8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
1/37
1
Kegawatdaruratan Psikiatrik akibat
penyalahgunaan NAPZA
DEPKES RIDITJEN BINA KES MASYARAKAT
Dit Kesehatan Jiwa MasyarakatSubdit Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
2/37
2
Kegawatdaruratan psikiatrik
Gangguan Proses pikir
Perasaan
Perilaku
Perlu: intervensi
terapeutik segera
Akibat penggunaansatu atau lebih Napza.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
3/37
3
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
Tindakan serupa
dengan tindakan pada
bidang medis
Triase
Asesmen
Diagnosis
Terapi awal
Tindakan selanjutnya
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
4/37
4
Triase
TINDAKAN SEGERA/DAPAT DITUNDA
Memberikan rasa aman dan kenyamanan kepada pasienAsesmen
Waktu terbatasFokus pada aspek yang berhubungan
dengan kasus
Diagnosis
Tidak dapat dilakukan secara rinci, waktu
terbatas
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
5/37
5
Terapi
Pemberian terapi dilakukan setelah
diagnosis
Kadang-kadang terapi diberikan segera,sebelum seluruh informasi diagnostik
terkumpulpada pasien yang secara fisik
harus dikendalikan/dikekang karenamembahayakan dirinya sendiri atau orang
lain.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
6/37
6
Indikasi terapi: untuk menenangkan pasien
secara maksimal tetapi dengan sedasi yang
minimal.Seorang pasien yang tidur tidak akan
melukai orang lain tetapi tidak dapat
dilakukan anamnesis untuk pemeriksaanstatus mental.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
7/37
7
Kesalahan yang sering:1. Terapi berlebih, menggunakan obat yang terlalu kuat atau dosis
terlalu tinggi,pemeriksaan dan penentuan tindak lanjut tertunda.
2. Terapi kurang, menggunakan preparat yang tidak memadai atau
dosis terlalu kecilmenunda pemeriksaan dan penentuan tindak
lanjut karena pasien masih agitasi.
3. Pengalihan terapi/medikasi yang terlalu cepat. Misalnya pemberian
haloperidol, klorpromazin dan lorazepam dalam jangka waktu satu
jam.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
8/37
8
Strategi Umum pemeriksaan pasien
Perlindungan diri Informasi, pengekangan, risiko kekerasan,
keselamatan, kehadiran orang lain, bina
hubungan dengan pasienCegah kekerasan Kekerasan tidak dapat diterima, tanpa ancaman,
menentramkan, membantu pas., kalau perlu
pengekanganSingkirkan adanya gangguan mental organik
Singkirkan kemungkinan psikosis
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
9/37
9
PADA PENYALAHGUNAAN NAPZA
Tenaga medis, dokter: merupakan AKIBAT
perbuatan sendiri
Keluarga/pasangan biasanya menyangkal
Dokter merasa tidak cukup mampu,
bagaimana menterapinya.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
10/37
10
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK
AKIBAT PENYALAHGUNAAN NAPZA
Kegawatdaruratan:
Intoksikasi : kondisi fisik dan perilaku yang
abnormal akibat penggunaan sejumlah obat/zatyang melampaui batas toleransi tubuh.
Keadaan Putus Zat: sindrom yang berhubungan
dengan penghentian/pengurangan konsumsi
obat/zat pada pasien yang mengalami kondisi
ketergantungan
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
11/37
11
Prinsip Umum Penatalaksanaan
hal yang membahayakan KEHIDUPANpasien
tidak perlu mengikuti prosedur pemeriksaanklinis yang lazim,
hindari pemberian obat tambahanrisikointeraksi obat yang merugikan pasien,
bila ada indikasiberikan dalam jumlahyang efektif
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
12/37
12
Data: riwayat
gangguan penggunaan
Napza
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
13/37
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
14/37
14
2. Tanpa gangguan tanda vital, tetapi
memperlihatkan gejala putus zat walaupun
disertai kebingungan dan gejala psikotik,
digolongkan sebagai pasien dengan gejala
putus zat.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
15/37
15
3. Datang dengan kebingungan yang parahdisertai halusinasi atau waham, tetapi tandavital semuanya baik dan tidak ada gejala putus
zat, digolongkan sebagai gangguan mentalorganik akibat zat (delirium atau amnesiakerena zat)
4. Pasien dengan tanda vital yang baik, tidak ada
gejala putus zat, tetapi memperlihatkan adanyahalusinasi, waham, tilikan diri yang terganggudigolongkan sebagai gangguan psikotik.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
16/37
16
Kegawatdaruratan akibat Napzasulit, gawatdan mengacam (bagi pasien, keluarga,lingkungannya maupun dokter)
Dokter harus bersikap tenang, terkendali, danmelakukan tindakan sesuai dengan langkah-langkah berikut:
Ciptakan suasana pasien tidak merasa terancam,
pendekatan yang hangat, terbuka dan tidakmenghakimi.
Kehadiran dokter adalah untuk membantu.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
17/37
17
Penilaian situasi
Apakah pasien dalamkeadaan agitasi ataustupor.
Zat apa yang telahdigunakan,
Bila tidak adaketerangan, cocokkangejala yang ada dengankemungkinan reaksi zattertentu.
Seringkali obat yang
dipakai lebih dari satuzat sehinggamemerlukanpengetahuan tentanginteraksi obat.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
18/37
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
19/37
19
Intervensi kegawatdaruratan
Napza
Syarat:
Harus mengerti kegawatdaruratan dan pendekatan
umum kegawatdaruratan akibat Napza
Mengikuti prosedur kegawatdaruratan baik untuk
pasien gaduh gelisah, maupun untuk pasien dalam
keadaan stupor.
Sedapat mungkin menemukan jenis Napza yang
menimbulkan kegawatdaruratan.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
20/37
20
Intervensi Medis
Kenali: Masalah kegawatdaruratan medis
yang dapat mengancam kehidupan yaitu:
Kehilangan kesadaran yang ditandai denganhilangnya respons terhadap rangsang sakit.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
21/37
21
Pernafasan yang sangatlambat, kesulitan bernafasatau berhentinya
pernafasan.
Demam yang tinggi Denyut nadi lebih dari 140
kali per menit atau kurang60 kali per menit.
Muntah-muntah yang
terjadi dalam keadaansetengah sadar atau tidaksadar.
Kejang-kejang
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
22/37
22
Tindak lanjut
masa krisis/gawat-
darurat berlalu
fungsi kembali normal
perawatan lanjut
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
23/37
23
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
24/37
24
Gangguan Paranoid
pikiran dan perilaku
dari kecurigaan yang
normal sampai ke
waham curiga yangsistematis.
jangan mewawancarai
pasien saat dokter
sedang sendirian danpintu dalam keadaan
tertutup.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
25/37
25
Gangguan Paranoid
Evaluasi dan Penatalaksanaan
Pengobatan
Pada keadaan intoksikasi ataupun withdrawal
Berikan lorazepam 1-2 mg per oral.
Paranoid+gaduh gelisah yang disebabkan oleh
delirium atau demensiahaloperidol 1-5 mg per
oral atau IM
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
26/37
26
Paranoid
Diagnosis Banding
Agitasi, kecemasan, skizofrenia kronis dengan
eksaserbasi akut, gangguan delusional, panikhomoseksual, manik, krisis marital, gangguan
sizoafektif, skizofrenia.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
27/37
27
Psikosis
Kesadaran: baik, orientasi baik.
Tanda vital: stabil
Kontak dengan realita: hilang
Pada intoksikasiseperti halusinasi
(suara/auditorik), atau waham. Psikosis akibat
pengunaan zat berakhir dalam beberapa haridan reversibel.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
28/37
28
Psikosis
Diagnosis banding
skizofrenia, manik, sindroma otak organik, atau
depresi.Napza yang sering berakibat terjadinya psikosis
adalah stimulan, alkohol, dan obat-obat yang
mendepresi susunan syaraf pusat
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
29/37
29
Psikosis
Penatalaksanaan
untuk melindungi dirinya atau orang lain dari
bahaya. diberikan anti psikotik:
Chlorpromazin (150-600mg/hr)
Haloperidol (5-15 mg/hr)
Trifluoperazin (10-15 mg/hr)
Risperidone (2-6 mg/hr)
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
30/37
30
Gaduh gelisah
peningkatan aktivitas
mental dan motorik yang
sukar dikendalikan.
Gawatdaruratseringmendahului suatu tindak
kekerasan GMO
Gangguan psikotik fungsional
Gangguan kepribadian Problem situasional
Keadaan disosiatif
Tanda dan gejala
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
31/37
31
Penatalaksanaan
Coba tenangkan pasien dengan sikap manusiawi,
namun tetap waspada dengan mengajak bicara
tentang perasaan, harapan, dan keinginannya.
Valium 10 mg iv/im dan injeksi haloperidol 5 mg yang
dapat diulang setiap 30 menit, maksimal 3 kali dalam 24
jam (total 15 mg).
Tenangdirujuk ke fasilitas psikiatrik disertai keterangan
tentang tindakan dan pengobatan yang diberikan.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
32/37
32
Gangguan Cemas/Panik
Tanda/gejala:
kecemasan yang memuncak, mendadak dan episodik,berlangsung selama beberapa menit.
terjadi beberapa kali/sebulan sampai beberapakali/sehari
Onset: dewasa muda, wanita>pria
Terapi
gol benzodiazepin: alprazolam atau lorazepam dosis rendah per 4 jam oraldinaikkan secara bertahap sesuai
kebutuhan
Antidepresan: goltrisiklik, SSRI
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
33/37
33
Depresi berat dan percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri (tentamen suicidum): upaya
untuk mengakhiri hidup sendiri.
Gagasan bunuh diri: pikiran atau ide untuk mengakhiri
hidup sendiri.
Perilaku bunuh diri (suicidal behavior) adalah perilaku
yang disengaja atau tidak, dapat membahayakan hidup
sendiri. Contoh: perilaku mutilasi diri seperti
memotong pergelangan tangan, membenturkan kepala,menelan benda asing, menggigit dan menghilangkan
bagian dari tubuh.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
34/37
34
Penyakit atau kondisi
yang melatar-belakangi
perilaku bunuh diri :
Depresi berat keadaan sadar (compos
mentis), kesadaran
berkabut sampai koma.
bila serius, rawat
dengan pengawasanyang ketat atau rujuk ke
fasilitas psikiatrik
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
35/37
35
bila bersifat dramatisasi lakukan psikoterapi individualatau rujuk
bila disertai depresi, berikan obat antidepresan dan/atau
rujuk bila diduga berkaitan dengan gangguan kepribadian,
rujuk ke fasilitas psikiatrik untuk evaluasi kepribadiandan psikoterapi.
Bila dilatarbelakangi oleh skizofrenia dengan gagasan
bunuh diri atau depresi pasca skizofrenia perlu dirujukke fasilitas psikiatrik karena tetamen suicidum dapatterjadi secara tidak terduga.
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
36/37
36
Psikofarmaka dapat diberikan anti depresi:
Amitriptilin (75-100 mg/hr)
Klomipramin (75-150 mg/hr) Imipramin (75-150 mg/hr),
Sertraline (50-150 mg/hr),
Fluoxetine (20-40 mg/hr) Fluvoxamine (50-100 mg/hr).
8/10/2019 Kegawatdaruratan Psikiatrik Napza
37/37
37