Transcript
Page 1: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

TUGAS AKHIR โ€“ SM141501

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA

RUANG METRIK FUZZY

ZICKY LUKMAN

NRP 06111440000084

Dosen Pembimbing:

Sunarsini, S.Si., M.Si.

Drs. I Gst. Ngr. Rai Usadha, M.Si

DEPARTEMEN MATEMATIKA

Fakultas Matematika, Komputasi Dan Sains Data

Institut Sepuluh Nopember Surabaya

Surabaya 2018

Page 2: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY
Page 3: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

FINAL PROJECT โ€“ SM141501

FIXED POINT THEOREM ON FUZZY METRIC SPACE

ZICKY LUKMAN

NRP 06111440000084

Supervisors:

Sunarsini, S.Si., M.Si.

Drs. I Gst. Ngr. Rai Usadha, M.Si

MATHEMATICS DEPARTMENT

Faculty of Mathematics, Computing and Data Sciene

Sepuluh Nopember Institute of Technology

Surabaya 2018

Page 4: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY
Page 5: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY
Page 6: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY
Page 7: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

v

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA

RUANG METRIK FUZZY

Nama Mahasiswa : ZICKY LUKMAN

NRP : 06111440000084

Departemen : Matematika FMKSD-ITS

Pembimbing :1. Sunarsini, S.Si.,M.Si.

2. Drs. I Gst. Ngr. Rai Usadha, M.Si.

Abstrak

Metrik mempunyai peranan penting dalam matematika

analisis maupun terapan. Seiring perkembangan jaman,

perluasan dari ruang metrik mulai terus dikaji dan diteliti lebih

dalam. Salah satu perluasan dari ruang ini adalah ruang metrik

fuzzy. Konsep dasar dari ruang metrik fuzzy berbeda dengan

konsep ruang metrik, yaitu pada domain dan kodomain fungsi

metrik fuzzy, nilai fungsi saat x=y dan pertidaksamaan segitiga

fungsi metrik fuzzy yang melibatkan norm-t kontinu. Subjek yang

dikaji pada tugas akhir ini adalah kekonvergenan barisan,

barisan Cauchy, kelengkapan dan hubungan antara sifat-sifat

tersebut serta teorema titik tetap pada ruang metrik fuzzy.

Kata kunci: ruang metrik, ruang metrik fuzzy, teorema titik tetap

Page 8: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

vi

Page 9: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

vii

FIXED POINT THEOREM ON FUZZY METRIC SPACE

Name : ZICKY LUKMAN

NRP : 06111440000084

Department : Mathematics FMKSD-ITS

Supervisors :1. Sunarsini, S.Si.,M.Si.

2. Drs. I Gst. Ngr. Rai Usadha, M.Si.

Abstract

Metric has an important role in analytical and applied

mathematics. As time passes, the expansion of the metric space

continues to be studied and examined more deeply. One of the

extensions of this space is the fuzzy metric space. The basic

concept of fuzzy metric space differs from the concept of metric

space, that is to the domain and codomain function of the fuzzy

metric, the value of the current function of x = y and the

inequalities of the triangular function of the fuzzy metrics

involving continuous norms. Subjects studied in this final project

are the convergence of sequences, Cauchy sequences,

completeness and relationships between these properties and

fixed point theorem in the fuzzy metric space.

Kata kunci: metric space, fuzzy metric space, fixed point theorem

Page 10: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

viii

Page 11: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

ix

KATA PENGANTAR

Assalamuโ€™alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillaahirabbilโ€™aalamiin, segala puji dan syukur

penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

limpahan rahmat, taufiq serta hidayah - Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

โ€œKAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA

RUANG METRIK FUZZYโ€

sebagai salah satu syarat kelulusan Program Sarjana Departemen

Matematika FMKSD Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Surabaya.

Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan/atau penghargaan

kepada:

1. Bapak Dr. Imam Mukhlash, S.Si, MT selaku Kepala

Departemen Matematika ITS yang telah memberikan

dukungan selama perkuliahan hingga terselesaikannya

Tugas Akhir ini.

2. Ibu Sunarsini, S.Si., M.Si. dan Bapak Drs. I Gst. Ngr.

Rai Usadha, M.Si. selaku dosen pembimbing atas

bimbingan, saran dan motivasinya kepada penulis

sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

3. Ibu Drs. Nur Asiyah, M.Si., Ibu Dian Winda S., S.Si.,

M.,Si., dan Ibu Soleha, S.Si., M.Si., selaku dosen

penguji atas semua materi, saran dan perbaikan Tugas

Akhir yang telah diberikan.

Page 12: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

x

4. Ibu Endah Rokhmati M.P., Ph.D selaku dosen wali

yang telah memberikan arahan akademik dan

tanggung jawab selama penulis menempuh pendidikan

di Departemen Matematika FMKSD ITS.

5. Keluarga di Jember, keluarga besar di Tuban,

Semarang dan Jakarta yang selalu mendoakan,

terutama ayah dan ibu yang tidak lelah mendoakan

putra kesayangan serta kakak di Bandung yang masih

sempat mengirim kajian via medsos

6. Para pengunjung lab model dan ROPD, yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu penyusunan Tugas Akhir ini, baik dari S1

maupun S2.

7. Mas Suef, Mas Adit, Mas Ricky, Mas Agus, Mas

Dimas a.k.a. Uzu dan Reza yang masih sempat

meluangkan waktunya untuk membantu penulis

menyelesaikan Tugas Akhir

8. Teman-teman AKSIOM14 yang selalu memberikan

semangat, lebih khususnya yang menyertakan nama

penulis pada Tugas Akhir angkatan 2014.

Penulis juga menyadari bahwa dalam pengerjaan ini

masih ada kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Page 13: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

xi

Akhirnya, penulis berharap semoga penulisan ini dapat

bermanfaat bagi banyak pihak.

Surabaya, Agustus 2018

Penulis

Page 14: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

xii

Page 15: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

i

LEMBAR PENGESAHAN

iii

ABSTRAK

v

ABSTRACT

vii

DAFTAR ISI

xiii

DAFTAR GAMBAR

xv

DAFTAR SIMBOL

xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................ 1

1.1. Latar Belakang .................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................. 2

1.3. Batasan Masalah ................................................. 2

1.4. Tujuan ................................................................. 3

1.5. Manfaat ............................................................... 3

1.6. Sistematika Penulisan ......................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................... 5

2.1. Penelitian Terdahulu ........................................... 5

2.2. Ruang Metrik ..................................................... 6

2.3. Himpunan Fuzzy ................................................. 19

BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................... 25

Page 16: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

xiv

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................... 27

4.1. Ruang Metrik Fuzzy Lengkap .............................. 27

4.2. Teorema Titik Tetap pada Ruang Metrik Fuzzy... 47

BAB 5 PENUTUP ............................................................ 59

5.1. Kesimpulan ......................................................... 59

5.2. Saran .................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 61

BIODATA PENULIS ....................................................... 65

Page 17: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Himpunan Fuzzy ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ ....................................... 20

Gambar 2.2 Fungsi Keanggotaan Segitiga ....................... 22

Gambar 2.3 Fungsi Keanggotaan Trapesium ................... 22

Gambar 2.4 Fungsi Keanggotaan Gauss ........................... 23

Gambar 2.5 Fungsi Keanggotaan Z-shape ....................... 23

Gambar 2.6 Fungsi Keanggotaan S-shape ........................ 23

Page 18: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

xvi

Page 19: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

xvii

DAFTAR SIMBOL

โ„ : Himpunan bilangan real

โˆ€ : Untuk setiap

โ„• : Himpunan bilangan natural

{๐‘ฅ๐‘›} : Barisan bilangan real

โˆƒ : Terdapat/ ada

โˆ‹ : Sedemikian hingga

๐œ– : Epsilon

| โˆ™ | : Nilai mutlak pada โ„/ modulus pada โ„‚

exp(โ€ฆ ) : Eksponensial

๐‘‘๐‘“ : Metrik fuzzy

๐‘‘๐‘“โˆ— : Metrik fuzzy yang di-induce dari metrik ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐œ‘ : phi

๐‘‡๐‘ฅ : Pemetaan linier T dengan variabel ๐‘ฅ

Page 20: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY
Page 21: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas latar belakang yang mendasari

penulisan Tugas Akhir. Lalu, didalamnya mencakup

permasalahan pada topik Tugas Akhir, yang selanjutnya

dirumuskan menjadi permasalahan serta diberikan batasan-

batasan untuk pembahasan pada Tugas Akhir ini

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan ilmu matematika pada era sekarang

ini, terjadi perkembangan yang fundamental pada bidang-bidang

matematika, salah satunya adalah teori himpunan.

Pada bidang ini, L. A. Zadeh memperkenalkan sebuah

konsep baru, yaitu himpunan fuzzy [6]. Dengan adanya konsep

baru ini mengakibatkan muncul konsep-konsep baru yang juga

melibatkan konsep di atas, seperti kalkulus fuzzy, aljabar fuzzy,

kontrol fuzzy dan lain sebagainya [7].

Selain yang disebutkan di atas, bidang analisis pun

mengalami perkembangan, khususnya pada metrik. Sudah banyak

kajian ruang metrik yang dilakukan, seperti Czerwick yang

memperkenalkan ruang b-metrik, dimana perbedaan dengan

ruang metrik adalah kodomain b-metrik yang berupa โ„+ dan

adanya konstanta ๐‘Ÿ [8], serta Huang dan Zhang yang membahas

tentang ruang metrik cone, yang mana kodomain metrik cone

berupa ๐ธ yang merupakan ruang Banach [9]. Lalu, Auda Nuril

membahas mengenai ruang b-metrik cone yang merupakan

perluasan dari ruang b-metrik dan ruang metrik cone [15].

Berbeda dengan peneliti sebelumnya, Kramosil dan Michalek

menggabungkan konsep ruang metrik dengan konsep himpunan

fuzzy sehingga muncul ruang baru yaitu ruang metrik fuzzy-KM

[10]. Lalu, oleh George dan Veeramani mengembangkan lagi

ruang metrik fuzzy-KM dengan mendefinisikan ulang dari ruang

Page 22: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

2

metrik fuzzy sebelumnya, sehingga muncul ruang yang sama

dengan nama yang berbeda yaitu ruang metrik fuzzy-GV [11].

Akibat hasil dari [10] dan [11], peneliti dari berbagai negara

mulai membahas ruang metrik fuzzy dari berbagai aspek. Kumam

dan Wutiphol membahas teorema titik tetap untuk pasangan

pemetaan kompatibel lemah pada ruang metrik fuzzy, baik dari

Kramosil dan Michalek maupun George dan Veeramani, dengan

menggunakan karakteristik baru [1]. Lalu, Turkoglu dkk.

membentuk titik tetap pada ruang metrik fuzzy lengkap [2].

Kemudian, Valentin dkk. mengkontruksi ruang metrik fuzzy tidak

lengkap milik George dan Veeramani yang memungkinkan

menjawab open question terkait kontinuitas parameter real t [5].

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian tugas akhir ini

dikaji konsep fuzzy pada bidang analisis fungsional, yaitu ruang

metrik fuzzy, khususnya pada teorema titik tetap.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, didapat rumusan masalah

pada tugas akhir ini, yaitu :

1. Bagaimana keterkaitan antara barisan konvergen,

barisan Cauchy dan kelengkapan pada ruang metrik

fuzzy?

2. Bagaimana bentuk titik tetap pada ruang metrik fuzzy?

1.3. Batasan Masalah

Contoh yang dipakai pada pemetaan kontraktif di ruang

metrik fuzzy adalah ๐‘‰ โŠ† โ„2

Page 23: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

3

1.4. Tujuan

Penelitian tugas akhir ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mendapatkan hubungan antara barisan konvergen,

barisan Cauchy dan kelengkapan pada ruang metrik

fuzzy.

2. Memperoleh bentuk titik tetap pada ruang metrik fuzzy.

1.5. Manfaat

Adapun manfaat Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan tambahan tentang ruang-

ruang metrik

2. Sebagai referensi atau bahan kajian tambahan

mahasiswa matematika ITS dalam ilmu matematika

analisis dan aplikasinya

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan disusun dalam lima bab, yaitu:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum dari penulisan

yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas landasan teori yang mendasari

penulisan Tugas Akhir. Di dalamnya mencakup

penetlitian terdahulu dan materi pendukung Tugas

Akhir ini, seperti ruang metrik, norm-t, himpunan fuzzy

dan ruang metrik fuzzy.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang digunakan

dalam penyelesaian masalah pada Tugas Akhir.

Page 24: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

4

Disamping itu, dijelaskan pula prosedur dan proses

pelaksanaan tiap-tiap langkah yang dilakukan dalam

menyelesaikan Tugas Akhir.

4. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan secara detail mengenai ruang

metrik fuzzy dan teorema titik tetap, lalu

mengembangkan teorema tersebut pada ruang metrik

fuzzy lengkap beserta contohnya.

5. BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan akhir yang diperoleh dari

analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya serta

saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Page 25: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan mengenai penelitian-penelitian

sebelumnya yang berkaitan dengan topik yang akan dikaji pada

tugas akhir ini meliputi konsep ruang metrik, konsep norm-t dan

himpunan fuzzy serta ruang metrik fuzzy.

2.1. PenelitianTerdahulu

Poom Kumam dan Wutiphol Sintunavarat memaparkan

bahwa jika dua fungsi f dan g pada suatu ruang metrik (๐‘‹, ๐‘‘)

memenuhi sifat CLRg (Common Limit in the Range of g), maka

fungsi f dan g memiliki titik tetap [1].

Lalu, Valentin Gregori, J.J. Minana dan Samuel Morillas

membahas suatu masalah yang ada pada bahasan mereka

sebelumnya dengan mengkonstruksi ruang metrik fuzzy lemah.

Namun, mereka memaparkan bahwa bahasan yang disampaikan

hanya untuk memperoleh ruang metrik fuzzy yang tidak kuat

dikarenakan banyak literatur memberikan hasil untuk ruang

metrik fuzzy yang kuat (non-Archimedean) [5].

Kemudian, Turkoglu, dkk. membahas teorema titik tetap

pada ruang metrik fuzzy lengkap dengan menambahkan self-

mappings pada bahasan mereka untuk menentukan titik tetap di

ruang metrik fuzzy tersebut [2].

Setelah membahas penelitian terdahulu, berikut dibahas

tentang bahasan utama pada Tugas Akhir ini, yaitu ruang metrik

dan himpunan fuzzy.

Page 26: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

6

2.2. Ruang Metrik

Pada subbab ini, dijelaskan mengenai definisi dan sifat-sifat

dasar ruang metrik yang merupakan dasar dari pengembangan

ruang metrik fuzzy.

Definisi 2.2.1 [4]

Diberikan sebuah himpunan tak kosong ๐‘‰ dan didefinisikan

sebuah fungsi bernilai real ๐‘‘: ๐‘‰ ร— ๐‘‰ โ†’ โ„. Fungsi ๐‘‘ dikatakan

metrik jika โˆ€๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ง โˆˆ ๐‘‰ memenuhi

M1. ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) โ‰ฅ 0

M2. ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 0 โŸบ ๐‘ฅ = ๐‘ฆ

M3. ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = ๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ฅ)

M4. ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) โ‰ค ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง) + ๐‘‘(๐‘ง, ๐‘ฆ)

Jika ๐‘‘ metrik di ๐‘‰, maka pasangan (๐‘‰, ๐‘‘) disebut ruang

metrik.

Contoh 2.2.1a

Diberikan ๐‘‰ = โ„ dan didefinisikan suatu fungsi ๐‘‘: โ„ ร— โ„ โ†’

โ„ dengan ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ| โˆ€๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ โ„. Berdasarkan Definisi

2.2.1, (โ„, ๐‘‘) merupakan ruang metrik dengan ๐‘‘ metrik di โ„

Penyelesaian:

Ambil sebarang ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ โ„, akan ditunjukkan ๐‘‘ adalah metrik

pada โ„

M1. ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) โ‰ฅ 0

Dari definisi

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ|

Page 27: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

7

โˆ€๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ โ„. Karena nilai mutlak selalu bernilai tak

negatif, berakibat ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ| โ‰ฅ 0

M2. ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 0 โ‡” ๐‘ฅ = ๐‘ฆ

(โ‡’ )

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 0

|๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ| = 0

๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ = 0

๐‘ฅ = ๐‘ฆ

(โ‡)

๐‘ฅ = ๐‘ฆ

๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ = 0

|๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ| = |0|

|๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ| = 0

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 0

M3. ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = ๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ฅ)

Diketahui,

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ|

Dapat ditulis

|๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ| = |(โˆ’1)(๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ฅ)|

= |โˆ’1||๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ฅ|

Karena fungsi mutlak selalu non negatif dan |โˆ’1| =

|1| = 1 berakibat

|โˆ’1||๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ฅ| = |๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ฅ|

sehingga

Page 28: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

8

|๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ| = |๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ฅ|

M4. ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) โ‰ค ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง) + ๐‘‘(๐‘ง, ๐‘ฆ)

Dengan pertidaksamaan segitiga, ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) dapat

dituliskan dengan

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ|

= |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ง + ๐‘ง โˆ’ ๐‘ฆ|

โ‰ค |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ง| + |๐‘ง โˆ’ ๐‘ฆ|

= ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง) + ๐‘‘(๐‘ง, ๐‘ฆ)

Karena telah dipenuhi dari ๐‘€1 โˆ’ ๐‘€4, berakibat ๐‘‘

merupakan metrik pada โ„ dan (โ„, ๐‘‘) merupakan ruang metrik.

Contoh 2.2.1b [4]

Diberikan ๐‘‰ = โ„2 dan didefinisikan suatu fungsi metrik

๐‘‘: โ„2 ร— โ„2 โ†’ โ„ dengan

๐‘‘(๐’™, ๐’š) = โˆš(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 + (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2

dengan ๐’™ = (๐‘ฅ1, ๐‘ฅ2) โˆˆ โ„2 dan ๐’š = (๐‘ฆ1, ๐‘ฆ2) โˆˆ โ„2. Metrik ini

disebut metrik Euclid pada โ„2 dan ruang metrik (โ„2, ๐‘‘) disebut

ruang metrik Euclid dimensi 2.

Penyelesaian:

Ambil sebarang ๐’™, ๐’š, ๐’› โˆˆ โ„2 dengan ๐’™ = (๐‘ฅ1, ๐‘ฅ2), ๐’š =

(๐‘ฆ1, ๐‘ฆ2) dan ๐’› = (๐‘ง1, ๐‘ง2) serta ๐‘ฅ1, ๐‘ฅ2, ๐‘ฆ1, ๐‘ฆ2, ๐‘ง1, ๐‘ง2 โˆˆ โ„, akan

ditunjukkan ๐‘‘ adalah metrik pada โ„2

M1. ๐‘‘(๐’™, ๐’š) โ‰ฅ 0

Diketahui,

(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 โ‰ฅ 0

Page 29: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

9

dan

(๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 โ‰ฅ 0

sehingga

(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 + (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 โ‰ฅ 0

โˆš(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 + (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 โ‰ฅ 0

๐‘‘(๐’™, ๐’š) โ‰ฅ 0

M2. ๐‘‘(๐’™, ๐’š) = 0 โ‡” ๐’™ = ๐’š

(โ‡’)

๐‘‘(๐’™, ๐’š) = 0

โˆš(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 + (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 = 0

(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 + (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 = 0

Karena (๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 โ‰ฅ 0 dan (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 โ‰ฅ 0, berakibat

persamaan di atas dipenuhi jika

(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 = 0

dan

(๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 = 0

sehingga

๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1 = 0

๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2 = 0

atau

๐‘ฅ1 = ๐‘ฆ1

๐‘ฅ2 = ๐‘ฆ2

Page 30: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

10

Karena ๐‘ฅ๐‘– = ๐‘ฆ๐‘– , ๐‘– = {1, 2} dan ๐‘ฅ๐‘– , ๐‘ฆ๐‘– โˆˆ โ„2, bisa

disimpulkan

๐’™ = ๐’š

(โ‡)

๐’™ = ๐’š

Akibat dari persamaan di atas dengan ๐’™ = {๐‘ฅ1, ๐‘ฅ2} dan

๐’š = {๐‘ฆ1, ๐‘ฆ2}, didapat

๐‘ฅ1 = ๐‘ฆ1

dan

๐‘ฅ2 = ๐‘ฆ2

sehingga

๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1 = 0

๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2 = 0

Lalu,

(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 = 0

(๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 = 0

Dengan menambahkan ruas kiri, didapat

(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 + (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 = 0

โˆš(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 + (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 = 0

๐‘‘(๐’™, ๐’š) = 0

M3. ๐‘‘(๐’™, ๐’š) = ๐‘‘(๐’š, ๐’™)

Diketahui bahwa

(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 = (๐‘ฆ1 โˆ’ ๐‘ฅ1)2

Page 31: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

11

dan

(๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 = (๐‘ฆ2 โˆ’ ๐‘ฅ2)2

sehingga

(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)2 + (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)2 = (๐‘ฆ1 โˆ’ ๐‘ฅ1)2 + (๐‘ฆ2 โˆ’ ๐‘ฅ2)2

โˆš(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)

2+ (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ

2)

2= โˆš(๐‘ฆ

1โˆ’ ๐‘ฅ1)

2+ (๐‘ฆ

2โˆ’ ๐‘ฅ2)

2

๐‘‘(๐’™, ๐’š) = ๐‘‘(๐’š, ๐’™)

M4. ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) โ‰ค ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง) + ๐‘‘(๐‘ง, ๐‘ฆ)

Ambil ๐’› = (๐‘ง1, ๐‘ง2) โˆˆ โ„2. Dengan meninjau ๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ง โˆˆ

โ„2 sebagai bilangan kompleks dimana ๐‘ฅ = ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2๐‘–,

๐‘ฆ = ๐‘ฆ1 + ๐‘ฆ2๐‘– dan ๐‘ง = ๐‘ง1 + ๐‘ง2๐‘–, modulus dari selisih

dua bilangan kompleks, misalkan ๐‘ฅ dengan ๐‘ฆ, adalah

|๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ| = |(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1) + (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ2)๐‘–|

= โˆš(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)

2+ (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ

2)

2

Dapat dilihat bahwa nilai modulus ๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ sama dengan

definisi metrik pada โ„2 untuk sebarang ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ โ„2.

Karena โ„‚ merupakan ruang metrik dibawah metrik

๐‘‘โ„‚(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ|, berakibat untuk sebarang ๐‘ฅ =

(๐‘ฅ1, ๐‘ฅ2), ๐‘ฆ = (๐‘ฆ1, ๐‘ฆ2) dan ๐‘ง = (๐‘ง1, ๐‘ง2) berlaku

|๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ| = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ง + ๐‘ง โˆ’ ๐‘ฆ|

โ‰ค |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ง| + |๐‘ง โˆ’ ๐‘ฆ|

Page 32: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

12

โˆš(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฆ1)

2+ (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฆ

2)

2

โ‰ค โˆš(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ง1)2 + (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ง2)2

+ โˆš(๐‘ง1 โˆ’ ๐‘ฆ1)

2+ (๐‘ง2 โˆ’ ๐‘ฆ

2)

2

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) โ‰ค ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง) + ๐‘‘(๐‘ง, ๐‘ฆ)

Karena memenuhi ๐‘€1 โˆ’ ๐‘€4, berakibat ๐‘‘ merupakan

metrik pada โ„2 dan (โ„2, ๐‘‘) adalah ruang metrik.

Selanjutnya, diberikan definisi mengenai kekonvergenan

barisan dan barisan Cauchy pada ruang metrik

Definisi 2.2.2 [4]

Suatu barisan {๐‘ฅ๐‘›} dalam suatu ruang metrik (๐‘‰, ๐‘‘) dikatakan

konvergen ke ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‰, dinotasikan ๐‘ฅ๐‘› โ†’ ๐‘ฅ untuk ๐‘› โ†’ โˆž atau

lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘ฅ๐‘› = ๐‘ฅ, jika barisan bilangan real tak negatif ๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ) โ†’ 0

untuk ๐‘› โ†’ โˆž, atau dengan kalimat lain โˆ€๐œ– > 0, โˆƒ๐‘๐œ– โˆˆ โ„•

sehingga ๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ) < ๐œ– untuk ๐‘› โ‰ฅ ๐‘๐œ–

Contoh 2.2.2 [13]

Diberikan ๐‘‰ = โ„ dan fungsi ๐‘‘: โ„ ร— โ„ โ†’ โ„ dengan ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) =

|๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ|. Barisan {๐‘ฅ๐‘›} = {๐‘›

๐‘›+1}

๐‘›=1

โˆž dengan ๐‘› โˆˆ โ„• pada ruang

metrik (โ„, ๐‘‘) konvergen ke ๐‘ฅ = 1 โˆˆ โ„.

Penyelesaian:

Page 33: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

13

Ambil sebarang ๐œ– > 0, akan ditunjukkan {๐‘ฅ๐‘›} = {๐‘›

๐‘›+1}

๐‘›=1

โˆž

konvergen di โ„

Karena ๐œ– > 0 berakibat 1

๐œ–> 0. Menurut [13], ada ๐‘๐œ– โˆˆ โ„•

sehingga 1

๐œ–< ๐‘๐œ– yang berakibat

1

๐‘๐œ–< ๐œ–. Jika ๐‘› โ‰ฅ ๐‘๐œ–, maka

dengan meninjau {๐‘ฅ๐‘›} = {๐‘›

๐‘›+1}

๐‘›=1

โˆž pada โ„ didapat

|๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ| = |๐‘›

๐‘› + 1โˆ’ 1|

= |1

๐‘› + 1| =

1

๐‘› + 1

โ‰ค1

๐‘›

Untuk ๐‘› โ‰ฅ ๐‘๐œ– , berlaku 1

๐‘›โ‰ค

1

๐‘๐œ–< ๐œ–, sehingga didapat

|๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ| โ‰ค1

๐‘›

โ‰ค1

๐‘๐œ–< ๐œ–

Jadi, terbukti {๐‘ฅ๐‘›} = {๐‘›

๐‘›+1}

๐‘›=1

โˆž konvergen di โ„

Sebelum mendefinisikan ruang metrik lengkap, diuraikan

definisi terlebih dahulu tentang barisan Cauchy yang berkaitan

dengan ruang metrik lengkap.

Definisi 2.2.3 [3]

Barisan {๐‘ฅ๐‘›} pada ruang metrik (๐‘‰, ๐‘‘) dikatakan barisan

Cauchy jika โˆ€๐œ– > 0, โˆƒ๐พ๐œ– โˆˆ โ„• sehingga ๐‘‘(๐‘ฅ๐‘š, ๐‘ฅ๐‘›) < ๐œ– โˆ€๐‘š, ๐‘› โ‰ฅ

๐พ๐œ€.

Page 34: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

14

Contoh 2.2.3 [13]

Diberikan ๐‘‰ = โ„ dan fungsi ๐‘‘: โ„ ร— โ„ โ†’ โ„ dengan

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ|. Barisan {๐‘ฅ๐‘›} = {1

1!+

1

2!+ โ‹ฏ +

1

๐‘›!} di ruang

metrik (โ„, ๐‘‘) merupakan barisan Cauchy.

Penylesaian:

Ambil sebarang ๐œ– > 0, akan ditunjukkan {๐‘ฅ๐‘›} =

{1

1!+

1

2!+ โ‹ฏ +

1

๐‘›!} barisan Cauchy di โ„

Untuk ๐‘š, ๐‘› โˆˆ โ„• dengan ๐‘› > ๐‘š dan pertidaksamaan segitiga,

didapat

|๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘š| = |(1

1!+

1

2!+ โ‹ฏ +

1

๐‘š!+ โ‹ฏ +

1

๐‘›! )

โˆ’ (1

1!+

1

2!+ โ‹ฏ +

1

๐‘š! )|

= |1

(๐‘š + 1)!+

1

(๐‘š + 2)!+ โ‹ฏ +

1

๐‘›!|

โ‰ค |1

(๐‘š + 1)!| + |

1

(๐‘š + 2)!| + โ‹ฏ + |

1

n!|

=1

(๐‘š + 1)!+

1

(๐‘š + 2)!+ โ‹ฏ +

1

๐‘›!

Karena โˆ€๐‘› โˆˆ โ„• โˆ’ {1} berlaku 2๐‘› โ‰ค ๐‘›! sehingga 1

๐‘›!โ‰ค

1

2๐‘›. Akibat pertidaksamaan ini didapat

|๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘š| โ‰ค1

(๐‘š + 1)!+

1

(๐‘š + 2)!+ โ‹ฏ +

1

๐‘›!

โ‰ค1

2๐‘š+1+

1

2๐‘š+2+ โ‹ฏ +

1

2๐‘›

Page 35: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

15

=1

2โˆ™ (

1

2๐‘š+

1

2๐‘š+1+ โ‹ฏ +

1

2๐‘›โˆ’1)

=1

2โˆ™

1

2๐‘š

1 โˆ’1

2

=1

2๐‘š< ๐œ–

Untuk ๐‘›, ๐‘š โ‰ฅ ๐พ๐œ–, berlaku

2๐‘š โ‰ฅ 2๐พ๐œ–

1

2๐‘šโ‰ค

1

2๐พ๐œ–

Hal tersebut dijamin pada [13] bahwa terdapat ๐พ๐œ– โˆˆ โ„•

sehingga ๐พ๐œ– > log21

๐œ– dengan log2

1

๐œ–โˆˆ โ„.

Jadi, terbukti {๐‘ฅ๐‘›} = {1

1!+

1

2!+ โ‹ฏ +

1

๐‘›!} barisan Cauchy

di โ„.

Dari Definisi 2.2.2 dan 2.2.3, diperoleh teorema di bawah ini

Teorema 2.2.4 [4]

Diberikan suatu ruang metrik (๐‘‰, ๐‘‘). Jika {๐‘ฅ๐‘›} suatu barisan

konvergen di ๐‘‰, maka {๐‘ฅ๐‘›} adalah barisan Cauchy. Pada

umumnya, tidak berlaku sebaliknya.

Dari Teorema 2.2.4, diberikan dua contoh sebagai berikut

Page 36: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

16

Contoh 2.2.4a

Diberikan ๐‘‰ = โ„ dan fungsi ๐‘‘: โ„ ร— โ„ โ†’ โ„ dengan

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ|. Barisan {๐‘ฅ๐‘›} = {1

2๐‘›}

๐‘›=1

โˆž pada ruang metrik

(โ„, ๐‘‘) konvergen di โ„ yang mengakibatkan {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy.

Penylesaian:

Ambil sebarang ๐œ– > 0, akan ditunjukkan {๐‘ฅ๐‘›} = {1

2๐‘›}

๐‘›=1

โˆž

konvergen di โ„ yang mengakibatkan {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy

Diketahui lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘ฅ๐‘› = lim๐‘›โ†’โˆž

1

2๐‘›= 0. Menurut [13], ada ๐พ๐œ– โˆˆ โ„•

sehingga jika ๐‘› โ‰ฅ ๐พ๐œ– maka

|๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ| = |1

2๐‘›โˆ’ 0|

= |1

2๐‘›|

โ‰ค |1

2๐พ๐œ–|

<๐œ–

2

Karena menurut Teorema 2.2.4 {๐‘ฅ๐‘›} = {1

2๐‘›}

๐‘›=1

โˆž

konvergen di 0 โˆˆ โ„, berakibat {๐‘ฅ๐‘›} merupakan barisan

Cauchy

Contoh 2.2.4b [4]

Diberikan ๐‘‰ = (0,1] dan fungsi ๐‘‘: (0,1] ร— (0,1] โ†’ โ„

dengan ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ|. Barisan {๐‘ฅ๐‘›} = {1

๐‘›+1}

๐‘›=1

โˆž pada ruang

Page 37: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

17

metrik ((0,1], ๐‘‘) merupakan barisan Cauchy namun tidak

konvergen di (0,1]

Penyelesaian:

Analog dengan Contoh 2.2.4a bahwa {๐‘ฅ๐‘›} = {1

๐‘›+1}

๐‘›=1

โˆž

merupakan barisan Cauchy.

Namun, perhatikan bahwa 1

๐‘›+1โ†’ 0 untuk ๐‘› โ†’ โˆž dan 0 โˆ‰

(0, 1] sehingga {๐‘ฅ๐‘›} tidak konvergen pada (0,1].

Jadi, terbukti {๐‘ฅ๐‘›} = {1

๐‘›+1}

๐‘›=1

โˆž

merupakan barisan

Cauchy pada (0,1] namun tidak konvergen di (0, 1]

Setelah menjelaskan kekonvergenan barisan dan barisan

Cauchy, berikut dijelaskan mengenai kelengkapan pada ruang

metrik pada [3].

Definisi 2.2.5

Diberikan suatu ruang metrik (๐‘‰, ๐‘‘) dengan barisan {๐‘ฅ๐‘›}

pada (๐‘‰, ๐‘‘). Ruang metrik (๐‘‰, ๐‘‘) dikatakan lengkap jika setiap

barisan Cauchy {๐‘ฅ๐‘›} konvergen di ๐‘‰.

Contoh 2.2.5

Diberikan ๐‘‰ = โ„ dan fungsi ๐‘‘: โ„ ร— โ„ โ†’ โ„ dengan

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ|. Pasangan (โ„, ๐‘‘) merupakan ruang metrik

lengkap.

Penyelesaian:

Ambil sebarang ๐œ– > 0, akan ditunjukkan barisan Cauchy di

(โ„. ๐‘‘) konvergen di โ„

Page 38: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

18

Karena {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy, menurut [13] berakibat {๐‘ฅ๐‘›}

terbatas di โ„. Karena {๐‘ฅ๐‘›} terbatas di โ„, menurut [13] berakibat

{๐‘ฅ๐‘›} punya subbarisan, katakan {๐‘ฅ๐‘›๐‘˜} dan x adalah limit dari

{๐‘ฅ๐‘›๐‘˜}. Jika {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy, maka โˆƒ๐พ๐œ–

2โˆˆ โ„• sehingga untuk

๐‘›, ๐‘š โ‰ฅ ๐พ๐œ–

2 berakibat |๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘š| <

๐œ–

2. Karena {๐‘ฅ๐‘›๐‘˜

} โ†’ ๐‘ฅ, berakibat

๐‘›๐‘˜ โ‰ฅ ๐พ๐œ–

2 sehingga |๐‘ฅ๐‘›๐‘˜

โˆ’ ๐‘ฅ| <๐œ–

2. Untuk ๐‘› > ๐‘›๐‘˜,

|๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ| = |๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘›๐‘˜+ ๐‘ฅ๐‘›๐‘˜

โˆ’ ๐‘ฅ|

โ‰ค |๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘›๐‘˜| + |๐‘ฅ๐‘›๐‘˜

โˆ’ ๐‘ฅ|

<๐œ–

2+

๐œ–

2

= ๐œ–

sehingga {๐‘ฅ๐‘›} konvergen. Jadi, terbukti setiap barisan

Cauchy di โ„ konvergen sehingga (โ„, ๐‘‘) lengkap

Selanjutnya, diberikan definisi penting mengenai pemetaan

kontraktif pada ruang metrik pada [3].

Definisi 2.2.6

Diberikan suatu ruang metrik (๐‘‰, ๐‘‘). Pemetaan ๐‘‡: ๐‘‰ โ†’ ๐‘‰

disebut pemetaan kontraktif jika terdapat ๐‘˜ โˆˆ โ„ dengan 0 < ๐‘˜ <

1 sedemikian hingga

๐‘‘(๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฆ) โ‰ค ๐‘˜๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

Lalu, setelah membahas tentang ruang metrik, dari definisi

ruang metrik hingga kelengkapannya serta pemetaan kontraktif,

berikut dipaparkan mengenai himpunan fuzzy.

Page 39: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

19

2.3. Himpunan Fuzzy

Diberikan himpunan semesta ๐‘‹. Didefinisikan ๐ด โŠ‚ ๐‘‹

sebagai fuzzy subset, ditulis ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ, adalah himpunan pasangan ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹

beserta derajat keanggotaannya, yaitu ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ = {(๐‘ฅ, ๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ(๐‘ฅ)); ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹}

dengan ๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ: ๐‘‹ โ†’ [0, 1] sebagai fungsi keanggotaan dari ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ

(membership function) [6].

Contoh 2.3.1 [7]

Diberikan ๐‘‹ = {1, 2, โ€ฆ , 9, 10} menyatakan himpunan rumah

dengan banyak tempat tidur dan ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ adalah himpunan rumah

dengan tingkat kenyamanan dari keluarga empat orang (untuk

kasus ini, ๐ด merupakan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan

dua anak yang sudah dewasa). Dari hal ini dapat dituliskan ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ =

{(1, 0.2), (2, 0.5), (3, 0.8), (4, 1), (5, 0.7), (6, 0.3)}.

Contoh 2.3.2

Dari Contoh 2.3.1, bisa dibuat suatu himpunan fuzzy yang

lain dari domain ๐‘‹ yang sama. Misalkan ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ didefinisikan sama

seperti ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ pada Contoh 2.3.1, namun B merupakan keluarga yang

terdiri dari ayah, ibu, 1 anak yang sudah remaja dan 1 anak yang

masih balita. Himpunan fuzzy yang baru bisa dituliskan dengan

๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ = {(2, 0.7), (3, 1), (4, 0.6), (5, 0.3)}.

Dari Contoh 2.3.1 dan 2.3.2, dapat dilihat bahwa nilai dari

๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ(๐‘ฅ) dan ๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ(๐‘ฅ) berbeda meskipun nilai ๐‘ฅ yang diambil sama.

Hal ini disebabkan oleh expert yang memberikan membership

function pada masing-masing anggota himpunan ๐‘‹ memiliki

tingkat kepercayaan yang berbeda, atau dengan kata lain ๐œ‡(๐‘ฅ)

bersifat subjektif.

Page 40: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

20

Berikut diberikan contoh lain terkait himpunan fuzzy pada

[7].

Contoh 2.3.3

Diberikan ๐‘‹ = โ„ dan ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ adalah himpunan bilangan real yang

dekat dengan 10 dimana

๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ = {(๐‘ฅ, ๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ(๐‘ฅ))| ๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ(๐‘ฅ) = (1 + (๐‘ฅ โˆ’ 10)2)โˆ’1, ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹}

Berbeda dengan Contoh 2.3.1 dan 2.3.2, untuk penyajian

himpunan fuzzy ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ biasanya diberikan gambar seperti berikut

Hal ini dikarenakan โ„ yang bersifat uncountable sehingga

tidak bisa disajikan seperti pada Contoh 2.3.1 dan 2.3.2

Setelah menjelaskan tentang himpunan fuzzy, berikut

dijelaskan mengenai support dan ๐›ผ-level dari suatu himpunan

fuzzy pada [7]

Gambar 2.1 Himpunan Fuzzy ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ

Page 41: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

21

Definisi 2.3.4

Support dari suatu himpunan fuzzy ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ, ๐‘†(๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ) adalah

himpunan dari semua ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹ dimana ๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ(๐‘ฅ) > 0 atau bisa

dituliskan dengan

๐‘†(๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ) = {๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹ | ๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ(๐‘ฅ) > 0}

Contoh 2.3.4

Dari Contoh 2.3.1 hingga 2.3.3, ๐‘†(๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ) = {1, 2, 3, 4, 5, 6}

sebab untuk {7, 8, 9, 10} pada Contoh 2.3.1, ๐œ‡๐ด(๐‘ฅ) = 0. Lalu,

๐‘†(๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ) = {2, 3, 4, 5} sebab untuk ๐‘‹ โˆ’ ๐‘†(๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ) pada Contoh 2.3.2,

๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ(๐‘ฅ) = 0. Untuk Contoh 2.3.3, ๐‘†(๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ) = ๐‘‹ sebab ๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ(๐‘ฅ) =

(1 + (๐‘ฅ โˆ’ 10)2)โˆ’1 > 0 meskipun secara kasat mata pada

Gambar 2.1 ada suatu selang yang bernilai 0

Selanjutnya, dijelaskan mengenai ๐›ผ-level dari suatu

himpunan fuzzy pada [7]

Definisi 2.3.5

Himpunan ๐›ผ-level atau ๐›ผ-cut, ๐ด๐›ผ merupakan suatu

himpunan fuzzy ๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ dimana anggotanya ditentukan oleh suatu

derajat ๐›ผ, atau bisa dituliskan dengan

๐ด๐›ผ = {๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹| ๐œ‡๏ฟฝฬŒ๏ฟฝ(๐‘ฅ) โ‰ฅ ๐›ผ}

Contoh 2.3.5

Dari Contoh 2.3.1 hingga 2.3.3, dengan mengambil ๐›ผ = 0.5

didapat

๐ด0.5 = {2, 3, 4, 5}

๐ต0.5 = {2, 3, 4}

๐ถ0.5 = {9 โ‰ค ๐‘ฅ โ‰ค 11, ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹}

Page 42: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

22

Dari Contoh 2.3.3. hingga 2.3.5, berikut diberikan mengenai

jenis-jenis dari membership function yang sering digunakan

dalam aplikasi himpunan fuzzy, yaitu

1. Triangle Membership Function

2. Trapezoidal Membership Function

Gambar 2.2 Fungsi Keanggotaan Segitiga

Gambar 2.3 Fungsi Keanggotaan Trapesium

Page 43: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

23

3. Gaussian Membership Function

4. Z-shape Membership Function

5. S-shape Membership Function

Gambar 2.4 Fungsi Keanggotaan Gauss

Gambar 2.5 Fungsi Keanggotaan Z-shape

Gambar 2.6 Fungsi Keanggotaan S-shape

Page 44: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY
Page 45: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

25

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah yang

digunakan dalam penyelesaian masalah Tugas Akhir. Selain itu,

dijelaskan prosedur dan proses tiap-tiap langkah yang dilakukan

dalam penyelesaian Tugas Akhir.

Adapun tahapan penelitian Tugas Akhir ini dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Di tahap ini dilakukan studi referensi tentang

ruang metrik, norm-t dan ruang metrik fuzzy serta sifat

kelengkapan, kekonvergenan dan Cauchy pada ruang

tersebut. Referensi yang akan dicari adalah berasal dari

jurnal - jurnal ataupun buku โ€“ buku literatur yang sesuai

topik tugas akhir ini.

b. Mempelajari Konsep Ruang Metrik Fuzzy Lengkap

Untuk tahap ini dilakukan pemahaman inti dari

ruang metrik dan norm-t.Setelah itu, pemahaman pada

ruang metrik fuzzy dan konsep konvergensi barisan

serta barisan Cauchy yang berlaku pada ruang metrik

tersebut.Kemudian, memahami bentuk kelengkapan

ruang metrik tersebut beserta lemma-lemma dan

teorema-teorema yang mendasari konsep tersebut..

c. Mengkaji Teorema Titik Tetap

Tahap ini adalah inti dari pengerjaan tugas akhir,

yaitu setelah memahami ruang metrik fuzzy lengkap

dan mendapatkan bentuk titik tetap dalam ruang metrik

fuzzy, akan diselidiki bagaimana teorema tersebut dapat

berlaku. Sehingga dari langkah ini akan diperoleh titik

tetap dalam ruang metrik fuzzy lengkap.

Page 46: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

26

d. Mengembangkan Teorema Titik Tetap pada Ruang

Metrik Fuzzy Lengkap dengan Contoh

Di tahap ini, akan dikembangkan dalam ruang

metrik fuzzy lengkap khususnya pada โ„ dari beberapa

penelitian sebelumnya.

e. Penarikan Kesimpulan dan Pemberian Saran

Pada Tahap ini akan diambil kesimpulan

berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahap

sebelumnya, kemudian akan diberikan saran untuk

penelitian selanjutnya.

f. Pembukuan Tugas Akhir

Di tahap akhir ini, dilakukan penyusunan laporan

berdasarkan hasil analisis

Page 47: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

27

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan secara detail mengenai hal-hal yang

terkait dengan ruang metrik fuzzy, mulai dari norm-t kontinu,

definisi ruang metrik tersebut, konvergensi barisan, barisan

Cauchy dan kelengkapannya, lalu teorema titik tetap yang berlaku

pada ruang metrik tersebut dan contoh yang terkait.

4.1. Ruang Metrik Fuzzy Lengkap

Sebelum membahas ruang metrik fuzzy, dijelaskan terlebih

dahulu mengenai definisi dari norm-t kontinu beserta contohnya

pada [1].

Definisi 4.1.1

Diberikan operasi biner โˆ—: [0,1] ร— [0,1] โ†’ [0,1]. Operator โˆ—

disebut norm-t kontinu jika โˆ€๐‘Ž, ๐‘, ๐‘, ๐‘‘ โˆˆ [0,1] memenuhi

Nt1. ๐‘Ž โˆ— ๐‘ = ๐‘ โˆ— ๐‘Ž (komutatif)

Nt2. (๐‘Ž โˆ— ๐‘) โˆ— ๐‘ = ๐‘Ž โˆ— (๐‘ โˆ— ๐‘) (asosiatif)

Nt3. ๐‘Ž โˆ— 1 = ๐‘Ž (elemen identitas)

Nt4. Jika ๐‘Ž โ‰ค ๐‘ dan ๐‘ โ‰ค ๐‘‘, maka memenuhi ๐‘Ž โˆ— ๐‘ โ‰ค ๐‘ โˆ— ๐‘‘

(keterurutan)

Setelah mendefinisikan norm-t kontinu, diberikan contoh

yang memenuhi Definisi 4.1.1 dari [1]

Contoh 4.1.1

Diberikan โˆ—โˆถ [0,1] ร— [0,1] โ†’ [0,1] dengan ๐‘Ž โˆ— ๐‘ = ๐‘Ž๐‘.

Berdasarkan Definisi 4.1.1, operator โˆ— dengan ๐‘Ž โˆ— ๐‘ = ๐‘Ž๐‘

merupakan norm-t kontinu.

Page 48: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

28

Penyelesaian:

Ambil sebarang ๐‘Ž, ๐‘, ๐‘, ๐‘‘ โˆˆ [0,1]. Akan dibuktikan bahwa

Contoh 4.1.1 memenuhi Definisi 4.1.1 sehingga operator โˆ— adalah

norm-t kontinu

Nt1. Komutatif

๐‘Ž โˆ— ๐‘ = ๐‘Ž๐‘ = ๐‘๐‘Ž = ๐‘ โˆ— ๐‘Ž

Nt2. Asosiatif

(๐‘Ž โˆ— ๐‘) โˆ— ๐‘ = ๐‘Ž๐‘ โˆ— ๐‘

= (๐‘Ž๐‘)๐‘

= a(bc)

= ๐‘Ž โˆ— ๐‘๐‘

= ๐‘Ž โˆ— (๐‘ โˆ— ๐‘)

Nt3. Elemen Identitas

๐‘Ž โˆ— 1 = ๐‘Ž. 1

= ๐‘Ž

= 1. ๐‘Ž

= 1 โˆ— ๐‘Ž

Nt4. Keterurutan

๐‘Ž โ‰ค ๐‘ โ‡’ ๐‘Ž๐‘ โ‰ค ๐‘๐‘ โ€ฆ (1)

๐‘ โ‰ค ๐‘‘ โ‡’ ๐‘๐‘ โ‰ค ๐‘‘๐‘ โ€ฆ (2)

Dari (1) dan (2) didapat

๐‘Ž๐‘ โ‰ค ๐‘๐‘ โ‰ค ๐‘๐‘‘

๐‘Ž๐‘ โ‰ค ๐‘๐‘‘

Karena memenuhi ๐‘๐‘ก1 โˆ’ ๐‘๐‘ก4, berakibat operator โˆ—

dengan ๐‘Ž โˆ— ๐‘ = ๐‘Ž๐‘ merupakan norm-t kontinu.

Page 49: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

29

Pada [1], norm-t pada Contoh 4.1.1 bisa disebut product

t-norm.

Setelah menjelaskan mengenai norm-t kontinu dan

contohnya, berikut dibahas mengenai ruang metrik fuzzy beserta

barisan konvergen, barisan Cauchy dan kelengkapannya.

Definisi 4.1.2 [2]

Diberikan 3-tuple (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—) dengan ๐‘‰ himpunan tak kosong,

๐‘‘๐‘“ himpunan fuzzy dengan ๐‘€ โŠ† ๐‘‰2 ร— (0, โˆž) dan ๐‘‘๐‘“: ๐‘€ โ†’ [0,1]

serta โˆ— norm-t kontinu. (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—) disebut ruang metrik fuzzy jika

โˆ€๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ง โˆˆ ๐‘‰ dan ๐‘ก, ๐‘  > 0 dipenuhi

MF1. ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) > 0

MF2. ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = 1 โ‡” ๐‘ฅ = ๐‘ฆ

MF3. ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ฅ, ๐‘ก)

MF4. ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) โˆ— ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

MF5. ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ,โˆ™): (0, โˆž) โ†’ [0,1] kontinu

Setelah mendefinisikan ruang metrik fuzzy, diberikan contoh

yang memenuhi Definisi 4.1.2

Contoh 4.1.2a

Diberikan ๐‘‰ = โ„• dan โˆ— norm-t kontinu dengan ๐‘Ž โˆ— ๐‘ = ๐‘Ž๐‘.

Didefinisikan

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = {

๐‘ฅ

๐‘ฆ, ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ

๐‘ฆ

๐‘ฅ, ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ฅ

๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘‰, ๐‘ก > 0. (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—) merupakan ruang metrik fuzzy

Page 50: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

30

Penyelesaian:

Ambil sebarang ๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ง โˆˆ ๐‘‰. Akan ditunjukkan bahwa Contoh

4.1.2a merupakan ruang metrik fuzzy

MF1. ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) > 0

โˆ€๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ โ„• dan ๐‘ก > 0, untuk ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ dengan ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) =๐‘ฅ

๐‘ฆ didapat ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) > 0, sebab sebarang ๐‘ฆ > 0,

1

๐‘ฆ> 0

dan dengan ๐‘ฅ โˆˆ โ„• dijamin ๐‘ฅ

๐‘ฆ> 0 atau ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) > 0.

Berlaku pula untuk ๐‘ฆ โ‰ฅ ๐‘ฅ dengan ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) =๐‘ฆ

๐‘ฅ

didapat ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) > 0 sebab sebarang ๐‘ฅ > 0, 1

๐‘ฅ> 0

dan dengan ๐‘ฆ โˆˆ โ„• dijamin ๐‘ฆ

๐‘ฅ> 0 atau ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) > 0.

MF2. ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = 1 โ‡” ๐‘ฅ = ๐‘ฆ

(โ‡’)

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = 1

dimana ๐‘ฅ

๐‘ฆ= 1, ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ

dan ๐‘ฆ

๐‘ฅ= 1, ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ฅ

atau

๐‘ฅ = ๐‘ฆ, ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ

dan

๐‘ฆ = ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ฅ

Page 51: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

31

sehingga bisa disimpulkan dengan

๐‘ฅ = ๐‘ฆ

(โ‡)

๐‘ฅ = ๐‘ฆ

Akibat dari persamaan di atas, diperoleh dua kondisi,

yaitu untuk ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ, ๐‘ฅ

๐‘ฆ=

๐‘ฆ

๐‘ฆ

= 1

dan untuk ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ฅ, ๐‘ฆ

๐‘ฅ=

๐‘ฆ

๐‘ฆ

= 1

sehingga ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = 1

MF3. ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ฅ, ๐‘ก)

Diberikan

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = {

๐‘ฅ

๐‘ฆ, ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ

๐‘ฆ

๐‘ฅ, ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ฅ

dan

๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ฅ, ๐‘ก) = {

๐‘ฆ

๐‘ฅ, ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ฅ

๐‘ฅ

๐‘ฆ, ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ

Page 52: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

32

sehingga

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ฅ, ๐‘ก)

MF4. ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก) โˆ— ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

Diberikan

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = {

๐‘ฅ

๐‘ฆ, ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ โ€ฆ (1)

๐‘ฆ

๐‘ฅ, ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ฅ โ€ฆ (2)

Untuk suatu ๐‘ง โˆˆ ๐‘‰, kondisi (1) di atas dibagi dalam tiga

kondisi berikut

1a. ๐‘ง โ‰ค ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ

Tinjau

๐‘ฅ โ‰ฅ ๐‘ง

Lalu, ๐‘ฅ

๐‘ฆโ‰ฅ

๐‘ง

๐‘ฆ

๐‘ฅ

๐‘ฆโˆ™

๐‘ง

๐‘ฅโ‰ฅ

๐‘ง

๐‘ฆโˆ™

๐‘ง

๐‘ฅ

๐‘ฅ

๐‘ฆโ‰ฅ

๐‘ฅ

๐‘ฆโˆ™

๐‘ง

๐‘ฅโ‰ฅ

๐‘ง

๐‘ฆโˆ™

๐‘ง

๐‘ฅ

๐‘ฅ

๐‘ฆโ‰ฅ

๐‘ง

๐‘ฆโˆ™

๐‘ง

๐‘ฅ

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก) โˆ— ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

1b. ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ง โ‰ค ๐‘ฆ

Diketahui bahwa

๐‘ฅ โ‰ฅ ๐‘ฅ

Page 53: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

33

๐‘ฅ

๐‘ฆโ‰ฅ

๐‘ฅ

๐‘ฆ

๐‘ฅ

๐‘ฆโ‰ฅ

๐‘ฅ

๐‘งโˆ™

๐‘ง

๐‘ฆ

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก) โˆ— ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

1c. ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ง

Tinjau

๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ง

Lalu,

1

๐‘ฆโ‰ฅ

1

๐‘ง

๐‘ฅ

๐‘ฆโ‰ฅ

๐‘ฅ

๐‘ง

๐‘ฅ

๐‘ฆโˆ™

๐‘ฆ

๐‘งโ‰ฅ

๐‘ฅ

๐‘งโˆ™

๐‘ฆ

๐‘ง

๐‘ฅ

๐‘ฆโ‰ฅ

๐‘ฅ

๐‘ฆโˆ™

๐‘ฆ

๐‘งโ‰ฅ

๐‘ฅ

๐‘งโˆ™

๐‘ฆ

๐‘ง

๐‘ฅ

๐‘ฆโ‰ฅ

๐‘ฅ

๐‘งโˆ™

๐‘ฆ

๐‘ง

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก) โˆ— ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

Lalu, untuk kondisi (2), sama halnya dengan (1), dibagi

dalam tiga kondisi berikut

2a. ๐‘ง โ‰ค ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ฅ

Tinjau

๐‘ฆ โ‰ฅ ๐‘ง

Lalu,

Page 54: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

34

๐‘ฆ

๐‘ฅโ‰ฅ

๐‘ง

๐‘ฅ

๐‘ฆ

๐‘ฅโˆ™

๐‘ง

๐‘ฆโ‰ฅ

๐‘ง

๐‘ฅโˆ™

๐‘ง

๐‘ฆ

๐‘ฆ

๐‘ฅโ‰ฅ

๐‘ฆ

๐‘ฅโˆ™

๐‘ง

๐‘ฆโ‰ฅ

๐‘ง

๐‘ฅโˆ™

๐‘ง

๐‘ฆ

๐‘ฆ

๐‘ฅโ‰ฅ

๐‘ง

๐‘ฅโˆ™

๐‘ง

๐‘ฆ

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก) โˆ— ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

2b. ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ง โ‰ค ๐‘ฅ

Diketahui bahwa

๐‘ฆ โ‰ฅ ๐‘ฆ ๐‘ฆ

๐‘ฅโ‰ฅ

๐‘ฆ

๐‘ฅ

๐‘ฆ

๐‘ฅโ‰ฅ

๐‘ฆ

๐‘งโˆ™

๐‘ง

๐‘ฅ

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก) โˆ— ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

2c. ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ง

Tinjau

๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ง

Lalu,

1

๐‘ฅโ‰ฅ

1

๐‘ง

๐‘ฆ

๐‘ฅโ‰ฅ

๐‘ฆ

๐‘ง

๐‘ฆ

๐‘ฅโˆ™

๐‘ฅ

๐‘งโ‰ฅ

๐‘ฆ

๐‘งโˆ™

๐‘ฅ

๐‘ง

๐‘ฆ

๐‘ฅโ‰ฅ

๐‘ฆ

๐‘ฅโˆ™

๐‘ฅ

๐‘งโ‰ฅ

๐‘ฆ

๐‘งโˆ™

๐‘ฅ

๐‘ง

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก) โˆ— ๐‘‘๐‘“(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

Page 55: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

35

Karena telah memenuhi semua kondisi ๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ง โˆˆ

๐‘‰ berakibat MF4 terpenuhi

MF5. ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, . ) โˆถ (0, โˆž) โ†’ [0,1] kontinu

Diberikan

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = {

๐‘ฅ

๐‘ฆ, ๐‘ฅ โ‰ค ๐‘ฆ

๐‘ฆ

๐‘ฅ, ๐‘ฆ โ‰ค ๐‘ฅ

dengan ๐‘ก = 1. Karena nilai ๐‘ก yang diberikan

merupakan konstan dan โˆ€๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘‰, ๐‘ก selalu kontinu

berakibat ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ,โˆ™) kontinu

Karena memenuhi ๐‘€๐น1 โˆ’ ๐‘€๐น5, berakibat ๐‘‘๐‘“

merupakan metrik pada โ„•, atau dengan kata lain, (โ„•, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—)

merupakan ruang metrik fuzzy.

Dari Definisi 4.1.2, pada [11] dikonstruksikan suatu metrik

fuzzy ๐‘‘๐‘“ yang ter-induce dari metrik ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) pada contoh berikut

Contoh 4.1.2b

Jika diberikan (๐‘‰, ๐‘‘) ruang metrik lengkap dan โˆ— norm-t

kontinu, ๐‘€ โŠ† (๐‘‰, ๐‘‘)2 ร— (0, โˆž) dan ๐‘‘๐‘“โˆ—: ๐‘€ โ†’ [0, 1] yang

didefinisikan

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก)

dengan ๐‘‘ metrik di ๐‘‰, ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ (๐‘‰, ๐‘‘), ๐‘ก > 0 dan ๐‘Ž โˆ— ๐‘ = ๐‘Ž๐‘,

maka ((๐‘‰, ๐‘‘), ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) merupakan ruang metrik fuzzy.

Page 56: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

36

Penyelesaian:

Ambil sebarang ๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ง โˆˆ (๐‘‰, ๐‘‘) dan ๐‘ก, ๐‘  > 0. Akan

dibuktikan bahwa Contoh 4.1.2b adalah ruang metrik fuzzy.

MF1. ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) > 0

Karena (๐‘‰, ๐‘‘) ruang metrik lengkap, dari M1 pada

Definisi 2.2.1 diketahui bahwa

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) > 0

Karena ๐‘ก > 0, ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก> 0

2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก> 0

exp (2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก) > exp(0)

> 0

exp (2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก) > 0

Karena untuk semua ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘‰, ๐‘ก > 0 fungsi

eksponensial selalu positif, berakibat

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก) > 0

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) > 0

MF2. ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = 1 โ‡” ๐‘ฅ = ๐‘ฆ

(โ‡’) ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = 1

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก) = 1

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก) = exp (0)

Page 57: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

37

โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก= 0

Untuk semua ๐‘ก > 0,

โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 0

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 0

Berdasarkan M2 pada Definisi 2.2.1 didapat

๐‘ฅ = ๐‘ฆ

(โ‡) ๐‘ฅ = ๐‘ฆ

Berdasarkan M2 pada Definisi 2.2.1 dapat ditulis

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 0

โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = 0

Karena ๐‘ก > 0,

โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก= 0

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก) = exp (0)

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก) = 1

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = 1

MF3. ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = ๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘ฆ, ๐‘ฅ, ๐‘ก)

Diberikan

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก)

Karena berdasarkan M3 pada Definisi 2.2.1 dimana

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) = ๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ฅ), berakibat

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก) = exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ฅ)

๐‘ก)

Page 58: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

38

= ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฆ, ๐‘ฅ, ๐‘ก)

Sehingga

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = ๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘ฆ, ๐‘ฅ, ๐‘ก)

MF4. ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) โˆ— ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

Dari M4 pada Definisi 2.2.1, diketahui bahwa,

๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง) โ‰ค ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) + ๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง)

2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง) โ‰ค 2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) + 2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง)

โ‰ค 2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) + 2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง) +๐‘ 

๐‘ก2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) +

๐‘ก

๐‘ 2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง)

= (๐‘ก + ๐‘ 

๐‘ก) 2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) + (

๐‘ก + ๐‘ 

๐‘ ) 2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง)

= (๐‘ก + ๐‘ ) (2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก+

2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง)

๐‘ )

atau

2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง) โ‰ค (๐‘ก + ๐‘ ) (2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก+

2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง)

๐‘ )

Karena ๐‘ก, ๐‘  > 0, berakibat jika mengalikan kedua

ruas dengan 1

๐‘ก+๐‘ , maka tidak mengubah tanda

pertidaksamaan, sehingga

2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง)

๐‘ก + ๐‘ โ‰ค

2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก+

2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง)

๐‘ 

exp (2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง)

๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ค exp (

2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก+

2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง)

๐‘ )

= exp (2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก) โˆ™ exp (

2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง)

๐‘ )

Page 59: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

39

Jika mengalikan kedua ruas dengan

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ,๐‘ฆ)

๐‘ก) exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฆ,๐‘ง)

๐‘ ) exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฅ,๐‘ง)

๐‘ก+๐‘ ), maka

didapat

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ง)

๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก) โˆ™ exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง)

๐‘ )

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) โˆ™ ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ง, ๐‘ก + ๐‘ ) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) โˆ— ๐‘‘๐‘“โˆ—๐‘€๐‘‘(๐‘ฆ, ๐‘ง, ๐‘ )

MF5. ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ,โˆ™): (0, โˆž) โ†’ [0,1] kontinu

Diberikan

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

๐‘ก)

Karena fungsi eksponensial ๐‘‘๐‘“โˆ— merupakan fungsi

kontinu โˆ€๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘‰ dan ๐‘ก > 0, berakibat fungsi ๐‘‘๐‘“โˆ— yang

diberikan kontinu.

Karena memenuhi ๐‘€๐น1 โˆ’ ๐‘€๐น5, berakibat ๐‘‘๐‘“โˆ—

merupakan metrik pada (๐‘‰, ๐‘‘), atau dengan kata lain,

((๐‘‰, ๐‘‘), ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) merupakan ruang metrik fuzzy.

Pada [1], ruang metrik ini bisa disebut ruang metrik

fuzzy-GV dan pada [11], metrik ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) dapat diganti

dengan metrik khusus, salah satunya adalah |๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ|.

Selanjutnya, akan dibahas mengenai kekonvergenan barisan

dan dilanjutkan dengan barisan Cauchy serta kelengkapan ruang

metrik fuzzy.

Page 60: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

40

Definisi 4.1.3 [11]

Diberikan (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—) ruang metrik fuzzy dan {๐‘ฅ๐‘›} barisan

pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—). Barisan {๐‘ฅ๐‘›} konvergen ke ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‰ jika dan hanya

jika lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘› , ๐‘ฅ, ๐‘ก) = 1 โˆ€๐‘ก > 0

Contoh 4.1.3

Diberikan (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—) ruang metrik fuzzy dan ๐‘ฅ๐‘› =1

๐‘›, โˆ€๐‘› โˆˆ โ„•.

Barisan {๐‘ฅ๐‘›} konvergen ke ๐‘ฅ = 0 โˆˆ ๐‘‰ pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—)

Bukti:

Akan dibuktikan Contoh 4.1.3 agar memenuhi Definisi 4.1.3.

Diberikan

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ, ๐‘ก) = ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘›, ๐‘ฅ, ๐‘ก)

Untuk ๐‘› โ†’ โˆž,

lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ, ๐‘ก) = lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘‘๐‘“ (1

๐‘›, ๐‘ฅ, ๐‘ก)

Karena diketahui bahwa lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘ฅ๐‘› = ๐‘ฅ dimana

lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘ฅ๐‘› = lim๐‘›โ†’โˆž

1

๐‘›= 0, berakibat,

lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ, ๐‘ก) = lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘‘๐‘“ (1

๐‘›, 0, ๐‘ก)

= ๐‘‘๐‘“(0, 0, ๐‘ก)

Berdasarkan MF2 pada Definisi 4.1.2, karena ๐‘ฅ = ๐‘ฆ = 0

berakibat

๐‘‘๐‘“(0, 0, ๐‘ก) = 1

sehingga

lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ, ๐‘ก) = 1

Page 61: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

41

Jadi, terbukti barisan {๐‘ฅ๐‘›} = {1

๐‘›}

๐‘›=1

โˆž konvergen pada

(๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—).

Sebelum masuk barisan Cauchy, diberikan keterkaitan antara

kekonvergenan pada (๐‘‰, ๐‘‘) dan (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—).

Lemma 4.1.4

Diberikan (๐‘‰, ๐‘‘) ruang metrik lengkap dan {๐‘ฅ๐‘›} barisan pada

(๐‘‰, ๐‘‘) dan juga pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—). Jika {๐‘ฅ๐‘›} konvergen ke ๐‘ฅ โˆˆ

(๐‘‰, ๐‘‘), maka {๐‘ฅ๐‘›} konvergen ke ๐‘ฅ โˆˆ (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—).

Bukti:

Jika {๐‘ฅ๐‘›} konvergen ke ๐‘ฅ โˆˆ (๐‘‰, ๐‘‘), maka menurut Definisi

2.2.2,

๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ) < ๐œ–

2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ) < 2๐œ–

Untuk semua ๐‘ก > 0, 2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ)

๐‘ก<

2๐œ–

๐‘ก

โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ)

๐‘ก> โˆ’

2๐œ–

๐‘ก

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ)

๐‘ก) > exp (โˆ’

2๐œ–

๐‘ก)

Dengan mengambil sebarang ๐œ€ > 0 yang sangat kecil,

didapat

lim๐œ–โ†’0+

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ)

๐‘ก) > lim

๐œ–โ†’0+exp (โˆ’

2๐œ–

๐‘ก)

Page 62: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

42

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ)

๐‘ก) > 1

> 1 โˆ’ ๐œ–

atau

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ, ๐‘ก) > 1 โˆ’ ๐œ–

Pertidaksamaan di atas seperti pada [7] yang disebut sebagai

strong ๐›ผ-level, dimana ๐›ผ = 1 โˆ’ ๐œ–. Karena ๐œ– โˆˆ โ„+, ๐œ– โ†’ 0

dan ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ๐‘› , ๐‘ฅ, ๐‘ก) โˆˆ [0,1], berakibat untuk ๐‘› โ†’ โˆž, ๐‘ฅ๐‘› โ†’ ๐‘ฅ

yang berakibat pula dengan ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ, ๐‘ก) โ†’ 1 sehingga

pertidaksamaan di atas bisa ditulis

lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘€๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ, ๐‘ก) = 1

Jadi, terbukti bahwa jika {๐‘ฅ๐‘›} konvergen ke ๐‘ฅ โˆˆ (๐‘‰, ๐‘‘),

maka {๐‘ฅ๐‘›} konvergen ke ๐‘ฅ โˆˆ (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—).

Setelah membahas kekonvergenan barisan, berikut diberikan

definisi barisan Cauchy pada ruang metrik fuzzy dari [11] beserta

contohnya

Definisi 4.1.5

Diberikan (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—) ruang metrik fuzzy dan {๐‘ฅ๐‘›} barisan

pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—). Barisan {๐‘ฅ๐‘›} Cauchy jika โˆ€๐œ– > 0, ๐‘ก > 0 ada ๐‘›0 โˆˆ

โ„• sehingga ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘š, ๐‘ก) > 1 โˆ’ ๐œ– โˆ€๐‘›, ๐‘š โ‰ฅ ๐‘›0

Contoh 4.1.5

Diberikan (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—) ruang metrik fuzzy dan ๐‘ฅ๐‘› =1

๐‘›, โˆ€๐‘› โˆˆ โ„•.

{๐‘ฅ๐‘›} merupakan barisan Cauchy pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—)

Bukti:

Page 63: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

43

Akan dibuktikan Contoh 4.1.5 memenuhi Definisi 4.1.5,

yaitu

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘š, ๐‘ก) > 1 โˆ’ ๐œ–

Dengan meninjau ruas kiri dan menggunakan MF4 pada

Definisi 4.1.2, didapat

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘š, ๐‘ก) = ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘›,

1

๐‘š, ๐‘ก)

โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘›,

1

๐‘› + 1,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘› + 1,

1

๐‘› + 2,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1) โˆ— โ€ฆ

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 2,

1

๐‘š โˆ’ 1,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 1,

1

๐‘š,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

Berdasarkan Contoh 4.1.3, diketahui bahwa 1

๐‘›โ†’ 0 untuk

๐‘› โ†’ โˆž sehingga

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘š, ๐‘ก) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“ (0,0,๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1) โˆ— ๐‘‘๐‘“ (0,0,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

โˆ— โ€ฆ โˆ— ๐‘‘๐‘“ (0,1

๐‘š โˆ’ ๐‘› ,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1) โˆ— โ€ฆ

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 2,

1

๐‘š โˆ’ 1,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 1,

1

๐‘š,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

Menurut MF2 pada Definisi 4.1.2, karena 0 = 0 berakibat

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘› , ๐‘ฅ๐‘š, ๐‘ก) โ‰ฅ 1 โˆ— 1 โˆ— โ€ฆ โˆ— ๐‘‘๐‘“ (0,1

๐‘š โˆ’ ๐‘› ,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1) โˆ— โ€ฆ

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 2,

1

๐‘š โˆ’ 1,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 1,

1

๐‘š,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

Page 64: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

44

Menurut Nt3 pada Definisi 4.1.1,

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘š, ๐‘ก) โ‰ฅ 1 โˆ— 1 โˆ— โ€ฆ โˆ— ๐‘‘๐‘“ (0,1

๐‘š โˆ’ ๐‘› ,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1) โˆ— โ€ฆ

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 2,

1

๐‘š โˆ’ 1,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 1,

1

๐‘š,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

= ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1,

1

๐‘š โˆ’ ๐‘› ,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1) โˆ— โ€ฆ

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 2,

1

๐‘š โˆ’ 1,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 1,

1

๐‘š,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

Misalkan subbarisan ๐‘ฅ๐‘š โŠ† ๐‘ฅ๐‘›, maka menurut [13, Teorema

3.4.2] subbarisan ๐‘ฅ๐‘š โ†’ ๐‘ฅ untuk ๐‘š โ†’ โˆž sehingga

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘š, ๐‘ก) โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1,

1

๐‘š โˆ’ ๐‘› ,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1) โˆ— โ€ฆ

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 2,

1

๐‘š โˆ’ 1,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (1

๐‘š โˆ’ 1,

1

๐‘š,

๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

= ๐‘‘๐‘“ (0, 0,๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1) โˆ— โ€ฆ

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (0, 0,๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

โˆ— ๐‘‘๐‘“ (0, 0,๐‘ก

๐‘š โˆ’ ๐‘› + 1)

= 1 โˆ— โ€ฆ โˆ— 1 โˆ— 1

= 1

> 1 โˆ’ ๐œ–

Jadi, terbukti {๐‘ฅ๐‘›} = {1

๐‘›}

๐‘›=1

โˆž barisan Cauchy di (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—).

Page 65: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

45

Sebelum masuk pada kelengkapan ruang metrik fuzzy, akan

diberikan suatu keterkaitan barisan Cauchy pada (๐‘‰, ๐‘‘) dan

(๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—) melalui dua lemma berikut.

Lemma 4.1.6a [12]

Diberikan (๐‘‰, ๐‘‘) ruang metrik, (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) ruang metrik fuzzy

yang ter-induce dari metrik ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) dan {๐‘ฅ๐‘›} barisan pada (๐‘‰, ๐‘‘)

dan juga pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—). Jika {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy di (๐‘‰, ๐‘‘), maka

{๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy di (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—)

Bukti:

Dari Definisi 2.2.3, diketahui

๐‘‘(๐‘ฅ๐‘› , ๐‘ฅ๐‘š) < ๐œ–

2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘› , ๐‘ฅ๐‘š) < 2๐œ–

Untuk sebarang ๐‘ก > 0,

2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘› , ๐‘ฅ๐‘š)

๐‘ก<

2๐œ–

๐‘ก

โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘› , ๐‘ฅ๐‘š)

๐‘ก> โˆ’

2๐œ–

๐‘ก

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘š)

๐‘ก) > exp (โˆ’

2๐œ–

๐‘ก)

Dengan mengambil sebarang ๐œ€ > 0 yang sangat kecil,

didapat

lim๐œ–โ†’0+

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘š)

๐‘ก) > lim

๐œ–โ†’0+exp (โˆ’

2๐œ–

๐‘ก)

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘› , ๐‘ฅ๐‘š)

๐‘ก) > exp(0)

= 1

Page 66: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

46

> 1 โˆ’ ๐œ–

atau

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘š)

๐‘ก) > 1 โˆ’ ๐œ–

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘š, ๐‘ก) > 1 โˆ’ ๐œ–

Jadi, terbukti jika {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy di (๐‘‰, ๐‘‘), maka {๐‘ฅ๐‘›}

barisan Cauchy di (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—)

Lemma 4.1.6b [12]

Diberikan (๐‘‰, ๐‘‘) ruang metrik, (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) ruang metrik fuzzy

yang ter-induce dari metrik ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) dan {๐‘ฅ๐‘›} barisan pada (๐‘‰, ๐‘‘)

dan juga pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—). Jika {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy di (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“

โˆ—,โˆ—),

maka {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy di (๐‘‰, ๐‘‘)

Berdasarkan Lemma 4.1.6a dan 4.1.6b, dapat dibuat suatu

teorema untuk kelengkapan ruang metrik fuzzy (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—).

Teorema 4.1.7

Diberikan (๐‘‰, ๐‘‘) ruang metrik, (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) ruang metrik fuzzy

yang ter-induce dari metrik ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) dan {๐‘ฅ๐‘›} barisan pada (๐‘‰, ๐‘‘)

dan juga pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—). (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“

โˆ—,โˆ—) merupakan ruang metrik fuzzy

lengkap jika setiap barisan Cauchy {๐‘ฅ๐‘›} konvergen.

Bukti:

Akan dibuktikan kelengkapannya dengan menunjukkan jika

setiap barisan Cauchy {๐‘ฅ๐‘›} pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) konvergen dengan

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฅ,๐‘ฆ)

๐‘ก) menggunakan Lemma 4.1.4,

Lemma 4.1.6 dan Definisi 2.2.5.

Karena diketahui {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy di (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—),

berdasarkan Lemma 4.1.6b, berakibat {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy di

Page 67: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

47

(๐‘‰, ๐‘‘). Karena (๐‘‰, ๐‘‘) ruang metrik lengkap, dari Definisi 2.2.5,

berakibat setiap barisan Cauchy di ๐‘‰ konvergen. Berdasarkan

Lemma 4.1.4, jika {๐‘ฅ๐‘›} konvergen pada (๐‘‰, ๐‘‘) maka {๐‘ฅ๐‘›}

konvergen pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—).

Dari penjelasan di atas, dapat dituliskan ke dalam bentuk

implikasi sebagai berikut

{๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy di (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) โ‡’ {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy

di (๐‘‰, ๐‘‘) โ‡’ {๐‘ฅ๐‘›} konvergen di (๐‘‰, ๐‘‘) โ‡’ {๐‘ฅ๐‘›} konvergen di

(๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—).

Sehingga, dari implikasi tersebut dapat disimpulkan jika {๐‘ฅ๐‘›}

barisan Cauchy di (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—), maka {๐‘ฅ๐‘›} konvergen di (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“

โˆ—,โˆ—)

yang mana mengakibatkan ruang metrik fuzzy (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) lengkap.

4.2. Teorema Titik Tetap pada Ruang Metrik Fuzzy

Pada subbab ini, dibuat teorema titik tetap dari ๐‘‡: ๐‘‰ โ†’ ๐‘‰

pada ruang metrik fuzzy. Pada ruang metrik fuzzy ini, diberikan

fungsi ๐œ‘: [0,1] โ†’ [0,1] yang memenuhi kriteria-kriteria berikut:

(P1) ๐œ‘ fungsi turun tegas dan left continuous

(P2) ๐œ‘(๐œ†) = 0 โ‡” ๐œ† = 1

Setelah mendefinisikan fungsi ๐œ‘, dibahas suatu teorema titik

tetap pada ruang metrik fuzzy dari [14]

Teorema 4.2.1

Diberikan (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—) ruang metrik fuzzy lengkap, fungsi

๐‘‡: ๐‘‰ โ†’ ๐‘‰, fungsi ๐œ‘: [0,1] โ†’ [0,1] yang memenuhi (P1) dan (P2)

dan fungsi ๐‘˜: (0, โˆž) โ†’ (0,1). Jika untuk sebarang ๐‘ก > 0, T

memenuhi kondisi

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฆ, ๐‘ก)) โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘(๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก))

(4.1)

Page 68: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

48

dimana ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘‰, ๐‘ฅ โ‰  ๐‘ฆ, maka T punya titik tetap tunggal.

Bukti:

Akan dibuktikan sama seperti pada [3, Teorema 5.1.2].

Pertama, dengan mengambil barisan {๐‘ฅ๐‘›} pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—), akan

ditunjukkan bahwa {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“ ,โˆ—).

Sebelum itu, diberikan ๐‘ฅ0 โˆˆ ๐‘‰ dan โ€œbarisan iterasiโ€ dengan

๐‘ฅ1 = ๐‘‡๐‘ฅ0

๐‘ฅ2 = ๐‘‡๐‘ฅ1

โ‹ฎ ๐‘ฅ๐‘›+1 = ๐‘‡๐‘ฅ๐‘›

dan ๐œ๐‘›(๐‘ก) = ๐‘€(๐‘ฅ๐‘›+1, ๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ก) โˆ€๐‘› โˆˆ โ„• โˆช {0}, ๐‘ก > 0. Misal,

diasumsikan 0 < ๐œ๐‘›(๐‘ก) < 1, Pertidaksamaan (1) dapat ditulis

menjadi

๐œ‘(๐œ๐‘›(๐‘ก)) = ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›+1, ๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ก))

= ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘‡๐‘ฅ๐‘›, ๐‘‡๐‘ฅ๐‘›โˆ’1, ๐‘ก))

โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฅ๐‘›โˆ’1, ๐‘ก))

= ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘(๐œ๐‘›โˆ’1(๐‘ก))

< ๐œ‘(๐œ๐‘›โˆ’1(๐‘ก))

atau

๐œ‘(๐œ๐‘›(๐‘ก)) < ๐œ‘(๐œ๐‘›โˆ’1(๐‘ก))

(4.2)

Karena ๐œ‘ fungsi turun tegas, berakibat {๐œ๐‘›(๐‘ก)} merupakan

barisan monoton naik โˆ€๐‘ก > 0. Misalkan lim๐‘›โ†’โˆž

๐œ๐‘›(๐‘ก) = ๐œ(๐‘ก).

Akibat dari hal ini, asumsi menjadi 0 < ๐œ(๐‘ก) < 1. Dari

Pertidaksamaan (4.2) dapat pula ditulis

๐œ‘(๐œ๐‘›(๐‘ก)) > ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘(๐œ๐‘›(๐‘ก))

= ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘›+1, ๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ก))

Page 69: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

49

โ‰ฅ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘‡๐‘ฅ๐‘›+1, ๐‘‡๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ก))

= ๐œ‘(๐‘ฅ๐‘›+2, ๐‘ฅ๐‘›+1, ๐‘ก)

= ๐œ‘(๐œ๐‘›+1(๐‘ก))

atau

๐œ‘(๐œ๐‘›+1(๐‘ก)) โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘(๐œ๐‘›(๐‘ก))

(4.3)

Untuk ๐‘› โ†’ โˆž,

lim๐‘›โ†’โˆž

๐œ‘(๐œ๐‘›+1(๐‘ก)) โ‰ค lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘(๐œ๐‘›(๐‘ก))

lim๐‘›โ†’โˆž

๐œ‘(๐œ๐‘›+1(๐‘ก)) โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘(๐œ(๐‘ก))

Karena fungsi ๐œ‘ left continuous, berakibat

lim๐‘›โ†’โˆž

๐œ‘(๐œ๐‘›+1(๐‘ก)) = ๐œ‘(๐œ(๐‘ก)) sehingga

๐œ‘(๐œ(๐‘ก)) โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘(๐œ(๐‘ก))

< ๐œ‘(๐œ(๐‘ก))

(4.4)

Terlihat bahwa terjadi kontradiksi pada Pertidaksamaan

(4.4), yaitu ๐œ‘(๐œ(๐‘ก)) < ๐œ‘(๐œ(๐‘ก)). Karenanya, ๐œ(๐‘ก) โ‰ก 1 atau

{๐œ‘(๐œ(๐‘ก))} โ†’ 1 โˆ€๐‘ก > 0.

Lalu, untuk tahap menunjukkan barisan {๐‘ฅ๐‘›} Cauchy di

(๐‘‰, ๐‘€,โˆ—), dilakukan dengan kontradiksi, yaitu andaikan {๐‘ฅ๐‘›}

bukan barisan Cauchy pada (๐‘‰, ๐‘€,โˆ—) sehingga ada ๐œ– โˆˆ (0,1) dan

barisan {๐‘(๐‘›)} dan {๐‘ž(๐‘›)} berakibat โˆ€๐‘› โˆˆ โ„• โˆช {0} dan ๐‘ก > 0

didapat

๐‘(๐‘›) > ๐‘ž(๐‘›) โ‰ฅ ๐‘›, (4.5a)

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›), ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›), ๐‘ก) โ‰ค 1 โˆ’ ๐œ–, (4.5b)

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ก) > 1 โˆ’ ๐œ–, (4.5c)

๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›), ๐‘ก) > 1 โˆ’ ๐œ– (4.5d)

Page 70: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

50

Dimisalkan ๐‘ ๐‘›(๐‘ก) = ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›), ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›), ๐‘ก). Lalu, โˆ€๐‘› โˆˆ โ„• โˆช {0},

dengan menjabarkan Pertidaksamaan (4.5b) menggunakan MF4

pada Definisi 4.1.2 didapat

1 โˆ’ ๐œ– โ‰ฅ ๐‘ ๐‘›(๐‘ก)

= ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›), ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›), ๐‘ก)

โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“ (๐‘ฅ๐‘(๐‘›), ๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1,๐‘ก

2) โˆ— ๐‘‘๐‘“ (๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›),

๐‘ก

2)

(4.6)

Dengan (4.2) dan (4.5d), Pertidaksamaan (4.6) dapat ditulis

menjadi

๐‘‘๐‘“ (๐‘ฅ๐‘(๐‘›), ๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1,๐‘ก

2) โˆ— ๐‘‘๐‘“ (๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›),

๐‘ก

2)

โ‰ฅ ๐œ๐‘(๐‘›)โˆ’1 (๐‘ก

2) โˆ— (1 โˆ’ ๐œ–)

โ‰ฅ ๐œ๐‘› (๐‘ก

2) โˆ— (1 โˆ’ ๐œ–)

(4.7)

Karena ๐œ๐‘› (๐‘ก

2) โ†’ 1 untuk ๐‘› โ†’ โˆž โˆ€๐‘ก, dari (4.6) dan (4.7) bisa

dikatakan bahwa {๐‘ ๐‘›(๐‘ก)} โ†’ (1 โˆ’ ๐œ–) โˆ€๐‘ก > 0. Lalu, dengan

menggunakan (4.2) pada (4.5b),

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›), ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›), ๐‘ก)) = ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘‡๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1, ๐‘‡๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ก))

โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ก))

< ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ก))

atau

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›), ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›), ๐‘ก)) < ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ก))

(4.8)

Akibat Pertidaksamaan (4.8), karena fungsi ๐œ‘ monoton

turun, ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›), ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›), ๐‘ก) > ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ก) โˆ€๐‘›.

Page 71: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

51

Dari Pertidaksamaan (4.5b), akibat dari (4.8) dan (4.5c), bisa

dituliskan

1 โˆ’ ๐œ– โ‰ฅ ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›), ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›), ๐‘ก)

> ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ฅ๐‘ž(๐‘›)โˆ’1, ๐‘ก)

> 1 โˆ’ ๐œ– (4.9)

Terlihat bahwa terjadi kontradiksi pada Pertidaksamaan

(4.9), yaitu 1 โˆ’ ๐œ– > 1 โˆ’ ๐œ–.

Jadi, {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy di ruang metrik fuzzy lengkap.

Akibatnya, bisa disimpulkan ada ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‰ sehingga lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘ฅ๐‘› = ๐‘ฅ.

Untuk selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa ๐‘ฅ adalah titik tetap

dari T. Akibat dari 0 < ๐œ๐‘›(๐‘ก) < 1, maka ada subbarisan {๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›)}

dari {๐‘ฅ๐‘›} sehingga ๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›) โ‰  ๐‘ฅ โˆ€๐‘› โˆˆ โ„•. Dari (4.2), dengan

menggunakan ๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›) dan ๐‘‡๐‘ฅ didapat

0 โ‰ค ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›)+1, ๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘ก))

= ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘‡๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›), ๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘ก))

โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›), ๐‘ฅ, ๐‘ก))

atau

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›)+1, ๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘ก)) โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›), ๐‘ฅ, ๐‘ก))

(4.10)

Dari (4.10), untuk ๐‘› โ†’ โˆž,

lim๐‘›โ†’โˆž

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›)+1, ๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘ก)) โ‰ค lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›), ๐‘ฅ, ๐‘ก))

Karena ๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›) subbarisan dari ๐‘ฅ๐‘› dan ๐‘ฅ๐‘› โ†’ ๐‘ฅ, berakibat

๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›) โ†’ ๐‘ฅ untuk ๐‘› โ†’ โˆž sehingga

lim๐‘›โ†’โˆž

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›)+1, ๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘ก)) โ‰ค lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ๐‘Ÿ(๐‘›), ๐‘ฅ, ๐‘ก))

Page 72: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

52

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘ก)) โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฅ, ๐‘ก))

(4.11)

Dengan MF2 pada Definisi 4.1.2 dan (P2), dapat ditulis

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘ก)) โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘(1)

= ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ 0

= 0 (4.12)

Dari (4.10) sampai (4.12), didapat ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘ก)) = 0.

Berdasarkan (P2), bisa ditunjukkan bahwa ๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘ก) = 1.

Berdasarkan MF2 pada Definisi 4.1.2, dapat disimpulkan bahwa

๐‘‡๐‘ฅ = ๐‘ฅ sehingga ๐‘ฅ adalah titik tetap dari T.

Untuk menunjukkan ketunggalannya, andaikan ada titik tetap

yang lain, katakan ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘‰ dan ๐‘ฆ โ‰  ๐‘ฅ. Akibat dari pengandaian ini

didapat

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก)) = ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฆ, ๐‘ก))

(4.13)

Berdasarkan (1) dan (2), Persamaan (4.13) dapat ditulis

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก)) = ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฆ, ๐‘ก))

โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก))

< ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก))

(4.14)

Terlihat bahwa terjadi kontradiksi pada Pertidaksamaan

(4.14), yaitu ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก)) < ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก)). Karena hal ini,

haruslah ๐‘ฆ = ๐‘ฅ yang berakibat ๐‘ฅ adalah titik tetap tunggal dari T.

Setelah itu, diberikan contoh yang memenuhi Teorema 4.2.1

yang terdapat pada [14]

Page 73: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

53

Contoh 4.2.2

Misalkan ๐‘‰ โŠ† โ„2 yang didefinisikan

๐‘‰ = {๐ด, ๐ต, ๐ถ, ๐ท, ๐ธ}

dengan ๐ด = (0,0), ๐ต = (1,0), ๐ถ = (1,2), ๐ท = (0,1), ๐ธ = (1,3),

๐œ‘(๐œ) = 1 โˆ’ โˆš๐œ โˆ€๐œ โˆˆ [0,1] dan ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฅ,๐‘ฆ)

๐‘ก)

โˆ€๐‘ก > 0 dengan ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ) merupakan metrik Euclid pada โ„2.

Misalkan ๐‘‡: ๐‘‰ โ†’ ๐‘‰ dengan

๐‘‡(๐ด) = ๐‘‡(๐ต) = ๐‘‡(๐ถ) = ๐‘‡(๐ท) = ๐ด

๐‘‡(๐ธ) = ๐ต

dan fungsi ๐‘˜: (0, โˆž) โ†’ (0,1) yang didefinisikan

๐‘˜(๐‘ก) = {1 โˆ’ ๐‘’โˆ’

4

๐‘ก , 0 < ๐‘ก โ‰ค 2๐‘ก

๐‘ก + 1, ๐‘ก > 2

Dari Contoh 4.2.2, akan ditunjukkan ๐‘ฅ adalah titik tetap

tunggal dari T dengan ๐‘ฅ = ๐ด.

Penyelesaian:

Dari Contoh 4.2.2 di atas, berdasarkan Definisi 4.1.2 hingga

Teorema 4.1.7, (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) merupakan ruang metrik fuzzy lengkap.

Untuk membuktikan fungsi ๐œ‘ memenuhi (P1) dan (P2), diambil

sebarang ๐œ๐‘– , ๐œ๐‘— โˆˆ [0,1] dengan ๐‘– โ‰  ๐‘—. Jika diasumsikan ๐œ๐‘– < ๐œ๐‘—,

maka

โˆš๐œ๐‘– < โˆš๐œ๐‘—

โˆ’โˆš๐œ๐‘– > โˆ’โˆš๐œ๐‘—

1 โˆ’ โˆš๐œ๐‘– > 1 โˆ’ โˆš๐œ๐‘—

๐œ‘(๐œ๐‘–) > ๐œ‘(๐œ๐‘—)

Page 74: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

54

Sehingga, dari hasil di atas, dengan mengambil sebarang

elemen pada [0,1] bisa dipaparkan bahwa fungsi ๐œ‘ monoton,

dimana untuk kasus ini monoton turun. Untuk left continuous,

dimisalkan ada ๐‘Ÿ โˆˆ โ„+ dan ๐‘Ÿ โ†’ 0 yang memenuhi

๐œ‘(๐œ โˆ’ ๐‘Ÿ) = ๐œ‘(๐œ)

Untuk fungsi ๐œ‘ yang diberikan,

๐œ‘(๐œ โˆ’ ๐‘Ÿ) = 1 โˆ’ โˆš๐œ โˆ’ ๐‘Ÿ

Untuk ๐‘Ÿ โ†’ 0+

lim๐‘Ÿโ†’0+

๐œ‘(๐œ โˆ’ ๐‘Ÿ) = lim๐‘Ÿโ†’0+

1 โˆ’ โˆš๐œ โˆ’ ๐‘Ÿ

= 1 โˆ’ โˆš๐œ โˆ’ 0

= 1 โˆ’ โˆš๐œ

= ๐œ‘(๐œ)

Sehingga, untuk (P1) terpenuhi. Untuk (P2), dibagi dalam dua

kasus

(โ‡’) ๐œ‘(๐œ†) = 0

๐œ‘(๐œ†) = 0

1 โˆ’ โˆš๐œ† = 0

1 โˆ’ 0 = โˆš๐œ†

1 = โˆš๐œ†

๐œ† = 1

(โ‡) ๐œ† = 1

๐œ† = 1

โˆš๐œ† = โˆš1

โˆš๐œ† = 1

1 โˆ’ โˆš๐œ† = 0

๐œ‘(๐œ†) = 0

Page 75: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

55

Sehingga (P2) terpenuhi. Jadi, fungsi ๐œ‘ memenuhi (P1) dan

(P2).

Lalu, selanjutnya dibuktikan fungsi ๐‘˜(๐‘ก) memenuhi

Persamaan (4.1), yaitu

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฆ, ๐‘ก)) โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘(๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก))

Akan dibuktikan Pertidaksamaan (4.1) dengan kontradiksi,

yaitu andaikan

๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก)) < ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘‡ ๐‘ฆ, ๐‘ก))

Diketahui bahwa ๐‘ฅ๐‘› โ†’ ๐‘ฅ dan ๐‘ฆ๐‘› โ†’ ๐‘ฆ untuk ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘‰.

Menurut [3, Teorema 1.4.8], akibat dari kekonvergenan ๐‘ฅ๐‘› dan ๐‘ฆ๐‘›

berimplikasi ๐‘‡๐‘ฅ๐‘› โ†’ ๐‘‡๐‘ฅ dan ๐‘‡๐‘ฆ๐‘› โ†’ ๐‘‡๐‘ฆ sehingga

๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก)) < ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฆ, ๐‘ก))

lim๐‘›โ†’โˆž

๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฆ๐‘›, ๐‘ก)) < lim

๐‘›โ†’โˆž๐œ‘ (๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘‡๐‘ฅ๐‘›, ๐‘‡๐‘ฆ๐‘›, ๐‘ก))

Dengan menghilangkan limit di kedua ruas,

๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฆ๐‘›, ๐‘ก)) < ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘‡๐‘ฅ๐‘›, ๐‘‡๐‘ฆ๐‘›, ๐‘ก))

Berdasarkan (4.2) didapat

๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฆ๐‘›, ๐‘ก)) < ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘‡๐‘ฅ๐‘›, ๐‘‡๐‘ฆ๐‘›, ๐‘ก))

= ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ๐‘›+1, ๐‘ฆ๐‘›+1, ๐‘ก))

Dengan meninjau pertidaksamaan di atas, terdapat

kontradiksi dengan (4.3), yaitu

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ๐‘›+1, ๐‘ฆ๐‘›+1, ๐‘ก)) โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘ฅ๐‘›, ๐‘ฆ๐‘›, ๐‘ก))

Sehingga pengandaian salah.

Page 76: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

56

Karena telah dibuktikan bahwa ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฆ , ๐‘ก)) โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก)) dan diketahui ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก)) <

๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก)) untuk ๐‘˜(๐‘ก) โˆˆ (0,1) dengan ๐‘ก > 0, berakibat

memenuhi ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘‡๐‘ฅ, ๐‘‡๐‘ฆ, ๐‘ก)) < ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก))

Karena (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) yang didefinisikan merupakan ruang metrik

fuzzy lengkap, fungsi ๐œ‘ pada Contoh 4.2.2 memenuhi (P1) dan

(P2) dan fungsi k memenuhi Pertidaksamaan (4.1), berakibat

menurut Teorema 4.2.1, dijamin fungsi T mempunyai titik tetap.

Untuk menunjukkan ๐ด adalah titik tetap dari T, atau dengan

kata lain

๐‘‡๐ด = ๐ด

Digunakan Persamaan (4.10)-(4.12), yaitu

0 โ‰ค ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐ด, ๐‘‡๐ด, ๐‘ก))

= ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘‡๐ด, ๐‘‡๐ด, ๐‘ก))

โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐ด, ๐ด, ๐‘ก))

= ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐œ‘(1)

= ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ 0

= 0

didapat ๐œ‘ (๐‘‘๐‘“โˆ—(๐ด, ๐‘‡๐ด, ๐‘ก)) = 0. Berdasarkan (P2), bisa

ditunjukkkan bahwa ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐ด, ๐‘‡๐ด, ๐‘ก) = 1. Berdasarkan MF2 pada

Definisi 4.1.2, bisa disimpulkan bahwa ๐‘‡๐ด = ๐ด yang berakibat ๐ด

adalah titik tetap dari fungsi T.

Untuk menunjukkan ketunggalannya, andaikan ada titik tetap

yang lain, katakan ๐ดโ€ฒ โˆˆ ๐‘‰ dan ๐ดโ€ฒ โ‰  ๐ด. Akibat dari pengandaian

ini, berdasarkan (4.13) dan (4.14),

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐ด, ๐ดโ€ฒ, ๐‘ก) = ๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐‘‡๐ด, ๐‘‡๐ดโ€ฒ, ๐‘ก)

โ‰ค ๐‘˜(๐‘ก) โˆ™ ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐ด, ๐ดโ€ฒ, ๐‘ก)

Page 77: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

57

< ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐ด, ๐ดโ€ฒ, ๐‘ก)

Didapat suatu kontradiksi, yaitu ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐ด, ๐ดโ€ฒ, ๐‘ก) < ๐‘‘๐‘“

โˆ—(๐ด, ๐ดโ€ฒ, ๐‘ก)

yang mengakibatkan pengandaian salah. Karena hal ini, ๐ดโ€ฒ = ๐ด

yang berakibat ๐ด adalah titik tetap tunggal dari T

Page 78: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY
Page 79: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

59

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah disajikan

pada bab sebelumnya, terkait ruang metrik fuzzy, baik dari

kekonvergenan barisan, barisan Cauchy dan kelengkapannya serta

teorema titik tetap yang berlaku, dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut :

1. (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—) merupakan ruang metrik fuzzy lengkap dengan

๐‘‘ fungsi metrik di ๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ— โŠ† (๐‘‰, ๐‘‘)2 ร— (0, โˆž) dan

๐‘‘๐‘“โˆ—: ๐‘‘๐‘“

โˆ— โ†’ [0, 1] yang didefinisikan ๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) =

exp (โˆ’2๐‘‘(๐‘ฅ,๐‘ฆ)

๐‘ก) โˆ€๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘‰ ๐‘ก > 0 serta โˆ— norm-t kontinu

yang didefinisikan ๐‘Ž โˆ— ๐‘ = ๐‘Ž๐‘.

2. Jika {๐‘ฅ๐‘›} konvergen pada (๐‘‰, ๐‘‘), maka {๐‘ฅ๐‘›} konvergen

pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—). Begitu pula jika {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy

pada (๐‘‰, ๐‘‘), maka {๐‘ฅ๐‘›} barisan Cauchy pada (๐‘‰, ๐‘‘๐‘“โˆ—,โˆ—)

3. Dari Teorema 4.2.1, dengan mendefinisikan ๐‘‰ ={๐ด, ๐ต, ๐ถ, ๐ท, ๐ธ} dengan ๐ด = (0,0), ๐ต = (1,0), ๐ถ = (1,2),

๐ท = (0,1), ๐ธ = (1,3), ๐œ‘(๐œ) = 1 โˆ’ โˆš๐œ โˆ€๐œ โˆˆ [0,1],

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = exp (โˆ’

2๐‘‘(๐‘ฅ,๐‘ฆ)

๐‘ก) โˆ€๐‘ก > 0 dengan ๐‘‘(๐‘ฅ, ๐‘ฆ)

merupakan metrik Euclid pada โ„2, fungsi ๐‘‡: ๐‘‰ โ†’ ๐‘‰

dengan ๐‘‡(๐ด) = ๐‘‡(๐ต) = ๐‘‡(๐ถ) = ๐‘‡(๐ท) = ๐ด dan ๐‘‡(๐ธ) = ๐ต serta fungsi ๐‘˜: (0, โˆž) โ†’ (0,1) yang

didefinisikan seperti pada Contoh 4.2.2, didapat suatu

titik tetap dari ๐‘‡, atau ๐‘‡๐‘ฅ = ๐‘ฅ dengan ๐‘ฅ = ๐ด

Page 80: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

60

5.2. Saran

Ada beberapa hal yang terkait dengan ruang metrik fuzzy

yang belum diteliti lebih dalam, sehingga penulis memberikan

saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Pada penelitian selanjutnya, bisa digunakan kembali

fungsi yang sama pada Tugas Akhir ini, yaitu

๐‘‘๐‘“โˆ—(๐‘ฅ, ๐‘ฆ, ๐‘ก) = ๐‘Žโˆ’

2๐‘‘(๐‘ฅ,๐‘ฆ)

๐‘ก

dengan ๐‘Ž = ๐‘’, namun menggunakan nilai ๐‘Ž yang

berbeda, antara lain ๐‘Ž = โ„+ โˆ’ {1, ๐‘’} atau ๐‘Ž = โ„โˆ’

2. Menggunakan norm-s (conorm-t) sebagai pembanding

dengan penelitian ini, seperti yang dipaparkan pada [16].

Page 81: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

61

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Kumam Poom dan Wutiphol Sintunavarat. 2011.

Common Fixed Point Theorems for a Pair of Weakly

Compatible Mappings in Fuzzy Metric Spaces.

Bangkok. Hindawi Publishing Corp.Hlm 1-14

[2]. Turkoglu D., S. Sedghi, N. Shobe. 2009. A Common

Fixed Point Theorem in Complete Fuzzy Metric

Spaces. Ankara. Novi Sad J. Math. Hlm 11-20

[3]. Kreyszig Erwin. 1978. Introductory Functional

Analysis with Applications. Kanada. John Wiley &

Sons, Inc.

[4]. Yunus Mahmud. 2005. Modul Ajar Pengantar

Analisis Fungsional. Surabaya. Departemen

Matematika ITS.

[5]. Gregori Valentin, Juan Jose Minana, Samuel

Morillas. 2015. On Completable Fuzzy Metric

Spaces. Valencia. Elsevier. Hlm 133-139

[6]. Zadeh L. A.. 1965. Fuzzy Sets. California. Inform

and Control 8. Hlm 338-353

[7]. Zimmerman. 1992. Fuzzy Set Theory and Its

Applications 2ed. Massachusetts. Kluwer Academic

Publishers

[8]. Czerwik S.. 1993. Contraction Mappings in b-Metric

Spaces. Ostrava. Acta Mathematica et Informatica

Universitatis Ostraviensis. Hlm 5-11

Page 82: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

62

[9]. LG Huang dan Zhang Xian. 2006. Cone Metric

Spaces and Fixed Point Theorems of Contractive

Mappings. Xiamen. J. Math. Anal. Appl. Hlm 1468-

1476.

[10]. Kramosil Ivan dan J. Michalek. 1975. Fuzzy Metric

and Statistical Metric Spaces. Kybernetika 11. Hlm

326-334

[11]. George A. dan P. Veeramani. 1993. On Some Results

in Fuzzy Metric Spaces. India. Madras-600 036. Hlm

395-399

[12]. Sapena Almanzor. 2001. A Contribution to Study of

Fuzzy Metric Spaces. Valencia. Universidad

Politecnica de Valencia. Vol 2, No. 1, hlm 63-75.

[13]. Bartle Robert G., dan Donald R. Sherbert. 2010.

Introduction to Real Analysis. Illinois. University if

Illinois, Urbana-Champaign. John Wiley & Sons,

Inc.

[14]. Shen Y. et al. 2011. Fixed Point Theorems in Fuzzy

Metric Spaces. Tianshui. Tianshui Normal

University. Elsevier. Hlm 138-141.

[15]. Nuril Z. Auda, Sunarsini, Yunus M., Sadjidon. 2016.

Pemetaan Kontraktif pada Ruang b-Metrik Cone โ„

Bernilai โ„2. Surabaya. J. Math and Its Appl. Vol 13

No 2. Hlm 1-10

[16]. Noorani M. S. M. dan M. Rafi. 2006. Fixed Point

Theorem on Intuitionistic Fuzzy Metric Spaces.

Iranian Journal of Fuzzy Systems Vol. 3, No. 1, hlm

23-29

Page 83: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

63

[17]. Lebl Jiri. 2018. Basic Analysis I, Introduction to

Real Analysis Vol. I. California.

Page 84: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

64

Page 85: KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK FUZZY

65

BIODATA PENULIS

Penulis bernama Zicky

Lukman, lahir di Jember, 29 Oktober

1995. Penulis memulai jenjang

pendidikan formal dari TK Al

Furqon Jember (2001-2002), SDN

Jember Lor 1 (2002-2008), Semesta

Bilingual Boarding School (2008-

2011) sampai SMAN 1 Jember

(2011-2014). Setelah lulus dari

pendidikan menengah atas, penulis

melanjutkan studi ke jenjang S1 di

Departemen Matematika ITS pada

tahun 2014 hingga sekarang melalui

jalur SBMPTN dengan NRP 06111440000084. Selama

menempuh studi di Departemen Matematika, penulis mengambil

bidang minat Matematika Analisis. Selain aktif berkuliah, penulis

sempat aktif di organisasi kerohanian melalui Lembaga Dakwah

Jurusan Ibnu Muqlah Matematika ITS sebagai Ketua Biro

Pelatihan di Departemen Kaderisasi (2015-2016) dan Ketua

Departemen Kaderisasi (2016-2017). Selain itu juga, dalam kurun

2015-2018, penulis menjadi asisten dosen, baik Kalkulus 1

maupun Kalkulus 2, di ITS selama 6 semester.

Untuk pertanyaan lebih lanjut mengenai Tugas Akhir ini,

bisa menghubungi penulis via WA (085859557005) atau email ke

[email protected]


Recommended