1
KAJIAN SISTEM PEMERINGKATAN
FASILITAS JALAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI INDONESIA
(KASUS STUDI TAHAP OPERASIONAL JALAN PERKOTAAN)
Dwi Meldasari
Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No.10 Bandung 40132
Telp : 022-2534167
Email : [email protected]
Sony Sulaksono Wibowo
Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No.10 Bandung 40132
Telp : 022-2534167
Email : [email protected]
Sri Hendarto
Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No.10 Bandung 40132
Telp : 022-2534167
Email : [email protected]
Widyarini Weningtyas
Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No.10 Bandung 40132
Telp : 022-2534167
Email : [email protected]
Abstrak - Sistem perankingan fasilitas jalan berwawasan lingkungan dapat dikembangkan dalam rangka
untuk mengevaluasi dan menilai tingkat kewawasan lingkungan jalan berdasarkan fasilitasnya dan kemudian
memberi rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan sistem perankingan fasilitas jalan perkotaan yang berwawasan lingkungan untuk kasus
khusus tahap operasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, pertama, sebuah daftar panjang parameter dalam
beberapa kategori dikembangkan dari literatur-literatur yang terkait. Kedua, satu set kuesioner disebarkan
kepada para ahli yang dipilih untuk memotong daftar panjang menjadi daftar pendek. Kemudian, para ahli
tersebut diminta untuk menilai tingkat kepentingan dari parameter-parameter yang ada di daftar pendek
tersebut. Berdasarkan penilaian tersebut, nilai kepentingan dari kategori-kategori adalah 23,82%, 35,34%,
dan 40,75% untuk masing-masing dampak lingkungan, infrstruktur jalan, aksesibilitas, dan keselamatan
jalan. Terakhir, sebuah sistem perankingan dengan parameter terbobot dibuat. Untuk mengerti bagaimana
sistem tersebut bekerja, dua jalan perkotaan di Bandung, yaitu Jalan Merdeka dan Jalan Wastukencana,
dievaluasi dengan sistem tersebut. Hasil dari studi kasus menunjukan bahwa tingkat berwawasan lingkungan
jalan tidak semata-mata berdasarkan aspek lingkungan saja, seperti penanaman pohon di sepanjang jalan.
Akesibilitas, keselamatan jalan, dan infrastruktur jalan yang ramah lingkungan juga memiliki peran penting.
Kata-kata kunci: fasilitas jalan berwawasan lingkungan, jalan perkotaan, sistem perankingan, tahap
operasional.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahapan operasional suatu jalan akan menimbulkan dampak-dampak terhadap
lingkungan, infrastruktur jalan, aksesibilitas dan keselamatan pengguna jalan. Tindakan
yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak-dampak tersebut adalah dengan
menyediakan fasilitas jalan yang lebih berwawasan lingkungan. Pembina jalan
membutuhkan pengetahuan mengenai fasilitas jalan yang berwawasan lingkungan dan
peraturan-peraturan/ pedoman terkait fasilitas jalan berwawasan lingkungan sehingga dapat
mewujudkan fasilitas jalan yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan adanya
sistem pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan yang berupa audit fasilitas
jalan berwawasan lingkungan pada tahap operasional. Sistem pemeringkatan tersebut akan
memberikan penghargaan bagi jalan yang lebih berwawasan lingkungan melalui predikat-
predikat tertentu. Sistem ini juga memberikan rekomendasi perbaikan sehingga jika suatu
jalan masih memperoleh peringkat yang kurang baik, maka dapat dilakukan perbaikan agar
peringkatnya menjadi lebih meningkat dan semakin berwawasan lingkungan.
2
1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pemeringkatan fasilitas jalan
berwawasan lingkungan di Indonesia khusus pada tahap operasional jalan perkotaan.
Adapun tahapan pengembangan, antara lain :
1. Mengkaji dan menentukan kategori, sub kategori dan kriteria penilaian sistem
pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan;
2. Membobotkan kriteria penilaian sistem pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan
lingkungan;
3. Menentukan tata cara pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan;
4. Melakukan uji coba pengaplikasian sistem pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan
lingkungan.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Jalan Perkotaan
Menurut MKJI tahun 1997, Jalan perkotaan adalah jalan di daerah perkotaan yang
mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir
seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau
bukan; jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000 jiwa selalu
digolongkan dalam kelompok ini; jalan di daerah perkotaan dengan penduduk kurang dari
100.000 jiwa juga digolongkan dalam kelompok ini, jika mempunyai perkembangan
samping jalan yang permanen dan menerus.
2.2 Tahap Operasional
Tahap pengoperasian jalan merupakan kegiatan penggunaan jalan untuk melayani lalu
lintas jalan harus dilengkapai dengan perlengkapan jalan untuk menjamin keselamatan
pengguna jalan (PP No. 34 Tahun 2006).
2.3 Konsep dan Sistem Pemeringkatan Fasilitas Jalan Berwawasan Lingkungan
Fasilitas jalan yang berwawasan lingkungan merupakan turunan dari infrastruktur yang
berkelanjutan. Menurut Permen PU No. 5/PRT/M/2015, Infrastruktur berkelanjutan
merupakan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang diselenggarakan
dengan menggunakan pendekatan konstruksi berkelanjutan. Konstruksi berkelanjutan
berupa sebuah pendekatan dalam melaksanakan rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk
menciptakan suatu fasilitas fisik yang memenuhi tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan
pada saat ini dan pada masa yang akan datang, serta memenuhi prinsip berkelanjutan.
Fasilitas fisik yang dibangun dan dimanfaatkan pada tahap operasional haruslah
berwawasan lingkungan yaitu fasilitas yang dapat meminimalisir dampak yang
ditimbulkan akibat beroperasinya suatu jalan. Dampak dampak tersebut dapat berupa
dampak terhadap lingkungan sekitar, dampak terhadap infrastruktur jalan dan juga dampak
terhadap aksesibilitas dan keselamatan pengguna jalan.
2.4 Sistem Pemeringkatan Jalan Berwawasan Lingkungan
Jalan berwawasan lingkungan merupakan bagian dari pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam pembangunan berkelanjutan guna mewujudkan jalan yang berkelanjutan diperlukan
suatu ukuran yang dapat digunakan sebagai acuan ataupun tolak ukur. Tolak ukur tersebut
dapat berupa penghargaan maupun cheklist yang tertuang dalam sebuah pedoman ataupun
sistem pemeringkatan. Dalam memperingkatkan sebuah jalan termasuk kedalam jalan
berwawasan lingkungan atau jalan tidak berwawasan lingkungan dapat didasarkan pada
berbagai sistem pemeringkatan yang berupa Pedoman (manual) yang telah dipublikasikan
di berbagai negara. Masing-masing sistem pemeringkatan mempunyai kecenderungan yang
3
berbeda satu sama lain dalam menentukan indikator sebagai instrumen penilainya.
Perbandingan sistem-sistem tersebut seperti terlihat pada tabel di bawah ini
Tabel 2.1 Perbandingan Sistem Pemeringkatan Jalan Berwawasan Lingkungan
Amerika Serikat Indonesia
Greenroads TM 1) GreenLITES 2) I-LAST 3) INVEST 1.0 4)
Rancangan
Pedoman
Jalan Hijau 5)
Lembaga Greenroads Foundation NYSDOT IDOT (FHWA) Kementerian
Pekerjaan Umum
Tanggal
Publikasi 2011 April 2010 Januari 2010 OKtober 2010 Masih dikembangkan
Tim Penilai Institusi Independen Pembina Jalan Pembina Jalan Pembina Jalan Institusi Independen
Status Swasta Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Digunakan
pada Tahap Perencanaan Pembangunan Perencanaan
Perencanaan dan
Pembangunan
Perencanaan,
Pembangunan, Operasi
dan Perawatan
Perencanaan dan
Pembangunan
Rentangan nilai (poin)
per kriteria
1-5 poin 1-4 poin 1- 3 poin 1- 4 poin 0,1- 5,9 poin
Total poin 118 290 233
• Perencanaan Sistem
(System Planning), terdiri dari 250 poin
• Pengembangan Proyek
(Project Development),
terdiri dari 126 poin • Operasi dan
Pemeliharaan
(Operations and
Maintenance), terdiri dari 210 poin
100
Predikat
Certified (30 – 40 % dari total
poin)
Silver (40 – 50 % dari total
poin)
Gold (50 – 60 % dari total poin)
Evergreen (>60% dari total
poin)
non certified (<
33% dari total
poin)
Certified (33 –
67 % dari total poin)
Silver (67 – 90 %
dari total poin) Gold (90– 98 %
dari total poin)
Evergreen (>98 % dari total poin)
Tidak ada karena
berupa pedoman
yanmg dikeluarkan
pemerintah untuk
acuan/evaluasi pembina jalan
(berupa chek list),
tolak ukur adalah persentase poin
peraihan dari total
poin tersedia
Bronze (>30%)
Silver (>40%) Gold (>50%)
• Platinum (>60%)
Bintang 1
Bintang 2 (20%
peralihan dari nilai
total poin)
Bintang 3 (30% peralihan dari nilai
total poin)
Bintang 4 (45% peralihan dari nilai
total poin)
Persyaratan Mutlak
PR-1 Environment Review
Process
PR-2 Lifecycle Cost Analysis PR-3 Lifecycle Inventory
PR-4 Quality Control Plan
PR-5 Noise Mitigation Plan PR-6 Waste Management Plan
PR-7 Pollution Prevention
Plan PR-8 Low Impact
Development
PR-9 Pavement Management System
PR-10 Site Maintenance Plan
PR-11 Educational Outreach
- - - • LCCA, Pra Studi
Kelayakan Jalan
Baru
• Ijin Lingkungan, Dokumen Analisis
Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)/Upaya
Pengelolaan
Lingkungan (UPL)
dan Upaya
Pengendalian
Lingkungan (UKL)
Catatan Sumber: 1) Greenroads Foundation, (2011), Greenroads Manual versi 1.5; 2) NYSDOT, (2010), GreenLITES Project Design Certification Program;
3) IDOT & IJSG, (2010), Illinois-Livable And Sustainable Transportation Rating System and Guide (I-LAST);
4) Federal Highway Administration (FHWA), (2012), INVEST 1.0;
5) Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, (2014), Rancangan Pedoman Jalan Hijau.
4
2.5 Metode Pengolahan Data
Tahap Pengolahan Data (Pembobotan) dengan Metode rank sum. Metode ini dapat
digunakan untuk merubah skala ordinal menjadi nilai numerik guna memperoleh besaran
bobot untuk masing-masing kategori/sub kategori/kriteria. Rumus metode Rank Sum
(malczewski, 1999) adalah
Wj ═ n – rj + 1 x 100 .................................................................................. (II.1)
Σ (n- rj+1)
Dimana :
Wj ═ nilai numerik bobot kategori/sub kategori/kriteria
n ═ banyaknya kategori/sub kategori/kriteria yang disajikan
rj ═ posisi peringkat kategori/sub kategori/kriteria yang disajikan
3. METODE PENELITIAN
3.1 Program Penelitian
Penelitian terdiri dari tahap-tahap sistematis untuk menyelidiki masalah tertentu yang
memerlukan jawaban. Dalam penelitian perlu dilakukan perencanaan setiap hal yang akan
dilakukan sehingga selanjutnya dapat dilakukan analisis dengan menggunakan metode
yang tepat untuk mencapai tujuan penelitan.
Gambar 3.1 Bagan Alir Program Penelitian
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Tahap Persiapan
Penelitian diawali dengan perumusan masalah yang akan dianalisis. Pada penelitian ini
permasalahan yang menjadi dasar penelitian adalah bagaimana mengembangkan sistem
pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan. Kajian pustaka untuk mempelajari
5
tentang jalan, konsep dan sistem pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan,
Sistem Pemeringkatan Jalan Berwawasan Lingkungan.
3.2.2 Tahap Kajian
Tahapan kajian sistem pemeringkatan jalan hijau, antara lain :
A. Pembentukkan kategori, sub kategori dan kriteria penilaian
Tahapan pembentukan kerangka sistem pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan
lingkungan di Indonesia pada tahap operasional yaitu :
a. Pendefinisian jalan berwawasan lingkungan, fasilitas jalan berwawasan lingkungan,
sistem pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan serta tujuan sistem
pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan pada tahap operasional;
b. Menentukan kategori, sub kategori dan kriteria penilaian sistem pemeringkatan
fasilitas jalan berwawasan lingkungan pada tahap operasional (Long List)
Adapun tahapan penentuan long list, antara lain :
1. Penentuan kategori yaitu diawali dari indentifikasi definisi fasilitas jalan
berwawasan lingkungan lalu ditentukan kategori;
2. Melakuakan tabulasi sub kategori yang digunakan pada sistem pemeringkatan jalan
berkelanjutan, lalu melakukan eliminasi sub kategori yang bukan merupakan
fasilitas jalan berwawasan lingkungan hasil konstruksi berkelanjutan yang dapat
digunakan pada tahap operasional;
3. Menentukan kriteria penilaian yang dapat digunakan sebagai long list berdasarkan
fasilitas – fasilitas yang termasuk dalam sub kategori terpilih yang dapat digunakan
pada tahap operasional untuk jalan perkotaan fungsi jalan kolektor di Indonesia
menuju jalan berwawasan lingkungan.
c. Menentukan kategori, sub kategori dan kriteria penilaian sistem pemeringkatan
fasilitas jalan berwawasan lingkungan pada tahap operasional (Short List)
Dalam menentukan short list yaitu dengan melakukan survey kuesioner guna
melakukan validasi melalui pendapat responden. Adapun responden seperti terlihat
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Responden Survey Kuesioner
No. Responden Jumlah
1. Peneliti PUSJATAN 8
2. Akademisi 3
3. Dinas Perhubungan Kota Bandung 3
4. Dinas Bina Marga Kota Bandung 6
5. Perencana Jalan Kemen PUPERA 7
6. Pelaksana Jalan Kemen PUPERA 2
7. Dinas Pertamanan Kota Bandung 1
TOTAL 30
B. Deskripsi Kuesioner
Penjelasan kuesioner penelitian sebagai berikut :
a. Pada kuesioner responden diminta untuk menilai sub kategori apakah penting atau
tidak penting. Untuk dipertimbangkan sebagai kriteria peniaian fasilitas jalan
berwawasan lingkungan pada kajian ini;
b. Skor 1 sampai 5 digunakan menilai derajat penting atau tidak pentingnya suatu sub
kategori. Untuk sub kategori yang dianggap penting, nilai 1 adalah jika sub kategori
tersebut tersebut penting dan nilai 5 jika sub kategori tersebut sangat penting. Skor 1
sampai 5 digunakan menilai derajat penting atau tidak pentingnya suatu sub kategori.
Untuk sub kategori yang dianggap tidak penting, nilai 1 adalah jika sub kategori
6
tersebut tersebut tidak penting dan nilai 5 jika sub kategori tersebut sangat tidak
penting.
C. Penetapan Short List
Jika suatu sub kategori dipilih sebagai kriteria penilaian yang penting dipertimbangkan
dalam sistem pemeringkatan menurut minimam 50 % responden, maka sub kategori
tersebut dibutuhkan dan kemudian digunakan dalam sistem pemeringkatan yang digunakan
dalam kajian ini.
D. Tahap Pengolahan Data (Pembobotan)
Data hasil kuesioner digunakan sebagai input untuk memberi bobot pada masing-masing
kriteria penilaian sesuai dengan pendapat responden. Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala rating yang kemudian diolah menjadi skala ordinal dan dibobotkan dengan
metode rank sum.
E. Penentuan tingkatan predikat fasilitas jalan berwawasan lingkungan
Penentuan tingkatan predikat fasilitas jalan berwawasan lingkungan berdasarkan kajian
literatur pada sistem pemeringkatan jalan berwawasan lingkungan yang telah ada
sebelumnya yaitu Greenroads, GreenLITES, I-LAST, INVEST dan Rancangan Pedoman
Jalan Hijau.
F. Rekomendasi perbaikan
Rekomendasi perbaikan diberikan berdasarkan poin pencapaian pada kriteria penilaian
yang belum terpenuhi untuk dilakukan perbaikan pengadaan fasilitas jalan berwawasan
lingkungan.
G. Kajian tata cara penilaian fasilitas jalan berwawasan lingkungan
Penyusunan tata cara penilaian jalan berwawasan lingkungan berdasarkan kajian terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku dan literatur-literatur.
3.3 Tahap Studi Kasus
Setelah memperoleh hasil penelitian sistem pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan
lingkungan pada tahap operasional, kemudian melakukan studi kasus guna melakukan
pengecekan kesesuaian parameter penilaian sistem pemeringkatan jalan pada tahap
operasional dengan kondisi di lapangan lalu melakukan analisis terhadap hasil uji kasus.
3.4 Tahap Kesimpulan dan Saran
Dalam tahap ini disebutkan rangkuman hasil penelitian dan juga saran untuk melakukan
penelitian yang lebih jauh untuk sistem pemeringkatan di Indonesia.
4. SISTEM PEMERINGKATAN
4.1 Pembentukan Sistem Pemeringkatan Adapun tahapan pembentukan sistem pemeringkatan, yaitu :
1. Penentuan long list berupa kategori dan sub kategori dan kriteria penilaian
berdasarkan perbandingan dan eliminasi dari sistem pemeringkatan yang telah
dipublikasikan sebelumnya;
2. Penentuan short list dengan survey kuesioner, kemudian diperoleh hasil seperti terlihat
pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Short List yang dibutuhkan
Sub Kategori Kriteria Penilaian % *)
Kategori Lingkungan
L-1 Fasilitas peminimalisir dampak
lingkungan akibat potensi/adanya polusi udara
Tersedianya tanaman pengurang polusi udara 100,00
7
Tabel 4.1 Hasil Short List yang dibutuhkan (Lanjutan)
Sub Kategori Kriteria Penilaian % *)
L-2 Fasilitas peminimalisir dampak
lingkungan akibat potensi/adanya kebisingan Tersedianya tanaman/bangunan peredam bising 100,00
L-3 Fasilitas peminimalisir dampak lingkungan akibat beban lalu lintas
Digunakannya perkerasan berumur panjang 100,00
L-4 Fasilitas peminimalisir dampak
lingkungan akibat volume lalu lintas
Kapasitas badan jalan memadai, Rasio Volume Lalu Lintas Terhadap
Kapasitas (RVK) < 0,85 100,00
L-5 Fasilitas peminimalisir pemborosan
energi listrik
Tersedianya lampu penerangan jalan sesuai standar 96,67
Penggunaan lampu jalan LED 100,00
Kategori Infrastruktur Jalan
I-1 Lajur Lalu lintas Lebar lajur lalu lintas 96,67
Kondisi perkerasan jalan 93,33
I-2 Bahu Jalan Lebar bahu jalan 96,67
Kondisi bahu jalan 96,67
I-3 Median Jalan
Lebar median jalan 93,33
Menggunakan median dengan lapisan yang meresap air seperti :
rumput, tanaman 100,00
I-4 Drainase
Tersedianya panjang drainase sesuai kebutuhan 100,00
Menyediakan ruang resapan air di pangkal pohon 100,00
Menyediakan inlet dengan tali air yang cukup 100,00
Menyediakan jeruji pada inlet (untuk menghindari sampah masuk ke
saluran) 100,00
Memiliki bak kontrol 100,00
Kategori Aksesibilitas dan Keselamatan
AK-1 Fasilitas pejalan kaki
Lebar jalur pejalan kaki 100,00
Kondisi lantai jalur pejalan kaki 100,00
Jalur pemandu untuk difabel 100,00
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan bangku 100,00
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan tempat sampah 100,00
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan peneduh dari tanaman 100,00
AK-2 Fasilitas pesepeda
Lebar jalur pesepeda 100,00
Kondisi jalur pesepeda 100,00
Marka jalur sepeda 100,00
Rambu jalur sepeda 100,00
Menyediakan fasilitas pelengkapan sepeda (rak sepeda/parkir sepeda) 100,00
AK-3 Fasilitas pengguna angkutan umum Tersedianya perhentian angkutan umum/bis dengan halte/shelter 100,00
AK-4 Konflik kendaraan dan pejalan kaki
Tersedianya fasililitas peminimalisir konflik kendaraan dan pejalan
kaki berupa fasilitas penyeberangan 100,00
Tersedianya fasililitas peminimalisir konflik kendaraan dan pesepeda
berupa fasilitas jembatan penyeberangan tanjakan yang baru-terpisah (jembatan khusus sepeda atau underpass)
100,00
Catatan : *) Persentase responden yang menilai sub kategori yang tersebut adalah penting/sangat penting.
3. Bobot kriteria penilaian yang merupakan hasil pengolahan data survey kuesioner
seperti terlihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.2 Bobot Kriteria Penilaian
Kategori Sub Kategori Kriteria Penilaian Poin terbobot
maksimum
Lingkungan
L-1 Fasilitas peminimalisir
dampak lingkungan akibat
potensi/adanya polusi udara
Tersedianya tanaman pengurang polusi udara 5,51
L-2 Fasilitas peminimalisir dampak lingkungan akibat
potensi/adanya kebisingan
Tersedianya tanaman /bangunan peredam bising 3,15
L-3 Fasilitas peminimalisir
dampak lingkungan akibat
beban lalu lintas
Digunakannya perkerasan berumur panjang 4,14
L-4 Fasilitas peminimalisir
dampak lingkungan akibat volume lalu lintas
Kapasitas badan jalan memadai, Rasio Volume Lalu Lintas
Terhadap Kapasitas (RVK) < 0,85 5,32
L-5 Fasilitas peminimalisir
pemborosan energi listrik
Tersedianya lampu penerangan jalan sesuai standar 4,53
Penggunaan lampu jalan LED 1,18
Infrastruktur
Jalan
I-1 Lajur Lalu lintas Lebar lajur lalu lintas 3,54
Kondisi perkerasan jalan 4,53
I-2 Bahu Jalan Lebar bahu jalan 1,38
Kondisi bahu jalan 2,17
I-3 Median Jalan Lebar median jalan 0,20
8
Menggunakan median dengan lapisan yang meresap air seperti : rumput, tanaman
2,36
I-4 Drainase
Tersedianya panjang drainase sesuai kebutuhan 5,71
Menyediakan ruang resapan air di pangkal pohon 2,95
Menyediakan inlet dengan tali air yang cukup 3,54
Menyediakan jeruji pada inlet (untuk menghindari sampah masuk ke saluran)
4,13
Memiliki bak kontrol 4,92
Aksesibilitas
dan
Keselamatan
AK-1 Fasilitas pejalan kaki
Lebar jalur pejalan kaki 4,73
Kondisi lantai jalur pejalan kaki 5,32
Jalur pemandu untuk difabel 4,13
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan bangku 0,59
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan tempat sampah 2,95
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan peneduh dari tanaman 2,95
AK-2 Fasilitas pesepeda
Lebar jalur pesepeda 0,98
Kondisi jalur pesepeda 1,77
Marka jalur sepeda 1,77
Rambu jalur sepeda 0,98
Menyediakan fasilitas pelengkapan sepeda
(rak sepeda/parkir sepeda) 0,39
AK-3 Fasilitas pengguna
angkutan umum
Tersedianya perhentian angkutan umum/bis dengan
halte/shelter 6,10
AK-4 Konflik kendaraan dan
pejalan kaki
Tersedianya fasililitas peminimalisir konflik kendaraan dan
pejalan kaki berupa fasilitas penyeberangan 5,91
Tersedianya fasililitas peminimalisir konflik kendaraan dan
pesepeda berupa fasilitas jembatan penyeberangan tanjakan yang baru-terpisah (jembatan khusus sepeda atau underpass)
2,17
Total Poin 100,00
4. Tingkatan predikat berwawasan lingkungan ditentukan berdasarkan perbandingan
dengan cakupan predikat yang telah digunakan sistem pemeringkatan yang telah
dipublikasikan sebelumnya, seperti terlihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.3 Perbandingan dan Penetapan Tingkatan Predikat Fasilitas Jalan
Berwawasan Lingkungan pada Tahap Operasional
Sistem
Pemeringkatan Tingkatan Predikat Literatur
Indonesia * ** *** ****
Amdal, UKL, UPL 20 poin 30 poin 40 poin
Greenroads v 1.5
Certified Silver Gold Evergreen
30 – 40 % dari
total poin
40 – 50 % dari
total poin
50 – 60 % dari
total poin
>60% dari total
poin
GreenLITES
Non-certified Certified Silver Gold evergreen
33% dari total poin 33 – 67 % dari
total poin 67 – 90 % dari
total poin 90– 98 % dari
total poin >98 % dari total
poin
INVEST 1.0 Bronze Silver Gold Platinum
>30% >40% >50% >60%
Tingkatan Predikat Fasilitas Jalan Berwawasan Lingkungan pada Tahap Operasional
Cakupan Poin
Peraihan 0 - 30 >30 – 40 % >40 – 50 % >50 – 60 % > 60%
Predikat
Tidak
Berwawasan
Lingkungan
*
Kurang
Berwawasan
Lingkungan
**
Mendekati
Berwawasan
Lingkungan
***
Berwawasan
Lingkungan
****
Sangat
Berwawasan
Lingkungan
Persyaratan
minimum Memperoleh poin dari 3 kategori (Tabel 4.4)
Penetapkan besaran cakupan tingkatan predikat jalan berwawasan lingkungan
berdasarkan rentangan predikat seperti yang digunakan oleh Greenroads dan INVEST,
kedua sistem pemeringkatan tersebut memiliki kriteria penilaian dan tahapan
penggunaan yang berbeda, namun rentangan yang digunakan sama besar. sehingga
pada sistem pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan mengadopsi
rentangan predikat pada kedua sistem tersebut.
5. Poin peraihan minimum yang harus terpenuhi pada setiap tingkatan predikat jalan
berwawasan lingkungan, seperti terlihat pada tabel di bawah ini
9
Tabel 4.4 Poin Peraihan Minimum
pada Tingkatan Predikat Jalan Berawasan Lingkungan
Kriteria Penilaian
Poin Peraihan minimum masing-masing predikat
Tidak
Berwawasan
Lingkungan
(0 – 20 % dari
poin terbobot
maksimum)
*
Kurang
Berwawasan
Lingkungan
(>20 – 40 %
dari poin
terbobot
maksimum)
**
Mendekati
Berwawasan
Lingkungan
(>40 – 60 %
dari poin
terbobot
maksimum)
***
Berwawasan
Lingkungan
(>60 – 80 % dari
poin terbobot
maksimum)
****
Sangat
Berwawasan
Lingkungan
(>80 dari poin
terbobot
maksimum)
Kategori Lingkungan
Tersedianya tanaman pengurang polusi udara 0-1,10 >1,10-2,20 >2,20-3,31 >3,31-4,41 >4,41
Kapasitas badan jalan memadai, Rasio Volume
Lalu Lintas Terhadap Kapasitas (RVK) < 0,85 0-1,06 >1,06-2,21 >2,21-3,19 >3,19-4,26 >4,26
Tersedianya lampu penerangan jalan sesuai standar 0-0,91 >0,91-1,81 >1,81-2,72 >2,72-3,63 >3,63
Kategori Infrastruktur Jalan
Tersedianya panjang drainase sesuai kebutuhan 0-1,14 >1,14-2,28 >2,28-3,43 >3,43-4,57 >4,57
Memiliki bak kontrol 0-0,98 >0,98-1,97 >1,97-2,95 >2,95-3,94 >3,94
Kondisi perkerasan jalan 0-0,91 >0,91-1,81 >1,81-2,72 >2,72-3,63 >3,63
Menyediakan jeruji pada inlet (untuk menghindari
sampah masuk ke saluran) 0-0,83 >0,83-1,65 >1,65-2,48 >2,48-3,33 >3,33
Lebar lajur lalu lintas 0-0,71 >0,71-1,42 >1,42-2,12 >2,12-2,83 >2,83
Kategori Aksesibilitas dan Keselamatan
Tersedianya perhentian angkutan umum/bis dengan
halte/shelter 0-1,22 >1,22-2,44 >2,44-3,66 >3,66-4,88 >4,88
Tersedianya fasililitas peminimalisir konflik
kendaraan dan pejalan kaki berupa fasilitas
penyeberangan
0-1,18 >1,18-2,36 >2,36-3,55 >3,55-4,73 >4,73
Kondisi lantai jalur pejalan kaki 0-1,06 >1,06-2,13 >2,13-3,19 >3,19-4,26 >4,26
Lebar jalur pejalan kaki 0-0,95 >0,95-1,89 >1,89-2,84 >2,84-3,78 >3,78
4.2 Tata Cara Pemeringkatan Adapun tahapan pemeringkatan fasilitas berwawasan lingkungan seperti terlihat pada
skema di bawah ini
Gambar 4.1 Skema Tata Cara Pemeringkatan
4.3 Formulir Pemasukan data dan Perhitungan Sistem Pemeringkatan Untuk melakukan pemeringkatan diperlukan formulir pemasukan data dan perhitungan
yang memuat sketsa lokasi, penampang jalan, data yang dibutuhkan, perhitungan hingga
penentuan peringkat. Formulir yang diusulkan adalah seperti pada tabel berikut
10
Tabel 4.4 Formulir Pemeringkatan
11
5. STUDI KASUS
5.1 Uji Coba Penerapan Sistem Pemeringkatan
Uji coba pengaplikasian sistem pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan
dilakukan pada 2 segmen jalan yang memiliki karakteristik tata guna lahan yang berbeda.
Jalan yang dijadikan sampel uji coba adalah jalan merdeka simpang jalan riau dan jalan
aceh, kemudian jalan Wastukencana simpang jalan Aceh dan Jl. Perintis Kemerdekaan.
Rekapitulasi hasil uji coba pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan seperti
terlihat pada tabel-tabel berikut
Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Penerapan Sistem Pemeringkatan
Fasilitas Jalan Berwawasan Lingkungan
Sub Kategori Kriteria Penilaian
Poin
terbobot
maksimum
Jalan Merdeka Jalan Wastukencana
Dibutuhkan
(√) / Tidak
Dibutuhkan
(X)
Poin
terbobot
maksimum
digunakan
Poin
Peraihan
Dibutuhkan
(√) / Tidak
Dibutuhkan
(X)
Poin
terbobot
maksimum
digunakan
Poin
Peraihan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kategori Lingkungan
L-1 Fasilitas peminimalisir
dampak
lingkungan akibat potensi/adanya
polusi udara
Tersedianya tanaman
pengurang polusi udara 5,51 √ 5,51 2,69 √ 5,51 5,51
L-2 Fasilitas peminimalisir
dampak
lingkungan akibat potensi/adanya
kebisingan
Tersedianya tanaman / bangunan peredam
bising
3,15 X - - X - -
L-3 Fasilitas
peminimalisir dampak
lingkungan akibat
beban lalu lintas
Digunakannya perkerasan berumur
panjang
4,14 √ 4,14 0,00 √ 4,14 0,00
L-4 Fasilitas
peminimalisir
dampak lingkungan akibat
volume lalu lintas
Kapasitas badan jalan memadai, Rasio Volume
Lalu Lintas Terhadap
Kapasitas (RVK) < 0,85
5,32 √ 5,32 5,32 √ 5,32 5,32
L-5 Fasilitas
peminimalisir
pemborosan energi listrik
Tersedianya lampu
penerangan jalan sesuai standar
4,53 √ 4,53 4,53 √ 4,53 4,53
Penggunaan lampu jalan
LED 1,18 √ 1,18 0,00 √ 1,18 0,00
Kategori Infrastruktur Jalan
I-1 Lajur Lalu
lintas
Lebar lajur lalu lintas 3,54 √ 3,54 3,54 √ 3,54 3,54
Kondisi perkerasan jalan 4,53 √ 4,53 4,53 √ 4,53 4,53
I-2 Bahu Jalan Lebar bahu jalan 1,38 √ 1,38 1,38 √ 1,38 1,38
Kondisi bahu jalan 2,17 √ 2,17 2,17 √ 2,17 2,17
I-3 Median Jalan
Lebar median jalan 0,20 X 0,20 - X 0,20 -
Menggunakan median
dengan lapisan yang
meresap air seperti : rumput, tanaman
2,36 X 2,36 - X 2,36 -
I-4 Drainase
Tersedianya panjang
drainase sesuai
kebutuhan
5,71 √ 5,71 5,71 √ 5,71 5,71
Menyediakan ruang
resapan air di pangkal
pohon
2,95 √ 2,95 0,00 √ 2,95 2,95
Menyediakan inlet dengan tali air yang
cukup
3,54 √ 3,54 3,36 √ 3,54 2,19
Menyediakan jeruji pada inlet (untuk menghindari
sampah masuk ke
saluran)
4,13 √ 4,13 3,92 √ 4,13 0,00
Memiliki bak kontrol 4,92 √ 4,92 4,67 √ 4,92 2,19
12
Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Penerapan Pemeringkatan
Fasilitas Jalan Berwawasan Lingkungan (Lanjutan)
Sub Kategori Kriteria Penilaian
Poin
terbobot
maksimum
Jalan Merdeka Jalan Wastukencana
Dibutuhkan
(√) / Tidak
Dibutuhkan
(X)
Poin
terbobot
maksimum
digunakan
Poin
Peraihan
Dibutuhkan
(√) / Tidak
Dibutuhkan
(X)
Poin
terbobot
maksimum
digunakan
Poin
Peraihan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kategori Aksesibilitas dan Keselamatan
AK-1 Fasilitas
pejalan kaki
Lebar jalur pejalan kaki 4,73 √ 4,73 4,73 √ 4,73 4,73
Kondisi lantai jalur pejalan
kaki 5,32 √ 5,32 5,14 √ 5,32 4,92
Jalur pemandu untuk difabel
4,13 √ 4,13 2,48 √ 4,13 0,00
Kelengkapan jalur pejalan
kaki dengan bangku 0,59 √ 0,59 0,00 √ 0,59 0,00
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan tempat
sampah
2,95 √ 2,95 1,08 √ 2,95 0,59
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan peneduh dari
tanaman
2,95 √ 2,95 0,63 √ 2,95 1,20
AK-2 Fasilitas pesepeda
Lebar jalur pesepeda 0,98 √ 0,98 0,00 √ 0,98 0,98
Kondisi jalur pesepeda 1,77 √ 1,77 0,00 √ 1,77 1,77
Marka jalur sepeda 1,77 √ 1,77 0,00 √ 1,77 1,77
Rambu jalur sepeda 0,98 √ 0,98 0,00 √ 0,98 0
Menyediakan fasilitas
pelengkapan sepeda (rak sepeda/ parkir sepeda)
0,39 X 0,39 - X 0,39 0,00
AK-3 Fasilitas
pengguna
angkutan umum
Tersedianya perhentian
angkutan umum/bis
dengan halte/shelter
6,10 √ 6,10 0,00 √ 6,10 0,00
AK-4 Konflik kendaraan dan
pejalan kaki
Tersedianya fasililitas
peminimalisir konflik
kendaraan dan pejalan kaki berupa fasilitas
penyeberangan
5,91 √ 5,91 5,91 √ 5,91 5,91
Tersedianya fasililitas
peminimalisir konflik kendaraan dan pesepeda
berupa fasilitas jembatan
penyeberangan tanjakan yang baru-terpisah
(jembatan khusus sepeda
atau underpass)
2,17 √ 2,17 0,00 √ 2,17 0,00
Total 100,00 96,85 61,79 96,85 61,89
Total poin peraihan digunakan = (7)/(6) x 100 63,80 63,90
Tabel 5.2 Penentuan Predikat Jalan Merdeka
Kriteria Penilaian
Poin Peraihan minimum masing-masing predikat
Poin
Peraihan
Jalan
Merdeka
Tidak
Berwawasan
Lingkungan
( 0 – 20 %)
*
Kurang
Berwawasan
Lingkungan
( >20–40 %)
**
Mendekati
Berwawasan
Lingkungan
( >40–60 %)
***
Berwawasan
Lingkungan
( >60 – 80 %)
****
Sangat
Berwawasan
Lingkungan
( >80)
Kategori Lingkungan
Tersedianya tanaman pengurang polusi udara 0-1,10 >1,10-2,20 >2,20-3,31 >3,31-4,41 >4,41 2,69
Kapasitas badan jalan memadai, Rasio Volume Lalu Lintas Terhadap Kapasitas (RVK) < 0,85
0-1,06 >1,06-2,21 >2,21-3,19 >3,19-4,26 >4,26 5,32
Tersedianya lampu penerangan jalan sesuai standar 0-0,91 >0,91-1,81 >1,81-2,72 >2,72-3,63 >3,63 4,53
Kategori Infrastruktur Jalan
Tersedianya panjang drainase sesuai kebutuhan 0-1,14 >1,14-2,28 >2,28-3,43 >3,43-4,57 >4,57 5,71
Memiliki bak kontrol 0-0,98 >0,98-1,97 >1,97-2,95 >2,95-3,94 >3,94 4,67
Kondisi perkerasan jalan 0-0,91 >0,91-1,81 >1,81-2,72 >2,72-3,63 >3,63 4,53
Menyediakan jeruji pada inlet (untuk menghindari
sampah masuk ke saluran) 0-0,83 >0,83-1,65 >1,65-2,48 >2,48-3,33 >3,33 -
Lebar lajur lalu lintas 0-0,71 >0,71-1,42 >1,42-2,12 >2,12-2,83 >2,83 -
Kategori Aksesibilitas dan Keselamatan
Tersedianya perhentian angkutan umum/bis dengan halte/
shelter 0-1,22 >1,22-2,44 >2,44-3,66 >3,66-4,88 >4,88 0,00
Tersedianya fasililitas peminimalisir konflik kendaraan
dan pejalan kaki berupa fasilitas penyeberangan 0-1,18 >1,18-2,36 >2,36-3,55 >3,55-4,73 >4,73 5,91
13
Tabel 5.2 Penentuan Predikat Jalan Merdeka (Lanjutan)
Kriteria Penilaian
Poin Peraihan minimum masing-masing predikat
Poin
Peraihan
Jalan
Merdeka
Tidak
Berwawasan
Lingkungan
( 0 – 20 %)
*
Kurang
Berwawasan
Lingkungan
( >20–40 %)
**
Mendekati
Berwawasan
Lingkungan
( >40–60 %)
***
Berwawasan
Lingkungan
( >60 – 80 %)
****
Sangat
Berwawasan
Lingkungan
( >80)
Kondisi lantai jalur pejalan kaki 0-1,06 >1,06-2,13 >2,13-3,19 >3,19-4,26 >4,26 5,14
Lebar jalur pejalan kaki 0-0,95 >0,95-1,89 >1,89-2,84 >2,84-3,78 >3,78 -
Predikat
Tidak
Berwawasan
Lingkungan
Tabel 5.3 Penentuan Predikat Jalan Wastukencana
Kriteria Penilaian
Poin Peraihan minimum masing-masing predikat
Poin
Peraihan
Jalan Wastu
kencana
Tidak
Berwawasan
Lingkungan
( 0–20%)
*
Kurang
Berwawasan
Lingkungan
( >20–40%)
**
Mendekati
Berwawasan
Lingkungan
( >40–60%)
***
Berwawasan
Lingkungan
( >60–80%)
****
Sangat
Berwawasan
Lingkungan
( >80 )
Kategori Lingkungan
Tersedianya tanaman pengurang polusi udara 0-1,10 >1,10-2,20 >2,20-3,31 >3,31-4,41 >4,41 5,51
Kapasitas badan jalan memadai, Rasio Volume Lalu Lintas
Terhadap Kapasitas (RVK) < 0,85 0-1,06 >1,06-2,21 >2,21-3,19 >3,19-4,26 >4,26 5,32
Tersedianya lampu penerangan jalan sesuai standar 0-0,91 >0,91-1,81 >1,81-2,72 >2,72-3,63 >3,63 4,53
Kategori Infrastruktur Jalan
Tersedianya panjang drainase sesuai kebutuhan 0-1,14 >1,14-2,28 >2,28-3,43 >3,43-4,57 >4,57 5,71
Memiliki bak kontrol 0-0,98 >0,98-1,97 >1,97-2,95 >2,95-3,94 >3,94 2,19
Kondisi perkerasan jalan 0-0,91 >0,91-1,81 >1,81-2,72 >2,72-3,63 >3,63 4,53
Menyediakan jeruji pada inlet (untuk menghindari sampah
masuk ke saluran) 0-0,83 >0,83-1,65 >1,65-2,48 >2,48-3,33 >3,33 -
Lebar lajur lalu lintas 0-0,71 >0,71-1,42 >1,42-2,12 >2,12-2,83 >2,83 -
Kategori Aksesibilitas dan Keselamatan
Tersedianya perhentian angkutan umum/bis dengan halte/shelter
0-1,22 >1,22-2,44 >2,44-3,66 >3,66-4,88 >4,88 0,00
Tersedianya fasililitas peminimalisir konflik kendaraan
dan pejalan kaki berupa fasilitas penyeberangan 0-1,18 >1,18-2,36 >2,36-3,55 >3,55-4,73 >4,73 5,91
Kondisi lantai jalur pejalan kaki 0-1,06 >1,06-2,13 >2,13-3,19 >3,19-4,26 >4,26 4,92
Lebar jalur pejalan kaki 0-0,95 >0,95-1,89 >1,89-2,84 >2,84-3,78 >3,78 -
Predikat
Tidak
Berwawasan
Lingkungan
5.2 Hasil Uji Coba Penerapan Sistem Pemeringkatan
Hasil uji kasus menunjukkan bahwa Jalan Merdeka memperoleh total poin peraihan 63,80
poin dan Jalan Wastukencana memperoleh total poin peraihan 63,90 poin. Sebelum
memberikan predikat, terlebih dahulu melakukan pengengecekan persyaratan minimum
yang harus terpenuhi seperti terlihat pada Tabel 5.2 dan Tabel 5.3. Kedua ruas jalan hanya
dapat memenuhi persyaratan minimum pada kelompok predikat Tidak Berwawasan
Lingkungan, sehingga predikat yang diberikan adalah Tidak Berwawasan Lingkungan. Hal
ini disebabkan kedua ruas jalan tidak dapat memenuhi poin peryaratan minimum untuk
kriteria penilaian tersedianya perhentian angkutan umum/bis dengan halte/shelter.
Disimpulkan hasil dari studi kasus menunjukan bahwa tingkat berwawasan lingkungan
jalan tidak semata-mata berdasarkan aspek lingkungan saja, seperti penanaman pohon di
sepanjang jalan. Akesibilitas, keselamatan jalan, dan infrastruktur jalan yang ramah
lingkungan juga memiliki peran penting.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil kajian literatur dan pengolahan data hasil kuesioner diperoleh kategori, sub
kategori, kriteria penilaian serta bobot seperti terlihat pada Tabel 6.1
14
Tabel 6.1 Sistem Pemeringkatan
Fasilitas Jalan Berwawasan Lingkungan
Kategori Sub Kategori Kriteria Penilaian Poin terbobot
maksimum
Bobot Per
Kategori (%)
Lingkungan
L-1 Fasilitas peminimalisir
dampak lingkungan akibat
potensi/adanya polusi udara
Tersedianya tanaman pengurang polusi udara 5,51
23,82
L-2 Fasilitas peminimalisir dampak lingkungan akibat
potensi/adanya kebisingan
Tersedianya tanaman /bangunan peredam bising 3,15
L-3 Fasilitas peminimalisir dampak lingkungan akibat
beban lalu lintas
Digunakannya perkerasan berumur panjang 4,14
L-4 Fasilitas peminimalisir
dampak lingkungan akibat volume lalu lintas
Kapasitas badan jalan memadai, Rasio Volume
Lalu Lintas Terhadap Kapasitas (RVK) < 0,85 5,32
L-5 Fasilitas peminimalisir
pemborosan energi listrik
Tersedianya lampu penerangan jalan sesuai
standar 4,53
Penggunaan lampu jalan LED 1,18
Infrastruktur
Jalan
I-1 Lajur Lalu lintas Lebar lajur lalu lintas 3,54
35,43
Kondisi perkerasan jalan 4,53
I-2 Bahu Jalan Lebar bahu jalan 1,38
Kondisi bahu jalan 2,17
I-3 Median Jalan
Lebar median jalan 0,20
Menggunakan median dengan lapisan yang meresap air seperti : rumput, tanaman
2,36
Infrastruktur
Jalan I-4 Drainase
Tersedianya panjang drainase sesuai kebutuhan 5,71
Menyediakan ruang resapan air di pangkal pohon
2,95
Menyediakan inlet dengan tali air yang cukup 3,54
Menyediakan jeruji pada inlet (untuk
menghindari sampah masuk ke saluran) 4,13
Memiliki bak kontrol 4,92
Aksesibilitas
dan
Keselamatan
AK-1 Fasilitas pejalan kaki
Lebar jalur pejalan kaki 4,73
40,75
Kondisi lantai jalur pejalan kaki 5,32
Jalur pemandu untuk difabel 4,13
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan bangku 0,59
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan tempat sampah
2,95
Kelengkapan jalur pejalan kaki dengan peneduh
dari tanaman 2,95
AK-2 Fasilitas pesepeda
Lebar jalur pesepeda 0,98
Kondisi jalur pesepeda 1,77
Marka jalur sepeda 1,77
Rambu jalur sepeda 0,98
Menyediakan fasilitas pelengkapan sepeda
(rak sepeda/ parkir sepeda) 0,39
AK-3 Fasilitas pengguna angkutan umum
Tersedianya perhentian angkutan umum/bis dengan halte/ shelter
6,10
AK-4 Konflik kendaraan
dan pejalan kaki
Tersedianya fasililitas peminimalisir konflik
kendaraan dan pejalan kaki berupa fasilitas penyeberangan
5,91
Tersedianya fasililitas peminimalisir konflik
kendaraan dan pesepeda berupa fasilitas jembatan penyeberangan tanjakan yang baru-
terpisah (jembatan khusus sepeda atau
underpass)
2,17
Total Poin 100,00 100,00
Tata cara penilaian diawali dengan penentuan ruas jalan yang akan diperingkatkan
kemudian mengidentifikasi data yang diperlukan, pengambilan data primer pada ruas
jalan yang dinilai, melengkapi data sekunder apabila dibutuhkan, melakukan
perhitungan poin peraihan masing-masing kriteria penilaian, mentabulasi total poin
peraihan, kemudian menentukan predikat jalan berwawasan lingkungan yang diraih
jalan tersebut.
Adapun tingkatan predikat jalan berwawasan lingkungan yaitu “Tidak Berwawasan
Lingkungan” cakupan poin peraihan 0 – 30 %, “Kurang Berwawasan Lingkungan”
cakupan poin peraihan >30 – 40 %, “Mendekati Berwawasan Lingkungan” cakupan
15
poin peraihan >40 – 50 %, “Berwawasan Lingkungan” cakupan poin peraihan >50 –
60 %, “Sangat Berwawasan Lingkungan” cakupan poin peraihan >60 % dari total poin
peraihan tersedia, masing-masing predikat harus memenuhi persyaratan minimum.
Tahap selanjutnya yaitu memberikan rekomendasi perbaikan berdasarkan poin
peraihan yang belum terpenuhi;
Hasil uji kasus menunjukkan bahwa Jalan Merdeka memperoleh total poin peraihan
63,80 poin dan Jalan Wastukencana memperoleh total poin peraihan 63,90 poin.
Kedua ruas jalan memperoleh predikat tidak berwawasan lingkungan. Hal ini
disebabkan kedua ruas jalan tidak dapat memenuhi persyaratan minimum pada kriteria
penilaian tersedianya perhentian angkutan umum/bis dengan halte/shelter.
Disimpulkan hasil dari studi kasus menunjukan bahwa tingkat berwawasan lingkungan
jalan tidak semata-mata berdasarkan aspek lingkungan saja, seperti penanaman pohon
di sepanjang jalan. Akesibilitas, keselamatan jalan, dan infrastruktur jalan yang ramah
lingkungan juga memiliki peran penting.
6.2 Saran
Saran untuk penelitian selajutnya antara lain :
Tahapan pengembangan sistem pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan
yang dikaji pada penelitian ini dapat diterapkan pada pengembangan sistem
pemeringkatan fasilitas jalan berwawasan lingkungan untuk fungsi jalan lain selain
jalan perkotaan, seperti jalan arteri perkotaan atau arteri antar kota;
Lingkup penelitian dapat dikembangkan untuk ruang milik jalan dan ruang manfaat
jalan serta mempertimbangkan jembatan;
Hasil kajian ini masih memerlukan tahapan validasi yang lebih baik dengan
mempertimbangkan masukan yang lebih luas dari pemangku kepentingan jalan;
Kajian ini hanya fokus pada operasional jalan tanpa kegiatan pemeliharaan jalan.
Pengembangan penelitian untuk operasi dan pemeliharaan jalan dapat dilakukan dengan
mengikuti tahapan kajian yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga (1997) No. 036/TBM/1997 : Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga.
Federal Highway Administration (2012) INVEST 1.0. Washington DC: FHWA.
Greenroads Foundation (2011) Greenroads Manual v1.5. Washington : Greenroads
Foundation.
IDOT & IJSG (2010) I-Last - Illinois Livable and Sustainable Transportation Rating
System and Guide [WWW document]. URL
http://www.dot.state.il.us/green/documents/I-LASTGuidebook.pdf
Malczewski, Jacek (1999) Gis and Multicriteria Decision Analysis. New York: John
Willey & Sons, INC.
Pemerintahan Republik Indonesia (2006) Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006
tentang Jalan. Jakarta : Pemerintahan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 5/PRT/M/2015
Tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan. Jakarta:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (2014) Rancangan Pedoman
Jalan Hijau. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.