Judul: mengejar mimpi (farizha)
Author: Yuda Firmansyah
Ada hal yang slalu aku inginkan ketika aku melihat kedua orang tuaku sedang letih,yakni aku
ingin membahagiakan mereka,mereka yang slalu merawatdan menjagaku dengan sepenuh hati
mereka,aku tak ingin mereka menerima beban yang sama dikala dulu tengah terpaut oleh
kemiskinan dan disaat itu juga aku lahir di antara mereka, aku bagaikan beban yang tak brarti,
yang slalu membuat mereka jatuh,sedih ,kecewa dan hancur disana
Oleh karna itu aku ingin mengubah semua ,aku harap aku akan bisa
Ya akan bisa..aku pasti bisa
Inilah cita-cita ku mengejar mimpi disana farizha.
Namaku farizha orang biasa memanggilku dengan nama Izha,umurku bari menginjak 15
tahun,aku duduk di sekolah menengah kejuruan (smk) kelas 10 jurusan Tkj,aku anak pertama
dari pasangan bapak haikal dan ibu tanya ,aku anak sulung dari 3 orang saudara ,aku sebagai
kaka (anak tertua),dan 2 adik,adikku yg anak kedua perempuan namanya nina berusia 13 tahun
sekarang duduk di sekolah menengah pertama (smp) kelas 8,sementara adikku yg bungsu laki2
berusia 6 tahun namanya Raka sekarang tengah duduk di sekolah dasar(sd) kelas 1.
Kata orang jadi anak pertama itu tanggung jawabnya begitu besar,ya tepat sekali sama seperti
tanggung jawab yang aku jalani dimana aku harus mengurus kedua adikku di saat ibu dan ayah
sedang bercocok tanam atau pun hanya sekedar memanen sedikit dari hasil bercocok tanam di
kebun,maklum saja karna kedua orang tuaku itu berprofesi sebagai petani padi dan kelapa di
sawah dan kebun mereka,kehidupan kami tidak pernah terlihat akan kemewahan hanya ada
baju usang,rumah yg sederhana, tempat tidur yang kami tempati berlima tanpa tv,kulkas,atau
pun perabotan rumah tangga lainnya,tapi kami slalu bersyukur akan nikmat yang tuhan
limpahan kepada keluarga kami,kami tak pernah mengeluh dan bahkan kami terus-menerus
memanjatkan doa disetiap 5 waktu sholat kami sebagai rasa terima kasih kami kepada Allah
yang telah membuat umur kami panjang,hidup yang nikmat meski dalam kesederhanaan, dan
juga tubuh yang sehat
Kami tidak pernah merasa kekurangan atas apa yang kami miliki,kami bahkan merasa sesuatu
yang kami punya tlah dapat menopang hidup kami untuk waktu yang lama dan bahkan untuk
selama-lamanya.
Sejak kecil Aku bercita-cita ingin menjadi seorang dokter disuatu hari kelak,karna menurut ku
menjadi seorang dokter itu sama dengan kita menjadi pahlawan untuk semua orang,bagaimana
tidak di katakan pahlawan ,soalnya dokter itu slalu mengobati orang sakit,membantu
sesama,dan slalu tidak pernah memandang siapa pun yang di tolong nya,selain itu dokter juga
memiliki baju yang bersih yang slalu ia kenakan kemana pun ia mengobati orang ,aku suka
berbagai segala hal yang berbau rapi dan bersih karena bersih adalah sebagian dari iman dan
iman akan tetap berdiri bila kita tetap berpedoman pada bersih dan rapi itu sendiri, dan inilah
kisahku...
Bermula pada 1 mimpi yang ingin menjadi seorang dokter dari anak yang tidak memiliki
harapan atau pun jalan untuk bertindak,tapi hanya kemauan serta tekad yang kuat yang dapat
membuatku untuk tetap tegar berdiri menjadi yang terbaik meski banyak rintangan yang
menyulitkan ku nanti namun aku takkan menyerah sampai titik darah penghabisan ku berakhir,
aku akan bangkit mencoba berlari,mengejar mimpi,slalu berusaha Dan terus berusaha hingga
aku pun dapat mengejar apa yang aku mau dan apa yang aku dapat banggakan hingga dapat
menjadi kebanggaan orang tuaku ,untuk slamanya dan untukselama-lamanya
Hari senin-21-mey-2018 jam 02.48 wib aku tlah bangun dai tidurku,kulihat ibu telah siap2
memasak menu saur untuk hari ini,menunya tidaklah istimewa dari hari2 biasa tidak terdapat
ayam atau pun daging lainnya,hanya ada tahu ,tempe dan sayur kangkung tumis yang di beri
tambahan cabai rawit serta terasi di kuahnya,aku bergegas bangun membantu ibu menyiapkan
menu untuk sahur ,aku menggoreng tahu dan tempe sementara ibu menyiapkan bumbu dan
menumis sayur kangkungnya,tak ketinggalan ayah juga membantu menyiapkan piring serta
mangkuk yang aka di gunakan untuk menaruh lauk pauk dan juga sebagai tempat untuk kami
makan,25 menit tlah berlalu hidangan untuk saur pun tlah siap di nikmati,aku di suruh oleh ibu
untuk membangunkan kedua adikku yang pada saat itu tengah menikmati tidur dan juga mimpi
indahnya,Terlelap mereka tidur dengan mimpi indah mereka aku sebenarnya tak tega untuk
membangun kan mereka namun mau apa lagi?
Ini juga sudah menjadi kewajiban dari seorang muslim untuk berpuasa pada bulan ramadhan,
dimana seorang muslim dapat menjaga diri sebulan penuh dari hal2 yang dapat merugikan
manusia itu sendirisendiri,setelah aku membangunkan kedua adikku,aku pun mengajak mereka
untuk gosok gigi bersama dengan mereka,ku ambil kan 2 gayung air bersih untuk kami bergosok
gigi 1 gayung untukku dan 1 nya lagi untuk mereka bagi berdua telah menjadi kebiasaan di
keluarga kami untuk menjaga kebersihan mulut serta gigi kami,oh iya kedua orang tuaku aku
pikir tidak perlu di beritahu lagi karena mereka memiliki kebiasaan selepas bangun dari tidur
mereka pasti akan menggosok gigi
Setelah aku dan kedua adikku menggosok gigi kami pun langsung bersantap sahur
bersama ,banyak tergambar keceriaan yang jelas dari raut wajah mereka, senyum yang tulus
serta tawa yang ceria yang slalu menemani hari2 kami untuk sesaat dan bahkan untuk
slamanya,walau menu yang kami santap tidaklah bisa dikatakan mewah dan bahkan dapat di
katakan biasa2 saja,namun kehangatan dari senyuman keluargaku yang tulus lah yang sanggup
membuat ini terasa berbeda, ya Allah aku mohon tolong jangan hilangkan segala kebahagiaan
ini di keluarga kami,karna aku tidak bisa hidup bila mereka tak seperti ini ya Allah amin
Kesederhanaan keluarga ku dan rahmat dari Allah lah yang slalu dapat membuat keluarga ku
bahagia,ya Allah ku syukuri segala puji dan syukur ku kepadamu ,hanya engkaulah maha
pemberi,penyayang, dan kaulah zat. yang kekal yang tak tergantikan oleh apapun yang ada
didunia ini sungguh tak dapat menyaingimu ya Allah
...sehabis sahur aku bertugas untuk membantu ibu mengemasi piring2 ,gelas,atau pun barang2
lainnya yang digunakan untuk memasak menu sahur tadi untuk di cuci agar nanti pagi kami
tinggal menjalani kesibukan kami masing2 tanpa harus memikirkan piring2 kotor lagi
Aku bertugas memungut piring2 dan gelas2 yang kotor ,lalu ibu yang bertugas untuk
mencucinya sampai bersih,aku tak tega bila melihat ibu menyuci piring dan gelas kotornya
sendiri,ayah sedang mempersiapkan perlengkapan untuk berladang sementara kedua adikku
tengah sedang belajar bersama,meski mereka terpaut usia beberapa tahun namun mereka slalu
kompak dan bahkan mirip dengan anak yang seumuran padahal mereka saj telah terpaut
hampir 7 tahun berbeda namun walau begitu mereka terlihat sangat kompak sekali dalam hal
blajar,mengaji,mengenal sesuatu mereka jalani bersama,bukan tanpa alasan itu di karenakan
sosok adikku nina lah yang sangat 2 mengerti dengan si adik,waktu si adik sakit (raka) saja dia
sampai2 rela mengumpulkan semua uang tabungannya demi pengobatansi adik dulu yang jatuh
sakit,walau jumlahnya tidak seberapa namun tekad buat dia menolong sesama itu telah
tergambar jelas di dirinya ketika nina masih kecil,aku harap cita2 nina untuk menjadi seorang
guru di suatu hari kelak dapat terwujud sesuai dengan tekad blajar nina yang kuat dan dalam
menolon sesama
Waktu sholat subuh pun tiba ,tiba lah waktu kami untuk menunaikan kewajiban kami di
hadapan sang pencipta,aku,ibu,ayah,dan kedua adikku pun memberhentikan kegiatan kami
setelah mendengar azan subuh tlah berkumandang kan ,kami pun bergegas mengambil air
wudhu,ibu,aku dan nina pun mengambil air wudhu bersama-sama di pancuran bak
penampungan air yang terdapat di belakang rumahku,airnya sangat dingin di karena ini adalah
bak penampungan air hujan dan tadi malam juga hari sedang hujan deras jadi wajar bila airnya
masih terasa sejuk sampai mata, kami,hidung kami tak berhenti-berhentinya menggigil disertai
dengan udara yang dingin pula tlah menambah dinginya air yang kami rasakan
Ayah juga mengambil wudhu bersama raka namun mereka tidak mengambil wudhu disini
melainkan mengambil wudhu di tempat lain biasanya merek mengambil wudhu di sungai kecil
(parit) yang letaknya tepat di depan rumahku,raka tidak bisa berenang itu makanya ayah slalu
menemani raka ketika mengambil wudhu,mandi,atau pun sekedar mengambil air lainnya.
Walau pun begitu ke inginkan raka untuk berenang sangatlah kuat,tekadnya yang kuat ingin
berenang dapat di lihat dari bagaimana ia bersama ayah slalu belajar berenang seminggu sekali
tepat di Soreh minggu,beberapa kali raka hampir tenggelam tapi ia tak pernah menyerah dan
trus berusaha,diantara kami rakalah anak yang paling brani ,ia pernah bercerita kalau jika kelak
sudah besar nanti aku ingin menjadi seorang panglima TNI yang mampu membuat semua orang
hormat dan membuat keluarga ini merasa bangga padaku (begitu kata si raka)
Ayah dan ibu pun langsung meng aminkan keinginan raka yang dulu, semoga saja apa yang di
inginkan raka itu dapat terwujud ketika raka tlah dewasa nanti,aku yakin raka pasti bisa
membuat sebuah kebanggaan bukan hanya untuk keluarga kami tetapi bahkan untuk seluruh
rakyak indonesia raka pasti bisa membuat mereka bangga aku percaya kelak hari kan tiba saat
nya untuk kami menunjukkan jerih payah keringat bercucuran air mata yang menetes dari letih
nya orang tua lakukan kepada kami,kami pasti akan membuat kalian bangga ma ,yah,maaf bila
kami kecil slalu menyusahkan kalian untuk makan tempat tidur dan lain2 kalian ilkhlas
membaginya kepada kami tanpa meminta sedikit pun imbalan uang atau pun bingkisan di mata
kalian,kalian slalu menganggap kami sebagai berlian,emas permata,dan bahkan intan
mulia ,begitu besarnya harapan kalian untuk melihat kami berhasil dan semoga kami dapat
membuat kalian bangga dan taj menyusahkan kalian lagi seperti saat2 kami kecil yg slalu
membuat kalian menjadi repot harus menjaga,merawat kami. sementara ladang dan sawah
kalian sedekah kan untuk hewan2 yang dapat membuat kalian rugi
Namun kalian tida pernah memperhitungkan semua itu ,kalian trus ikhlas bagaikan malaikat
tanpa sayap itulah gambaran kasih sayang kalian di hadapan kami.kalian trus saja tersenyum
meski banyak tumpahan air mata yang tercurah ketika kalian tidak ada apa2,kalian trus
menyuapi kami meski kalian tidak sedikit pun makan dengan apa yang kalian dapatkan tapi
kalian malah memberikan nya kepada kami,ya Allah ijinkan aku untuk membuat orang tuaku
bangga ,berguna bagi keluarga ,nusa bangsa dan bahkan untuk seluruh rakyak Indonesia
Selepas mengambil wudhu kami pun berangkat ke mushola bersama-sama, aku berjalan ber 3
Dengan nina,mama,dan juga aku ,aku menggunakan sendal jepit usang bewarna biru ,nina
menggunakan sendal bersih yang kemarin baru di belika ibu kepadanya sebagai ucapan sayang
ibu atas hafalan surah Al-Baqarah yang di hafalkan seluruhnya beserta artinya,ibu
menggunakan sendal jepit juga namun berbeda warna dan ukuran,sendal jepit ibu bewarna
merah cerah namun telah terlihat usang di bagian sendal tersebut.. Dan di bagian depannya
juga ada untaian benang untuk menyambung kan sendal tersebut karena pas ibu berladang
kemarin sendal itu pernah putus sekali dan ibu memperbaikinya
Ayah dan rak berjalan duluan di depan kami,raka sangat senang sekali ketika ke musholla raka
di gendong ayah dibagian tengkuk ayah,raka sangat suka begitu
,kata raka dia seakan bisa merasakan rasanya terbang menggunakan pesawat tempur angkatan
udara bila ayah mengangkat raka begitu,ayah pun bahagia melihat raka senang
Sesekali ku lihat ayah mengendong raka sambil mengeluarkan suara yang mirip dengan
pesawat tempur tentara udara,niuuuu niuuu begitu suaranya yang aku dengar,raka juga
sesekali menyuruh ayah untuk mengeluarkan suara bising tembakan peluru dari mulutnya
sambil berhayal akan suasna perang yang ia rasakan.
Tak terasa Hampir 25 menit kami melangkahkan kaki menuju musholah,dari jalanan
becek ,berlubang,dan juga meniti jembatan tak lepas kami lewatkan demi menghadap dan
meomohon segala ampunan dari sang pencipta yang ylah memberikan hidup yang nikmat
kepada kami,sesampainya di mushola kami pun berpencar menjadi 2 kelompok
Ayah dan raka segera masuk dan mengisi bagian syaf yang kosong didepan ,sementara ibu,nina
dan aku pun mencari syaf yang kosong di belakang ,kulihat ada 3 tempat yang kosong
disana,aku pun memberitahu kan ke ibu kalo kita ada tempat untuk sholat disana,lalu kami
masuk lalu langsung mengenakan mukenah kami,sholat pun di mulai ,kami sangat menikmati
sholat di subuh ini,rasa sejuk tidak menjadi penghalang disaat kami melantunkan ayat2 suci
yang kami ucapkan melainkan menjadi penyemangat dan bahkan penghangat disaat kami
merindukan kehadiran mu ya Allah tuhan bagi semesta alam.
Sholat pun berakhir dengan salam yang di ucapkan oleh si imam,sebelum kami meninggal kan
mushola ibu dan ayah mengajar kan kami untuk tidak langsung meninggalkan mushola sebelum
melakukan zikir serta doa sehabis sholat.
Selesai sholat kami pun bergegas pulang untuk melakukan rutinitas kami masing 2,ayah dan ibu
harus mengurus sawah dan kebun,nina ,dan aku harus bersekolah, kami pun pulang melewati
Jlan yanh tadi kami lewati Ketika berangkat tadi,kini kami bersama-sama ,raka ,aku ,nina
berjalan sambil berpegangan tangan ,aku berada di tengah sementara kedua adikku berada di
bagian kiri dan kanan tubuhk,dikanan ada raka,dan disebelah kiri ada nina,kedua orang tua
kami berada tepat di bagian tubuh kami sambil berkata hati2 jalannya
Karena di antara kami raka berjalan ingin menjadi yang paling cepat,sesampainya dirumah ibu
segera membukakan pintu untuk kami menyimpan perlengkapan sholat sekaligus mengambil
handuk untuk kami bersiap2 mandi didepan rumah kami,karena di depan rumah kami ada
sungai kecil maka kami pun memutuskan untuk mandi di sungai saja,aku langsung mengambil
handuk gayung ,sampo dan juga sabun serta gosok gigi dan juga odol.
Yang lain juga mengambil handuk,kami pun mandi bersama,aku mandi bersama nina,ibu mandi
sambil mencuci pakaian yang kami gunakan sehari-hari, sedangkan ayah dan raka mandi
bersama.ayah menggosok belakang raka dengan bersih hingga tak ada daki yang tersisa di
tubuh raka,aku dan nina mandi sambil bercanda gurau sesekali dengan balas membalas
guyuran air muka kami masing 2 sedangkan ibu menyikat beberapa baju yang kami kenakan
sehari-hari
Sehabis mandi dan hari pun menjelang pagi ,aku nina dan raka pun siap2 mau berangkat
kesekolah ,meski letak sekolahan ku berbeda tetapi kami berangkat bersama-sama
Nina dan raka sekolah nya tidak terlalu jauh dari rumah kami ,sementara sekolah ku agak
sedikit jauh dari rumah,biasanya kami kesekolah menggunakan sepeda ontel yang dimana kami
bergonceng tiga,aku sebagai orang yang membawa sepeda,raka di depan sementara nina
berada di belakang rumahku.ibu dan ayah sehabis mandi dan mencuci bersama kami langsung
pergi ke sawah dan kebun untuk mengurusi kebun dan sawah Mereka,sehabis kami bersiap2
tadi aku pun mengeluarkan sepeda yang akan kami gunakan sebagai alat tranfortasi kami
kesekolah, aku memanggil raka dan nina dari teras rumah ( dek cepat hari udah pagi nanti telat
kesekolah), iya kak Sebentar ( jawab mereka), keluarlah mereka tak lama setelah aku
memanggil mereka keluar tadi ,setelah kedua adikku keluar dan siap untuk pergi kesekolah aku
pun mengunci pintu rumah ku dengan gembok,dan kuncinya aku simpan di pot bunga yang ada
di teras ku ,agar ibu dan ayah bisa membuka pintu rumah disaat aku blm pulanh sekolah, aku
ber3 pergi kesekolah bersama-sama namun namun disaat pulang terkadang pulang sendiri
karena terkadang aku pulang Soreh hari Sehingga tidak sempat untuk menjemput
mereka,setelah aku mengunci rumahku aku lantas menaikkan raka ke sepeda dulu yang ku
standar 2 sehingga aku tidak takut untuk menaikkannya, setelah raka naik aku pun naik ke
sepeda memajukan sedikit lalu disusul nina naik di belakang.
Kami ber3 pun naik sepeda bersama kini saat nya kami berangkat kesekolah,aku mengayuh
sepeda dengan perlahan agar ketika kami menemui lubang di jalan kami dapat menghindari
nya,hampir setengah perjalanan menuju sekolahan raka,aku menyuruh nina dan raka turun dari
sepeda dan aku juga turun dari sepeda tersebut di karena kami sedang menyebrangi parit yang
tidak terlalu besar tetapi papan titian untuk menyebrangi parit ini terlalu tua sehingga aku takut
bila aku nina dan juga raka sekaligus melewati papan titian bersama-sama, papan titian ini juga
tlah bergoyang dan belum ada yang mau memperbaiki nya atau pun membuat alat
penyeberangan yang lain untuk menyeberangi parit kecil ini.
Aku menyuruh nina untuk memegang tangan raka ketika rak menyebrang,agar raka tidak
ketakutan saat melewati papan titian ini,sementara aku menunggu di belakang untuk
memastikan adik2ku menyebrang dengan aman ,raka pun berjalan menyeberangi papan titian
disusul si nina dari arah belakang sambil memegang tangan si raka,setelah mereka berdua
menyebrang,kini giliran aku untuk menyusul ,ku letakkan sepeda di kanan arah tubuhku,aku
berjal sambil menuntun sepeda di atas sebuah papan titian papan nya tlah terlihat rapuk dan
ada bekas bolongan di papan tersebut ,aku berharap agar papan titian ini dapat di ganti oleh
sebuah jembatan agar kami tidak perlu harus repot 2 lagi. turun dari sepeda untuk
menyebrangi jembatan ini,ku melangkah sedikit gemetar karena papan yang aku injak agak
sedikit bergoyang bila aku berjalan lurus ke depannya,kucoba trus berjalan lurus hingga sampai
aku di ujung ,setelah melewati papan titian kusuruh adikku nina dan raka untuk naik kembali ke
atas sepeda,mereka naik seperti biasa nina brada di kursi blakang ,kulanjutkan kayuhan sepeda
ku menuju kesekolah tanpa berpikir panjan aku pun melakukan sedikit kayuhan kakiku di
engkolan sepeda yamg berputar, tak lama waktu berselang akhirnya tibalah kami ke sekolahan
raka,sesampainya di sekolahan raka pun turun menyalamiku dan juga nina,aku dan nina pun
melanjutkan perjalanan kesekolah kini sepeda agak sedikit ringan di karnakan sudah Kurang
masa ( beban) dari sepeda itu sendiri,kukayuh sepeda ku dengan leluasa begitu cepat sampai2
jilbab nina berkibar sedikit ke atas dan kebawah,
Nina berteriak kepadaku (kak jangan terlalu cepat kak,nanti cepat tua) candaan si nina agar aku
mempelankan laju kayuhan sepedaku,candaan nina tidak ku ikuti ,denga lantang aku menjawab
(biarin �,aku juga udah tua dek)
Nina diam mendengar itu,aku tersenyum sendiri di depan bangku supir sepeda yang yang
kendarai sambil mengengkol ayunan engkolan sepeda yang melaju,semakin lama angin yang
melewati kerudung muka dan tubuh semakin nikmat di rasakan,kini perjalanan hampir sampai
aku lantas memelankan lajuan sepeda ini,aku berhenti tepat di samping gerbang sekolahan
nina,kusuruh nina turun,ia turun lalu mengalami ku sambil bilang kepadaku (nah kan kaka udah
jadi tua gara2 laju bgt tadi ngengkol sepeda)
Kubalas dengan Menjawab sambil tertawa dan mengelus bagian kepala si nina,(hahahhh
kamu ),di antara kami anak yang paling humoris adalah nina makanya banyak sekali teman yang
menyukainya,dia slalu dapat membuat kami tertawa 1 keluarga gara2 guyonan candaan
lucunya,dibalik sifatnya yang humoris nina juga memiliki 1 cerita sedih yang tidak ada orang lain
mengetahui nya ,terkadang kalo ada apa2 nina biasa bercerita kepadaku,aku kadang
memberikan beberapa saran pada adikku yang 1 ini,dulu teringat aku pada saat dia bercerita
kalo nilainya jelek dalam seni budaya, pada saat itu tugas untul menghafal chord gitar,nina tidak
menghafalnya alhasil ia mendapatkan nilai 60,dia menangis ketika bercerita kepadaku saat
itu,aku menasehatinya agar tidak bersedih namun ia trus menangis akhirnya aku memeluknya
seraya menenangkan ia karena sedih yang di alaminya,ku ajarkan ia beberapa hal lain yang
dapat menghilangkan kesedihan akan nilai itu,aku melihatkan buku seni budaya ku yang saat itu
ada tentang musik nya,ku lihat kan sambil menjelaskan padanya sedikit2,padahal sebenarnya
kalau boleh jujur aku tidak mahir dalam bermusik ,bermain alat musik saja aku tidak bisa sama
sekali ,alu hanya tau sedikit teori bermusik dari buku tanpa tau mempraktekkan nya,dari yang
aku jelaskan akhirnya nina mengerti sedikit walaupun tidak keseluruhan tapi itu udah lumayan
dapat menghilangkan sedih nina karena nilai senin jelek,setelah nina turun dari sepeda aku
melanjutkan perjalanan ku kesekolah,sepeda yang tadinya berat kini enteng terasa aku
kendarai,aku bisa leluasa mengengkol engkolan sepedaku secara cepat maupun pelan untuk
bisa sampai kesekolah, namun karena aku ingin agar aku bisa tepat waktu dan tidak terlambat
ketila tiba disekolah aku pun lantas melakukan kayuhan sepedaku di engkolan melesat
melaju,jarak rumahku dari kesekolah anku kira2 bisa di sama dengan kan antara jarak
sekolahan nina di kali2 dari rumahku jadi jaraknya agak lumayan jauh,banyak anak2 yang
bersekolah menggunakan sepeda motor,angkot ,atau pun di antar jemput oleh orang
tuanya,aku tidak merasa minder kalo aku pulang pergi kesekolah menggunakan sepeda butut
pemberian kedua org tuaku,ya itung2 dari pada aku harus jalan kaki kesekolah, dan lagi sepeda
ini juga merupakan kebanggaan ayah dihadapan sang ibu ketika berpacaran dulu,ayah pernah
bercerita ketika ia masih muda ia malu untuk mendekati ibu di karena kan ia orang yang tidak
memiliki apa2,namun ia mampu menghilangkan semua minder nya itu menjadi perasaan brani
serta tampil apa adanya kepada ibu yang kala itu masih gadis dan sangat terlihat cantik
dahulu,ayah bercerita di hadapan ku meski ibu brada di sampingnya tapi ayah tidak malu untuk
menceritakan nya kepada aku dan kepada adik2ku,sejak ayah memberanikan diri akhirnya
menjadi tertarik kepada ayah ,ia orang yang setia menurut ibu,ia trus menyayangi ibu tanpa
malu akan ketidak punyaan harta yang dimilikinya,ayah tidak pernah gengsi dan malah ayah
pernah menasehati kami kalo harta itu bukanlah segalanya ,percuma kalau kita punya harta
namun kita tidak pernah sedikit pun merasa bahagia,itulah kalimt nasehat ayah yang trus aku
teguh sepanjang aku balajar,
Telah 30 menitan berlalu akhirnya aku pun sampai di sekolah, kuparkirkan sepeda ku di tempat
yang teduh yakni di bawah pohon pinang dan ban belakang sepedaku pun ku gembok dengan
kunci sepeda agar tidak ada yang main2 denga sepedaku
Setelah memarkir kan sepeda aku pun langsung berjalan menuju kelasku yang hari ini berapa di
ruang teori yakni kelas no 12 ujung dari kelas bagian depan ,ada banyak kelas di sekolahan
ku ,kami menerapkan sistem kelas ber pindah-pindah setiap harinya sesuai dengan jadwal yang
aku miliki,ku berjalan menuju kelasku hari ini angin agak sedikit sejuk awan sedikit mendung
untung saja aku tiba lebih awal di sekolah, aku pun tidak perlu khawatir lagi kalo terkena hujan
di jalan,yang aku khawatirkan sekarang cuma bagaimana nasib keduaboramg tuaku yang ada di
kebun,aku tidak tahu apa mereka berteduh atau membiarkan saja diri mereka dengan Tetesan
air mata yang membasahi serta mendingin tubuh mereka,mudah-mudahan saja mereka tidak
apa2
Ku berjalan sambil melihat arah lantai yang aku pijaki,sungguh bersih dam mengkilat ,berbeda
dengan lantai kayu usang yang ada di rumah ku ,terkadang terasa agak berbunyi bila aku
menginjakinya walaupun secara perlahan pasti akan keluar bunyi juga dari papan lantai usang
yang ada di rumahku tersebut
Ketika ku berjalan sambil menundukkan kepala ku menuju kelas tiba2 saja ada yang memanggp
namaku,ku coba menoleh kebelakang tidak Ada Siapa 2,lalu aku melanjutkan berjalan ke kelas
tiba2 saja dari pintu kelas yang terbuka yang aku lewati terdengar langkah dan teriakkan yang
tiba2 saja mengagetkan ku (bahhhhh)
Terkejut ku sambil menutup mata,dia memanggil namaku dengan lantang ( za za ,ini aku siska
za) kucoba membuka mata ternyata cuma si siska sahabat baik ku dikelas ,aku pikir hantu atau
orang jahat lainnya ternyata cuma si siska,dia anak yang baik di kelas ramah dan juga hebat
didalam mata pelajaran seni dan juga bahasa,terkadang kami blajar dan menghabiskan waktu
bersama-sama ,di antara teman 2 ku di kelas cuman siska yang aku anggap benar2 mengerti
tentang aku,aku bersahabat dengan hampir setahun ini,dari mulai kenalan pada saat mos
hingga sampai sekarang ,ia sahabat uang baik dam terkadang i membantu ku disaat aku
memiliki kesulitan entah didalam pelajaran ,atau pun hal lainnya,dan aku juga tal akan diam bila
ia sedang berada dalam kesusahan ...
Ya Allah jadikanlah kami sahabt selamanya, dan jangan lah kau pisah kan kami karena hanya
engkaulah yang dapat menyatukan seseorang didalam pertemuan dan hanya kalah yang
mampu memisahkan seseorang didalam perpisahan. Amin
Setelah ku tau itu cuma siska ,aku pun segera membuka mataku lalu berbicara kepada nya
( huuu kamu rupanya sis,aku pikir siapa? Bikin kaget aja)
Siska tersenyum sembari tertawa kearahku melihat ekspresi terkejutnya aku tadi,ia lalu
mengajakku menemani nya ke perpustakaan untuk membaca buku disana,aku pun meng iyakan
ajakan siska karena aku pikir jam pelajaran masih lam juga di mulai jadi tidak ada salahnya kalo
aku dan siska mebaca beberapa lembar halaman buku disana,ki pun berjalan berbalik arah dari
arah jalan ke kelas tadi karena perpustakaan disekolah anku itu berada tepat di bagian depan
sekolah, sesampainya di perpustakaan kami pun mencari beberapa buku yang masing2 kami
akan baca, aku mengambil 2 buku sementara siska mengambil 3 buku ,aku mengambil buku
jaringan dan seni,sementara siska mengambil buku bahasa ,seni ,dan juga buku blajar gitar
untuk di bacanya, guruku pernah bilang kalo buku itu Adalah jendela dunia,maksudnya sesuatu
yang biasanya kita temui atau hal2 yang berkaitan dengan ilmu apapun itu ad tertulis didalam
buku,jadi semakin banyak membaca maka akan semakin baik juga apa yang akan kita serap di
otak Kita
Kami pun duduk bersebelahan di bangku kayu perpus yang Berada tepat menghadap ke arah
pintu luar perpus ,bukan tanpa alasan kami memilih bangku di posisi itu,sebab disitulah tempat
yang paling banyak menerima cahaya dari luar jadi kami bisa leluasa membaca tanpa harus
berpindah tempat untuk mencari tempat yang terang lagi untuk membaca
Disaat aku membaca,kulihat hari semakin mendung angin mulai bertiup dengan kencang ,suara
guntur dari kejauhan mulai terdengar pertanda hari akan segera turun hujan,aku tak khawatir
karena aku sudah berada di sekolah an ,tapi untuk kembali ke kelas dari perpus itu bearti harus
melewati jalan yang tak ada apanya,kami bisa saja kehujanan bila kami tetap disini dan kembali
ke kelas pada saat hujan tlah turun,siska pun memikirkan hal yang sama
Ia lantas mengajakku kembali ke kelas ,karena takut kalo akan kehujanan nantinya bila kami
tetap berada disini ,aku lantas meng iyakan Ajakan siska,ternyata siska dan aku memang satu
pemikiran dari dulu,kami pun langsing mengemasi buku2 yang kami ingin baca tadi ,meski tidak
sempat untuk membaca namun masih ada waktu untuk kami membaca buku bersama di lain
waktu
Setelah selesai menaruh kembali buku tadi,aku dan siska pun langsung buru2 ke kelas,kami
berjalan sedikit cepat di karena kan mulai ada rintik2 air hujayAng jatuh di atas kepala kami.
Untunglah kami tidak sempat terkena hujan yang deras hanya gerimis saja,setelah kami berdua
sampai di depan kelas no 1,hujan pun turun Dengan derasnya membasahi hampir seluruh isi
sekolahan dengan air bening yang menjatuhinya
Suara guntur pun mulai menggelegar ,dan cahaya kilat juga mulai nampak menyilaukan
mata,kami pun melanjutkan perjalanan kami hingga sampai di kelas no 13,ruang blajar teori
umum,ruangan masih terlihat sepi hanya beberapa anak perempuan disana seperti Nasyatun
( yang biasanya aku panggil naya) , riska dan dea disana
Mereka datang lebih awal dari pada anak yang lain bukan tanpa alasan,mereka datang lebih
awal karena jadwal piket rutin mereka setiap hari selasa,di hari ini ada 5 orang yang harus nya
piket 3 anak perempuan dan 2 anak laki2 ,3 anak perempuan mereka tadi dan 2 anak laki2
namanya Derry dan 1 lagi haikal.
Mereka mungkin terjebak hujan di jalan pikirku begitu,siska berdiri Menatap ke arah mereka
sambil menanyakan apa yang ada melihat haikal dan Derry,riska dan dea mengangguk
sementara naya yang berada di ujung menjawab dengan lantang kalo dia melihat mereka
berdua sedang makan bakwan di kantin, di kelasku ketua kelasnya adalah siska jadi ia harus
setiap hari mengecek daftar hadir ,serta melihat apa ada yang tidak mau piket kalo ada maka ia
akan memberikan keterangan alfa di daftar absen kelas serta didalam jurnal kelas,aku diberi
kepercayaan sebagai wakil ketua kelas ,terkadang jika siska berhalangan hadir karena sakit
maka akulah yang menggantikan posisi siska sementara menunggu siska sehat kembali
Setelah mendengar itu aku dan siska pun duduk di bangku yang sama ,lalu kami membicarakan
beberapa hal kecil atau pun bergurau semacamnya,aki beruntung memiliki sahabat seperti
siska ia sangat begitu mengerti tentang apa yang aku pikirkan, aku harap persahabatan kami
tetap terjalin sampai kapa pun untuk waktu yang lama atau pun untuk selama-lamanya
Hujan mulai reda tak lama setelah kami berbincang tadi ,haikal dan Derry pun datang dari arah
kantin mereka lalu Menaruh tas dan langsung untuk menyuruh yang sudah menyapu
sebelumnya untuk berhenti ,dan biarkan mereka yang melanjutkannya sampai bersih
Yang menyapu sebslumnnya dea,naya,dan riska pun berhenti menyapu dan membiarkan
mereka berdua melanjutkan tugas mereka, aku salut kepada anak kelas ini ,Mereka mampu
bersikap dewasa meski tidak ada sedikit pun orang yang mengajari mereka�,tetapi mereka
mampu memberikan contoh di hari kelak bagaimana kita sadar akan kebersihan, tau akan
tanggung jawab seperti mereka2 ini
Jam pun bergerak menuju pukul 06.59,kelas sudah ramai di isi penuh dengan teman2 ,Derry
dan haikal pun memberhentikan kegiatan menyapu mereka karena tlah melihat semuan nya
bersih ,bebas dari kotoran atau pun sampah yang menumpuk pada kolong meja disana ,haikal
Derry pun mengembalikan penyapu itu ke tempatnya lalu duduk kursi sembari menunggu bel
masuk berbunyi yang menandakan jam kelas pun akan di mulai,aku dan siska pun menyudahi
pokok pembicaraan kami tadi dan langsung duduk diam menunggu bel
Tak lama setelah itu bel pun berbunyi ,seluruh anak telah berada didalam kelas,jam pelajaran
pun berlanjut tak lama setelah itu,guru pun datang untuk memberikan materi bahasa tang saat
itu menjadi pengisi jam pelajaran dari mulai jam pertama sampai jam sebelum istirahat
pertama,di sekolah an ku karena pulangnya Soreh jadi kami istirahat nya ada 2 x yakni yang
pertama pada pukul 09.30-09-50 dan yang kedua pada waktu akan memasuki sholat dzuhur
yakni pada pukul 11.50-12.20
ada 3 mata pelajaran yang berlangsung di hari ini ,pertama Bahasa, mtk,dan jam terakhir di isi
dengan mata pelajaran kimia,Pelajaran pun berlangsung.
disekolah ku 1 jam mata pelajaran sama dengan 40 menit ,hampir 4 jam pelajaran berlalu kini
artinya 4x40 ,180 menit berlalu,alarm lonceng berbunyi pertanda kini Sekaran memasuki jam
istirahat,guru menyudahi pelajaran dengan memberi salam kepada kami,setelah itu murid2 pun
keluar tak terkecuali aku ,ku ajak siska untuk berjalan-jalan menelusuri area sekolahan kecuali
kantin karena kami sedang berpuasa,siska pun mengajakku untuk melihat orang bermain gitar
saja di seberang kelas kami,aku lantas meng iyakan karena aku sendiri sebenarnya ingin
bermain gitar tapi karena tidak mempunyai gitar aku pun hanya bisa mengubur keinginanku itu
untuk bermain alat musik,kami pun berjalan menyebrangi kelas kami ,sesampainya dikelas
sebrang aku dan siska mengintip mengarahkan pandangan mata kami ke jendela kelas
tersebut,kulihat ada beberapa anak memainkan gitar sambil bernyanyi bersama ,mereka
menyanyikan lagu yang belum pernah aku dengar namun aku tau apa nakna dari lirik lagu yang
mereka nyanyikan itu ,isinya tentang perpisahan .
Ku coba bertanya kepada siska ,tentang lagu apa yang mereka nyanyikan spontan siska
menjawab ke arahku kalo itu lagu nya endank Soekamti yang berjudul sampai jumpa,aku pun
terdiam sambil berkata didalam hati sepet nya siska tau banyak tentang musik,walau aku blm
pernah melihat siska bermain alat musik sebelumnya tapi aku yakin sepertinya ia bisa
memainkannya.kami menikmati musik yang mereka mainkan dari kejauhan,kulihat tangan
mereka begitu Pasih menekan chord demi chord gitar yang mereka mainkan,andaikan aku bisa
memainkan gitar itu pasti aku enak rasanya bisa menghibur diri sendiri atau pun orang lain di
sekitar ku,ya tapi itu cuman mimpi mana mungkin aku bisa memainkan alat musik ,menyentuh
alat musik saja aku belum pernah,ku urungkan niatku ingin mengetahui tentang musik.
Selagi ku sedang menikmati musik,siska tiba2 saja mengajakku ke mushola untuk Duduk
disana ,ku ikuti permintaan siska,kami pun melanjutkan berjalan ke mushola sekolah yang
letaknya tidak jauh dari kelask tadi,sesampainya di mushola ku lepaskan sepatu yang aku
kenapa begitu pula siska,kami masuk ta lupa sebelum masuk kami membaca doa terlebih
dahulu karena kata ayah kita harus sering membaca doa dalam hal apapun apa lagi didalam hal
memasuki rumah Allah ini,kami pun masuk le mushola dan duduk membicarakan beberapa hal
perbincangan disana ,aku tau kenapa siska mengajakku untuk mengobrol di mushola dari pada
ke tempat lain ,ini di karenakan di mushola ini suasananya terasa sejuk dan nyaman Sehingga
pikiran kita pun fokus dengan apa yang akan kita bicarakan
Hampir 20 menit berselang bel berbunyi dengan suara kelas yang menggerutu memanggil kita
untuk kembali ke kelas dan pertanda jam pelajaran akan segera berlangsung, ku ajak siska
untuk kembali ke kelas, ia langsung meng iyakan ajakan ku tadi
Kami lalu memasang kedua belah sepatu kami dan langsing bergegas menuju kelas ,kami
berjalan agak terburu-buru karena takut kalo jam sudah di mulai dan kami terlambat masuk jam
pelajaran
Sesampainya di kelas kulihat hampir seluruh anak kelas tlah berada didalam anak kelas,mereka
terlihat hanya berbincang-bincang sedikit ,Aku kembali duduk di bangku kelasku ,disamping
sudah ada siska yang duduk sambil.mengeluarkan buku dari dalam tasnya..
Beberapa murid tampak Berbincang sedikit untuk menghilangkan bosan karena lama
menunggu guru yang sejak dari tadi belum terlihat batang hidungnya masuk kedalam kelas ,25
menit berlalu sejak dari tadi ,jam kosong tidak ada yang mengisi atau pun guru lain untuk
mengganti,aku dan siska pun berinisiatif untuk memanggil saja guru itu ke kantor.
Kami lantas pergi ke kantor (ruang guru) ingin memanggil guru tersebut,namun setelah kami
Bertanya kepada guru lain ternyata guru yang saat ini harus mengajar kami sekarang Ternyata
sedang pergi untuk menjenguk orang tuanya yang sedang sakit sebagai gantinya guru itu
memberikan tugas essay 1-10 di kerjakan di kertas selembar setelah selesai di kumpulkan di
meja guru itu,kami pun pamit kepa guru yang kami tanya tadi ,betapa guru memang patut di
jadikan contoh, mereka tidak bisa menggantikan posisi orang tua,membalas kebaikannya atau
pun menghilangkan dosa yang dimilikiny namun hanya mampu peduli serta menemani dan
slalu ada di hadapan orang tua ketika sehat atau pun sedang sakit.
Kami kembali ke kelas untuk menyampaikan amanat dari guru tadi,kutulis soal 1-10 tadi
sementara siska menyampaikan cara mengisi dan alasan kenapa guru tadi tidak masuk ke
kelas,sehabis itu teman2 pun mengerjakan tugas tersebut,seperti biasanya kulihat mereka
sangat semangat mengerjakan nya sambil berdiskusi satu sama lain.
Tugas selesai aku pun mengumpulkan tugas tadi,jam terakhir akan tiba selepas istirahat ke dua
nanti,waktunya istirahat kedua yang bertepatan pada waktu sholat zuhur,aku dam siska pun
Tak menyia-nyiakan waktu untuk mengobrol atau bersantai saja ,kami pun bergegas sholat
setelah mendengar suara azan yang menggemah di sekitar telinga kami.
Selapas sholat kami kembali ke kelas namun disaat berjalan menuju kelas sisi mengajaku untuk
melihat anak2 bermain gitar lagi di kelas seberang kelas kami tadi,kami pun kembali ke kelas
tadi,kulihatkan pandangan ke jendela ternyata tidak ada orang hanya terdapat 2 gitar
disana,melihat tidak ada seorang pun di kelas itu siska lantas Berjalan masuk ke kelas ,ia
langsung memegang sebuah gitar itu,ia memperhatikan nya dengan seksama sambil beberapa
anak jadinya bersentuhan dengan freet gitar tersebut, ku pikir siska akan memainkan nya,aku
pun masuk juga kedalam kelas tersebut
Siska agak sedikit nampak kebingungan, ia lantas mengenjreng gitar itu ,ku pikir akan terdengar
merdu seperti yang di mainkan anak yang beras sebelum ini tadi,tapi setelah ku dengar
ternyata hanya ada suara tanpa irama yang menggema,aku lantas bertanya kepada siska apa
dia bisa main gitar,aku pun terkejut mendengar jawaban dari sahabat ku ini siska, kalo dia
sebenarnya tidak bisa sama sekali memainkan alat musik apapun,ia hanya tau teori tanpa bisa
mempraktekkan nya.
Aku terdiam seribu bahasa,kucoba untuk memegang gitar 1 lagi,namun belum sempat juga ku
sentuh tiba2 saja bel masuk berbunyi pertanda jam terakhir aka di mulai ,siska pun mrnyuruh
ku masuk ke kelas, ingin rasanya bisa bermain alat musik,aku mungkin bisa menghibur diri
sendiri tapi rasanya tak mungkin ,ya sudahlah aku juga tidak tertarik pada musik.
Siska dan aku pun berjalan menuju kelas kami tadi ,tiba di kelas kami duduk di bangku kami
masing2,beberapa menit berselang guru yang mengajar kami pun tiba dan kami pun belajar
seperti biasa.
Ada hal yang sebenarnya aku inginkan,aku sebenarnya menyukai hal2 yang bersifat baru seperti
bermusik atau apaun itu yang rasanya bersifat baru, bermain alat musik itu sebenarnya sesuatu
yang aku inginkan,tapi aku tidak yakin kalo aku bisa memainkannya, jam pelajaran terakhir
berakhir.
Tepat pada pukul 14.50 bel sekolah berbunyi menandakan telah berakhirnya aktivitas belajar
mengajar disekolah ini,kini waktunya para murid2 untuk pulang ke rumah nya masing2 begitu
pula dengan diriku,terlebih lagi dirumah aku memiliki rutinitas atau kegiatan rutin yang harus
aku kerjakan dirumah yaitu membantu ibu memasak untuk menu berbuka puasa.
Beberapa hal yang slalu aku tekadkan didalam hidup ini ialah sering2 membantu orang
tua,karena berkat mereka lah aku bisa hidup sampai sekarang ini,aku yakin selama aku
berusaha aku pasti bisa membahagiakan mereka.
Aku pun segera pulang kerumah, ku ambil sepeda ku yang ku parkir tadi pagi di parkiran,ku
naiki dan ku engkol ayunan engkolan sepeda secara perlahan , tak lupa aku melambai ke arah
siska yang sedang menunggu jemputan orang tuanya di tempat duduk halte bis
Siang ,matahari masih bersinar terik menyilaukan mata dan membuat air hujan di bagian kening
hingga seluruh tubuhku basah dipenuhi dengan keringat yang menggenangi semua.
Walau panas begini tidak akan membuat ku mengeluh akan nikmatnya hidup yang aku
jalani,terlebih lagi masih banyak anak di luar sana yang tidak dapat bersekolah karena
keterbatasan biaya,aku harus bersyukur akan nikmat yang aku miliki, aku takkan berhenti
sampai cita2 ku tercapai dan aku pun dapat menemukan kebahagiaan untuk senyuman tulus
ikhlas dari kedua orang tuaku sayang.
Sesampainya dirumah,aku pun melepaskan sepatuku lalu menyirami kedua kakiku dengan
air ,agar kakiku terasa adem dan sejuk tak terasa amat panas akibat terik matahari tadi,tak
ketinggalan kusiram juga kedua ban sepedaku depan dan belakangnya agar tidak terlalu kotor
bila dan bersih bila ku simpan dirumah
Ku ucapkan sallam ketika ku masuk di dalam rumah,kedua adikku menjawab sallam yang aku
ucapkan, aku pun mengganti baju seragam yang aku kenakan tadi dengan baju sehari-hari yang
aku pakai
Dirumah hanya ada kedua adikku sementara kedua orang tuaku seperti nya belum pulang
dirumah, suara azan terdengar aku pun menunaikan kewajiban sholat ku,tak lupa ku ajak pula
kedua adkku,selepas sholat aku pun mulai memasak untuk orang rumah,kulihat masih ada
sayur kecambah ,sawi,serta beberapa tempe.
Aku pun berinisiatif untuk membuat nasi goreng serta ditemani lauknya sambal
tempe,kusiapkan semua bahan , semua bumbu2 pun aku haluskan,aku pun memasak.
Setelah selesai memasak aku lalu mencuci segala perabotan memasak yang tadi aku gunakan
untuk memasak,aku ingin melakukan kebaikan kepada kedua orang tuaku meski hanya
sedikit,aku tau meski pun aku banyak melaku kebaikan sekali pun tetap saja aku tidak dapat
membalas seluruh kebaikan kedua orang tuaku kepadaku,mudah-mudahan Allah
memanjangkan umur kedua orang tuaku agar aku tetap dapat bersama dan merasakan
nikmatnya hidup bersama mereka.amin.
Seluruh barang sisa aku memasak telah beres aku bersihkan semuanya,aku cuci mulai dari
sendok,sepatula,wajan dan juga lainnya.aku pun membereskan kompor menyimpan Semua
perabotan yang aku cuci tadi serta memasak nasi,aku lalu mengajak kedua adikku untuk
mandi ,karena ayah dan ibu belum pulang jadi aku lah yang bertugas untuk memandikan
raka,nina mandi disampingku Bersamaan saat aku memandikan raka,setelah aku memandikan
raka aku pun menyuruh nina untuk masuk dan memberikan raka pakaian agar tidak kedinginan,
aku pun mandi setelah itu,air sungai yang membasuhi tubuhku begitu sejuk sampai2 tidak ada
lagi terasa mulut yang haus karena seharia menahan untuk tidak maka dan minum semua
terasa adem
Ibu datang di saat ku sedang mandi,ia meminjam gayung yang aku gunakan untuk mengguyur
wajah serta kedua kakinya akibat capek sehabis berladang ,sedangkan ayah menaruh peralatan
Berladang nya dulu di gudang samping rumahku.
Ibu lalu mengembalikan gayungku dan mulai bersiap-siap untuk mandi juga,airnya seger ucap
ibu disamping tubuhku,aky mengiyakan perkataan ibu,di banding dengan saudara2 ku yang lain
akulah anak yang paling pemalu terhadap kedua orang tuaku,aku Sangat gugup ketika kedua
orang tuaku mengajak ku berbicara atau membicarakan hal2 kecil kepadaku,justru kalau aku
ingin menjawab aku hanya akan membalas dengan berkata iya atau menganggukkan kepala ku
saja,ibu masuk sebentar didalam rumah tak lam ia pun keluar bersama cucian yang menumpuk
didalam ember nya,ayah pun keluar juga dari dalam rumah mengenakan celana pendek untuk
mandi serta handuk yang menyilang di bagian leher yang mengantungi sebelah kanan
bahu,ayah langsung terjun ke sungai,lalu ia merinjiskan air didepan wajah ibu dengan kedua
tangan nya disaat ia sedang berenang,ibu tertawa melihat tingkah si ayah ,ayah juga tertawa
terkecuali aku yang hanya diam2senyum tersimpuh malu saja
Selesai mandi dan berpakaian aku lalu menyiapkan hidangan tadi untuk seluruh anggota
keluarga ku dirumah,kuletakkan nasi goreng tadi di setiap piring mereka,walau pun hanya
menu yang sederhana kuharap ini dapat diterima oleh lidah dan rasa mereka.
Kutuangkan pula air putih di 5 gelas yang di meja,masing2 sudah tersedia nasi goreng beserta
lauk serta 1 gelas air putih ,ibu masuk ke dapur setelah mandi dan mencuci tadi ia bertanya
siapa yang memasak barusan?
Aku menjawab dengan lantang aku bu,ibu tersenyum trus mengusap-usap belai rambutku,aku
lagi2 tersimpuh malu di hadapan ibu,kebiasaan ayah selepas mandi ialah duduk santai sambil
membaca koran atau buku didepan teras rumah,itu tlah menjadi rutinitas ayah sejak lama
Biasanya ayah ditemani rokok dan juga secangkir kopi namun karena bulan puasa jadi ayah
hanya ditemani buku dan koran saja,waktu mulai beranjak magrib,semua berkumpul di dapur
Duduk di tempat Duduk mereka masing2
Aku berada di depan hadapan ibu ayah di samping kanan ku sementara kedua adikku berada di
kiri bagian tubuhku,azan magrib mulai berkumandang pertanda tlah waktunya untuk
membatalkan puasa,kami langsung membaca doa berbuka puasa dan mula2 kami meminum
segelas air putih ,untuk memastikan rasa nasi goreng ku enak atau hambar ku suruh dulu nina
untuk mencoba nya terlebih dahulu dengan satu suapan sementara yang lain masih memegang
gelas untuk minum,nina berbisik kepada ku kak nasi nya enak
Aku pun mencoba dengan 1 suapan kecil,bissmila (saat ku menyuap nasi)
Dan allamdulillah nasinya enak,ibu dan ayah juga memakannya dengan lahap terkecuali raka
dia lebih suka tempe dan nasi saja,di keluarga ku raka lah yang memiliki kecendrungan makan
yang memilih-milih.
Ia tidak terlalu suka dengan sayur,terlalu berminyak,atau pun terlalu manis dan asin karena
itulah sulit sekali untuk menyuruh raka makan apa lagi memaksanya makan rasanya tidak
mungkin dia mau, namun meski ia milih2 dalam hal makanan tapi tubuh raka tampak sehat dari
pada teman sebayanya ,tubuhnya sedikit berisi,putih dan jarang sakit dari pada teman2nya.
Disaat ku makan aku baru teringat sesuatu ,kalo besok adalah hari ultahnya nina adik
perempuan ku,yang ke 14 tahun,meski di keluarga kami tidak pernah sekali pun merayakan
pesta ultah namun aku tidak pernah lupa hari kelahiran adik2ku.
Aku ingin memberikan sesuatu hal kecil untuk nya, karena kulihat nina menyukai alat musik aku
berinisiatif untuk membelikan alat musik Untuknya.
Selesai berbuka kami pun sesegera menunaikan ibadah sholat magrib di rumah,setelah itu kmi
lanjut sholat trawih di musholla, sepulang dari traweh ibu sedang sibuk mencuci piring,ayah
juga membantu ibu dan kedua adkikku sedang blajar di ruang tengah,aku mencoba membuka
celengan ku di kamar,kuhitung ternyata uangnya ada 134 ribu ,aku berencana ingin
menggunakan uang ini untuk membeli kan adikku sebuah alat musik entah alat musik apa pun
itu
Ke esokan harinya seperti biasanya kami berangkat ke sekolah bergoncang 3,di dalam hatiku
berharap semoga uang ku cukup untuk membelikan adikku sesuatu. Amin.
Aku belajar disekolah seperti biasa,sepulang dari sekolah aku mampir di toko alat musik
bekas,baru saja masuk di toko kulihat banyak sekali alat2 musik yang siap untuk dibeli seperti
cajon,drum,suling,ukulele,sapek,suling,terompet ,gitar dan masih banyak lagi
Mataku tertuju pada sebuah gitar dipojok,kulihat gitar itu dengan seksama,belum terlalu puas
aku pun memberanikan diri untuk menyentuh nya,disaat aku menyentuh nya datang bapak2
yang bertanya kepada ku ,mau cari apa dek?
Aku kaget,aki kira siapa ternyata pemilik toko alat musik itu sendiri,mendengar itu aku langsung
menjawab kepada si pemilik toko, pak harga gitar ini berapa? (Tanya ku kepada si pemilik)
Harganya 250 ribu dek (jawaban nya kepada ku)
Aku hanya Bisa diam,ku ingat uangku masih belum cukup untuk membeli nya,ku jawab dengan
perlahan kepada bapak tadi kalau uangku masih belum cukup untuk membeli nya,aku pun
minta maaf Dan sesegera pulang meninggal kan toko tersebut.
Sesampainya dirumah aku masih merasa bersalah karena belum bisa memberikan sesuatu ke d
apa adikku nina,aku semat berpikir dikala aku sedang berbaring di tempat tidur tentang
bagaimana caranya agar aku bisa membeli gitar itu sementara uangku masih belum cukup,ingin
ku urungkan notku bersamaan dengan kedipan di kedua belah bola mataku.
Tiba2 sesuatu muncul di sekilas pola pikir ku,bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan
uang dengan cara begitu mungkin aku pasti bisa membeli gitar untuk si nina,tapi pekerjaan aku
apa yang aku harus lakukan ya allah,aku bingung tolonglah berikan aku sebuah petunjuk agar
aku mampu memberikan sesuatu kepad adikku ya Allah, amin
Sehabis sholat ashar aku dan ibu pergi ke pasar untuk membeli takjil,banyak kulihat pedagang
kue,dan makanan berat dagangannya ludes dibeli para pembeli bahkan aku dan ibu saja sampai
tidak kebagian untuk membeli sebuah kue kesukaan kedua adik ku yaitu kue bingka
susu ,mereka sangat menyukainya dari dulu,bahkan kalau di belikan 2 bungkus jngan harap bisa
tersisa untuk yang lain kedua adikku sangat sanggup untuk menghabiskan nya,kulihat banyak
sekali yng menjual berbagai bnyak makanan,namun hanya sedikit yang menjual minuman.
Ini mungkin bisa menjadi peluang bagi aku untuk mengumpulkan uang yang banyak agar aku
bisa membeli gitar itu, ke esokan harinya disaat pulang sekolah aku mampir di toko yang
menjual buah dan sirup,aku berinisiatif untuk menjual sop buah ,di pasar Soreh tempat aku
membeli takjil semalam,aku tidak ingin seorang pun tau kalo aku menjual sop buah termasuk
kedua orang tuaku dan kedua adkikku
Aku pergi membeli beberapa potong buah seperti semangka dan blewah,serta sebotol sirup
beberapa bungkus roti , susu kental,serta pipit dan juga gelas plastik di pasar
Untuk air dan batu wanya aku tinggal membeli nya pada saat aku telah siap berjualan di
pasar,karena di pasar tersedia lengkap warung yang menjual air galon dan juga es batu jadi itu
tidak perlu di persiapkan lagi.
Jam 15.30, seluruh bahan2 pun sudah siap untuk di olah,aku tidak sendirian Menjual sop buah
karena rumah siska berada tak jauh dari pasar ini aku lalu mengajak ia untuk berjualan
bersama,kebetulan aku dan orang tua siska juga sudah akrab dari dulu,jadi aku tidak takut
untuk mengajak nya,aku Membawa bahan2 tadi kerumah siska,ku panggil siska dari depan
halaman rumahnya (siska siska) seru ku memanggil namanya ,siska mengintip dari jendela
mencoba melihat siapa yang memanggil nya,setelah ia tau yang memanggil itu aku ia lalu
membuka pintu depan lalu menghampiriku.
Ia bertanya kepadaku kenapa aku memanggil ia dan untuk apa aku membawa banyak barang di
sepeda ku,aku lantas menceritakan semua kepadanya dari niatku berjualan demi membeli gitar
untuk nina.
Siska ingin sekali membantu ku ia kembali masuk ke dalam rumah untuk meminta ijin kepada
ayahnya untuk menemaniku berjualan sop buah,ayahnya sempat tidak percaya dengan
perkataan siska,ayahnya lantas keluar dan langsung menghampiriku bersama siska.
Ayahnya berkata kepadaku apa benar niatku untuk berjualan ini memang dari kemauan sendiri?
Atau paksaan dari orang lain? ,sebab kata ayah siska sesuatu hal dapat berjalan terus-menerus
itu berawal dari adanya niat,kalo niat nya cuma hanya timbul dari paksaan orang lain maka
akan sulit bila berlanjut begitu katanya kepadaku,maklum saja ayah siska berkata begitu karena
ia tlah sejak lama menjadi pengusaha rumah makan padang yang masakan nya laris manis di
lidah Semua pembeli ia juga pernah jatuh bangkit dalam menjalani usahanya sebab itulah ia
bertanya kepadaku karena ia tlah memiliki banyak pengalaman di dalam usahanya ,aku terdiam
sejenak mendengar perkataan ayah siska di depan hadapanku,siska hanya bisa terdiam
Mendengar perkataan ayahnya,aku pun menjawab pertanyaan yang kudengar barusan,dengan
lantang aku menjawab demi meyakinkan ayahnya kalau aku benar2 niat ingin membuat usaha
itu,ayah siska lalu mengijinkan siska untuk menemaniku berjualan namun dengan syarat kalo
ayahnya juga ingin ikut dalam menjalani usaha kecil2 an ku sebab dirumah Ayahnya tidak
memiliki kegiatan apa2 lagi sebab semua usaha rumah makan nya dari cabang ke cabang telah
di urus oleh seluruh karyawannya ,Jadi ayahnya hanya diam saja dirumah,hanya sekedar
membac Koran atau menonton televisi saja sebagai pengisi waktu kosongnya, aku meng iyakan
ajakan ayahnya siska.
Ia lalu menyuruhku masuk kerumahnya dengan siska yang berad Disamping ku,aku masuk
denga malu2,sebab baru kali ini aku masuk kerumahny Siska,rumahnya bersih,luas dan terlihat
mewah sungguh enak di pandang mata,dirumah ini siska hanya tinggal ber 3 ,siska,ayahnya dan
mbok si asistem rumah tanggan yang tlah di anggap keluarga oleh siska dan juga ayahnya,
sementara ibu siska tlah lama tiada,ibu siska meninggal dunia pada saat melahirkan siska.
Setelah kami masuk kedalam rumah,kami pun langsung masuk ke dapur rumah siska,disana
kami menyiapkan peralatan untuk tempat membuat sop buah,mencampurkan semua bahan
dan menyiapkan nya pada wadah khusus,
Ayah siska telah menyiapkan wadah ,termos es,es batu dan juga air untuk sop buah nya, betapa
Baiknya ayah siska ,andai banyak orang seperti ini didunia pasti dunia akan terlihat lebih indah,
mbok siska juga membantu kami mencampurkan semua bahan dan meraciknya kini tibalah
saatnya untuk menjualnya
Sebelum ke pasar aku pamit pulang dulu kepada ayah siska untuk mengganti bajuku,tidak enak
rasanya kalo berjualan mengenakan seragam sekolah.
Aku lantas pulang kerumah ,sesampainya dirumah aku langsung mengganti bajuku lalu
berpamitan lagi kepada kedua orang tuaku,orang tuaku sempaw menanyakan kemana aku aka
pergi namun aku menjawab aku ingin berkunjung kerumah siska,aku pamit dengan
mengucapkan salam Dan langsung cepat2 pergi menggunakan sepedaku,ku engkol sepeda ku
dengan kayuhan kaki yang laju aku tak mau terlalu lama berada dijalan dan membuat ayah siska
dan sisk kecewa
Sesampainya dirumah Siska kulihat ia dan ayahnya Telah bersiap2 untuk berjualan dengan sop
buah yang sudah berada di atas gerobak kayu ,dan termos batu es juga tlah berada disana serta
beberapa buah kursi yang diletakkan di atas gerobak,aku langsung turun dari sepeda dan
langsung membantu nya juga,gelas dan sendok sendok plastik ku gantungkan di stang sepeda
ku,perlengkapan seperti sendok untuk menyedok es batu dan sop buah pun aku gantungkan di
bagian gerobak kayu,kata paman (ayahnya siska ) gerobak inilah yang dulu setia menemani
paman berjualan bakso ketika masih susah dulu,banyak kenangan yang ia dapatka bersama
geroba kesayangan nya ini makanya sampai sekarang paman masih setia mempertahankan
serta merawat gerobak ke sayang nya ini�,walau rumahnya besar memiliki mobil dan juga
terdapat halaman yang cukup luas tapi ia tak tega kalau menyimpan gerobak ini jauhnya apa
lagi sampai membuangnya ia sangat Tidak tega
Semua peralatan pun sudah siap ,sekarang waktunya berjualan ,paman memikul gerobak nya
dengan tersenyum sedikit,ia sudah lama tidak memikul gerobak namun gara2 aku jadi ia harus
memikul gerobak lagi deh hehehehe, siska berjalan tepat di belakang sepeda ku yang sedang
menuntun sepeda dengan beban di kedua stangnya,ia membantu ku mendorong serta
menemani ku mengobrol hal2 kecil sambil berjalan.
Kami ibarat adik beradik tidak hentinya Menjalin ke akuran dan juga saling menemani satu
sama lain,paman melihatku Dengn senyum yang Gembira melihat ku asyik mengobrol dengan
anaknya (siska) Maklum saja di rumah siska adalah orang yang paling muda di keluarga, ia anak
semata wayang(anak tunggal) di keluarga ,ia sangat jarang bergaul dengan banyak orang diluar
sana,ia juga pemalu sama seperti aku .
Melihat paman memandangi ku dengan senyuman aku tersipuh malu sambil ku tundukkan
kepalaku menghadap jalan yang aku lalui, melihatku ekspresi ku begitu siska malah
mengeluarkan tawa kecil mirip seperti orang berbisik karena ditutup oleh sebelah
tangankanannya di belakangku.
Sesampainya di pasar Soreh aku,siska,dan juga paman pun mempersiapkan semuanya mulai
dari tempat Duduk, menyiapkan es batu,merapikan gerobak,dan membentangi sebuah daftar
harga sop buah yang kami jual, aku harap sop buah yang kami jual dapat diterima oleh orang
Banyak Amin
15 menit berlalu namun blm juga ada pembeli yang mampir untuk membeli atau pun hanya
untuk sekedar melihat2 dagangan kami , tidak ada keluhan yang nampak dari raut wajah paman
(ayahnya siska) seperti Nya ia tahu segalanya tentang bagaimana caranya dapat bersikap
sabar,sepertinya ini yang harus aku contoh agar dagangan ku laku dikalangan pembeli dan aku
juga tidak muah menyerah saat berjualan.
Saat Hari mulai beranjak Soreh,yang pada saat itu waktu menunjukkan pukul 16.23 gerobak
terlihat masih terlihat kosong,masih banyak sop buah yang berada didalam wadah menunggu
untuk di beli yang terlihat berkurang hanyalah sebuah semangat dari dalam diriku,melihatku
merenung memikirkan pembeli yang semenjak dari tadi belum ada 1 pun yang datang ia
memberikan ku sebuah kata2 semangat yang di baru saja di buatnya sebagai caption di
instagram nya yang bertuliskan "jika ingin maju,tetaplah mencoba untuk berusaha meski usaha
tlah menggoyahkan anda"
Aku tersenyum kepadanya ,kulihat ia sangat mampu untuk tidak menyerah persis layaknya
seperti paman (ayahnya),tak lama setelah itu datang seorang ibu2 tua yang datang
menghampiri gerobak kami,aku sedikit gugup karena ini kali pertama aku melayani seorang
pembeli ,ia bertanya kepada kami brapa harga seporsi sop buah yang kami jual,karena hari ini
hari pertama kamu berjualan untuk ibu kami kasi potongan harga yang harganya dari 5000
menjadi 3000 saja ucap paman kepada ibu tua tersebut,ia lalu menawar menjadi 2 porsi 5000
saja,paman mengiyakan dan menuruti permintaan si ibu
Paman sepertinya benar2 ingin menarik pelanggan dulu ,aku tak peduli kalau daganganku hari
ini bersisa karena tidak laku yang penting pelanggan bisa menerima nya dulu, aku lalu membuat
2 porsi es buah pesanan ibu tadi ,paman menyangka dan mengehaluskan es batu yang ada di
termos,siska bertugas mengambil kan gelas plastik pembungkus es buah sedangkan aku yang
bertugas untuk meracik sop buah,selesai meracik paman langsung memberikan nya kepada ibu
tadi sekalis mengambil bayaran atas sop buah yang di jualnya.
Tak lama setelah itu datang beberapa orang yang juga membeli sop buah kami,aku mencoba
melayani pembeli tersebut alhamdulillah aku tidak merasa gugup ketika harus berbicara kepada
pelanggan,mudah-mudahan dengan ini aku dapat mengumpulkan uang yang cukup agar aku
bisa membelikan sebuah gitar untuk si nina,hari mulai beranjak menuju waktu magrib dan aku
rasa beberapa orang tadi adalah penutup dari penjualan kami di pasar hari ini,kami mulai
merapikan dagangan lalu bergegas pulang,disaat kami menuju pulang kerumah kami melewati
mushola didepan mushola nampak ada beberapa ibu2 pengemis,beserta anaknya, paman lalu
menyuruh ku meracik sop buah untuk di bagikan kepada mereka,sungguh dermawan hati
paman kepada sesama,pantas saja usahanya berjalan terus tanpa aa matinya ini semua berkat
doa dari orang yang kita tolong,setiap kita bersedekah kebaikan akan beebalas ke diri kita dan
orang lain juga bisa merasakan nikmatnya
Siska juga membantu ku meracik sop buah ,selesai ku meracik sop buah aku lalu
memberikannya kepada paman "ini paman "ucapku dihadapan paman ia lalu memberikan
kepada pengemis mushola serta beberapa orang anaknya ,tak lupa mereka berterima kasih
kepada kami,kami lalu membagikan sop buah yang masih banyak ini kepada orang2 yang
sedang Duduk 2 dijalan menunggu berbuka puasa,seperti mamang yang berjualan
gorengan ,tukang ojek dan orang2 yang ada disekitaran situ.
Kami lalu melanjutkan perjalanan kami pulang kerumah siska untuk merapikan sisa2 dagangan
kami,sesampainya dirumah aku dan siska mencuci tempat sop buah bekas kami berjualan
tadi,paman mengelap gerobak hingga terlihat bersih dan merapikannya,sop buah sisa
penjualan yang masih tersisa hari ini kami simpan di beberapa wadah dan gelas plastik untuk
kami santap nantinya,aku bingung dimana aku harus menyimpan beberapa botol sirup dan
kaleng susu ini karena tidak mungkin aku menyimpan semuanya dirumah bisa saja keluarga ku
akan bertanya-tanya untuk apa aku membeli semua ini,paman membeli ku saran kalau semua
barang2 ini disimpan saja di rumah paman,karna tidak perlu repot lagi kalo mau menyiapkan
bahan2 untuk berjualan, siska pun menyuruhku untuk menyimpan semuanya disini saja aku lalu
Mengiyakan ajakan mereka, sebenarnya aku tidak mau terlalu banyak merepotkan siska dan
ayahnya namun apa boleh buat aku justru malu kepada kedua orang tuaku klo aku menjual sop
buah dipasar Soreh ,aku takut mereka akan malu melihatku menjual sop buah apa kata mereka
nantinya selesai membereskan semuanya,aku pamit pulang kepada siska dan ayahnya ,ku bawa
5 bungkus sop buah sisa daganganku hati ini untuk di rasakan kepada kedua orang tuaku dan
kedua adikku,aku ingin menanyakan apa yang kurang dari sop buah yang kami
bikin,sesampainya dirumah masih ada waktu untuk mandi kuletakkan sop buah di meja makan
tepat di dalam dapurku yang aku tutup di dalan tedung saji yang didalamnya juga terdapat
beberapa jenis kue seperti bingka susu,dan makanan berat yaitu ayam goreng saus asam
manis,kuletakkan tapt di samping makanan lainnya.
Aku langsung Bersiap2 untuk mandi,ku basuh tubuhku dengan air yang menyegarkan dari
sungai ,sejak aku masuk ke dalam rumah tadi aku tidak melihat ke 2 orang tuaku hanya ada
raka dan nina yang sedang belajar dan membaca buku di ruang tengah bersama-sama, aku lupa
menanyakan kepada mereka ibu dan ayah pergi kemana.soalnya biasanya jam segini orang
tuaku sudah berada dirumah,aku lalu bergegas menyudahi mandi, aku lalu masuk mengganti
bajuku dan langsung bertanya kepada Merek yang sedang belajar ayah dan ibu kemana?
Mereka menjawab kpadaku ibu dan ayah sedang membeli sop buah karena raka hari ini ingin
makan sop buah jadi mereka pun pergi kepasar Soreh untuk membeli sop buah,aku lalu panik
bisa jadi sop buah yang aku bawa tidak akan di makan oleh keluargaku karena sudah membeli
sop buah lain,firasatku memburuk, kudiam sedikit merenung tak lama setelah itu terdengar
salam dari ayah dan ibu,kami yang berada didalam pun menjawab salam dari mereka,lalu
mereka masuk kedalam rumah menghampiriku ,nina dan juga raka ,kulihat mereka tidak
membawa apa2,raka bertanya kepada mereka kemana sop buah nya?
Ayah mencoba menjelaskan kepada raka kalo orang yang menjual sop buahnya sudah pulang,
raka Duduk sambil bersedih sop buh yang ia mau tidak ada,lalu aku diam2 saja tidak
memberitahukan kalo aku tadi membawa sop buah yang aku simpan didalam tedung saji tadi.
Waktu azan pun tiba ,terdengar azan yang berkumandang menyerukan lapaz Allah di telinga
bagi siapa saja yang mendengar, nina dan raka memberhentikan blajarnya,kami semua pergi ke
dapur untuk sesegera membatalkan puasa kami,ibu mengambil gelas untuk kami meminum air
putih raka sudah tidak sabar untuk memakan gorengan ia lalu membuka tedung saji dan
tertawa karena menyadari ternyata kak sop buah yang ia inginkan sekarang sudah ada didepan
hadapan raka,ia berkata horee .ibu tersenyum bertanya siapa yang beli?
Jawabku hm aku diberikan ayahnya siska soalnya hari ini hari pertama ia berjualan, raka
langsung memakan sop buah dengan lahap sepertinya enak aku lalu ku,coba nya di ikuti nina ia
juga mencobanya,setelah ku coba ternyata sangat nikmat terasa di lidah tidak terlalu manis
hanya saja toping buah pada sop buah ini agak kurang dari sop buah yang lain tapi walau pun
begitu rasanya tetap enak.ibu dan ayah sepertinya juga suka dengan sop buah buatan ku ,meski
mereka tidak tahu kalo itu sop buah racikan kami bersama namun aku sudah merasa di puji kalo
keluargaku ada bilang enak sop buah itu,ke esokan harinya pada saat aku pulang dari sekolah
aku melihat siska dan ayahnya mampir di toko buah kulihat mereka sedang melihat2 buh
anggur dan semangka sepertinya ia sedang membeli buah aku tidak memanggil mereka namun
siska melihatku nampak dari kejauhan ,ia lalu memanggilku za za sini,begitu perkataan nya
memanggil diriku ,aku lalu memgahampiri mereka,ia mengaji ku untuk memilih toping yang
cocok untuk sop buah yang kami jual,aku lalu tertuju pada buah anggur yang bergantung di
depan toko,siska melihatku melihat anggur itu lalu menyuruh ayahnya untuk membeli anggur
untuk menambah toping sop buah yang kmi jual,ayah siska lalu meng iyakan saran siska, kami
lalu memilih buah semangka yang segar untuk toping sop buah
Siska berbisik kepada ku ketika ayahnya sedang membayar buah,kalo ia menyukai sop buah
yang kemarin .rasanya seger za bisik ia di kupingku sebelah kiri,aku menjawab bisikannya iya sis
rasanya enak lagi mudah-mudahan sop buah kita laris kedepannya, amin jawabnya di samping
ku.
Kebetulan aku masih memiliki sisa uang tabungan kemarin ,aku lihat di samping warung jual
buah ini terdapat warung sembako aku pergi ke warung sebelah meninggalkan siska bersama
ayahnya sebentar disana,aku tidak tega kalo harus menggunakan uang beliau seluruhnya untuk
membeli bahan2,aku pun pergi ke warung sebelah untuk memebeli susu dan juga sirup siska
bertanya kepadaku disaat aku mau memasuki warung,kemana za? Tanya nya dengan suara
yang lantang,ini aku mau beli sirup sama susu jawabku padanya,ohh ya dehh za. ...
Diwarung itu aku membeli 1botol sirup dan 2 kaleng susu untuk tambahan bahan berjualan sop
buah ,aku tau pasti akan ada saatnya aku ketauan berjualan oleh kedua orang tua ku, untuk
mengantisipasi nya kulihat didekat tempat aku membayar ada sebungkus masker ,aku beli
sebungkus agar orang tuku tidak dapat mengetahui kalau yang berjualan itu aku,sebab kedua
orang tuaku itu sering sekali pergi ke pasar Soreh untuk membeli takjil atau pun makanan
lainnya,jadi sangat sulit jika aku harus menutup wajahku dengan tangan ketika melayani
pembeli yang ada aku dapat dikira orang sedang mencium bau busuk,kalo pake masker wajahku
akan sedikit tidak nampak mudah-mudahan ini bisa menyembunyikan identitas ku didepan
orang tuaku.
Setelah membeli sebotol sirup , 2 kaleng susu dan juga masker,aku langsung menghampiri siska
dan ayahnya kembali, kulihat ayahnya sangat senang mengobrol dengan orang banyak,
keramah-tamahannya sungguh mampu membuat orang untuk mengenalinya.disaat aku
menghampiri siska,siska pun mengajak ayahnya untuk pulang kerumah bersamaku juga untuk
membuat bahan2 sop buah yang akan kami jual nanti Soreh,siska dan ayahnya pulang dengan
menggunakan motor sementara aku menggunakan sepedaku,siska dan ayahnya tidak mau
meninggalkan aku bersepeda sendiri jadi ayahnya menggunakan motor dengan kecepatan yang
sangat pelan ,sesampainya dirumah siska kami pun mempersiapkan bahan2 untuk meracik sop
buah hanya saja untuk hari ini ada sedikit tahmbahn potongan buah anggur,walau kami belum
mendapatkan keuntungan apa2 tetapi kami harus besabar karena inilah permulaan dalam
mencari hal yang besar.
Setelah semua beres dari sop buah hingga gerobak kami pun memutuskan untuk berangkat ke
pasar Soreh sekarang,setibanya kami dipasar Soreh ada beberapa orang yang berdiri ditempat
kami berjualn semalam,kami lalu menempati gerobak kami di tempat semalam mereka lalu
menghampiri kami,aku pikir mereka akan mengganggu kami berjualan atau sebagainya ,wajah
kami sedikit memucat siska sudah mulai memegang tanganku dengan gemetar,aku juga sedikit
takut,namun ketika mereka tepat berdiri di depan gerobak kami yang ku dengar bukanlah suara
makian atau pun hinaan tetapi mereka hanya ingin memesan sop buah yng kami jual sebab kata
orang2 yang kami bagikan sop buah didepan masjid mereka juga membaginya kepada teman2
mereka dan alhamdulillah mereka suka,mereka rela menunggu demi mencoba mencicipi lagi
sop buah kami,kami pun melayani pesanan mereka,alhamdullilah hari ini sop buah mulai
memiliki peminatnya semoga kelak sop buah kami semakin laku amin,ku layani beberapa orang
konsemun,dengan mengenakan masker namun hari ini berbeda aku masih menggunakan
seragam sekolah ku,hari mulai beranjak Soreh dan sop buah kami tinggal setengah wadah
lagi,kami tidak mengurangi takaran buah atau pun menambahkan pemanis buatan di sop buah
kami karena akn berpengaruh dengan cita rasa dari sop buah yang segar itu sendiri.
aku belum bercerita kepada siska dan ayahnya kalo aku mengajak mereka berjualan ini secara
diam2 tanpa sepengetahuan kedua orang tua ku, aku takut kedua orang tua ku akan malu kalu
tau anaknya seorang sop buah.
hari mulai menjelang magrib sop buah yang kami jual pun tinggal sedikit,kami pun memutuskan
untuk segera pulang ,sesampainya dirumah siska aku siska dan ayah Nya pun membersihkan
peralatan yang kami pakai untuk menjual sop buah,setelah selesai kami pun membagi hasil hari
ini dan membagi hasil dari sisa sop buah yang masih ada ,paman baik sekali kepadaku ia
membagikan uang secara rata berapapun yang didapatnya itulah yang diterimanya paman tidak
pernah memperhitungkannya walau pun memakai gerobak wadah,dan barang2 lain Milikny
namun ia tetap membagi nya sama rata.
Beberapa belas menit menuju magrib,paman dan siska menyuruh ku untuk berbuka puasa
bersama di rumah mereka,namun aku menolaknya bukannya aku tidak menghargai apa yang ia
berikan tetapi aku tidak mau untuk merepotkan orang lain,aku lalu bergegas pulang bersama
denga sepeda dan beberapa sop buah yang ku gantung di stang sepedaku.
Hampir seminggu sehabis pulang sekolah aku terus berjualan sop buah bersama siska dan
ayahnya,teman2 dikelas tidak ada yang tau kalau kami berjualan sop buah bahkan kedua orang
tuaku juga tidak ada yang tahu,alhamdullilah kini uangku sudah cukup untuk membelikan
nina ,ke esokan harinya sepulang dari sekolah ku kayuh sepedaku dengan begitu cepat, aku
mampir di toko alat musik bekas yang kemarin aku tidak membeli sebuah gitar .
Kucari gitarnya namun sudah tak ada ,ku tanya dengan pemiliknya keman gitar yang kemarin
dipajang di dekat sini,ia menjawab kalo gitar itu sudah laku terjual,aku hanya bisa terdiam dan
kembalikan tubuhku untuk kemudian pulang, namun disaat ku baru saja berjalan menuju pintu
si pemilik toko memanggilku Dia bilang kalo masih ada beberapa Gitar yang belum di keluarkan
nya, ia menyuruhku untuk duduk menunggu sementara ia mengambil nya,ia mengeluarkan 3
gitar ia lalu menyuruhku untuk memilih gitar mana yang akan aku beli,kulihat ada 3 gitar yang
sangat bagus sampai2 aku bingung untuk memilihnya, 2gitar akustik yang 1 berwarna merah
dan yang 1 lagi berwarna hitam,dan gitar classik yang berwarna kuning.aku pun memilih gitar
akustik berwarna hitam,kutanya Hargany ia memberikan harga seperti kemarin yaitu 250
kutawari ia menolak ,ia memberikan bonus dengan memberikan tas gitar untukku aku pun
setuju dan membeli nya.
Aku pun pulang dengan tas sekolah yang ku gantung didepan tubuhku sementara tas beserta
gitarnya ku letakkan dibelakang tubuhku,sebelum pulang kerumah aku mampir dulu ke toko
buah aku membeli beberapa jenis buah untuk bahan sop buah ku,lalu aku membawa Semua
nya kerumah siska,karena sedikit berat akhirnya sepeda tidak aku tunggangi melainkan hanya
aku tuntun saja di samping tubuhku,tubuh dan sepedaku tidak mampu mengimbangi berat
beban yang ada diatas sepeda, ku tuntun sepedaku ke samping sebelah kanan bahuku hingga
sampai kerumah siska ,kupanggil siska dari depan pintu rumahnya siska keluar lalu terkejut
ketika ku membawa gitar, ia sangat senang ketika melihatnya kulihatkan dan ku pinjamkan gitar
itu padanya, meski ia masih belum bisa memainkan ya namun ia sangat senang karena tlah bisa
mencoba memegang gitar walau ia tidak bisa memainkan nya,ia mengenjreng2 gitar itu terus
aku rasa ia akan bisa bermain gitar,ayah siska pun keluar dari dalam rumah menyambut ku,ia
melihat siska memegang gitar lalu bertanya gitar siapa itu?
Aku menjawab itu gitar saya ,saya baru beli di toko alat musik bekas disana,ayah siska lalu
meminjam gitar itu sebentar, aku pikir ia aka memainkannya denga merdu namun setelah ku
dengar benar2 ternyata ia sama seperti siska sama2 tidak bisa bermain gitar,ayahnya siska dari
dulu memang suka bercanda ,aku pun meminta ijin untuk menitip gitar ini kerumah siska
sebentar nanti pada saat pulang aku akan mengambilnya, paman dan siska pun membolehkan
aku menutup gitar ini di rumah nya,siska dan ayahnya menyuruh ku untuk duduk sebentar ia
ingin memberitahukan sesuatu kepadaku,siska sudah nampak murung dari kejauhan matanya
mulai berbinar2 ,ayahnya memberi tahukan kalo mereka akan pindah kota karena ada urusan
usaha dan siska otomatis ikut dengan ayahnya dan pindah sekolah, mendengar itu susja
memelukku ,ku usap air mata siska dengan kedua tangannya sebenarnya aku juga ingin
menangis tetapi aku tidak sanggup untuk mengeluarkan nya,ku tepuk punggungnya dan ku
ucapkan tak apa2 seraya menenangkan nya ,ayahnya terpaksa melakukan ini karena ada
masalah diusaha yang baru ia dirikan di kota malang,jadi siska akan pindah kota smsan sekolah
bersama ayahnya,aku hanya bisa diam berbinar-binar mataku namun tak sempat menetes
membasahi pipi.tidak ada sahabat yang benar2 akan mengerti aku kecuali siska,ayahnya juga
baik ya Allah jika engkau pertemukan kami dengan Suatu kebaikan ,lalu kenapa engkau pisahka
kami begitu cepat?
Jika ini yang terbaik aku akan menerima nya ya Allah, amin
Aku pun menceritakan kalo atky sebenarnya ingin Berjualan sop buah itu karena membelikan
sebuah adikku gitar,dan orang tuaku tidak tahu kalau aku berjualan sop buah bersama
kalian,awalnya paman sedikit kesal namun tak lama paman memaklumi itu karna dulu ia juga
seperti ini berjualan tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya,di hari ini ia banyak sekali
menceritakan tentang masa2 yang dulu pernah ia lalui dari mulai susah hingga sampai memiliki
beberapa rumah di ibu kota.
Siska duduk dsampingku sambil mendengar cerita dari ayahnya,aku minta maaf kepada
paman ,ia mengatakan kalo ia memaafkanku tapi alangkah lebih baik lagi klo kita melakukan
sesuatu itu harus sepengetahuan kedua orang tua agar orang tua tidak kwatir nantinya
Ayahnya juga berdrita kepadaku kalo lusa ia dan siska sudah akan berada di malang jadi hari ini
adalah hari terakhir berjualan sop buah, aku tidak akan menyia-nyiakan waktu yang tersisa
ini,tanpa membuang-buang waktu kami lalu menyiapkan bahan2 untuk membuat sop buah di
dapur rumah siska,namun tak seperti hari2 biasanya kami hari ini menambahkan lebih banyak
potongan buah untuk para pembeli,agar mereka suka dengan sop buah yang kami buat
Soreh hari Suasana pasar tampak ramai seperti hari2 biasa bnyak orang yang berburu takjil di
Soreh hari,termasuk ayah dan ibuku yang mengantri sop buah yang kami jual,kulihat nampak
jelas dari kejauhan kalo itu mereka,aku ingin jujur kepada kedua orang tuaku,Namun aku blm
bisa bercerita sekarang,sementara aku minta tolong kepada paman dan siska untuk melayani
kedua orang tuku karna aku blm bisa jujur dan cerita saat ini ,aku tak mau membuat mereka
marah di area umum seperti ini,biarkan aku yang akn bercerita dirumah,paman menasehati aku
agar bercerita ke orang tua itu menggunakan nada yang lembut jangan sampai membuat
mereka marah.
Tiba waktunya Kedua orang tualu untuk memesan,kedua orang tuaku memesan 5 bungkus sop
buah pada kami,kami pun meracik sop buah itu dengan toping yang banyak ku berika kedua
orang tuaku sop biah yng istimewa, ayah melihat aku ymg sedang meracik sop buah itu
memandangiku secara serius aku rasa ayah tahu kalo aku yang meracik sop buah itu,setelah
pesanan selesai ibu pun membayar sop buah kami,ayah ibu dan paman berbincang 2 sedikit di
depan gerobak,aku dan siska hanya diam saja melihat dari samping salah satu sisi bagian
gerobak.
Setelah selesai berjualan, kami pun pulang untuk mencuci semua barang2 yang tlah kami
gunakan untuk menjual sop buah seperti wadah,termos,dan lain2 sebagainya
Aku mencuci wadah ,paman mengelap gerobak sedangkan siska menyimpan semuanya,di saat
ku mencuci paman bercerita kalo tadi oramg tuaku bertanya kalo yang meacik sop buah itu
mirip sekali dengan farizha yaitu aku,wajahku pun memucat seketika disaat paman berkata
begitu.
Paman menjawab aku itu keponananya
Paman menyuruh ku untuk mengakui saja nanti dirumah,cerita kepada kedua orang tua lebih
baik dari pada menyembunyikan nya,aku meng iya kan perkataan paman,sebelum ku naik ke
sepeda, siska memanggilku ia memegang ta yang isi nya gitar yang aku beli tadi siang,hampir
aku melupakan hadiah untuk adikku,aku lalu menghampiri siska yang saat itu sedang berdiri di
teras ku mengambil gitar itu beserta tasnya ia juga menyuruhku untuk datang besok siang
dirumahnya sepulang dari sekolah, ia mau memberi kenang2 agar aku tidak melupakan
dirinya,walau pun ia tidak memberi kan ku apapun ,aku pasti akan tetap mengingat ia ,dia
sudah aku anggap sebagai saudara aku sendiri ,aku tidak bisa jauh darinya namun kali ini
kurelakan ia pergi jauh dariku,penyemangat lama yang lama aku rasa kini berangsur-angsur
hilang pedih tiada tersisa ,hanya sebatas kata yang membua hatiku ingin mengungkapkan nya
yakni ku tak akan pernah lupa kepada senyum dan tawanya atau pun kepada tawa dan
cerianya .
Hingga ada waktunya nanti untuk kita bertemu lagi tanpa ada rasa kehilangan akn sosok
dirinya,di hidupku dan dibelaian rasa yang berkata didalam lubuk jiwaku.
Aku pun pulang dengan tas sekolah yang ku gendong di depan dan tas beserta gitar yang
kusimpan di belakang,aku ingin ayah dan ibu mengerti kalau aku ingin membuat tekadku takkan
terhenti .meski hanya sebatas angan bila ada niat dan usaha tekad,dan kerja keras aku yakin
Semu usaha takkan terbuang percuma amin
Sesampainya dirumah aku hanya membawa 2 tas di tubuhku tanpa membawa sop buah karena
tadi ayah dan ibu tlah membeli sop buah ku,ku lepaskan sepatu ku dan ku siram kakiku dengan
se ember air ,tak lupa ku bersihkan pula ban sepedaku dari sampah atau pun lumpur yan
melekat pada ban dan juga pelaknya,aku pun masuk ke rumah dengan mengucapkan
salam ,dari dalam rumah kedengar adikku membalas sallam dari ku ,aku masuk dan kulihat
adikku dmsedang blajar dan membaca buku seprti biasanya kupanggil nina kulihatkan gitar ini
kepadanya dan ia kegirangan melihat aku membawa gitar ,raka juga senang melihatnya.aku
langsung masuk kedapur untuk menemui ayah dan ibuku,ternyata tidak ada siapa 2,ku tanya
ke2 adikku ayah dan ibu kemana?
Mereka menjawab ayah dan ibu belum pulang dari tadi,mungkin ayah mau di membeli takjil
untuk kami,hampir tiba waktu azan magrib kamu yang saat itu tlah berada di dapur mendengar
suara ketukan dan sallam di pintu dari arah depan, kami pun membals sallamnya ,aku
menyuruh adikku tetap disini sementara aku yang membuka pintu nya setelah ku buka ternyata
itu suara ketukan kedua orang tuaku yang baru pulang usai membeli takjil hari ini tak seperti
biasanya ayah dan ibu membeli takjil serta lauk yang banyak untuk kami,aku bertanya ibu tadi
kemana ?
Tadi ibu baru jual hasil panen beras kita jadi ada sedikit rezeky,lalu sedikit rezeky ini ibu sama
ayah beli minuman dan makanan,aku pun membawa berlanjaan ibu ke dapur ayah menutup
pintu dan kami lalu bersama-sama ke dapur, azan tlah tiba kmi pun langsung menyiapkan takjil
untuk berbuka yang terdiri dari berbagai kue maknn dan juga minuman kmi pun mkan dan
minum dengan lahap, ketika mereka sedang makan nina bercerita kalo aku membeli sebuah
gitar ,timbul tanda tanya yang tergambar dari wajah kedua orang tuaku ,gitar punya siapa za?
Punya kita bu,jwabku dengan suara takut,uangnya dari mana?.tanya ibu dari hasil aku berjualan
sama siska dan ayahnya bu,hm gtu kata ayah memaklumiku,kamu mirip kyak ibu dulu za,dulu
ibu juga berjualan kyak kmu ,ayah pun bercerita seperti biasanya ia mampu membuat kami
terhibur ibu tersenyum ketika di paksa ayah untuk mengingat masa2 yang dulu istilahnya ayah
memaksa ibu untuk bernostalgia kembali
Aku kira kedua orang tuaku akan marah kepadaku malah mereka sangat bangga
kepadaku,mereka tersenyum di hadapan kami,sungguh dapat membuat aku tertawa di hari
ini ,aku tidak malu untuk tertawa lantang di hadapan mereka .
Sesudah kami berbuka kami pun menunaikan kewajiban kami untuk sholat magrib dan sholat
lainnya,aku pergi ber 3 bersama ibu dan nina,ayah bersama raka sepeti biasa raka meminta
ayah untuk mengendong nya ,ayah pun mengendong nya hingga sampai kemushola,kami sholat
dengan husu sepulang dari sholat kami lalu membereskan piring2 ,sendok ,gelas dan Lainnya
untuk kami cuci .
Selesai dari itu kami berkumpul di ruang tengah, ayah meminjam gitar dari nina ia mencoba
memainkan lagu yang ia dapat mainkan,ternyata suara ayah dan permainan gitarnya sangatlah
bagus ,sampai2 ibu tersenyum saat ayah memainkan giatnya ,aku menikmati lantunan suara
ayah yang serak2 basah .
Ke esokan harinya aku pergi ke sekolah seperti biasanya aku datang awal,aku kali ini membawa
sesuatu untuk siska, sewaktu aku membeli masker di toko kemarin aku melihat sebuah
gantungan kunci yang cukup bagus bila di gantungkan,aku membelinya 1 untuk ku berikan
kepada siska, lalu aku menunggu lama sekali,semua temn2 ku tlah ada di kelas kecuali dia
hingga jam terakhir habis dan waktunya pulang siska pun tidak hadir aku pun lanta bergegas
pulang menghampiri rumah siska ,sesampainya di depan rumah siska aku lalu
memanggilnya ,keluarlaah siska bersama ayahnya dan juga si mbok denga membawa beberapa
koper yang kemudian di masuk kan nya kedalam mobil,ku hanpiri siska ia langsung
memelukku ,ia membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah gelang sederhana yang kemudian di
pasang kan nya di lenganku sebelah kanan,aku pun mengeluarkan gantungan kunci di kocek
bajuku,ku berikan padanya kemudian ia memasangnya di tas yang ia pakai, ia memeluku sejak
lagi,ayahnya memanggil dari dalam mobil ia pun pergi aku hanya bisa melambaikan tangan
kearah mobil yang ia naiki,aku terdiam sejenak menangis di depan rumah siska. Selepas itu aku
pulang dengan wajah yang termenung,yang aku pikirkan apakah aku bisa bertemu dengan
dia,atau aku tidak akan bisa bertemu lagi dengannya...Aku takut kehilangan dia
Semenjak siska dan ayahnya pergi aku menjadi pelamun dikelas,tidak ada seseorang yang bisa
menggantikan persahabatan kami,usaha kecil 2lan sop buah yang kami jalani tlah berhenti.
Aku sebenarnya masih ingin berjualan dengan Mereka namun ap boleh buat aku tidak sanggup
kalau harus berjualan sendiri,jadi aku memutuskan untuk tidak berjualan lagi, Kini aku hanya
seseorang di tengah kesepian tanpa ada cahaya yang menyinariku senja yang berlalu berkilau
dan mengharap tiada,hanya bercak mimpi yang membagi seperti ilusi tiada arti dan juga tiada
cahaya yang menemani ku ,kini aku hanya sendiri
Hari ini aku pulang agak sedikit lebih lama karena tugas praktek jurusan, seperti biasa aku
tampak bosan dan lebih banyak merenung di kelas ,semenjak siska pergi kemana pun aku pergi
aku hanya sendiri walau pun ada orang2 yang mencoba menemaniku tetapi aku tetap lah
merasa sepi
Jam pulang sekolah tlah tiba aku tidak ingin pulang dulu kerumah dulu ,aku masih ingin
menenangkan diri,mencari hiburan karna siska sudah tidak ada disini
Aku pun pergi kemusholah sekolah yang telaknya tidak berada jauh dari kelasku ,ku lepaskan
sepatu dan membaca doa sebelum masuk kemushola,disana kulihat ada beberapa teman2
kelasku seperti naya ,riska ,dea mereka tengah asyik berbaring dan ada juga yang bermain
hp,aku duduk di antara mereka,kuletakkan tas punggungku disamping tubuhku,disaat aku
Duduk kulihat ada sebuah gitar biru yang tidak tahu pemiliknya siapa,gitar itu dibiarkan begitu
saja berdiri di belakang sebuah rak tempat Menyimpan an alquran ,ku ambil gitar itu lalu aku
pun mencoba untuk memainkannya ,aku hanya mengenjrengnya sesekali dan memetiknya
tanpa memasukkan kunci atau chord untuk gitar tersebut karena aku masih belum tau tentang
bagaimana caranya bermain gitar, ku tekan beberapa senar kotak dengan jariku ,disaat aku
sedang Memainkan gitar itu tiba2 datang seseorang bertubuh gemuk besar masuk kedalam
mushola sepertinya ia abang kelasku dari jurusan lain nampak dari baju praktek nya yang
berbeda,ia bertanya kepadaku apa aku bisa memainkan gitar itu,aku Menjawab dengan
malu,aku tidak bisa memainkannya,abang besar itu pun duduk sejenak sebentar dihadapanku
"sini aku ajarin sedikit"ucapnya didepan hadapanku, ia lalu mengajariku beberapa chord dasar .
Ia orang yang aneh menurutku ,ia akrab dengan siapa saja walaupun dengan orang yang tidak ia
kenal sekali pun,ia mungkin orang yang sok kenal dan sok akrab aja sama orang lain ,tangannya
terlihat agak sedikit kaku sewaktu ia mengajari ku sedikit tentang chord gitar,aku merasa tidak
yakin kalo apa yang di ajarkan nya itu benar.ia hanya melihatkan beberapa chord gitar padaku
lalu setelah Itu ia memberikan gitar itu lagi kepadaku,ia berdiri seketika naya menyerukan suara
lantang kepada kaka kelas yang gemuk itu "mainkan lagi dong bang gitarnya" ucap naya kepada
kaka kelas gemuk itu,sambil beranjak berdiri dari tempat yang ia duduki,kaka kelas itu hanya
membalas ucapan naya kepadanya dengan melontarkan sebuah senyuman saja lalu ia mencuci
mukanya di tempat Wudhu dan meninggalkan aku bersama Beberapa temanku tanpa
mengajari ku bermain gitar lagi, sungguh orang yang aneh.
Beberapa minggu tlah berlalu semenjak kepergian siska (sahabatku),aku tidak bisa menemukan
orang seperti dia yang udah aku anggap sebagai saudara kandungku sendiri,entah sampai
kapan pemikiran ini akan bertumpuk-tumpuk mengharapkan dirinya kembali, namun tak dapat
aku paksakan sesuatu hal yang mustahil,kuharap ia bahagia disana,beberapa bulan berlalu
sewaktu aku berjalan pulang untuk mengambil sepedaku di parkiran sekolahan, tak berada jauh
dari kelas yang aku tempati kaka kelas gemuk yang melihatkan chord gitar dimusholah kemarin
tiba2 saja memanggilku "nama kamu farizha? "Seru nya dari kejauhan.
"Iya saya farizha"jawabku dengan suara yang nada yang biasa.
"Nama aku yuda,salam kenal ya"
Seketika ku heran dan ku anggap ini sebagai suatu ke anehan "Haah?" jawabku dengan raut
wajah yang kebingungan. Ia lantas menyuruh ku untuk pulang dengan muka yang sedikit
melontarkan senyuman ke arah ku, pikirku seperti nya ada yang tidak beres dengan orang
ini,soalnya dia yang mengajak ku berkenalan habis itu menyuruh ku untuk pulang didalam
hatiku ingin mengucapkan kata yang pantas untuk menggambar kan dirinya (dasar aneh)
namun aku tak mau bila harus mengucapkan kata itu didepan dirinya,jadi ku ucapkan didalam
hati saja .
Tanpa bertanya sedikit pun kepadanya mengapa ia mengajakku berkenalan barusan dan
menyuruh ku untuk pulang,huhh pikiran ku menjadi aneh gara2 memikirkan dia
ku ambil sepedaku dan sesegera pulang ,hari ini udara tidak begitu panas ,dan matahari tidak
begitu pula terik aku mengayuh engkolan sepedaku secara perlahan,ku mencoba menikmati
perjalanan pulang ku denga menikmati suasana dihari ini,perasaan sejuk yang jarang kini
muncul aku rasakan menghilangkan kegundahan ku dan kesedihan didalam lubuk hatiku
Sesampainya dirumah aku tidak langsung diam duduk manis atau pun tiduran diatas kasur
seperti anak lainnya, segera cepat ku ganti seragam sekolah yang ku kenakan dengan baju yang
biasa aku pakai sehari-hari.
Langsung ku tuju dapur,kulihat ibu sedang memotong-motong beberapa ikat sayur sawi ,ku
tanya ibu "bu ,hari ini ibu Ngak ke sawah?"
Tanya ku kepada ibu ,"kepala ibu sedang sakit jadi ibu hari ini ngak kesawah" jawab ibu dengan
suara yang lembut,
"Bu,Nina sama raka kemana?" tanya ku kepad ibu
"Nina sama raka jalan2 sama ayah."jawab ibu
"Kemana bu?"tanya ku kepada ibu lagi
"Ada deh"jawab ibu sambil melotarkan senyum ke arahku
Seperti biasa Aku tersimpuh malu melihat senyuman ibu yang tulus ke arahku,aku pun
membantu ibu dengan mengupas beberapa bawang untuknya kemudian ku cuci.
Setelah itu aku pun membantu ibu untuk mencuci baju di sungai sekalian kami mandi bersama
disitu,kusikat hampir seluruh baju yang ada di baskom,kusuruh ibu untuk membilasnya saja
sementara aku menyikat semua baju yang ada di baskom,karena aku tahu ibu sedang sakit
kepala jadi aku tak tega kalau ia yang harus menyikat seluruh baju yang terdapat pada baskom
itu.
Selesai mencuci baju kami pun mandi bersama,aku langsung menerjunkan diriku ke sungai
(berrr) sungguh segar air ini,ibu yang melihatku langsung menyiram ku dengan air yang ada
pada gayungnya, kuhilangkan rasa malu pada diriku kepada ibu aku pun membalas simburan itu
dengan menyimbur ibu dengan kedua tanganku,ibu langsung basah kuyup aku buatkan,melihat
itu aku langsung tertawa begitu pula sebalik ibu yang tak henti2nya tertawa kearahku,selesai
mandi kami ber2 pun lanjut memasak sayur didapur,tak seperti biasanya hari ini ku coba
memberanikan diri untuk membuat ibu tertawa seperti tadi, sungguh in membuat aku sesekali
tersenyum bila memikirkan itu kembali, aku pun menumis sayur sawi tadi,ibu menggoreng 5
dada ayam yang sudah ibu ungkep dengan bumbu kuning sebelum nya,ketika digoreng
aromanya menyebar ke se isi ruangan,masakan pun selesai tinggal menunggu waktu berbuka
tiba,disaat kami sedang mengemasi segala peralatan yang kotor akibat memasak tadi terdengar
di telingaku suara sallam dan ketukan pintu dari arah luar (assallammualaikum) mendengar
suara itu aku langsung bisa menebak siapa yang datang☺,siapa lagi kalo bukan si nina sama
raka,si nina memiliki suara yang khas yaitu lemah lembut seperti ibu klo si raka mempunyai
suara yang lucu berbeda dari kebanyakan orang suara raka sedikit cempreng, ibu berdiri ketika
mendengar suara ketukan, kusuruh ibu untuk Duduk kembali sementara pintu biar aku saja
yang membukanya aku pun berjalan ke ruang tamu untuk membuka pintu setelah ku buka
benar saja tebakanku tidak meleset sama sekali ternyata memang benar itu raka dan nina
mereka banyak sekali membawa berlanjaan didalam kantung kresek bewarna hitam sungguh
kami tidak tahu dari mana datangnya rezeky ini ya Allah, terima kasih ya Allah.
Kusuruh nina dan raka masuk,kutanya mereka "ayah dimana?"soalnya kata ibu nina dan raka di
ajak ayah jalan2,mereka menjawab ada di belakang kak,tadi kami berlari makan makan cepat
sampai,lalu kusuruh mereka untuk mandi telebih dahulu sebelum membuka berlanjaan mereka
karena ku tau mereka pasti kotor sehabis berbelanja tadi,tak berapa lama ayah pun menyusul
tiba di rumah ia membawa kotak sebesar koper kecil di tangannya yang di bungkus
menggunakan kantung hitam,ayah masuk kerumah langsung menemui ibu kalo ia mendapatkan
barang yang ia inginkan,ku tutup pintu lalu ku ikuti mereka di yang berada diruang tengah,
mereka lalu memanggil menyuruh ku untuk membuka kotak yang ayah bawa tadi ,setelah ku
buka dari plastik nya kotak itu bertuliskan acer pirasat ku mengatakan kalo ini sebuah
laptop,tapi aku mendiamkan pirasatku lalu kubuka isi kotak itu dan ternyata tepat seperti
dugaanku kalo isinya sebuah laptop,ku peluk ayah dan ibu ,ayah berkata kepadaku disaat aku
memeluknya "ini ayah belikan buat kamu blajar,blajar yang bener ya" ucap ayah disaat aku
memeluknya
"Terimah kasih yah ,bu"jawabku untuk mereka
("Kadang ada banyak hal2 yang tak terduga tanpa kita sadari datang mendatangi kita,entah itu
sebuah kebahagian,kesenangan,kesunyian, atau pun sebuah kesedihan,yang dimana Tuhan
memberikannya bukan untuk kita menolaknya melainkan untuk menguji kita agar mampu
melaluinya ")
Ku peluk mereka dengan erat,beberapa butir air mataku jatuh menetes di helaian baju yang
mereka kenakan,ucapku didalam hati Ya Allah ampunilah segala dan kekhilafan kedua orang tua
ku, sesungguhnya mereka orang yang baik,yang mampu membuat ku merasa
bahagia,damai,senang,dan merasa nyaman berada di sisi di antara mereka,janganlah engkau
membuatnya menderita,berilah mereka kebahagiaan yang pantas mereka terima sesuai
kebaikan mereka yang mereka berikan kepada kami mulai dari saat pertama kali lahir dan saar
kembali kepadamu ya Allah. Amin ya rabball alamin.
Hingga beberapa saat akhirnya kulepaskan pelukan diantara Mereka, ayah bertanya kepada ibu
dan aku "kemana belanjaan yang tadi di bawa nina sama raka?tanya ayah kepada kami .
Aku menjawab" tidak tau, soalnya tadi raka sama ninan langsung aku suruh mandi " jawabku
kepada ayah sementara ibu mendengar kan
Tak lama setelah itu raka datang dengan mengenakan tapihan handuk yang melingkar di bagian
bawah tubuhnya,ayah langsung memanggil dan bertanya kepada raka "dek,belanjaan yang tadi
kamu simpan dimana?" tanya ayah dengan suara lantang
"Ada yah, raka simpan di kamar, sebentar raka ambilkan" jawab raka kepada ayah
Raka kemudian masuk ke kamar,aku masih tidak percaya ayah membeli kan aku sebuah laptop,
aku jadi mudah untuk mengerjakan semua tugasku dirumah tanpa harus menunggu waktu jam
pelajaran tiba,ku tanya ayah dengan wajah bahagia "yah,ayah dapat uang dari mana ? Apa
panen ayah banyak jadi bisa belikan aku laptop?" tanya ku kepada ayah,ayah sedikit senyum
ragu2 ketika ku tanya begitu
Ibu tiba-tiba memotong pembicaraan kami,"hmm itu jangan dipikirin yang penting kamu udah
ada laptop jadi kamu bisa belajar dirumah"jawab ibu sambil memegang tanganku
Aku masih bingung dari mana orang tuaku bisa mendapatkan uang untuk membeli laptop
in,aku terdiam mendengar ucapan ibu dengan wajah yang masih bertanya-tanya aku diam
seribu bahasa,tak lama Raka pun keluar dari kamar,ia membawa sebuah kantung hitam,ayah
lalu mambukanya ,setelah ku buka ayah membuat aku terkejut ternyata isinya 3 buah hp
Android "ini hp siapa ya?" tanyaku dengan nada yang gelisah
"Ini hp buat kalian, tadi ayah nina,sama raka pergi ke toko buat beli laptop sama hp buat
kalian ,raka tersenyum gembira nina datang lalu mengucap dengan nada yang keras "yah hp
aku yang warna pink jangan di ganggu" ucap nina dengan suara yang keras
Ayah lalu mengambil hp yang bewarna ungu dan memberikan nya kepada ku,"ini buat iza" ucap
ayah sambil memberi hp itu kepadaku
Kubuka bungkus kotak hp itu,lalu ku coba nyalakan hpnya ,aku dengan hp yang ayah berikan
padaku sungguh tidak dapat aku ucapkan dengan kata2 seluruh kebaikan kalian sungguh besar
tidak ada tandingannya,aku berharap agar suatu hari kelak aku juga bisa membuat kalian
bahagia walau pun hanya sesuatu hal yang kecil namun akan aku bagi untuk kalian.
Ku ucapkan terima kasih kepada ayah yang tlah memberikan hp dan laptop ini meski
sebenarnya hatiku masih timbul tanda tanya dari mana ibu dan ayah mendapatkan uang untuk
membeli semua ini, aku bingung
Sejenak tak ku pikirkan tanda tanya yang melekat pada hatiku,ku coba kan hp itu untuk
memotret sesuatu yang ada di rumah,meski tidak ada sesuatu hal yanh istimewa di rumahku
paling tidak cukuplah untuk menguji kamera hp yang aku miliki.
Aku pun memotret kaki ibu kulihat hasilnya cukup jernih tidak kalah dengan kamera 2 hp mahal
lainnya,,cukuplah untuk aku memotret tugas atau pun memotret sesuatu hal yang ingin aku
simpan agar aku dpat mengingat nya lagi.
Nina langsung membuka dan menyalakan hpnya ia lalu menyuruh ibu untuk tersenyum sambil
berselfie dengan ibu,aku tertawa melihat tingkah laku nina�,sungguh beruntung aku memiliki
adik seperti dia yang sanggup membuat kami sekeluarga terhibur,hp raka tidak di berikan
begitu saja untuk raka karna raka masih kecil jadi hp raka ibu yang menyimpan nya bersama
ayah .
Ke esokan harinya pagi2 seperti biasa, aku ,nina,raka berangkat kesekolah bersama-sama,
ditemani sepeda butut yang setia menemaniku, ku kayu pedal sepeda ku secara perlahan ku
antar raka dan nina kesekolah annya sehabis itu aku lanjut kesekolah an di tengah perjalan aku
mampir untuk melihat rumah siska,sesampainya didepan rumah siska kulihat palang yang
bertuliskan rumah ini di jual "aku rasa siska tidak akan tinggal disini lagi" pikirku mengucap
didalam hati�, ku lihat gelang pemberian siska yang masih melekat di tanganku,ku ingat saat
dimana siska memberikan ku hal yang membuat ku menjadi semangat dulu, ku ingat saat
dimana ia mampu membuat aku terhibur oleh tingkah lakunya,dan teringat aku saat dimana ia
memberikan sebuah gelang dan ia kaitkan di lengan ku ini,sedih rasanya bila ku ingat kembali
semua ini,hanya akan ada air mata yang jatuh ketika ku mengingat semua nya lagi.
Ku lanjutkan perjalananku kesekolah dengan mata yang berkaca-kaca ku kayuh sepedaku
dengan cepat,jalanan masih terlihat sepi ,ku keluarkan semua apa yang ada dihatiku dengan air
mata,hampir separuh jalan yang aku lewati mungkin tlah terbasahi oleh air mata yang aku
keluarkan,semakin lama tangisku mulai terdengar untung saja tidak ada siapapun yang berada
disini jadi aku leluasa saja mengeluarkan semuanya. Ku berhenti kan sepedaku tepat di simpang
jalan lalu ku usap kedua mataku dengan kedua tanganku, tak berhenti disitu tangis ku tetap
kembali berlanjut hingga aku sampai kesekolah, ku berjalan menuju kelasku yang berada
diujung ,suasana masih terlihat sepi, kulewati beberapa kelas sambil mengusap-usap air mataku
yang tersisa,tiba2 dari ruang tujuh keluar seseorang sambil meneriakiku (woiii) begitu
teriakannya kepadaku aku pun lalu menarik rambutnya kemudian ku tendang perutnya
beberapa kali lalu kupukul kepalanya sampai ia jatuh tersungkur di hadapanku, ku tendangi ia
beberapa kali ,ia menutup wajah dengan kedua tangan nya ,aku terus menendangnya hingga ku
berhenti kan tendangan ku kepadanya setelah ku dengar kata (stop,za ini aku) ucap iya
berteriak kepadaku.
Aku lalu menarik kedua tangan nya yang berada persis menutup wajahnya,setelah kutarik
ternyata itu kaka kelas yang kemarin melihatkan aku chord gitar di mushola sekolah,ia lalu
bangkit sambil berkata kepadaku " tendangan kamu lumayan, aduh sakit semua badan aku"
ucap ia sambil tersenyum kepada ku...
"Maaf kak ,aku gak tau kalo itu kaka"jawabku kepadanya
"Kamu nangis????,yaelah nangis hahaha udah gede juga kok masih nangis sih?
Kaka tau kamu nangisin kaka kan???�" tanya dia sambil menggurauwi aku
"Ihh apaan sih kak??,jangan sok tau dehhh,ini mata aku kelilipan ,maaf kak aku mau pergi dulu"
jawab ku sambil pergi meninggalkan nya
Ia lalu menggenggam dan menarik tanganku,ingin rasanya memukul ia sekali lagi,ku balik kan
tubuhku bersiap2 untuk memukul nya,namun disaat ku membalikkan tubuhku yang aku rasa
aku menjadi tak tega,kulihat hidungnya mengeluarkan beberapa tetes darah yang jatuh sampai
ke lantai aku sedikit ketakutan ketika melihat hidungnya berdarah,ini mungkin akibat dari
beberapa tendangan yang kuberikan padanya tadi,ia lalu meminta tisu kepadaku ,ku bilang
padanya kalo aku tidak memiliki tisu namun hanya ada sebuah sapu tangan yang slalu aku bawa
di dalam tas ku,aku pun memberikan sapu tangan itu kepada nya sambil mengucap maaf atas
perbuatan ku tadi, ia lalu mengambil sapu tangan itu tanpa sedikit pun kata yang keluar dari
mulutnya ,ia lalu mengusap hidungnya dengan sapu tangan yang aku berikan ,aku takut kalau
sampai terjadi apa2 denga dia
Setelah mengusap hidung ia lalu menjawab permintaan maaf ku tadi "gpp kok gpp santai
aja,sapu tangan ini aku cuci dulu baru aku kembalikan sama kamu " jawabnya sambil masih
memegang hidungnya dengan sapu tangan,ia lalu melipat sapu tangan itu kemudian menaruh
nya ke dalam tas.
Iya gpp silakan,tapi kaka gpp kan?Tanya ku kepadanya,
"Iya gpp kok,yaudah kaka masuk kelas dulu mau piket da dah" jawab ia dengan bersikap santai
serta melambaikan tangan ke arahku, ia lalu berjalan ke kelasnya yanf letaknya tidak jauh dari
sini hanya di seberang agak sebelah kiri,disana seperti nya ia sedang siap2 praktek terlihat dari
baju praktek yang ia kenakan
Walaupun Ia bersikap ramah dan mau memaafkan ku,namun aku masih menganggap ia sebagai
orang yang aneh,keramahan dan senyumannya itu seolah-olah membuat aku menjadi takut
was-was bila berada didekatnya,aku pun melanjutkan langkah kaki ini menuju kelasku yang
masih terlihat sunyi tanpa ada 1 orang pun ,semenjak tidak ada siska dikelas pikiranku seakan
terasa kosong tanpa ada sesuatu yang aku pikirkan,pikiranku mati tanpa terasa mati tanpa
memikirkan apa 2,sesekali kurayapi kursi kosong yang dimana siska biasa mendudukinya,
hampir setiap jam pelajaran berganti aku arahkan wajahku ke bang ku itu,entah apa yang
membuat ku melakukan itu setiap saat mungkin ini sudah menjadi kebiasaan untukku dapat
mengobati rinduku kepada siska,waktu pulang pun tlah tiba ,ku ambil sepeda lalu kunaiki
dengan emgkolan yang berputar sangat laju,di tengah perjalanan aku mampir ke sebuah konter
untuk membeli kartu paket untuk hpku,ku coba membuat beberapa akun sosmed untuk aku
menghubungi teman2ku seperti Facebook dan wa,sepulangnya aku dari sekolah ,kulihat Nina
sedang duduk santai melihat beberapa novel dari hpnya ayah dan ibu tidak berada dirumahnya
lagi ,ku tanya Nina "dek ibu ayah sama Raka kemana?" Tanyaku kepada Nina, Nina
memberitahuku kalo ayah sama ibu lagi di sawah ,dia bersama beberapa orang mau mengukur
luas sawah kita,aku dengar pembicaraan ayah sama orang2 tadi aku dengar ayah mau menjual
sawahnya kalo Raka ada dikamar lagi tidur ,aku terkejut ketika Nina berkata kalo ayah ingin
menjual sawahnya
Aku lalu berlari keluar meninggalkan Nina ku menaiki sepedaku lalu sesegera pergi menuju
sawah ,ku kayuh sepedaku dengan begitu cepat,aku sempat berpikir kalo uang untuk membeli
laptop dan hp ini adalah hasil dari uang muka dari penjualan sawah ayah,tanpa ragu aku lalu ku
kayuh sepedaku semakin cepat agar segera sampai,ini semua lakukan untuk membuktikan
ucapan Nina benar adanya,Nina tidak pernah bohong kepada siapa pun kepada keluarga atau
orang lain sekali pun, jarak sawah dari rumahku kira2 sedikit lebih jauh dari jarak sekolah ku
artinya aku harus mengayuh lebih cepat agar segera sampai di sana,ketika ditengah perjalanan
aku melewati jalanan yang berkelok agak sedikit berlubang dan terdapat beberapa batu
berukuran sedang di jalan itu ,aku terjatuh kepalaku nyaris mengenai batu yang berada persis di
tepi kelokan karena tidak mampu mengendalikan laju sepedaku,alhasil bajuku sedikit robek di
bagian lengan tangan,beberapa luka aku dapatkan ketika aku terjatuh namun aku tak peduli
aku lalu bangkit dan melanjutkan perjalanan ku lagi hingga akhirnya aku sampai di sawah milik
ayah,nampak dari kejauhan ayah,ibu bersama beberapa seseorang sedang membicarakan
sesuatu aku lalu mendekat dan bersembunyi dibalik rerumputan sambil mendengarkan
pembicaraan mereka,aku dengar ayah menawarkan harga yang cukup besar sebanding dengan
luas sawah ini,aku masih tak mengerti maksudnya aku lalu mencoba mendengar pembicaraan
lagi, seperti nya orang2 itu melakukan persetujuan dengan ayah,nampak dari selembar kertas
yang ayah tanda tangani untuk mereka , setelah itu mereka mengambil tanda tangan itu lalu
pergi meninggalkan ayah dengan ibu,aku lalu menghampiri ayah dan ibu ,aku langsung bicara
kepada mereka apa yang mereka bicarakan dengan orang2 tadi?
Apa yang orang2 tadi inginkan dari kita?,apa ayah sama ibu mau jual tanah ini? Tanyaku sambil
mengeluarkan beberapa tetes air mata
Ibu dan ayah diam seribu bahasa,ibu lalu memelukku mencoba untuk memenangkan ku "HM
maaf ibu sama ayah terpaksa ngelakuin ini,ibu sama ayah tidak mau kalo nanti mengurusi
sawah dan kebun saja ketika ibu sama ayah sudah gak ada" jawab ibu sambil memeluk ku,
"Maksud ibu gimana? Aku tidak mengerti"tanya ku kepada ibu
Lalu ayah tiba 2 menjawab pertanyaan yang harusnya di jawab ibu "sebenarnya ayah sama ibu
ngelakuin semua ini karena kami berdua sayang sama kalian" jawab ayah dengan nada yang
lembut,ayah juga menjelaskan kalau perkataan Nina itu tentang ayah dan ibu menjual
sawahnya memang benar adanya, sawah ini bahkan sudah laku terjual uangnya untuk
membelikan kami hp dan laptop serta sisanya mereka tabung untuk kami nanti.
Aku sedikit marah sama ayah soal nya sawah ini peninggalan kakek dulu yang setia merawat
sawah ini demi memberikan nya kepada anaknya yaitu ibu,namun mereka terpaksa menjual
nya karena ingin melihat anaknya merasa bahagia sedikit memiliki barang yang orang lain
punya,aku sebenarnya sungguh bahagia telah memiliki orang tua seperti kalian,kalian rela
berkorban demi kami meski harta ,raga dan nyawa kalian kalian jual demi membuat kami
tersenyum.aku sayang kalian.
Ayah bercerita beberapa hari lagi dia sama ibu mau pergi ke luar kota untuk bekerja disebuah
perusahaan minuman bersoda,ayah dan ibu sudah melamar pekerjaan di sana dan diterima kini
seminggu lagi ia harus pergi ke sana,aku sempat bertanya siapa yang akan menjaga Nina sama
Raka mereka hanya diam dan mengajak ku untuk pulang kerumahnya karena ayah telah capek
mengukur tanah seharian,kami pun sampai dirumah Nina pun membukakan kami pintu,kami
lalu berkumpul diruang tengah ada ayah ,ibu,Nina,dan aku sementara Raka masih tertidur pulas
dikamar.
Kami duduk bersama,ku ulangi pertanyaan ku yang tadi belum sempat ayah jawab di sawah,
"yah nanti siapa yang menjaga Nina sama Raka kalo ayah pergi sama ibu?" Tanya ku kepada
mereka berdua,Nina diam menyimak pembicaraan kami
Ayah lalu menjawab"sebenarnya ayah sama ibu pergi kerja disana gak ber2 aja,ayah sama ibu
mau ngajak kalian juga"jawab ayah dengan suara yang lembut
Maksud ayah apa?,kita pindah gitu?"tanyaku kepada ayah
Nina bersorak dengan wajah yang bahagia" HM horeeeeee asyik yeahh" sorak Nina dengan
senyum bahagia.
"Iya ,kita semua pindah kesana"jawab ayah dengan senyuman nya
"Lagi pula disana kalian akan terbiasa juga hidup di luar kota" jawab ibu membaurkan senyum
bahagia nya
Aku lantas mengikuti saja kemauan ayah dan ibu.
Ke esokan harinya pagi-pagi sekali aku pergi berangkat sekolah seperti biasa sekolah tampak
sepi hening dari orang2, hanya ada 1 orang yang datang sepagi ini yaitu kakak kelas gemuk yang
aku pukul dan aku tendang hingga terjatuh sampai hidungnya mimisan,aku hari ini ingin
bertemu dengan nya, aku pun langsung memeriksa kelasnya mudah-mudahan ia ada
disana,namun setelah ku periksa tidak ada siapa2 disana,aneh biasanya ia ada dikelas sebelum
aku tiba di sekolah, soalnya ia kemarin aja sampai ngagetin aku untung aja aku gak punya
riwayat penyakit jantung kalo ada hias jangan sampel deh amit2 ...
Karna dikelasnya tidak ada dia ,aku lalu membalikkan tubuhku ingin berjalan-jalan mengitari
sekolahan ini,tiba2 saja saat aku membalikkan kan tubuhku Kaka kelas yang gendut itu
membuat aku kaget untuk kedua kalinya,ia mengeluarkan ekspresi wajah yang aneh dan kedua
lubang hidungnya ia sumbat dengan 2 buah bola tisyu ,ia mengeluarkan suara yang membuat
aku merinding ketika mengagetkan ku (bahhhhhhh) begitu suaranya dengan nada yang datar
membuat aku kaget bukan main,kalo aku pikir 2resek juga Kaka ini mengagetkan orang yang
belum aja dia kenal istilah nya temen bukan,saudara bukan, cuma kenal nama doang tapi udah
2 kali ngagetin aku hahaha aneh bgt dia.
Aku yang kaget lalu melemparkan tas kepada nya lalu berlari sambil berteriak menjauhi
dia,"setann" teriakku kepadanya,namun disaat ku tau kalo itu dia aku lalu menghampiri dia,dia
tertawa kepadaku, "aneh bgt sih , kemaren nendang hari ini teriak besok mungkin peluk
ahahahah ada apa sih meriksa kelas Kaka?
Kangen ya????" ucap ia sambil tertawa melihat tingkah ku," Kaka tu aneh banget dari kemarin
bikin kaget Mulu, awas kalo bikin kaget lagi aku tendang lagi Kaka sampai mimisan biar tau
rasa" jawabku sambil menunjuk kan ekspresi geram padanya,
"Ya maaf habisnya lucu,ehh jawab dulu kenapa meriksa kelas kaka?" Tanya ia kepada ku
Aku lalu menjelaskan maksud ku meriksa kelasnya itu untuk melihat keadaan nya apa kenapa-
napa atau baik2 aja,ia lalu berkata kalo ia baik2 aja sambil mengeluarkan sapu tanganku dari
dalam tasnya ia lalu mengembalikan nya kepadaku
Kulihat sapu tangan itu telah terlihat bersih tanpa ada bekas darah yang terlihat di sapu tangan
itu,ia lalu mengucapkan terimakasih karena udah meminjamkan ia sapu tangan, aku menyuruh
ia untuk tidak mengucapkan terimakasih kepadaku karena akulah yang telah membuat ia
menjadi mimisan,aku meminta maaf kepadanya ia lalu memaafkan aku
Sangat aneh rasanya ketika meminta maaf sama orang yang membuat kita menjadi bersalah ya
tapi biarlah aku juga tidak merugi kalo aku yang meminta maaf duluan,aku pun pamit untuk
dengan memberi nya alasan ingin membereskan kelasku,ia pun mempersilahkan aku pergi.
Ketika aku berjalan aku memalingkan wajahku kearah jendela kelas nya, kulihat ia memasuki
kelasnya sambil bernyanyi,ia tak peduli betapa suasana sunyi bisa terganggu akibat suara fals
yang ia keluarkan aku tertawa sedikit melihat tingkah lakunya,sungguh aneh dia mampu
membuat aku merasa sedikit terhibur oleh tingkah lakunya yang terbilang aneh itu,aku lalu
membalikkan wajahku seperti semula dan berjalan menuju kelasku, dikelas aku duduk terdiam
di bangku yang biasa aku duduki,tak ada siapapun dikelas hanya ada aku sendiri,aku tiba2
memikirkan apakah aku harus ikut pindah keluar kota atau tidak karena sepertinya aku udah
terlalu nyaman berada disini,walau pun sudah tak lagi bersama sahabat ku Siska namun aku
tidak bisa rasanya kalo aku harus pindah dari sini ,aku tak tega bila harus meninggalkan sekolah,
teman2ku,rumah dan jalanan yang setiap pagi aku lewati aku sudah terbiasa disini aku rasanya
tak ingin pindah tapi aku harus menuruti kedua orang tuaku,aku ingin membuat mereka
bahagia
Sepulang dari sekolah aku membantu ibu menampilkan beras di dapur,bersama Nina kami
membantu ibu menampi beras bersama,ku tanya ibu apakah boleh kalau aku tetap tinggal
disini? Tanpa harus mengikuti mereka
Ibu bilang disana kita akan hidup lebih baik dari pada disini,ibu janji kalo kita pindah kesana kita
pasti akan punya rumah baru dan memiliki kendaraan,aku puneng iyakan ,Nina bercerita kalo ia
sangat senang kalo bisa pindah disana karna Nina suka sekali dengan hal yang bersifat baru ,
sebenarnya aku juga sama tapi aneh firasat ku agak sedikit tidak enak,malam aku tidak bisa
tidur memikirkan keputusan kedua orang tuaku yang ingin kami semua pindah keluar kota
Rasanya aku tidak ingin mengikuti mereka,aku pun sejenak melupakan semua itu dengan
bermain Facebook sebentar,kulihat ada yang mengechat di akun FB ku,kulihat chatnya yg
berisikan ia meminta no wa ku,karna aku tidak mengenal dia aku pun tidak menanggapi pesan
tersebut, karna chatnya hanya aku read ia pun mengechat ku lagi beberapa kali kpedaku,aku
menanggapinya sedikit,ia mengajakku untuk berkenalan, setelah itu sepulang dari sekolah Kaka
kelas yg gemuk itu tiba2 memanggil ku,aku langsung menghampiri nya ia bercerita kalau akun
FB itu miliknya,iya sangat aneh hampir tidak ada yang jelas dari apa yang ia lakukan , pertama ia
mengagetkan ku sebanyak 2 kali ,kedua dia mengechat ku malam hari,dan ke 3 ia pun
memanggil ku dan bercerita kalo yang mengechatku itu akun dia,sangat aneh dari sebagian
anak orang yang aku jumpai tidak ada yang seperti dia
Aku pun bergegas pulang,tak berapa jauh dari sekolah anak tiba2 saja di atas sepeda ku aku
mendengar suara anjing garang semakin lama suara itu suara itu semakin jelas aku
dengarkan,dari arah kanan dan kiriku orang 2 murid2 berlarian sambil berteriak,ku coba
memberanikan diri untuk menoleh kebelakang sepedaku dan benar saja ternyata ada
sekelompok anjing yang sedang marah disana, mulutnya mengeluarkan busa aku langsung
mengayuh sepeda ku agar menjauhinya,tak sempat lagi aku melihat kearah depanku ,aku
langsung melaju dengan mata menghadap kebawah tiba2 saja aku menabrak seseorang ku
naikkan penglihatan ku menghadap ke depan ternyata Kaka kelas yang gendut itu lagi,kami
sama2 terjatuh anjing itu semakin dekat begitu pula dengan suara yang keluarkan nya semakin
nyaring,Kaka gemuk itu pun bangkit berdiri sambil memegang sepedaku,ia lalu naik didepan
sepeda sementara aku disuruhnya duduk di belakang,ia lalu mengayuh sepedaku dan
membonceng ku menjauh dari sekelompok anjing itu
Ia kayuh sepeda ku dengan sekuat tenaga namun anjing itu tetap mengejar,ia mengarahkan
sepedaku kearah sebuah parit kecil,ia menyuruh ku untuk berpegangan ,dan kami pun tercebur
diparit itu bersamaan dengan sepeda yang kami tunggangi, baju kami habis basah kuyup
untung saja besok aku memakai baju praktek jadi aku tidak khawatir karena baju ini basah.
Aku dan Kaka itupun tetap berada bersama didalam parit sampai anjing2 pergi meninggalkan
kami,kami keluar dari kolam tak lupa Kaka gemuk itu mengeluarkan sepeda ontel berkarat ku
dari dalam parit itu ,iya pun mengajak ku mengobrol sedikit tentang beberapa hal ,kami
membicarakan hal2 yang bersifat lucu disana ,ia membicarakan bagaimana dulu sewaktu ia
masih bayi pernah masuk kedalam comberan aku tertawa mendengar cerita itu,pantas saja
sikapnya aneh � orang perjalanan hidupnya aja aneh,ia berpisah dari kedua orang tuanya,ia
tidak mau membicarakan hal itu,lalu ia pamit untuk pulang,aku pun pulang sepulang dirumah
aku langsung mengambil perlengkapan mandi dan langsung mandi sambil mencuci baju yang
seragam yang basah tadi,ke esokan harinya ia menghampiri ku dikelas ,pada saat itu kelas
masih sedang dalam keadaan sepi tanpa ada 1 pun teman2ku kelasku ,ia bertanya kepadaku
apa ku apakah aku bisa menjadikan ia teman,aku kaget terdiam membisu mendengar
pertanyaan nya mungkin dia memang tidak memiliki teman sama sekali aku pun lantas meng
iyakan pertanyaan nya dengan membalas nya dengan kata iya, dia nampak senyum ke arahku ,
ia lalu kembali ke kelasnya dan menyuruh ku untuk menunggu di tempat dudukku,tak berapa
lama ia pun datang dengan membawa sebuah gitar bewarna kuning di hadapanku ia lalu
menyanyikan sebuah lagu anak2 untuk ku yaitu "anjing kecil" suaranya fals namun enak
didengar,aku lalu menikmati nyanyian yang ia lantunkan kepada ku ,dengan percaya diri nya ia
lalu bernyanyi di hadapanku,untung saja tak ada orang yang melihat kalo sempat ada pasti akan
memalukan hahahaha...
Setelah bernyanyi ia lalu memberikan giliran untuk aku bernyanyi,aku bilang kepadanya kalo
aku gak bisa bernyanyi tapi ia memaksa alhasil aku jadi harus bernyanyi deh,aku pun meminta
ia untuk memainkan chord lagu sabyan , aku pun bernyanyi diiringi alunan gitarnya, "suara
kamu bagus" ucapnya memuji suaraku ,aku seperti biasa tersimpuh malu dihadapan orang yang
memuji ku,disaat aku tengah senyum2 malu ia tiba2 memberikan gitarnya kepadaku, "sini aku
ajarin" ucap ia mengajar kan aku bermain gitar,ia pertama-tama mengenaliku beberapa chord
dasar dari mayor hingga minor terus menyuruh ku untuk mempraktekkan chorditu, sedikit
susah2 gampang ternyata untuk belajar gitar ini saja baru chord dasar tapi udah buat jari2ku
sedikit sakit akibat menekan senar yang halus,dan disaat itu kami mulai menjadi sahabat,ia
luangkan waktu 30 menit sehabis pulang sekolah untuk mengajariku bermain gitar di dekat
mushola sekolah, lama 2 semakin akrab dan beberapa hari ini aku pun menganggap nya sebagai
sahabat baruku,kupanggil ia dengan nama kak yuda,aku begitu terbiasa dengan sikap gajenya
kesiapa saja,
Kami beberapa kali chat di wa atau pun di messenger ketik ingin bertemu,aku seperti
memikirkan dia
Bahkan disaat aku sedang mengerjakan tugas membongkar cpu atau pun perangkat 2 keras
lain,aku seperti orang gila senyum2 sendiri,sampai2 kata Naya (teman kelasku) aku seperti
orang yang lagi kasmaran hahaha ada2 aja si Naya.
Tak lama waktu berselang hari ini hari terakhir aku dikotak ini,baik aku akan pergi keluar kota
bersama seluruh keluarga untuk pindah ke kota lain karena ayah dan ibu memiliki pekerjaan
disana,aku tak ingin cerita kepada kak yuda kalo aku akan pindah keluar kota, sebenarnya aku
tak tega dan harusnya aku cerita tapi rasa ku tak dapat aku umbar kesiapa pun biarlah aku
sendiri yang merasakannya, sepulang sekolah ia terlihat setia menunggu di depan pintu
mushola,ia tampak berkeringat akibat letih sehabis praktek,aku tau dia habis praktek itu dari
baju yang ia kenakan yang ia lapisi dengan jaket berwarna kelabu ,aku mengajak untuk tidak
mengajarkan aku gitar disini,aku lantas mengajaknya ke sebuah tempat yang didepannya telah
terbentang sebuah sungai disana ,ketika kami kesana menggunakan sepeda yang di kendarai
oleh kak yuda dan aku sebagai penumpang nya yang duduk di belakang,ku lihat kak yuda
beberapa kali mengeluarkan tisyu dari jaket kemudian ia menggenggam nya ,ia sesekali
mengelap bagian hidungnya aku bingung kenapa ia terus mengelap hidungnya itu, kubiarkan ia
melakukan hal itu hingga kami sampai di tempat yang aku maksud,lalu kak yuda turun dari
sepeda,ia nampak begitu cepat2 segera membuang bekas tisyu yang tadi ia gunakan kesemak2
tak jauh dari sungai itu,kami lalu duduk ,ia lalu membuka pembicaraan dengan membagi cerita
tentang nya yang ia tidak mau orang lain mengetahui nya,namun karena ia sudah akrab
denganku dan menganggap aku sebagai sahabat nya juga,ia lalu berani untuk menceritakan nya,
sebenarnya ia hidup tidak mengerti apa2,tentang orang lain atau pun diri nya sendiri,ia tak tau
kenapa Tuhan memberikan ia sebuah kehidupan,ia bertanya-tanya apakah ia pantas hidup atau
kah hidup ini hanyalah sebuah hal yang sia-sia
Ia terus mencarinya,ia melihat kalau ia bagaikan beban untuk kedua orang tuanya,ia slalu
menangis sepanjang waktu di kamar mandi ketika ia merasa sedih,dan sifat murah hati,mudah
tersenyum,dan ingin membantu orang lain itu hanyalah sebuah hal yang ingin ia lakukan untuk
menutup semua kesedihan yang ia rasakan,saat ini ia tak pernah memiliki seorang pun
sahabat ,hanya ukuran dari sosmed yang mampu menghibur nya namun itu tidaklah cukup
untuk merasakan hal yang dapa membuat ia merasa bahagia,sangat sedikit merasa bahagia
yang ada hanyalah suara kesedihan yang slalu ia tutup dengan sebuah senyuman.agar orang
lain tidak tau tentang kesedihan yang ia rasakan,ia malu ia belum mampu membahagiakan
kedua orang tuanya walau pun sebenarnya ia ingin melakukan nya,ia terus mencoba namun
belum menemukan titik terang,ia bertanya kepadaku apakah aku harus diam dan menyerah?
Atau kah aku tetap bertahan sampai aku menemukan jalanku sendiri.,(ucapnya sambil
menangis menutup matanya)
Karna disitu jalan kecil dan sepedaku terparkir disana,aku lalu permisi sebentar ingin
membetulkan sepeda ku yang terparkir agar tidak menghalangi jalan,ku tinggalkan ia sebentar
dengan tangisan nya,aku pun membetulkan sepedaku,di dekat situ ada rawa dimana kak yuda
membuang tisyu nya,aku yang masih bertanya-tanya kenapa ia terlihat terburu-buru
membuang tisyu nya kulihat disitu ada bekas tisyu aku yakin itu bekaskak Yuda ,namun itu
membuat aku takut soalnya di tisyu itu ada terdapat bercak darah disana aku lalu cepat 2
berlari kembali ke tempat kak yuda, sesampainya disana kak yuda seperti sedang berbaring
dengan tisyu yang menutup hidungnya dan jaket kelabu yang menutup bagian atas badannya
mulai dari kepala hingga pinggang dan di sampingnya ia melekatkan gitarnya
Kukira ia sedang asyik tertidur disana,aku pun membiarkannya,namun ia tidur agk sedikit lama
membuat aku menjadi kwartir
Aku pun mencoba membangunkan nya dengan cara menggoyang-goyangkan tubuhnya namun
yang terjadi justru tangan yang terdapat tisyu yang menutup wajah dan mulutnya tiba2 saja
terjatuh dengan lemas gemulai tangan nya melepaskan tisyu itu dari genggaman nya,kulihat
ada bercak darah yang ada di tisyu itu,ku coba ambil tisyu itu dari tangannya tiba2 saja
tangannya menggenggam tanganku begitu pula dengan tisyu ya,ia kemudian berkata"jangan
sampai orang lain tau tentang aku, tolong jangan beritahu siapa2". ucap ia sambil meyakinkan
ku
Lalu ia melepas genggaman nya dan segera membuang tisyu gambar berada di tangannya ke
sungai dengan cara melemparkan nya,aku lalu memberanikan diri untuk bertanya kepada kak
yud, " apa kak yuda sakit?,Kaka sakit apa?,udah berobat?)tanyaku kepada kak yuda
Kak yuda menjawab kalau dia baik2 aja tolong jangan khawatir kan dia soalnya ia sudah
berulang kali ke dokter dan dia yakin pasti akan sembuh kok jadi ia menyuruhku untuk tidak
khawatir kepadanya,ia lalu mengajakku pulang ,ia merasa hari sudah mulai soreh belum sempat
aku bercerita ke kak Yuda kalo aku dan keluargaku akan pindah keluar kota,aku pun meng
iyakan ajakan ia untuk pulang selepas itu ia pun mengayuh sepeda seperti biasa aku duduk di
belakang sementara ia yang mengendarai nya,di tengah perjalanan aku mengajak ia mengobrol
tentang hal2 kepadanya seperti ketika aku baru mengenal tulisan,memanjat pohon,dan berlari
mengejar belalang,tak lupa aku pun bercerita tentang keluarga ku yang akan segera pindah ke
luar kota,kak yuda lalu memberhentikan engkolan sepedanya kemudian ia berkata kepadaku
kalo apa yang aku bicarakan tentang keluarga ku yang akan pindah hanya sebuah hal yang tak
mungkin terjadi,"aku meminta maaf kepada kak Yuda ,tapi aku benar2 akan pindah kak" ucap
ku kepada kak Yuda.kak Yuda tiba2 diam dan melanjutkan kan Kayuhan sepedanya sesekali ku
dengar kak Yuda menarik nafas seperti nya ia sedang menangis,aku sebenarnya tak tega tapi
apa boleh buat ini juga kemauan orang tua ,kak Yuda membawaku ke ditangah perjalanan
menuju rumahku,ia memberhentikan sepedaku serta mengambil gitarnya lalu menyuruh ku
untuk pergi ,aku tau seperti nya hatinya sedih bila aku akan pergi ,aku tak sanggup melihatnya
Sesampainya aku di rumah aku langsung masuk ke kamar mengunci pintu dan menangis disana
untuk beberapa saat,kemudian keesokan harinya tibalah kami untuk berangkat,ayah memesan
taksi yang berangkat pada pagi hari,ini hampir jam 8 persiapan kami puntlah siap, kami
mengunci rumah dengan gembok serta semua barang 2 kami simpan di dalam rumah,taxi pun
datang,kami pun memasukkan barang kami ke bagasi mobil lalu tak lama setelah itu datang kak
Yuda menggunakan motor skuter berwarna merah ia lalu memanggil aku ,aku yang tau kalo itu
dia langsung memberhentikan kegiatan ku lalu menghampiri nya ,ia lalu tersenyum kepada ku
dan mengucap agar aku hati 2 berada dalam perjalanan, setelah itu ia memberikan sebuah
kalung tali sederhana berwarna hitam kepadaku ,aku bingung ingin membalasnya dengan
apa,ku keluarkan sebuah buku dan pulpen dari dalam tasku,ku berikan pulpen dan sebuah buku
itu kepadanya,aku pun berpamitan dengannya ,kami lalu pergi meninggalkan nya disana,kulihat
ia dari balik kaca mobil yang sedang melaju ia nampak sedikit murung mungkin ini karena aku
memberitahu kan dia tentang kepindahanku keluar kota secara mendadak,jadi dia mungkin
sedikit marah kepadaku, didalam mobil kami sedikit berbincang-bincang dengan pak supir ,ibu
Raka ,Nina dan ayah tertawa riang mendengar guyonan pak supir, terkecuali aku,aku hanya
diam memandang langi2di jendela, entah mengapa pirasatku sedikit merasa tidak enak, ingin
rasanya qku turun dari mobil ini tapi rasanya ini semua cuma gak ada artinya,ku abaikan
pirasatku itu.
Tiba2 saja dari arah belakang ada sebuah truk kontener melaju dengan kecepatan tinggi
menghantam mobil kami, mobil yang kami naiki pun berguling-guling di jalanan ber aspal
hingga terjatuh ke masuk ke dalam sungai,aku sempat tak sadarkan diri waktu itu,entah berapa
lama aku tak sadarkan diri aku hanya sadar bangun dari komaku ketika dokter ingin mencabut
selang oksigen yang berada pada hidung ku,aku bertanya kepada dokter bagaimana keadaan
adik2ku dan kedua orang tuaku,dokter hanya diam .sambil menyuruh ku untuk beristirahat
karna fisiku belum terlalu kuat,aku heran perasaan aku sudah membuka mataku tapi kenapa
rasanya masih terlihat gelap ya,aku lalu bertanya kepada dokter apa ada yang salah dengan
mataku sehingga aku hanya melihat gelap saja,ia lalu memeriksa kedua belah bola mataku dan
aku di diagnosa dokter mengalami kebutaan ,aku menangis histeris tiada henti2nya,lalu aku
bertanya kepada dokter apakah aku bisa sembuh?
Tanya ku kepada dokter mendapat respon ia bilang kepadaku jika ada pendonor mata ,dan
cocok untuk aku maka aku akan bisa melihat lagi,tapi perasaan ku berbalik tidak ada seorang
pun yang akan mendonorkan matanya untukku.
Beberapa hari setelah itu aku bertanya lagi kepada dokter ,kemana ayah dan ibuku serta
adik2ku ku kok dari kemarin aku blm bertemu dengan mereka,tanyaku kepada dokter hanya
dibalas dengan tepukan di bahu sementara ia tidak menjawab apa2
Aku tau maksud dari diam sang dokter itu,ia sebenarnya menjawab kalau seluruh keluarga ku
tak ada yang selamat termasuk pak supir taksi yang naiki itu,dokter dan perawat itu bilang
kepada ku kalo aku tak sadarkan diri selama 3 bulan,aku menangis tiada henti-hentinya air
mataku terus jatuh ,kedua orang tuaku adik2ku telah tiada kini aku hanya hidup sendiri , dokter
lalu memegang pundak ku dan pergi meninggalkan aku menangis sendiri.
Hari2 ku tiada arti sekarang,aku hanya dapat duduk di kursi roda,dan menikmati suara orang
sekitar tanpa bisa melihat nya sedikit pun,disaat ku sedang duduk di kursi roda di taman rumah
sakit tiba2 ada orang yang seseorang yang menepuk tanganku menggenggam nya sambil
menangis sedikit dihadapan ku,aku tidak tahu itu siapa,aku merasa tidak mengenalnya, aku lalu
menanyakan dia siapa?
apakah ia mengenal aku? Atau kah dia cuma mengejekku karna aku menjadi buta dan duduk di
kursi roda ,namun setelah kutanya namun ia tidak mau mengenal kan namanya,ia cuma
memberitahukan nama panggilan nya saja,ia setiap hari berbicara cara menemani ku dirumah
sakit, membantu ku untuk latihan jalan, menggunakan tongkat, menyuapi ku makan,atau
sekedar membaca kan sebuah buku untuk ku
Aku bercerita kepada nya tentang cita-cita ku , keluarga ku,dan orang2 yang aku anggap
sahabat namun belum ada 1 pun yang menjengukku termasuk sahabat yang baru aku kenal
(kak Yuda),ia merespon hal2 yang aku ceritakan kepadanya dengan genggaman lembut dari
tangannya yang berarti untuk menguatkan ku ,ia juga menyuruh ku untuk tidak berpikir yang
ngak2 terhadap sahabat 2 yang aku punya dengan berkata"mungkin saja teman kamu lagi
memiliki masalah nya juga jadi mereka belum bisa menjenguk kamu
Aku lalu menangis memikirkan bagaimana nasibku tidak memiliki keluarga atau pun sanak
saudara disini,aku takut bila aku hanya tinggal sendiri,keeseokan harinya aku berniat untuk
mengakhiri diriku dengan cara mencari pembersih lantai yang berada didekat ruangan tempat
dimana aku dirawat,aku berniat membunuh diri dengan cara meminum cairan pembersih lantai
itu.
Hampir saja aku meneguk cairan pembersih itu tiba2 ada seseorang yang mengambil cairan
pembersih itu lalu melontarkan jauh2 dariku,aku berteriak kepada orang yang membuat ku
tidak jadi membuat ku bunuh diri,aku makin dia dengan kata2 cacian makian, aku histeris
Beberapa perawat datang dan membantu ku untuk bangkit ,aku menolak mereka semua lalu ku
pukul mereka yang mendekati aku dengan kedua tanganku, akumengamuk histeris dan,lalu
seseorang tiba 2 memeluk untuk menenangkan ku,aku menangis di pelukan nya,ia kemudian
berkata " tolong jangan lakuin ini dek,aku gak mau hidup kamu berakhir cuma gara2 kamu buta,
tolong jangan lakuin itu," ucapnya kepadaku sambil memeluk erat tubuhku,aku mulai tenang di
dalam pelukannya,tiba2 saja muncul teriak and yang muncul mengisi telingaku,"zaaaa"begitu
suara teriakan yang ku dengar menggema di telingaku,aku tidak perlu menebaknya karna aku
sudah tau itu siapa,itu pasti Siska sahabat terbaik ku,ia berlari kemudian memelukku,orang
yang tadi memelukku kemudian melepaskan pelukannya dan membiarkan aku dan Siska
memeluk bersama ,ku dengar pula ada suara paman disini (ayah Siska) ,mereka semua tidak
pernah meninggalkan aku,hanya ke egois dan akulah yang membuat aku jatuh dari sepi.
Perawat dan orang2 sekitar pun kembali ke tempat mereka,paman bertanya kepada orang yang
memeluk ku tadi ,apakah ia mengenal ku,dan siapa namanya,ia hanya menjawab ia mengenal
ku hari2 ini saja,ia memberi tahukan namanya man saja, kemudian aku baru sadar ternyata ia
orang yang biasa membantu ku banyak hal dirumah sakit ini termasuk menyuapi ku makan dan
membacakan ku sebuah buku,ia lalu berbincang-bincang kepada paman ,ia seperti berbisik-
bisik kepada paman, sedangkan aku mengobrol asyik dengan si Siska.
Paman bilang kepada ku kalo ia sudah tau apa yang sudah terjadi ,dan melarang ku untuk
menceritakan nya lagi kepadanya ,karena itu malah akan membuat aku sedih dan paman tidak
ingin melihat aku menangis
Paman bilang kalau ia dan Siska akan menemani aku dirumah sakit sampai aku benar2 bisa
pulang untuk masalah biaya paman yang akan menanggung semuanya,tapi aku bilang kepaman
untuk jangan terlalu baik kepada aku,karna aku tidak bisa mengganti uang paman,paman
tertawa ia malah memegang pundak ku dan Siska memeluk diriku, lalu Siska berkata kepada ku
untuk tidak mengkhawatirkan itu, bentar lagi kita jadi saudara, untuk biaya mereka menyuruh
ku untuk tidak memikirkannya lebih baik , mereka malah menyuruh ku untuk lebih banyak
beristirahat dari pada memikirkan sesuatu yang membuat aku kepikiran
Mereka pun menuntun ku melakukan rawat jalan dan belajar menggunakan tongkat setiap hari
dirumah sakit, alhasil akhirnya aku dapat berjalan.
Aku pun pulang namun disaat aku mau pulang aku tidak pernah melihat si man itu lagi ,ia
sangat jarang menghampiri ku ketika Siska dan ayahnya sudah ada disini ,aku bingung apa yang
terjadi dengannya sehingga ia sangat jarang menemui ku lagi dan bahkan hampir tidak ada
sama sekali
Aku pun di ajak pulang ke rumahku, rumah Siska dan paman telah mereka jual kini kami tinggal
bersama,paman merenovasi rumahku menjadi indah, kurasakan lantai yang semula nya dari
paman kini terbuat dari granit dan keramik, dinding pun telah terasa halus,andai aku dapat
melihat warna dari cat rumah ini pasti indah,paman menyuruh ku untuk memanggil namanya
dengan sebutan ayah, mereka pun menjadi kan aku salah satu dari anggota keluarga mereka .
Kami pun hidup dengan kenikmatan meski sebenarnya aku masih ingin melihat tapi dengan
kebaikan mereka aku rasa itu tidak lah perlu namun jika Allah berkehendak maka aku ingin agar
aku dapat melihat lagi
Keesokan harinya ada seseorang yang datang ke rumahku ,ayah membukakan nya pintu,
mereka nampak mengobrol dan berbincang-bincang sedikit,aku rasa ayah telah mengenal
nya,ku tanya Siska apa ia mengenal orang yang datang itu ,Siska menjawab ia tidak
mengenalnya sama sekali.
Ku tanya ayah itu siapa yah, ayah menjawab kalo itu Yuda katanya dia kenal kamu ,ayah
mempersilahkan dia untuk duduk lalu aku pun keluar untuk menemuinya,aku keluar dengan
wajah yang suram karna kesal dia sama sekali tidak ada menjenguk dan melihat ku dan disaat
aku sembuh ia malah datang ,ia mengajakku untuk berbincang-bincang sedikit namun ku balas
semua hal yang ia bicarakan dengan nada yang kurang enak aku menanyakan kenapa ia tidak
datang disaat aku sendiri dirumah sakit itu,aku bertanya beberapa kali kepadanya namun ia
hanya bisa diam,aku lalu menyuruh nya untuk pulang saja jangan pernah menemui aku lagi,ia
pun pulang dengan berpamitan dengan Siska dan ayah.
Lalu sepulang dari itu ayah dan Siska mengajakku untuk berziarah ke kuburan ayah,ibu dan
kedua adikku Siska dan Raka,aku menangis ketika tepat berada dihadapan nisan keluarga ku
yang di kuburkan secara sejajar disana,aku tidak sanggup menahan air mata ini,air mata ini
terus jatuh menumpahi seluruh pipi ini hingga basah ,Siska kembali memeluk mencoba untuk
memenangkan ku disana
Hingga pulang disaat aku dikamar aku tetap saja menangis tiada henti-hentinya hingga ayah
dan Siska membujukku untuk tidak menangisi mereka dan merelakan untuk mengiklas kan
mereka, beberapa hari berlalu setelah itu aku dikabari ayah untuk melakukan operasi mata
sekarang juga, rumah sakit sudah mendapatkan pendonor kornea mata yang pas untuk
aku,kami pun pergi ke rumah sakit disana aku pun langsung masuk keruang operasi beberapa
jam berlalu dan operasi ku berjalan lancar.
Mataku pun diperban untuk sementara waktu hingga tiba nanti saatnya aku diperbolehkan
dokter untuk membuka perban itu dan akhirnya aku pun nanti bisa melihat kembali, beberapa
saat setelah itu tibalah waktunya untuk aku membuka perban di mataku ayah dan Siska
tak.lupa slalu ada menemani ku, dokter membukakan perban secara perlahan,aku merasa tidak
sabar untuk dapat melihat lagi, setelah perban terbuka aku disuruh dokter untuk membuka
kedua mataku secara perlahan-lahan,nampak sedikit kabur namun lama2 pandangan ku
semakin jelas, akhirnya aku dapat melihat mereka berdua lagi,aku begitu sangat bahagia lalu
kupeluk mereka berdua dengan begitu erat,tak lupa ku ucapkan terima kasihku kepada dokter
Kami pun pulang, beberapa Minggu berselang setelah ku lepas kan perban di mataku kami
kedatangan tamu dari orang yang mendonorkan kornea matanya untukku,Mereke tidak lain
adalah kedua orang tua orang yang mendonorkan mataku,aku berterimakasih kepadanya,
mereka langsung memelukku sambil menangis ketika di pelukan ku,aku heran mengapa mereka
merasa begitu sedih,aku lantas bertanya kepada mereka mengapa mereka menangis disaat
mereka memelukku, mereka menjawab kalo mereka hanya teringat dengan almarhum anak
mereka yang mendonorkan kornea matanya untukku,aku turut merasa sedih ketika mendengar
itu,mereka lalu menyuruh ku untuk menjaga kornea mata anak mereka ,lalu mereka pulang aku
lupa menanyakan nama anaknya tapi yasudah lah
Didalam kamar aku merasakan ada yang mengikuti aku,kulihat dibelakang tidak ada siapa2
kupanggil Siska dan ayah namun mereka tidak juga muncul dan kebalikan tubuhku secara
spontan aku kaget bukan main ada seseorang muncul dihadapkan ku, ku tutup mataku dengan
kedua tanganku ,ia lalu membukanya dan bilang kalo dia itu kak Yuda,aku membuka mataku
ternyata benar memang itu kak Yuda entah mengapa hari ini aku begitu ingin menangis melihat
nya namun aku mencoba menahannya tapi tetap saja tak bisa,aku menangis seraya memeluk
nya dengan erat ia kemudian mengajak ku jalan2 dimana itu menjadi tempat kami berbincang-
bincang ketika pulang sekolah,yakni di dekat sungai yang tak jauh dari sini,ia tersenyum terus
tersenyum kepadaku seperti nya ia merasa bahagia hari ini begitu ucapku didalam hati ia lalu
menyuruh ku untuk mengejar cita-cita ku ku suruh ia untuk mendoakan saja ia lalu mengambil
aminkannya dan tersenyum lagi kepadaku, tiba2 saja aku terbangun dari tidurku dan baru ku
sadar ternyata itu hanya mimpi,aku menjadi rindu padanya rasanya aku ingin berjumpa lagi
dengannya namun dia tidak pernah muncul lagi datang ke rumahku setelah aku berbicara kasar
kepadanya waktu itu,aku menyesal rasanya kutanya ayah ,apa ayah melihat kak Yuda yang
kemarin datang yah? Tanyaku kepada ayah
"HM kayaknya ini saat yang tepat buat ayah menceritakan semuanya deh " ucap ayah kepadaku
Siska pun datang dan sedikit menangis dihadapan ku,ayah menceritakan semuanya kalo orang
yang pertama kali menunggu saat kamu koma itu kak Yuda,menemani disaat kamu sadar itu
juga kak Yuda,tapi aku menolak perkataan ayah soalnya cuma si man yang menemani
aku ,menyuapi aku , membacakan aku buku dan lain2 sebagai nya,ayah bercerita kalo itulah kak
Yuda ,dia gak mau tau kalo yang slalu menemani kamu itu dia,ku tanya ayah "apa dia juga yang
melemparkan cairan pembersih lantai agar aku tidak meminum nya?tanyaku sambil
mengeluarkan air mata,ayah hanya bisa meneteskan beberapa tetes air mata karna tidak
sanggup melihat aku menangis, ayah bercerita kalo kak Yuda menyuruh ia dan Siska agar tidak
bercerita apa2 tentang dia sebelum menemukan waktu yang pas untuk menceritakan
semuanya dan hari ini lah waktu yang cocok untuk menceritakan nya,ayah pun menceritakan
penyakit yang di alami kak Yuda selama ini yaitu jantung.
Sebelum ia melakukan operasi yang terakhir ia memberikan sebuah pesan kepada kedua orang
tuanya untuk mendonorkan matanya untuk sahabat yang baru ia kenal,ketika melakukan
operasi ia mengalami pendarahan dan kehilangan banyak darah sehingga ia tidak dapat
tertolong lagi,dan kornea mata yang ada dibilang mataku saat ini adalah miliknya aku menangis
tiada henti ayah memeluk ku begitu pula Siska tidak henti menangis seraya memelukku dengan
kedua tangannya
Beberapa hari berlalu kami pun berziarah ke makam kak yuda,kupanjatkan dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepadanya,aku kembali tak bisa menahan air mataku lagi ,ku ajak Siska
dan ayah untuk pulang ke rumah.
Aku sempat berpikir mimpi yang aku alami kemarin merupakan sebuah pesan dari kak Yuda
untukku ,yaitu mengejar cita2 ku menjadi seorang dokter, meski aku terpaksa menunda
sekolahku beberapa bulan ini namun niatku untuk belajar tidak akan pernah berhenti, begitu
pula Siska ,ia terpaksa memberhentikan karna alasan keluar kota dan ayah begitu sibuk dengan
bisnis nya,jadi Siska pun memberhentikan sekolah nya juga,kami pun mulai bersekolah lagi di
tahun depan meski tertinggal 1 tahun namun aku tetap puas dengan nilai yang aku dapat 98
semua,lalu aku mendapat kan beasiswa untuk sekolah kedokteran di Singapura, Siska
melanjutkan kuliahnya di universitas di Amerika,sehabis wisuda aku melanjutkan praktek di
salah satu rumah sakit di Singapura dan menjadi salah satu dokter bedah disana,sedangkan
Siska pulang ke Indonesia untuk melanjutkan bisnis ayah dan mengelolah hotel bintang limanya
yang berada dikawasan Jakarta pusat.
Sedangkan ayah membuat beberapa rumah singgah untuk anak2 penderita kanker dan
buta,disana ayah menjadi motivator untuk mereka semua agar tidak menyerah oleh suatu
keadaan dan terus bangkit demi mendapatkan sesuatu hal yang ingin benar-benar dicapai
Aku rindu dengan kak Yuda,aku memutuskan untuk mengambil cuti selama seminggu untuk
pulang ke kotaku Pontianak,aku ingin berziarah ke makamnya, sesampainya dirumahku yang
berada di Pontianak aku langsung pergi pamit kepada ayah dan Siska untuk berziarah , mereka
pun ingin ikut,kami berziarah bersama mengenang kebaikan sekaligus memanjat kan doa untuk
dirinya yang telah memberikan aku kesempatan untuk dapat melihat hingga aku bisa aku
seperti ini,aku bangga padanya ,Kaka�
Setelah itu aku mampir didepan sungai tempat dimana aku duduk bersama nya dulu.siska dan
ayah menunggu di mobil
Aku teringat semua hal2 dan kenangan yang pernah kami lakukan bersama ketika kami masuk
kedalam parit gara2 dikejar sekelompok anjing gila,atau saat dimana ia membuat ku tegar
dikala aku sedih
Sampai nanti sahabat semoga engkau tenang di alam sana,canda tawamu slalu terlukiskan
didalam benak jiwa dan ragaku.
Akan ku bawa kisah ini menjadi sebuah hal yang akan slalu aku ingat dari aku hidup hingga nanti
aku menjelang mati
Tawamu membuatku tak bisa mengulang kepergian mu yang berada jauh di lubuk hati
ku,namun ku harus merelakan mu pergi dan membiarkan kamu tenang disana untuk selamanya
dan selama-lamanya
Terima kasih pahlawan tanpa pamri itulah kata yang tepat untuk menggambarkan pengorbanan
mu,engkau lah hal yang slalu dapat membuatku menjadi semangat untuk menjalani hidup yang
singkat ini,
Aku sebenarnya inginkan engkau slalu ada disini engkau yang dapat membuat ku terhibur akan
sosok tingkah lakumu
Dan engakau yang dapat membuat ku menjadi bahagia ketika kau menghapus air mata ini dan
menggantikannya dengan sebuah tawa,kini hanya ada kenangan mu yang dapat mengobati rasa
rinduku disaat aku merindukan sosok bayangmu.
Kini aku slalu akan mengingat mu sampai nanti,dan akan ku kejar semua nya demi 1 hal yaitu
mengejar mimpi
Tamat