1
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP
RETURN SAHAM PERBANKAN
(Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008)
Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
HERMAWAN FATHONI
NIM. F 1206096
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Skripsi dengan judul:
“ ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP
RETURN SAHAM PERBANKAN “
(Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008)
Yang ditulis oleh : HERMAWAN FATHONI, NIM: F 1206096
Penandatanganan berpendapat bahwa Skripsi yang ditulis tersebut telah
memenuhi syarat untuk diterima.
Surakarta, 20 Mei 2010
Pembimbing Skripsi
( Prof. Dr. Hartono, M.S. )
NIP. 195312211980031004
3
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan
manajemen. Penandatanganan berpendapat bahwa Skripsi tersebut telah
memenuhi syarat untuk diterima.
Surakarta, Juni 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Dra. Mahastuti Agoeng, M.Si Sebagai Ketua
NIP. 194806221973022001
2. Prof. Dr. Hartono, MS Sebagai Pembimbing
NIP. 195312211980031004
3. Muh. Juan Suam Toro, SE, M.Si Sebagai Anggota
NIP. 197606132008121001
4
MOTTO
"Sesunggunya sesudah Kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu sudah
selesai (dari suatu urusan) keriakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain".
(QS-Alam Nasroh: 6-7)
"ALLAH tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya, ia mendapat pahala (dari kebajikan yang diusahakannya)
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan yang dikerjakannya)".
(QS-Al Baqarah:268)
Orang tidak dikalahkan oleh kesulitan hidup/keadaan/kemiskinan/lingkungan, tapi
dia dikalahkan oleh pikiran negatifnya sendiri, maka berpikirlah besar dan positif
(Orang Bijak)
Kesuksesan seseorang bukan karena kepintaran otaknya, tapi karena pertolongan-
Nya dan keyakinan diri dalam otaknya.
(Orang Bijak)
Sukses adalah hak saya. Sukses bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik
anda, milik saya dan milik siapa saja yang menyadarinya, menginginkanya dan
memperjuangkan dengan sepenuh hati.
(Andrie Wongso)
Really human being life is if he or she follows the change and as the changer.
(Penulis)
5
HALAMAN PERSEMBAHAN
Teriring doa dan rasa syukur kepada Allah SWT dan rasa terima kasih
kepada Rosullulloh SAW, Kupersembahkan karya hatiku ini untuk :
Bapak dan Ibu yang ku sayangi atas segala kasih sayang dan
pengorbanannya selama ini (semoga anakmu ini bisa membuatmu bangga dan
mohon selalu doa restunya, amin...). Kakakku tersayang (Erlin Airidawati, SH,
tanpamu duniaku gak bisa rame). Fatmawati Nurul Handayani Kusuma Wardani
untuk semua cerita duniamu yang penuh warna, semangat dan segala inspirasi
dalam lagu-laguku. Yudha n Kumarul untuk nasehat Spiritualnya bro. 05/05/05
yang telah mewarnai hidupku. Teman-teman seperjuanganku, Manajemen non reg
angkatan 2006 (Yudha, Nando, Ika, Kumarul, Nita, Sandra, Nova, Athurnina,
Hendro, Tika, Nuri, Refi, Wawan, Karta, Joko Setyawan, Joko Sembodo, Akbar,
Sandy, Wahyu, Ayu, Herin, Tri Ratna, Denni P, Deni Agung, Ade Kd, Endah,
Adit, Galih, Adi Tepe, Ventri, Feni, Dian, Ryan, Fauzi, Andrie, Lala, Alghani,
Prima, Dedi, Yanuar, Fitri, Rita, Ida, Asep, Ima, Titik, Nuel, Ririn, Risma,
Taufan, Radepta, Floridita, Agus, Beni, Agrona dan semua teman-teman yang tak
bisa ku sebutkan satu-satu termasuk adik tingkan non reg „07) untuk semua
kebersamaan dengan kalian selama ini, karena dengan kebersamaan ini aku telah
menemukan sebuah keluarga baru yang terus ceriakan hariku, semoga kita semua
sukses bersama sob!amin. Mbak emy perpus, thanks untuk konsultasinya akhirnya
dapat A nich. Teman-teman BEM FE „08-„09 & Presidiumnya (Bardjos, Firhat,
Rincil alias Rini Cilik, Sugeng, Fitrah, Finik, Ayut) semoga kita tetep kompak dan
bersinar bersama dengan Kemerdekaan kita, amin. Teman-teman HMJ
Manajemen FE UNS 06-08 (makasih untuk semua pengalaman berharganya).
Teman-teman Beswan Djarum 2009 semoga kita tetap bisa menjalin silahturahmi
sampai akhir hayat kita, ane kangen kebersamaan kita bro..,. Temen-temen
Slankers diseluruh Indonesia, selalu tebarkan virus damai di Indonesia tercinta, I
lup u pull. Mas Deny makasih untuk sharing skrispsinya. Bapak dan Ibu dosen
6
yang tak bisa kusebutkan satu persatu (untuk semua ilmu yang telah diberikan).
Semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membantu memberikan motivasi kepada penulis, serta yang selalu
meneriakan HERMAWAN I LUV U…!!, makasih buat semuanya ya.,. Je
Voudrais Apprends a Paris Avec Mon Petit Amie et je dois parle bien
francaise..(ane pengen study lanjut ke prancis nyak…)
7
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga atas karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:
“ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP
RETURN SAHAM PERBANKAN (PADA PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 – 2008) “.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh gelar kesarjanaan dari
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh petunjuk,
bantuan, bimbingan serta arahan yang bermanfaat. Maka pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, AK selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Dra. Endang Suhari, Msi selaku selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Prof. Dr. Hartono, M.S selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing dan mendukung
kesempurnaan skripsi ini.
4. Drs. Lilik Dwi Sunardianto, SU selaku pembimbing akademik.
5. Muh. Juan Suam Toro, SE, M.Si.
6. Dra. Mahastuti Agoeng, M.Si
7. Deny Dwi Hartomo, SE, M.Sc yang telah berbagi ilmu diskusi.
8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang
telah berbagi ilmu yang begitu berharga selama empat tahun ini.
8
9. Semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah membantu memberikan motivasi kepada penulis, terima kasih
buat semuanya.
Semoga Allah SWT, yang menciptakan langit dan bumi, yang membuat
kita ada dan tiada, senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan karya
sederhana ini. Amin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………….. ii
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN........................................................... iii
HALAMAN MOTTO………………………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. . xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiii
ABTRAKSI ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Perumusan Masalah..................................................................... 10
C. Batasan Penelitian......................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal .................................................................................. 13
B. Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal.......................................14
10
C. Instrumen Pasar Modal ................................................................ 15
D. Pembentukan Harga Saham ......................................................... 17
E. Kinerja Keuangan Perbankan ..................................................... 18
F. Rasio Keuangan Perbankan ......................................................... 19
G. Laporan Keuangan Perbankan Sebagai Kinerja Perusahaan......... 21
H. Penggolongan Perbankan............................................................. 28
I. Karakteristik Risiko Usaha Perbankan ....................................... 32
J. Laporan Keuangan Perbankan ..................................................... 35
K. Jenis-jenis Rasio Keuangan.......................................................... 40
L. Beberapa Penelitian Terdahulu.................................................... 45
M. Kerangka Teoritis......................................................................... 49
N. Hipotesis Penelitian....................................................................... 50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 51
B. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 51
C. Data Penelitian............................................................................... 52
D. Variabel Penelitian........................................................................ 53
E. Pengukuran Variabel-variabel Dalam Penelitian........................ 53
F. Metode Analisis Data..................................................................... 56
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data................................................................................. 67
B. Dekripsi Data…………………………………………………… 71
C. Pengolahan Data………………………………………………... 74
11
D. Pengujian Hipotesis…………………………………………….. 79
E. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................ 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 96
B. Keterbatasan Penelitian................................................................ 98
C. Implikasi ....................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1 Tabel Autokorelasi........................................................................ 59
Tabel IV.1 Daftar Anggota Sampel................................................................ 69
Tabel IV.2 Dekriptif Statistik..................................................................... ...72
Tabel IV.3 Uji Kolmogorov smirnov........................................................... 74
Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolinieritas .......................................................... 76
Tabel IV.5 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 77
Tabel IV.6 Hasil Uji Secara Simultan .............................................................80
Tabel IV.7 Hasil Uji Secara Parsial .............................................................. 83
Tabel IV.8 Hasil Uji Beta Standar ................................................................ 87
Tabel IV.9 Hasil Uji Hipotesis dan Regresi .................................................. 88
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran.................................................................. 49
Gambar IV.1 Scatterplot............................................................................ 78
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Variabel-variabel Penelitan Sebelum Tranformasi Data
Lampiran 2. Variabel-variabel Penelitan sesudah Tranformasi Data
Lampiran 3. Analisis Data
15
ABSTRAKSI
“ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP
RETURN SAHAM PERBANKAN“
(Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008)
Oleh :
Hermawan Fathoni
F1206096
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang
terdiri dari rasio profitabilitas yang diproksikan dengan ROA, ROE, NPM, EPS,
PER dan LDR baik secara serentak maupun parsial terhadap return saham
perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang berfungsi untuk
menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian serta menjawab permasalahan
dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode purposive
sampling. Sampel yang diambil adalah 101 perusahaan Perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian dari tahun 2004-2008.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS 16.00 for windows.
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa kinerja keuangan yang
terdiri dari rasio profitabilitas yang diproksikan dengan ROA, ROE, NPM, EPS,
PER dan LDR berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel yang
berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Eek Indonesia (BEI) adalah ROE, LDR, dan EPS.
Kata kunci: Faktor Fundamental, Return saham, Perbankan, BEI
16
ABSTRACT
“ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP
RETURN SAHAM PERBANKAN“
(Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008)
Oleh :
Hermawan Fathoni
F1206096
The purpose this study was to determine the effect the financial
performance of ROA, ROE, NPM, EPS and use the LDR and PER either partially
or in unision to the of banks stock returns listed on the Indonesian Stock
Exchange (IDX). Research approach used is a quantitative approach that serves to
test the hypothesis proposed in the research and to answer the problems in this
study.
This study uses secondary data with the purposive sampling method.
Samples taken are 101of banks listed on the Indonesian Stock Exchange (IDX)
over the study period from 2004-2008.
The method of analysis used in this study is the model of multiple linear
regression analysis using SPSS 16.00 for windows.
Based on the analysis result indicate that the financial performance of
ROA, ROE, NPM, EPS, LDR, and PER simultaneously affect the stockt returns of
Banks listed on the Indonesian Stock Exchange (IDX). Variables that affect the
return to partial share of banks listed on the Indonesian Stock Exchange (IDX) is
ROE, LDR, and EPS.
Keywords : Fundamental Factor, Stock Return, Banks, Indonesian Stock
Exchange (IDX).
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan pasar modal sangat dibutuhkan dalam membangun
perekonomian suatu negara. Lembaga pasar modal merupakan sarana untuk
memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan
dana ke berbagai sektor yang membutuhkan dana untuk kelangsungan operasi
perusahaan. Tujuan utama investor menanamkan dananya di pasar modal
adalah untuk menerima dividen (bagian laba setelah pajak yang dibagikan)
dan capital gain (kenaikan harga saham). Keduanya haruslah lebih besar atau
paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki stockholder. Hal
seperti inilah yang memotivasi investor untuk menanamkan dananya di pasar
modal. Sedangkan bagi para penerbit (issuers atau emiten) melalui pasar
modal mereka dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang
kelangsungan hidup mereka.
Dalam berkembangnya pasar modal, alternatif investasi bagi para
pemodal tidak terbatas pada aktiva riil dan simpanan pada sistem perbankan,
melainkan dapat menanamkan dananya di pasar modal, baik dalam bentuk
saham, obligasi maupun sekuritas, (aktiva finansial) lainnya. Pada umumnya,
untuk berinvestasi di pasar modal tidak hanya memerlukan pemikiran yang
lebih rumit dan informasi yang lebih kompleks, tetapi juga harus menghadapi
risiko yang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan bentuk-bentuk
18
simpanan pada sistem perbankan. Oleh karena itu biasanya return yang
diharapkan pada investasi saham relatif lebih besar dibandingkan tingkat
bunga simpanan di bank.
Bank merupakan sebuah lembaga yang berfungsi memperlancar lalu
lintas keuangan yang berpengaruh terhadap mobilitas pertumbuhan
perekonomian suatu Negara. Bank juga merupakan lembaga intermediasi
keuangan yang paling penting dalam sebuah sistem perekonomian. Bank
memiliki peran sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki
dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana.
Menurut Jogiyanto (2000:88), salah satu analisis yang banyak
digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham adalah analisis
sekuritas fundamental (Fundamental Security Analysis) atau analisis
perusahaan (Company Analysis). Faktor fundamental perusahaan memegang
peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Secara analisis
fundamental, investor akan membeli saham bila nilai intrinsiknya lebih besar
daripada harga pasarnya (undervalue), berarti saham tersebut murah
dikarenakan nilai intrinsiknya menurut investor merupakan nilai riil dari
saham perusahaan. Sebaliknya investor akan menjual saham bila nilai
intrinsiknya lebih rendah dari pasarnya (overvalued), berarti saham tersebut
tergolong bernilai mahal. Brigham dan Gapenski (1993) mengatakan bahwa
pada umumnya tindakan memaksimumkan nilai perusahaan juga akan
memaksimumkan harga saham perusahaan. Analisis fundamental
menggunakan data fundamental perusahaan yaitu data yang berasal dari
19
keuangan perusahaan. Data keuangan perusahaan yang terdapat dalam
laporan keuangan perusahaan digunakan untuk mengukur rasio keuangan.
Salah satu informasi laporan keuangan yang diperlukan investor diantaranya,
variabel-variabel keuangan apa saja yang dapat mempengaruhi harga saham
sehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat untuk investasi
saham di pasar modal.
Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan
optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat.
Bank dapat selalu menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat
profitabilitasnya yang tinggi dan mampu membagikan dividen dengan baik
serta prospek usahanya dapat selalu berkembang dan memenuhi ketentuan
prudential banking regulation dengan baik.
Bagi investor untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan, maka investor harus melakukan analisis terhadap nilai saham
terlebih dahulu untuk membuat keputusan yang lebih tepat. Karena dengan
keputusan yang tepat sedikitnya dapat meminimalkan risiko, mengingat
investasi saham di pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila
dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas adalah adanya
ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan walaupun menjanjikan
tingkat keuntungan yang relatif besar, hal ini dikarenakan sifat komoditinya
sangat peka terhadap sejumlah perubahan-perubahan yang terjadi, baik
perubahan di luar negeri maupun di dalam negeri, perubahan di bidang
politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan maupun perubahan
20
yang terjadi di dalam industri perbankan itu sendiri. Perubahan-perubahan
tersebut dapat berdampak negatif maupun positif.
Pasar modal dalam perbankan, bank yang dapat selalu menjaga
kinerjanya dengan baik terutama tingkat profitabilitasnya yang tinggi dan
mampu membagikan deviden dengan baik serta prospek usahanya dapat
selalu berkembang dan memenuhi ketentuan prudential banking regulation
dengan baik, maka ada kemungkinan nilai saham dari bank yang
bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana pihak ke tiga yang berhasil
dikumpulkan akan naik.
Dengan naiknya nilai saham dan jumlah dana pihak ke tiga
merupakan salah satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat kepada bank
yang bersangkutan. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap bank
merupakan faktor yang membantu dan mempermudah pihak manajemen bank
untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para pemilik dana yang
kurang menaruh kepercayaan kepada bank yang bersangkutan maka
loyalitasnya pun juga sangat tipis, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi
pihak bank yang bersangkutan karena pemilik dana ini sewaktu-waktu dapat
menarik dananya dan memindahkannya ke bank lain. Bahkan pemilik dana
ini dapat menghancurkan suatu bank apabila dana besar yang disimpan pada
suatu bank kemudian pada suatu saat yang bersamaan ditarik seluruhnya
secara serentak.
Keadaan keuangan yang dinilai meliputi kondisi likuiditas, kondisi
rentabilitas dan kondisi profitabilitas dari bank-bank. Kualitas aktiva yang
21
produktif meliputi semua aktiva dan segala sesuatu yang dapat menjadi aktiva
yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan
sesuai fungsinya. Tata kerja dan kepatuhan terhadap peraturan perbankan
yang dinilai meliputi: tatacara perkreditan, aktiva di bidang devisa,
penyampaian laporan secara berkala, internal control, giro wajib minimum di
bank sentral, jaminan bank, pelanggaran dan penyimpangan lain.
Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu
memungkinkan para investor untuk melakukan diversifikasi investasi,
membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung
dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Investasi pada sekuritas juga
bersifat liquid (mudah dirubah). Oleh karena itu, penting bagi perusahaan
untuk selalu memperhatikan kepentingan para pemilik modal dengan jalan
memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran
keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya.
Sebelum melakukan investasi, investor harus mengetahui informasi
mengenai saham dan kinerja keuangan perusahaan, sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat dan berinvestasi pada perusahaan dengan
kinerja paling baik di masa mendatang. Informasi keuangan yang mudah
dipahami adalah dalam bentuk laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan tiap tahunnya.
Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan
dalam laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu
sumber informasi yang penting disamping informasi yang lain seperti
22
informasi industri, keadaan perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas
manajemen dan lainnya.
Menurut Mamduh (1996), ada tiga macam laporan keuangan pokok
yang dihasilkan suatu perusahaan, yaitu meliputi : (1) Neraca (2) Laporan
arus kas (3) Laporan laba rugi. Disamping ketiga laporan pokok tersebut,
dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan,
perubahan modal sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen.
Salah satu kegunaan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
kinerja keuangan perusahaan terutama profitabilitas yang diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin
dikendalikan. Informasi kinerja yang ada dalam perusahaan bermanfaat untuk
memprediksi perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang
ada. Informasi kinerja tersebut dapat diperoleh dengan cara melakukan
pengukuran kinerja yang ada dalam perusahaan. Pengukuran kinerja
merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan, karena
pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem
imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan
keputusan dalam perusahaan (Rina & Solihah, 2003).
Informasi akuntansi dari laporan keuangan walaupun bukan hal
absolut bagi pengambilan keputusan oleh investor, memiliki hubungan yang
erat dalam pengukuran kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan oleh sebagian
besar informasi yang digunakan dalam pengukuran kinerja bersumber pada
23
laporan akuntansi. Ukuran yang digunakan dalam menilai kinerja akan
dipengaruhi oleh kebutuhan investor dalam menilai perusahaan.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kegiatan
operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan
(analisis fundamental perusahaan), karena laba perusahaan selain merupakan
indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para
penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai
perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Tingkat probabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya diukur
dari beberapa aspek, yaitu berdasarkan ROS (Return On Sales), EPS (Earning
Per Share), ROA ( Return On Asset) maupun ROE (Return on Equity).
Tingkat profitabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya
diukur dari beberapa aspek, pada perusahaan publik yang listed pada Bursa
Efek Jakarta, rasio keuangan yang sering dipakai dalam menganalisis
perubahan harga suatu saham adalah ROE (Return on Equity), ROA (Return
on Assets), dan EPS (Earning per Share). Return on equity atau return on net
worth mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang
tersedia bagi pemegang saham. Dalam perhitungannya, ROE merupakan
perbandingan antara Earning After Taxes dengan Modal sendiri. Rasio ini
juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, jika proporsi utang
semakin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Return on assets atau
return on investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dari aktiva yang dipergunakan. ROA diperoleh dari rasio antara Earning
24
After Taxes dengan total aktiva. Sedangkan EPS (Earning per Share)
menunjukan kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam
satu periode pelaporan keuangan. Nilai dari ketiga rasio keuangan diatas
sudah tercantum dalam setiap laporan keuangan perusahaan sehingga lebih
mudah bagi investor dalam mengalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar
menentukan kebijakan portofolio.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding
pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan
pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi
dan peristiwa yang sama. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama
periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Meskipun telah digunakan secara luas oleh investor sebagai salah satu
dasar dalam pengambilan keputusan investasi karena nilainya tercantum
dalam laporan keuangan, penggunaan analisis rasio profitabilitas sebagai alat
pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama, yaitu
mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah
suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak.
25
Dalam konteks manajemen investasi, return atau tingkat keuntungan
merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dibedakan
menjadi dua, pertama return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung
berdasarkan data historis, dan kedua return yang diharapkan (expected return)
akan diperoleh investor dimasa mendatang (Abdul Halim,2003).
Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan
investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan.
Pada umumnya investor mengharapkan kentungan yang tinggi dengan resiko
kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan
tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep
investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang
diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung
berdasarkan selisih antara capital gain dan capital loss. Rata-rata return
saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode tertentu
dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham
sebelumnya.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
faktor-faktor fundamental perusahaan perbankan yang diukur dengan aspek
Return on asset, Return on equity, Earning per Share, Price Earning Ratio,
Net Profit Margin, Loan Deposit Ratio terhadap return saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan
berdasarkan pada pertimbangan uraian diatas dan menyadari perlunya analisis
pada faktor-faktor fundamental suatu perusahaan perbankan maka penelitian
26
ini mengambil judul yaitu: “ANALISIS PENGARUH FAKTOR
FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN
(Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-
2008)“.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Return on asset, Return on equity, Earning per Share, Price
Earning Ratio, Net Profit Margin, Loan Deposit Ratio secara simultan
berpengaruh terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia?
2. Apakah Return on asset, Return on equity, Earning per Share, Price
Earning Ratio, Net Profit Margin, Loan Deposit Ratio secara parsial
berpengaruh terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia?
3. Variabel independen mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap
return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
27
C. Batasan Masalah
Penelitian hanya meliputi perusahaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari tahun 2004
sampai dengan 2008 dan penelitian hanya menguji pengaruh Return on asset,
Return on equity, Earning per Share, Price Earning Ratio, Net Profit Margin,
Loan Deposit Ratio baik secara simultan maupun parsial.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi bukti empiris pengaruh faktor-faktor fundamental yang diukur
dengan aspek Return on asset, Return on equity, Earning per Share,
Price Earning Ratio, Net Profit Margin, Loan Deposit Ratio secara
simultan berpengaruh terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Memberikan bukti empiris pengaruh faktor-faktor fundamental yang
diukur dengan aspek Return on asset, Return on equity, Earning per
Share, Price Earning Ratio, Net Profit Margin, Loan Deposit Ratio
secara parsial berpengaruh terhadap return saham Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Mengetahui secara tepat variabel independen mana yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
28
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang dilakukan diharapkan akan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membantu investor dalam berinvestasi dipasar modal sebagai bahan
evaluasi dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan investasi
saham pada perusahaan perbankan.
2. Memberikan informasi kepada emiten dalam mengambil kebijakan yang
menyangkut faktor-faktor fundamental perusahaan terhadap keputusan
investasi saham pada perusahaan perbankan.
3. Mengambarkan kepada peneliti mengenai seberapa jauh pengaruh rasio-
rasio faktor fundamental terhadap return saham.
29
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Pengertian Pasar Modal
1. Pasar Modal :
Menurut Tandelilin (2001:13), pasar modal adalah pertemuan antara
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal
juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang
umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
Sedangkan tempat terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek.
Oleh karena itu bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik.
Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara
(Intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dapat
menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
kelebihan dana. Disamping itu, pasar modal dapat mendorong juga untuk
terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal,
maka pihak yang kelebihan dana (Investor) dapat memilih alternative
investasi yang memberikan return yang paling optimal.
Menurut Sartono (2001:21), pasar modal adalah tempat terjadinya
transaksi aset keuangan jangka panjang atau long-term financial assets. Jenis
surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo
lebih dari satu tahun. Pasar modal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan
30
dana jangka panjang dalam bentuk bangunan, peralatan, dan sarana produksi
lainnya. Dalam Undang-undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, yang
dimaksud pasar modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif
untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui
mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana
tersebut ke sektor-sektor yang produktif.
B. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal
1. Pasar Perdana
Pasar Perdana Terjadi saat perusahaan emitten menjual sekuritasnya
pertama kali kepada investor. Proses ini di sebut IPO (Initial Public Offering)
atau penawaran umum. Sebelum perusahaan menawarkan saham di pasar
perdana, perusahaan akan mengeluarkan informasi mengenai perusahaan
secara detail (disebut juga prospektus). Penawaran pada umumnya terjadi di
Pasar Perdana.
2. Pasar Sekunder
Di pasar sekunder, investor dapat melakukan perdagangan untuk
mendapat keuntungan, sehingga pasar sekunder memberi likuiditas kepada
investor bukan kepada perusahaan (emiten). Sekuritas yang diperdagangkan
di pasar sekunder : saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi,
warrant, right dan reksadana. Perdagangan di pasar sekunder dilakukan di
31
dua jenis pasar : Pasar lelang (auction market) dan Pasar negosiasi
(negotiated market).
3. Profesi Pendukung
Underwriter (penjamin emisi): ditunjuk oleh emiten untuk membantu
dalam penentuan harga perdana saham dan membantu memasarkan sekuritas
pada investor. Akuntan publik, notaris dan konsultan hukum.
C. Instrumen Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2001:18), ada beberapa sekuritas yang umumnya
diperdagangkan di pasar modal, antara lain:
1. Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang
menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, seorang
investor berhak atas pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi
pembayaran kewajiban perusahaan.
a. Saham preferen : saham yang mempunyai kombinasi kharakteristik
obligasi dan saham biasa. Pemegangnya tidak memiliki hak suara.
b. Saham biasa : sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegangnya
mempunyai kepemilikan atas asset perusahaan. Pemegangnya memiliki
hak suara dalam RUPS.
2. Obligasi
Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam
jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah
32
dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan
diperolehnya secara periodic dan beberapa pembayaran kembali nilai Par
(Par Value) pada saat jatuh tempo. Meskipun demikian, obligasi bukan
berarti tanpa risiko, karena bisa saja obligasi tersebut tidak terbayar kembali
akibat kegagalan penerbitnya dalam memenuhi kewajibannya. Oleh karena
itu, investor perlu memperhatikan peringkat obligasi yang menunjukkan
tingkat risiko dan kualitas obligasi dilihat dari kinerja perusahaan yang
menerbitkannya. Jenis-jenis obligasi yang lain : Zero coupon bond, Call
provision, Obligasi konversi.
3. Reksadana (Mutual Fund)
Rekasadana (Mutual Fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana untuk
digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar
uang. Perusahaan reksadana akan menghimpun dana dari investor untuk
kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk oleh manajer
investasi, yaitu pihak yang mempunyai bidang usaha membentuk dan
mengelola portofolio untuk para nasabah. Dengan demikian investor dapat
membentuk portofolio secara tidak langsung melalui manajer investasi. Dua
jenis reksadana: Reksadana terbuka (open-ended) dan reksadana tertutup
(closed-ended).
4. Instrumen Derivatif
Instrumen derivatif sebuah sekuritas yang nilainya merupakan turunan
dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif sangat tergantung
33
dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Ada beberapa jenis
instrumen derivatif antara lain waran, bukti right, opsi dan futures.
D. Pembentukan Harga Saham
Harga saham dibursa ditentukan oleh kekuatan pasar Artinya harga
saham tergantung dari permintaan dan penawaran. Bila dilihat dari
pembentukan harga efek harga pasar modal digolongkan dalam 2 jenis, yaitu
pasar reguler dan pasar negosiasi. Pada pasar reguler harga terjadi akibat
proses tawar menawar secara terus menerus berdasarkan kekuatan pasar,
sedangkan dalam pasar negosiasi harga terjadi akibat negosiasi antara penjual
dan pembeli ( Adiningasih, Dkk. 1998 ).
Menurut Jogiyanto (2000) menjelaskan ada dua pendekatan untuk
menilai intrinsik saham, seperti berikut ini:
1. Pendekatan nilai sekarang (present value approach)
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba
(capitalization of income method) karena melibatkan proses kapitalisasi
nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang.
2. Pendekatan PER (P/E Ratio Approach)
Pendekatan PER (Price Earning Ratio) atau sering juga disebut
pendekatan multiplier. PER menunjukkan seberapa besar investor
menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings.
34
Dalam proses penilaian saham perlu di bedakan antara nilai dan harga.
Mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk mengetahui
saham-saham mana yang murah, tepat nilainya atau yang mahal. Nilai yang
dimaksud adalah nilai intrinsik yang merupakan nilai nyata suatu saham yang
ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan. Sedangkan harga
diartikan sebagai harga pasar (market value), yang merupakan harga yang
berlaku pada saat itu. Dalam membeli ataupun menjual saham, investor akan
membandingkan nilai intrinsiknya dengan nilai pasar saham bersangkutan.
Menurut Tandelilin (2001:183), menggunakan pedoman sebagai berikut:
1. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
terlalu murah atau undervalued, dan saham tersebut layak untuk dibeli
atau dipertahankan apabila saham tersebut dimiliki.
2. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
terlalu mahal atau overvalued, dan saham tersebut layak untuk dijual.
3. Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka saham tersebut wajar
harganya dan berada dalam keadaan keseimbangan.
E. Kinerja Keuangan Perbankan
Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan,
pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas,
fund manager, eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur serta
stakeholder lainnya. Penilaian kinerja perusahaan oleh stakeholder digunakan
sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
35
kepentingan mereka terhadap perusahaan. Kepentingan terhadap perusahaan
tersebut berkaitan erat dengan harapan kesejahteraan yang mereka peroleh.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk
menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi
perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bertujuan untuk:
1. Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting
mengenai asset yang digunakan dan untuk memacu para manajer untuk
membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.
2. Mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha (Govindarajan,
penerjemah kurniawan, 2002) .
F. Rasio Keuangan Perbankan
Menurut Munawir (2002), rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan
dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada analis tentang baik atau
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila
angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standard.
Dengan analisis rasio kita dapat membandingkan berbagai perkiraan
dalam kategori yang berbeda, yakni antara perkiraan yang satu dengan yang
36
lainnya, baik antara perkiraan dalam laporan rugi laba sendiri maupun antara
neraca dan laporan keuangan rugi laba. Analisis rasio digunakan oleh tiga
kelompok utama : 1) Manajer yang menggunkan rasio untuk membantu,
menganalisis, mengendalikan, dan memperbaiki operasi perusahaan, 2)
Analisis kredit, yang menganalisis rasio untuk membantu menentukan
kemampuan perusahaan membayar hutang, 3) Analisis saham, yang
berkepentingan dengan efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan
perusahaan.
Keunggulan analisis rasio keuangan dibandingkan dengan teknik
analisis yang lainnya, seperti berikut ini:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan signifikan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).
5. Standard size (ukuran) perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time
series”.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang.
37
G. Laporan Keuangan Perbankan Sebagai Penilaian Kinerja Perusahaan
Menurut Brigham dan Houston (2001), kemampuan manajemen
dalam mengelola perusahaan dituangkan dalam bentuk laporan keuangan.
Dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk
memprediksi masa depan. Sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis
laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa
depan dan yang lebih penting sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan
yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan. Garrison (1988) dalam
Sugeng (2007), menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah
membantu para pemakai potensial laporan keuangan untuk memprediksi
masa depan melalui perbandingan, evaluasi, dan analisis.
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak
yang berkepentingan dengan eksisitensi suatu perusahaan, pada hakekatnya
merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu
perusahaan dan kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan
dengan perusahan tersebut. Menurut Harnanto (1984), bahwa dari laporan
keuangan itu manajemen memperoleh informasi yang digunakan untuk :
1. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penelitian terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu.
2. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau
aktivitas dalam perusahaan.
3. Merencanakan dan mengendalikan aktifitas sehari-hari dalam perusahaan
38
4. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.
5. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu manajemen
dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengendalian
perusahaan. Sehingga dengan adanya laporan keuangan diharapkan mampu
memberikan bantuan informasi kepada pengguna untuk membuat keputusan
ekonomi yang bersifat finansial. Adapun tujuan laporan keuangan seperti
yang tertulis dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia adalah: Tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Standar Akuntansi keuangan (SAK, 2002: paragraf 47),
mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut:” Laporan keuangan
menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonomi. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur
yang berkaitan secara langsung adalah pengukuran posisi keuangan adalah
aktiva, kewajiban, ekuitas. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja
dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan
posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba/ rugi
dan perubahan dalam berbagai unsur neraca, dengan demikian kerangka
39
dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan posisi keuangan secara
khusus”.
Salah satu kegunaan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi kinerja perusahaan terutama profitabiliats yang diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin
dikendalikan. Informasi tersebut menyangkut posisi keuangan perusahaan,
informasi kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan
oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan
salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti
informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas
manajemen dan lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang
dihasilkan suatu perusahaan, yaitu meliputi: (1) Neraca (2) Laporan arus kas
(3) Laporan laba rugi. Disamping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan
juga laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal
sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen (Mamduh 1996) .
Aliran kas bersih atau net cash flow merupakan penjumlahan dari net
income ditambah non cash adjustment. Perlu dicatat bahwa aliran kas tidak
dapat dipertahankan terus menerus terkecuali fixed aset yang telah
didepresiasikan diganti. Sehingga manajemen perusahaan tidak sepenuhnya
menggunakan aliran kas yang ada. Aliran kas bebas atau free cash flow
40
adalah aliran kas yang tersedia untuk dibagikan kepada para investor setelah
perusahaan melakukan investasi pada fixed asset dan working capital yang
diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Dengan kata lain
aliran kas bebas adalah kas yang tersedia diatas kebutuhan investasi yang
profitable. Aliran kas bebas ini sebenarnya adalah merupakan hak pemegang
saham.
Menurut Farid&Siswanto (1998), manfaat analisis laporan keuangan
dalam pembuatan keputusan adalah :
1. Mengetahui manfaat analisis laporan keuangan untuk proses perencanaan
dan pengendalian perusahaan.
2. Mengetahui pengaruh ketepatan ramalan laba untuk kegiatan investasi.
3. Memahami analisis efisiensi.
4. Memahami alat-alat yang dipakai untuk mengukur kinerja efisiensi
perusahaan.
5. Mengaplikasikan berbagai alat analisis efisiensi.
Laporan keuangan merupakan salah satu dari sekian informasi yang
biasa digunakan untuk merevisi dan mendeteksi harga sekuritas seperti
saham, obligasi, dan surat berharga lainya. Jika laporan keuangan disajikan
tepat waktu maka akan sangat bermanfaat untuk membantu pengguna laporan
keuangan dalam membuat keputusan. Menurut Farid & siswanto (1998),
pentingnya laporan keuangan bagi pelaku pasar modal adalah :
41
1. Memahami analisis fundamental laporan keuangan.
2. Memahami hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dan nilai
saham.
3. Memahami penerapan analisis laporan keuangan untuk dijadikan dasar
dalam keputusan investasi.
4. Memberi informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva
dan kewajiban suatu bank seperti informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi (SAK, 2002, paragraf 12).
Weston dan Copeland (1995), membuat suatu tinjauan atas hubungan
analisis keuangan dengan melakukan tiga pengelompokan besar, yaitu seperti
berikut ini :
1. Ukuran kinerja (Performance Measures)
a. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian
yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
b. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
Mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi
ekonomisnya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri
atau pasar produk tempatnya beroperasi.
c. Ukuran Penilaian (Valuation Measures)
Mengukur kemampuan menejaman untuk mencapai nilai-nilai pasar
yang melebihi pengeluaran kas.
42
2. Ukuran efisiensi operasi (Operating Efficiency Measures)
Ukuran efisiensi operasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu seperti
berikut ini.
a. Manajemen aktiva dan investasi (Asset and Investment Management)
Mengukur efektivitas keputusan-keputusan investasi perusahaan dan
pemanfaatan sumberdaya.
b. Manajemen biaya (Cost Management)
Mengukur bagaimana masing-masing elemen biaya dikendalikan.
c. Ukuran kebijakan keuangan (Financial policy Measures)
3. Ukuran kebijakan keuangan terdiri dari dua jenis, antara lain :
a. Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Mengukur tingkat sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh
penggunaan hutang.
b. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
yang jatuh tempo.
Dalam praktiknya pembuat laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
bank ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak. Menurut
Kasmir (2000), pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan
keuangan bank adalah sebagai berikut:
a. Pemegang Saham
Bagi pemegang saham yang sekaligus merupakan pemilik bank,
kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah untuk melihat kemajuan
43
bank yang dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode. Dalam laporan
keuangan ini pemilik juga dapat menilai sampai sejauh mana pengembangan
usaha bank tersebut telah dijalankan pihak manajemen.
b. Pemerintah
Bagi pemerintah, laporan keuangan bank adalah untuk mengetahui
kemajuan bank yang bersangkutan. Kemudian pemerintah juga
berkepentingan terhadap kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan
menoter yang telah ditetapkan.
c. Manajemen
Laporan keuangan bank bagi pihak manajemen adalah untuk menilai
kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan.
Kemudian juga untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumber
daya yang dimilikinya. Pada akhirnya laporan keuangan ini juga merupakan
penilaian pemilik untuk memberikan kompensasi dan karir manajemen serta
mempercayakan manajemen untuk memimpin bank pada saat periode
berikutnya.
d. Karyawan
Bagi karyawan dengan laporan keuangan juga untuk mengetahui kondisi
keuangan bank yang sebenarnya. Dengan mengetahui ini para karyawan juga
paham tentang kinerja mereka, sehingga mereka juga merasa perlu
mengharapkan apabila bank mengalami keuntungan dan sebaliknya perlu
melakukan perbaikan jika bank mengalami kerugian.
44
e. Masyarakat
Bagi masyarakat laporan keuangan bank merupakan suatu jaminan
terhadap uang yang disimpan di bank. Jaminan ini diperoleh dari laporan
keuangan bank yang ada dengan melihat angka yang ada dilaporan keuangan.
Dengan adanya laporan keuangan, pemilik dana dapat mengetahui kondisi
bank yang bersangkutan sehingga masih tetap mempercayakan dananya
disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak.
H. Penggolongan Perbankan
Penggolongan Bank menurut Undang-undang pokok Perbankan No.14
Tahun 1967 dan Undang-undang RI No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan sebagai
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak,
yaitu antara lain:
1. Berdasarkan Jenisnya
a. Bank Umum
Bank umum di definisikan oleh Undang-undang No.10 Tahun 1998
sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
45
b. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat di definisikan oleh Undang-undang No.10
Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Berdasarkan Kepemilikannya
a. Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte pendirian
maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh
keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah. Bank Pemerintah Daerah
(BPD) terdapat didaerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi.
Tugas utama Bank Pembangunan Daerah adalah mengusahakan
pembiayaan proyek-proyek pembangunan semesta dengan jalan
menghimpun dan menyerahkan dana-dana pemerintah dan masyarakat
daerah.
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau
sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya
didirikan oleh swasta dan pembagian keuntungan diambil oleh swasta.
Dalam bank swasta milik nasional termasuk pula bank-bank yang
dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.
46
c. Bank Asing
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar
negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.
d. Bank Campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
Kepemilikan sahamnya secara mayoritas di pegang oleh warga negara
Indonesia.
3. Berdasarkan Kegiatan Usahanya
a. Bank Devisa
Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan bank yang
dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan
dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar
negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan dan
pembayaran Letter of Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya.
b. Bank Non Devisa
Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum
mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa,
sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
Transaksi yang dilaksanakan hanya di dalam negeri saja dan tidak dapat
melaksanakan transaksi internasional.
47
Dalam booklet Perbankan 2005 dijelaskan persyaratan peningkatan
bank umum non devisa menjadi bank umum devisa. Ada pun persyaratan
untuk menjadi bank umum devisa adalah:
a) CAR minimum dalam bulan terakhir 8%.
b) Tingkat kesehatan selama 24 bulan terakhir berturut-turut tergolong
sehat.
c) Modal disetor minimal 150 milyar.
d) Bank telah melakukan persiapan untuk melaksanakan kegiatan
sebagai bank umum devisa meliputi organisasi, SDM, pedoman
operasional kegiatan devisa dan sistem administrasi serta
pengawasannya.
4. Berdasarkan Sistem Pembayaran Jasa
a. Bank Berdasarkan Pembayaran Bunga (Bank dengan Prinsip
Konvensional)
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah
bank yang berorientasi pada prinsip konvensional yaitu dalam
pelaksanaannya berdasarkan sistem bunga.
b. Bank Berdasarkan Pembayaran Berupa Pembagian Hasil
Keuntungan (Bank dengan Prinsip Syariah)
Bank berdasarkan prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal
untuk menyimpan dana, pembiayaan usaha dan kegiatan perbankan
lainnya.
48
I. Karakteristik Risiko Usaha Perbankan
Karakteristik usaha perbankan menurut PSAK No 31 Tahun 2006,
meliputi sebagai berikut:
1. Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan
kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu di jaga.
2. Pengelola bank dalam melakukan usahanya dituntut untuk senantiasa
menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup
dengan pencapaian rentabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan
modal yang memadai sesuai dengan jenis penanamannya.
3. Bank sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dan bagian dari sistem
moneter mempunyai kedudukan yang strategis sebagai penunjang
pembangunan ekonomi.
Risiko usaha bank (Bussiness Risk) merupakan tingkat ketidakpastian
mengenai suatu hasil yang diperkirakan atau yang diharapkan akan diterima.
Hasil dalam hal ini merupakan keuantungan bank atau investor, semakin tidak
pasti hasil yang diperoleh suatu bank semakin besar pula kemungkinan risiko
yang dihadapi investor dan semakin tinggi pula premi risiko atau bunga yang
diinginkan investor. Risiko-risiko yang berkaitan dengan usaha bank pada
dasarnya dapat berasal dari sisi aktiva maupun pasifa. Risiko usaha yang
dapat dihadapi oleh bank antara lain:
1. Risiko Kredit
Risiko kredit atau yang sering disebut sebagai default risk merupakan
suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan
49
jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan
jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan. Ketidakmampuan
nasabah memenuhi perjanjian kredit yang telah di sepakati kedu pihak secara
teknis keadaan tersebut merupakan default.
2. Risiko Investasi
Risiko investasi atau investment risk berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya kerugian akibat suatu penurunan nilai pokok portofolio surat-surat
berharga, misalnya obligasi dan surat berharga lainnya yang dimiliki bank.
Penurunan nilai surat-surat berharga tersebut bergerak berlawanan arah
dengan tingkat bunga umum. Bila tingkat bunga menurun, harga-harga
obligasi dan surat berharga lainnya mengalami kenaikan. Sebaliknya, jika
tingkat bunga naik maka harga obligasi dan surat berharga lainnya turun dan
hal ini berarti akan menurunkan pula nilai portofolio. Oleh karena itu dalam
situasi tingkat bunga yang berfluktuasi, bank akan menghadapi kemungkinan
risiko perubahan harga pasar portofolio investasinya. Aspek lain yang
berkaitan dengan risiko investasi adalah struktur pasar dimana sekuritas
tersebut diperdagangkan.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas atau likuidity risk adalah risiko yang mungkin
dihadapi oleh bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka
memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada
suatu waktu. Masalah yang mungkin dihadapi disini adalah bank tidak dapat
mengetahui secara tepat kapan dan berapa jumlah dana yang akan dibutuhkan
50
atau ditarik oleh nasabah debitur maupun para penabung. Pengelolaan
likuiditas mencakup perkiraan kebutuhan kas untuk memenuhi ketentuan
likuiditas sebesar jumlah kira-kira yang dibutuhkan.
Kebutuhan likuiditas bank secara garis besar terdiri dari:
a. Pemenuhan kebutuhan penarikan dana yang dilakukan para deposan.
b. Pemenuhan kebutuhan pencairan dan permintaan kredit dari nasabah
terutama kredit yang disetujui.
4. Risiko Operasional
Risiko operasional atau operational risk merupakan risiko
ketidakpastian mengenai usaha bank yang bersangkutan. Risiko operasional
bank dapat berasal dari:
1. Kemungkinan kerugian dari operasional bank bila terjadi penurunan
keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional bank.
2. Kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk
baru yang diperkenalkan.
5. Risiko Penyelewengan
Risiko penyelewengan atau faud risk adalah risiko yang berkaitan
dengan kerugian-kerugian yang terjadi akibat hal-hal sebagai berikut:
ketidakjujuran, penipuan atau moral dan perilaku yang kurang baik dari
pejabat, karyawan dan nasabah.
6. Risiko Fidusa
Risiko fidusia atau fiduciary risk ini akan timbul apabila bank dalam
usahanya memberikan jasa sebagai wali amanat baik untuk individu maupun
51
badan usaha. Titipan simpanan dana yang diberikan kepada bank harus benar-
benar dikelola secara baik dengan tidak melakukan tindakan spekulatif
dengan tetap memperhatikan keuntungan disamping keamanan dari dana
yang diinvestasikan tersebut. Apabila bank mengalami kegagalan
melaksanakan tugas dalam mengelola titipan atau simpanan dana dari
masyarakat maka di anggap sebagai risiko kerugian wali amanat.
J. Laporan Keuangan Perbankan
1. Neraca
Neraca bank adalah laporan dalam bentuk daftar yang di susun secara
sistematik yang menjanjikan informasi perbandingan apa yang dimiliki bank
(aktiva) yang sekaligus menunjukkan penggunaan dana atau investasi dana
pada periode yang dilaporkan, apa yang menjadi kewajiban bank (utang), dan
modal bank pada suatu saat atau tanggal tertentu yang sekaligus menunjukkan
sumber dana pada suatu aktiva.
Persamaan neraca dapat dituliskan sebagai berikut:
Asset = Utang + Modal
Asset bank dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok besar yaitu:
a. Kredit.
Merupakan realisasi kredit yang diberikan kepada pihak ketiga
bukan bank, baik di dalam maupun diluar negeri. Kredit biasanya
merupakan bagian terbesar dari asset bank yang selain sumber
pendapatan utama bank sekaligus juga berpotensi sebagai sumber
52
kerugian karena kredit macet. Kredit bisa dibedakan menjadi : Kredit
perumahan, Kredit komersial yang diberikan kepada perusahaan
misalnya untuk keperluan modal kerja, pembelian peralatan, dan
ekspansi usaha, kredit konsumsi untuk perseorangan seperti kredit card,
dan kredit pertanian.
b. Surat-surat Berharga yang Diperdagangkan.
Pihak bank memegang bentuk aktiva ini untuk mendapatkan
keuntungan bunga, untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, dan
berspekulasi pada perubahan tingkat suku bunga. Surat-surat berharga
yang dimiliki bank seperti surat berharga pasar uang dan surat berharga
pasar modal.
c. Kas dan Simpanan pada bank lain.
Yang tercakup dalam pos ini meliputi kas, tagihan pada bank lain,
simpanan pada bank sentral, dan simpanan pada bank lain. Kas pada
pokoknya meliputi mata uang dalam negeri maupun valuta asing yang
mempunyai catatan di bank sentral. Mata uang tersebut dapat berupa
kertas dan uang logam yang dipegang bank untuk berjaga-jaga jika
sewaktu-waktu nasabah menarik simpanannya. Tagihan kepada bank lain
adalah semua tagihan kepada bank yang bisa tertagih dalam jangka
waktu yang paling lama satu tahun. Bentuk surat tagihan ini dapat berupa
cek, wesel, bilyet giro dan sebagainya. Simpanan pada bank sentral
adalah giro milik bank pada bank sentral atau simpanan untuk memenuhi
kewajiban giro wajib minimum atau reserve requirement. Sedangkan
53
simpanan pada bank merupakan simpanan bank yang ada pada bank lain.
d. Asset-aset lain
Asset yang dimasukkan dalam pos ini adalah rekening-rekening
aktiva lainnya yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari
ketiga pos diatas.
Bagian kewajiban dan modal bank ini sekaligus menggambarkan
sumber pendanaan bank yang terbagi menjadi dua jenis yaitu: Instrumen
Utang (Debt Instrument) yaitu kewajiban-kewajiban bank pada pihak ketiga
dan Komponen Modal (Equity Component). Instrument utang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda menurut bunga yang dibayarkan, jangka
waktu pembayaran, apakah mendapat jaminan dari bank sentral atau tidak,
dan apakah dapat dipasarkan dalam pasar sekunder. Sedangkan karakteristik
komponen modal berbeda antara lain menurut harga saham, pendapatan
bersih yang dibayarkan sebagai deviden.
Pos-pos yang termasuk dalam utang dan modal bank umumnya adalah
sebagai berikut:
1. Giro
Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap waktu dengan mempergunakan surat perintah pembayaran
seperti cek, atau dengan cara pemindahbukuan.
2. Tabungan
Simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan bank.
54
3. Deposito
Simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga
dan bank yang bersangkutan. Dalam pos ini juga termasuk sertifikat deposito
yaitu surat berharga atas unjuk yang merupakan surat pengakuan utang pihak
bank yang dapat dijual belikan dalam pasar uang. Deposito on call adalah
simpanan atas nama bank atau pihak ketiga bukan bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan dengan syarat pemberitahuan sebelumnya dari
pinjaman yang diterima sebelumnya, yaitu pinjaman yang diterima dari dalam
negeri dan luar negeri baik yang berasal dari bank maupun yang berasal dari
bukan bank.
4. Modal
Yang termasuk dalam pos ini adalah modal yang disetorkan oleh
pemilik atau pemegang saham. Dana setoran modal berupa agio.
Saham yaitu surplus setoran modal yang diterima oleh bank sebagai
akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. Cadangan umum yaitu
cadangan-cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba atau laba bersih yang
mendapat persetujuan dari rapat umum pemegang saham (RUPS). Laba yang
ditahan (retained Earnings) yaitu sisa laba tahun lalu yang ditanamkan
kembali sebagai modal oleh para pemegang saham.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi pada dasarnya merefleksikan the financial nature of
banking atau kegiatan-kegiatan pokok bank, yaitu menerima penyimpanan
55
dana dari masyarakat yang surplus dana dalam berbagai bentuk, kemudian
menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang
memerlukan dan memberikan berbagai macam jasa keuangan yang
diperlukan masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri.
Laporan laba rugi yang umum di pergunakan oleh bank terdiri dari
penerimaan yang terutama berasal dari pendapatan bunga (Interest Income)
dari kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah dalam berbagai bentuk.
Disamping berasal dari bunga atas kredit yang diberikan kepada nasabah,
bank pada umumnya memperoleh penerimaan non bunga (Noninterest
Income) yang berasal dari transaksi investasi dalam bentuk surat berharga,
serta dari pemberian jasa perbankan.
Biaya yang merupakan beban bank terdiri dari bunga-bunga atas
beberapa pos passiva neraca bank (Interest Expense), biaya operasional
seperti gaji, upah dan berbagai unsur pendapatan karyawan lainnya, biaya
sewa gedung, biaya perawatan gedung dan peralatan, pajak, biaya penyusutan
aktiva tetap, biaya iklan dan promosi dan lain-lain yang termasuk dalam biaya
non bunga (Interest Expense).
Setelah diketahui nilai seluruh pendapatan dan nilai biaya secara
keseluruhan, angka laba atau rugi dapat ditemukan. Apabila nilai total
pendapatan lebih besar dari pada nilai total biaya untuk kurun waktu yang
sama maka bank menghasilkan laba, sebaliknya apabila nilai total pendapatan
lebih kecil daripada nilai total biaya maka bank mengalami kerugian.
56
3. Laporan Arus Kas
Laporan ini disusun berdasarkan kas selama periode laporan dengan
menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank tanpa memandang
apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas. Informasi arus kas
sangat penting untuk diketahui baik oleh manajer sebagai pengelola bank
maupun para investor.
4. Catatan atas laporan Keuangan
Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan sebagaimana dijelaskan dalam standar akuntansi keuangan, bank
yang wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa
neto menurut jenis mata uang serta aktiva-aktiva lain seperti kegiatan wali
amanat, penitipan harta, dan penyaluran kredit pengelolaan.
K. Jenis-jenis Rasio Keuangan
1. Return On Equity (ROE)
Rasio ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak
dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal
sendiri adalah saham biasa, agio saham, laba ditahan, saham preferen dan
cadangan-cadangan lain. Melihat hubungan-hubungan itu, Return On Equity
tidak lain adalah rentabilitas ekonomi. Bagi perusahaan pada umumnya
masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba
yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah
bekerja dengan efisien (Riyanto, 1993: 29). Return On Equity diperoleh dari
57
profit after tax dibagi equity (Indonesian Capital Market Directory). Hasil
pembagian ini pada umumnya dinyatakan dalam persen. Semakin tinggi rasio
ini menandakan kinerja perusahaan semakin baik atau efisien, nilai equity
perusahaan akan meningkat dengan peningkatan rasio ini.
2. Return On Assets (ROA)
Hasil pengembalian suatu aktiva mencoba mengukur efisiensi
perusahaan dalam memanfatkan seluruh sumber dananya, yang
kadangkadang disebut dengan hasil pengembalian atas investasi atau return
on investment. Investasi merupakan konversi nilai uang saat ini untuk
memperoleh arus kas dimasa mendatang yang lebih besar guna meningkatkan
konsumsi atau kemakmuran pemilik (Kartadinata, 1980: 12). Dalam
perusahaan, keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan
(Husnan, 1996: 7) dan oleh karena itu istilah Return On Investment sering
disamakan dengan Return On Assets (ROA) (Horne, 1981: 726).
Return On Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa
diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu
dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan.
3. Earning per Share (EPS)
Earning per Share atau laba per lembar saham, Rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan
keuntungan untuk pemiliknya. Earning per share dirumuskan dengan
perbandingan antara laba siap bagi dengan total lembar saham sebagaimana
tercantum dalam laporan keuangan per Desember. Earning per Share
58
merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Tandelilin,
2001:241). Besar kecilnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari
informasi laporan keungan perusahaan dari laporan laba rugi perusahaan.
Umumnya investor akan mengharapkan manfaat dari investasinya dalam laba
per saham, sebab earning per sahare ini menggambarkan jumlah keuntungan
yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Jumlah earning per share
yang akan dibagikan kepada investor saham tergantung dari kebijkan
perusahaan dalam hal pembayaran deviden. Eraning per Share yang tinggi
menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat
kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham, sedangkan earning
per share yang lebih rendah menunjukkan bahwa perusahaan gagal
memberikan keuntungan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham.
Dengan Earning per Share yang tinggi, maka akan menarik bagi investor
untuk berinvestasi pada saham tersebut, sehingga permintaan akan saham
tersebut akan meningkat. Dengan demikian akan berakibat harga saham
tersebut juga akan naik, sehingga earning per share dapat mempengaruhi
harga saham.
4. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana
yang diterima oleh bank. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin rendah
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan bank
dalam kondisis bermasalah semakin besar.
59
5. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio merupakan indikator yang dapat digunakan untuk
menentukan apakah harga saham tertentu dinilai tinggi atau rendah. Menurut
Richard Brealey/ Stuwart Myers (1991:683), PER yang tinggi dapat
menunjukkan:
a. Investor mengharapkan pertumbuhan deviden yang tinggi. Dengan
pertumbuhan deviden yang tinggi maka akan menarik minat para investor
untuk membeli saham sehingga permintaan saham yang meningkat akan
menyebabkan naiknya harga saham.
b. Saham berisiko rendah, sehingga investor tertarik dengan kembalian
yang rendah. Investor yang risk aversion lebih menyukai saham dengan
risiko rendah, maka di dalam menginvestasikan dananya akan memilih
saham yang berisiko rendah. Dengan demikian permintaan saham yang
berisiko rendah akan meningkat yang kemudian akan mengakibatkan
harga saham tersebut naik.
c. Perusahaan diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan rata-rata,
sementara dilain pihak mampu memberikan laba dalam proporsi yang
besar. Pertumbuhan dan pembagian laba yang tinggi akan menumbuhkan
minat para investor untuk membeli saham tersebut sehingga akan
menaikkan permintaan dan pada akhirnya akan menaikkan harga saham.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio yang
tinggi akan menyebabkan harga saham yang tinggi begitu juga sebaliknya.
60
6. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio manajemen kualitas yang
menunjukkan kemampuan bank untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul melalui kebijakan-
kebijakan dan strategi bisnisnya untuk mencapai target. Rasio ini
menunjukkan kemampuan aspek kualitas manajemen diukur berdasarkan
kemampuan memperoleh margin. Semakin besar NPM yang dihasilkan maka
semakin baik bank dalam mengelola kualitas manajemen bank untuk
memperoleh margin sehingga berpengaruh terhadap return saham.
7. Return Saham
Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan
investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan.
Pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan
resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha
menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan
konsep investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat
keuntungan yang diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan
dihitung berdasarkan selisih antara capital gain dan capital loss. Rata-rata
return saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode
tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham
sebelumnya.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum
61
terjadi namun di harapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return realisasi
(Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan
dihitung berdasarkan data hitoris. return ekspektasi (Expected Return) adalah
return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang.
Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi
sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2000)
a. Komponen return meliputi:
1). Capital Gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor
yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) diatas harga
beli (harga jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder.
2). Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor
secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield
dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan (Abdul
Halim,2003).
L. Beberapa Penelitian Terdahulu
Retno Indarni (2004) meneliti tentang analisis pengaruh kinerja
keuangan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta periode 2000 – 2002. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel kinerja keuangan EPS,
CR, DER, BVES, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Sedangkan secara parsial variabel Earning Per Share (EPS) mempunyai
62
pengaruh signifikan terhadap return saham, dan variabel CR, DER, BVES,
dan ROA tidak berpengaruh pada return saham.
Timotius Gerrit (2005) menganalisis pengaruh firm size, market to
book ratio, return on equity (ROE) dan Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa firm size, market to book
ratio, return on equity (ROE) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap real return
saham. Sedang secara parsial variable firm size dan return on equity (ROE)
berpengaruh secara signifikan terhadap real return saham.
Novie Tristiwi (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh
Earning Per share (EPS), Return On Asset (ROA), Leverage, Price Earning
Ratio (PER), dan Firm Size terhadap return saham perusahaan pada indeks
LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
bersama-sama semua variable berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Sedangkan secara parsial, Earning Per share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), dan Firm Size berpengaruh secara signifikan terhadap return saham
pada level 10%. Return On Asset (ROA) dan Leverage tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham. Variabel Price Earning Ratio (PER)
mempunyai pengaruh yang dominan terhadap return saham dibandingkan
variable bebas yang lain.
Susilawati (2005) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perbankan Periode 1999 - 2003”.
63
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM),
Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV) secara simultan
atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham perbankan.
Secara parsial variabel Return on Equity (ROE) dan Price to Book Value
(PBV) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel
independen lainnya tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Mila Yuniarti (2006) menganalisis tentang pengaruh kinerja keuangan
terhadap return saham pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
periode 2000 – 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
semua variabel berpengaruh signifikan terhadap return saham perbankan.
Sedangkan secara parsial, variabel ROA dan KAP berpengaruh signifikan
terhadap return saham. CAR, BOPO, LDR, NPL dan NIM tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham. Variabel Return on Asset (ROA)
mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham dibandingkan variabel
lainnya.
Ketut Alit Suardana (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh
rasio CAMEL terhadap return saham pada perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta periode 2003 – 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara simultan semua variabel berpengaruh signifikan terhadap return saham
dengan P-value = 0,047 yang lebih kecil dari standar yang telah ditentukan
0,05. Sedangkan secara parsial rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan P-value = 0,007 yang
64
lebih kecil dari 0,005. Return on Risked assets (RORA), Operating Expense
to Operating Income (OEOI/ BOPO), Earning Per Share (EPS), dan Loans to
Deposits Ratio (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Elisabeth Kristyaningsih (2008) meneliti tentang pengaruh kinerja
keuangan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta tahun 2002 – 2005. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover
(ITO), dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Secara parsial bahwa variabel Current Ratio (CR), Return on
Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO)
berpengaruh signifikan terhdap return saham. Hasil koefisien beta standar
menunjukkan bahwa variabel Return on Equity (ROE) mempunyai pengaruh
paling dominan terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Shaka (2009) yang berjudul “ Analisis
Kinerja Keuangan di Bursa Efek Indonesia pada perusahaan manufaktur”
dengan variabel independen terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on
Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), EVA,
dan PBV menghasilkan bahwa secara simultan atau bersama-sama semua
variabel berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan Secara
parsial hanya ROA, ROE dan EPS yang signifikan terhadap return saham.
65
M. Kerangka Pemikiran
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar II.1. Kerangka Pemikiran
Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi utama
bagi kepentingan manajemen maupun dalam pengambilan keputusan
investasi bagi investor di pasar modal. Laporan ini mencakup dua hal pokok
yaitu laporan rugi laba dan neraca. Dari keduanya akan dianalisis dengan
beberapa rasio profitabilitas yaitu Return on asset, Return on equity, Earning
per Share, Price Earning Ratio, Net Profit Margin, Loan Deposit Ratio.
Dari hasil analisis laporan keuangan yang berupa Return on asset,
Return on equity, Earning per Share, Price Earning Ratio, Net Profit Margin,
Loan Deposit Ratio akan dilakukan pengujian apakah keenam variabel
independen tersebut baik secara serentak maupun parsial akan berpengaruh
terhadap perubahan return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
NPM
ROE
ROA
EPS
PER
LDR
RETURN SAHAM
66
N. Hipotesis Penelitian
1. H 1: Return on asset, Return on equity, Earning per Share, Price Earning
Ratio, Net Profit Margin, Loan Deposit Ratio secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap return saham Perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
2. H 2: Return on Asset (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. H 3: Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. H 4: Earning per Share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. H 5: Price Earning Ratio (PER) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6. H 6: Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
7. H 7: Loan Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
8. H 8: Loan Deposit Ratio (LDR) merupakan variable independen yang
dominan berpengaruh signifikan terhadap return saham Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan studi empiris dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh faktor fundamental pada aspek rasio keuangan yaitu:
Return on asset, Return on equity, Earning per Share, Price Earning Ratio,
Net Profit Margin, Loan Deposit Ratio dalam memprediksi return saham pada
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004-2008.
B. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah sektor Perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008. Adapun sampel dalam penelitian
ini ditentukan dengan metode purposive sampling. Kriteria perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan di bursa efek indonesia untuk dapat menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan Perbankan go public yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada bulan Desember 2004- 2008.
2. Memiliki kelengkapan informasi laporan keuangan selama periode
pengamatan.
3. Periode laporan keuangan bank yang digunakan adalah laporan keuangan
per 31 desember.
68
4. Laporan Keuangan disajikan dalam Rupiah.
5. Bank sampel mempublikasikan laporan keuangan tahunannya secara
lengkap selama periode pengamatan tahun 2004-2008.
6. Perusahaan Perbankan Go Public yang datanya tidak bersifat outliers.
C. Data Penelitian
Dalam penelitian ini data yang digunakan dalam penelitian adalah data
sekunder yang diperoleh dari publikasi Bursa Efek Indonesia. Yang datanya
diperoleh dari database pojok BEJ FE UNS dan Indonesian Capital Market
Directory.
Data yang diperlukan dari penelitian ini terdiri dari :
1. Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) yang diterbitkan oleh
perusahaan yang menjadi objek penelitian.
2. Data harga penutupan saham harian 20 hari setelah tanggal publish
laporan keuangan perbankan sesuai penanggalan hari bursa efek yang
diperoleh dari laporan keuangan tahunan perbankan periode 2005-2009.
3. Data rasio perbankan yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan
perbankan untuk periode 2004-2008.
4. Daftar nama perusahaan yang masuk dalam kategori perbankan yang
diperoleh di buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari
tahun 2005 sampai 2009.
69
D. Variable Penelitian
1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return Saham.
2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Return on asset, Return
on equity, Earning per Share, Price Earning Ratio, Net Profit Margin,
Loan Deposit Ratio.
E. Pengukuran Variabel-Variabel Dalam Penelitian
1. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) merupakan suatu indikator yang
menggambarkan perbandingan antara laba bersih terhadap laba operasional
dalam satuan persentase. NPM dirumuskan sebagai berikut :
2. Return On Asset (ROA)
Rasio Return On Asset (ROA) ini juga disebut sebagai Return on
Investment. Rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba.
3. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham
perusahaan. Rasio ini juga mempengaruhi oleh besar kecilnya utang, apabila
proporsi utang makin besar maka rasio ini akan besar pula.
70
Formulasinya :
4. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan indikator untuk mengukur
seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilakan keuntungan bagi
pemiliknya. Nilai Earning Per Share (EPS) dapat dihitung dengan :
.
5. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio antara saham dengan laba
per lembar saham. Rasio ini digunakan untuk menentukan harga saham
tertentu yang dinilai terlalu tinggi atau rendah. PER yang tinggi akan
menyebabkan harga saham yang tinggi dan sebaliknya. Menurut Eugene F.
Brigham dan Joel F. Houston (2006:110), PER dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
6. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to deposit ratio (LDR), rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank yang dihitung dengan
membandingkan jumlah dana yang diberikan dengan total dana pihak ketiga.
Sebagian besar praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman LDR suatu
bank adalah 80%, namun batas toleransi dari BI berkisar 90%-94%.
Rasio ini dihitung dengan rumus:
71
LDR = Jumlah Dana yang Diberikan
Total Dana Pihak ke Tiga
7. Return Saham
Tingkat keuntungan (return) adalah rasio antara pendapatan investasi
selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Return
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah capital gain (loss) dihitung
berdasarkan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga periode yang
lalu (Sartono, 2001). Tingkat keuntungan saham yang diterima oleh pemodal
dinyatakan sebagai berikut :
a. Menghitung keuntungan yang diharapkan
Ri = Pt - P t-1 x 100 %
P t-1
Dimana :
Ri = Tingkat keuntungan saham i
P t-1
= Harga saham awal periode t+1
atau akhir periode
Pt = Harga saham akhir periode
b. Menghitung rata-rata return saham. Keuntungan saham dapat dicari
dengan menghitung mean dari keuntungan saham setiap periode.
n = banyaknya data observasi
Ri = Return Saham i
72
F. Metode Analisis Data
Untuk melihat besarnya pengaruh Return on asset, Return on equity,
Earning per Share, Price Earning Ratio, Net Profit Margin, Loan Deposit
Ratio terhadap return saham sebagai variabel dependen maka digunakan
metode analisis regresi linear berganda. Pengaruh variabelnya dapat diukur
secara parsial dan simultan. Model analisis regresi linear berganda untuk
mengetahui pengaruh antara NPM, ROA, ROE, EPS, PER, LDR dan return
saham dapat dirumuskan sebagai berikut :
exbxbxbxbxbxbbYt 6655443322110
Dimana :
Y = Return saham
0b = konstanta
61 bb = koefisien regresi
1x = LN Net Profit Margin ( NPM )
2x = LN Return On Asset ( ROA )
3x = LN Return On Equity ( ROE )
4x = LN Earning Per Share ( EPS )
5x = LN Price Earning Ratio ( PER )
6x = LN Loan to deposit ratio ( LDR )
e = kesalahan pengganggu
Suatu regresi linear klasik mengasumsikan pendugaan harus Best
Linear Unbiased Estimator (BLUE). Artinya persamaan regresi yang
73
dihasilkan dapat dijadikan alat penaksiran yang tidak bias, maka persamaan
regresi harus terbebas dari gejala asumsi klasik. Berdasarkan pendapat
tersebut maka dilakukan uji normalitas dan asumsi klasik sebelum
meregresikan variabel-variabel penelitian. Uji asumsi klasik terdiri dari
multikolinieritas, autokolerasi, hetorokedatisitas.
Keandalan analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat
terkecil (OLS) sebagai alat estimasi sangat ditentukan oleh signifikansi
parameter-parameter yang ada dalam hal ini adalah koefisien regresi yang
dapat dilakukan dengan uji t test dan uji F test. Pengujian-pengujian tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Untuk menguji data yang berdistribusi normal akan digunakan alat uji
normalitas, yaitu one sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan
berdistribusi normal jika signifikansi variabel dependen memiliki nilai
signifikansi lebih dari 5 %.
Jika data berdistribusi tidak normal maka digunakan metode trimming.
Salah satu penyebab yang menjadikan data tidak berdistribusi normal adalah
karena terdapat beberapa item data yang bersifat outliers, yaitu kasus atau
data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari
observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik
untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2005 : 36).
Untuk itu digunakan metode trimming, yaitu membuang data yang bersifat
outliers tersebut. Selain itu, dapat dilakukan transformasi data dengan
74
menggunakan bentuk log sehingga nilai transformasi tersebut dapat
memenuhi batas yang ditentukan.
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ,
variabel dependen dan varaibel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak. Data penelitian yang baik adalah yang berdistribusi secara normal atau
mendekati normal ( Ghozali,2001 ). Metode untuk melihat normalitas data
adalah analisis grafik yaitu dengan melihat apakah dalam grafik normal plot
titik-titik data menyebar disekitar garis sumbu diagonalnya atau menjauhi
sumbu diagonalnya. Jika data mendekati garis sumbu diagonalnya maka data
tersebut berdistribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah
menghindari kemungkinan penyimpangan asumsi klasik. Dalam penelitian ini
uji asumsi klasik yang digunakan adalah: uji Autokorelasi, uji
Multikolinearitas, dan uji Heterokedastisitas.
a. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan tersusun dalam
rangkaian waktu (times series) dan dalam rangkaian ruang (cross section).
Untuk mengetahui dan menguji ada tidaknya autokorelasi dalam
model analisis regresi, bisa digunakan cara pengujian statistik Durbin Watson
(DW), dengan rumus :
75
Dimana : t : Waktu
et : Residual pada periode t
e: Residual pada periode t-1
Menurut Arief (1993) cara untuk mendeteksi adanya Autokorelasi
dalam menganalisis regresi dengan menggunakan DW dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel III.1
Tabel Autokorelasi
Jenis Autokorelasi Tingkat Autokorelasi
Autokorelasi Negatif (4-DW.L) < DW< 4
Tidak ada kesimpulan (4-DW.U) < DW < (4-DW.L)
Tidak ada Autokorelasi -2 < DW < 2
Tidak ada kesimpulan DW.L < DW < DW.U
Autokorelasi Positif 0 < DW < DW.L
Sumber : Arief (1993; 14)
b. Uji Multikolinearitas
Tidak terdapat Multikolinearitas antar variabel independen.
Multikolinearitas adalah adanya hubungan yang kuat antar variabel
independen dalam persamaan regresi. Adanya Multikolinearitas akan
mengakibatkan ketidaktepatan estimasi, sehingga mengarahkan kesimpulan
76
yang menerima hipotesis nol. Hal ini menyebabkan koefisien dan standard
deviasi sangat sensitif terhadap perubahan harga (Gujarati, 1995). Selain itu
akibat terjadinya multikolinearitas adalah :
1) Koefisien regresi tidak dapat ditaksir.
2) Nilai standard error setiap koefisien regresi manjadi tidak berharga.
3) Koefisien regresi setiap variabel bebas secara sistematis tidak signifikan
sehingga tidak diketahui variabel independen yang mempengaruhi
variabel dependen.
4) Tanda koefisien regresi akan berlawanan dengan yang diramalkan secara
teoritis.
5) Jika salah satu variabel bebas dihilangkan dari model regresi yang
ditaksir, ini dapat menyebabkan koefisien regresi variabel bebas yang
masih ada mempunyai koefisien regresi yang signifikan secara statistik.
Menurut Gujarati (1995:339), untuk menguji ada tidaknya gejala
multikolinearitas digunakan Tolerance Value atau Variance Inflation Factor
(VIF). Jika nilai VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitas dan
sebaliknya, jika nilai VIF diatas 10 maka terdapat gejala multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas adalah variabel pengganggu (el) memiliki varian
yang berbeda dari satu observasi ke observasi lainnya atau varian antar
variabel independen tidak sama. Hal ini melanggar asumsi homokedastisitas
yaitu setiap variabel penjelas memiliki varian yang sama (konstan). Untuk
77
mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam model persamaan model regresi
digunakan metode Glejser, dengan langkah-langkah sebagai berikut, Pertama,
melakukan regresi sederhana antara nilai absolute el dan tiap-tiap variabel
independen. Apabila ditemukan nilai t hitung lebih besar dari t tabel diantara
hasil regresi tersebut maka pada model terjadi heterokedastisitas. Dengan
kriteria ini terjadinya heteroskedastisitas apabila variabel bebas secara
individual berpengaruh signifikan terhadap absolute el, nilai signifikan yang
disyaratkan adalah 5 % (0.05). Gejala ini dapat diatasi dengan melakukan
transformasi variabel-variabel dalam model regresi yang ditaksir, yaitu
dengan membagi model regresi asal dengan salah satu variabel bebas yang
memiliki koefisien yang tertinggi dengan residualnya. Atau dengan kata lain
Jika variabel independen signifikan secara statistik ( lebih kecil dari α = 5 %)
terhadap nilai residual yang diperlakukan sebagai variabel dependen, maka
variabel independen tersebut menunjukkan adanya heterokedastisitas, dan
demikian pula sebaliknya.
3. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
secara simultan yang dapat berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hipotesis nol ( 0H ) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam
model sama dengan nol. Hipotesis alternatifnya ( Ha ) tidak semua parameter
secara simultan sama dengan nol. Langkah- langkah pengujiannya adalah
sebagai berikut :
78
a. Pengujian Hipotesis
0.....: 210 kbbbH , berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen.
0.....: 21 ka bbbH , berarti ada pengaruh yang signifikan
dari variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen.
b. Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5%
c. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan
melihat nilai signifikan :
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak
d. Nilai F hitung dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang digunakan
adalah sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df
= (n-k) dan (k-1), dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah
variabel termasuk intersep.
79
e. Kesimpulan:
Jika * F hitung > F tabel ( α, k-1, n-k ), maka Ho ditolak
* F hitung < F tabel ( α, k-1, n-k ), maka Ho diterima
Pengujian hipotesis tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan
program SPSS versi 16.0 dan kesimpulannya akan ditentukan dari
nilai p yang muncul. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
mengamati signifikansi nilai p (probabilitas Value) dengan tingkat
keyakinan 95 % (tingkat signifikansi 5 %).
Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 84):
a. Apabila nilai F lebih besar dari 4 maka 0H dapat ditolak pada
derajat kepercayaan 5%, sehingga Ha yang menyatakan bahwa
semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependen dapat diterima.
b. Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F
hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka 0H ditolak dan Ha
diterima.
4. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen dengan
asumsi variabel independen yang lain konstan. Hipotesis nol ( 0H ) yang
hendak diuji adalah apakah suatu parameter ( ib ) sama dengan nol. Hipotesis
80
alternatifnya ( aH ) apakah parameter suatu variabel tidak sama dengan nol.
Langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Perumusan Hipotesis
0:0 ibH , berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
0: ia bH , berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
b. Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5%
c. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan
melihat nilai signifikan :
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak
d. Nilai t hitung dapat dicari dengan menggunakan rumus
Untuk menentukan nilai t tabel, ditentukan tingkat signifikansi 5%
dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k-1), dimana n
adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk
intersep.
81
e. Kesimpulan
Jika * t hitung > t tabel (α/2, n-k-1), maka Ho diterima
* t hitung < t tabel (α/2 , n-k-1), maka Ho ditolak
Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut
(Ghozali, 2005 : 85):
a. Apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan
derajat kepercayaan sebesar 5%, maka 0H yang menyatakan 0ib
dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2. Dengan kata lain, Ha
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen dapat diterima.
b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai
t tabel, maka 0H ditolak dan Ha diterima.
5. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar prosentase variasi
dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan dalam variabel independen.
Nilai terletak antara 0 dan 1. Jika semakin besar, maka semakin besar
variasi dalam variabel independen. R2 dikatakan baik jika semakin mendekati
1. Jika R2 sama dengan 1 berarti bahwa variabel independen berpengaruh
sempurna terhadap variabel dependen. Sedangkan jika R2 sama dengan 0,
maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hal ini berarti semakin tepat garis regresi tersebut mewakili hasil penelitian
82
yang sebenarnya. Koefisien determinasi dinyatakan dalam prosentase
tertentu.
6. Koefisien Beta Standar
Koefisien beta standar digunakan untuk mengetahui variabel bebas
yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat. Pengujiannya
dengan melihat nilai beta standar pada analisis regresi linear berganda.
Variabel bebas yang mempunyai koefisien beta standard dan korelasi parsial
paling tinggi berarti mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap
variabel terikat.
83
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan analisis terhadap data penelitian dan pengujian
hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dengan menggunakan
teknik-teknik analisis yang telah ditentukan. Hipotesis yang akan diuji adalah
tentang pengaruh Return on asset, Return on equity, Earning per Share, Price
Earning Ratio, Net Profit Margin, Loan Deposit Ratio terhadap Return Saham
perusahaan Perbankan Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2004-2008. Selain itu, juga diuji tentang variabel yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap Return Saham. Pengujian hipotesis menggunakan uji
Regresi Linier Berganda dan diproses dengan menggunakan bantuan program
SPSS versi 16.00 for Windows.
A. Analisis Data
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan Perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai tahun 2008. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory periode tahun
2005 sampai tahun 2009 diperoleh sampel yang akan digunakan sebagai
objek penelitian yaitu 101 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode purposive sampling. Sampel
tersebut dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sebagai berikut:
84
1. Perusahaan Perbankan go public yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada bulan Desember 2004- 2008.
2. Memiliki kelengkapan informasi laporan keuangan selama periode
pengamatan.
3. Periode laporan keuangan bank yang digunakan adalah laporan keuangan
per 31 desember.
4. Laporan Keuangan disajikan dalam Rupiah.
5. Bank sampel mempublikasikan laporan keuangan tahunannya secara
lengkap selama periode pengamatan tahun 2004-2008.
6. Perusahaan Perbankan Go Public yang datanya tidak bersifat outliers.
Sampel awalnya berjumlah 116 perusahaan perbankan tetapi karena
terdapat 15 data perusahaan yang bersifat outliers, yaitu data yang
mempunyai karakteristik yang terlihat sangat berbeda dari observasi-
observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah
variabel tunggal maupun variabel kombinasi maka 15 perusahaan yang
memiliki nilai ektrim yang berbeda jauh dengan observasi lainya di
eliminasi dari sampel, sehingga sampel penelitian ini berjumlah 101
perusahaan. Data sampel perusahaan akan ditampilkan secara ringkas dalam
tabel berikut:
85
Tabel IV. 1
DAFTAR ANGGOTA SAMPEL
No. Nama Perusahaan Tahun 2004 No. Nama Perusahaan Tahun 2005
1 Bank Mandiri Tbk 23 Bank Mandiri Tbk
2 Bank Central Asia Tbk 24 Bank Central Asia Tbk
3 Bank Danamon Tbk 25 Bank Danamon Tbk
4 Bank Rakyat Indonesia Tbk 26 Bank Rakyat Indonesia Tbk
5 Bank Negara Indonesia Tbk 27 Bank Negara Indonesia Tbk
6 Bank Permata Tbk 28 Bank Permata Tbk
7 Bank Niaga Tbk 29 Bank Niaga Tbk
8 Bank Pan Indonesia Tbk 30 Bank Pan Indonesia Tbk
9 Bank Internasional Indonesia Tbk 31 Bank Internasional Indonesia Tbk
10 Bank Mega Tbk 32 Bank Mega Tbk
11 Bank Buana Indonesia Tbk 33 Bank Buana Indonesia Tbk
12 Bank NISP Tbk 34 Bank NISP Tbk
13 Bank Eksekutif Internasional Tbk 35 Bank Eksekutif Internasional Tbk
14 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 36 Bank Nusantara Parahyangan Tbk
15 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 37 Bank Swadesi Tbk
16 Bank Swadesi Tbk 38 Bank Artha Niaga Kencana Tbk
17 Bank Artha Niaga Kencana Tbk 39 Bank Victoria Internasional Tbk
18 Bank Victoria Internasional Tbk 40 Bank Mayapada Internasional Tbk
19 Bank Mayapada Internasional Tbk 41 Bank Kesawan Tbk
20 Bank Kesawan Tbk 42 Bank Lippo Tbk
21 Bank Lippo Tbk 43 Bank Artha Graha Internasional Tbk
22 Bank Artha Graha Internasional Tbk
Berlanjut ke Halaman 70
86
No. Nama Perusahaan Tahun 2006 No. Nama Perusahaan Tahun 2007
44 Bank Mandiri Tbk 68 Bank Mandiri Tbk
45 Bank Central Asia Tbk 69 Bank Central Asia Tbk
46 Bank Danamon Tbk 70 Bank Danamon Tbk
47 Bank Rakyat Indonesia Tbk 71 Bank Rakyat Indonesia Tbk
48 Bank Negara Indonesia Tbk 72 Bank Negara Indonesia Tbk
49 Bank Permata Tbk 73 Bank Permata Tbk
50 Bank Niaga Tbk 74 Bank CIMB Niaga Tbk
51 Bank Pan Indonesia Tbk 75 Bank Pan Indonesia Tbk
52 Bank Internasional Indonesia Tbk 76 Bank Internasional Indonesia Tbk
53 Bank Mega Tbk 77 Bank Mega Tbk
54 Bank UOB Buana Tbk 78 Bank NISP Tbk
55 Bank NISP Tbk 79 Bank Bumiputera Indonesia Tbk
56 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 80 Bank Nusantara Parahyangan Tbk
57 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 81 Bank Swadesi Tbk
58 Bank Swadesi Tbk 82 Bank Victoria Internasional Tbk
59 Bank Victoria Internasional Tbk 83 Bank Mayapada Internasional Tbk
60 Bank Mayapada Internasional Tbk 84 Bank Kesawan Tbk
61 Bank Kesawan Tbk 85 Bank Artha Graha Internasional Tbk
62 Bank Lippo Tbk 86 Bank Bukopin Tbk
63 Bank Century Tbk 87 Bank Bumi Arta Tbk
64 Bank Artha Graha Internasional Tbk 88 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
65 Bank Bukopin Tbk 89 Bank Capital Indonesia Tbk
66 Bank Bumi Arta Tbk 90 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk
67 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
Berlanjut ke Halaman 71
87
No. Nama Perusahaan Tahun 2008
91 Bank Mandiri Tbk
92 Bank Central Asia Tbk
93 Bank Danamon Tbk
94 Bank Rakyat Indonesia Tbk
95 Bank Negara Indonesia Tbk
96 Bank Permata Tbk
97 Bank CIMB Niaga Tbk
98 Bank Panin Tbk
99 Bank Internasional Indonesia Tbk
100 Bank Mega Tbk
101 Bank Bukopin Tbk
102 Bank OCBC NISP Tbk
103 Bank ICB Bumiputera Tbk
104 Bank Nusantara Parahyangan Tbk
105 Bank Ekonomi Raharja Tbk
106 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
107 Bank Swadesi Tbk
108 Bank Bumi Arta Tbk
109 Bank Victoria Internasional Tbk
110 Bank Capital Indonesia Tbk
111 Bank Mayapada Tbk
112 Bank Kesawan Tbk
113 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
114 Bank Agroniaga Tbk
115 Bank Artha Graha Internasional Tbk
116 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk
Sumber: Indonesian Capital Market Directory
B. Deskripsi Data
Dengan melakukan perhitungan statistik deskriptif, maka dapat
diketahui gambaran tentang data Return Saham, Return on asset, Return on
equity, Earning per Share, Price Earning Ratio, Net Profit Margin,dan
Loan Deposit Ratio. Gambaran mengenai data tersebut dapat dilihat dalam
88
tabel berikut ini:
Tabel IV. 2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 101 .29 42.76 13.2257 8.74291
ROA 101 .03 15.12 1.6148 2.03235
NPM 101 .00 39.00 .9297 4.55635
LDR 101 .20 1.29 .6548 .18324
PER 101 .18 807.06 29.6911 81.80333
EPS 101 .29 491.00 98.8206 120.34529
RETURN 101 -.0108 .0381 .004135 .0092963
Valid N (listwise) 101
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 3)
Dari tabel IV. 2 diatas, dapat diketahui nilai rata-rata Return yaitu
sebesar 0.004135. Nilai Return terkecil dicapai oleh Bank Victoria
Internasional Tbk, yaitu sebesar -0.0108 pada tahun 2007. Sedangkan nilai
Return terbesar dicapai oleh Bank Bumiputera Indonesia Tbk, yaitu sebesar
0.0381 pada tahun 2006.
Variabel Return on Asset memiliki nilai rata-rata sebesar 1.6148. Nilai
Return on Asset terkecil dicapai oleh Bank ICB Bumiputera Tbk, yaitu
sebesar 0.03 pada tahun 2008. Sedangkan nilai Return on Asset terbesar
dicapai oleh Bank Lippo Tbk, yaitu sebesar 15.12 pada tahun 2006.
Nilai Return on Equity terkecil dicapai oleh Bank Agroniaga Tbk,
yaitu sebesar 0.29 pada tahun 2008. Nilai Return on Equity terbesar dicapai
89
oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk, yaitu sebesar 42.76 pada tahun 2004. Nilai
rata-rata Return on Equity yaitu sebesar 13.2257.
Variabel Net Profit Margin memiliki nilai rata-rata sebesar 0.9297.
Nilai Net Profit Margin terkecil dicapai oleh PTBank ICB Bumiputera Tbk,
yaitu sebesar 0.00 pada tahun 2008. Sedangkan nilai Net Profit Margin
terbesar dicapai oleh Bank Lippo Tbk, yaitu sebesar 39.00 pada tahun 2004.
Nilai rata-rata Earning Per Share yaitu sebesar 98.8206. Nilai Earning
Per Share terkecil sebesar 0.29 dicapai oleh Bank Agroniaga Tbk pada
tahun 2008. Sedangkan nilai Earning Per Share terbesar sebesar 491.00
dicapai oleh Bank Danamon Tbk pada tahun 2004.
Variabel Price Earning Ratio memiliki nilai rata-rata sebesar 29.6911.
Nilai Price Earning Ratio terkecil dicapai oleh Bank UOB Buana Tbk, yaitu
sebesar 0.18 pada tahun 2006. Sedangkan nilai Price Earning Ratio terbesar
dicapai oleh Bank Agroniaga Tbk, yaitu sebesar 807.00 pada tahun 2008.
Variabel Loan Deposit Ratio memiliki nilai rata-rata sebesar 2.5269.
Nilai Loan Deposit Ratio terkecil dicapai oleh Bank Lippo Tbk, yaitu
sebesar 0.20 pada tahun 2004. Sedangkan nilai Loan Deposit Ratio terbesar
dicapai oleh Bank Lippo Tbk, yaitu sebesar 1.29 pada tahun 2006.
C. Pengolahan Data
Sebelum melakukan regresi untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian asumsi klasik yang
merupakan persyaratan untuk melakukan regresi.
90
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data
dilakukan dengan menggunakan model kolmogorov-smirnov. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh
dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Apabila
nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05,
maka data berdistribusi normal.
Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
kolmogorov-smirnov dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel IV. 3
HASIL UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV
Variabel Kolomogorov-
Smirnov Z
Nilai
Sig.
Sig. 5% Kesimpulan
Unstandardized
Residual
1,143 0,147 0,05 Berdistribusi normal
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 3)
Dari hasil pengujian diatas dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS 16.00 For Windows diperoleh variabel
Unstandardized Residual kesimpulannya berdistribusi normal, karena
nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05.
Hasil Kolmogorov Smirnov Z untuk residual diperoleh sebesar 1,143
91
dengan probability sebesar 0,147. Perbandingan antara probbility
dengan standar signifikan yang sudah ditentukan diketahui bahwa nilai
probability sebesar 0,147 lebih besar dari 0,05. Sehingga menunjukkan
bahwa distribusi data dalam penelitian normal.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada
hubungan yang sempurna atau hubungan yang hampir sempurna
diantara variabel bebas pada model regresi. Cara yang digunakan
untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah
dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Jika nilai tolerance dibawah 0,1 dan VIF lebih besar dari
10 maka menunjukkan adanya multikolinearitas. Sebaliknya jika
nilai tolerance diatas 0,1 dan VIF dibawah 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
Hasil pengujian multikolinearitas ditunjukkan dalam tabel
berikut ini:
Tabel IV. 4
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
LnROA 0,137 7,308 Tidak terjadi multikolinearitas
LnROE 0,131 7,609 Tidak terjadi multikolinearitas
LnNPM 0,536 1,866 Tidak terjadi multikolinearitas
LnEPS 0,749 1,335 Tidak terjadi multikolinearitas
LnPER 0,478 2,093 Tidak terjadi multikolinearitas
LnLDR 0,276 3,629 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 3)
92
Dari tabel IV. 4 diatas, hasil nilai tolerance untuk semua
variabel independen bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF
bernilai kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi adanya
korelasi internal diantara anggota-anggota dari serangkaian
pengamatan yang tersusun dalam rangkaian ruang dan waktu.
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai
Durbin-Watson. Panduan mengenai angka Durbin-Watson (D-W)
untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat dalam tabel D-W.
Hasil pengujian autokorelasi ditunjukkan dalam tabel
berikut ini:
Tabel IV. 5
HASIL UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Durbin-
Watson
1 .534a .285 .239 1.710
a Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_ROE, LN_NPM,
LN_EPS, LN_PER, LN_LDR
b Dependent Variable: LNRETURN
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 3)
93
Berdasarkan hasil output SPSS diatas, nilai Durbin-Watson
(D-W) yaitu sebesar 1,710. Nilai ini terletak diantara < d < 4 -
yaitu 1.528 < 1.710 < 2.472. Hal ini menunjukkan bahwa
pada model regresi tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 105).
Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID).
Dasar analisis ini adalah :
1) Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur seperti bergelombang atau melebar kemudian
menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik
scatterplot, dapat ditunjukkan sebagai berikut:
94
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 3)
Gambar IV. 1
SCATTERPLOT
Dari gambar IV. 1 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola
yang jelas dan titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka
0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi
tidak terjadi heteroskedastisitas.
D. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
95
terikat. Hipotesis nol ( 0H ) yang hendak diuji adalah semua parameter
dalam model sama dengan nol, atau:
0.....: 210 kbbbH
Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( Ha )
tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
0.....: 21 ka bbbH
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 84):
a. Apabila nilai F lebih besar dari 4 maka 0H dapat ditolak pada
derajat kepercayaan 5%, sehingga Ha yang menyatakan bahwa
semua variabel independen secara simultan mempengaruhi
variabel dependen dapat diterima.
b. Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai
F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka 0H ditolak dan Ha
diterima.
Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui pengaruh variabel
kinerja keuangan (Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE),
Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Price Earning
Ratio (PER), dan Loan Deposit Ratio (LDR) secara bersama-sama
terhadap return saham adalah:
96
H 1 : Diduga Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net
Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Price Earning
Ratio (PER), dan Loan Deposit Ratio (LDR) secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham
perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2004-2008.
Hasil uji F pada model regresi adalah sebagai berikut:
Tabel IV. 6
HASIL PENGUJIAN SECARA SIMULTAN (UJI F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 252.964 6 42.161 6.238 .000a
Residual 635.311 94 6.759
Total 888.276 100
a. Predictors: (Constant), LNEPS, LNLDR, LNROA, LNNPM, LNPER, LNROE
b. Dependent Variable: LNRETURN
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 3)
Dari tabel IV. 6 diatas, dapat diketahui bahwa nilai F hitung
sebesar 6,238 lebih besar dari 4 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000
lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05 sehingga 0H ditolak dan
aH diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen Return
on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),
Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Loan
97
Deposit Ratio (LDR) secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis pertama (H 1)
terbukti berpengaruh signifikan terhadap return saham.
2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel
independen secara parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel
dependen, dengan asumsi variabel independen yang lain konstan.
Hipotesis nol ( 0H ) yang hendak diuji adalah suatu parameter ( ib )
sama dengan nol, atau:
0:0 ibH
Artinya, variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( aH )
parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
0: ia bH
Artinya, variabel independen merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut
(Ghozali, 2005 : 85):
a. Apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan
derajat kepercayaan sebesar 5%, maka 0H yang menyatakan
0ib dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2. Dengan kata
lain, Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen
98
secara individual mempengaruhi variabel dependen dapat
diterima.
b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hitung lebih besar dibandingkan dengan
nilai t tabel, maka 0H ditolak dan Ha diterima.
Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui pengaruh variabel
kinerja keuangan Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE),
Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Price Earning
Ratio (PER), dan Loan Deposit Ratio (LDR) secara parsial terhadap
return saham adalah:
Diduga Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net
Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), dan Loan Deposit Ratio (LDR) secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008.
Hasil uji t pada model regresi untuk variabel Return on Assets
(ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earning
Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Loan Deposit Ratio
(LDR) adalah sebagai berikut:
99
Tabel IV. 7
HASIL PENGUJIAN SECARA PARSIAL ( Uji t )
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -6.830 2.125 -3.214 .002
LNROE -1.134 .405 -.674 -2.802 .006 .131 7.609
LNROA .484 .345 .331 1.404 .164 .137 7.308
LNNPM .002 .135 .002 .018 .986 .536 1.866
LNLDR -1.127 .333 -.563 -3.389 .001 .276 3.629
LNPER .237 .187 .159 1.263 .210 .478 2.093
LNEPS .580 .285 .205 2.034 .045 .749 1.335
a. Dependent Variable:
LNRETURN
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 3)
H 2: Return on Asset (ROA) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Nilai t hitung Variabel Return on Assets (ROA) sebesar 1,404
lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi Return on Assets (ROA) yaitu
sebesar 0,164 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Return on Assets (ROA) secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dengan demikian
hipotesis kedua (H 2) tidak terdukung signifikan.
H 3: Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
100
Dari hasil uji t pada tabel IV. 7 diatas, menunjukkan bahwa nilai t
hitung Return on Equity (ROE) sebesar -2,802 lebih besar dari 2 dan
nilai signifikansi Return on Equity (ROE) yaitu sebesar 0,006 lebih
kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis ketiga (H 3)
terdukung signifikan terhadap return saham.
H 4: Earning per Share (EPS) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Nilai t hitung variabel Earning Per Share (EPS) sebesar 2,034
lebih besar dari 2 dan nilai signifikansi Earning Per Share (EPS) yaitu
sebesar 0,045 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dengan demikian
hipotesis keempat (H 4) terdukung signifikan terhadap return saham.
H 5: Price Earning Ratio (PER) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Nilai t hitung variabel Price Earning Ratio (PER) sebesar 1,263
lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi Price Earning Ratio (PER)
yaitu sebesar 0,210 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) secara
101
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dengan
demikian hipotesis kelima (H 5) tidak terdukung signifikan.
H 6: Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Nilai t hitung variabel Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,018
lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi Net Profit Margin (NPM) yaitu
sebesar 0,986 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dengan demikian
hipotesis keenam (H 6) tidak terdukung signifikan.
H 7: Loan Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap return saham Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Dari hasil uji t pada tabel IV. 7 diatas, menunjukkan bahwa nilai t
hitung variabel Loan Deposit Ratio (LDR) sebesar -3,389 lebih besar
dari 2 dan nilai signifikansi Loan Deposit Ratio (LDR) yaitu sebesar
0,001 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Loan Deposit Ratio (LDR) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dengan demikian
hipotesis ke tujuh (H 7) terdukung signifikan terhadap return saham.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Return on
Equity (ROE), Loan Deposit Ratio (LDR), Earning Per Share (EPS)
102
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedang
variabel Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER), dan
Return on Assets (ROA) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
3. Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan
dalam analisis regresi. Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. R2
dikatakan baik jika semakin mendekati 1. Jika R2 sama dengan 1
berarti bahwa variabel independen berpengaruh sempurna terhadap
variabel dependen. Sedangkan jika R2 sama dengan 0, maka tidak ada
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Berdasarkan perhitungan SPSS (lampiran 3), pada model regresi
dapat diketahui besarnya nilai koefisien determinasi yang dihasilkan
yaitu sebesar 0,239. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 23,9% return
saham dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Return on
Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),
Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Loan
Deposit Ratio (LDR). Sedangkan sisanya sebesar 76,1% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
103
4. Koefisien Beta Standar
Koefisien beta standar digunakan untuk mengetahui variabel
bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat.
Pengujiannya dengan melihat nilai beta standar pada analisis regresi
linear berganda. Variabel bebas yang mempunyai koefisien beta
standar dan korelasi parsial paling tinggi berarti mempunyai pengaruh
yang paling dominan terhadap variabel terikat.
Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui variabel kinerja
keuangan Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit
Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER),
dan Loan Deposit Ratio (LDR) yang berpengaruh paling dominan
terhadap return saham adalah:
H 8: Loan Deposit Ratio (LDR) merupakan variable independen yang
dominan berpengaruh signifikan terhadap return saham
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil pengujian koefisien beta standar adalah sebagai berikut:
Tabel IV. 8
HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN BETA STANDAR
Variabel Koefisien Beta Standar
LnROE -0,674
LnROA 0,331
LnNPM 0,002
LnLDR -0,563
LnPER 0,159
LnEPS 0,205
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 3)
104
Dari tabel IV. 8 diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien beta
standar tertinggi yaitu variabel Return on Equity (ROE) sebesar -0,674.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang
paling berpengaruh terhadap return saham adalah variabel Return on
Equity (ROE), dan hipotesis kedelapan (H 8) tidak terdukung.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Model persamaan regresi secara simultan (Uji F) dengan taraf
signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 6,238 lebih
besar dari 4 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05. Sehingga 0H ditolak dan aH diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen yaitu Return on Assets (ROA),
Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Loan Deposit Ratio (LDR) secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil uji hipotesis dan regresi adalah sebagai berikut:
TABEL IV. 9
HASIL UJI HIPOTESIS DAN REGRESI
Variabel b t Sig.
(Constant) -6.830 -3.214 0.002
Ln_ROE -1.134 -2.820 0.006
Ln_ROA 0.484 1.404 0.164
Ln_NPM 0.002 0.018 0.986
Ln_LDR -1.127 -3.389 0.001
Ln_PER 0.237 1.263 0.210
Ln_EPS 0.580 2.034 0.045
Adj. R2 = 0,239
F Hitung = 6,238
p-value = 0,000
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 3)
105
Berdasarkan hasil uji hipotesis dan regresi pada tabel IV. 9 diatas,
maka model regresi adalah sebagai berikut:
LNRETURN = -6.830-1.134LNROE+0.484LNROA+0.002NPM
-1.127LNLDR +0.237LNPER+ 0.580LNEPS
Dari persamaan regresi yang diperoleh dapat dijelaskan pengaruh dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai
berikut:
1. Pengaruh Return on Asset terhadap Return Saham.
Persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi variabel Return on Asset (ROA) adalah sebesar positif 0,484.
Nilai t hitung Return on Asset (ROA) sebesar 1,404 lebih kecil dari 2
dan nilai signifikansi Return on Asset (ROA) yaitu sebesar 0,164 lebih
besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Return on Asset (ROA) secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham, sehingga kenaikan Return on Asset
(ROA) akan menurunkan return saham.
Hal ini sesuai dengan penelitian Retno Indarni (2004), Novie
(2005) dan Susilawati (2005) yang menyatakan bahwa Return on
Assets (ROA) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Akan tetapi bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mila Yuniarti (2006) dan Elisabeth Kristyaningsih
(2008) yang menyatakan bahwa secara parsial Return on Assets (ROA)
106
mempunyai perpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam
penelitian ini, Return on Assets (ROA) secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam kondisi
ketidakpastian, tingkat pengembalian aktiva berkaitan dengan risiko
investasi. Seperti diketahui, semakin tinggi risiko maka seharusnya
semakin tinggi pula return yang di dapat sehingga ROA mempunyai
pengaruh terhadap return saham. Namun dari penelitian ini, Return on
Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham
dikarenakan perusahaan perbankan pada tahun penelitian lebih banyak
memanfaatkan hutang daripada modal sendiri dalam membiayai
aktivitas perusahaan, sehingga hal ini meningkatkan biaya bunga dari
hutang, keadaan ini menyebabkan penurunan return saham akibat dari
besarnya risiko yang ada.
2. Pengaruh Return on Equity terhadap Return Saham.
Nilai koefisien regresi variabel Return on Equity (ROE) adalah
sebesar negatif 1,134. Hal ini berarti bahwa apabila nilai koefisien
regresi variabel lain konstan maka kenaikan Return on Equity (ROE)
sebesar positif satu satuan akan menurunkan return saham sebesar
1,134 satuan. Dari hasil uji t, nilai t hitung variabel Return on Equity
(ROE) sebesar -2,802 lebih besar dari 2 dan nilai signifikansi Return
on Equity (ROE) yaitu sebesar 0,006 lebih kecil dari taraf signifikansi
yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return on Equity
107
(ROE) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap return
saham, sehingga kenaikan Return on Equity (ROE) akan menurunkan
return saham.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Timotius Gerrit (2005)
dan Susilawati (2009) serta Elisabeth Kristyaningsih (2008) yang
menyatakan bahwa Return on Equity (ROE) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam penelitian ini,
secara parsial Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Hal ini berarti perusahaan dengan hasil nilai
ROE menunjukkan bahwa perusahaan perbankan di tahun penelitian
2004 – 2008 lebih banyak memanfaatkan modal sendiri untuk menarik
respon positif kepada para investor. Sehingga setiap kenaikan Return
on Equity (ROE) akan menurunkan return saham. Dan di periode
pengamatan perusahaan perbankan lebih memilih memaksimalkan
pemanfaatan modal sehingga jumlah modal memungkinkan semakin
terus menurun. Dan menurunnya jumlah modal perusahaan perbankan
memungkinkan menarik respon investor terhadap return saham
perusahaan.
3. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Return Saham.
Nilai koefisien regresi variabel Net Profit Margin (NPM) adalah
sebesar positif 0,002. Dari hasil uji t, nilai t hitung variabel Net Profit
Margin (NPM) sebesar 0,018 lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi
Net Profit Margin (NPM) yaitu sebesar 0,986 lebih besar dari taraf
108
signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Net
Profit Margin (NPM) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham, sehingga kenaikan maupun penurunan Net
Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap return saham.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati
(2005) yang menyatakan bahwa secara parsial Net Profit Margin
(NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam
penelitian ini, secara parsial diperoleh Net Profit Margin (NPM) tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini berarti
perusahaan dengan nilai NPM yang tinggi menunjukan bahwa kualitas
manajemen pengelolaan perbankan untuk memperoleh margin
sehingga mampu memberikan keuntungan yang tinggi dan direspon
positif oleh para investor. Dan untuk itu di periode penelitian ini
investor lebih memilih tidak mengikutsertakan pertimbangan NPM
sebagai patokan dalam berinvestasi di pasar modal. Karena investor
lebih cenderung untuk melakukan investasi jangka pendek, sehingga
hanya memperhatikan keuntungan yang ada di kondisi pasar modal
saat itu dan kurang memperhatikan kinerja perusahaan.
4. Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham.
Nilai koefisien regresi variabel Earning Per Share (EPS) adalah
sebesar positif 0,580 .Hal ini berarti bahwa apabila nilai koefisien
regresi variabel lain konstan maka kenaikan Earning Per Share (EPS)
sebesar positif satu satuan akan menaikkan return saham sebesar 0,580
109
satuan. Nilai t hitung variabel Earning Per Share (EPS) sebesar 2,034
lebih besar dari 2 dan nilai signifikansi Earning Per Share (EPS) yaitu
sebesar 0,045 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap return saham, sehingga kenaikan
Earning Per Share (EPS) akan menaikkan return saham.
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ketut Alit Suardana (2007) yang menyatakan bahwa secara
parsial Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Akan tetapi hal ini sesuai dengan penelitian Retno
Indarni (2004) dan Novie (2005) yang menyatakan bahwa Earning Per
Share (EPS) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap
return saham. Dalam penelitian ini, secara parsial Earning Per Share
(EPS) mempunyai perpengaruh signifikan terhadap return saham. EPS
adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Semakin besar rasio
ini menunjukan bahwa pendapatan perusahaan semakin besar dan
menunjukan tingkat keuntungan yang besar pula. Semakin besar
tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba per lembar
saham bagi pemiliknya maka semakin profitable dan menarik investasi
pada perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan efek positif pada
harga saham. Oleh karena perusahaan yang stabil biasanya
memperlihatkan stabilitas pertumbuhan EPS.
110
5. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Return Saham.
Nilai t hitung variabel Price Earning Ratio (PER) sebesar 1,263
lebih kecil dari 2 dan nilai signifikansi Price Earning Ratio (PER)
yaitu sebesar 0,210 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sehingga
kenaikan maupun penurunan Price Earning Ratio (PER) tidak
mempengaruhi return saham.
Hal ini bertentangan dengan penelitian Novie (2005) menyatakan
bahwa Price Earning Ratio (PER) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Akan tetapi hal ini sesuai dengan
penelitian Susilawati (2005) dan Elisabeth Kristyaningsih (2008) yang
menyatakan bahwa secara parsial Price Earning Ratio (PER) tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam penelitian ini,
Price Earning Ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Hal ini dikarenakan investor cenderung untuk
melakukan investasi jangka pendek, sehingga hanya memperhatikan
kondisi yang terjadi di pasar modal dan kurang memperhatikan kinerja
perusahaan.
6. Pengaruh Loan Deposit Ratio terhadap Return Saham.
Nilai koefisien regresi variabel Loan Deposit Ratio (LDR) adalah
sebesar negatif 1,127. Hal ini berarti bahwa apabila nilai koefisien
regresi variabel lain konstan maka kenaikan Loan Deposit Ratio (LDR)
111
sebesar positif satu satuan akan menurunkan return saham sebesar
1,127 satuan. Nilai t hitung variabel Loan Deposit Ratio (LDR) sebesar
-3,389 lebih besar dari 2 dan nilai signifikansi Loan Deposit Ratio
(LDR) yaitu sebesar 0,001 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel Loan Deposit Ratio (LDR)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham, sehingga
kenaikan Loan Deposit Ratio (LDR) akan menurunkan return saham.
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Mila Yuniarti
(2006) dan Ketut (2007) yang menyatakan bahwa Loan Deposit Ratio
(LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam
penelitian ini Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan
negatif terhadap return saham. Dengan semakin tinggi rasio ini maka
semakin rendah kemampuan likuiditas perusahaan perbankan yang
bersangkutan sehingga akan memungkinkan bank dalam kondisi yang
bermasalah. Oleh karena itu di periode penelitian ini perusahaan
perbankan lebih berhati-hati untuk memaksimalkan penyaluran dana
pinjaman. Karena sangat rawan sekali terhadap penurunan likuiditas
pada perusahaan perbankan.
112
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan
tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2004 - 2008, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil analisis secara serentak keseluruhan menunjukkan bahwa
variabel Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit
Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER),
dan Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,239. Hal ini menunjukkan
bahwa sebesar 23,9% return saham dapat dijelaskan oleh variabel
independen yaitu Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE),
Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Price Earning
Ratio (PER), dan Loan Deposit Ratio (LDR). Sedangkan sisanya
sebesar 76,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini.
2. Hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
parsial adalah sebagai berikut:
a. Return on Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham, sehingga kenaikan maupun penurunan Return on
113
Assets tidak akan berpengaruh terhadap return saham.
b. Return on Equity (ROE) berpengaruh negatif signifikan terhadap
return saham, sehingga kenaikan Return on Equity (ROE) akan
menurunkan return saham.
c. Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham, sehingga kenaikan maupun penurunan Net Profit
Margin (NPM) tidak akan berpengaruh terhadap return saham.
d. Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap
return saham, sehingga kenaikan Earning Per Share (EPS) akan
menaikkan return saham.
e. Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham, sehingga kenaikan maupun penurunan Price
Earning Ratio (PER) tidak mempengaruhi return saham.
f. Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif signifikan
terhadap return saham, sehingga kenaikan Loan Deposit Ratio
(LDR) akan menurunkan return saham.
3. Hasil koefisien beta standar menunjukkan bahwa variabel Return on
Equity (ROE) mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham
dibandingkan variabel independen lainnya.
114
B. Keterbatasan
1. Terbatasnya jumlah sampel dalam penelitian. Penelitian selanjutnya
disarankan untuk menambah jumlah sampel.
2. Tahun pengamatan dalam penelitian ini masih terbatas yaitu 5 tahun.
Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah
periode penelitian lebih dari 5 tahun.
3. Proxy pengukuran kinerja yang digunakan dalam penelitian ini hanya
enam. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat
disempurnakan dengan menambah variabel independen lain, seperti
faktor eksternal perusahaan antara lain tingkat suku bunga,
pertumbuhan ekonomi, kondisi politik, sedang untuk faktor internal
perusahaan seperti ukuran perusahaan (firm size).
C. Implikasi
1. Bagi teori-teori manajemen keuangan yang telah ada, hasil penelitian ini
bisa digunakan sebagai referensi, khususnya untuk variabel yang secara
parsial tidak signifikan yaitu ROA, NPM, dan PER. Dalam penelitian
ini ada beberapa faktor yang menyebakan ROA, NPM, dan PER
menjadi tidak signifikan, antara lain dipengaruhi oleh, proporsi dana
dari pihak ketiga dan modal perusahaan perbankan serta kebijakan
investasi perusahaan oleh para investor.
2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai
bahan perbandingan dan referensi terkait dengan hasil penelitian. Dan
115
sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memperdalam penelitian
selanjutnya.
3. Bagi emiten, ukuran kinerja yang berpengaruh terhadap perubahan
harga saham, dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan
kinerja keuanganya, khusunya dalam penelitian ini yang signifikan
terhadap return adalah ROE, LDR, EPS.
4. Bagi investor, ukuran kinerja yang berpengaruh terhadap perubahan
harga saham, dapat digunakan sebagai referensi untuk berinvestasi di
pasar modal, khusunya dalam penelitian ini yang signifikan terhadap
return adalah ROE, LDR, EPS. Karena koefisien determinasi sebesar
23,9% maka para investor dalam melakukan investasinya juga harus
melihat faktor-faktor ekternal maupun internal perusahaan perbankan
serta menggunakan analisis teknikal sehingga keuntungan yang
diperoleh dari hasil investasi bisa lebih maksimal.
116
DAFTAR PUSTAKA
Anthony & Govindarajan, Penerjemah Kurniawan. 2002. Sistem Pengendalian
Manajemen. Edisi Pertama. Jakarta. Salemba Empat
Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Brigham, Eugene F dan Joel F. houston.2006.” Fundamental of Financial
Management”. South Western. Edisi 10.thomson.
Brigham, Eugene F & Philip, R Daves. 2004. Intermediate Financial
Management. 8 Th Edition. New York : Mc Graw Hill Inc.
FE UNS.2003.”Buku Pedoman Penyusunan Skripsi”. Surakarta.
Gerrit, Timotius. 2005. Pengaruh Firm Size, Market to Book ratio, return on
Equity, dan Capital Adequacy Ratio terhadap Return Saham (kajian
Empiris Perusahaan Perbankan di Indonesia tahun 1999-2002). Skripsi.
Fakultas Ekonomi UNS.
Ghozali, imam. 2005. “Aplikasi Analsis Multivariate dengan SPSS”. Semarang.
Bagian Pendidikan UNDIP.
Gitman, J Lawrence. 2003. Principle of Managerial Finance. Tenth Edition.
Boston: Pearson Education Inc.
Glen C. Arnold and Ying Xiao,2007. “Financial statement analysis and the return
reversal effect”. Centre for Economic and Finance Research,Salford
Business School,University of salford,Salford, Manchester.
Gujarati, Damodar.2006.“Essentials of Econometrics”.3rd
edition.Mc Graw.Hill
International.
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Edisi ke Tiga, Jakarta: Erlangga.
117
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba
Empat.
Harianto, Farid dan Siswanto Sudomo. 1998. Perangkat dan Analisis Investasi di
Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT BEJ.
Husnan, Suad. 1996. Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2001. Stándar Akuntansi Keuangan. Jakarta.
Salemba Empat.
Indarni, Retno. 2004. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan
Manufaktur terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-
2002. Tesis Program Studi Magister Manajemen UNS. Surakarta.
Indonesian Stock Exchange, Indonesian Capital Market Directory.2005-2009.
Isra, Amaliya. 2005. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return
Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001-
2004. Tesis. UNS.
Indonesian Stock Exchange. Indonesian Capital Market Directory 2005.
______________________. Indonesian Capital Market Directory 2006.
______________________. Indonesian Capital Market Directory 2007.
______________________. Indonesian Capital Market Directory 2008.
______________________. Indonesian Capital Market Directory 2009.
Jogiyanto, 2000. “ Teori PortoFolio dan Analisis Investasi ” , Edisi Kedua,
Yogyakarta, BPFE.
Kasmir. 2000. (1993,1). Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia.
118
Kharisma, Erina. 2003. Analisis Pengaruh Variabel Fundamental dan Teknikal
Terhadap Harga Saham. Lintasan Ekonomi, Volume XX, No. 2, Juli. Hal
188-203.
Kristyaningsih, Elisabeth.2008.”Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di BEJ tahun
2002-2005”.Skripsi.UNS. Surakarta.
Kristofik Peter. 2007. “The Role of Financial Analysis for Business Management
and Decision Making”. Nottingham Business School of Nottingham Trent
University.
Mamduh, Hanafi Dan Abdul, Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan.
Jogjakarta : UPP AMP YKPN.
Munawir, S, Drs, Ak. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Yoyakarta: Liberty.
Nugraha, Shaka. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Skripsi. Fakultas
Ekonomi UNS.
Penman,H ,Stepen.2007. “ Financial Statement Analisys and Security Valuation”.
3rd
. Mc Crw.Hill International.
Samsul, Mohammad. 2003. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga.
Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : PT
Elex Media Komputindo.
Sartono Agus.2001. “Manajemen Keuangan”. Edisi empat. Jogjakarta. BPFE.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Suardana, Alit Ketut. 2007. Pengaruh Rasio Camel terhadap Return Saham
Perbankan di BEJ tahun 2003-2005. Skripsi. Universitas Udayana.
119
Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Susilo, Sri Y dan Sigit Triandaru. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Cetakan I. Salemba Empat.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Trisiwi, Novie. 2005. Pengaruh EPS, ROA, Leverage, PER, dan Firm Size
terhadap Return saham Perusahaan pada Indeks LQ-45 di Bursa efek
Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi UNS.
Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Jakarta: PT. Sinar
Grafika.
Weston, J.F & Copeland, T.E. 1995. Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh
Jaka Wasana & Kibrandoko. Edisi kesembilan, Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Binarupa Aksara.
Yulianto, Budi. 2008. Pengaruh Earning Per share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), dan Return on Equity (ROE) Terhadap Harga saham Perbankan
yang Go Public dan Listing di BEI tahun 2004-2006. Skripsi. Fakultas
Ekonomi UNS.
Yuniarti, Mila. 2006. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2000-2003.
Tesis Program Studi Magister Manajemen UNS. Surakarta.
www.idx.co.id
www.Yahoo.com/Finance
120
LAMPIRAN 1
VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN Sebelum Transformasi Data
No. Tahun Nama Perusahaan Return ROE ROA NPM LDR PER EPS
1 2004 Bank Mandiri Tbk -0.0038 21.08 2.12 0.23 0.45 7.36 262
2 Bank Central Asia Tbk 0.0071 22.95 2.14 0.24 0.3 11.45 260
3 Bank Danamon Tbk 0.0076 30.86 4.09 0.13 0.69 8.91 491
4 Bank Rakyat Indonesia Tbk -0.0011 42.76 5.77 0.21 0.68 9.38 307
5 Bank Negara Indonesia Tbk -0.0035 24.5 2.26 0.21 0.5 7.19 233
6 Bank Permata Tbk 0.0034 26.93 1.99 0.19 0.51 9.23 81
7 Bank Niaga Tbk -0.0055 27.94 2.14 0.22 0.82 54.61 8.42
8 Bank Pan Indonesia Tbk -0.0032 20.53 3.88 0.32 0.67 7.27 58
9 Bank Internasional Indonesia Tbk 0.0038 19.51 2.28 0.2 0.43 10.76 17
10 Bank Mega Tbk 0.0077 26.54 1.67 0.18 0.48 5.87 332
11 Bank Buana Indonesia Tbk 0.0024 14.91 1.73 0.18 0.58 14.51 57
12 Bank NISP Tbk 0.0006 21.03 1.64 0.18 0.76 10.91 71
13 Bank Eksekutif Internasional Tbk -0.0103 7.07 0.81 0.04 0.86 9.25 16
14 Bank Bumiputera Indonesia Tbk -0.0034 11.79 0.83 0.07 0.82 10.74 16
15 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.0035 19.3 1.21 0.15 0.5 3.95 177
16 Bank Swadesi Tbk 0.0284 10.94 1.95 0.22 0.51 10.94 37
17 Bank Artha Niaga Kencana Tbk 0.0019 8.46 0.92 0.1 0.7 14.58 53
18 Bank Victoria Internasional Tbk 0.0022 12.7 1.17 0.09 0.51 4.32 18.51
19 Bank Mayapada Internasional Tbk 0.0000 10.99 1.3 0.12 0.71 11.64 26
20 Bank Kesawan Tbk 0.0014 2.8 0.17 0.02 0.5 25.94 7
21 Bank Lippo Tbk 0.0041 38.68 3.21 39 0.2 3.07 228
22 Bank Artha Graha Internasional Tbk -0.0071 16.01 0.93 0.09 0.82 2.25 73.42
23 2005 Bank Mandiri Tbk -0.0091 2.6 0.23 0.03 0.44 54.95 30
24 Bank Central Asia Tbk 0.0087 22.7 2.4 0.23 0.41 11.64 292
25 Bank Danamon Tbk 0.0148 23.32 2.95 0.2 0.79 11.66 407
26 Bank Rakyat Indonesia Tbk -0.0024 37.92 5.04 0.21 0.7 9.56 316
27 Bank Negara Indonesia Tbk 0.0043 14.05 0.17 0.08 0.51 11.99 106.75
28 Bank Permata Tbk 0.0036 11.47 0.85 0.08 0.73 18.93 38
29 Bank Niaga Tbk 0.0064 13.79 1.32 0.13 0.83 8.79 46.07
30 Bank Pan Indonesia Tbk 0.0041 11.54 1.37 0.16 0.51 13.34 31
31 Bank Internasional Indonesia Tbk 0.0020 15.4 1.48 0.13 0.58 10.15 15
32 Bank Mega Tbk 0.0092 14.05 0.71 0.08 0.51 16.29 126
33 Bank Buana Indonesia Tbk -0.0008 15.94 2.16 0.19 0.79 15.84 60
34 Bank NISP Tbk -0.0013 10.42 1.03 0.09 0.77 18.37 42
35 Bank Eksekutif Internasional Tbk 0.0154 -36.14 -3.13 -0.22 0.8 -1.31 -57
121
36 Bank Nusantara Parahyangan Tbk -0.0064 17.3 1 0.11 0.56 3.91 179
37 Bank Swadesi Tbk 0.0024 10.5 1.86 0.19 0.53 11.08 38
38 Bank Artha Niaga Kencana Tbk 0.0000 9.37 1 0.1 0.74 13.2 63
39 Bank Victoria Internasional Tbk 0.0096 12.78 0.95 0.08 0.39 5.05 15.85
40 Bank Mayapada Internasional Tbk 0.0213 5.34 0.54 0.05 0.81 9.15 13
41 Bank Kesawan Tbk 0.0071 2.42 0.19 0.02 0.58 67.12 6
42 Bank Lippo Tbk 0.0074 15.78 1.42 15.39 0.3 14.08 105
43 Bank Artha Graha Internasional Tbk -0.0034 4.21 0.21 0.02 0.82 65.25 0.77
44 2006 Bank Mandiri Tbk 0.0075 9.2 0.91 0.08 0.48 24.65 118
45 Bank Central Asia Tbk 0.0021 23.48 2.4 0.22 0.39 15.11 344
46 Bank Danamon Tbk 0.0021 14.04 1.61 0.1 0.73 25.12 269
47 Bank Rakyat Indonesia Tbk 0.0013 33.75 4.36 0.19 0.66 14.86 347
48 Bank Negara Indonesia Tbk -0.0002 13.04 1.14 0.11 0.45 12.87 145
49 Bank Permata Tbk -0.0005 8.46 0.84 0.06 0.77 21.6 40
50 Bank Niaga Tbk -0.0014 14.19 1.45 0.13 0.67 9.61 95.73
51 Bank Pan Indonesia Tbk 0.0063 11.04 1.8 0.16 0.75 15.95 36
52 Bank Internasional Indonesia Tbk -0.0044 11.61 1.14 0.08 0.54 19.07 13
53 Bank Mega Tbk 0.0186 7.84 0.49 0.05 0.42 22.5 93
54 Bank UOB Buana Tbk 0.0001 2.43 12.52 15.77 0.62 0.18 0.81
55 Bank NISP Tbk -0.0002 9.66 0.98 0.09 0.79 17.7 48
56 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 0.0381 1.53 0.15 0.01 0.86 56.77 2
57 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.0000 10.85 0.91 0.08 0.54 7.3 96
58 Bank Swadesi Tbk 0.0025 7.12 1.21 0.1 0.53 26.23 27
59 Bank Victoria Internasional Tbk 0.0094 9.54 1.01 0.1 0.43 6.16 15
60 Bank Mayapada Internasional Tbk -0.0069 10.72 1.03 0.08 0.82 17.93 30
61 Bank Kesawan Tbk 0.0046 3.24 0.2 0.02 0.69 55.63 8
62 Bank Lippo Tbk 0.0015 1.52 15.12 12.45 1.29 13.88 0.43
63 Bank Century Tbk 0.0175 4.55 0.24 0.02 0.21 39.31 2
64 Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.0003 5.58 0.28 0.02 0.75 7.36 6.11
65 Bank Bukopin Tbk 0.0027 18.9 1 0.1 0.58 12.49 56
66 Bank Bumi Arta Tbk 0.0010 7.5 1.54 0.14 0.45 24.17 12
67 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 0.0043 8.79 1.26 0.08 0.81 20.62 9
68 2007 Bank Mandiri Tbk -0.0038 14.87 1.36 0.16 0.49 16.67 210
69 Bank Central Asia Tbk -0.0044 21.96 2.06 0.23 0.42 40.09 182
70 Bank Danamon Tbk -0.0045 19.54 2.37 0.15 0.86 18.87 424
71 Bank Rakyat Indonesia Tbk -0.0049 24.89 2.37 0.19 0.63 18.84 393
72 Bank Negara Indonesia Tbk -0.0056 5.24 0.49 0.05 0.54 32.08 61
73 Bank Permata Tbk 0.0006 13.04 1.29 0.1 0.81 13.83 64
74 Bank CIMB Niaga Tbk -0.0037 16.61 1.61 0.16 0.77 7.35 123.46
75 Bank Pan Indonesia Tbk -0.0039 12.73 1.79 0.19 0.92 14.39 47
76 Bank Internasional Indonesia Tbk 0.0047 6.71 0.64 0.05 0.71 39.01 7
122
77 Bank Mega Tbk 0.0131 17.72 1.49 0.15 0.46 9.38 320
78 Bank NISP Tbk 0.0243 7.42 0.86 0.08 0.84 20.93 43
79 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 0.0317 3.85 0.33 0.03 0.82 31.72 4
80 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.0000 10.22 0.84 0.09 0.48 15.01 101
81 Bank Swadesi Tbk 0.0000 6.81 1.06 0.11 0.61 32.88 27
82 Bank Victoria Internasional Tbk -0.0108 12.28 0.94 0.13 0.54 7.16 21
83 Bank Mayapada Internasional Tbk -0.0004 4.33 0.91 0.08 1.02 44.23 22
84 Bank Kesawan Tbk 0.0045 4.73 0.29 0.03 0.68 39.52 13
85 Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.0072 2.39 0.13 0.01 0.8 91.59 2.57
86 Bank Bukopin Tbk -0.0048 19.09 1.09 0.11 0.54 8.53 66
87 Bank Bumi Arta Tbk -0.0019 5.61 1.07 0.11 0.51 29.98 9
88 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk -0.0085 17.58 2.16 0.14 0.91 7.02 21
89 Bank Capital Indonesia Tbk -0.0021 5.76 1.02 0.14 0.63 13.1 8
90 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk 0.0069 -1.81 -0.24 -0.03 0.53 -126.4 -2
91 2008 Bank Mandiri Tbk 0.0130 17.42 1.48 0.17 0.55 7.95 255
92 Bank Central Asia Tbk 0.0043 24.81 2.35 0.25 0.52 13.87 234
93 Bank Danamon Tbk 0.0051 14.16 1.43 0.09 0.86 10.15 305
94 Bank Rakyat Indonesia Tbk 0.0175 26.65 2.42 0.19 0.74 9.46 483
95 Bank Negara Indonesia Tbk 0.0293 7.94 0.61 0.06 0.64 8.47 80
96 Bank Permata Tbk 0.3804 10.76 0.85 0.08 0.74 8.4 58
97 Bank CIMB Niaga Tbk -0.0011 7.29 0.66 0.06 0.86 17.49 28.3
98 Bank Panin Tbk 0.0068 10.06 1.24 0.12 0.77 14.78 39
99 Bank Internasional Indonesia Tbk -0.0070 9.68 0.85 0.07 0.78 38.56 10
100 Bank Mega Tbk 0.0054 17.48 1.44 0.13 0.64 11.34 309
101 Bank Bukopin Tbk 0.0036 17.05 1.13 0.1 0.81 3.1 65
102 Bank OCBC NISP Tbk 0.0118 8.73 0.93 0.1 0.75 12.84 55
103 Bank ICB Bumiputera Tbk 0.0199 0.38 0.03 0 0.89 160.96 0.39
104 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.0126 8.34 0.77 0.08 0.65 15.74 90
105 Bank Ekonomi Raharja Tbk 0.0006 16.08 1.44 0.16 0.61 22.69 98
106 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 0.0130 23.43 4.2 0.22 0.89 2.99 401
107 Bank Swadesi Tbk 0.0000 6.8 2.22 0.23 0.82 27.1 22
108 Bank Bumi Arta Tbk 0.0318 7.02 1.35 0.13 0.59 5.02 12
109 Bank Victoria Internasional Tbk 0.0108 6.68 0.63 0.07 0.52 9.24 10
110 Bank Capital Indonesia Tbk 0.0052 6.27 0.71 0.07 0.57 12.51 8
111 Bank Mayapada Tbk 0.0066 4.31 0.74 0.06 0.98 96.2 17
112 Bank Kesawan Tbk 0.0049 2.3 0.14 0.01 0.74 106.47 6
113 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 0.0324 18.78 1.9 0.12 0.86 1.99 25
114 Bank Agroniaga Tbk 0.0000 0.29 0.03 0 0.91 807.06 0.29
115 Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.0006 2.37 0.17 0.02 0.92 13.64 3.67
116 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk 0.0074 1.39 0.17 0.02 0.84 56.33 1
123
LAMPIRAN 2
VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
Sesudah Transformasi Data
No. Tahun Nama Perusahaan
LN Return
LN ROE
LN ROA
LN NPM
LN LDR
LN PER
LN EPS
1 2004 Bank Mandiri Tbk -11.1586 6.10 1.50 -2.94 -1.60 3.99 -0.50
2 Bank Central Asia Tbk -9.9089 6.27 1.52 -2.85 -2.41 4.88 -0.58
3 Bank Danamon Tbk -9.7604 6.86 2.82 -4.08 -0.74 4.37 -0.53
4 Bank Rakyat Indonesia Tbk -13.7151 7.51 3.51 -3.12 -0.77 4.48 -0.54
5 Bank Negara Indonesia Tbk -11.2866 6.40 1.63 -3.12 -1.39 3.95 -0.49
6 Bank Permata Tbk -11.3580 6.59 1.38 -3.32 -1.35 4.44 -0.53
7 Bank Niaga Tbk -10.3984 6.66 1.52 -3.03 -0.40 8.00 -1.75
8 Bank Pan Indonesia Tbk -11.4732 6.04 2.71 -2.28 -0.80 3.97 -0.50
9 Bank Internasional Indonesia Tbk -11.1198 5.94 1.65 -3.22 -1.69 4.75 -0.57
10 Bank Mega Tbk -9.7429 6.56 1.03 -3.43 -1.47 3.54 -0.47
11 Bank Buana Indonesia Tbk -12.0564 5.40 1.10 -3.43 -1.09 5.35 -0.64
12 Bank NISP Tbk -14.8783 6.09 0.99 -3.43 -0.55 4.78 -0.57
13 Bank Eksekutif Internasional Tbk -9.1572 3.91 -0.42 -6.44 -0.30 4.45 -0.54
14 Bank Bumiputera Indonesia Tbk -11.3587 4.93 -0.37 -5.32 -0.40 4.75 -0.57
15 Bank Nusantara Parahyangan Tbk -11.3374 5.92 0.38 -3.79 -1.39 2.75 -0.43
16 Bank Swadesi Tbk -7.1211 4.78 1.34 -3.03 -1.35 4.78 -0.57
17 Bank Artha Niaga Kencana Tbk -12.4819 4.27 -0.17 -4.61 -0.71 5.36 -0.65
18 Bank Victoria Internasional Tbk -12.2617 5.08 0.31 -4.82 -1.35 2.93 -0.44
19 Bank Mayapada Internasional Tbk 0.0000 4.79 0.52 -4.24 -0.68 4.91 -0.58
20 Bank Kesawan Tbk -13.0817 2.06 -3.54 -7.82 -1.39 6.51 -0.90
21 Bank Lippo Tbk -11.0102 7.31 2.33 7.33 -3.22 2.24 -0.41
22 Bank Artha Graha Internasional Tbk -9.9063 5.55 -0.15 -4.82 -0.40 1.62 -0.40
23 2005 Bank Mandiri Tbk -9.4065 1.91 -2.94 -7.01 -1.64 8.01 -1.76
24 Bank Central Asia Tbk -9.4802 6.24 1.75 -2.94 -1.78 4.91 -0.58
25 Bank Danamon Tbk -8.4327 6.30 2.16 -3.22 -0.47 4.91 -0.58
26 Bank Rakyat Indonesia Tbk -12.0912 7.27 3.23 -3.12 -0.71 4.52 -0.54
27 Bank Negara Indonesia Tbk -10.9015 5.29 -3.54 -5.05 -1.35 4.97 -0.59
28 Bank Permata Tbk -11.2596 4.88 -0.33 -5.05 -0.63 5.88 -0.74
29 Bank Niaga Tbk -10.0909 5.25 0.56 -4.08 -0.37 4.35 -0.53
30 Bank Pan Indonesia Tbk -11.0000 4.89 0.63 -3.67 -1.35 5.18 -0.62
31 Bank Internasional Indonesia Tbk -12.3983 5.47 0.78 -4.08 -1.09 4.63 -0.55
32 Bank Mega Tbk -9.3786 5.29 -0.68 -5.05 -1.35 5.58 -0.68
33 Bank Buana Indonesia Tbk -14.3633 5.54 1.54 -3.32 -0.47 5.53 -0.67
34 Bank NISP Tbk -13.3087 4.69 0.06 -4.82 -0.52 5.82 -0.73
124
35 Bank Eksekutif Internasional Tbk -8.3526 7.17 2.28 -3.03 -0.45 0.54 -0.33
36 Bank Nusantara Parahyangan Tbk -10.1007 5.70 0.00 -4.41 -1.16 2.73 -0.43
37 Bank Swadesi Tbk -12.0873 4.70 1.24 -3.32 -1.27 4.81 -0.57
38 Bank Artha Niaga Kencana Tbk 0.0000 4.48 0.00 -4.61 -0.60 5.16 -0.62
39 Bank Victoria Internasional Tbk -9.2963 5.10 -0.10 -5.05 -1.88 3.24 -0.45
40 Bank Mayapada Internasional Tbk -7.6971 3.35 -1.23 -5.99 -0.42 4.43 -0.53
41 Bank Kesawan Tbk -9.9011 1.77 -3.32 -7.82 -1.09 8.41 -2.28
42 Bank Lippo Tbk -9.8130 5.52 0.70 5.47 -2.41 5.29 -0.63
43 Bank Artha Graha Internasional Tbk -11.3479 2.87 -3.12 -7.82 -0.40 8.36 -2.19
44 2006 Bank Mandiri Tbk -9.7840 4.44 -0.19 -5.05 -1.47 6.41 -0.87
45 Bank Central Asia Tbk -12.3662 6.31 1.75 -3.03 -1.88 5.43 -0.66
46 Bank Danamon Tbk -12.3281 5.28 0.95 -4.61 -0.63 6.45 -0.88
47 Bank Rakyat Indonesia Tbk -13.2992 7.04 2.94 -3.32 -0.83 5.40 -0.65
48 Bank Negara Indonesia Tbk -16.9567 5.14 0.26 -4.41 -1.60 5.11 -0.61
49 Bank Permata Tbk -15.1904 4.27 -0.35 -5.63 -0.52 6.15 -0.80
50 Bank Niaga Tbk -13.1359 5.31 0.74 -4.08 -0.80 4.53 -0.54
51 Bank Pan Indonesia Tbk -10.1404 4.80 1.18 -3.67 -0.58 5.54 -0.67
52 Bank Internasional Indonesia Tbk -10.8584 4.90 0.26 -5.05 -1.23 5.90 -0.74
53 Bank Mega Tbk -7.9640 4.12 -1.43 -5.99 -1.74 6.23 -0.82
54 Bank UOB Buana Tbk -18.8662 1.78 5.05 5.52 2.25 -3.43 -0.36
55 Bank NISP Tbk -16.5918 4.54 -0.04 -4.82 -0.47 5.75 -0.71
56 Bank Bumiputera Indonesia Tbk -6.5339 0.85 -3.79 -9.21 -0.30 8.08 -1.83
57 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.0000 4.77 -0.19 -5.05 -1.23 3.98 -0.50
58 Bank Swadesi Tbk -12.0032 3.93 0.38 -4.61 -1.27 6.53 -0.91
59 Bank Victoria Internasional Tbk -9.3443 4.51 0.02 -4.61 -1.69 3.64 -0.47
60 Bank Mayapada Internasional Tbk -9.9402 4.74 0.06 -5.05 -0.40 5.77 -0.72
61 Bank Kesawan Tbk -10.7844 2.35 -3.22 -7.82 -0.74 8.04 -1.79
62 Bank Lippo Tbk -13.0343 0.84 5.43 5.04 3.72 5.26 -0.63
63 Bank Century Tbk -8.0955 3.03 -2.85 -7.82 -3.12 7.34 -1.25
64 Bank Artha Graha Internasional Tbk -16.1543 3.44 -2.55 -7.82 -0.58 3.99 -0.50
65 Bank Bukopin Tbk -11.8244 5.88 0.00 -4.61 -1.09 5.05 -0.60
66 Bank Bumi Arta Tbk -13.7961 4.03 0.86 -3.93 -1.60 6.37 -0.86
67 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk -10.8797 4.35 0.46 -5.05 -0.42 6.05 -0.78
68 2007 Bank Mandiri Tbk -11.1369 5.40 0.61 -3.67 -1.43 5.63 -0.69
69 Bank Central Asia Tbk -10.8624 6.18 1.45 -2.94 -1.74 7.38 -1.28
70 Bank Danamon Tbk -10.7907 5.94 1.73 -3.79 -0.30 5.88 -0.74
71 Bank Rakyat Indonesia Tbk -10.6433 6.43 1.73 -3.32 -0.92 5.87 -0.74
72 Bank Negara Indonesia Tbk -10.3697 3.31 -1.43 -5.99 -1.23 6.94 -1.06
73 Bank Permata Tbk -14.7593 5.14 0.51 -4.61 -0.42 5.25 -0.63
74 Bank CIMB Niaga Tbk -11.2248 5.62 0.95 -3.67 -0.52 3.99 -0.50
75 Bank Pan Indonesia Tbk -11.1120 5.09 1.16 -3.32 -0.17 5.33 -0.64
125
76 Bank Internasional Indonesia Tbk -10.7209 3.81 -0.89 -5.99 -0.68 7.33 -1.25
77 Bank Mega Tbk -8.6655 5.75 0.80 -3.79 -1.55 4.48 -0.54
78 Bank NISP Tbk -7.4319 4.01 -0.30 -5.05 -0.35 6.08 -0.78
79 Bank Bumiputera Indonesia Tbk -6.9015 2.70 -2.22 -7.01 -0.40 6.91 -1.05
80 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.0000 4.65 -0.35 -4.82 -1.47 5.42 -0.65
81 Bank Swadesi Tbk 0.0000 3.84 0.12 -4.41 -0.99 6.99 -1.08
82 Bank Victoria Internasional Tbk -9.0611 5.02 -0.12 -4.08 -1.23 3.94 -0.49
83 Bank Mayapada Internasional Tbk -15.6532 2.93 -0.19 -5.05 0.04 7.58 -1.40
84 Bank Kesawan Tbk -10.7873 3.11 -2.48 -7.01 -0.77 7.35 -1.26
85 Bank Artha Graha Internasional Tbk -9.8808 1.74 -4.08 -9.21 -0.45 9.03 -4.05
86 Bank Bukopin Tbk -10.6868 5.90 0.17 -4.41 -1.23 4.29 -0.52
87 Bank Bumi Arta Tbk -12.5200 3.45 0.14 -4.41 -1.35 6.80 -1.00
88 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk -9.5296 5.73 1.54 -3.93 -0.19 3.90 -0.49
89 Bank Capital Indonesia Tbk -12.3330 3.50 0.04 -3.93 -0.92 5.15 -0.61
90 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk -9.9412 1.19 -2.85 -7.01 -1.27 9.68 1.18
91 2008 Bank Mandiri Tbk -8.6780 5.72 0.78 -3.54 -1.20 4.15 -0.51
92 Bank Central Asia Tbk -10.8980 6.42 1.71 -2.77 -1.31 5.26 -0.63
93 Bank Danamon Tbk -10.5604 5.30 0.72 -4.82 -0.30 4.63 -0.55
94 Bank Rakyat Indonesia Tbk -8.0901 6.57 1.77 -3.32 -0.60 4.49 -0.54
95 Bank Negara Indonesia Tbk -7.0635 4.14 -0.99 -5.63 -0.89 4.27 -0.52
96 Bank Permata Tbk -1.9328 4.75 -0.33 -5.05 -0.60 4.26 -0.52
97 Bank CIMB Niaga Tbk -13.5777 3.97 -0.83 -5.63 -0.30 5.72 -0.71
98 Bank Panin Tbk -9.9749 4.62 0.43 -4.24 -0.52 5.39 -0.65
99 Bank Internasional Indonesia Tbk -9.9331 4.54 -0.33 -5.32 -0.50 7.30 -1.23
100 Bank Mega Tbk -10.4288 5.72 0.73 -4.08 -0.89 4.86 -0.58
101 Bank Bukopin Tbk -11.2688 5.67 0.24 -4.61 -0.42 2.26 -0.42
102 Bank OCBC NISP Tbk -8.8875 4.33 -0.15 -4.61 -0.58 5.11 -0.61
103 Bank ICB Bumiputera Tbk -7.8371 -1.94 -7.01 0.00 -0.23 10.16 -1.83
104 Bank Nusantara Parahyangan Tbk -8.7548 4.24 -0.52 -5.05 -0.86 5.51 -0.67
105 Bank Ekonomi Raharja Tbk -14.7997 5.56 0.73 -3.67 -0.99 6.24 -0.83
106 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk -8.6817 6.31 2.87 -3.03 -0.23 2.19 -0.41
107 Bank Swadesi Tbk 0.0000 3.83 1.60 -2.94 -0.40 6.60 -0.93
108 Bank Bumi Arta Tbk -6.8996 3.90 0.60 -4.08 -1.06 3.23 -0.45
109 Bank Victoria Internasional Tbk -9.0490 3.80 -0.92 -5.32 -1.31 4.45 -0.54
110 Bank Capital Indonesia Tbk -10.5245 3.67 -0.68 -5.32 -1.12 5.05 -0.60
111 Bank Mayapada Tbk -10.0433 2.92 -0.60 -5.63 -0.04 9.13 -4.67
112 Bank Kesawan Tbk -10.6518 1.67 -3.93 -9.21 -0.60 9.34 -8.04
113 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk -6.8571 5.87 1.28 -4.24 -0.30 1.38 -0.39
114 Bank Agroniaga Tbk 0.0000 -2.48 -7.01 0.00 -0.19 13.39 3.36
115 Bank Artha Graha Internasional Tbk -15.0018 1.73 -3.54 -7.82 -0.17 5.23 -0.63
116 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk -9.8178 0.66 -3.54 -7.82 -0.35 8.06 -1.82
126
LAMPIRAN 3
ANALISIS DATA
Uji Normalitas Data Unstandardized Residual
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 101
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .00870364
Most Extreme Differences Absolute .114
Positive .114
Negative -.063
Kolmogorov-Smirnov Z 1.143
Asymp. Sig. (2-tailed) .147
a. Test distribution is Normal.
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 101 .29 42.76 13.2257 8.74291
ROA 101 .03 15.12 1.6148 2.03235
NPM 101 .00 39.00 .9297 4.55635
LDR 101 .20 1.29 .6548 .18324
PER 101 .18 807.06 29.6911 81.80333
EPS 101 .29 491.00 98.8206 120.34529
RETURN 101 -.0108 .0381 .004135 .0092963
Valid N (listwise) 101
127
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 LNEPS, LNLDR,
LNROA, LNNPM,
LNPER, LNROEa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: LNRETURN
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .534a .285 .239 2.59974 .285 6.238 6 94 .000 1.710
a. Predictors: (Constant), LNEPS, LNLDR, LNROA, LNNPM, LNPER,
LNROE
b. Dependent Variable: LNRETURN
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 252.964 6 42.161 6.238 .000a
Residual 635.311 94 6.759
Total 888.276 100
a. Predictors: (Constant), LNEPS, LNLDR, LNROA, LNNPM, LNPER, LNROE
b. Dependent Variable: LNRETURN
128
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -6.830 2.125 -3.214 .002
LNROE -1.134 .405 -.674 -2.802 .006 .131 7.609
LNROA .484 .345 .331 1.404 .164 .137 7.308
LNNPM .002 .135 .002 .018 .986 .536 1.866
LNLDR -1.127 .333 -.563 -3.389 .001 .276 3.629
LNPER .237 .187 .159 1.263 .210 .478 2.093
LNEPS .580 .285 .205 2.034 .045 .749 1.335
a. Dependent Variable: LNRETURN
Coefficient Correlationsa
Model LNEPS LNLDR LNROA LNNPM LNPER LNROE
1 Correlations LNEPS 1.000 .110 .036 -.341 .243 .004
LNLDR .110 1.000 -.708 .055 .296 .821
LNROA .036 -.708 1.000 -.427 .018 -.839
LNNPM -.341 .055 -.427 1.000 .028 .262
LNPER .243 .296 .018 .028 1.000 .329
LNROE .004 .821 -.839 .262 .329 1.000
Covariances LNEPS .081 .010 .004 -.013 .013 .000
LNLDR .010 .111 -.081 .002 .018 .111
LNROA .004 -.081 .119 -.020 .001 -.117
LNNPM -.013 .002 -.020 .018 .001 .014
LNPER .013 .018 .001 .001 .035 .025
LNROE .000 .111 -.117 .014 .025 .164
a. Dependent Variable: LNRETURN
129
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) LNROE LNROA LNNPM LNLDR LNPER LNEPS
1 1 4.439 1.000 .00 .00 .00 .01 .00 .00 .01
2 1.259 1.878 .00 .00 .08 .00 .01 .00 .01
3 .756 2.422 .00 .00 .00 .00 .20 .00 .15
4 .360 3.512 .00 .00 .03 .00 .09 .02 .70
5 .135 5.733 .00 .00 .01 .80 .02 .08 .06
6 .044 10.075 .05 .09 .40 .16 .05 .56 .07
7 .008 24.013 .95 .90 .47 .02 .63 .34 .00
a. Dependent Variable: LNRETURN
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value -16.7075 -2.0885 -10.3819 1.59048 101
Std. Predicted Value -3.977 5.214 .000 1.000 101
Standard Error of Predicted Value .282 2.031 .578 .368 101
Adjusted Predicted Value -16.5007 -5.3618 -10.4166 1.49532 101
Residual -6.33305 9.72300 .00000 2.52054 101
Std. Residual -2.436 3.740 .000 .970 101
Stud. Residual -2.491 3.766 .005 1.005 101
Deleted Residual -6.62445 9.86112 .03471 2.75454 101
Stud. Deleted Residual -2.564 4.066 .011 1.038 101
Mahal. Distance .189 60.059 5.941 11.595 101
Cook's Distance .000 .371 .016 .053 101
Centered Leverage Value .002 .601 .059 .116 101
a. Dependent Variable: LNRETURN
130
Charts
131
132