KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DEMAM
THYPOID DENGANMASALAH KEPERAWATAN
HIPERTERMI DI RUMAH SAKIT KHUSUS
DAERAH IBU DANANAK PERTIWI
OLEH :
FUSPA DEWI ABDULLAH
NIM: 1509106
AKADEMIK KEPERAWATAN MAPPA OUDANG
PROGRAN STUDI KEPERAWATAN
MAKASSAR
2018
i
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DEMAM
THYPOID DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI
DIRI DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH
IBU DAN ANAK PERTIWI
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
OLEH:
FUSPA DEWI ABDULLAH
NIM: 1509106
AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
MAKASSAR
2018
ii
iv
v
v
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Nama : FuspaDewi Abdullah
Tempat/ Tanggal Lahir : Ujung Pandang/ 3 Januari 1997
Suku/ Bangsa : Makassar/ Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Lengkap : Jln.Abd.Kuddus No.22 Barombong.
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pada Tahun 2002-2009 SDI Bontoa
2. Pada Tahun 2009-2012 Smp Negeri 15 Makassar
3. Pada Tahun 2012-2015 Smk Pratidina Makassar
4. Pada Tahun 2015-2018 AKPER Mappa Oudang Makassar
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
karunia-Nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabiyullah
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat-Nya yang membawa umat
manusia dari alam gelap gulita ke alam yang terang benderang.
Tidak lupa pula penulis mensyukuri segala Rahmat dan Karunia yang
telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI
DEMAM THYPOID DENGAN MASALAH KEPERAWATANHIPERTERMI
DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan
Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar,
tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak Karya Tulis Ilmiah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Kepada Ibu Dewi Hestiani. S,Kep.,M,Kes. sebagai pembimbing I selaku
penguji yang begitu banyak memberikan ilmu kepada penulis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih karena telah mau meluangkan
begitu banyak waktu untuk penulis serta banyak memberikan masukkan dan
motivasi dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dan dengan sabar
membimbing penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan baik.
2. Kepada Ibu Andi Suriyani. S,Kep. M.Kes selaku pembimbing II selaku
penguji yang begitu banyak memberikan sumbangsih pemikiran, saran,
nasihat dan dengan penuh kesabaran selama proses bimbingan di dalam
menyusun Karya Tulis Ilmiah, penulis ucapkan banyak terima kasih.
3. Bapak KOMBES. Pol. dr. Aris Budyanto.,SP.THT selaku kepala RS
Bhayangkara Makassar sekaligus sebagai Ketua Yayasan Brata Utama
Bhayangkara Makassar
vii
4. Bapak Dardin,S.kep,Ns,M.Kep selaku Direktur Akper Mappa Oudang
Makassar, yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi dan sekaligus
menjadi figure seorang bapak yang baik bagi mahasiswa/ mahasiswi.
5. Ucapan terima kasih tidak lupa disampaikan kepada Wakil Direktur 1, Wakil
Direktur II, Wakil Direktur III, yang telah memberikan kemudahan kepada
penulis, baik pada saat perkuliahan, maupun pada saat penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.
6. Kepada seluruh Dosen pengajar dan Staff Akademi Keperawatan Mappa
Oudang Makassar yang telah memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan
kepada penulis yang penuh kesabaran, keikhlasan dan menyalurkan ilmu
pengetahuan. Serta yang telah banyak memberikan doa dan restu serta
dorongan baik moril dan material selama penulis mengikuti semua
pendidikan selama 3 tahun ini.
7. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga secara khusus disampaikan kepada
Ayahanda Abdullah dan Ibunda Nurbaya tercinta yang dengan penuh cinta
dan kasih sayangnya selama ini dengan ikhlas mengasuh, mendidik, dan
selalu memberikan dukungan baik moril maupun material dan semangat serta
doa yang tulus di setiap sujudnya agar penulis menjadi orang yang dapat
membanggakan untuk mereka. Terima kasih untuk setiap cinta yang terpancar
dan senyuman manis yang kalian berikan kepada penulis yang selalu
mengiringi setiap langkah penulis sehingga penulis bisa sampai ke titik ini.
Terima kasih untuk tiap tetesan keringat yang tidak dapat penulis ganti
dengan apapun, terima kasih sudah menjadi orang tua yang baik untuk
penulis selama ini.
8. Kepada Fikram yang selalu memberikan doa, motivasi, kasih sayang serta
menjadi penyemangat dan memberikan dukungan moril bagi penulis.
9. Kepada saudaraku Fitri yang telah menjadi kakak yang terbaik bagi penulis
dan selalu membantu jika terdapat masalah.
10. Kepada keluarga yang telah memberikan doa, motivasi, kasih sayang serta
dukungan moril yang tak terhitung nilainya bagi penulis.
11. Kepada sahabat-sahabat penulis angkatan ke IX, khusunya tingkat III A yang
selama 3 tahun ini telah menemani penulis baik suka maupun duka.
viii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari pihak
yang bersifat membangun penulis akan menerima dengan senang hati.
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan mahasiswa Akper Mappa Oudang Makassar khususnya dalam
memberikan Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Sectio Demam
Thypoid Dengan Masalah Keperawatan Hipertermi Di Rumah Sakit Khusus
Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi .
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Makassar, 02April 2018
Fuspa Dewi Abdullah
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ................................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN PENELITI .................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 01
A. Latar Belakang .......................................................................................... 01
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 04
C. Tujuan ....................................................................................................... 04
D. Manfaat ..................................................................................................... 05
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 07
A. Tinjauan Tentang Hipertermi .................................................................... 07
1. Defenisihipertermi..................…………………………………………
……..07
2. BatasanKarakteristik Hipertermi........………………………......…...07
3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertermi……………...08
B. Tinjauan Tentang Demam Thypoid……………………………………...09
1. Anatomi Fisiologi sistem pencernaan .................................................. 09
2. Konsep Medis Demam Thypoid .......................................................... 12
a. Defenisi ......................................................................................... 12
b. Etiologi ........................................................................................... 13
c. Patofisiologi ................................................................................... 13
d. Manifestasi Klinik .......................................................................... 15
e. Pemeriksaan Diagnostik ................................................................. 16
f. Penatalaksanaan ............................................................................. 16
3. Konsep Keperawatan Demam Thypoid ………………….....……….18
a. Pengkajian ...................................................................................... 18
b. Penyimpangan KDM ...................................................................... 23
c. Diagnosa Keperawatan................................................................... 25
d. Intervensi Keperawatan .................................................................. 25
e. Implementasi .................................................................................. 32
f. Evaluasi .......................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 34
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 34
B. Subjek Penelitian ........................................................................................ 34
C. Fokus Studi ................................................................................................ 34
D. Defenisi Operasional Fokus Studi .............................................................. 35
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 35
x
F. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 36
G. Lokasi Dan Waktu Penelitian .................................................................... 37
H. Analisa Data Dan Penyajian Data .............................................................. 37
I. Etika Penelitian .......................................................................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Gambaran Lokasi Penelitan ................................................................ 39
2. Batasan Karateristik ............................................................................. 40
3. Data Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian ...................................................................................... 41
b. Diagnosa Keperawatan................................................................... 52
c. Perencanaan Asuhan Keperawatan ................................................ 53
d. Implementasi .................................................................................. 55
e. Evaluasi .......................................................................................... 58
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian ............................................................................................ 60
2. Diagnosis .............................................................................................. 60
3. Perencanaan.......................................................................................... 61
4. Pelaksanaan .......................................................................................... 64
5. Evaluasi ................................................................................................ 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 66
B. Saran ........................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 69
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Asuhan Keperawatan Nanda Nic-NocNyeri Akut . .................. . 25
Tabel 2.2 Tabel Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc Ketidakseimbangan
Nutrisi ................................................................................................................... 27
Tabel2.3Tabel Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc Resiko Kekurangan Volume
Cairan .................................................................................................. 29
Tabel 2.4 Tabel Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc
Hipertermi .............................................................................................. 30
Tabel 4.1 Tabel Identitas Saudara Kandung .......................................................... 41
Tabel 4.2 Tabel Riwayat Imunisasi ........................................................................ 44
Tabel 4.3 Tabel Pola Perubahan Nutrisi................................................................45
Tabel 4.4 Tabel Nutrisi..........................................................................................46
Tabel 4.5 Tabel Cairan...........................................................................................47
Tabel 4.6 Tabel Eliminasi......................................................................................47
Tabel 4.7 Tabel Istirahat Tidur..............................................................................47
Tabel 4.8 Tabel Personal Hygiene.........................................................................48
Tabel 4.9 Tabel Aktivitas.......................................................................................48
Tabel 4.10 Tabel Aktivitas Sehari-hari..................................................................48
Tabel 4.11 Tabel Pengumpulan Data (Data Fokus)..............................................51
Tabel 4.12 Tabel Analisa Data ............................................................................... 52
Tabel 4.13 Tabel Diagnosa Keperawatan .............................................................. 52
Tabel 4.14 Tabel Perencanaan Asuhan Keperawatan ............................................ 54
Tabel 4.15 Tabel Implementasi .............................................................................. 57
Tabel 4.16 Tabel Evaluasi ...................................................................................... 59
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan ............................................................. 10
Gambar 2.2 Penyimpangan KDM .......................................................................... 24
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Format Wawancara / Observasi Penelitian
Lampiran 2: Lembar Informed Consent
Lampiran 3: Surat Persetujuan Judul Proposal Penelitian
xiv
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DEMAM
THYPOID DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI
Peneliti : Fuspa Dewi Abdullah
Pembimbing I :Dewi Hestiani, S,Kep, M.Kes
Pembimbing II :Andi Suriani, S,Kep, M.Kes
ABSTRAK
Deman thypoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman salmonella
thypi yang mengakibatkan seseorang mengalami demam meninggi sampai akhir
minggu pertama 39-40oc, lidah yang berselaput kotor,dan sebagainya. Penularan
salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara,yang dikenal dengan 5f
yaitu : food (makanan), fingers (jari tangan / kuku), fomitus (muntah), fly (lalat),
dan melalui feses.Feses dan muntah pada penderita thypoid dapat menularkan
kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan
melalui perantara lalat, Dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan
dikomsumsi oleh orang yang sehat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
asuhan keperawatan anak dengan demam thypoid dengan masalah keperawatan
hipertermi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan studi
kasus menggunakan proses keperawatan. Populasi dari penelitian ini sampelnya
An. M penelitian dilakukan di ruang ketilang Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu
dan Anak Pertiwi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara,
obserbvasi, dan studi dokumentasi. Penelitian berdasarkan pengkajian yang
dilakukan dan didapatkan data tentang hipertermi.setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari didapatkan perkembangan masalah membaik.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan Anak, Thypoid, Hipertermi
xv
ABSTRACT
Deman thypoid is an infectious disease caused by salmonella thypi germs that
cause a person to have a high fever until the end of the first week of 39-40oc, the
tongue is webbed dirty, and so on. Transmission of salmonella thypi can be
transmitted in various ways, known as 5f: food, fingers, fomitus, fly (fly), and
through feces.Feces and vomiting in thypoid patients can transmit salmonella
thypi germs to others. The germs can be transmitted through the fly intermediate,
where the flies will perch on the food that will be consumed by a healthy
person.The purpose of this study to determine the nursing care of children with
thypoid fever with hypertermi nursing problems. This research is a quantitative
research with case study design using nursing process. The population of this
study samples An. M research was conducted in the rescue room of the Mother
and Child Children's Special Hospital. Data collection was done by interview,
obserbvation, and documentation study. Research based on the study conducted
and obtained data about hipertermi.setelah done nursing care for 3 days found
the development of problems improved.
keywords: child nursing care, thypoid, hyperthermia.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam atau panas merupakan gejala utama demam thypoid.
Awalnya, demam hanya samar-samar saja, selanjutnya suhu tubuh turun
naik yakni pada pagi hari lebih rendah atau normal, sementara sore dan
malam hari lebih tinggi demam dapat mencapai 39-400c. Intensitas demam
akan makin tinggi disertai gejala lain seperti sakit kepala, diare, nyeri otot,
pegal, insomnia, anoreksia, mual, dan muntah. Pada minggu ke-2
intensitas demam makin tinggi, kadang terus-menerus. Bila pasien
membaik pada minggu ke-3 suhu tubuh berangsur turun dan dapat normal
kembali pada akhir minggu ke-3. (Wahyu Rahayu Utaminingsih, 2015)
Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam thypoid
merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella
typhi. Penyakit ini ditransmisikan melewati makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh feses atau urin dari orang yang terinfeksi.Diagnosis
demam thypoid ditegakkan berdasarkan riwayat demam 7 hari atau lebih
dengan minimal satu dari gejala atau tanda terkait tifoid seperti diare, mual
muntah, nyeri perut, anoreksia, konstipasi, perut kembung, hepatomegali
atau splenomegali. (WHO, 2014 )
Penyakit demam thypoid yang berada pada usus halus dan dapat
menimbulkan gejala terus menerus, di timbulkan oleh salmonella thyposa.
2
Pada tahun 2008 demam typoid diperkirakan 216.000-600.000 kematian.
Kematian tersebut, sebagian besar terjadi di Nergara-negara berkembang
dan 80% kematian terjadi di Asia. Kematian di rumah sakit berkisar antara
0-13,9%. (WHO, 2013). Pada tahun 2014 diperkirakan 21 juta kasus
demam thypoid 200.000 diantaranya meninggal dunia setiap tahun (WHO,
2014 ).
Menurut T.H Rampengan dan I.R diperkirakan insiden demam
thypod pada tahun 1985 di indonesia adalah sebagai berikut umur 0-4
tahun 25,32 % umur 5-9 tahun 35,59 % dan umur 10-14 tahun 39,09 %.
Namun menegakkan diagnosis demam tifoid pada anak merupakan hal
yang tdak mudah mengingat tanda dan gejala klinis yang tidak khas
terutama pada penderita dibawah usia 5 tahun .insiden penyakit ini tidak
berbeda antara anak laki dan anak perumpuan, tergantung pada status gizi
dan status imunologis penderita. (Wijayaningsih, 2013)
Penyakit thypoid berdasarkan Riskesdas tahun 2007 secara
nasional di Sulawesi Selatan, terbesar di semua umur dan cenderung lebih
tinggi pada umur dewasa. Prevalansi klinis banyak ditemukan pada
kelompok umur sekolah yaitu 1,9%, terendah pada bayi yaitu 0,8%.
(Dinkes 2014, 2015).
Di provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014 suspeck penyakit
thypoid tercatat sebanyak 23.271 yaitu laki-laki sebanyak 11.723 dan
perempuan sebanyak 11.548 sedangkan penderita demam thypoid
sebanyak 16.743 penderita yaitu laki-laki sebanyak 7.925 dan perempuan
3
sebanyak 8.818 penderita dengan insiden rate (2,07) dan (CFR=0,00%),
dengan kasus yang tertinggi yaitu di kabupaten Bulukumba (3.270 kasus),
kota Makassar (2.325 kasus), kabupaten Enrekang (1.153 kasus) dan
terendah di kabupaten –kabupaten Luwu (1 kasus) dan kabupaten Tanah
Toraja (19 kasus) . (Dinkes 2014, 2015).
Berdasarkan data rekam medik di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu
dan Anak Pertiwi, angka kejadian demam thypoid pada tahun 2017 terjadi
sekitar 66 Kasus. Dampak dari demam thypoid atau virus salmonella thypi
memperlihatkan 3 sindrom yang khusus yaitu terjadinya septikiam.
Radang usus akut kemudian menjadi radang usus kronik. Pada kejadian
akut penderita sering depresif, demam, sering kali memperlihat aksi
merejan disertai mulas, deses berbau amis dan berlendir. Salmonella thypi
dapat menyebabkan demam dan gejala thypoid yang akan berlansung
selama 3-4 minggu. Dan sering terjadi pada minggu ketiga atau ke empat
dari penyakitnya akibat adanya komplikasi demam typoid antara lain :
pada tulang menyebabkan osteomylitsis, abses ginjal, dan pneumonia.
(Masniari Dkk,2014).
Berdasarkan hal tersebut di atas dan hasil studi pendahuluan yang
sudah dilakukan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi
tentang data kasus penderita demam thypoid di rumah sakit khusus daerah
ibu dan anak pertiwi, maka penulis tertarik untuk mengangkat asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami demam thypoid dengan masalah
4
keperawatan hipertermi di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak
Pertiwi.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang di atas maka penulis mencoba
merumuskan masalah bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami demam thypoid dengan masalah hipertermi di Rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami demam thypoid dengan masalah hipertermi di Rumah
Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien yang
mengalami demam thypoid dengan masalah hipertermi di Rumah
Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi.
b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami
demam thypoid dengan masalah hipertermi di Rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi .
c. Menyusun rencana keperawatan pada klien yang mengalami
demam thypoid dengan masalah hipertermi di Rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi.
5
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami
demam thypoid dengan masalah hipertermi di Rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi.
e. Melakukan evaluasi hasil keperawatan pada klien yang
mengalami demam thypoid dengan masalah hipertermi di Rumah
Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi.
D. Manfaat
1. Teoritis
Sebagai bahan referensi dalam pengembangan keilmuan
khususnya di bidang keperawatan tentang penanganan demam
thypoid.
2. Praktis
a. Tenaga Keperawatan
Dapat menjadi masukan bagi perawat dalam
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan khususnya bagi klien
demam thypoid untuk membantu penyembuhan.
b. Rumah Sakit
Dapat memberi masukan bagi Rumah Sakit dalam
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan khususnya dalam
penanganan klien yang mengalami gangguan sistem pencernaan
demam thypoid.
c. Institusi Pendidikan
Sebagai sumber informasi bagi institusi dalam
meningkatkan program DIII keperawatan pada masa yang
6
akandatang, sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program DIII
keperawatan di Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar.
d. Klien dan Keluarga
Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga
mengenai cara pencegahan perawatan dan pengobatan pada
gangguan sistem percernaan demam thypoid.
e. Peneliti
Penulis lebih memahami tentang asuhan keperawatan
pada klien yang mengalami demam thypoid dan menerapkan ilmu
yang diperoleh dalam penanganan pasien demam thypoid
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Hipertermi
1. Defenisi tentang hipertermi
Hipertemi adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal.
(Nurarif & Kusuma, 2015)
Hipertermi adalah suatu keadaan suhu tubuh meningkat sangat
tinggi (mencapai sekitar 40oc) yang disebabkan gangguan otak, penyakit,
metabolik, lingkungan, atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi
pusat pengaturan suhu tubuh (hipotalamus).Penyakit yang berhubungan
dengan panas dapat terjadi sebagai akibat dari paparan panas.Sengatan
panas (heat stroke) didefinisikan sebagai kegagalan akut pemeliharaan
suhu tubuh normal dalam mengatasi lingkungan yang panas. (Nurfanida
Librianty, 2017).
Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seorang individu
mengalami peningkatan suhu tubuh diatas 37,80c peroral atau 38,80c
perrektal karena factor eksternal (Carpenito, 1995 dalam Moh nurrfiq,
2015).
2. Batasan karakteristik hipertemi
a. Konvulasi
b. Kulit kemerahan
c. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
d. Kejang
8
e. Takikardi
f. Takipnea
g. Kulit terasa hangat
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertermi
a. Anastesia
b. Penurunan respirasi
c. Dehidrasi
d. Pemajanan lingkungan yang panas
e. Penyakit
f. Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
g. Peningkatan laju metabolisme
h. Medikasi
i. Trauma
j. Aktivitas berlebihan
4. Patofisiologi Hipertermi
Inflamasi menyebabkan akumulasi monosit, makrofag, sel
thelper dan fibrolas menyebabkan interleukin-1 dan interleukin-6 yang
menembus sawar otak, menyebabkan meransang saraf fagus,
menyebabkan sinyal mencapai sistem saraf pusat, menyebabkan
pembentukan prostaglandin otak, menyebabkan meransang hipotalamus
meningkatkan titik patokan suhu (set point), menyebabkan mengigiln dan
meningkatkan suhu basal kemudian terjadi hipertermi. (Serpihan Ilmu,
2013).
9
B. Tinjauan tentang Demam Thypoid
1. Anatomi fisiologi pencernaan
a. Saluran pencernaan manusia
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran
pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus
halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum),
usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum) .pada usus
dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu. Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok
yang panjangnya sekitar 6-8 meter, lebar 25 mm dengan banyak
lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus.Vili ini berfungsi
10
memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap
penyerapan makanan.
Kamus yang berasal dari lambung mengandung melekul
molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan dilambung,
molekul-molekul protein yang telah dicernakan serta zat-zat lain.
Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih
sempurna menjadi molekul-molekul glukosa.
Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi
molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna
menjadi molekul gliserol dan asam lemak.Pencernaan makanan
yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai
macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan
kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di
dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah
pencernaan.Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus
halus. Getah pencernaaan yang berperan di usus halus ini berupa
cairan empedu,getah pankreas,dan getah usus.
1) Cairan empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan,86%
berupa air, dan tidak mengandung enzim. Akan tetapi,
mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam
pencernaan makanan.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu
dan masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini,
11
empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu
sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan
empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi
menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas
pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.
2) Getah pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ
pankreas.Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang
menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
insulin.Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-
pulau yamg disebut pulau-pulau langerhans.Insulin ini
berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah
diabetes melitus.Getah pankreas ini dari pankreas mengalir
melalui saluran pankreas masuk ke usus halus.Dalam pankreas
terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein,
dan amilase memebantu dalam pemecahan pati.
3) Getah usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang
mampu menghasilkan getah usus.Getah usus mengandung
enzim-enzim sebagai berikut.
a) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan Sukrosa menjadi galaktosa dan fruktosa.
12
b) Maltase, berfungsi membantu mempercepat
prosesPemecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa.
c) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan Laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
d) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses
Pemecahan peptide menjadi asam
amino.Monosakarida,asam amino,asam lemak,dan gliserol
hasil pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi
atau diserap melalui dinding usus halus terutama dibagian
jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga
diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan
vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh
jonjot usus.
2. Konsep medis demam thypoid
a. Definisi
1) Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan
infeksi salmonella thypi.Organisme ini masuk melalui makanan
dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeces dan urine
dari orang yang terinfeksi kuman salmonella.(Bruner and
Sudart,1994 dalam Padila, Asuhan Keperawatan Penyakit
Dalam, 2013).
2) Thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang
disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para
13
thypi A,B,C.sinonim dari penyakit ini adalah typhoid dan
paratyphoidAbdominalis(Seoparman, 1996dalam Padila,
Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, 2013).
3) Thypoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan
gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella type A,
B,C,penularan terjadi secara pekal,oral melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief,M,1999 dalam
Padila, Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, 2013).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai
berikut, typhoid adalah suatupenyakit infeksi usus halus yang
disebabkan oleh salmonella type A, B dan C yang dapat menular
melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.
b. Etiologi
Etiologi thypoid adalah salmonella typhi.salmonella para
typhi A, B dan C ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu
pasien dengan demam thypoid dan pasien dengan carier.Carier
adalah orang yang sembuh dari demam thypoid dan masih terus
mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama
lebih dari 1 tahun.
c. Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui
berbagai cara,yang dikenal dengan 5f yaitu : food (makanan),
fingers (jari tangan / kuku), fomitus (muntah), fly (lalat), dan
melalui feses.
14
Feses dan muntah pada penderita thypoid dapat menularkan
kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat,Dimana lalat akan hinggap
dimakanan yang akan dikomsumsi oleh orang yang sehat.Apabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti
mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman Salmonella
Thypi masuk ketubuh orang yang sehat melalui mulut.Kemudian
kuman masuk kedalam lambung,sebagian kuman akan
dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk keusus
halus bagian distal dan mencapai jaringan Limpoid.Didalam
jaringan Limpoid ini kuman berkembang biak,lalu masuk kealiran
darah dan mencapai sel-sel Retikuloendotedial.Sel-sel
Retikuloendotedial ini kemudian melepaskan kuman kedalam
sirkulasi darah dan menimbulkan bakterinia,Kuman selanjutnya
masuk limpa,usus halus dan kandung Empedu.
Semula disangka demam dan gejala Toksemia pada Typoid
disebabkan oleh Endotoksemia.Tetapi berdasarkan penelitian
eksperimental disimpulkan bahwa Endotoksemia bukan merupakan
penyebab utama demam pada Typoid.Endotoksemia berperan pada
patogenesis Typoid,karena membantu proses inflamasi lokal pada
usus halus.Demam disebabkan karena Salmonela Thypi dan
Endotoksinnya Merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh
leokosit pada jaringan yang meradang.
15
d. Manifestasi Klinik
Masa tunas Typoid 10-14 hari
1) Minggu I
Pada umumnya Demam berangsur naik,terutama sore
hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri
otot, nyeri kepala, Anorexia dan Mual, Batuk, Epitaksis,
Obstipasi / Diare, perasaan tidak enak diperut.
2) Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam,
Bradikardi, Lidah yang khas (Putih, Kotor, Pinggirnya
Hiperemi), Hepatomegali, Meteorismus, penurunan kesadaran.
3) Komplikasi
Komplikasi intestinal :
a) Pendarahan usus
b) Perporasi usus
c) Llius paralitik
Komplikasi extra intestinal
a) Komplikasi Kardiovaskuler : Kegagalan sirkulasi
(Renjatan sepsis), Miokarditis, Trombosis,
Tromboplebitis.
b) Komplikasi Darah : Anemia Hemolitik, Trobositopenia,
Syndroma uremia hemolitik.
c) Komplikasi Paru : Pneumonia, Empiema, Dan Pleuritis.
16
d) Komplikasi pada Hepar dan kandung Empedu :
Hepatitis, Kolesistitis.
e) Komplikasi Ginjal : Glomerulus nefritis, Pyelonepritis
dan Perinepritis.
f) Komplikasi pada Tulang : Osteoporosis, Spondilitis dan
Arthritis.
g) Komplikasi Neuropsikiatrik : Delirium, Meningiusmus,
Meningitis, Polineuritis Perifer, Sindroma Guillain bare
dan Sidroma Katatonia.
4) Penatalaksanaan
a) Perawatan
Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang atau
14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas,sesuai dengan
pulihnya tranfusi bila ada
5) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni,dapat pula leukositosis
atau kadar leukosit normal. Leukositosit dapat terjadi
walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
b) Pemeriksaan SOGT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan
kembali normal setelah Sembuh .Peningkatan SOGP dan
SGPT ini tidak memerlukan Penanganan khusus.
17
c) Pemeriksaan uji widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya
antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi.Uji widal
dimaksudkan untuk menentukan adanya Aglutinin dalam
serum penderita demam tifoid. Akibat adanya infeksi Oleh
salmonella typhi maka penderita membuat antibodi
(glutinin )
d) Kultur
Kultur darah : bisa positif minggu pertama
Kultur urin : bisa positif pada akhir minggu kedua
Kultur feces : bisa positif dari minggu kedua hingga
minggu ketiga
e) Anti salmonella typhi igM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara
dini infeksi akut Salmonella typhi, karena antibodi igM
muncul pada hari ke-3 dan 4 Terjadinya demam.
6) Pencegahan
a) Hindari tempat yang tidak sehat
b) Hindari daerah endimas demam tifoid
c) Cucilah tangan dengan sabun dan air bersih
d) Makanlah makanan bernutrisi lengkap dan seimbang dan
masak/panaskan sampai suhu 570 c beberapa menit dan
secara merata.
18
e) Salmonellatyphio didalam air akan mati apabila dipanasi
setinggi 570 c untuk beberapa menit dan secara merata.
f) Gunakan air yang sudah direbus untuk minum dan sikat
gigi.
g) Mintalah minuman tanpa es kecuali air es sudah didihkan
atau dari botol.
h) Lalat perlu dicegah menghinggapi makanan dan minuman.
i) Istirahat cukup dan lakukan olahraga secara teratur.
j) Jelaskan terapi yang diberikan : dosis dan efek samping.
k) Ketahui gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang
harus dilakukanuntuk mengatasi gejala tersebut.
l) Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang
ditentukan.
m) Vaksin demam tifoid.
n) Buang sampah pada tempatnya.
3. Konsep dasar keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas Klien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin,
tanggal lahir, umur, asal suku bangsa, agama, status
perkawinan, pendidikan, tanggal MRS (masuk rumah sakit)
dan nama orang tua serta pekerjaan orang tua.
19
2) Alasan Masuk
Mengkaji alasan klien dibawa ke rumah sakit serta
upaya apa yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah klien.
3) Riwayat keperawatan
a) Keluhan utama
Demam lebih dari 1 minggu, gangguan kesadaran :
apati samapai somnelan, dan gangguan saluran cerna
seperti perut kembung atau tegang dan nyeri pada perabaan,
mulut bau, konstipasi atau diare,tinja berdarah atau tanpa
lendir, anoreksia atau muntah.
b) Riwayat penyakit sekarang
Ingesti makanan yang tidak dimasak misalnya
daging, telur, atau terkontaminasi dengan minuman.
c) Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita penyakit infeksi yang
menyebabkan sistem imum menurun.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Tifoid kongenital didapatkan dari seorang ibu hamil
yang menderita demam tifoid dan menularkan kepada janin
melalui darah.Umumnya bersifat fatal.
e) Riwayat kesehatan lingkungan
Demam thyoid saat ini terutama ditemukan di
negara sedang berkembang dengan kepadatan penduduk
20
tinggi serta kesehatan lingkungan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan.Pengaruh cuaca terutama pada musim
hujan sedangkan dari kepustakaan berat dilaporkan
terutama pada musim panas.
f) Imunisasi
Pada tifoid kongenital dapat lahir hidup sampai
beberapa hari dengan gejala tidak khas serta menyerupai
sepsis neonatorium.
g) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
h) Nutrisi
Gizi buruk atau meteorismus.
4) Pemeriksaan fisik
a) Sistem kardiovaskuler
Takikardi, hipotensi dan syok jika pendarahan,
infeksi sekunder atau septikemia.
b) Sistem pernafasan
Batuk nonproduktif, sesak nafas.
c) Sistem pencernaan
Umumnya konstipasi dari pada diare, perut tegang,
pembesaran limpa dan hati, nyeri perut pada perabaan,
bising usus melemah atau hilang, muntah, lidah tifoid
dengan ujung dan tepi kemerahan dan tremor, mulut bau,
bibir kering dan pecah-pecah.
21
d) Sistem genitourinarius
Distensi kandung kemih, retensi urine
e) Sistem saraf
Demam, nyeri kepala, kesadaran menurun : delirium
hingga stupor, gangguan kepribadian, katatonia, aphasia,
kejang.
f) Sistem lokomotor/muskuloskeletal
Nyeri sendi
g) Sistem endokrin
Tidak ada kelainan .
h) Sistem integumen
Rose spot dimana hilang dengan tekanan,
ditemukan pada dada dan perut, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering.
i) Sistem pendengaran
Tuli ringan atau otitis media.
j) Pemeriksaan diagnostik dan hasil :
Jumlah leukosit normal /leukopenia/leukositosis.
Anemia ringan, LED meningkat, SGOT, SGPT dan
fosfat alkali meningkat .
Minggu pertama biarkan darah S.Typhi positif, dalam
minggu berikutnya menurun.
Biarkan tinja positif dalam minggu kedua dan ketiga.
22
Kenaikan titer reaksi widal 4 kali lipat pada
pemeriksaan ulang memastikan diagnosis. Pada reaksi
widal titer aglutinin O dan H meningkat sejak minggu
ke dua. Titer reaksi widal diatas 1 : 200 menyokong
diagnosis.
23
Penyimpangan KDM
Bakteri masuk
usus halus
Masuk retikulo
endhotelial
(RES) terutama
hati dan limfa
Endotoksin
Inflamasi
Peredaran darah
(bakteremia primer)
Pembuluh limfe Inflaasi
Malaise, perasaan
ketidakenak badan,
nyeri abdomen
Komplikasi testinal :
perdarahan usus, perforasi usus
(bag, distal ileum), poritonitius
Empedu Masukkan kealiran darah
(bakteremia sekunder)
Terjadi kerusakan sel
Ketidakefektifan
termoregularis
Merangsang melepas
zat epirogen oleh
leukosit
Mempengaruhi pusat
thermoregulator
dihipotalamus
Rongga usus pada kel.
Limfoid halus
Pembesaran limfa Endotoksin
Pelepasan pirogen
Splenomegali
Penurunan mobilitas
usus
IL-1 ke hipotalamus
Peningkatan suhu
tubuh
Penurunan peristaltic
usus
Kuman salmonella
typhi yang masuk
kesaluran
gastrointestinal
Lolos dari
asam lambung
24
Resiko kekurangan
volume cairan
Hipertermi
Nyeri
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Anoreksia mual
muntah
Konstipasi Peningkatan asam
lambung
25
b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3) Resiko kekurangan volume cairan.
4) Hipertermi.
c. Intevensi Keperawatan
1) Nyeri akut
Tabel 2.1
Tabel Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc Nyeri Akut (Nurarif &
Kusuma, 2015: 317)
Diagnosa keperawatan Tujuan dan krateria hasil Intervensi
1 2 3
Nyeri akut
Definisi : pengalaman
sensori dan emosional yang
tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan
jaringan yang aktual atau
potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan
sedemikian rupa
(international association for
the study of pain) : awitan
yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga
berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau
diprediksi dan langsung <6
bulan
Batasan karakteristik :
1. Perubahan selera makan
2. Perubahan tekanan darah
3. Perubahan frekwensi
jantung
4. Perubahan frekwensi
pernapasan
5. Laporan isyarat
6. Diaforesis
7. Perilaku distraksi (misal,
berjalan mondar-mandir
NOC
1. Pain level,
2. Pain control,
3. Comfort level
Kriteria hasil :
1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan
tehnik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri, mencari
bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu menenali
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
NIC
Pain management
1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
klien
4. Kaji kultur yang
mempengaruhi
respon nyeri
5. Evaluasi
pengalaman nyeri
masa lampau
6. Evaluasi bersama
klien dan tim
kesehatan lain
tentang
26
mencari orang lain dan
atau aktivitas lain,
aktivitas yang berulang)
8. Mengekspresikan perilaku
(misal : gelisah,
merengek, menangis)
9. Masker wajah (misal :
mata kurang bercahaya,
tanpak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap
pada satu fokus meringis)
10. Sikap melindungi area
nyeri
11. Faktor menyempit (misal :
gangguan persepsi nyeri,
hambatan proses berfikir,
penurunan interaksi
dengan orang dan
lingkungan)
12. Indikasi nyeri yang dapat
diamati
13. Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
14. Sikap tubuh melindungi
15. Dilatasi pupil
16. Melaporkan nyeri secara
verbal
17. Gangguan tidur
Faktor yang
berhubungan :
1. Agen cedera (misal :
biologis, zat kimia, fisik ,
psikologis)
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
7. Bantu klien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
8. Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
11. Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
12. Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
13. Berikan analgesik
untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri
tidak berhasil
17. Monitor
penerimaan klien
tentang manajemen
nyeri
Analgesic
administration
1. Tentukan lokasi,
katakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Cek instruksi
dokter tentang jenis
obat, dosis, dan
27
frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih
dari satu
5. Tentukan pilihan
analgesik pilih, rute
pemberian, dan
dosis optimal
6. Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur.
7. Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah
8. Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
9. Evaluasi efektifitas
analgesik, tanda
dan gejala
2) Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Tabel 2.2
Tabel Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh (Nurarif & Kusuma,2015: 31)
Diagnosa keperawatan Tujuan dan krateria hasil Intervensi
1 2 3
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Definisi : asupan nutrisi
tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan
metabolik
Batasan karakteristik :
1. Kram abdomen
2. Nyeri abdomen
3. Menghindari
makanan
4. Berat badan 20%
atau lebih dibawah
berat badan ideal
5. Kerapuhan kapiler
NOC
1. Nutritional status :
2. Nutritional status : food
and fluid intake
3. Nutritional status : nutrient
intake
4. Weight control
Kriteria hasil :
1. Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan
tujuan
2. Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
3. Mamapu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda- tanda
NIC
Nutrition management
a. kaji adanya alergi
makanan
b. kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien
c. anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin c
d. berikan substansi gula
e. yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
28
6. Diare
7. Kehilangan rambut
berlebihan
8. Bising usus
hiperaktif
9. Kurang makanan
10. Kurang informasi
11. Kurang minat pada
makanan
12. Penurunan berat
badan dengan asupan
makanan adekuat
13. Kesalahan konsepsi
14. Kesalahan informasi
15. Membran mukosa
pucat
16. Ketidakmampuan
memakan makanan
17. Tonus otot menurun
18. Mengeluh gangguan
sensasi rasa
19. Mengeluh asupan
makanan kurang dari
RDA (recommended
daily allowance)
20. Cepat kenyang
setelah makan
21. Sariawan rongga
mulut
22. Steatorea
23. Kelemahan otot
pengunyah
24. Kelemahan otot
untuk menelan
Faktor- faktor yang
berhubungan :
1. Faktor biologis
2. Faktor ekonomi
3. Ketidakmampuan
untuk mengabsorbsi
nutrien
4. Ketidakmampuan
untuk mencerna
makanan
5. Ketidakmampuan
menelan makanan
6. Faktor psikologis
malnutrsi
5. Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan
Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
f. berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi )
g. ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian
h. monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
i. berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
j. kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
2. Nutrition monitoring
3. BB pasien dengan batas
normal
4. Monitor adanya
penurunan berat badan
5. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
bisa dilakukan
6. Monitor interaksi anak
atau orang tua selama
makan
7. Monitor lingkungan
selama makan
8. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
9. Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
10. Monitor turgor kulit
11. Monitor kekeringan,
rambut kusam,dan
mudah patah
12. Monitor mual daan
muntah
13. Monitor kadar albumin
, total protein, Hb, dan
kadar Ht
14. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
15. Monitor pucat,
kekeringan jaringan
konjuntiva
16. Monitor kalori dan
intake nutrisi
17. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dsn cavitas
oral
18. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
29
3) Resiko kekurangan volume cairan
Tabel 2.3
Tabel Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc Resiko Kekurangan Volume
Cairan(Nurarif & Kusuma,2015: 293)
Diagnosa keperawatan Tujuan dan krateria hasil Intervensi
1 2 3
Resiko kekurangan
volume cairan
Definisi :Berisiko
mengalami dehidrasi
vuskular, seluler, atau
intraseluler.
Faktor resiko
1. Kehilangan
volume cairan
2. Kurang
pengetahuan
3. Penyimpangan
yang
mempengaruhi
absorbs cairan
4. Penyimpangan
yang
mempengaruhi
asupan cairan
5. Kehilangan
berlebihan melalui
rute normal
(mis,diare)
6. Usia lanjut
7. Berat badan
ekstrem
8. Faktor yang
mempengaruhi
kebutuhan cairan (
mis,status
hipermetabolik)
9. Kegagalan fungsi
regulator
10. Kehilangan cairan
melalui rute
abnormal (mis,
slang menetap)
11. Agens
fermasutikal
NOC
1. Fluid balance
2. Hydration
3. Nutritional status :
food and fluid intake
Kriteria hasil 1. Memeperthankan
urine output sesuai
dengan usia dan BB,
BJ urine normal, HT
normal
2. Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam
batas normal
3. Tidak ada tanda tanda
dehidrasi , elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
NIC
Fluid management
1. Timbang
popok/pembalut jika
diperlukan
2. Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat
3. Monitor status hidrasi(
kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah
ortostastik)
Jika diperlukan
4. Monitor vital saign
5. Monitor masukan
makanan/cairan dan
hitung intake kalori
harian
6. Kolaborasikan
pemberian cairan IV
7. Monitor status nutrisi
8. Berikan cairan IV
pada suhu ruangan
9. Dorong masukan oral
10. Berikan penggantian
nesogatrik sesuai
output
11. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
12. Tawarkan snack( jus
buah, buah segar)
13. Kolaborasi dengan
dokter
14. Atur kemungkinan
tranfusi
Hypovolemia
management
1. Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
30
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat Hb
dan hematokrit
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan
6. Monitor berat badan
7. Dorong pasien untuk
menambah intake oral
8. Pemberian cairan IV
monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan
volume cairan
9. Monitor adanya tanda
gagal ginjal
4) Hipertermi
Tabel 2.4
Tabel Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc Konstipasi(Nurarif &
Kusuma,2015: 284)
Diagnosa keperawatan Tujuan dan krateria hasil Intervensi
1 2 3
Hipertermi
Definisi :peningkatan suhu
tubuh diatas kisaran
normal.
Batasan karakteristik :
1. Konvulasi
2. Kulit kemerahan
3. Peningkatan suhu
tubuh diatas kisaran
normal
4. Kejang
5. Takikardi
6. Takipnea
7. Kulit terasa hangat
Faktor-faktor yang
berhubungan :
1. Anastesia
2. Penurunan respirasi
3. Dehidrasi
4. Pemajanan lingkungan
yang panas
5. Penyakit
6. Pemakaian pakaian
NOC
thermoregulation
Kriteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam
rentang normal
2. Nadi dan RR dalam
rentang normal
3. Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing
NIC
Fever treatment
1. monitor suhu
sesering mungkin
2. monitor IWL
3. monitor warna suhu
dan kulit
4. monitor tekanan
darah, nadi dan RR
5. monitor penurunan
tingkat kesadaran
6. monitor WBC, Hb,
dan Hct
7. monitor intake dan
output
8. berikan anti piretik
9. berikan pengobatan
untuk mengatasi
penyebab demam
10. selimuti pasien
11. lakukan tapid sponge
12. kolaborasi pemberian
cairan intravena
13. komppres pasien
pada lipat paha dan
31
yang tidak sesuai
dengan suhu
lingkungan
7. Peningkatan laju
metabolisme
8. Medikasi
9. Trauma
10. Aktivitas berlebihan
aksila
14. tingkatkan sirkulasi
udara
15. berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya menggigil
temperature
regulatioon
1. monitor suhu
minimal 2 jam
2. rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
3. monitor TD,nadi, dan
RR
4. monitor warna dan
suhu kulit
5. monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
6. timgkatkan intake
cairan dan nutrisi
7. selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
8. ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat
panas
9. diskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek
negatif dan
kedinginan
10. beritahukan tentang
imdikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
11. ajarkan indikasi dari
hiipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
12. berikan antipiretik
jika perlu
Vital sign monitoring
1. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
2. Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
3. Monitor VS saat
pssien berbaring,
duduk, atau berdiri
4. Auskultasi TD pada
32
kedua lengan dan
bandingkan
5. Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
6. Monitor kualitas dari
nadi
7. Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola
pernapasan abnormal
10. Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
11. Mobitor sianosis
perifer
12. Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik )
13. Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
d. Implementasi
Implementasi merupakan tahap pelaksanaan semua rencana
yang telah disusun sebelumnya dan disesuaikan dengan kondisi
klien. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana perawat
mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan efektif
dan efisien. (Wahid, & Suprapto, 2013: 16)
e. Evaluasi
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon
pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan
bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai. Evaluasi merupakan
proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan
keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam
33
hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan
respon pasien, intervensi keperawatan/ hasil pasien yang mungkin
diperlukan. (Wahid, & Suprapto, 2013: 16)
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
demam thypoid di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian diarahkan kepada masalah Keperawatan
hipertermi pada pasien demam thypoid
C. Fokus Studi
Fokus studi diarahkan kepada pasiendemam typoid dengan
masalah keperawatanhipertermi, disertai dengan kriteria inklusi/eksklusi.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi yaitu diataranya sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi
a. Klien yang mengalami demam thypoid
b. Mengalami hipertermi
c. Bersedia menjadi responden
d. Dirawat di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi.
2. Kriteria eksklusi
a. Klien tidak bersedia menjadi responden
b. Klien yang menderita hipertermi yang bukan disebabkan
karenademam thypoid
c. Klien yang dipulangkan sebelum 3 hari keperawatan.
35
D. Definisi Operasional FokusStudi
Adapun defenisi operasional fokus studi adalah sebagai berikut:
1. Deman thypoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi yang mengakibatkan seseorang mengalami demam
meninggi sampai akhir minggu pertama 39-40oc, lidah yang berselaput
kotor,dan sebagainya.
2. Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal 39-
40oc.
E. Instrumen Penelitian
1. Format Wawancara/ Observasi
Format yang dipakai dalam bentuk format pengkajian anak yang
meliputi identitas klien, identitas orang tua, keluhan pasien, riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, hasil
pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya. Format pengkajian
digunakan dengan cara menanyakan data yang telah tersedia dalam
format, lalu dicatat secara rinci jawaban yang telah diberikan oleh
klien, atau orang terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara,
atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien, dari catatan
klien (wawancara atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat
penyakit dan perawatan klien di masa lalu, serta dari hasil pemeriksaan
laboratorium, dan dari pemeriksaan head to too (pemeriksaan fisik).
36
2. Alat Ukur Tanda-Tanda Vital
Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda fungsi vital
tubuh yang paling dasar. Yang terdiri dari Tensimeter, Termometer,
Stetoskop, Arloji (Jam) atau stop-watch.
3. Alat Ukur Tambahan
Alat ukur lain yang membantu dalam penelitian adalah
pemeriksaan fisik dan berupa alat tulis menulis.
F. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
teknik yang akan peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi Non Partisipan (Pengamatan Tidak Terkendali)
Merupakan suatu observasi di mana peneliti tidak ikut ambil
bagian dalam kegiatan atau tidak terlibat langsung dalam aktivitas
orang-orang yang sedang diobservasi.
2. Studi Dokumentasi
Mengumpulkan data melalui dokumen atau catatan tentang hasil
pemeriksaan klien yang ada pada medical record.
3. Wawancara Terstruktur (Structured Interview)
Merupakan wawancara yang dilakukan dengan memakai
pedoman wawancara yang sudah disusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan data. Dalam melakukan wawancara pengumpul
data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis.
Dengan wawancara terstruktur setiap responden diberikan
37
pertanyaan yang sama, dan penelitian mencatat atau merekam
setiap jawaban dari responden.
G. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokas Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Khusus Daerah
Ibu Dan Anak Pertiwi.
2. Waktu Penelitian
H. Analisa Data Dan Penyajian Data
Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta,
selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya
dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan
dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil
interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab
rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh
peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya
diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk
memberikan rekomendasikan dalam intervensi tersebut. Penyajian data
dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks naratif.
Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari
klien.
I. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin peneliti dari institusi
AKPER Mappaoudang Makassar dan Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu
dan Anak Pertiwi.
38
1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien)
Sebelum menyerahkan informed consent (lembar persetujuan
menjadi klien). Peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan
tujuan penelitian kepada calon responden, jika responden bersedia
untuk diteliti maka peneliti menyerahkan informed consent untuk
ditanda tangani sebagai bukti kesediaan responden untuk berpastisipasi
dalam penelitian ini. Pasien memiliki hak untuk menolak
keikutsertaannya dalam penelitian atau mengundurkan diri, maka
peneliti tidak akan memaksa dan menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti hanya
memberikan kode atau inisial tertentu pada lembar data.
3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1) HASIL
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi terletak di
jln.Jend.Sudirman No.14 Kelurahan Mangkura Kecamatan Ujung
Pandang Kota Makassar Sulawesi Selatan.Dengan luas tanah 1570 m
dan luas bangunan 2.533.125 m.
Adapun batas – batas geografis Rumah Khusus Daerah Ibu dan
Anak pertiwi adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kampus Akademi
Keperawatan Mappa Oudang Makassar
b. Sebelah timur berbatasan dengan jalan kumala
c. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan Mallombassang
d. Sebelah barat berbatasan dengan Yon Armet 6/tmr
e. Ruangan rawat inap anak yang berlantai 2 yaitu ruangan
Ketilang berada di lantai 1 dan ruangan parkit di lantai 2
yang merupakan lokasi penelitian. Ruangan Ketilang
merupakan ruangan rawat inap anak yang memiliki tipe
kamar kelas IB, kelas II, dan kelas III. Keadaan ruangan
tersebut cukup bagus dimana situasi lingkungannya aman,
nyaman dan bersih serta memiliki pelayanan yang baik.
40
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada An.M Demam Thypoid
dengan Masalaah keperawatan Hipertermi di ruang perawatan Kamar
Vip Anak Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi tanggal
18 s/d 20 April 2018.
2. Karakteristik Partisipan (identitas klien)
Biodata
a. Indentitas klien
1) Nama : An.M
2) Tempat tanggal lahir / usia : 01-Januari-2013
3) Jenis kelamin : Laki - Laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : -
6) Alamat : Jln.Maccini
7) Tanggal masuk : 15 April 2018
8) Tanggal pengkajian : 18 April 2018
9) Diagnosa medis : Demam Thypoid
b. Identitas orang tua
Ayah
1) Nama : Tn.M
2) Usia : 37 Th
3) Pekerjaan : Sappol Bale Kota
4) Agama : Islam
5) Alamat : Jln.Maccini
41
Ibu
1) Nama : Ny.R
2) Usia : 41 Th
3) Pekerjaan : Karyawan
4) Agama : Islam
5) Alamat : Jln.Maccini
Identitas saudara kandung
Tabel 4.1
identitas saudara kandung
3. Data Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1) Keluhan utama / alasan masuk rumah sakit
Demam
Riwayat Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anaknya Demam, mual, muntah klien
nampak pucat,wajah klien tampak meringis serta Klien
mengatakan merasakan nyeri pada bagian perut muntah tiap
makan sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk Rs demam
yg dirasakan hilang timbul terutama pada sore dan malam
hari.
NO Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
1 An.R 3 Th Saudara Sehat
42
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Klien sangat gelisah, Masih merasakan demam dan
pusing, serta nyeri pada bagian perut
b) Riwayat kesehatan lalu
Belum pernah mengalami penyakit demam thypoid
sebelumnya
c) Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga lain tidak ada yang menderita
penyakit tersebut.
d) Riwayat imunisasi
Riwayat imunisasi klien lengkep
3) Riwayat kesehatan ibu
a) Pre Natal
1) Pemeriksaan kehamilan : 3x
2) Keluhan pada saat hamil : tidak ada
3) Riwayat therapy : tidak ada
4) Kenaikan BB : 6 kg
5) Imunisasi : baru lahir
6) Golongan darah ibu : B Ayah : O
b) Natal
1) Tempat melahirkan : rumah sakit
2) Lama dan jenis persalinan : + 2 jam
43
3) Penolongan persalinan : dokter
4) Komplikasi waktu lahir : tidak ada
c) Post Natal
1) Kondisi badan : sehat
2) Mengalami problem : tidak mengalami problem
3) Penyakit yang pernah di alami : demam
4) Kecelakaan yang dialami : tidak ada
5) Alergi makan : tidak ada
6) Konsumsi obat-obatan : vitamin
7) Perkembangan anak di banding saudara lain :
normal
4) Riwayat kesehatan keluarga
a) Genogram
G1
G2
G3
Keterangan :
: laki – laki ? : umur tidak diketahui
: perempuan : garis perkawinan
: klien : tinggal serumah
X ? X ?
? ?
? ?
37 th 41 th
? ?
6 th 3 th
44
: garis keturunan
X : meninggal
Gambar 4.1 genogram klien
G1 : kakek dari ayah klien sudah meninggal dan kakek dari
ibu klien masih hidup
G2 : ayah klien anak ke enam dari enam bersaudara, ibu klien
pertama dari tiga bersaudara
G3 : klien Anak pertama dari dua bersaudara
5) Riwayat imunisasi
Nama Imunisasi Usia Reaksi
Hepatitis B 0 0 bulan Tidak ada
BCG, Polio 1 1 bulan Agak panas
DPT, Polio 2 2 bulan Agak panas
DPT, Polio 3 3 bulan Agak panas
DPT, Polio 4 4 bulan Agak Panas
Campak 10 bulan Panas
Tabel 4.2
Riwayat Imunisasi
6) Riwayat tumbuuh kembang
a) Pertumbuhan fisik
1) Berat badan : 36 kg
2) Penurunan BB : 2 kg
3) Tinggi badan : 100 cm
4) Waktu tumbuh gigi : 4 bulan
b) Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat
1) Berguling : 4 bulan
2) Duduk : -
45
3) Merangkak : 5 bulan
4) Berdiri : 1 tahun
5) Berjalan : 1 tahun
6) Senyum kepada orang pertama kali : 5 bulan
7) Bicara pertama kali : 8 bulan
8) Berpakaian tanpa bantuan : 2 tahun
7) Riwayat nutrisi
a) Pemberian ASI
1) pertama kali di susui : umur 1 hari
2) cara pemberian : setiap kali menangis
3) lama pemberian : 5 bulan
b) Pemberian susu formula
1) alasan pemberian : Asi ibu tdk keluar
2) jumlah pemberian : 2 botol perhari
3) cara pemberian : setiap kali menangis
c) Pemberian makanan tambahan
1) Pertama kali di berikan usia : 6 bulan
2) Jenis : bubur
d) Pola perubahan nutrisi tiap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
0 – 4 bulan
4 – 12 bulan
Saat ini
Asi + susu formula
Susu + bubur
Nasi + Makanan
6 bulan
2 bulan
Sampai sekarang
Tabel 4.3
Pola perubahan nutrisi
46
8) Riwayat psikososial
Klien tinggal di rumah bersama sauadara dan orang
tuanya, lingkungan tempat tinggal di daerah kota, hubungan
klien dengan orang tuanya sangat dekat
9) Riwayat spritual
Orang tua klien beragama islam, klien mengerti
tentang tata cara ibadah.
10) Reaksi hospitalisasi
a) Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Ibu klien membawa anaknya kerumah sakit karena
anaknya sakit, dan dokter pun menceritakan tentang
kondisi anaknya.Perasaan orang tuanya pun cemas.
b) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Klien mengerti tentang penyakitnya dan tahu suasana di
dalam rumah sakit.
11) Aktivitas sehari – hari
a) Nutrisi
No Kondisi Sebelum sakit Setelah sakit
1
2
3
4
Selera makan
Menu makan
Frekuensi
makan
Cara makan
Nafsu makan baik
Nasi + telur
Bubur 3 x 1
Makan sendiri
Kurang nafsu
makan
Bubur + telur
habis hanya ½ dari
porsi yang
disediakan
Di suap
Tabel.4.4
47
Nutrisi
b) Cairan
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1
2
3
Jenis minuman
Frekuensi
minum
Cara minum
Air Putih
Air putih 6-7
gelas / hari
Mandiri
Air, susu , infus
Air putih 4 – 5
gelas / hr
Di bantu
Tabel.4.5
Cairan
c) Eliminasi
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1
2
BAB
- Warna
- Bau
- Frekuensi
- Konsistensi
BAK
- Warna
- Bau
- Frekuensi
- Jumlah
Kuning
Khas
1 – 2x sehari
Lembek
Kuning
Amoniak
3 x sehari
-
Kuning
Khas
1 x hari
Lembek
Kuning
Amoniak
2-3 x sehari
-
Tabel.4.6
Eliminasi
d) Istirahat tidur
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1
2
3
Jam tidur
- Siang
- Malam
Lamanya
Gangguan
kesehatan
-
Jam 14.00 – 16.00
Jam 22.00 – 05.00
+ 9 jam
-
Jam – 11.00-14.00
Jam 21.00 – 04.00
+ 4 jam
-
Tabel.4.7
Istirahat tidur
48
e) Personal hygine
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1
2
3
Mandi
- Mandi
- Frekuensi
Cuci rambut
- Cara
- Frekuensi
Gunting kuku
- Cara
- frekuensi
Mandiri
2x sehari
Mandiri
2x seminggu
Mandiri
1x seminggu
Di bantu
Klien di lap basah
setiap hari
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak pernah
Tabel.4.8
Personal hygine
f) Aktifitas
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1
2
3
Kegiatan sehari
– hari
Pengaturan
jadwal harian
Kesulitan
pergerakan
tubuh
Ke sekolah
Tidak ada
Tidak ada
Klien berbaring di
tempat tidur karena
penyakitnya
Tidak ada
Seluruh badan
Tabel.4.9
Aktivitas
g) Rekreasi No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1
2
3
Waktu luang
Perasaan
Kegiatan
Jalan – jalan ke
teman
Senang
Jalan – jalan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tabel 4.10
Aktifitas Sehari – hari
h) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum klien : lemah
2) Tanda – tanda vital
Nadi : 75 x/i
Suhu : 39 °C
49
Pernafasan : 22 x/i
3) Antropometri
a) Tinggi badan : 100 cm
b) Berat badan : 36 kg
c) Lingkar lengan atas : 13 cm
d) Lingkar kepala : 39 cm
e) Lingkar dada : 42 cm
f) Lingkar perut : 37 cm
4) Sistem pernafasan
a) Hidung
1) Inspeksi : hidung simetris kiri dan
kanan, pernapasan cuping hidung
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
terdapat adanya benjolan
b) Leher
1) Inspeksi : tidak ada pembesaran tyroid
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c) Dada
1) Inspeksi : bentuk dada normal
pergerakan dada mengikuti pergerakan
nafas,
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
50
3) Auskultasi : tidak terdapat suara
tambahan
12) Pemeriksaan tingkat perkembangan
a) Umur 0 – 6 tahun
1) Motorik kasar : klien mampu minum sendiri
2) Motorik halus :klien mampu melambaikan
tangan
3) Bahasa :klien bicara dengan bahasa
yang jelas
13) Pemeriksaan Laboratorium
- Laboratorium tanggal 14 April 2018
WBC 6,75 X 10^3/UL 4.0 – 10.0
RBC 4,50 X 10^6 4.00 – 6.00
HCT 37,5 % 37,0 – 48,.0
HGB 12,8 / FL 12.0 – 16.0
PLT 229 X 10^3/VL 150 – 400
14) Therapy
- INFD RL 20x tetes/menit
- Multivitamin
- Ceftriaxone 2 x 500 mg
- PCT Drips 400 mg
51
Pengumpulan data (Data fokus)
Data Subjektif Data Objektif
- Ibu klien mengatakan anaknya kurang
nafsu makan
- Ibu klien mengatakan anaknya Mual dan
muntah
- Ibu klien mengatakan BB anaknya
sebelum sakit 38
- Ibu klien mengatakan anaknya pucat
- Ibu klien mengatakan demam anaknya
meningkat pada sore- malam hari
- Ibu klien mengatakan badan anaknya
teraba Hangat
- Klien mengatakan nyeri pada bagian
perut
- Klien mengatakan sakit kepala
- Ibu klien mengatakan susah melakukan
Aktivitas
- Porsi makan yang dihabiskan
hanya ½ porsi dari porsi makanan
yang disediakan
- Klien nampak makan bubur
- BB turun 2kg
- Klien nampak pucat
- Badan teraba Hangat
- TTV
N : 75x/i
P : 22x/i
S : 39oC
- Wajah terlihat meringis kesakitan
Tabel 4.11
Pengumpulan data (data fokus)
Analisa data
Data Etiologi Problem
Ds :
- Ibu klien mengatakan
anaknya pucat
- Ibu klien mengatakan
demam anaknya
meningkat pada sore-
malam hari
- Ibu klien mengatakan
badan anaknya teraba
Hangat
Do :
- Klien nampak pucat
- TTV :
N : 75x/menit
P : 22x/menit
S : 39oC
- Badan teraba Hangat
Kuman Salmonella
Masuk ke usus
inflamasi
proses peradangan
nyeri tekan
pelepasan pirogen
mempengaruhi pusat
termoregulasi
Hipertermi
Hipertermi
52
Ds :
- Ibu klien mengatakan
Anaknya kurang nafsu
makan
- Ibu klien mengatakan
anaknya Mual dan
muntah
- Ibu klien mengatakan
BB anakanya sebelum
sakit 38 kg
Do :
- Porsi makan yang
dihabiskan hanya ½ porsi
dari porsi makanan yang
disediakan
- Klien nampak makan
bubur
BB turun 2 kg
terjadi pembesaran limfa
mobilitas usus menurun
penururunan peristaltik usus
mual, muntah
intake nutrisi kurang
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Ds :
- Klien mengatakan nyeri
bagian perut
- Klien mengatakan sakit
kepala
- Ibu klien mengatakan
anaknya susah
melakukan aktivitas
- P : Klien mengatakan
nyeri pada bagian perut
Q : Nyeri HiLang timbul
R : Nyeri bagian kanan
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul
hingga 5 menit
Do :
- Wajah klien terlihat
meringis kesakitan
- Klien nampak
memegang area yang
sakit
- Aktivitas klien terbatas
kuman salmonella thypi
masuk ke usus halus
inflamasi
peredaran darah
nyeri tekan
Nyeri Akut
Nyeri Akut
Tabel 4.12
Analisa Data
B. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal teratasi
1
2
Hipertermi b.d termoregulasi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
18 April 2018
19 April 2018
53
3
b.d intake yang tidakk adekuat
Ketidakefektifan
Nyeri akut b.d proses
peradangan
18 April 2018
18 April 2018
19 April 2018
19 April 2018
Tabel 4.13
Diagnosa Keperawatan
54
C. Perencanaan Asuhan Keperawatan
Tabel 4.14
Perencanaan Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan (Noc) Intervensi (Nic)
1 Hipertermi b.d termoregulasi
DS :
- Ibu klien mengatakan anaknya pucat
- Ibu klien mengatakan demam
anaknya meningkat pada sore-
malam hari
- Ibu klien mengatakan badan
anaknya teraba Hangat
DO :
- Klien nampak pucat
- TTV :
N : 75x/menit
P : 22x/menit
S : 39oC
- Badan teraba Hangat
NOC
thermoregulation
Kriteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam rentang
normal
2. Nadi dan RR dalam rentang
normal
3. Tidak ada perubahan warna
kulit dan tidak ada pusing
1. Monitor suhu Tiap 2 jam
2. Monitor TD, Nadi, RR
3. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
4. Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
2 Ds :
- Ibu klien mengatakan Anaknya
kurang nafsu makan
- Ibu klien mengatakan anaknya
Mual dan muntah
- Ibu klien mengatakan BB anakanya
sebelum sakit 38 kg
Nutrional status
Nutrional status food and
fluid intake
Natrional status weight
control
Kriteria hasil :
1. Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai
1. Monitor adanya penurunan
berat badan
2. Kaji Adanya Alergi
Makanan
3. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan klien
4. Monitor mual dan muntah
55
Do :
- Porsi makan yang dihabiskan hanya
½ porsi dari porsi makanan yang
disediakan
- Klien nampak makan bubur
- BB turun 2 kg
3. dengan tinggi badan
4. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
5. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari menelan
3 Nyeri akut b.d proses inflamasi
Ds :
- Klien mengatakan nyeri bagian
perut
- Klien mengatakan sakit kepala
- Ibu klien mengatakan anaknya
susah melakukan aktivitas
- P : Klien mengatakan nyeri pada
bagian perut
Q : Nyeri HiLang timbul
R : Nyeri bagian kanan
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul hingga 5
menit
Do :
- Wajah klien terlihat meringis
kesakitan
- Klien nampak memegang Area
yang sakit
- Aktivitas klien terbatas
Pain Level
Pain control
Comfort level
Kriteria Hasil :
1. mampu men gontrol nyeri (
tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik non
formakologi untuk
mengurangi nyeri, mencsri
bantuan)
2. melaporkan bahwa nyeri
berkunrang dengan
menggunakan manajemen
nyeri
3. mampu mengenali nyeri
(skala ,intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
4. menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang.
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara kompherensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kulaitas dan faktor
presipitasi
2. Pilih dan lakukan penangan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi, dan inter
persoanal)
3. Tingakatkan istirahat
4. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan
pencahayaan dan kebisingan
56
D. Implementasi
Nama : An.M Diagnosa Medik : Demam thypoid
Umur : 6 tahun Ruang Perawatan : Kamar Vip
Tabel 4.15
Implementasi
Dx Hari I Hari II
Jam Implementasi Jam Implementasi
I
09.30
09.35
09.40
09.45
1. Memonitor suhu tiap 2 jam
Hasil : suhu 39oC
2. Memonitor Nadi, RR
Hasil :
Nadi : 22x/menit
RR : 75x/menit
3. Menyelimuti klien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Hasil : klien measa nyaman
di beri selimut
4. meningkatkan intake cairan
dan nutrisi
Hasil : terpasang cairan
infus RL dan mengkonsumsi
bubur
09.45
09.50
09.55
10.05
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komphorensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Hasil : nyeri berkurang pada bagian perut
2. memilih dan lakukan penaganan nyeri ( farmakologi dan
non farmakologi dan interpersonal)
Hasil : diberikan tehnik relaksasi
3. Meningkatkan istirahat
Hasil : klien mau melakukannya
4. Mengontrol lingkungan dapat mempengaruhi seperti suhu
ruangan pencahayaan dan kebisingan
Hasil : ruangan terkontrol
1. Memonitor adanya penurunan berat badan
Hasil : BB klien 36 kg
2. Mengkaji adanya alergi makanan
Hasil : Klien alergi dengan seafood
3. Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menekan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien
Hasil : klien di beri bubur
57
II
III
10.00
10.10
10.15
10.20
10.35
10.45
1. Memonitor adanya
penurunan berat badan
Hasil : BB klien 36 kg
2. Mengkaji adanya alergi
makanan
Hasil : Klien alergi dengan
seafood
3. Mengkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menekan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan klien
Hasil : klien di beri bubur
4. Memonitor mual dan muntah
Hasil : klien muntah
1 Melakukan pengkajian nyeri
secara komphorensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Hasil : nyeri pada bagian
perut kanan atas
2 memilih dan lakukan
penaganan nyeri (
farmakologi dan non
farmakologi dan
interpersonal)
Hasil : diberikan tehnik
10.30
10.35
10.40
10.45
11.15
11.20
4. Memonitor mual dan muntah
Hasil : klien tidak lagi muntah
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komphorensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Hasil : nyeri berkurang pada bagian perut
2. memilih dan lakukan penaganan nyeri ( farmakologi dan
non farmakologi dan interpersonal)
Hasil : diberikan tehnik relaksasi
3. Meningkatkan istirahat
Hasil : klien mau melakukannya
4. Mengontrol lingkungan dapat mempengaruhi seperti suhu
ruangan pencahayaan dan kebisingan
Hasil : ruangan terkontrol
58
10.50
11.00
relaksasi
3 Meningkatkan istirahat
Hasil : klien mau
melakukannya
4 Mengontrol lingkungan
dapat mempengaruhi seperti
suhu ruangan pencahayaan
dan kebisingan
Hasil : ruangan terkontrol
11.25
11.30
59
E. Evaluasi
Nama : An.M Diagnosa Medik : Demam Thypoid
Umur : 6 tahun Ruang Perawatan : Kamar Vip
Tabel 4.16
Evaluasi
Dx Hari I Hari II
Jam Evaluasi Jam Evaluasi
I
II
09.50
10.25
S : - Ibu klien mengatakan
anaknya pucat
- Ibu klien mengatakan
demam anaknya meningkat
pada sore- hari
- Ibu klien mengatakan badan
anaknya teraba hangat
O : - klien nampak pucat
- Lidah nampak kotor
- Badan teraba hangat
- TTV :
N : 75x/menit
RR : 22x/menit
A : Masalah belum teratasi 1,2,3,4
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
S : - Ibu klien mengatakan
anaknya kurang nafsu
11.30
11.00
S : - Ibu klien mengatakan demam anaknya sudah mulai
menurun
- Ibu klien mengatakan anaknya pucat
- Ibu klien mengatakan Badan anaknya sudah tidak
teraba hangat lagi
DO : - Klien nampak pucat
- TTV :
N : 20x/menit
RR : 80x/menit
A : Masalah belum teratasi 1,2,3,4
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
S : - Ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu
makan
- Ibu klien mengatakan BB anaknya menurun
selama sakit
O : - porsi makan yang dihabiskan hanya ½ porsi
60
III
11.30
makan
- Ibu klien mengatakan
anaknya mual dan muntah
- Ibu kien mengatakan BB
anaknya menurun selama
sakit
O : - Porsi makananan yang
dihabiskan hanya ½ porsi
makanan yang disediakan
- Klien muntah
- Klien makan bubur
- BB sebelum sakit : 38 kg
BB sakit : 36 kg
A : Masalah belum teratasi
1,2,,3,4
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
S : - klien mengatakan merasakan
nyeri pada bagian perut
kanan bagian atas
- Ibu klien mengatakan
anaknya susah melakukan
Aktivitas
O : - wajah nampak meringis
kesakitan
- KliPen tampak lemah
- Aktivitas klien
terbatas
A : Masalah belum teratasi 1,2,3,4
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
12.00
makanan yang disediakan
- Klien makan bubur
- BB sebelum sakit : 38 kg
BB sakit : 36 kg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
S : - klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah
mulai berkurang
- Ibu klien mengatakan anaknya sudah bisa
berjalan ke WC
- Ibu klien mengatakan aktivitasnya masih di
bantu
O : - Aktivitas klien terbatas
- Wajah klien sudah tidak meringis lagi
- Klien aktivitas di bantu oleh keluarga
A : Masalah belum teratasi 1,2,3,4
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
60
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pada tinjauan pustaka yang telah dibahas sebelumnya bahwa data
yang diperoleh pada pengkajian penyakit demam thypoid yaitu demam
batuk berlendir sesak nafas nyeri pada bagian perut sakit kepala mual dan
muntah nafsu makan berkurang atau tidak ada.
Sedangkan pada kasus, saat pengkajian data yang didapatkan
antara lain klien demam nyeri perut mual dan muntah nafsu makan
menurun.
Melihat gambaran klinis di atas, maka penulis mendapatkan
kesenjangan yaitu pada kasus nyata tidak ditemukan data bahwa klien
mengalami sesak nafas batuk berlendir karena tidak terjadi gangguan
pada sistem pernafasan
Pada landasan teori dibangguan has beberapa pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium darah dan pemeriksaan SGOT
dan SPGT. Sedangkan pada kasus nyata hanya dilakukan pemeriksaan
laboratorium darah.
2. Diagnosis
Setelah pengkajian, pengelompokan data dan analisa data maka
dapat dirumuskan diagnosa keperawatan. Menurut NANDA NIC-NOC,
dalam bukunya tahun 2015, diagnosa yang dapat muncul pada penyakit
Demam thypoid antara lain :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Hipertermi
61
c. Nyeri akut
d. Resiko kekurangan volume cairan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus An. “M” adalah
sebagai berikut :
a. Hipertermi b.d termoregulasi
Hal ini terjadi karena klien mengeluh badannya hangat
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
yang tidak adekuat
Hal ini terjadi karena kurangnya nafsu makan
c. Nyeri Akut b.d proses peradangan
Hal ini terjadi karena nyeri bagian perut
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada secara teori dan
kesenjangan diagnosa keperawatan yang tidak ada dalam kasus nyata
yaitu:
a. Resiko kekurangan volume cairan. Diagnosa ini tidak diangkat karena
pada saat dilakukan pengkajian tidak ditemukan adanya tanda-tanda
resiko kekurangan volume cairan.
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah yang muncul pada klien demam thypoid dengan masalah
keperawatan Hipertermi disesuaikan dengan perencanaan tindakan
keperawatan pada teori :
a. Pada intervensi teori yang didapatkan yaitu :
1) Monitor suhu sesering mungkin
62
2) Monitor IWL
3) Monitor warna suhu dan kulit
4) Monitor tekanan darah, nadi dan RR
5) Monitor penurunan tingkat kesadaran
6) Monitor WBC, Hb, dan Hct
7) Monitor intake dan output
8) Berikan anti piretik
9) Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
10) Selimuti pasien
11) Lakukan tapid sponge
12) Kolaborasi pemberian cairan intravena
13) Komppres pasien pada lipat paha dan aksila
14) Tingkatkan sirkulasi udara
15) Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
Temperature regulation
16) Monitor suhu minimal 2 jam
17) Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
18) Monitor nadi, dan RR
19) Monitor warna dan suhu kulit
20) Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
21) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
22) Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
23) Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
63
24) Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dan kedinginan
25) Beritahukan tentang imdikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
26) Ajarkan indikasi dari hiipotermi dan penanganan yang diperlukan
27) Berikan antipiretik jika perlu
Vital sign monitoring
28) Monitor nadi, suhu, dan RR
29) Catat adanya fluktuasi tekanan darah
30) Monitor VS saat pssien berbaring, duduk, atau berdiri
31) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
32) Monitor nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
33) Monitor kualitas dari nadi
34) Monitor frekuensi dan irama pernapasan
35) Monitor suara paru
36) Monitor pola pernapasan abnormal
37) Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
38) Mobitor sianosis perifer
39) Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik )
40) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
Sedangkan intervensi yang diberikan pada kasus yaitu :
1. Monitor suhu Tiap 2 jam
2. Monitor Nadi, RR
64
3. Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
b. Kesenjangan intervensi yang ditemukan adalah :
Pada teori terdapat 38 perencanaan tindakan sedangkan pada kasus
hanya terdapat 4 perencanaan tindakan ini dikarenakan disesuaikan
dengan kondisi klien.Jadi tindakan yang tidak sesuai dengan kondisi
klien sebanyak 34 perencanaan.
4. Pelaksanaan
Semua tindakan yang dilaksanakan selalu berorientasi pada
rencana yang telah dibuat terdahulu dengan mengantisipasi seluruh tanda-
tanda yang timbul sehingga tindakan keperawatan dapat tercapai pada
asuhan keperawatan yang dilaksanakan dengan menerapkan komunikasi
terapeutik dengan prinsip etis. Pada kasus ini tidak jauh beda dengan teori-
teori yang ada di dalam rencana keperawatan.
Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan
perencanaan yang telah ditetapkan dan disesuiakan dengan kondisi klien
sehingga semua perencanaan tindakan keperawatan telah dilakukan pada
saat pelaksanaan tindakan keperawatan.
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada An “M” dilakukan dalam
bentuk :
a. Tindakan observasi keperawatan
b. Tindakan mandiri perawat
c. Tindakan HE (Health Education) dengan keluarga klien
65
5. Evaluasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada An “M” selama 3
hari maka diperoleh hasil sesuai dengan kriteria tujuan yang diterapkan
yaitu :
a. Hipertermi berhubungan dengan termoregulasi
Diagnosa sudah teratasi dimana ditemukan data klien pola makan
sudah teratur, klien tampak menghabiskan porsi makannya.
Dari hasil evaluasi di atas ditemukan bahwa masalah
keperawatan bisa diatasi walaupun pelaksanaan tindakan tetap
dilanjutkan, semuanya berkat pelayanan keperawatan diberikan secara
berkualitas dan profesional.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menguraikan tinjuan teori dan tinjauan kasus serta perbandingan
dari keduanya dalam penerapan Asuhan keperawatan pada klien An.M dengan
hipertermi demam thypoid di Ruang Perawatan Vip Anak Rumah khusus daerah
ibu dan anak pertiwi dari tanggal 18 – 20 April 2018, maka penulis dapat menarik
kesimpulan dan saran – saran :
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah melakukan pengkajian pada klien An.M telah ditemukan data
seperti, hipertermi, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d intake yang tidak adekuat dan nyeri akut b.d proses
peradangan
2. Pada diagnosa keperawatan terdapat 3 diagnosa yang di temukan pada
kasus nyata dan terdapat pula dalam teori yaitu : hipertermi,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
yang tidak adekuat dan nyeri akut b.d proses peradangan keperawatan
pada klien An.M dengan kasus demam thypoid mengacuh pada
masalah keperawatan yang muncul untuk mengurangi dan mencegah
masalah pada klien dengan memperrhatikan kondisi klien.
67
3. Perencanaan asuhan keperawatan dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan klien dan masalah diagnosa yang telah dirumuskan.
4. Pelaksanaan implementasi keperawatan pada klien An.M di sesuaikan
dengan rencana tindakan yang telah di tentukan agar masalah
keperawatan yang dihadapi klien dapat diatasi atau dicegah.
5. Dari evaluasi keperawatan, semua masalah sudah teratasi.
B. Saran
Adapun saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada akademik agar tetap memperhatikan Karya Tulis
Ilmiah untuk di jadikan sumber bacaan di perpustakaan Akper
Mappaoudang Makassar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
Keperawatan pada mahasiswa yang akan datang.
2. Diharapkan kepada Rumah Sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi,
untuk mengambil langkah dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan Keperawatan pada klien, khususnya bagi penderita
gangguan sistem pencernaan :demam thypoid di ruang perawatan anak
kamar Vip Rumah Sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar.
3. Diharapkan kepada perawat agar tetap memperhatikan respon klien
yang berbeda –beda terhadap masalah kesehatan melalui pengkajian
biopsikososial – spritual yang komperhensif.
4. Diharapkan kepada klien dan keluarga dan pemberi Asuhan
Keperawatan dan Penyuluh dapat menambah pengetahuan tentang
perawatan, pencegahan, dan penangganan pada klien dengan gangguan
sistem pencernaan :demam thypoid dalam memberikan perencanaan,
68
tindakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien, sehingga
implementasi dapat terlaksana dengan baik.
5. Diharapkan pada penulisan dalam pelaksanaan studi kasus harus
mengacu pada teori dan di sesuaikan dengan kondisi klien sehingga
dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan.
69
DAFTAR PUSTAKA
Padila. 2013. Asuhan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
Wijayaningsih, Kartika Sari. 2013. Asuhan Keperawatan. Yogyakarta : Cv.Trans
Info Media.
Wijaya, Andra Saferi. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Utaminingsih, Wahyu Rahayu. 2015. Menjadi Dokter Bagi Anak Anda.
Yogyakarta : Cakrawala Ilmu.
Nurarif,dan Armin Huda. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta : Mediction.
http ://www. Kerjanya. net/faq/6243-hipertermia.html
http://serpihanilmuku.blogspot.co.id/2013/05/pathway-demam-
hipertermi.html?m=1
http ://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/viewFile
http ://eprints.ums.ac.id/35482/5/BAB%20I.pdf