Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
2.5 Metode Gravity
2.5.1 Pendahuluan
Dari segi ilmu, gaya berat merupakan ilmu yang mempelajari
percepatan gravitasi bumi yang didasarkan pada hukum tarik-menarik
Newton. Sedangkan dari segi metode, gaya berat merupakan metoda
eksplorasi geofisika yang didasarkan atas adanya anomali medan gravitasi
bumi akibat adanya variasi sifat densitas batuan secara lateral. Metode ini
merupakan metode pasif karena pengukurannya tidak memerlukan sumber
buatan melainkan sumber yang berasal dari alam. Dalam prakteknya,
metoda gaya berat ini mempelajari perbedaan medan gravitasi dari suatu
titik observasi ke titik observasi lainnya. Dengan demikian suatu sumber
yang merupakan satu zona massa di bawah permukaan bumi, akan
menyebabkan satu gangguan dalam medan gravitasi yang nantinya akan
menghasilkan suatu anomali yang disebut anomali gaya berat.
Harga gravitasi yang telah dikoreksi ini disebut sebagai anomali
gravitasi dan akan memberikan informasi mengenai variasi densitas bawah
permukaan bumi. Dari variasi densitas tersebut dapat diinterpretasi
gambaran dan bentuk struktur bawah permukaan bumi suatu daerah. Jadi
pada prinsipnya, metode ini dipilih karena kemampuannya dalam
membedakan rapat massa (kontras densitas) dari suatu mineral terhadap
lingkungan sekitarnya. Dengan demikian dapat diketahui keadaan struktur
bawah permukaan dari suatu daerah. Hal ini sangat penting untuk
perencanaan tahap-tahap eksplorasi berikutnya.
2.5.2 Teori Dasar
Hukum Gravitasi Universal Newton
Hukum ini menyatakan bahwa besarnya gaya interaksi yang
bekerja antara dua benda berbanding lurus dengan massa masing-
masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua benda tersebut.
Dapat dirumuskan F≈m1m2
r 2
51
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
F⃗=γ (m1m2
r 2 ) r̂dengan r̂ adalah satuan vektor dari m1 ke m2 dan γ adalah
konstanta gravitasi universal.
Percepatan Gravitasi
Percepatan benda m2 yang disebabkan oleh hadirnya benda m1
dapat ditentukan dengan membagi F dengan m1 yaitu:
g= Fm1
=γm2
r 2
Potensial Gravitasi
∇× g=0
g=−∇U
F (r )=−γm1
r3r
atau F (r )=−γ
m1
r2
Gravitasi Bumi
Dalam eksplorasi metode gaya berat ini, ditunjukkan perbedaan
nilai gravitasi dari suatu tempat ke tempat lainnya. Apabila bumi
dibentuk dari bahan yang serba sama (homogen) dan bentuknya
benar-benar bulat serta diam (tidak berotasi), maka gaya gravitasi
di permukaan bumi akan sama dan tidak mempengaruhi
pembacaan gravimeter. Namun kenyataannya lain, bumi berotasi
pada porosnya secara teratur dan tidaklah bulat melainkan pepat
dikedua kutubnya serta mempunyai ketidakteraturan densitas
secara lateral. Akibatnya terdapat perbedaan harga gravitasi
(anomali gravitasi) untuk setiap tempat yang berbeda di
permukaan bumi.
52
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
Variasi gaya berat setiap titik di permukaan bumi ini tergantung
pada 5 faktor, yaitu diantaranya :
1. lintang
2. ketinggian
3. topografi
4. pasang surut
5. variasi densitas bawah permukaan
Koreksi Spheroid dan Geoid
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa bentuk bumi lebih
mendekati bentuk spheroid, sehingga digunakan spheroid referensi
sebagai pendekatan untuk muka laut rata-rata (geoid) dengan
mengabaikan efek benda diatasnya. Spheroid referensi ( g lintang)
diberikan oleh persamaan GRS67 ( Geodetic Reference System
1967 ) :
Koreksi Pasang Surut ( Tidal )
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan efek gravity benda-
benda di luar bumi seperti matahari dan bulan. Efek Gravity bulan
di titik tertentu pada permukaan bumi diberikan oleh persamaan
potensial berikut ini :
Koreksi Apungan (Drift)
Koreksi apungan diberikan sebagai akibat adanya perbedaan
pembacaan gravity dari stasiun yang sama pada waktu yang
berbeda, yang disebabkan karena adanya guncangan pegas alat
gravimeter selama proses transportasi dari satu stasiun ke stasiun
lainnya. Untuk menghilangkan efek ini, akuisisi data dilakukan
dalam suatu rangkaian tertutup, sehingga besar penyimpangan
53
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
tersebut dapat diketahui dan diasumsikan linier pada selang waktu
tertentu (t).
Koreksi Udara Bebas (Free-Air Correction)
Merupakan koreksi pengaruh ketinggian terhadap medan gravitasi
bumi, yang merupakan jarak stasiun terhadap spheroid referensi.
Basarnya faktor koreksi (Free Air Correction/FAC) untuk daerah
ekuator hingga lintang 45o atau -45o adalah -0.3085 mGal/m.
Sehingga besarnya anomali pada posisi tersebut menjadi FAA ( Free
Air Anomali), yaitu :
FAC = 0.3085 h
FAA = Gobs - gФ + FAC
Koreksi Bouger ( Bouger Correction )
Koreksi ini dilakukan dengan meggunakan pendekatan benda
berupa slab tak berhingga yang besarnya diberikan oleh
persamaan :
BC = 0.04185 hρ
Dengan h adalah elevasi dan ρ adalah massa jenis.
Metode yang digunakan untuk estimasi rapat massa :
(a) Metode Nettleton
Berdasarkan metode ini, rapat massa terbaik diberikan oleh
harga korelasi silang terkecil antara perubahan elevasi suatu
referensi tertentu dengan anomali gravitynya, sesuai dengan
persamaan :
(b) Metode Parasnis
Sedangkan dengan metoda parasnis rapat massa didapat dari
kemiringan / gradien garis linear yang ditarik melalui titik-titik
54
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
sebagai hasil plot harga FAA terhadap (2πγh-c), dimana c adalah
nilai koreksi medan sebelum dikalikan dengan rapat massa.
Koreksi Medan ( Terrain Correction )
Koreksi medan dilakukan sebagai akibat adanya pndekatan Bouger.
Bumi tidaklah rata tapi berundulasi sesuai dengan topografinya. Hal
iniyang bersifat mengurangi dalam SBA, sehingga dalam penerapan
koreksi medan, efek gravity blok-blok topografi yang tidak rata
harus ditambahkan terhadap SBA. Sehingga anomali gravity
menjadi :
CBA = Gobs - g Ф + FAC – BC + TC
2.5.3 Pengambilan Data
Pengambilan data dimulai pada hari Jumat tanggal 21 Mei 2010 sampai
hari Senin tanggal 25 Mei 2010 dengan jarak antar stasiun pengukuran
100 m dan jumlah titik yang diambil sebanyak 148 titik.
Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data adalah sebagai
berikut :
1. Gravimeter La Coste Romberg
2. Piringan
3. Altimeter
4. GPS
Hal – hal yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran adalah :
1. Melakukan kalibrasi terhadap titik pengukuran yang telah diketahui
nilai gravity absolutnya pada base
2. Melakukan pengikatan base camp terhadap titik terdekat yang
telah diketahui nilai ketinggian dan gravitynya, dengan cara looping
3. Pengamatan variasi harian akibat pasang surut dan akibat faktor
lainnya di base camp.
Jalur lintasan pengukuran gravity
55
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
Peta lintasan diperoleh dengan memasukkan data UTM X, UTM Y, dan
H (ketinggian) pada Surfer kemudian pilih post layer maka akan
didapatkan peta lintasan sebagai berikut,
Gambar 2.5.3-1 Daerah Penelitian
2.5.4 Pengolahan Data
Koreksi Altimeter
Pengukuran ketinggian dilakukan dengan alat altimeter.
Pengukuran ketinggian dilakukan pada setiap pengukuran titik gaya
berat di lapangan dan pengukuran setiap 5 menit di base untuk
mendapatkan ketinggian yang sebenarnya. Harga elevasi yang
sudah dikoreksi merupakan hasil pendekatan polinomial orde 6 dari
data ketinggian di base, kemudian h sebenarnya merupakan hasil
penjumlahan h sebenarnya di base (h=55.21 m) dengan h lokal
yang sudah dikoreksi dengan drift altimeter.
56
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
Perhitungan g normal
gN = skala (mGal) + tidal mGal
Stasiun X Y Jam Menit ke- Alliod Tidal GN
Base 353527 9165622 8:14 0 9.050 0.100 9.150ST-1 353616 9165667 8:34 20 7.300 0.111 7.411ST-2 353712 9165695 8:52 38 6.280 0.119 6.399ST-3 353813 9165740 9:00 46 2.780 0.122 2.902ST-4 353907 9165760 9:09 55 0.840 0.124 0.964ST-5 353994 9165815 9:14 60 -0.120 0.125 0.005ST-6 354114 9165846 9:21 67 -1.890 0.126 -1.764ST-7 354142 9165953 9:29 75 -3.200 0.127 -3.073
Tabel 2.5.4-1 Contoh Perhitungan gN pada tanggal 22 Mei 2010
Koreksi tidal
0 50 100 150 200 250 300
-0.04
-0.02
0
0.02
0.04
0.06
0.08
f(x) = 1.63357E-12 x⁴ + 0.00000000518766 x³ − 0.00000107025 x² − 0.000455778 x + 0.0733909
Series2Polynomial (Series2)
Gambar 2.5.4-1 Contoh Koreksi tidal pada tanggal 22 Mei 2010
Koreksi Drift
Koreksi Drift =
57
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
Stasiun X Y Jam Menit ke- Alliod Tidal GN Drift
Base 353527 9165622 8:14 0 9.050 0.100 9.150 0.000ST-1 353616 9165667 8:34 20 7.300 0.111 7.411 -0.011ST-2 353712 9165695 8:52 38 6.280 0.119 6.399 -0.020ST-3 353813 9165740 9:00 46 2.780 0.122 2.902 -0.025ST-4 353907 9165760 9:09 55 0.840 0.124 0.964 -0.029ST-5 353994 9165815 9:14 60 -0.120 0.125 0.005 -0.032ST-6 354114 9165846 9:21 67 -1.890 0.126 -1.764 -0.036ST-7 354142 9165953 9:29 75 -3.200 0.127 -3.073 -0.040
Tabel 2.5.4-2 Contoh Perhitungan koreksi drift pada tanggal 22 Mei
2010
Perhitungan g Koreksi
g Koreksi = gN – drift mGal
Stasiun X Y Jam Menit ke-
Alliod Tidal GN Drift G corr
Base 353527 9165622 8:14 0 9.050 0.100 9.150 0.000 9.150ST-1 353616 9165667 8:34 20 7.300 0.111 7.411 -0.011 7.422ST-2 353712 9165695 8:52 38 6.280 0.119 6.399 -0.020 6.419ST-3 353813 9165740 9:00 46 2.780 0.122 2.902 -0.025 2.926ST-4 353907 9165760 9:09 55 0.840 0.124 0.964 -0.029 0.994ST-5 353994 9165815 9:14 60 -0.120 0.125 0.005 -0.032 0.037ST-6 354114 9165846 9:21 67 -1.890 0.126 -1.764 -0.036 -1.728ST-7 354142 9165953 9:29 75 -3.200 0.127 -3.073 -0.040 -3.032
Tabel 2.5.4-3 Contoh Perhitungan g koreksi pada tanggal 22 Mei 2010
Perhitungan ∆g
∆g = gkoreksi ke-n – gkoreksi awal mGal
Stasiun X Y Jam Menit ke-
Alliod Tidal Gn Drift G corr ∆g
Base 353527 9165622 8:14 0 9.050 0.100 9.150 0.000 9.150 0.000ST-1 353616 9165667 8:34 20 7.300 0.111 7.411 -0.011 7.422 -1.728ST-2 353712 9165695 8:52 38 6.280 0.119 6.399 -0.020 6.419 -2.730ST-3 353813 9165740 9:00 46 2.780 0.122 2.902 -0.025 2.926 -6.223ST-4 353907 9165760 9:09 55 0.840 0.124 0.964 -0.029 0.994 -8.156
58
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
ST-5 353994 9165815 9:14 60 -0.120 0.125 0.005 -0.032 0.037 -9.112ST-6 354114 9165846 9:21 67 -1.890 0.126 -1.764 -0.036 -1.728 -10.877ST-7 354142 9165953 9:29 75 -3.200 0.127 -3.073 -0.040 -3.032 -12.182
Tabel 2.5.4-4 Contoh Perhitungan ∆g pada tanggal 22 Mei 2010
Perhitungan g observasi (gobs)
(gobs) = gobs base (978201.635) + ∆g mGal
Stasiun Jam Menit ke-
Alliod Tidal Gn Drift G corr ∆g G obs baru
Base 8:14 0 9.050 0.100 9.150 0.000 9.150 0.000 978201.635ST-1 8:34 20 7.300 0.111 7.411 -0.011 7.422 -1.728 978199.907ST-2 8:52 38 6.280 0.119 6.399 -0.020 6.419 -2.730 978198.905ST-3 9:00 46 2.780 0.122 2.902 -0.025 2.926 -6.223 978195.412ST-4 9:09 55 0.840 0.124 0.964 -0.029 0.994 -8.156 978193.479ST-5 9:14 60 -0.120 0.125 0.005 -0.032 0.037 -9.112 978192.523ST-6 9:21 67 -1.890 0.126 -1.764 -0.036 -1.728 -10.877 978190.758ST-7 9:29 75 -3.200 0.127 -3.073 -0.040 -3.032 -12.182 978189.453
Tabel 2.5.4-5 Contoh Perhitungan gobs pada tanggal 22 Mei 2010
Perhitungan g lintang (G (Φ))
G (Φ) = 978031.8 (1 + 0.005304 sin2 Φ + 0.0000059 sin2 2 Φa)
mGal
Stasiun Jam Menit ke-
Bujur Lintanglintang
G lintang(rad)
Base 8:14 0 109.6724 -7.5464 -0.132 978121.662ST-1 8:34 20 109.6732 -7.5460 -0.132 978121.652ST-2 8:52 38 109.6741 -7.5458 -0.132 978121.646ST-3 9:00 46 109.6750 -7.5454 -0.132 978121.637ST-4 9:09 55 109.6758 -7.5452 -0.132 978121.633ST-5 9:14 60 109.6766 -7.5447 -0.132 978121.621ST-6 9:21 67 109.6777 -7.5444 -0.132 978121.614ST-7 9:29 75 109.6780 -7.5434 -0.132 978121.592
Tabel 2.5.4-6 Contoh Perhitungan g lintang pada tanggal 22 Mei
2010
59
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
Perhitungan koreksi udara bebas (FAC)
FAC = 0.3085 h mgal
Stasiun Jam Menit ke-
Bujur Lintang True hlintang
G lintang FAC(rad)
Base 8:14 0 109.6724 -7.5464 55.210 -0.132 978121.662 17.032ST-1 8:34 20 109.6732 -7.5460 95.444 -0.132 978121.652 29.445ST-2 8:52 38 109.6741 -7.5458 110.871 -0.132 978121.646 34.204ST-3 9:00 46 109.6750 -7.5454 131.258 -0.132 978121.637 40.493ST-4 9:09 55 109.6758 -7.5452 146.580 -0.132 978121.633 45.220ST-5 9:14 60 109.6766 -7.5447 160.718 -0.132 978121.621 49.581ST-6 9:21 67 109.6777 -7.5444 174.868 -0.132 978121.614 53.947ST-7 9:29 75 109.6780 -7.5434 193.978 -0.132 978121.592 59.842
Tabel 2.5.4-7 Contoh Perhitungan FAC pada tanggal 22 Mei 2010
Perhitungan Free Air Anomaly (FAA)
FAA = Gobs – g(Ф) + FAC mGal
Stasiun Bujur Lintang G obs baru G lintang FAC FAA
Base 109.6724 -7.5464 978201.635 978121.662 17.032 97.005ST-1 109.6732 -7.5460 978199.907 978121.652 29.445 107.699ST-2 109.6741 -7.5458 978198.905 978121.646 34.204 111.462ST-3 109.6750 -7.5454 978195.412 978121.637 40.493 114.268ST-4 109.6758 -7.5452 978193.479 978121.633 45.220 117.066ST-5 109.6766 -7.5447 978192.523 978121.621 49.581 120.483ST-6 109.6777 -7.5444 978190.758 978121.614 53.947 123.090ST-7 109.6780 -7.5434 978189.453 978121.592 59.842 127.703
Tabel 2.5.4-8 Contoh Perhitungan FAA pada tanggal 22 Mei 2010
Perhitungan Bouguer Correction (BC)
BC = 0.04185 ρ h mGal
Sebelum melakukan perhitungan Bouger Correction terlebih dahulu
kami melakukan estimasi rapat massa dengan metode Nettleton
atau metode Parasnis. Metode Nettleton lebih cocok diterapkan
pada daerah dengan densitas batuan yang berbeda-beda dengan
kontur yang bervariasi sehingga kami melakukan estimasi rapat
massa dengan metode ini. Densitas yang kami gunakan adalah
2.67
60
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
Stasiun FAA True hBC
ρ=2.500 ρ=2.550 ρ=2.600 ρ=2.650 ρ=2.670Base 97.005 55.210 5.776 5.892 6.007 6.123 6.169ST-1 107.699 95.444 9.986 10.186 10.385 10.585 10.665ST-2 111.462 110.871 11.600 11.832 12.064 12.296 12.389ST-3 114.268 131.258 13.733 14.008 14.282 14.557 14.667ST-4 117.066 146.580 15.336 15.643 15.949 16.256 16.379ST-5 120.483 160.718 16.815 17.151 17.488 17.824 17.959ST-6 123.090 174.868 18.296 18.661 19.027 19.393 19.540ST-7 127.703 193.978 20.295 20.701 21.107 21.513 21.675
Tabel 2.5.4-9 Contoh Perhitungan BC pada tanggal 22 Mei 2010
Perhitungan Terrain Correction (TC)
Stasiun U T S BTC/Rho TC Total
Total ρ=2.600 ρ=2.650 ρ=2.670Base 0.076 0.050 0.149 0.149 0.424 1.103 1.124 1.133ST-1 0.033 0.000 0.076 0.180 0.288 0.750 0.764 0.770ST-2 0.076 0.050 0.076 0.149 0.351 0.911 0.929 0.936ST-3 0.076 0.033 0.050 0.050 0.209 0.543 0.553 0.558ST-4 0.076 0.076 0.076 0.076 0.302 0.785 0.801 0.807ST-5 0.016 0.050 0.050 0.033 0.149 0.388 0.395 0.398ST-6 0.033 0.033 0.033 0.033 0.131 0.342 0.348 0.351ST-7 0.115 0.033 0.115 0.033 0.295 0.766 0.781 0.787
Tabel 2.5.4-10 Contoh Perhitungan TC pada tanggal 22 Mei 2010
Perhitungan Complete Bouguer Anomaly (CBA)
CBA = Gobs - g Ф + FAC – BC + TC
Atau, CBA = FAA – BC + TC
Stasiun FAABC TC CBA
2.650 2.670 2.650 2.670 2.650 2.670Base 97.005 6.123 6.169 1.124 1.133 91.858 91.812ST-1 107.699 10.585 10.665 0.764 0.770 97.778 97.698ST-2 111.462 12.296 12.389 0.929 0.936 99.972 99.880ST-3 114.268 14.557 14.667 0.553 0.558 100.191 100.081ST-4 117.066 16.256 16.379 0.801 0.807 101.505 101.382ST-5 120.483 17.824 17.959 0.395 0.398 103.002 102.868
61
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
ST-6 123.090 19.393 19.540 0.348 0.351 103.999 103.853ST-7 127.703 21.513 21.675 0.781 0.787 106.869 106.706
Tabel 2.4.11 Contoh Perhitungan CBA pada tanggal 22 Mei 2010
Peta CBA, Peta Anomali Regional, dan Peta Anomali
Residual
1. Peta CBA diperoleh dengan memasukkan data UTM X, UTM Y
dan nilai CBA yang densitasnya telah dipilih melalui estimasi
metode Nettleton kemudian diolah dengan surfer.
2. Menentukan lintasan pada peta CBA yang akan ditransformasi
fourier.
3. Pada lintasan tadi buat slice dengan melakukan digitasi dari
ujung ke ujung lintasan dengan cara klik kanan pilih digitize.
Kemudian lakukan slicing dengan menu grid→slice.
4. Lakukan pengolahan data dengan memasukkan spasi kumulatif
dan CBA ke software Numeri untuk mendapatkan nilai real,
imajiner, dan frekuensi.
5. Cari nilai amplitude (A), k, dan ln(A)
A=√real2+imajiner2
k=2πf
6. Plot nilai k sebagai sumbu x dan nilai ln(A) sebagai sumbu y
sehingga diperoleh grafik k-ln(A) untuk mendapatkan k cut-off
yang nantinya digunakan untuk menentukan window.
7. Menentukan window
window (n )= 2πk ∆ x
8. Melakukan filtering moving average pada surfer dengan
memasukkan nilai window yang diperoleh untuk mendapatkan
peta anomaly regional
62
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
9. Peta anomaly residual diperoleh dengan mengurangkan peta
CBA terhadap peta anomaly regional.
Peta anomaly residual = peta CBA – peta anomaly regional
10.Pemodelan dilakukan dengan slicing terhadap peta anomaly
residual yang akan dimodelkan dengan software Grav2D atau
Geomodel.
2.5.5 Hasil Pengolahan Data
1. Peta Route Lintasan
Gambar 2.5.5-1 Peta Lintasan
2. Peta Complete Bouger Anomaly (CBA)
63
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
Gambar 2.5.5-2 Peta CBA
Gambar 2.5.5-3 Peta CBA 3D
Slicing A-B
64
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.180
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
f(x) = − 16.8854486911235 x + 3.85879708962581
f(x) = NaN x + NaN
regionalLinear (regional)residualLinear (residual)
Gambar 2.5.5-4 Grafik k terhadap ln A (k= 0.028936)
Window = 2.171382 → 3
Slicing C-D
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.140
1
2
3
4
5
6
7
f(x) = 44.1332415348636 x − 0.377900426954818
f(x) = − 34.2055601435453 x + 7.09070828688391
f(x) = NaN x + NaN
regionalLinear (regional)residualLinear (residual)noiseLinear (noise)
Gambar 2.5.5-5 Grafik k terhadap ln A (k= 0.007606)
Window = 8.260693 → 9
Slicing E-F
65
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.180
1
2
3
4
5
6
f(x) = − 89.0210805178618 x + 16.4037809587462
f(x) = − 11.0475014555061 x + 5.56664877731113
f(x) = NaN x + NaN
regionalLinear (regional)residualLinear (residual)noiseLinear (noise)
Gambar 2.5.5-6 Grafik k terhadap ln A (k= 0.009213)
Window = 6.819971 → 7
Didapatkan window rata-rata:
Jadi , window = 3 + 9 +7 = 19/3
= 6.333333 → 7
3. Peta Anomali Regional
66
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
Gambar 2.5.5-7 Peta anomali Regional
4. Peta Anomali Residual
67
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
Gambar 2.5.5-8 Peta anomali Residual
5. Pemodelan
Sebelum dilakukan pemodelan diambil data dengan men-slicing
peta anomaly residual yang disimpan dalam .dta yang akan
dijadikan input pada software geomodel. Disini kami men-slice arah
utara selatan A-B seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini,
Gambar 2.5.5-9 Peta anomaly Residual yang di slice arah utara selatan A-B
Pemodelan dengan Geomodel
68
Anjai-Bilqis-Khibran-Rezki-TG2007 Kuliah Lapangan Teknik Geofisika 2010
Gambar 2.5.5-10 Hasil pemodelan dengan software geomodel
2.5.6 Interpretasi
Dari hasil modeling diatas terlihat adanya anomali positif yang
cukup besar dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Anomaly positif
ini ditafsirkan berupa intrusi batuan beku di gunung parang yang
berupa batuan diabas dengan bentuk kekar kolom. Sedangkan anomali
negatif menunjukkan batuan dengan densitas kecil berupa batuan
sedimen seperti batupasir dan batu lempung.
Dari modeling diatas terlihat adanya lonjakan kontras densitas
batuan dari anomali negatif ke anomali positif dan kemudian ke
anomali negatif lagi. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya intrusi
batuan diabas tadi yang menyebabkan terjadinya zona lemah (sesar)
di daerah disekitarnya. Hal ini terbukti bahwa disekitar sungai mandala
terdapat zona breksiasi yang menandakan adanya sesar atau zona
lemah tersebut.
69