MATAKULIAH : OBSTETRI
TOPIK : KEHAMILAN EKTOPIK
WAKTU : 100 Menit
DOSEN : RANGGA PUSMAIKA
OBYEKTIF PRILAKU SISWA
Setelah topik ini dibahas mahasiswa mampu :
Menjelaskan pengertian kehamilan ektopik dengan benar
Menjelaskan etiologi ektopik terganggu dengan benar
Menjelaskan factor resiko kehamilan ektopik dengan benar
Menjelaskan patofisiologi kehamilan ektopik dengan benar
Menjelaskan patologi kehamilan ektopik dengan benar
Menjelaskan tatalaksana kehamilan ektopik dengan benar
Menjelaskan pencegahan kehamilan ektopik dengan benar
Menjelaskan prognosis kehamilan ektopik dengan benar
REFRENSI
1. Anthonius Budi. M, Kehamilan Ektopik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2001.
2. Arif M. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2001. Hal. 267-271.
3. Hanifa W, dkk., IlmuKebidanan, Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992, Hal. 323-334.
4. ____________, Ilmu Kandungan,Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999, Hal 250-255.
5. Karsono, B. Ultrasonografi dalam Obstetri, dalam : Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan. FKUI. Jakarta 2002
6. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri ed 2. EGC. Jakarta. 19987. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. ” Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal”. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo8. Rachimhadhi, T. Kehamilan Ektopik, dalam : Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan. FKUI.
Jakarta. 20029. Rustam. M, MPH, Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal.226-235.10. Taber Ben-Zoin. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. EGC. Jakarta
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 1
11. Wijayanegara, H. Ultrasonografi Dalam Bidang Obstetri, dalam : Dasar-dasar Ultrasonografi dan Peranannya pada Keadaan Gawat Darurat. Penerbit ALUMNI. 1985
12. Yulaikhah Lily. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. EGC. Jakarta.13. http://hidayat2.wordpress.com/category/materi-kuliah/page/4/ 14. http: //www.khairmidwifery07.blogspot.com/2009_06_01_arch...15. http://www.indianradiologist.com/cme2.htm 16. http://radiology.creighton.edu/pregnancy.htm
Definisi
Pada kehamilan normal, telur yang sudah dibuahi akan melalui tuba falopi (saluran tuba)
menuju ke uterus (rahim). Telur tersebut akan berimplantasi (melekat) pada rahim dan mulai
tumbuh menjadi janin. Pada kehamilan ektopik, telur yang sudah dibuahi berimplantasi dan
tumbuh di tempat yang tidak semestinya.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar kavum uteri. Sering disebut juga
kehamilan ekstrauterin. Kurang tepat, karena kehamilan pada cornu uteri atau serviks uteri
(intrauterin) juga masih termasuk sebagai kehamilan ektopik (Cakul, 2000).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar ronnga uterus
(Syarifudin, 2001).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang ditandai dengan terjadinya implantasi di
luar endometrium kavum uteri setelah fertilisasi (syafrudin, 2001).
Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplantasi,
tumbuh dan berkembang di luar endometrium kavum uteri. Bila kehamilan tersebut mengalami
proses pengakhiran (abortus) maka disebut kehamilan ektopik terganggu (Achadiat, 2004).
Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan ektopik yang terganggu, dapat
terjadi abortus atau pecah dan hal ini berbahaya bagi wanita tersebut (Yulaikhah, 2009).
Lokasi Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik paling sering terjadi di daerah tuba falopi (98%),
a.Ujung fimbriae tuba falopii (17%)
b. Ampula tubae ( 55%)
c.Isthmus tuba falopii (25%)
d. Pars interstitsialis tuba falopii (2%)
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 2
ovarium (indung telur),
rongga abdomen (perut),
serviks (leher rahim).
Gambar 1. Lokasi Kehamilan Ektopik
Etiologi
Etiologi pasti tak diketahui.
Faktor Resiko
Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Namun perlu
diingat bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi pada wanita tanpa faktor risiko. Faktor risiko
kehamilan ektopik adalah :
1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Risiko paling besar untuk kehamilan ektopik. Angka kekambuhan sebesar 15%
setelah kehamilan ektopik pertama dan meningkat sebanyak 30% setelah kehamilan ektopik
kedua.
2. Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron
Kehamilan ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih menggunakan kontrasepsi
spiral (3 – 4%). Pil yang mengandung hormon progesteron juga meningkatkan kehamilan
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 3
ektopik karena pil progesteron dapat mengganggu pergerakan sel rambut silia di saluran
tuba yang membawa sel telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi ke dalam rahim.
3. Kerusakan dari saluran tuba
Telur yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui saluran tersebut sehingga
menyebabkan telur melekat dan tumbuh di dalam saluran tuba. Beberapa faktor risiko yang
dapat menyebabkan gangguan saluran tuba diantaranya adalah :
Merokok : kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 – 3,5 kali dibandingkan wanita
yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok menyebabkan penundaan
masa ovulasi (keluarnya telur dari indung telur), gangguan pergerakan sel rambut
silia di saluran tuba, dan penurunan kekebalan tubuh
Penyakit Radang Panggul : menyebabkan perlekatan di dalam saluran tuba,
gangguan pergerakan sel rambut silia yang dapat terjadi karena infeksi kuman TBC,
klamidia, gonorea
Endometriosis : dapat menyebabkan jaringan parut di sekitar saluran tuba
Tindakan medis : seperti operasi saluran tuba atau operasi daerah panggul,
pengobatan infertilitas seperti bayi tabung --> menyebabkan parut pada rahim dan
saluran tuba.
2.5 Tanda dan Gejala
Pada minggu-minggu awal, kehamilan ektopik memiliki tanda-tanda seperti kehamilan
pada umumnya, yaitu terlambat haid, mual dan muntah, mudah lelah, dan perabaan keras pada
payudara.
a. Gejala
1. Nyeri ─ Nyeri panggul atau abdomen hampir selalu terdapat.
o Nyeri dapat bersifat unilateral atau bilateral ; terlokalisir atau menyebar.
o Nyeri subdiafragma atau nyeri bahu tergantung ada atau tidaknya perdarahan intra-
abdominal.
2. Perdarahan ─ Perdarahan uterus abnormal (biasanya berupa bercak perdarahan ) terjadi
pada 75% kasus yang merupakan akibat dari lepasnya sebagian desidua.
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 4
3. Amenorea ─ Amenorea sekunder tidak selalu terdapat dan 50% penderita KE
mengeluhkan adanya spotting pada saat haid yang dinanti sehingga tak jarang dugaan
kehamilan hampir tidak ada.
4. Sinkope ─ Pusing, pandangan berkunang-kunang dan atau sinkope terjadi pada 1/3
sampai ½ kasus KET.
5. “Desidual cast”─ 5 – 10% kasus kehamilan ektopik mengeluarkan ”desidual cast”
yang sangat menyerupai hasil konsepsi.
b. Tanda
1. Ketegangan abdomen ─
o Rasa tegang abdomen yang menyeluruh atau terlokalisir terdapat pada 80% kasus
kehamilan ektopik terganggu
o Nyeri goyang servik (dan ketegangan pada adneksa) terdapat pada 75% kasus
kehamilan ektopik.
2. Masa adneksa ─ Massa unilateral pada adneksa dapat diraba pada ⅓ sampai ½ kasus KE.
Kadang-kadang dapat ditemukan adanya masa pada cavum Douglassi (hematocele)
3. Perubahan pada uterus ─ Terdapat perubahan-perubahan yang umumnya terjadi pada
kehamilan normal seperti ada riwayat terlambat haid dan gejala kehamilan muda
Apabila seorang wanita dengan kehamilan ektopik mengalami gejala diatas, maka
dikatakan bahwa wanita tersebut mengalami Kehamilan Ektopik Terganggu. Apabila anda
merasa hamil dan mengalami gejala-gejala seperti ini maka segera temui dokter anda. Hal ini
sangat penting karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa apabila ruptur (pecah) dan
menyebabkan perdarahan di dalam.
Patofisiologi
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi
dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak
dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan
akibat dari hal ini yaitu :
a. Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal
(fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan
ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak
begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 5
b. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari
distensi berlebihan tuba.
c. Faktor abortus ke dalam lumen tuba.
Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya
pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan
pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-
kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.
Abortus Tuba
Perjalanan lebih lanjut dari abortus tuba
Terjadi pada 65% kasus dan umumnya terjadi implantasi didaerah fimbriae dan ampula.
Berulangnya perdarahan kecil pada tuba menyebabkan lepasnya dan yang diikuti dengan kematian ovum.
Perjalanan selanjutnya adalah :
1. Absorbsi lengkap secara spontan.2. Absorbsi lengkap secara spontan melalui ostium tubae menunju cavum peritoneum.3. Abosrbsi sebagian sehingga terdapat konsepsi yang terbungkus bekuan darah yang
menyebabkan distensi tuba.4. Pembentukan “tubal blood mole”.
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 6
Ruptura Tuba
Perjalanan lebih lanjut dari ruptura tuba
Terjadi pada 35% kasus dan seringkali terjadi pada kasus kehamilan ektopik dengan implantasi didaerah isthmus.
Ruptura pars ampularis umumnya terjadi pada kehamilan 6 – 10 minggu , namun ruptura pada pars isthmica dapat berlangsung pada usia kehamilan yang lebih awal.
Pada keadaan ini trofoblast menembus lebih dalam dan seringkali merusak lapisan serosa tuba, ruptura dapat berlangsung secara akut atau gradual .
Bila ruptur terjadi pada sisi mesenterik tuba maka dapat terjadi hematoma ligamentum latum.
Pada kehamilan ektopik pars interstitisialis, ruptura dapat terjadi pada usia kehamilan yang lebih “tua” dan menyebabkan perdarahan yang jauh lebih banyak.
Patologi
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama halnya di
kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau interkolumner. Perkembangan telur
selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan
kemudian diresobsi. Setelah tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh
lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis. Pembentukan
desidua di tuba tidak sempurna. Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada beberapa
faktor, seperti tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi
oleh invasi trofoblas.
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 7
Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan. Sebagian besar
kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu.
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
2. Abortus ke dalam lumen tuba
3. Ruptur dinding tuba
(www.medforum.nl)
Gambar 2. Komplikasi Kehamilan Ektopik (perdarahan)
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 8
2.8 Diagnosa Kehamilan Ektopik Terganggu
a. Anamnesis : riwayat terlambat haid / amenorrhea, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat
ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah.
b. Pemeriksaan fisis : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk, ada tanda akut
abdomen. Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio
digerakkan (nyeri goyang porsio).
c. Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di
kavum Douglasi), USG.
d. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
2.9 Diagnosis Banding Kehamilan Ektopik Terganggu
Hati-hati dengan diagnosis banding, misalnya appendisitis pada usia kehamilan muda :
mungkin ada tanda kehamilan, mungkin juga ada tanda akut abdomen - sebaliknya kehamilan
ektopik terganggu belum tentu pula disertai gejala perdarahan. Diagnosa diferensial dari
kehamilan ektopik yaitu:
1) abortus biasa
2) salpingitis akut
3) appendicitis akut
4) rupture korpus luteum
5) torsi kista ovarium
6) mioma submukosa yang terpelintir
7) retrofleksi uteri gravida inkarserata
8)rupture pembuluh darah mesenterium
Di bawah ini dikemukakan perbedaan gejala dan tanda :
GEJALA KET Abortus Kista ovarium Infeksi pelvisAmenore
Perdarahan pervaginam
Perdarahan abdominal
Ada (75%)
Sedikit
Banyak
<38 C
Semua
Banyak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada (25%)
Bisa ada
Tidak
>38 C
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 9
Pireksia
Massa pelvis
Uterus
Nyeri
Anemia
Lekositosis
Reaksi kehamilan
Shiffting dullness
Di bawah
Sedikit membesar
Hebat
Ada
Bisa ada
(+)75%
Ada
Tidak
Membesar
Tidak
Bias ada
Tidak
(+)
Tidak
Ada
Tidak
Hebat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada bilateral
Tidak besar
Nyeri
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang, sedangkan
untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:
Laboratorium
Hematokrit
Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.
Sel darah putih
Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis.
Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan β-hCG positif.
Pada kehamilan intrauterin, peningkatan kadar β-hCG meningkat 2 kali lipat setiap dua
hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG
yang abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang
normal. Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti
kehamilan ektopik.
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 10
Pemeriksaan Penunjang/Khusus
Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari
rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan
seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain
Laparoskopi ─ peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudah
diganti oleh USG
D & C ─ Dilakukan untuk konfirmasi diagnosa pada kasus dimana pasien tak
menghendaki kehamilan. Bila hasil kuretase hanya menunjukkan desidua, maka
kemungkinan adanya kehamilan ektopik harus ditegakkan.
Laparotomi ─ Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan
gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).
Kuldosintesis ─ Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal untuk
menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi. Tindakan ini tak
perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan intraabdominal sudah dapat
ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.
2.11 Tatalaksana
Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran
kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan melalui:
1. Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan
adalah methotrexate (obat anti kanker).
2. Operasi
Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah tindakan
yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-obatan.
Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi.
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 11
Bila diagnosa kehamilan ektopik sudah ditegakkan, terapi definitif adalah pembedahan :
1. Laparotomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau insisi
longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung kehamilan keluar
dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali.
2. Laparoskop : untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan insisi pada tepi
superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
Operasi Laparoskopik : Salfingostomi
Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kadar β-hCG rendah maka dapat
diberikan injeksi methrotexate kedalam kantung gestasi dengan harapan bahwa trofoblas dan janin
dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50 mg/m3 intramuskuler.
Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:
1. Ukuran kantung kehamilan <>
2. Keadaan umum baik (“hemodynamically stabil”)
3. Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik
Keberhasilan pemberian methrotexate yang cukup baik bila :
1. Masa tuba <>
2. Usia kehamilan <>
3. Janin mati
4. Kadar β-hCG <>
Kontraindikasi pemberian Methrotexate :
1. Laktasi
2. Status Imunodefisiensi
3. Alkoholisme
4. Penyakit ginjal dan hepar
5. Diskrasia darah
6. Penyakit paru aktif
7. Ulkus peptikum
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 12
Pasca terapi konservatif atau dengan methrotexate, lakukan pengukuran serum hCG setiap minggu
sampai negatif. Bila perlu lakukan “second look operation”.
Operasi Salpingostomi
2.12 Pencegahan
Berhenti merokok akan menurunkan risiko kehamilan ektopik. Wanita yang merokok
memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik. Berhubungan
seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi risiko kehamilan ektopik
dalam arti berhubungan seks secara aman akan melindungi seseorang dari penyakit menular
seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul
dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan meningkatkan risiko terjadinya
kehamilan ektopik.
Kita tidak dapat menghindari 100% risiko kehamilan ektopik, namun kita dapat mengurangi
komplikasi yang mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana secepat mungkin. Jika
kita memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, maka kerjasama antara dokter dan ibu
sebaiknya ditingkatkan untuk mencegah komplikasi kehamilan ektopik.
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 13
2.13 Prognosis kehamilan di masa depan
Adalah suatu kewajaran untuk khawatir menganai masalah kesuburan setelah mengalami
kehamilan ektopik. Seseorang yang mengalami kehamilan ektopik bukan berarti tidak dapat
mengalami kehamilan normal namun berarti seseorang memiliki kemungkinan untuk
mengalami kehamilan ektopik lagi di masa depan.
Umumnya penyebab kehamilan ektopik (misalnya penyempitan tuba atau pasca penyakit
radang panggul) bersifat bilateral. Sehingga setelah pernah mengalami kehamilan ektopik pada
tuba satu sisi, kemungkinan pasien akan mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba sisi yang
lain
Apabila saluran tuba ruptur (pecah) akibat kehamilan ektopik dan diangkat melalui operasi,
seorang wanita akan tetap menghasilkan ovum (sel telur) melalui saluran tuba sebelahnya
namun kemungkinan hamil berkurang sebesar 50 %. Apabila salah satu saluran tuba terganggu
(contoh karena perlekatan) maka terdapat kemungkinan saluran tuba yang di sebelahnya
mengalami gangguan juga. Hal ini dapat menurunkan angka kehamilan berikutnya dan
meningkatkan angka kehamilan ektopik selanjutnya. Pada kasus yang berkaitan dengan
pemakaian spiral, tidak ada peningkatan risiko kehamilan ektopik apabila spiral diangkat.
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 14
Recommended