Session Review of Kapita Selekta
week - date :
I - 18th September 2008
topic :
New Information Economic
speaker :
Hudiarto, Ir. M.M
(Fasilkom Binus University)
Manajemen - Economic
Binus University
Jakarta, September 2008
Siti Khairunnisa H
0900806750
Rendy Bernaldi
0900805552
Perubahan cepat di dunia bisnis mendorong perusahaan mengandalkan
kekuatan informasi sebagai basis untuk berbisnis. Informasi yang didukung
teknologi internet telah merevolusi wajah perekonomian dunia untuk berubah
dari ekonomi lama (old economy) ke ekonomi baru (new economy).
Ekonomi baru melengkapi kegiatan bisnis dunia nyata dengan kekuatan
informasi. Untuk memanfaatkan informasi dengan optimal, dunia bisnis perlu
menerapkan strategi pengelolaan informasi dan pengetahuan dengan optimal
untuk memperbaiki kualitas keputusan, proses, dan produk ataupun jasa yang
dihasilkan, serta hubungan yang harmonis dengan pelanggan.
Untuk dapat bersaing di era informasi dan teknologi yang serba cepat,
sebuah perusahaan harus melakukan transformasi fondasi pada bagian
internalnya secara struktural. Perubahan struktural ini mengharuskan perusahaan
untuk mengembangkan sebuah strategi berbasis teknologi yang kaya fungsional
dan tepat pelaksanaannya dengan visi misi perusahaan.
Bahkan, untuk menciptakan suatu nilai terbaik dimasa mendatang,
perubahan struktural yang dilakukan sebuah perusahaan mungkin saja akan
membutuhkan proses perubahan secara besar-besaran. Pada waktu yang sama
pula, perusahaan harus membangun sebuah strategi yang mampu mengatasi dari
perubahan tersebut, seperti kemampuan manajerial untuk menciptakan
lingkungan kaya dengan teknologi yang adaptif dan touchable.
Faktor inilah yang menjadi sebuah tolak ukur, dimana perencaan yang
dibuat oleh perusahaan harus memberikan nilai yang sebanding seperti yang
telah diperhitungkan atas dasar pemanfaatan investasi dibidang teknologi dan
informasi, baik merupakan secara sistem, pemberdayaan SDM, atau nilai
tangible seperti kemudahan atau komputerisasi pendataan serta keamanan data
yang dimilki perusahaan
Abstrak
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %&!"
Istilah ekonomi informasi dipergunakan disini sebagai terjemahan dari
economics of information, sedang information economy mungkin lebih tepat
diterjemahkan dengan perekonomian informasi.
Yang pertama berkaitan denganpemanfaatan prinsip-prinsip ekonomi
untuk mengamati jenis komoditi yang bernama informasi. Dengan kata lain,
ekonomi informasi ingin menjelaskan fenomena informasi dari sudut ilmu
ekonomi. Sedang perekonomian informasi menggambarkan tahapanbaru yang
terjadi dalam masyarakat dimana informasi dan pengetahuan berperan sentral.
Minat pada ekonomi informasi tumbuh dengan meningkatnya peran informasi
dalam perekonomian, khususnya setelah statusnya meningkat dari pelengkap
dalam kegiatan perekonomian menjadi sumber ekonomi penting, bahkan satu-
satunya dalam masyarakat pasca kapitalis (Drcuker, 1993).
Hal ini juga terjadi dengan sumber daya lain seperti sumber daya alam
(SDA) yang menghasilkan ekonomi sumber (resource economic), sumber daya
manusis (SDM) yang menghasilkan ekonomi sumber dayamanusia (human
resource economic/labor economics) dan lain sebagainya. Meskipun demikian,
ekonomi informasi belumlah menjadi satu bidang studi yang sudah mapan.
Perkembangan sedang berjalan dan banyak karya ilmiah di bidang ini terus
bermunculan. Dan memang hal itu sangat dibutuhkan. Sebagai ilustrasi
perkembangan pesat di bidang ekonomi informasi dicobadigambarkan apa yang
dibahas dalam ekonomi informasi lama (old economics of information) dan
ekonomi informasi baru (new economics of information).
Ekonomi Informasi (IE)
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page !&!"
Salah satu konsep penting dalam ekonomi informasi lama adalah apa
yang disebut “trade off between richness and reach”. Kita mengetahui bahwa
suatu informasi yang kaya (richness), yang penuh detil dan luas tidak bisa
disampaikan atau dikombinasikan lewat media massa. Media massa hanya tepat
untuk jenis informasi standar yang ingin menjangkau banyak orang (reach).
Oleh karena itu, hukum dasar bagiin formasi adalah prinsip trade off
antara”richness” dan “reach” (jangkauan) itu. Untuk jenis informasi yang kaya
diperlukan kedekatan (proximity), seperti pemanfaatan tenaga penjual dalam
memasarkan barang atau jasa tertentu yang proses pembeliannya cukup
kompleks.
Sebaliknya, untuk jenis informasi yang standar dari produkkonsumsi dan
ingin menjangkau khalayak yang luas, maka media massa adalah media
yangtepat. Dalam kenyataan, perusahaan menggabungkan keduanya untuk
mendapatkan dampakyang optimal dari strategi komunikasi yang dilakukan.
Evans & Wurster (1997) mengingatkan bahwa ekonomi informasi
lama itu sudah tidak memadai sebagai peralatan bisnis dan persaingan.
Mereka mengungkapkan bahwa sedang terjadi perubahan (shift) dalam ekonomi
informasi, tidak sekedar perubahan karena teknologi,tetapi khususnya karena
munculnya perilaku baru (new behavior) yang bertambah membengkak (critical
mass). Contoh klasik dibidang ini adalah Encyclopedia Britannica (EB) yang
kewalahan menghadapi persaingan-persaingan dari sebuah encyclopedia yang
dikemas dalam CD-ROM bernama Microsoft-Encarta (ME). ME dijual dengan
harga $ 50 sedang EB dengan harga $ 1,500 – 2,200. Yangmenarik lagi EB
diproduksi dengan biaya $ 200 – $ 300 sedang ME Cuma $ 1,50. Inilahyang
dinamakan dengan ekonomi baru informasi yang perlu diwaspadai oleh
kalanganbisnis yang ingin selamat (survive).
Ekonomi Informasi Lama (IE)
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page '&!"
Ketika ketergantungannya pada ekonomi penjualan langsung (economics
of intensive personal selling), yang tidak dihadapi oleh ME. Inilah yang
dinamakan ekonomi informasi baru, yang perlu diwaspadai oleh berbagai sektor
bisnis yang mengidap “ekonomi penjualan langsung”, seperti industrimobil,
asuransi, real estate dan biro perjalanan. Informasi dan pengetahuan, seperti
diutarakan oleh Thomas A. Steward (1997) dalam bukunya: Intellectual Capital,
memang tidak sama dengan uang kas, sumberalam, tenaga kerja, dan mesin.
Informasi adalah sumber daya yang aneh (weird resources), dengan alasan :
Informasi merupakan public-good, yang dapat dipergunakan, tanpa
dikonsumsi(can be used without being consumed). Karena itu, informasi bersifat
non substractive (tidak berkurang). Walaupun telah dijual, informasi yang sama
bisa dijual pada pihak lain, seperti dosen yang mengajar mata kuliah yang sama
diberbagai tempat, bahkan informasi atau pengetahuan dari dosen itu bisa
diajarkan oleh sang murid kepada khalayak lain tanpa ada masalah.
Dalam ilmu ekonomi, nilai timbul karena kelangkaan (scarcity). Itu
untuk sumber daya ekonomi lain. Informasi dan pengetahuan bertambah nilainya
justrukarena melimpah (abundant), bukan karena langka.
Barang dan jasa padat pengetahuan memiliki struktur biaya yang “berat
didepan” (front-loaded). Artinya biaya untuk unit pertama akan tinggi
dibandingdengan unit berikutnya.
Karena cirinya yang kreatif, pada informasi dan pengetahuan sulit
dilihat keterkaitan antara masukan (input) dan keluaran (output). Karena itu sulit
untukdiprediksi tidak seperti modal tetap (mesin) yang lebih dapat
diprediksi(predictable).
Era Baru Ekonomi Informasi (NIE)
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page (&!"
Keputusan yang tepat
- menciptakan iklim investasi yang lebih baik
- memilih investasi dan proyek diantara berbagai pilihan yang ada
- membatalkan proyek TI yang sedang berjalan karna performa yang buruk
- meningkatkan kinerja sumber daya yang tersisa
- implementasi dan menidaklanjuti investasi terpilih
Zona Perbaikan TI
NIE : Menentukan Sasaran
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page )&!"
Fenomena NIE
- Ketiadaan hubungan antara teknologi dengan struktur bisnis
- Perusahaan yang memiliki pembagian struktur tanpa memiliki perspektif
organisasi ataupun tidak adanya kemauan untuk menghilangkan
penghalang diantara pembagian tersebut.
Rantai Nilai Strategi pada Lapisan Bawah
Lapisan Bawah Nilai Rantai
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page *&!"
Metrik Pengukuran Kinerja
proses perencanaan
yang efektif
keputusan sumber
daya yag memadai
rencana operasional
proyek anggaran
yang membumi
pelaksanaan TIkeberhasilan
lapisan bawahStrategi
Bisnis
Mengubah Kabar Buruk Menjadi Kabar Baik
Teknologi informasi telah menjadi motor penggerak bagi
pertumbuhan bisnis dunia, termasuk di Indonesia. Dengan
mengoptimalkan manfaat dari informasi yang tepat, perusahaan dapat
memangkas biaya yang besarnya sangat signifikan.
Terlepas dari hal tersebut, pemanfaatan informasi memiliki dua
sisi: jika perusahaan tidak bisa menggunakannya dengan tepat, maka
informasi tidak akan berfungsi sebagaimana yang direncanakan,
sebaliknya jika perusahaan dapat memanfaatkannya dengan optimal,
maka investasi yang dilakukan perusahaan dinilai berhasil.
Di Indonesia, kita dapat melihat bahwa revolusi informasi yang
hadir merupakan faktor yang berkaitan degan teknologi Internet, banyak
perusahaan yang melihatnya sebagai sesuatu yang sangat mengancam,
contohnya PT. Telkom dan PT. Pos Indonesia yang merupakan Badan
Usaha Milki Negara (BUMN).
PT. Telkom menganggap lonjakan pengguna internet akan
menekan para konsumen di industri suara (telpon) untuk beralih
menggunakan internet untuk mendukung aktifitas sehari-hari mereka.
Begitu pula dengan PT. Pos Indonesia yang berfikir bahwa kemajuan
teknologi internet akan mendorong PT. Pos Indonesia menjadi perusahaan
yang hanya melayani masyarakat menengah kebawah (yang belum begitu
mengenal internet).
Manfaat IE
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page +&!"
Tetapi, karena kedua perusahaan ini berhasil mengelola dan
memanfaatkan informasi disertai inovasi di bidang teknologi komunikasi
tersebut dengan baik, datangnya perubahan tidak mematikan bisnis kedua
perusahaan ini. Mereka merangkul kekuatan informasi dan teknologi
Internet tersebut dengan secara signifikan melakukan perubahan-
perubahan fisik yang diperlukan dalam memperbaharui produk dan jasa
yang mereka tawarkan.
PT Telkom memperkenalkan Telkomnet Instan sebagai jasa
layanan internet bagi pengguna telepon tanpa repot (tanpa harus
mendaftar dengan prosedur administrasi yang rumit sebagai pelanggan
sebuah internet provider), bisa langsung diakses seperti menelepon biasa.
Jasa lainnya adalah penyediaan jaringan komunikasi broadband untuk
kawasan tertentu yang bisa digunakan untuk TV kabel atau jaringan
internet dengan kabel (bukan dial up).
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi ini,
PT Telkom juga menawarkan jasa komunikasi bergerak dengan telepon
genggam yang menawarkan pulsa jauh lebih murah dari perusahaan
sejenis di industri komunikasi bergerak.
Sedangkan PT. Pos Indonesia menawarkan produk-produk baru
seperti wasantara-net (jasa layanan internet provider), pengiriman kartu
pos digital, serta pengiriman surat dan barang yang ditunjang dengan
jaringan elektronik yang telah dibangun oleh PT Pos untuk menyosong
masa depan menjadi perusahaan kelas dunia.
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page #&!"
Mengubah Informasi Pasif Menjadi Informasi Aktif
Informasi, ditunjang dengan teknologi komunikasi yang
berkembang cepat hanyalah merupakan alat. Alat ini dikendalikan oleh
manusia. Dengan demikian, pelaku bisnis perlu mengelola informasi yang
dapat diaksesnya sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan bersama oleh
orang-orang yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal. Di sini,
peran knowledge management (KM) menjadi penting.
Dengan KM yang tepat, yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan, informasi penting dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh
pimpinan di kantor pusat, tetapi juga oleh mereka yang berada di cabang-
cabang dan perwakilan perusahaan di seluruh dunia pada waktu yang
bersamaan. Jadi, knowledge management dapat mengubah informasi pasif
yang hanya tersimpan dalam kepala beberapa orang, atau dalam bentuk
cetak, menjadi informasi aktif, yaitu informasi yang di-share sehingga
dapat dimanfaatkan secara aktif untuk mengambil keputusan, melakukan
inovasi dalam produk dan proses, mendukung pembelajaran yang
berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas dari SDM perusahaan.
Sebagai contoh: Perusahaan Nabisco, memanfaatkan information
sharing untuk sarana penyempurnaan kualitas produk dan layanan kepada
pelanggan. Melalui Journey, sistem yang khusus diciptakan untuk
mengakomodasi kegiatan pengelolaan informasi (knowledge
management), seorang manager produk di Malaysia yang ingin
mempromosikan peluncuran makanan ringan baru, bisa mengakses
Journey untuk melihat informasi tentang kegiatan serupa (promosi
peluncuran produk baru) yang pernah ataupun sedang dilakukan di negara
lain.
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page ,&!"
Mengubah Pelanggan Musiman Menjadi
Pelanggan Loyal
Caranya adalah dengan memanfaatkan informasi yang tepat untuk
membina hubungan dua arah yang harmonis dengan target pasar. Ada
banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah mendekatkan diri
dengan pelanggan dengan memberi layanan secara individu kepada
mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet
untuk mengunjungi pelanggan satu per satu di tempat mereka masing-
masing.
Melalui teknologi ini, perusahaan bisa memperkenalkan berbagai
produk, layanan baru yang ditawarkan perusahaan bagi pelangan, serta
berbagai solusi yang diberikan perusahaan untuk memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi pelanggan.
Teknologi internet dengan knowledge management-nya pun bisa
dimanfaatkan untuk mendapatkan masukan berharga (melalui keluhan,
usulan, dan pertanyaan yang disampaikan pelanggan) untuk memperbaiki
kualitas produk dan layanan bagi pelanggan, serta menciptakan produk
dan layanan baru sesuai dengan perubahan selera dan kebutuhan
pelanggan yang bisa diakses dari setiap transaksi yang tercatat. Dengan
demikian, baik pelanggan maupun perusahaan bisa saling mengenal
dengan baik karakter masing-masing
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %"&!"
Dell Computers, perusahaan yang memproduksi komputer
dengan mengandalkan keterlibatan pelanggan dalam menentukan sendiri
fitur dari komputer yang akan dibeli (bukan fitur yang sudah distandarkan
dari pabrik), serta Amazon.com, yang juga mengandalkan keterlibatan
pelanggan dengan konsep ”swalayan” (pelanggan bisa memilih sendiri
buku yang akan dibeli, dengan harga yang paling sesuai dengan kantong
masing-masing), merupakan contoh yang tepat untuk menggambarkan
pemanfaatkan kekuatan informasi yang ditunjang dengan teknologi yang
tepat untuk memenangkan persaingan.
Kedua perusahaan ini tampil sebagai pemenang karena mereka
mampu menggunakan informasi untuk memenangkan pelanggan dengan
cara yang mengubah paradigmanya dari persaingan dalam produk
menjadi persaingan dalam pemanfaatan informasi yang tepat untuk
memenangkan persaingan di pasar.
Berbagai bank di Indonesia juga sudah mulai memanfaatkan
kekuatan informasi ini, misalnya melalui internet banking, di mana
pelanggan diberi kepercayaan dan kemudahan untuk mendapatkan akses
terhadap berbagai informasi yang mereka perlukan serta melakukan
sendiri transaksi perbankan mereka dengan memanfaatkan internet,
misalnya: transfer ke rekening lain, pembayaran berbagai tagihan.
Transaksi yang dilakukan pelanggan ini akan tercatat dalam
sistem dan informasi yang dihasilkan (antara lain: berapa banyak yang
mengakses fasilitas ini, transaksi mana yang paling banyak diminati,
masalah apa yang sering menjadi keluhan pelanggan) akan tercatat
sehingga mudah diakses oleh para pengambil keputusan untuk
meningkatkan kualitas keputusan mereka, serta mengantisipasi perubahan
minat dan kebutuhan pelanggan.
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %%&%"
Konsep Value
Konsep VALUE merupakan manfaat dari pengimplementasian terkait dengan
penilaian yang diterapkan dalam sebuah bisnis, dapat berarti sangat luas
karena bersifat tangible, intagible, quantifiable, dan unquantifiable. Dalam
information economics konsep ini didefinisikan sebagai perluasan dari
indikator pada Return of Investment (ROI).
Konsep Pengikut dari Value
Value Linking yaitu merupakan manfaat yang diperoleh berupa peningkatan
kinerja satu atau sejumlah fungsi bisnis atau organisasi karena adanya
implementasi TI (contohnya implementasi paperless office, electronic
document management system, peningkatan SDM dg computer based
training, implementasi e-learning di PT untuk meningkatkan knowledge
base).
Value Acceleration adalah konsekuensi dari karakteristik teknologi
(khususnya TI) yang dapat memperce-pat manfaat bagi organisasi baik secara
operasional maupun secara strategis (contohnya : ATM untuk peningkatan
(cepat) pelayanan (operational), pembukaan cabang perusahaan (strategis),
pengembangan pasar internasional).
Value Restructuring merupakan manfaat langsung maupun tidak langsung
yang dinikmati perusahaan karena terjadi sejumlah restrukturasi proses bisnis
(dengan menggunakan TI) (misalnya saja pada perampingan struktur
(melibatkan TI), eliminasi – simplifikasi – integrasi – otomasi proses dalam
perusahaan)
Konsep Ekonomi Informasi
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %!&!"
Value Innovation yaitu kemampuan TI dalam menciptakan produk-produk
dan jasa-jasa baru yang ditawarkan ke pasar (misalnya pengembangan pasar
baru dg SMS misal untuk pemesanan tiket pesawat)
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %'&!"
High fixed cost
Biaya pertama untuk mencipta suatu produk teknologi informasi (copy
pertama) biasanya mahal. Tetapi biaya untuk memperbanyaknya sangat
murah. Misalnya, biaya untuk membuat sebuah film Hollywood seperti
Titanic bisa mencapai ratusan juta dollar. Tetapi, begitu sudah dimasukkan
dalam format VCD/DVD, biaya mengcopy, memperbanyak, atau
membajaknya amat murah. Hal sama berlaku untuk perangkat lunak
komputer, seperti Windows XP, MS Word, dan sebagainya.
Versioning and price discrimination
Karena prinsip high fixed cost, low variable cost yang sudah diuraikan di
atas, penetapan harga berdasarkan biaya (cost) yang biasa tidak berlaku
untuk barang informasi, karena biaya per satuannya sudah mendekati nol.
Karena itu, barang informasi dinilai menurut nilai sang konsumen, bukan
menurut biaya produksi. Karena orang memberi nilai yang berbeda
terhadap suatu informasi yang sama, maka muncul berbagai versi barang
informasi, untuk segmen-segmen pasar yang berbeda, yang akan
membayar harga yang berbeda untuk versi-versi yang berbeda.
Lock-in, switching
Ketika pemilihan satu produk teknologi informasi, sering kali kita seperti
terkunci (lock in), karena akan sulit pindah ke produk teknologi informasi
lain (dari perusahaan yang berbeda). Untuk pindah (switch) ke sistem
lain, mungkin biayanya akan terlalu mahal, karena investasi yang sudah
ditanam sebelumnya akan terbuang.
Konsep Kunci Ekonomi Informasi
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %(&!"
Misalnya, pengguna perangkat lunak buatan Apple (Macintosh) sulit
beralih ke Microsoft Windows karena problem kompatibilitas. File-file
MacIntosh tidak bisa dibaca di Windows. Artinya, jika mau pindah ke
Windows, berapa biaya yang dibutuhkan untuk mentransfer ribuan file
komputer ke sistem operasi baru tersebut?
Network effects.
Nilai suatu produk tergantung juga pada luas jaringan (network) pengguna
yang sudah memanfaatkannya. Makin luas dan makin besar jaringan itu,
nilainya makin tinggi.
.
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %)&!"
Perspektif Bisnis
Pertimbangan dan penilaian dari suatu nilai proyek yang akan diterima harus
dibandingkan dengan biaya yanga akan dikeluarkan.
Manajerial harus mampu menghadapi tantangan-tantangan terhadap suatu
resiko. Berikut diantara pertanyaan yang akan dihadapi manajerial mengenai
kebijakannya terhadap sebuah investasi pada TI :
- mengenai hasil apa saja yang akan didapat perusahaan jika melakukan
investasi TI pada bisnis yang tengah dijalankan.
- evaluasi dan situasi saat ini pada perusahaan, apakah telah memilki
sumber daya untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek tersebut
hingga rencana yang disusun dapat bersinergi dengan strategi lain pada
perusahaan.
Perspektif Teknologi
Dari aspek teknologi, perlu dilakuakn penerapan investasi berdasarkan
sumber daya proyek yang tersedia dibanding dengan sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dan implementasi proyek tersebut.
Keputusan Investasi TI
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %*&!"
Analisi Value Domain Bisnis dan Teknologi
Analisis 2 Domain
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %+&!"
PERSPEKTIF BISNIS
+ VALUE
Technology
services
PERSPEKTIF TI
- COSTS
- COSTS
(IS charges and
Business expenses)
KELAYAKAN BISNIS DAN PERSETUJUAN PROYEK
Costs of
services
+RECOVERY
KELANGSUNGAN KEGIATAN TI DAN
KELANGSUNGAN PROYEK
Strategic business plan impact
Computing and
technology
organisation opportunity
Business organisation
alignmentInformation
syst architecture
Implementasi TI pada perusahaan
Batasan dan Ruang lingkup IE
- konsep tersebut bukanlah suatu rencana strategis, pengembangan system
persaingan, atau ekonomi tradisional
- bukan juga sebagai pola solusi dari sentralisasi atau desntralisasi TI pada
perusahaan
Praktek NIE
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %,&!"
proses penggunaan TI
proses konversi TI
proses persaingan
manajemen aktifitas dan
konversi
PENGELU-ARAN
TIpenggunaan
yangsesuai
prosespersaingan dan dinamika industri
ASETTI
DAMPAKTI
KINERJAORANISASI
Skema diatas merupakan skema proses penggunaan TI dan dampak ekonomisnya
bagi perusahaan
sumber : Devaraj 2002
Praktek NIE
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page %,&!"
Pelaksanaan Ekonomi Informasi Baru
pelaksanaan
TI
keberhasilan
lapisan bawahSTRATEGI
BISNIS
PENGELOLAAN PORTOFOLIO
PENGELOLAAN DAMPAK TI
PENGELOLAAN BUDAYA
PENDUKUNG
INOVASI
PENYELARASAN
PENGUKURAN
KINERJA
PRIORITASI
RENCANA KEBUTUHAN
PASOKAN
rencana
operasional
proyek anggaran
yang membumi
proses
perencanaan
yang efektif
keputusan
sumber daya yag
memadai
Rantai Nilai Strategi pada Lapisan Bawah
Kapita Selekta I : The New Information Economics
September !""#$ Manajemen Faculty Binus University
page !"&!"