KEBUTUHAN AIR PEMADAM KEBAKARAN UNTUK
KAWASAN PEMUKIMAN DI RW 01 KELURAHAN
TAMAN SARI, BANDUNG
NAMA ANGGOTA:
1. Rika Sri Amalia (16309863)
2. Yogi Oktopianto (16309875)
3. Yurista Vipriyanti (16309876)
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis. Contoh bencana diantaranya adalah banjir,
kekeringan, angin topan, kebocoran nuklir, peristiwa kebakaran dan lainnya.
Bencana yang sering terjadi adalah kebakaran, tak jarang kita melihat atau
mendengar diberbagai media infromasi tentang berita kebakaran. Dengan jumlah
bencana kebakaran yang tinggi, tentunya pemerintah akan melakukan tindakan-
tindakan yang dapat mengurangi atau meniadakan bencana kebakaran itu terjadi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat (1) huruf b,d,q
bahwa penanggulangan kebakaran meliputi pencegahan, pengurangan dan
pemadaman kebakaran, memberikan kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran serta pengendalian penyebaran panas, asap dan gas. Maka
dari itu, setiap instansi pemerintah ataupun non pemerintah bertanggung jawab
dalam kegiatan pencegahan bencana kebakaran.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jenis peralatan apa saja yang digunakan dalam pencegahan kebakaran
pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung ?
2. Bagaimana perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadaman api
pada pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung?
3. Berapa jumlah Fire Alarm Box, Hydrant Pillar dan Hydrant Portable
yang dibutuhkan?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis peralatan yang digunakan dalam pencegahan
kebakaran pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung.
2. Untuk mengetahui kebutuhan air yang dibutuhkan pada proses
pemadaman api.
3. Untuk mengetahui jumlah Fire Alarm Box, Hydrant Pillar dan
Hydrant Portable yang dibutuhkan dalam pencegahan kebakaran.
1.4 BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penulisan tugas ini yaitu :
1. Peralatan pencegah kebakaran yang digunakan adalah Fire Alarm Box,
Hydrant Pillar dan Hydrant Portable.
2. Perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadaman kebakaran di
RW 1 Kelurahan Taman Sari, Bandung.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UMUM
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Sistem penanggulangan kebakaran dapat diterapkan pertama kali pada
bangunannya. Klasifikasi bangunan menurut ketentuan struktur utamanya
terhadap api, dibagi dalam kelas A, B, C dan D
a) Kelas A
Struktur bangunan utama harus tahan terhadap api minimal 3 jam.
Bangunan ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum, seperti Hotel,
Perkantoran, Perbelanjaan, Pasar Raya, Rumah Sakit, Bangunan Industri, Tempat
Hiburan, Bangunan Multi Fungsi dan lainnya.
b) Kelas B
Struktur Bangunan Utama harus tahan terhadap api minimal 2 jam.
Bangunan ini biasanya merupakan bangunan perumahan bertingkat, asrama,
sekolah dan tempat peribadatan.
c) Kelas C
Struktur Bangunan Utama harus tahan terhadap api minimal 1 jam.
Bangunan ini biasanya merupakan bangunan tidak bertingkat dan sederhana,
misalnya rumah 1 lantai.
d) Kelas D
Struktur Bangunan Utama yang tidak tercakup oleh Kelas A, B dan C
seperti Instalasi Nuklir dan Gudang Senjata/Mesin.
2.1.1 Alat-Alat Yang Membantu Mencegah Kebakaran
sistem penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan cara
melengkapi bangunan tersebut dengan alat-alat yang dapat membantu mencegah
kebakaran dan mengurangi membesarnya api. berikut ini Alat-alat yang
digunakan untuk mencegah kebakaran di kawasan pemukiman warga 1 RW
adalah sebagai berikut :
1. Peralatan Pemadam Api Yang Dapat Dijinjing (Apar)
Peralatan Pemadam Api Yang Dapat Dijinjing adalah peralatan
pemadam api yang berukuran kecil, yang dapat dibawa dan digunakan
oleh satu orang. Peralatan ini juga sering disebut Alat Pemadam Api
Ringan (APAR). Alat ini beratnya berkisar antara 0,5 - 16 Kg.
Keunggulan dari alat ini yaitu ringan dan dapat dibawa dan dioperasikan
oleh satu orang. Sedangkan kelemahannya yaitu tidak dapat memadamkan
api yang berukuran besar.
Jenis-Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) antara lain :
a) Chemical foam jenis balik (tanpa kran atau seal)
b) Chemical foam jenis kran atau seal
c) Dry powder jenis Yamato
d) Bromo Chloroh6ydiFluoro methane (BCF)
e) Carbon Tetra Chloride (CTC)
f) Carbon Dioxide (CO2)
Konstruksi Umum Dan Prinsip-Prinsip/Cara Menggunakan
Peralatan Pemadam Kebakaran.
1) Chemical Foam Jenis Balik Tanpa Kran atau Seal
Gambar 2.1 Chemical Foam Jenis Balik Tanpa Kran atau Seal
Keterangan gambar:
1. Tutup
2. Saringan
3. Timah
4. Cairan A
5. Selang
6. Cairan B
7. Pemamcar
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran (posisi alat tegak).
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya (bila ada).
d) Balik tabung tersebut sambil mengarahkan nozzle ke api.
e) Semprotkan busa ke dinding tempat minyak terbakar.
Perhatian :
o Daya semprot 6 meter
o Busa diarahkan ke dinding tempat minyak terbakar
o Alat ini tidak boleh digunakan utk kebakaran listrik
2) Chemical Foam Jenis Kran atau Seal
Gambar 2.2. Chemical Foam Jenis Kran Atau Seal
Keterangan
1. Tutup Pengaman
2. Pemecah Sel timah
3. Seal Timah
4. Saringan gambar
5. Cairan A
6. Cairan B
7. Selang
8. Pemancar
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sbebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Putuskan sealnya (untuk jenis seal) atau buka penuh kerannya
(untuk jenis keran).
e) Pegang nozzle ke arah api.
f) Angkat tabung tersebut mendatar atau balik (tergantung kondisi
kebakaran.
g) Semprotkan busa ke arah dinding tempat minyak terbakar.
3) Dry Powder Jenis Yamato
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Putuskan lead seal (loces).
e) Cabut split pen (pen penahan).
f) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas.
g) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak).
h) Semprotkan bubuk ke daerah kebakaran dengan cara mengibaskan
nozzle sebaik mungkin (tangan kanan mengangkat tabung sambil
menekan tutupnya, sedangkan tangan kiri memegang nozzle dan
mengibaskannya ke arah api).
4) Bromo ChlorodiFluoro methane (BCF)
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Cabut pen pen penahan katup.
e) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas.
f) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak).
g) Semprotkan ke sumber api dari arah datangnya angin sehingga api
padam.
Catatan :
o Bila perlu, kibaskan nozzle jika daerah kebakaran luas ; dan segera
jauhi asapnya, karena asapnya beracun (mengandung gas chloor).
o Benda-benda logam yang disemprot dengan gas BCF, sebaiknya
dibersihkan, agar tidak berkarat.
5) Carbon Tetra Chloride (CTC)
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Putuskan seal timah (loces).
d) Putar Handle pompa 1/4 putaran ke kiri.
e) Pompa dan arahkan ke sumber api dari arah datangnya angin.
Catatan :
o Asapnya sangat beracun.
o Asap tersebut menyelimuti bagian yang terbakar, lebih baik bila
digunakan di daerah yang tertutup.
o Cairannya mengandung zat korosif/mudah karat.
o Saat ini sudah dilarang ; karena beracun.
6) Carbon Dioxide (CO2)
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagi berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Putuskan lead seal (loces).
e) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas.
f) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak).
g) Semprotkan nozzle ke arah api dan usahakan menutup seluruh
daerah kebakaran.
Gambar 2.3 Hydran CO2
Perhatian :
o Nozzle harus dipegang pada kayunya.
o Baik untuk kebakaran listrik,kertas,minyak,dll.
7) Air Bertekanan
Gambar 2.4 Hydran Protable Air Bertekanan
Keterangan :
1. Tutup Pengaman
2. Plunyer pemecah seal
3. Safety valve
4. Gas cartridge
5. Batas isian air
6. Saluran keluar air
7. Saringan
8. Air
9. Selang
10. Pemamcar
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sbb :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya
d) Putuskan lead seal (loces)
e) Cabut split pen (pen penahan)
f) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas
g) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak)
h) Semprotkan air ke daerah kebakaran khususnya di pangkal api.
a. Busa (foam) : Busa kimia (Chemical foam) dan Busa
mekanik
b. Gas : CO2 (Carbon Dioxide/Gas Asam Arang)
2. Hydran Halaman
Adalah alat yang dilengkapi dengan slang dan mulut
pancar(nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan, yang digunakan bagi
keperluan pemadaman kebakaran dan diletakkan di halaman bangunan
gedung.
Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman,
maka hidran-hidran tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil
pemadam sedemikian hingga tiap bagian dari jalur tersebut berada dealam
jarak radius 50 m dari hidran. Pasokan air untuk hidran halaman harus
sekurang-kurangnya 38 liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu
mengalirkan air minimmal selama 30 menit.
Gambar 2.5 Posisi Akses Bebas Mobil Pemadam Terhadap Hidran Kota
Gambar 2.6 Letak Hidran Halaman Terhadap Jalur Akses Mobil Pemadam
Tabel 2.1 Hydran Halaman
KONDISI TINDAKAN KOREKTIF
Tidak dapat diakses Buat supaya dapat diakses
Kebocoran di outlet atau bagian atas
hidran pillar
Perbaiki atau ganti gasket, paking,
atau komponen seperlunya
Keretakan di batang pilar hidran Perbaiki atau ganti
Alur nozzle yang aus Perbaiki atau ganti
Mur operasi hidran yang aus Perbaiki atau ganti
Outlet Beri pelumas atau kencangkan
seperlunya
Ketersediaan kunci hidran Pastikan kunci hidran tersedia
3. Fire Alarm Box
Adalah perangkat luar ruangan yang digunakan untuk memberitahu
pos pemadam kebakaran. Kotak alarm kebakaran menggunakan sistem
telegraf dan merupakan metode utama untuk menelepon pemadam
kebakaran. Ketika tombol dalam kotak ditekan roda pegas berputar dan
menyalurkan sinyal alarm kebakaran melalui telegraf ke pos pemadam
kebakaran.
Gambar 2.7 Fire Alarm Box
4. Pasokan Air
Suatu pasokan air yang disetujui dan mampu memasok aliran air
yang diperlukan untuk roteksi kebakaran harus disediakan guna
menjangkau seluruh lingkungan dimana fasilitas, bangunan gedung atau
bagian bangunan gedung di konstruksi atau akan disahkan secara formal.
Apabila tidak ada sistem distribusi air yang handal, maka
diperbolehkan untuk memasang atau menyediakan reservoir, tangki
bertekanan, tangki elevasi, atau berlangganan air dari pemadam kebakaran
atau sistem lainnya yang disetujui. Jumlah dan jenis hidran halaman dan
sambungannya ke sumber air lainnya yang disetujui harus mampu
memasok air untuk pemadaman kebakaran dan harus disediakan di lokasi-
lokasi yang disetujui.
Hidran halaman dan sambungannya ke pasokan air lainnya yang
disetujui harus dapat dijangkau oleh pemadam kebakaran. Sistem pasokan
air individu, harus diuji dan dipelihara sesuai ketentuan baku atau standar
yang berlaku. Apabila dipersyaratkan oleh OBS, hidran halaman yang
rawan terkena kerusakan akibat kendaraan, harus dilindungi, kecuali
apabila terletak dalam lokasi jalan umum.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 DATA SEKUNDER
Lokasi : Jalan Taman Sari Bawah No. 7A Bandung
Kondisi geografis :
a. Luas Wilayah sekitar ± 102 ha. Batas wilayah kelurahan taman sari adalah
sebagai berikut :
Utara : Kel. Cipaganti, Kel. Lebak Gede
Selatan : Kel. Babakan Ciamis
Timur : Kel. Citaum, Kec. Bandung Wetan
Barat : Kel. Pasteur, Kec. Sukajadi
Dalam kelurahan Taman Sari terdapa 20 RW dan 123 RT. Kawasan
kumuh berdasarkan kondisi prasarana yang kurang memadai berada di sebagian
RW. 01, 04, 05, 07, 09, 17, beberapa bagian RW 11, 15, dan 16. Kawasan mewah
berada di RW 02, 03 dan 08. Peta lokasi Kelurahan Taman Sari dapat digambar
3.1 dibawah ini:
Gambar 3.1 Peta Kelurahan Taman Sari, Bandung
Kependudukan : 25.000 jiwa (yang tercantum dalam KK)
Luas permukiman : 41,5 ha
Sumber daya air : Tabel 3.1 data sumber daya air
RW 1
Tabel 3.1 data sumber daya air
Sumber Air Jumlah (unit) Pengguna
Mata Air 4
Sumur Gali 1045 1045 KK
Sumur Pompa 1051 1051 KK
Hydran Umum 2 2 KK
Pam 2568 2568 KK
Pipa
Sungai
Jumlah 4836 KK
Tabel 3.2 Data Wilayah Kelurahan Taman Sari, Bandung
RW 01 Meliputi 3 RT RW 11 meliputi 4 RT
RW 02 Meliputi 1 RT RW 12 Meliputi 8 RT
RW 03 Meliputi 6 RT RW 13 Meliputi 7 RT
RW 04 Meliputi 5 RT RW 14 Meliputi 5 RT
RW 05 Meliputi 8 RT RW 15 Meliputi 10 RT
RW 06 Meliputi 6 RT RW 16 Meliputi 7 RT
RW 07 Meliputi 8 RT RW 17 Meliputi 5 RT
RW 08 Meliputi 2 RT RW 18 Meliputi 7 RT
RW 09 Meliputi 5 RT RW 19 Meliputi 5 RT
RW 10 Meliputi 5 RT RW 20 Meliputi 8 RT
3.2 PERALATAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PENCEGAHAN
KEBAKARAN
3.2.1 Hydrant Portable (Alat Pemadam Api Ringan)
Berdasarkan pasal 4 Peraturan Menteri 04-MEN/1980 berisi setiap
satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan. Setiap alat pemadam api
ringan harus dipasang menggantung pada dinding dengan penguatan
sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam
lemari atau peti box yang tidak dikunci.
Gambar 3.2 Alat Pemadam Api Ringan
Warga Bandung disarankan untuk memiliki 1 alat tersebut di
dalam rumah masing-masing. Pemerintah daerah Bandung memberikan
saran untuk memiliki 1 hydrant portable ini di tiap rumah demi
memudahkan penanggulangan kebakaran di wilayah sekitar.
3.2.2 Fire Alarm Box
Fire alarm box dipasang disekitar pemukiman warga, Begitu
terjadi kebakaran di wilayahnya, langsung menekan tombol yang
terhubung dengan kantor pemadam kebakaran terdekat, agar petugas bisa
cepat sampai ke lokasi kebakaran. Mengingat pentingnya kegunaan dari
alat ini, maka diharapkan Fire alarm box ini dipasang di setiap RT untuk
mempercepat penanggulangan bencana kebakaran yang terjadi.
Lokasi penempatan Fire alarm box ini harus di lokasi yang
strategis dan mudah dijangkau oleh warga sekitar. Untuk RW 01
kelurahan Taman Sari yang memiliki 3 RT membutuhkan minimal 3 fire
alarm box yang ditempatkan di rumah ketua RT ataupun di daerah
strategis.
Gambar 3.3 Fire Alarm Box
3.2.3 Hydrant Pillar
Hydrant Pillar atau biasa disebut dengan hydrant halaman,
merupakan suatu system pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan
air dan dipasang di luar bangunan lengkap dengan Outdoor Hydrant Box.
Hydrant ini digunakan oleh mobil PMK untuk mengambil air jika
kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di
sepanjang jalan akses mobil pemadam kebakaran. Perletakannya pun
diharuskan di lokasi yang strategis dan mudah di jangkau oleh petugas
pemadam kebakaran.
Berdasarkan data yang diperoleh, kelurahan Taman Sari memiliki
2 buah hydrant yang masih berfungsi. Jumlah tersebut belum mencukupi
untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi di daerah tersebut. Maka
diharapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah yang
mengharuskan tiap RW minimal memiliki 1 hydrant halaman yang
berfungsi baik dengan memanfaatkan pasokan air hasil olahan. Sehingga
bila terjadi kebakaran, tindak tanggap dengan memanfaatkan hydrant
halaman tersebut dapat dilakukan.
Gambar 3.4 Posisi Hydrant Halaman yang Strategis
Gambar 3.5 Hydrant pillar
3.3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR
Data Hydrant Pillar :
Nama : Hydrant Pillar Two Way
With Instantaneous Coupling
Size : 4" x 2,5" x 2,5"
Presure Max : 25 bar
Material Body : Cast Iron
Material Coupling : Brass
Luas Pemukiman 1 Kelurahan : 41,5 ha = 415.000 m2
Luas Pemukiman RW 01 : 20.750 m2
Luas Jangkauan hydrant : 1.500 m2
Jumlah Hydrant Pillar HydrantJangkauanLuas
PermukimanLuas
500.1
20.750
= 13,833 ≈ 14 Buah
Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan
perhitungan SNI 03-1735-2000 sebagai berikut:
a. Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400
liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.
b. Jumlah pasokan air untuk hydrant halaman V = Q x t
Dimana :
V = Volume air yang dibutuhkan hydrant (liter)
Q = Debit aliran untuk hydrant pillar (liter/menit)
t = Waktu pasokan air simpanan (menit)
V = Q x t
= 2400 x 45
= 108.000 Liter
Kebutuhan air total = Volume air 1 hydrant x Jumlah hydrant
= 108.000 x 14
= 1.512.000 Liter
= 1.512 m3
Sehingga kapasitas Reservoir Hydrant Pillar = 1.512 m3
3.4 PROSEDUR PENANGGULANGAN KEBAKARAN PADA
PEMUKIMAN
Ketika terjadi kebakaran pada sebuah rumah :
1. Ketika melihat sumber api, apabila sumber api masih dalam skala kecil
segera mengambil hydran protable dan menyemprotkannya ke sumber api.
2. Anggota keluarga lainnya segera keluar rumah untuk menekan tombol
yang ada dalam fire alarm box dan memberitahu kepada tetangga bahwa
telah terjadi kebakaran.
3. Apabila pemadam kebakaran belum datang, warga yang ada disekitar
rumah yang kebakaran harus membantu memadamkan api tersebut dengan
hydran portable yang tersedia di setiap rumah. Usaha pemadaman harus
tetap dilakukan sebelum dan saat pemadam kebakaran datang.
4. Tindakan selanjutnya, lakukan Pemadaman Kebakaran sesuai prosedur
yang diberikan oleh petugas pemadam kebakaran. Apabila pasokan air
tidak mencukupi, segera manfaatkan pasokan air yang ada di hydrant
halaman.
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Peralatan untuk menanggulangi kebakaran untuk kawasan
permukiman adalah hydran portable, fire alarm box dan hydrant
halaman.
2. Tiap rumah diharapkan memiliki hydran portable yang berfungsi
baik.
3. Tiap RT diharapkan memiliki fire alarm box alarm box yang
diletakkan di daerah strategis dan mudah dijangkau oleh warga
sekitar.
4. Hydrant halaman diletakkan di daerah yang strategis ataupun di
sepanjang jalan akses mobil pemadam kebakaran.
5. Kapasitas Reservoir pillar hydrant = 1.512 m3
6. Volume air yang dibutuhkan hidran pilar sebesar 108.000 liter.
4.2 SARAN
Dalam penanganan kebakaran di wilayah sekitar, diharapkan warga tidak
panic dan salah ambil tindakan yang berdampak merugikan diri sendiri maupun
orang lain. Diharapkan warga mengikuti prosedur kebakaran yang telah
ditetapkan dan memanfaatkan peralatan penanggulan kebakaran yang ada di
sekitarnya. Sedangkan peralatan seperti hydran portable, fire alarm box dan
hydrant halaman dijaga dan dirawat agar tetap berfungsi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04/MEN/1980
Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
PT. ISM Bogasari Flour Mills. 2001. Prosedur Keadaan Darurat Kebakaran.
Jakarta.
SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan.
SNI 03-1735-2000.
Tanuwidjaja, Gunawan. 2001. Forum Gelar Perumahan dan Permukiman di Kota
Bandung. Bandung.
Wimayanti, Lia. 2009. Perencanaan Sistem Plambing dan Fire Hydrant Di Tower
B Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Surabaya. Institut Sepuluh Nopember
Surabaya.