i
HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT
MUHAMMADIYAH
(STUDI PENETAPAN HUKUMNYA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S. Sy) Program Studi Muamalah
(Syari’ah)
Oleh:
AHMAD BASORI
I 000 090 004
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jl. A. Yani Tromol Pos I. Pabelan. Kartasura Telp (0271) 717417, 719483
Fax 715448 Surakarta 57102
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Saudara : AHMAD BASHORI
NIM : I 000 090 004
Fakultas : Agama Islam
Jurusan : Muammalah (Syari’ah)
Judul : Hisab Penentuan Awal Bulan Kamariah Menurut
Muhammadiyah (Studi Penetapan Hukumnya)
Telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Munaqosah Skripsi
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 18
Oktober 2012 dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka
menyelesaikan Studi Program Strata Satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana
Syari’ah (S.Sy) pada jurusan Muammalat (Syari’ah).
Surakarta, 25 Oktober 2012
a.n Dekan
Wakil Dekan I
(Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag)
Ketua Sidang/Penguji I
(Drs. Syarafuddin HZ, M.Ag.)
Sekretaris Sidang/Penguji II
(Ruswa Darsono S.T)
Penguji III
(Drs. Imron Rosyadi M.Ag)
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Lampiran : - Surakarta, 20 September 2012
Hal : Naskah Skripsi
Ahmad Bashori
Kepada Yang Terhormat
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Di Surakarta
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah kami teliti dan mengadakan perbaikan, bersama ini kami kirimkan
naskah saudara :
Nama : Ahmad Bashori
NIM : I 000 090 004
Fakultas : Agama Islam
Jurusan: : Muammalah (Syari’ah)
Judul : Hisab Penentuan Awal Bulan Kamariah Menurut Muhammadiyah
(Studi Penetapan Hukumnya)
Dengan ini kami harapkan agar skripsi mahasiswa tersebut dapat segera
dimunaqosahkan. Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I
(Drs. Syarafuddin HZ, M.Ag)
Pembimbing II
(Ruswa Darsono S.T)
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ahmad Bashori
NIM : I.000.090.004
Fakultas : Agama Islam
Jurusan : Muammalah (Syari’ah)
Judul : Hisab Penentuan Awal Bulan Kamariah Menurut Muhammadiyah
(Studi Penetapan Hukumnya)
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar
benar hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan
yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian hari ada
ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab
sepenuhnya.
Surakarta, 11 September 2012
Ahmad Bashori
I.000.090.004
v
MOTTO
Allah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia-lah yang
menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan
benar. Dia menjelaskan (tanda-tanda kebesaranya) melainkan kepada orang-orang
yang berakal” (Yunus ayat 5).
Telah bersabda Nabi Saw: “Berpuasalah karena kamu melihat hilal, dan
berbukalah karena kamu melihat hilal. Jika kamu terhalang oleh kabut, maka
sempurnakanlah jumlah bilangan bulan Sya'ban menjadi 30 hari” (H.R. Bukhari
Muslim).
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Ayah dan ibuku tercinta yang selalu memberikan do’a, nasehat, motivasi,
perhatian serta mencurahkan kasih sayang yang tiada henti-hentinya
Adikku Suci Alimah Indrayani yang selalu setia menemani dan menghibur kedua
orang tuaku disaat aku jauh dari mereka
Teman perjuanganku Reza dan Zulkifli yang senantiasa bersama-sama dalam suka
dan duka
Ta’mir dan jama’ah pengajian Masjid Besar al-Fithroh yang telah saya anggap
sebagai keluarga baru di Karanganyar
Para dosen jurusan syariah yang telah menyampaikan banyak ilmu kepadaku dan
semoga berbarokah ilmu yang telah aku dapatkan
Almamaterku
vii
ABSTRAK
Secara tradisional umat Islam menggunakan rukyat untuk menentukan
masuknya bulan kamariah, khususnya bulan-bulan ibadah seperti Ramadan,
Syawal, dan Zulhijah. Hal itu meneruskan tradisi Nabi saw bersama para
sahabatnya di Madinah pada zaman mereka. Setelah ilmu astronomi berkembang
dalam Islam, untuk kepraktisan sebagian umat Islam menggunakan perhitungan
astronomi (hisab) untuk menentukan masuknya bulan kamariah.
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi terbesar di Indonesia
mendukung dengan kuat keabsahan penggunaan hisab dalam penentuan masuknya
awal bulan hijriah. Dalam Musyawarah Nasional Tarjih XXVI yang berlangsung
pada tanggal 1-5 Oktober 2003 M bertepatan dengan tanggal 5-6 Syakban 1424 H
di Hotel Minang Padang Sumatra Barat tahun 2003 tentang hisab dan rukyat
diambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah rukyah dan hisab mempunyai
kedudukan yang sama sebagai pedoman penetapan awal bulan Ramadan, Syawal
dan Zulhijah. Hisab yang dipakai oleh Muhammadiyah adalah hisab hakiki
wujudul hilal.
Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam skripsi ini adalah
Bagaimana metode istimbath hukum Muhammadiyah yang memosisikan hisab
sejajar dengan rukyat dalam penentuan awal bulan Kamariah ? Mengapa
Muhammadiyah memilih hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal ? Penelitian
ini bertujuan yaitu (1) memberikan kotribusi pemikiran bagi para peminat kajian
hukum Islam, khususnya bagi warga Muhammadiyah mengenai penetapan awal
bulan Kamariah menurut Muhammadiyah (Studi Metode Penetapan Hukumnya)
(2) mengetahui alasan Muhammadiyah memilih hisab hakiki dengan kriteria
wujudul hilal.
Jenis penelitian ini adalah penelitian library research (penelitian pustaka),
yaitu penelitian yang bersumberkan pada studi kepustakaan. Dengan mengkaji
dari buku-buku yang ada untuk mencari penjelasan lebih lanjut mengenai masalah
yang akan diteliti. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan
sekunder.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa Muhammadiyah
berpendapat Istimbath hukum perintah melakukan rukyat adalah perintah berillat
(beralasan). Illat perintah rukyat adalah karena ummat zaman Nabi saw adalah
ummat yang ummi, tidak kenal baca tulis dan tidak memungkinkan melakukan
hisab. Dalam kaidah fiqhiyah, ”hukum berlaku menurut ada atau tidak adanya
illat”. Jika ada illat, yaitu kondisi ummi sehingga tidak ada yang dapat melakukan
hisab, maka berlaku perintah rukyat. Sedangkan jika illat tidak ada (sudah ada ahli
hisab), maka perintah rukyat tidak berlaku lagi dan kembali kepada semanggat
umum Al-qur’an yaitu melakukan hisab dalam memulai dan mengakhiri awal
bulan kamariah. Muhammadiyah memilih hisab hakiki dengan kriteria wujudul
hilal, karena menganggap kriteria ini lebih memberikan kepastian dari pada
kriteria imkanur rukyat (kemungkinan hilal terlihat) maupun kriteria yang lainya.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur hanya milik Allah SWT Rabbula’lamin yang telah mencipta,
mengatur, memiliki dan menguasai alam semesta dan isinya. Semoga keselamatan
dan kesejahteraan senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang istiqamah dalam
mengamalkan dan menghidupkan sunahnya hingga akhir zaman.
Dalam skripsi Hisab Penentuan Awal Bulan Menurut Muhammadiyah
(Studi Penetapan Hukumnya) ini, penulis menjelaskan istimbath hukum
Muhammadiyah yang mendukung dengan kuat keabsahan hisab dalam memulai
dan mengakhiri Ramadan. Muhammadiyah juga merupakan organisasi yang
memelopori penggunaan ilmu hisab dalam penentuan masuknya awal bulan
hijriah. Hisab hakiki dengan kriteria wujud hilal yang dipakai oleh
Muhammadiyah saat ini agaknya menyebabkan beberapa kali berbeda dengan
pemerintah dalam memulai dan mengakhiri puasa Ramadan. Dengan hadirnya
karya ilmiah ini penulis mempunyai harapan supaya umat Islam dan khususnya
warga Muhammadiyah bisa paham tentang alasan-alasan Majelis Tarjih
Muhammadiyah lebih memilih menggunakan hisab hakiki wujud hilal dalam
memulai dan mengakhiri Ramadan.
ix
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini berkat
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. MA. Fattah Santoso, M.A, selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Dra. Mahasri Shobahiya, M. Ag, selaku wakil Dekan 1 Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Drs. Syarafuddin HZ, M. Ag, selaku Ketua Biro Skripsi Program Studi
Muammalat (Syari’ah) dan sekaligus pembimbing 1 dalam pembuatan
skripsi ini.
4. Ruswa Darsono, S.T, selaku pembimbing II dalam pembuatan skripsi ini.
5. Feri dan seluruh teman-temanku yang telah memberikan bantuan dalam
penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang
konstruktif demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yaitu penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, 30 Oktober 2012
Penulis
Ahmad Bashori
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .............................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Penegasan Istilah 7
C. Rumusan Masalah 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
E. Tinjauan Pustaka 10
F. Metode Penelitian 13
G. Sistematika Penulisan 15
BAB II MAJELIS TARJIH SEBAGAI LEMBAGA IJTIHAD
A. Sejarah Majelis Tarjih Muhammadiyah ....................................17
B. Konsep Ijtihad Menurut Muhammadiyah .................................19
xi
1. Al-Ijtihad al-Bayani ............................................... .............21
2. Al-Ijtihad al-Qiyasi................................................... ...........22
3. Al-Ijtihad al-Istislahi ................................................ ...........22
C. Tugas Pokok Majelis Tarjih............................................... .......24
D. Pokok-pokok Manhaj Tarjih Muhammadiyah................ ..........26
BAB III ILMU HISAB DAN HISAB AWAL BULAN KAMARIAH
MENURUT MUHAMMADIYAH
A. Pengertian Ilmu Hisab dan Kaitanya Dengan Falak 36
B. Macam-macam Hisab 38
1. Hisab Urfi 38
2. Hisab Hakiki 40
C. Kegunaan Hisab Dalam Hukum Islam 44
1. Waktu Shalat 45
2. Arah Kiblat 47
3. Awal Bulan Kamariah 48
4. Gerhana 50
D. Keberlakuan Matlak Hisab 56
E. Hisab Awal Bulan Kamariah Menurut Muhammadiyah 55
1. Kesetaraan Hisab dan rukyat 57
2. Kriteria Wujudul Hilal 58
3. Matlak Wilayatul Hukmi 59
xii
BAB IV HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH
MENURUT MUHAMADIYAH (STUDI PENETAPAN
HUKUMNYA)
A. Isyarat Hisab dan Falak Dalam Qur’an dan Hadis 62
B. Alasan-alasan Kelompok Yang Memakai Hisab 69
C. Kajian Hisab dan Kriteria Wujudul Hilal Menurut
Muhammadiyah....................................................................... 78
1. Kajian Hisab ........................................................................ 79
2. Kriteria Wujudul Hilal ....................................................... 86
D. Beberapa Pendapat Ulama Yang Membolehkan Hisab
Dalam Penentuan Awal Bulan Kamariah ............................... 93
E. Kritik dan Saran Kepada Muhammadiyah Tentang Hisab
Hakiki Wujudul Hilal .............................................................. 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 98
B. Saran ........................................................................................ 98
C. Penutup .................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 104