menunjukan adanya pengaruh signifikan
persepsi kemudahan terhadap persepsi
kegunaan. Oleh sebab itu dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3: Persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing berpengaruh
positif terhadap persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing.
Pengaruh sikap untuk menggunakan e-
filing terhadap penggunaan e-filing
Davis (1989) mendefinisikan attitude
toward using yang dipakai dalam TAM
sebagai suatu tingkat penilaian terhadap
dampak yang dialami oleh seseorang bila
menggunakan suatu sistem tertentu dalam
pekerjaannya. Di sini wajib pajak akan
menilai bagaimana e-filing tersebut saat
digunakan, apakah e-filing mudah untuk
digunakan dalam pelaporan SPT
Tahunannya dan apakah wajib pajak menilai
e-filing memiliki kegunaan yang
menimbulkan peningkatan kinerjanya, jika
wajib pajak menilai adanya unsur persepsi
kemudahan atau persepsi kegunaan pada e-
filing maka wajib pajak akan menggunakan
atau menerima e-filing tersebut dan akan
berlaku sebaliknya jika e-filing dinilai tidak
memiliki unsur persepsi kemudahan atau
persepsi kegunaan maka wajib pajak akan
menolak untuk menggunakan e-filing
tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh
Laihad (2013) menunjukan tidak adanya
pengaruh signifikan anatar sikap untuk
menggunakan terhadap penggunaan dan
Wida, Yasa dan Sukaatmadja (2016)
menunjukan adanya pengaruh signifikan
sikap untuk menggunakan memiliki
pengaruh terhadap penggunaan. Oleh sebab
itu dapat dirumuskan hipotesis sebagi
berikut:
H4: Sikap untuk menggunakan e-
filing berpengaruh positif terhadap
penggunaan e-filing.
Sikap Untuk Menggunakan e-filing
Sebagai Variabel Intervening Antara
Persepsi Kemudahan Untuk
Menggunaakan e-filing Terhadap
Penggunaan e-filing.
Persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing merupakan suatu
keadaan di mana wajib pajak dalam
menggunakan e-filing tidak diperlukan
usaha yang keras. Selaras dengan definisi
yang dikemukakan oleh Davis (1986)
Persepsi Kemudahan didefinisikan sebagai
sejauh mana orang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan bebas
dari usaha. Konsep ini memberikan
pengertian bahwa apabila e-filing mudah
untuk digunakan maka wajib pajak akan
cenderung untuk menggunakan e-filing
tersebut. Dalam penelitian yang di lakukan
oleh Davis (1986) persepsi kemudahan
memiliki pengaruh terhadap penggunaan
melalui sikap untuk menggunakan. Di sini
yang dimaksud adalah persepsi kemudahan
untuk menggunakan e-filing akan memiliki
pengaruh terhadap penggunaan e-filing yang
di moderasi oleh varibael intervening yaitu
sikap untuk menggunakan. Penelitian lain
yang mendukung penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Widyananda
dan Magnadi (2018) menunjukan adanya
pengaruh tidak langsung antara persepsi
kemudahan berpengaruh terhadap
penggunaan.Oleh sebab itu dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing berpengaruh
positif terhadap penggunaan e-filing
melalui sikap untuk menggunakan e-
filing.
Sikap Untuk Menggunakan e-filing
Sebagai Variabel Intervening Antara
Persepsi Kegunaan Untuk
Menggunaakan e-filing Terhadap
Penggunaan e-filing.
Davis (1989) mendefinisikan attitude
toward using yang dipakai dalam TAM
sebagai suatu tingkat penilaian terhadap
dampak yang dialami oleh seseorang bila
menggunakan suatu sistem tertentu dalam
pekerjaannya. Sikap untuk menggunakan e-
filing disini sebagai variabel intervening,
variabel intervening dikatakan mampu
memediasi pengaruh variabel independen
yaitu persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing terhadap variabel
dependen yaitu penggunaan e-filing. Dalam
penelitian yang di lakukan oleh Davis
(1986) persepsi kemudahan dan persepsi
kegunaan keduanya memiliki pengaruh
secara langsung terhadap penggunaan. serta
persepsi kegunaan memiliki pengaruh
langsung ditambah pengaruh tidak langsung
melalui sikap untuk menggunakan. Di sini
yang dimaksud adalah persepsi kegunaan
untuk menggunakan e-filing akan memiliki
pengaruh terhadap penggunaan e-filing yang
di moderasi oleh varibael intervening yaitu
sikap untuk menggunakan e-filing.
penelitian yang dilakukan oleh Widyananda
dan Magnadi (2018) menunjukan adanya
pengaruh tidak langsung antara persepsi
kegunaan berpengaruh terhadap
penggunaan. Oleh sebab itu dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6: Persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing berpengaruh
positif terhadap penggunaan e-filing
melalui sikap untuk menggunakan e-
filing.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random,
sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada populasi di mana
sampel tersebut diambil Sugiyono
(2013:13). Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer, data primer
mengacu pada informasi yang diperoleh
langsung (dari tangan pertama) oleh peneliti
terkait dengan variabel ketertarikan untuk
tujuan tertentu dalam studi Sekarang dan
Bougie (2013:130) Dalam penelitian ini,
data primer diperoleh dari kuesioner yang
diisi oleh responden.
Populasi menurut Sugiyono
(2013:115), merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas, objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
ini adalah karyawan indomaret di Jawa
Timur. Jumlah populasi dalam penelitian ini
tidak diketahui secara pasti karena
indomaret merupakan bentuk franchise
dengan kepemilikan gerai yang berbeda
beda.
Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut Sugiyono (2013:118). Sampel
merupakan sebagian atau wakil dari populasi
yang memiliki sifat dan karakteristik yang
sama serta memenuhi populasi yang
ditentukan. Melihat karakteristik populasi
yang ada dan tujuan penelitian ini, maka
penentuan responden dalam penelitian ini
yaitu dengan metode purposive sampling,
purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu
Sugiyono (2013:122). Kriteria untuk
menentukan responden dalam penelitian ini
diantaranya: Karyawan indomaret di Jawa
Timur yang menggunakan e-filing dalam
pelaporan SPT Tahunannya
Jumlah populasi belum diketahui dengan
pasti jumlahnya karena karyawan indomaret
di Jawa Timur yang menggunakan e-filing
belum diketahui jumlahnya, maka jumlah
sampel ditentukan semaksimal mungkin
berdasarkan pendapat Ferdinand (2014:48),
menyarankan pedoman ukuran sampel
tergantung pada jumlah indikator yang
digunakan dalam seluruh variabel laten,
jumlah sampel adalah jumlah indikator
dikali 5 sampai 10. Penelitian ini
menggunakan 14 indikator, sehingga dengan
menggunakan estimasi berdasarkan jumlah
indikator diperoleh ukuran sampel berkisar
70-140 orang. Ukuran yang dipilih dalam
penelitian ini sebanyak 70 orang responden.
Jumlah ini peneliti tentukan berdasarkan
pertimbangan analisis data pada penelitian
ini menggunakan PLS yang memberikan
keuntungan bahwa ukuran sampel tidak
harus besar dan sudah memenuhi ketentuan
ukuran sampel menurut Roscoe (1975) yang
dimuat dalam Sugiyono (2013:91) bahwa
ukuran sampel lebih besar dari 30 dan
kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian. Pertimbangan lain
yang mendasari peneliti dalam menentukan
ukuran sampel yang peneliti ambil adalah
kondisi lingkungan yang masih berbahaya
karena adanya pandemic Covid-19.
Pengukuran variabel dalam
penelitian ini mengunakan Skala Interval
dengan tipe pengukuran Skala Likert.
Menurut Sekaran dan Bougie (2013:21),
Likert Scale merupakan skala yang
dirancang untuk menilai seberapa besar
sikap setuju responden terhadap sebuah
pernyataan. Kemudian Skala Likert
merupakan skala yang dirancang untuk
menguji seberapa kuat responden setuju
dengan pernyataan yang terkait dengan
variabel minat dalam penelitian Sekaran dan
Bougie (2013:21). Tingkatan skor untuk
jawaban kuesioner responden yang
digunakan adalah Skala Likert:
SS (sangat setuju) : 5
S (setuju) : 4
N (netral) : 3
TS (tidak setuju) : 2
STS (sangat tidak setuju) : 1
Penggunaan e-filing (Y1)
Actual System Use atau penggunaan
adalah sebuah perilaku nyata dalam
mengadopsi suatu sistem. Actual system use
diartikan sebagai bentuk respons psikomotor
eksternal yang diukur oleh seseorang dengan
penggunaan nyata Davis (1989). Seseorang
akan memiliki rasa puas dalam
menggunakan sistem jika mereka yakin
sistem tersebut mudah digunakan,
meningkatkan produktivitas, yang tercermin
dari kondisi nyata penggunannya.
Penggunaan e-filing ini merupakan variabel
dependen dalam penelitian ini. Penggunaan
e-filing menunjukkan bentuk penerapan
yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
pajak dalam rangka penggunaan e-filing bagi
wajib pajak. Penggunaan sistem dapat
diukur dari indikator yang di ambil dari
Wibowo (2006) dalam Ratri (2016) sebagai
berikut:
1. Frekuensi penggunaan
2. Penggunaan sesungguhnya
3. Kepuasan penggunaan
Persepsi kegunaan untuk menggunakan
e-filing (X1)
Persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing merupakan suatu
keadaan di mana dengan menggunakan e-
filing akan meningkatkan kinerja wajib
pajak tersebut, bentu peningkatan kinerjanya
seperti dapat melaporkan SPT Tahunan
orang pribadi 1770 SS dengan tepat waktu,
tidak meninggalkan pekerjaan yang
sekarang. Selaras dengan definisi yang
dikemukakan oleh Davis (1986) Persepsi
kegunaan didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya. Seseorang merasa percaya
bahwa sistem berguna maka dia akan
menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang
merasa percaya bahwa sistem informasi
kurang berguna maka dia tidak akan
menggunakannya. Di sini wajib pajak akan
akan merasa percaya bahwa dengan
menggunakan e-filing dalam hal pelaporan
SPT Tahunannya berguna maka wajib pajak
akan menggunakannya, sebaliknya jika e-
filing dinilai kurang berguna maka wajib
pajak tidak akan menggunakannya. Tidak
semua indikator digunakan dalam penelitian
ini seperti save me time, reduce unpredicted,
address my need tidak digunakan karena
disesuaikan dengan kebutuhan pemecahan
masalah dalam penelitian ini dan ada
indikator yang memiliki makna sama seperti
save me time dengan work more quickly,
oleh karena itu penelitian ini menggunakan
Davis (1989) dalam Fatmawati (2015)
Persepsi kegunaan dapat diukur dari
Indikator sebagai berikut:
1. Efektivitas (Effectivenes)
2. Kinerja pekerjaan (Job Performance)
3. Meningkatkan produktivitas (Increase
Productivity).
4. Bekerja Lebih Cepat (Work More
Quickly).
5. Control Over Work
Persepsi kemudahan untuk menggunakan
e-filing (X2)
Persepsi kemudahan (perceived ease
of use) didefinisikan sebagai sejauh mana
orang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan bebas dari usaha Davis
(1986). Jika seseorang merasa percaya
bahwa sistem informasi mudah digunakan
maka dia akan menggunakannya.
Sebaliknya, jika seseorang merasa percaya
bahwa sistem informasi tidak mudah
digunakan maka dia tidak akan
menggunakannya. Menurut Andi dan Sari
(2017) bahwa faktor dominan yang dapat
meningkatkan minat wajib pajak dalam
menggunakan e-filing dalam pelaporan
pajaknya yaitu sistem e-filing memiliki
tampilan yang jelas dan dapat dengan mudah
dipelajari, persepsi kemudahan penggunaan
ini merujuk kepada keyakinan dari wajib
pajak bahwa sitem e-filing tidak
membutuhkan usaha yang besar dalam
menggunakannnya terutama dalam
penyampaian SPT Tahunan orang pribadi
1770 SS. Jadi diharapkan dengan timbunya
persepsi kemudahan dari wajib pajak atas
penerapan e-filing dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak dalam penyampaian
SPT Tahunan orang pribadi 1770 SS. Tidak
semua indikator digunakan dalam penelitian
ini seperti error recovery, error propeness,
unexpected behavior tidak digunakan karena
disesuaikan dengan kebutuhan pemecahan
masalah dalam penelitian ini. Menurut Davis
(1989) dalam Fatmawati (2015) persepsi
kemudahan dapat diukur dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Kemudahan Belajar (Ease Of Learning).
2. Mudah Dipahami (Understandable)
3. Mudah Untuk Diingat (Ease Of
Remembering).
4. Upaya Untuk Menjadi Terampil (Effort to
Become Skillful).
Sikap untuk menggunakan e-filing (M1)
Davis (1989), mendefinisikan
attitude toward using yang dipakai dalam
TAM sebagai suatu tingkat penilaian
terhadap dampak yang dialami oleh
seseorang bila menggunakan suatu sistem
tertentu dalam pekerjaannya. Di sini wajib
pajak akan menilai bagaimana e-filing
tersebut saat digunakan, apakah e-filing
mudah untuk digunakan dalam pelaporan
SPT Tahunannya dan apakah wajib pajak
menilai e-filing memiliki kegunaan yang
menimbulkan peningkatan kinerjanya, jika
wajib pajak menilai adanya unsur persepsi
kemudahan dan persepsi kegunaan pada e-
filing maka wajib pajak akan menggunakan
atau menerima e-filing tersebut dan akan
berlaku sebaliknya jika e-filing dinilai tidak
memiliki unsur persepsi kemudahan dan
persepsi kegunaan maka wajib pajak akan
menolak untuk menggunakan e-filing
tersebut. Sikap untuk menggunakan dapat
diukur menggunakan indikator yang
diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh
Hanggono (2015) adalah:
1. Kenyamanan berinteraksi
2. Senang Menggunakan
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Responden yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wajib pajak orang
pribadi yang berprofesi sebagai karyawan
indomaret di Jawa Timur yang telah
menggunakan e-filing dalam pelaporan SPT
Tahunan mereka. Responden yang mengisi
kuesioner yaitu berjumlah 70 orang, jumlah
tersebut sesuai dengan hasil perhitungan
sampel dari populasi yang dipilih dengan
menggunakan dasar penelitian Ferdinand
(2014).
Uji Statistik Deskripstif
Statistik deskriptif adalah statistik
yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang
diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum Sugiyono (2013).
Analisis statistik deskripstif dapat dilihat
pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Statistik Deskripstif
Variabel Pertany
aan
N Minim
um
Maxim
um
Me
an
Stand
ar
Devi
asi
Persepsi Kegunaan
X1.1 70
2 5 4,54 ,736
X1.2 7
0
2 5 4,53 .737
X1.3 70
2 5 4,44 ,715
X1.4 7
0
2 5 4,43 ,693
X1.5 70
2 5 4,37 ,641
X1.6 7
0
2 5 4,27 ,760
X1.7 70
2 5 4,34 ,759
X1.8 7
0
2 5 4,47 ,675
Persepsi
Kemudah
an
X2.1 7
0
2 5 4,21 ,720
X2.2 7
0
2 5 4,31 ,772
X2.3 7
0
1 5 3,80 1,044
X2.4 7
0
1 5 3,47 1,032
X2.5 7
0
1 5 3,57 ,941
X2.6 7
0
2 5 4,07 ,840
X2.7 7
0
1 5 3,84 1,058
Sikap untuk
mengguna
kan
M1.1 70
3 5 4,43 ,604
M1.2 7
0
3 5 4,37 ,543
Penggunaan
Y1.1 70
3 5 4,27 ,700
Y1.2 7
0
3 5 4,40 ,710
Y1.3 70
3 5 4,40 ,689
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Hasil analisis deskrisptif tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
Persepsi Kegunaan
Persepsi kegunaan diukur
menggunakan 8 item pertanyaan dengan 5
skala likert. Variabel ini memiliki nilai
maksimum 5 dan nilai minimum 2 sehingga
dapat dihitung nilai mean pada keseluruhan
pertanyaan persepsi kegunaan yaitu 4,42 dan
nilai standar deviasi pada keseluruhan
pertanyaan persepsi kegunaan yaitu 0,715.
Berdasarkan nilai mean yang lebih besar
dari standar deviasi dapat disimpulkan
bahwa tingkat variabel persepsi kegunaan
dalam penelitian ini baik sebagai
representasi data.
Persepsi Kemudahan
Persepsi kemudahan diukur
menggunakan 7 item pertanyaan dengan 5
skala likert. Variabel ini memiliki nilai
maksimum 5 dan nilai minimum 1 sehingga
dapat dihitung nilai mean pada keseluruhan
pertanyaan persepsi kemudahan yaitu 3,90
dan nilai standar deviasi pada keseluruhan
pertanyaan persepsi kemudahan yaitu 0,915.
Berdasarkan nilai mean yang lebih besar
dari standar deviasi dapat disimpulkan
bahwa tingkat variabel persepsi kemudahan
dalam penelitian ini baik sebagai
representasi data.
Sikap Untuk Menggunakan
Sikap untuk menggunakan diukur
menggunakan 2 item pertanyaan dengan 5
skala likert. Variabel ini memiliki nilai
maksimum 5 dan nilai minimum 3 sehingga
dapat dihitung nilai mean pada keseluruhan
pertanyaan Sikap untuk menggunakan yaitu
4,40 dan nilai standar deviasi pada
keseluruhan pertanyaan Sikap untuk
menggunakan yaitu 0,574. Berdasarkan nilai
mean yang lebih besar dari standar deviasi
dapat disimpulkan bahwa tingkat variabel
Sikap untuk menggunakan dalam penelitian
ini baik sebagai representasi data.
Penggunaan
Penggunaan diukur menggunakan 3
item pertanyaan dengan 5 skala likert.
Variabel ini memiliki nilai maksimum 5 dan
nilai minimum 3 sehingga dapat dihitung
nilai mean pada keseluruhan pertanyaan
penggunaan yaitu 4,36 dan nilai standar
deviasi pada keseluruhan pertanyaan
penggunaan yaitu 0,700. Berdasarkan nilai
mean yang lebih besar dari standar deviasi
dapat disimpulkan bahwa tingkat variabel
penggunaan dalam penelitian ini baik
sebagai representasi data.
Uji Model Pengukuran atau Outer Model
Model pengukuran atau outer model
menunjukkan bagaimana setiap blok
indikator berhubungan dengan variabel
latennya. Evaluasi model pengukuran
melalui analisis faktor konfirmatori adalah
dengan menggunakan pendekatan MTMM
(MultiTrait-MultiMethod) dengan menguji
validity convergent dan discriminant.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan
dua cara yaitu dengan Cronbach’s Alpha dan
Composite Reliability Ghozali dan Latan
(2015).
Convergent Validity
Convergent validity dari model
pengukuran dengan indikator refleksif dapat
dilihat dari korelasi antara item
skor/indikator dengan skor konstruknya.
Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi
jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan
konstruk yang ingin diukur. Namun
demikian pada riset tahap pengembangan
skala, loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat
diterima Ghozali dan Latan (2015).
Tabel 4.4 Hasil output combined loadings
and cross loading
Variabel Item Loading
Factor
Cut
Off
Keterangan
Persepsi
Kegunaan
X1.1 0,886 0.70 Valid
X1.2 0,808 0.70 Valid
X1.3 0,860 0.70 Valid
X1.4 0,846 0.70 Valid
X1.5 0,793 0.70 Valid
X1.6 0,752 0.70 Valid
X1.7 0,739 0.70 Valid
X1.8 0,804 0.70 Valid
Persepsi
Kemudahan
X2.1 0,753 0.70 Valid
X2.2 0,758 0.70 Valid
X2.3 0,762 0.70 Valid
X2.4 0,736 0.70 Valid
X2.5 0,745 0.70 Valid
X2.6 0,788 0.70 Valid
X2.7 0,809 0.70 Valid
Sikap
Penggunaan
M.1 0,917 0.70 Valid
M.2 0,878 0.70 Valid
Penggunaan
E-Filling
Y.1 0,786 0.70 Valid
Y.2 0,926 0.70 Valid
Y.3 0,931 0.70 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Dibawah ini merupakan uraian berdasarkan
hasil olah data diatas untuk tiap variabel:
Covergent validity untuk konstruk persepsi
kegunaan.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, hasil
dari pengelolahan data menunjukkan ke 8
pertanyaan dalam variabel persepsi
kegunaan yaitu X1.1, X1.2, X1.3, X1.4,
X1.5, X1.6, X1.7, X1.8 memiliki nilai
loading > 0,70 yang sudah memnuhi kriteria
convergent validity sehingga dapat
disimpulkan item yang digunakan pada
penelitian ini sudah valid.
Covergent validity untuk konstruk persepsi
kemudahan.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, hasil
dari pengelolahan data menunjukkan ke 7
pertanyaan dalam variabel persepsi
kemudahan yaitu X2.1, X2.2, X2.3, X2.4,
X2.5, X2.6, X2.7, memiliki nilai loading >
0,70 yang sudah memnuhi kriteria
convergent validity sehingga dapat
disimpulkan item yang digunakan pada
penelitian ini sudah valid.
Covergent validity untuk konstruk sikap
untuk menggunakan.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, hasil
dari pengelolahan data menunjukkan ke 2
pertanyaan dalam variabel sikap untuk
menggunakan yaitu M1.1, M1.2, memiliki
nilai loading > 0,70 yang sudah memenuhi
kriteria convergent validity sehingga dapat
disimpulkan item yang digunakan pada
penelitian ini sudah valid.
Covergent validity untuk konstruk
penggunaan.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, hasil
dari pengelolahan data menunjukkan ke 3
pertanyaan dalam variabel penggunaan yaitu
Y1.1, Y1.2, Y1.3, memiliki nilai loading >
0,70 yang sudah memnuhi kriteria
convergent validity sehingga dapat
disimpulkan item yang digunakan pada
penelitian ini sudah valid.
Discriminant Validity
Discriminant validity indikator dapat
dilihat pada cross loading antara indikator
dengan konstruknya. Apabila korelasi
konstruk dengan indikatornya lebih tinggi
dibandingkan korelasi indikator dengan
konstruk lainnya, maka hal tersebut
menunjukkan bahwa konstruk laten
memprediksi indikator pada blok mereka
lebih baik dibandingkan dengan indikator di
blok lainnya. Metode lain untuk menilai
discriminant validity adalah dengan
membandingkan akar kuadrat dari average
variance extracted (√AVE) untuk setiap
konstruk dengan korelasi antara konstruk
dengan konstruk lainnya dengan model.
Model dikatakan mempunyai discriminant
validity yang cukup baik jika akar AVE
untuk setiap konstruk lebih besar daripada
korelasi antara konstruk dan konstruk
lainnya (Fornell & Larcker, 1981 dalam
Ghozali dan Latan (2015). Dalam Ghozali
dan Latan (2015) menjelaskan uji lainnya
untuk menilai validitas dari konstruk dengan
melihat nilai AVE. Model dikatakan baik
apabila AVE masing-masing konstruk
nilainya lebih besar dari 0,50.
Tabel 4.5 Discriminant Validity Cross
Loading
Persepsi
Kegunaa
n
Persepsi
Kemudaha
n
Sikap
Penggunaa
n
Penggunaa
n E-Filling
X1.
1
0,886 0,501 0,567 0,299
X1.
2
0,808 0,452 0,448 0,170
X1.
3
0,860 0,525 0,422 0,275
X1.4
0,846 0,541 0,449 0,275
X1.5
0,793 0,391 0,398 0,182
X1.
6
0,752 0,460 0,366 0,040
X1.
7
0,739 0,526 0,404 0,200
X1.
8
0,804 0,534 0,492 0,412
X2.1
0,570 0,753 0,409 0,235
X2.2
0,540 0,758 0,516 0,364
X2.
3
0,352 0,762 0,354 0,177
X2.
4
0,252 0,736 0,321 0,070
X2.
5
0,345 0,745 0,374 0,117
X2.
6
0,547 0,788 0,637 0,266
X2.7
0,489 0,809 0,518 0,170
M.1 0,529 0,559 0,917 0,406
M.2 0,454 0,539 0,878 0,241
Y.1 0,215 0,248 0,219 0,786
Y.2 0,262 0,206 0,312 0,926
Y.3 0,292 0,291 0,404 0,931
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa masing-masing nilai
korelasi konstruk dengan indikatornya sudah
lebih besar dari pada korelasi indikator
dengan konstruk lainnya. sehingga dapat
disimpulkan bahwa masing-masing item
sudah mampu menjelaskan variabel yang
diukur.
Tabel 4.6 Nilai Akar Average Variance
Extracted
Variabel AVE Cut
Off
Keterangan
Persepsi Kegunaan 0.660 0.50 Valid
Persepsi Kemudahan 0.585 0.50 Valid
Sikap Penggunaan 0.805 0.50 Valid
Penggunaan E-Filling 0.781 0.50 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa masing-masing variabel
pada penelitian ini sudah memiliki nilai akar
AVE diatas 0.50 sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh item yang
digunakan pada penelitian ini sudah valid.
Reliability
Selain uji validitas, pengukuran
model juga dilakukan untuk menguji
reliabilitas suatu konstruk. Uji reliabilitas
dilakukan untuk membuktikan akurasi,
konsistensi dan ketepatan instrumen dalam
mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM
dengan menggunakan program SmartPLS
3.0, untuk mengkur reliabilitas suatu
konstruk dengan indikator refleksif dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
Cronbach’s Alpha dan Composite
Reliability. Konstruk dinyatakan reliable
jika nilai composite reliability maupun
cronbach alpha di atas 0,70 Ghozali dan
Latan (2015).
Tabel 4.7 Composite Reliability
Variabel Cronbach’s
Alpha
Composite
Reliability
Cut
Off
Keterangan
Persepsi Kegunaan
0,926 0.939 0.70 Reliabel
Persepsi
Kemudahan
0,884 0.908 0.70 Reliabel
Sikap
Penggunaan
0,760 0.892 0.70 Reliabel
Penggunaan
E-Filling
0,862 0.914 0.70 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa masing-masing variabel
pada penelitian ini sudah memiliki nilai
cronbach’s alpha dan composite reliability
diatas 0.70 sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh item yang digunakan pada
penelitian ini sudah reliabel.
Uji Model Struktural atau Inner Model
Model struktural atau inner model
menunjukkan hubungan atau kekuatan
estimasi antar variabel laten atau konstruk
berdasarkan pada substantive theory.
R-Square
Dalam menilai model struktural
terlebih dahulu menilai R-Square untuk
setiap variabel laten endogen sebagai
kekuatan prediksi dari model struktural.
Pengujian terhadap model struktural
dilakukan dengan melihat nilai R-square
yang merupakan uji goodness-fit model.
Perubahan nilai R-Square dapat digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel laten
eksogen tertentu terhadap variabel laten
endogen apakah mempunyai pengaruh yang
substantive. Nilai R-Square 0,75, 0,50 dan
0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat,
moderate dan lemah Ghozali dan Latan
(2015).
Tabel 4.8 Nilai R Square
Variabel R Square
Persepsi Kegunaan 0,370
Sikap Penggunaan 0,425
Penggunaan E-Filling 0,136
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Pada prinsipnya penelitian ini
menggunakan 3 buah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu
variabel persepsi kegunaan yang
dipengaruhi oleh persepsi kemudahan,
variabel sikap untuk menggunakan yang
dipengaruhi oleh persepsi kemudahan dan
persepsi kegunaan serta penggunaan yang
dipengaruhi oleh sikap untuk menggunakan.
Tabel 4.8 menunjukkan nilai R-
square untuk variabel persepsi kegunaan
diperoleh sebesar 0,370 Hasil ini
menunjukkan bahwa nilai R Square >0,25
dan <0,50 moderat, untuk variabel sikap
untuk menggunakan diperoleh sebesar 0,425
Hasil ini menunjukkan bahwa nilai R Square
>0,25 dan <0,50 moderat dan untuk variabel
penggunaan diperoleh sebesar 0,136 Hasil
ini menunjukkan bahwa nilai R Square
<0,25 lemah.
Quality Index
Pada PLS Path Modelling dapat
mengidentifikasi kriteria global optimization
untuk mengetahui Goodness of Fit index.
Goodness of Fit atau GoF index
dikembangkan oleh Tenehause et al (2004)
digunakan untuk mngevaluasi model
pengukuran dan model structural dan
disamping itu menyediakan pengukuran
sderhana untuk keseluruhan dari prediksi
model. Kriteria nilai Gof adalah 0,10, 0,25
dan 0,36 yang menunjukan bahwa GoF
small, Gof Medium dan GoF Large Ghozali
dan Latan (2015).
√GoF =√(AVE x R2)
√GoF =√(0,707 x 0,391)
√GoF = 0,328
Nilai GoF yang didapatkan sebesar
0,328 yang berarti GoF Medium, artinya
model memiliki kemampuan yang cukup
tinggi dalam menjelaskan data empiris,
sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan
model yang terbentuk adalah valid.
Q2 Predictive Relevance
Q2 predictive relevance digunakan
untukmempresentasikan sintesis dari
validasi dan fungsi fitting dengan prediksi
dari variabel manifest dan estimasi dari
parameter konstruk. Nilai Q2 Predictive
Relevance 0,002, 0,15 dan 0,35 menunjukan
bahwa model lemah, moderat, kuat. Nilai Q2
> 0 menunjukan bawa model memiliki
predictive relevance, sengakan Q2 < 0
menunjukan bahwa model kurang memiliki
predictive relevance Ghozali dan Latan
(2015). Nilai Q-Square predictive-relevance
diperoleh dengan rumus:
Q2 = 1 – (1 – 0,370)(1 – 0,425)(1 – 0,136)
Q2 = 1 – (0,630)(0,575)(0,864)
Q2 = 1 – (0,312984)
Q2 = 0,687016
Q2 = 68,7 persen
Hasil perhitungan memperlihatkan
nilai predictive-relevance sebesar 0,687016
atau 68,7%, sehingga model layak dikatakan
memiliki nilai prediktif yang relevan. Nilai
predictive-relevance sebesar 68,7%
mengindikasikan bahwa keragaman data
yang dapat dijelaskan oleh model tersebut
adalah sebesar 68,7% atau dengan kata lain
informasi yang terkandung dalam data
68,7% dapat dijelaskan model tersebut.
Sedangkan sisanya 31,3% dijelaskan oleh
variabel lain (yang belum terkandung dalam
model) dan error. Hasil ini dikatakan bahwa
model PLS yang terbentuk sudah baik,
karena dapat menjelaskan 68.7% dari
informasi secara keseluruhan.
F-Square
Uji f-square ini dilakukan untuk
mengatahui kebaikan model. Nilai f-square
sebesar 0,02, 0,15 dan 0,35 dapat
diinterpretasikan apakah prediktor variabel
laten mempunyai pengaruh yang lemah,
medium, atau besar pada tingkat structural
Ghozali dan Latan (2015).
Tabel 4.9 Nilai F Square
Variabel Pengguna
an E-
Persepsi
Keguna
Persepsi
Kemudah
Sikap
Pengguna
Filling an an an
Pengguna
an E-
Filling
Persepsi Kegunaan
0,088
Persepsi Kemudah
an
0,588 0,211
Sikap
Penggunaan
0,157
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa variabel prediktor persepsi
kemudahan mempunyai pengaruh yang
besar pada tingkat struktural, selanjutnya
variabel prediktor persepsi kemudahan
terhadap sikap penggunaan mempunyai
pengaruh yang besar pada tingkat struktural,
kemudian pengaruh variabel prediktor
persepsi kegunaan terhadap sikap
penggunaan mempunyai pengaruh yang
lemah pada tingkat struktural dan terakhir
pengaruh variabel prediktor sikap
penggunaan terhadap penggunaan e-filling
mempunyai pengaruh yang medium pada
tingkat struktural.
Estimate For Path Coefficients
Uji selanjutnya adalah melihat
signifikansi pengaruh antar variabel dengan
melihat nilai koefisien parameter dan nilai
signifikansi T statistik yaitu melalui metode
bootstrapping Ghozali dan Latan (2015).
Tabel 4.10 Hasil Uji Inner Model
Pengaruh Langsung (Path Coefficient)
Variabel T
Statistik
P
value
Keterangan
Persepsi Kemudahan →
Sikap Penggunaan
4,029 0,000 Signifikan
Persepsi Kegunaan → Sikap
Penggunaan
2,130 0.034 Signifikan
Persepsi Kemudahan →
Persepsi Kegunaan
7,761 0.000 Signifikan
Sikap Penggunaan → Penggunaan E-Filling
4,326 0,000 Signifikan
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
Uji Pengaruh Tidak Langsung
Uji pengaruh tidak langsung di sini
menjelaskan tentang ada atau tidaknya
pengaruh tidak langsung yang diberikan
variabel bebas melalui variabel intervening
terhadap variabel terikat, pada penelitian ini
uji pengaruh tidak langsung menguji
variabel persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing dan persepsi
kegunaan untuk menggunakan e-filing
sebagai variabel bebas melalui sikap untuk
menggunakan e-filing sebagai variabel
intervening terhadap penggunaan e-filing
sebagai variabel terikat. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan metode
bootstrapping menggunakan smartPLS 3.0.
Dalam penelitian ini terdapat variabel
intervening yaitu sikap untuk menggunakan
e-filing. Variabel intervening dikatakan
mampu memediasi pengaruh variabel
eksogen (independen) terhadap variabel
endogen (dependen) jika nilai T statistik
lebih besar dibandingkan dengan T tabel dan
P value lebih kecil daripada tingkat
signifikan yang digunakan (5%).
Tabel 4.11 Pengaruh Tidak Langsung
Variabel T
Statistik
Cut
Off
P
value
Keterangan
Persepsi
Kemudahan → Sikap Penggunaan
→ Penggunaan E-
Filling
2,281 1,96 0.005 Signifikan
Persepsi Kegunaan
→ Sikap Penggunaan →
Penggunaan E-
Filling
2,105 1,96 0,036 Signifikan
Sumber : Data primer yang diolah, 2021
PENGUJIAN HIPOTESIS
Persepsi kemudahan untuk menggunakan
e-filing berpengaruh positif terhadap
sikap untuk menggunakan e-filing.
Hasil pengujian hipotesis pertama
menunjukkan bahwa hubungan variabel
persepsi kemudahan untuk menggunakan e-
filing dengan sikap untuk menggunakan
efiling menunjukan nilai nilai T statistik
sebesar 4,029 yang lebih besar dari 1,96 dan
p value yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini
berarti bahwa persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing memiliki hubungan
yang positif dan signifikan terhadap sikap
untuk menggunakan e-filing yang berarti
sesuai dengan hipotesis pertama dimana
Pengaruh Persepsi Kemudahan Untuk
Menggunakan e-filing terhadap Sikap Untuk
Menggunakan e-filing. Hal ini berarti
Hipotesis 1 diterima.
Persepsi kegunaan untuk menggunakan
e-filing berpengaruh positif terhadap
sikap untuk penggunaan e-filing.
Hasil pengujian hipotesis kedua
menunjukkan bahwa hubungan variabel
persepsi kegunaan untuk menggunakan e-
filing dengan sikap untuk menggunakan
efiling menunjukan nilai T statistic sebesar
2,130 yang lebih besar dari 1,96 dan p value
yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini berarti
bahwa persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing memiliki hubungan
yang positif dan signifikan terhadap sikap
untuk menggunakan e-filing yang berarti
sesuai dengan hipotesis kedua dimana
Pengaruh Persepsi Kegunaan Untuk
Menggunakan e-filing terhadap Sikap untuk
menggunakan e-filing. Hal ini berarti
Hipotesis 2 diterima.
Persepsi kemudahan untuk menggunakan
e-filing berpengaruh positif terhadap
persepsi kegunaan untuk menggunakan
e-filing.
Hasil pengujian hipotesis ketiga
menunjukkan bahwa hubungan variabel
persepsi kemudahan untuk menggunakan e-
filing dengan persepsi kegunaan untuk
menggunakan efiling menunjukan nilai T
statistik sebesar 7,761 yang lebih besar dari
1,96 dan p value yang lebih kecil dari 0,05.
Hasil ini berarti bahwa persepsi kemudahan
untuk menggunakan e-filing memiliki
hubungan yang positif dan signifikan
terhadap persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing yang berarti sesuai
dengan hipotesis ketiga dimana Pengaruh
persepsi kemudahan untuk menggunakan e-
filing terhadap persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing. Hal ini berarti
Hipotesis 3 diterima.
Sikap untuk menggunakan e-filing
berpengaruh positif terhadap
penggunaan e-filing.
Hasil pengujian hipotesis keempat
menunjukkan bahwa hubungan variabel
sikap untuk menggunakan e-filing dengan
penggunaan efiling menunjukan nilai T
statistik sebesar 4,326 yang lebih besar dari
1,96 dan p value yang lebih kecil dari 0,05.
Hasil ini berarti bahwa sikap untuk
menggunakan e-filing memiliki hubungan
yang positif dan signifikan terhadap
penggunaan e-filing yang berarti sesuai
dengan hipotesis keempat dimana Pengaruh
sikap untuk menggunakan e-filing terhadap
penggunaan e-filing. Hal ini berarti
Hipotesis 4 diterima.
Persepsi kemudahan untuk menggunakan
e-filing berpengaruh positif terhadap
penggunaan e-filing melalui sikap untuk
menggunakan e-filing.
Pengujian hipotesis kelima untuk
pengujian pengaruh tidak langsung variabel
persepsi kemudahan untuk menggunakan e-
filing terhadap penggunaan e-filing melalui
sikap untuk menggunakan e-filing.
Pengujian pengaruh tidak langsung
dilakukan dengan menggunakan metode
bootstrapping menggunakan smartPLS 3.0.
Hasil pengujian hipotesis kelima
menunjukkan bahwa hubungan variabel
persepsi kemudahan untuk menggunakan e-
filing terhadap penggunaan e-filing melalui
sikap untuk menggunakan e-filing
menunjukan nilai T statistik sebesar 2,281
yang lebih besar dari 1,96 dan p value yang
lebih kecil dari 0,05. Hasil ini berarti bahwa
variabel persepsi kemudahan terhadap
penggunaan e-filing melalui sikap
penggunaan berpengaruh signifikan atau
variabel sikap penggunaan mampu menjadi
variabel intervening. Hal ini berarti
Hipotesis 5 diterima.
Persepsi kegunaan untuk menggunakan
e-filing berpengaruh positif terhadap
penggunaan e-filing melalui sikap untuk
menggunakan e-filing.
Pengujian hipotesis keenam untuk
pengujian pengaruh tidak langsung variabel
persepsi kegunaan untuk menggunakan e-
filing terhadap penggunaan e-filing melalui
sikap untuk menggunakan e-filing.
Pengujian pengaruh tidak langsung
dilakukan dengan menggunakan metode
bootstrapping menggunakan smartPLS 3.0.
Hasil pengujian hipotesis keenam
menunjukkan bahwa hubungan variabel
persepsi kegunaan untuk menggunakan e-
filing terhadap penggunaan e-filing melalui
sikap untuk menggunakan e-filing
menunjukan nilai T statistic sebesar 2,105
yang lebih besar dari 1,96 dan p value yang
lebih kecil dari 0,05. Hasil ini berarti bahwa
variabel persepsi kegunaan terhadap
penggunaan e-filling melalui sikap
penggunaan berpengaruh signifikan atau
variabel sikap penggunaan mampu menjadi
variabel intervening. Hal ini berarti
Hipotesis 6 diterima.
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pengaruh Persepsi Kemudahan Untuk
Menggunakan e-filing terhadap Sikap
Untuk Menggunakan e-filing
Berdasarkan hasil perhitungan
statistik, dapat disimpulkan bahwa konstruk
persepsi kemudahan untuk menggunakan e-
filing berpengaruh positif terhadap sikap
untuk menggunakan e-filing secara
langsung. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-
statistik yang lebih besar dari 1,96 yakni
sebesar 4,029. Dengan demikian, hipotesis
H1 dalam penelitian ini diterima. Hal ini
menunjukan bahwa pegawai indomaret
memiliki persepsi bahwa e-filing mudah
untuk digunakan dalam pelaporan SPT
Tahunan 1770 SS yang mana dari persepsi
kemudahan itu akan memengaruhi sikap
pegawai indomaret terhadap e-filing,
pegawai indomaret akan cenderung
menerima e-filing karena kemudahan yang
diberikan oleh aplikasi e-filing dalam
pelaporan SPT Tahunan 1770 SS. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh pemilik grand
theory Technology Acceptance Model
(TAM) Davis (1986) bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara persepsi
kemudahan untuk menggunakan terhadap
sikap untuk menggunakan, yang
menunjukan jika persepsi kemudahan dapat
menjelaskan alasan pengguna untuk
menerima sistem tersebut melalui sikap
mereka. Persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing merupakan suatu
keadaan di mana wajib pajak dalam
menggunakan e-filing tidak diperlukan
usaha yang keras. Selaras dengan definisi
yang dikemukakan oleh Davis (1986)
Persepsi Kemudahan didefinisikan sebagai
sejauh mana orang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan bebas
dari usaha. Penelitian lain yang mendukung
hasil ini dilakukan oleh Widiyanesti dan
Reynaldi (2016), Rakhmad (2013), Wiyono
(2008), menunjukan adanya pengaruh
signifikan persepsi kemudahan terhadap
sikap untuk menggunakan. selain penelitian
terdahulu temuan di lapangan juga
menunjukan adanya pengaruh positif antara
persepsi kemudahan untuk menggunakan e-
filing terhadap sikap untuk menggunakan e-
filing, pada hasil kuesioner yang diisi
dengan 70 orang responden dan total
pernyataan pada bagian persepsi kemudahan
untuk menggunakan e-filing memiliki 7 item
pernyataan pada X2.1 rata rata jawaban
responden yaitu 4,21 Hal ini berarti wajib
pajak menilai e-filing SPT Tahunan 1770 SS
praktis untuk diikuti karena sudah terdapat
fitur dan instruksi di dalamnya. X2.2 rata
rata jawaban responden yaitu 4,31 Hal ini
berarti wajib pajak menilai e-filing SPT
Tahunan 1770 SS praktis untuk diikuti
karena dapat digunakan di laptop dan HP.
X2.3 rata rata jawaban responden 3,80 Hal
ini berarti wajib pajak menilai petunjuk
penggunaan membuat saya lancar saat
melaporkan SPT Tahunan 1770 SS
menggunakan e-filing. X2.4 rata rata
jawaban responden yaitu 3,47 Hal ini berarti
wajib pajak menilai Tidak ada rasa bingung
yang timbul saat saya menggunakan e-filing
dalam pelaporan SPT Tahunan 1770 SS.
X2.5 rata rata jawaban responden yaitu 3,57
Hal ini berarti wajib pajak menilai tidak ada
kesalahan yang saya lakukan saat
melaporkan SPT Tahunan 1770 SS
menggunakan e-filing. X2.6 rata rata
jawaban responden yaitu 4,07 Hal ini berarti
wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk
mengingat proses pelaporan SPT
menggunakan e-filing. X2.7 rata rata
jawaban responden yaitu 3,84 Hal ini berarti
wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk
menjadi terampil dalam pengoperasian e-
filing untuk pelaporan SPT Tahunan 1770
SS. Selain itu pada variabel sikap untuk
menggunakan e-filing memiliki 2 item
penyataan pada M1.1 rata rata jawaban
responden yaitu 4,43 Hal ini berarti bahwa
wajib pajak merasa nyaman menggunakan e-
filing SPT Tahunan 1770 SS karena mudah
digunakan. M2.2 rata rata jawaban
responden yaitu 4,37 Hal ini berarti bahwa
wajib pajak merasa senang menggunakan e-
filing SPT Tahunan 1770 SS karena
tampilan visual yang menarik dan jelas
untuk diikuti.
Pengaruh Persepsi Kegunaan Untuk
Menggunakan e-filing terhadap Sikap
Untuk Menggunakan e-filing
Berdasarkan hasil perhitungan statistic,
dapat disimpulkan bahwa konstruk persepsi
kegunaan untuk menggunakan e-filing
berpengaruh positif terhadap sikap untuk
menggunakan e-filing secara langsung. Hal
ini dapat dilihat dari nilai t-statistik yang
lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 2,130.
Dengan demikian, hipotesis H2 dalam
penelitian ini diterima. Hal ini menunjukan
bahwa pegawai indomaret memiliki persepsi
bahwa e-filing berguna untuk membantu
pegawai indomaret dalam pelaporan SPT
Tahunan 1770 SS yang mana dari persepsi
kegunaan itu akan memengaruhi sikap
pegawai indomaret terhadap e-filing,
pegawai indomaret akan cenderung
menerima e-filing karena adanya persepsi
kegunaan yang diberikan oleh aplikasi e-
filing dalam pelaporan SPT Tahunan 1770
SS. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
pemilik grand theory Technology
Acceptance Model (TAM) Davis (1986)
bahwa adanya pengaruh yang signifikan
antara persepsi kegunaan untuk
menggunakan terhadap sikap untuk
menggunakan, yang menunjukan jika
persepsi kegunaan ini membentuk suatu
kepercayaan untuk pengambilan keputusan
apakah menggunakan suatu sistem atau
tidak. Asumsinya jika pengguna
mempercayai kalau sistem tersebut berguna
maka tentu akan menimbulkan sikap
pengguna untuk menggunakannya, tetapi
sebaliknya jika tidak percaya kalau berguna
maka sikap pengguna pasti tidak akan
menggunakannya. Persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing merupakan suatu
keadaan di mana dengan menggunakan e-
filing akan meningkatkan kinerja wajib
pajak tersebut, bentu peningkatan kinerjanya
seperti dapat melaporkan SPT Tahunan
orang pribadi 1770 SS dengan tepat waktu,
tidak meninggalkan pekerjaan yang
sekarang. Selaras dengan definisi yang
dikemukakan oleh Davis (1986) Persepsi
kegunaan didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya. Penelitian sebelumnya
menunjukan bahwa persepsi kegunaan
merupakan konstruk yang paling banyak
signifikan dan penting yang memengaruhi
sikap, minat dan perilaku dalam penggunaan
teknologi dibanding konstruk yang lain.
Penelitian lain yang dilakukan oleh
Widiyanesti dan Reynaldi (2016), Rakhmad
(2013), Wibowo (2008), dan Wiyono (2008)
menunjukan adanya pengaruh signifikan
antara persepsi kegunaan terhadap sikap
untuk menggunakan. Selain penelitian
terdahulu temuan di lapangan juga
menunjukan adanya pengaruh positif antara
persepsi kegunaan untuk menggunakan e-
filing terhadap sikap untuk menggunakan e-
filing, pada hasil kuesioner yang diisi
dengan 70 orang responden dan total
pernyataan pada bagian persepsi kegunaan
untuk menggunakan e-filing memiliki total
pernyataan 8 item pernyataan pada X1.1 rata
rata jawaban responden yaitu 4,54 Hal ini
berarti wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing akan lebih mudah
karena meminimalkan biaya dan waktu saya.
X1.2 rata rata jawaban responden yaitu 4,53
Hal ini berarti wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing Pelaporan SPT
Tahunan 1770 SS jadi lebih fleksibel karena
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
X1.3 rata rata jawaban responden yaitu 4,44
Hal ini bearti bahwa wajib pajak menilai
dengan menggunakan e-filing Saya dapat
melakukan monitoring secara realtime dari
pelaporan pajak yang telah dikirimkan. X1.4
rata rata jawaban responden yaitu 4,44 Hal
ini berarti wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing input data pribadi
dapat saya lakukan secara mandiri tanpa ada
perasaan khawatir jika dilakukan oleh orang
lain.X1.5 rata rata jawaban responden yaitu
4,37 Hal ini berarti bahwa wajib pajak
menilai dengan menggunakan e-filing
kesalahan dalam pengisian data saat
pelaporan SPT Tahunan 1770 SS dapat
berkurang jika menggunakan e-filing. X1.6
rata rata jawaban responden yaitu 4,27 Hal
ini berarti bahwa wajib pajak menilai
dengan menggunakan e-filing SPT Tahunan
1770 SS meningkatkan pemahaman saya
karena di dalamnya sudah tersedia petunjuk
pengisian. X1.7 rata rata jawaban responden
yaitu 4,34 Hal ini berarti bahwa wajib pajak
menilai dengan e-filing pelaporan SPT
Tahunan bisa saya lakukan sambil
melakukan pekerjaan yang lain.X1.8 rata
rata jawaban responden yaitu 4,47 Hal ini
berarti bahwa wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing Saya dapat
menyelesaikan pelaporan SPT Tahunan
1770 SS menggunakan e-filing dengan
cepat. Selain itu pada variabel sikap untuk
menggunakan e-filing memiliki 2 item
penyataan pada M1.1 rata rata jawaban
responden yaitu 4,43 Hal ini berarti bahwa
wajib pajak merasa nyaman menggunakan e-
filing SPT Tahunan 1770 SS karena mudah
digunakan. M2.2 rata rata jawaban
responden yaitu 4,37 Hal ini berarti bahwa
wajib pajak merasa senang menggunakan e-
filing SPT Tahunan 1770 SS karena
tampilan visual yang menarik dan jelas
untuk diikuti.
Pengaruh persepsi kemudahan untuk
menggunakan e-filing terhadap persepsi
kegunaan untuk menggunakan e-filing
Berdasarkan hasil perhitungan statistic,
dapat disimpulkan bahwa konstruk persepsi
kemudahan untuk menggunakan e-filing
berpengaruh positif terhadap persepsi
kegunaan untuk menggunakan e-filing
secara langsung. Hal ini dapat dilihat dari
nilai t-statistik yang lebih besar dari 1,96
yakni sebesar 7,761. Dengan demikian,
hipotesis H3 dalam penelitian ini diterima.
Hal ini menunjukan bahwa pegawai
indomaret memiliki persepsi bahwa e-filing
mudah untuk digunakan dalam pelaporan
SPT Tahunan mereka maka akan timbul
persepsi bahwa e-filing tersebut akan lebih
berguna dalam hal ini akan meningkatkan
kinerjanya menjadi efektif dan efisien. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh pemilik grand
theory Technology Acceptance Model
(TAM) Davis (1986) bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara persepsi
kemudahan untuk menggunakan terhadap
persepsi kegunaan untuk menggunakan,
Menurut Davis (1986) Technology
Acceptance Model (TAM) juga menyatakan
bahwa perceived ease of use atau persepsi
kemudahan memengaruhi perceived of
usefulness atau persepsi kegunaan, karena
sesuatu yang lebih mudah digunakan
dipersepsikan akan lebih berguna, serta rasa
mudah menggunakan sistem teknologi akan
menimbulkan perasaan dalam dirinya bahwa
sistem itu mempunyai kegunaan, dan
karenanya menimbulkan rasa nyaman bila
bekerja dengan sistem teknologi (Venkatesh
dan Davis, 2000). Szajna (1996) menguji
secara empiris model TAM revisian Davis
(1989) dengan menggunakan mahasiswa
sebagai responden. Teknologi yang diuji
penerimaannya oleh pengguna adalah e-
mail. Metode yang digunakan adalah
eksperimen dengan instrumen yang sama
seperti yang digunakan oleh Davis (1989).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persepsi kemudahan untuk menggunakan
tidak berdampak pada persepsi kegunaan
untuk menggunakan. Pada tahap post-
implementations, persepsi kegunaan untuk
menggunakan berdampak langsung dan
signifikan terhadap niat untuk menggunakan
sedangkan persepsi kemudahan untuk
menggunakan tidak memiliki dampak
langsung. Sedangkan penelitian lain yang
mendukung penelitian ini dilakukan oleh
Sasanti, Tanaamah dan Wowor (2015),
Rakhmad (2013), Letchumen dan
Balakhrisman (2013), Wibowo (2008), dan
Wiyono (2008) menunjukan adanya
pengaruh signifikan persepsi kemudahan
terhadap persepsi kegunaan. Selain
penelitian terdahulu temuan di lapangan juga
menunjukan adanya pengaruh positif antara
persepsi kemudahan untuk menggunakan e-
filing terhadap persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing, pada hasil kuesioner
yang diisi dengan 70 orang responden dan
total pernyataan pada bagian persepsi
kemudahan untuk menggunakan e-filing
memiliki 7 item pernyataan pada X2.1 rata
rata jawaban responden yaitu 4,21 Hal ini
berarti wajib pajak menilai e-filing SPT
Tahunan 1770 SS praktis untuk diikuti
karena sudah terdapat fitur dan instruksi di
dalamnya. X2.2 rata rata jawaban responden
yaitu 4,31 Hal ini berarti wajib pajak menilai
e-filing SPT Tahunan 1770 SS praktis untuk
diikuti karena dapat digunakan di laptop dan
HP. X2.3 rata rata jawaban responden 3,80
Hal ini berarti wajib pajak menilai petunjuk
penggunaan membuat saya lancar saat
melaporkan SPT Tahunan 1770 SS
menggunakan e-filing. X2.4 rata rata
jawaban responden yaitu 3,47 Hal ini berarti
wajib pajak menilai Tidak ada rasa bingung
yang timbul saat saya menggunakan e-filing
dalam pelaporan SPT Tahunan 1770 SS.
X2.5 rata rata jawaban responden yaitu 3,57
Hal ini berarti wajib pajak menilai tidak ada
kesalahan yang saya lakukan saat
melaporkan SPT Tahunan 1770 SS
menggunakan e-filing. X2.6 rata rata
jawaban responden yaitu 4,07 Hal ini berarti
wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk
mengingat proses pelaporan SPT
menggunakan e-filing. X2.7 rata rata
jawaban responden yaitu 3,84 Hal ini berarti
wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk
menjadi terampil dalam pengoperasian e-
filing untuk pelaporan SPT Tahunan 1770
SS. selain itu pada persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing. memiliki total
pernyataan 8 item pernyataan pada X1.1 rata
rata jawaban responden yaitu 4,54 Hal ini
berarti wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing akan lebih mudah
karena meminimalkan biaya dan waktu saya.
X1.2 rata rata jawaban responden yaitu 4,53
Hal ini berarti wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing Pelaporan SPT
Tahunan 1770 SS jadi lebih fleksibel karena
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
X1.3 rata rata jawaban responden yaitu 4,44
Hal ini bearti bahwa wajib pajak menilai
dengan menggunakan e-filing Saya dapat
melakukan monitoring secara realtime dari
pelaporan pajak yang telah dikirimkan. X1.4
rata rata jawaban responden yaitu 4,44 Hal
ini berarti wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing input data pribadi
dapat saya lakukan secara mandiri tanpa ada
perasaan khawatir jika dilakukan oleh orang
lain.X1.5 rata rata jawaban responden yaitu
4,37 Hal ini berarti bahwa wajib pajak
menilai dengan menggunakan e-filing
kesalahan dalam pengisian data saat
pelaporan SPT Tahunan 1770 SS dapat
berkurang jika menggunakan e-filing. X1.6
rata rata jawaban responden yaitu 4,27 Hal
ini berarti bahwa wajib pajak menilai
dengan menggunakan e-filing SPT Tahunan
1770 SS meningkatkan pemahaman saya
karena di dalamnya sudah tersedia petunjuk
pengisian. X1.7 rata rata jawaban responden
yaitu 4,34 Hal ini berarti bahwa wajib pajak
menilai dengan e-filing pelaporan SPT
Tahunan bisa saya lakukan sambil
melakukan pekerjaan yang lain.X1.8 rata
rata jawaban responden yaitu 4,47 Hal ini
berarti bahwa wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing Saya dapat
menyelesaikan pelaporan SPT Tahunan
1770 SS menggunakan e-filing dengan
cepat.
Pengaruh sikap untuk menggunakan e-
filing terhadap penggunaan e-filing
Berdasarkan hasil perhitungan statistic,
dapat disimpulkan bahwa konstruk Sikap
untuk menggunakan e-filing berpengaruh
positif terhadap penggunaan e-filing secara
langsung. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-
statistik yang lebih besar dari 1,96 yakni
sebesar 4,326. Dengan demikian, hipotesis
H4 dalam penelitian ini diterima. Hal ini
menunjukan bagaimana sikap pegawai
indomaret tentang adanya e-filing tersebut,
dari hasil diatas menunjukan pegawai
indomaret cenderung memiliki sikap
menerimaan untuk menggunakan e-filing
dalam pelaporan SPT Tahunan 1770 SS
mereka karena adanya persepsi kemudahan
untuk menggunakan e-filing serta persepsi
kegunaan untuk menggunakan e-filing. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh pemilik grand
theory Technology Acceptance Model
(TAM) Davis (1986) bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara sikap untuk
menggunakan terhadap penggunaan. Slaras
dengan definisi yang dikemukakan oleh
Davis (1989), mendefinisikan attitude
toward using yang dipakai dalam TAM
sebagai suatu tingkat penilaian terhadap
dampak yang dialami oleh seseorang bila
menggunakan suatu sistem tertentu dalam
pekerjaannya serta Hoppe et al. (2001)
mendefinisikan bahwa sikap menjelaskan
penerimaan seseorang terhadap teknologi
informasi. Di sini wajib pajak akan menilai
bagaimana e-filing tersebut saat digunakan,
apakah e-filing mudah untuk digunakan
dalam pelaporan SPT Tahunannya dan
apakah wajib pajak menilai e-filing memiliki
kegunaan yang menimbulkan peningkatan
kinerjanya, jika wajib pajak menilai adanya
unsur persepsi kemudahan atau persepsi
kegunaan pada e-filing maka wajib pajak
akan menggunakan atau menerima e-filing
tersebut dan akan berlaku sebaliknya jika e-
filing dinilai tidak memiliki unsur persepsi
kemudahan atau persepsi kegunaan maka
wajib pajak akan menolak untuk
menggunakan e-filing tersebut. Penelitian
yang dilakukan oleh Wida, Yasa dan
Sukaatmadja (2016) menunjukan adanya
pengaruh signifikan sikap untuk
menggunakan memiliki pengaruh terhadap
penggunaan. selain penelitian terdahulu
temuan di lapangan pada hasil kuesioner
yang diisi dengan 70 orang responden dan
total pernyataan pada bagian sikap untuk
menggunakan e-filing terdapat 2 pernyataan
pada M1.1 rata rata jawaban responden yaitu
4,43 Hal ini berarti bahwa wajib pajak
merasa nyaman menggunakan e-filing SPT
Tahunan 1770 SS karena mudah digunakan.
M2.2 rata rata jawaban responden yaitu 4,37
Hal ini berarti bahwa wajib pajak merasa
senang menggunakan e-filing SPT Tahunan
1770 SS karena tampilan visual yang
menarik dan jelas untuk diikuti. Selain itu
pada variabel penggunaan e-filing terdapat 3
pernyataan pada Y1.1 rata rata jawaban
responden yaitu 4,27 Hal ini berarti bahwa
wajib pajak melaporkan SPT Tahunan saya
selalu di laporkan menggunakan e-filing.
Y1.2 rata rata jawaban responden yaitu 4,40
Hal ini berarti bahwa wajib pajak lebih
memilih untuk melaporkan SPT Tahunan
melalui e-filing dibandingkan melaporkan
SPT Tahunan secara manual. Y1.3 rata rata
jawaban responden yaitu 4,40 Hal ini berarti
bahwa wajib pajak Secara keseluruan fitur
atau layanan yang diberikan oleh e-filing
berfungsi dengan baik dan dapat digunakan
untuk melaporkan SPT Tahunan saya.
Sikap Untuk Menggunakan e-filing
Sebagai Variabel Intervening Antara
Persepsi Kemudahan Untuk
Menggunaakan e-filing Terhadap
Penggunaan e-filing.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik,
dapat disimpulkan bahwa konstruk persepsi
kemudahan untuk menggunakan e-filing
berpengaruh positif terhadap penggunaan e-
filing secara tidak langsung melalui sikap
untuk menggunakan e-filing. Hal ini dapat
dilihat dari nilai t-statistik yang lebih besar
dari 1,96 yakni sebesar 2,281. Dengan
demikian, hipotesis H5 dalam penelitian ini
diterima. Hal ini menunjukan bahwa
pegawai indomaret memiliki persepsi bahwa
e-filing mudah untuk digunakan dalam
pelaporan SPT Tahunan 1770 SS yang mana
dari persepsi kemudahan itu pegawai
indomaret akan cenderung menggunakan e-
filing untuk pelaporan SPT Tahunan 1770
SS mereka melalui bagaimana sikap
pegawai indomaret terhadap e-filing. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh pemilik grand
theory Technology Acceptance Model
(TAM) Davis (1986) bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara persepsi
kemudahan untuk menggunakan terhadap
penggunaan melalui sikap untuk
menggunakan, Selaras dengan definisi yang
dikemukakan oleh Davis (1986) Persepsi
Kemudahan didefinisikan sebagai sejauh
mana orang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan bebas dari usaha.
Konsep ini memberikan pengertian bahwa
apabila e-filing mudah untuk digunakan
maka wajib pajak akan cenderung untuk
menggunakan e-filing tersebut. Penelitian
terdahulu yang mendukung adalah penelitian
yang dilakukan oleh Widyananda dan
Magnadi (2018) menunjukan adanya
pengaruh tidak langsung antara persepsi
kemudahan berpengaruh terhadap
penggunaan. Selain penelitian terdahulu,
temuan di lapangan pada hasil kuesioner
yang diisi dengan 70 orang responden dan
total pernyataan pada bagian persepsi
kemudahan untuk menggunakan e-filing
memiliki 7 item pernyataan pada X2.1 rata
rata jawaban responden yaitu 4,21 Hal ini
berarti wajib pajak menilai e-filing SPT
Tahunan 1770 SS praktis untuk diikuti
karena sudah terdapat fitur dan instruksi di
dalamnya. X2.2 rata rata jawaban responden
yaitu 4,31 Hal ini berarti wajib pajak menilai
e-filing SPT Tahunan 1770 SS praktis untuk
diikuti karena dapat digunakan di laptop dan
HP. X2.3 rata rata jawaban responden 3,80
Hal ini berarti wajib pajak menilai petunjuk
penggunaan membuat saya lancar saat
melaporkan SPT Tahunan 1770 SS
menggunakan e-filing. X2.4 rata rata
jawaban responden yaitu 3,47 Hal ini berarti
wajib pajak menilai Tidak ada rasa bingung
yang timbul saat saya menggunakan e-filing
dalam pelaporan SPT Tahunan 1770 SS.
X2.5 rata rata jawaban responden yaitu 3,57
Hal ini berarti wajib pajak menilai tidak ada
kesalahan yang saya lakukan saat
melaporkan SPT Tahunan 1770 SS
menggunakan e-filing. X2.6 rata rata
jawaban responden yaitu 4,07 Hal ini berarti
wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk
mengingat proses pelaporan SPT
menggunakan e-filing. X2.7 rata rata
jawaban responden yaitu 3,84 Hal ini berarti
wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk
menjadi terampil dalam pengoperasian e-
filing untuk pelaporan SPT Tahunan 1770
SS. Selain itu pada variabel penggunaan e-
filing terdapat 3 pernyataan pada Y1.1 rata
rata jawaban responden yaitu 4,27 Hal ini
berarti bahwa wajib pajak melaporkan SPT
Tahunan saya selalu di laporkan
menggunakan e-filing. Y1.2 rata rata
jawaban responden yaitu 4,40 Hal ini berarti
bahwa wajib pajak lebih memilih untuk
melaporkan SPT Tahunan melalui e-filing
dibandingkan melaporkan SPT Tahunan
secara manual. Y1.3 rata rata jawaban
responden yaitu 4,40 Hal ini berarti bahwa
wajib pajak Secara keseluruan fitur atau
layanan yang diberikan oleh e-filing
berfungsi dengan baik dan dapat digunakan
untuk melaporkan SPT Tahunan saya. Dan
pada variabel sikap untuk menggunakan e-
filing terdapat 2 pernyataan pada M1.1 rata
rata jawaban responden yaitu 4,43 Hal ini
berarti bahwa wajib pajak merasa nyaman
menggunakan e-filing SPT Tahunan 1770
SS karena mudah digunakan. M2.2 rata rata
jawaban responden yaitu 4,37 Hal ini berarti
bahwa wajib pajak merasa senang
menggunakan e-filing SPT Tahunan 1770
SS karena tampilan visual yang menarik
dan jelas untuk diikuti.
Sikap Untuk Menggunakan e-filing
Sebagai Variabel Intervening Antara
Persepsi Kegunaan Untuk
Menggunaakan e-filing Terhadap
Penggunaan e-filing.
Berdasarkan hasil perhitungan
statistik, dapat disimpulkan bahwa konstruk
persepsi kegunaan untuk menggunakan e-
filing berpengaruh positif terhadap
penggunaan e-filing secara tidak langsung
melalui sikap untuk menggunakan e-filing.
Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik yang
lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 2,105.
Dengan demikian, hipotesis H6 dalam
penelitian ini diterima. Hal ini menunjukan
bahwa pegawai indomaret memiliki persepsi
bahwa e-filing memiliki kegunaan untuk
digunakan dalam pelaporan SPT Tahunan
1770 SS yang mana dari persepsi kegunaan
itu pegawai indomaret akan cenderung
menggunakan e-filing untuk pelaporan SPT
Tahunan 1770 SS mereka melalui
bagaimana sikap pegawai indomaret
terhadap e-filing. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh pemilik grand theory
Technology Acceptance Model (TAM)
Davis (1986) bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara persepsi kemudahan dan
persepsi kegunaan keduanya memiliki
pengaruh secara langsung terhadap
penggunaan. serta persepsi kegunaan
memiliki pengaruh langsung ditambah
pengaruh tidak langsung melalui sikap untuk
menggunakan. Selaras dengan definisi yang
dikemukakan oleh Davis (1986) Persepsi
kegunaan didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya. Seseorang merasa percaya
bahwa sistem berguna maka dia akan
menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang
merasa percaya bahwa sistem informasi
kurang berguna maka dia tidak akan
menggunakannya. Di sini wajib pajak akan
akan merasa percaya bahwa dengan
menggunakan e-filing dalam hal pelaporan
SPT Tahunannya berguna maka wajib pajak
akan menggunakannya, sebaliknya jika e-
filing dinilai kurang berguna maka wajib
pajak tidak akan menggunakannya.
Penelitian terdahulu yang mendukung
penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Widyananda dan Magnadi
(2018) menunjukan adanya pengaruh tidak
langsung antara persepsi kegunaan
berpengaruh terhadap penggunaan. Selain
penelitian terdahulu, temuan di lapangan
pada hasil kuesioner yang diisi dengan 70
orang responden dan total pernyataan pada
bagian persepsi kegunaan untuk
menggunakan e-filing memiliki total
pernyataan 8 item pernyataan pada X1.1 rata
rata jawaban responden yaitu 4,54 Hal ini
berarti wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing akan lebih mudah
karena meminimalkan biaya dan waktu saya.
X1.2 rata rata jawaban responden yaitu 4,53
Hal ini berarti wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing Pelaporan SPT
Tahunan 1770 SS jadi lebih fleksibel karena
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
X1.3 rata rata jawaban responden yaitu 4,44
Hal ini bearti bahwa wajib pajak menilai
dengan menggunakan e-filing Saya dapat
melakukan monitoring secara realtime dari
pelaporan pajak yang telah dikirimkan. X1.4
rata rata jawaban responden yaitu 4,44 Hal
ini berarti wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing input data pribadi
dapat saya lakukan secara mandiri tanpa ada
perasaan khawatir jika dilakukan oleh orang
lain.X1.5 rata rata jawaban responden yaitu
4,37 Hal ini berarti bahwa wajib pajak
menilai dengan menggunakan e-filing
kesalahan dalam pengisian data saat
pelaporan SPT Tahunan 1770 SS dapat
berkurang jika menggunakan e-filing. X1.6
rata rata jawaban responden yaitu 4,27 Hal
ini berarti bahwa wajib pajak menilai
dengan menggunakan e-filing SPT Tahunan
1770 SS meningkatkan pemahaman saya
karena di dalamnya sudah tersedia petunjuk
pengisian. X1.7 rata rata jawaban responden
yaitu 4,34 Hal ini berarti bahwa wajib pajak
menilai dengan e-filing pelaporan SPT
Tahunan bisa saya lakukan sambil
melakukan pekerjaan yang lain.X1.8 rata
rata jawaban responden yaitu 4,47 Hal ini
berarti bahwa wajib pajak menilai dengan
menggunakan e-filing Saya dapat
menyelesaikan pelaporan SPT Tahunan
1770 SS menggunakan e-filing dengan
cepat. Selain itu pada variabel penggunaan
e-filing terdapat 3 pernyataan pada Y1.1 rata
rata jawaban responden yaitu 4,27 Hal ini
berarti bahwa wajib pajak melaporkan SPT
Tahunan saya selalu di laporkan
menggunakan e-filing. Y1.2 rata rata
jawaban responden yaitu 4,40 Hal ini berarti
bahwa wajib pajak lebih memilih untuk
melaporkan SPT Tahunan melalui e-filing
dibandingkan melaporkan SPT Tahunan
secara manual. Y1.3 rata rata jawaban
responden yaitu 4,40 Hal ini berarti bahwa
wajib pajak Secara keseluruan fitur atau
layanan yang diberikan oleh e-filing
berfungsi dengan baik dan dapat digunakan
untuk melaporkan SPT Tahunan saya. Dan
pada variabel sikap untuk menggunakan e-
filing terdapat 2 pernyataan pada M1.1 rata
rata jawaban responden yaitu 4,43 Hal ini
berarti bahwa wajib pajak merasa nyaman
menggunakan e-filing SPT Tahunan 1770
SS karena mudah digunakan. M2.2 rata rata
jawaban responden yaitu 4,37 Hal ini berarti
bahwa wajib pajak merasa senang
menggunakan e-filing SPT Tahunan 1770
SS karena tampilan visual yang menarik
dan jelas untuk diikuti.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi sikap wajib pajak untuk
menggunakan e-filing secara langsung dan
tidak langsung oleh peagawai indomaret di
Jawa Timur. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 70 orang pegawai indomaret di
Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis dan
pengujian yang dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi kemudahan dapat memengaruhi
sikap wajib pajak untuk menggunakan e-
filing SPT Tahunan orang pribadi 1770 SS.
2. Persepsi kegunaan dapat memengaruhi
sikap wajib pajak untuk menggunakan e-
filing SPT Tahunan orang pribadi 1770 SS.
3. Persepsi kemudahan dapat memengaruhi
persepsi kegunaan untuk menggunakan e-
filing SPT Tahunan orang pribadi 1770 SS.
4. Sikap wajib pajak untuk menggunakan e-
filing dapat meningkatkan penggunaan e-
filing SPT Tahunan orang pribadi 1770 SS.
5.Persepsi kemudahan untuk menggunakan
e-filing dapat meningkatkan penggunaan e-
filing melalui sikap untuk menggunakan e-
filing.
6. Persepsi kegunaan untuk menggunakan e-
filing meningkatkan penggunaan e-filing
melalui sikap untuk menggunakan e-filing.
Keterbatasan penelitian
Pelaksanaan penelitian masih
memiliki beberapa keterbatasan yaitu:
1. Pemberian waktu kepada responden untuk
mengisi kuesioner yang begitu singkat
sekitar 5 sampai 10 menit karena melihat
pelanggan yang selalu berdatangan untuk
belanja di indomaret.
2. Adanya pandemic covid-19 yang
membuat peneliti meminimalisir bertemu
dengan banyak orang sehingga penyebaran
kuesioner dalam bentuk kertas tidak bisa
dilakukan secara maksimal.
Saran
Sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya bahwa penelitian ini
mengandung keterbatasan keterbatasan.
Namun hasil penelitian ini setidaknya dapat
memotivasi dilakukannya penelitian
berikutnya. Dengan mempertimbangkan
keterbatasan keterbatasan yang ada
diharapkan:
1. Untuk peneliti selanjutnya harap
memberikan waktu yang lebih lama untuk
wajib pajak dalam mengisi kuesioner
tersebut, pilihlah waktu dimana wajib pajak
tersebut memiliki waktu senggang dan sepi
pengunjung di sela sela pekerjaannya.
2. Peneliti selanjutnya jika pandemic covid-
19 telah selesai diharapkan memperluas
responden untuk setiap kota atau kabupaten
agar penelitian yang dilakukan juga dapat
representasikan kabupaten atau kota
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
_________________ 2008. Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor 47 tahun
2008. Tentang Tata Cara Penyampaian Surat
Pemberitahuan dan
PenyampaianPemberitahuan Perpanjangan
Surat Pemberitahuan Tahunan secara
Elektronik (e-Filing) Melalui Perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).
Arief Wibowo, 2006, Kajian tentang
Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan
Pendekatan Technology Acceptance Model
(TAM), Universitas Budi Luhur, Jakarta.
Andi, and Novita, Dara Sari (2017). Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib
Pajak Orang Pribadi Dalam Penggunaan E-
Filing Pada Kpp Pratama Serang.
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor
Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta.
Bougie, & Sekaran. (2013). Edisi 5,
Research Methods for Business: A skill
Building Approach. New York: John
wiley@Sons.
Davis, F. D. (1985). A technology
acceptance model for empirically testing
new end user information systems: Theory
and results (Doctoral dissertation,
Massachusetts Institute of Technology).
Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness,
perceived ease of use, and user acceptance
of information technology. MIS quarterly,
319-340.
Direktorat Jendral Pajak. Laporan Kinerja
Direktorat Jendral Pajak Tahun 2019.
Diakses 20 April 2021, dari
http://www.pajak.go.id/content/laporan-
kinerja-lakin-direktorat-jendral-pajaktahun-
2019.
Direktorat Jendral Pajak. Laporan Kinerja
Direktorat Jendral Pajak Tahun 2020.
Diakses 20 April 2021, dari
http://www.pajak.go.id/content/laporan-
kinerja-lakin-direktorat-jendral-pajaktahun-
2020.
Direktorat Jendral Pajak. Laporan Kinerja
Direktorat Jendral Pajak Tahun 2019.
Diakses 20 April 2021, dari
http://www.pajak.go.id/content/laporan-
kinerja-lakin-direktorat-jendral-pajaktahun-
2016.
Fatmawati, E. (2015). Technology
Acceptance model (TAM) untuk
menganalisis penerimaan terhadap sistem
informasi di perpustakaanM INFORMASI
PERPUSTAKAAN. Iqra: Jurnal
Perpustakaan dan Informasi, 9(1), 196942.
Ferdinand, Augusty. 2014. Metode
Penelitian Manajemen. BP Universitas
Diponegoro. Semarang.
Firdaus, Muhammad. 2011. Ekonometrika
Suatu Pendekatan Aplikatif. Edisi Kedua.
Jakarta: Bumi Aksara
Ghiselli and Brown. 1995. Personnel and
Industrial Psychology. New York: Mc. Graw
Hill Book Company Inc.
Ghozali, I. dan Latan, H. (2015) Partial
Least Squares: Konsep, teknik dan aplikasi
menggunakan program SmartPLS 3.0 untuk
penelitian empiris. 2nd edn. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hanggono, A. A. (2015). Analisis atas
praktek tam (technology acceptance model)
dalam mendukung bisnis online dengan
memanfaatkan jejaring sosial
Instagram. Jurnal Administrasi
Bisnis, 26(1).
Hoppe, R., Newman, P., dan Mugera, P.
(2001). “Factors Affecting Adoption of
Internet Banking in South Africa: a
Comparative Study”, University of Cape
Town, South Africa.
Kusuma, H., & Susilowati, D. (2007).
Determinan pengadopsian layanan internet
banking: Perspektif konsumen perbankan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia, 11(2).
Laihad, R. C. (2013). Pengaruh perilaku
wajib pajak terhadap penggunaan e-filing
wajib pajak di kota manado. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
dan Akuntansi, 1(3).
Letchumanan, M., & Muniandy, B. (2013).
Migrating to e‐book: a study on perceived
usefulness and ease of use. Library Hi Tech
News.
Rakhmad, S. (2013). Pengaruh persepsi
kemudahan dan persepsi kemanfaatan
terhadap penggunaan youtube dengan
pendekatan tam (Studi Pada Mahasiswa S1
Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan
Administrasi Bisnis Angkatan Tahun
2010/2011 dan 2011/2012 Universitas
Brawijaya). Jurnal Administrasi
Bisnis, 3(1).
Ratri, S. M. (2016). Analisis Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Penggunaan E-Learning
Moodle Oleh Guru SMK Negeri 2
Yogyakarta dengan Pendekatan Technology
Acceptance Model (TAM). Jurnal
Elektronik Pendidikan Teknik
Informatika, 5(4).
Rigopoulos, G. and Askounis, D. 2007. A
TAM Framework to Evaluate User’s
Perception Toward Online Electronic
Payments. Journal of Internet Banking and
Commerce. Vol. 12. No. 3. pp. 1-5.
Resmi, Siti. 2017. Perpajakan Teori dan
Kasus (Edisi ke 10 Buku 1). Jakarta:
Salemba Empat.
Roscoe, J. T. (1975). Fundamental research
statistics for the behavioural sciences. (2nd
ed.) New York: Holt Rinehart & Winston.
Santoso, B. (2010). Pengaruh perceived
usefulness, perceived ease of use, dan
perceived enjoyment terhadap penerimaan
teknologi informasi (studi empiris di
Kabupaten Sragen) (Doctoral dissertation,
UNS (Sebelas Maret University)).
Sasanti, I. Y., Tanaamah, A. R., Wowor, A.
D., & Informasi, S. (2015). 361 Analisis
Penerimaan Layanan E-Filing Dalam
Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan
Pendekatan Technology Acceptance Model
(Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta.
Siti Kurnia Rahayu dan Suhayat, 2010,
Perpajakan Indonesia, : Teori dan Teknis
Perhitungan, Edisi Pertama, Jilid I, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie, (2017),
Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan
Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 1,
Cetakan Kedua, Salemba Empat, Jakarta
Selatan 12610.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie, (2017),
Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan
Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 2,
Salemba Empat, Jakarta Selatan 12610.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
Tallaha, A. M., Shukor, Z. A. and Hassan,
N. S. A. (2014). Factors influencing e-filing
usage among Malaysian taxpayers: Does tax
knowledge matters?’, Jurnal Pengurusan.
doi: 10.17576/pengurusan-2014-40-08.
Undang-undang No.16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Venkatesh, V., & Davis, F. D. (2000). A
theoretical extension of the technology
acceptance model: Four longitudinal field
studies. Management science, 46(2), 186-
204.
Wibowo, A. (2006). Kajian Tentang
Perilaku Pengguna Sistem Informasi
Dengan Pendekatan Technology Acceptence
Model (TAM). Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan.
Wiyono, E.H. 2007. Kamus Bahasa
Indonesia Lengkap dan Ejaan yang
Disempurnakan. Jakarta: Palanta.
Widiyanesti, S dan M. R. Reynaldi. 2016.
Analisis Minat Penggunaan Layanan E-
filing Oleh Wajib Pajak Melalui Pendekatan
Technology Acceptance Model (TAM) di
KPP Pratama Purwakarta. Jurnal
Manajemen Indonesia 16(1): 63-69.
Wida, P. A. M. W., Yasa, N. N. K., &
Sukaatmadja, I. P. G. (2016). Aplikasi
Model TAM (Technology Acceptance
Model) Pada Perilaku Pengguna
Instagram. Jurnal Ilmu Manajemen
(JUIMA), 6(2).
Widyananda, M. H., & Magnadi, R. H.
(2018). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Menggunakan Situs
Berita suaramerdeka. com dengan Sikap
Terhadap Penggunaan Sebagai Variabel
Intervening (Doctoral dissertation, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis).
Yahyapour, N. (2008). Determining Factors
Affecting Intention to Adopt Banking
Recommender System, Case of Iran, Thesis,
Lulea University of Technology Division of
Industrial Marketing and E-commerce.
Recommended