0
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG IMPETIGO DI LINGKUNGAN XIII
KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II KECAMATAN MEDAN DENAI
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
ESTI MULIA NINGSIH 0114421040011
AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000
MEDAN
2013
i
Nama : Esti Mulia Ningsih
Nirm : 0114421040011
GAMBAR4AN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG IMPETIGO DI LINGKUNGAN XIII, KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II, KECAMATAN MEDAN DENAI
TAHUN 2013
ABSTRAK
Impetigo adalah infeksi superpisial pada kulit disebabkan oleh bakteri, sangat menular,sering di temukan pada anak-anak pra-sekolah dan usia sekolah, secara klinis dikenal 2 bentuk impetigo adalah impetigo bulosa dan impetigo non bulosa, impetigo non- bulosa lebih di temukan meliputi kira – kira 70 % dari semua kasus impetigo. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo di Lingkungan XIII, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita 150 orang. Dengan sampel sebanyak 60 orang diambil dengan teknik simpel random sampling (acak sederhana).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo terbanyak berpengetahuan cukup 30 orang (50 %). Umur 26-30 tahun sebanyak 23 orang (38,33 %) dengan pengetahuan cukup sebanyak 11 orang (47,82 %). Pendidikan SMA sebanyak 37 orang (61,67 %) dengan berpengetahuan baik sebanyak 19 orang (51,36% ). Ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 55 orang (91,67 %) dengan pengetahuan cukup sebanyak 27 orang (49,1 %). Multipara sebanyak 28 orang (46,67 %) dengan pengetahuan cukup sebanyak 13 orang (46,43 %). Memperoleh informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 35 orang (58,33 %) dengan pengetahuan cukup sebanyak 17 orang (48,58 %). Diharapkan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita agar lebih peduli dan aktif untuk meningkatkan pengetahuan tentang impetigo untuk membekali kesehatan yang akan datang.
Kata Kunci : Impetigo, Pengetahuan, Ibu yang Mempunyai Balita
Dafttar Pustaka : 19 Buku (2003-2012)
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti ucapkan Kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat dan Nikmat kesehatan maupun keselamatan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI) ini. Penelitian ini bertujuan
untuk melengkapi tugas dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
program pendidikan Ahli Madya Kebidanan (Am.Keb) di Akademi Kebidanan
NusantaRA 2000 Medan
Adapun judul penelitian ini adalah “Gambaran Pengetahuan Ibu Yang
Mempunyai Balita Tentang Impetigo Di Linkungan XIII, Kelurahan Tegal Sari
Mandala II, Kecamatan Medan Denai Tahun 2013”, peneliti menyadari masih
banyak keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah ini,
namun karena berbekal keyakinan dan usaha yang disertai bantuan, bimbingan moril
dan material dari pembimbing, keluarga, sahabat dan dari pihak lain, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini
peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Bapak H. Ir. Uchwatul Achyar, MM, selaku Ketua Pembina Yayasan Nusantara
duaribu Medan
2. Bapak Mhd. Angky Maulia, SE, selaku Ketua Yayasan Nusantara duaribu Medan
3. Ibu Dra. Kasminah, M.Kes selaku Direktris Akademi Kebidanan Nusantara 2000
Medan dan juga sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya
iii
untuk memberikan bimbingan nasehat dan petunjuk yang berguna bagi peneliti
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu dr. Fazidah Aguslina S, M.Kes selaku penguji I dan kepada Bapak David
Siagian SKM, M.Kes selaku penguji II yang telah menjadi penguji dan
membimbing peneliti akhirnya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Bapak/ Ibu Dosen Pengajar Program Diploma III dan Ibu Asrama di Akademi
Kebidanan Nusantara 2000 Medan yang telah banyak membimbing dan
membekali ilmu pengetahuan kepada peneliti sehingga menjadi mahasiswi
Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan
6. Bapak Ahmad Romi Lubis Selaku Kepala Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari
Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
7. Teristimewa kepada Ayahanda tersayang Mindar Muli dan Ibunda tercinta Ngatini
yang telah mengasuh, membesarkan dan mendidik peneliti, serta memberikan
dukungan moril maupun material dalam pendidikan, dan terima kasih kasih
kepada kakakku tersayang Eli Syahpitri dan adikku tersayang Amanda Chairani
dan Fajar Ramadahan dan juga seluruh keluarga yang telah memberi semangat,
dukungan serta do’a kepada peneliti hingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
8. Terima kasih kepada seluruh mahasiswi, khususnya mahasiswi angkatan X yang
selalu memberi semangat kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselasaikan.
iv
Akhir kata, peneliti mohon maaf kepada Allah SWT, semoga seluruh pihak
yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan dan doa kepada peneliti mendapat
imbalan dari Allah SWT dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, Amin.
Medan, 25 Juli 2013
(ESTI MULIA NINGSIH)
v
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii DAFTAR TABEL .............................................................................................. v DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4 1.3.1 Tujuan Umum .............................................................. 4 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6 2.1 Pengetahuan (Knowledge) ............................................................ 6 2.1.1 Pengetahuan .................................................................. 6 2.1.2 Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif ..... 6 2.2 Balita ........................................................................................ 8 2.2.1 Defenisi ......................................................................... 8 2.3 Impetigo ....................................................................................... 9 2.3.1 Defenisi ........................................................................ 9 2.3.2 Penyebab Impetigo ...................................................... 10 2.3.3 Faktor Prediposisi ....................................................... 10 2.3.4 Gejala Penyakit Impetigo ............................................ 11 2.3.5 Diagnosis ..................................................................... 11 2.3.5 Diagnosis Banding ....................................................... 12 2.3.7 Komplikasi ................................................................... 12
2.3.8 Pencegahan ................................................................... 12 2.3.9 Pengobatan .................................................................... 13
2.4 Karakterristik yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Hamil ..... 14 2.4.1 Umur ............................................................................. 14 2.4.2 Pendidikan ..................................................................... 14 2.4.3 Pekerjaan ...................................................................... 15 2.4.4 Paritas ........................................................................... 15 2.4.5 Sumber Informasi ......................................................... 15
vi
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 16 3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 16 3.2 Defenisi Operasional ..................................................................... 16 3.2.1 Pengetahuan .................................................................. 16 3.2.2 Umur ............................................................................. 17 3.2.3 Pendidikan .................................................................... 17 3.2.4 Pekerjaan ...................................................................... 17 3.2.5 Paritas............................................................................. 18 3.2.6 Sumber Informasi ......................................................... 18 3.3 Jenis Penelitian .............................................................................. 18 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 19 3.4.1 Lokasi Penelitian .......................................................... 19 3.4.2 Waktu Penelitian .......................................................... 19 3.5 Populasi dan Sampel ..................................................................... 19 3.5.1 Populasi ........................................................................ 19 3.5.2 Sampel .......................................................................... 19 3.6 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 21 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data .......................................... 21 3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan ................................. 21 3.7 Teknik Pengolahan Data ............................................................... 22 3.7.1 Pengolahan Data .......................................................... 22 3.7.2 Analisa Data ................................................................. 23 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 24 4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 24 4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita
Tentang Impetigo........................................................ 24 4.1.2 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur Tentang Impetigo ............................................ 24 4.1.3 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan
Pendidikan Tantang Impetigo ................................... 25 4.1.4 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan
Pekerjaan Tentang Impetigo ...................................... 25 4.1.5 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas Tentang Impetigo ......................................... 26 4.1.6 Distribusi Ibu Yamg Mempunyai Balita Berdasarkan
Sumber Informasi Tentang Impetigo ........................ 26 4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita
Berdasarkan Umur Tentang Impetigo ....................... 27 4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita
Berdasarkan Pendidikan Tentang Impetigo .............. 28
vii
4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan Tentang Impetigo ................ 29
4.1.12 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas Tentang Impetigo .................... 30
4.1.13 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Impetigo... 31
4.2 Pembahasan ................................................................................... 32 4.2.1 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur ..................................... 32 4.2.2 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetig Berdasarkan Pendidikan .............................. 34 4.2.3 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang ImpetigoBerdasarkan Pekerjaan ............................... 36 4.2.4 Pengetahuan Ibu Yang Mempinyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas ................................... 38 4.2.5 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Sumber Informasi ................. 40 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 42 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 42 5.2 Saran ............................................................................................... 43 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013 ............................................................... 24 Tabel 4.2 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai 2013 ............................................................. 24 Tabel 4.3 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan Di Link. XIII, Kel.Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013 ................................................. 25 Tabel 4.4 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013 ................................................. 26 Tabel 4.5 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013 ................................................. 26 Tabel 4.6 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Sumber Informasi Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013 .................................. 27 Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013 .................................. 27 Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan Di Link, XIII, Kel.Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013 .................................. 28 Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013 .................................. 29 Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan DenaiTahun 2013 ................................... 30 Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetig Berdasarkan Sumber Informasi Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013................ 31
ix
DAFTAR DIAGRAM Gambar 4.1 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo
BerdasarkanUmur Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan DenaiTahun 2013................................................................. 32
Gambar 4.2 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II Kec. Medan Denai Tahun 2013......................................................... 34 Gambar 4.3 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013......................................................... 36 Gambar 4.4 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Di Link.XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II,Kec. Medan Denai Tahun 2013........................................................ ......... 38 Gambar 4.5 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Sumber Informasi Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun 2013..................................... 40
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiaran 2 : Lembar Jawaban Kuesioner
Lampiran 3 : Master Data Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang
Impetigo Tahun 2013
Lampiran 4 : Surat Survei Pendahuluan dari Akademi Kebidanan Nusantara 2000
Medan
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Akademi Kebidanan Nusantara 2000
Medan
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Pemerintahan Kota Medan Badan
Penelitian Dan Pengembangan
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Kecamatan Medan Denai
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Kelurahan Tegal Sari Mandala II
Lampiran 9 : Surat Selesai Penelitian dari Kelurahan Tegal Sari Mandala II
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Impetigo adalah infeksi superfisial pada kulit di sebabkan oleh bakteri,
sangat menular, sering ditemukan pada anak-anak usia pra-sekolah dan usia
sekolah. secara klinis dikenal dua bentuk impetigo : non-bullosa dan bullosa.
Bentuk non-bullosa lebih sering ditemukan, sekitar 70% kasus. ( Boediardja dkk ,
2009). Infeksi kulit superfisial menular. Ada 2 bentuk : Impetigo bulosa (30%
kasus) : bentuk lepuh, mengenai neonatus dan anak yang lebih tua. Impetigo
nonbulosa (70% kasus) : bentuk krusta, mengenai anak umur 2-5 tahun. (Wahab,
2008).
Insiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh dunia dan pada umumnya
menyebar melalui kontak lansung. Paling sering menyerang anak-anak usia 2 – 5
tahun, namun tidak menutup kemungkinan untuk semua umur, frekuensi laki-laki
dan wanita sama. Sebuah penelitian di Inggris menyebutkan bahwa insiden
tahunan dari impetigo adalah 2,8 % terjadi pada anak-anak usia dibawah 4 tahun
dan 1.6 % pada anak-anak usia 5 sampai 15 tahun. Impetigo nonbullous atau
impetigo krustosa meliputi kira-kira 70 % dari semua kasus impetigo.
Kebanyakan kasus ditemukan didaerah tropis atau beriklim panas serta pada
negara-negara yang berkembang dengan tingkat ekonomi masyarakatnya masih
tergolong lemah dan miskin. Sebuah penelitian di Jepang menyatakan
2
peningkatan insiden impetigo disebabkan oleh kuman Streptococcus grup A
sebesar 71% dari kasus, dan 72% dari kasus tersebut ditemukan pula
Staphylococcus aureus pada isolasi kuman. (Judarwanto, 2012 )
Di Indonesia penyakit kulit menempati urutan ke-3 setelah infeksi saluran
napas dan diare. Dari data jumlah kunjungan pasien ke poliklinik Divisi
Dermatologi Ilmu Kesehatan Kulit dan kelamin (IKKK) Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia / RS Dr Cipto Mangunkusomo (FKUI/RSCM) selama
tahun 2001 menunjukan pasien pioderma anak sebesar 362 kasus (18,53%) dari
2190 kunjungan baru. Penyakit ini menempati urutan ke-2 setelah dermatitis
atopik. Sedangkan tahun 2002 terbanyak 328 kasus (16,72%) dari 1962
kunjungan baru. Pioderma primer terbanyak secara berturut-turut adalah
furunkulosis (19,32%), impetigo krustosa (15,0%), impetigo vesikobulosa
(14,02%), dan ektima (11,59%). Infeksi sekunder terbanyak dijumpai pada skabies
dan dermatitis atopik. (Heragandi, 2004)
Dari data 8 rumah sakit di 6 kota besar di Indonesia pada tahun 2001
didapatkan 13,86% dari 8919 kunjungan baru pasien kulit anak adalah pioderma.
Yang terbanyak adalah furunkulosis (26,35%), diikuti impetigo vesikobulosa
(23,76%), dan impetigo krustosa (22,79%). 5 pioderma adalah infeksi kulit
(epidermis, dermis) dan subkutan yang disebabkan oleh kuman stafilakokus dan
streptokokus atau oleh keduanya. Menurut beberapa kepustakaan bentuk PS
(pioderma superfisialis) yang sering dijumpai adalah impetigo, sedangkan di
Divisi Dermatologi anak Depertemen IKKK FKUI/RSCM penyakit ini
3
menempati urutan kedua setelah furunkulosis, impetigo terutama disebabkan oleh
staphylococcus aureus (S. aureus) dan kadang oleh streptococcus pyogenes grup
A (S. pyogenes). (Heragandi, 2004)
Hygiene perorangan dan lingkungan berhubungan dengan pioderma. Hasil
ini sejalan dengan Saad dan Sugastiasti (2008) yang melaporkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara hygiene perorangan dengan angka kejadian
infeksi kulit, dengan sampel sebanyak 100 orang. Kelompok pioderma di RSI
Sultan Agung, Semarang pada pioderma Agustus-Desember 2010 yang terbanyak
adalah pioderma jenis karbunkel sebanyak 16 orang (53,3%), impetigo 5 orang
(16,7%), folikulitis 5 orang (16,7%), dan pada furunkel 4 orang (13,3%),
sedangkan pioderma jenis ektima dan erisipelas tidak ditemukan (Sutisna, 2010)
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan pada tanggal 12 juni 2013
peneliti melihat bahwa rumah penduduk di lingkungan sangat rapat sehingga
peneliti menyimpulkan bahwa lingkungan ini cocok untuk menjadi lokasi
penelitian tentang impetigo, karena salah satu faktor utama penyebab penyakit
impetigo adalah kepadatan penduduk.
Alasan peneliti mengambil judul tentang gambaran pengetahuan ibu yang
memiliki balita tentang impetigo di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari
Mandalah II Kecamatan Medan Denai, ialah dari peneliti ingin mengetahui sejauh
mana tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang impetigo di
Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai.
4
1.2 Perumusan Masalah
Belum diketahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
impetigo di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan
Denai Tahun 2013.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang impetigo di lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang impetigo berdasarkan umur di lingkungan XIII Kelurahan Tegal
Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang impetigo berdasarkan pendidikan di lingkungan XIII Kelurahan
Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang impetigo berdasarkan pekerjaan di lingkungan XIII Kelurahan
Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
5
4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang impetigo berdasarkan paritas di lingkungan XIII Kelurahan Tegal
Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
5. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang impetigo berdasarkan sumber informasi di lingkungan XIII
Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan
masukan bagi ibu-ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang impetigo
di lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai
Tahun 2013.
1.4.2 Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara
2000 Medan
1.4.3 Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang didapat selama perkulihan di
Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan
M
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil tahu “tahu”, ini setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2011).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif
Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang
tercakup dalam domain. Kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know)
Di artikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali, sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari atau
rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah
b. Memahami (comprehensip).
Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar.
6
7
c. Aplikasi (Aplication).
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah ada di pelajari pada suatu kondisi (yang sebenarnya). Aplikasi di sini
di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukuman-hukuman, rumus,
prinsip, dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.
d. Analisa (Analysis).
Analisa adalah suatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, membedakan, mengelompokkan data sebagainya.
e. Sintesis (synthesis).
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghiburkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyesuaikan dan lain
sebaginya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian ini di
dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau yang
8
menggunakan kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
kriteria yang ada.
2.2 Balita
2.2.1 Defenisi
Balita atau dikenal juga anak prasekolah adalah anak yang berusia
antara 1-5 tahun, sedangkan usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12
tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak dengan
kecepatan pertumbuhan sehebat yang terjadi sebelumnya pada masa bayi atau
pada masa remaja nantinya, rata-rata pertumbuhan tiap tahun seorang anak
pada usia sekolah adalah berkisar 3-5 tahun. Anak-anak pada periode usia ini
tetap mempunyai masa pertumbuhan yang lebih lambat, masukan dan nafsu
makan seorang anak juga akan berkurang. Adanya pariasi dalam hal nafsu
makan dan asupan makanan pada anak usia sekolah harus dipahami oleh para
orang tua agar dapat memberikan respon yang baik terhadap setiap kondisi
yang terjadi pada anak (Sulistyoningsih, 2011).
Masa prasekolah adalah suatu periode waktu sebelum anak mulai
mendapatkan pendidikan formal kurang lebih sekitar usia 3-5 tahun, masa
pertumbuhan untuk anak di atas usia 1 tahun dibagi menjadi 2 tahapan yaitu
masa Todder dan masa prasekolah. Periode umur untuk tahapan ini adalah 1-5
tahun. (Badriah, 2011)
9
2.3 Impetigo
2.3.1 Defenisi
Impetigo adalah infeksi kulit karena bakteri yang menular, yang sering
muncul sekitar hidung, mulut, dan telinga. Paling sering, disebabkan oleh
streptokokus, yang juga menyebabkan streptokokus tenggorokan dan demam
scarlet, maupun stafilokokus atau bakteri staph. (Shelov, 2005)
Menurut Timmreck (2005) masa inkubasi penyakit impetigo berkisar
4–10 hari atau lebih lama. Penyakit ini umumnya di derita oleh anak–anak.
Impetigo ini biasanya muncul pada daerah di sekitar hidung dan mulut si
kecil. Pada cuaca panas, infeksi ini akan menyebar lebih cepat dibandingkan
dalam kondisi normal. (Novaria, A. I. Dan Triton P. B, 2008)
Bulosa adalah Toksin epidermolitik diduga mengganggu perlekatan sel
epidermis dan memungkinkan S aureus menginvasi kulit yang intak. Dan
nonbulosa adalah organisme secara langsung menembus epidermis secara
superfisial. Pembuluh darah dermis berdilatasi dan dermis atas terisi oleh
polimorf yang bermigrasi. Kumpulan pustul terbentuk didalam stratum
korneum : pustul ini pecah dengan cepat. (Wahab, 2008).
10
2.3.2 Penyebab Impetigo
Penyebab impetigo menurut Boediardjo, (2009). Impetigo adalah
penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri. Secara klinis dikenal dua bentuk
impetigo, impetigo non-bulosa terutama disebabkan oleh S. aureus, tetapi
dapat juga disebabkan oleh S. pyogenesis. Impetigo bulosa sering terjadi pada
bayi baru lahir, meski pun dapat terjadi pada semua umur. Tipe neonatal
sangat menular. Penyebab yang sering adalah S. aureus galur koagulase
positif yang menghasilkan toksin.
Penyebab impetigo menurut Djuanda A, (2007). Impetigo krustosa
biasanya disebabkan oleh Streptococcus B Hemolyticus (bakteri), Impetigo
bulosa biasanya disebabkan oleh Streptococcus aureus (bakteri)
2.3.3 Faktor Prediposisi
Faktor Prediposisi Impetigo antara lain
- Kepadatan penduduk
- Hygiene buruk
- Kondisi iklim panas
- Gigitan serangga
- Infeksi virus, jamur, atau parasit yang mendahului. (Boediardja, dkk.
2009).
11
2.3.4 Gejala Penyakit Impetigo
Impetigo pada balita dapat dikenal sebagai berikut
- Pada tahap awal, bintik merah mulai berisi cairan warna kuning dan
lengket yang dikeluarkan oleh kulit.
- Cairan tersebut selanjutnya mengering, membentuk kerak kulit berwarna
madu. ( Novaria A I, Triton P B, 2008 ).
2.3.5 Diagnosis
- Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis dari lesi.
Kultur dilakukan bila terdapat kegagalan pengobatan dengan terapi standar.
Biopsy jarang dilakukan. Biasanya diagnosa dari impetigo dapat dilakukan
tanpa adanya tes laboraturium. Namun demikian, apabila diagnosis tersebut
masih dipertanyakan, tes mikrobiologi pasti akan sangat menolong.
- Laboraturium rutin pada pemeriksaan darah rutin, lekositosit ringan hanya
ditemukan pada 50% kasus pasien dengan impetigo. Pemeriksaan urinalisis
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi glomerulonefritis
akut pasca streptococcus (GNAPS), yang ditandai dengan hematuria dan
proteinuria.
- Pemeriksaan imunologis pada impetigo yang disebabkan oleh streptokokus
dapat ditemukan peningkatan kadar anti deoksiribonuklease (anti DNAse)
B antibody.
12
- Pemeriksaan mikrobiologis eksudat yang diambil dibagian bawah krusta
dan cairan yang berasal dari bulla dapat diklutur dan dilakukan tes
sensititas. Hasil kultur bisa mempeliharakan S. Pyogenes, S. Aureus atau
keduanya. Tes sensitivitas antibiotik dilakukan untuk mengisolasi metisilin
resister. S. Aureus (MRSA) serta membantu dalam pemberian antibiotik
yang sesuai. ( Judarwanto, 2012 )
2.3.6 Diagnosis Banding
a. Varisela
b. Ektima
c. Sifilis stadium II (Soetomo, 2008)
2.3.7 Komplikasi
Glomerulonefritis pascatreptokokus akut (peradangan nefron ginjal)
dapat terjadi akibat pengendapan kompleks antibiotik antigen di ginjal dan
infeksi meluas dapat terjadi pada bayi. (Corwin, 2009)
2.3.8 Pencegahan
Bakteri yang menyebabkan impetigo berkembang pada luka di kulit
yang terbuka, jadi cara terbaik untuk mencegah lesi ini adalah menjaga kuku
anak anda pendek dan bersih, dan mengajarkan agar dia tidak menggaruk
iritasi kulit yang kecil. Jika anak memiliki luka garukan, bersihkan dengan
sabun dan air, dan oleskan krim atau salap antibiotik. Juga berhati-hatilah
untuk tidak menggunakan pakaian atau handuk yang telah digunakan oleh
13
orang lain yang memiliki infeksi kulit aktif. Jika impetigo disebabkan karena
bakteri streptokokus, suatu komplikasi yang jarang namun serius, yang
disebut glomerulonefritis dapat terjadi. Penyakit ini menyebabkan peradangan
pada ginjal, adanya darah dan protein dalam air kemih, dan kadang-kadang
tekanan darah yang tinggi (Shelov, 2005).
2.3.9 Pengobatan
Sebelum anak dibawah kedokter, bersihkan ruam tersebut dengan
sabun dan air. Anda dapat menggunakan sabun obat yang lembut, namun
jangan percaya dengan obat-obatan yang dijual bebas tanpa konsultasi dengan
dokter anak anda. Impetigo perlu diobati dengan antibiotik, namun dokter
anak mungkin ingin menentukan bakteri mana yang menyebabkan lesi
tersebut terlebih dahulu, dengan tujuan untuk mengetahui obat spesifik yang
perlu diresepkan. Untuk mengedentifikasi bakteri tersebut dokter akan
memecahkan lepuh atau mengangkat keropeng, dan mengambil sampel materi
di baliknya. Jika hasil pemeriksaan menunjukan penyebabnya bakteri
streptokokus, beberapa bentuk penesilin mungkin akan diresepkan, namun
jika lesi tersebut karena infeksi stafilakokus, antibiotik yang berbeda akan
diresepkan. Pada kedua kasus tersebut, pastikan anak anda memakan obatnya
selama jangka waktu yang telah ditetapkan. Bila tidak impetigo akan muncul
kembali. Satu hal penting yang perlu diingat, impetigo menular sampai lesinya
bersih, atau sampai, setidaknya antibiotik telah diminum selama dua hari dan
ada bukti perbaikan. Jadi anak anda sebaiknya menghindari kontak dengan
14
anak lain selama masa ini, dan anda sebaiknya tidak menyentuh ruam
tersebut. Jika anda atau anggota keluarga lainnya berkontak dengannya, cuci
daerah yang terkena dengan sabun atau air. Juga dipisahkan pakaian dan
handuk anak yang terinfeksi dari milik anggota keluarga lain. (Shelov,2005)
2.4 Karakteristik Ibu
2.4. 1 Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari ulang tahunnya
yang terakhir (Zaluchu, 2006). Umur sangat erat hubunganya dengan tingkat
pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang
semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat ( Notoatmodjo,
2003).
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan
itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang
lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai
makhluk sosial dalam kehidupanya dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam
masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan
(lebih dewasa, lebih pandai, lebih tahu, dan sebagainya). (Notoatmodjo, 2011)
15
2.4.3 Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari
dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-
hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang
lain (Notoatmodjo, 2011)
2.4.4 Paritas
Paritas adalah kelahiran hidup yang pernah dialami seorang wanita.
Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut maternal.
Paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih
tinggi paritas lebih tinggi kematian maternal. Paritas lebih dari 3 dapat
dikuranggi atau dicegah dengan keluarga berencana (Sarwono, 2005)
2.4.5 Sumber Informasi
Saluran atau media adalah alat atau saran yang digunakan oleh
komunikasih dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan.
Umumnya informasi didapat dari media masa (tv, radio, internet, tenaga,
kesehatan, majalah, keluarga/teman, dll) (Notoatmodjo, 2003)
16
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
3.2 Definisi Operasional
3.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan ibu yang mempunyai balita dalam
menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti yang berupa kuesioner
yang di kategori menjadi:
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
Karakteristik Ibu :
1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Paritas 5. Sumber Informasi
Pengetahuan Ibu Yang
Mempunyai Balita Tentang
Impetigo
16
17
3.2.2 Umur
Umur adalah lamanya usia ibu yang di hitung dari tahun lahirnya
sampai dengan ulang tahun yang terakhir yang dinyatakan dalam tahun yang
di kategorikan menjadi :
1. 20-25 tahun
2. 26-30 tahun
3. 31-35 tahun
4. 36-43 tahun
3.2.3 Pendidikan
Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah di
selesaikan oleh ibu yang di kategorikan menjadi :
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan Tinggi / Akademi
3.2.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas ibu yang di lakukan sehari-hari yang di
kerjakan secara rutinitas yang di kategorikan menjadi:
1. Ibu Rumah Tangga
2. Wiraswasta
3. Pegawai Swasta
18
4. Pegawai Negri Sipil (PNS)
3.2.5 Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu yang di
katagorikan menjadi :
1. Primipara
2. Scundipara
3. Multipara
4. Grandemultipara
3.2.6 Sumber Informasi
Sumber informasi adalah dari mana ibu memperoleh sumber informasi
tentang impetigo pada balita yang di kategorikan menjadi:
1. Keluarga/Teman
2. Tenaga kesehatan
3. Media cetak
4. Media elektronik : radio,tv,internet. (Notoatmodjo, 2011).
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif.
Dengan Cross sectional yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu
yang mempunyai balita tentang impetigo Di Lingkungan XIII Mandala II
Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
19
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di lakukan di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal
Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai dengan alasan yaitu belum pernah
di lakukan penelitian sebelumnya tentang impetigo.
3.4.2 Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6-12 Juli 2013
3.5 Populasi Dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai
balita di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan
Denai Tahun 2013 sebanyak 150 data.
3.5.2 Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang
mempunyai balita di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013, sebanyak 60 ibu yang mempunyai balita. Cara
mengambil sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
simple random sampling (acak sederhana) yaitu dengan menetapkan sampel
berdasarkan data yang sesuai dengan maksud dan kapasitas yang diinginkan
peneliti.
20
Berdasarkan penghitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
푛 =푁
1 + 푁(푑 )
Keterangan : n = Besar sample
N = Besar populasi
D = Tingkat Kepercayaan
Maka
푛 =150
1 + 150(0, 1 )
푛 =1502,5
푛 = 60 data
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan data primer
yaitu dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner yang di susun oleh
peneliti berdasarkan teoritisnya. Peneliti memberikan penjelasan singkat
terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian. Untuk mengisi
kuesioner, peneliti mendatangi ibu-ibu yang tinggal Di Lingkungan XIII
Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
menjadi sampel.
21
3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan
Aspek pengukuran di lakukan dengan memberikan pertanyaan
sejumlah 20 buah. Masing-masing pertanyaan akan diberi skor sebagai
berikut :
1. Jawaban yang benar di beri skor nilai ( 1 )
2. Jawaban yang salah di beri skor nilai ( 0 )
Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20 Dengan demikian
pengetahuan responden dapat di ukur dengan menggunakan rumus :
푆 = x 100%
Keterangan
S : Skor
X : Jawaban
R : Jumlah nilai maksimum ( 20 soal ) ( Notoatmodjo 2011 ).
Setelah selesai semua data yang di olah kemudian di masukkan ke
dalam kategori pengetahuan kemudian di masukkan kategori standart
absolute sebagai berikut.
1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar 16-20 ( 76-100 % )
2. Pengetahuan cukup, apabila jawaban benar 12-15 ( 56-75 % )
3. Pengetahuan kurang,apabila jawabanbenar 0-11 ( 0-55% )
(Nursalam, 2008).
22
3.7 Teknik Pengolahan Data
Data yang terkumpul di olah melalui langkah-langkah sebagi berikut :
1. Editing
Memeriksa data satu persatu dari hasil jawaban responden yang telah
dikumpulkan melalui koesioner. Dalam penelitian ini data yang terkumpul
dengan lengkap tidak ada kesalahan atau kekurangan.
2. Coding
Setelah data diperiksa kemudian diberi kode tertentu dari setiap jawaban
responden sesuai dengan variabel yang diteliti dan pengelopokannya
untuk mempermudah dalam pengolahan data
3. Tabulating
Data diberikan kode, kemudian data dikumpulkan lalu dihitung sesuai
dengan variabel yang diteliti. Lalu dimasukkan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
3.8 Analisa Data
Data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan melihat
presentasi data yang terkumpul dan ditampilkan dalam tabel-tabel distribusi
frekuensi. Analisis data dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian
dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.
23
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempuyai Balita Tentang
Impetigo Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
No Pengetahuan f % 1 Baik 22 36,66 2 Cukup 30 50,0 3 Kurang 8 13,34 Jumlah 60 100
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai
balita tentang impetigo terbanyak berpengetahuan cukup 30 orang (50%),
berpengetahuan baik 22 orang (36,66%) kemudian dan berpengetahuan kurang 8
orang (13,34%).
4.1.2 Distribusi Umur Ibu Yang Mempunyai Balita
Tabel 4.2 Distribusi Umur Ibu Yang Mempunyai Balita Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Umur f % 1 20-25 14 23,33 2 26-30 23 38,33 3 31-35 16 26,67 4 36-43 7 11,67 Jumlah 60 100
23
24
Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak berumur 26-
30 tahun sebanyak 23 orang (38,33 %), kemudian responden berumur 31-35 tahun
sebanyak 16 orang (26,67 %), kemudian berumur 20-25 tahun sebanyak 14 orang
(23,33 %). Dan responden paling sedikit adalah berumur 36-43 tahun sebanyak 7
orang (11,67 %).
4.1.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Balita
Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Balita Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Pendidikan f % 1 SD 4 6,67 2 SMP 17 28,33 3 SMA 37 61,67 4 Perguruan Tinggi/Akademi 2 3,33 Jumlah 60 100
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak
berpendidikan SMA sebanyak 37 orang (61,67%), berpendidikan SMP sebanyak 17
orang (28,33%), berpendidikan SD sebanyak 4 orang (6,67%) dan yang paling sedikit
berpendidikan Perguruan Tinggi/Akademi sebanyak 2 orang (3,33%).
25
4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunyai Balita
Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunyai Balita Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Pekerjaan f % 1 IRT 55 91,67 2 Wiraswasta 3 5,00 3 Pegawai Swasta 1 1,67 4 PNS 1 1,66 Jumlah 60 100
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang
pekerjaan IRT sebanyak 55 orang (91,67%), pekerjaan wiraswasta sebanyak 3 orang
(5%), pegawai swasta sebanyak 1 orang (1,67%), dan yang paling sedikit PNS
sebanyak 1 orang (1,66 %).
4.1.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Balita
Tabel 4.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Balita Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Paritas f % 1 Primipara 15 25 2 Scundipara 16 26,67 3 Multipara 28 46,67 4 Grandemultipara 1 1,66 Jumlah 60 100
Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang
berparitas multipara sebanyak 28 orang (46,67 %), scundipara sebanyak 16 orang
26
(26,67 %), primipara sebanyak 15 orang (25 %), dan yang paling sedikit
grandemultipara sebanyak 1 orang (1,66 %).
4.1.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Balita
Tabel 4.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Sumber Informasi f % 1 Tenaga Kesehatan 35 58,33 2 Media Cetak 7 11,67 3 Media Elektronik 7 11,67 4 Keluarga/Teman 11 18,33 Jumlah 60 100
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden mendapat sumber informasi
terbanyak melalui tenaga kesehatan sebanyak 35 orang ( 58,33%), keluarga/teman
sebanyak 11 orang (18,33%), media elektronik sebanyak 7 orang (11,67%), dan yang
paling melalui media cetak sebanyak 7 orang (11,67%).
4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur
Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Umur Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1 20-25 4 28,58 9 64,28 1 7,14 14 100 2 26-30 9 39,13 11 47,82 3 13,05 23 100 3 31-35 6 37,5 7 43,75 3 18,75 16 100 4 36-43 3 42,85 3 42,86 1 14,29 7 100
27
Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 23 orang yang berumur 25-
30 tahun. berpengetahuan cukup sebanyak 11 orang (47,82%), berpengetahuan baik
sebanyak 9 orang (39,13 %), dan berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (13,05%).
Dari 16 orang responden berumur 31-35 tahun berpengetahuan cukup sebanyak 7
orang (43,75%) , berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (37,5%) dan berpengetahuan
kurang sebanyak 3 orang (18,75%). Dan dari 14 orang responden berumur 20-25
tahun berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (64,28 %), berpengetahuan baik
sebanyak 4 orang (28,58%), berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (7,14%). Dan
dari 7 responden berumur 35-43 berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (42,86%),
berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (42, 85%), dan perpengetahuan kurang
sebanyak 1 orang (14,29%).
4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.8 Distribusi Pengtahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan DI Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Pendidikan Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1 SD 0 0 3 75 1 25 4 100 2 SMP 1 5,89 11 64,70 5 29,41 17 100 3 SMA 19 51,36 16 43,24 2 5,40 37 100
4 Perguruan Tinggi/Akademi 2 100 0 0 0 0 2 100
Dari tabel 4.8 di atas diketahui bahwa dari 37 orang responden berpendidikan
SMA, berpengetahuan baik sebanyak 19 orang (51,36%), berpengetahuan cukup
28
sebanyak 16 orang (43,24%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (5,40%).
Dari 17 orang responden berpendidikan SMP, berpengetahuan cukup sebanyak 11
orang (64,70%), berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (29,41%), berpengetahuan
baik sebanyak 1 orang (5,86 %), Dari 4 orang responden berpendidikan SD
berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (75%), berpengetahuan kurang sebanyak 1
orang (25 %), sedangkan yang berpendidikan SD tidak ada berpengetahuan baik. dari
2 orang responden berpendidikan Perguruan Tinggi/Akademi berpengetahuan baik
sebanyak 2 orang (100%).
4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Pekerjaan Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1 IRT 21 38,18 27 49,1 7 12,72 55 100 2 Wiraswasta 0 0 2 66,67 1 33,33 3 100 3 Pegawai Swasta 1 100 0 0 0 0 1 100 4 PNS 0 0 1 100 0 0 1 100
Dari tabel 4.9 di atas diketahui bahwa dari 55 orang responden bekerja
sebagai IRT berpengetahuan cukup sebanyak 27 orang (49,1%), berpengetahuan baik
sebanyak 21 orang (38,18%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang
(12,72%). Dari 3 orang responden bekerja sebagai wiraswasta, berpengetahuan
cukup sebanyak 2 orang (66,67%), berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang
29
(33,33%), dan tidak ada berpengetahuan baik. Dari 1 orang responden bekerja
sebagai pegawai swasta, berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (100 %) dan tidak
ada yang berpengetahuan cukup dan kurang. Dari 1 orang responden bekerja sebagai
PNS, berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (100 %) dan tidak ada yang
berpengetahuan baik dan kurang
4.1.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas
Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Paritas Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1 Primipara 7 46,67 6 40 2 13,33 15 100 2 Scundipara 6 37,5 9 56,25 1 6,25 16 100 3 Multipara 10 35,71 13 46,43 5 17,86 28 100 4 Grandemultipara 0 0 1 100 0 0 1 100
Dari tabel 4.10 diatas diketahui bahwa dari 28 orang responden multiipara,
berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (46,43%), berpengetahuan baik sebanyak
10 orang (35,71%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (17,86 %). Dari 16
orang responden scundipara, berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (56,25%),
berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (37,5%), dan berpengetahuan kurang
sebanyak 1 orang (6,25%). Dari 15 orang responden primipara, berpengetahuan baik
sebanyak 7 orang (46,67%), berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (40%), dan
30
berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (13,33%). Dari 1 orang responden
grandemultipara berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (100%),
4.1.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi
Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Sumber Informasi Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % 1 Tenaga Kesehatan 11 31,42 17 48,58 7 20 35 100 2 Media Cetak 4 57,14 3 42,86 0 0 7 100 3 Media Elektronik 3 42,86 3 42,86 1 14,28 7 100 4 Keluarga/Teman 5 45,46 6 54,54 0 0 11 100
Dari tabel 4.11 diatas diketahui bahwa dari 35 orang responden yang
mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan, yang berpengetahuan cukup
sebanyak 17 orang (48,58%), berpengetahuan baik sebanyak 11 orang (31,42%), dan
berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (20 %). Dari 11 orang responden yang
mendapatkan sumber informasi dari Keluarga/Teman, yang berpengetahuan cukup
sebanyak 6 orang (54,54%), berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (45,46 %), tidak
ada yang berpengetahuan kurang. Dari 7 orang responden yang mendapatkan sumber
informasi dari media cetak, yang berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (57,14%),
berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (42,86%), dan tidak ada yang
berpengetahuan kurang. Dari 7 orang responden yang mendaptkan sumber informasi
dari media elektronik, yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (42,86%),
31
berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (42,86%), dan berpengetahuan kurang
sebanyak 1 orang (14,28%)
32
4.2 Pembahasan
4.2.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur
Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.1 diatas, diketahui bahwa responden terbanyak berumur 20-25
Tahun berpengetahuan cukup (64,28 %), berumur 26-30 tahun berpengetahuan cukup
(47,82 %), berumur 31-35 tahun berpengetahuan cukup (43,75 %). Dan berumur 36-
43 berpengetahuan cukup (42,86 %).
Menurut Zaluchu (2006)., umur adalah lamanya usia seseorang dihitung dari
lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir. Sedangkan menurut Hurlock
0
10
20
30
40
50
60
70
20-25 26-30 31-35 36-43
28,58
39,13 37,542,85
64,28
47,8243,75 42,86
7,1413,05
18,7514,29
Baik
Cukup
Kurang
33
(2004), umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan baru dan
harapan baru. Dengan meningkatnya umur semakin panjang rentang waktu untuk
mencapai pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik sehingga dengan
meningkatnya usia akan semakin luas pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa besarnya
proposi pengetahuan cukup pada ibu berumur 20-25 tahun disebabkan umur ibu yang
masih muda sehingga pengalaman dan pengetahuan yang didapat oleh ibu masih
sedikit dan informasi kesehatan khususnya tentang impetigo pada balita belum begitu
banyak sehingga pengetahuan ibu belum mencapai tingkat pengetahuan baik.
Besarnya proporsi pengetahuan pengetahuan cukup pada ibu yang berumur
26-30 tahun dan 31-35 tahun hal ini disebabkan karena usia ibu yang sudah matang
sehingga lebih mudah menerima ide-ide baru dan tingginya minat ibu untuk
mengetahui sesuatu hal yang baru tentang kesehatan khususnya tentang impetigo
pada balita.
Besarnya proporsi pengetahuan baik, cukup pada ibu berumur 36-43 tahun hal
ini disebabkan karena meningkatnya umur maka semakin panjang waktu mencapai
pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan usia yang lebih muda.
34
4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan
Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.2 diatas, diketahui bahwa responden terbanyak berpendidikan
SMA berpengetahuan baik (51,36%), berpendidikan SMP berpengetahuan cukup
(64.7%), berpendidikan SD berpengetahuan cukup (75%), berpendidikan perguruan
tinggi / akademi berpengetahuan baik (100%)
Menurut Notoatmodjo (2011), pendidikan adalah suatu proses belajar yang
berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada diri individu,
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
SD SMP SMA Perguruan Tinggi/Akademi
05,86
51,36
100
75
0
43,24
0
2529,41
5,40
Baik
Cukup
Kurang
35
kelompok atau masyarakat. Konsep ini terangkat dari suatu asumsi bahwa manusia
sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam
masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih
dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya).
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi pendidikan berpengaruh besar
terhadap pengetahuan, dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa responden yang
berpendidikan perguruan tinggi/Akademi dan SMA lebih banyak memiliki
pengetahuan yang lebih baik, karena semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin
banyak pengetahuan ibu tentang kesehatan, dan lebih mudah untuk menerima
perubahan dan pekembangan yang umumnya terjadi pada seorang balita, dan semakin
banyak informasi yang didapatkan dari jenjang pendidikan yang telah ditempuh ibu.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang berpendidikan SD,
disebabkan karena rasa ingin tahu dan tingginya rasa perduli terhadap kesehatan
khususnya tentang penyakit impetigo pada balita sehingga ibu mencari tahu informasi
yang lebih mengenai kesehatan baik melalui elektronik, media cetak, dan tenaga
kesehatan, sehingga tingkat pengetahuan ibu bisa menjadi lebih baik.
Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu yang berpendidikan SMP di
sebabkan karena pendidikan ibu yang masih rendah sehingga sulit bagi ibu untuk
menerima informasi dan kurangnya kepedulian ibu untuk mencari informasi tentang
kesehatan khusunya tentang penyakit impetigo melalui media cetak, media elektronik
36
dan tenaga kesehatan, sehingga pengetahuan ibu belum mencapai tingkat
pengetahuan yang lebih baik.
4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan
Diagram 4.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan XII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.3 diatas, diketahui bahwa ibu yang bekerja sebagai PNS
berpengetahuan cukup (100%) , ibu yang pegawai swasta berpengetahuan baik
(100%), ibu yang bekerja sebagai wiraswasta berpengetahuan cukup (66,67%), dan
ibu yang berkerja sebagai IRT yang berpengetahuan cukup (49,1%).
Menurut Notoatmodjo (2011), pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas
seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
IRT Wiraswasta Pegawai Swasta PNS
38,18
0
100
0
49,1
66,67
0
100
12,72
33,33
0 0
Baik
Cukup
Kurang
37
sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan yang didapat melelui pengalaman pribadi maupun orang lain.
Menurut asumsi peneliti, bahwa pekerjaan berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan ibu, besarnya pengetahuan baik, pada ibu yang berkerja sebagai pegawai
swasta hal ini disebabkan karena aktifitas ibu lebih banyak dilakukan diluar rumah
dan ibu lebih banyak berinteraksi dan bersosialisasi dengan banyak orang dan dengan
teman kerjanya sehingga ibu saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan
teman kerjanya sehingga menambah pengetahuan dan wawasan ibu tentang kesehatan
khususnya tentang impetigo.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang berkerja sebagai PNS
dan wiraswasta disebabkan karena ibu berkerja diluar rumah lebih banyak
menghabiskan waktunya dengan teman kerjanya sehingga ibu bisa bertukar pikiran
kepada temannya tentang seputar kesehatan sebagai informasi masukan bagi ibu,
tetapi tidak semua ibu yang berkerja sebagai PNS dan wiraswasta dapat bertukar
pikiran dengan temannya, ini juga tergantung dengan tingkat kesibukan ibu yang
berkerja sebagai PNS dan wiraswasta, dan tingkat pendidikan dan kemauan dalam
mencari informasi kurang maka tetap saja pengetahuannya ibu belum mencapai
tingkat pengetahuan yang lebih baik.
Proporsi pengetahuan cukup dan baik pada ibu yang berkerja sebagai IRT,
disebabkan karena ibu banyak mendapatkan informasi baru tentang kesehatan dari
38
sumber media informasi seperti tv, koran dan ibu sering berinteraksi dengan
keluarga/teman dan tetangganya sehingga dapat menambah pengetahuan ibu tentang
penyakit impetigo.
4.2.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas
Diagram 4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.4 diatas diketahui bahwa ibu multipara yang berpengetahuan
cukup (46,43%), dan ibu scundipara yang berpengetahuan cukup (56,25%), ibu
primipara yang berpengetahuan baik (46,67%), dan ibu grandemultipara yang
berpengetahuan cukup (100%).
0102030405060708090
100
46,4737,5 35,71
0
40
56,2546,43
100
13,336,25
17,86
0
Baik
Cukup
Kurang
39
Menurut Sarwono (2005), paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh
seseorang ibu yang hidup maupun meninggal. Paritas 2-3 merupkan paritas yang
paling aman ditinjau dari sudut maternal. Paritas lebih dari 3 mempunyai angka
kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas lebih tinggi kematian maternal.
Paritas lebih dari 3 dapat dikuranggi atau dicegah dengan keluarga berencana.
Menurut asumsi peneliti paritas sangat berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan ibu tentang impetigo pada balita. Besarnya proporsi pengetahuan cukup
pada ibu grandemultipara dan multipara disebabkan karena ibu lebih berpengetahuan
dan berpengalaman dalam mengurus anak-anaknya.
Besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu primipara, disebabkan karena
ibu peduli terhadap kesehatan keluarganya terutama kesehatan pada balitanya
sehingga ibu sering bertanya kepada keluarga yang lebih berpengalaman untuk
menambah pengetahuan dan wawasan ibu tentang kesehatan.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu scundipara disebabakan
karena adanya pengalaman ibu dalam mengurusi anaknya membuat ibu memperoleh
sedikit pengetahuan tentang kesehatan serta adanya kemauan ibu untuk mendapatkan
informasi tentang kesehatan.
40
4.2.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mmpunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan sumber Informasi
Diagram 4.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.5 diatas diketahui bahwa ibu yang mempunyai balita
memperoleh sumber informasi dari media cetak berpengetahuan baik (57,14 %), dari
keluarga/teman pengetahuan cukup (54,54 %), dari tenaga kesehatan pengetahuan
cukup (48,58 %), dan dari media elektronik pengetahuan baik (42.86 %), cukup
(42.86%).
Menurut Notoatmodjo (2003), saluran atau media adalah alat atau sarana yang
digunakan oleh komunikan dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada
komunikan. Umumnya informasi didapat dari media massa (tv, radio, internet, tenaga
kesehatan, majalah, keluarga/teman, dll)
0102030405060
45,46
57,14
42,86
31,42
54,54
42,86 42,8648,58
0 0
14,2820 Baik
Cukup
Kurang
41
Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti berasumsi bahwa sumber
informasi dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang diperoleh ibu.
Besarnya proposi pengetahuan baik pada ibu yang mendapatkan informasi dari media
cetak dikarenakan media cetak adalah media yang mudah didapatkan oleh si ibu
seperti buku, majalah serta iklan-iklan serta besarnya keinginan ibu untuk mencari
informasi-informasi tentang kesehatan.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang mendapatkan informasi
dari keluarga dan teman di sebabkan karena ibu lebih sering berinteraksi dan
bersosialisasi dengan keluarga atau teman dan ibu juga lebih mudah memahami atau
mengerti dari informasi-informasi yang di sampaikan keluarga atau teman tentang
kesehatan khususnya penyakit impetigo.
Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang mendapatkan informasi
dari tenaga kesehatan disebabkan karena ibu lebih mudah menangkap, mengerti dan
memahami informasi yang disampaikan langsung dari tenaga kesehatan karena cara
penyampaian tenaga kesehatan yang sederhana dan mudah dimengerti sehingga
pengetahuan ibu mencapai baik khususnya kesehatan tentang impetigo. Dan masih
ada juga ibu yang berpengetahuan kurang disebabkan karena pendidikan ibu tamat
SD dan SMP sehingga ibu sulit untuk mengerti dan memahami informasi-informasi
yang disampaikan oleh tenaga kesehatan.
42
Besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang mendapatka informasi dari
media elektronik disebabkan karena ibu mudah mengerti dan memahami tentang
informasi mengenai kesehatan yang di lihat, didengar, atau dijelaskan dari televisi,
sehingga pengetahuan ibu mencapi tingkat yang lebih baik.
43
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Berdasarkan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo di
Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II kecamatan Medan Denai
tahun 2013 memiliki pengetahuan cukup sebanyak 30 orang (50 %).
5.1.2 Berdasarkan umur responden terbanyak berumur 26-30 tahun sebanyak 23
orang (38,33 %) dengan tingkat pengetahuan cukup 11 orang (47,82%).
5.1.3 Berdasarkan pendidikan responden terbanyak berpendidikan SMA sebanyak
36 orang (61,67 %) dengan tingkat berpengetahuan baik 19 orang (52,78 %)
5.1.4 Berdasarkan pekerjaan responden terbanyak bekerja sebagai IRT sebanyak 55
orang (91,67 %) dengan tingkat berpengetahuan cukup 27 orang (49,1 %)
5.1.5 Berdasarkan paritas responden terbanyak yang paritas multipara 28 0rang
(46,67 %) dengan tingkat berpengetahuan cukup 13 orang (46,43 %).
5.1.6 Berdasarkan sumber informasi responden terbanyak mendapatkan sumber
informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 35 orang (58,33 %) dengan tingkat
berpengetahuan cukup sebanyak 17 orang (48,58 %)
43
44
5.2 Saran
5.2.1 Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya ( Puskesmas ) di Lingkungan
XIII Kelurahan Tegal sari Mandala II Kecamatan Medan Denai untuk
senantiasa dalam memberikann informasi kapada ibu-ibu yang mempunyai
balita
5.2.2 Diharapkan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita agar lebih peduli dan aktif
untuk meningkatkan pengetahuan tentang impetigo untuk membekali
kesehatan yang akan datang.
45
DAFTAR PUSTAKA
Boediardja, Siti Aisyah, dkk. 2009. Serba Serbi Penyakit Kulit dan Kelamin Sejak Neonatal sampai Geriatri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Badriah, D L. 2011. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung : Refika Aditama
Corwin, Elizabet J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Djuanda, A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi V. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Heragandhi, novrina. 2004. Kuman Penyebab Pioderma Superfisialis Pada Anak, Dan Kepekaannya Terhadap Beberapa Antibiotik. Tesis. FK-UI
Hurlock,EB. 2004. Pisikologi Perkembangan. Jakarta. PT Glora Aksara Pratama
Judarwanto, W. 2012. Penatalaksaan Terkini Impetigo pada Anak. Artikel. Jakarta Indonesia : Growup Clinic
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.:Reneka Cipta
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat umum dan Seni. Jakarta : Reneka Cipta
Novaria, A I dan Trinton P B. 2008. Menjaga Kesehatan Balita.Yogyakarta : Tugu Publisher
Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutisna, A, Dkk. 2010. Hubungan Antara Hygiene Perorang dan Lingkungan Dengan Kejadian Pioderma. Mahasiswa Falkultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung ( UNISSULA)
Soetomo. 2008. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya : Air langga University press
46
Shelov, Steven P. 2005. Panduan Lengkap Perawatan Untuk Bayi dan Belita. Jakarta : Arcan
Timmreck, C T. 2005. Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta : EGC
Wahab, S. 2008. Rujukan Cepat Pediatri & Kesehatan Anak. Jakarta : EGC
Zaluchu, F. 2006. Metodologi penelitian kesehatan. Bandung : Cipta pustaka Media