Generasi Penerus
di Bumi Pasilian
Editor : Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H.,M.H.,M.A
Tim Penulis : Yasyifani Rachmah Dini, dkk
TIM PENYUSUN
Generasi Penerus di Bumi Pasilian Buku ini adalah laporan hasil Program KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018 Kelompok 024 Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. ©kknpaskron 2018_Kelompok KKN 024
Tim Penyusun Editor : Drs. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag. S.H,M.H, M.A Penulis Utama : Yasyifani Rachmah Dini, Hilda Awaliah Penata Letak : Yasyifani Rachmah Dini, Hilda Awaliah Design Cover : M. Abdullah Zahiyan, Hady Wicaksono Pemeriksa : Hilda Awaliah, Yasyifani Rachmah Dini, Indah Safitri, Hady
Wicaksono, Nur Faizah Syafiqah, Citra Ayu Lestari, Susi Suwanti, dkk
Teknis Penulisan : Yasyifani Rachmah Dini, Indah Safitri, Sinta Felisia Agnes, dkk
Pemeriksa Kesesuaian Isi : Hilda Awaliah, Yasyifani Rachmah Dini, Indah Safitri Penyedia Bahan : Hady Wicaksono, M. Abdullah Zahiyan, M. Fazlurrahman
Amari, Sinta Felisia Agnes, Indah Safitri, Aldi Maulana, Siti Ramadhan
Pustaka dan Gambar Kontributor : Yasyifani Rachmah Dini, Hilda Awaliah, Hady Wicaksono,
Nur Faizah Syafiqah, Susi Suwanti, M. Abdullah Zahiyan, Indah Safitri, Sinta Felisia Agnes, Aisyah Nur Ilahi, Citra Ayu Lestari, M. Fazlurrahman Amari, Dini Tri Hastuti, Siti Ramadhan, Aldi Maulana, R. Setyo Hadi Prabowo, Ahmad Nawawi, Dara Azhari, dan Arinda Yefa Pratiwi.
Diterbitkan atas kerja sama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)-LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Kelompok KKN PASKRON
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada
Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor : 024 di Desa
Pasilian yang berjudul : Generasi Penerus di Bumi Pasilian telah diperiksa dan
disahkan pada tanggal 28 Desember 2018.
Dosen Pembimbing
Dr.H. Ahmad Tholabi Kharlie S.Ag., S.H., M.H., M.A
NIP. 19760807 200312 1 001
Menyetujui,
Koord. Program KKN-PpMM
Dr. Eva Nugraha, M.Ag
NIP.19710217 199803 1002
Mengetahui,
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Djaka Badrayana, ME
NIP. 19770530 2007011008
iv |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Semakin besar usaha yang kita lakukan, maka akan semakin besar pula
kesempatan berhasil yang akan dicapai
~ Indah Safitri~
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah atas karunia dan kasih sayang yang tiada
pernah ada batasnya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
Baginda yang mulia Rasulullah Muhammad „alaihi sholatu wassalam yang
telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan kepada zaman yang
berakhlaq dan berilmu seperti sekarang ini.
Penulis telah mendapatkan banyak bimbingan, saran, dorongan
dan inspirasi dari berbagai pihak yang telah lebih dulu berpengalaman
dan mengetahui secara mendalam informasi yang dibutuhkan penulis
untuk melengkapi buku hasil laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini.
Kami bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah memberikan
segala kemudahan dalam menjalankan seluruh kegiatan pengabdian
selama kurang lebih 30 hari dari tanggal 20 Juli-20 Agustus 2018. Tak lupa
juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan buku ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dede Rosyada, M.A., selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk dapat melaksanakan program Kuliah
Kerja Nyata (KKN).
2. Bapak Djaka Badrayana, M.E., selaku Kepala Pusat Pengabdian
kepada Masyarakat (PPM), yang telah memberikan wawasan yang
luas kepada kami mengenai KKN dan juga sebagai penyunting.
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M. Ag., selaku koordinator KKN-PpMM,
yang dengan sabar memberikan pengarahan dalam penyusunan
laporan kami.
4. Bapak Dr.H.Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, S.H, M.H, M.A, selaku
Dosen Pembimbing KKN PASKRON 024, yang selalu memberikan
arahan, nasihat dan motivasi kepada kami selama KKN berlangsung.
5. Bapak H.Nasiri selaku Kepala Desa Pasilian, yang telah banyak
membantu kami, baik mengenai perizinan maupun dukungan moral
sehingga bebeberapa kegiatan yang kami rancang dapat terlaksana
dengan baik.
6. Ustadz Muhdi, selaku tokoh agama di Desa Pasilian yang telah
banyak memberikan bantuan, dan telah mengizinkan kami dalam
menjalankan program mengajar TPA.
vi |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
7. K.H. Ahmad Nawawi, selaku tokoh agama yang sangat berpengaruh
di Masyarakat.
8. Bapak Ahmad Tinggal selaku pendiri Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) Umah Ilmu Pasilian, yang telah membantu kami dalam
pelaksanaan program Taman Baca Anak-Anak dan Bimbingan Belajar
Calistung.
9. K.H. Fuad, selaku tokoh agama sekaligus sejarawan yang telah
memberikan wawasan yang luas kepada kami terutama dalam hal
sejarah kebudayaan Islam.
10. Bapak Samani, selaku ketua RT yang telah memberikan banyak
kontribusinya kepada kami.
11. Pemuda Karang Taruna, selaku generasi yang diharapkan dapat
mendobrak untuk perubahan desa agar setingkat lebih maju dari
sebelumnya.
12. Warga desa, yang senantiasa membantu kami dalam setiap kesulitan-
kesulitan yang kami hadapi semasa menjalani KKN.
13. Siswa-siswi MAN 4 Tangerang, yang telah menjadi penerus dalam
melaksanakan program Bimbel Calistung.
14. Tante, yang telah memberikan bantuan dan kasih sayangnya kepada
kami.
15. Ustadz Muhdi, yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan
pengetahuannya kepada kami sehingga kami dapat menjalankan
kegiatan kami dengan lancar.
16. Dan terima kasihku selaku penanggung jawab sebagai sekretaris
kepada teman-teman sekalian yang senantiasa setia membantu
penyusunan Buku KKN ini, Kang Zay, Bung Hady, Aisyah, Indah,
Sinta, Hilda, Faizah, Ramadhan, Susi, Citra, Diyaz, Aldi, Bowo , Arin,
Alwy, Dara, Ifaz yang kesemuanya telah saling berkontribusi dalam
kegiatan KKN sampai akhir. Mungkin ada beberapa jasa teman-teman
yang terlupa, tetapi Allah tak kan melupakannya walau sebesar biji
dzarrah, dan tak kan lupa mencatatnya sebagai pahala. Dengan
ketulusan hati kawan-kawan semuanya buku KKN PASKRON 024
dapat dinikmati oleh para pembacanya.
Terakhir dan yang paling utama adalah kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami atas doa dan dukungannya sehingga kegiatan KKN ini dapat berjalan dengan lancar.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | vii
Selanjutnya, kami menyadari, dalam penyusunan buku laporan
KKN ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan, bahasan,
ataupun dalam hal penulisannya. Namun kami harap, dengan adanya
buku laporan ini dapat berguna khususnya bagi kami sendiri, pembaca,
dan pihak-pihak lainnya.
Ciputat, 28 Desember 2018
Penulis
viii |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Keyakinan dan tekad yang kuat mampu merubah semuanya yang
terkadang imposible
~ Ahmaad Nawawi ~
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xv
TABEL IDENTITAS KELOMPOK ...................................................................... xvii
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................... xix
CATATAN EDITOR ............................................................................................... xxiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 3
A. Dasar Pemikiran........................................................................................ 3
B. Kondisi Umum Desa Pasilian ........................................................................ 5
C. Permasalahan Desa Pasilian ..................................................................... 5
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 024 PASKRON...................................... 7
E. Fokus dan Prioritas Program ................................................................... 9
F. Sasaran dan Target ................................................................................. 10
G. Jadwal Pelaksanaan Program ................................................................. 13
H. Pendanaan ............................................................................................... 14
I. Sistematika Penulisan ............................................................................ 14
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM ............................................... 17
A. Pendekatan .............................................................................................. 17
B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat...................................................... 19
C. Penyusunan Program .............................................................................. 19
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan ...................................... 21
BAB III KONDISI WILAYAH DESA PASILIAN ..................................................... 25
A. Sejarah Singkat Desa Pasilian ................................................................ 25
B. Letak Geografis ....................................................................................... 27
C. Struktur Kependudukan Desa ............................................................... 29
D. Sarana dan Prasarana .............................................................................. 33
x |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
BAB IVDESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN ...... 39
A. Kerangka Pemecahan Masalah .............................................................. 39
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan Pada Masyarakat .................... 54
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Pada Masyarakat ............ 67
D. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil ........................................................... 81
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 83
A. Kesimpulan ............................................................................................. 83
B. Rekomendasi .......................................................................................... 84
BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF KKN ......................................... 89
A. KISAH DI BALIK KESALAHAN Ahmad Nawawi .................................... 89
B. LINGKAR KEBERSAMAAN Aisyah Nur Ilahi ........................................... 97
C. KEHANGATAN PASILIAN Aldi Maulana ................................................. 104
D. CERITA KULIAH KERJA NYATA DI PASILIAN Arinda Yefa Pratiwi.............................................................................................................................. 112
E. SEJENAK MERASAKAN KKN Citra Ayu Lestari .................................... 119
F. SENANDUNG RIN///DU PASILIAN Dara Azhari .................................. 124
G. SEMBURAT PEMBELAJARAN HIDUP DI PASILIAN Dini Tri Hastuti ............................................................................................................................ 134
H. TIDAK BIASANYA AKU TERBIASA Hady Wicaksono ....................... 142
I. SATU BULANKU TIDAK CUKUP UNTUK-MU Hilda Awaliah… .. 150
J. MENARI BERSAMA PELANGI DI PASILIAN Indah Safitri ...............158
K. MEMORI TERSEBUT TERUKIR DENGAN NAMA PASILIAN Muhammad Abdullah Zahiyan .............................................................................. 167
L. PEMBELAJARAN SEDERHANA Muhammad Fazlurrahman Amari175
M. GORESAN TINTA SEDERHAN Nur Faizah Syafiqah .......................... 184
N. MANIFESTASI SUKMA DALAM HIRUK-PIKUK PASILIAN Raden Setyo Hadi Prabowo .....................................................................................193
O. TENTANG SENJA, PASILIAN DAN CERITA YANG TELAH USAI Siti Ramadhan ............................................................................................................. 200
P. SEBUAH LANGKAH KECIL SEBAGAI PERUBAH YANG BESAR Sinta Felisia Agnes .....................................................................................................208
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | xi
Q. TAKUT MENGHADAPINYA AKHIRNYA BISA MELEWATINYA Susi Suwanti ................................................................................................................. 216
R. PESONA ALAM RELIGI BUMI PASILIAN Yasyifani Rachmah Dini223
BAB VII KESAN WARGA PASILIAN ATAS KEGIATAN KKN 024 ..... 233
A. Kesan Tokoh Masyarakat .................................................................... 233
B. Kesan Warga ......................................................................................... 234
C. Kesan Remaja dan Anak-Anak ............................................................ 235
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 237
BIOGRAFI SINGKAT .............................................................................................. 239
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................... 249
xii |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Keyakinan dan tekad yang kuat mampu merubah semuanya yang
terkadang imposible
~ Nur Faizah Syafiqah ~
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Fokus Permasalahan dan Prioritas Program ...................................... 9
Tabel 1.2 Sasaran dan Target………………………………………………..………………………....10
Tabel 1.3 Jadwal Pra-KKN ......................................................................................... 13
Tabel 1.4 Jadwal Pelaksanaan Program ................................................................ 13
Tabel 1.5 Jadwal Pelaksanaan Evaluasi Program ............................................... 13
Tabel 1.6 Pendanaan KKN 024 Paskron .............................................................. 14
Tabel 3.1 Aspek Pemerintah Desa Pasilian ......................................................... 29
Tabel 3.2 Kondisi Pemerintahan Desa Pasilian .................................................. 30
Tabel 3.3 Penduduk Desa Pasilian Menurut Mata Pencaharian ................ 32
Tabel 3.4 Sarana dan Prasarana Pendidikan ...................................................... 34
Tabel 3.5 Sarana dan Prasarana Olahraga ........................................................... 34
Tabel 3.6 Sarana dan Prasarana Peribadatan ..................................................... 35
Tabel 3.7 Sarana dan Prasarana Kesehatan......................................................... 36
Tabel 4.1 Matriks SWOT Bidang Pendidikan ...................................................40
Tabel 4.2 Matriks SWOT Bidang Sosial .............................................................. 42
Tabel 4.3 Matriks SWOT Bidang Kesehatan .................................................... 46
Tabel 4.4 Matriks SWOT Bidang Lingkungan ................................................ 48
Tabel 4.5 Matriks SWOT Bidang Keagamaan ................................................... 51
Tabel 4.6 Pelayanan (Paskron Mengajar) ........................................................... 54
Tabel 4.7 Pelayanan (Bimbel TPA) ........................................................................ 55
Tabel 4.8 Pelayanan (Penyuluhan Anti Narkoba) ........................................... 57
Tabel 4.9 Pelayanan (Penyuluhan Hukum Perkawinan).............................. 59
Tabel 4.10 Pelayanan (Anak Sehat) .........................................................................61
Tabel 4.11 Pelayanan (Imunisasi Difteri) ............................................................. 63
Tabel 4.12 Pelayanan (Pengolahan Sampah Plastik) ....................................... 64
Tabel 4.13 Pelayanan (Membuat Kaligrafi) ....................................................... 66
Tabel 4.14 Pemberdayaan (Pelatihan Yuk Mendesain) ................................ 67
Tabel 4.15 Pemberdayaan (Yuk Mari Baca Buku) .......................................... 69
xiv |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Tabel 4.16 Pemberdayaan (Be a Smart To Uses Sosial Media) ................. 70
Tabel 4.17 Pemberdayaan (Sosialisasi Permainan Tradisional) .................72
Tabel 4.18 Pemberdayaan (Gebyar Merah Putih) .......................................... 74
Tabel 4.19 Pemberdayaan (Senam Sehat) ........................................................... 75
Tabel 4.20 Pemberdayaan (PASKRON Peduli Lingkungan)....................... 77
Tabel 4.21 Pemberdayaan (Jum‟at Mubaarak) ................................................. 78
Tabel 4.22 Pemberdayaan (Bimbel Calistung) .................................................. 81
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Logo KKN Paskron 024 .......................................................................7
Gambar 3.1 Peta Desa Pasilian ................................................................................ 27
Gambar 3.2 Penampakan Desa Pasilian ............................................................... 28
Gambar 3.3 Letak POSKO KKN ............................................................................. 28
Gambar 3.4 Diagram Perbandingan Penduduk Lelaki dan Wanita Desa Pasilian .............................................................................................................................. 30
Gambar 3.5 Diagram Presentase Usia Penduduk Desa Pasilian .................. 31
Gambar 3.6 Diagram Presentase Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pasilian .............................................................................................................................. 32
Gambar 3.7 Sarana dan Prasarana Pendidikan ................................................ 34
Gambar 3.8 Sarana dan Prasarana Olahraga ..................................................... 35
Gambar 3.9 Sarana dan Prasarana Peribadatan ............................................... 36
Gambar 3.10 Sarana dan Prasarana Kesehatan................................................... 37
Gambar 4.1 Kegiatan Mengajar di Sekolah ....................................................... 55
Gambar 4.2 Kegiatan Mengajar TPA dan Pemberian Tempat Mukena .. 57
Gambar 4.3 Kegiatan Penyuluhan Anti Narkoba ............................................ 59
Gambar 4.4 Kegiatan Penyuluhan Perkawinan ................................................61
Gambar 4.5 Kegiatan G3CT (Gerakan Gosok Gigi dan Cuci Tangan) ... 62
Gambar 4.6 Kegiatan Imunisasi Difteri .............................................................. 64
Gambar 4.7 Kegiatan Penyuluhan Pengolahan Sampah Plastik ............... 66
Gambar 4.8 Kegiatan Pembuatan Kaligrafi ....................................................... 67
Gambar 4.9 Kegiatan Pelatihan Yuk Mendesain ............................................ 69
Gambar 4.10 Kegiatan Yuk Mari Membaca Buku ........................................... 70
Gambar 4.11 Kegiatan Be a Smart To Uses Sosial Media ............................. 72
Gambar 4.12 Kegiatan Permainan Tradisional.................................................. 73
Gambar 4.13 Kegiatan HUT RI Ke 73 Gebyar Merah Putih ........................ 75
Gambar 4.14 Kegiatan Senam Sehat ..................................................................... 75
Gambar 4.15 Kegiatan Aksi Bersih-bersih .......................................................... 78
xvi |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Gambar 4.16 Kegiatan Pengajian Malam Jum‟at ...............................................79
Gambar 4.17 Kegiatan Bimbingan Belajar Calistung………………………….……...81
xvii
TABEL IDENTITAS KELOMPOK
Kode 01/Tangerang/Kronjo Desa Pasilian Kelompok PASKRON [024] Dana Rp 24.250.000,-
(Dua Puluh Empat Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)
J. Mahasiswa 18 (Delapan Belas) Orang J. Kegiatan 17 (Tujuh Belas) Kegiatan J. Pembangunan 3 (Tiga) Kegiatan Fisik (Pembuatan Kaligrafi, Penyediaan tong
sampah di 15 titik, dan Penyediaan rak mukena)
01.03.
024
xviii |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Jika ada kata kata yang menyakitimu, menunduklah dan biarkan
ia melewatimu. Jangan dimasukkan hati agar tak lelah hatimu.
~ Hilda Awaliah~
xix
RINGKASAN EKSEKUTIF
Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN yang sudah
dilaksanakan di Desa Pasilian selama satu bulan. Terdapat 18 mahasiswa
yang terlibat, berasal dari 8 fakultas berbeda. Kelompok KKN dengan
nomor 024 kami beri nama PASKRON (Pasilian Kronjo) agar menjadi
nama yang unik dan menggambarkan tempat dimana kami melaksankan
KKN ini. Selama masa persiapan, pelaksanaan hingga penyelesaian laporan,
kami dibimbing oleh Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A.
Beliau adalah wakil Dekan Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selama kegiatan KKN berlangsung, setidaknya ada 17 program yang
sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian
kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan pemerataan lokasi kegiatan yang
kami lakukan diseluruh Desa Pasilian, kegiatan-kegiatan yang kami
lakukan menghabiskan dana sekitar Rp 6.250.000,-. Dana tersebut kami
dapatkan dari Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebesar Rp 6.250.000,-Dari hasil kegiatan
yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang telah kami raih
diantaranya:
1. Meningkatnya motivasi belajar peserta didik di PAUD Harum, PAUD
Al-Ikhlas, PAUD Amanah, PAUD RA Nurul Hidayah, SDN 01 Pasilian,
SDN 02 Pasilian, SDN 03 Pasilian, MI Nurul Hidayah, MI
Darurrohmah, MTs Nurul Hidayah, dan SMA Bina Bhakti.
2. Meningkatnya motivasi belajar anak-anak Desa Pasilian yang ditandai
dengan antusiasnya mereka mengikuti Bimbel dan Calistung.
3. Renovasi dalam bentuk kaligrafi pada Majelis Baitussalam yang kami
lakukan menjadikan suasana lebih nyaman (sebelumnya tembok
majelis masih sangat kosong dan polos).
4. Renovasi dalam bentuk kaligrafi pada PAUD Harum yang kami
lakukan menjadikan suasana lebih nyaman dan tenang untuk belajar
(sebelumnya tembok PAUD Harum masih butuh hiasan
didindingnya).
Bertambahnya pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.
Seminar mengenai penyuluhan anti narkoba yang sengaja kami
tujukan kepada siswa-siswi MAN 4 Tangerang mendapat respon
positif dari pihak kepala Sekolah MAN 4 Tangerang.
xx |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
5. Bertambahnya pengetahuan serta pengalaman siswa-siswi MAN 4
Tangerang mengenai pelatihan design. Yang kami lakukan melalui
kegiatan seminar pelatihan Yuk Mendesign yang sangat besar
pengaruhnya bagi mereka.
6. Bertambahnya kesadaran masyarakat Desa Pasilian akan kebersihan
lingkungan melalui kegiatan SABSIH (Sabtu Bersih)
yang rutin kelompok kami lakukan.
7. Bertambahnya pengetahuan anak-anak untuk mengolah sampah plastik
menjadi barang yang berguna melalui kegiatan penyuluhan pengolahan
sampah plastik dengan eco-brick yang kami adakan di sekolah SDN 02
Pasilian
8. Bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang pernikahan usia dini
melalui kegiatan penyuluhan pernikahan usia dini yang kami lakukan
di Majelis Baitussalam Desa Pasilian.
9. Meningkatnya pengetahuan siswa-siswi tentang tata cara
menggunakan media sosial melalui kegiatan penyuluhan Be a Smart To
Uses sosial media yang diadakan di MTS Nurul Hidayah.
10. Menumbuhkan jiwa sosial kepada anak-anak dengan cara
menghidupkan kembali permainan tradisional yang kami lakukan di
Majelis Baitussalam.
11. Pengadaan sarana dan prasarana untuk kebersihan dan keagamaan
Desa Pasilian dengan memberikan tong sampah dan rak mukena.
12. Bertambahnya pengetahuan untuk anak-anak dalam menjaga
kebersihan gigi dan tangan melalui kegiatan G3CT (Gerakan Gosok
Gigi dan Cuci Tangan) yang diadakan di MI Nurul Hidayah.
13. Keberhasilan dalam memeriahkan HUT RI ke 73 yang dilaksanakan di
Desa Pasilian dengan semangat antusias masyarakat yang sangat tinggi.
Saat merencanakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah
kendala yang kami hadapi, antara lain:
1. Kurangnya persiapan dalam merencanakan program-program sehingga
beberapa program, ada yang tidak berjalan secara maksimal.
2. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kami.
3. Terlalu luasnya wilayah yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan
KKN sehingga tidak semua terjangkau untuk pengimplementasian
program-program yang kami buat.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | xxi
4. Kurangnya dana yang terkumpul untuk memaksimalkan rencana
kegiatan yang telah kami susun.
5. Kurangnya waktu pelaksanaan sehingga kegiatan tidak sepenuhnya
mencapai target maksimal pada sasaran yang sudah disusun.
Namun, sekalipun demikian kami pada akhirnya bisa
menyelesaikan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-
kekurangan yang kami temukan meliputi:
1. Kurangnya waktu survei yang kami lakukan sehingga pengamatan
terhadap desa kurang maksimal
2. Posisi posko kelompok terlalu jauh dengan pusat kegiatan
3. Beberapa program yang terlaksana belum mencapai keseluruhan desa
secara merata
4. Kurangnya SDM dalam kelompok karena banyak permintaan kegiatan
dari desa
5. Kurangnya pertisipasi masyarakat terkait dengan program-program
yang kami lakukan.
Mungkin sekiranya untuk yang nantinya akan melaksanakan KKN di Desa Pasilian Kronjo dapat membantu memberikan solusi agar dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut guna untuk kemajuan dan kesejahteraan desa tersebut.
xxii |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Terkadang hati kita dapat melihat apa yang mata tidak akan
sanggup melihatnya.
~Indah Safitri~
xxiii
“SEMANGAT PASILIAN”
CATATAN EDITOR
Oleh : Dr.H. Ahmad Tholabi Kharlie S.Ag., S.H., M.H., M.A
Keberadaan perguruan tinggi sejatinya memberikan sumbangsih
positif kepada masyarakat. Itulah sebabnya perguruan tinggi menyandang
predikat sebagai pusat keunggulan (center of exellence). Sebagai pusat
keunggulan, perguruan tinggi harus memerankan fungsinya dengan baik,
tidak hanya pada aspek akademik an sich, namun juga pada aspek sosial-
kemasyarakatan. Inilah, antara lain, makna yang terangkum dalam
konsepsi Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai jati diri civitas akademika
kampus perguruan tinggi.
Masyarakat kampus, baik dosen maupun mahasiswa, merupakan
kelompok terpelajar (educated people) yang mengemban misi
mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengimplementasikannya untuk
kemajuan dan kemakmuran masyarakat. Proses transfer keilmuan (transfer
of knowledge) yang terjadi di dalam kelas harus diteruskan dalam program
lanjutan berupa pengembangan implementasi ilmu pengetahuan untuk
pembangunan masyarakat.
Namun demikian, pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan
tinggi, baik oleh mahasiswa maupun dosen, sering kali dikonotasikan
sebagai suatu kegiatan pemberian bantuan dan pelayanan cuma-cuma
kepada kelompok masyarakat yang lemah, tidak mampu secara ekonomis,
dan berada dalam kondisi keterbelakangan. Konotasi semacam itu adalah
akibat dari kesalahan dalam menafsirkan istilah “pengabdian” terbatas
sebagai suatu “kegiatan tanpa pamrih”. Padahal, kegiatan pemberian
bantuan dan pelayanan tersebut hanya merupakan salah satu bentuk dari
berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi,
dan tidak selalu harus dilakukan secara cuma-cuma.
Di samping itu, semua komponen organisasi perguruan tinggi, baik
mahasiswa atau dosen, dapat melaksanakan pengabdian kepada
masyarakat, karena pelaksanaan darma tersebut tidak hanya menjadi tugas
dan kewajiban dari lembaga fungsional seperti lembaga pengabdian kepada
masyarakat yang telah dibentuk secara khusus oleh perguruan tinggi. Dosen
(baik secara perorangan maupun kelompok), laboratorium, jurusan, serta
xxiv |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
pusat penelitian, juga dapat melaksanakannya sesuai dengan bentuk
kegiatan pengabdian yang relevan.
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejauh ini menjadi sarana
penting bagi tumbuh dan berkembangnya rasa empati dan tanggung jawab
moral mahasiswa sebagai agent of social change. KKN menjadi kawah
candradimuka bagi calon-calon cendekiawan yang dilahirkan dari proses
pembelajaran di kampus. Mahasiswa diminta berkreasi untuk menghadapi
persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat serta bagaimana
mencari solusi terbaik sehingga terwujud tata kelola dan interaksi yang
konstruktif di tengah masyarakat. Meski KKN tidak sebagai cara
mahasiswa menjadi Robinhood atau menjadi faktor pengubah keadaan
menuju kondisi yang ideal yang dicita-citakan, namun sekurang-kurangnya
mahasiswa dapat belajar banyak dari masyarakat tentang bagaimana
bersosialisasi, memahami keragaman, mengatasi problem sosial, dan
melakukan transfer of knowledge.
Kegiatan KKN haruslah memiliki perencanaan yang memadai,
mulai dari perencanaan, proses pelaksanaan, hingga pelaporan, baik
keuangan maupun narasi kegiatan yang tersusun secara sistematis dan
informatif. Sebuah pelaporan yang baik haruslah menggambarkan sejumlah
informasi yang lengkap dan komprehensif. Paling tidak, pelaporan KKN
memiliki sejumlah signifikansi atau arti penting. Pertama, bagi mahasiswa
di samping sebagai kewajiban untuk penilaian, laporan ini menjadi
semacam dokumen tertulis atau arsip kegiatan yang dilakukan untuk
dijadikan bahan perbandingan atau banchmarking untuk kegiatan serupa
pada tahun-tahun berikutnya. Kedua, bagi institusi laporan ini menjadi
bukti kinerja kelembagaan dan pertanggungjawaban terhadap bantuan
dana yang digulirkan untuk pembiayaan kegiatan KKN ini. Laporan ini
juga dapat dijadikan bahan masukan bagi proses evaluasi kegiatan dari
waktu ke waktu. Ketiga, bagi masyarakat, khususnya lokasi
penyelenggaraan KKN, laporan ini memiliki arti penting dalam konteks
memberikan masukan dan informasi objektif seputar kondisi masyarakat,
terutama dinamika sosial kemasyarakatan, potensi, tantangan, dan
solusinya.
Pelaksanaan KKN-24 memiliki sejumlah karakteristik yang spesifik
dan unik, terutama dibandingkan dengan sejumlah KKN yang pernah
dilakukan. Pertama, karakteristik geografis. Meski disebut desa dengan
sejumlah luas lahan pertanian, Pasilian tampaknya dapat dikategorikan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | xxv
urban dengan sejumlah indikator, di antaranya: jalan beraspal yang cukup
lebar, yang luas degan sejumlah fasilitas publik, sejumlah sekolah negeri,
dan pabrik atau perusahaan industri. Kedua karakteristik masyarakat.
Wilayah ini dikenal memiliki sejarah sosial yang religius. Ada sejumlah
ulama dan ahli Al-Quran yang lahir dari wilayah ini. Tingkat pendidikan,
pengetahuan masyarakat, dan akses ke sumber-sumber ilmu pengetahuan
juga tampaknya cukup memadai.
Kondisi ini tentu saja berimplikasi pada tingkat kesulitan
beradaptasi peserta KKN. Karakteristik masyarakat urban cenderung
eksklusif dan perlu pendekatan yang lebih intensif ketimbang masyarakat
urban. Saya kira ini menjadi tantangan menarik bagi peserta KKN-24.
Seperti yang dialami oleh kelompok ini, di beberapa hari pertama peserta
mengalami kesulitan mengajak masyarakat untuk bergabung dan bersama
melaksanakan sejumlah program KKN yang sudah dirumuskan. Perlu
waktu untuk merangkul sejumlah komponen masyarakat, terutama kawula
muda untuk bersinergi dalam kegiatan KKN.
Untuk memudahkan langkah-langkah implementasi program KKN,
strategi awal yang digunakan kelompok 24 adalah mendekati tokoh
masyarakat atau sosok yang dituakan. Selain Kepala Desa, selaku pimpinan
wilayah, dilakukan pendekatan kepada sejumlah sesepuh desa sekaligus
meminta restu dan dukungan. Setelah itu dilakukan pendekatan kepada
sejumlah komponen kepemudaan dan lembaga-lembaga keagamaan.
Langkah ini telah membuat sejumlah program yang dicanangkan dapat
berjalan dengan baik dan sukses. Indikator sederhana dapat dilihat dari
tingkat partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan relatif tinggi, bahkan
pada saat closing ceremony yang diramaikan dengan kegiatan pengumuman
kejuaraan sejumlah kompetisi melibatkan massa yang cukup banyak.
Berdasarkan hasil kajian pendahuluan, peserta KKN-24 menyusun
sejumlah kegiatan dan pengadaan sejumlah perangkat. Sejumlah kegiatan
berorientasi pada penguatan kapasitas intelektual, keterampilan, dan
keagamaan. Secara umum kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan baik
dan mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Sifat kegiatan ada yang
insidental dan ada yang berkelanjutan. Kegiatan yang digelar di MAN salah
satunya menjadi kegiatan yang berkelanjutan atau berkesinambungan
hingga saat ini.
Ke depan, agar kegiatan KKN berjalan efektif dan tepat sasaran
maka perencanaan program yang berbasis kebutuhan harus benar-benar
xxvi |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
menjadi prioritas. Peserta KKN dan institusi penyelenggara harus benar-
benar memahami kebutuhan masyarakat sebagai objek pengabdian
masyarakat. Memastikan daftar kebutuhan masyarakat dan rencana solusi
aksi yang ditawarkan peserta KKN akan menjadikan KKN berjalan efektif
dan berhasil guna. Selain itu peserta KKN dapat lebih sungguh-sungguh
mencari stakeholders untuk membantu pembiayaan atau bersinergi
mewujudkan program yang telah dibuat. Dengan begitu kendala
pembiayaan tidak lagi menjadi beban pikiran peserta dan fokus
menjalankan program kegiatan.
Editor,
Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A.
NIP. 197608072003121001
BAGIAN I : DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN
2 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Jangan kau pikul semua bebanmu seorang diri, kau tidaklah sekuat
itu. Bagilah ia bersamaku. Dengan begitu kau dan aku menjadi
lebih kuat. Bahkan Tuhan pun menciptakan tangan berpasangan
untuk bekerjasama. Bukannya satu.
~ Muhammad Abdullah Zahiyan ~
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Desa Pasilian mungkin saat ini sudah sering dijamah oleh para relawan
mahasiswa/i KKN. Pada era globalisasi, dengan semakin berkembangnya
teknologi, ilmu pengetahuan, dan keterbukaan informasi, harus disadari bahwa
bangsa Indonesia perlu mempunyai suatu pemikiran yang maju dan cerdas. Hal ini
diperlukan, agar bangsa kita tidak tertinggal dari bangsa lain dan mendapatkan
penghidupan yang layak. Jika setiap masyarakat Indonesia sudah mempunyai
pandangan berfikir yang lebih baik, maka tidak akan sulit bagi bangsa Indonesia
untuk memposisikan diri menjadi bangsa yang lebih maju dan lebih baik lagi
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Salah satu penunjang utama kemajuan
suatu bangsa adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif.
Dengan SDM yang seperti ini, masyarakat mampu mengembangkan segala sesuatu
yang mereka miliki menjadi hal yang bernilai dan bermanfaat.
Demi eksplorasi dan kualitas yang terpendam dalam diri, mereka tidak
boleh diam di tempat, melainkan melangkah maju di dunia yang nyata dan dalam
tataran global. Selain merupakan tugas tersendiri bagi pemerintahan, mahasiswa
sebagai kalangan terdidik dan terpelajar juga memiliki tanggung jawab dalam
pengembangan SDM yang berimbas pada peningkatan kemampuan masyarakat
melalui kebutuhan hidup tersebut. Mereka berkewajiban menjadi media
transformasi pengetahuan dan informasi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam hal ini, diperlukan integrasi antar mahasiswa dan masyarakat.
Keistimewaan yang dimiliki mahasiswa tidak dapat diukur dari sisi
materi, melainkan dari sisi wawasan dan intelektualitas yang dimilikinya.
Mahasiswa selalu mencoba berfikir ideal dan rasional dalam menghadapi masa
depan bangsa. Dengan demikian, masyarakat dan mahasiswa yang merupakan
elemen yang ada di dalamnya, diharapkan dapat bersikap bijak dan berpikir
panjang dalam setiap menghadapi permasalahan yang akan dihadapi. Dan teori
yang dimiliki mahasiswa serta pengalaman hidup masyarakat perlu diselaraskan
untuk dapat mencapai tujuan yang lebih baik. Dan salah satu program untuk
meningkatkan kinerja dan keterampilan mahasiswa dalam hidup bermasyarakat
adalah program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
KKN atau Kuliah Kerja Nyata merupakan implementasi dari pengabdian
kepada masyarakat yang merupakan bagian dari elemen penting Tri Dharma
Perguruan Tinggi, di samping elemen lainnya seperti Pendidikan dan penelitian.
Sebagai elemen penting, maka pengabdian masyarakat harus dirancang
sedemikian rupa agar dapat mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012. Dalam undang-undang ini disebutkan
4 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
bahwa pengabdian pada masyarakat diartikan sebagai kegiatan civitas akademika
yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
pengaplikasiannya diharapkan mahasiswa dapat memecahkan segala masalah di
masyarakat, baik masalah sosial, budaya, agama, sampai ekonomi sekalipun.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
terkhusus mahasiswa di semester enam wajib mengikuti dan menjalankan
kegiatan KKN ini di desa yang telah ditentukan pihak kampus dalam naungan
LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat) dan juga terdapat dosen pembimbing.
Salah satunya dilakukan oleh kelompok mahasiswa di Desa Pasilian, Kecamatan
Kronjo, Kabupaten Tangerang.
Dalam kegiatan survei lapangan disini mahasiswa melakukan
pengambilan data dengan metode wawancara, diskusi ke berbagai tokoh, ataupun
mengambil data di lapangan. Untuk wawancara dan diskusi di sini
diperuntukkan untuk mendapatkan informasi dari tokoh-tokoh agama maupun
masyarakat dan Pemerintah Desa Pasilian sendiri. Hasil wawancara serta diskusi
yang kami lakukan akhirnya kelompok menemukan masalah di desa ini yang
berkutat pada persoalan kesehatan, pendidikan, lingkungan dan sosial.
Selain permasalahan kesehatan yang sulit di sana, permasalahan lain yang
begitu besar juga terdapat di Desa Pasilian, yaitu permasalahan lingkungan dan
pendidikan. Persoalan lingkungan sendiri pun terlihat sangat jelas banyak sekali
sampah yang berserakan, lahan kosong dan saluran air dijadikan alternatif sebagai
tempat pembuangan akhir oleh masyarakat setempat.
Pada persoalan selanjutnya yaitu masalah pada bidang pendidikan.
Persoalan ini cukup besar menurut kami, karena masih ditemukan tenaga
pengajar yang mengajar bukan pada bidangnya, serta sikap tidak peduli terhadap
murid tersebut. Meski begitu, kami mendapatkan sebuah komunitas yang
bergerak dalam hal pendidikan, yaitu Taman Baca Masyarakat Umah Ilmu. Di
dalamnya terdapat pemuda maupun pemudi yang sukarela menjadi relawan
gerakan tersebut.
Melihat persoalan-persoalan yang ada di desa, mahasiswa langsung
bergerak merancang beberapa program yang sekiranya dapat membantu
memperbaiki kondisi yang dialami Desa Pasilian. Mahasiswa merancang kegiatan
prioritas dan kegiatan harian untuk berinteraksi langsung dengan warga dan
dapat memberikan kontribusi bagi permasalahan yang ada dengan masa bakti
satu bulan. Maka dari itu, Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu
bentuk perwujudan pengabdian kami kepada masyarakat. Program ini lahir dari
suatu pemikiran bahwa dalam menghadapi persaingan global yang semakin
kompetitif serta menciptakan masyarakat yang lebih kreatif, bukanlah tugas dari
pemerintah semata, namun tugas seluruh lapisan masyarakat termasuk di
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 5
dalamnya Perguruan Tinggi beserta civitas akademik-nya. Dengan demikian, kami
memberi judul buku ini dengan nama “Generasi Penerus di Bumi Pasilian”. Karena
terdapat program kami selama satu bulan ini yang programnya rutin dilakukan
terhadap anak-anak. Maka dari itu, kami berharap agar anak-anak menjadi
penerus civitas akademika di desa tersebut.
B. Kondisi Umum Desa Pasilian
Lokasi yang dijadikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata PASKRON
2018 adalah Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten. Desa ini tergolong desa yang berada di dataran rendah.
Daerah Desa Pasilian sendiri memiliki potensi di bidang pertanian (agraris)
di lihat begitu luasnya kebun serta sawah di desa ini. Sebagian besar
penduduknya berprofesi sebagai buruh dan diikuti oleh petani dan nelayan,
adapun yang berprofesi sebagai pedagang dan itu hanya sekitar 3,6% dari
keseluruhan. Mata pencaharian terbesar penduduk Desa Pasilian adalah
karyawan swasta yaitu sebanyak 590 orang, disusul dengan penduduk
yang bermata pencaharian petani sebanyak 200 orang, nelayan 100 orang
dan buruh 75 orang. Luas sawah di sini sekitar 359,221 Ha, sedangkan
tanaman-tanaman di sini di dominasi oleh padi, timun suri, dan buah
semangka.
Meskipun lahan pertanian dan perkebunan di sini cukup subur dan
sangat luas, pertanian di desa biasa mengalami kekeringan yang cukup
tinggi dan parah di musim kemarau, dan saat musim hujan tiba bisa juga
terjadi banjir dikarenakan volume hujan yang cukup deras dan di desa ini
berada di dataran rendah, diperparah dengan sampah yang berserakan
dimana-mana.
C. Permasalahan Desa Pasilian
Permasalahan di Desa Pasilian sendiri di sini yang paling berat
adalah kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yang masih minim dan
sistem pendidikan desa yang masih rendah, serta minimnya kesadaran
masyarakat akan lingkungan. Namun berikut ini ada beberapa rincian
permasalahan di Desa Pasilian yang kami temui:
1. Bidang Keagamaan
Mayoritas masyarakat Desa Pasilian beragama Islam yang begitu
kental dengan nuansa Islamnya. Terbukti dengan terdapatnya beberapa
titik musolah, masjid dan majelis. Pengajian pun secara rutin setiap satu
6 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
minggu sekali di adakan di beberapa masjid dan majelis ta‟lim. Namun,
pengajian untuk usia dini dan untuk remaja masih belum dapat di lakukan
secara merata di desa tersebut. Salah satu masalahnya adalah karena
minimnya tenaga pengajar di Desa Pasilian.
2. Bidang Lingkungan
Suhu di Desa Pasilian sangatlah panas, tanah yang gersang, di sini
sangat minim kesadaran akan penghijauan. Hanya padi dan rumput liar
yang banyak sekali ditemukan di daerah ini. Lalu soal kebersihan
lingkungan, sangat miris lagi-lagi kesadaran dan rasa peduli yang kurang
dari masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masih menjadi persoalan
yang besar.
3. Bidang Pendidikan
Kami mencatat dalam data desa menunjukkan 1.225 orang
penduduk yang hanya lulusan SD/sederajat, 435 orang lulusan
SMP/sederajat, 365 orang lulusan SMA/sederajat dan di desa ini hanya 165
orang yang memiliki gelar sarjana strata 1. Hal ini sangat menunjukkan
bahwa masyarakat menjadi sangat malas ketika ingin melanjutkan ke
pendidikan yang jenjangnya lebih tinggi. Kurang minatnya tersebut juga
mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya
kesadaran masyarakat, pernikahan usia dini, dan juga faktor ekonomi.
Permasalahan di bidang pendidikan juga terletak pada kurangnya tenaga
pengajar yang benar-benar berkompeten pada bidang keahliannya.
4. Bidang Kesehatan
Pada bidang kesehatan menunjukkan bahwa masih rendahnya
kesadaran pada masyarakat jika puskesmas setempat mengadaka vaksinasi
dan pengecekan kesehatan pada anak. Laporan petugas kesehatan di sana
menunjukkan bahwa masih banyaknya anak yang rentan terkena penyakit
menular dan penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang kotor
dikarenakan anak yang tidak mempunyai daya tahan tubuh yang kuat.
5. Bidang Sosial
Permasalahan dalam bidang sosial, kesadaran masyarakat dalam
bidang sosial masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan bahaya
narkoba di desa ini sudah masuk garis kuning. Rasa peduli antar sesama
pun masih rendah. Terutama permasalahan di desa ini adalah masih banyak
pernikahan usia dini dan pernikahan di atas tangan atau pernikahan secara
agama saja.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 7
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 024 PASKRON
PASKRON berlambangkan dua ekor lebah
yang saling mengulurkan tangan, melambangkan
kehidupan sosial seperti lebah yang hidup
berkoloni, selalu bersama, saling berbagi dan
membantu terhadap sesama. Kelompok KKN
PASKRON 024 terdiri dari mahasiswa yang berbeda
namun saling melengkapi. Hal ini dikarenakan
kelompok ini berasal dari fakultas yang berbeda-beda dan tentunya dengan
sifat dan karakter yang berbeda-beda pula. Pelaksanaan kegiataan KKN
PASKRON 024 beranggotakan 18 orang terdiri dari duabelas perempuan
dan enam laki-laki, berasal dari berbagai program studi dan terdiri dari
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , Fakultas Adab dan Humaniora,
Fakultas Ushuluddin, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas
Sains dan Teknologi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Perbedaan
sifat dan karakter diantaranya mengharuskan satu sama lainnya untuk
saling menopang. Berdasarkan kompetensi yang dimiliki, dibuatlah
susunan organisasi anggota kelompok demi tercapainya efisiensi program.
Dengan demikian, anggota kelompok memiliki tanggung jawab dalam
mensukseskan program pengabdian.
Ketua kelompok KKN PASKRON 024 adalah Muhammad
Fazlurrahman Amari dari program studi Hubungan Internasional Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ifaz merupakan ketua GAN Tangerang
Selatan. Ia memiliki karakteristik seorang pemimpin sehingga ia dipercaya
sebagai ketua kelompok.
Sekretaris kelompok KKN PASKRON 024 adalah Yasyifani
Rachman Dini dari program studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab
dan Humaniora. Ifah merupakan sekretaris yang paling penurut dan mau
belajar. Oleh karena itu ia dipilih sebagai sekretaris satu. Hilda Awaliah
dari program studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi. Hilda merupakan
wakil sekretaris yang selalu menyiapkan segala sesuatu yang bersifat
administrasi. Dalam posisi ini Hilda adalah orang yang selalu mendampingi
Ifah sebagai sekretaris KKN. Berkat mereka berdua, keadministrasian
Gambar 1.1 : Logo KKN PASKRON 024
8 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
kelompok KKN dari awal persiapan hingga selesainya program KKN
berjalan dengan baik.
Bendahara kelompok KKN PASKRON 024 adalah Aisyah Nur Ilahi
dari program studi Pendidikan Agaman Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Caul merupakan bendahara yang dalam pembukuan perjalanan
keuangan dengan baik. Berkat kinerjanya yang baik semua kontrol
keuangan selama KKN tercukupi dan sesuai dengan rancangan anggaran
awal. Indah Safitri dari program studi Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Indah merupakan bendahara kedua. Ia adalah
bendahara yang teliti dan kehadirannya sangat membantu bendahara
kesatu.
Penanggung jawab Divisi Acara KKN PASKRON 024 adalah adalah
Sinta Felisia Agnes dari program studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah
dan Hukum. Sinta memiliki kreativitas dalam mengemas sebuah konsep
acara dan sangat bertanggung jawab terhadap tugas dan anggotanya. Nur
Faizah Syafiqah dari program studi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Icha sangat rajin dalam segala hal, dan ia sangat
bertanggung jawab dengan tugasnya. Arinda Yefa Pratiwi dari program
studi Hukum Pidana Islam Fakultas Syariah dan Hukum. Tugas Arin
membantu tugas-tugas anggota divisi acara lainnya.
Penanggung jawab Divisi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
kelompok KKN PASKRON 024 adalah Hady Wicaksono dari program
studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Hadi
merupakan salah satu anggota KKN yang memiliki kemampuan dalam
desain grafis serta editing. Lalu anggotanya yaitu Muhammad Abdullah
Zahiyan dari program studi Biologi Fakultas Sains dan Tekhnologi yang
memiliki kompetensi hampir sama dengan Hady dan paling hebat dalam
kreativitas kaligrafi.
Penanggung jawab Divisi Konsumsi kelompok KKN PASKRON
024 adalah Susi Suwanti dari program studi Pendidikan Islam Anak Usia
Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Susi memiliki kompetensi
dalam memasak dan mampu berkomunikasi dengan baik kepada warga.
Siti ramadhan dari program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora yang memiliki kompetensi dalam hal ilmu perpustakaan dan
sangat membantu kinerja dari Susi. Dara Azhari dari program studi
Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Keberadaan Dara
juga sangat membantu anggota konsumsi lainnya.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 9
Penanggung jawab Divisi Perlengkapan KKN PASKRON 024
adalah Raden Setyo Hadi Prabowo dari program studi Ilmu Hukum
Fakutltas Syariah dan Hukum. Bowo merupakan anggota yang mampu
berkomunikasi dengan baik pada masyarakat dan bertanggung jawab
dalam menjalankan tugasnya. Lalu anggotanya yaitu, Dini Tri Hastuti dari
program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan. Ia memiliki kompetensi dalam hal mengajar. Ahmad
Nawawi dari program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan. Alwi mempunyai kemampuan dalam mengajar.
Penanggung jawab Divisi Humas KKN PASKRON 024 adalah Citra
Ayu Lestari Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Citra
merupakan anggota yang menjadi jembatan komunikasi dari PPM kepada
kelompok dengan baik dan memiliki kompetensi mengajar, dan Aldi
Maulana dari program studi Ilmu Al-Quran dan Hadits Fakultas Usuludin
memiliki kreativitas yang tinggi dalam menghibur orang karena ia memiliki
keahlian dalam berstand up comedy dan memiliki kepercayaan diri yang
tinggi.
E. Fokus dan Prioritas Program
Dilihat dari permasalahan yang terjadi di Desa Pasilian Krojo,
sebagaimana yang telah dipaparkan di sub-bab permasalahan maka
kelompok KKN PASKRON 024 memfokuskan kegiatan pada lima
bidang, yaitu: 1) Bidang Keagamaan, 2) Bidang Pendidikan, 3) Bidang
Kesehatan, 4) Bidang Sosial , dan 5) bidang Lingkungan.
Berikut ini rincian program yang menjadi prioritas kelompok KKN
PASKRON:
Tabel 1.1: Fokus Permasalahan dan Prioritas Program Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan
Bidang Keagamaan
Religiusitas Pasilian
- Membuat Kaligrafi
- Bimbingan Belajar TPA
- Jum‟at Mubaraak
Bidang Pendidikan
Pasilian Sinau - Pelatihan Yuk Mendesign - Bimbingan Belajar - Pelatihan “Be a Smart To Uses Sosial
Media”
10 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
- PASKRON Mengajar - Yuk Mari Baca Buku
Bidang Kesehatan
Sekron (Sehat PASKRON)
- Gerakan Gosok Gigi dan Cuci Tangan
(G3CT)
- Kegiatan Imunisasi Difteri
- Senam Sehat
Bidang Sosial
Pasilian Bersuara - Penyuluhan Anti Narkoba
- Penyuluhan Hukum Perkawinan
Islam di Indonesia
- Gebyar 17 Agustus
- Sosialisasi Permainan Tradisional
Anak
Bidang Lingkungan Pasilian Bersih
- Pelatihan Pengolahan Sampah Plastik
- Sabtu Bersih
F. Sasaran dan Target
Sebuah program akan tercapai melalui sasaran dan target sebagai tolak ukur keberhasilan program. Adapun sasaran dan target dalam pelaksanaan program di Desa Pasilian, diantaranya sebagai berikut:
Tabel 1.2: Sasaran dan Target
No Kegiatan Sasaran Target
1. PASKRON
Mengajar
Guru Sekolah
Dasar dan
PAUD di Desa
Pasilian
15 orang guru Sekolah Dasar
dan PAUD terbantu dalam
kegiatan belajar mengajar
siswa dan siswinya.
2. Bimbel TPA Anak-anak
Desa Pasilian
20 anak kampung Pejamuran
Desa Pasilian mulai umur 4-8
tahun terdorong untuk
mempelajari dan membaca Al-
Qur‟an
3.
Penyuluhan
Anti
Narkoba
Siswa Siswi
MAN 4
Kabupaten
115 Siswa-siswi MAN 4
Kabupaten Tangerang
mendapatkan informasi
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 11
Tangerang tentang bahaya narkoba dan
dampak buruknya narkoba
untuk masa depan.
4.
Penyuluhan
Hukum
Perkawina
n Islam di
Indonesia
Masyarakat
Desa Pasilian
150 orang ibu-ibu majelis
ta‟lim se-Desa Pasilian
mendapatkan informasi
tentang hukum perkawinan
Islam di Indonesia bagi
masyarakat Desa Pasilian
5. Senam
Sehat
Masyarakat
Desa Pasilian
30 orang Masyarakat Desa
Pasilian berpartisipasi dalam
kegiatan jalan dan senam sehat
6. Imunisasi
Difteri
Petugas
puskesmas
Desa Pasilian
3 orang petugas puskesmas
Desa Pasilian terbantu dalam
memberikan layanan
kesehatan imunisasi Difteri
untuk anak usia 2-7 tahun ke
atas
7.
Pengolahan
Sampah
Plastik
dengan Eco-
brick
Anak-anak
Desa Pasilian
dan
Masyarakat
sekitar
40 anak Desa Pasilian dan
masyarakat sekitar
berpartisipasi dalam
meminimalisir keberadaan
sampah plastik serta mengolah
sampah menjadi sesuatu yang
bermanfaat
8. Membuat
Kaligrafi Kaligrafi
2 buah kaligrafi terpasang di
TPA Masjid Jami‟ Baitussalam
dan PAUD Harum
9.
Pelatihan
Yuk
Mendesign
Para remaja
Desa Pasilian
dan Siswa/I
MAN 4
Tangerang
9 remaja Desa Pasilian dan 40
Siswa/I MAN 4 Tangerang
mendapatkan pelatihan
mendesign dan dapat
mengembangkan keahlian di
bidang multimedia serta
menerapkannya dalam
ekonomi kreatif.
12 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
10. Yuk Mari
Baca Buku
Anak-anak
dan
masyarakat
Desa Pasilian.
55 orang masyarakat Desa
Pasilian berpartisipasi untuk
menumbuhkan minat
membaca buku
11.
Pelatihan
“Be a Smart
To Uses
Sosial
Media”
Siswa/i kelas 9
MTS Nurul
Hidayah di
Desa Pasilian.
40 siswa/i MTS Nurul
Hidayah di Desa Pasilian
mendapatkan informasi
tentang memanfaatkan media
sosial untuk menulis blog bagi
siswa/i MTS
12.
Sosialisasi
Permainan
Tradisional
Anak
Anak-anak
Desa Pasilian
Kronjo
20 anak Desa Pasilian Kronjo
berpartisipasi dalam menjaga
dan melestarikan permainan
tradisional anak
13. Gebyar 17
Agustus
Masyarakat
Desa Pasilian
6 perlombaan dalam rangka
HUT RI ke-73 terlaksana
dengan maksimal 10 orang
peserta disetiap disetiap sesi
perlombaan
14. Senam
Sehat
Masyarakat
Desa Pasilian
30 orang Masyarakat Desa
Pasilian berpartisipasi dalam
kegiatan jalan dan senam sehat
15.
SABSIH
(Sabtu
Bersih)
Masyarakat
Desa Pasilian.
20 orang warga desa
berpartisipasi dalam kerja
bakti membersihkan
lingkungan
16 Jum‟at
Mubaarak
Warga Desa
Pasilian
40 warga Desa Pasilian
berpartisipasi dalam kegiatan
mengaji bersama
17.
Bimbingan
Belajar Baca
Tulis
Hitung
Anak-anak di
Desa Pasilian
tingkat SD
30 anak mendapatkan materi
pelatihan membaca, menulis,
dan menghitung serta
mendapatkan materi pelajaran
Matematika dan Bahasa
Inggris
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 13
G. Jadwal Pelaksanaan Program
Jadwal pelaksanaan program KKN-PpMM kelompok PASKRON
024 terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Pra KKN PpMM (April – Juni 2018)
Tabel 1.3: Jadwal Pra-KKN No Urutan Kegiatan Waktu
1. Pembentukan Kelompok 11 April 2018
2. Penyusunan Proposal 1 Mei2018
3. Pembekalan 24 April 2018
4. Survei 26 April-15Juli 2018
5. Pelepasan 16 Juli 2018
2. Pelaksanaan Program di Desa Pasilian
Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program No Urutan Kegiatan Waktu
1. Pengenalan Lokasi dan Masyarakat 18 Juli 2018
2. Pembukaan di Lokasi KKN 20 Juli 2018
3. Implementasi Program 21 Juli- 19 Agustus 2018
4. Penutupan 20 Agustus 2018
5. Kunjungan Dosen Pembimbing 23 Juli, 20 Agustus 2018
3. Laporan dan Evaluasi Program KKN
Tabel 1.5: Jadwal Pelaksanaan Evaluasi Program
No Urutan Kegiatan Waktu
1. Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN
PpMM
September-Oktober
2018
2. Verifikasi dan Penyuntingan oleh
Kelompok dan Dosen Pembimbing
Oktober-Desember
2018
3. Penyelesaian dan Pengunggahan Film
Dokumenter
Agustus 2018
4. Pengesahan Buku Laporan Desember 2018
5. Pengiriman Buku Laporan Hasil KKN
PpMM
Januari 2018
6. Penilaian Hasil Kegiatan Januari 2018
14 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
H. Pendanaan
Berikut adalah rincian pendanaan yang telah kami himpun untuk
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN):
Tabel 1.6: Pendanaan KKN 024 PASKRON
No Uraian Asal Dana Jumlah
1. Kontribusi mahasiswa anggota kelompok Rp
1.000.000,- @18 orang
Rp 18.000.000,-
2. Dana Penyertaan Program Pengabdian
Masyarakat oleh Dosen
Rp 6.250.000,-
3. Hasil fund rising penjualan baju layak pakai Rp ,-1.200.000
Total Rp ,-25.450.000
I. Sistematika Penulisan
Buku ini disusun dalam dua bagian. Sistematika penulisan buku ini
berpedoman pada buku Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-
PpMM tahun 2018 yang disusun oleh Bapak Eva Nugraha, M.Ag selaku
koordinator KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Buku ini
disusun dalam dua bagian dengan perincian sebagai berikut.
1. Bagian I adalah dokumentasi hasil kegiatan yang berisi lima bab,
yaitu:
Bab I: Pendahuluan
Bab ini memaparkan dasar pemikiran, kondisi umum suatu desa
yang dijadikan tempat pelaksanaan KKN, permasalahan dan aset yang
dimiliki oleh desa, profil kelompok, fokus dan prioritas program, jadwal
pelaksanaan program, pendanaan, serta sistematika penyusunan.
Bab II: Metode Pengabdian Masyarakat
Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam
pemecahan masalah yang ada, serta tinjauan pustaka dari berbagai sumber
tentang Desa Pasilian.
Bab III: Kondisi Wilayah Desa Pasilian
Bab ini menjabarkan mengenai lokasi KKN secara lebih rinci dan
lengkap, mulai dari sejarah desa, letak geografis, struktur kependudukan
desa, serta sarana dan prasarana.
Bab IV: Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 15
Bab ini menjelaskan tentang bagaimana hasil kegiatan pelayanan
dan pemberdayaan KKN kelompok PASKRON 024 di Desa Pasilian, serta
membahas faktor pencapaian hasil sesuai dengan program-program yang
telah dirancang.
Bab V: Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi untuk berbagai pihak
guna perbaikan di masa mendatang.
2. Bagian II adalah refleksi hasil kegiatan yang berisikan dua bab, yaitu:
Bab VI: Penggalan Kisah Inspiratif
Bab ini berisi kisah inspiratif dari masing-masing anggota
PASKRON 024.
Bab VII: Kesan Warga atas Program KKN
Pada bagian ini dipaparkan kesan dan pesan atau testimoni warga
Desa Pasilian dari berbagai lapisan mengenai pelaksanaan program dan
kegiatan KKN PASKRON 024.
16 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Anda tidak akan pernah merasa bahagia jika anda membandingkan
kekurangan anda dengan kelebihan orang lain.
~ Aisyah Nur Ilahi ~
17
BAB II METODE PENGABDIAN
A. Pendekatan
Pendekatan dalam perencanaan dan implementasi program KKN-
PpMM menggunakan Problem Solving Approach yaitu salah satu upaya
untuk melakukan perubahan sosial pada masyarakat dengan melihat masalah yang ada di masyarakat. Dengan demikian upaya awalnya adalah menginventarisir seluruh masalah yang ditemukan di masyarakat sebelum pelaksanaan program dan kegiatan. Pada saat akan mengimplementasi pelaksanaan program dan kegiatan, setiap kelompok KKN melakukan
analisis SWOT. Dalam metode Problem Solving Approach atau metode
pemecahan masalah terdapat beberapa langkah-langkah pengupayaan perubahan sosial pada masyarakat diantaranya, yaitu:
a. Penggalian Masalah
Penggalian masalah merupakan tahap di mana pekerja sosial mendalami situasi dan masalah masyarakat atau sasaran perubahan. Tujuan dari tahap penggalian masalah adalah membantu pekerja sosial dalam memahami, mengidentifikasi, dan menganalisis faktor-faktor relevan terkait situasi dan masalah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penggalian masalah tersebut, pekerja sosial dapat memutuskan masalah apa yang akan ia selesaikan, tujuan dari upaya perubahan, dan cara mencapai tujuan. Metode curah pendapat merupakan salah satu metode yang digunakan dalam tahap penggalian masalah, yang mana seluruh perwakilan dari berbagai unsur masyarakat desa dijadikan sumber data untuk memetakan masalah dan merancang program pemberdayaan.
b. Pengumpulan
Data pengumpulan merupakan tahap dimana pekerja sosial
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan terkait masalah yang akan
diselesaikan. Dalam melakukan pengumpulan data, terdapat empat cara
yang dapat digunakan yaitu: survei, wawancara, observasi, dan
penggunaan data tertulis.1
c. Pemformulasian Rencana Aksi
1 Miftahul Huda, Kesejahteraan Sosial dan Pengantar Sosial: Sebuah Pengantar,
Pertama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.5.
18 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Di tahap ini peneliti membantu masing-masing kelompok
masyarakat untuk memformulsikan gagasan mereka dalam bentuk
tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan proposal untuk pihak
penyandang dana. Tetapi jika kelompok ini sebelumnya beberpa kali
pernah mengajukan permohonan, maka kelompok ini hanya perlu
mengkonsultasikan secara singkat apa saja persyaratan yang harus
dipenuhi dalam proposal tersebut. Dalam tahap ini diharapkan peneliti
dan masyarakat dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka
pendek apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapai tujuan
tersebut. Kemudian mereka dapat mengarahkan tindakan itu sesuai
dengan apa yang sudah diformulasikan.
d. Implementasi Program
Tahap ini sangat membutuhkan kerjasama antara peneliti
(Mahasiswa KKN) dengan masyarakat desa. Kurangnya kerjasama antara
peneliti dengan masyarakat desa akan menghambat jalannya program di
lapangan, dan akan dapat melenceng dari rencana sebelumnya. Dalam
program pemberdayaan ini diharapkan kader masyarakat juga dapat
menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Teknologi
yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat desa yang
ada. Prinsipnya adalah meskipun sederhana tetapi tetap berfungsi dengan
baik.
Hal ini dilakukan agar bisa menentukan program dan kegiatan
mana saja yang paling memungkinkan dikerjakan oleh setiap penanggung
jawab program. Oleh sebab itu, bisa saja tidak sama persis dengan
tahapan yang dijalankan. Masyarakat memiliki potensi dan kekuatan dari
sumber-sumber daya alam dan sosial budaya yang dimilikinya. Potensi
tersebut perlu digali melalui strategi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Cara menggali inilah yang merupakan inti dalam
pemberdayaan masyarakat. Dalam pemberdayaan masyarakat, kita harus
berpegang teguh terhadap konsep dan memahami betul kebutuhan
masyarakat dan permasalahan yang dihadapinya. Masyarakat harus
terlibat dalam penyusunan pemecahan masalah yang akan diselesaikan
melalui pemberdayaan.2
2 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017, (Ciputat:
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat,2017), h. 18-19.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 19
Dengan memperhatikan hasil survei yang telah kami lakukan,
maka kami dapat menyimpulkan beberapa pendekatan serta
pemberdayaan yang kiranya tepat untuk masyarakat Desa Pasilian. Dalam
sisi keagamaan, karena masih begitu kuatnya nilai-nilai religiusitas yang
dipegang, maka prasarana komunikasi dan informasi yang paling efektif
adalah melalui majelis taklim atau pengajian. Masyarakat Desa Pasilian
begitu sangat menghormati para guru agama, baik itu ustad yang
mengajar mengaji maupun para tokoh agama, dan tokoh masyarakatnya.
B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat
1. Teknik Pemetaan Wilayah
Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya, dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kurtural yang memiliki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan KKN adalah pemetaan wilayah. Pemetaan wilayah dilakukan untuk mengetahui potensi masing-masing wilayah, selanjutnya dipetakan agar lebih fokus dan jelas. Pemetaan wilayah dilakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara dengan pihak terkait.
2. Teknik Pemetaan Masyarakat
Pemetaan masyarakat termasuk ke dalam pemetaan sosial didefinisikan sebagai proses penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profil dan masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut. Mengacu pada Netting, Kettner, dan McMurtury, pemetaan
sosial dapat disebut juga sebagai social profiling atau “pembuatan profil suatu masyarakat”. Dengan melakukan pemetaan sosial, masalah-masalah yang begitu kompleks dapat disusun secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah dalam mencari pemecahan masalah yang ada.
C. Penyusunan Program
Selama proses awal penyusunan program KKN tidak lepas dari
kegiatan survei dan observasi lapangan guna mencapai pengumpulan data
yang sesuai dengan kondisi dan keadaan permasalahan desa. Selanjutnya
proses penyusunan dan perancangan program di diskusikan bersama
anggota kelompok KKN 24, dengan setiap individu anggota kelompok
20 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
memberikan kesempatan untuk meyampaikan gagasan dan idenya
berdasarkan hasil analisa dan observasinya di lapagan sehingga dapat
merekomendasikan usulan dalam penyusunan rancangan program.
Ide dan gagasan dari masing-masing anggota di diskusikan
kembali oleh kelompok agar program yang kami rancang tepat sasaran
dan tidak tumpang tindih dengan anggota lainnya, sehingga harus ada
pengerucutan program. Dalam proses penyusunan dan perancangan
program KKN, anggota kelompok berusaha memaksimalkan potensi yang
ada sesuai dengan bidangnya masing-masing dan menyesuaikan dengan
hasil penelitian observasi lapagan. Selanjutnya, hasil diskusi dan
perencanaan yang kami lakukan mengenai rancangan program, kami
konsultasikan dengan dosen pembimbing lapangan, untuk mendapat
arahan dan bimbingan mengenai rancangan program. Dosen pembimbing
memberikan masukan dan arahan mengenai program tersebut. Hal ini
dilakukan agar program yang kami rancang, diharapkan dapat menjadi
daya tawar pemecahan masalah yang ada di Desa Pasilian.
Setelah berdiskusi satu sama lain, maka kami sepakat untuk
mengadakan berbagai program dan kegiatan di Desa Pasilian dalam
bidang keagamaan, pendidikan, sosial, lingkungan dan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat Desa Pasilian. Namun dalam pelaksanaan
program dan kegiatan yang kami adakan, tidak luput dari kontribusi
warga yang banyak membantu kami. Dengan adanya partisipasi dan
kontribusi dari masyarakat, maka sangat membantu kami dalam
tercapainya keberhasilan setiap program kerja yang telah kami rancang.
Ditambah dengan adanya saran dan masukkan dari masyarakat yang
sangat membangun dan memotivasi kami anggota KKN. Diantara yang
memberikan kontribusi yaitu aparat desa, tokoh masyarakat, warga Desa
Pasilian, para pemuda desa dan juga sekolah yanga ada di Desa Pasilian.
Merekalah yang sangat membantu kami dalam melancarkan dan
menjalankan setiap program-program yang telah kelompok kami susun.
Seingga kami merasa terbantu dalam menjalankan program kami.
Adapun saran dan masukkan yang diberikan oleh masyarakat
yaitu mengenai kondisi dan kebudayaan desa. Sehingga kami dapat
mengetahui dan memahami situasi dan kondisi Desa Pasilian.
Keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan KKN ini menjadi
narasumber dan pengarah dalam memberikan penyelasaian masalah desa,
baik secara latar belakang, kebiasaan dan apa yang telah masyarakat
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 21
lakukan terkait masalah desa, serta evaluasi dari kurang berhasilnya dari
penggunaan cara tersebut menjadi saran dan masukkan yang sangat
berguna untuk kami.
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan
Selama melaksanakan program kerja dan kegiatan KKN yang telah
kami rancang sangat membutuhkan kerjasama antara anggota kelompok
KKN dengan masyarakat desa. Kurangnya kerjasama antara anggota
kelompok KKN dengan masyarakat desa akan menghambat jalannya
program kegiatan di lapangan dan dapat melenceng dari rencana
sebelumnya. Dalam program pemberdayaan ini diharapkan kader
masyarakat juga dapat menjaga keberlangsungan program yang telah
dikembangkan. Teknologi yang digunakan harus disesuaikan dengan
kondisi masyarakat desa yang ada. Prinsipnya adalah meskipun sederhana
tetapi tetap berfungsi dengan baik.
Selama menjalankan program dan kegiatan KKN yang telah kami
rencanakan, kami memaksimalkan seluruh aset, baik aset anggota
kelompok maupun aset masyarakat desa. Dalam hal ini kami meninjau
dan mengamati kemampuan setiap anggota kelompok untuk
melaksanakan program. Meskipun yang kami dapati setiap anggota
kelompok mempunyai kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda.
Akan tetapi dengan perbedaan yang dimiliki oleh setiap anggota
kelompok menjadi pelengkap yang menyempurnakan bagi kelompok 024.
Kemudian kami pun melibatkan masyarakat dalam hal
pelaksanaan program, karena melihat dari pentingnya pemberdayaan
masyarakat untuk menuju masyarakat yang mandiri dan peka terhadap
permasalahan desa. Misalnya dalam program pendidikan, kami
mengadakan bimbingan belajar calistung, bimbel TPA dan kegiatan belajar
mengajar di SD, MTs, PAUD, RA, TBM (Taman Baca Masyarakat) dan
pengajian anak-anak. Kami mengoptimalkan aset kelompok untuk
membantu mengajar dengan materi yang dikuasai oleh masing-masing
individu yang ditugaskan, karena banyak anggota kami yang berasal dari
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dengan berbagai jurusan yang
berbeda. Sehingga aset ini dapat kami optimalkan untuk kegiatan belajar
mengajar ke sekolah-sekolah. Begitupun dengan anggota lainnya kami
dapat mengoptimalkannya walau bukan dari Fakultas Tarbiyah dan
keguruan, namun memiliki ilmu agama yang mumpuni, sehingga kami
22 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
salurkan untuk kegiatan pengajian anak-anak. Selain itu keterlibatan
guru sekolah, remaja desa, ustadz dan ustadzah juga kami optimalkan
untuk bekerja sama bersama kami dalam kegiatan belajar mengajar baik
di sekolah, tempat pengajian serta di bimbel yang kami adakan sehingga
hasil yang dicapai pun dapat maksimal dan kegiatannya yang kami
adakan tetap berjalan walau kegiatan KKN kami selesai.
Selama bidang yang lainnya kami mengadakan seminar sesuai
dengan kebutuhan masyarakat desa seperti penyuluhan anti narkoba,
pelatihan mendesign, seminar pemanfaatan sosial media, sosialisasi
permaianan tradisional, penyuluhan hukum perkawinan islam di
Indonesia, imunisasi difteri, senam sehat, membuat kaligrafi, pengolahan
limbah plastik dengan eco-brick, dan G3CT (Gerakan Gosok Gigi dan Cuci
Tangan). Untuk pengadaan program-program tersebut kami
mengoptimalkan aset kelompok sesuai dengan kemampuan dalam
bidangnya seperti penyuluhan anti narkoba terdapat anggota SATGAS
GAN dalam kelompok kami, begitu pun dengan program lainnya,
kelompok kami memiliki kemampuan dalam bidangnya masing-masing
seperti mendesain, seni kaligrafi, instruktur senam dan kemampuan
untuk mengelola dan menulis di media sosial. Meski begitu tidak kami
pungkiri pihak ketiga pun kami libatkan, seperti penyuluhan hukum
perkawinan Islam dan imunisasi difteri kami mengundang Dosen
Pembimbing kami yang berlatar belakang sebagai Dosen Syariah dan
Hukum di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bidan yang tinggal di
sekitar Desa Pasilian.
Selain pihak ketiga, keterlibatan masyarakat pun sangat
membantu seperti pada kegiatan sabtu bersih, gebyar merah putih, dan
pengadaan tempat sampah di beberapa titik jalan desa. Sangatlah tidak
mungkin untuk menjalankan kegiatan tersebut tanpa keterlibatan
masyarakat, karena kami mengadakan berbagai macam lomba untuk
memeriahkan kemerdekaan Indonesia di Desa Pasilian. Tentunya
membutuhkan tanggung jawab, dana dan persiapan yang lebih banyak,
agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Masyarakat terutama
remaja Desa Pasilian banyak membantu agar kegiatan tersebut berjalan
dengan lancar.
Program lainnya yang terjadi tanpa adanya rencana dan tidak
tercantum dalam jadwal awal kegiatan kami yaitu program untuk
pengisian data untuk masyarakat Pasilian di Balai Desa, membantu
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 23
program rumah zakat untuk membagikan perlengkapan sekolah,
makanan dan minuman kepada anak-anak Desa Pasilian di Taman Rumah
Baca, membantu menyukseskan program dari puskesmas untuk mendata
kelengkapan UKS dan dokter kecil dari sekolah-sekolah yang ada di Desa
Pasilian, dan juga program imunisasi campak dan rubella yang dilakukan
oleh posyandu.
24 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Kadang kita perlu mentertawakan hidup
~M. Abdullah Zahiyan~
25
BAB III KONDISI WILAYAH DESA PASILIAN KECAMATAN KRONJO
A. Sejarah Singkat Desa Pasilian
Desa Pasilian merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kronjo.
Desa Pasilian terbagi menjadi empat wilayah pekampungan, yaitu
Kampung Pasilian Anyar, Pasilian Lama, Pasilian Tegal dan Pejamuran.
Sejarah Desa Pasilian sangat lah unik dan belum banyak orang
yang mengetahuinya. Desa Pasilian dahulu mencakup empat kecamatan,
yakni: Kronjo, Mauk, Mekar Baru dan Kresek. Setelah ada pemekaran
maka wilayah Pasilian sangatlah sempit. Pada zaman kolonial Belanda,
Desa Pasilian merupakan wilayah kesultanan Banten. Desa Pasilian
merupakan tempat yang menjadi benteng terakhir pertahanan kesultanan
Banten yang memiliki seorang jenderal atau pimpinan angkatan
bersenjata kesultanan, yang bernama Raden Ashtapati. Beliau memiliki
nama lengkap Abdul Kadir dan masyarakat sekitar biasa memanggilnya
dengan “Ki Kadir”. Beliau berasal dari Banten dan memiliki dua istri. Istri
pertamanya bernama Hj. Ratu Umayah, lalu istri keduanya bernama Ratu
Dahlia anak dari Arya Burjana.
Ki Kadir memiliki anak yang bernama Raden Hidayat. Beliau
merupakan pahlawan perjuangan yang mempertahankan wilayah Banten
dari jajahan Belanda. Pada saat itu, masyarakat laki-laki di Desa Pasilian
diwajibkan untuk melaksanakan kerja rodi membangun jalan dari Anyer
hingga Panarukan. Saat proses pembuatan jalan tersebut, warga pribumi
melakukan perlawanan terhadap para penjajah yang dipimpin oleh anak
Raden Ashtapati yakni Raden Hidayat. Beliau memimpin pertempuran
hingga berhasil membunuh salah satu Jenderal Belanda yang merupakan
wakil Deandles. Setelah terjadinya perlawanan, Raden Hidayat pernah
bertekad tidak ingin ditangkap Belanda hidup-hidup maka dari itu beliau
melarikan diri ke Surabaya dan menikah dengan salah satu putri Surabaya
di kawasan Ampel. Dari pernikahannya tersebut, Raden Hidayat memiliki
anak yang bernama Raden Suhaimi. Raden Suhaimi kemudian menikah
dengan putri Bali lalu pindah ke daerah Blitar. Dari pernikahan tersebut
kemudian lahirlah presiden pertama negara ini yakni Ir. Soekarno yang
menurut silsilah sejarah keturunan dari daerah Pasilian yakni “Ki Kadir”
atau Raden Ashtapati. Banyak yang belum mengetahui sejarah silsilah
bahwa Bung Karno memiliki keturunan hingga ke daerah Pasilian.
26 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Makam Raden Ashtapati atau Ki Kadir berada di belakang rumah H.
Nawawi, salah satu tokoh masyarakat yang sering dikunjungi oleh cucu
dari Bung Karno yakni, Puan Maharani.
Menurut sejarah, asal usul penamaan Desa Pasilian terdiri dari
beberapa versi, diantaranya adalah nama Pasilian yang diambil dari kata
“Sili” yang memiliki makna bahwa manusia dalam menjalani kehidupan di
dunia ini harus mencapai yang di namakan dengan “Siliwangi” untuk
mencapai itu semua harus menjalankan “Silih Asih” yang artinya saling
mengasihi, “Silih Asuh” artinya saling membimbing dan “Silih Asah”
artinya saling mengingatkan. Jamaknya dari itu semua adalah Pasilian
gabungan dari kata-kata tersebut. Penjelasan mengenai sejarah tersebut
dipaparkan oleh H. Fuad Efendi. 3
Nama Desa Pasilian juga diambil dari kata “Paserean” atau yang
memiliki makna sebagai tempat singgah atau istirahat. Pada zaman
kolonial Belanda, Desa Pasilian merupakan tempat singgah dan tempat
peristirahatan para pedagang dari berbagai negeri yang berjualan dari
Banten menuju Jakarta, Bogor dan sekitarnya. Berdasarkan fenomena
tersebut, warga sekitar menamainya dengan Paseran yang mana berasal
dari bahasa jawa. Karena para kolonial Belanda dan pedagang dari
berbagai negara sulit menyebutkannya, maka mereka menyebutnya
dengan kata “Pasilian” untuk memudahkan pengucapannya. Desa Pasilian
menjadi basis pertahanan wilayah Banten pada masa Sultan Ageng
Tirtayasa dalam menghadapi ekspansi wilayah jajahan Belanda di Desa
Pasilian.4
Sejarah tersebut merupakan segelintir cerita rakyat yang
berkembang di masyarakat. Namun menurut pemerintahan Desa Pasilian.
Pasilian merupakan penamaan bagi daerah yang dulunya tidak memiliki
nama resmi untuk menamakan suatu daerah. Penamaan hanya dilakukan
oleh masyarakat. Maka dari itu pemerintah desa pada sekitar tahun 1973
bersama dengan masyarakat mengadakan musyawarah untuk
menetapkan nama wilayah ini sebagai Pasilian. Desa Pasilian sendiri telah
3 Wawancara Pribadi dengan Tokoh Masyarakat Desa Pasilian, Bapak H. Fuad
Efendi Jumat, 10 Agustus 2018. 4 Wawancara Pribadi dengan Tokoh Agama Pengurus Masjid Baitussalam, Desa
Pasilian, Bapak Ustadz Muhdi Jumat, 30 Agustus 2018.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 27
memiliki tiga belas kepada desa dimulai dari anaknya Ki Kadir hingga H.
Nasiri.
B. Letak Geografis5
Desa Pasilian terletak 2,1 Km dari pusat pemerintahan Kantor
Kecamatan Kronjo. Desa Pasilian dapat ditempuh kurang lebih sekitar 5
menit, dari pusat kota. Jarak Desa Pasilian dari UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sekitar 62 Km, perjalanan dapat ditempuh sekitar 2 jam tanpa
melalui jalan tol.
Secara demografi, Desa Pasilian berbatasan dengan Desa
Pagedangan Udik di sebelah Timur, dan di bagian Utara Desa Pasilian
berbatasan dengan Desa Kronjo. Pada bagian Barat berbatasan dengan
Desa Pagenjahan, dan pada bagian Selatan berbatasan dengan Desa
Bakung.
Gambar 3.1 Peta Desa Pasilian. Sumber: www.maps.google.com
5 “Pasilian Kronjo, Tangerang Banten” diakses pada 29 Agustus 2018 dari:
www.maps.google.com
28 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Gambar 3.2 Penampakan Desa Pasilian daps.google.comari satelit.
Sumber: www.maps.google.com
Posko KKN 024 PASKRON berlokasi di RT 01/ RW 01, Kp.
Pejamuran, Desa Pasilian. Bentuk posko berupa rumah kontrakan yang
terletak tidak jauh dari kantor Balai Desa, Masjid, MAN 04, SDN Pasilian
01, SDN Pasilian 02, TPA serta PAUD. Tempat kegiatan terdekat adalah
masjid Al-Mujahidin.
Gambar 3.3 Letak Posko KKN. Sumber: www.maps.google.com
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 29
C. Struktur Kependudukan Desa6
Desa Pasilian dipimpin oleh Bapak H. Nasiri selaku Kepala Desa
Pasilian dan dibantu oleh beberapa perangkat desa. Desa Pasilian terdiri
dari 17 RT dan 3 RW dengan jumlah penduduk sebanyak 7.796 jiwa yang
terdiri dari 3.975 jiwa penduduk laki-laki dan 3.821 jiwa penduduk
perempuan, Desa Pasilian memiliki 2.545 kepala keluarga, informasi
tersebut berdasarkan data kependudukan tahun 2016.
Tabel 3.1: Aspek Pemerintah Desa Pasilian
Struktur organisasi Pemerintah Desa
6 Profil Desa Pasilian Kronjo tahun 2016, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft
Word yang diberikan oleh Kepala Desa Pasilian Kronjo pada tanggal 10 Agustus 2018.
No Aspek Pemerintahan Desa Pasilian
1. Jumlah Perangkat Desa 7 orang
2. Jumlah Anggota LPM (Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat) 14 orang
3. Jumlah Anggota PKK 12 orang
KEPALA DESA
SEKRETARIS
DESA
KEPALA
URUSAN
PERENCANAAN
KEPALA
URUSAN
KEUANGAN
KEPALA
URUSAN
UMUM
KEPALA SEKSI
PEMERINTAHAN
KEPALA SEKSI
PEMBANGUNAN
KEPALA SEKSI
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
JARO
30 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Tabel 3.2: Kondisi Pemerintahan Desa Pasilian
1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin.
Berdasarkan data tahun 2016, penduduk Desa Pasilian berjumlah
7.796 jiwa yang terdiri dari 3.975 penduduk laki-laki dan 3.821 penduduk
perempuan, Desa Pasilian memiliki 2.545 kepala keluarga.
Gambar 3.4 Diagram perbandingan penduduk lelaki dan wanita Desa Pasilian
Penduduk Desa Pasilian mayoritas berjenis kelamin laki-laki
dengan presentase 51% dari total penduduk atau 3.975 jiwa dan 49%
berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 3.821 jiwa.
2. Keadaan Penduduk Menurut Klasifikasi Usia
Desa Pasilian yang terdiri dari 7.796 jiwa dapat diklasifikasikan
menurut usia. Klasifikasi usia dikelompokkan ke dalam 3 kelompok
rentang usia. Penduduk berusia 0-15 tahun berjumlah 2.607 jiwa, 15-65
tahun berjumlah 3.925 jiwa, dan di atas 65 tahun berjumlah 1.211 jiwa.
Perempuan 49%
Laki-Laki 51%
0%
0%
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Kondisi Pemerintahan Desa Pasilian
1. Jumlah Kepala Desa 1 orang
2. Rukun Warga 3 orang
3. Rukun Tetangga 17 orang
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 31
Gambar3.5 Diagram persentase usia penduduk Desa Pasilian
Penduduk Desa Pasilian terdiri atas beragam usia. Penduduk Desa
Pasilian yang berusia kerja mencapai 3.925 jiwa atau mencapai 51% dari
total penduduk yang ada di Desa Pasilian. Banyaknya jumlah angkatan
kerja yang tersedia dapat memberikan manfaat dan juga masalah
tersendiri untuk Desa Pasilian. Maka diperlukan peran pemerintah
setempat untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
3. Keadaan Penduduk Menurut Agama
Banten adalah tempat bersejarah dalam penyebaran Islam salah satunya di Kecamatan Kronjo yang merupakan bagian dari beberapa wilayah yang tersentuh oleh beberapa tokoh penyiar agama Islam oleh karena itu mayoritas penduduk Desa Pasilian beragama Islam. Selain itu, terdapat sarana prasarana tempat peribadahan dan tempat pendidikan keagamaan di Desa Pasilian yang sangat bermanfaat dalam menunjang kegiatan yang bersifat keagamaan.
4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Pasilian, rata-rata adalah
lulusan SD yaitu berjumlah 1.225 orang. Kurangnya kesadaran akan
pentingnya pendidikan dikalangan masyarakat desa adalah penyebabnya.
Namun tidak hanya disebabkan oleh faktor internal dari masyarakat desa
itu sendiri melainkan juga merupakan bentuk kurangnya dukungan dari
pemerintah yang bersangkutan. Berikut adalah grafik persentase tingkat
pendidikan di Desa Pasilian.
Usia 0 - 15 34%
Usia 15 - 65 51%
Usia 65 ke atas
15%
0%
Keadaan Penduduk Menurut Klasifikasi Usia
32 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Gambar 3.6 Diagram persentase tingkat pendidikan penduduk Desa
Pasilian
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Desa Pasilian
menyulitkan masyarakat untuk bersaing dengan daerah lain. Hal ini
sangat mempengaruhi masyarakat untuk mendapat pekerjaan yang lebih
baik dan menyebabkan masyarakat hanya terdorong untuk menjadi
petani dan pedagang serta buruh yang memang tidak terlalu
membutuhkan pendidikan yang tinggi.
5. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Penduduk Desa Pasilian mayoritas bekerja sebagai buruh pabrik. Selain itu luas area persawahan yang hampir mencapai 45% dari luas Desa Pasilian, yaitu 359,221 Ha menjadikan sebagian penduduk Desa Pasilian berprofesi sebagai petani.
Tabel 3.3: Penduduk Desa Pasilian Menurut Mata Pencaharian
No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah 1. Petani 200 2. Buruh Tani 75 3. PNS 25 4. Pedagang Keliling 38 5. Nelayan 100 6. Bidan Swasta 2 7. POLRI 2 8. Pensiun PNS/TNI/POLRI 3 9. Dukun Kampung Terlatih 2 10. Buruh Pabrik 590
Belum Sekolah
19%
Belum Tamat SD
16%
SD/ Sederajat
38%
SMP / Sederajat
14%
SMA / Sederajat
11%
Akademi/D1-D3 1%
Sarjana S1 1%
Sarjana S2 0%
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 33
D. Sarana dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Pasilian secara garis besar sebagai berikut:7
1. Sarana dan Prasarana Pemerintah
Desa Pasilian merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Kronjo Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Range alokasi kode pos
adalah 152xx-158xx, dan realita kode pos adalah 15211-15820. Desa ini
berdiri dengan dasar hukum antara lain adalah Perpu RI No. 48 Tahun
1999, tanggal 26 Mei 1999.
Desa Pasilian memiliki kantor kelurahan yang terletak di
Kampung Pejamuran. Lokasi kantor kelurahan tersebut cukup strategis
karena berada di lokasi yang mudah di kunjungi oleh warga. Pelayanan
yang diberikan oleh staf kantor kelurahan pun cukup nyaman. Kantor
kelurahan ini juga memiliki fasilitas aula yang dapat digunakan untuk
kegiatan seperti rapat, seminar, penyuluhan, serta kegiatan lainnya yang
mendukung berjalannya program-program kelurahan.
2. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Desa Pasilian juga memiliki fasilitas penunjang pendidikan yang
cukup lengkap dan memadai. Desa Pasilian memiliki sarana pendidikan
untuk anak usia dini yang berjumlah 4 sekolah untuk anak usia dini di
antara lain yaitu 3 sekolah PAUD dan 1 sekolah RA (Raudahtul Athfal),
ada pula sekolah dasar yang berjumlah 5 sekolah antara lain: 3 sekolah SD
Negeri, 2 sekolah Madrasah Ibtidaiyah, ada pula tingkat menengah
pertama hanya berjumlah 1 sekolah yaitu MTS yang ada di pejamuran, dan
pendidikan tingkat menengah akhir yang berjumlah 2 sekolah antara lain:
1 sekolah MAN dan 1 sekolah SMA. Tidak kalah juga Desa Pasilian
mempunyai tempat pendidikan Agama Islam yang terbilang cukup
banyak bisa berjumlah 12 TPAI yang dikhususkan untuk anak usia 3
sampai 14 tahun, dan Desa Pasilian juga memiliki fasilitas pendidikan
pesantren yang berjumlah 1 pesantren.
Desa Paslian sangat menunjukkan desa yang mementingkan
pendidikan agama dan akhlak agar akhlak anak-anak dan remaja tumbuh
dengan keimanan dan akhlakul karimah yang baik. Desa Pasilian juga
7 Profil Desa Pasilian Kronjo tahun 2016, Dokumen tidak dipublikasikan
34 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
terdapat gedung kursus keterampilan yang di gunakan untuk
mengembangkan bakat masyarakat Desa Pasilian.
Tabel 3.4: Sarana dan Prasarana Pendidikan
Gambar 3.7 : Sarana dan Prasarana Pendidikan Sumber: Dokumen KKN
PASKRON 024
3. Sarana dan Prasarana Olahraga
Fasilitas penunjang kegiatan olahraga di Kecamatan Kronjo yang
sangat dekat dengan Desa Pasilian berupa lapangan yang dapat dijadikan
untuk tempat berlatih sepak bola, voli, sepak takraw dan olahraga
lainnya. Desa Pasilian dan desa-desa lainnya juga dapat memanfaatkan
lapangan olahraga tersebut untuk kegiatan lainnya, bahkan dapat
digunakan untuk kegiatan yang bukan olahraga, seperti acara perayaan
HUT RI dan kegiatan lainnya.
Tabel 3.5 : Sarana dan Prasarana Olahraga
Sarana dan Prasarana Jumlah
Lapangan Sepak Bola 3 Lapangan
Lapangan Futsal 1 Lapangan
Lapangan Badminton 2 Lapangan
Sarana dan Prasarana Jumlah
Gedung PAUD/RA 4 Sekolah
Gedung SD/MI 5 Sekolah
Gedung SLTP/MTS 1 Sekolah
Gedung SLTA/MAN 2 Sekolah
TPAI (Tempat Pendidikan Agama Islam) 12 TPAI
Gedung Pesantren 1 Pesantren
Gedung Kursus Latihan Kerja 1 KLK
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 35
Gambar 3.8 : Sarana dan Prasarana Olahraga Sumber: Dokumen KKN
PASKRON 024
4. Sarana dan Prasarana Peribadahan
Desa Pasilian memiliki fasilitas sarana dalam beribadah dan majelis untuk pengajian ibu-ibu setiap hari senin dan jum‟at yang dilaksanakan salah satu majelis-majelis yang berada di Desa Pasilian. Begitupun, kegiatan rutinitas membaca Al-Qur‟an dan surat yasin setiap malam jum‟at selalu diadakan oleh bapak-bapak di Desa Pasilian dan kegiatan rutinitas keterampilan seni islami di majelis-majelis yang ada di Desa Pasilian.
Tabel 3.6 : Sarana dan Prasarana Peribadahan
Sarana Dan Prasarana Jumlah
Musolah 11 Musolah
Masjid 5 Masjid
Majelis Taklim 5 Majelis Taklim
Sarana ibadah di Desa Pasilian sudah mulai sangat baik. Namun
masih banyak yang perlu ditanyakan dan di perhatikan seperti
pengelolahan sarana ibadah tersebut. “Apakah sarana ibadah tersebut
dikelola dengan baik oleh warga desa setempat ?” “Apakah sarana ibadah
tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal oleh warga desa setempat ?”
banyak pertanyaan-pertanyaan yang harus di simak dan dipahami oleh
warga desa setempat agar lebih bisa mengelola sarana peribadahan
dengan baik dan lebih di manfaatkan. Salah satu sarana peribadahan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
36 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Gambar 3.9 : Sarana dan Prasarana Peribadahan Sumber: Dokumen
PASKRON 024
5. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Desa Pasilian juga memiliki sarana dan prasarana kesehatan yang
cukup lengkap meskipin tidak selengkap yang ada dilingkungan
perkotaan. Sarana dan prasarana kesehatan ini bisa digunakan oleh warga
Desa Pasilian dan sekitarnya, sarana dan prasarana yang sudah ada di
Desa Pasilian ini sudah memiliki Polikliknik atau disebut juga Balai
Pengobatan, apotik, posyandu yang sudah memiliki dokter, bidan.
Walaupun jumlah tenaga kesehatan tersebut masih belum cukup banyak.
Beberapa sarana dan prasarana kesehatan di Desa Pasilian.
Tabel 3.7: Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana dan Prasarana Jumlah Polikliknik/ Balai Pengobatan 2 buah
Apotik 1 buah
Posyandu 5 buah
Toko Obat 1 buah
Rumah/ Kantor Praktek Dokter 1 buah
Laboratorium Kesehatan 1 buah
Dokter Umum 1 orang
Dokter Gigi 1 orang
Dukun Bersalin Terlatih 2 orang
Bidan 9 orang
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 37
Beberapa gambar sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Desa
Pasilian
Gambar 3.10 : Sarana dan Prasarana Kesehatan Sumber: Dokumen PASKRON
024
38 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Setiap kesusahan pasti mempunyai jalan sendiri untuk menemukan kemudahan
~Raden Setyo Hadi Prabowo~
39
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Langkah awal untuk membuat suatu perencanaan kegiatan adalah dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada di Desa Pasilian baik masalah secara internal maupun eksternal. Setelah mendapatkan gambaran mengenai berbagai permasalahan tersebut, maka akan ditemukan cara untuk memecahkan dan mengatasinya. Untuk memudahkan proses pemecahan masalah, maka setiap masalah yang telah teridentifikasi perlu untuk difokuskan. Salah satu cara yang tepat untuk dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada di Desa Pasilian adalah dengan menggunakan Analisis SWOT.
Analisis SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan),
weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan), dan threat (ancaman). Analisis ini pertama kali diperkenalkan oleh Albert Humphrey yang
memimpin proyek riset di Stanford University. Melalui analisis SWOT, kita
dapat melakukan identifikasi faktor internal (strength dan weakness) dan
faktor eksternal (opportunity dan threat) dari organisasi secara sistematis
untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis SWOT adalah analisis yang berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi yang efektif berasal
dari sumber daya internal (strength dan weakness) dan eksternal (opportunity
dan threat). Keuntungan dari analisis SWOT adalah menghubungkan faktor internal dan eksternal untuk merangsang strategi baru, oleh karena itu perencanaan yang berdasarkan pada sumber daya dan kompetensi dapat memperkaya analisis SWOT dengan mengembangkan perspektif internal.8
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam mencapai tujuan tersebut pada kondisi yang ada saat ini. Hasil identifikasi tersebut dibandingkan
untuk memaksimalkan strength dan opportunity (strategi SO) serta
meminimalkan weakness dan threat (strategi WT) guna mencapai strategi
yang optimal. Dalam penelitian ini, analisis SWOT digunakan terhadap data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, sehingga akan diperoleh
8 Priyo Danu Pasopati, Apa yang dimaksud dengan Analisis SWOT,
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-analisis-swot/12849/2, diunduh pada tanggal 13 Oktober 2018 pukul 6:53 WIB.
40 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
strategi yang memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman.9 Hasil analisis yang telah kami lakukan sebagaimana penjelasan di atas dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Matriks SWOT Bidang Pendidikan
MATRIKS SWOT BIDANG PENDIDIKAN
INTERNAL
EKSTERNAL
STRENGTHS WEAKNESS
Jenjang
Pendidikan
lengkap mulai
dari PAUD, TK,
SD/MI,
SMP/MTS, dan
SMA/MAN
Kondisi jalan
menuju sekolah
baik
Akses jalan
menuju sekolah
mudah
Antusias dan
kesadaran siswa
terhadap
pendidikan tinggi
Tersedia suatu
tempat untuk
pengadaan
program
bimbingan belajar
calistung.
Kurangnya
perhatian orangtua
terhadap
pendidikan anak.
Tidak sedikit dari
siswa yang belum
memiliki
kemampuan dalam
membaca, menulis,
dan berhitung.
Tidak sedikit dari
siswa yang belum
memiliki
kemampuan
membaca al-qur‟an
yang baik.
Pelajaran wajib
seperti bahasa
inggris masih
menjadi pelajaran
muatan lokal
Rata – rata siswa
masih belum bisa
mengoperasikan
komputer
Kurangnya
9 Priyo Danu Pasopati, Apa yang dimaksud dengan Analisis SWOT,
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-analisis-swot/12849/2, diunduh pada tanggal 13 Oktober 2018 pukul 6:53 WIB.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 41
kesadaran
masyarakat akan
kemajuan teknologi
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Bantuan dana KKN
dari pihak
Universitas
Kehadiran
mahasiswa KKN dari
berbagai bidang
keilmuan
memberikan solusi
terkait dengan
pendidikan.
Menerapkan
metode
pembelajaran
yang
menyenangkan
dan mudah
dipahami oleh
siswa.
Memberikan
sosialisasi ke
Sekolah untuk
mengadakan
beberapa
penyuluhan dan
bimbingan belajar
kepada siswa
sekitar Desa
Pasilian.
Memfasilitasi
program
pelatihan
komputer dengan
praktik langsung
untuk
mempermudah
siswa
memahaminya.
Melibatkan seluruh
Mahasiswa/I KKN
Memfasilitasi
program bimbingan
belajar bagi anak-
anak yang belum
memiliki
kemampuan
membaca, menulis,
dan berhitung.
Memfasilitasi
program pelatihan
design melalui
aplikasi corel draw
Memfasilitasi
program pelatihan
melalui pembuatan
akun gmail dan blog.
THREATHS STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Kemajuan teknologi,
informasi, dan
komunikasi yang
Melakukan
komunikasi
secara langsung
Melakukan
kegiatan bimbingan
belajar calistung 2
42 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
semakin pesat.
Pendidikan yang
masih tertinggal dari
daerah perkotaan.
Minimnya perhatian
orangtua dalam
pendidikan anaknya.
kepada warga
untuk pengadaan
program
bimbingan belajar
calistung.
Melakukan
sosialisasi dan
komunikasi
dengan pihak
sekolah untuk
mengadakan
bimbingan belajar
calistung,
pelatihan design,
serta pelatihan
pembuatan gmail
dan blog.
hari dalam
seminggu.
Melakukan
kegiatan bimbingan
belajar TPA 2 hari
dalam seminggu.
Membimbing siswa
dalam belajar
komputer dengan
praktik langsung
melalui pelatihan
design menggunakan
corel draw dan
pelatihan
pembuatan gmail
dan blog.
Melakukan
kegiatan mengajar
ke sekolah-sekolah.
Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program
di bidang pendidikan sebagai berikut:
Bimbingan Belajar Calistung
Pelatihan “Yuk Mendesign”
Pelatihan “Be a Smart To Uses Sosial Media”
Kegiatan PASKRON Mengajar
Yuk Mari Baca Buku
Tabel 4.2 Matriks SWOT Bidang Sosial
MATRIKS SWOT BIDANG SOSIAL
INTERNAL
STRENGTHS WEAKNESS
Adanya antusias
dari masyarakat
Desa Pasilian
yang besar
terhadap program
Banyaknya
masyarakat Desa
Pasilian yang
melakukan
perkawinan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 43
EKSTERNAL
KKN
Tradisi HUT RI
yang selalu
diselenggarakan
oleh masyarakat
Desa Pasilian,
Kecamatan
Kronjo.
Sumber Daya
Manusia yang
potensial untuk
melakukan
pelestarian
permainan
tradisional
Adanya tempat
yang tersedia
untuk membuat
dan memainkan
permainan
tradisional
Dalam
penyuluhan anti
narkoba pihak
sekolah ikut
berpartisipasi
dalam kegiatan.
dibawah tangan,
perkawinan usia
dini serta
perceraian yang
tidak dilaksanakan
di pengadilan
agama.
Kurangnya
kesadaran
masyarakat
khususnya anak-
anak akan
permainan
tradisional
Kurangnya rasa
kebersamaan
diantara anak-anak.
Kurangnya
pemahaman
masyarakat tentang
bahaya narkoba dan
obat-obat terlarang.
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Mahasiswa/i
melakukan
kerjasama dengan
para tokoh
masyarakat dan
Pemuda-pemudi di
Desa Pasilian.
Pembicara yang
Mahasiswa/i
berkoordinasi
dengan para
tokoh
masyarakat,
pemuda-pemudi
di Desa Pasilian.
Mahasiswa/i
Mahasiswa/i
mengadakan
Penyuluhan
Hukum
Perkawinan Islam
Indonesia di Desa
Pasilian.
Mahasiswa/i
44 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
langsung dari
ahlinya.
Mahasiswa/i
mendapatkan
bantuan dana dari
PpMM
Mahasiswa/i
memiliki keahlian
dalam pembuatan
permainan
tradisional untuk
anak-anak.
Kompetensi yang
dimiliki mahasiswa/I
dalam mengelola
acara dan acara
eksternal lainnya.
Adanya salah satu
dari mahasiswa yang
paham tentang
bahaya narkoba.
memberikan
hadiah bagi para
pemenang lomba
HUT RI
Mahasiswa/i ikut
berkontribusi
dalam kegiatan
perayaan HUT RI
di Desa Pasilian.
Mahasiswa/I
bekerjasama
dengan pihak
sekolah mengenai
tempat
pelaksanaan
kegiatan
penyuluhan anti
narkoba.
mengadakan
sosialisasi
permainan
tradisional untuk
anak-anak.
Mahasiswa/i
melakukan
kegiatan
penyuluhan anti
narkoba di MAN 4
Tangerang dan
sekaligus menjadi
narasumber saat
penyuluhan anti
narkoba.
Mahasiswa/i
memberikan hadiah
perlombaan dalam
kegiatan perayaan
HUT RI berupa
piala, alat tulis-
menulis, kerudung
dan lain-lain.
THREATHS STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Adanya
ketidaktepatan
waktu dalam
perlombaan acara
karena tamu
undangan hadir lebih
lambat dari waktu
yang ditentukan saat
acara pembukaan
HUT RI.
Kurangnya peserta
Panitia
mengurangi
waktu pada
setiap
perlombaan agar
terlaksananya
semua
perlombaan yang
telah ditentukan.
Perlombaan tetap
terlaksana
Perlombaan tetap
berjalan dengan
baik walaupun
adanya
pengurangan
waktu dan
ditunjuk beberapa
orang sebagai time
keeper.
Perlombaan tetap
dilaksanakan sesuai
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 45
yang mengikuti
perlombaan karena
tidak semua sekolah
yang mengirimkan
peserta.
Kurangnya
pemahaman anak-
anak terhadap
permainan
tradisional.
Teknis acara tidak
sesuai dengan yang
direncanakan
sehingga acara
lambat dimulai.
walaupun peserta
yang mendaftar
sedikit.
Mengajak dan
memfasilitasi
anak-anak terkait
permainan
tradisional agar
anak-anak
mengenal
permainan zaman
dulu.
Mahasiswa/I
berkoordinasi
dengan pihak
OSIS dalam
pelaksanaan
kegiatan.
dengan rencana
walaupun ada
perlombaan yang
diikuti oleh 2
sekolah seperti
lomba tahfidz
diperuntukkan
untuk siswa
PAUD/TK.
Mahasiswa/I
menyelenggarakan
kegiatan permainan
tradisional anak di
TPA Al-Muallimin
dan dibantu oleh
Ustad Muhdi
selaku pengelola
TPA tersebut.
Pihak OSIS
membantu
menyediakan media
berupa laptop
karena media yang
disiapkan oleh
panitia tidak sesuai
dengan proyektor
yang disediakan
pihak sekolah.
Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program
di bidang sosial dan ekonomi sebagai berikut:
Penyuluhan Hukum Perkawinan
Gebyar Merah Putih
Sosialisasi Permainan Tradisional anak
Penyuluhan Anti Narkoba
46 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Tabel 4.3 Matriks SWOT Bidang Kesehatan
MATRIKS SWOT BIDANG KESEHATAN
INTERNAL
EKSTERNAL
STRENGTHS WEAKNESS
Antusias siswa-siswi
di sekolah terhadap
program kesehatan
yang akan
dilaksanakan
disekolah.
Respon positif dari
siswa, orangtua
siswa, guru serta
kepala sekolah
terhadap program
yang akan
dilaksanakan
disekolah.
Terdapat program-
program kesehatan
yang dicanangkan
oleh pihak
puskesmas dan
posyandu di Desa
Pasilian
Respon positif dan
dukungan dari Balai
Desa, Warga, dan
pihak terkait dalam
pelaksanaan
program-program
kesehatan.
Rata-rata anak
sekolah memiliki
kesehatan dan
kebersihan gigi
yang buruk.
Masih banyak
anak sekolah
memiliki
kepedulian yang
kurang akan
kebersihan diri.
Anak-anak dan
warga sekitar
lingkungan Desa
Pasilian sangat
jarang
melakukan
olahraga.
Minimnya
perhatian
masyarakat atau
pemerintah desa
terhadap sarana
dan prasarana
kesehatan di
sekolah.
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Kehadiran
Mahasiswa KKN
PASKRON di Desa
Pasilian dari
Mengadakan
kegiatan Gerakan
Gosok Gigi dan Cuci
Tangan (G3CT) yang
Pengarahan dan
pendidikan
tentang
pentingnya
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 47
berbagai latar
belakang dan
pemikiran
memberikan solusi
terkait dengan
kesehatan.
Mahasiswa/i
mendapatkan
bantuan dana dari
Univeristas
Beberapa mahasiswa
yang dapat
memperagakan
senam.
membahas secara
khusus mengenai
kesehatan gigi dan
kebersihan tangan.
Mengadakan senam
sehat kepada warga
Desa Pasilian.
Membantu pihak
puskesmas mendata
kesehatan anak
setiap sekolah di
Desa Pasilian.
Mengkomunikasikan
kepada warga Desa
Pasilian untuk
mengikuti kegiatan
Posyandu.
menjaga
kesehatan dan
kebersihan diri
agar dapat
terhindar dari
berbagai
penyakit.
Mengunjungi
setiap sekolah
yang ada di Desa
Pasilian untuk
melengkapi data
puskesmas
mengenai
kesehatan anak
sekolah.
Mengundang
warga Pasilian
untuk mengikuti
kegiatan
posyandu yaitu
“imunisasi
difteri”.
THREATHS STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Minimnya kesadaran
warga Desa Pasilian
akan pentingnya
berolahraga.
Minimnya
sosialisasi-sosialisasi
yang dilakukan oleh
pemerintah mengenai
kesehatan dan
kebersihan diri
Mensosialisasikan
dan mengajak anak-
anak sekolah untuk
turut serta
berpartisipasi dalam
Gerakan Gosok Gigi
dan Cuci Tangan
(G3CT).
Menggerakkan
warga di Desa
Pasilian untuk
Memberi
pendekatan dan
pemahaman
kepada warga
Desa Pasilian
akan pentingnya
berolahraga.
Mensosialisasika
n kepada anak-
anak sekolah
akan pentingnya
48 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
mengikuti senam
sehat.
Mendatangi pihak
terkait untuk
meminta data
kesehatan anak di
sekolah.
Menggerakkan
warga di Desa
Pasilian untuk
mengikuti kegiatan
posyandu.
menjaga
kesehatan dan
kebersihan diri,
khususnya
menjaga
kesehatan gigi
dan kebersihan
tangan.
Mengajak anak-
anak untuk
mengikuti
imunisasi difteri
agar terhindar
dari penyakit
radang pada
amandel karena
bakteri.
Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program
di bidang sosial dan ekonomi sebagai berikut:
Senam Sehat
G3CT (Gerakan Gosok Gigi dan Cuci Tangan)
Imunisasi Difteri
Tabel 4.4 Matriks SWOT Bidang Lingkungan
MATRIKS SWOT BIDANG LINGKUNGAN DAN KEBERSIHAN INTERNAL
STRENGTHS WEAKNESS
Masih ada sebagian
masyarakat Desa
Pasilian yang peduli
terhadap
lingkungan.
Tersedia lahan yang
cukup untuk
pengadaan tong
sampah.
Kurangnya
tempat sampah di
lingkungan
sekolah
menyebabkan
lingkungan
sekolah kurang
terjaga
kebersihannya.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 49
EKSTERNAL
Dukungan dari
masyarakat dan
tokoh masyarakat
untuk program
KKN.
Pemuda/I ikut
berpartisipasi
menyukseskan
program KKN.
Kurangnya
kesadaran
masyarakat
terhadap
kebersihan
lingkungan.
Masih kurangnya
tempat
pembuangan
akhir yang layak.
Kurangnya
sosialisasi
tentang
bahayanya
pencemaran
lingkungan
akibat sampah
kepada anak-
anak di sekolah.
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Bantuan dana KKN
dari pihak
Universitas
Kemampuan
mahasiswa/i untuk
menjalin komunikasi
dengan pihak
pemuda-pemudi dan
para tokoh
masyarakat
Keberadaan
mahasiswa/i yang
dapat membantu
kegiatan di Desa
Pasilian.
Mahasiswa/i
mengajak warga
untuk melakukan
kegiatan aksi bersih-
bersih.
Mahasiswa/I mampu
memberikan
sosialisasi tentang
menjaga lingkungan
dan sampah
Mahasiswa/i
memberikan
bantuan kepada
masyarakat di
Desa Pasilian
berupa tong
sampah.
Mahasiswa/i
melakukan
pelatihan eco-
brick.
50 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
THREATHS STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Kurangnya Sosialisasi
Mahasiswa/I sebelum
melakukan aksi
bersih-bersih.
Mobilitas
mahasiswa/I terbatas
karena transportasi
yang sedikit.
Tempat yang kurang
memadai saat
melaksanakan
pelatihan eco-brick.
Mahasiswa/I
melakukan
komunikasi
langsung dari rumah
ke rumah.
Mahasiswa/I
berkomunikasi
dengan pemuda-
pemudi Desa
Pasilian dalam
kegiatan pengadaan
tong sampah
Mahasiswa/I
dibantu oleh pihak
sekolah lain
menyediakan
tempat karena
sekolah yang
berdampingan.
Mahasiswa/I
melakukan
kegiatan aksi
bersih-bersih
setiap akhir
pekan.
Mahasiswa/I
bekerja sama
dengan pemuda-
pemudi Desa
Pasilian
menggunakan
kendaraan
bermotor untuk
membagikan
tong sampah di
Desa Pasilian.
Pelatihan eco-
brick
dilaksanakan di
SDN 01 Pasilian
yang dihadiri
oleh seluruh
SD/MI se-Desa
Pasilian.
Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program
di bidang lingkungan dan kebersihan sebagai berikut:
Aksi Sabtu bersih.
Pelatihan Pengolahan Sampah Plastik dengan Eco-brick.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 51
Tabel 4.5 Matriks SWOT Bidang Keagamaan
MATRIKS SWOT BIDANG KEAGAMAAN INTERNAL
STRENGTHS WEAKNESS
Warga desa
Pasilian memiliki
tingkat
kereligiusan yang
cukup tinggi
Desa Pasilian juga
memiliki cukup
banyak tempat
atau sarana
untuk
melaksanakan
kegiatan
keagamaan
seperti masjid,
musholla, dan
majelis pengajian.
Desa Pasilian juga
memiliki banyak
tokoh agama
yang cukup
berpengaruh di
lingkup
masyarakat
sekitar.
Berbagai macam
kegiatan
keagamaan
berjalan aktif dan
rutin serta
jamaah yang
hadir selalu
ramai.
Anak-anak kecil
Warga masih
banyak yang percaya
kepada hal-hal
berbau mitos atau
legenda.
Tempat-tempat
untuk melaksanakan
kegiatan keagamaan
kondisinya banyak
yang tak terawat
dengan baik.
52 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
EKSTERNAL
di Desa Pasilian
telah memiliki
pengetahuan
ilmu agama yang
cukup baik, dan
mereka memiliki
keinginan yang
kuat untuk
memperdalam
ilmu agamanya.
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Kehadiran
mahasiswa KKN
PASKRON di Desa
Pasilian dengan
berbagai bekal
kompetensi,
keahlian, dan
wawasan dalam
menjalani berbagai
kegiatan dan
program khususnya
di bidang keagamaan
Dukungan, bantuan,
dan partisipasi yang
tinggi dari jajaran
perangkat desa,
tokoh masyarakat,
serta warga Desa
Pasilian.
Kelompok KKN
PASKRON
berpartisipasi
aktif dalam setiap
kegiatan
keagamaan dan
pendidikan ilmu
agama yang
dilaksanakan
pihak warga
desa.
Mengadakan
bimbingan
belajar TPQ bagi
anak-anak Desa
Pasilian.
Tersedia suatu
tempat untuk
pengadaan
program
bimbingan
belajar calistung
dan bimbingan
belajar TPA.
Memberikan
edukasi kepada
warga dan anak-
anak Desa Pasilian
mengenai ilmu
pengetahuan agama.
Memberikan contoh
nyata kepada warga
desa untuk turut
berpartipasi aktif
dalam kegiatan
keagamaan yang
dilaksanakan rutin
di tempat-tempat
ibadah atau di
rumah tokoh agama
setempat.
Mengembangkan
prasarana yang telah
tersedia di rumah
ibadah.
Memfasilitasi
program bimbingan
belajar bagi anak-
anak yang belum
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 53
memiliki
kemampuan
membaca Al-Qur‟an.
THREATHS STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Kurangnya minat
pemuda dalam
membagi ilmu
pengetahuan
agamanya ke warga
desa sekitar.
Minimnya minat
pemuda dalam
berpartisipasi di
setiap kegiatan
keagamaan yang
dilaksanakan warga
desa sekitar.
Pengaruh lingkungan
dan kurangnya
kontrol orang tua
membuat pemuda
terjerumus dalam
pergaulan yang salah.
Memberikan
sosialisasi atau
edukasi kepada
warga untuk
berpartisipasi
dalam setiap
kegiatan rutin
keagamaan.
Mengembangkan
prasarana di
tempat beribadah
supaya masjid
terlihat rapi.
Menambahkan
sedikit hiasan
kaligrafi di
majelis pengajian.
Melakukan
komunikasi
secara langsung
kepada warga
untuk pengadaan
program
bimbingan
belajar TPA.
Memberdayakan
pemuda atau
pelajar-pelajar
sekitar untuk
meneruskan
kegiatan bimbingan
belajar TPA.
Menyebarkan ilmu
pengetahuan Agama
Islam dan
mengadakan
bimbingan belajar
mengaji bagi anak-
anak Desa Pasilian.
Dari Matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun
program-program sebagai berikut:
Pengajian yasinan yang rutin dilakukan setiap malam Jum‟at
(Jum‟at Mubaarak).
Membuat kaligrafi.
Bimbingan Belajar TPA.
54 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan Pada Masyarakat
Dari hasil analisis yang telah dicantumkan, maka program kerja yang merupakan kegiatan pelayanan masyarakat ialah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Pelayanan (PASKRON Mengajar)
Bidang Pendidikan
Program Kegiatan Belajar Mengajar
Nomor Kegiatan 01
Tempat, Tanggal PAUD dan SD yang berada di Desa Pasilian,
24 Juli – 13 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 1 Bulan
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Dini Tri Hastuti
Tim Yang Membantu : Dini Tri Hastuti, Nur
Faizah Syafiqah, Citra Ayu Lestari, Susi
Suwanti, Dara Azhari, Hilda Awaliah, Sinta
Felisia Agnes, Yasyifani Rachmah Dini,
Aisyah Nur Ilahi, Indah Safitri, dan Siti
Ramadhan
Tujuan
Membantu guru dalam proses kegiatan
belajar mengajar dan berbaur kepada anak-
anak agar mengetahui karakteristik
masyarakat di Desa Pasilian
Sasaran Guru PAUD dan SD di Desa Pasilian
Target
15 orang guru Sekolah Dasar dan Paud
terbantu dalam kegiatan belajar mengajar
siswa dan siswinya
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini mencakup pembelajaran di
tingkat PAUD dan SD Pasilian. Dimulai
dengan mendatangi kepala sekolah untuk
meminta persetujuan dalam hal mengajar di
kelas. Program ini dilaksanakan dengan
tanpa mengubah jadwal kegiatan belajar
mengajar yang telah disusun oleh pihak
sekolah. Untuk pelaksanaan kegiatan di
PAUD, dilakukan secara keseluruhan untuk
setiap murid. Sama halnya pada program
yang dilaksanakan di SD, program yang
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 55
dilaksanakan pada PAUD juga tidak
mengubah jadwal kegiatan belajar mengajar
yang telah disusun oleh pihak sekolah.
Program tersebut dilaksanakan di beberapa
PAUD yang ada di Pasilian Kronjo. Pelajaran
yang diajarkan di PAUD antara lain:
menyanyi, menggambar, menulis, mengenal
huruf, dan tidak lupa juga diselingi dengan
permainan games supaya anak-anak tidak
jenuh dalam proses pembelajaran yang
diberikan. Sedangkan pada SD program yang
dilaksanakan diperuntukan untuk kelas 4, 5,
dan 6. Pelajaran yang diajarkan di SD antara
lain: Matematika, Bahasa Inggris, dan Seni
Budaya.
Hasil Pelayanan
15 orang guru Sekolah Dasar dan Paud
terbantu dalam proses kegiatan belajar
mengajar siswa dan siswinya
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan:
Gambar 4.1. : Kegiatan Mengajar di Sekolah
Tabel 4.7. Pelayanan (Bimbel TPA)
Bidang Pendidikan
Program Kegiatan Bimbingan TPA
Nomor Kegiatan 02
Tempat, Tanggal Majelis Nurul Hidayah dan Majelis
56 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Pejamuran, setiap hari senin dan rabu
Lama Pelaksanaan 1 Minggu 2 kali
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Siti Ramadhan
Tim Yang Membantu : Sinta Felisia Agnes,
Nur Faizah Syafiqah, Aisyah Nur Ilahi, M.
Abdullah Zahiyan, Citra Ayu Lestari, dan
Yasyifani Rachmah Dini.
Tujuan Mendorong anak-anak agar semangat dalam
membaca al-qur‟an
Sasaran Anak-anak Desa Pasilian
Target
20 anak Kp. Pejamuran Desa Pasilian dari
umur 4-8 tahun termotivasi untuk
mempelajari dan membaca Al-Qur‟an
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan anak-anak tentang agama
islam baik tarikh, fiqih, dan tauhid. Kegiatan
bimbel TPA juga dilaksanakan untuk
mengurangi waktu anak-anak bermain
dengan gadget-nya, dan lebih bisa
memanfaatkan waktu bermain bersama
dengan teman sebayanya sehingga jiwa
sosialisasinya pun tetap ada. Pengajaran di
TPA dilakukan dengan mengajar anak-anak
TPA setelah maghrib dengan metode „face to
face‟ dan setoran hafalan al-qur‟an serta
pengajaran ilmu-ilmu al-qur‟an dan agama
seperti tajwid, fiqh, hadits, dan bacaan-
bacaan dzikir serta do‟a-do‟a harian lainnya.
Diakhir kegitan kami memberikan tempat
mukena untuk anak-anak TPA yang sering
melakukan shalat di majelis tersebut. Ini
dilakukan agar rapih dalam meletakan
mukena pada tempat yang sudah
disediakan.
Hasil Pelayanan 20 anak Kp. Pejamuran Desa Pasilian dari
umur 4-8 tahun lebih termotivasi untuk
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 57
mempelajari dan membaca Al-Qur‟an
dengan giat
Keberlanjutan
Program Kegiatan berlanjut
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.2. : Kegiatan Mengajar TPA dan Pemberian Tempat Mukena
Tabel 4.8. Pelayanan (Penyuluhan Anti Narkoba)
Bidang Sosial
Program Penyuluhan Anti Narkoba
Nomor Kegiatan 03
Tempat, Tanggal MAN 4 Tangerang, hari sabtu 26 Juli 2018
Lama Pelaksanaan Empat Hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : M. Fazlurrahman
Amari
Tim Yang Membantu : Susi Suwanti, Ahmad
Nawawi, Raden Setyo Hadi Prabowo, Dini
Tri Hastuti, Nur Faizah Syafiqah, Siti
Ramadhan, Hilda Awaliah, Aisyah Nur Ilahi,
M. Abdulah Zahiyan, Sinta Felisia Agnes,
Indah Safitri, Aldi Maulana, Arinda Yefa
Pratiwi, Citra Ayu Lestari, staf guru dan
pengurus OSIS MAN 4 Kab. Tanggerang
Tujuan
Mencegah peredaran narkoba di daerah Desa
Pasilian dan menggandeng siswa sisiwi
untuk pro aktif permasalahan narkoba
Sasaran Siswa Siswi MAN 4 Kabupaten Tangerang
Target 115 siswa/i MAN 4 Tangerang mendapatkan
58 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
informasi tentang bahaya narkoba dan
dampak buruknya narkoba untuk masa
depan
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan penyuluhan anti narkoba yang di
adakan di MAN 4 Kab. Tanggerang di
lakukan untuk pengajuan program kepada
pihak sekolah MAN 4 tersebut dan pihak
sekolah pun antusias dengan program ini dan
mengarahkan kelas sepuluh sebagai
pesertanya. Kegiatan ini di laksanakan pada
26 juli 2018, pukul 06.45 pagi hingga pukul
07.45 bertempat di Aula Serbaguna MAN 4
Kab. Tangerang. Pelaksanaannya ada
penyampaian materi oleh pemateri dari
Satgas GAN Syarif Hidayatullah di lanjutkan
dengan diskusi tanya jawab. Materi
penyuluhan tersebut mengenai penyampaian
informasi narkoba jenis jenisnya, bahaya,
dampak dan cara mencegah dan menolak
narkoba disertai dengan pemutaran beberapa
video yang menggambarkan dampak
pengguna narkoba.
Hasil Pelayanan
160 siswa siswi MAN 4 Kab. Tangerang
mendapatkan informasi tentang apa itu
narkoba, jenis jenisnya, bahayanya dampak
kesehatan, dampak psikologis dan dampak
secara hukum mengenai penyalahgunaan
narkoba. Dalam kegiatan ini siswa siswi
tergerak untuk membentuk anti narkoba
untuk menyampaikan dan menyebarluaskan
informasi anti narkoba
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 59
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.3. : Kegiatan Penyuluhan Anti Narkoba
Tabel 4.9. Pelayanan (Penyuluhan Hukum Perkawinan)
Bidang Sosial
Program Penyuluhan Hukum Perkawinan Islam di
Indonesia
Nomor Kegiatan 04
Tempat, Tanggal Majelis Nurul Hidayah, Jum‟at 10 Agustus
2018
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab: Sinta Felisia Agnes
Tim Yang Membantu: Indah Safitri, Dini Tri
Hastuti, Raden Setyo Hadi Prabowo, Ahmad
Nawawi, Susi Suwanti, Aisyah Nur Ilahi, Siti
Ramadhan, M. Abdullah Zahiyan dan Hady
Wicaksono, Aldi Maulana, Nur Faizah
Syafiqah, Arinda Yefa Pratiwi, Ustad Waesul
Qurni
Tujuan
Untuk memberikan penjelasan dan
pengetahuan terhadap masyarakat tentang
tata aturan hukum perkawinan baik menurut
Hukum Islam maupun Hukum Positif,
terbentuknya kesadaran masyarakat
terhadap hukum, meminimalisir praktek
perkawinan di bawah tangan dan
perkawinan usia dini serta juga mengajak
masyarakat untuk melakukan perceraian di
60 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
depan hakim (Pengadilan).
Sasaran Masyarakat Desa Pasilian
Target
150 orang ibu-ibu majelis ta‟lim se-Desa
Pasilian mengikut mengikuti dan mengetahui
tentang hukum perkawinan
Deskripsi Kegiatan
Metode yang dilakukan adalah
mensosialisasikan dan membagikan
undangan kepada masing-masing majelis se-
Desa Pasilian untuk berpartisipasi
menghadiri penyuluhan yang akan
dilaksanakan. Penyuluhan dengan
memberikan ceramah, diskusi dan dialog
antara pemateri dan ibu-ibu pengajian
majelis ta‟lim di Pasilian seputar hukum
perkawinan yang ada di Indonesia. Materi
penyuluhan yaitu penyuluhan hukum
perkawinan menurut UU No. 1 tahun 1974,
dampak nikah dibawah tangan, dampak
perkawinan usia dini, serta akibat bercerai
tidak di depan hakim. Program ini dilakukan
karena masih banyaknya masyarakan Desa
Pasilian yang belum mengerti seputar hukum
perkawinan yang baik dan benar itu seperti
apa. Masyarakat Pasilian khususnya ibu-ibu
pun sangat tertarik dengan pembahasan yang
disampaikan, sehingga program berjalan
dengan baik sampai dengan acara selesai.
Hasil Pelayanan
150 orang ibu-ibu majelis ta‟lim se-Desa
Pasilian mengikuti dan mengetahui tentang
hukum perkawinan.
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 61
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.4. : Kegiatan Penyuluhan Perkawinan
Tabel 4.10. Pelayanan (Anak Sehat)
Bidang Kesehatan
Program G3CT (Gerakan Gosok Gigi dan Cuci
Tangan)
Nomor Kegiatan 05
Tempat, Tanggal MI Nurul Hidayah, Selasa 14 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 10 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Dara Azhari
Tim Yang Membantu : Susi Suwanti,
Yasyifani Rachmah Dini, Hady Wicaksono,
Aisyah Nur Ilahi, Sinta Felisia Agnes, Indah
Safitri, Arinda Yefa Pratiwi, Siti Ramadhan,
M. Fazlurrahman Amari, Ahmad Nawawi,
Raden Setyo Hadi Prabowo, Dini Tri Hastuti,
Nur Faizah Syafiqah, M. Abdulah Zahiyan,
Aldi Maulana, Citra Ayu Lestari, Kepala
Sekolah dan staf guru MI Nurul Hidayah,
serta semua pihak terkait yang telah
berkontribusi.
Tujuan
Mengajarkan siswa-siswi sejak dini agar bisa
mencuci tangan dengan baik dan benar dan
membiasakan siswa-siswi untuk mencuci
tangan dan menggosok gigi dengan rajin
Sasaran Siswa-siswi MI Nurul Hidayah kelas 1 dan 2
Target 25 anak mengetahui tata cara gosok gigi dan
62 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
cuci tangan yang baik dan benar
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini menginformasikan kepada anak-
anak cara menjaga kebersihan diri yang
dimulai dari hal sederhana yaitu
mengenalkan cara menggosok gigi dan
mencuci tangan dengan baik dan benar.
Adapun tahapan dari kegiatan ini terdiri dari
penyampaian materi sampai dengan praktek
langsung. Kami menjelaskan materi gosok
gigi, memapaparkan mengenai makanan apa
saja yang baik dan buruk bagi kesehatan gigi,
manfaat menggosok gigi, kapan waktu untuk
menggosok gigi, dan dampak yang terjadi
apabila tidak menggosok gigi. Kemudian
dilanjutkan dengan menjelaskan langkah-
langkah menggosok gigi dengan baik dan
benar yang dibantu dengan phantom gigi
sambil bernyanyi bersama tentang lagu
tahap-tahap menggosok gigi dengan sangat
semangat dan gembira.
Hasil Pelayanan 29 anak mampu mengetahui tata cara gosok
gigi dan cuci tangan yang baik dan benar
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.5. : Kegiatan G3CT (Gerakan Gosok Gigi dan Cuci Tangan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 63
Tabel 4.11. Pelayanan (Imunisasi Difteri)
Bidang Kesehatan
Program Kesehatan itu penting “Imunisasi Difteri”
Nomor Kegiatan 06
Tempat, Tanggal Balai Desa Pasilian, Jumat, 03 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 15 Hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Susi Suwanti
Tim Yang Membantu : Hilda Awaliah, Dini
Tri Hastuti, Sinta Felisia Agnes, Aisyah Nur
Ilahi, Indah Safitri, Siti Ramadhan, Raden
Setyo Hadi Prabowo, Hadi Wicaksono, dan
sataf bidan dan guru serta semua pihak
terkait yang telah berkontribusi.
Tujuan Memberikan pelayanan imunisasi difteri
kepada anak anak dibawah usia 7 tahun
Sasaran Anak usia kurang dari 5 tahun dan anak usia
sampai dengan di bawah 7 tahun
Target 46 Anak mulai dari usia 2-7 tahun
mendapatkan pelayanan imunisasi difteri
Deskripsi Kegiatan
Meningkatnya lingkungan yang kotor
sehingga menimbulkan penyakit yang dapat
menular pada anak-anak. Semua orang tua
mempunyai kewajiban yang sama untuk
menjaga lingkungan yang bersih agar tidak
menimbulkan sarang penyakit yang nantinya
akan lebih membahayakan bagi anak-anak
jika tidak dicegah dari sejak dini. Maka dari
itu perlu adanya peningkatan kesadaran
masyarakat dari usia dini agar peduli tentang
kebersihan lingkungan dan kesehatan. Oleh
karena itu kami mengundang semua warga
Desa Pasilian untuk mengikuti kegiatan dari
pihak posyandu kesehatan Desa Pasilian itu
penting dengan melaksanakan “Imunisasi
Difteri”. Kami mengajak anak-anak untuk
mengikuti posyandu tersebut agar di berikan
64 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
imunisasi difteri supaya mencegah penyakit
radang pada amandel karena bakteri.
Hasil Pelayanan 49 Anak mulai dari usia 2-7 tahun
mendapatkan pelayanan imunisasi difteri
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.6. : Kegiatan Imunisasi Difteri
Tabel 4.12. Pelayanan (Pengolahan Sampah Plastik)
Bidang Lingkungan dan Kebersihan
Program Pengolahan Sampah Plastik dengan Eco-brick
Nomor Kegiatan 07
Tempat, Tanggal SDN 2 Pasilian, Sabtu 11 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 15 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Hilda Awaliah
Tim Yang Membantu : Susi Suwanti, Ahmad
Nawawi, Raden Setyo Hadi Prabowo, Indah
Safitri, Dini Tri Hastuti, Nur Faizah Syafiqah,
Aisyah Nur Ilahi, Siti Ramadhan, M.
Fazlurrahman Amari, Aisyah Nur Ilahi, M.
Abdulah Zahiyan, Sinta Felisia Agnes, Aldi
Maulana, Arinda Yefa Pratiwi, Citra Ayu
Lestari, staf guru SDN 2 Pasilian, serta semua
pihak terkait yang telah berkontribusi.
Tujuan Meminimalisir keberadaan sampah plastik,
memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 65
bermanfaat, serta meningkatkan kreatifitas
anak-anak.
Sasaran Anak-anak Desa Pasilian dan masyarakat
sekitar
Target
40 anak Pasilian mengikuti kegiatan
kebersihan lingkungan serta mengolah
sampah plastik menjadi sesuatu yang dapat
dimanfaatkan.
Deskripsi Kegiatan
Meningkatnya jumlah penduduk dan
kebutuhan sehari-hari, maka sampah yang
dihasilkan juga semakin meningkat. Semua
individu mempunyai kewajiban yang sama
untuk mengelola sampah agar tidak
mencemari lingkungan sekitar. Maka dari itu,
perlu adanya meningkatkan kesadaran
masyarakat dari usia dini agar peduli tentang
kebersihan lingkungan. Oleh karena itu kami
mengundang semua perwakilan siswa kelas 6
dan 5 SD se-Desa Pasilian beserta guru untuk
mengikuti penyuluhan pengolahan sampah
plastik dengan metode eco-brick. Kami
mengajak peserta yang hadir untuk
memisahkan sampah plastik dan non plastik
serta mengumpulkan sampah plastik untuk
membuat eco-brick yang akan dilombakan di
acara 17an yang diikuti oleh sekolah dasar se-
Desa Pasilian.
Hasil Pelayanan
45 anak Pasilian mengikuti kegiatan
kebersihan lingkungan serta mengolah
sampah plastik menjadi sesuatu yang dapat
dimanfaatkan.
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut
66 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.7. : Kegiatan Penyuluhan Pengolahan Sampah Plastik
Tabel 4.13. Pelayanan (Membuat Kaligrafi)
Bidang Keagamaan
Program Membuat Kaligrafi
Nomor Kegiatan 08
Tempat, Tanggal TPA Masjid Jami‟ Baitussalam dan PAUD
Harum, 4 Agustus-18 Agustus
Lama Pelaksanaan 2 Minggu
Tim Pelaksana Muhammad Abdullah Zahiyan
Tujuan memberikan kaligrafi untuki TPA dan PAUD
Sasaran TPA dan PAUD di Desa Pasilian
Target - 1 TPA dan 1 PAUD mendapatkan beberapa
kaligrafi disetiap tempatnya
Deskripsi Kegiatan
- Pembuatan kaligrafi dimulai dengan proses
perundingan dengan warga sekitar mengenai
tempat yang cocok untuk penambahan
hiasan kaligrafi dan sejenisnya, permohonan
izin pengerjaan dan persetujuan tempat plot
penempelan hiasan kaligrafi yang akan
dibuat. Pengerjaan dilakukan di TPA
Baitussalam, PAUD Harum dan Posko KKN
dan hasilnya akan di aplikasikan ke TPA
Baitussalam dan PAUD Harum. Pengerjaan
hiasan kaligrafi menggunakan media triplek
sebanyak dua buah dengan total panjang 5
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 67
meter dan juga pengecatan langsung di
tembok sepanjang 10 meter menggunakan
kuas dan cat acrylic yang telah dipersiapkan
oleh kelompok PASKRON. Waktu
pengerjaan dilakukan pagi hari dan malam
hari dengan lama waktu 2 minggu total
pengerjaannya.
Hasil Pelayanan
1 TPA dan 1 PAUD mendapatkan 2 buah
hiasan kaligrafi dengan panjang tota l 5 meter
di TPA Baitussalam. Pembuatan kaligrafi
Asmaul-Husna di PAUD Harum sepanjang 10
meter.
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan:
Gambar 4.8. : Kegiatan Pembuatan Kaligrafi
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Pada Masyarakat
Dari hasil analisis yang telah dicantumkan di atas, maka program
kerja yang merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat beserta
deskripsi dan hasil pelayanannya ialah sebagai berikut :
Tabel 4.14. Pemberdayaan (Pelatihan Yuk Mendesign)
Bidang Pendidikan
Program Pelatihan Mendesain
Nomor Kegiatan 01
Tempat, Tanggal MAN 4 Tangerang, selasa 31 Juli 2018
Lama Pelaksanaan 9 Hari, Pelaksanaan 1 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Hady Wicaksono
68 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Tim Yang Membantu: Nur Faizah Syafiqah,
Indah Safitri, Muhammad Abdullah Zahiyan
dan Arinda Yefa Pratiwi, Raden Setyo Hadi
Prabowo, Dini Tri Hastuti, Ahmad Nawawi,
Aldi Maulana, Sinta Felisia Agnes
Tujuan Memberikan pelatihan usaha dengan
ketrampilan mendesaign
Sasaran Para remaja Desa Pasilian dan Siswa/I MAN
4 Tangerang
Target
46 siswa/i MAN 4 Tangerang mengikuti dan
mengetahui keahlian di bidang multimedia
serta menerapkannya dalam ekonomi kreatif
Deskripsi Kegiatan
Kami mengetahui bahwa percetakan disana
jauh dari desa dan para remaja kebanyakan
bekerja sebagai buruh pabrik dan kami
berinisiatif melatih mereka untuk mengenal
usaha design. Menjelang KKN kami
mendatangi sekolah MAN 4 Tangerang
untuk menanyakan kesediaannya untuk
dijadikan lokasi pelatihan karena sarananya
sudah cukup mendukung. Pada hari pertama
KKN dan kami mengikuti upacara sekaligus
mengkonfirmasi kesiapan tempat, tanggal,
siapa pesertanya, dan jumlah peserta. Lusa,
selama 2 hari kami mencoba untuk survei
tempat dan sarana di MAN 4 Tangerang serta
menginstalasi software yang akan digunakan
ke seluruh komputer yang ada. Tanggal 31
Juli 2018 kami mulai pelatihan yang dihadiri
oleh 32 orang. 10 dari siswa Osis dan sisanya
yaitu siswa kelas 10.
Hasil Pelayanan
46 siswa/i MAN 4 Tangerang mengikuti dan
mengetahui keahlian di bidang multimedia
serta menerapkannya dalam ekonomi kreatif.
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 69
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.9. : Kegiatan Pelatihan Yuk Mendesain
Tabel 4.15. Pemberdayaan (Yuk Mari Baca Buku)
Bidang Pendidikan
Program Membaca Buku Bersama
Nomor Kegiatan 02
Tempat, Tanggal Waduk Sumur Karang Kronjo, Minggu 12
Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Susi Suwanti
Tim yang membantu : Semua anggota
kelompok KKN Paskron 024 beserta
pendukung pengurus TBM Umah Ilmu
Pasilian.
Tujuan Meningkatkan motivasi minat baca anak-
anak dan masyarakat
Sasaran Anak-anak dan masyarakat
Target 35 Anak-anak dan masyarakat termotivasi
untuk membaca buku
Deskripsi Kegiatan
Pada hari Minggu KKN PASKRON 024
bersiap-siap pada pukul 06.30 sudah di TBM
Umah Ilmu Pasilian untuk mengambil buku
yang telah dipersiapkan untuk gelaran.
Sebelumnya telah mendengarkan arahan dari
pengurus TBM mengenai teknik dan lokasi
yang akan digunakan untuk membuka
gelaran bacaan gratis, yaitu bertempat di
70 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
waduk sumur Karang Kronjo. Sesampai di
lokasi, kelompok PASKRON 024 dan
pengurus TBM yang ikut hadir langsung
menyiapkan gelaran bacaan. Di barengi
dengan kegiatan senam bersama yang diikuti
oleh anggota PASKRON dan masyarakat
yang sedang berolahraga disekitaran waduk.
Alhamdulillah acara yang dilaksanakan
mendapat antusias dan tanggapan yang
positif dari anak-anak serta masyarakat yang
sedang berjalan pagi disekitaran waduk
sumur Karang Kronjo.
Hasil Pelayanan 35 Anak-anak dan masyarakat termotivasi
untuk membaca buku dengan antusias
Keberlanjutan
Program Kegiatan berlanjut
Dokumentasi Kegiatan:
Gambar 4.10. : Kegiatan Yuk Mari Membaca Buku
Tabel 4.16. Pemberdayaan (Be a Smart To Uses Sosial Media)
Bidang Pendidikan
Program Pelatihan Be a Smart To Uses Sosial Media
Nomor Kegiatan 03
Tempat, Tanggal MTS Nurul Hidayah, 6 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 7 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Citra Ayu Lestari
Tim Yang Membantu : Susi Suwanti, Nur
Faizah Syafiqah Hilda Awaliah, Dini Tri
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 71
Hastuti, Dara Azhari, Raden Setyo Hadi
Prabowo, Ahmad Nawawi, M. Abdullah
Zahiyan, Hady Wicaksono, dan M.
Fazlurrahman Amari
Tujuan Mengadakan pelatihan dalam pembuatan
gmail
Sasaran Siswa kelas 9 MTS Nurul Hiayah di Desa
Pasilian.
Target
20 siswa kelas 9 MTS Nurul Hiayah dapat
mengetahui cara pembuatan gmail dan
manfaatnya
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan selama penyuluhan
yaitu menginformasikan kepada seluruh
siswa-siswi khusus di hari tersebut untuk
membawa smrtphone mereka masing-masing
yang selanjutnya mengarahkandan
membimbing mereka dalam membuat akun
gmail dan blog secara bersama-sama. Dalam
program ini bertujuan untuk mengajak anak-
anak untuk sharing section mengenai
penggunaan media yang baik, sesuai dan
benar terutama dalam hal menulis sebuah
blog. Kegiatan ini mengajarkan bagaimana
cara menulis blog dengan benar. Terkhusus
untuk anak-anak yang gemar dalam menulis
hal ini sangat membantu sekali supaya apa
yang bisa menjadi karya menulis dapat
mereka salurkan dengan cara menulis pada
blog. Dalam pelaksanaan tentunya terdapat
beberapa anak yang masih susah untuk
menangkap apa yang dibahas, akan tetapi hal
tersebut tidak membuat kami putus asa, hal
tersebut malah menjadikan kita semakin
dekat dengan mereka.
Hasil Pelayanan 40 siswa kelas 9 MTS Nurul Hiayah dapat
mengetahui cara pembuatan gmail dan
72 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
manfaatnya
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.11. : Kegiatan Be a Smart To Uses Sosial Media
Tabel 4.17. Pemberdayaan (Sosialisasi Permainan Tradisional)
Bidang Sosial
Program Sosialisasi Permainan Tradisional Anak
Nomor Kegiatan 04
Tempat, Tanggal Majelis Baitussalam, Minggu 19 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 1/2 Hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Indah Safitri
Tim yang membantu : Ahmad Nawawi,
Aisyah Nur ilahi, Raden Setyo Hadi Prabowo,
Siti Ramadhan, M. Fazlurrahman Amari,
Sinta Felisia Agnes, Aldi Maulana, Dara
Azhari, dan Yasyifani Rachmah Dini
Tujuan
Menjaga dan melestarikan permainan
tradisional anak yang ada agar tidak hilang
termakan zaman yang serba canggih
Sasaran Anak-anak Desa Pasilian Kronjo
Target 25 anak-anak Pasilian mengikuti kegiatan
sosialisasi permainan tradisional
Deskripsi Kegiatan
Permainan dizaman yang modern ini
kebanyakan hanya bisa dimainkan seorang
diri yang sangat rawan menjadikan banyak
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 73
orang termasuk anak-anak pada umumnya
menjadi mengurung diri dan segan untuk
bersosialisi dalam masyarakat. Hal inilah
yang sangat memprihatinkan, karena yang
paling parah adalah dapat menyebabkan
seseorang menjadi antisosial. Oleh karena itu
perlu adanya upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran keapada anak-anak
agar mau menjaga dan tetap melestarikan
permainan-permainan tradisional yang ada
sejak dulu agar tidak hilang dimakan zaman
yang modern dan canggih ini. Kegiatan
sosialisasi permainan tradisional ini
dilaksanakan bersama anak-anak sekitaran
Masjid Baitussalam. Adapun permainanya
meliputi: congklak, kelereng, karet,
sudamanda, bola bekel, bola kasti, ular tangga,
dan permainan tradisional lainya.
Hasil Pelayanan
29 anak-anak Pasilian mengikuti dan
melestarikan kegiatan sosialisasi permainan
tradisional anak-anak
Keberlanjutan
Program Kegiatan berlanjut
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.12. : Kegiatan Permainan Tradisional
74 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Tabel 4.18. Pemberdayaan (Gebyar Merah Putih)
Bidang Sosial
Program HUT RI Ke 73 Gebyar Merah Putih
Nomor Kegiatan 05
Tempat, Tanggal Majlis, Masjid Baitusalam, Lapangan Masjid,
17 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 4 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Ahmad Nawawi dan
Citra Ayu Lestari
Tim yang membantu : Semua anggota KKN
PASKRON 024
Tujuan Menyelenggarakan perlombaan dalam rangka
HUT RI ke-73
Sasaran Perlombaan
Target 6 perlombaan dalam rangka HUT RI ke-73 di
Desa Pasilian Kronjo terselenggara
Deskripsi Kegiatan
- 14 Agustus malam kami menemui pemuda
Desa Pasilian Anyar untuk membicarakan
perihal perlombaan yang akan di adakan
pada 17 Agustus di sekitar majlis dan
masjid baitusalam untuk berkolaborasi
dengan mereka memeriahkan acara 17
Agustus-an di sekitar Majelis dan Masjid
Baitussalam, dari anak-anak KKN
merencakan untuk mengadakan
perlombaan yang sudah disebutkan di atas
pada tanggal 16 agustus sedangkan dari
pemuda desa Paslian Anyar pada tanggal 17
agustus
- Pada tanggal 15 Agustus kami menyebarkan
undangan ke masing-masing sekolah
PAUD, SD dan MI yang ada di Pasilian
untuk ikut serta untuk memeriahkan
perlombaan yang akan kami adakan di
majelis dan sekitar masjid baitusalam
- 16 Agustus kami mengadakan perlombaan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 75
yang sudah direncanakan. Pada tanggal 17
agustus pagi kami mengadakan pawai yang
diikuti seluruh warga Kronjo, dilanjutkan
membantu pemuda Desa Pasilian Anyar
sebagai panitia
Hasil Pelayanan 6 perlombaan dalam rangka HUT RI ke-73 di
Desa Pasilian Kronjo dapat terselenggara
Keberlanjutan
Program Kegiatan berlanjut
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.13. : Kegiatan HUT RI Ke 73 Gebyar Merah Putih
Tabel 4.19. Pemberdayaan (Senam Sehat)
Bidang Kesehatan
Program Senam Sehat
Nomor Kegiatan 06
Tempat, Tanggal Waduk Sumur Karang Kronjo dan Kp.
Pejamuran, Minggu 12 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 2 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Arinda Yefa Pratiwi
Tim Yang Membantu : Sinta Felisia Agnes,
Indah Safitri, Hilda Awaliah, Dini Tri
Hastuti, Citra Ayu Lestari, Siti Ramadhan,
Susi Suwanti, Nur Faizah Syafiqah, Aisyah
Nur Ilahi, Hady Wicaksono, dan M. Abdulah
Zahiyan
Tujuan Mengajak masyarakat untuk senam sehat
bersama
Sasaran Masyarakat Desa Pasilian Kronjo
76 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Target 30 masyarakat Desa Pasilian Kronjo ikut
serta dalam senam sehat
Deskripsi Kegiatan
Mengadakan jalan sehat dengan beberapa
anak-anak dari Desa Pasilian, didampingi
anggota kelompok KKN PASKRON 024.
Alhamdulillah anak-anak dan masyarakat
sekitar sangat antusias mengenai senam pagi
disekitaran waduk sumur Karang Kronjo.
Kami mengitari sambil melihat keindahan
waduk sumur Karang Kronjo, kemudian
melaksanakan senam bersama dengan
kegembiraan dan kebersamaan yang terjalin
diantara kami yang mengikuti senam sehat
ini. Senam sehat yang dilaksanakan sangat
mengundang antusias masyarakat yang
tadinya sedang melaksanakan olahraga
dengan berhenti dan ikut bergabung untuk
mengikuti senam sehat yang dilaksanakan.
Senam sehat ini dilaksanakan kurang lebih
satu jam lamanya. Dan semakin lama senam
sehat yang kami lakukan semakin membuat
kita merasa bahagia dan gembira bisa berbagi
kebaghagiaan dengan masyarakat yang ada di
sekitaran waduk.
Hasil Pelayanan 30 masyarakat Desa Pasilian Kronjo ikut
serta dalam senam sehat
Keberlanjutan
program Kegiatan tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.14 : Kegiatan Senam Sehat
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 77
Tabel 4.20. Pemberdayaan (Aksi SABSIH)
Bidang Lingkungan dan Kebersihan
Program Kegiatan Sabtu Bersih
Nomor Kegiatan 07
Tempat, Tanggal
Lingkungan sekitar RT 01 (Sabtu,21 Juli
2018), Masjid Baitussalam( Sabtu,4 Agustus
2018), Lingkungan MAN 4 Tangerang(
Sabtu,11 Agustus 2018)
Lama Pelaksanaan 1 minggu 1 kali
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Raden Setyo Hadi
Prabowo
Tim Yang Membantu : Ahmad Nawawi,
Aisyah Nur ilahi, Siti Ramadhan, M.
Fazlurrahman Amari, Sinta Felisia Agnes,
Aldi Maulana, Dara Azhari, Yasyifani
Rachmah Dini, Dini Tri Hastuti, Nur Faizah
Syafiqah, Susi Suwanti, Arienda Yefa Pratiwi,
Abdullah Zahiyan,Citra Ayu Lestari, Indah
Safitri, Hilda Awaliah.
Tujuan Mengajak warga Desa Pasilian untuk aksi
sabtu bersih
Sasaran Lingkungan Kp. Pejamuran
Target 1 Kampung di Desa Pasilian menjadi bersih
dan warga Desa Pasilian ikut berpartisipasi
Deskripsi Kegiatan
Kebersihan merupakan sebagian dari iman.
Ketika diri kita tidak bisa mengontrol
kebersihan pada diri sendiri dan lingkungan
maka kita tergolong orang yang imannya
lemah. Disini mengapa saya mencanangkan
program yang tertuju pada kebersihan
khususnya lingkungan desa, karena kami
melihat disini masyarakat masih kurang
peduli akan lingkungan, masih kurang peka
terhadap kebersihan, lahan kosong dan
saluran air kerap kali dijadikan tempat
pembuangan sampah (membuang sampah
78 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
sembarangan), ini sangat menyedihkan.
Maka dari itu, dengan adanya program ini
diharapkan masyarakat akan menjadi lebih
peduli terhadap lingkungan sekitar mengenai
masalah kebersihan, karena lingkungan yang
bersih tentu juga akan terhidar dari segala
penyakit maupun bencana.
Hasil Pelayanan 1 Kampung di Desa Pasilian menjadi bersih
dan warga Desa Pasilian ikut berpartisipasi
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.15. : Kegiatan Aksi Bersih-bersih
Tabel 4.21. Pemberdayaan (Jum’at Mubaarak)
Bidang Keagamaan
Program Kegiatan Pengajian Malam Jum‟at
Nomor Kegiatan 08
Tempat, Tanggal Rumah K.H. Ahmad Nawawi, 27 Juli 2018
Lama Pelaksanaan Setiap malam Jum‟at dalam tenggang waktu
satu bulan
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab: Yasyifani Rachmah Dini
Tim Yang Membantu: Seluruh anggota
kelompok KKN PASKRON 024
Tujuan Mengajak untuk melakukan kegiatan amalan
rutin pembacaan yasin dan tahlil bersama.
Sasaran Warga Desa Pasilian
Target 20 warga desa mengikuti kegiatan Jum‟at
Mubarak
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 79
Deskripsi Kegiatan
Setiap malam jum‟at anggota kelompok KKN
PASKRON 024 menuju ke rumah K.H.
Ahmad Nawawi untuk mengikuti pengajian
yasin dan tahlil bersama yang dipimpin oleh
Ustadz Ghozali, acara tersebut bertujuan
untuk mengumpulkan / mempererat tali
silaturahim dengan keluarga dan sanak
saudara disetiap minggunya serta untuk
membiasakan pembacaan surah yasin di hari
yang penuh berkah. Setelah selesai
pembacaan yasin dan tahlil bersama, kami
anggota KKN PASKRON 024 turut serta
menikmati hidangan yang telah disediakan
oleh tuan rumah dan berbincang santai
untuk lebih mengakrabi warga Desa Pasilian,
menanyakan seputar kehidupan di Desa
Pasilian yang tak jauh dari pantai yang telah
diberi nama Pulau Cangkir, di pantai
tersebut terdapat makam keramat Pangeran
Jaga Lautan Pulau Cangkir Bin Sulthon
Hasanuddin Bin Syekh Syarif Hidayatullah
Gunung Jati Cirebon.
Hasil Pelayanan 20 warga desa mengikuti kegiatan Jum‟at
Mubarak
Keberlanjutan
Program Kegiatan berlanjut
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.16. : Kegiatan Pengajian Malam Jum‟at
80 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Tabel 4.22. Pemberdayaan (Bimbel Calistung)
Bidang Pendidikan
Program Kegiatan Bimbingan Belajar Calistung (Baca
Tulis dan Hitung)
Nomor Kegiatan 09
Tempat, Tanggal
Majelis Pejamuran, Taman Baca Masyarakat,
dan Posko KKN PASKRON 024, rutin
selama 1 bulan (2 hari dalam seminggu)
Lama Pelaksanaan 8 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Nur Faizah Syafiqah
dan Dini Tri Hastuti
Tim Yang Membantu : Dini Tri Hastuti,
Nur Faizah Syafiqah, Aisyah Nur Ilahi, Citra
Ayu Lestari, Susi Suwanti, Ahmad Nawawi,
M. Abdulah Zahiyan, Indah Safitr, Raden
Setyo Hady Prabowo, Dara Azhari, Hilda
Awaliah, Sinta Felisia Agnes, dan Yasyifani
Rachmah Dini
Tujuan
Mengajak dan memberikan pengajaran
kepada anak-anak tentang membaca,
menulis, dan berhitung
Sasaran Anak anak Desa Pasilian
Target 50 anak-anak ikut berpartisipasi dalam
kegiatan membaca, menulis, dan berhitung
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan bimbingan di sekolah merupakan
bagian integral dari keseluruhan program
kegiatan sekolah, terutama pada bimbingan
belajar sehingga dapat diartikan bahwa
tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah
merupakan tujuan yang ingin dicapai
bimbingan, yang membedakan diantara
keduanya ialah jenis kegiatannya,
pendidikan terletak pada proses belajar
mengajar yang penekanannya pada usaha-
usaha kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sedangkan bimbingan terletak pada
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 81
membina siswa dalam perkembangan
pribadi. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan
oleh 45 anak. Materi dalam kegiatan ini
adalah yang didominasikan terhadap baca
tulis dan hitung. Kegiatan ini terus berlanjut.
Oleh karena itu, perlu adanya pemberdayaan
untuk memperbaiki potensi kedepannya dan
ilmu yang didapat bisa mengalir.
Hasil Pelayanan 50 anak-anak berpartisipasi pada kegiatan
membaca, menulis, dan berhitung
Keberlanjutan
Program Kegiatan berlanjut
Dokumentasi Kegiatan :
Gambar 4.17 : Kegiatan Bimbingan Belajar Calistung
D. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil
Keberhasilan setiap program kegiatan KKN dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang berasal dari dalam kelompok KKN itu
sendiri, di mana setiap individu di dalam kelompok mempunyai
kekurangan dan kelebihan masing-masing, dengan kelebihan-kelebihan
yang berbeda dari setiap individu dapat dimanfaatkan untuk saling
menutupi kekurangan yang lain. Karakter yang berbeda dan tingkat
emosional yang berbeda pun harus disatukan agar setiap program
kegiatan yang telah dirancang dapat tercapai, oleh sebab itu diperlukan
anggota yang kompak, solid, kebersamaan serta semangat yang tinggi.
Untuk tercapainya setiap program kegiatan, maka diperlukan
penanggung jawab pada setiap kegiatan yang sudah direncanakan. Hal
82 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
ini dilakukan karena tidak memungkinkannya ketua untuk menjadi
penanggung jawab atas semua program kegiatan yang telah direncanakan.
Meski begitu keberhasilan setiap kegiatan tidak hanya bergantung pada
penanggung jawab, namun juga dukungan dari setiap individu lainnya
untuk saling membantu, dengan penanggung jawab sebagai kepala yang
memimpin dibantu oleh setiap anggota lainnya. Begitupun dengan ketua
kelompok yang membantu memotivasi semua penanggung jawab dan
anggotanya dalam menyukseskan program kegiatan tersebut. Maka dari
itu dibutuhkan komunikasi dan kekompakan antar individu yang baik.
Selain faktor internal, juga terdapat faktor eksternal yaitu faktor
yang berasal dari luar kelompok yang dapat mempengaruhi keberhasilan
setiap program kegiatan, diantaranya yaitu: sasaran kegiatan yang
mendapat respon positif dari warga, metode pendekatan yang digunakan
sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, lingkungan desa,
serta kontribusi yang telah diberikan oleh dosen pembimbing KKN
Paskron. Berkat faktor-faktor tersebut setiap program kerja dapat
terlaksanakan dengan baik. Partisipasi dan antusias dari masyarakat juga
baik dari Kepala Desa, Ketua RT, Ketua RW, Kepala Sekolah, seluruh staf
guru, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, para pemuda-pemuda desa
Pasilian serta warga sekitar desa pun telah banyak membantu dalam
keberhasilan terlaksananya setiap program kegiatan yang sudah
direncanakan. Apabila tidak adanya persetujuan serta dukungan dari
pihak-pihak tersebut setiap program kegiatan yang telah direncanakan
tidak mungkin dapat berjalan dengan lancar dan baik dalam
pelaksanaannya. Oleh sebab itu kami sangat berterimakasih atas semua
jasa masyarakat yang telah berkontribusi dan berpartisipasi dalam
program kegiatan yang kami lakukan.
83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman yang sudah kami alami selama satu
bulan di Desa Pasilian, maka kami dapat menyimpulkan keseluruhan
program yang kami rencanakan telah berjalan dengan lancar. Hal ini
dibuktikan dengan tersedianya fasilitas yang memadai dan antusias warga
yang baik.
Desa Pasilian dapat digambarkan sebagai desa yang memiliki
penduduk dengan tingkat antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan
keagamaan dan juga pendidikan. Sehingga, desa ini sangatlah cocok
untuk dilaksanakan program-program yang bersifat pendidikan,
keagamaan, dan program-program sosial. Meski begitu, Desa Pasilian
masih memiliki kekurangan dalam segi infrastrukturnya. Seperti jalan
yang kurang baik, air yang terbatas, perekonomian yang rendah,
lingkungan yang kurang bersih, dan tidak semua rumah warga memiliki
MCK sendiri. Sehingga Desa Pasilian sangat membutuhkan pembaharuan
untuk membuat Desa Pasilian menjadi desa yang lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Program pelayanan, seperti kegiatan belajar mengajar, kegiatan
bimbingan TPA, kegiatan anti narkoba, penyuluhan hukum perkawinan,
imunisasi difteri, membuat kaligrafi, serta pengolahan sampah plastik.
Selain itu program pemberdayaan terhadap masyarakat Desa Pasilian
yang kami rencanakan seperti pelatihan Mendesain, yuk mari baca buku,
sosial media, permainan tradisional, gebyar merah putih, senam sehat,
aksi bersih-bersih, dan calistung (kegiatan bimbel). Kegiatan-kegiatan
tersebut telah meningkatkan daya kreativitas masyarakat dan menambah
wawasan masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan serta
pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan keantusiasan masyarakat
pada saat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang kami adakan.
Alhamdulillah program-program tersebut dapat terlaksana dengan baik dan
lancar meskipun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan dan
kendala, namun semuanya dapat diatasi dengan baik. Hal ini berkat
kerjasama dan profesionalitas kerja antar anggota KKN PASKRON serta
kerjasama yang baik dengan aparat desa, perkumpulan pemuda desa,
pihak TBM, dan masyarakat Desa Pasilian.
84 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
B. Rekomendasi
Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan oleh kelompok PASKRON 024, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang telah melaksankan berbagai bentuk pengabdian masyarakat. Kami menyadari bahwa pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ini masih memiliki banyak kekurangan serta keterbatasan dalam melaksankan program-program kerja untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di Desa Pasilian. Oleh karena itu, kami memberikan saran kepada beberapa pihak terkait, yang mana dapat menjadi masukan dan evaluasi untuk Desa Pasilian agar lebih baik lagi kedepannya. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Setempat
Pemerintah setempat sudah selayaknya memiliki tanggung jawab
atas permasalahan di daerahnya yang masih membutuhkan banyak
pembaharuan dalam infrastruktur, bidang ekonomi, lingkungan dan
sosial terutama dalam bidang pendidikan. Hal tersebut dilakukan untuk
menunjang kemajuan desa, sehingga dapat mewujudkan desa yang
makmur sangatlah kami harapkan.
Kami berharap pemerintah setempat dapat memfasilitasi sekolah-
sekolah di Desa Pasilian dengan kerja sama beserta guru-guru di sekolah.
Hal tersebut menurut kami sangat penting dilakukan, karena dengan
kurangnya fasilitas belajar anak-anak di sekolah dapat menghambat bakat
dan minat anak untuk perkembangannya. Terutama sekolah PAUD/RA
yang kurang sarana dan prasarana yang bisa membangun bakat dan minat
anak agar terciptanya generasi penerus desa yang inovatif dan kreatif.
2. Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Jakarta
Program pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) PpMM harus
tetap dilaksanakan untuk semua mahasiswa. Karena banyak pelajaran
yang dapat diambil dari KKN yang tidak mahasiswa didapatkan di
kampus. Banyak hal baru yang dapat diperoleh terutama dalam
mengembangkan desa. Adanya program KKN menjadi salah satu
jembatan untuk mengetahui permasalahan di suatu daerah yang
membutuhkan perhatian lebih. Selain itu, kegiatan ini juga dijadikan
sebagai media pengaplikasian pelajaran yang kami dapatkan selama masa
kuliah. Namun saran bagi LP2M UIN Jakarta, agar dalam memilih lokasi
KKN yang masih benar-benar membutuhkan. Agar setiap kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan target. Selain itu LP2M UIN Jakarta juga harus
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 85
lebih giat dalam mensosialisasikan KKN terhadap mahasiswa dari mulai
pendaftaran KKN hingga pembuatan laporan setelah KKN berlangsung.
Sehingga mahasiswa yang mengikuti KKN tidak tertinggal informasi dan
tidak merasa kebingungan.
3. Pemangku Kebijakan di Tingkat Kecamatan dan Kabupaten
Pemangku jabatan di tingkat kecamatan dan kabupaten
diharapkan lebih memperhatikan kekurangan sarana dan prasarana serta
kemajuan desa. Seperti dalam bidang pendidikan, perekonomian,
lingkungan dan sosial. Kemudian, kami berharap untuk dapat
memfasilitasi warga dengan sarana dan prasarana yang memadai terutama
dalam meningkatkan sanitasi yang lebih baik di Desa Pasilian. Hal
tersebut dapat dilihat dari tidak adanya tempat pembuangan sampah
akhir sehingga banyak warga yang membuang sampah di samping
rumahnya. Hal tersebut perlu ditemukan solusinya agar tercipta Desa
Pasilian yang maju dan sejahtera.
4. Tim KKN-PpMM Selanjutnya
Selanjutnya, untuk tim KKN-PpMM yang akan datang di Desa
Pasilian disarankan untuk survei kepada masyarakat terlebih dahulu agar
mengetahui permasalahan Desa Pasilian sehingga dapat merencanakan
program yang sesuai dengan target. Selain itu, kami menyarankan titik
fokus dalam pelaksanaan kegiatan KKN berbeda dengan titik fokus yang
telah kami laksanakan, hal itu untuk membuat pemerataan agar setiap
wilayah dapat terbantu dengan kegiatan KKN UIN Jakarta.
86 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Jangan terlalu sibuk menginginkan dan mengejar hal yang besar dan
mengabaikan hal yang kecil, karena sebuah kehidupan dibangun dari
hal-hal kecil yang dilakukan dengan kesungguhan besar.
-
~ Sinta Felisia Agnes ~
87
BAGIAN II : REFLEKSI
HASIL KEGIATAN
88 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Masalah yang kamu hadapi bukan untuk menjatuhkanmu,
tetapi agar kau bisa berpikir lebih dewasa dari hari ini,
kemarin, dan sebelumnya.
~ Dini Tri Hastuti ~
89
BAB VI
PENGGALAN KISAH INSPIRATIF KKN
A KISAH DI BALIK KESALAHAN
Ahmad Nawawi
1. Kisah Inspirasiku
Saya Ahmad Nawawi sebagai mahasiswa tarbiyah yang sedang
menjalankan perkuliahan mendengar kata-kata akan diadakannya KKN
“Kuliah Kerja Nyata” pada awalnya merasa terbebani. Karna pada dasarnya
yang saya ketahui sejak awal bahwa Tarbiyah tidak pernah melakukan
kegiatan KKN, saya pada awalnya masih bertanya-tanya untuk apa
diadakannya KKN ini di Tarbiyah.
Tarbiyah tertuju sebagai fakultas keguruan yang bertugas untuk
mengajar di sekolah-sekolah ke depannya, mengapa harus di adakan KKN,
saya berfikir pada awalnya bahwa tarbiyah hanya cukup dengan
mengadakan yang sebelumnya dikenal dengan kata PPKT dengan
mengutus Mahasiswa dan Mahasiswi dari Tarbiyah untuk mengajar di
sekolahan-sekolahan selama empat bulan. Apa tujuan Tarbiyah melakukan
KKN ?
Saat pembagian nama-nama kelompok saya merasa asing akan
nama-nama yang dicantumkan di folder tersebut, saya sama sekali tidak
mengenal akan nama-nama dari teman-teman sekelompok saya. Dan saat
itu juga saya mulai berpikir untuk memulai kembali untuk bersosialisasi
dengan orang-orang baru yang tercantumkan sebagai teman kelompok saya
kelak yaitu kelompok KKN 024. Setelah mengetahui akan hal tersebut saya
mencoba untuk menerimanya dan menjalankannya saja, saya mencoba
berpikir positif bahwa pihak dari kampus pasti memiliki pandangan lain
yang kuat di balik mengapa Tarbiyah harus diadakannya KKN.
Kami sebagai kelompok 024 langsung membuat grup WhatsApp
setelah diberitahukan akan nama-nama pembagian kelompok yang sudah
ditentukan, dan kami sebagai kelompok KKN 024 memulai perkenalan
yang menurut saya masih canggung di grup WhatsApp. Masing-masing dari
teman-teman grup memperkenalkan diri dari nama, tempat tinggal,
fakultas, dan jurusannya masing-masing. Setelah perkenalan singkat yang
dilakukan di grup WhatsApp kami sepakat untuk melakukan pertemuan
90 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
langsung untuk memperkenalkan diri secara langsung, kami sebagai
kelompok KKN 024 yang terdiri dari 19 orang pada awal pertemuan
pertama tidak sesuai harapan akan kehadiran dari full team untuk mengenal
semuanya secara langsung pada pertemuan pertama yang telah disepakati.
Setelah pertemuan pertama sudah dilakukan kami kemudian
merencanakan kembali untuk mengadakan pertemuan selanjutnya untuk
membicarakan survei yang harus kami lakukan di Desa Pasilan Kronjo.
Pada awal survei saya merasa terkejut ketika datang ke Desa Pasilian
Kronjo yang terletak di perbatasan antara Tangerang dan Banten, karena
saya merasa banyak perbedaan dari tempat awal saya tinggal dengan
tempat KKN yang akan saya tinggali selama satu bulan ke depannya kelak.
Asing sekali tempat yang saya datangi saat itu benar-benar berbeda dengan
tempat yang saya tinggali. Desa Pasilan Kecamatan Kronjo itu benar-benar
seperti tempat yang sepi dan tidak padat penduduk seperti Ibukota
Jakarta. Pada saat survei pun tidak semua dari anggota dari KKN 024 yang
dapat mengikuti survey tersebut dengan alasan yang bermacam-macam.
Pada saat survey kami pertama-tama mengunjungi rumah dari Kepala Desa
tersebut untuk meminta izin dan memberitahukan bahwa kami dari
mahasiswa dan mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan
mengadakan kegiatan KKN “ Kuliah Kerja Nyata “ di Desa Pasilan Kronjo
dan mencari berbagai tempat dan memilih di mana tempat yang akan kami
tinggali nanti.
Setelah kami selesai mengadakan survei di Desa Pasilian Kronjo
kami memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing, dari kami
semua ada yang datang mengikuti survei dengan membawa kendaraan
motor sendiri-sendiri dan ada juga yang menaiki transportasi umum seperti
kereta dan di lanjut kembali menaiki angkutan umum.
Usai survei kami kelompok KKN 024 setuju untuk melakukan
pertemuan selanjutnya untuk mencetuskan beberapa program yang akan
kami adakan di Desa Pasilian Kronjo dan mencetuskan nama-nama
kelompok KKN yang akan kami pakai untuk menjalankan kegiatan KKN
kami maka terpilih lah nama PASKRON yang berlambangkan lebah di
kedua sisi dengan simbol tangan yang merangkul lebah tersebut di masing-
masing sisi. Kami berharap bahwa kelompok KKN kami kelak akan
menimbulkan banyak manfaat sebagai lebah, bukan hanya madunya saja
yang manis tetapi juga khasiat dari madunya yang bisa menjadi obat bagi
banyak orang.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 91
Kemudian kami pun melakukan kembali survei terakhir kami
dengan mengunjungi beberapa lokasi seperti balai desa dan tempat yang
akan kami tinggali bersama dengan Dosen Pembimbing kami yaitu Bapak
Ahmad Tholabi Kharlie, SH, MH, MA yang kebetulan kenal dengan
beberapa Pejabat Desa kemudian mengunjungi rumah kediaman ketua Rt
01/01 Pasilian untuk melihat kediaman yang akan kami tempati nanti.
2. Tiba di Lokasi
Kami dari kelompok KKN 024 memutuskan untuk keberangkatan
kami ke Desa Pasilian pada tanggal 18 juli 2018 menggunakan angkutan
umum, ada juga yang beberapa teman dari kelompok saya yang menyusul
dengan menggunakan motor karna tidak bisa di pungkiri bahwa nanti di
tempat KKN kami akan kesulitan jika tidak ada teman dari sekelompok
KKN kami tidak ada yang membawa motor sama sekali. Kita dari
kelompok PASKRON yang awalnya berjumlah 19 berkurang satu personil
teman kami yaitu Bilqis dikarenakan sedang dalam keadaan rawat jalan
jadi dia menjalakan KKN di kampus, dan kami dari kelompok PASKRON
yang siap untuk menjalankan KKN menjadi 18 orang dengan 6 orang laki-
laki dan 12 orang perempuan.
Kami memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk sampai di Desa Pasilian Kronjo menaiki angkutan umum dengan menggunakan jalan tol agar sampai tujuan dengan lebih cepat, sedangkan untuk teman-teman saya yang menggunakan kendaraan motor pribadi memerlukan jarak tempuh selama 2 jam untuk sampai ke tempat tujuan. Awal kami sampai di lokasi Desa Pasilian Kronjo kami turun di Rt 01 Rw 01 untuk langsung menempati tempat posko kami di Rt 01 Rw 01 yang kebetulan bersebelahan dengan rumah yang di tempati oleh ketua Rt 01/Rw 01 yaitu bapak Rt Syamsuddin atau yang dikenal dengan warga sekitar dengan panggilan Bapak Kendi.
Di sana kami di sambut dengan sangat hangat, awal kami tiba di sana saya merasa sangat senang karena banyak sekali anak-anak di sana yang menyambut kami ketika mobil angkutan umum yang kami naiki sampai di sana.
Saat mulai membawa barang-barang yang ada di mobil koantas bima tersebut saya merasa terharu karna banyak sekali anak-anak dari Desa Pasilian Rt 01/Rw 01 ikut membantu kami, padahal sudah di bilang tidak usah tetapi mereka terlihat sangat antusias sekali dengan kedatangan kami.
92 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Saya melihat anak-anak tersebut membantu ikhlas dengan
senyumannya polos dan bertanya “ kak mana lagi sini aku bantu bawain “ saat
berikan barang kami dengan memilih barang-barang yang ringan untuk di bantu dengan anak-anak itu tentu saja untuk barang-barang yang berat seperti koper, buku donasi dan lain-lain kami yang akan membawanya sendiri, saat di berikan barang yang akan di bawakan ke rumah posko mereka langsung berebut untuk membantu membawakan barang-barang kami ke rumah posko yang kami tempati selama satu bulan kedepannya.
Usai kami memindahkan barang-barang kami dari angkutan umum ke rumah posko di sebelah rumah Pak Rt Kendi. Tetangga yang kebetulan masih saudara dari Pak Kendi memberikan kami sebuah es batu dan bungkusan minuman kemasan, spontan kami langsung membuat minuman tersebut untuk menghilangkan dahaga kami. Terasa sekali kebersamaan kami ketika usai memindahkan barang-barang kami bersama dan meminum es bersama anak-anak yang telah membantu memindahkan barang-barang kami. Selepas anak-anak sudah kembali ke rumahnya masing-masing kami pun kembali di sibukan dengan barang-barang kami sendiri yang belum tertata dengan rapih di dalam rumah. Sebelum itu kami membagikan masing-masing kamar untuk ditempati, bagi yang perempuan mendapatkan 2 kamar dan dibagi-bagi orangnya untuk menempati kamar tersebut sedangkan untuk yang laki-lakinya yang minoritas hanya 6 orang menempati kamar samping yang dekat dengan dapur.
Kamar sudah terbagi, kami mulai kembali di sibukan dengan membawa barang bawaan kami masing-masing ke dalam kamar yang telah di tentukan. Tapi bagi saya itu tidak merepotkan, karena saya tidak terlalu banyak membawa barang bawaan cukup membawa tas ransel yang berisikan beberapa baju saja, tidak seperti teman-teman yang perempuan yang sangat di sibukan dengan barang-barangnya.
Pagi pertama saya menjalani kehidupan di Desa Pasilian sangat tenteram dan tenang, tidak banyak suara bising akan adanya kendaraan seperti di Jakarta yang sangat padat. Yah pada awalnya saya sangat menyukai suasana pagi hari di tempat ini mungkin karena memang belum dimulainya dengan kesibukan-kesibukan program yang akan kami mulai pada tanggal 20 nanti. Awalnya saya merasa aneh dengan air yang ada di sini karena warnanya yang keruh dan rasanya yang payau ketika saya berkumur, karena keadaan airnya seperti itu kami sepakat untuk memasak menggunakan air galon.
Pada tanggal 19 juli 2018 kami sepakat untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat Pasilian agar kita dapat mengenal satu sama lain
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 93
sebagaimana pepatah “ Tak Kenal Maka Tak Sayang “ maka dari pepatah itulah
kami mulai mengelilingi Desa Pasilian untuk bersosialisasi pada pagi hari itu. Setelah usai bersosialisasi dengan warga sekitar saya mendapatkan instruksi langsung dari ketua saya yang bernama Muhammad Fazlurrahman Amari atau yang biasa di panggil dengan nama panggilannya yaitu Ifaz untuk menyebarkan surat undangan ke masing-masing ketua Rt
dan Rw dikenal di sana dengan panggilan jaro untuk ketua Rw nya agar
dapat menghadiri acara pembukaan KKN kelompok 024 kami di balai desa pada esok hari tanggal 20 juli 2018 yang tentu saja akan di hadiri juga oleh kepala desanya dan dosen pembimbing kami Bapak Ahmad Tholabi Kharlie, SH, MH, MA. 3. Kesalahan Pertama
Pukul 12.00 siang waktu Indonesia bagian Kronjo, ba‟da dzuhur
kami mulai membagikan tugas untuk memberikan surat undangan sesuai
dengan instruksi dari ketua kami bang Ifaz. Dibagi menjadi dua tim,
terbentuk dua tim dikarenakan memang dari kelompok kami yang
membawa motor hanyalah dua orang. Surat undangan sudah disiapkan
oleh sekretaris kami Yasyifani Rachmah Dini dikenal dengan nama
panggilan Iffah dengan kepribadian yang rajin dan juga sangat sopan dalam
bertutur kata.
Saya dan teman satu divisi saya Bowo mendapatkan tugas untuk membagikan surat undangan tersebut ke rumah-rumah kepada Kepala Desa, orang yang terpandang di Desa Pasilian dan juga Rt/Rw di desa Pasilian. Awalnya kami berempat mengantarkan suratnya bersama-sama ke rumah Kepala Desa sekaligus untuk meminta tanda tangan dari Kepala Desa untuk menandatangani surat-surat yang akan kami bagikan, setelah selesai mengantarkan surat ke Kepala Desa dan mendapatkan tanda tangannya kami langsung membagi menjadi dua tim agar lebih cepat tersebarnya surat undangan untuk menghadiri acara pembukaan KKN kelompok 024 kami di Balai Desa. Saya dan Bowo mendapatkan surat yang harus dibagikan dari mulai jaro / Rw 2, dikarenakan ketidak tahunan saya dan teman saya Prabowo akan rumah-rumah dari para Pejabat Desa setempat maka kami memberanikan diri untuk bertanya kepada warga sekitar. Rumah yang awalnya kami tanya tentu saja rumah dari kepala
jaronya / Rw 02 setelah mendapatkan lokasi yang sudah di arahkan oleh warga sekitar kami langsung mengunjungi rumah kepala jaro 2 untuk mengantarkan undangannya.
94 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Awalnya kami merasa bahwa mengantarkan undangan ini akan selesai dengan cepat karena dalam benak saya tidak akan jauh jarak dari rumah Jaro dan Rt nya, tetapi hal itu tidak sesuai dengan kenyataan. Saya kebingungan menanyakan alamat dari Kepala Rt nya, ketika saya bertanya dengan warga sekitar rumah Rt 07 tidak ada yang mengetahuinya. Bahkan ada yang mengatakan tidak ada rumah Rt 07 di sini.
Saya dan teman saya tidak berputus asa dengan petunjuk yang tidak kami dapatkan untuk menemukan rumah Kepala Rt dari Rw 02 dua ini, dan saya berusul untuk kembali ke rumah Jaro 2 untuk menanyakan rumah Rt 02 di Desa Pasilian. Dengan harapan bahwa Jaro pasti akan mengetahui rumah Rt di jaro dua ini. Setibanya kami di rumah jaro 02 kami
langsung bertanya kepada bapak jaronya rumah dari Rt 07 tetapi jawaban
dari kepala Jaro nya membuat kami malu, beliau berkata bahwa di Jaro 02 ini hanya ada Rt 01 sampai 05 saja. Tentu saja saya dan teman saya bowo merasa bingung dengan surat undangan yang di berikan oleh teman kami Ifah, di undangan tertulis Rt 07 Rw 02 bahkan dia menuliskan di Rw 02 di mulai dari Rt 07 sampai Rt 14. Setelah mendapat informasi dari kepala Jaro 02 kami memutuskan untuk kembali ke rumah posko dengan membawa surat undangan untuk kepala Rt nya yang belum kami antarkan.
Setibanya kami di rumah posko yang kami tempati, saya langsung menemui Ifaz sebagai ketua kelompok kami untuk bertanya kenapa di surat undangan ini bisa ada nama kepala Rt 07 sampai 14, padahal kata
bapak jaro 2 kalau di sana cuma ada Rt 01 sampai dengan Rt 05. Ifaz menjelaskan bahwa di Desa Pasilian ini ada 17 Rt dari 3 jaro atau Rw, kemudian meminta mbak Iffah sebagai sekretaris untuk membuatkan surat undangan untuk perwakilan ketua Rt. Kesalah pahaman dari mbak Ifah selaku sekretaris yang membuatkan surat undangan dari Rt 01 sampai dengan Rt 17. Mbak Iffah menangkap omongan dari ketuanya yaitu Iffaz bahwa di sini Rt nya dari 01 sampai dengan Rt 17. Padahal yang dimaksud Ifaz bahwa di sini terdapat 17 Rt yang harus dibuatkan undangannya untuk menghadiri acara pembukaan KKN pada tanggal 20 juli 2018 nanti. Usai perdebatan singkat antara mbak Ifah selaku sekretaris dengan Ifaz maka
mbak Ifah tertawa dan berkata “ aku tidak tahu, aku pikir Ifaz bilang bikinan
surat Rt 01 sampai 17 “ sehabis itu mbak Ifah mengganti surat undangan
tersebut dengan Rt 01 sampai Rt 05. Tetapi dengan adanya kejadian tersebut saya dapat melihat kelucuan dari kelompok kami dan juga sisi lain dari ketua dan sekretaris kami, Ifaz sebagai ketua yang memberikan instruksi kurang jelas dan Ifah sebagai sekretaris yang rajin tapi juga teledor dan sungkan untuk bertanya.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 95
Di dalam program KKN PASKRON 024 kami mengadakan bimbel
calistung ( baca tulis hitung ) yang sudah disepakati oleh semua anggota
kelompok kami. Awalnya setelah seusai nya pembukaan KKN di balai desa kami ingin beristirahat sejenak untuk tidur siang, tetapi niatan itu kami urungkan karena kedatangan tamu sekelompok anak-anak membawa buku pelajarannya dan ingin belajar bimbel bersama kami di posko tempat kami beristirahat. Kami semua sudah sepakat bahwa kami akan memulai kegiatan untuk mengajar baca tulis hitung pada hari jumat di majelis dekat masjid, terpilihnya tempat itu karena kami melihat tempat itu kosong dan bias kami tempati. Tetapi belum di bersihkan, maka dari itu kami ingin
memulai kegiatan calistungnya pada hari jumat.
Karena kesalahan dari kelompok kami juga yang entah siapa
pelakunya telah memasangkan X-banner yang bertuliskan mengadakan
bimbel baca tulis hitung maka anak-anak berbondong-bondong datang ke tempat kami dan meminta untuk Bimbel setelah acara pembukaan KKN PASKRON 024 kami usai di balai desa. Terpampang jelas senyuman dan kegembiraan di wajah anak-anak yang datang ke tempat kami untuk di ajarkan belajar, tentu saja saya sendiri tidak bisa menolak permintaan anak-anak itu. Dikarenakan memang kesalahan dari pelaku kelompok kami
yang memasang X banner yang bertuliskan bahwa kami mengadakan Bimbel
baca tulis hitung maka saya pun tak enak hati untuk menggoreskan senyuman ikhlas dan kegembiraan mereka untuk di ajarkan oleh kakak-kakak KKN PASKRON. Maka bergeraklah dari kelompok kami yang berasalkan dari tarbiah untuk mengajar bimbel anak-anak dari Desa Pasilian dengan sebisa dan semampu kami. Usai lah sudah pengajaran Bimbel hari itu di sore hari pada pukul 14.00 dan anak-anak masih ingin berada di tempat kami, mereka terlihat sangat senang berada di sekitar kami. Dari kesalahan kedua ini saya dapat melihat antusias anak-anak dari Desa Pasilian untuk belajar dan melihat niat belajar dari mereka dalam bidang akademik saya merasa kagum akan antusias mereka dalam belajar. Saya juga dapat mengetahui bahwa anak-anak ini sangat menyukai keberadaan kami. Bahkan ketika waktu senggang mereka pun main ke tempat kami tinggal untuk bercerita dan bermain bersama kami. 4. Harapan Saya
Selama satu bulan ini saya tinggal satu atap dengan 18 orang yang tentu saja berbeda-beda watak, sikap dan perilakunya, yang mengakibatkan terjadinya kesalah pahaman di antara kita. Tetapi di balik kesalah pahaman itu dapat menjadikan pelajaran yang terbaik untuk kita ke depannya dan menjadi kenangan singkat yang saya tidak bisa tuliskan
96 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
semuanya di ceritanya. Di balik kesalahan-kesalahan yang sudah kita perbuat pasti selalu ada canda, tawa, hikmah, dan pelajaran untuk kita ke depannya.
Selama saya di sini saya jadi banyak belajar tentang kepribadian
masing-masing teman saya yang berasal dari daerah dan suku yang
berbeda-beda. Dan saya juga banyak melihat kegembiraan di wajah anak-
anak ketika kedatangan kami desa Pasilian Kronjo dan kesedihan mereka
di saat kami memberitahukan bahwa kami akan kembali dan
meninggalkan desa penuh kenangan ini yang akan terus terekam di dalam
ingatan saya. Saya ingin berterimakasih kepada rekan-rekan saya yang
sudah bekerja bersama selama satu bulan ini, kepada kepala desa dan para
masyarakat Pasilian Kronjo yang telah membantu kami menyukseskan
program-program kami. Semoga pengalaman saya selama satu bulan di
Desa Pasilian Kronjo ini dapat menjadikan pembelajaran khusus bagi saya
agar menjadi pribadi yang lebih baik di kemudian hari.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 97
B
LINGKAR KEBERSAMAAN
Aisyah Nur Ilahi
1. Pengalaman Pertama
Jika bisa diungkapkan dengan kata-kata kala itu saya sangat terkejut mendengar berita tentang Kuliah Kerja Nyata (KKN). Saya yang berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun ini wajib mengikuti KKN. Padahal tahun-tahun sebelumnya fakultas saya tidak ada KKN tapi yang ada hanyalah PPKT. Saya khawatir dengan situasi yang seperti ini karena tahun ini menjadi tahun percobaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ikut andil dalam kegiatan KKN. Awalnya berita tersebut seolah menjadi kabar burung, yang belum tahu kebenarannya. Seminggu kabar tersebut cukup membuat resah. Ada beberapa hal yang saya gelisahkan, yakni kegiatan KKN ini akan memakan waktu yang relatif lama, serta mengenai finansial pun saya pikirkan. Setidaknya butuh uang untuk tinggal dan menetap di lokasi tersebut selama KKN. Selain itu saya juga khawatir akan mendapatkan teman-teman yang pasif, sehingga program KKN tidak terjalankan dengan baik serta akan menimbulkan permasalahan-permasalahan dan masih banyak lagi yang saya gelisahkan selama seminggu pertama saya mengetahui informasi terkait KKN, setelah PPM membagikan anggota kelompok KKN ternyata memang ada nama saya dan teman-teman saya yang dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Sedih bercampur senang mendengarkan informasi tersebut. Saya cukup khawatir dengan adanya KKN, apalagi saya sering mendengarkan rumor dari para senior yang dari fakultas lain yang bilang “KKN itu tidak enak, pasti banyak problem”. Tapi dilain sisi saya senang dengan adanya kebijakan baru bahwa mahasiswa Tarbiyah ikut andil dalam kegiatan KKN karena dengan mengikuti KKN saya bisa belajar praktik langsung ke masyarakat. Belajar bermasyarakat, menilai sejauh mana kemampuan diri kita tentang bersosialisasi terhadap sesama teman kelompok maupun masyarakat, belajar berkomunikasi yang baik dan lain sebagainya. Setelah pembagian kelompok diumumkan saya dan anggota kelompok sepakat untuk melakukan pertemuan. Pertemuan pertama dengan anggota kelompok masih baik-baik saja. Pembentukan struktural kelompok. Ketika itu saya mengajukan diri sebagai bendahara I, namun tetap melalui
musyawarah forum dan alhamdulillah teman-teman sepakat menunjuk saya
sebagai bendahara I. Saya mengajukan diri sebagai bendahara I karena saya ingin berproses tentang manajemen keuangan. Pada pertemuan pertama ini
98 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
terbentuklah struktural keanggotaan. Ada kesan yang baik pada pertemuan pertama yang saya rasakan, yakni anggota kelompok yang hadir ketika itu semuanya aktif. Namun ada juga kesan yang kurang baik, yaitu pertemuan pertama yang kita sudah sepakati dari jauh-jauh hari ternyata hanya segelintir orang yang datang. Segelintir orang tersebut mayoritas termasuk ke pengurus utama (BPH).
Sudah berlalu beberapa hari maka berangsur-angsur PPM memberikan tugas yang harus kami lakukan, seperti mengisi form yang
diberikan oleh PPM, survey tempat KKN, melakukan pertemuan dengan
dosen pembimbing KKN termasuk pematangan persiapan keberangkatan ke tempat KKN. Namun yang saya rasakan ialah hanya teman-teman BPH saja yang kerja, yang lain susah di kabari, sibuk dan lain sebagainya.
Sampai-sampai untuk survey mencari tempat tinggal pun hanya empat orang yang bisa ke lokasi KKN, yakni saya, Siti Ramadhani, Hady Wicaksono dan Fazzurrahman Amari. Tapi semua itu tidak pernah saya ambil hati. Saya berharap ketika kegiatan KKN selama sebulan itu berlangsung teman-teman saya bisa berkontribusi dengan baik. 2. Layaknya Bhineka Tunggal Ika
Salah satu kekhawatiran yang dirasakan setiap mahasiswa ialah takut tidak menemukan teman ketika KKN. Bagaimana tidak, anggota kelompok yang terdiri dari 19 orang, tinggal dalam satu rumah selama sebulan penuh. Pun dalam menyelenggarakan program dibutuhkan tenaga untuk menyatukan persepsi dari setiap orang. Hal tersebut menjadi tantangan dalam kegiatan KKN ini. Namun kekhawatiran tersebut bukanlah menjadi sesuatu yang perlu ditakuti.
Selama sebulan menjalani KKN di Desa Pasilian Kecamatan Kronjo, Tangerang saya merasakan beberapa kendala, seperti kekurangan air, tempat tinggal yang kumuh, fasilitas serba terbatas, berantakan, banyak nyamuk dan lain sebagainya. Namun yang sangat mengesankan ialah saya dan teman-teman saya sering menumpang mandi di masjid, karena air yang di posko kami sering mati. Adakalanya saya dan teman-teman tidak mandi karena sudah mendekati jadwal kegiatan sedangkan jika mandi harus antri.
Menyatukan pendapat dari 18 orang sungguh terasa sulit, dan sifat serta karakter teman-teman yang berbeda pun menjadi uji kesabaran. Namun demikian banyak hal yang dapat saya pelajari dari teman-teman saya. Pertama, saya kagum dengan teman saya yang bernama Ica. Dia menginspirasi saya untuk lebih dewasa dalam menanggapi suatu masalah, sebab ketika dia dihadapkan dengan suatu masalah, dia mampu mengatasinya dengan tenang dan memikirkan keputusannya secara
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 99
matang. Dia tidak mudah berpikir negatif akan suatu hal. Orangnya lemah-lembut, sopan dan rajin menyapu. Dia anak yang pendiam tapi seru jika diajak diskusi. Saya sangat bersyukur bisa berteman dengan dia. Selain itu yang saya kagumi dari Ica ialah ia tidak mudah mengatakan kejelekan terhadap teman-temannya, baik di belakang maupun di depan orangnya, ini yang sangat sulit dijauhi oleh para perempuan. Kedua, Rahma, teman yang ke mana pun sering berdua. Awalnya saya tidak terlalu dekat sama dia tapi dengan beriring nya waktu saya suka pergi sama dia, ini berawal karena saya dan Rahma mendapat jadwal mengajar di PAUD Harum dan mendapat jadwal mengajar di majelis yang sama. Selain itu saya dan dia mempunyai banyak hobi yang sama. Kami sama-sama doyan seblak, suka yang pedas-pedas, dan sering cerita tentang kisah asmara juga. Jadi saya sering menghabiskan waktu bersamanya. Banyak hal yang kita sering lakukan bersama, seperti mandi, makan, jajan, mengajar, sosialisasi pun sering dapat jadwal yang sama. Ketiga, Hady, banyak orang menilai bahwa dia itu sangat pendiam, tapi bagi saya dia bukan seorang yang pendiam. Beliau suka ngobrol biasa maupun bercanda. Hanya saja Hady tidak suka banyak bicara ketika di depan orang banyak. Dia sangat menjaga lisannya. Saya sangat kagum sama Hady, dia adalah satu-satunya laki-laki dikelompok saya yang rajin shalat ke masjid dan kalau pun tidak sempat shalat di masjid dia tidak akan melalaikan shalat. Ketika teman-teman laki-lakinya tidak shalat subuh atau tidak bangun ketika subuh tapi dia tetap bangun, dia tetap shalat sendiri ke masjid. Saya juga sangat kagum sama Hady karena sikap dia terhadap perempuan.
Keempat, Muhammad Fazlurrahman Amari, dipanggil Ifaz, dia sebagai ketua dalam kelompok kami. Dia penyabar dan peduli pada setiap anggota kelompok. Tapi kadang dia suka tidak jelas dalam bertindak. Dia benar-benar menikmati proses KKN, mengabdi dengan masyarakat, berjuang demi suksesnya rangkaian acara KKN.
Kelima, Hilda, ibu sekretaris II yang sangat produktif dan solutif.
Ketika kita punya masalah dan cerita sama dia, Insha‟Allah dia memberikan
solusi dan masukkan. Dia sangat memikirkan tentang kelancaran KKN. Dia tidak banyak bicara tapi sekalinya bicara sangat berarti, dia tidak berbicara
tanpa ada artinya, kalau kata pepatah “Tong Kosong Nyaring Bunyinya”. Dia bicara dengan tutur kata yang sopan, yang baik, dengan senyuman, secara pelan-pelan.
Keenam, Iffah, ibu sekretaris I, Iffah sangat hobi memasak. Apapun yang ada di dapur dia masakin, seperti kolak, gorengan dan lain-lain. Iffah suka main di kamar. Kalau tidak ada urusan yang terlalu penting yang
100 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
menuntut dia untuk keluar kamar maka dia tidak akan keluar kamar. Beda sama anak-anak yang lain, yang keluar kamar hanya untuk main di teras atau hanya sekedar mencari angin. Iffah lebih memilih untuk di kamar ketika waktu luang. Tapi saya punya kesan yang sangat sulit dilupakan
dari Iffah, setiap kali rapat evaluasi atau briefing pasti teman-teman ceng-
cengin Iffah sama Ifaz, sebab mereka berdua ini sering berantem, sering adu
mulut, akhirnya teman-teman sering ceng-cengi mereka. Iffah adalah sosok
perempuan yang peduli sama teman-temannya, dan suka membantu saya ketika saya susah. Ketika itu saya jadi penanggung jawab acara penutupan. Saya sempat bingung dengan konsep penutupan yang sudah saya buat,
alhamdulillah waktu itu Iffah yang membantu saya membuat konsep
penutupan yang bagus. Dia tidak suka berdebat, makanya ketika dia berpendapat di dalam forum, dan ternyata ada sanggahan, maka dia tidak akan memperpanjang masalah itu. Maka dia serahkan saja sama forum.
Ketujuh, Dara, tidak jauh berbeda dengan karakter Iffah, Dara lebih suka berdiam diri di kamar jika ada waktu senggang. Dia tidak suka nongkrong atau hanya sekedar mencari angin keluar kamar. Dia kalau dibangunkan sangat susah. Jadikan posisi saya tidur tepat disampingnya, terus kalo dia tidur duluan, saya sering tidak kebagian tempat tidur karena posisi tidurnya kurang lurus, jadi saya sering membangunkan dia untuk benarkan posisi tidur. Tapi hasilnya sering nihil. Dara asik diajak main.
Kedelapan, Susi, sosok perempuan yang rajin. Jiwa keibuan nya sudah terlihat. Dia yang paling rajin dalam kelompok KKN. Dia rajin masak, rapi-rapi dan rajin mencuci piring. Dia juga asik diajak cerita. Orangnya luwes dan humoris. Nama panggilannya bu Ncus. Dia paling cepat bangun. Dia yang sering membangunkan saya ketika subuh. Pernah sekali watu itu dia kesiangan, dan saya membangunkan dia, dan dia bilang “Tumben saya yang dibangunkan bukan saya yang membanguni”, memang tidak bisa dipungkiri dia sangat rajin bangun pagi.
Kesembilan, Sinta, nama panggilannya Uni, itu panggilan sayang saya sama dia, tapi karena teman-teman sering dengar saya panggil itu jadi semuanya panggil dia Uni. Dia adalah perempuan yang memiliki fisik yang lemah, daya tahan tubuh yang kurang kuat. Tapi memiliki semangat yang tinggi. Jiwa sosial yang tinggi, dan merupakan perempuan yang pintar. Dia sangat berbaur dengan teman-teman sekelompok. Saking semangatnya, dia sering sakit kalau dia kecapean. Sinta juga teman curhat saya yang sering mendengarkan saya cerita. Setiap malam dan pagi hari saya memeluk dia, karena dia tidurnya pas di samping saya. Jadi dia sudah terbiasa saya
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 101
jadikan pengganti guling saya di kamar. Dia aktif dalam berdiskusi, yah
walaupun dia sedikit baperan jika debat, tapi dia tetap bisa profesional.
Kesepuluh, Indah, dia bu bendahara II. Saya sering diskusi sama dia tentang keuangan. Enak diajak diskusi. Dia sangat penakut. Ke belakang sendiri saja dia tidak berani, tidur selalu larut malam. Dia juga aktif dalam diskusi, tapi sedikit kurang profesional dalam masalah perbedaan pendapat.
Kesebelas, Diyas, saya suka main sama Diyas, enak diajak main, tidak meribetkan sesuatu, suka bercanda. Orangnya manis dan tidak bosan dipandang. Tapi suka melamun sendiri. Dia teman dekatnya Ica. Kemana-mana sering berdua. Saya sering panggil dia Rasio.
Keduabelas, Citra, orangnya baik, ramah, humoris, tapi sedikit mudah baper. Sering tiba-tiba berubah sikap tanpa teman-teman tahu sebabnya. Kadang cemberut dan jutek. Citra sangat peka, misalnya temannya sedang sibuk bersih-bersih posko, pasti dia ikut membantu. Dia suka nangis pas rapat kalau ada sesuatu yang kurang sesuai sama dia. Saya sendiri sih susah menyeimbangi sikapnya, tapi saya tetap bisa jaga komunikasi yang baik sama dia, agar tidak ada sesuatu yang menjanggal terhadap kedua belah pihak.
Ketigabelas, Arinda, dia anak Padang, wataknya agak keras tapi hatinya baik. Dia adalah sosok perempuan yang manja. Dia agak sedikit malas menyibukkan diri. Dia hobinya tidur dan makan. Keempatbelas, Zay, dia sangat pintar membuat kaligrafi. Dia juga rajin shalat dan rajin mengajar di majelis. Tapi kalau minta uang ke saya kurang sabaran. Secara keseluruhan orangnya baik. Kelimabelas, Aldy, dia adalah humas di kelompok kami. Dia humoris dan baik. Tapi dia malas bangun pagi. Dia aktif berinteraksi dengan masyarakat. Keenambelas, Alwy, dia pintar masak, agak kurang suka keluar rumah, suka bercanda, dan dia tidak
pernah baperan. Dia teman sejurusan saya. Tapi jangan ngobrol serius sama
dia, karena dia tidak suka yang serius-serius. Ketujuhbelas, Bowo, dia divisi perlengkapan. Dia ahlinya dalam mencari perlengkapan, mulai dari jemuran dia yang pasangkan. Dia juga gampang bergerak kalau misalnya kita butuh bantuan, tapi kurang suka bercanda. Dia sangat susah kalau dibangunkan ketika subuh. Banyak cerita yang ada ketika KKN tapi dari semua asa senang, kecewa, sedih, dan bingung, yang jelas semuanya mengesankan. 3. Jejak di Pasilian
Desa Pasilian terletak di Kecamatan Kronjo, Kota Balaraja, kabupaten Tangerang, Banten . tepatnya 17 km dari pusat Kota Balaraja.
102 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Keberadaannya yang cukup jauh dari perkotaan tidak menyulitkan warganya untuk melakukan aktivitas dan tidak menyulitkan semangat anak-anak untuk mengenyam pendidikan. Ketika saya survey pertama kali saya melihat sangat banyak sampah yang berserakan. Alhasil ketika saya sudah menetap di Pasilian saya merasakan akibat banyaknya tumpukan sampah tersebut, lingkungan kumuh dan banyak nyamuk.
Alhamdulillah Bapak Kadesnya baik dan ramah, masyarakatnya pun baik. Namun awalnya kami merasa kesulitan dalam menjalani program KKN dikarenakan belum bertemu dengan karang taruna di desa itu. Namun sekitar pertengahan KKN kami bertemu dengan anggota karang tarunanya, akhirnya kami banyak dibantu oleh mereka. Seperti halnya acara perlombaan 17 Agustus kami bekerjasama dengan karang tarunanya, sehingga perlombaan berlangsung meriah. Saya sangat kagum dengan Desa Pasilian, karena desa ini sangat memegang tradisi keislamannya. Contohnya, masih banyak pemudanya menggunakan sarung, semacam santri di Pondok Pesantren. Masyarakat di Pasilian sangat ramah dan kami disambut hangat oleh mereka. Pengajian pun sudah banyak. Malam Jum‟at pun kami sering mengikuti pengajian di salah satu tokoh masyarkat yang bernama K.H Ahmad Nawawi sekalian kami makan malam di rumah beliau. Beliau itu ketua kementerian agama Tangerang. 4. Bayanganku di Pasilian
Jika seandainya saya menjadi warga Pasilian saya akan membuat komunitas anti sampah, yang terdiri dari usia anak-anak, remaja bahkan usia dewasa. Membentuk komunitas yang fokus pada pemberantasan sampah. Dari para relawan tersebut maka banyak upaya yang akan dilakukan dalam pemberantasan sampah tersebut seperti mendorong masyarakat sekitar untuk tidak membuang sampah sembarangan, membuat tempat sampah, mengelola sampah anorganik dan lain sebagainya. Pengolahan sampah organik itu pun termasuk ke dalam upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan pemberantasan pengangguran.
Selain itu dalam bidang pendidikannya pun masih butuh untuk dibenahi. Seperti kasus yang saya temui di MI Darurrahman, di sana fasilitas sangat minim, tenaga pengajar masih sedikit dan media pembelajaran mereka masih sangat terbatas. Jika saya menjadi warga Pasilian, saya akan berusaha mencari link sponsorship yang mau menyumbangi fasilitas yang mereka butuhkan. Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik jika sarana dan prasarananya pun memadai. Jika sudah memadai maka tujuan pendidikan pun akan mudah untuk dicapai.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 103
Ada kebiasaan yang menurut saya sangat fatal yang sering terjadi di Desa Pasilian, yakni masyarakat cenderung tidak mau menghadiri suatu kegiatan tanpa dibayar, tanpa ada feedback secara fisik. Saya pernah menemukan ketika ada kegiatan “Seminar Penyuluhan Alat Reproduksi Wanita”, acaranya bagus, temanya bagus, sangat dibutuhkan oleh masyarakat apalagi pada kalangan remaja, tapi nyatanya tidak ada yang datang ke acara tersebut, saya dengar-dengar karena acara tersebut tidak menyiapkan suguhan untuk audiens. Di Desa Pasilian kebiasaan buruk ini
dikenal dengan istilah “Seket-seket”. Ketika saya KKN makanya saya sering menghimbau pada teman-
teman jauhi kebiasaan ini meski masyarakat sulit menerimannya, ketika
kelompok saya mengadakan acara kami tidak akan menuruti kebiasaan
mereka, kami hanya sekedar memberikan snack dan minuman mineral.
Harapan saya untuk kedepannya desa ini jauh dari kebiasaan-kebiasaan
yang buruk seperti itu. Sehingga tidak salah orientasi ketika mendatangi
sebuah acara, apalagi acara yang notabanenya berbagi ilmu. Aamiin.
104 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
C KEHANGATAN PASILIAN
Aldi Maulana
1. KKN-Ku
Berjalannya waktu tak terasa sudah semester 6 ingin berakhir mata kuliah pengantar untuk tugas akhir pun sudah saya lalui. yaitu mata kuliah metode penelitian, ternyata ada mata kuliah wajib yang dijadikan syarat kelulusan dan mata kuliah itu hadir di akhir semester 6 yang saya tidak ketahui saat itu mata kuliah Kuliah Kerja Nyata. Dari segi nama mata kuliah tersebut terdengar unik saya berpikir jahil apabila memang Kuliah Kerja Nyata berarti selama ini saya kuliah ghoib ya? Ternyata tidak, setelah saya mencari tahu kepada kaka kelas bahwasanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berisi Keilmuan, Penelitian Pengembangan, dan Pengabdian Masyarakat. Saya mulai berfikir bagaimanakah cara kita mengabdi kepada masyarakat dengan sedikitnya ilmu yang kita punya pada semester 6 ini. Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik. Akhirnya, saya bertanya pengalaman kaka kelas sewaktu KKN itu bagaimana. Ternyata banyak kejadian yang beragam dalam KKN mulai dari suka dukanya KKN hingga kejadian mistis sampai momen romantis, dialami saat KKN 1 bulan lamanya. Saya jadi bersemangat dan tidak sabar ingin menjalaninya, sampai tiba waktunya pembagian kelompok pun tiba. Saya masuk ke dalam kelompok 24 dan desa yang akan saya kunjungi bernama Desa Pasilian Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Saya dipertemukan dengan teman-teman yang baru dari setiap fakultas yang berada di kampus. Yang namanya teman baru pasti butuh sebuah pendekatan dan menyatukan tujuan yang sama demi terjalankannya KKN ini.
Maka kami membuat grup WhatsApp untuk mempermudah kita
dalam berkomunikasi. Pada saat pembuatan grup WhatsApp kita mengalami
kendala karena di list pembagian kelompok, dan anggota kelompok tidak
tercantum nomor telepon. Jadi kita bertanya sana sini dengan menyebutkan nama, dan asal fakultasnya. Kenal sama Fazlurrahman Amari dari FISIP Jurusan Hubungan Internasional tidak? Ternyata ada nomor teleponnya lalu dimasukkan ke grup. Begitu seterusnya saling mencari hingga semua anggota terkumpul dalam grup. Lalu, kami mengadakan pertemuan sekedar mengenal dan ingin tahu wajah-wajah baru teman kita.
Karena tidak semua anggota yang menggunakan aplikasi whatsApp yang
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 105
memasang foto profil wajah. Ada beberapa teman anggota yang menggunakan gambar animasi yang dijadikan foto profil pada saat itu. Kami bertanya tanya sebenarnya yang foto profil nya ikan mas itu siapa, mukanya seperti apa ? Saya usil jadi setiap saya bertemu teman kelompok saya tanyakan namanya siapa? yang foto profilnya ikan mas itu ya? Oh
bukan saya, saya mah yang foto profil nya air terjun. Ya begitu saja sampai
tiga kali nanya kok bukan semua jawabannya, ini sebenarnya si ikan mas ini siapa si? Mulai dari situ saya menjuluki ikan mas yang fana. Saya mah emang suka usil dan suka bercanda orangnya.
Saya penasaran saya tanya ke grup WhatsApp yang foto profil nya
ikan mas mana ya? Lalu dia membalas ”maaf Di lagi tidak bisa hadir ada acara
keluarga”. Pantas saja saya mencari ternyata dia berhalangan hadir. Setelah
itu pada pertemuan pertama kita mencari menunjuk siapa sekiranya yang
akan menjadi ketua kelompok. Saya sih percaya diri tidak akan dijadikan
ketua karena memang saya bercanda terus pada saat kumpul itu. Dari sekian tunjuk menunjuk tidak ada yang bersedia menjadi ketua dengan alasan ketua pusing tanggung jawabnya besar. Sampai ada orang yang bercerita pengalaman berorganisasi sampai menjadi pembicara dalam seminar anti NARKOBA di beberapa desa kelompok KKN tahun lalu dan tutur katanya bagus maka tertunjuk lah dia sebagai ketua kelompok. Fazlurrahman Amari biasa di panggil Ifaz. Lalu sambutan pertama dia menjadi ketua dalam kelompok menginstruksikan kita agar dapat bersinergi dalam menjalankan KKN, memiliki komitmen serta tanggung jawab dan visi misi yang sama dalam KKN. Kesan dari teman-teman kelompok merasa lega karena sudah memiliki ketua dalam kelompok yang
Insha‟Allah amanah dan bijaksana. Pada pertemuan selanjutnya kami mulai mengadakan rapat kedua
yang bertujuan untuk pembentukan kepanitiaan serta pembagian tugas demi memudahkan dalam melaksanakan KKN ini. Terbentuklah ketua Fazurrahman Amari, sekertaris Hilda Awaliah dan Yasyifani Rachmah Dini, bendahara Aisyah Nur Ilahi dan Indah Safitri, acara Sinta Felisia Agnes, Arinda Yefa Pratiwi, dan Nur Faizah Syafiqah humas Aldi Maulana, dan Citra, perlengkapan Bowo, Alwi, dan, Dias, Konsumsi Ramadhan, Susi, dan Dara, dekorasi Abdullah Zahiyan dan Hady. Tim sudah terbentuk walau ada yang kurang sepakat dalam pembagian tersebut namun, karena bagi ketua ini hanya pembagian tugas saja apabila kurang mengerti dan memiliki kesulitan maka jangan sungkan meminta bantuan kepada teman yang lain dan kita kerjakan bersama. lalu kami membahas program apa yang harus dilaksanakan di desa.
106 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Sebelum survei kami bertemu beberapa anggota KKN tahun lalu kelompok LASKAR untuk bertukar pikiran permasalahan yang ada di Desa. Kami mendapat banyak informasi tentang Desa Pasilian dan program KKN tahun lalu yang di tonjolkan merenovasi taman baca masyarakat Umah Ilmu serta melakukan pengajaran di sana. Setelah itu kami
mengadakan survey pertama, di sana kami bertemu dengan H. Nasiri selaku
kepala Desa Pasilian untuk bersilaturahmi dan sekaligus meminta izin bahwa pada tanggal 20 Juli sampai 20 Agustus kami akan melaksanakan KKN di Desa Pasilian ini. Sambutan hangat dari kepala desa kami terima, beliau mengarahkan kita agar melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan di desa. Beliau sangat ramah dan cara berkomunikasi dengan kami secara lentur dengan candaan-candaan nya. Beliau berpesan kepada kami agar dapat menyesuaikan dengan keadaan desa yang airnya payau, cuaca yang panas dan minimnya penerangan jalan bila malam hari. Kami juga menanyakan tentang kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan, keaktifan pemuda desa dan kegiatan pengajian rutin yang ada di Desa. Beliau menjawab soal kesadaran masyarkat akan pentingnya kebersihan. 2. PASKRON-Ku
Pemerintah Desa Pasilian menyiapkan mobil kebersihan yang akan menampung sampah yang ada di Desa Pasilian. Ada beberapa warga yang lebih memilih membakar sampah ketimbang menunggu mobil yang akan mengangkut sampahnya. Namun, ada beberapa warga yang kurang peduli dengan membuang sampahnya di kali dan meninggalkan sampah di pinggir jalan begitu saja. Untuk keaktifan pemuda di Desa Pasilian memiliki ikatan Karang Taruna kegiatan yang di tonjolkan kegiatan yang sifatnya olahraga seperti turnamen sepak bola antar kampung. Desa Pasilian memiliki 4 kampung yaitu: kampung Pejamuran, Pasilian Anyar, Pasilian Lama, dan Pasilian Tegal. Selain di bidang olahraga biasanya pemuda mengadakan panggung hiburan masyarakat yang bertujuan menjalin keakraban antar kampung. Untuk pengajian biasanya ada pengajian rutin setiap malam jumat bertempat di Masjid Baitussalam.
Setelah itu kami di arahkan untuk sosialisasi juga ke perangkat desa lainnya di Desa Pasilian terdiri dari 3 Rw dan 17 Rt. dan kami juga di arahkan untuk bersosialisasi ke tokoh Agama Desa Pasilian. Ditengah-tengah obrolan kami lupa bahwa kami belum memastikan dimanakah posko kita selama sebulan KKN di sana. Bapak H. Nasiri menawarkan beberapa tempat yang dapat dijadikan posko beliau menawarkan agar rumahnya dapat dijadikan posko KKN, Balai Desa, serta rumah Bapak
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 107
Muslih yang bertepatan di sebelah Balai Desa. Pada saat itu kami berunding apabila kita menerima tawaran di rumah bapak Kepala Desa akan merepotkan karena bersama keluarga beliau dan kami merasa mengganggu apabila kita mengadakan rapat di malam hari. Begitupun di balai desa kami merasa kurang pas apabila posko kita di sana. Untuk Rumah Bapak Muslih pun kami tidak enak karena di rumah tersebut masih di tinggali anggota keluarga.
Akhirnya kami mencari lagi di mana posko yang pas untuk dijadikan posko KKN. Di perjalanan sosialisasi kita dengan warga sekitar ada salah satu warga yang menginformasikan ada kontrakan yang cukup luas yang dapat dijadikan posko KKN. Bertempat di Kampung Pejamuran Rt/Rw 01/01 pemilik kontrakan tersebut bernama Bapak Syamsudin dan beliau pun sekaligus ketua RT 01. Akhirnya kami mendatangi rumah Bapak Sysamsudin sekaligus sosialisasi tentang adanya KKN ini, beliau pun sama menyambut hangat kedatangan kami, bahkan beliau pun berkata anggap saya orang tua kalian selama KKN berlangsung. Silahkan rumah ini dijadikan posko untuk ade-ade melaksanakan KKN. Dari segi tempat dan akses jalan kondisi rumah ini kami tertarik untuk menjadi rumah ini sebagai posko. Kami tetap akan merundingkan kepada teman-teman yang lain apakah kita akan, memilih rumah tersebut untuk dijadikan posko. Karena pada saat itu kami juga harus memperhatikan rekan kita yang wanitanya mau bergabung satu posko atau pisah posko.
Pertimbangan apabila pisah posko kita sulit dalam berkoordinasi dan jika satu posko takut ada timbulnya fitnah. Kami berkonsultasi kepada bapak Kepala Desa dan Dosen Pembimbing KKN bapak Ahmad Tholabie Karli bagaimana baiknya posko KKN ini. Setelah konsultasi kami memilih gabung antara wanita dan pria, karena rumah yang akan dijadikan posko lumayan luas dan dapat di bagi dua antara wilayah wanita dan laki-laki dan juga Bapak Syamsudin tidak mempermasalahkan bila di gabung seperti itu. Bapak Syamsudin pun siap bertanggung jawab dan menegur teman teman mahasiswa apabila ada kejadian yang tidak diinginkan. Dari bahasan itu pun kami sepakat untuk menjadikan rumah tersebut posko. Kami pun bergegas membuat proposal kegiatan yang akan diserahkan ke Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM). 3. Pasilian-Ku
Dalam pembuatan proposal tentunya tercantum program apa saja yang akan kami laksanakan di Desa Pasilian kami mengadakan rapat dan menyatukan setiap kegiatan dari teman-teman di antaranya kegiatan seminar anti Narkoba, kegiatan bimbingan belajar baca, tulis, hitung,
108 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
kegiatan penyuluhan hukum keluarga, daur ulang sampah eco-brick,
penyuluhan media penulisan web, pembuatan kaligrafi untuk majelis dan kami juga mengadakan pelatihan desain, pelatihan perkusi seni islami seperti marawis dan qasidah. Setelah itu kami bertemu dengan dosen pembimbing tentang kegiatan yang akan kita laksanakan. Bapak Ahmad Tholabie Karli mengoreksi proposal kami dan ada usulan beliau untuk
menambah kegiatan public speaking untuk anak-anak usia dini seperti pidato
dan puisi, dan juga pelatihan tahsin untuk membantu pengajaran mengaji TPA setempat. Setelah mendapat arahan beliau kami merevisi proposal tersebut. Dan menambahkan kegiatan sesuai yang di arahkan, setelah itu proposal kita di terima.
Kami langsung menyerahkan proposal tersebut ke PPM dan dapat diterima. Selanjutnya kami mengadakan survey kedua bersama bapak Dosen Pembimbing untuk lebih mengenal Desa Pasilian sebelum kita mulai KKN di sana. Setiba nya kami di desa Pasilian bapak Dosen langsung mendatangi Balai Desa bermaksud bertemu kepala desa Pasilian bapak H. Nasiri. Pada hari itu bapak kepala desa tidak sedang berada di balai desa dikarenakan sedang rapat di Kecamatan. Untuk mewakili akhirnya Bapak Dosen Pembimbing bertemu dengan sekertaris desa Bapak Sukemi. Beliau meminta izin sekaligus menitipkan kami anak KKN agar dapat menjadi warga sementara di Desa Pasilian belajar untuk bermasyarakat. Respon dari Bapak Sukemi pun baik dan menerima dengan baik akan adanya KKN di Desa Pasilian. setelah itu kami kembali mengunjungi rumah yang akan dijadikan posko. Karena pada saat itu bapak dosen pembimbing ingin melihat bagaimana bentuk rumah dan inigin bertemu Bapak Syamsudin. Setibanya di sana, ternyata bapak Syamsudin ada di rumah dan langsung menyambut kami dengan baik. Memberikan suguhan, dan berdialog dengan Bapak Dosen Pembimbing kami dengan serius tak terlewat canda tawanya juga. Selepas dari rumah Bapak Syamsudin akhirnya kami kembali ke Ciputat untuk beristirahat. Waktu terus berjalan hingga tiba pelepasan KKN tanggal 17 Juli 2018 kami mengikuti acara dengan khidmat. Usai pelepasan kami melakukan persiapan keberangkatan mulai dari perlengkapan kebutuhan kelompok sampai dengan perlengkapan kebutuhan pribadi. 4. Harapan-Ku
Kami berangkat pergi meninggalkan Ciputat pada tanggal 18 juli
2018 menggunakan alat transportasi bus ada beberapa anggota kelompok
KKN yang menggunakan sepeda motor untuk bisa sampai ke Desa Pasilian. Setibanya kami di sana disambut dengan suara riang anak-anak kecil
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 109
sekitar rumah yang akan kami jadikan posko KKN, pun terdengar “kaka-
kaka mahasiswa halo kaa” suara dan ekspresi anak-anak itu membuat kami tambah bersemangat dalam menjalankan KKN ini. Kami lanjut membereskan posko, menata barang hingga semuanya rapi dan nyaman. Kami kaget bahwasanya rumah yang kami tempati ternyata minim air karena dalam satu gang hanya ada satu sumur untuk memenuhi kebutuhan air disetiap rumahnya. Tibalah sore hari kami ingin mandi yang dimana kami harus mencukup-cukupi air agar semua teman dalam satu kelompok bisa mandi juga. Bahkan ada teman kelompok kami yang mandi bersama satu kamar mandi berisi 3 orang sekaligus. Di sini teguran bagi kami bahwa hidup itu berbagi dan tidak boleh boros. Karena di rumah sendiri saya akui dengan keadaan berbeda saya mandi dengan menghambur-hamburkan air begitu saja, tanpa melihat saudara-saudara kita yang mengalami kekeringan di sana. Hari kedua tanggal 19 juli 2018 kami mempersiapkan acara pembukaan KKN pada tanggal 20 juli 2018 yang bertempat di Balai Desa Pasilian.
Kami menyiapkan surat undangan yang akan disebarkan ke seluruh pemerintahan desa mulai dari kepala desa, para ketu Rt/Rw, tak lupa kami juga mengundang tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat, agar dapat hadir dalam acara pembukaan. Kami membagi tim penyebar surat agar tersebar semua karena apabila hanya humas saja dua orang yang menyebarkan surat begitu banyak tidak akan tersampaikan. Esok harinya tanggal 20 juli 2018 pukul 09:00 acara pembukaan KKN berlangsung dengan khidmat yang dihadiri oleh semua tamu undangan walaupun ada beberapa kepala Rt yang tidak hadir dengan adanya halangan mungkin. Acara berlanjut dengan dipotongnya pita oleh bapak kepala Desa Bapak H. Nasiri maka KKN PASKRON untuk Desa Pasilian resmi dibuka. Kami merasa deg-degan sekaligus senang bahwa KKN sudah resmi dan ini adalah titik awal kami mengabdi untuk Desa Pasilian. setelah itu kami kembali ke posko untuk rapi-rapi dan melakukan evaluasi dari acara pembukaan tadi. Evaluasi yang di dapat adalah kami tidak menyadari ataupun terlewat pada acara pembukaan tadi, harusnya ada sesi di mana sosialisasi seluruh program yang akan kita laksanakan di Desa Pasilian. Hanya beberapa saja yang disampaikan ini dapat berdampak kepada acara-acara yang lain yang belum tersampaikan. Solusi yang kami ambil adalah kami akan kembali bersosialisasi dengan warga kegiatan yang belum disosialisasikan pada saat pembukaan. Tapi itu terasa sulit karena ketika pembukaan dan di posko sudah terbagi jadwal piket masak dan bersih-bersih posko.
110 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Ada teman anggota yang tidak sempat sosialisasi ke warga. Ditambah lagi pada minggu pertama kami hanya sibuk dengan kegiatan seminar yang di laksanakan di beberapa sekolah dekat desa setempat. Saya kurang merasakan kerja sama yang solid dari teman-teman kelompok karena mereka masih ada beberapa yang belum menyadari kita di sini KKN bukan untuk jalan-jalan dan sekedar menjalankan program kegiatan saja. Tetapi itu belajar bersosialisasi kepada warga membaur kepada masyarakat. Kata-kata itu saya dapat dari Bapak H. Nawawi selaku tokoh mayarakat Desa Pasilian. yang saya rasakan pada minggu pertama memang seperti mahasiswa yang menumpang tempat menjalankan program tidak ada kehangatan emosional dari kita kepada masyarakat. Ini disebabkan kami kelompok yang belum solid dalam bekerjasama dan masih memiliki sifat egois satu sama lain. Saya membuktikan perkataan bapak Eva Nugraha pembicara pada saat pembekalan KKN.
Bahwasanya masalah terberat adalah bukan ada pada masyarakat tetapi masalah terberat ada pada teman kelompok sendiri. Akhirnya kami mengadakan evaluasi dan sarasehan yang bertujuan agar kelompok kami solid. Pada malam itu tumpah semua emosi ketidak sukaan sifat dan tingkah-laku masing-masing dari anggota kelompok dipaparkan di forum,
unek-unek pun disampaikan. Alhamdulillah setelah itu hari demi hari
dirasakan mulai terlihat kerja sama yang baik dari kami dan kami juga belajar pola hubungan baik kepada masyarakat dengan mengadakan bakar-bakar bersama pemuda sekitar minum kopi sambil canda tawa tentang Desa Pasilian pada malam hari. Kami menjalani program dengan nyaman mengadakan bimbingan belajar baca tulis hitung, seminar ke beberapa sekolah sampai ada teman kami yang membuat kaligrafi yang akan dijadikan kenang-kenangan kami selepas kami selesain KKN.
Momen yang dimana kami rasakan mudah dan sangat nyaman
ketika momen 17 Agustus kami bekerja sama dengan para pemuda Desa
Pasilian Anyar pemuda Pejamuran dan pemuda di kampung desa lainnya
membaur membahas perlombaan yang akan di lombakan pada tanggal 17
Agustus, memasang bendera merah putih sepanjang jalan dan memasang
baliho 17 Agustus. Hari lomba tiba dan di sana tumpah kemeriahan lomba
kami pun ikut serta dalam lomba tersebut dan terasa seru dan juga
meriah. Kami merasakan nikmatnya berbakti silaturahmi kepada warga
Desa Pasilian baik para orang tua dan pemuda di sana menganggap kami
sebagai keluarga baru di Desa Pasilian. Tiba di mana saatnya malam
penutupan lomba 17 Agustus pembagian hadiah sekaligus pada malam itu
penutupan KKN PASKRON untuk Pasilian diselenggarakan. Dihadiri
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 111
oleh kepala desa dan yang kami tidak sangka-sangka malam hari itu
sangat ramai antusias warga yang hadir membuat kami terharu betapa
berat malam hari itu kami mengadakan penutupan yang kami rasa dalam
waktu satu bulan ini masih banyak ilmu yang harus dicari, dan karya yang
harus ditinggalkan di Desa Pasilian
112 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
D CERITA KULIAH KERJA NYATA DI PASILIAN
Arinda Yefa Pratiwi
1. Pra KKN
Inilah cerita ku diakhir semester 6, mendengar pengalaman senior
ku KKN adalah kegiatan yang penuh suka duka, ada senang ada sedih,
pengalaman menyatu dengan masyarakat, bukan sebagai mahasiswa yang
tugasnya hanya belajar di kampus tapi harus turun ke lapangan. Tak
pernah terbayangkan sebelumnya dengan siapa saya akan di tempatkan di
KKN, orang-orang yang sebelumnya tidak pernah saya kenal dengan
berbagai wataknya perilakunya, dan kami harus satukan itu dalam jangka
waktu 1 bulan. Bagi saya 1 bulan bukan waktu yang lama jika
membayangkan KKN ke depan, tapi saya juga memikirkan apa yang akan
saya lakukan di sana untuk masyarakat.
Sebagaimana yang diharapkan PPM kami mahasiswa KKN dapat
mewujudkan Desa yang Cerdas, Desa Sejahtera, Desa Mandiri. Dari awal
pelepasan KKN Mahasiswa UIN Jakarta, inilah kata-kata yang saya baca di
spanduk. Saya berfikir bagaimana cara mewujudkannya, sedangkan saya
selama ini orang yang biasa-biasa saja yang rasanya tidak mungkin untuk
membawa kemajuan untuk suatu Desa. Tapi saya yakin di KKN kami
punya kelompok yang saling menopang, kelebihan dan kekurangan satu
sama lain.
Hal-hal sebelum keberangkatan KKN sudah semuanya saya siapkan
jauh-jauh hari. Saya mendengarkan nasihat orang tua saya, “ini saatnya
kamu turun langsung dan bermanfaat bagi masyarakat. Jangan lupa
barang-barangnya jangan sampai ketinggalan, baik-baik sama teman”. Saya
sudah merasa tertantang untuk KKN, saya rasa KKN ini suatu babak baru
untuk mencari pengalaman baru. Walaupun saya pernah PKL sebelumnya,
tapi pasti semuanya akan jauh berbeda. KKN ini suatu program dari
kampus dan diharuskan.
Beberapa kali rapat sudah saya lakukan dengan kelompok KKN
024. Mulai dari mencari logo kelompok, nama kelompok yang tercetus dari
salah seorang teman yang bernama Inseff yaitu PASKRON024, sebab nama
itu diberikan karena biar gampang diingat oleh kelompok KKN kami yang
mana penempatan nya di Pasilian Kronjo. Hal yang paling lama dirapatkan
adalah mencari tema KKN yang akan kami laksanakan. Karena tema
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 113
merupakan tujuan besar mengapa kami KKN ini. Kemudian menunjuk
divisi-divisi yang akan bertugas sesuai job desk masing-masing di KKN.
KKN reguler yang dibagi-bagi oleh kampus ini memaksa kami
untuk berkenalan dengan teman-teman dari 7 Fakultas lainnya, yaitu
Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ushuluddin,
Fakultas Adab, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, dan FISIP. Itu juga berasal dari berbagai macam jurusan.
Sehingga pada program yang akan adakan di KKN, kami merencanakannya
sesuai dengan basic yang ada sesuai Jurusan masing-masing. Misalnya anak
hukum keluarga, mengadakan penyuluhan perkawinan Islam di Indonesia.
Dan kami yakin apa yang kami berikan itu sangat bermanfaat bagi
masyarakat di Desa Pasilian.
2. Menikmati Permulaan KKN
Awalnya senang sekali keberangkatan menuju lokasi KKN. Karena
sebelumnya juga sudah melaksanakan survei ke lokasi dan melihat di sana
bahwa desanya sudah lumayan maju. Anak KKN hanya perlu
menambahkan apa yang kurang di Desa Pasilian dan menjadikan warganya
lebih sejahtera lagi, mendapatkan sesuatu sesuai yang mereka harapkan
dari kedatangan mahasiswa KKN ini. Kedatangan mahasiswa KKN di
Pasilian disambut dengan ramah dan antusias oleh warga maupun anak-
anak kecil. Mereka saling membantu mengangkat barang-barang dari bis
menuju rumah posko yang terletak di Rt 01 Pejamuran. Walaupun merasa
tidak enakan tapi melihat anak-anak kecil bersemangat membantu di sana
saya merasa terharu dan akan betah di KKN. Karena apapun kesusahan
akan dijalani bersama-sama dan akan banyak yang membantu.
Hari pertama kedatangan dikhususkan untuk mempersiapkan dan
merapikan posko. Sebelumnya saya ingin menceritakan teman-teman
KKN saya yang 18 orang itu. Walaupun sebelumnya sudah ada pertemuan
waktu rapat-rapat dan survey, tapi bagi saya moment KKN lah
pendekatan yang sebenarnya. Waktu datang ke posko pertama kali, saya
merasa asing dengan teman-teman yang akan tinggal di sana dengan saya.
Apakah mampu menciptakan kenyamanan selama 1 bulan penuh.
3. Kedatangan dan Sambutan Hangat Warga Pasilian
Berbagai persiapan dilakukan untuk acara pembukaan KKN yang
diadakan tanggal 20 Juli 2018 di Balai Desa Pasilian. Pembukaan dibuka
oleh Dosen pembimbing Bapak Ahmad Tholabie Karlie, S.H., M.H., M.A.,
bersama Bapak Kepala Desa H Nasiri, yang dihadiri juga oleh Ketua RT
114 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
RW Desa Pasilian dan salah satu tokoh masyarakat sana yaitu Kiyai Haji
Ahmad Nawawi. Saya sebagai penanggung jawab acara pembukaan
bertanggungjawab menyukseskan acara pembukaan KKN. Alhamdulillah
acara pembukaan KKN berjalan dengan lancar sembari pemotongan pita
tanda penerimaan mahasiswa KKN di Desa Pasilian. Ini juga berarti bagi
saya dan teman-teman bahwa KKN benar-benar sudah dimulai.
Alhamdulillah masyarakat di sana baik-baik sekali menerima
mahasiswa KKN dengan respons yang positif, karena di Desa Pasilian
sendiri dari tahun ke tahun selalu kedatangan mahasiswa KKN dari UIN
Jakarta. Terlebih lagi kelompok PASKRON sangat dekat dengan warga Rt
01 yang mana posko tempat tinggal kami. Orang yang menyewakan rumah
bagi kami sudah seperti keluarga sendiri. Hari hari saya lewati dengan
banyak program yang dijalankan. Program yang paling sederhana
dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan aksi bersih-bersih di Desa
Pasilian. Dengan melihat Kampung Pasilian lebih bersih mata pun lebih
nyaman untuk memandang. Kemudian pergi ke sekolah-sekolah untuk
membantu mengajar dan memberi inspirasi serta semangat untuk adik-
adik. Kelompok kami juga mengadakan bimbel untuk anak-anak SD yang
bertempat di majelis atau TPA dan Taman Baca Umah Ilmu Pasilian.
Alhamdulillah antusias anak-anak banyak yang gembira diajari oleh kakak-
kakak yang sedang KKN. Semoga anak-anak di Desa Pasilian tetap
mempunyai semangat dan kemauan yang tinggi untuk belajar dan
melanjutkan pendidikannya setinggi mungkin.
PASKRON juga membantu perangkat desa untuk mengisi data
warga kurang mampu untuk pemberian bantuan. Di balai Desa sangat
disibukkan dengan data warga yang begitu banyak dan memindahkannya
ke laptop. Dari proses pendataan warga inilah banyak mengetahui
bagaimana kehidupan warga di Desa Pasilian. Kami tidak jarang dipanggil
“nang” “nong”, bahasa Jawa nak ketika berkomunikasi dengan orang di sana
yang memakai bahasa Jawa Serang.
PASKRON ikut membantu program dari puskesmas Kronjo ke
sekolah-sekolah mengisi angket siswa baru, mengukur berat dan tinggi
badannya, penilaian uks dan fasilitas-fasilitas uks yang kurang tiap-tiap
sekolah. Saya bertanggung jawab mengisi data di MI Darurrohmah
Pasilian.
Selanjutnya melaksanakan penyuluhan ke sekolah MAN 4
Tangerang, yaitu penyuluhan anti narkoba mengingat bahayanya pergaulan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 115
yang dapat menjerumuskan remaja-remaja zaman sekarang. Kemudian
mengadakan pelatihan design bagi anak-anak MAN yang berminat di
bidang design dan multimedia. Dan yang paling melekat di benak saya
adalah kelompok Paskron selalu ikut dalam pengajian rutin setiap malam
Jum‟at baik itu di musalla baitussalam maupun di rumah tokoh masyarakat
Kiyai Haji Ahmad Nawawi. Yang cowo-cowo adem sekali menggunakan
pakaian yang sopan begitupun cewe-cewe memakai baju gamis makin
terlihat cantik. Paskron tidak lupa mengadakan program ngaji bareng juga
bersama anak-anak di Desa Pasilian.
Melihat kebutuhan masyarakat tentang pengetahuan perkawinan
Islam di Indonesia, maka PASKRON mengadakan penyuluhan perkawinan
Islam dengan mendatangkan pembicara yang luar biasa dari UIN Bapak
Mara Sutan Rambe, S.H., M.H. Ibu-ibu ramai berdatangan untuk
mendengarkan penyuluhan ini. Di minggu-minggu terakhir PASKRON
mengadakan penyuluhan ecobreak, dan gerakan gosok gigi dan cuci tangan
yang benar di SD. Anak-anak antusias dan terbukti mereka
mengaplikasikan ilmu yang kami ajarkan.
Berbagai kesibukan memang tidak terasa sampai akhirnya acara
terbesar yaitu penyelenggaraan 17 Agustusan untuk meramaikan Kampung
Pasilian, Paskron bersama pemuda bekerja sama untuk memeriahkan acara
ini. Paginya kelompok PASKRON 24 mengikuti pawai dan upacara 17
Agustus di lapangan Kronjo Pagedangan Ilir dan kemudian mengadakan
berbagai macam perlombaan seperti lomba mewarnai untuk anak PAUD,
menggambar untuk anak SD, baca puisi dan hafalan surah pendek yang
diadakan di majelis. Tiap tahun biasanya ada lomba panjat pinang, hal yang
menarik buat saya karena ini pertama kalinya mulai dari pemasangan
hadiah ikut serta membantu. Biar lebih semarak bersama pemuda menghias
kampung Pasilian dan Masjid Baitussalam untuk diadakan lomba khas 17-
an di sana, yaitu lomba makan kerupuk, lomba balap karung, tarik
tambang, mengambil koin dalam tepung, memecahkan balon air, dan
banyak lomba lainnya.
Tidak terasa sampailah pada malam puncak penutupan KKN
PASKRON, berat rasanya menghitung jam akan pergi dari Desa Pasilian
yang baru saja di tempati selama 1 bulan. Terlalu banyak kenangan di sana,
karena kelompok PASKRON tidak sekedar melaksanakan program tapi
juga mengukir cerita dengan anak-anak dan warga di sana. Tangis haru
116 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
sebenarnya harus kami tahan agar adik-adik kami tidak berat berpisah
dengan kami. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Sebelumnya saya belum menceritakan kendala internal yang saya
hadapi bersama teman-teman KKN selama di Pasilian. Berbagai program
yang direncanakan bersama memang terbilang sukses bukan tanpa adanya
kendala, apalagi kendala internal. Menyatukan pikiran yang satu dengan
yang lainnya itu tidak mudah. Setelah melaksanakan program, kami rutin
mengadakan evaluasi. Dan sempat pada suatu malam emosi saya dan
teman-teman saya memuncak. Hal ini disebabkan mungkin karena kami
yang terlalu jenuh diadakannya rapat setiap malam atau memang isi hati
dari teman-teman yang ingin ditumpahkan waktu rapat. Hal yang
mendasari masalah waktu itu adalah ketika teman-teman cukup berpuas
diri setelah melaksanakan suatu program tanpa berpikir ada temannya
yang kesusahan atau setengah-setengah hati dalam menjalankan program.
Itu tentu saja diakibatkan oleh tidak enaknya hubungan sesama teman.
Saya sendiri disemprot bahwa saya dan beberapa teman memiliki geng,
padahal kenyataannya hubungan kita memang dekat karena kita satu
primordial dan sudah seperti saudara. Kemudian disitu saya dan teman
saya meminta maaf dan berjanji akan bersikap biasa-biasa saja seperti
halnya kepada teman lainnya.
Selang beberapa hari, kedekatan yang dulu-dulunya tumbuh di
antara saya dan salah satu teman saya tiba-tiba merenggang hanya karena
soal mandi di posko. Ya kami hanya punya 1 kamar mandi dengan kondisi
18 orang yang butuh kamar mandi setiap harinya apakah itu untuk wudhu,
mandi atau mencuci. Apalagi kadang kondisi air yang sulit dan keruh,
kadang saya suka kesal sendiri. Walaupun saya membawakan nya santai
tapi teman saya ternyata punya sikap yang tidak mengenakkan dan
membicarakan saya di belakang. Saya kemudian berusaha memenangkan
jiwa saya kembali dan meminta maaf karena mengingat tinggal di posko ini
beberapa minggu lagi.
Kemudian soal makan bersama yang diperdebatkan, dari minggu-
minggu awal KKN makannya pakai piring sendiri-sendiri. Tidak terasa
kebersamaannya bukan. Akhirnya salah seorang teman yaitu mba Iffah
mengusulkan makan pakai kertas nasi. Efeknya hubungan kami lebih dekat
dan makan selalu berbarengan. Tidak makan satu tidak makan semua. Dan
yang paling saya ingat dari teman-teman adalah setiap minggu hampir dua
kali kita mengadakan bakar-bakar ayam ataupun ikan. Yang paling lucu
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 117
yang saya ingat, setiap teman-teman yang sehabis pulang dari rumahnya itu
diharuskan membawa makanan untuk teman-teman di posko. Jadi teman-
teman kebiasaan membawa ayam yang sudah diungkap, kemudian di
posko diadakan bakar-bakar, suasananya seru dan tidak akan terlupakan.
Sempat waktu itu kami adakan bakar-bakar di TBM bersama abang-abang
dan kakak-kakak.
PASKRON juga mengadakan jalan bersama dan senam bersama
kakak-kakak TBM, membuka taman bacaan bagi anak-anak di Waduk
Sumur Karang Kronjo. Pemandangannya begitu indah, di sampingnya
terhampar sawah-sawah. Jika ingat waduk ini saya jadi ingat situ gintung
yang ada di Ciputat. Saya dan teman lari sekali puteran memutari waduk
dan sesekali mengambil foto. Sebenarnya Desa Pasilian Kronjo ini Desa
yang indah yang banyak memiliki sawah-sawah yang terhampar luas. Kami
anak-anak KKN sangat senang bermain ke sawah jika pikiran sedang
suntuk di posko atau sehabis melaksanakan program KKN. Saya juga ingat
waktu itu mengadakan jalan pagi ke Pagenjahan, dan saya bangun
kesiangan kemudian nekat jalan-jalan sendiri dari posko menuju studion
Kronjo tapi di sana tidak menemukan siapa-siapa. Dan ketika pulang ada
teman saya yang membawa hasil pancingan ikan dari sawah dan kemudian
mengolahnya dan makan sama-sama.
Kronjo juga punya Pulau Cangkir, walaupun pulaunya tidak terlalu
bagus dengan airnya yang keruh tetapi saya senang sudah pernah ke sana.
Setidaknya di KKN juga menyempatkan diri untuk me refresh otak jalan-
jalan ke Pulau Cangkir. Walaupun tidak ke sana full team.
4. Harapan untuk Pasilian Kedepannya
Terlebih dahulu saya berterimakasih kepada seluruh masyarakat
Pasilian yang telah menerima kami mahasiswa KKN selama sebulan di
sana. Harapan saya untuk Desa Pasilian agar masyarakatnya lebih peduli
terhadap lingkungan tempat mereka tinggal. Bahwa sebaiknya sampah
jajanan tidak dibuang sembarangan, alangkah lebih baik ilmu eco-brick yang
sudah diajarkan itu dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Kemudian juga untuk adik-adik MAN 4 yang kami beri amanah
melanjutkan bimbel calistung, semoga tetap terus berjalan. Yakinlah dik
ilmu yang kita ajarkan, jika terpakai akan menjadi ladang pahala buat kita.
Semoga berbagai penyuluhan yang diadakan dapat berguna bagi
kehidupan warga Desa Pasilian, tidak banyak lagi angka perceraian dan
warga Pasilian dapat hidup rukun. Pengajian rutin yang diadakan setiap
118 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
malam Jum‟at, tidak hanya malam Jum‟at saja tapi malam-malam lainnya
senantiasa aktif mengaji. Apalagi anak-anak kecil yang mempunyai
kemauan untuk mengaji dan menghafal al-Qur‟an itu lebih bagus, karna
apabila ia sudah dewasa akan lebih sulit menghafalnya.
Adik-adik di Desa Pasilian tidak kehilangan semangat belajar
walaupun kakak-kakak KKN PASKRON tidak ada lagi di sana. Tetap
tersenyum karena kalian adalah kebanggaan orang tua kalian dan
kebanggaan kami juga yang pernah mengajar kalian. Cerita di Pasilian
memang tidak ada habisnya, ingin rasanya KKN ini diulang dan lebih
banyak lagi cerita yang akan kami ukir bersama di Desa Pasilian. Semoga
Desa Pasilian lebih maju kedepannya dan tetap jadi Desa yang indah.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 119
E SEJENAK MERASAKAN KKN
Citra Ayu Lestari
1. Mencari Barisan Bebek
Seperti bebek yang kehilangan barisan aku mencari kelompok KKN ku, disaat teman-teman sekelasku sudah menemukan kelompoknya disitulah aku merasa sedih karena sepertinya tinggal aku sajalah yang belum menemukan barisan dalam kelompokku. Setelah berikhtiar lewat Instagram akhirnya aku menemukan celah barisan dari tempat seharusnya aku berada. Tabu rasanya dengan kata KKN, hal pertama yang terlintas di benakku tentang KKN sungguh tidak baik, walaupun ada rasa penasaran yang cukup menggoda hati untuk tetap bertahan di barisan itu. Semakin hari semakin terasa menyeramkan saja kata KKN dipikiranku setelah
sempat viral di setiap status whatsapp teman-teman menanggapi soal keluh kesahnya dengan 3 huruf sejuta makna itu. Semakin viral sebutan
pengabdian itu sehingga lahirlah sebuah kalimat julukan “KAKA END” yang mengartikan bahwa berakhirnya hidupmu saat KKN, aku gatau apa akunya yang lebay dan parno tapi hal tersebut membuatku sangat takut dengan KKN. Sempat menyesal awalnya karena telah mengambil KKN reguler,
everday saya selalu memarahi diri saya kenapa tidak mengambil KKN in
campus saja? tetapi alhamdulillahnya, Allah selalu menguatkan saya dan saya memiliki alasan yang kuat untuk tetap bertahan dalam barisan ini yaitu
experience, di mana hal itu tidak bisa kamu dapatkan jika kamu tidak terjun langsung dan bertarung dengan kunci kehidupan yang biasa disebut dengan kesabaran. Point pentingnya adalah hubungan antar sesama manusiamu semakin meluas saat KKN.
Banyak cerita yang luar biasa unik yang aku dengar soal KKN,
terlebih saat seniorku berkata “pasti lu akan mengalami fase menangis saat KKN”
awalnya gua rasa itu hanya lelucon saja karena selama saya ikut organisasi saya tidak sebegitu lebaynya deh paling hanya ngedumel dan marah-marah
sendiri ehehe… tapi pada kenyataannya sebelum saya KKN saya udah nangis berkali-kali karena kesedihan kelompok yang luar biasa banget buat gua jadi teharus ingin menangis. Setelah menemukan barisan layaknya bebek disitulah saya melihat kehidupan yang sesungguhnya. Saat pertama kali kami melakukan perkumpulan ini aku sudah lupa rasanya bahagia, kenapa? Karena aku selalu merasa bahagia di setiap dinamika yang terjadi yang membuatku jadi belajar bayak soal bagaimana bermasyarakat. Saya bangga dengan ketua saya yang tidak sepenuhnya salah, saya tidak tau
120 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
kenapa tapi yang pasti saya belajar banyak dari sikap ketuaku, menjadi seorang ketua memanglah tidak mudah tapi pastikan untuk menjadi seorang ketua kamu harus bisa tegas, disiplin dan memiliki kepekaan yang tinggi dengan sesama anggota. Dalam persoalaan ini tidak semata-mata kelak menyalahkan ketua, manusia memang tidak ada yang sempurna, walau begitu aku salut dengan ketuaku yang selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada anggotanya.
Hal yang mungkin memicu diriku pertama kali adalah mencari dana, karena sebelumnya aku juga memiliki pengalaman mencari dana di organisasi lain dan itu luar biasa kesabarannya, tapi kali ini aku tidak ingin mencari dana yang menyodorkan barang dagangan secara langsung karena
kadang suka malu ajasih nawarin trus di tolak mulu ya, hahaha… tidak tau
kenapa kalau ditawarkan jualan seperti itu saat rapat aku sangat tertarik ya, pikiran tuh mulai bercabang kita mau jualan apa aja nanti seiringnya jalan dan akhirnya setelah rapat berjam-jam penuh dengan sejuta debatan dalam pekumpulan ketika itu kami mendapatkan sebuah kesepakatan
bersama yaitu jualan “Bacineng” Baso aci neng geulis yang bisa kami jual
secara online dan tidak perlu berjalan ke sana dan ke mari menawarkan
barang dagangan melainkan hanya cukup uplod di social media. Namun
ketika kesepakatan sudah berjalan ada saja kendala yang timbul dalam kelompok salah satunya yaitu timbul usulan baru disaat hari H di mana uang pemesanan bacineng harus segera di transfer, hal tersebut membuat gejolak yang sungguh luar biasa bagi saya, karena saya harus menerima omongan pedas dari pihak distributor bacineng. Ada salah satu teman saya mengusulkan untuk berjualan nasi uduk, yang sempat membuat saya bingung harus mengambil tindakan apa, hingga pada akhirnya saya meminjam uang kerabat dekat saya untuk menutupi uang bacineng yang harus segera dibayar melalui ATM, dikarenakan ada usuluan baru yang membuat teman saya ragu utnuk memberikan uangnya pada saya.
Setelah barang sudah siap, lagi-lagi ada saja yang butuh perhatian untuk bergerak maju dalam mengumpulkan uang. Di sini saya benar-benar geram melihat beberapa teman saya yang acuh dan tak acuh dengan kepentingan bersama ini, yang agak malas berjualan yang malas kumpul rapat tapi setelah rapat selalu ada saja yang memiliki keputusan ada saja yang membantah diluar dari rapat, hal itu membuat saya tidak bisa berfikir secara damai, hanya mengatur amarah lah satu-satunya jalan yang dapat saya lakukan saat itu. Disaat masa kadaluarsa bacineng mulai mendekat, bibir ini sudah tidak bisa santai lagi dalam berbicara dikarenakan masih adanya rasa tidak acuh dihati teman-teman ketika itu. Sempat berfikir
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 121
biarlah mereka tidak suka pada diriku demi kebaikan demi terkumpulnya uang yang dibutuhkan kelak saat KKN dan demi tidak kekurangan dana. Aku tau mungkin adaptasi bukanlah hal yang sangat mudah dan tidak semua orang bisa melakukannya dengan cepat akan tetapi dalam proses KKN ini saya belajar banyak soal hal tersebut bagaimana caranya menerima karakter seseorang, memahami dan menyesuaikannya, karena dari KKN ini, merupakan pelajaran berharga yang tak ternilai harganya bagi saya yaitu ilmu soal hati, mengkondisikan hati dan menahan segala ketidak enakan di hati untuk tetap dinikmati dan dijalani. Saya rasa kampus tidak mampu memberikan pelajaran tersebut di kelas maka dari itu pihak kampus mengadakan KKN demi tersampaikannya tujuan ilmu mahal tersebut. 2. Kami Berusaha Menjadi Seperti Semut
Dalam setiap kelompok pasti ada saja ujian dalam menyatukan satu tujuan yang bersifat kepentingan bersama, mulai dari munculnya egoisme, dan rasa tidak peduli. Namun mungkin itulah bumbu tersedap dalam menjalankan suatu keorganisasian untuk bisa menjadi seperti semut yang selalu siap sedia dalam bekerjasana, disaat satu sakit bukan berarti kamu ikut merasa sakit melainkan kamu harus menjadi obat dari rasa sakit temanmu dan bagiku evaluasi merupakan tempat terbaik saya dalam menegur seseorang dalam memperbaiki kesalahan yang sudah dibuat. Banyak banget godaan selama KKN, tetapi saya berusaha menikmati setiap detik saya selama berada di Pasilian. Karena saya akan merasakan rindu yang sangat luar biasa dengan desa pasilian ketika mengulang dan mengingat memori itu. Selama saya KKN saya benar-benar belajar banyak soal karakter teman-teman saya, belajar banyak pula tentang pengalaman hidup mereka yang awalnya terlihat tampilannya baik-baik saja ternyata di balik itu semua banyak kisah yang terpendam dan yang terpenting belajar banyak pula tentang diri kita pribadi yang masih banyak sekali kurangnya.
Namun saya tetap salut dengan teman-teman semua yang juga berusaha dalam bekerja sama selama ini walaupun dengan berbagai macam karakter mereka, dan bersyukur pula mereka masih tetap bertahan bersama di waktu yang singkat ini, dan maaf jika selama saya bersama kalian saya sering menggores luka di hati kalian. 3. Deskripsi Sudut Pandangku Terhadap Teman-Temanku
Pertama kali mengenal teman-teman kelompokku siapa aja dan bagaimana orangnya, awalnya ada sedikit rasa ragu dan khawatir takut kami tidak bisa memiliki pengertian masing-masing yang pada akhirnya akan berbuah masalah, akan tetapi aku rasa itu semua tidak bisa dihindari dari adanya melainkan memang harus bisa kita hadapi bagaimanapun
122 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
nyatanya. Selama aku KKN aku berusaha sekuat hati untuk tidak membuat kubu, tidak membuat batasan, membuat pertingkaian dan selalu tetap netral. Aku memang tipe orang yang bosenan dan senang kesana dan kemari tetapi kalo aku sudah merasa nyaman aku akan tetap pada posisi teman itu walaupun tidak melulu dengan dia karena aku tau bagaimana rasanya tidak memiliki teman bagaimana rasanya tidak memiliki kelompok. Namun ada saja segelintir teman-teman yang mungkin memang ingin membuat suatu komunitas kecil, tapi aku tidak mempermasalahkan itu selagi mereka tidak mengaggu kehidupan KKN kami. Terkadang aku bingung bagaimana menegur beberapa teman yang sulit untuk diajak berbaur, pasti ada saja teman yang keras kepala, yang lembut, yang jutek dan yang pemarah. Saat kamu KKN kamu akan merasakan benar-benar pembentukan karater dirimu, bagaimana memecahkan masalah bersama, bagaimana menghadapi orang yang berbeda prinsip, bagaimana untuk tetap bertahan dalam berbagai macam kondisi? Jika saya tidak kuat menghadapi itu, mungkin saya akan sering keluar posko. Namun aku berusaha bertahan karena aku rasa disitulah nikmatnya dan inti dari sebuah KKN yang sudah pasti akan membuatku rindu walaupun pada saat itu penuh drama sekali.
Teruntuk teman KKN, aku sangat sayang sekali sama kalian, gamau banget kelompok kita terpecah, kelompok kita punya persoalan, punya citra yang buruk terhadap masyarakat, kita marahan, ada yang capek sendiri, sakit sendiri dan merasa dirinya sedang sendiri. Namun aku sendiri gatau gimana menyatukannya jika satu sama lain sama-sama keras kepala dan tidak ada yang mau menerima sehingga jadilah diem-dieman. Sedih dan miris melihat keadaan tersebut. Makanya terkadang aku selalu berusaha melakukan suatu kegiatan itu sendiri selagi aku bisa, karena aku gamau sekali jika sudah minta tolong dan tidak diabaikan, aku juga gamau teriak-teriak, jadi lebih baik saya kerjakan sendiri dari pada saya harus buang-buang tenaga untuk seperti itu. Aku ingin kita tidak sebatas sampai di sini, tidak sebatas saat KKN saja tidak sebatas buku laporan saja, aku ingin merasakan satu rumah lagi Bersama kalian dan benar-benar lengkap dan gamau ada perselisihan lagi di antara kita, dan menjadii lagu yang kita pernah nyayikan bersama, bahwa kita kelak akan bertemu lagi. 4. Cahaya Pasilian
Manusia yang berhati air, bagiku Ibu Sukar dan Pak Muhdi adalah dua orang yang sangat menginspirasi diri saya. Mereka mengajarkan banyak hal kepada saya soal agama, kesabaran, keikhlasan dan disiplin. Ibu sukar dan pak Muhdi memiliki profesi yang sama yaitu sebagai guru
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 123
mengaji di Desa Pasilian dan membuka sebuah TPA atau majelis di dekat rumah mereka masing-masing. Ibu Sukar memiliki majelis yang bernama Mujahidin, beliau membuka majelis pengajiannya setiap hari ba‟da maghrib sampai isya, muridnya ada sekitar 12 orang. Umur anak murid yang beliau ajarkan yaitu kisaran anak PAUD dan SD, kebetulan baru sampai sd saja belum ada anak smp nya. Beliau selalu bisa mengajar dengan baik sabar dan teliti jika ada anak yang salah dalam bacaannya jika ada anak yang tidak fokus mengaji maka akan beliau tegur. Semua anak murid yang beliau ajarkan sudah hafal dengan aba-aba yang beliau berikan, setiap ibu Sukar
mengatakan “Bismillah” maka anak-anak langsung melanjutkan dari lafadz basamalah tersebut dengan surat yang sudah sehari-hari mereka lantunkan setiap kali mengaji bersama.
Sistem pengajian yang diajarkan ibu Sukar sama seperti pengajian pada umumnya, akan tetapi pengajian yang ibu Sukar buat ini tidak menggunakan metode buku Iqra. Anak-anak lebih sering diajarkan mengaji dengan metode hafalan, jadi selama saya mengikuti pengajian tersebut saya tidak menemukan buku iqra sekalinya pun bertemu dengan buku iqra, buku tersebut berbeda dengan buku iqra pada umumnya, tetapi sejauh ini yang membuatku salut, anak-anak yang beliau ajarkan selalu menurut dan tidak ada yang berani melawan perkataan beliau. Ibu Sukar tidak mematok harga kepada wali murid soal bayaran pengajian yang beliau adakan, yang membuatku terkadang sedih dan malu adalah anak-anak disana memiliki pembacaan yang jauh lebih fasih dan jauh lebih baik dibanding dengan saya, rasanya saya ingin sekali belajar banyak dengan beliau dan tanpa merasa malu saya meminta belajar mengaji bersama dengan salah satu anak gadis disana yang masih belia umurnya untuk mengaji bersama dengan saya dan mengoreksi bacaan saya, karena saya ingin sekali bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik. Bapak Ustad Muhdi, beliau termasuk sosok yang sama luar biasa dengan ibu Sukar, beliau mengadakan pengajian setiap sore dan malam hari nama majelisnya Nurul Hidayah nama TPA nya Baitussalam, untuk jumlah murid ditempat ustad Muhdi jauh lebih banyak dari pada ibu Sukar, mungkin karena dilihat dari tempat TPA ustad Muhdi yang cukup strategis ya. Bagiku pak Muhdi adalah sosok yang sangat disipli sekali, bahkan saya sempat mendengar cerita dari salah satu
keponakan pak muhdi “iya neng, ada anak tetangga yang rumahnya dekat gang
seblah situ cerita ke saya gini nih anak kalo saya kasih tau suka ga didengerin tapi kalo
udah paman yang nasihatin anak itu langsung
124 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
F SENANDUNG RINDU PASILIAN
Dara Azhari
1. Persepsi awal tentang KKN
Perkenalkan nama saya adalah Dara Azhari , saya mahasiswi Jurusan Pendidikan Fisika dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada awalnya, saya awam dan tidak mengetahui sama sekali mengenai KKN, ada pihak yang mengatakan bahwa KKN itu mengajar anak-anak sekolah, ada pula yang mengatakan KKN itu sama seperti magang, dan persepsi lainnya. Selain itu, saya juga mendapat cerita dari senior-senior yang pernah mengalami KKN, ada yang mengingatkan agar waspada terhadap karakter teman KKN yang mengalami kelainan, kemudian ada yang mengatakan bahwa pada saat KKN harus hati-hati dengan barang-barang berharga yang dibawa karena dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya sering mengalami kehilangan barang-barang pribadi. Selain itu, ada juga yang menceritakan hal-hal mistis yang mereka alami saat KKN. Persepsi mereka semua tidak langsung saya amini 100%, tapi saya jadikan masukan dan gambaran. Namun yang membuat diri ini penasaran adalah seperti apakah lingkungan KKN yang akan saya tempati dan kunjungi nanti? Seperti apakah warga desa di sana? Lalu seperti apa karakter dari teman-teman KKN saya nanti? Berbagai pertanyaan berkecamuk didalam benak ini. Tak lama setelah itu untungnya ada pembekalan dari PPM yang sedikit memberi gambaran mengenai KKN yang akan saya jalani nanti.
Pembekalan ini merupakan bimbingan dan arahan dari PPM kepada semua mahasiswa/i peserta KKN, dari sini saya menjadi lebih tau tentang KKN, mengenai maknanya, tujuannya, cara menentukan program, alur pelaksanaannya, metode pengumpulan data, hingga tujuan akhirnya yaitu membuat film dokumenter dan laporan akhir yang dibukukan. Pada saat pembekalan, PPM banyak memberi masukan dan pesan, mereka berpesan bahwa kedatangan kami selaku peserta KKN di desa yang ditempatkan adalah memberdayakan masyarakatnya, bukan melayani. Dosen pembimbing KKN kami juga kerap mengatakan bahwa seorang penuntut ilmu atau akademisi seperti mahasiswa harus terjun ke masyarakat, karena sangat disayangkan jika menuntut ilmu hingga ke jenjang perguruan tinggi namun tidak di anggap oleh masyarakat, maka tidak akan ada artinya. Bimbingan, arahan, pesan, dan masukan dari PPM dan dosen pembimbing semakin memotivasi diri ini dalam kegiatan KKN. Adapun kegiatan KKN
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 125
(Kuliah Kerja Nyata) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2018 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2018. 2. Awal Jumpa Teman Kelompok
Pada awal pembagian kelompok. Ketika itu saya sedang berkumpul bersama teman satu organisasi pada sore hari. Salah satu teman saya berseru ketika namanya sudah terpampang di daftar yang telah di share
oleh pihak PPM melalui whatsApp. Masing-masing dari mereka menanyakan
berada di kelompok berapa dan berlokasi dimana, begitu pula saya. Karena
pada saat itu handphone saya error sehingga tidak mampu membuka aplikasi
whatsApp, maka teman saya membantu mencarikan nama saya, dan ternyata
nama saya berada dikelompok 24 yang berlokasi di Desa Pasilian Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. Masing-masing dari kami saling menanyakan bertempat didaerah mana. Dari sini saya tahu bahwa ternyata pembagian lokasi nya berada di dua daerah, ada yang di tempatkan di daerah Tangerang dan ada pula yang ditempatkan di daerah Bogor. Pada hari itu juga, teman-teman yang berbeda fakultas dengan saya mulai menghubungi untuk menanyakan teman sekelompoknya, ada pula yang
memasang status lokasi KKN di whatsApp yang tujuannya yaitu untuk menemukan teman satu kelompoknya. Pada awal jumpa teman-teman kelompok KKN 24, ada rasa canggung yang meliputi seluruh anggota kelompok. Hal ini dikarenakan saya dan teman-teman sama sekali belum pernah bertemu dan belum pernah saling mengenal sebelumnya.
Pada pertemuan pertama ini, tidak semua anggota dapat hadir, namun syukurlah sebagian besar dapat hadir. Saya dan teman-teman saling berkenalan satu sama lain dan kemudian dilanjut dengan pembentukan struktur kelompok. Pada pembentukan struktur kelompok, setelah melalui pemungutan suara teman-teman kelompok, terpilih lah Muhammad Fazlurrahman Amari sebagai ketua kelompok KKN kami. Setelah ketua terpilih, selanjutnya adalah menentukan bendahara, sekertaris, divisi perlengkapan, divisi konsumsi, divisi acara, divisi humas, dan divisi dokumentasi. Namun, pada saat penentuan sekertaris, tidak ada yang ingin mengajukan diri, hal ini dikarenakan mereka berfikir tanggung jawab sekertaris dalam tugas kelompok sangatlah berat, terutama pada saat penyusunan buku laporan akhir KKN nanti. Kemudian kami sepakat bahwa sekertaris hanya sebatas penanggung jawab karena kami semua pasti akan membantu satu sama lain termasuk penyusunan surat menyurat, buku laporan , dan tanggung jawab sekertaris lainnya dan pada akhirnya ada yang mau mengajukan diri sebagai sekertaris. Kemudian, setelah itu
126 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
saya dan teman-teman membicarakan waktu untuk pertemuan selanjutnya untuk membahas agenda lain yang berkaitan dengan KKN.
Pada pertemuan selanjutnya, yaitu di suatu tempat makan saya dan teman-teman mengadakan rapat. Pada saat rapat, saya dan teman-teman kembali membicarakan struktur kelompok karena ada beberapa orang yang kurang berkenan untuk diletakkan di posisi tertentu. Setelah itu saya dan teman-teman juga membicarakan mengenai ketepatan waktu ketika rapat dan akhirnya kami semua sepakat bahwa yang tidak hadir dan telat datang rapat akan dikenakan denda. Saya dan teman-teman sepakat bahwa yang tidak hadir akan dikenakan denda sebesar Rp 20.000 dan yang telat datang rapat akan dikenakan denda sebesar Rp 10.000, selain itu juga ada iuran kas yang wajib dibayar setiap orang setiap minggunya yaitu sebesar Rp 2.000, semua dana itu akan dialokasikan oleh bendahara untuk menambah anggaran kebutuhan kelompok selama KKN. Setelah itu, saya dan teman-teman juga membicarakan mengenai rencana survei, waktu, dan transport yang akan digunakan ketika melakukan survei. Dan akhirnya kami sepakat bahwa survei akan dilaksanakan pada hari selasa karena kebetulan pada hari selasa kuliah sedang diliburkan karena kampus sedang dipakai untuk ujian SBMPTN. Namun untuk transport yang akan digunakan belum mencapai mufakat, ada yang mengatakan naik kereta akan lebih cepat, ada pula yang mengatakan bahwa apabila naik mobil koantas biayanya akan lebih terjangkau. Karena waktu yang tidak memungkinkan untuk membahasnya, maka saya dan teman-teman sepakat bahwa pembicaraan mengenai transport akan dibicarakan lagi nanti di
grup whatsApp. Setelah itu, kami membicarakan mengenai nama kelompok dan logo. Ada yang berpendapat nama kelompoknya dari bahasa Arab, ada yang berpendapat nama kelompoknya akan lebih baik dari singkatan. Kemudian, semua persepsi ditampung dan dicatat oleh sekertaris. Dan pada akhirnya berdasarkan kesepakatan bersama, terbentuklah nama kelompok kami yaitu “PASKRON” yang merupakan singkatan dari Pasilian Kronjo. Nama yang sederhana, unik, dan mudah diingat. Nama ini merupakan nama desa dan nama kecamatan lokasi KKN saya dan teman-teman di tempatkan.
Pada rapat berikutnya, saya dan teman-teman membahas mengenai usaha yang rencananya akan dilakukan untuk menambah dana pemasukan kelompok. Masing-masing dari kami termasuk saya mengeluarkan pendapatnya. Akhirnya saya dan teman-teman sepakat mengumpulkan baju bekas yang sudah tidak terpakai namun masih layak pakai untuk dijual kembali. Dan keesokan harinya, kami mulai bergerak mengumpulkan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 127
uang dengan menjual baju bekas dengan harga terjangkau di kawasan kampus 2 UIN Jakarta. Selain itu, kami juga berusaha mengumpulkan uang dengan menjualkan makanan instan milik salah satu anggota kelompok yaitu “Bacineng” kepada teman-teman dan kerabat mahasiswa. Pada minggu-minggu pertama dalam kegiatan KKN, karakter asli dari teman-teman KKN belum terlihat. Bahkan bisa dikatakan pada minggu-minggu pertama KKN, hubungan saya dan teman-teman sangat harmonis, terasa seperti keluarga baru. Saya dan teman-teman mampu bekerja sama dan melaksanakan program-program KKN dengan baik. Namun, ketika pertengahan menuju akhir pelaksanaan KKN, berbagai masalah dan konflik mulai muncul, walaupun sebagian besar dari konflik muncul akibat kesalahpahaman dan miss-komunikasi antar anggota KKN. Maka dari itu komunikasi yang baik sangat penting dilakukan dalam suatu kelompok, apalagi untuk menyatukan 19 orang anggota yang berbeda-beda karakter dan latar belakang. Namun dari sinilah saya belajar bagaimana agar mampu kuat mental, melatih kesabaran, menurunkan ego, dan bagaimana tetap professional dalam kerja meskipun sedang dirundung konflik. Teman-teman satu kelompok KKN saya berasal dari berbagai fakultas dan jurusan yang berbeda. Ada yang dari fakultas ekonomi, ada yang dari fakultas hukum, ada yang dari fakultas ilmu politik, ada yang dari fakultas sains dan teknologi, bahkan tidak sedikit yang satu fakultas dengan saya yaitu Tarbiyah. Mereka semua memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Namun hal itulah yang menjadikan indah, yaitu perpaduan dari perbedaan. 3. Tinggal di Desa
Pada awal saya mengetahui bahwa lokasi KKN akan ditempatkan di Tangerang tepatnya di Desa Pasilian Kecamatan Kronjo, terdapat rasa pesimis karena daerah nya panas dan gersang. Bahkan ada senior yang mengatakan bahwa air di daerah tersebut kotor dan asin. Benar atau tidaknya saya tidak tahu, karena saya belum pernah mengunjungi daerah tersebut. Akhirnya saya berinisiatif mencari lokasi nya di google map, namun hasil yang saya dapatkan dari google map sangat tidak memuaskan karena tidak memperlihatkan kondisi lingkungan Desa Pasilian secara keseluruhan. Untunglah tak lama setelah itu kami melakukan survey lokasi. Saya sangat antusias mengikutinya karena tingginya rasa penasaran ini.Pada saat survei pertama kami satu kelompok dari 19 orang yang turut serta ada 17 orang. 2 orang lainnya tidak hadir karena berhalangan. Kami berangkat dari pukul 7 pagi. Ada yang berkendara dengan menggunakan motor, ada pula yang menggunakan kereta. Saya salah satunya yang
128 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
menggunakan kereta. Keesokan harinya, saya dan teman-teman berangkat dari stasiun Pondok Ranji menuju stasiun Tiga Raksa menggunakan kereta KRL. Lalu kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum jurusan Balaraja. Setiba nya di Balaraja, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum jurusan Kronjo-Pasilian. Jalan menuju Desa Pasilian terlihat lengang dari kendaraan.
Di sepanjang perjalanan Desa Pasilian banyak sekali sawah membentang, gunung, dan pepohonan. Pemandangan yang sangat saya sukai, namun sayangnya hawa udara di desa ini cukup panas. Kami tiba di lokasi pukul 10.05 WIB, sehingga perjalanan kami menempuh kurang lebih 3 jam. Kemudian kami mencari tempat makan setelah itu kami berdiskusi sebentar sambil beristirahat sejenak. Ketika adzan dzuhur berkumandang, saya dan teman-teman mencari masjid untuk melakukan sholat berjamaah. Ketika berwudhu, saya merasakan air yang asin dan warna air yang tidak jernih (kekuningan). Saya sangat canggung, karena belum pernah merasakan air yang seperti ini. Dari warga di sini saya tahu bahwa air di desa ini hanya dapat digunakan untuk mandi, berwudhu, dan mencuci saja. Air di desa tersebut tidak layak minum meskipun sudah dimasak berkali-kali. Maka dari itu, untuk keperluan minum warga menggunakan air galon. Selama KKN, kami tinggal di salah satu rumah warga. Rumahnya sederhana dan cukup besar untuk kami satu kelompok menetap di sana. Namun sayangnya, rumah tersebut tidak mempunyai plafon sebagai batas antara atap dengan langit-langit. Selain itu, di rumah tersebut ada 3 kamar tidur, namun hanya ada 1 kamar mandi. Pertama kali mengunjunginya muncul keraguan dan rasa takut, namun setelah tinggal di sana dari hari ke hari saya mulai terbiasa. Selama saya tinggal di Desa Pasilian ini saya menjadi tahu bahwa bahasa keseharian mereka adalah bahasa Jawa Serang-Cirebon. Dan ternyata tak jauh dari desa ini terdapat tempat wisata, salah satunya Pantai Pulau Cangkir. Selama saya tinggal di desa ini saya juga semakin tahu bahwa ketika siang hari hawa udara di desa ini memang sangat panas, namun ketika malam hari terutama ketika lewat tengah malam, hawa dingin seperti menyelimuti tubuh ini di saat tidur.
Pada saat melaksanakan kegiatan KKN, ada banyak kegiatan yang saya dan teman-teman lakukan. Pada minggu pertama, saya dan teman-teman melakukan aksi bersih-bersih dengan masyarakat, melakukan senam pagi, dan berkunjung ke TBM (Taman Baca Masyarakat). Pada minggu kedua, saya dan teman-teman mengajar bimbel calistung, melakukan
penyuluhan anti narkoba, melakukan pelatihan “Yuk Mendesign”, membantu
warga dalam memanen padi serta melakukan pelatihan seni islami. Pada
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 129
minggu ketiga, saya dan teman-teman menyelenggarakan penyuluhan “Be Smart To Use Social Media”, mensosialisasikan pengolahan limbah dengan ekonomi kreatif, membantu mendata warga untuk BPJS di Balai desa, melakukan aksi bersih-bersih disekitar MAN 4, serta mendata siswa untuk program yang akan diadakan puskesmas. Kemudian, pada minggu keempat, saya dan teman-teman melaksanakan program G3CT, menonton film Islami dengan anak-anak Pasilian, persiapan lomba dan menyambut kemerdekaan, menggelar baca buku gratis di waduk, serta mengikuti jalan santai se-Kecamatan Kronjo. Dan terakhir, pada minggu kelima, saya dan teman-teman mengadakan penutupan bimbel calistung, mengadakan pengarahan kepada relawan yang akan melanjutkan bimbel calistung, mensosialisasikan permainan tradisional anak, ikut berpartisipasi dalam upacara kemerdekaan di Kecamatan, persiapan dan pelaksanaan lomba kemerdekaan, dan persiapan serta pelaksanaan penutupan dan tasyakuran. Dan yang paling membuat saya terkesan adalah pada saat persiapan dan pelaksanaan lomba 17 Agustus bersama para pemuda. Selain saya dan teman-teman terlibat dalam mempersiapkannya, saya dan teman-teman juga ikut terlibat dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan nya berlangsung cukup meriah dan sangat mengesankan. Semangat warga dalam mengikuti perlombaan cukup tinggi dan sangat antusias, ditambah lagi kehadiran kepala desa yang semakin meramaikan dan menjadikan acara ini layak diapresiasi.
Warga Desa Pasilian sangat ramah dan bersahabat, terkadang warga yang tinggalnya dekat dari posko kami membawakan makanan, saya dan teman-teman juga diizinkan untuk menumpang mandi oleh warga di rumah mereka ketika air yang ada di posko kami sedang tidak mengalir. Hal inilah yang membuat saya betah dan kerasan tinggal di desa pasilian. Setiap kali saya bersilaturahmi dan bertamu ke rumah warga, saya selalu disambut dengan hangat dan ramah oleh tuan rumah. Dan ketika saya akan pulang, saya selalu diberi buah tangan. Terutama ketika saya dan teman-teman mengikuti pengajian rutin setiap malam Jum‟at di kediaman bapak H.Nawawi, beliau selalu menyambut saya dan teman-teman dengan ramah dan penuh kehangatan, dan ketika saya dan teman-teman hendak pulang, beliau selalu menyiapkan sajian makan malam dan terkadang memberikan bungkusan yang berisi makanan-makanan ringan. Pendidikan anak-anak Pasilian dapat dikatakan agak tertinggal dibandingkan pendidikan anak-anak di kota. Tidak sedikit dari anak-anak disana yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung dengan baik. Namun, meskipun begitu, semangat belajar dan antusias mereka dalam menuntut ilmu sangatlah
130 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
tinggi. Untunglah ketika disana saya dan teman-teman mengadakan program bimbingan belajar calistung. Program ini tidak dipungut biaya sama sekali dan boleh diikuti oleh anak-anak dari berbagai jenjang pendidikan, terutama anak-anak yang ingin belajar membaca,menulis, dan berhitung. Program ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan anak-anak dalam belajar membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu program ini juga untuk membimbing mereka belajar agar tidak tertinggal materi di sekolah. Kegiatan bimbel calistung ini berada di dua tempat yaitu di TBM (Taman Baca Masyarakat) dan Majelis (di daerah Pejamuran). Terbukti ketika program belajar mengajar ini kami mulai, anak-anak menyambutnya dengan antusias, orang tua mereka juga sangat mengapresiasi. Dan
allhamdulillah, sebelum kami berangkat pulang dari sana, kami sudah
menemukan relawan-relawan tangguh yang akan meneruskan program bimbingan belajar ini. 4. Pasilian yang akan selalu dirindukan
Bagi saya, KKN ini bukan hanya sekedar formalitas untuk mendapatkan nilai semata. Karena jika hanya sekedar untuk mendapatkan nilai, sangatlah tidak sebanding dengan pengeluaran dana, waktu, tenaga, pikiran ,dan perasaan yang telah dikorbankan. Maka dari itu, sekali lagi KKN bukanlah formalitas untuk mendapatkan nilai semata, namun lebih dari itu. Dari kegiatan KKN, saya banyak belajar bagaimana menghargai setiap individu, memahami perubahan sikap dan tingkah laku, menurunkan sikap egoisme, mengenyampingkan sikap individualis dan menjunjung tinggi kepentingan kelompok, bagaimana menjadi pribadi yang bermental kuat, serta bagaimana menjalani hidup dalam keterbatasan. Desa Pasilian meninggalkan kesan dan pengalaman yang menarik. Menurut saya, waktu 30 hari yang diberikan oleh kampus sebenarnya tidaklah cukup bagi saya untuk melaksanakan kegiatan pengabdian ini. Rasanya berat bagi saya ketika sudah tiba waktunya untuk segera mengakhiri kegiatan KKN ini dan meninggalkan Desa Pasilian. Apalagi ketika keberangkatan hendak pulang ke Ciputat, ketika kami sedang berkemas, anak-anak dan beberapa warga mengunjungi posko kami untuk menyampaikan salam perpisahan, beberapa dari mereka ada yang berkata,
”kakak nanti kesini lagi kan?”, ada juga yang mengatakan “kakak kapan kesini
lagi?”, dan ada pula yang mengatakan “kakak jangan lupain kita ya”. Sehingga
rasa haru menjadikan diri ini berat tuk melangkah pulang. Tapi apalah daya, kami harus kembali untuk menyelesaikan studi kami, “Kalian tetap semangat dan rajin belajarnya ya adik-adik, raih cita-cita kalian setinggi-tingginya. Semoga kita diberi kesempatan untuk bertemu lagi”,pesan kami
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 131
kepada adik-adik kami di Paslian. Saya berharap Desa Pasilian dapat terus berkembang dan meningkatkan semua potensi yang dimiliki baik dari sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya. Saya juga berharap adik-adik saya di Desa Pasilian yang telah saya bimbing, mampu untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Terima kasih Desa Pasilian atas pelajaran dan pengalaman baru yang sangat berarti
bagi sayanurut, saya juga heran kenapa begitu, atau kadang kalo anak dia nakal suka
di takut-takutin sama ibunya kalo nakal bakal di aduin sama ustad Muhdi”
mendengar cerita tersebut membuat diri ini merasa bahwa sebegitu luar biasanya beliau dalam menasihati anak-anak sehingga tidak ada satu anak pun yang berani dengan beliau. Pernah suatu ketika di malam puncak 17-an dan penutupan KKN kami, saat saya sedang berdiam diri dekat panggung seketika saya mendengar suara pukulan antara tanggan dengan pipi yang menurut saya cukup keras ketika aku menoleh, aku cukup kaget melihat tindakan ustad muhdi yang tidak tanggung-tanggung jika sudah memberi hukuman kepada anak muridnya yang mungkin menurut beliau bercandanya sudah kelewatan batas, sehingga beliau langsung turun tanggan mengatasinya. Namun di satu sisi ustad Muhdi tidak pernah tanggung-tanggung pula dalam mengajarkan anak muridnya, beliau benar-benar tulus dan ikhlas dalam berbagi ilmu agama kepada anak muridnya. Pesan untukku terhadap dua sosok istimewa ini bahwa terkadang kita memang perlu kasar terhadap anak dalam niat untuk mendidik bukan untuk menyakiti, supaya anak tau batasan tau sopan santun dan tidak sewenag-wenang dalam melakukan sebuah tindakan, jika si anak tidak memiliki sosok yang ditakuti bagiku itu cukup mengerikan juga kelak ketika mereka berbuat salah dan menegurnya.
Senyum semangat di Sore hari, saya bilang begitu karena memang begitulah adanya. Setiap sore saya selalu merasa semangat dan bahagia saat waktunya saya membimbing anak-anak dalam belajar. Nah, setiap sore
dihari kamis dan jumat, saya bersama rekan saya mengajar calistung di
majelis Ta‟lim Mujahidin tepatnya di daerah Pejamuran. Di majelis tersebut kami mengajarkan anak-anak SD yang masih kurang lancar dalam membaca, menulis dan berhitung. Anak-anak yang kami bimbing, diberikan materi dasar perkalian, karena banyak sekali anak-anak yang masih belum mengerti dan hafal dengan perkalian, kami khawatir jika kami memberikan materi yang diajarkan di sekolah mereka belum siap dikarenakan hal dasar dari Matematika mereka, masih kurang dalam memahaminya. Saya merasa seperti refreshing ketika mengajarkan anak-anak saat itu, karena saya bisa bersuka ria belajar bersama anak-anak dan
132 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
sejenak melupakan kepenatan saya selama di Posko. Rasanya jika bisa, saya ingin mengajar setiap hari selama saya masih KKN.
Saya kagum dan salut dengan anak-anak di daerah Pejamuran
tersebut, mereka sangat antusias sekali dengan pembelajaran yang kami
berikan, tepat jam 4 sore ketika kami belum sampai di majelis sudah
terdengar teriakan gembira dari anak-anak yang menyambut kami di sore
itu, rasanya semakin semangat saja kami dalam melangkahkan kaki kami
ketujuan. Sesampainya di majelis kami melihat karpet yang sudah
terbentang rapih dan lantai yang sudah disapu bersih oleh anak-anak yang
sudah siap sekali dalam menerima pelajaran. Ada satu titik dimana mereka
berisik sekali dan susah diatur lalu saya berkata “kalian kalo bercanda mulu
gacepet pulang nih, mau?” lalu dengan kompaknya mereka menjawab “mauuuu”
aish sudahlah sungguh binggung saya disaat itu harus mencari alasan apa
untuk merayu mereka supaya mau segera pulang hehehe… tetapi saya
bahagia bersama mereka, yang setiap bertemu dijalan selalu bertanya “kak
kapan les lagi?” mereka selalu semangat dan dalam menghafal cukup cepat
karena mereka sungguh-sungguh ingin belajar.
Bahagia di akhir, setelah sekian banyak hari yang telah kami
lewati bersama di Pasilian pada akhirnya kami menemukan sebuah
cahaya dari sebuah kebutaan kami selama di Pasilian. Kami baru bertemu
dengan sekumpulan pemuda asli dari Desa Pasilian yang ternyata cukup
ramah sekali dalam menyambut kehadiran kami, yang pada akhirnya
menimbulkan rasa kehangatan yang mendalam kepada kelompok kami.
Sempat ada rasa penyesalan mengapa kami baru bertemu dengan mereka
di akhir, tetapi sudahlah menyesali juga tak akan membuat waktu
berputar mundur, pada akhirnya kami hanya bisa menikmati sisa waktu
yang kami miliki bersama masyarakat di sana karena selama ini kami
hampa tanpa mereka seperti perahu yang tak memiliki nahkoda, merasa
serba salah dan tak tau harus kemana, lebay ya hehehe… Namun kami sangat
bersyukur karena di acara 17-an Agustus dan penutupan KKN kami dapat
berjalan dengan lancar bersama pemuda Pasilian. Terimaksih banyak
untuk para pemuda, warga desa, tokoh masyarakat dan anak muridku
tercinta yang telah mengenalkan kepada kami tentang Desa Pasilian
kepada kami, Desa Pasilian terlalu indah untuk kami kenang karena
penuh dengan sejuta kebahagiaan dan dinamika yang menantang hati
kami supaya menjadi sosok yang kuat. Semoga kebersamaan kita semua
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 133
tidak sampai disini aja, semoga apa yang kita tinggalkan bisa bermanfaat
untuk Desa Pasilian. Pengalaman berharga yang saya dapat saat KKN,
mungkin di awal saya sempat kurang suka dan tidak nyaman, tapi kalo
dijalani dan dinikmati enak aja ko, jangan pernah kamu menghitung hari-
hari itu karena hari-hari yang kamu hitung akan menjadi hari yang sangat
kamu rindukan kelak, simpan semua rasa itu dan tetap ukir lah
kebersamaan yang membuat hati bahagia.
134 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
G
SEMBURAT PEMBELAJARAN HIDUP DI PASILIAN
Dini Tri Hastuti
1. Membuka Jendela Baru
Hai! Perkenalkan nama saya Dini Tri Hastuti, biasa dipanggil Diyas.
Saya adalah mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saat masih di semester 6, Kajur saya memberitahukan bahwa mahasiswa
Tarbiyah akan kembali mengikuti kegiatan KKN. Sontak saya mulai
membayangkan bagaimana rasanya menjalani KKN. Ini hal baru bagi
angkatan saya (T.A 2015) khususnya di jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Hal itu disebabkan karena, beberapa tahun terakhir
fakultas Tarbiah hanya mengirimkan jurusan Manajemen Pendidikan
untuk menjalani KKN. Bagi saya yang belum pernah merasakan tinggal
jauh dari orang tua, KKN menjadi suatu hal yang agak memberatkan hati.
Tetapi, KKN nyatanya memiliki daya tarik yang kuat bagi saya yang
senang mengunjungi tempat-tempat baru. KKN adalah kegiatan
pengabdian ke masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa
untuk belajar mengenai situasi, kondisi, dan permasalahan nyata yang
terjadi di lingkungan masyarakat. Dengan adanya kegiatan KKN
diharapkan mahasiswa mampu memberikan sumbangsihnya kepada
masyarakat sekitar, atau setidaknya ia bisa bermanfaat bagi
lingkungannya.
Kegiatan KKN tahun ini juga diiringi oleh desas-desus kabar yang
kurang mengenakan. Banyak berita yang disebarkan oleh Kakak tingkat
dari jurusan lain kalau daerah KKN sangatlah rawan dan banyak peristiwa
ganjil yang terjadi. Mulai dari ada yang kemalingan, diganggu makhluk
halus, diganggu penduduk sekitar, bahkan sampai penyakit yang tiba-tiba
menyerang mahasiswa yang sedang KKN tersebut. Menanggapi hal
tersebut, sebenarnya saya sedikit merasa takut, apa benar kehidupan
selama di tempat KKN se seram itu? Tetapi, semakin mendekati hari
keberangkatan KKN, saya semakin yakin bahwa selama niat kita baik
untuk mengabdi dan belajar hidup mandiri di masyarakat, Insya Allah
semuanya akan baik-baik saja dalam perlindungan Allah SWT. Orang tua
saya juga selalu memberikan motivasi bahwa, “Kehidupan yang sebenarnya itu
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 135
adalah dimasyarakat, KKN ini akan berguna untuk masa depanmu nanti”. Nasihat
dari orang tua saya tersebut menambah tekad saya untuk tetap yakin
bahwa KKN ini adalah salah satu wadah saya untuk bisa bermanfaat bagi
masyarakat sekaligus menjadi pembelajaran hidup yang akan berguna
untuk kehidupan saya nantinya. Namun dari semua itu, yang paling
membuat saya sangat termotivasi dalam menjalani KKN adalah, saya ingin
melakukan perubahan kecil yang mungkin bisa berpengaruh besar di
lingkungan desa yang akan saya tinggali nanti, apapun itu bentuknya, yang
terpenting adalah bisa bermanfaat. Dalam menjalani KKN tentunya setiap
mahasiswa harus memiliki kapasitas atau kompetensi yang memadai di
bidangnya masing-masing. Hal itu tidak bisa terelakkan karena,
mahasiswa adalah agen perubahan, di mana kita harus bisa membawa
perubahan baik sekecil apapun kepada lingkungan-lingkungan yang
mungkin masih belum tersentuh oleh tangan pemerintah. Sebagai
mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, saya
memiliki sedikit kemampuan untuk mendongeng dan mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, saya juga memiliki sedikit keahlian
di mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Saya juga memiliki
sedikit keahlian dalam bidang menari saman.
Dengan sedikit keahlian tersebut, saya sudah memiliki rencana dan
program ketika di tempat KKN nanti, saya akan mengajar Bimbel Calistung
atau baca, tulis, hitung. Saya juga berencana untuk mengajar mata
pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah yang ada di desa nanti. Saya
juga berencana untuk melatih anak-anak di desa yang akan saya tinggali
tersebut pelajaran bahasa Inggris karena saat ini bahasa Inggris sudah
menjadi bahasa Internasional di berbagai Negara. Selain itu, saya juga
memiliki niatan untuk bisa melatih anak-anak di Desa tersebut menari
saman.
Pandangan saya mengenai KKN pun mulai berubah semenjak
kegiatan tersebut telah terlaksana. Jika sebelumnya saya masih tidak
percaya bahwa masalah terbesar akan timbul dari kelompok saya sendiri,
ternyata benar adanya. KKN melatih saya untuk bisa bekerja sama dalam
tim. Saya baru sadar bahwa untuk menjadi tim yang baik, diperlukan kerja
sama dan komunikasi yang baik pula. Saya juga baru tahu bahwa KKN itu
benar-benar melatih saya untuk bisa hidup mandiri dan bersosialisasi
dengan masyarakat. Kegiatan KKN bukan hanya mengenai pengabdian
136 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
semata, melainkan lebih kepada seberapa besar upaya kita untuk bisa
memberdayakan masyarakat sekitar sehingga mampu mengejar
ketertinggalan yang ada.
2. Kita Bisa, Jika Bersama
Saat nama-nama kelompok pembagian KKN telah dibagikan pihak
PPM, saya baru mengetahui kalau saya tergabung dalam kelompok 24
yang mana akan melaksanakan KKN di Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo,
Kabupaten Tangerang. Saat pertama kali pembentukan kelompok,
awalnya saya ketinggalan informasi karena saat itu sedang disibukkan
oleh latihan drama yang dilaksanakan oleh jurusan PBSI. Saat itu, teman-
teman sekelas saya sudah heboh membicarakan bahwa mereka sudah
diundang oleh kelompok KKNnya ke dalam sebuah grup whatsApp. Saya
yang notabene handphone nya sering mati-matian, lumayan cuek juga
menanggapi peristiwa tersebut. Saya berpikiran bahwa nanti juga ada
yang mengundang saya untuk masuk grup whatsApp KKN. Namun ternyata
saat saya sudah menyalakan handphone saya tidak melihat ada undangan
grup KKN di whatsApp saya. Saya sempat heran, ini kenapa tidak ada yang
mengundang saya ya? Apakah mereka tidak ada yang tahu nomor saya?
Ternyata di grup kelas saya, ada seorang teman yang menyebarkan
link grup whatsApp dari berbagai kelompok KKN. Saat melihat ada link
group 24, langsung saja saya bergabung. Saat pertama kali masuk ke dalam
grup whatsApp tersebut, saya agak canggung karena memang saya
ketinggalan informasi. Tetapi saya mencoba untuk memulai obrolan,
sekedar memperkenalkan diri saya di grup tersebut. Kesan pertama yang
saya dapat saat baru bergabung di dalam grup adalah, teman-teman ada
yang mendominasi obrolan, ada juga yang sering bertanya tetapi tak
diacuhkan oleh yang lain. Dari grup tersebutlah, mulai ada obrolan untuk
pertemuan pertama sebelum pembekalan KKN terlaksana.
Jika bicara mengenai keunikan dari masing-masing anggota
PASKRON, maka jawabannya adalah banyak! Bagaimana tidak, kami
terdiri dari 18 orang yang berasal dari berbagai fakultas, dengan berbagai
kepribadian, karakter, dan juga pemikiran yang berbeda-beda. Menjalani
33 hari bersama orang-orang baru di kenal bukanlah hal yang mudah. Saya
memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk bisa beradaptasi dan
memahami karakter masing-masing dari anggota PASKRON. Dalam setiap
kelompok pastilah ada ketuanya, ketua kelompok PASKRON adalah
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 137
Fazlurrahman Amari, panggilannya Ifaz. Citra Ifaz sebagai ketua
kelompok adalah sosok yang cukup bijak, menaati aturan, disiplin,
memiliki kemampuan berbicara di depan umum yang baik, memiliki
pemikiran yang panjang, lumayan tegas, agak kaku, dan terkadang
menyebalkan hahaha. Tapi di balik itu semua, percayalah Ifaz adalah sosok
ketua yang menjadi panutan. Selanjutnya dari divisi bendahara, ada Aisyah
Nur ilahi dan Indah Safitri. Aisyah Nur ilahi biasa dipanggil Ichaul adalah
wanita yang jago berargumen. Awalnya saya berpikir dia adalah orang yang
sangat keras, tetapi setelah mengenal dan dekat selama sebulan lebih saya
tahu bahwa dia adalah orang yang baik. Tapi di balik itu semua, chaul
adalah sosok sahabat yang baik dan pengertian.
Dia tak segan melakukan pertolongan kepada teman-teman yang
sakit atau sedang kewalahan dalam menjalani program kegiatan. Oke
selanjutnya Indah Safitri. Panggilannya adalah Indah atau Insef. Indah
adalah sosok bendahara yang merangkap sebagai wakil ketua karena
Indah pintar ngomong. Indah bisa menempatkan dirinya dengan baik
sebagai sosok wakil ketua ketika sedang berbicara di rapat evaluasi.
Selanjutnya dari divisi sekretaris. Ada Hilda Awaliah dan Yasyifani
Rachmah Dini. Hilda adalah teman sekamar saya yang paling rajin sholat
& membaca Al-Qur’an. Dia adalah sosok teman yang sangat baik dan
pengertian. Hilda memiliki nada suara yang pelan dan agak kalem. Dia
adalah sosok teman yang paling perhatian jika ada teman lain yang sedang
sakit. Hilda ini pernah merawat saya saat saya sakit dan menemani saya
berobat ke Puskesmas. Hilda juga pernah beberapa kali nangis di posko
loh, karena kewalahan dalam memberitahu anggota PASKRON.
Selanjutnya ada Yasyifani Rachmadini atau biasa dipanggil mbak
Iffah. Mbak Iffah ini yang paling sering nongkrong di dapur. Dia sering
menciptakan kreasi menu-menu baru untuk dimakan anggota PASKRON.
Mbak Iffah ini ngajinya bagus banget, sering dengerin lagu-lagu religi, dan
tulisan Arab nya juga bagus banget. Selanjutnya dari divisi konsumsi. Yang
pertama ada Susi Suwanti atau biasa dipanggil Bu Sus. Susi itu yang paling
galak, paling sering bangun pagi, paling rajin masak nasi, paling semangat
membangunkan teman-teman yang lain untuk sholat berjamaah atau di
masjid, paling tahu masalah dapur dan yang bertanggung jawab di dapur.
Lalu ada Siti Ramadhan, atau biasa dipanggil Rahma. Rahma ini memiliki
suara ketawa yang khas seperti dalang pelo yang sedang viral itu. Rahma
138 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
senang sekali memanjat pohon jambu yang berada di depan posko. Rahma
juga memiliki suara yang bagus lho saat menyanyikan lagu religi.
Selanjutnya ada Dara Azhari atau biasa dipanggil Dara. Dara ini yang
paling pendiam diantara anggota PASKRON yang lain. Dara juga memiliki
suara yang lembut sekali. Kebiasaan Dara adalah dia yang paling lama
ketika bersiap-siap. Tapi dara orang yang baik kok.
Selanjutnya dari divisi humas. Aldi adalah orang yang paling lucu di
PASKRON. Dia punya selera humor yang baik, pembawaan yang santai,
enak diajak bicara, dan pintar memecahkan masalah loh. Walaupun dia
seram kalo sudah marah, tapi dia punya alasan yang baik dibalik sikapnya.
Lalu ada Citra Ayu Lestari, biasa dipanggil Citra. Citra ini teman sekamar
saya. Citra rajin banget sholat duha dan sholat-sholat lainnya. Citra juga
orangnya cekatan, rajin bersih-bersih, tegas, suka membantu, perhatian,
penyayang, suka berbagi makanannya yang sebanyak koper itu. Berlanjut
ke divisi Dokumentasi. Abdullah Zahiyan atau biasa dipanggil Zay adalah
orang yang jago banget melukis. Dia jago bikin mural dan kaligrafi. Zay ini
lulusan gontor, tak heran jika ia selalu ditunjuk menjadi imam sholat
ketika di Posko. Zay juga menjadi guru mengaji di salah satu majelis di
Pasilian. Lalu ada Hady Wicaksono atau biasa dipanggil Hady. Hady
memiliki pembawaan yang kalem dan agak dingin. Dia tipe orang yang
banyak bekerja dan sedikit bicara. Hady ini emang cowok yang rapi sih,
dia tak segan untuk merapikan dapur dan mencuci piring. Dia jago banget
di bidang design dan computer.
Divisi acara. Ada Sinta Felisia Agnes, Arinda Yefa Pratiwi, dan Nur
Faizah Syafiqah. Sinta adalah orang yang paling terstruktur diantara kami.
Sinta itu pintar berargumen tapi bahasannya juga santun. Sinta sering
terserang penyakit sewaktu di posko. Sinta adalah sosok teman yang baik,
perhatian dan penyayang. Sinta juga yang paling dikenal oleh warga
Pasilian, karena dia cepat bergaul dengan ibu-ibu di desa Pasilian.
Selanjutnya ada Arin. Arin adalah sosok yang sering mengurung diri di
kamar. Dia juga agak sensitif tetapi memiliki hati yang baik. Selanjutnya
ada Nur Faizah Syafiqah atau biasa dipangggil Ichamung karena dia cantik
dan mungil. Icha ini teman sekamar saya. Ichamung adalah teman yang
paling dekat dengan saya selama di KKN ini. Dia pecinta kebersihan, suka
sekali membakar sampah di posko, dan tidak jijik membersihkan kotoran
apapun. Orangnya rajin dan suka membantu teman yang sedamg kesulitan.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 139
Divisi yang terakhir adalah perlengkapan. Anggotanya yaitu Raden
Setyo Hadi Prabowo, Ahmad Nawawi, dan saya sendiri hehe. Bowo adalah
sosok teman yang sangat asik dan suka menolong. Dia pecinta anak kecil
dan senang bermain bola dengan anak-anak di Pasilian. Selanjutnya ada
Alwi. Alwi sering dipanggil puyeng karena kebiasannya yang sering
bertingkah aneh, haha!. Walaupun seperti itu, terkadang Alwi juga bisa
bersikap bijak dan berpikir pintar. Tinggal, hidup, dan menjalani program-
program kegiatan selama 33 hari membuat saya mengerti bagaimana manis
pahit kehidupan dalam bermasyarakat, beradaptasi dengan orang dan
lingkungan baru, juga belajar menerima kekurangan orang lain. Salah satu
hal yang berkesan dari pertemuan saya dengan PASKRON adalah, saya
menyadari bahwa kita tidak bisa melakukan pekerjaan apapun jika
sendirian. Melainkan kita bisa menjalankan pekerjaan seberat apapun jika
kita bersama, saling menyatukan usaha, semangat, dan ketulusan hati.
Pernah ada konflik besar yang menimpa PASKRON saat menjelang
kegiatan 17 Agustus. PJ (Penanggung Jawab) acara tersebut yaitu Citra
dan Alwi merasa keberatan jika harus menjadi PJ hanya berdua. Citra dan
Alwi mengingatkan kalau ini tanggung jawab seluruh tim, karena ini
bukan acara kecil. Tetapi, Iffaz kekeh menginginkan kalau PJ di acara
tersebut cukup dua orang saja. Akhirnya mereka bertengkar hebat dan
suasana posko menjadi sangat panas. Posko menjadi tegang dan tidak
karuan, akhrinya acara 17-an itu berjalan dengan lancar berkat semangat
dan kerja keras PJ dibantu seluruh tim. Sejak saat itulah saya
mendapatkan pelajaran berharga, yaitu usaha kita tidak akan bisa jika
sendiri-sendiri. Tetapi, usaha kita akan berjalan dengan baik ataupun
lancar jika kita bersatu, bersama-sama menyatukan tekad dan niat untuk
mengabdi.
3. Kemewahan yang Sederhana Dari Pasilian
18 Juli 2018 adalah tanggal keberangkatan kelompok PASKRON
menuju tempat KKN di Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten
Tangerang. Sebelumnya saya sudah beberapa kali survey ke desa Pasilian
ini, tetapi belum semua tempat atau fasilitas desa nya saya datangi. Citra
desa Pasilian ketika awal-awal saya datang survey adalah desa ini sangat
indah dengan persawahannya yang masih hijau. Persawahan di desa ini
juga cantik seperti sawah-sawah yang ada di Bali. Ketika pagi hari kita
bisa melihat matahari terbit dengan indahnya. Pun ketika sore menjelang
140 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
maghrib kita bisa melihat senja matahari terbenam. Setelah menginap
selama satu minggu, saya mulai mengenal lingkungan di sekitar Pasilian.
Berdasarkan hasil wawancara saya dengan pihak-pihak atau tokoh
masyarakat yang ada di Pasilian, dan juga berdasarkan hasil pengamatan
saya sendiri, beginilah deskripsi saya mengenai Desa Pasilian, Kronjo.
Tinggal dan bermasyarakat selama 33 hari di Pasilian membuat
saya menemukan kisah-kisah inspiratif dan menjadi pelajaran hidup bagi
saya. Saya memiliki program kegiatan bimbingan belajar membaca,
menulis, dan berhitung yang diadakan di desa Pasilian dan di sekitar
posko. Saya juga memiliki program bimbingan belajar mengaji bagi TPA di
sekitar wilayah Pejamuran. Selama kegiatan Bimbel tersebut berjalan, saya
banyak menemukan peristiwa-peristiwa yang menakjubkan. Dari Bimbel
calistung, saya bisa melihat semangat belajar anakanak tersebut sangatlah
besar. Walaupun banyak dari mereka yang belum bisa baca tulis hitung,
tetapi mereka tetap semangat untuk datang bimbel dan mereka mau
belajar. Banyak dari mereka yang orang tuanya menjadi TKI di luar negeri,
tetapi mereka masih semangat untuk belajar, mencari ilmu sendiri tanpa
dorongan semangat dari orang tua disampingnya. Mereka bilang kalau
mereka mau bangkit dari keterpurukan, mereka juga memiliki niat untuk
bisa merubah nasib dirinya dan keluarganya. Mereka ingin sukses dengan
cita-citanya masing-masing itu. Sungguh, tak ada yang bisa menahan
semangat mereka untuk belajar. Bahkan hari pertama kegiatan pembukaan
KKN, mereka sudah datang ke posko dan meminta saya untuk
mengajarkan mereka. Ya Tuhan, bahagia sekali rasanya bisa membagi apa
yang mampu saya bagi kepada mereka yang ingin maju! Keceriaan anak-
anak saat belajar, keramahan mereka saat menyapa kami, semangat mereka
saat mencoba mempelajari hal-hal baru, dan tangisan mereka saat kami
pergi tak akan mampu saya lupakan. Saya bersyukur bisa mencurahkan
seluruh tenaga saya untuk mendidik mereka. Walaupun yang saya miliki
ini sedikit, semoga saja mampu berguna bagi kehidupan mereka nantinya.
Bicara mengenai pelajaran hidup yang saya dapatkan dari kisah di
atas, jawabannya adalah banyak! Dari mereka saya belajar bahwa hidup itu
tidak selamanya mudah. Hidup itu butuh perjuangan, kita harus bisa
merubah keadaan buruk menjadi lebih baik. Saya juga sadar kalau kita
tidak boleh menyerah kepada keadaan. Mereka yang belum bisa saja mau
belajar, masa saya kalah dari mereka! Mereka membuat mental dan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 141
keyakinan saya dalam menjalani hidup lebih kuat. Dari mereka saya juga
belajar untuk bisa mensyukuri apapun yang selama ini telah saya miliki.
Mereka menginspirasi saya untuk terus berusaha semaksimal mungkin
demi meraih apa yang saya inginkan. Mereka membuat saya sadar bahwa
kekayaan diri itu terletak pada hati dan pikiran kita masing-masing,
jangan sampai kekurangan itu membuat kita mersasa kecil. Mereka adalah
kemewahan yang sederhana, aset masa depan yang gemilang. Saya cinta
kalian anak-anak Pasilian!
4. Jejak dan Harapan Untuk Pasilian
Hari ke-33 adalah waktu yang sangat singkat bagi saya untuk
mengabdi di desa Pasilian. Saya bersyukur memiliki kesempatan untuk
tinggal dan mengenal lebih dalam kehidupan bermasyarakat di Desa
Pasilian. Setelah mengetahui berbagai permasalahan sosial yang terjadi di
Desa Pasilian, saya sadar bahwa belum banyak yang bisa saya lakukan
untuk merubah citra Pasilian. Selama tinggal di Pasilian, saya dan teman-
teman PASKRON sudah berusaha menjalankan program bersih-bersih
dengan mengajak warga di wilayah Pejamuran dan Desa Pasilian. Saya
dan teman-teman PASKRON juga sudah turun langsung untuk mengajar
bahasa Inggris dan Matematika di SD, memberi penyuluhan atau
pelatihan-pelatihan dari berbagai bidang (desain, manfaat media sosial,
hukum perkawinan, cara cuci tangan& menyikat gigi yang benar, dan
lain-lain) kepada siswa MTS dan MAN, sudah melaksanakan bimbel
calistung dan TPA di wilayah Pejamuran, saya dan teman-teman
PASKRON juga sudah melakukan penyuluhan anti narkoba. Saya dan
teman-teman PASKRON juga telah merekrut siswa MAN 4 Tangerang
untuk berkontribusi dalam meneruskan kegiatan bimbel yang telah
dijalani oleh kami mahasiswa KKN di wilayah Pasilian. Tetapi saya sangat
berharap kepada adik-adik yang tahun depan akan menjalani KKN di
Pasilian atau kepada masyarakat Pasilian sendiri untuk bisa
meningkatkan kesadarannya dalam membuang sampah pada tempatnya.
Saya harap akan ada pihak pemerintah yang lebih memerhatikan wilayah-
wilayah yang masih tertinggal di Pasilian. Semoga sumber air bersih bisa
lebih ditingkatkan jumlahnya, supaya warga juga tidak kesulitan untuk
melaksanakan aktifitasnya sehari-hari. Semoga sistem pendidikannya
lebih baik lagi, sehingga bisa meningkatkan taraf sumber daya manusia
dan kesejahteraan hidup masyarakat Pasilian.
142 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
H TIDAK BIASANYA AKU TERBIASA
Hady Wicaksono
1. Baru Awal Sudah Tertinggal
Semester demi semester telah ku lewati, masih ku ingat bagaimana
caraku menjalani ujian masuk Universitas karena aku masuk lewat jalur
Mandiri. Akibat tak sadar berkhayal ku nanti akan menjadi apa dan
setelah ku lihat KHS aku telah meninggalkan Semester 6, merasa sudah
cukup tinggi semester ku di gedung pendidikan tinggi ini. Mulailah isu-
isu, serba-serbi informasi seputar KKN itu bermunculan melalui telingaku
setiap ikut dalam kerumunan kecil pertemanan. Sebenarnya, ada seperti
rasa bahagia dan takut. Takutnya karena beberapa informasi bahwa
Mahasiswa KKN akan dihadapkan dengan kesibukan melebihi orang-
orang yang sedang PKL dalam perusahaan, walaupun sama-sama bekerja
dalam praktik tapi menjalaninya yang berbeda. Harus banyak program
yang harus dijalani, membuat buku seperti di toko-toko buku, membuat
film, membuat laporan mingguan, dan menulis ribuan kata.
Suatu hari aku masuk seperti biasa ke kampus, tetapi ada yang tak
biasa. Ada banner besar seputar jadwal KKN dan terlihat masih baru
pasang kemudian langsung saja ku foto dan ku sebar ke grup pertemanan
kampus. Melihat jadwal KKN di Banner sepertinya masih lama dan aku
cukup tenang karena aku masih belum siap menghadapi datangnya KKN.
Aku masih belum percaya kalau hari sudah semakin dekat dengan KKN.
Dan aku mulai sibuk dengan kegiatan pekerjaan kantor yang sudah ku
jalani sebagai usaha sampingan setelah belajar di kampus. Dan akhirnya
setelah dicek ulang aku melihat memang aku salah tanggal dengan apa
yang sedang aku pikirkan selama ini. Sekarang sudah H-3 penutupan
pendaftaran KKN, Aku sudah siap untuk mengumpulkan niatku untuk
membuka website kampus untuk mendaftar. Tetapi yang terjadi adalah
website tiba-tiba error dan ternyata benar-benar tak bisa diakses siapa pun.
Rasa panik dan takut kurasakan saat detik-detik berakhirnya tanggal
pendaftaran.
Kecemasan mulai dirasakan saat ku berpikir akan KKN di tahun
depan dan tidak bersama teman-teman seangkatan. Aku datangi PPM apa
yang sedang terjadi dan pihaknya hanya mengatakan tunggu saja. Merasa
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 143
putus asa dengan pendaftaran KKN dan aku pun penasaran untuk
mencoba kesempatan magang tersebut. Hari selanjutnya tersirat kabar
bahwa pendaftaran telah dibuka kembali. Dan aku berkesempatan ikut
KKN tahun ini, pada saat pengumuman tiba namaku terpampang pada
daftar kelompok 024. Perkenalan awal dimulai, dengan berbekal whatsApp
grup dan photo profil aku mulai mencari-cari lokasi dan teman untuk
rapat perdana. Awalnya merasa canggung untuk menyapa karena takut
salah orang. Karakter satu demi satu mulai bermunculan dan beragam
karakter mereka mulai kubaca. Sedikit demi sedikit mulai merencanakan,
mulai menyusun, mulai menyepakati apa yang akan kita lakukan di sana.
Kami mendapat lokasi di Desa Pasilian Kecamatan Kronjo Balaraja,
Kabupaten Tangerang. Kami survey, kesan pertama yang kulihat tempat
yang kami datangi itu saya langsung berpikir apakah yakin kami KKN
ditempat ini. Sekilas tempat ini tidak kalah dengan daerah rumahku yang
sudah cukup mumpuni kondisi daerahnya tidak terlalu primitif. Sampai
mendekati keberangkatan saya masih bingung program apa yang bisa saya
berikan untuk kebutuhan Masyarakatnya meskipun sudah beberapa kali
berkunjung kesana.
Akhirnya kami telah mengumpulkan beberapa program yang akan
kami laksanakan program disana namun aku mulai khawatir dengan
kesiapan tim untuk KKN. Sudah semakin dekat tetapi kami belum
membicarakan soal teknis pelaksanaan program, serta partisipasi tim
dalam setiap rapatnya masih kurang, dan juga belum sama sekali
menemukan sponsor hanya saja donasi pakaian bekas, buku dan donasi
kebutuhan dapur kami. Yang lebih takut lagi adalah tanggal pelaksanaan
yang dimajukan oleh pihak PPM.
2. Tatapan Wajah-Wajah Baru
Hidup berkelompok biasa kurasakan terutama dalam setiap
diskusi di sekolah dan juga berkumpul bersama remaja masjid dalam
perkumpulan ku dirumah, hidup beberapa hari bersama kelompok sudah
pernah ku alami ketika waktu SMA saat aku mengikuti beberapa
pelatihan oleh instansi pendidikan. Membuat sebuah acara sudah biasa ku
lakukan di sekolah maupun beberapa event free lance yang ku lakukan
diluar. Tetapi, semua itu berbeda dan tak seperti apa yang sudah pernah
ku lakukan sebelumnya. Ini berbeda dan sungguh berbeda, karena
kelompok ini sangat istimewa. Istimewa untukku, Kelompok ini bukan
144 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
sekedar kelompok karena memiliki tugas dan pertanggung jawaban yang
harus jelas. Hidup bersama kelompok ini tidak hanya 2 atau 3 hari tetapi
30 hari penuh. Serta tidak 1 atau 2 acara yang akan kami lakukan bersama
kelompok tetapi runtutan beberapa acara dan harus memberikan
keuntungan untuk masyarakat kemudian dapat merubah kondisi
Masyarakat dari yang sebelumnya ke arah yang lebih baik. Menurut ku ini
tugas yang mulia dan juga berat, dan aku pun belum pernah sebelumnya
terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berbau sosial maka dari itu, ini
merupakan pengalaman baru untukku.
Beruntung saya memiliki teman dalam kelompok yang humoris
yakni Aldi namanya. Saya beruntung mendapat orang yang organisatoris
seperti Saudara Ifaz namanya dari jurusan Hubungan Internasional dan
kutahu juga dia aktif sebagai pengurus di GAN (Gerakan Anti Narkoba)
UIN, sekaligus dia terpilih menjadi Ketua dalam kelompok dan dia
merupakan tipe orang yang serius dan terstruktur. Yang selalu kuingat
dari pesan dia adalah dalam kerja 1 kelompok tidak ada yang namanya
“Aku” tetapi “Kita”. Kemudian dia juga tidak bosan-bosannya
memberitahu keutamaannya sebuah rapat karena rapat merupakan
jantungnya sebuah perencanaan. Yang paling aktif berbicara dalam setiap
pertemuan ialah Indah yang menjabat sebagai Bendahara karena dia
berasal dari Jurusan Ekonomi Syariah. Kemudian ada Perempuan juga yang
serius dalam setiap pembicaraan kami yaitu Aisyah yang biasa dipanggil
dengan sebutan Icaul, dia menjabat sebagai pendamping Indah di
Bendahara dia adalah sosok yang ke ibu-an menurut saya. Dari tutur
katanya, sikapnya pemahamannya tentang bersikap, kerja tim, kondisi
lapangan, pengetahuannya, segala resikonya, maupun sopan santunnya.
Dan setiap yang berbicara dengannya dan ketika dia menanyakan maka
harus dijawab dengan jelas beserta alasan yang logis. Sinta, dia menjabat
sebagai di divisi acara sama seperti aku. Dia juga orang yang serius ketika
diajak bicara. Sebenarnya dia enak untuk diajak kerja sama tapi kesan
pertama yang kulihat adalah dia itu orangnya super sibuk dan terlalu
memakai hati. Inilah yang membuat saya dan Sinta terpecah dan seperti
ada jarak sampai Hari keberangkatan. Karena hal sepele, Ditengah-tengah
kerumitan menyusun acara yang tak kunjung selesai dan terus mendapat
tekanan oleh ketua dan saya dan Sinta tak kunjung bisa bertemu karena
kesibukan masing-masing.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 145
Akhirnya Saya memilih untuk mengganti posisi menjadi
Pubdekdok (publikasi, dekorasi dan dokumentasi) untuk lebih fokus
dalam menjalani tugas, karena saya selalu diminta tugas yang berbau
desain. Untuk laki-lakinya ada Zay yang kutahu dia orang yang kreatif, dia
memiliki pekerjaan sampingan sebagai kreator terutama dalam bidang
goresan kuas atau kaligrafi dan mural. Tidak hanya sampai disitu, Dia
ternyata memiliki keahlian yang sama seperti aku yaitu menguasai aplikasi
design. Jadi tidak salah untuk memilih dia sebagai pendamping di divisi
Pubdekdok. Ada Bowo dari jurusan Ilmu Hukum yang diamanatkan
menjadi Divisi Peralatan. Mudah bergaul, periang dan cukup professional
dalam setiap perintah yang diminta oleh Ketua. Alwy dari Pendidikan
Agama Islam, Dia juga sama seperti Bowo yang mudah bergaul, ceria,
tetapi sangat disayangkan bahwa pertemuan-pertemuan sebelum
keberangkatan sangat sulit untuk hadir. Dan saya meragukan keaktifan
Alwy dalam kelompok dan beberapa survey ke lokasi juga tidak hadir
hanya survey terakhir saja.
Dalam kelompok terdiri dari berbagai lintas jurusan dan ahli dalam
bidangnya. Dan program yang kami rencanakan tidak jauh dari kebutuhan
Masyarakat dan keahlian dari masing-masing anggota kelompoknya. Dan
kami mempercayakan sepenuhnya Penanggung Jawabnya adalah orang
yang sudah ahli dibidangnya. Mereka pun mempraktikkan keahlian
mereka masing-masing dari bakat maupun keilmuan yang mereka miliki di
jurusannya, dan saya lihat hasilnya pun memuaskan. Seperti contohnya
ada yang ahli dalam penanganan narkoba, Mengajar anak-anak, kaligrafi,
persuratan, protokoler, komunikasi, ahli multimedia dan lainnya. Demi
berjalannya kesuksesan program yang kami laksanakan, kami juga terus
membangun komitmen dan solidaritas antar individu. Usaha ku didalam
divisi Pubdekdok untuk membangun kekuatan internal yaitu pada malam
pertama saya membuat beberapa kata-kata motivasi yang kemudian aku
tempel di dinding-dinding penginapan. Hari demi hari kami lewati,
permasalahan-permasalahan bermunculan pada tubuh organisasi kami.
Seperti halnya permasalahan organisasi pada umumnya yaitu solidaritas
mulai terpecah, beberapa sekelompok individu mulai membuat
sekumpulan baru, mulai menyudutkan seseorang dan berbicara di luar
forum, mulai tidak disiplin, tidak professional, masih banyak orang yang
masih tertutup dan menyendiri. Akhirnya kami membuat persidangan
146 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
untuk membahas itu semua yang bertujuan agar satu sama lain bisa saling
introspeksi diri dan tidak mengulanginya kembali. Karena keseriusan kerja
kami dilihat oleh warga sekitar, baik buruk akhlak kita dilihat oleh warga
sekitar.
Dari situ banyak teman-teman bisa saling menerima curhatan
mereka dan alhamdulillah bisa untuk merubah sikap buruk mereka karena
tujuan utama kami KKN bukanlah terlaksananya program tapi bagaimana
perilaku-perilaku baik itu muncul dari dalam diri masing-masing. Dan
ternyata setelah evaluasi internal itu dilakukan saya sangat tercengang
banyak yang ikut membantu dalam program yang saya buat dan kemudian
saya mengucapkan terima kasih kepada kelompok saya. Saat piket juga
saling membantu walaupun bukan jadwalnya piket, kemudian ketika
salah satu dari kami sakit bisa saling mengerti dan membantu demi
kesehatannya. Dan ada yang membuat saya merinding ketika Ketua
meminta kepada para anggota jika di dalam kelompok untuk tidak
menggunakan bahasa yang lain selain Bahasa Indonesia karena disini kita
sudah menjadi satu bukan ada perbedaan lagi. Hal itu dikatakan ketika
sebelumnya ada segelintir anggota berbicara dengan bahasa daerah
tertentu sehingga tidak dimengerti oleh teman yang lain.
3. Panas Dingin, Baik Buruk
Desa Pasilian terletak di Kecamatan Kronjo, Balaraja Kabupaten
Tangerang. Berbatasan langsung dengan Desa Bakung, Desa Pagenjahan,
Desa Kronjo, Desa Udik, Desa Mekar Jaya. Terdiri dari 2 Kejaroan, 3 Rw,
dan 17 Rt. Kesan pertama tentang desa ini yaitu Desa ini lingkungannya
yang mendominasi adalah persawahan, memang jika dilihat dari atas Desa
ini banyak sawah dan sedikit sekali rumah penduduk. Rumah penduduk
hanya berada pada di sepanjang jalan Desa Pasilian. Kami tinggal di Rt
1/Rw 1 daerah Pejamuran namanya. Desa Pasilian pun tidak jauh dari bibir
pantai, sehingga ada beberapa daerah di Pasilian yang bekerja sebagai
nelayan. Kondisinya jika siang disana sangat terik dan kalau sudah
memasuki malam hari hingga pagi di sana sangat dingin tidak berbeda saat
berada di dataran tinggi. Dari lingkungannya sendiri juga masih terdapat
banyak kekurangan terutama mengenai kepedulian akan sampah. Dan
saya di sana juga merasa takjub bahwa sudah ada gerakan mengenai
kepedulian sampah, yaitu Masyarakat dapat menukarkan sampahnya
dengan minyak goreng dan saya pun tidak heran menemukan pemulung
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 147
dipinggir jalan pulangnya membawa minyak goreng. Untuk transportasi
desa di sana sudah sangat cukup memadai karena armadanya cukup
banyak, Masyarakat biasa menyebutnya angkutan kuning yang biasa
beroperasi dari Balaraja ke Kronjo. Untuk pasarnya lumayan jauh dari
tempat kami menginap sekitar sejauh 2 KM, pasar Anyar namanya. Banyak
pengalaman baru yang saya lakukan selama KKN terutama pergi ke pasar
disaat saya sedang piket untuk berbelanja memasak. Sama seperti kondisi
pasar di daerah lainnya, banyak sekali penjualnya dan beragam barang
kebutuhan yang dijual dan menurut saya ini sangat lengkap serta harganya
juga masih relatif standar.
Kondisi Masyarakatnya yang saya amati cukup ramah dan sangat
terbuka jika Mahasiswa setiap tahunnya datang ke desanya. Mereka selalu
membalas sapaan serta senyuman yang kami lancarkan kepada mereka.
Sangat perhatian atas keberadaan kami terbukti dengan lontaran-lontaran
pertanyaan yang mereka ajukan setiap kami berpapasan, berjalan bersama
masyarakat maupun berbincang kepada Masyarakat setempat. Mata
pencaharian Masyarakatnya selain menjadi Nelayan dan Petani, di sana
juga kebanyakan bekerja sebagai Buruh Pabrik. Banyak bus-bus perusahaan
berlalu-lalang mengantar jemput karyawannya di desa ini. Tidak hanya
laki-laki tetapi juga para perempuan juga banyak yang meninggalkan
desanya untuk pergi bekerja. Yang membuatku bangga di sana ialah disaat
orang tuanya pergi bekerja anak-anak justru memiliki niat belajar yang
cukup kuat. Berbeda dengan di Jakarta, ketika kedua orang tuanya pergi
kerja anak-anak diberikan kursus keahlian bakat dan lainnya tetapi di
desa karena kondisinya rata-rata menengah kebawah jadi tidak ada yang
menguruskan anak-anaknya. Pergi bersekolah dengan gratis saja sudah
bersyukur dari pada tidak menyekolahkan anaknya sama sekali. Ibu
Kepala Sekolah SDN Pasilian II juga mengatakan bahwa di desa ini sudah
tidak ada lagi ada anak yang tidak bersekolah. Saya bangga minat belajar
di desa ini pun sangat tinggi, terbukti ketika kami baru saja sampai di
penginapan dan belum cukup untuk merapihkan barang bawaan dan tiba-
tiba beberapa anak kecil menghampiri penginapan kami. Mereka sudah
membawa alat tulis dan mengatakan “Kak mau dong diajari” rasa kaget
bercampur haru saya rasakan.
Walaupun dalam jadwal bimbel belum dilaksanakan tetapi kami
tetap menerima kedatangan mereka dan kami tetap mengajarinya.
148 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Kemudian pada suatu hari saya ikut dalam kegiatan mengajar di Sekolah
SD dan ketika saya sedang duduk-duduk di koridor ada anak laki-laki
menghampiri saya dan meminta sesuatu yang suarnya belum jelas saya
tangkap pendengaran “Kak minta dong?” saya memintanya untuk mengulang
pertanyaannya kembali. Pertanyaan anak kecil itu ternyata meminta saya
untuk memberikan ilmu kepadanya. Lagi-lagi aku dibuat terharu oleh
anak-anak di Desa ini yang minat belajarnya melebihi anak-anak
perkotaan. Anak pemuda nya untuk di wilayah ku berada rata-rata sudah
banyak yang mencari nafkah jadi sulit untuk melibatkan mereka dalam
kegiatan kami, hanya segelintir pemuda yang sedang libur kuliah yang bisa
kami libatkan dan mereka sangat baik dan ramah sekali. Sampai-sampai
kami saling mengajaknya makan besar bersama dan bergurau bersama saat
sedang mengobrol.
Untuk kegiatan keagamaannya di desa ini sudah cukup banyak dan
aktif dari pengajian pemudanya, ibu-ibunya dan sudah memiliki regu
qasidah, bapak-bapaknya yang cukup aktif tiap malam jumatnya, dan juga
pengajian-pengajian yang sifatnya sosial seperti tahlilan orang meninggal
dan pengajian orang naik haji itu semua jamaahnya cukup banyak. Dan
yang mengherankan untuk saya adalah pengajian yang ada itu ada uniknya
yaitu setiap jamaah yang datang itu diberikan sejumlah uang. Menurut
saya itu belum membiasakan jamaah untuk belajar ikhlas beribadah dan
juga beramal soleh, mungkin sebagian orang berpendapat hal itu
dilakukan demi menarik jamaah untuk hadir berkumpul berdoa bersama.
Untuk pengajian anak-anak pun juga sudah ada di desa ini, mereka
mengaji secara gratis oleh Ustadz Muhdi namanya. Belajar mengaji setiap
hari habis magrib sampai jam 8 malam. Saya cukup senang dan bangga
ternyata mereka belajar ilmu agama jauh lebih semangat dan tanpa beban
untuk mempelajarinya, mudah diajarkan mudah diarahkan dan mudah
juga untuk menghafalnya. Berbeda dengan anak didik saya, karena saya
kebetulan juga mengajarkan mengaji secara privat untuk 1 anak di daerah
Kelapa Gading. Anaknya sangat manja, susah diajarkan dan kurang
menghormati yang mengajarkan maklum dia adalah anak dari orang
menengah keatas. Lebih baik mengajarkan anak-anak yang banyak yang
mudah diajarkan daripada 1 anak tapi kurang bisa diajarkan. Dari situ saya
sangat bangga dengan anak-anak Desa Pasilian. Mudah-mudahan Allah
mudahkan anak-anak Pasilian untuk belajar dan terus belajar sampai
meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Aaaamiin
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 149
4. Bila Saya
Satu Bulan lamanya kami di sana kami merasa sudah menjadi
bagian dari mereka, kami bermasyarakat bersama. Meninggalkan mereka
terasa sedih karena masih banyak tanggung jawab yang harus kami
lakukan di sana dan kami merasa belum banyak yang kami lakukan untuk
membuat perubahan di sana. Andai saya menjadi bagian penduduk di sana
saya akan menumbuhkan kepedulian orang tua untuk lebih memiliki
waktu untuk mengajari anaknya, karena menurut saya anak-anak di sana
membutuhkan pengajaran diluar lingkungan sekolahnya di sana juga
masih banyak yang kelas 6 SD masih belum bisa membaca. Dan tidak
hanya itu, akan kami ajak para orang tua untuk membuat taman bermain
sederhana untuk menghindari anak-anak stress akan dunia belajar, dan
juga menghindari anak-anak untuk menghabiskan waktunya pada gadget
serta bermain jauh-jauh. Disana banyak sekali sekolah dan sangat
disayangkan apabila anak-anak Pasilian kalah saing dengan anak-anak
lainnya yang bersekolah tersebut. Dan juga saya menginginkan untuk para
pemudanya untuk menanamkan jiwa kewirausahaannya, karena dengan
wirausaha itu jauh lebih baik ketimbang menjadi Buruh Pabrik yang
terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat yang jauh yang seharusnya
di usia muda harus bisa memiliki waktu juga untuk membangun Desa, jadi
harus seimbang.
Sedikit kemampuan saya untuk melatih beberapa anak muda di
Pasilian tentang multimedia dan menerapkan dalam industri kreatif
sudah saya berikan. Semoga mereka dapat mengembangkan lagi dan
dapat diterapkan untuk kewirausahaan mereka dan juga dalam kegiatan
social mereka. Agar Desa Pasilian tidak hanya maju dalam pertanian yang
dilakukan oleh para orang tuanya, tetapi saya ingin orang lain mengenal
Desa Pasilian maju karena anak Pemudanya yang aktif membangun dalam
segala bidang, karena mereka penerus Desa Pasilian selanjutnya. Semoga
anak-anak Pemuda Pasilian lebih peduli lagi kepada Desanya karena Desa
Pasilian memiliki potensi yang cukup besar.
150 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
I SATU BULAN KU TIDAK CUKUP UNTUK MU
Hilda Awaliah
1. Awal Mula Ku Mengenal-Mu
Assalamu‟alaikum. Hai, perkenalkan Nama Saya Hilda Awaliah dari
Fakultas Sains dan Tekonologi, Jurusan Biologi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Sebagai mahasiswa biasa yang pendiam saya tidak terlalu suka
mengikuti organisasi Yaa… begitulah kepribadian saya, tentu bisa
dibayangkan bagaimana kesehariannya. Karena saya tidak banyak
mengikuti organisasi maka sayapun tidak mengenal banyak orang seperti
teman-teman saya yang aktif mengikuti organisasi. Sehingga kegiatan
KKN ini banyak sekali manfaatnya terutama untuk saya pribadi, walaupun
awalnya cukup merasa tegang.
Saya dari Jurusan Biologi, saya berencana untuk mengadakan
program di bidang lingkungan, khususnya mengenai sampah. Karena
permasalahan sampah ini masih tidak dapat dihindari, sehingga banyak
dampak negatif yang ditimbulkan seperti bencana alam, menimbulkan
masalah kesehatan dll. Apalagi sampah plastik, penggunaannya semakin
lama semakin meningkat dan tidak dapat terurai begitu saja di alam. Maka
itu saya ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengolahan sampah terutama sampah plastik sehingga masyarakat peduli
terhadap lingkungan. Sampah plastik dapat dijadikan beberapa kerajinan
tangan seperti hiasan rumah, hiasan di dinding, tas, dompet dan lain
sebagainya. Namun bagi masyarakat yang merasa kesulitan dalam
membuat kerajinan seperti itu dapat mengolah sampah plastik dengan
menggunakan cara ecobrik yaitu salah satu metode pengolahan sampah
plastik yang sangat sederhana.
KKN? satu kata yang membuat semua mahasiswa cukup khawatir
mendengarnya, mungkin tidak semua mahasiswa, ada sebagian mahasiswa
yang menyambutnya dengan suka cita, namun tentu saja bukan saya
orangnya. Hhmm KKN kepanjangan dari Kuliah Kerja Nyata, setelah
semester 6 saya bertanya-tanya, KKN?? Serius? Yah, tentu saja jawabannya
serius, ada keragu-raguan dalam hati saya ketika itu dan saya
mengkhawatirkan segalanya. Namun sebagaimana kita ketahui KKN
merupakan Tri Dharma Perguruan tinggi ketiga yang kegiatannya merujuk
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 151
pada pengabdian kepada masyarakat dimana menjadi wadah atau media
hasil integrasi pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengembangan yang
telah didapatkan seorang mahasiswa sehingga dapat dibagikan kepada
masyarakat. Nah, sebagai mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi,
mana bisa saya meloloskan diri dari kegiatan KKN ini, hufft!. Begitupun
dengan teman seperjuangan saya, merekapun cukup khawatir dengan
KKN ini. walaupun sebenarnya kami mengkhawatirkan sesuatu yang
tidak pasti terjadi.
Ketika perasaan khawatir itu terus mendesak hati dan pikiran saya,
kemudian saya bertanya pada senior yang telah mengikuti KKN, mereka
bilang seru, ada yang bilang itu menyenangkan, mengasyikan, ngangenin
pokoknya kata-kata yang seperti itu. Dalam hati saya berkata “Apanya
yang bakalan seru? padahalkan tinggal di pelosok desa yang semuanya
serba sulit, jadi Apanya yang menyenangkan? Apanya yang mengasyikan?
Lalu ngangenin? Ngangenin apa lagi... yang ada tuh pengen cepet-cepet selesai
KKN”, lalu senior saya mereka berkata “Udaahh jalanin aja nanti juga
selesai, nanti juga kangen” kata mereka. Sejak saat itu saya pun
memutuskan untuk menjalani KKN ini seperti air yang mengalir yang
lambat laun akan sampai pada tempat tujuannya, begitupun dengan KKN
ini akan selesai pada waktunya.
Ketika saya mendaftar KKN-PpMM saya mempertanyakan diri
saya, Apakah saya bisa mengabdi pada masyarakat? Apakah saya sanggup
mengatasi permasalahan suatu desa? Kemudian bertatapan langsung
dengan masyarakat? Waduh, berat rasanya. Apalagi akan dikelompokkan
dengan orang lain yang sama sekali tidak saya kenal dan akan tinggal
bersama mereka satu bulan lamanya, dengan sifat saya yang pendiam
bagaimana caranya saya akan beradaptasi dan berbaur dengan orang baru,
lingkungan baru sedangkan saya disana harus bekerja sama dengan
mereka untuk mengabdi kepada masyarakat. Sewaktu pembagian
kelompok saya berharap akan satu kelompok bersama teman-teman saya,
minimal orang yang pernah saya kenal deh. Alhamdulillah, ternyata Allah
memberikan kemudahan bagi saya untuk mengikuti KKN ini saya satu
kelompok dengan teman kelas saya yaitu M. Abdullah Zahiyan, sehingga
saya mulai percaya diri untuk mengikuti kegiatan KKN ini. Kemudian dari
sinilah cerita itu dimulai, saya mengenal teman-teman 18 orang lainnya
152 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
yang luar biasa, yang kemudian akan ikut mewarnai cerita kisah dalam
hidup saya.
2. Satu Bulan Ku Tidak Cukup untuk Mu Kelompok-Ku
Setelah mengetahui satu kelompok dengan teman satu kelas saya,
rasa khawatir itu sedikit berkurang. Iya. Tentu rasa khawatir itu tidak
sepenuhnya hilang dari hati dan pikiran saya. Apalagi Zay merupakan
teman yang tidak terlalu dekat dengan saya meskipun kami sudah satu
kelas semenjak semester satu. Sejak pembagian kelompok KKN itu, saya
mulai mencari 18 orang lainnya. Saya bertanya pada teman-teman saya
yang satu jurusan dengan mereka, dan Alhamdulillah, sehari setelah
pembagian kelompok KKN kami sudah mempunyai grup di whatsApp.
Pertemuan pertama kelompak kami di sebuah rumah makan namun saya
tidak dapat hadir karena pada saat itu sedang mengikuti Ujian Tengah
Semester, saya memberikan kabar bahwa saya tidak dapat menghadiri
pertemuan itu kepada teman-teman kelopok KKN yang baru saja saya
kenal.
Acara pembekalan KKN dari PpMM itupun tiba, saya bertemu
dengan kelompok KKN untuk pertama kalinya setelah acara pembekalan
itu selesai. Karena untuk mengumpulkan kelompok dengan anggota yang
lengkap cukup sulit dilakukan, sebab kami mempunyai kesibukan yang
berbeda dan jadwal yang berbeda-beda. Akhirnya kelompok saya
memutuskan untuk berkumpul setelah acara pembekalan karena
kebetulan pada saat itu semua anggota kelompok diwajibkan menghadiri
pembekalan dari PpMM. Awalnya saya sangat merasa canggung ketika
bertemu dengan teman-teman kelompok KKN apalagi saya yang
mempunyai sifat pendiam dan pemalu, saya benar-benar gugup pada saat
itu. Apalagi kalau harus tinggal dalam satu rumah selama satu bulan?
Bagaimana jadinya? hhmm. Kekhawatiran saya pun mulai bertambah.
Saya bertemu anggota kelompok KKN untuk pertama kalinya
dengan Yasyifani Rachmah Dini, atau kami biasa memanggilnya mbak Ifah
yang menjabat sebagai sekretaris satu di dalam kelompok. Saya menjabat
sebagai sekretaris dua dan mbak Ifah menjadi teman saya dalam menjalani
tugas di dalam kelompok ini. Bersama mbak Ifah saya berkumpul dengan
teman-teman yang lain, memperkenalkan diri masing-masing karena kami
belum saling mengenal satu sama lain dan mulai membicarakan mengenai
pertemuan selanjutnya. Setelah berkumpul kekhawatiran saya mulai
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 153
banyak berkurang. Pandangan saya tentang teman-teman kelompok KKN
yang awalnya menakutkan mulai terasa nyaman, Hhmm, Alhamdulillah.
Namun jujur saja rasa canggung itu masih meliputi diri saya, karena saya
membutuhkan waktu untuk beradaptasi meski begitu saya tidak menutup
diri untuk berteman dengan teman-teman yang lain.
Saya dan mbak Ifah sebenernya sama-sama tidak mempunyai
pengalaman yang banyak dalam berorganisasi, namun untungnya kami
mempunyai ketua dan teman-teman yang sangat luar biasa sabar
membimbing dan mengajarkan kami akan tugas kami sebagai sekretaris.
Ketua kami M.Fazlurrahman Amari dari Jurusan Hubungan International
yang biasa kami panggil Ifaz. Meskipun terkadang Ifaz sering membuat
saya sedikit kesal, jengkel, terkadang menyebalkan dan sering berbeda
pendapat dengan kami, namun sebenarnya saya mengerti tujuannya untuk
kebaikan kelompok kami dan saya memahami posisinya sebagai ketua
yang amat sangat tidak mudah menyatukan 18 orang lainnya yang
mempunyai pemikiran berbeda-beda. Meski begitu saya tidak bisa banyak
membantunya. Sebenarnya ketua kami itu cukup cengeng. Terbukti dia
menangis lama sekali di dalam kontrakan yang kami sewa ketika kami
meninggalkan Desa Pasilian, dia menangis di depan kami tanpa bisa
berhenti yang kemudian diikuti oleh anggota laki-laki kelompok kami
yang lain, yaitu Raden Setyo Prabowo Hadi dari Jurusan Ilmu Hukum
yang biasa kami panggil Bowo. Sontak saja kami para wanita yang ada
disitu tertawa melihatnya. Berbeda dengan Ifaz yang menangis terang-
terangan, bowo menangis dengan sembunyi-sembunyi dibalik jaketnya.
hhmm.. sebenarnya saya ingin ikut menangis namun melihat kedua laki-laki
itu menangis saya malah jadi tertawa haha.. Namun itu bukti betapa
beratnya kami meninggalkan Desa Pasilian, dan betapa akan merindunya
kami dengan teman-teman yang lain.
Selama satu bulan bersama dengan anggota PASKRON, banyak
pahit, asam, manis yang kami rasakan, dan dari sinilah saya mengenal
mereka. Saya sekarang mempunyai teman di berbagai fakultas. Ahmad
Nawawi dari Jurusan Pendidikan Agama Islam yang biasa dipanggil Alwi,
namun berbeda dengan jurusannya dia anak yang gaul dan lucu. Teman-
teman sering memanggilnya puyeng karena tingkahnya. Owhh ya.. pernah
ketika beberapa hari lagi akan pulang, disana kami kehabisan sabun cuci
piring dan kami pun meminta alwi untuk membelikannya namun yang
154 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
alwi beli bukan sabun cuci piring yang berukuran sedang, dia malah
membeli yang berukuran 5 liter ketika sampai rumah sontak saja kami
terkejut melihatnya akan diapakan sabun cuci piring itu nanti? Dan saya
pun tertawa. Alasannya alwi bilang karena diminta beli sabun cuci piring
yang berukuran besar oleh ketua kami, maka dia beli kemasan sabun cuci
piring yang paling besar hahaha.
Aisyah Nur Ilahi yang biasa dipanggil Ichaul, dia satu jurusan
dengan Alwi. Kemudian Dini Trihastuti yang biasa dipanggil Diyas, dari
Jurusan PBSI. Nur Faizah Syafiqah yang dipanggil Ichamung karena
wajahnya yang imut mungil, dia dari Jurusan Pendidikan Matematika.
Selanjutnya, Dara Azhari dari Jurusan Pendidikan Fisika. Yasyifani
Rachmah Dini atau Mbak Ifah dari Jurusan Bahasa dan Sastra Arab.
Selanjutnya Susi Suwanti dari Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, yang
sering kita panggil Bu Sus. Bu Susi ini seperti ibu bagi kelompok
PASKRON karena, dia yang paling cerewat kalau masalah kebersihan,
makan dan waktu karena memang posisinya sebagai divisi konsumsi.
Selanjutnya, Siti Ramdhan dari Jurusan Ilmu Perpustakaan, yang dipanggil
Rahma. Aldi Maulana dari Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Aldi ini
orangnya sangat lucu yang selalu mencairkan suasana dalam kelompok
kami. Aldi juga sangat mudah bergaul dengan orang baru, maka dari itu
sangat mudah untuk berteman dengannya.
Sinta Felisia Agnes dari Jurusan Hukum Keluarga, Sinta ini sangat
berperan aktif dalam kelompok karena pendapatnya memang bagus dan
dapat diterima oleh kelompok, Sinta juga yang selalu membantu pekerjaan
saya sebagai sekretaris. Arinda Yefa Pratiwi dari jurusan Hukun Pidana
Islam. Citra Ayu Lestari dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Hady Wicaksono dari Jurusan Ekonomi Pembangunan. Hady menjadi
laki-laki terkalem di kelompok kami, dia orang yang paling rajin dan dia
sering melucu tak jarang saya dan teman-teman pun sering tertawa
dibuatnya. Indah Safitri dari Jurusan Perbankan Syariah. Indah menjadi
teman tidur saya karena tempat tidur kami berdekatan sehingga Indah
pun sering menjadikan saya sebagai guling tidurnya dan saya pun begitu
hihi. Selanjutnya teman-teman saya yang sebelumnya saya telah ceritakan
ada Bowo, Zay, dan Ifaz. Sebenarnya masih ada teman kelompok saya
namun dia tidak ikut KKN karena sedang sakit yang mengharuskannya
berobat jalan, sehingga dengan terpaksa dia hanya bisa mengikuti KKN in-
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 155
campus, namanya Bilqis Khoiriyyah dari Jurusan Ilmu Al-qur’an dan
Tafsir.
Setelah mengenal teman-teman saya dari pasca KKN dan tinggal
bersama satu bulan lamanya, saya banyak mendapatkan pengalaman dan
pembelajaran. Kami saling memahami, peduli satu sama lain, dan saling
berbagi seperti keluarga. Banyak kisah yang telah saya dan teman-teman
alami baik itu sedih, susah dan senang. Persepsi pertama tentang KKN
hilang begitu saja, rasa khawatir yang berada dalam diri sayapun telah
sirna sepenuhnya. Rasanya KKN ini saya ingin mengulangnya dan
mengingatnya kembali suatu hari nanti. Rindu… kata yang ada dipikiran
saya saat ini. Jika waktu ini dapat diputar saya ingin kembali ke masa
KKN itu dan memanfaatkannya baik-baik bersama teman-teman. Ternyata
benar kata senior saya. “KKN itu… mengasyikan, menyenangkan,
ngangenin pokoknya KKN itu keren deh”.
3. Satu Bulan Ku Tidak Cukup Untuk Mu Pasilian
Desa Pasilian? Pertama kali saya mendengar kata itu masih terasa
sangat asing bagi saya. Tak jarang saya dan teman-temanpun lupa dengan
nama itu. Saya membayangkan Desa Pasilian yang akan saya tempati
sangat gersang dan panas, karena Desa Pasilian ini terletak di Kabupaten
Tangerang. Kami mempunyai persepsi sendiri tentang Kabupaten
Tangerang yaitu bagaikan Neraka, karena saking panas dan gersangnya,
sedangkan Kabupaten Bogor bagaikan surga yang sejuk. huftt. Awalnya
saya khawatir tidak akan mudah beradaptasi dengan lingkungan dan
cuaca di sana, karena saya berasal dari Kota Sukabumi yang dekat dengan
pegunungan dan bercuaca dingin dan sejuk, menjadi tantangan baru untuk
saya. PASKRON, Nama yang akhirnya saya dan teman-teman pilih untuk
nama kelompok. Nama itu kami pilih karena kami sering lupa dengan
nama desanya, akhirnya kamipun memutuskan untuk menamakannya
PASKRON (Pasilian Kronjo) yaitu Desa Pasilian di Kecamatan Kronjo,
sehingga kamipun dengan mudah mengingat nama desa dan nama
kelompok sekaligus. Iya. PASKRON. Cukup mudah diucapkan dan diingat
bukan?
Saat pertama kali survei ke Desa Pasilian bersama teman-teman,
saya berfikir Desa ini bukanlah desa yang terpelosok yang serba
kekurangan seperti yang ada di bayangan saya. Saya berfikir apa yang bisa
saya bantu untuk desa ini? Pada saat itu saya belum menemukan
156 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
permasalahan desa tersebut dan cuaca di sana… Aduh. Sangat gersang sekali
karena pada saat kami sampai di Desa Pasilian waktu menunjukkan pukul
11 siang yaitu sedang panas-panasnya, karena desa ini dekat dengan pantai
airnya pun terasa sedikit asin. Bayangan saya pun tentang satu bulan harus
tinggal di Desa Pasilian mulai kemana-mana, saya mengkhawatirkan
segalanya. Dalam pikiran saya, akan menjalani hari-hari yang panas,
gersang, signal yang kurang bagus, air yang payau dan sebagainya. Namun
semua itu menjadi catatan saya untuk mempersiapkan diri dari segala
kemungkinan yang akan terjadi selama saya tinggal di sana.
Akhirnya hari yang tidak saya ingankan itu pun datang. Iya. Itu
hari keberangkatan saya dan kelompok PASKRON ke Desa Pasilian, Desa
yang Allah takdirkan untuk kami tinggali dan membantu Desa tersebut.
PpMM memilihkan kami Desa Pasilian sebagai desa untuk saya dan
teman-teman mengabdikan diri. Kami tinggal di Kp. Pejamuran Rt 01/Rw
01, ketika kami datang ke tempat tujuan kami di sambut dengan antusias
oleh anak-anak desa. Mereka berkumpul dan membantu kami untuk
menurunkan barang-barang dari koantas. Dalam hati saya Alhamdulillah..
ternyata di Desa ini kami disambut dengan baik. Pemilik rumah yang akan
kami tinggali pun ikut menyambut kedatangan kami beserta ketua RT nya
yaitu pak Syamsudin.
Setelah satu bulan saya dan teman-teman tinggal di Desa Pasilian
kamipun mulai merasa nyaman tinggal di sana, lebih tepatnya kami mulai
bisa beradaptasi. Meskipun pada awalnya kami banyak mengeluh baik itu
masalah air yang sulit dan payau, rasa makanan yang kami masak dan
banyak hal lainnya. Namun di Desa Pasilian kami disambut dengan ramah
dan hangat. Tante yang tinggal di samping posko yang selalu memberikan
makanan, pak rt yang suka memberikan ikan untuk kami bakar, pemuda
desa yang selalu membantu kami ketika kami mengadakan acara dan
banyak hal lainnya. Ketika kami pamit untuk pulang banyak anak-anak
desa yang merasa sedih dan kehilangan kami, sedih rasanya mendengar
kata-kata dari anak kecil yang sedang semangat belajar. Namun, kami
harus pulang untuk melanjutkan mencari ilmu di UIN Syarif Hidayatullah.
Akhh.. Rindu Pasilian, waktu satu bulan ini terlalu singkat untuk kami.
4. Satu Bulan Ku menjadi Sebuah Harapan
Meninggalkan Desa Pasilian menjadi berat rasanya, karena di sana
kami seperti menemukan keluarga baru. Jujur saja awalnya saya menanti-
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 157
nantikan untuk segera pulang, namun semakin lama saya tinggal di desa
tersebut, kok berat ya... untuk meninggalkannya. Waktu satu bulan yang
PpMM berikan untuk saya mengabdi di Desa Pasilian rasanya kurang.
KKN ini menjadi sangat berarti bagi saya, selama satu bulan saya banyak
mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa. Bersama teman-teman
PASKRON, saya banyak menuliskan cerita hidup, pengalaman baru dan
teman baru. Saya sebagai salah satu relawan BIMBEL di Desa Pasilian,
sangat mengucapkan banyak terima kasih kepada relawan MAN 4
Tangerang yang ingin membantu anak-anak Desa Pasilian belajar dan
akan meneruskan perjuangan kami di sana. Karena anak-anak sekarang
akan menjadi generasi penerus di masa depan, sehingga pengetahuan dan
pendidikannya harus dipersiapkan sedini mungkin. Harapan saya untuk
anak-anak Desa Pasilian akan terus semangat dalam menuntut ilmu dan
menjadi pemuda/i yang hebat dimasa yang akan datang, dan juga untuk
warga Desa Pasilian saya berharap semakin maju dan semakin peduli
terhadap lingkungan. Saya juga berharap pada semua sekolah dasar di
Desa Pasilian akan memanfaatkan sampah plastik menjadi suatu
kerajinan yang dapat dimanfaatkan seperti eco-brick sehingga dapat
meminimalisir keberadaan sampah plastik yang berada di sekitar sekolah
dan lingkungan desa. Saya ucapkan banyak terimakasih untuk warga
Desa Pasilian yang telah menyambut kami dengan hangat, membantu
kami dalam setiap acara yang kami adakan, serta telah menjadi keluarga
baru untuk kami. Semoga Allah akan membalasnya berkali-kali lipat.
Terima kasih juga saya ucapkan untuk semua anggota PASKRON yang
telah menjadi keluarga baru untuk saya, membantu saya dalam masa-
masa sulit, menyemangati saya dan mengulurkan tangan ketika saya
jatuh, memeluk saya ketika saya sedih, kata-katapun rasanya tidak
sanggup untuk mewakili rasa syukur dan terima kasih saya untuk kalian.
Bertemu dengan kalian adalah sebuah keberuntungan yang diberikan
Allah untuk saya. Saya berharap tali silaturahmi kita tidak akan pernah
putus hanya karena KKN ini selesai, semoga pertemuan kita tidak akan
menemukan kata perpisahan.
158 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
J MENARI BERSAMA PELANGI DI PASILIAN
Indah Safitri
1. Cermin Adaptasi
Tujuan mengikuti kegiatan KKN tidak lain untuk saya dapat
membentuk diri saya menjadi pribadi yang lebih mandiri, rajin, disiplin,
dan bertanggung jawab. Sikap itulah yang saya inginkan yang nantinya
bisa menjadikan saya menjadi lebih bermanfaat bagi banyak orang dan
saya juga berharap mampu mengembangkan keahlian dan kemampuan
yang saya miliki dengan bijak. Dengan mengikuti KKN, saya berharap bisa
megeluarkan segala aspirasi yang saya miliki untuk kepentingan banyak
orang dan bermanfaat. Saya sangat diberikan peluang untuk bagaimana
mengenal orang-orang baru yang berasal dari latar belakang hidup
berbedabeda yang tentunya dapat saya jadikan pembelajaran dalam hidup
tentang banyak hal, dapat mengenal diri sendiri seperti apa sikap saya
dalam menghadapi masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar,
membuat pemikiran saya lebih terbuka akan adanya permasalahan
terutama dalam dunia pendidikan, ikhlas membantu orang lain tanpa
mengharapkan imbalan atas apa yang sudah saya berikan, menjadikan diri
saya menjadi pribadi yang baik, sabar dengan mengurangi sifat keegoisan
yang saya miliki, serta belajar menjadi seseorang yang mampu bertanggung
jawab dan peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Itulah hal
yang sangat saya harapkan dengan adanya KKN ini.
Kompetensi yang saya miliki dan dapat saya bagikan adalah
mengajarkan kepada masyarakat bagaimana cara mempelajari pribadi
setiap orang yang berbeda-beda, agar masyarakat mampu membaca setiap
kondisi yang sedang dirasakan orang lain, bagaimana dalam menghadapi
permasalahan tersebut, dan bagaimana cara membantu unuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal ini sangat diperlukan dalam
hidup bermasyarakat. Kemudian saya juga memperkenalkan dan
memberikan pengajaran mengenai macam-macam permainan tradisional
dan beberapa olahraga seperti sepak bola dan bola volly kepada anak-anak.
Agar mereka tetap bisa mengenal dan menjaga permainan tradisional yang
sudah ada supaya tidak hilang dimakan zaman yang sekarang serba
canggih. Kegunaan mengajarkan anak-anak untuk tetap melestarikan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 159
permainan tradisional adalah supaya anak-anak tidak selalu bergantung
dengan permainan yang ada pada handphone atau sejenisnya. Karena sangat
disayangkan bahwasannya anak-anak sekarang sangat kurang dalam hal
bersosialisasi dengan masyarakat, hal tersebut dikarenakan mereka
mengurung diri dari masyarakat. Hal ini sangat berbahaya untuk anak-
anak, bahayanya adalah ketika mereka terlalu asik menghabiskan waktu
bermain hanya seorang diri dan jarang untuk bermain bersama anak-anak
lainnya, maka anak tersebut tidak akan bisa belajar bagaimana
bersosialisasi dengan baik, berkomunikasi dengan baik, bertanggung
jawab, dan tenggang rasa kepada sesama didalam hidup bermasyarakat.
Dampak ini yang akan menjadikan anak-anak tersebut menjadi antisosial.
Begitu pula dengan olahraga sepak bola dan bola volly yang sebenarnya
sangat bagus untuk tetap di kembangkan, karena hal ini akan
membangkitkan semangat anak-anak untuk rajin berolahraga.
Sejatinya KKN merupakan kegiatan yang harus di ikuti dan
dilakukan oleh mahasiswa semester 7 sebelum menuntaskan studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga berdasarkan visi dan misi dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat. Pandangan tentang
KKN yang ada dalam benak saya sangat bermacam-macam. Akan tetapi
yang paling saya ingat yaitu hidup dan tinggal di tempat terpencil, yang
segala halnya membutuhkan waktu dan tenaga untuk mendapatkannya,
seperti halnya susah mendapatkan air bersih, sinyal, kebutuhan-
kebutuhan primer, sekunder dan juga rendahnya tingkat pendidikan.
Semua yang dibutuhkan harus didapatkan dengan usaha yang lebih-lebih
lagi, hal ini karena terpencilnya suatu desa tersebut. Dari awal saya sudah
merasakan keraguan dalam hal hidup selama 1 bulan penuh dengan orang-
orang baru yang belum saya kenal sama sekali bahkan keraguan itu
semakin menjadi ketika saya mendapatkan informasi mengenai siapa saja
yang menjadi anggota kelompok saya selama 1 bulan. Awalnya saya
berfikir tidak akan mudah menyatukan perbedaan sifat, sikap, dan
pemikiran 18 orang yang didalam isi kepala mereka berbeda beda dalam
bertindak. Tapi setelah saya menjalani hari demi hari dengan keikhlasan,
yang sangat saya syukuri saya mulai merasakan kenyaman dalam
bekerjasama dengan kelompok PASKRON.
160 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Secarik Kertas Kosong Setelah saya mendapatkan informasi
tentang siapa-siapa saja yang menjadi anggota kelompok saya, saya merasa
sangat beruntung. Karena pada akhirnya saya tahu tentang nama, jurusan,
dan dari fakultas mana mereka berasal. Ini adalah saat yang sangat saya
tunggutunngu, karena dengan ini saya bisa memulai pendekatan dengan
mereka, mempelajari, dan memahami karakter beserta sifat mereka satu
persatu untuk menjadikan jalan supaya saling mengenal satu sama yang
lainnya. Setelah hari itu saya dan teman kelompok membuat sebuah group
WhatsApp yang didalamnya terdiri dari 19 orang termasuk saya. Dari situlah
komunikasi kita semakin dekat, dari mulai hal yang penting sampai
bahasan tidak penting selalu meramaikan group WhatsApp. Beberapa hari
dari setiap kali kita membahas menentukan hari untuk bersilaturahmi dan
saling mengenal satu sama lain secara langsung, tibalah saat yang
ditunggu-tunggu. Kali pertama dengan rasa canggung yang masih sangat
terlihat diantara kami, kami bertatap muka dan mencoba untuk saling
memperkenalkan diri satu persatu dengan rasa deg-degan yang luar biasa.
Saya pun sangat merasakan perasaan yang bercampur aduk antara senang,
takut, malu, bangga dll. Setelah berkenalan saya dan teman-teman saya
langsung membuat struktur organisasi serta membahas kapan kelompok
kita akan terjun langsung ke lapangan untuk melihat keadaan lingkungan
di tempat di mana saya dan kelompok saya akan melaksanakan KKN.
Setelah berkenalan dan penyusunan struktur organisasi kelompok selesai,
saya mencoba membangun keakraban dan kehangatan dalam kelompok.
Suasana akhirnya semakin lama semakin hangat, tidak se canggung seperti
apa yang saya pikirkan sebelumnya. Pada pertemuan yang sudah
dilakukan kita mendapatkan hasil bahwasannya pembagian struktur
organisasi dilakukan secara mufakat tanpa ada paksaan dari siapapun.
Dan ahkhirnya terpilihlah M. Fazlurrahman Amari, yang berasal
dari jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
sebagai ketua. Dia ketua kelompok yang amat sangat menyebalkan dan
bahkan tingkat menyebalkannya sudah sampai stadium akhir. Suka
menyelak antrian mandi dengan sengaja, suka meminta nasihat jika dia
salah tetapi ketika diingatkan dia sangat keras kepala, orang yang suka
sekali ngebolang kesana kesini untuk sekedar mengobrol santai dengan
masyarakat Pasilian. Weitss.. tapi jangan salah, meskipun banyak hal yang
kita tidak sukai dari dia, dia tetap mampu membuktikan sebagai
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 161
pemimpim yang bertanggung jawab kepada kelompoknya dengan amat
sangat baik. Cara dia berfikir bergerak dan bertindak sangat membantu
kegiatan kelompok dengan baik. Yang kedua Yashifani Rachmah Dini dan
Hilda Awaliah yang terpilih menjadi Sekretaris I dan II. Perbedaan sifat
dan sikap mereka sangat jauh berbeda. Ifah dengan sikap lembut dan
kepolosannya sehingga dia seringkali membuat kita tertawa terbahak-
bahak karena tingkat konyol yang dia buat. Sedangkan Hilda dengan sikap
dan sifat yang sabar dan lemah lembutnya yang membuat saya senang,
terkadang dia juga membuat saya merasa nyaman saat tidur karena bisa
saya jadikan guling ternyaman hehe. Tapi mereka berdua sama-sama sangat
religius.
Ketiga adalah Aisyah Nur ilahi dan saya sendiri sebagai Bendahara I
dan II. Kita memiliki pemikiran yang sangat berbeda terhadap sesuatu,
tapi kita berdua sama-sama tahu tanggung jawab apa yang harus kami
lakukan dengan profesional. Dengan perbedaan tersebut kadang kala saya
merasa dibuat jengkel dengan apa yang dilakukan Caul, tapi hal yang paling
saya sukai dari dia adalah ketanggapan dia untuk meminta maaf dan
mengingatkan sesama anggota. Yang ke-4 masuk kedalam pembagian
divisi konsumsi yang terdiri dari Susi Suwanti, Dara Azhari, dan Siti
Ramadhan. Mereka bertiga adalah orang-orang terlembut yang saya temui.
Susi dengan sifat keibuannya selalu mengingatkan kita untuk melakukan
dan menjalankan tugas piket dengan teratur, dia juga selalu menjadi orang
yang rajin untuk membangunkan tidur dan membantu membuatkan
makanan untuk kita semua. Susi bisa dibilang ibu kita semua hehe. Dara
sicantik, imut dan lembut, tidak jauh berbeda sifatnya dengan Ifah, karena
mereka berdua selalu bersama layaknya kembar siam hehe. Terakhir yaitu
Rahma, dia adalah orang terdekat yang selalu bisa saya ajak untuk berbagi
cerita, teman mandi yang paling lama mandi karena banyak sekali hal-hal
tidak penting yang kita bahas saat mandi (ngerumpi), teman bergadang,
teman gabut, teman sepiring berdua pokoknya. Dia salah satu anggota
kelompok yang tidak pernah absen dengan kegiatan memetik jambu milik
pak RT, tapi untungnya dia selalu berbagi dengan saya hehe. Ke-5 adalah
pembagian divisi acara yang anggotanya terdiri dari Sinta Felisia Agnes,
dia adalah salah satu anggota yang sangat rajin, pintar berkomunikasi,
cekatan dan sangat sering berlangganan sakit selama KKN berlangsung,
mungkin dia sangat cinta dengan sakit hehe. Dia orang yang sangat amat
162 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
pelupa jadi hati –hati kalau berbagi cerita dengan Sinta karena dia sering
lupa seketika apa yang sudah diceritakan. Selanjutnya Arinda Yefa Pratiwi,
orang yang sangat menyebalkan karena tingkat egois dia yang tinggi, tapi
dibalik itu dia adalah orang yang baik, ceria dan rajin. Yang terahir anggota
divisi acara adalah Nur Faizah Syafiqah, anak terpolos. Dia sangat baik,
rajin, pintar, dan sangat suka dengan alat-alat kebersihan terkhusus sapu,
karena apa saja yang ada didepan dia yang memang bisa disapu, pasti dia
sapu dan bersihkan dengan amat telaten. Ke-6 ada bagian divisi humas
yang terdiri dari Aldi Maulana dan Citra Ayu Lestari. Aldi dengan sifat
humorisnya, dia merupakan anak StandUp, kalau ada dia semua fokus
berantakan karena dibuat lucu dengan tingkah konyol dia yang kita tidak
habis pikir. Diikuti Citra yang paling repot dan terbaper tapi humoris,
periang, pintar, dan terkadang mengajak kita untuk nyanyi lagu-lagu band
ST 12. Citra juga tidak beda jauh dari Sinta perihal pelupa yang amat
sangat akut. Ke-7 adalah Hady Wicaksono dan Muhammad Abdullah
Zahiyan, mereka berdua adalah orang-orang yang sangat telaten, rajin,
cekatan, dan pendiam. Saya kira memang pendiam tapi ternyata hanya
butuh waktu untuk lebih mengenal mereka berdua, saat sudah mengenal
mereka berdua ternyata sangat humoris dengan tingkah kehumorisanya.
Ke-8 adalah pembagian divisi perlengkapan yang terdiri dari Raden Setyo
Hadi Prabowo, Dini Tri Hastuti, dan Ahmad Nawawi. Diyas adalah salah
satu anggota divisi perlengkapan yang paling cantik karena yang lainnya
laki-laki baik, cekatan dan juga rajin, teman sekamar yang ternyata kita
mempunyai teman dekat yang sama. Alway manusia terkacau yang pernah
ada, tapi solid dan baiknya jangan ditanya lagi. Dia juga pintar hanya saja
terkadang berlebihan pintar sampai terlihat tidak pintar hehe. Kekonyolan
dia seringkali membuat kita jengkel dan kesal. Harus mengenal terlebih
dulu baru kalian bisa berkomentar, karena dia bener-bener asik gilanya.
Yang terakhir siapa lagi kalau bukan Raden Setyo Hadi Prabowo alias
Bowsky, mas Iyo, kak Bowo dan siapa lagi ya? hehe sebenarnya masih
banyak panggilan yang biasanya disematkan untuk dia, sayang mungkin
hehe.
2. Seluk Pasilian
Desa Pasilian adalah salah satu dari 10 desa yang ada di kecamatan
Kronjo. Pasilian sendiri merupakan desa yang sudah terbilang mulai maju
dari yang sebelumnya. Hal ini ditandai dengan sudah banyaknya mini
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 163
market di sana. Transportasi yang ada disana juga sudah terbilang banyak
dan modern. Pada awalnya saya merasa sangat asing dengan desa Pasilian,
meskipun desa ini sudah terbilang maju namun banyak hal yang
menjadikan saya ragu untuk tinggal selama 1 bulan penuh dan mempelajari
tata kelola, prasarana dan semua yang ada dalam desa tersebut. Hal ini
dikarenakan banyak perbedaan yang ada di dalamnya seperti udara, air,
cara bermasyarakat, dan juga komunikasi yang digunakan oleh masyarakat
setempat. Terasa sangat berbeda sekali bagi saya dan kelompok saya
masuk ke daerah tersebut, terutama yang sangat menonjol adalah karena
perbedaan bahasa yang membingungkan bagi kami, akan tetapi setelah
saya mencari tahu bahasa yang digunakan disana adalah bahasa Jawa
Serang. Bahasa jawa yang digunakan sangat berbeda dengan bahasa Jawa
pada umumnya karena saya sendiri asli orang Jawa. Akan tetapi ada
beberapa yang sama artinya meskipun logat yang digunakan sangat
berbeda.
Berbicara tentang bagaimana kondisi di desa secara keseluruhan,
saya masih ada rasa prihatin melihat kebersihan, dan kondisi di beberapa
tempat yang masih sangat membutuhkan perhatian khusus. Mengenai
masalah kebersihan, masyarakat disana terlihat tidak mau ambil pusing
sehingga masih sangat banyak masyarakat yang membuang sampah tidak
pada tempat yang seharusnya dan bahkan bisa terbilang sembarangan
dalam membuang sampah yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Mengenai masyarakat disana, saya sangat mendapatkan pembelajaran
perihal kehidupan karena masih ada segelintir masyarakat sana yang
benar-benar mau berpikir luas dan maju ke depan apalagi tentang dunia
pendidikan, karena kebanyakan masyarakat dan orang tua di sana
menyekolahkan anaknya tidak sampai SMP atau SMA dan
memperkerjakannya di pabrik, sungguh miris memang tapi itulah budaya
disana.
Di lingkungan sekitar tempat saya tinggal mayoritas
masyaratkatnya bermata pencaharian sebagai buruh pabrik, petani dan
nelayan. Masyarakat Pasilian membuat saya merasa sangat bangga telah
diberikan izin untuk tinggal disana selama 1 bulan penuh. Masyarakatnya
yang hangat, sopan, ramah dan baik. Selama 1 bulan saya sangat merasa
bersyukur bisa berkunjung dan tinggal disana. Rindu rasanya
bercengkrama dengan warga sekitar, banyak juga tokoh agama yang
memberikan kami ilmu dan masukan-masukan yang sangat bermanfaat
164 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
mulai dari Bpk H.Nawawi dan Bpk Ust Muhdi. Tidak lupa juga dengan
Bpk H. Fuad Efendi, yang merupakan tokoh masyarakat yang menjadi
acuan warga Pasilian dan suatu kebanggan bagi kami dapat berjumpa
dengan beliau karena beliau adalah orang yang sulit untuk ditemui. Saat
saya menginjakkan kaki di desa ini, kelompok kami sangat disambut
dengan hangat oleh Bapak Kepala Desa yang bernama H.Nasiri, perangkat
desa dan tidak lupa adalah masyarakat yg begitu mempersilahkan untuk
kami melaksanakan KKN dan mengabdi di desa ini selama kurang lebih 1
bulan. Waktu terus berjalan dan kami menikmati waktu itu dengan sangat
senang. Kesenangan yang saya rasakan tentunya tidak terlepas dengan
permasalahan yang datang dan berlalu. Selama 1 bulan kita hidup di desa
dengan segala program yang kita bawa untuk dilaksanakan disana
tentunya akan banyak menimbulkan permasalahan yang tidak terduga.
Permasalahan yang kami hadapi tidak hanya karena permasalahan sarana
dan prasarana yang ada didesa tersebut melainkan ada juga yang berasal
dari masyarakatnya. Terlepas dari permasalahan-permasalahan yang
muncul, kami sangat menghargai setiap permasalah tersebut karena kami
dapat belajar bagaimana cara menangani agar tidak berkepanjangan.
Banyak permasalahan yang muncul yang malah menjadi jalan untuk kita
semua mengenal banyak karakter orang, dan kita menjadi banyak
mengenal masyarakat secara luas. Karena sejatinya mereka semua adalah
masyarakat-masyarakat yang sangat baik dan tenggang rasa terhadap
kehadiran kelompok Paskron ini. Kita juga menjadi semakin dekat dengan
kumpulan pemuda Pasilian Anyar. Mereka sangat menerima kita dan mau
membantu dan bekerjasama dengan senang hati. Meskipun jumlah mereka
tidak banyak tapi mereka sangat solid. Dalam rangka menyambut HUT RI
yang ke-73 kami bersama pemuda pasilian Anyar berencana membuat
perlombaan di wilayah Pasilian, dan setelah berunding 2 hari akhirnya
kami bisa menggelar kegiatan perlombaan bersama dengan pemuda. Acara
yang kita jalankan berjalan dengan sangat meriah dari awal acara sampai
dengan selesai acara. Kemeriahan yang ada terjadi berkat antusias
masyarakat Pasilian yang sangat baik terhadap acara yang kami adakan
dan terkhusus mereka mempunyai rasa kesadaran nasionalisme yang
tinggi untuk ikut berpartisipasi dalam memeriahkan HUR RI yang ke-73
dengan kondusif.
Masih banyak kenangan-kenangan dan momen yang saya dan
kelompok saya dapatkan di Pasilian dan itu sangat memberikan kita
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 165
pelajaran yang sangat bermanfaat. Banyak hal-hal yang kita tidak tahu
menjadi tahu, menjadi mengerti, dan menjadi paham akan banyaknya lika-
liku hidup disetiap desa yang ternyata beragam permasalahan yang ada
didalamnya. Ini hanya sekilas dari banyaknya hal yang tidak bisa saja
jelaskan satu persatu, karena akan sangat membutuhkan waktu dan kertas
panjang nantinya jika saya menceritakan semuanya. Saya hanya bisa
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua masyarakat Pasilian
yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk lebih mengenal
“SELUK PASILIAN”, kami akan selalu merindukan semua momen yang
pernah terjadi.
3. Sebuah Harapan Untuk Pasilian
Pasilian nama yang awalnya menjadi sangat menyebalkan bagi saya,
karena saya harus tinggal disini dalam waktu 1 bulan yang saya sendiri
tidak yakin dan tidak menginginkannya. Tapi didesa inilah saya sangat
belajar menghargai apa itu arti kepedulian, tenggang rasa yang sangat erat,
sopan santun, dan hangatnya masyarakat membuat saya tidak ingin lekas
bergegas dari tepat ini. Tempat ini sangat mempesona, sangat indah,
sangat hangat, dan sangat menyenangan. Saya benar-benar merasa bangga
bisa mempelajari apapun yang ada didalam desa ini. Banyak sekali berlian
tertanam disana, banyak sekali bibit bangsa yang ingin tumbuh dan
berkembang dengan pesat. Banyak sekali mutiara yang bisa kita gali di
sana, banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapat ambil disana.
Untuk Pasilian saya berdoa dan berharap semoga bisa menjadi desa
yang lebih maju lagi, mampu mengeksplor sesuatu yang sudah ada menjadi
lebih bermanfaat, menjadi desa kebanggaan, dan tetap selalu menjadi desa
yang dipenuhi dengan masyarakatnya yang hangat dan santun. Bersyukur
sekali rasanya saya dapat mengenal lebih jauh profil Desa Pasilian, waktu
demi waktu saat kegiatan KKN hampir selesai kita laksanakan hati saya
seketika terenyuh dan terasa sangat berat rasanya ingin berpisah dengan
desa ini beserta isinya. Kepedulian, tenggang rasa yang sangat erat, sopan,
santun, dan hangatnya masyarakatnya membuat saya tidak ingin lekas
bergegas dari tempat ini. Tempat ini sangat mempesona, sangat indah,
sangat hangat, dan menyenangan. Saya akan sangat merindukan tempat
ini, kalau boleh jujur ingin rasanya untuk tidak pulang tetapi waktu KKN
telah selesai. Masih banyak hal yang ingin saya dan kelompok saya
lakukan, saya ingin sekali membangun dan membuka wawasan
166 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
masyarakat disini agar mereka sadar bahwa di dalam kekurangan yang
mereka miliki terdapat sebuah potensi dan apabila ada kemauan dan tekad
yang tinggi maka mereka bisa melakukan apapun demi kemajuan hidup
mereka menuju hidup yang lebih sejahtera.
Waktu 1 bulan berlalu begitu cepat saat saya sudah merasakan
kenyaman yang luar biasa di desa ini, tibalah waktu kami harus
meninggalkan desa tercinta ini. Tidak pernah bosan bagi saya untuk
mengucapkan banyak terimakasih Pasilianku. Semoga program-program
yang telah kami lakukan dapat kalian terima dan manfaatkan dengan
baik. Harapan untuk kami sendiri adalah bisa tetap menerapkan apa yang
sudah kami dapat disini dan dapat dijadikan bekal di kehidupan
selanjutnya, amin. “Pasilian, Jangan Menjadi Pecandu Rindu yang
Berkepanjangan”.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 167
K MEMORI TERSEBUT TERUKIR DENGAN NAMA PASILIAN
Muhammad Abdullah Zahiyan
1. Awal Cerita
KKN merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana di program studi Biologi. KKN terdapat dalam perkuliahan
semester 7 namun pelaksanaannya sudah dimulai dari semester 6.
Pendaftaran KKN sudah di mulai dari semester 6 dan disitulah di mulai
masa pra-KKN. Saya mengikuti KKN karena memiliki rasa tanggung
jawab untuk melakukan pengabdian ke masyarakat. Ilmu yang saya dapat
di kampus harus saya aplikasikan di masyarakat dan rasanya ilmu yang di
dapat di kampus belum cukup bagi saya untuk hidup bermasyarakat.
Nama Saya Muhammad Abdullah Zahiyan, Saya berasal dari
Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Biologi semester 7. Ilmu
Biologi yang saya dapatkan di kelas mungkin sulit untuk di terapkan
langsung. Namun ada beberapa ilmu yang bisa saya aplikasikan ke
masyarakat khususnya di pedesaan. Awalnya saya bingung dengan
program yang akan saya laksanakan. Ilmu yang saya miliki yang saya dapat
di kampus rasanya tidak ada yang cocok. Di kampus saya hanya belajar
teorinya saja akan tetapi jarang mempraktekan langsung, kecuali
praktikum lab. biologi. Setelah survey pertama saya mulai ada gambaran
untuk program yang akan saya laksanakan, yaitu menanam tanaman obat-
obat herbal yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh para warga untuk
keperluan sehari-hari serta menambah wawasan warga sekitar akan
khasiat dan manfaat tertentu dari tanaman-tanaman obat herbal itu
sendiri. Namun program tersebut saya urungkan karena adanya beberapa
faktor yang saya kira akan menjadikan progam tersebut menjadi gagal, di
antaranya adalah para penduduk yang sudah banyak berprofesi sebagai
petani yang mana saya pikir mereka sudah lebih paham tentang tanaman
karena mereka terjun langsung di lapangan ketimbang saya yang baru
beberapa kali praktek dan juga cuaca serta kondisi tanah di Pasilian yang
agak kering saya pikir akan menyulitkan proses penanaman dan
perawatan tanaman obat herbal secara lebih lanjut, mengingat tanaman
membutuhkan waktu pertumbuhan dan perawatan berkala dalam jangka
waktu yang agak panjang, maka saya urungkan niat untuk membuat
168 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
program tersebut karena waktu KKN ini hanyalah sebatas satu bulan saja,
tidak kurang dan tidak lebih. Maka akhirnya saya memutuskan untuk
mengganti program yang akan saya lakukan waktu KKN nanti. Saya
mencoba menggali lagi apa kemampuan saya yang dapat saya sumbangkan
dan di aplikasikan oleh warga Desa Pasilian di kemudian hari. Akhirnya
saya memutuskan untuk membuat kaligrafi ayat-ayat al-qur’an sebagai
hiasan di majelis-majelis ta’lim, musolah, serta Taman kanak-kanak, hal
ini saya rencanakan karena saya pernah belajar kaligrafi (al-khath) selama
6 tahun di pondok pesantren Darussalam, Ponorogo, Jawa Timur. Saya
berpikir dengan membuat suatu hiasan kaligrafi pada suatu tempat selain
menambah keindahan tempat tersebut, orang yang melihat dan membaca
ayat yang tertulis pada kaligrafi tersebut ia juga akan mendapat pahala
membaca ayat Al-Qur’an serta lebih teringat lagi pesan yang disampaikan
dalam ayat tersebut. Saya ingin apa yang akan saya perbuat di program
KKN tahun ini bermanfaat serta menjadi pahala amal jariyah bagi saya.
Selain membuat hiasan kaligrafi saya juga berniat untuk
mengajarkan sedikit ilmu saya tentang bacaan Al-Qur’an kepada anak-
anak Desa Pasilian dengan cara mengajar di TPA yang ada di Desa Pasilian.
Hal ini saya ingin lakukan sebagai bentuk pengabdian saya tehadap
masyarakat dan pengamalab terbaik untuk ilmu yang saya miliki, yaitu
mengajarkannya pada orang lain, “Khairukum man Ta’allamal Qur’aana wa
Allamahu,”
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-qur’an dan
mengajarkannya.” Saya sangat berharap dengan pengajaran yang saya
berikan ke anak-anak Pasilian akan menjadi ilmu yang terus dimanfaatkan,
diajarkan dan menjadi bermanfaat bagi semua orang dan merupakan amal
jariyah bagi saya khususnya. Program yang akan saya laksanakan
kebetulan sejalan dengan apa yang dosen pembimbing KKN inginkan.
Dosen pembimbing KKN Saya bernama Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie
mengajar di Fakultas Syariah dan Hukum. Selain merupakan seorang
dosen dengan segudang pengalaman di bidang akademik, beliau juga ahli
di bidang kesenian kaligrafi dan qira‟ah. Beliau telah beberapa kali
dipercaya menjadi juri di perlombaan MTQ tingkat Nasional. Dosen
pembimbing saya menyarankan agar diadakan suatu program yang akan
menimbulkan kesan dan kenang-kenangan berupa bentuk fisik yang mana
walaupun kelompok KKN kami telah pergi, warga desa masih dapat
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 169
mengingat kegiatan kami melalui moment atau pun benda tersebut.
Kebetulan beliau sempat menyarankan kelompok kami untuk
mengadakan pengajian dan membuat kenang-kenangan berupa kaligrafi
untuk Desa Pasilian, maka akhirnya saya semakin mantap dan sangat
semangat untuk menjalani program yang saya rencanakan ini. Sebelum
KKN di mulai, anggapan saya mengenai KKN yaitu mengabdi kepada
masyarakat desa dengan memberikan apa yang saya miliki. KKN terlihat
menyusahkan mahasiswa dari segala aspek. Menurut saya KKN juga
menjadi suatu bentuk pengabdian dan pelayanan masyarakat yang
tertanam dalam tridarma perguruan tinggi. KKN seperti tugas baru bagi
mahasiswa yang biasanya hanya belajar di ruangan dengan mendengarkan
dosen berbicara ataupun presentasi. Setelah KKN saya merasa lebih
bersyukur mengikuti KKN karena disini saya bisa belajar bersama. Belajar
hidup bersama dalam keberagaman. Menganal kehidupan di desa yang
jauh dari kota. Berbaur dengan masyarakat desa dengan kearifan lokalnya.
Hidup mandiri jauh dari orang tua dan belajar tanggung jawab. Senang
rasanya pernah hidup bersama teman-teman yang baru dikenal dan
menjalani program bersama. Melewati hal yang sulit bersama. Rasa ini
mungkin akan kembali saya rindukan. Terima kasih teman-teman KKN
seperjuanganku aku akan ingat selalu kenangan ini.
2. Kenangan Bersama Kelompok
Setelah pembagian Kelompok KKN di umumkan oleh PPM
terbentuklah grup whatsapp KKN 024. PASKRON adalah nama kelompok
KKN kami yaitu kelompok 024. Arti dari Pasilian-Kronjo. Saya
mendapatkan tugas KKN di Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten
Tangerang. Kelompok PASKRON terdiri dari 19 Mahasiswa dari berbagai
macam Jurusan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kelompok ini di
dominasi oleh kaum hawa yang berjumlah 13 orang dan sisanya kaum
adam berjumlah 6 orang.
Dari Awal pertemuan anggota kelompok PASKRON saya sudah
mulai merasakan kekompakan kelompok ini. Kami memilih Muhammad
Fazlurrahman Amari yang biasa dipanggil Ifaz dari Jurusan Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik sebagi ketua
Kelompok PASKRON. Saya di tempatkan di Divisi Peralatan bersama
Alwy, Bowo dan Diyas pada awal pembentukan organisasi di kelompok
ini, namun kemudian saya naik takhta jabatan dari Divisi Perlengkapan
170 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
yang bertugas layaknya kuli pada setiap pelaksanaan acara menjadi divisi
yang bisa dibilang lebih bermartabat dan bergengsi yaitu Divisi
Pubdekdok, yang bertanggung jawab atas pembuatan design bagi kelompok
kami dan mengatur segala penyebaran dan publikasi digital konten media
tentang kegiatan kelompok KKN kami di internet dan berbagai macam
sosial media. Di divisi ini saya berdua, di dampingi oleh teman saya Hady
Wicaksono, dari FEB, Jurusan Ekonomi Pembangunan yang juga seorang
moto-vlogger, ia bahkan sudah memiliki channel Youtube nya sendiri, hebat
bukan? Namun bukan berarti berpindah divisi dari Divisi Peralatan
menjadi Divisi Pubdekdok menjadikan pekerjaan dan pikiran saya
semakin enteng, kerjaan di divisi kami juga cukup berat dan melelahkan,
terutama dalam pengeditan design dan lain sebagainya, cukup membuat
mata menjadi berkunang-kunang karena menatap layar laptop berjam-jam.
Apalagi untuk proses pembuatan video dokumenter, kami harus bolak-
balik dan mencari-cari spot yang bagus untuk lokasi pengambilan gambar
sambil menenteng-nenteng peralatan syuting. Jadi bisa dibilang saya
hanya dipindahkan dari pekerjaan divisi “kuli kasar” menjadi “kuli media
digital”, keduanya saya kira merupakan pekerjaan yang cukup menguras
tenaga namun tetaplah mengasyikkan. Pemilihan ketua bagi saya
sangatlah pas karena Ifaz memiliki jiwa pemimpin meskipun kadang ia
memiliki beberapa pemikiran yang kadang terlalu sulit bagi akal normal
kita untuk mencerna pemikiran yang ia lontarkan. Ya, begitulah sifat
manusia, tak ada yang sempurna, namun ia tetaplah ketua yang baik, akan
tetapi kelompok kami tidaklah utuh sampai akhir.
Belum saja KKN dimulai pada tanggal 20 Juli, salah seorang dari
kami mengundurkan diri dari kegiatan KKN ini, namanya Bilqis, seorang
gadis Mahasiswi Jurusan Tafsir Hadist ini terpaksa tidak bisa bergabung
dan melanjutkan KKN bersama kelompok kami karena ia sakit dan harus
di istirahatkan sampai beberapa bulan ke depan. Ia dipindah tugaskan
statusnya menjadi KKN in Campus oleh PPM UIN. Namun kehilangan satu
orang personil tidaklah menjadi penghalang bagi kami untuk terus
melanjutkan perjuangan kami untuk melaksanakan program-program
yang telah disusun dalam KKN ini, kami tetap bersemangat dan kompak
menjalani semuanya. Lokasi yang kami tempati selama sebulan terletak di
Kecamatan Kronjo Desa Psilian, desa ini letaknya lumayan jauh dari
kampus UIN Jakarta. Kami tinggal di sebuah rumah kontrakan milik ketua
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 171
Rt 01 yang biasa dipanggil “Pak Kendy” oleh warga sekitar, ia mengaku
lebih senang dipangil oleh nama itu dibandingkan nama aslinya
“Syamsuddin”, menurutnya nama “Kendy” membuatnya terdengar lebih
keren. “Saya mah enakan dipanggil Kendy, tapi kalo sekarang sekarang
mah agak malu juga sama umur, hehe...” Begitu pungkasnya waktu ia di ajak
ngobrol tentang paggilan namanya nan beken tersebut. Desa ini memiliki
masalah dalam lingkungnnya terutama kebersihannya sangat
memperihatinkan banyak sampah yang tidak dibuang di tempatnya
sehingga menimbukan penyumbatan di selokan air dan membuat air kali
di Desa Pasilian menjadi keruh.
Ada begitu banyak kenangan bersama kelompok ini yang saya rasa
sangat menarik untuk diceritakan pada laporan ini, seperti kenangan
disaat kami menghadiri pengajian mingguan di masjid Jami’ Baitussalam.
Awalnya kami mengira bahwa pengajian tersebut hanya pengajian yasinan
mingguan biasa yang diadakan pada malam Jum’at hingga akhirnya kami
mendapatkan seseuatu yang unik saat mengikuti pengajian tersebut dari
awal hingga akhir. “Ya Marhabaan... Marhabaan.. Marhabaan...” seru sang Imam
Masjid memimpin do’a dan tahlil sambil kami semua berdiri. “Eh, udahan
nih?” tanyaku pada Hady teman sebelahku. “Ho‟oh” Jawab Hady sambil
kami semua mulai duduk, tanda pengajian akan segera usai. Kami semua
duduk sambil gelenggeleng ala dzikiran mendengar sang Imam masih
menyeru “Ya Marhabaan ... Marhabaan.. Marhabaan...”. Sekejap saya
melihat seorang pria tua mulai berdiri dan mengambil bungkusan besar,
“Wihh bagi-bagi sembako nih” gumam Bowo sambil senyam-senyum. Kami
pun hanya cuek sambil melanjutkan geleng-geleng asik tadi, menunggu
jatah sembako. Namun siapa sangka pembagian bingkisan yang biasanya
lemah lembut, di sini malah dibagikan bak melempar sampah ke TPS
“Gusraakkk!!!” mendarat tiga bungkusan roti tepat di depan muka Bowo.
Bowo hanya bengong dengan tatapan kosong seolah kaget nyawanya
mungkin sudah berpindah ke bungkusan roti tadi. Kami yang tadi terbuai
dalam gelengan aduhai mendadak terkejut “Apaan tuh Wo?” tanyaku sambil
mengguncang-guncang tubuh Bowo. “Gusrakkkk!!!!!” tanpa jeda tanpa iklan,
beberapa bungkusan roti mendadak mendarat di depan wajahku. “Ampun
deh, ini bagi-bagi bingkisan apa ngasih umpan ternak euy?” pikirku sambil
memungut roti-roti yang berserakan di depanku. Hingga akhirnya kami
semua, satu masjid, diberikan bingkisan roti, mie instan, dan uang pecahan
172 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Rp. 5000,- dengan cara yang serupa, ya, dilemparlempar ke depan wajah!
Rata, satu masjid. Kami pun akhirnya hanya duduk-duduk depan masjid
sambil terheran-heran apa yang barusan terjadi di dalam masjid, melongo
dan sesekali bergumam satu sama lain “Eh, besok lagi?”. Hening. “Ho’oh”
ungkap Hady. “Iya, ada duitnya, lumayan” tambahku dengan perasaan
masih heran. Aneh tapi seru. Dan akhirnya begitulah salah satu rutinitas
mingguan kami di Desa Pasilian selama sebulan KKN ini dan masih banyak
pengalaman lain yang berharga untuk di ceritakan.
3. Kenangan Bersama Warga Desa Pasilian
Desa Pasilian memiliki warga-warga yang ramah dan
menyenagkan. Selama di posko kami sering diberikan makanan oleh
tetangga kami yang sering kami panggil dengan sebutan “Tante”. “Nooong,
nih ada makanan” katanya sambil datang lalu menyodorkan sepiring sayur
genjer untuk kami makan bersama-sama. Si Tante memang kerap
memberikan masakan sayur genjer andalannya pada kami semua. Nikmat,
rasanya seperti kangkung. Selama di Desa Pasilian, saya bertemu banyak
orang-orang yang hebat, yang layak disebut pejuang dan dijadikan
panutan. Menurut pendapat saya selama KKN di Pasilian, yang paling
berkesan bagi saya adalah pertemuan saya dengan Ust. Muhdi, biasa
dipangil Mang Ndong oleh warga sekitar. Ia sangat gigih mempertahankan
dan mengajar salah satu TPA di Pasilian, TPA Baitussalam, lokasinya di
samping Masjid Jami Baitussalam. “Saya di sini Cuma ngajar sendirian, ngajar
nya ya siang abis Dzuhur sama abis Maghrib aja” ungkapnya waktu ditanya soal
kegiatan mengajar di TPA Baitussalam. Ia mengaku tidak dibayar sepeser
pun dari jasa ia mengajar anakanak di TPA tersebut, semuanya ikhlas,
lilllaahi Ta’aala. “Yaah, itung-itung investasi akhirat aja lah kita mah”
katanya dengan enteng waktu ditanya tentang pendapatannya dari TPA
tersebut, seolah hidupnya sudah tak perlu uang dan tak harus bergantung
dari harta orang lain.
Ust. Muhdi sering menemani saya bergadang dalam proses
pembuatan kaligrafi di TPA Baitussalam. Kebetulan program yang saya
lakukan adalah membuat kaligrafi, dan itu dilakukan di majlis
Baitussalam, “TPA-nya Mang Ndong” begitu warga sekitar menyebutnya.
Kadang kami bergadang hanya ditemani segelas kopi sambil mengobrol
tentang apa saja, macam politik, kehidupan warga, kegiatan sekolahan,
kampus hingga ia pernah mendongeng panjang lebar tentang sejarah
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 173
Kerajaan Banten. Apalagi bila teman akrabnya datang ikut menemani saya
membuat kaligrafi, Pak Kanton, pasti obrolannya tentang politik dan
kebijakan presiden kita. “Jokowi nih, bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla......
jadinya mahal kan.” Begitu yang ku dengar dari obralan mereka sepanjang
puluhan menit sambil aku menggores kuas diatas triplek melukis kaligrafi,
dan yang kutangkap hanya ujung-ujung pembicaraan mereka saja yaitu
“Jokowi” dan “mahal”. Namun banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan
seiring saya sering bertemu dan mengobrol dengan beliau. Saya belajar
tentang keikhlasan, kesederhanaan, bersyukur, dan kerja keras dari beliau.
“Jalanin aja, Allah yang ngatur Jay, usaha terus aja” sambil ia menghisap
rokoknya ketika ia memberi sedikit nasihat pada saya yang sedang melukis
di majlis tempat ia mengajar. Sosok yang sederhana, pekerja keras dan
pantang menyerah. Adapun sedikit kenangan saya bersama warga
Pasilian adalah ketika anak-anak TPA majlis Baitussalam saya ajari mereka
semua bacaan dzikir tasbih. “Subhanallaahi Adada Khalqih.... Subhanallahi
Ridhaa linafsih....yoo ikuut!!” begitu akau mengajari mereka di TPA dengan
bantuan pengeras suara demi mengalahkan gaduhnya cuitan bocah-bocah
kecil ini bercanda. Mereka mengikuti dengan suara lantang dan kompak,
terasa bagai sedang ada tabligh akbar di TPA, “Subhanallaahi Adada Khalqih....
Subhanallahi Ridhaa linafsih....” begitu terus mereka ulang-ulang beserta
bacaan lanjutannya sampai hafal. “Om Jay, besok lagi yaah” kata seorang
bocah waktu saya akan mengakhiri pengajian, “Seru Ooom , lanjut lagi”. “Ya
besok lanjut” kataku, namun aku heran mengapa mereka memanggilku
Om, padahal yang lain memanggilku dengan sebutan “Kak” atau “bang”.
Selang beberapa hari saya mendengar di masjid Jami yang besar tersebut
anak-anak membaca dzikir tasbih yang saya ajarkan pada mereka. Mereka
membacanya di masjid tiap usai Adzan menunggu iqomah dengan
pengeras suara, beramai-ramai dengan suara naik turun khas anak-anak,
ada yang berteriak dan ada yang teratur membaca nada dzikirnya, sedikit
ribut tapi bacaan mereka terdengar jelas sampai kampung sebelah.
“Subhanallaahi Adada Khalqih.... Subhanallahi Ridhaa linafsih.....” begitu terus yang
mereka baca selama saya KKN di desa ini hingga saya sudah pulang ke
rumah, saya mengetahuinya lewat pesan whatsApp. Saat berada disana saya
hanya bisa tersenyum melihat anak didikan saya mengamalkan dengan
baik apa yang saya ajarkan dan terus menjadi kelanjutan sepeninggal saya
KKN disana. “Om gimana bacaan nya saya udah bener belom?” tanya seoarang
174 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
murid TPA “Udah kok, Hafalin lagi ya” kataku sambil memendam rasa bangga
terhadap murid-murid yang telah saya ajari.
Hingga kini desa Pasilian telah menjadi bagian cerita dalam hidup
saya, saya sangat bersyukur bisa bertemu anggota PASKRON dan warga-
warga di Desa Pasilian yang ramah, semua akan terukir di dalam memori
hidup saya, dan nama yang terukir itu adalah “PASILIAN”.
4. Harapan
Saya berharap agar Desa Pasilian menjadi desa yang lebih maju dan
lebih modern lagi dari segi sarana dan infrastrukturnya, terutama pada
sistem pengairan di rumah-rumah warga penduduk sekitar. Warga
pemuda Pasilian juga diharapkan lebih kompak lagi terhadap pamuda
antar kampung di desa Pasilian, dan kalau ingin mengadakan acara
alangkah baiknya bekerjasama dengan pemuda kampung lain agar acara
yang diadakan lebih meriah.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 175
L PEMBELAJARAN SEDERHANA Muhammad Fazlurrahman Amari
1. Pandangan Pada KKN
Saya Muhammad Fazlurrahman Amari adalah mahasiswa
Hubungan Internasional semester 7 Jurusan FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Sama dengan mahasiswa semester tujuh lainnya saya
medapat perkuliahan di luar kampus yakni KKN yang di terjunkan
langsung untuk bertugas di desa-desa yang telah di tentukan dengan
teman teman baru dari berbagai fakultas yang telah di tentukan juga.
Alasan saya megikuti program perkuliahan KKN ini ada berbagai alasan
yang medorong saya megikuti program KKN, secara administrasi
perkuliahan program ini wajib di ambil dan di alami oleh semua
mahasiswa semester tujuh. Di samping itu banyak hal yang mendrong dan
memotivasi saya untuk lebih semangat menjalankan program KKN ini
diantaranya, saya sangat menyukai aktivitas sosial kemasyarakatan yang
ada pada lingkungan Rw saya, saya merasa tertantang untuk melakukan
kegiatan serupa di desa lain yang mana lingkungan tersebut sangat baru
bagi saya.
Tentunya tujuan utama saya mengikuti KKN, saya ingin
melakukan pembelajaran bermasyarakat dan melakukan pertukaran
informasi apa yang saya miliki dengan penduduk desa sehingga kami sama
sama belajar bertukar informasi dan ilmu pengetahuan. Saya adalah
mahasiswa Hubugan Internasional sudah barang tentu kompetensi
akademik yang saya miliki adalah diplomasi dengan berbagai pedekatan
agar dapat berbaur dengan masyarakat dan memudahkan kegiatan
kegiatan KKN kami selama di desa Pasilian. Kompetensi lainnya yang saya
miliki, saya adalah penyuluh narkoba yang aktif dalam Satuan Tugas
Gerakan anti narkoba UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hampir tiga tahun
saya menjadi peyuluh aktif dan bimbingan sosisal yang berkaitan dengan
masalah kenakalan remaja khususnya permasalahan narokba, hal ini yang
menjadi konsentrasi saya dalam mejalankan KKN ini. Selama KKN saya
berencana membangun kesadaran masyarakat bahwa narkoba adalah
permasalahan bersama dan sudah menjadi tanggung jawab kita bersama
untuk peduli terhadap diri sendiri, keluarga, teman teman dan lingkungan
sekitar untuk terhidar dari bahaya narkoba. Kegiatan yang saya lakukan
176 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
peyuluhan narkoba dan mengedukasi masyarakat untuk lebih memahami
terhadap bahaya narkoba dan urgensi permasalahan narkoba di
lingkungan sekitar Desa Pasilian. Cara pandang saya megenai KKN
sebelum saya berangkat KKN, tag line yang saya bawa adalah mengabdi
untuk Desa Pasilian. Kata pengabdian yang selalu terngiang dalam benak
dan bayangan saya ketika mendengar kata KKN baik itu sejak baru masuk
kuliah hingga rapat rapat persiapan KKN. Karena mindset tersebut
tertanam Tri Dharma Perguruan Tinggi pembelajaran, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Hal ini semua berubah ketika saya
bertemu salah satu tokoh masyarakat yang mempertanyakan kembali
maksud dan tujuan KKN mahasiwa UIN ke Desa Pasilian. Saya diskusi
sangat panjang dari pukul delapan malam hingga subuh hari membedah
makna eksistensi mahasiswa KKN ketika berada di desa dan meyamakan
persepsi masyarakat desa dengan mahasiswa tentang arti maksud dan
tujuan KKN UIN ke desa. Hal yang paling saya ingat pesan tokoh
masyarakat tersebut adalah hilangkan mindset pegabdian masyarakat
karena ada atau tidaknya mahasiswa KKN tidak memberikan pengaruh
yang luar biasa ke desa dan kalian pun ketika pulang tidak akan
medapatkan ilmu apa-apa. Mulai sekarang kalian tanamkan pada diri
kalian masing-masing KKN adalah belajar cara bermasyarakat, belajar
mengenal masyarakat, belajar bersosialisasi dengan masyarakat dan yang
paling penting kalian belajar menerapkan ilmu dan kemampuan kalian
dengan permasalahan di desa sehingga kalian terlatih berpikir analisis
untuk membantu menyelesaikan permasalahan apa yang ada di desa. Hal
ini lah yang membuat saya meyadari bahwa kami ke sini adalah sama-sama
belajar dari masyarakat dan kita pula memberikan apa yang kita pahami
kepada masyarakat.
2. Pasukan Sederhana, Penuh Perjuangan dalam Kebersamaan
Kelompok KKN 024 yang saya namai dengan KKN PASKRON
yang memiliki arti Pasilian sebagai desa tempat tugas saya dan Kronjo
merupakan nama kecamatanya. Kami disini mengusung logo lebah sebagai
pekerja yang giat dan saling bahu membahu dalam pekerjaannya. Pada
kelompok KKN inilah saya mendapatkan pengalaman yang sangat berarti
untuk dapat mempelajari karakteristik dari berbagai macam anak-anak
dari berbagai fakultas dan jurusan, dengan latar belakang yang berbeda
baik organiasasi intra maupun ekstra kampus. Ini pengalaman saya
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 177
pertama berada di tempat baru dengan berbagai kondisi kelompok yang
ada. Kelompok KKN ini sederhana tidak ada orang hebat di dalamya tidak
ada yang lebih uggul yang ada hanyalah potensi masing-masing anak yang
bergabung memberikan pembelajaran satu sama lain dan yang terpenting
kekompakkan dan kebersamaan yang terjalin dari kelompok mejadi
potensi besar kelompok. Pada rapat pertama kelompok kami berkenalan
dan coba saling sharing kegiatan dan aktivitas masing-masing serta sambil
mencari tahu latar belakang dan bagaimana pribadi masing-masing
peserta. Pada rapat tersebut kami coba untuk merumuskan pembentukan
struktur bedasarkan kebutuhan urgensi kelompok. Pada pembentukan
tersebut kami sepakat membentuk ketua, sekertaris, bendahara dan
beberapa divisi, diantaranya acara, perlengkapan, konsumsi, humas dan
publikasi dokumentasi dekorasi berdasarkan pertimbangan dan
kesepakatan bersama. Hasil musyawarah teman-teman memberikan
amanah kepada saya sebagai ketua kelompok KKN PASKRON 24 untuk
mengkoordinasi teman-teman kelompok untuk sama-sama menjalankan
program KKN ini. Saya merasa belum pantas memimpin teman-teman
yang tidak memiliki satu visi dan misi dengan saya. Tapi teman-teman
mengharuskan saya menjadi ketua KKN. Mulai dari saat itu saya bertekad
dalam diri saya untuk belajar mengemban amanah yang sebelumya belum
pernah saya jalani.
Dalam kelompok ini ada Yassyifa Rachman Dini dari Adab Jurusan
Sastra Arab, orangnya suka dengan kesenian islami dan sekertaris dua
Hilda Awaliah dari FST jurusan Biologi belum memiliki pegalaman
sekertaris tapi memiliki semangat belajar sehingga pelan-pelan
terselesaikan tugasnya walaupun dengan penuh kesabaran. Di samping itu
ada bendahara satu Aisyah Nur Ilahi dari FITK Jurusan PAI sudah
memiliki kapasitas dalam melakukan pegelolaan keuangan dan alokasinya
di samping itu karena basic nya pendidikan dia salah satu tenaga pengajar
anak-anak bimbel calistung dan di bantu bendahara kedua Indah Safitri
dari FEB Jurusan Perbankan Syariah partner debat saya dalam masalah
alokasi keuangan dan beberapa hal lainnya yang menyangkut masalah
keuangan. Selanjutnya saya di bantu beberapa divisi diantaranya
koordinator acara Sinta Felisia Agnes dari FSH Jurusan Hukum Keluarga,
ia orang yang hebat merencanakan acara selama persiapan dan pelaksana
mengkordinir kegiatan-kegiatan setiap harinya bersama anggota acara
178 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
lainya yakni Arinda Yefa Pratiwi dari FSH Jurusan Ilmu Hukum dan Nur
Faizah Syafiqah dari FITK Jurusan Pendidikan Matematika
pembawaannya sangat kalem dan dapat berfikir tenang meyusun dan
berkoordinasi dengan penanggung jawab masing-masing kegiatan selama
KKN.
Divisi Perlengkapan koordinatornya Prabowo dari FSH Ilmu
Hukum bertanggung jawab dengan tugas dia mengenai perlengkapan di
bantu oleh Dini Tri Hastuti dari FITK Jurusan PBSI(Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia) bertanggug jawab di bidang pendidikan bersama Ahmad
Nawawi dari FITK Jurusan Pendidikan Agama Islam dia harus di suruh
dulu baru mau bekerja. Divisi Humas ada Citra dari FIDKOM Jurusan
Jurnalistik ahli di bidang media dan dapat memberikan edukasi seputar
media. Di bantu oleh Muhammad Aldi Maulana dari Ushuludin Jurusan
Tafsir Al-quran dan Ilmu Hadist paling ahli muter-muter ke warga
membangun komunikasi dengan warga dan pemuda tanpa mengenal
waktu pagi siang dan sore hari. Divisi Konsumsi koordinatornya Susi
Suwanti dari FITK Jurusan PIAUD perempuan mungil yang sangat jago
masak dan cinta terhadap anak-anak kecil sabar banget kalau sama anak
kecil tapi kalau masalah konsumsi Susi selalu memberikan yang terbaik
untuk teman-teman. Dia di bantu oleh Dara dari FITK Jurusan Pendidikan
Fisika dan Rahma dari FAH Jurusan Ilmu Perpustakaan sangat teliliti
masalah penyusunan buku tidak dapat melihat buku berantakan pasti
lagsung rapih sama Rahma. Terakhir divisi publikasi terdiri dari Hady
wicaksono dari FEB Jurusan Ekonomi Pembangunan spesialis design dan
jago buat film dokumenter partner nya Zahiyan dari FST jurusan biologi
sama halnya dengan hady memiliki keahlihan design grafis dan yang spesial
bisa membuat hiasan kaligrafi. Dalam sebuah tim dengan penuh perbedaan
karakter dan latar belakang menjadi suatu tantangan tersendiri dalam
mempersatukan menjadi suatu tim yang solid untuk satu visi misi dalam
suatu kelompok. Hal ini lah yang menjadi tantangan terberat saya sebagai
seorang ketua kelompok KKN dalam memimpin mengorganisir teman-
teman kelompok untuk dapat memberikan kontribusi terbaik dalam
kelompok dan menghasilkan out-put program-program dan kegiatan untuk
pengembangan masyarakat Desa Pasilian.
Terkadang perbedaan pendapat dan etos kerja anak-anak
kelompok dengan ritme yang berbeda-beda tidak dapat berjalan sesuai
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 179
dengan rencana. Tentunya di dalam kelompok tidak semuanya berjalan
dengan baik ada kalanya teman-teman kelompok memiliki kebiasaan
buruk seperti malas-malasan sibuk dengan kepentingan nya sendiri dan
hal yang paling sederhana mereka belum dapat menyatu dan membaur
dengan anak-anak yang lain sehingga membuat anggota kelompok lainnya
menjadi tidak nyaman dengan sifat anak tersebut yang suka menyendiri.
Konflik memang tidak selamanya menimbulkan dampak yang negatif,
tetapi konflik dapat memberikan pemahaman kita untuk mengerti satu
sama lain dan mengajarkan kita lebih dewasa dalam pembawaan diri.
Konflik-konflik yang sering terjadi karena kurangnya komunikasi dan
koordinasi yang baik antar anggota kelompok sehingga sering terjadi
kesalah-pahaman di antara anggota. Saya sebagai seorang ketua yang
berusaha menyelesaikan beberbagai konflik yang terjadi dalam kelompok
dengan meredam konflik tersebut tidak terlalu besar, pada akhirnya saya
kehilangan kesabaran memuncak dan terlibat konflik dengan teman. Saya
ingat pada malam kamis hari yakni tepatnya malam hari sebelum
pelaksanaan lomba memperingati kemerdekaan tujuh belas yang mana
kita mengadakan beberapa lomba untuk anak tingkat PAUD dan Sekolah
Dasar se Pasilian di hari kamis tanggal 16 Agustus. Pada malam hari
pelaksanaan lomba, yang mana kita harus mematangkan konsep lomba
dan melakukan koordinasi, penanggung jawab perlombaan itu lalai dan
abai karena dia sibuk menjemur pakaian yang dia cuci. Saya tegur dan
marahin, saya bilang “Sudah matang belum konsep lombanya, hadiah udah di beli
belum, udah kordinasi belum untuk persiapan lomba besok dan udah menghias dan
dekorasi area Masjid Baitussalam tempat pelaksanaan lomba?”. Jawaban yang
tidak enak dari penanngung jawab 17-an, dia mengatakan “Gabisa
perwakilan dulu yang kesana persiapan, gua masih jemur dan alwy masih masak”. Saya
pun langsung marah dan bilang “Lu itu penanggung jawab kegiatan ini, jalan atau
engganya ya ada di tangan lu, lu harus bertanggung jawab lomba ini”. Emosi saya
memuncak dia dengan enaknya bilang lomba nya di batalin aja ga usah ada lomba aja
udah H-1 tapi ga ada peserta yang daftar. Saya langsung benar-benar marah, “Lu
niat kerja ga sih, lu kan dari kemarin ga kerja gimana mau ada peserta dan lomba nya
jadi. Ya udah gua gamau tau lomba itu harus jadi dan terlaksana apapun alasannya gua
ga mau terima, lu lakuin tugas yang gua suruh”. Saya dan dia benar-benar terlibat
emosi yang luar biasa saya keluar dan tidak mau ngomong sama sekali
karena kebencian yang sangat memuncak selama kegiatan dekorasi dan
180 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
pelaksanaan lomba saya tidak perduli biar anak-anak aja yang ngurus.
Tapi pada akhirnya saya juga membantu jalannya kegiatan dan
Alhamdulillah terlaksana dengan baik.
3. Desa Pasilian
Terlihat indah di pinggir jalan namun berbanding terbalik di
pelosok jalan Desa Pasilian terletak di Kecamatan Kronjo Kabupaten
Tangerang, lokasinya yang cukup jauh dari ibu kota sekitar 60 KM.
Berbatasan langsung dengan Desa Bakung, Desa Pagenjahan, Desa Kronjo,
Desa Udik, Desa Mekar Jaya. Terdiri dari 2 Kejaroan, 3 Rw, dan 17 Rt. Desa
ini juga di pesisir pantai kurang lebih berjarak 10 menit dari laut menjadi
kan desa dengan karakteristik orang pantai. Kondisi desa yang saya
rasakan sangat panas terik sinar matahari menyengat dan menggosongkan
kulit tubuh, namun uniknya kondisi di malam hari sangatlah dingin
seperti di kawasan dataran tinggi puncak. Desa pasilian sebagai desa di
kawasan hijau yang di maksudkan adalah kawasan dengan potensi
pertanian yang sangat besar.
Desa Pasilian hampir sekitar 70% lingkup desa tersebut adalah
persawahan, sisanya adalah rumah rumah penduduk yang uniknya hanya
di pinggir jalan utama di desa tersebut. Desa Pasilian jika di bandingan
dengan desa-desa lain tergolong lebih baik, karena disana akses jalan dapat
di lalui kendaraan umum, terdapat pom bensin, dua alfamart dan kantor
pos serta fasilitas-fasilitas lainnya. Kondisi masyarakat desa pasilian
terbilang sangat religius kental dengan kegiatan kegiatan keagamaan,
hampir setiap malam terdapat pengajian di Desa Pasilian. Masyarakat
pasilian mayoritas berlatar belakang Nahdlatul Ulama atau biasa di kenal
dengan NU, mereka senantiasa menjalankan ritual keagamaan secara
kultural seperti Yasin dan tahlil hampir serempak di malam Jumat,
Marhaban atau mahlul qiyam, ratiban dan seminggu menjaga rumah yang
baru saja melahirkan anak anak. Namun ada hal yang menarik dari budaya
masyarakat ini yang saya belum pernah temukan sebelumnya di tempat
saya yakni adanya pembagian berkat berupa nasi padang atau nasi box
biasa, ciki-ciki, roti dan yang saya kaget adalah disana ada pembagian uang
kepada seluruh jamaah. Saya bingung dengan kebiasaan budaya yang
seperti itu dimana yang saya ketahui bahwa yang namanya pengajian itu
adalah kegiatan keagamaan yang sifatnya panggilan untuk ibadah. Ibadah
dengan penuh rasa keikhlasan dalam menjalankannya. Namun pada
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 181
praktiknya setiap yasinan dan tahlil jika tersedia makanan dan uang para
jamaah langsung banyak dan masjid pun terasa penuh, tapi suatu malam
pernah saya mendapati tidak ada makanan dan uang masjidnya terasa sepi.
Hal selanjutnya yang saya cermati adalah cara pembagian berkat tersebut
itu di lempar oleh pengurus masjid kepada jamaah yang datang, begitupun
dengan uang yang di lempar tak jarang uang tersebut berterbangan.
Dalam kegiatan KKN ini saya mendapatkan pembelajaran yang
baru dalam hidup. Jika di bilang bahwa KKN itu buang-buang waktu dan
tidak substantif demi membantu menjalankan perkuliahan jurusan
hubungan internasional. Pandangan seperti itu memanglah benar adanya
namun saya dapat merasakan bahwa saya mendapatkan cara belajar
bermasyarakat dengan masyarakat baru dan belum di kenal sebelumnya
dengan kehidupan sosial masyarakat dan budaya yang tentunya terdapat
perbedaan terutama masalah bahasa. Di sana terdapat toleransi ketika
masyarakat berbicara dengan saya menggunakan bahasa Indonesia tapi
ketika bicara dengan orang lain menggunakan bahasa jawa seperti biasa.
Dalam KKN ini saya benar-benar belajar kepada masyarakat Desa Pasilian
bukan seperti jargon yang selama ini ada mengenai pengabdian
masyarakat, saya tidak melakukan pengabdian kepada masyarakat numun
ini panggilan jiwa saya untuk berbakti untuk negeri ini, apa yang saya
dapat lakukan untuk negeri ini akan ku persembanhkan seluruhnya.
4. Menjadi Pemuda Desa Pasilian
Saya ingat sekali pesan pak kepala desa H. Nasiri yang selalu
berpesan kepada saya selama kegiatan KKN kami menjadi warga pasilian,
awalnya saya tidak mengerti dan paham maksud dari kata kata itu. Setelah
KKN berakhir baru saya memahami maksud dari kata- kata tersebut,
ketika kita sedang melakukan KKN kita harus benar-benar merasa
menjadi warga pasilian agar paham dalam menyelami karakteristik
masyarakat Desa Pasilian. Satu bulan bukanlah waktu yang sebentar
namun, menjadi sangat sebentar dalam melakukan pengabdian terjun
langsung kepada masyarakat untuk membantu permasalahan-permasalahn
desa. Saya berandai-andai jika saya adalah pemuda Desa Pasilian yang
memiliki ilmu pengetahuan dan saya terpanggil dengan kondisi desa
tersebut untuk saya terjun langsung membantu mengurai permasalahan-
permasalahan yang ada di desa saya. Satu hal yang saya ingin lakukan
adalah membangun semangat pemuda-pemudi desa pasilian untuk dapat
182 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
sadar dan mencintai Desa Pasilian dan menggerakkan potensi Desa
Pasilian.
Desa Pasilian memiliki potensi pemuda-pemudi yang sangat
banyak dan memiliki kemampuan cukup untuk menggerakan desa.
Namun pemuda-pemudinya belum memiliki kesadaran untuk
memikirkan keadaan Desa Pasilian, mereka tidak kenal dengan
wilayahnya sendiri karena mereka sibuk sendiri dengan aktfitas sehari-
hari yang di jalani. Mereka sibuk berkerja menjadi buruh di pabrik
berangkat pagi pulang malam sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Jika
saya menjadi warga Pasilian saya akan terus membangun pendekatan
personal melalui nongkrong bareng ngopi bersama mereka untuk sama-
sama berdiskusi permasalahan-permasalahan yang ada di desa pasilian
agar mereka memahami dan terpanggil lingkungannya untuk aktif
membangun demi kemajuan Desa Pasilian kedepan. saya telah berhasil
melakukan pendekatan ke pemuda desa untuk mereka mau memikirkan
kampung halamannya tempat mereka tinggal. Pemuda-pemuda tersebut
telah memiliki kesadaran akan pentingnya organisasi sebagai wadah
mereka bertukar pikiran dan berdiskusi melakukan terobosan
pembangunan desa baik secara fisik maupaun mental masyarakat desa
pasilian. Pemuda-pemuda tersebut melakukan inisiatif untuk bikin
kegiatan sosial kemasyarakatan secara bersama-sama. Jika saya telah
menggerakan dan memberdayakan pemuda desa untuk lebih memikirkan
kondisi sosial kemasyarakatan dan permasalahan-permasalahan desa
untuk sama-sama bahu-membahu mencarikan solusi dan jalan keluar agar
permasalahn tersebut terurai dan mendapatkan jalan keluar. Saya dan
teman-teman pemuda akan coba untuk turun ke lapangan fokus
permasalahan pendidikan anak-anak sekolah dasar untuk dapat
membantu mereka memberikan bimbingan belajar ke anak-anak. Salah
satu program pemberdayaan KKN kami yakni calistung setelah sukses di
jalani ketika kami di sana, kami berhasil mengajak siswa siswi MAN 4
Kabupaten Tangerang untuk menjadi relawan tenaga pengajar bimbingan
belajar anak-anak Desa Pasilian. Teman-teman relawan telah kami latih
dan kami didik untuk bagaimana cara mengajarkan anak-anak SD belajar,
bagaimana melakukan pendekatan agar-anak mau belajar dan yang paling
penting anak-anak merasa nyaman dengan kita. Saya dan teman-teman
KKN memberikan gamabaran urgensi kenapa bimbel ini harus di jalankan
di pasilian, anak-anak yang kami temui masih banyak yang belum bisa
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 183
baca dengan baik yang seharusnya mereka sudah lancar membaca.
Kondisi ini di latar belakangi oleh minimnya perhatian dari orang tua
anak-anak tersebut dalam membantu dan membimbing anak- anaknya
belajar di rumah. Orang tua mereka waktunya telah habis berkerja
sepanjang hari menjadi buruh pabrik sehingga anak anak-kurang
perhatian dan bimbingan belajar dari orang tua.
184 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
M GORESAN TINTA SEDERHAN
Nur Faizah Syafiqah
1. Catatan Hati
KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu wujud nyata bagi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat. Selain itu, KKN juga menjadi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Jurusan Pendidikan Matematika pada tahun ini. Setiap diadakan proses pembelajaran, pasti terdapat liburan. Begitupun dengan Universitas ini, dengan mendapatkan libur panjang selama dua bulan dalam perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini, maka ada kesempatan untuk saya mengabdi kepada masyarakat selama liburan itu. Tim Pusat Pengabdian kepada Masyarakat-Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM-LP2M) mengadakan KKN pada liburan semester genap atau lebih tepatnya antara semester 6 dan semester 7. Itu menjadi kesempatan saya untuk belajar mengabdi kepada masyarakat. Saya mengikuti alur dari Tim PPM untuk syarat dalam mengikuti kegiatan praktek ini. Pendaftaran KKN sudah di mulai dari semester 6 dan disitulah masa pra-KKN dilaksanakan. Sebagai mahasiswi, saya memiliki rasa tanggung jawab untuk berbaur kepada masyarakat. Apalagi saya dari dasar pendidikan. Ilmu yang saya dapat selama belajar dalam ruangan harus saya aplikasikan di luar ruangan yaitu kepada masyarakat dan rasanya ilmu yang di dapat di kampus belum cukup bagi saya untuk hidup bermasyarakat. Nama Saya Nur Faizah Syafiqah. Saya berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan
Matematika semester 7. Yah, saya cinta Matematika. Maka dari itu, saya berkeinginan untuk mengaplikasikannya kepada masyarakat. Ingin rasanya saya berbagi ilmu yang saya miliki, yang saya ketahui, bukan hanya di dalam bidang matematika, tetapi di segala bidang, walaupun ilmu yang saya dapatkan masih tergolong sangat sedikit. Akan tetapi, itu tidak membuat saya untuk tidak menyampaikan ilmu tersebut walaupun
hanya sedikit. Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”. Yang artinya harus
menyampaikan ilmu kepada orang lain meskipun ilmu itu hanya sedikit agar bermanfaat ilmunya.
Proses KKN terbagi menjadi tiga tahap yaitu pada masa sebelum KKN, berlangsung KKN, dan setelah KKN. Pada saat tahap awal yaitu tahap sebelum KKN salah satunya saya mengikuti survei ke lokasi KKN
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 185
yang saya akan ditempatkan disana, yaitu di Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. Saya bersama teman-teman mengunjungi rumah Bapak Kepala Desa Pasilian yang bernama Bapak H.Nasiri. Beliau menerangkan kondisi yang ada di Desa Pasilian dari berbagai aspek, baik itu dari segi pendidikan, keagamaan, pertanian, dan lain-lain. Dari yang beliau paparkan kepada kami, saya mempunyai keinginan untuk mengabdi di desa tersebut. Saya ingin meningkatkan taraf pendidikan di desa tersebut agar masyarakat generasi selanjutnya dapat bermanfaat dan membangkitkan kembali desa tersebut.
Setelah saya memiliki tujuan tersebut, saya berencana untuk memberikan ilmu yang saya punya kepada adik-adik yang masih sekolah di Desa Pasilian. Bukan hanya itu, saya juga berencana dalam masalah perekonomian warga setempat. Akan tetapi, apa yang saya lihat di lokasi hampir tidak seperti apa yang sebenarnya terjadi. Banyak Kepala Keluarga yang bekerja sebagai buruh harian lepas, dikarenakan banyaknya ladang sawah daripada jalan raya. Tidak hanya itu, bahkan banyak dari istri-istri mereka bekerja di tempat pabrik. Maka dari itu, rencana saya dalam program mempengaruhi perekonomian warga tidak terlaksana. Hal itu tidak membuat saya menjadi pesimis, karena seperti yang saya katakan di atas bahwa saya akan menyebarkan ilmu yang saya dapat walau hanya sedikit. Ilmu itu bisa bermanfaat di kemudian hari dan dengan atas seizin Allah bisa memperbaiki generasi selanjutnya. Dengan rencana yang saya paparkan di atas, saya mewujudkan rencana tersebut dalam kegiatan pembelajaran Bimbingan Belajar atau biasa juga disebut dengan kegiatan Bimbel. Bimbel yang saya programkan tidak hanya pada pengetahuan umum semata, melainkan terdapat pembelajaran keagamaan juga. Lebih tepatnya dikatakan dengan bimbel TPA. Iya, walaupun saya berasal dari Jurusan Pendidikan Matematika, bukan tidak mungkin saya mengajar di bidang keagamaan juga, karena yang telah saya gores pada bagian atas, dalam menyampaikan ilmu itu yang dimiliki dan diketahui. Tanpa
melihat seseorang dari dasar ini dan itu. Yah, yang pastinya karena saya
menempati kampus Islam juga. Dalam menjalankan program bimbel tersebut, hampir semua
Kelompok KKN PASKRON 024 berkontribusi untuk mencerdaskan anak bangsa di Desa Pasilian ini. Tidak dari pendidikan saja yang berkontribusi dalam membangun anak-anak di Desa Pasilian ini, akan tetapi dari mana saja, mulai dari Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Ilmu Perpustakaan, Ilmu Hukum, dan lainnya yang ikut juga berkontribusi dalam proses kegiatan Bimbel tersebut.
186 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Sebelum program dari Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) ini berlangsung, anggapan saya mengenai KKN yaitu mengabdi kepada masyarakat yang mungkin jauh dari perkotaan dengan memberikan ilmu pengetahuan yang saya miliki. Di benak saya, program KKN itu akan menjadi biasa buat saya dari segi tempat tinggal. Karena saya sudah terbiasa mandiri dan juga tidak pilih-pilih dalam masalah tempat tinggal. Tak luput dari tempat tinggal, saya memikirkan bertahan hidup disana, tentu saja itu membuat isi dompet menipis. Apalagi bagi anak yang sedang mencari jati diri di perkotaan seperti saya. KKN juga tugas baru bagi saya yang biasanya hanya belajar di dalam ruangan dengan mendengarkan dosen dalam menyampaikan pembelajaran.
Setelah terlaksananya kegiatan praktek KKN, saya merasa terlahir kembali dan mengingat akan kehidupan yang telah saya jalani pada saat masih kecil. Saya bersyukur mengikuti KKN karena disini saya bisa belajar bersama. Belajar hidup bersama dalam keberagaman, mengontrol emosi, maupun rasa tanggung jawab. Senang rasanya pernah hidup bersama teman-teman yang baru dikenal dan menjalani program bersama. Melewati hal yang sulit bersama. Rasa ini akan saya rindukan selalu. Terima kasih teman-teman seperjuangan KKN, saya sudah menganggap kalian seperti saudaraku, bahkan keluargaku. 2. Saudaraku, Keluargaku
Tersebarnya pembagian kelompok KKN pada saat itu, membuat jantung saya berdebar-debar dan saya mengharapkan mendapat teman-teman yang baik dan asyik. Mulai perlahan saya membuka lembar PDF di
handphone yang berisi banyak nama orang tersebut. Halaman demi
halaman telah saya lewati dan lucunya pada saat itu, saya membaca nama-nama tersebut dari kelompok paling akhir, yaitu dari kelompok 200. Yah kalian tau pastinya gimana ketiada kerjaannya saya sehingga membaca dari akhir, dan saya juga tidak tau kenapa bisa seperti itu pada saat itu. Setelah kurang lebih sepuluh menit saya membacanya, Nur Faizah
Syafiqah, yah nama itu yang membuat saya terpaku menatap layar
handphone. Saya berada dalam kelompok 024 di Desa Pasilian, Kecamatan
Kronjo, Kabupaten Tangerang yang beranggotakan 19 orang. Maka dari itu, saya mencari nomor teman-teman saya dan masuklah saya kedalam
grup WhatsApp KKN #24. PASKRON adalah nama kelompok KKN kami
yaitu kelompok 024. Artinya yaitu Pasilian Kronjo. Kelompok PASKRON terdiri dari 19 mahasiswa dari berbagai macam Jurusan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kelompok ini di dominasi oleh kaum hawa sebanyak 13 orang.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 187
Pertemuan telah dimulai, pada pembahasan awal kami berkenalan dan membahas struktur organisasi KKN. Kami memilih Muhammad Fazzlurrahman Amari yang biasa dipanggil Ifaz dari Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik sebagai Ketua Kelompok 024 PASKRON. Saya di tempatkan di Divisi Acara bersama Sinta, Arin, dan Hady pada awal pembentukan, akan tetapi Hady pindah ke divisi PubDekDok dengan seiring berjalannya waktu. Ifaz memiliki jiwa pemimpin yang pantas untuk memimpin kami semua.
Satu bulan, dua kata yang penuh arti. Hidup bersama menjalani hari tanpa orang tua, belajar menyungsung masa depan. Yah, satu bulan yang saya lewati bersama saudara seperjuangan, saya merasakan kebersamaan yang begitu dalam sehingga saya sangat menyayangi mereka. Yang saya banggakan dari keluarga paskron saya yaitu mereka mau bekerja keras saling membantu satu sama lain dalam hal apapun. Saya bersama rekan-rekan saya sebagai divisi acara membuat sekitar 15 program untuk dilaksanakan di Desa Pasilian. Program-program tersebut adalah hasil dari penyaringan program anggota PASKRON. Awalnya terdapat 19 program yang artinya setiap anggota mengirimkan ide program nya masing-masing kepada divisi acara. Akan tetapi, kami selaku divisi acara menyaring program yang dibuat teman-teman kami sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat di Desa Pasilian. Maka, didapatlah sekitar 15 program yang kami lakukan di tempat KKN kami. Ada yang bertanggung jawab pada masing-masing program tersebut, meskipun begitu keluarga PASKRON tetap membantu demi kelancaran program yang ada.
Tidak lepas dari kata Indonesia, UIN Jakarta juga memiliki insan yang beragam suku dan budaya. Seperti pada keluarga PASKRON terdapat dari berbagai macam bidang diantaranya: Kesenian, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Keagamaan, dan Pelayanan Masyarakat. Tentu saja dari berbagai keberagaman suku dan budaya yang berbeda pula, mulai dari Sumatera sampai Jawa, ada yang berasal dari Padang, Bengkulu, Palembang, dan juga Jakarta. Hal itu membuat karakter teman-teman yang beragam, walaupun begitu kami disini memiliki satu tujuan yang sama.
Akan tetapi, keluarga PASKRON tidaklah utuh sampai akhir. Sebelum kegiatan praktek KKN dimulai pada tanggal 20 Juli, salah seorang dari kami mengundurkan diri dari kegiatan KKN ini, namanya Bilqis. Mahasiswi dari Jurusan Tafsir Hadist ini terpaksa tidak bisa bergabung dan melanjutkan KKN bersama kelompok kami karena ia sakit
188 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
dan harus istirahat sampai beberapa bulan ke depan. Ia dipindah
tugaskan dalam pengabdian kepada masyarakat menjadi KKN in Campus
oleh PPM UIN Jakarta. Namun, dengan ketiadaan Bilqis di keluarga PASKRON tidaklah menjadi penghalang bagi kami untuk terus melanjutkan perjuangan kami dalam melaksanakan program-program yang telah disusun dalam KKN ini, kami tetap bersemangat dan kompak menjalani semuanya.
Lokasi tempat tinggal keluarga PASKRON selama satu bulan terletak di Kecamatan Kronjo Desa Pasilian, desa ini letaknya jauh dari kampus UIN Jakarta. Kami tinggal di sebuah rumah kontrakan milik ketua RT 01 yang biasa dipanggil “Pak Kendy” oleh warga sekitar, ia mengaku lebih senang dipanggil oleh nama itu dibandingkan nama aslinya “Syamsuddin”. Terlepas dari tempat tinggal, banyak sekali momen yang berkesan selama KKN berlangsung. Beberapa diantaranya yaitu pada saat kami mengadakan rapat yang dipimpin ketua, pada saat itu ketua menjelaskan alur dari rapat tersebut, di sela-sela rapat terdapat satu
orang yang bersenda gurau dengan sebuah handphone, ia tidak berbicara
melainkan handphone nya yang berbicara. Yah, ia mencatat apa yang ia
pikirkan di google, lalu menghidupkan suara di layar handphone itu. Maka
terdengarlah suara dari mbah google, seketika suasana rapat menjadi hening dan beberapa detik kemudian terlepaslah tawa dari saudara
PASKRON. “Aldi... berhenti main hp”, ujar sang ketua. Namun Aldi masih betah dalam pegangannya. Selang beberapa menit kemudian, terdengar
suara yang tak asing lagi keluar dari handphone. “Ald…Aldi” ujar sang ketua
untuk yang kedua kalinya. Akhirnya saya mengambil handphone itu dari
tangannya karena handphone yang ia gunakan adalah handphone saya. Iya, namanya Aldi Maulana dari Fakultas Ushuluddin, ia memancarkan aura kelucuannya di hadapan semua orang. Ia menjadi penghibur dikala rapat
menjadi tegang, wajar saja karena ia seorang stand up comedy UIN.
Rapat juga tidak selalu lancar saja jalannya. Banyak lika-liku yang kami lewati saat rapat. Salah satunya di suatu rapat saya sangat tegang
karena terjadinya cekcok antara mulut satu dengan mulut lainnya. Terus
menyambar bagai kobaran api ke mulut lainnya. Saya hanya bisa duduk terdiam dan membisu mendengarkan keluh kesah yang dialami saudara saya, bahkan saya sesekali menutupi telinga saya dengan jari telunjuk saya, dan hampir menangis gara-gara itu. Pikiran saya hanya satu pada saat itu, “keluarga PASKRON menjadi tidak harmonis”. Saya memilih diam selain dari saya orangnya tidak dapat mengolah kata dengan baik
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 189
untuk disampaikan, juga agar tidak memperpanjang masalah yang ada. Konflik demi konflik dilontarkan oleh anggota keluarga paskron, namun masih dalam batas kata wajar. Saat itu juga saya hening dalam dekapan tangan saya yang menundukkan pandangan, setetes air mata mulai jatuh. Beberapa menit kemudian saya hentikan tangisan itu dan melanjutkan
penglihatan kepada teman-teman saya. “Ada yang ingin disampaikan Cha?”,
ujar Ifaz yang memimpin rapat. “ga,,, nanti disampaikan ke orangnya langsung
aja”, ujarku. “Gapapa, disampaikan disini aja Cha, biar semuanya clear”, ujar
indah menambahkan. “gak..gapapa ko.. lanjut aja” ujarku kembali. Yah,
begitulah saya, tidak mau membuat masalah itu menjadi besar. Selagi bisa dibicarakan baik-baik ke orangnya kenapa harus membawa masalah itu kedalam rapat yang akan membuat semua orang tau akan masalah itu. Saya pikir keluarga PASKRON akan tidak harmonis lagi setelah kejadian itu, tetapi saya salah menilai kalian saudaraku. Semua kembali damai dan saling terbuka atas masukan dari masing-masing anggota. Hal yang saya dapatkan dari kejadian ini yaitu pentingnya saling menghargai usaha orang, saling terbuka dan menerima masukan yang baik dari teman-teman. Setelah kejadian ini hingga selesai KKN alhamdulillah tidak ada lagi yang saling salah paham dan semua saling menghargai usaha orang lain. Kalian sungguh luar biasa dalam menjaga sikap dan berlapang dada menerima keluh kesah bersama. Sungguh, pengalaman yang sangat berharga dan mungkin tidak akan didapatkan di kampus dan hanya didapatkan di Desa Pasilian. 3. Desa
Letak posko kami yaitu terletak di RT 01 Kampung Pejamuran, Desa Pasilian. Tempatnya strategis karena dekat dengan kantor desa.
Tetapi jauh dari pasar. Yah, setiap pagi bagi yang dijadwalkan piket pada
hari yang telah ditentukan harus melawan terjangnya udara pagi yang dingin nan sejuk. Yang menyebabkan udara pagi menjadi dingin disana karena keadaannya yang banyak sawah dan sedikit kendaraan yang lewat. Tidak seperti di Jakarta, pagi-pagi sudah ada polusi udara. Akan tetapi, desa ini memiliki masalah dalam lingkungannya terutama pada kebersihannya yang sangat memprihatinkan. Banyak sampah yang tidak dibuang di tempatnya sehingga menimbulkan penyumbatan di selokan air dan membuat air kali di Desa Pasilian menjadi hitam dan lautnya keruh. Salah satunya karena kurangnya tempat bak sampah untuk menampung sampah yang dibuang oleh warga Desa Pasilian ini. Air di Desa Pasilian tidak bisa digunakan untuk memasak karena air tersebut tidak jernih dan masih berbau besi, berkarat dan airnya pula terasa asin.
190 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Terlepas dari lingkungan, Desa Pasilian memiliki warga-warga yang ramah dan menyenangkan. Apalagi tetangga sebelah kontrakan yang
sering kami panggil dengan sebutan “tante”, yang baik hati karena selama
di posko kami sering diberikan makanan olehnya. “Noong, nih ada makanan”
ujarnya sambil datang lalu menyodorkan sepiring sayur genjer untuk
kami makan bersama. “iya, makasih tante” ujarku diikuti oleh teman-teman
lainnya. Tante memang kerap memberikan masakan sayur genjer andalannya pada kami, keluarga PASKRON. Nikmaat rasanya seperti kangkung.
Selama di Desa Pasilian, saya bertemu orang-orang hebat, yang layak disebut pejuang dan dijadikan panutan. Salah satunya Ibu Sukar, beliau mengajar TPA. Tanpa rasa lelah, beliau setiap hari mengajarkan anak-anak menghafal bacaan surah, dzikir, bahkan doa keseharian dengan ikhlas, tanpa imbalan sepeserpun. Beliau terbilang orang yang gagah, padahal usianya sudah tidak muda lagi. Saya berkata beliau gagah karena cara mengajarnya berbeda dengan TPA pada umumnya. Yang biasanya
mengajar membaca huruf hijaiyah agar yang dibaca tau tajwidnya, berbeda dengan TPA di Bu Sukar, beliau mengajarkan anak-anaknya untuk menghafal. Siapa sangka, ketika saya dan teman-teman menghampiri beliau pada waktu maghrib, saya disuguhkan dengan kalimat-kalimat Allah yang dilontarkan oleh anak-anak. Dan setelah saya duduk di dalam
ruangan, betapa berdecak kagumnya saya kepada sosok Bu Sukar. “Allahu”
ucap bu Sukar. “Allahu akbar kabira walhamdu lillahi kathira wasubhanallahhi
bukratau waasila. Wajjahtu wajhia lillazi fataras sama wati wal ardha hanifam
muslima wama ana minal musyrikin. Inna solaati wanusuki wamahyaya wammamati
lillahi rabbil‟alamin. La syarikalahu wabiza lika umirtu wa ana minal muslimin.”
jawab anak-anak. “Alhamdu” lontar bu Sukar. “Bismillahirrahmanirrahiim
alhamdulillahi rabbil 'alamin. Arrahmanirrahim. Maliki yaumiddin. Iyyaka na'budu
waiyyaka nasta'in. Ihdinassiratal mustaqim. Siratal ladzina an'amta'alaihim ghairil
maghdubi 'alaihim waladdhalin. Amin..” jawab anak-anak lagi. Begitupun
seterusnya sampai selesai salam pada shalat.
Subhanallah, padahal masih anak kecil dan ada juga belum sekolah
tetapi sudah hafal bacaan shalat. Sungguh penuh perjuangan dalam mengajarkan anak-anak kecil tersebut. Salut sama beliau yang mengajarkannya. Terbukti memang akan keagamaan di Desa Pasilian ini, terdapat salah satu warga di desa tersebut yang mengadakan pengajian rutin setiap malam jum‟at. Kegiatan pengajian ini dilakukan terus menerus dari tahun 1990 hingga sekarang di rumah yang posisinya berada
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 191
di dekat Masjid Baitussalaam ini. Beliau adalah Bapak K.H Nawawi yang merupakan tokoh masyarakat juga. Jadi, kegiatan keluarga PASKRON selama KKN berlangsung salah satunya menghadiri pengajian ini. Disamping untuk mengisi rohani, juga mendapatkan isian jasmani. Di sini keagamaannya sudah baik, akan tetapi sifat yang tertanam dalam masyarakat jika menghadiri suatu acara itu kurang baik. Masyarakatnya mengharapkan apapun yang diberikan. Faktor mereka seperti itu karena pembiasaan di lingkungan keluarga. Walaupun begitu, mereka adalah warga Desa Pasilian yang mau bekerja keras dalam menafkahkan
keluarganya. “Allahuakbar Allahuakbar... Allahuakbar Allahuakbar,...” seruan adzan pun terdengar di telinga saya pada saat sore hari. Saya bergegas mengambil wudhu karena posisi saya sedang berada di masjid pada saat itu. Saya shalat asar berjamaah di masjid, posisi shalat perempuan dihalangi tembok dengan barisan laki-laki. Saya tidak bisa mengikuti dengan pasti gerakan imam karena tidak terdengar sama sekali apa yang imam ucapkan. Tempat ibadah juga tidak memiliki pengeras suara. Hal ini terbilang cukup aneh bagi saya, karena terbiasa dengan mendengar suara imam. Dengan segala ceritanya, Desa Pasilian telah menjadi bagian cerita dalam hidup saya. Warga di Desa Pasilian sangat ramah, mereka mempersilahkan kami untuk tinggal disana selama satu bulan, semua terukir di dalam memori saya. Terimakasih Pasilian. 4. Keinginan
Saya merasa teringat akan tempat tinggal yang dulu ketika
menapaki jejak di posko ini. Dan juga merasa sudah menjadi bagian dari
warga Desa Pasilian saat pertama kali tinggal di sini. Hal itulah yang
membuat saya semangat dalam menjalankan program di desa ini. Banyak
rasanya hal yang ingin saya lakukan disini, namun pengabdian saya
terbatas oleh waktu. Waktu yang memisahkan, tetapi tidak untuk sosial.
Jadi, jika saya menjadi warga Desa Pasilian, saya ingin mengabdi untuk
mencerdaskan anak di desa ini. Karena hal yang harus di perhatikan
adalah masalah pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM.
Pendidikan masyarakat Desa Pasilian masih terbilang cukup rendah akan
pengetahuan, tetapi tidak untuk minat belajar anak-anak. Maka dari itu,
hal yang sudah saya lakukan dan berikan untuk masyarakat Desa Pasilian,
belum cukup. Dan saya rasa masih kurang. Untuk sekarang, saya senang
kegiatan program bimbingan belajar ada yang meneruskan disana. Yaitu
dari relawan Aliyah yang mengajar anak-anak di sana. Saya berharap agar
192 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
tidak hanya sesaat dalam kegiatan belajarnya tetapi berkelanjutan untuk
memakmurkan warga Desa Pasilian kedepannya.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 193
N MANIFESTASI SUKMA DALAM HIRUK-PIKUK PASILIAN
Raden Setyo Hadi Prabowo
1. Delusi KKN
KKN, 3 huruf yang mempunyai banyak arti bagi mahasiswa,
terkhusus mahasiswa tingkat dewa atau tingkat akhir. Kuliah kerja
ngopi, kuliah kerja guyu, kuliah kerja ngapel, dll. Tak penting bagi saya apa
artian KKN itu, karena sejatinya KKN membuat saya gelisah, takut,
pusing berpuluh-puluh keliling. Apa itu KKN? harus bagaimana KKN itu?
dimana kita KKN? sama siapa saja kelompoknya? dari hasil tanya-tanya
dengan senior pun hasil yang pahit di KKN nanti pun sudah saya
kantongi, jawabannya bercabang “ Semoga lu dapet temen yang enak diajak
kerjasama ya, karna pasti lu dapet temen yang susah diajak kerja bareng” , “ Pasti di
awal lu bakal susah nyatuin visi misi, karena lu semua di kelompok beda latar belakang
beda fakultas dan beda jurusan” , “ Biasanya yang bakal dijadiin korban buat jadi
ketua kelompok itu orang yang aktif organisasi di kampus” kalo jawaban dari
senior saya yang terakhir ini bikin saya lega karena di kampus saya cuma
kuliah pulang- kuliah pulang alias kupu-kupu. Nah itu dia kumpulan
pahitnya KKN dari senior yang buat saya galau parah apalagi buat urusan
teman siapa aja nanti, kita tidak tau pasti karena di acak. Sejujurnya kita
yang KKN tahun ini iri sama KKN beberapa tahun yang lalu, karena KKN
dulu boleh memilih teman sendiri yang sama fakultas dan jurusannya.
Tapi makin ke sini saya coba tenang lah, hitung-hitung dapat teman baru,
tapi rasa khawatir pun tetap ada.
Rasa khawatir saya pun meledak setelah PPM membagikan nama
anggota kelompok dan dimana kita akan KKN selama 1 bulan lamanya. 18
orang banyaknya dan semua berbeda jurusan dan tempat kita KKN yaitu
di wilayah Kronjo, Desa Pasilian Tangerang, Banten. Akhirnya ada orang
yang mengundang saya ke grup WhatsApp dan ternyata itu adalah grup
kelompok KKN kita. Waw, rasa canggung, malu dan sebagainya pun
melanda. Akhirnya satu per satu anggota kelompok KKN pun saling
berkenalan di group, dan saya pun menemukan teman yang 1 fakultas, dan
sayangnya bukan 1 jurusan yaitu Arinda Yefa dan Sinta Felisia mereka
masing-masing dari Jurusan Hukum Pidana Islam dan Hukum Keluarga,
sedangkan teman yang lain dari berbagai jurusan dan fakultas yang
194 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
berbeda ada yang dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Fakultas Ushuluddin, FISIP, Fakultas Adab dan Humaniora
dan tentunya Fakultas Syariah Dan Hukum. Selang waktu 2 hari akhirnya
setelah berbincang jauh di group, kami pun sepakat untuk bertemu untuk
mengenal lebih jauh satu sama lainnya. Dan saat ada wacana ingin meet up,
saat masih di rumah saya menjadi deg-degan sendiri karena pasti suasana
akan dingin banget pertama kali bertemu dan ini sama sekali tidak ada
yang kita kenal.
Akhirnya hari itu pun tiba, bertepat di Cafe Hosen kami
berkumpul untuk pertama kalinya. Satu per satu wajah asing mulai
berdatangan, rasa canggung, malu dan gelisah pun menyelimuti. Setelah
berkenalan suasana akhirnya makin lama makin hangat antara kita, tidak
setegang yang saya kira. Becandaan kita mulai berdatangan, disela
bergurau, kita saling bertukar pikiran tentang siapa yang akan menjadi
ketua kelompok, akhirya rencana pembagian struktur kelompok di tunda
dan akan di tentukan pada rapat atau pertemuan berikutnya. Pada
pertemuan berikutnya akhirnya kami pun berkumpul lagi di tempat yang
sama dalam rangka pembagian strukturalisasi kelompok, dan akhirnya
yang kami pilih untuk menjadi ketua adalah M Fazlurahman Amari dari
jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik. Saya
sendiri pun dipilih sebagai ketua divisi perlengkapan, di divisi
perlengkapan sendiri pun terdapat 2 orang. Ahmad Nawawi dan Dini Tri
hastuti kedua nya dari Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan. Setelah rapat
pertama kami berunding untuk menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan survei. Akhirnya kita pun bersama-sama melakukan survei
bersama yang saya lupa saat itu tanggal berapa. Singkat cerita kami pun
sampai di Desa Pasilian Kronjo. Sasaran pertama yakni kediaman Bapak
Kepala Desa yang bernama H. NASIRI. Beliau menjamu saya dengan
sangat hangat dari pagi hingga sore tiba, kami berbincang tentang
bagaimana kondisi desa dan masyarakat di sini, setelah selesai berbincang
kami pun bergegas pamit dan tak lupa kami meminta izin akan kembali
pada waktu dekat guna menentukan dimana kami tinggal nanti selama 1
bulan. Setelah rapat pertama dan survei pertama kegiatan yang kami
lakukan yaitu terus rapat-rapat dan dengan melakukan survei kedua dan
ketiga, dan tidak lupa saya mencari donasi dalam bentuk apa pun untuk
dibawa kesana. Selanjutnya PPM mengadakan pembekalan, dan
kelompok langsung mengadakan rapat dengan menentukan program yang
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 195
akan dicanangkan dari setiap anggota. Saya pun sendiri mencanangkan
kegiatan aksi bersih, gunanya agar masyarakat sana menjadi lebih sadar
dan peduli terhadap lingkungannya. Ya, setelah rapat, survei dan
pembekalan kami lewati tiba lah tanggal 18 Juli, ya pelepasan peserta
KKN di ruang Auditorium Harun Nasution yang melibatkan dosen dan
petinggi kampus. Akhirnya kami secara resmi telah di lepas oleh kampus
untuk menjalani kegiatan KKN, kami pun bergegas menuju lokasi dengan
penuh suka cita. Alasan, tujuan dan motivasi mengikuti KKN ini saya
ingin belajar terjun ke masyarakat langsung tentang bagaimana cara
komunikasi yang baik, cara menjalin hubungan dengan baik,
menyelesaikan masalah secara bersamaan. Inti dari ini semua ingin
mengaplikasikan langsung ilmu yang sudah kita dapat dan kita pelajari di
kampus dan kita sampaikan langsung kepada masyarkat. Harapan saya
mengikuti KKN ini pun juga supaya saya dapat bekal untuk menjalankan
tugas di kehidupan bermasyarakat kelak, karena pastinya kita tidak akan
bisa lepas dari yang namanya bermasyarakat setelah kita lepas dari
Universitas.
2. Konsolidasi Hati dan Pikiran.
PASKRON 024, apa itu? Sebatas nama yang gak mempunyai arti? Ya memang, hanya sebatas simbolisasi identitas kelompok. Dalam bermain masih mengkotak-kotakan, itulah konflik yang paling dahsyat tapi kalian jangan melihat kami dengan sebelah mata, di sini akan saya deskripsikan insan-insan yang ada di dalam PASKRON 024. M Fazlurahman Amari, ya dia ketua kelompok kita berasal dari jurusan Hubungan Internasional yang tinggal di daerah Parung, dia pandai dalam organisasi dan yang lainnya, tapi dia orang yang paling di kesali oleh teman-teman lainnya terkhusus kaum hawa, menurut saya orang ini sangat kaku tidak bias bercanda dan
apapun gabisa enjoy. Aldi, anak Stand Up dari Ushuludin. Dari dasarnya saja
orangnya sudah periang ya, tapi beda urusannya dalam hal cinta . Ifah dan
Dara, 2 insan yang sangat religius menurut saya, Icaul dan Icamung sama-
sama Icha tapi berbeda orang, berbeda sifat dan sikap. Bang Zay dan Hadi, dua makhluk penunggu kamar tapi 2 orang ini sangat amat kuat beribadah dan saya pribadi banyak belajar dari mereka. Sinta dan Arin, kita bertiga satu fakultas, pokoknya kita di kelompok punya pendirian yang
berkekuatan hokum. Ahmad Nawawi alias Alway, partner in crime saya
sekali, dia the best. Diyas dan Citra, orang teralai di rumah dan lemes nya gak ada obatnya. Hilda sekretaris andalan sekali dan kalau sedang mengaji
sejuk sekali rasanya. Susi, bahh ini orang hebat lah, orang yang selalu
196 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
membangunkan di kala pagi hari, cekatan, dan kalau memerintah makan tuh galaknya bukan kepalang tapi dia sangat membuat rindu akan
omelanya. Rahma, orang yang suka menghabiskan jambu Pak RT haha. Dan ini yang terakhir Indah, dari namanya saja sudah sejuk dong, kalau sedang
marah ni sama kelompok mantap banget dah dan dia yg buat hari saya lebih
berwarna pastinya. Ketika saya sakit pun dia lah orang yang paling care.
Mungkin itu hanya secercah tulisan yang saya gambarkan, tapi sejatinya mereka adalah orang-orang yang hebat, orang yang mampu melewati segala masalah dengan kuat, orang yang mampu membuat solusi yang solutif. Bukan saya anggap teman ataupun sahabat lagi tapi mereka adalah keluarga saya. Rindu rasaya bekerja dan bersenda gurau dengan kalian, Keluarga. 3. Namaku Pasilian
Kegiatan KKN UIN Syarif Hidayatullah tahun ini mungkin tidak jauh berbeda dengan KKN sebelumnya masalah pembagian wilayah ada yang di Bogor dan Tangerang. Kebetulan kelompok saya mendapatkan bagian di daerah Tangerang tapatnya di Desa Pasilin, Kronjo. Terasa sangat amat asing sekali bagi saya dan kami semua masuk ke daerah tersebut sebelum survei, karena perbedaan bahasa yang amat membingugkan bagi saya, setelah kami cari tahu bahasa disana mayoritas memakai bahasa Jawa Serang. Berbicara tentang bagaimana kondisi di desa secara keseluruhan terkadang saya sangat miris melihat kebersihan, lagi-lagi tentang masalah kebersihan, orang disana tidak mau ambil pusing maka dari itu mereka membuang sampah dimana saja, di lahan manapun yang terlihat kosong padahal akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Tentang masyarakat disana, saya sangat mendapat pembelajaran soal kehidupan karna ada segelintir masyarakat sana yang benar-benar mau berfikir luas dan maju kedepan apalagi soal dunia pendidikan. Karena kebanyakan orang tua disana menyekolahkan anaknya sampai SMP atau SMA dan memperkerjakannya di Pabrik, sungguh miris memang tapi itulah budaya disana. Di sekitar tempat saya tinggal mayoritas mata pencaharian warga yaitu buruh, petani dan nelayan. Satu bulan disana bagai 1 tahun, rindu rasanya bercengkrama dengan warga sekitar, banyak juga tokoh agama yang memberikan saya ilmu yang sangat melimpah diantaranya yaitu Bapak H.Nawawi, BapakUst. Muhdi, dan Bapak H. Fuad Efendi. Beliau adalah tokoh masyarakat yg menjadi acuan warga Pasilian. Di Desa Pasilian sebelumnya di sambut dengan hangat oleh semua elemen disana termasuk masyarakat yg begitu mempersilahkan untuk kami mahasiswa jauh yang ingin mengabdi di desa selama kurang lebih 1 bulan.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 197
Hari demi hari kami lewati dengan suka cita, masalah datang dan berlalu. Salah satu koflik yang tidak bisa di lupakan yaitu konflik dengan orang-orang Taman Baca Masyarakat. Awalnya hubungan kami dengan mereka baik-baik saja, kami terus menjalin komunikasi mulai dari survei, karna sebenarnya Taman Baca Masyarakat disitu merupakan program yang dibuat oleh kelompok KKN Laskar tahun lalu yg kebetulan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga. Awal mula permasalahan dikatakan oleh mereka kami tidak punya sopan santun, main masuk tanpa izin, dll. Di sini saya pribadi berfikir keras karena di kelompok kami ada program khusus di
TBM yaitu program Bimbel Calistung (baca, tulis, dan hitung) dan yang ditugaskan disana ada 5 orang termasuk saya, jadi adanya masalah ini kami yang berugas disana jadi merasa kami ini salah apa? Padahal kami datang dan pulangpun selalu memberi salam dengan ketua TBM disana Bapak Ahmad Tinggal beserta rekannya yang ada disana, tapi mengapa mereka beranggapan malah sebaliknya begitu? Kami sekelompok merundingkan masalah ini dan kami beranggapan bahwa terdapat kecemburuan sosial disini, karena yang perlu kita ketahui KKN tahun lalu memang fokusnya Ke TBM sedangkan kami disini terfokus untuk memberdayakan sumber daya manusia yg ada untuk tenaga pengajar dll, kami menyimpulkan bahwa pihak TBM merasakan perbedaan yang jauh antara KKN tahun lalu dan KKN tahun ini. Walaupun kami sampai saat ini belom mengetahui persis letak salah kami dimana kami tetap lapang dada menerimanya, karna di sana kami menumpang di daerah orang.
Saya dan kelompok beritikad baik untuk memperbaiki komunikasi dengan mereka dengan mengajak bakar-bakar ayam bareng, tapi ada pengakuan dari teman kami yang mendengar perkataan orang TBM yang masih saja tidak mengindahkan kami, saya dan kelompok sudah berusaha memperbaiki hubungan menerima atau tidakny itu urusan mereka, yang terpenting sekali lagi kami sudah punya itikad baik dengan mereka. Terlepas masalah itu kami menemukan kawan baru yang asik dan bisa diajak kerjasama, yaitu kumpulan pemuda Pasilian Anyar. Mereka tidak
terlalu banyak tapi mereka solid. Dalam rangka menyambut HUT Republik
Indonesia saya bersama pemuda Pasilian berencana membuat perlombaan di Wilayah Pasilian dan setelah berunding 2 hari akhirnya kami bisa menggelar kegiatan perlombaan bersama dengan pemuda Desa Pasilian. Sangat meriah acara tersebut hingga selesai. Tapi sepenggal kisah yang buat hati ini tersayat adalah cerita bersama dengan anak kecil disana yang
buat saya pribadi tidak bisa move on. Senyum, sapa dan tawa mereka seakan
menjadi semangat tambahan buat saya menjalani lika-liku masalah di sana,
198 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
wajah lugu dan menggemaskan serta riangnya dikala bermain merupakan pemandangan yang sangat langka saya dapatkan di kota saat ini. Ada suatu kenangan yang benar-benar membekas buat saya pribadi dikala saya sedang mengendarai sepeda motor, anak-anak kecil bersorak memanggil
nama saya “ Ka Bowooo…ka Bowooo mau kemana” jika diingat itu merupakan
secercah kenangan yang sangat manis. Dari semua permasalahan yang telah kita lewati bersama tentu kami dapat pembelajaran hidup, terkhusus hidup berkelompok yaitu bagaimana cara menyelesaikan masalah secara bersama dan tidak pecah dengan kondisi kekacauan yang ada, karena
dalam kehidupan itu masalah ibarat TOPAN PASTI BERLALU TAPI BADAI
TERUS MENGHANTUI. Ini lah sepenggal kisah dari desa kecil di pesisir pantai Banten yang tidak bisa saya ceritakan lebih luas, karena terlalu indah untuk di ungkapkan, biar rindu ini tersalurkan oleh angin, Namaku Pasilian. 4. Doa Harapan, Teruntuk Pasilian.
Teruntuk Desa Pasilian, banyak sekali mutiara tertanam disana, banyak sekali bibit bangsa yang ingin tumbuh melampaui batas langit dan bumi. Pasilian, sebuah desa yang amat indah dengan kekayaan alamnya dan juga masyarakatnya. Bersyukur sekali rasanya dapat mengenal lebih jauh profil Desa Pasilian ini, waktu demi waktu saat kegiatan KKN hampir selesai hati kami pun bergetar, mengapa sangat berat rasanya ingin berpisah dengan Desa ini beserta isinya? Keramahan warganya, keindahan alamnya, kehangatan suasananya yang sangat amat kami rindukan. Jika saya bisa menambah waktu KKN ini kami akan tambah waktu untuk berlama-lama disini. Kami ingin sekali membangun dan membuka wawasan masyarakat disini agar mereka sadar bahwa di dalam kekurangan yang mereka miliki terdapat sebuah kemauan dan tekad yang harus di keluarkan. Mulai dari anak kecil, kemauan mereka belajar itu sangat saya apresiasi, sebagai contoh disaat program Bimbel berlangsung, adik-adik
setempat yang menyambangi posko dengan cara berteriak “ kak ayoo belajar
kak ayoo” itu sebagian hal kecil yang menandakan bahwa semangat untuk maju pada diri anak-anak kecilpun sudah ada, namun ketika mereka tumbuh remaja mungkin mereka terpengaruh terhadap lingkungan mereka dan menjadikan mereka tidak berfikir luas untuk bisa maju kedepan.
Maka dari itu kami kelompok KKN PASKRON 024 sangat peduli
dan simpatik dengan melihat kemauan serta semangat anak disana yang
ingin belajar memperluas wawaan mereka. Saya berusaha mencerdaskan
anak-anak disana semampu kami. Sebenarnya kami sangat fokus sekali
dengan masalah pendidikan di Desa Pasilian ini, saya harap dengan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 199
mengadakan pengajaran dan bimbel 1 bulan lamanya, kami akan
meninggalkan dampak positif bagi anak-anak di desa Pasilian, tidak
cukup sampai di sini kami memberdayakan anak-anak sekolah MAN 4
TANGERANG untuk melanjutkan tugas kami dalam hal melakukan
pengajaran dan bimbel di kawasan Desa Pasilian. Karena kami tidak mau
kegiatan ini hanya 1 bulan lamanya, kami mau semua elemen di sana
berkontribusi dalam usaha mencerdaskan kehidupan anak bangsa.
Karena pada awalnya kami mengira waktu 1 bulan itu waktu yang cukup
lama, ternyata waktu 1 bulan itu terasa sangat cepat, masih banyak hal-
hal yang belum kami bisa sampaikan ke masyarakat Desa Pasilian. Banyak
sekali pelajaran kehidupan yang kami dapat selama 1 bulan di desa ini.
Cerita, tawa, sedih, dan bahagia sudah kami rasakan disini bersama.
Harapan kami untuk Desa Pasilian agar desa ini jadi lebih maju
kedepannya, maju desanya maju warganya, semakin indah dan berwarna
pokoknya. Semoga semua elemen dan perangkat desa yang ada disana
dengan kompak mengembangkan segala potensi yang ada di Desa Pasilian
tercinta, dengan begitu pasti akan meningkatnya kualitas masyarakat
yang ada disana beserta manajemennya, sehingga desa dan masyarakat
nya akan sama-sama merasakan apa itu yang namanya kesejahteraan. Dan
semoga saja apa yang telah kami tinggalkan selama 1 bulan menetap
disana dapat bermanfaat, meskipun tidak banyak. Sekali lagi terima kasih
Pasilian, terlepas darimu kini, banyak sekali pelajaran yang saya dapat,
saya menjadi lebih menghargai lagi apa yang dinamakan proses
kehidupan. Semoga apa yang telah saya dapatkan disini bisa menjadi
bekal di kehidupan selanjutnya, Amin. Pasilian telah merasuk kedalam
jiwaku.
200 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
O TENTANG SENJA, PASILIAN DAN CERITA YANG TELAH USAI
Siti Ramadhan
1. KKN atau KK-End?
Saya tahu tentang KKN yaitu suatu bentuk pengabdian
mahasiswa kepada masyarakat dengan melakukan pendekatan emosional
dan pendekatan lintas keilmuan. KKN sebagai wadah bagi seorang
mahasiswa untuk membagikan ilmu yang didapatkan selama kuliah
kepada masyarakat. Sebelumnya perkenalkan saya Siti Ramadhan dari
Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Saya adalah salah satu anggota kelompok KKN 024
yang ditempatkan untuk mengabdi di Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo,
Kabupaten Tangerang.
Untuk pertama kalinya saya membayangkan KKN adalah saya
membayangkan bagaimana rasanya tinggal satu atap dengan orang yang
benar-benar baru dikenal, bagaimana sifat teman-teman sekelompok
terhadap saya, apakah mereka bisa menerima saya yang begini adanya.
Terlalu banyak kekhawatiran yang saya pikirkan. Mulailah saya
menanyakan tentang KKN kepada kaka-kaka senior. Banyak yang
beranggapan KKN itu seru, asyik, dan dapat pelajaran hidup buat mandiri
banget. Ada juga yang bilang selama KKN nanti kita akan menghadapi
masalah utama yaitu sinyal dan air, apalagi yang di dekat pantai “Siap-siap
aja mandi sehari sekali, bahkan engga mandi sama sekali” begitu katanya. Yang
memotivasi saya untuk mengikuti KKN adalah saya ingin memiliki
pengalaman dan bisa hidup mandiri, banyak yang bilang pengalaman
berharga tidak bisa dibeli tapi diciptakan. Maka dari itu saya mengikuti
kegiatan KKN ini dengan setulus hati dengan tujuan karena ingin belajar
dan mendapat banyak pengalaman.
Ternyata saya mendapatkan banyak sekali pengalaman dari
kegiatan KKN ini. Walaupun sedikit kompetensi yang saya miliki tapi
saya selalu berusaha untuk membagikan ilmu yang sedikit ini. Saya
memang tidak berkompetensi dalam mengajar dan saya bukan dari
jurusan pendidikan, tapi saya bisa mengajarkan anak-anak mengaji. Tidak
hanya mengaji, karena saya juga bisa mengajar membaca menulis dan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 201
berhitung. Semua yang saya bisa semampunya saya akan ajarkan bersama
teman KKN PASKRON yang lain.
Tibalah pada tanggal 10 April 2018, yaps! pengumuman daftar
anggota kelompok dan lokasi KKN. Hati saya deg-degan di kala itu, saya
takut untuk melihat nya. Lalu saya memberanikan diri untuk
membukanya, sebenarnya saya berharap agar mendapatkan lokasi KKN di
daerah Bogor. Tetapi ternyata saya mendapat lokasi KKN di Kabupaten
Tangerang, kenyataan yang pahit memang. Setelah tau siapa saja teman
satu kelompok tibalah masa dimana mencari kontak yang bisa dihubungi
untuk bisa masuk pada grup WhatsApp yang nantinya pasti akan banyak
informasi- informasi yang disampaikan di sana. Untungnya tidak sulit
bagi saya untuk bergabung dengan grup WhatsApp kelompok 024, karena
sudah ada teman sekelompok saya yang memasukkan saya kedalam grup
WhatsApp kelompok 024. Dimulai dari perkenalan hingga percakapan-
percakapan pun berlangsung dari menentukan nama kelompok hingga
membentuk struktur organisasi kelompok. Karena merasa tidak puas,
akhirnya kami memutuskan untuk bertemu untuk pertama kalinya yang
berlokasi di Hosen Culinary Ciputat. Kesan pertama yang bisa dilihat
mereka adalah orang-orang yang baik, ramah dan menyenangkan. Dari
pertemuan pertama itulah kami bisa menyusun struktur organisasi untuk
kelompok kami. Untuk menentukan nama kelompok kami memikirkan
pada pertemuan ke 3, di dapatlah nama PASKRON dengan logo
kelompok berupa lebah, kita terinspirasi dari lebah karena lebah adalah
hewan yang sangat pekerja keras, bahu membahu mengumpulkan serbuk
bunga dan menjadi madu. Maka itulah kami berharap kelompok kami
bisa seperti lebah yang giat bekerja dan bisa kompak.
Untuk pengalaman pertama saya hidup di satu rumah dengan 17
orang yang tidak saya kenal memang canggung rasanya. Untuk sekedar
mengobrol saja rasanya bingung apa yang ingin dibicarakan kepada
mereka. Butuh waktu yang lama bagi kami untuk dapat beradaptasi satu
sama lain, terasa sekali ada kubu-kubu dalam pertemanan kami, pada
minggu pertama kami masih dalam proses beradaptasi. Minggu kedua
kami sudah mengenal satu sama lain dan pada minggu ketiga kami mulai
akrab satu sama lain, ya walaupun saya merasa semakin terlihat
pertemanan yang pilah pilih. Pada minggu ke empat kami mulai merasa
nyaman dan kami pun semakin merasa akrab karena terbiasa nya hidup
202 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
bersama dalam satu rumah. Saya dan teman-teman yang lain tinggal
dalam satu rumah, rumah tersebut adalah rumah milik orang tua Pak Rt
Syamsudin.
Dengan tinggal bersama, kami pun beraktivitas bersama
melaksanakan program atau kegiatan yang telah kami rencanakan. Kami
saling membantu satu sama lain dalam berbagai hal. Kami juga saling
berbagi pengalaman bersama selama berada di Desa. Saya merasa
beruntung karena dengan mengikuti KKN saya memiliki teman baru dari
berbagai fakultas. Ada banyak keberagaman karakter dari setiap teman
saya, yang pertama adalah M. Fazlurrahman Amari dia adalah seorang
ketua yang bertanggung jawab tapi sayangnya dia masih kurang tegas
sebagai seorang ketua. Ada Yasyifani Rachmah Dini dan Hilda Awaliah
yang merupakan sekretaris kami yang selalu dipusingkan untuk membuat
surat undangan kegiatan yang kami laksanakan. Ada Sinta Felisia Agnes
yang merupakan PJ divisi acara, dia adalah otak dari semua susunan acara
yang akan kami laksanakan, ada Arinda dan Nurfaizah yang merupakan
divisi acara, mereka berdua lah yang membantu Sinta dalam memikirkan
acara demi acara. Ada Indah Safitri dan Aisyah Nur Ilahi yang merupakan
ibu bendahara dikelompok kami, yang paling pelit untuk mengeluarkan
uang karena alasan mengirit. Ada Hady Wicaksono dan M. Abdullah
Zahiyan dengan kepintarannya dalam mendesain dan
mendokumentasikan setiap momen dari acara yang kami laksanakan, ada
Citra Ayu Lestari dan Aldi Maulana yang selalu sabar menjadi Humas di
kelompok kami. Ada Raden Setyo Hadi Prabowo, Dini Tri Hastuti dan
Ahmad Nawawi yang selalu sigap dalam menyiapkan perlengkapan yang
kami butuhkan. Dan yang terakhir adalah Susi Suwanti dan Dara Azhari
yang merupakan teman satu divisi konsumsi saya. Hidup dalam satu atap
dengan 17 orang kepala yang berbeda pemikiran sangatlah sulit, pernah
terjadi suatu konflik yang menurut saya karena kesalahpahaman, dari
sana kita bisa mengambil pelajaran yaitu untuk selalu bersikap sopan
kepada siapa pun. Ada juga satu kisah inspirasi yang masih saya ingat,
saya bertemu dengan seorang anak usia dini di saat saya mengajar di suatu
majelis, dia bernama Ari. Saya sangat kaget ketika datang dan memulai
mengajar, anak itu sangat fasih dan hafal surat-surat pendek. Saya sangat
kagum dengan Ari.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 203
2. Tanah Pasilian Yang Tercinta
Pasilian adalah desa yang berada di Kecamatan Kronjo Kabupaten
Tangerang yang merupakan bagian dari Provinsi Banten. Pasilian adalah
desa yang sangat damai, Desa Pasilian, desa yang dipenuhi dengan
masyarakat yang ramah. Hamparan sawah nan hijau membentang,
suasana perkampungannya yang masih sangat asri. Senyum dari para
pemudanya yang manis, mengalahkan manisnya si pemberi janji-janji
manis. Ada para relawan pengurus TBM yang selalu dengan senang hati
memberi masukan-masukan, Bapak Kepala Desa yang selalu mensupport
kami dan tokoh-tokoh masyarakat yang lain terutama Bapak Ust. Muhdi
yang membuka diri untuk selalu menerima kami. Walaupun masih
pedesaan, Pasilian mampu membuat pedesaan tersebut menjadi sangat
modern. Pertama kali kami sampai di rumah yang akan kami tempati,
kami langsung diterima dengan hangat oleh keluarga Pak Rt Syamsudin.
Pada hari-hari terakhir di desa, kami mengalami beberapa kali krisis air
sehingga harus mencari tumpangan kamar mandi ke masjid, tetapi
untungnya ada warga sekitar Masjid Baitussalam yang baik menawarkan
untuk menumpang mandi dan mencuci di rumahnya. Rumah yang
menjadi tujuan pertama kami adalah rumah Teh Suirot dan suami, tidak
lupa adiknya yang menawan membuat teman saya begitu jatuh hati
kepadanya. Keluarga beliau sangat ramah. Saya juga terkesan dengan
tanteh selaku adik dari Rt Syamsudin yang sering kali memberikan
makanan dan cemilan ke posko kami. Beberapa guru PAUD yaitu Ibu
Juju, Kak Iin, Kak Dinda dan Guru SD Pasilian yaitu Pak Cahyani yang
dekat dengan kami pun sangat baik, seringkali menyuruh kami untuk
makan di rumahnya. Saya cinta dengan desa ini, Banyak hal positif yang
tidak bisa saya dapatkan selama hidup di kota, terutama tentang
keramahan dan kesopanan warganya.
3. TeamWork Is Begin Pada hari kamis, 19 Juli 2018 adalah hari keberangkatan kami ke
Desa Pasilian, Jumat pagi adalah pagi pertama kami berada di Pasilian.
Target hari pertama kami adalah sosialisasi terkait kegiatan KKN yang
akan dilaksanakan di Desa Pasilian. Hal ini bertujuan untuk memberikan
informasi secara langsung kepada masyarakat dan sekaligus
bersilaturahmi. Ini adalah tahap awal perkenalan kepada tokoh
masyarakat setempat agar dapat terjalinnya kerja sama demi kelancaran
kegiatan KKN yang kami laksanakan di Desa Pasilian sekaligus
204 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
pemberitahuan dan mengundang untuk datang pada kegiatan pembukaan
kegiatan KKN di Desa Pasilian. Jumat malam diadakannya rapat pertama,
untuk mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dibutuhkan
untuk acara pembukaan kegiatan KKN. Pada rapat kali ini diperolehnya
konsep serta keperluan-keperluan teknis yang dibutuhkan guna
memenuhi kegiatan pembukaan KKN PASKRON 024 di Desa Pasilian.
Sabtu 26 juli 2018, kami mengadakan kegiatan pembukaan kegiatan KKN
kelompok 024 yang bertempat di Kantor Kepala Desa dengan melibatkan
seluruh lapisan masyarakat yang dihadiri oleh para ketua RT, RW, tokoh
masyarakat, staff Desa dan dosen pembimbing, acara ini diresmikan oleh
kepala Desa Pasilian dengan pemotongan pita sebagai simbol peresmian
dibukanya kegiatan KKN di Desa Pasilian.
Pada minggu pertama dilakukannya pemaparan rencana kegiatan
KKN dan survei tempat terhadap sekolah yang terdapat di Desa Pailian.
Penyesuaian jadwal mengajar di sekolah yang telah ditetapkan seperti di
PAUD dan SD. Saya memilih untuk ikut serta dalam program mengajar di
PAUD. Mengajar untuk tingkat PAUD ini saya jadikan sebagai adaptasi
pengenalan berbagai pola sikap, perilaku, kebiasaan, dan sifat anak untuk
memahami aspek-aspek psikologis dari lingkungan sosial anak-anak.
Metode mengajar PAUD yang diajarkan adalah metode membaca,
menulis, berhitung dan bernyanyi. pada minggu pertama juga kami
mengikuti kegiatan rutin yang dilakukan setiap malam jumat seperti
pengajian rutin yang dilaksanakan setiap malam jumat yang bertempat di
rumah salah satu tokoh masyarakat yaitu Drs. KH. Nawawi, M. Si.,
bersama masyarakat Desa Pasilian, kegiatan mengaji ini meliputi
membaca surat yasin, pembacaan tahlil dan yang terakhir mendengarkan
ceramah agama. Banyak pelajaran yang didapat dari kegiatan ini yaitu
bisa menjalin silaturahmi dengan masyarakat di Desa Pasilian. Untuk
program mengajar dibutuhkan jadwal mengajar, waktu mengajar dan
pembagian tempat mengajar. Selama saya melaksanakan KKN saya
melihat di PAUD AL-Ikhlas masih kekurangan tenaga pengajar dan
kurang fasilitas penunjang belajar. Jumlah siswa tidak sesuai dengan
prasarana sekolah. Selain itu tenaga guru pengajar yang kurang terkadang
sulit untuk mengendalikan anak-anak untuk usia yang memang super
aktif, tidak seperti PAUD Harum yang menurut saya sudah sangat
memumpuni dalam segi pengajaran, pembelajaran, pengembangan dan
fasilitasnya. Pada awalnya untuk saya pribadi, mengajar adalah satu
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 205
beban baru yang berat karena saya tidak memiliki pengalaman mengajar
sama sekali. Tetapi beban itu terasa hilang, ketika melihat anak-anak
sangat semangat untuk belajar. Rasa senang dan bahagia melihat anak-
anak kecil sangat bersemangat untuk belajarlah yang memotivasi saya
untuk memberikan ilmu kepada mereka. Ada perasaan yang tak dapat
digambarkan oleh kata-kata ketika melihat anak-anak kecil itu tertawa
dengan bebasnya.
Pada minggu kedua dan ketiga dilaksanakan nya program-
program membangun kreativitas seperti pelatihan mendesain
menggunakan aplikasi CorelDraw, aksi bersih-bersih, dimulainya program
bimbel calistung (Baca Tulis Hitung), Penyuluhan Anti Narkoba, dan
dimulainya pembuatan Kaligrafi. Pada minggu ketiga dilaksanakannya
kegiatan penyuluhan “Be Smart a Technology” Penyuluhan Pengolahan
Limbah Plastik (Ecobreak), dan Kegiatan penyuluhan Cuci Tangan dan
Gosok Gigi dan kegiatan lainnya yang mendampingi. Pada minggu
keempat dilaksanakan Sosialisasi Permainan Tradisional Anak dan
program kegiatan menyambut HUT RI ke-73. Untuk kali pertama kami
mengadakan rapat bersama dengan pemuda Desa Pasilian, pemuda di
sana ramah dan sangat membuka diri untuk diajak bekerja sama untuk
melaksanakan kegiatan menyambut HUT RI ke- 73, maka terbentuklah
panitia kecil kegiatan menyambut HUT RI ke-73. Dari rapat tersebut
kami sepakat membuat 2 kali perlombaan. Lomba yang pertama pada hari
kamis 16 Agustus 2018 khusus perlombaan- perlombaan yang bersifat
edukatif dan keilmuan. Dan lomba yang kedua pada hari Jumat, 17
Agustus 2018 diadakan untuk memeriahkan acara HUT RI yang biasa
dilakukan seperti lomba balap karung, makan kerupuk dan lain-lain.
Selain itu kami pun diajak untuk mengikuti upacara bendera yang
ditunjuk oleh Kepala Desa Pasilian, yang dilaksanakan di lapangan Batu
Angin yang ada di Desa Pagedangan Ilir. Kegiatan upacara serentak satu
kecamatan ini sudah dilaksanakan beberapa tahun terakhir. Hal ini,
membuktikan koordinasi yang sangat baik dari setiap Desa di Kecamatan
Kronjo. Perayaan HUT RI ke-73 di lapangan dilaksanakan bersama
perangkat kelurahan, siswa-siswi tingkat TK/PAUD, SD, SMP, SMA dan
para warga Kecamatan Kronjo. Pada malam Minggu tepatnya pada
tanggal 18 Agustus 2018, merupakan malam puncak kegiatan perayaan
HUT RI ke-73 sekaligus Acara penutupan kegiatan KKN PASKRON 024
di desa Pasilian, Acara yang meriah, haru dan suka cita yang bisa kami
206 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
persembahkan untuk warga Desa Pasilian. Acara ini dihadiri langsung
oleh Dosen Pembimbing kelompok PASKRON 024 yaitu Bapak Dr. H.
Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H, M.H., M.A. serta tokoh-tokoh
masyarakat dan warga desa Pasilian. Pada hari senin, 20 Agustus 2018
kami mengikuti acara pelepasan mahasiswa KKN yang dilaksanakan di
Kantor Kecamatan Kronjo, semua kelompok KKN yang ada di Kecamatan
Kronjo pun hadir untuk mengikuti acara pelepasan tersebut. setelah acara
pelepasan selesai kami pun melakukan persiapan ke pulangan kami serta
pemberitahuan kepada seluruh perangkat Desa yang meliputi Rt, Rw,
tokoh masyarakat dan warga desa bahwa kegiatan pengabdian KKN
PASKRON 024 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah usai
dan tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
lapisan masyarakat Desa Pasilian. Pemberian penghargaan berupa
sertifikat, bingkai foto, dan cindera mata kepada masyarakat Desa
Pasilian yang diberikan kepada Kantor Desa Pasilian, sebagai bentuk
terima kasih atas partisipasinya dalam melancarkan kegiatan KKN
PASKRON 024 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Pesan Dan Kesan Manis
Jangan pernah lupakan perjuangan kita dalam mengabdi kepada
Desa Pasilian. Jangan pernah lupa akan kenangan di kelompok 024
kenangan manis, asam, maupun kenangan pahit. Mohon maaf kepada
semuanya. Bersenang lah karena hari-hari seperti kemarin akan kita
rindukan. Maaf buat teman-teman KKN 024 jika selama KKN saya
banyak salah untuk yang disengaja maupun yang tidak disengaja serta
kekhilafan yang pernah saya perbuat.
Harapan saya pada desa ini tetap menjaga budaya, persaudaraan,
tetap bersemangat untuk membangun desa dan tetap mengenang kami
walaupun kami di sana hanya dalam waktu yang singkat. Teruslah
mempererat silaturahmi mempererat ukhuwah dan persaudaraan. Hanya
rasa syukur yang dapat saya lantunkan karena semua program kerja dapat
terselenggara dengan baik, meskipun masih ada hambatan yang dilalui
namun dengan persatuan tenaga dan fikiran, kita dapat melewati semua
dengan lancar. Sebelumnya sempat terbesit di benak saya kita tidak akan
bisa bersatu. Tapi saya salah, karena dengan adanya perbedaan justru
dapat memberikan warna dan kisah baru pada kehidupan kita.
Dengan adanya KKN saya mendapatkan banyak pengetahuan dan
pengalaman baru. Teman-teman yang selalu membimbing saya ke arah
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 207
yang lebih baik, teman yang selalu menegur saya ketika saya salah dan
teman yang selalu menghibur saya ketika sedih terutama dia yang selalu
ada di kala sedih dan senang. Dan di sini saya dapat belajar bagaimana
saatnya saya menjadi anak kecil, saatnya saya menjadi remaja dan ada
saatnya saya harus belajar menjadi orang dewasa. Desa Pasilian
merupakan desa yang hebat bagi saya, dimulai dari masyarakatnya yang
sangat antusias dan anak-anak yang sangat bersemangat untuk menggali
ilmu, meskipun ilmu saya sedikit, tetapi dengan menyampaikannya pada
anak-anak Desa Pasilian saya merasa sangat senang karena saya baru
merasakan indahnya mengabdi. Di awal KKN saya merasa takut, saya
takut berkumpul dengan orang-orang baru karena pada dasarnya saya
tidak mudah bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain. Namun pada
akhir pertemuan saya menangis karena takut kehilangan teman-teman
dan berat rasanya melangkahkan kaki saya untuk meninggalkan desa
yang damai dan masih kental dengan budaya keislamannya, namun apalah
daya kami di sini hanyalah sebatas KKN. Kesan yang sangat mendalam
ketika berjumpa pertama kali dengan para pemuda Desa Pasilian, ternyata
pemuda desa di sana sangatlah menyenangkan, baik dan ramah. Bekerja
sama dengan mereka dalam membuat suatu program membuat kami
merasa sangat terbantu, kegundahan pun hilang seketika. Hanya ucapan
terima kasih yang bisa kami sampaikan kepada semua yang telah berjasa
dalam mensukseskan program dan kegiatan yang kami laksanakan.
208 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
P SEBUAH LANGKAH KECIL SEBAGAI PERUBAH YANG BESAR
Sinta Felisia Agnes
1. Menapaki Sebuah Rasa
Saya Sinta Felisia Agnes berasal dari Fakultas Syariah dan
Hukum Jurusan Hukum Keluarga. Ketika mendengar kata KKN (Kuliah
Kerja Nyata) bagi saya kata itu sudah tidak asing lagi mendengarnya,
karena saya mendapatkan mata kuliah KKN ini pada semester 6 dan
ternyata pelaksanaannya ketika liburan semester 6 berlangsung. Awal
mula sebelum KKN berlangsung saya berpikir bahwa KKN merupakan
hal yang sulit untuk saya jalani, karena saya akan berhadapan dengan
masyarakat secara langsung dan mempertanggung jawabkan ilmu yang
pernah saya dapat untuk diaplikasikan di masyarakat. Akan tetapi di
samping itu saya juga berpikir bahwa saya akan menjalankan kehidupan
selama sebulan di desa yang belum pernah saya kunjungi dan bersama
orang-orang yang sama sekali tidak saya kenali.
Mengikuti KKN yang diwajibkan oleh kampus membuat saya terbebani pada awalnya. Saya hanya memikirkan bagaimana saya bisa lulus mata kuliah KKN ini agar tidak terhambat keinginan saya untuk
tamat tepat waktu. Tak sedikitpun ada keinginan saya untuk mengikuti KKN di desa yang ditentukan oleh PpMM. Disamping saya belum siap untuk berbagi ilmu dengan masyarakat, saya juga belum siap bekerja dengan tim yang belum saya kenal.
Akhirnya kelompok KKN dibentuk oleh PpMM dan disebarkan
ke sosial media. Saya mendapat kelompok KKN 024 di Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo. Perlahan saya mengamati nama-nama asing yang terdapat dalam daftar kelompok. Sempat terlintas di pikiran, apakah mereka menyenangkan? Apakah mereka akan senang dengan saya? Banyak kekhawatiran yang muncul karena bagi saya waktu sebulan tidaklah sebentar untuk dijalankan di desa dan dengan orang-orang asing. Semenjak nama-nama kelompok disebarkan, sosial media pun ramai membahas tentang KKN. Saya dan teman-teman seangkatan mulai
memposting nama-nama teman kelompok, saling menanyakan apakah kenal
dengan nama-nama tersebut dan saling berbagi nomor whatsapp lalu
berkenalan seperti masa-masa OPAK dahulu. Setelah saya dan teman-teman mendapatkan kontak anggota kelompok, saya langsung membuat
grup kelompok di whatsapp. Kita mulai memperkenalkan diri, serta
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 209
membicarakan pertemuan pertama kita untuk saling berkenalan dan membicarakan tentang KKN ini. Disitu saya berpikir untuk tidak terlalu memusingkan teman kelompok saya dan berusaha mengenyampingkan kekhawatiran lainnya. Saya mulai berpikir apa yang akan saya lakukan di desa nanti dan bagaimana program-program yang direncakan bisa terlaksana dengan baik. Pada waktu yang telah disepakati untuk pertama kalinya saya bertemu dengan anggota kelompok saya di Hosen Culinary yang bertempat di depan Halte UIN. Awalnya saling memandangi dengan rasa bingung dan malu karena merasa asing. Lalu, memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal daerah, jurusan, serta informasi lainnya. Pada pertemuan pertama ini, dibentuklah struktur keanggotaan guna mempermudah dalam menjalankan program-program. Dalam pembentukan struktur kita menunjuk orang yang sekiranya pantas untuk menjadi ketua, sekretaris, bendahara dan lain-lain. Awalnya saya ditunjuk sebagai sekretaris, karena mereka beranggapan saya rajin dan cakap berbicara. Saya merasa bingung dan cukup berat. Maka saya menolak untuk menjadi sekretaris dan mengajukan diri menjadi anggota divisi acara. Akhirnya teman-teman setuju dan saya pun dijadikan sebagai koordinator divisi acara. Belum ada bayangan sama sekali apa yang mesti dilakukan ketika dijadikan
koordinator acara, karena saya harus menghandle acara selama satu bulan penuh. Tetapi saya yakin semua akan berjalan dengan baik jika dilakukan bersama-sama.
Pikiran awal saya yang merasa terbebani dengan KKN saya ubah bagaimana caranya KKN berjalan dengan baik dan meluruskan niat untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga yaitu mengabdi pada masyarakat. Kita mulai membicarakan mengenai program yang akan dilaksanakan dengan meminta sumbangan ide dari teman-teman, juga
membahas survey lapangan serta pendanaan untuk program. Saya
berencana untuk mengapliksikan ilmu yang saya dapat, salah satunya dalam KKN ini saya mencoba membuat penyuluhan tentang perkawinan maupun perceraian karena daerah yang akan saya kunjungi mayoritas tidak punya buku nikah dan menikah di usia dini serta melakukan perceraian tidak di pengadilan.
Sebelum berkunjung ke lokasi KKN saya membayangkan lokasi yang akan saya tuju tempatnya panas, akan merepotkan dan susah menjalani kehidupan sehari-hari karena mereka berbahasa Jawa dan Sunda sedangkan saya sendiri berasal dari Suku Minang, tempatnya tidak nyaman, dan yang paling ditakutkan adalah tidak mendapatkan respon
210 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
baik dari masyarakat, karena saya dan teman-teman belum pernah sama sekali mengunjungi tempat yang di tempatkan oleh PpMM. Saya merasakan KKN ini tidak seperti apa yang saya bayangkan. Ketika saya menjalankan program KKN banyak pelajaran dan pengalaman yang saya dapatkan, karena disini kita tidak hanya mengabdi pada masyarakat juga belajar bagaimana bermasyarakat dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Bagi saya program KKN ini tidaklah mudah untuk dijalankan karena melatih kemampuan kita untuk terjun langsung dalam berinteraksi dengan masyarakat serta mengaplikasikan dan mempertanggungjawabkan ilmu yang pernah didapat selama ini untuk di peraktekkan di desa tempat berlangsungnya KKN yaitu Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. 2. Tentang Rasa Yang Ada...
Ketika PpMM membagikan kelompok, saya berada dalam kelompok KKN 024 yang bertempat di Desa Pasilian, Kronjo. Dimana kelompok ini terdiri dari 18 orang yaitu 12 perempuan dan 6 laki-laki. Sebelumnya saya sudah mengenali teman-teman kelompok saya sebelum KKN berlangsung karena kami sering mengadakan rapat. Banyak persoalan yang didiskusikan dalam perkumpulan itu mulai dari program kerja yang akan dijalankan nanti hingga penamaan nama kelompok. Dari kesepakatan yang didapat sehingga nama kelompok kami yaitu, KKN PASKRON. PASKRON merupakan singkatan dari Pasilian Kronjo. Kami memilih PASKRON menjadi nama kelompok karena bingung dengan banyaknya saran nama yang diajukan teman-teman. Disini saya akan memperkenalkan teman-teman saya, mulai dari ketua kelompok KKN saya bernama Ifaz. Dia selalu berusaha untuk mengerti anggotanya, walaupun terkadang suka membuat anggotanya kesal dengan sikapnya yang tidak menentu. Dia juga bertanggung jawab, hanya saja kurang mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Dia merupakan penanggung jawab acara Penyuluhan Anti Narkoba. Selanjutnya sekretaris satu yaitu Iffa. Dia orang yang lembut dan memahami teman-temannya dari kejauhan walaupun kurang peka dengan kondisi yang ada. Selanjutnya sekretaris dua yaitu, Hilda. Dia perhatian kepada teman-temannya, serta melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab tapi dia sedikit panikan orangnya. Dia merupakan penanggung jawab
acara Pengolahan Limbah yang diaplikasikan dengan cara ecobrick. Selanjutnya bendahara satu, yaitu Icha. Dia orangnya penuh pertimbangan terhadap sesuatu, dan mudah emosian. Bendahara dua yaitu Indah. Dia orang terunik di kelompok, karena susah tidur di malam
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 211
hari dan suka tidur di siang hari. Dia merupakan penanggung jawab kegiatan pengenalan permainan tradisional anak-anak. Selanjutnya divisi acara ada Arinda. Dia orangnya santai dan sedikit cuek terhadap hal-hal disekitarnya. Tapi disamping itu asyik. Dan Icha. Dia paling suka menyapu dan membakar sampah di posko. Dia dan rekannya Diyas merupakan penanggungjawab pada pelaksanaan Bimbingan Belajar. Diyas merupakan divisi perlengkapan. Dia orangnya baik, asyik dan becandaannya suka serius. Selanjutnya Bowo. Dia sangat simpel, seru, cepat dalam bekerja, dan pintar bermain gitar. Dia merupakan penanggung jawab aksi bersih-bersih setiap minggu. Dan Alwy. Dia
orangnya humoris, blak-blakan, kadang suka tidak jelas juga. Dia merupakan penanggung jawab acara Gebyar Merah Putih bersama rekannya Citra. Citra merupakan divisi humas. Dia sangat periang, emosional, suka melucu dengan konyolnya, dan suka memarahi saya kalau sakit. Dan Aldi, orangnya humoris, terkadang suka tidak jelas, bertanggung jawab dengan tugasnya, disamping itu dia orang yang terkuat tidur lama dari pagi sampai sore. Dia merupakan penanggung jawab kegiatan di sekolah bersama rekannya Susi. Susi merupakan divisi konsumsi. Dia orangnya baik, perhatian, pinter masak, dia yang
menghandle dapur, dan paling sabar membangunkan teman-teman. Selanjutnya Rahma. Dia merupakan penjaga pohon jambu karena rutin memanjat pohon jambu. Selanjutnya Dara orangnya baik, tapi tidak suka diatur dan kurang peka terhadap lingkungan sekitar, disamping itu dia
juga perhatian. Selanjutnya Hady merupakan divisi Pubdekdok. Dia
orangnya sistematika, peka dengan sekitar, pinter desaign, dan agak
sensitif. Dia merupakan penanggung jawab acara Pelatihan Mendesaign.
Dan yang terakhir adalah Zay, orangnya asyik, baik kepada siapapun, pinter memasak dan belanja sudah seperti Bapak Rumah Tangga, disamping itu juga dia suka tidak jelas dan bikin rusuh. Dia merupakan penanggung jawab program kaligrafi.
Disini terdapat perbedaan karakter yang harus kami pahami satu sama lainnya. Dari perbedaanlah yang membuat saya sadar bahwa bekerjasama kelompok itu tidak hanya sebatas keberhasilan hasil yang dicapai, tetapi bagaimana kita bisa bekerjasama dengan kekompakan dan kesolidan serta menjaga kekompakan tersebut. Ketika menjalani program satu per satu, disitulah saya dan teman-teman mulai beradaptasi dan memahami sifat dan karakter masing-masing. Perbedaan ini lah yang membuat saya tertawa melihatnya karena membuat kami merasa lebih dekat bukan lagi seperti berteman tetapi layaknya keluarga. Tetapi
212 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
disamping itu adakalanya perbedaan sifat dan karakter menimbulkan perpecahan, misalnya masih kurangnya kepekaan terhadap satu sama lainnya, ada kalanya yang lain membiarkan temannya bekerja sendirian, susah sendirian, sedangkan mereka sibuk dengan diri sendiri dan tidak memikirkan kepentingan kelompok, karena berpikir bahwa tugas itu dibebankan pada penanggung jawab, divisi acara sedangkan program yang kami jalankan ini adalah program bersama. Kalaupun ada masalah ketika pelaksanaan KKN yang menjadi masalah besar adalah dari anggota kelompok sendiri, karena sebagus apapun program tidak akan berjalan dengan baik ketika penggerak program itu tidak bahu-membahu. Ketika itu kami sempat mengadakan evaluasi bersama karena masih adanya ketidakterbukaan satu sama lain, ada kalanya diantara teman-teman yang membicarakan keburukan temannya dibelakang, tidak saling mengingatkan dan masih ada jarak diantara kami, karena akan
mempengaruhi pada progress kegiatan. Akan tetapi setelah kejadian itu
suasana berubah menjadi hangat, kami saling terbuka dan mengingatkan satu sama lain, tingkat kepedulian dan kebersamaan mulai tumbuh diantara kita. 3. Rasa Yang Tertinggal…
Desa Pasilian, Desa yang terbilang luas di Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. Mayoritas masyarakat disana adalah petani, nelayan dan kerja di pabrik. Hampir setiap hari saya bertemu dengan petani dan nelayan. Semangat bekerja mereka yang menjadi contoh untuk diri saya agar semangat menjalankan KKN ini dan tidak mengeluh. Mereka yang lanjut usia tidak hanya bekerja dengan semangat tapi juga dengan kegigihan dalam bekerja membuat saya kagum dengan warganya. Saya menyadari bahwa KKN ini bukanlah sebatas pengabdian kepada masyarakat, karena disini masih banyak yang perlu dipelajari dan dibangun. Kita belajar membangun rasa kekeluargaan antara anggota kelompok, belajar bagaimana menciptakan kedekatan dan mengenyampingkan perbedaan diantara kita serta bagaimana kita menciptakan cinta kasih sayang dan melupakan kebencian. Kita juga belajar menciptakan kedekatan dan rasa kekeluargaan dengan warga sekitar, dimana tidak adanya jarak antara mahasiswa dengan masyarakat, dan belajar bagaimana membaur dengan keseharian masyarakat disana. Ketika di lokasi suasana nya ramai dengan anak-anak, mereka sering berkunjung ke posko untuk belajar dan bermain bersama.
Saya merasakan kebahagiaan di sini dengan keseruan anak-anaknya, antusias anak-anak dalam belajar dan menerima orang baru
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 213
seperti kami, serta perhatian dan kasih sayang masyarakat yang membuat saya nyaman di sini. Program-program yang kami buat menciptakan kegembiraan tersendiri di masyarakat. Desa Pasilian akan selalu saya kenang dan saya rindukan. Saat saya mengajar di PAUD Al-Ikhlas yang
dikepalai oleh Ibu Kiki dan TPA Baitussalam yang dihandle oleh Ustadz
Muhdi, banyak sekali hal menarik yang membuat saya tersentuh. Mulai dari sambutan baik menyambut kedatangan saya, anak-anaknya yang lucu, pinter dan terlihat tertarik diajar oleh saya membuat saya rindu untuk bertemu mereka. Walaupun ada yang susah diatur tapi perlakuan mereka terhadap saya membuat kebahagiaan tersendiri yang membuat saya merindukan mereka.
Ada cerita menarik dari saya pribadi ketika melihat lokasi KKN yang saya tinggali selama sebulan, yaitu keindahan daerahnya dikelilingi dengan sawah-sawah, serta keramahan anak-anak dan warganya yang membuat saya menjadi tertarik dan ingin tinggal disana menjadi bagian dari mereka. Keramahan warga sekitar menyambut hangat kedatangan kami membuat kami jatuh hati terhadap tempat tersebut. Saya merasakan kasih sayang orangtua terhadap anaknya, disini saya tidak merasakan seperti mahasiswa KKN, tetapi seperti anak mereka sendiri yang mereka jaga dan selalu mendapatkan perhatian. Mulai dari tempat yang saya tinggali di Rw 01/Rt 01 rumah Bapak Syamsyudin biasa dipanggil Bapak Kendi, beliau sekeluarga sangat ramah kepada kami. Suka memberikan masakan dan mengantarkan makanan, dan sangat perhatian, terutama ketika saya sakit dirawat oleh Tante Desy yang sudah saya anggap seperti Ibu sendiri. Selanjutnya, Bapak H. Nasiri beliau selaku Kepala Desa
Pasilian beserta staff yang menerima kami dengan hangat dan membantu
kegiatan selama KKN. Beliau merasa bertanggung jawab atas kami selama menjalankan KKN. Lalu, Bapak Samani beliau selaku pengurus Karang Taruna yang peduli dengan kegiatan KKN ini dan selalu mendapatkan dukungan dan masukan dari beliau. Saya merasakan kepeduliaan beliau dan bahkan ketika saya tidak terlihat pada pelaksanaan kegiatan karena sakit pun beliau menanyakan keadaan saya. dan beberapa masyarakat lainnya memiliki karakter yang sama yang tidak bisa saya jelaskan satu per satu. 4. Secercah Angan untuk Pasilian
Harapan saya kepada anak-anak, rajinlah belajar dan teruslah menggapai cita-cita yang diinginkan. Tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak sekolah pada saat ini. Meskipun mereka berada di pedesaan mereka berhak untuk sukses dan memperoleh pendidikan setinggi-tingginya.
214 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Walaupun bagi mereka sulit untuk menggapai mimpi, namun keberadaan saya disana setidaknya memberikan motivasi dan inspirasi bagi mereka untuk terus mengejar cita-cita. Saya juga anak Desa dan berasal dari keluarga yang sederhana, hidup di perantauan yang jauh dari tanah kelahiran tapi tidak merusak niat saya untuk terus berjuang dan membahagiakan kedua orang tua saya. Kemudian kepada warga Pasilian saya berharap silaturrahmi kita tetap terjaga, semoga kami selalu menjadi bagian dari mereka. Tidak banyak yang dapat kami tinggalkan disana, namun kami titipkan yang telah kami tinggalkan agar terus dijaga dan
untuk penerus Bimbel Calistung agar terus dilanjutkan demi membantu adek-adek kita jangan sampai terhenti. Suatu saat kami akan datang kembali melihat desa yang kami rindukan.
Saya sangat prihatin dan miris melihat kondisi lingkungan desa yang kumuh dengan sampah. Sampah berserakan dipinggir jalan dan disekitar perkarangan rumah, padahal sudah disediakan bak sampah di beberapa titik. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap lingkungan akan berdampak buruk terhadap kesehatan warga sekitar. Seandainya saya menjadi warga Desa Pasilian, saya akan menggerakkan warga untuk membersihkan perkarangan dan menghimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan. Seperti program yang sudah kami jalankan yaitu mengadakan aksi bersih-bersih setiap minggu. Tetapi hasilnya masyarakat tetap saja membuang sampah ke selokan hingga air yang mengalir tersumbat. Selain itu dari sampah bisa diciptakan ekonomi
kreatif dengan cara ecobrick. Masyarakat bisa mengolah limbah sampah
non organik dengan membuat keterampilan yang bisa dijadikan sebagai
peluang bisnis. Menurut saya banyak hal yang bisa dijadikan bisnis di desa ini, karena banyaknya lahan dan peluang yang bisa dimanfaatkan.
Disamping itu juga dari segi pendidikan. Masih banyaknya anak-anak yang tidak bisa membaca dan menulis apalagi berhitung. Lebih miris lagi yang tidak bisa merupakan siswa kelas 6 SD yang akan mengikuti Ujian Nasional. Menurut saya mereka tidak bisa bukan karena bodoh, bukan karena malas, tapi sistem mengajarnya yang masih kurang baik. Buktinya ketika saya dan teman-teman mengadakan bimbingan belajar baca tulis dan berhitung mereka sangat antusias dan bersungguh-sungguh mengikutinya, walaupun belajar mengurangi waktu bermain mereka. Bahkan Bimbel yang ditentukan dua kali seminggu bagi mereka kurang, mereka minta tambahan hari untuk lebih bisa lagi. Mereka terlihat menyukainya dan senang mengikuti belajar Bimbel. Kami berharap keinginan dan semangat anak-anak untuk terus belajar jangan
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 215
sampai terhambat. Karena perjalanan mereka masih panjang. Semoga Bimbel yang pernah kami rintis terus terlaksana serta memberikan manfaat yang besar untuk anak-anak Desa Pasilian.
Ada hal menarik lainnya yang membuat saya tertarik membahasnya, yaitu kurangnya minat masyarakat untuk menikah di Kantor Urusan Agama pada saat jam kerja. Padahal menikah di KUA pada saat jam kerja tidak dipungut biaya sama sekali. Bagi saya masyarakat yang memiliki ekonomi menengah kebawah memanfaatkan peluang tersebut untuk memudahkan pelaksanaan pernikahan. Bahkan bagi mayoritas masyarakat menikah di KUA itu merupakan hal yang tabu. Selain itu, masyarakat juga tidak mau mengurus perceraian ke pengadilan. Kebiasaan masyarakat disana melakukan perceraian secara kekeluargaan tanpa di depan hakim. Karena lokasi pengadilan yang jauh dari Desa dan masyarakat yang enggan untuk mengurus berkas-berkas yang berhubungan dengan pemerintah. Hal ini akan menyulitkan bagi mereka yang ingin menikah lagi, karena untuk pernikahan selanjutnya harus ada akta perceraian dengan suami/isteri sebelumnya.
Disini saya berharap kepada aparatur desa maupun pemerintah
untuk lebih peka terhadap permasalahan yang ada di masyarakat dan
dapat mencarikan solusi dari masalah tersebut. Karena apabila kebiasaan
ini terus berlanjut hingga masa ke masa akan merugikan masyarakat
sendiri. Mengingat kurangnya perhatian masyarakat terhadap hal-hal
yang demikian. Semoga apa yang saya dan teman-teman PASKRON
tanamkan di Desa Pasilian dapat terus tumbuh dan berkembang hingga
menjadi sebuah kebaikan dan nilai ibadah.
216 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Q TAKUT MENGHADAPINYA AKHIRNYA BISA MELEWATINYA
Susi Suwanti
1. Kesan Awal Permulaan
Kata KKN ternyata ada istilah dan memiliki arti dari kata KKN itu
sampai saya mendengar adanya kegiatan KKN saya terkejut dan bertanya-
tanya apa si KKN itu? ada yang bilang KKN itu kerja di pedesaan seperti
membantu warga desa di sekitar. Ada juga yang mengartikan kata KKN
itu merupakan singkatan dari istilah Kuliah Kerja Nyata yaitu sebuah
bentuk pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa kepada masyarakat
dengan pendekatan keilmuan dan sosial pada waktu dan daerah tentu
saja. Tapi asik juga menurut saya bisa bersosialisasi dengan warga desa
yang dimana kita belum pernah kunjungi dan jadi tantangan saya untuk
bersosialisasi dengan warga Desa. Saya berpikir banyak pembelajaran
yang saya harus ambil di dalamnya. Hari demi hari mulai lah pendaftaran
KKN dibuka saya coba memberanikan diri untuk mendaftar dengan kata
Bismillahirahmanirahim saya mencoba mendaftar lalu muncullah hal-hal
yang kurang baik di benak saya, seperti membentuk kelompok KKN
sendiri dengan teman-teman yang saya kenal. Pada akhirnya
pengumuman anggota KKN pun tiba dan ternyata penentuan kelompok
ditentukan oleh pihak PPM. Setelah melihat hasil pembagian kelompok
ternyata saya masuk dalam kelompok 024 dengan sembilan belas
mahasiswa yang lain dari berbagai jurusan dan fakultas yang terdiri dari 6
orang laki-laki dan 13 orang perempuan namun satu anggota perempuan
berkurang satu orang karena sakit harus istirahat di rumah. Tempat
lokasi sudah tertara di daftar kelompok sambil menunggu Dosen
Pembibing yang akan memberi arahan dan bimbingan kepada kelompok
KKN 024.
Motivasi saya dalam mengikuti KKN ini karena saya ingin menyelesaikan program sarjana (S1). Sehingga saya bisa mewujudkan
keinginan Almarhuma Ibu saya, berkat beliaulah saya bisa memberanikan untuk mengikuti KKN ini walau saya harus mencari uang tambahan untuk biaya KKN saya. Tujuan saya untuk mengikuti KKN ini untuk menyelesaikan program sarjana (S1) atau dengan cara mengikuti KKN. Saya memiliki dua kompetensi untuk KKN yaitu kompetensi akademik dan kompetensi keterampilan, Saya memiliki kompetensi akademik
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 217
dibidang pendidikan saya bisa mengajar di pendidikan islam anak usia
dini dan juga bisa mengajar calistung untuk anak-anak yang bermasalah
dalam belajarnya dan saya juga memiliki kompetensi keterampilan dalam kerajinan tangan yang membuat media pembelajaran yang bisa saya bagikan selama saya KKN.
Rangkaian pelaksanaan kegiatan KKN lakukan di lokasi KKN yaitu, merncanakan mengajar di PAUD dan RA/TK karna saya ingin mengetahui pembelajaran di sekolah PAUD dan RA/TK, merencanakan
bimbel calistung dan mengajar di TPQ, kemudian adanya kegiatan pelatihan seni islami seperti bermain rebana, hadroh, dan marawis, lalu mengadakan aksi bersih-bersih atau disebut gotong royong, adanya kegiatan pelatihan mendesain, adanya kegiatan penyuluhan sosial media
menulis menggunakan blog dan gmail, mengadakan penyuluhan anti
narkoba, mengadakan penyuluhan penikahan usia dini, merencanakan
penyuluhan limbah ecrobric, mengadakan kegiatan G3CT (Gerakan Gosok
Gigi dan Cuci Tangan), lalu adanya kegiatan menonton bareng bersama adik-adik dan mengadakan kegiatan permainan tradisional. Cara pandang saya tentang KKN dari sebelum pelaksanaan KKN ini banyak rintangan yang membuat saya harus berjuang untuk menyelesaikan KKN dimana kebimbangan untuk melaksanakan KKN sampai sampai saya hampir menyerah karena tabungan saya tinggal sedikit dan belum cukup untuk membayar patungan KKN. Saya berjuang untuk mencari biaya dimana saya berjuang sendiri tanpa seorang ibu yang biasanya menemani hari-hari saya yang membantu biaya saya kuliah sekarang saya harus bisa mencari sendiri tanpa ibu saya. Rintangan harus saya selesaikan terlebih dahulu baru saya bisa melanjutkan KKN ini, kemudian hari dimana pra-KKN yang sudah mulai adanya rapat bersama dan di situ saya harus mengatur waktu saya untuk bisa mengikuti rapat bersama teman-teman
kelompok KKN. Awal pertama survei untuk lokasi saya dan anggota
kelompok saya. Hari sudah berlalu saya mengikuti acara pelepasan sampai selesai, kemudian esokan harinya keberangkatan menuju Desa Pasilian, melakukan persiapan acara pembukaan yang diikuti oleh Kepala Desa, staf desa dan tokoh masyarakat, kemudian melakukan kegiatan bersosialisasi dengan warga masyarakat, TBM, Karang Taruna, dan sekolah-sekolah di Desa Pasilian kemudian mengadakan aksi kerja bakti dan senam pagi. Mulailah awal pra-KKN dimana saya dan teman-teman kelompok KKN terjun ke lapangan melakukan kegiatan yang saya dan teman-teman kelompok KKN rencanakan, berbagai macam tugas yang harus dikerjakan kelompok ternyata ada teman kelompok KKN saya yang
218 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
tidak aktif dalam bekerja sama. Bersama teman-teman kelompok KKN ketika terjun di lapangan. Saya berdiskusi dengan sejumlah warga untuk mengenal warga sekitar, sehingga mendapatkan informasi dari warga Pejamuran mengenai budaya/kebiasaan Desa Pasilian, dan bersilaturahmi ke sejumlah sekolah-sekolah yang ada di Desa Pasilian seperti MAN, MTS, SD, dan PAUD, Karang Taruna, kemudian mengadakan senam pagi lalu melakukan aksi kerja bakti dan juga kegiatan mengajar. Saya berdiskusi dengan sejumlah guru, kepala sekolah dan BANK PAUD
mengadakan akreditasi PAUD Al-Iklas, mengajar bimbel calistung dan
TPQ, lalu saya mengikuti kegiatan pelatihan seni islami dengan memainkan rabana, kemudian mengadakan aksi bersih-bersih di masjid, kemudian mengikuti kegiatan memanen padi bersama warga di kampung Pejamuran, dan mengikuti acara pelatihan mendisain. kemudian mengikuti acara pelatihan mendesain, mengikuti acara jalan santai dalam peringati Asean Game di Kabupaten Tangerang. mengadakan penyuluhan sosial media di sekolah MTS Nurul Hidayah, kemudian mengadakan aksi bersih-bersih di depan MAN 4 Tangerang. Setiap malam jum‟at mengikuti pengajian di rumah Pak Nawawi, mengadakan acara penyuluhan pernikahan usia dini di majelis Baitusalam, mengadakan nonton bareng
bersama anak-anak film islamic cerita Nabi, mengisi acara penyuluhan
limbah ecobroct, gelaran baca buku di waduk bersama relawan TBM,
mengisi acara G3CT. Mengadakan kegiatan lomba HUT RI ke-73 antar sekolah, mengikuti festival karnaval Kecamatan Kronjo, mengikuti upacara HUT RI ke-73, mengadakan lomba dengan kerja sama remaja Karang Taruna Pasilian, mengadakan kegiatan sosialisasi permainan tradisional, melakukan kegiatan penutupan KKN 024 di Desa Pasilian dan mengikuti penutupan KKN UIN JAKARTA di Kecamatan Kronjo. 2. Kelompok KKN 024 PASKRON Menakjubkan
Awalnya saya memang melihat kelompok KKN saya kaku dalam berkomunikasi sampai-sampai tidak ada bercandanya dan belum terlihat kekompakannya, selalu ada perselisihan satu sama lain, ketika sudah tiba di Desa Pasilian dengan rumah yang saya lihat serem dan lembap, awalnya saya merasa bener-bener tidak nyaman dengan kondisi di Desa Pasilian terutama di tempat tinggal yang saya tempatin mulai dari air yang buat saya dan kelompok KKN mulai tidak betah, seiring berjalannya waktu dengan kondisi yang apa adanya mau tidak mau saya dan teman-teman harus melewati semua ini. Mulailah saya dan teman-teman berkomunikasi antar anggota kelompok dan juga dengan para warga sekitar terlihat kaku, namun seiring berjalannya waktu dan susah senang
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 219
kita lewatin bersama semua menjadi akrab dan mulai menyatu sehingga ada keasikan dalam melakukan kerja sama dan ada canda tawa dalam sebulan tinggal. Ada berbagai keberagaman suku dan bahasa yang di gunakan ada Bahasa Minang, Bengkulu, Jawa Tengah, Sunda, Betawi, dan Palembang diikuti dengan karakter teman-teman yang beragam. Saya akan mendeskripsikan karakter teman-teman saya sehingga pelajaran apa yang bisa saya ambil dari karakter mereka.
Pertama ada Muhammad Fazlurrahman Amari bisa disapa Ifaz, dia di pilih menjadi Ketua di kelompok KKN 024, orangnya asik si tapi terkadang suka nyebelin, mudah bergaul dengan orang-orang mungkin karna Ifaz ketua dan merupakan angota dari salah satu beberapa organisasi. Tapi dari kasus itu saya belajar bahwa menjadi pemimpin itu harus tegas, komitmen dan menghadapi kasus atau masalah harus bisa segera mencari solusinya. Tetapi di samping kejadian itu dia orangnya baik, sangat membantu. Kedua, Yasifani Rachmah Dini bisa disapa Iffah, tapi saya lebih suka sapa dengan panggilan Mba Iffah. Mba Iffah ini dipilih menjadi Sekertaris I, Mba Iffah ini orangnya pendiam, kurang bergaul, tapi ternyata saat KKN berlangsung menurut saya dia orangnya paling asik jika di ajak bercerita tentang keislaman. Kisah yang bisa saya pelajari menjadi seseorang yang lebih sabar menghadapi semuanya dan aktif dalam sosialisasi dan melakukan pekerjaan.
Ketiga, Hilda Awaliah biasa di sapa Hilda, temen saya yang satu ini penyabar banget, lembut banget hatinya jarang banget marah-marah mungkin tidak pernah marah, Hilda ini di pilih menjadi Sekertaris II tapi Hilda yang sering melakukannya mengenai surat-surat dan lain-lain. Kisah yang bisa saya ambil itu mengatur emosional. Keempat, Aisyah Nur ilahi biasa disapa Ichaul, beliau dipilih menjadi Bendahara I. Ichaul ini orangnya tegas banget tapi tegasnya itu kaya orang marah-marah, kalau sudah tidak suka sama orang lain dia suka diemin orang lain, tapi Ichaul ini baik ko orangnya tegasnya dia itu supaya teman satu kelompoknya itu rajin mau aktif dalam melakukan kegiatan.
Kelima, Indah Safitri biasa disapa Indah atau Insef, Indah ini dipilih menjadi Bendahara II, orangnya cantik, gaul, mudah bersosialisasi, baik banget, tapi Indah orangnya tidak berani kalau di tempat yang sepi padahal ada di dalam rumah, kisah yang bisa di ambil itu harus mudah bersosialisasi dan berani jangan menimbulkan rasa takut. Teman-teman yang lainnya ada Nur Faizah Syafiqah biasa di sapa Icha Mung, Arinda Yefa Pratiwi biasa disapa Arin, dan Sinta Felisia Agnes biasa disapa Sinta, mereka bertiga ini menjadi divisi Acara.
220 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Ada lagi teman-teman saya dari divisi Dokumentasi ada Hady Wicaksono biasa disapa Hady, Muhammad Abdullah Zahiyan biasa di sapa Zai atau Bang Zai, yang dari Divisi Humas ada Aldi Maulana biasa disapa Aldi atau Aldoy, Citra Ayu Lestari biasa di sapa Citra atau Cici panggilan masa kecilnya. Divisi Perlengkapan ada Raden Setyo Hadi Prabowo biasa di sapa Bowo, Dini Tri Syafiqah di sapa Diyas dan Ahmad Nawawi biasa disapa Alwy. Dari divisi Konsumsi ada Susi Suwanti biasa disapa Susi atau Encus, Siti Ramadhan biasa di sapa Rahma, dan Dara azhari biasa disapa Dara. Semua yang saya sebutkan adalah anggota kelompok KKN 024 PASKRON.
Kisah yang saya tidak lupakan lagi ketika mencari ikan disawah bersama teman-teman samapi pakaian kena lumpur lalu memanen padi disawah bersama warga Pejamuran di Desa Pasilian, saya dan teman-teman diajarkan untuk mengambil padi, kemudian mengerjakan kegiatan yang di rencanakan bersama-sama adanya kegiatan gotong royong bersama warga Pasilian sampai kelompok kami membersihkan selokan air yang ada di Kampung Pejamuran dan membersihkan masjid pula dan mengunjungi rumah Pak H. Nawawi setiap malam Jum‟at dan teman laki-laki langsung mengunjungi rumah Pak H. Fuad temen-teman mendengarkan cerita tentang Pasilian dan kisah Nabi-nabi di ceritakan oleh Pak H. Fuad, kisah yang tak terlupakan sedang berkumpul bersama remaja Karang Taruna di Pasilian dan relawan Taman Baca Masyarakat Pasilian dengan berkumpul dengan relawan mengadakan gelar buku geratis di waduk Pasilian mengikuti senam dan lari santai bersama-sama. Banyak hal-hal yang banyak saya ambil dari KKN ini yang mungkin yang tidak bisa saya dapat dari tempat lain, semua ini merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa bagi saya, terima kasih teman-teman yang sudah banyak membantu saya dalam segala pekerjaan, saya sangat bahagia menjadi anggota kelompok KKN 024 saya ucapkan terima kasih teman-teman saya. 3. Desa Pasilian Kronjo Yang Menakjubkan
Lokasi yang saya tempati selama sebulan terletak di Kecamatan Kronjo Desa Psilian, desa ini letaknya lumayan jauh dari kampus UIN Jakarta. Desa ini memiliki masalah dalam lingkungnnya terutama kebersihannya sangat memperihatinkan. Banyak sampah yang tidak dibuang pada tempatnya sehingga menimbukan penyumbatan di selokan air dan membuat air kali di Desa Pasilian menjadi berwarna hitam atau disebut keruh dan air di Desa Pasilian itu tidak bisa digunakan untuk memasak atau di minum karena air tersebut tidak jernih dan masih
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 221
berbau besi berkarat dan airnya terasa asin. Lingkungan di dekat masjid sangat perihatin seperti tidak dirawat dengan baik sehingga banyak rumput-rumput yang merambat di dinding tempat berwhudu, warga desa Pasilian tidak mudah untuk diajak bergotong royong dalam membersihkan lingkungannya. Dalam kegiatan sosial keagamaannya tersebut sangat sedikit untuk anak remaja putra dan remaja putri terutama Bapak-bapak karna tidak ada pengajian rutin di masjid dan juga sepinya saat shalat Subuh, Dzuhur, Asar dan Isya di masjid. Kalangan ibu-ibu dan anak-anak sosial keagamaannya sangat baik dengan antusias dalam belajar keagamaannya sangat rutin sehingga saya sendiri yang melihatnya ingin terus belajar dengan ibu-ibu dan anak-anak untuk mencari ilmu keagamaan. Awal saya menetap di Kampung Pejamuran saya dan teman-teman mencoba untuk shalat di Masjid dan bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat. Padahal saya melihat rumah warga sangat dekat sekali dengan Masjid tetapi hanya beberapa orang saja yang mengunjungi Masjid untuk shalat didalamnya. Sehingga saya sangat terkejut melihatnya dan tidak ada seorang perempuan yang shalat di Masjid di Kampung Pejamuran hanya saya dan teman-teman KKN perempuan yang shalat di Masjid waktu itu saya pernah bertanya denga ibu-ibu warga Kampung Pejamuran tersebut tentang tidak adanya perempuan untuk shalat di masjid padahal rumahnaya sangat dekat dengan masjid ibu-ibu pun menjawab memang dikampung pejamuran ini tidak adanya perempuann yang shalat di masjid yang shalat di masjid hanya untuk laki-laki saja dan perempuan itu sebaiknya di dalam rumah saja tapi saya dan teman-teman tetap saja shalat di Masjid berjamaah. Kisah yang sangat berkesan di Desa Pasilian ini terutama di Kampung Pejamuran, saya sangat berkesan sekali dengan warga Kampung Pejamuran dimana saya diajarkan untuk memanen padi dan diajarkan bagaimana cara untuk mengambil padi dari batang padi di sawah. Tidak mudah untuk melakukan itu semua awlnya saya coba itu sedikit rumit tapi dibuat asik oleh saya menjani pembelajaran yang luar biasa buat saya, kemudian saya juga belajar mengaji bersama teman-teman dan adik-adik
disana dengan cara mengeja Iqro dimana tidak ada lagi yang cara
pengajarannya seperti mengeja. Selang waktu kami juga mengajak adik-adik di Kampung
Pejamuran dengan mengadakan bimbingan belajar agar anak tersebut ada kegiatan setelah pulang sekolah, dimana adik-adik di sana sangat semangat sekali untuk belajarnya sehingga saya dan teman-teman jadi bersemangat untuk mengajari adik-adik di sana. Pembelajaran yang
222 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
tidak akan saya lupakan adalah memberikan pengajaran kepada anak-anak di PAUD dimana saya banyak belajar mulai dari kepala sekolahnya dan guru-guru di sana bagaimana cara mengajar yang mengasikkan dengan anak-anak dan untuk mempersiapkan akreditasi untuk PAUD. Saya mengikuti rapat dengan guru-guru PAUD, disana saya diajarkan dan harus belajar bagaimana mempersiapkan semuanya jika sekolah atau tempat mengajar saya nanti akan diadakan akreditasi sekolah.
Kisah yang buat saya tidak terlupakan atau membuat saya kagum adalah saat saya di Desa yaitu ada kisah dimana saya sangat sulit untuk mendapat air untuk mandi dan berwhudu, ketika itu air benar-benar tidak keluar dari keran sampai-sampai kita harus mengungsi untuk mandi dan berwhudu. Ketika saya dan teman-teman ingin mengadakan acara seperti merayakan HUT RI yang Ke-73 sampai acara perpisahan di Desa Pasilian pemuda Karang Taruna sangat membantu kelompok KKN 024 sehingga saya sangat berterima kasih untuk semuanya. 4. Pasti Bisa Melewatinya
Sebulan lamanya kelompok KKN 024 bersama di Desa Pasilian dimana tujuan awal yang ingin dicapai yaitu mengubah Desa Pasilian menjadi lebih baik. Mulai dari menggerakan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, mendorong warga desa untuk berkerja sama dengan gotong royong, mengajukan adanya tempat sampah di sekitar jalan raya atau rumah warga Pasilian, karena dimana kondisi sungai di Desa sangat mengkhawatirkan yang mana sungai ini dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar.
Selain itu, ada masalah pendidikan yang masih harus diperbaiki untuk pembelajaran anak-anak. Awalnya ketika saya mulai mengajari
anak-anak di desa dengan mengadakan Bimbel Calistung ternyata masih
banyak anak-anak yang belum bisa membaca di kelas 5 SD dan hal ini sangat memperihatinkan bagi saya, sehingga saya ingin membantu anak-
anak tersebut agar bisa membaca dan berhitung. Alhamdulillahnya ada
relawan yang ingin melanjutkan mengajar adik-adik dari Desa Pasilian yaitu dari remaja puta dan remaja putri MAN 4 Kabupaten Tangerang. Selain itu, saya juga berharap bisa membuka peluang pekerjaan melalui kreatif warga Desa Pasilian sehingga bisa memperbaiki perekonomian warganya. Terima kasih UIN Jakarta, terima kasih PPM, terima kasih Desa Pasilian dan terima kasih teman-teman KKN 024 karena membuat saya semakin tahu mengenai apa itu hidup di dalam masyarakat dan membuat saya menjadi lebih dekat dengan lingkungan di sekitar.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 223
R PESONA ALAM RELIGI BUMI PASILIAN
Yasyifani Rachmah Dini
1. Tentang KKN
Kuliah Kerja Nyata sebelumnya pernah saya dengar dari seseorang
yang lebih dulu berpengalaman. Gambaran yang saya dapatkan seputar
KKN adalah kita berbaur dengan masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan. Perputaran waktu serasa berjalan cepat, dan tibalah giliran
saya yang akan menjalaninya sebagai salah satu kewajiban di semester 6
dan untuk segera menyelesaikan pendidikan S1. Dengan tujuan yang tak
lain adalah mengasah kompetensi diri, menguatkan mental, serta belajar
untuk hidup bermasyarakat. Segala sesuatu walau sederhana sekalipun
tetap membutuhkan persiapan. Saya teringat kembali dengan pengalaman
menikmati indahnya berorganisasi yang saya dapatkan dulu semasa MTs,
ketika menyampaikan materi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Sedikit
berkompeten dalam belajar mengajar, karena saya hobi dalam bidang
tersebut dan menyukai anak-anak. Dimulai sejak duduk di SD kelas 5
saya mengadakan belajar bersama dengan adik-adik kelas yang ada di
sekitar rumah, kemudian saya mempraktekkan apa yang guru saya
ajarkan di sekolah. Sebelum KKN berlangsung tentu ada bimbingan dan
arahan dari pihak kampus bahwa kewajiban bagi Mahasiswa adalah
melayani, memberdayakan, menginspirasi, dan mengabdi.
Perspektif mengabdi tidak melulu tentang siapa punya kelebihan, akan tetapi mengabdi lebih kepada bagaimana berperan aktif di masyarakat. Apa yang harus saya lakukan dan apa yang harus saya berikan kepada masyarakat tentunya dalam kegiatan KKN ini harus ada. Terlintas dalam benak saya bagaimana cara bersosialisasi dengan masyarakat yang bahkan belum pernah saya temui sekalipun, bagaimana saya dapat bermanfaat bagi orang lain dalam jangka waktu satu bulan. Dan saya menyadari sejatinya bukan seberapa banyak waktu yang
tersedia untuk take action, akan tetapi seberapa mampu kita berorientasi atau berdayaguna dengan maksimal tanpa menyiakan batas akhir waktu yang ada. Saya membayangkan ketikan nanti berada di tempat KKN akan menemui sebuah perkampungan yang jauh dari keramaian kota, masyarakat penghuni desa masih sangat membutuhkan bantuan baik tenaga maupun pikiran, serta lingkungan yang terbatas dengan sarana dan prasaranya. Ternyata tidak, yang saya dapatkan justru Desa Pasilian
224 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
ini dari segi akses lingkungan hidup cukup baik dan memadai hanya perlu ditingkatkan dan dikembangkan lagi. Saya masih teringat saat
pelaksanaan pembukaan KKN yang ditugaskan sebagai MC dadakan, ada salah seorang tokoh agama beliau adalah K.H. Ahmad Nawawi yang
menginginkan Desa Pasilian menjadi Kota Pelajar, tingkat kesadaran
pendidikan di Desa Pasilian harus lebih maju dan berkualitas dengan di adakannya KKN. Ada sebuah alasan dan motivasi yang mendasar bagi saya dalam mengikuti KKN, yaitu saya ingin melatih pribadi saya agar terbiasa dihadapan publik yang kiranya membutuhkan mental cukup kuat, menggali pelajaran baru, berbagi sedikit ilmu dan pengalaman yang pernah saya dapatkan. Secara tidak langsung ketika saya berbagi pengalaman dengan yang lain sebenarnya saya sedang mendapatkan
pengalaman baru itu sendiri “Pengalaman ketika Berbagi Pengalaman”.
Akhirnya dapat saya petik pelajaran yang begitu berharga di Desa Pasilian Kronjo. Setiap hari adalah waktu untuk belajar, baik mempelajari
ilmu maupun belajar untuk mengerti keadaan serta bermuhasabah diri,
memperbaiki pribadi agar lebih baik dari sebelumnya. Memberdayakan masyarakat dengan segenap kemampuan yang
ada adalah sebuah tantangan hidup yang menarik. Kejadian yang dialami
dalam hidup tergantung pada mindset bagaimana kita membawa langkah hidup ini, menuju kearah yang lebih baikkah atau justru malah terpasung dalam keterpurukan. Sejatinya kejadian yang tidak menyenangkan sekalipun jikalau memang yang demikian itu sudah menjadi suratan takdir yang menghampiri hidup kita tentulah ada mutiara hikmah dan musti kita renungkan serta menjadikannya sebagai pelajaran hidup
dimasa yang akan datang, sebab “Tidaklah Allah menginginkan sesuatu dari
hambaNya kecuali kebaikan baginya (hamba)” andaikan hal itu mampu kita
lakukan, menenangkan hati dan menjernihkan fikiran, niscaya tak mudah
hati hati kita untuk bersu‟udzon baik terhadap orang lain maupun pada
keadaan. Selama berada ditengah-tengah masyarakat saya merasakan ada panggilan jiwa untuk selalu melakukan aktivitas baru. Bersikap rendah hati, ramah, santun, terbuka, tidak menampakkan kelebihan diri adalah modal untuk menyentuh kehidupan masyarakat. Diibaratkan diri kita adalah sebuah botol, maka bukalah tutup botol tersebut agar botol tersebut dapat terisi dengan hal baru yang positif. Saat kita menjumpai seseorang, kita tidak tahu siapakah sebenarnya orang tersebut, dengan membuka hati dan pikiran sejatinya kitapun akan mengetahuinya seperti yang saya alami ketika berada ditengah-tengah masyarakat. Sikap sadar kepedulian terhadap masyarakat perlu ditanamkan dalam jiwa agar setiap
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 225
langkah yang kita kerjakan penuh dengan keridhaan hati. Rasa canggung dan takut salah saat hendak melakukan suatu hal sering menghantui diri saya, namun saya berusaha menutupinya dan membangkitkan rasa
percaya diri “Bila orang lain dapat melakukannya, mengapa tidak dengan saya!” ini bukan soal bisa atau tidak, ini adalah perihal siapa mau berusaha maka akan dia dapatkan. 2. Satu Bulan yang Kita Jalani Bersama
Sikap kalem, enjoy, tenang, dan ramah adalah sebagian sikap yang
perlu ada dalam diri ketika mengenal dan menjumpai orang baru. Awal
bertemu anggota kelompok saya merasa kagum dengan antusias kawan-
kawan yang ingin berkumpul untuk membahas persiapan kegiatan KKN.
Saya melihat wajah-wajah keceriaan, wajah ramah tamah penuh
kebijaksanaan, mulailah dibentuk susunan organisasi dan saya ditunjuk
sebagai sekretaris. Saya memprediksi tugas-tugas yang harus
dipertanggung jawabkan. Saat diamanahkan menjadi sekretaris saya
tersadar oleh keadaan bahwa saya kurang aktif dalam bertanya,
berkomunikasi, dan mencari informasi terkait dengan hal kesekretariatan
kegiatan KKN, namun nurani saya berkata bahwa saya mau diajak kerja
sama, mau belajar hal baru. Oleh sebab itu saya bersedia menjadi
sekretaris. Pada kenyataan yang ada saya merasakan kepenatan yang
teramat atas masalah yang terjadi, saya selalu mengintrospeksi diri saya
atas ke-tidak-akur an antara saya dengan ketua kelompok. Adakah
kesalahan itu ada pada diri saya sendiri ataukah ada hal lain. Andaikan
sama-sama saling sadar atas segala sikap yang mungkin kurang berkenan,
mungkin rasa ketidaknyamanan itu akan lebih terminimalisir. Saya perlu
adanya hubungan yang harmonis antar anggota agar kinerja dapat
berlangsung dan terlaksana dengan baik, saling menumbuhkan rasa
kekeluargaan serta rasa tanggung jawab bersama dalam diri masing-
masing. Satu masalah yang menghampiri saya saat itu, saat sebelum aksi
KKN dimulai, yaitu ketika mempersiapkan segala yang berkaitan dengan
kegiatan KKN, proposal, surat undangan, rancangaan kegiataan dan lain
sebagainya. Jujur saya sangat membenci sikap yang begitu arogan, bukan
orangnya yang saya benci, akan tetapi sikapnya. Saya selalu berusaha
untuk berpikir positif, karena hal itu akan mempengaruhi langkah
selanjutnya.
Renungan… masalah dalam kehidupan pasti ada, lantaran sebab itu
saya menjadikan permasalahan tersebut sebagai ladang pendewasaan diri.
226 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Saya tak bisa menuntut orang lain agar menjadi sempurna karna saya pun insan yang memiliki banyak kekurangan. Saya mencoba melatih diri saya untuk tidak mudah menilai tidak baik seseorang hanya dalam sekali pandang dari satu sisi saja, saya perlu memandang dari sisi yang lain barang kali saya menemukan satu hal yang berbeda. Saya teringat dengan
satu nasihat yang pernah saya baca “Jika engkau membenci seseorang justru
engkau memprioritaskan dia ada difikiranmu, namun bila hatimu mampu untuk
memaafkan maka dia seakan hilang dari fikiranmu, dan damailah hati, serta
fikiranmu pun menjadi tenang”. Rasa- rasanya begitu sulit untuk bisa
memaafkan dengan segenap keridhaan hati. Suatu hari ada seorang kawan menceritakan tentangnya, tentang perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan demi kelompok KKN ini yang tiada pernah saya ketahui sebelumnya dan pada saat itu juga hatiku mulai sirna dari rasa benci
terhadapnya. “Bila orang lain melakukan kesalahan barangkali itu adalah satu
kehilafannya dan ingatlah engkaupun bukan seorang yang bersih dari kesalahan”.
Bersikaplah yang wajar terhadap kesalahan orang lain. Karena, bisa jadi kita pernah
meelakukan kesalahan padanya, namun dia lebih memilih diam dan memaafkan”. Saya
harus beradaptasi dengan kehidupan baru bersama teman kelompok KKN yang tak ada satu pun yang saya kenal, serasa menjadi mahasiswa baru lagi dengan apa apa yang serba baru. Tempat tinggal baru, lingkungan hidup baru dan suasana baru. Rasa nyaman itu akan tercipta apabila kita memberikan dan menanamkan kenyamanan terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Saya menyadari betul akan hal itu. Kebersamaan dan keakraban mulai saya rasakan hari demi hari, dan seiring berjalannya waktu pula saya mulai mengenali karakter masing masing individu dalam kelompok. Pertama yang saya kenali karakternya dan saya merasa
terinspirasi, dia adalah Susi Suwanti yang akrab disapa Ncus, seorang yang
telah bertanggung jawab penuh atas tugasnya sebagai devisi konsumsi.
Rajin qiyamul lail, berpuasa sunnah, indah lantunan ayat suci al-qur‟an
yang dibacakan, singkat cerita dalam mendeskripsikan sosoknya dia
adalah seorang gadis shalihah yang tegar dan disiplin saking disiplinnya
jadi terkesan agak galak. Hehe. Dari kelompok KKN ini, dapat saya petik pelajaran hidup
diantaranya kelemah lembutan sikap teman teman khusunya dari teman perempuan sehingga membuat saya takjub, kebaikan budi, santun dalam
berakhlaq, terjaga dalam berbicara, itu semua akan mudah dirasakan
dengan setingkat lebih rendah kita dapat menundukkan hati. Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang mana telah
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 227
melewati satu bulan di Desa Pasilian Kronjo dengan suka duka dijalani
bersama. Moment yang takkan terlupakan salah satunya ialah saat piket
harian yang beraggotakan lima orang pada dua minggu awal dan beranggota tiga orang pada dua minggu terakhir dengan rincian tugas: memasak, berberes-beres, bersih-bersih, belanja ke pasar. Dan ternyata banyak laki-laki yang pandai memasak bahkan lebih pandai daripada perempuan, dia adalah Muhammad Abdullah Zahiyan akrab disapa kang Zay, selain jago masak dia seorang yang memiiki jiwa seni dapat dilihat dari karya kaligrafinya yang memang tidak dipungkiri keindahannya. Satu
hal yang melekat pada dirinya yaitu dia suka iseng, jailnya nggak umum reek
hehe.
Ahmad Nawawi akrab disapa Alwy terlihat manja tapi ternyata
memilki jiwa seorang ayah, jago masak, peduli dengan sesama, baik hati, dan pemaaf. Pernah suatu hari piket bareng dan dia menginginkan makan cumi, dibelilah 1 kg cumi dengan uang pribadinya lalu diolah sendiri dan saya membantunya kemudian makan bersama. Dari adat makan besama itulah kekeluargaan mulai lebih terasa, berebut nasi dan lauk digelaran kertas nasi dengan suasana candaan dan tertawa riang. Awalnya beberapa hari makan menggunakan piring masing-masing, hal itu dirasa kurang dalam kebersamaannya ada yang makan duluan, ada yang makan akhiran, dan bahkan ada yang tidak makan, akhirnya makan dengan menggunakan kertas nasi adalah solusi untuk mengikat kebersamaan sehingga tidak ada yang duluan ataupun akhiran bahkan sampai tidak makan. Hidup satu rumah membuat saya merasa memilliki keluarga baru, mengetahui aktivitas kawan-kawan selama 24 jam penuh dalam jangka waktu satu bulan. Candaan ringan yang berkesan, dan perbincangan untuk lebih mengakrabkan diri, saling memberi perhatian serta kasih sayang walaupun dalam hal-hal kecil. Saya ceritakan kembali kawan KKN, berikutnya adalah sosok yang mungkin perlu diteladani bagi kaum laki-
laki khususnya, dia adalah Hady Wicaksono, mungkin predikat lelaki sejati pantas untuknya. Seorang laki-laki yang jauh dari rokok. Saat saya
menanyakan “Had, apa kau ngga tergiur ketika berkumpul dengan kawanmu dan
mereka pada ngerokok?” ia menjawab “gue ngga suka rokok fah”. “Mmmm gitu…”
balasku dengan memberikan pertanyaan baru lagi “Had, memang rokok
enaknya apa? Bukankah malah bikin penyakit ya? “Iya itu, sebenarnya kalau orang
yang bener-bener tahu mereka ngga bakal ngerokok.” katanya “ karena bikin
kecanduan dan ketagihan ya Had? Ada nikotinnya gitu?” sanggahku. Kemudian
Hady menjelaskan “Iya, Orang non muslim yang tulen bahkan dia pun
228 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
mengharamkan babi karena madharatnya”. “Gitu ya Had” jawabku kagum pada
laki-laki yang sedang memboncengiku dengan sepeda motor untuk
mengantarkan surat kepada tokoh masyarakat desa Pasilian. “Terus kalau
yang lainnya ngerokok kamu ngapain Had?, apa gak kepingin tuh?”. “ gue paling makan
kue kue misalkan ada pengajian dan disana banyak yang ngerokok”. “waah hebat” sanjungku. Begitulah sosok pria yang juga sangat memuliakan wanita. Bagaimana tidak, dia begitu peduli terhadap sesama. Dan ada sedikit
cerita yaitu ketika Ncus dan saya berjama‟ah shalat subuh di masjid al Mujahidin yang letaknya tak jauh dari posko, usai sholat dia selalu menunggui kami di teras masjid dan membiarkan kami berjalan pulang lebih dulu sedangkan Hady berjalan dibelakang kami. Hady juga seorang yang dapat menyejukkan suasana, kalem, agak pendiam tapi sekali bercanda bikin orang ketawa, dewasa, serta bijaksana. Kemudian, Sinta Felisia Agnes yang akrab saya sapa dengan sebutan Cinta, wanita yang dapat dijadikan teladan karena keaktifannya dalam melakukan pendekatan dengan masyarakat. Indah Safitri, yang ternyata adalah gadis dari Jawa. Dia pandai dalam berargumen dan hal yang dapat diteladani darinya adalah tentang keuletannya dalam berjualan baju untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah guna keperluan
KKN. Thanks ya Ndah atas jiwa kepedulian sosialmu. Saya sangat
mengapresiasi itu. Aisyah Nur Ilahi, kesan pertama saat berjumpa dia
adalah wanita muslimah yang dewasa. Caul adalah sapaan akrabnya,
seorang yang cekatan dalam kegiatan walau kadang suka bawel. Hehe
Arinda Yefa Pratiwi, dia mirip dengan kepribadian adikku. Saya terkesan ketika piket bareng dengannya karena rajin bersih-bersih, mudah menerima nasihat, tapi jangan sekali kali bersikap kasar pada gadis yang memiliki kelembutan hati dan penyayang ini, Rinrin saya lebih suka memanggilnya demikian. Citra Ayu Lestari, gadis kecil nan lincah, pandai berargumen. Terkadang nasihatnya bijak dan dapat mendamaikan suasana. Bagai air yang dapat memadamkan kobaran api. Siti Ramadhan, sebut saja Rama adalah seorang wanita yang kalem dan murah senyum.
Kesan saya pada Rama saat ingin membuat seblak, nyari kencur dan telor
sampai keliling warung disekitar posko. Ternyata Rama pantang menyerah, dapat dilihat dari hal kecil yang ditekuninya. Hilda Awaliah, adalah partnerku dalam menjalankan tugas sebagai sekretaris. Saya mengapresiasi atas segenap usaha yang diperjuangkan olehnya khususnya dalam hal kesekretariatan.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 229
Dara Azhari, sosok perempuan muslimah yang berpenampilan syar‟i, memiliki hati yang lembut. Sebutlah saja dengan gadis shalihah nan kariimah. Dini Tri Hastuti, disapa Diyas. Langsung saja saya mengucapkan terima kasih kepada Diyas yang selalu melerai jika ada konflik, yang lagi dan lagi hal adalah terkait dengan ke-tidak-akuranku dengan ketua kelompok. Terima kasih Diyas. Nur Faizah Syafiqah, seorang gadis mungil yang memiliki paras wajah teduh. Rajin bersih-bersih dan ramah lingkungan, bersikap tenang ketika menghadapi masalah. Terakhir adalah saudara Aldi Maulana, orangnya memang humoris tapi saya sering kali merasa takut dibuatnya. Sekali berkata
serius dia dapat menghentikan perputaran dunia hehe. Semuanya hening. Aldi selalu mengetuk hati kami dengan nasihat-nasihatnya, mengungkap rahasia kecil yang maknanya luar biasa. Terima kasih saudara Aldi. Begitulah saya mengenal kepribadian kawan-kawan kelompok KKN yang memiliki kelebihan dan keunikan masing-masing, dan dari mereka saya petik mutiara hikmah sebagai pelajaran hidup dikemudian hari.
Nasihat Lama dalam Kajian Ustadzah Halimah Alaydrus “ Sejak kita
menginginkan keindahan dan kebahagiaan hidup, jadikanah sabar sebagai sahabat,
dan ikhlas sebagai penguat langkah. Bahagia itu datang bersama sabar dan perginya
bahagia bersama dengan ikhlas. Kadangkala seseorang itu mudah mengatakan
nasihat-nasihat dan orang lain pun mudah mendengarkan nasihat. Bukan tentang siapa
pemberi atau penerima nasihat, akan tetapi sesiapa yang menjalankan nasihat itu
dalam setiap langkah hidup untuk memilih kehidupan yang lebih baik dan terarah”. 3. Sorotan Cahaya di Sudut Bumi Pasilian
Pertama kali langkah saya menapaki Desa Pasilian di Kampung Pejamuran, pandanganku dalam mendeskripsikan desa ini tak lepas dari
rasa takjub Maasya Allah, Allahu Akbar. Nuansa religi yang begitu pekat saya rasakan ketika bertemu dengan para tokoh agama yang sangat berpengaruh bagi kehidupan generasi Muslim Indonesia. Sebuah rasa yang tak bisa dijabarkan dengan rangkaian kata. Anak-anak yang begitu antusias dalam belajar membawaku pada ranah jiwa seorang pendidik, meski sebenarnya tak berkeahlian dalam bidang tersebut. Beberapa tokoh yang saya temui dan menjadi inspirasi hidup terabadikan dalam catatan harian. Kutuliskan kekagumanku kepada Ustadzah Sukar, beliau adalah guru ngaji di TPA yang letaknya tak jauh dari Masjid Al Mujahidin, pertama kali mendatangi TPA itu saya tidak menjumpai ustadz yang biasa mengajar, kata salah satu muridnya ustadz lagi ada perlu. Dan disitulah Ustadzah Sukar datang menyambut kami, senyumnya penuh ramah
230 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
masih terlukis dalam ingatanku. Kezuhudannya, ketawadhu-annya, ilmu
agama yang juga diamalkan beliau sungguh luar biasa mengalir syahdu dalam jiwa. Tujuan datang untuk membantu mengajar ngaji, namun kami
pulang dengan membawa illmu baru. Syukran katsiir Jazaakumullaah yaa
Ustadzah. ilmu yang kau beri laksana embun yang menyejukkan qalbu.
“Jika Anda berhadapan dengan guru yang shalih, alim, ahli ma‟rifah,
mendalam dalam syariah, duduklah dengan hati yang kosong dari segala fikiran,
duduklah seperti orang yang tidak punyai apa-apa, miskin dan faqir dihadapan Raja
yang dermawan yang sedang membagikan mutiara-mutiara ilmu dzahir dan bathin,
maka sirr (rahasia) ilmu dzahir dan bathin akan mengalir didada-dada antum Kalam
Habib Munzir Al-Musawa. Ustadz Muhdi, rasa rasanya saya kehabisan kata untuk
mengungkapkan segenap rasa haru dan kagum yang bergejolak terhadap beliau dengan kearifan dan kebijaksanaan- nya. Beliau adalah seorang yang sangat berpegaruh di masyarakat, seorang pengajar di TPA Baitussalam. Yang mementingkan pendidikan akhlaq dan agama bagi anak-anak generasi bangsa. Malam itu adalah acara perpisahan kami dengan masyarakat desa yaitu penutupan KKN 024 pada tanggal 20 Agustus 2018. Warga desa berbondong-bondong meramaikannya, anak-anak pun riang gembira. Malam puncak yang juga dihadiri oleh para pemuda desa yang turut berkontribusi dalam penyelenggaraan. Susunan acara yang begitu meriah
diakhiri dengan alunan khotmil qur‟an, pada mulanya acara khotmil qur‟an
tersebut dibatalkan dan saya sangat merasa kecewa, merasa tak enak hati dengan anak-anak yang akan tampil yang sudah bersemangat ketika latihan, disebabkan kondisi waktu yang sudah cukup malam. Akhirnya
Ustadz Muhdi mengambil alih tugas MC, kemudian beliau membacakan
acara yang dinantikan yaitu khotmil qur‟an yang berlangsung dengan
khidmat. Alhamdulilah dukungan dari Ustadz Muhdi sangat berkesan bagi
saya pribadi. Beliau adalah suri tauladan yang mampu menerangi hati hati yang dalam kegelapan. Saya merasa cukup kerasan berada di Desa Pasilian selama satu bulan, masyarakat yang ramah serta lingkungan hidup sederhana. Dan uniknya di desa ini masyarakat yang memelihara kambing membiarkan kambing kambingnya berkeliaran dan tidak dikandang. Pernah sewaktu di posko tak ada air, saya pergi kerumah warga dan ada salah satu warga yang memperkenankan saya numpang mandi di
rumahnya. Ternyata tidak semua air didesa Pasilian itu payau.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 231
Waktu terasa begitu singkat, sepertinya baru sejenak saya pejamkan mata lalu membukanya kembali. Begitulah kira-kira keadaan hati yang sedang berbahagia. Suasana keakraban mulai hadir mendekap jiwa. Keakraban dengan anak-anak dan pemuda desa seakan begitu cepat berlalu dalam jangka ruang dan waktu. Rindu dengan antusias belajar
anak-anak ketika sedikit saya sampaikan mufrodat bahasa Arab kemudian
saya mengajak anak-anak untuk cepat meghafal. Mereka mempunyai daya tangkap dan daya ingat yang cukup bagus sehingga beberapa mufrodat bisa dihafal dalam waktu singkat dan ketika saya menanyakan kembali dikemudian hari mereka masih hafal, saya mencoba untuk tetap
memandu mereka via whatsapp. Meski kegiatan KKN telah berakhir bukan
berarti tanggung jawab dan tugas berakhir pula. Sedikit kecewa pernah saya rasakan ketika ternyata pesantren yang ada disana hanya untuk laki-laki.
Senja itu, warga desa yang mayoritas anak-anak menghantarkan kepulangan kami menuju ke mini bus koantas bima yang parkir didepan posko, membantu mengangkat barang-barang kedalam mobil. Kesedihan yang begitu dalam nampak pada raut wajah mereka dan membuatku berat meninggalkan desa ini untuk melepas kebersamaan yang terajut selama satu bulan. 4. Harapan untuk Pasilian
Terwudunya Pasilian sebagai kota pelajar, masyarakat yang damai
dan harmonis, peduli sosial dan peduli lingkungan yang lebih
ditingkatkan lagi, dan harapan bila saya menjadi bagian dari masyarakat Desa Pasilian, saya memiliki cita-cita membangun sebuah pesantren
untuk lebih menghidupkan nuansa religi dan mempertahankan serta
meningkatkan nilai-nilai keagamaan di Desa Pasilian, saya ingin merintis sebuah yayasan Pondok Pesantren berbasis Bahasa Arab dan Inggris guna meningkatkan kemahiran dalam berbahasa bagi para pelajar baik putra
maupun putri, dan saya menamainya dengan Daar Al-Mubaarak adalah tempat yang dipenuhi keberkahan.
232 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Ketika engkau merasa lelah dan seakan sudah tak sanggup lagi
menanggung beban hidup. Percayalah pada saat itu Allah tak
pernah membiarkanmu terpasung dalam keterpurukan. Allah
memelukmu dengan Cinta-Nya.
~Yasyifani Rachmah Dini~
233
BAB VII
KESAN WARGA PASILIAN ATAS KEGIATAN KKN 024
Secara umum masyarakat Desa Pasilian merasa senang dan
terbantu dengan adanya kehadiran KKN UIN Jakarta di desa mereka. Hal
ini dapat dilihat dari beberapa pernyataan kesan dan pesan Masyarakat
kepada kami. Berikut adalah beberapa pernyataan tokoh dan masyarakat
pada kami:
A. Kesan Tokoh Masyarakat
1. Bapak H. Nasiri, Kepala Desa Pasilian.
Alhamdulillah karena kedatangan mahasiswa KKN UIN Jakarta
sedikit banyaknya bisa membantu tentang program-program kami yang
ada di Desa Pasilian, kebetulan pada hari ulang tahun Republik Indonesia
ke-73 mahasiswa KKN ikut meramaikan dan membantu program desa
kami, dan bantuan yang lain-lainnya dari mahasiswa UIN itu sangat
banyak Alhamdulillah. Kesannya selama Mahasiswa KKN UIN Jakarta
tinggal di Desa Pasilian Kecamatan Kronjo ini kami banyak terbantu,
terutama jelas terlihat pada perayaan 17 Agustus banyak perlombaan.
Pesannya untuk mahasiswa KKN UIN Jakarta tahun 2018 mudah-
mudahan selama berada di Pasilian banyak manfaat bagi kita semua dan
belajarlah dengan sebaik-baiknya.10
2. Ustadz Muhdi, Pemuka Masyarakat.
Kehadiran kelompok KKN 24, yang saya rasakan jika
dibandingkan dengan kelompok KKN-KKN sebelumnya itu beda ya, jadi
ini mah lebih akrab dengan warga sekitar, terutama dengan anak-anak
muda Pasilian bisa bekerja sama, lebih mengesankan, betul-betul KKN lah,
kalau dibandingkan dengan tahun lalu kurang berkesan, KKN tahun
sekarang ada yang dilihat. Alhamdulillah untuk karya kaligrafi saya ucapkan
terimakasih kepada Zahiyyan. Pesan untuk anak mahasiswa KKN 24,
kuliah yang bener, jangan muluk-muluk cita-citanya, mengalir aja
pokoknya belajar yang bener biar pinter nanti mau jadi apa kan sudah ada
catatan di Lauhul Mahfudz, mau jadi dosen guru yang lain atau sekalipun
10 Wawancara pribadi dengan warga Desa Pasilian, Bapak H. Nasiri, 18 Agustus 2018
234 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
mau jadi presiden kalo gak ada catatan disononya mah gak bakal jadi, tapi
mudah-mudahan dapat memanfaatkan ilmu yang sudah dipelajari, mudah-
mudahan nanti setelah udah lulus di tengah-tengah masyarakat bisa
mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari. KKN juga sangat
berkesan pada anak-anak didik di TPA Al-Mu‟allimin, mereka selalu
bertanya kapan anak-anak KKN kemari lagi. Jadi, bagi anak-anak adalah
sesuatu yang luar biasa karena dibandingkan tahun sebelumnya tidak
seperti KKN 24, yang berkesan bagi anak-anak bahkan pada saat ditinggal
pulang banyak anak-anak yang menangis, sangat berkesan. Pesannya
kepada anak-anak KKN jangan sampai lupain Desa Pasilian yang udah di
sini, jadi ibaratnya udah lepas KKN terus lupa Desa Pasilian jangan
sampai, apa yang diinginkan anak muda di sini dan Ustadz Muhdi
walaupun sudah lepas KKN bersilaturahmilah ke Desa Pasilian, pintu sini
terbuka lebar untuk anak-anak yang pernah KKN di sini.11
3. Bapak H. Muhammad Romli, Tokoh Masyarakat Pasilian.
Anak-anak KKN gampang berbaur dengan masyarakat, kemarin
ada kegiatan-kegiatan 17 Agustus mudah-mudahan berkesan, saya selaku
tokoh masyarakat menanggapi positif dengan kegiatan yang dilakukan
mahasiswa KKN, banyak kegiatan-kegiatan atau program anak KKN yang
bermanfaat bagi warga sekitar misalnya TPA. Pesannya mohon maaf
apabila terdapat kekurangan-kekurangan selama di Desa Pasilian, semoga
anak-anak KKN sukses kedepannya berguna bagi nusa dan bangsa
terutama agama. Mudah-mudahan di kemudian hari selalu ingat dengan
Desa Pasilian.12
B. Kesan Warga
1. Bapak Samani, Pemuda Pasilian
Kesan sangat menarik dengan kedatangan anak KKN, merasa
sangat terbantu, apalagi momentum perayaan HUT RI ke-73, anak-anak
mahasiswa KKN yang berada di Pasilian banyak membantu dan ikut serta
dalam pawai dan upacara di Kecamatan Kronjo, serta memeriahkan
kegiatan-kegiatan di Desa Pasilian dengan lomba-lomba 17 Agustus. Tidak
lupa membantu menjaga kebersihan lingkungan Pasilian, berbaur di
11 Wawancara pribadi dengan warga Desa Pasilian, Ustad Muhdi, 18 Agustus 2018 12 Wawancara pribadi dengan warga Desa Pasilian, Bapak H. Muhammad Romli,
18 Agustus 2018
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 235
lingkungan RT, ikut kerja sama dengan pemuda sini, saya selaku pemuda
mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga atas kesan yang
telah diberikan. Pesannya kepada adik-adik KKN dengan adanya KKN ini
dapat menjadi barometer untuk hubungan sosial kedepannya, sebagai
ukuran bukan hanya berguna di desa tapi di lain tempat pun atau di lain
tindakan KKN mudah-mudahan dapat berguna.13
2. Moh. Gozali, Pemuda Pasilian
Menurut saya pribadi program KKN dari mahasiswa UIN sangat
bermanfaat dan berpengaruh positif bagi wilayah masyarakat sekitar,
khususnya masyarakat Pasilian Anyar, karena dengan adanya kegiatan
tersebut warga Pasilian Anyar sadar bahwa pentingnya dunia pendidikan
dan kami warga Pasilian Anyar berterima kasih untuk teman-teman KKN
UIN yang sudah bisa mengabdikan diri di lingkungan masyarakat.
Harapan kami sebagai warga masyarakat Pasilian, semoga para
mahasiswa UIN bisa menjadi contoh yang baik untuk warga Pasilian.
Semoga ditahun kedepannya wilayah Pasilian Anyar bisa jadi tujuan KKN
dari para mahasiswa UIN.14
C. Kesan Remaja dan Anak-Anak
1. Asti, Siswi MTS Nurul Hidayah
Menurutku kakak mahasiswa/i UIN Jakarta sangat ramah, mudah
bercengkrama dan sangat baik sekali dengan warga Desa Pasilian. Aku
berharap sekali sewaktu aku lulus di SMK, MAN atau SMA bisa masuk di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurutku cara belajar yang diberikan
kakak-kakak itu enjoy dan sangat asik, program belajarnya juga bisa
menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang menggunakan media
sosial dengan baik dan benar. Semoga kakak-kakak KKN ini tidak berubah
dalam cara mengajar kami dan tetap ramah, asik ketika mengajar kami
semua disini. Harapanku semoga kakak di tahun yang akan datang bisa ke
Desa Pasilian lagi.15
13 Wawancara pribadi dengan warga Desa Pasilian, Bapak Samani, 18 Agustus 2018
14 Wawancara pribadi dengan warga Desa Pasilian, Bapak Moh. Gozali, 21 Oktober 2018
15 Wawancara pribadi dengan warga Desa Pasilian, Asti, 21 Oktober 2018
236 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Didalam hati seseorang terdapat keikhlasan dan kasih sayang,
maka nasihatnya atau ucapannya akan meninggalkan kesan dalam
hati pendengarnya. Hati akan hidup ketika mendengar nasihat dan
ucapan yang disampaikan dengan kasih sayang.
~Aisyah Nurilahi ~
237
DAFTAR PUSTAKA
Huda, M. Kesejahteraan Sosial dan Pengantar Sosial: Sebuah Pengantar,
Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017. Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2017.
Pasopati, P.D. Apa yang dimaksud dengan Analisis SWOT, pukul 06:53 WIB
diakses pada 13 Oktober 2018 dari : https://www.dictio.id/t/apa-yang-
dimaksud-dengan-analisis-swot/12849/2.
Peta “Pasilian Kronjo, Tangerang Banten” diakses pada 29 Agustus 2018 dari:
www.maps.google,com.
Profil Desa Pasilian Kronjo 2016, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft
Word yang diberikan oleh Kepala Desa Pasilian Kronjo pada tanggal 10 Agustus 2018.
Profil Desa Pasilian Kronjo tahun 2016, Dokumen tidak dipublikasikan
Wawancara Pribadi dengan Warga, Asti, 21 Oktober 2018.
Wawancara Pribadi dengan Tokoh Masyarakat. Efendi, F., 18 Agustus 2018.
Wawancara Pribadi dengan Tokoh Agama Pengurus Masjid Baitussalam, Ustadz Muhdi, 18 Agustus 2018.
Wawancara Pribadi dengan Warga, Bapak Nasiri, 18 Agustus 2018.
Wawancara Pribadi dengan Warga, Bapak Romli, M., 18 Agustus 2018.
Wawancara Pribadi dengan Warga, Bapak Samani, 18 Agsutus 2018.
Wawancara Pribadi dengan Warga, Gozali. Moh, 21 Oktober 2018.
238 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Belajarlah dari pengalaman yang pernah kamu alami untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi
~Indah Safitri~
239
BIOGRAFI SINGKAT
1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.ag, S.H, M.H, M.ag
Ahmad Tholabi Kharlie laki-laki
,berdarah Serang, beliau dilahirkan 7 Agustus
tahun 1976. Beliau menyelesaikan S1 Peradilan
Agama di IAIN Jakarta tahun 2000, program
akta IV Universitas Negeri Jakarta tahun 2002,
Magister Hukum Peradilan dari UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2003, S1 Ilmu Hukum di
Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2012,
Magister Ilmu Hukum Tata Negara dari
Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2011 dan program Doktor
Hukum di Pascasarjana UIN Jakarta. Sekarang menjadi Dosen dan
WADEK II FSH UIN Jakarta.
2. Ahmad Nawawi
Ahmad Nawawi yang akrab dipanggil
alwy, adalah anak ke-7 dari tujuh bersaudara. Ia
lahir pada tanggal 14 November 1997 Ibu dan
almarhum ayahnya adalah orang pribumi asli dari
Bekasi, pendidikan terakhir orang tuanya tidak
tamat Sekolah Dasar. Saat ini Alwy berkuliah di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
semester 7. Latar belakang organisasi yang saya
ikuti di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu PMII. Ia mempunyai hobi
membaca dan gemar menjahili temannya.
240 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
3. Aisyah Nur Ilahi
Aisyah Nur Ilahi, Mahasiswa semester 7, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dia lahir di Bengkulu, 6 Oktober 1997. Pernah sekolah di SDN 01 Pematang Tiga (2004-2009), SMPN 01 Pematang Tiga (2009-2012) dan SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu (2012-2015). Aisyah pernah menjabat sebagai Bendahara Umum HIMAMIRA (Himpunan Mahasiswa Bumi Raflesia) JABODETABEK (2017-2019), sebagai Staf ahli Departemen Dakwah DEMA FITK UIN Jakarta (2017-2018) dan LDK divisi Dana dan Usaha HMJ Pendidikan Agama Islam (2016-2017).
4. Dini Tri Hastuti
Dini Tri Hastuti, lahir di Tangerang pada
4 April 1997. Perempuan berdarah Jawa ini
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara
yang tinggal di daerah Bintaro Tangerang
Selatan. Dini merupakan mahasiswi Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, perempuan ini
memiliki kegemaran mendengarkan musik genre
pop dan mellow, senang menjelajah tempat baru
maka tak heran jika dia tidak nyaman berdiam di satu tempat selain suka
travelling Dini atau akrab disapa Raisa ini suka sekali dengan berkuliner
makanan.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 241
5. Nur Faizah Syafiqah
Nur Faizah Syafiqah 21 tahun, kelahiran Prabumulih 20 Mei 1997. Anak kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan Muhammad Gholib Ramli (Alm) dan Nurul Huda. Nur Faizah tinggal di Jakarta bersama tantenya yang beralamat di Jl. Anggrit No 4 RT 02 RW 06 Kel. Pondok Labu Kec. Cilandak Kota Jakarta Selatan. Merupakan lulusan dari MAN 11 Jakarta tahun angkatan 2015 dan sekarang mahasiswi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta semester 7, ia aktif di HMJ divisi Pengabdian Masyarakat.
6. Dara Azhari
Gadis kelahiran Jakarta, 28 Oktober
1997. Mahasiswi yang akrab dipanggil Dara ini
memulai jenjang pendidikannya di Kota
Jakarta pada usia 5 tahun di TK Tunas Indah,
kemudian melanjutkan ke SDN Malaka Jaya 10
PG selama satu tahun. Pada tahun 2004, ia
pindah ke Kota Serang dan melanjutkan
kembali sekolahnya dari Sekolah Dasar sampai
dengan Sekolah Menengah Atas. Kemudian ia
melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi di UIN Jakarta, Fakultas
Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Fisika. Ia adalah perempuan yang sangat
pendiam dan ia memiliki hobi bernyanyi.
242 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
7. Susi Suwanti
Susi Suwanti perempuan berusia 22 tahun adalah mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakarta. Pendidikan dari Madrasah Ibtidaiyah hingga Sekolah Menengah Kejuruan ia habiskan di tempat tinggalnya Kota Tangerang dan ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas Islam Negeri Jakarta. Saat ini, mahasiswi yang berkeinginan untuk menjadi seorang dosen sedang menyelesaikan tugas akhirnya skripsi dan PLP/ Magang sebelum fokus untuk melanjutkan Magisternya. Ia mempunyai hobi memasak dan ia merupakan yang sangat rapih dan rajin. 8. Yasyifani Rachmah Dini
Yasyifani Rachmah Dini, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berusia 22 tahun, seorang puteri dari Bapak Achmad Shodirun dan Ibu Pujiyati, anak kedua dari delapan bersaudara yang akrab disapa Iffah. Wanita kelahiran Jawa ini sangat menyukai anak kecil, suka dengan dunia syair religi dan sholawat Nabi. Bahasa dan Sastra Arab adalah
study yang sedang ditempuhnya. Pada akhir
semester ini ia memutuskan untuk memilih
pesantren sebagai tempat bernaungnya, yaitu Ma‟had Al-Kautsar binaan Buya
Aly guna mempelajari lebih dalam ilmu Al-Qur‟an. Ia sangat gemar bersholawatan.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 243
9. Siti Ramadhan
Siti Ramadhan, Lahir di kota Tangerang pada 16 Januari 1998. Mahasiswi Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekarang ia tinggal di Tangerang bersama dengan keluarganya. Ia sangat gemar sekali menulis kata-kata tetapi tidak bisa merangkai kata dengan indah. Menurut ia membuat kata-kata merupakan kesenangan tersendiri yang membahagiakan hati. Ia juga suka makan pedas, menurutnya makanan yang tidak pedas itu bukanlah sebuah makanan. Ia bercita-cita ingin menjadi guru PAUD karena ia sangat menyukai anak-anak.
10. Aldi Maulana
Aldi Maulana lahir di Bogor 21 Juli 1997
mahasisawa Fakultas Ushuluddin Jurusan
Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pria yang memiliki hobi
bermain sepak bola memulai pendidikan
dasar di SDN Grogol Selatan. Selanjutnya ia
melanjutkan sekolah ke MTS Al-Islamiyah
setelah itu, ia bersekolah di MA Khazanah
Kebajikan Pondok Cabe. Sekarang
melanjutkan studi nya di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan selain kuliah dia juga aktif dalam unit kegiatan
mahasiswa (UKM), Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa (HIQMA)
sebagai kordinator hadroh.
244 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
11. Raden Setyo Hadi Prabowo
Raden Setyo Hadi Prabowo laki-laki berusia 20 tahun adalah seorang Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Ilmu Hukum, konsentrasi Hukum Bisnis UIN Jakarta. Ia lahir di Jakarta pada tanggal 19 September 1997. Ia mempunyai hobi bermain bola dan mendaki gunung agar sedikit menyatu dengan alam. Ia pun pernah menempuh pendidikan di SMPN 184 Jakarta dan SMA Adi Luhur Jakarta, dimana di sekolah banyak pengalaman yang ia dapat mulai dari berbagai pelajaran maupun dalam lingkup berorganisasi ( OSIS ). Ia juga piawai bermain gitar.
12. Sinta Felisia Agnes
Sinta Felisia Agnes Mahasiswi Jurusan
Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Jakarta. Perempuan Kelahiran
Bukittinggi, Sumatera Barat, 11 Oktober 1996,
anak kedua dari tiga bersaudara. Sinta pernah
bersekolah di SDN 19 Gadut, MTsN 1
Bukittinggi, MAN 1 Model Bukittinggi, dan
UIN Jakarta. Sinta aktif dalam organisasi
HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi)
Hukum Keluarga, HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam), serta organisasi primodial KMM (Keluarga
Mahasiswa Minang). Sinta memiliki hobi travelling, memasak, musik dan
olahraga. Sinta juga memiliki hobi.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 245
13. Arinda Yefa Pratiwi
Arinda Yefa Pratiwi adalah perempuan 21 tahun, kelahiran Batusangkar, 16 Mei 1997. Anak semata wayang dari dua bersaudara tersebut pernah bersekolah di SDN 01 Simabur, MTsN Padangpanjang, MAN Koto Baru Padangpanjang kemudian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Hukum Pidana Islam di Fakultas Syari‟ah dan Hukum. Saat ini Ia aktif dalam Ikatan Keluarga Mahasiswa Minang (KMM Ciputat), Himpunan Mahasiswa Koto Baru Jabodetabek, LDK Syahid Fakultas Syari‟ah Hukum, Imatar UIN Jakarta dan HMI Ciputat, serta kader di Partai Amanat Nasional (PAN).
14. Citra Ayu Lestari
Citra Ayu Lestari mahasiswi Jurnalistik
Fakultas Ilmu Dakwa dan Ilmu Komunikasi
UIN Ciputat. Lahir Jakarta, 23 Mei 1997.
Memiliki pengalaman organisasi: Klise
Fotografi, DNK TV, Remaja Masjid Komplek
TNI-AL Ciangsana. Anak ketiga dari empat
bersaudara ini merupakan lulusan dari SD 01
Ciangsana, MTSN 7 Jakarta dan MAN 15
Jakarta. Punya hobi memotret dan masak. Citra
adalah perempuan yang pandai dalam berbisnis
makanan-makanan ringan yang dijual melalui online dan ia juga pintar
membagi waktu antara bisnis dan kuliahnya. Ia sangat berkinginan untuk
mempunyai bisnis makanan sendiri.
246 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
15. Hady Wicaksono
Hady Wicaksono, lahir di Pemalang Jawa Tengah 2 Oktober 1996. Pernah bersekolah di SDN Cengkareng Timur 17 Pagi (2002-2009), SMP Negeri 248 Jakarta (2009-2012), SMA Negeri 33 Jakarta (2012-2015) dan UIN Jakarta Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia juga ikut berorganisasi di HMJ Ekonomi Pembangunan dan diangkat sebagai Anggota divisi Kewirausahaan (2015), di tahun berikutnya diangkat kembali di HMJ EP sebagai koordinator divisi Ekonomi Kreatif. Hady memiliki hobi di dunia desain grafis, modifikasi motor dan hobi mengoleksi miniatur mobil.
16. Indah Safitri
Indah Safitri adalah Mahasiswi Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Ia lahir di Wonosobo 24 Juni 1996. Ia
adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ia
mempunyai hobi bermain volly dan bernyanyi.
Ia juga sangat suka berbicara (alias cerewet). Ia
menempuh pendidikan di SDN 2 Somogede di
daerah Jawa Tengah, kemudian ia melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 10 Tangerang
selatan. Setelah itu, ia melanjutkan sekolahnya
di SMAN 5 Tangsel. Kemudian tahun 2015 ia menjadi mahasiswi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta hingga sekarang.
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 247
17. Muhammad Abdullah Zahiyan
Muhammad Abdullah Zahiyan, Lahir di Jakarta pada 07 Muharram 1417 H. Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta ini mempunyai hobi menggambar dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan juga pembuat kaligrafi yang cukup handal. Kecintaan-nya terhadap alam membuatnya tertarik untuk masuk ke dalam dunia biologi, dan berkeinginan untuk membagikan ilmunya lewat konten visual yang unik. Saat ini ia masih aktif sebagai mahasiswa Biologi dan menjabat sebagai Penasehat Sub. Divisi Media Kreatif di Himpunan Mahasiswa Biologi UIN Syarif Hidayatullah karena bakatnya.
18. Hilda Awaliah
Hilda Awaliah (21 tahun) Mahasiswi
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Putri
Pertama dari empat bersaudara ini lahir di
Sukabumi, 17 Maret 1997. Ia memulai jenjang
pendidikannya di Kota Bogor pada usia 4 tahun
di TK Karya Nyata, kemudian melanjutkan
pendidikannya di SDN Cipasung Sukabumi
selama 6 tahun, dilanjutkan ke MTs AL-
Atiqiyah, yang kemudian dilanjutkan ke SMA
AL-Atiqiyah. Kecintaan terhadap alam dan lingkungan membuatnya
mengambil Biologi sebagai jurusannya, sebagai wadah menggali ilmu
untuk menambah ilmu pengetahuannya.
248 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
19. Muhammad Fazlurrahman Amari
Muhammad Fazlurrahman Amari mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional FISIP UIN Jakarta, kelahiran Tanggerang 25 Maret 1997 merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Fazlurrahman tinggal di perumahan BSI Blok D25 No. 16 Rt 13 Rw 05 kelurahan. Dure Mekar, Bojong Sari Depok. Ifaz merupakan alumni Pondok Pesantren Al Hamidiyah Kota Depok. Ia aktif berorganisasi kepemudaaan seperti Kepala Departemen DEMA FISIP dan sebagai Ketua Umum Satuan Tugas Gerakan Anti Narkoba UIN Syarif Hidayatullah sekaligus sebagai Koordinator Pusat Forum Nasional Mahasiswa Anti Narkoba (FORNASMAPAN).
249
LAMPIRAN-LAMPIRAN
250 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika ia melihat
satu aib pada saudaranya maka ia akan memperbaikinya
~Hilda Awaliah~
251
Lampiran 1: Surat dan Sertifikat
252 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 253
254 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 255
Lampiran 2: Dokumentasi Kegiatan
256 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 257
258 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 259
FORM VERIFIKASI MANDIRI
BUKU LAPORAN HASIL KKN-PpMM 2018
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No Kel.: 024 Nama Desa: Pasilian
Nama Kel.: PASKRON Nama Dospem: Dr. H. Ahmad Tholabi
Karlie,S.Ag.,S.H.,M.H.,M.A
Judul: Generasi Penerus di Bumi Pasilian
CATATAN VERIFIKATOR
No. Ihwal Kesesuaian dengan Buku Panduan
1 Sampul Muka � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
2 Halaman Dalam � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
3 Tim Penyusun � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
4 LEMB. PENGESAHAN � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
5 KATA PENGANTAR � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
6 DAFTAR ISI � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
7 DAFTAR TABEL � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
8 DAFTAR GAMBAR � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
9 TABEL IDENTITAS � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
10 RING. EKSEKUTIF � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
11 CAT. EDITOR � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
12 LEMBAR BIDANG 1 � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
13 BAB I � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
14 BAB II � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
15 BAB III � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
16 BAB IV � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
17 BAB V � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
18 LEMBAR BIDANG 2 � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
19 BAB VI � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
20 BAB VII � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
21 DAFTAR PUSTAKA � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
22 BIOGRAFI SINGKAT � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
23 LEMBAR PEMISAH � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
260 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
24 LAMPIRAN � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
25 Sampul Belakang � ada � tdk ada � sesuai � belum sesuai
Kesimpulan
DENGAN INI KAMI MENYATAKAN BAHWA BUKU LAPORAN HASIL
KEGIATAN KKN-PpMM 2018 KELOMPOK 024 TELAH DIVERIFIKASI
DAN DINYATAKAN: SESUAI / TIDAK SESUAI* DENGAN BUKU
PANDUAN, BAIK KESESUAIN ISI MAUPUN TEKNIS PENULISAN.
*( Coret yang dianggap perlu
Ciputat, 13 Februari 2019
Verifikator Kesesuaian Konten
Nama Nur Faizah Syafiqah tanda tangan
Nama Hilda Awaliah tanda tangan
Verifikator Kesesuaian Teknis Penulisan
Nama Sinta Felisia Agnes tanda tangan
NamaIndah Safitri tanda tangan __
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Dr. H. A.Tholabi Karlie,S.Ag.,S.H.,M.H.,M.A
NIP: 19760807 200312 1 001
Catatan Dosen
Pembimbing/ Editor:
Generasi Penerus di Bumi Pasilian | 261
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Kami yang bertanda tangan di bawah ini,
NO NAMA NIM TANDA
TANGAN
1. Ahmad Nawawi 11150110000071
2. Aisyah Nur Ilahi 11150110000019
3. Dini Tri Hastuti 11150130000076
4. Nur Faizah Syafiqah 11150170000044
5. Dara Azhari 11150163000064
6. Susi Suwanti 11150184000069
7. Yasyifani Rachmah Dini 11150210000023
8. Siti Ramadhan 11150251000014
9. Aldi Maulana 11150340000220
10. Raden Setyo Hadi Prabowo 11150480000015
11. Sinta Felisia Agnes 11150440000002
12. Arinda Yefa Pratiwi 11150450000007
13. Citra Ayu Lestari 11150510000166
14. Hady Wicaksono 11150840000051
15. Indah Safitri 11150850000059
16. M. Abdullah Zahiyan 11150950000034
17. Hilda Awaliah 11150950000005
18. M. Fazlurrahman Amari 11151130000008
262 |Generasi Penerus di Bumi Pasilian
Dengan ini menyatakan bahwa semua tulisan yang ada di Buku
Laporan Hasil Kegiatan PpMM 2018 Kelompok 024 adalah benar telah
bebas dari plagiasi atau penjiplakan. Apabila di kemudian hari pernyataan ini
terbukti tidak benar, maka kami bersedia menerima sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini kami buat, untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Ciputat, 13 Februari 2019
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Dr. H. A.Tholabi Karlie,S.Ag.,S.H.,M.H.,M.A
NIP: 19760807 200312 1 001