ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. M DENGAN DIARE DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DI RUANG ARAFAH RUMAH SAKIT UMUM
ALIYAH 2 KOTA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III KeperawatanPoliteknik Kesehatan Kendari
MARIA AYU KONDORURA
P00320015075
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN D3 KEPERAWATAN
T.A 2018
ii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. M DENGAN DIARE DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DI RUANG ARAFAH RUMAH SAKIT UMUM
ALIYAH 2 KOTA KENDARI
Yang disusun oleh:
MARIA AYU KONDORURA
P00320015075
Telah dipertahankan pada Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan TIM Penguji
Pada Hari/Tanggal : Jumat, 3 Agustus 2018
Dan telah dinyatakan memenuhi syarat
Tim Penguji :
1. Muslimin L, A.Kep., S.Pd., M.Si (…………………………….)
2. Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp., M.Kes (…………………………….)
3. Fitri Wijayati, S.Kep., Ns., M.Kep (…………………………….)
4. H. Taamu, A.Kep., SPd., M.Kes (…………………………….)
5. Dali, SKM., M.Kes (…………………………….)
Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan
(Indriono Hadi,S.Kep,Ns,M.Kes)
NIP.197003301995031001
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Maria Ayu Kondorura
NIM : P00320015075
Institusi Pendidikan : Jurusan D3 Keperawatan
Judul KTI :ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. M DENGAN
DIARE DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG ARAFAH
RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH 2 KOTA KENDARI
menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 3 Agustus 2018
Yang Membuat Pernyataan
Maria Ayu Kondorura
iv
RIWAYAT HIDUP
I. Identitas
a. Nama : Maria Ayu Kondorura
b. Tempat, Tanggal Lahir : Bintuni, 15 Desember 1997
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Suku/Bangsa : Toraja/Indonesia
e. Agama : katolik
f. Alamat : Jl. Ahmad Yani Lrg. Makmur
II. Pendidikan
a. SDN 268 Inpres Deri, Tahun 2006
b. SDN 013 Bengalon Kutai Timur, Tamatan Tahun 2009
c. SMP Negeri 1 Bengalon Kutai Timur, Tamatan Tahun 2012
d. SMA Negeri 5 Kendari, Tamatan Tahun 2015
e. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan D3 Keperawatan, masuk
tahun 2015 sampai sekarang
v
MOTTO
Selama ada keyakinan,
maka semua akan menjadi mungkin
Setiap langkah yang dilalui adalah karna berkat dari Tuhan
Langkah yang menuntunku dalam setiap harinya
Langkah yang menuntunku untuk dapat berdiri disini, ditempat ini
Jauh dari keluarga membuatku belajar bahwa
Arti kehidupan itu sangat keras,
Sekeras hati untuk belajar mandiri
Sekeras impian yang di bangun atas dasar Doa
Sekeras perjuangan yang aku dirikan sendiri
Keyakinanku dan harapan dari orangtua yang membuatku kuat
dalam menghadapi segala hal kehidupan
Karya Tulis Ilmiah ini kepersembahkan untuk
Kedua Orangtuaku, Indonesiaku
Dan Almamaterku Tercinta
Maria Ayu Kondorura
vi
ABSTRAK
Maria Ayu Kondorura (P00320015075) dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada An. M Dengan Diare Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit di Ruang Arafah Rumah Sakit Umum Aliyah 2 Kota Kendari”
dibimbing oleh Bapak H. Taamu dan ibu Dali. Diare merupakan buang air besar
dengan konsistensi cair sebanyak lebih dari 3x dalam 1 hari/24 jam. Penyakit
diare masih menjadi salah satu penyakit mematikan pada balita maupun anak di
Indonesia di karenakan tatalaksana yang kurang baik yang mengakibatkan
terjadinya dehidrasi yang terus menerus dapat menyebabkan terjadinya
kekurangan volume cairan pada anak yang terkena diare. Tujuan:
menggambarkan asuhan keperawatan pada anak diare dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang Arafah Rumah Sakit Umum Aliyah 2
Kota Kendari. Metode: metode yang digunakan yaitu deskripsi tentang suatu
keadaan secara objektif dengan pendekatan study kasus pada pasien anak dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang Arafah Rumah Sakit Umum
Aliyah 2 Kota Kendari pada tanggal 22-25 juni 2018 dengan melakukan
pengkajian keperawatan, kemudian melakukan penerapan dorong masukan oral
selama kurang lebih 4 hari. Data yang diperoleh dari rekam medis, observasi,
wawancara langsung, dan dilakukan pemeriksaan fisik. Hasil: pada hari ke-4
dehidrasi yang dialami akibat kekurangan volume cairan menujukkan hasi normal
dengan BAB normal, tidak ada muntah, turgor kulit baik, membran mukosa
lembab, tidak anemis, tanda-tanda vital normal dan intake dan output normal.
Kesimpulan: dorong masukan oral pada pasien dehidrasi sedang sebagai
manajemen dalam membantu memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
Kata kunci: diare, dehidrasi sedang, dorong masukan oral.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul “asuhan keperawatan pada anak diare dalam pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit di rumah sakit umum aliyah 2 kota kendari” dapat selesai
tepat pada waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan
pendidikan gelar diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari. Penulis
menyadari bahwa, penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini mengalami banyak
kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari
berbagai pihak, maka kesulitan maupun hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk
itu dalam kesempatan ini dengan rendah hati, penulis menyampaikan banyak
terima kasih atas segala bantuan yang telah di berikan dan mohon maaf atas segala
kekurangan yang dimiliki oleh penulis kepada :
1. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan
studi khasusnya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
3. Bapak H.Taamu,A.Kep.,SPd.,M.Kes selaku dosen pembimbing I dan ibu
Dali,SKM.,M.Kes selaku dosen pembimbing II yang senantiasa
memberikan waktunya untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan
viii
kasih sayang, keikhlasan, dan kebijaksanaan memberikan koreksi, revisi
serta masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ketiga dosen penguju yang telah memberikan arahan dengan sabar dan
bijaksana membantu mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Reni Devianti Usman S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB selaku
pembimbing akademik yang senantiasa mendukung, memberikan masukan
dan motivasi dan banyak kenangan bersama beliau selama perkuliahan di
Poltekkes Kemenkes Kendari
6. Orangtua saya Ayah Aris Kondorura dan Ibu Rosalina Ponno Pamai yang
dengan penuh kasih sayang memberikan doa dan dukungan baik materi
maupun mental sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
Diploma III Keperawatan di Poltekkes Kemenkes Kendari.
7. Kakak dan adikku Marselinus Ardianto Kondorura dan Medianus
Kondorura yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat selama
penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Sarlota B Kondorura,SP dan Ignatius Ada Kapipang,SPd yang senantiasa
memberi dukungan selama tinggal di kota kendari dan mengajarkan
banyak hal.
9. Primusiardi, A.Md.,Kom, Rosalina Kahija,SP, dan Yospina Parasan,SP
yang senantiasa mendukung dalam segala hal terutama dalam perkuliahan
selama di Poltekkes Kemenkes Kendari.
10. Riznawati dan Muh Yusuf mereka sampai saat ini adalah sahabat yang
baiknya luar biasa seperti saudara sendiri yang senantiasa ada disaat susah
ix
maupun senangnya saya mereka senantiasa mendukung dalam proses
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Putri Aningsi, Jasmawati, Sri Wahyuni yang selalu setia menjadi sahabat
yang sabar menghadapi tingkah laku saya dan senantiasa menjadi sahabat
yang luar biasa serta dalam suka dan duka senantiasa bersama-sama dan
untuk semua teman-teman seangkatan khususnya PerawatMuda015,
beserta adik tingkat I, II, kakak RPL beserta teman dari semua jurusan di
Poltekkes Kemenkes Kendari dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam keterbatasan pengutahuan, kemampuan dan
waktu yang saya miliki, masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
sangat penulis harapkan. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, kalangan akademis dan yang lainnya.
Semoga Tuhan senantiasa memberikan berkatnya kepada kita semua. Aminnn
Kendari, 3 Agustus 2018
penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN ............................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................................... xi
HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................................ 4
C. Tujuan penelitian ............................................................................................. 4
D. Manfaat penelitian ........................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar diare
1. Pengertian .................................................................................................. 7
2. Penyebab ................................................................................................... 8
3. Mekanisme diare ....................................................................................... 9
4. Manifestasi klinis ..................................................................................... 10
B. Konsep dasar pemenuhan cairan dan elektrolit
1. Pengertian .................................................................................................. 15
2. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit .................... 17
C. Asuhan keperawatan pada anak diare dalam pemenuhan kebutuhan Cairan dan
Elektrolit
1. Pengkajian ................................................................................................. 25
2. Diagnosa .................................................................................................... 29
3. Perencanaan (intervensi) ........................................................................... 31
4. Implementasi ............................................................................................. 35
5. Evaluasi ..................................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian ...................................................................................... 37
B. Subjek penelitian ............................................................................................. 37
C. Fokus penelitian .............................................................................................. 38
D. Definisi oprasional fokus penelitian................................................................ 38
E. Lokasi dan waktu penelitian............................................................................ 39
xi
F. Pengumpulan data ........................................................................................... 39
G. Penyajian data ................................................................................................. 41
H. Etika penelitian................................................................................................ 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ............................................................................................... 45
B. Pembahasan hasil penelitian. .......................................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 72
B. Saran ................................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
4.1 Identitas Rekam Medik
4.2 Riwayat Imunisasi
4.3 Analisa data
4.4 Intervensi Keperawatan
4.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
4.6 Hasil Observasi
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat izin penelitian dari institusi
Lampiran 2 Surat izin penelitian dari Balitbang
Lampiran 3 Surat keterangan telah meneliti dari RSU Aliyah 2 Kota Kendari
Lampiran 4 Lembar konsul hasil
Lampiran 5 Lembar informed consent
Lampiran 6 Bebas administrasi
Lampiran 7 Bebas pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah generasi penerus bangsa, akan tetapi tidak semua anak
memiliki kondisi dan keadaan yang sehat. Anak merupakan bagian dari
keluarga dan masyarakat, asuhan kesehatan anak berpusat pada keluarga.
Kejadian yang lazim terjadi pada anak yaitu diare pada anak. Diare dapat
menimbulkan suatu stres bagi anak itu sendiri maupun pada keluarga.
Perubahan masalah kesehatan pada anak dapat mempengaruhi seluruh anggota
keluarga yang berada disekitar anak yang mengalami sakit (Rohmah,2009).
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret)
sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ada dua kriteria penting
harus ada yaitu buang air besar dengan konsistensi cair dan sering, sehingga
buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire.
Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga
kali dalam sehari, maka itu bukan diare. Pengertian diare didefinisikan sebagai
inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
dengan diare, muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (WHO, 2009).
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
negara berkembang seperti di Indonesia dan dasar dari tahun ke tahun
diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di
Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tatalaksana yang
tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan
2
kematian akibat diare perlu tatalaksana yang cepat dan tepat (Depkes RI,
2011).
Data WHO tahun 2014, pada Weekly Morbidity and Mortaity Report
(WMMR) IDP husting and crisis affected districts,
kyberpakhtunkhwa,pakistan, dilaporkan bahwa pada minggu ke-22 dari
semua jumlah pasien 23% diantaranya adalah balita, dimana yang menderita
penyakit diare adalah 9% dari semua jumlah pasien balita.
Profil kesehatan Indonesia tahun 2012 diare dan gastroenteritis
menempati urutan pertama pada pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat
inap di rumah sakit, dengan CFR 1,79%. Sedangkan data tahun 2013 jumlah
kasus diare sebanyak 3.902.992 kasus dan tahun 2014 sebanyak 8.490.976
kasus atau meningkat sebesar 54,03% dari tahun sebelumnya (Kemenkes RI,
2015).
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan banyak ditemui
pada anak terutama di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan hasil riskesdas tahun
2013 angka kejadian diare di Sulawesi Tenggara sebesar 7,3% dengan insiden
diare pada balita sekitar 5%. Jumlah kasus diare yang ditangani pada tahun
2016 sebanyak 35.864 kasus atau sebanyak 46,77% dari perkiraan kasus,
menurun dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 41.071 kasus 77,74%
dari perkiraan kasus. Nilai persentase diare yang ditangani dihitung
berdasarkan kasus diare yang ditangani dengan jumlah target penemuan, di
mana jumlah target penemuan adalah hasil proyeksi dari jumlah penduduk,
jadi bukan merupakan nilai rill, melainkan berupa estimasi dan proyeksi.
Penghitungan seperti ini menimbulkan kemungkinan munculnya cakupan di
3
atas 100%, seperti yang terjadi di kabupaten buton utara 114,96%, di kolaka
terdapat 87,25%, muna 57,22%, sementara di kendari terdapat 52,65%, bau-
bau 39,22%, wakatobi 33,85%, bombana 22,38%, karena jumlah kasus yang
ditangani di sarana kesehatan lebih besar dari target penemuan, sebaliknya
cakupan yang sangat rendah bisa disebabkan oleh data jumlah penduduk hasil
proyeksi yang jauh lebih besar dari jumlah penduduk sesungguhnya.
(ProfilKesehatanSultra, 2016).
Data-data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa angka kesakitan dan
kematian pada anak terbanyak disebabkan penyakit diare. Diare dapat
berakibat lebih buruk dikarenakan kurangnya pengetahuan orangtua dalam
pertolongan pertama pada anak diare sehingga dapat memperburuk kondisi
anak karena dehidrasi yang terus-menerus sehingga mengakibatkan
kekurangan volume cairan dan elektrolit pada anak tersebut. Kekurangan
volume cairan adalah penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan
intraseluler elektrolit diperlukan untuk menjaga sel-sel tubuh dan berfungsi
penting bagi tubuh agar tubuh dapat berjalan normal, jika banyak elektrolit
yang terbuang saat diare maka tubuh akan mengalami dehidrasi. Dehidrasi
dapat di tanggulangi melalui asuhan keperawatan pada anak diare yang benar
sehingga dapat memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit ini mengacu pada
kehilangan cairan saja tanpa perubahan natrium dimana anak yang mengalami
diare harus memenuhi kebutuhan cairannya dengan tindakan yang diberikan di
rumah sakit yaitu pemasangan cairan infus yang sesuai, cairan sesuai dengan
prosedur yang ada dan atau memberikan cairan oral atau minum kepada anak
4
yang mengalami diare agar dapat mengganti cairan yang keluar pada saat anak
tersebut mengalami diare.
Data yang di peroleh dari Rumah sakit umum Aliyah 2 Kota Kendari
mengenai jumlah penderita diare pada dua tahun terakhir sebagai berikut:
Tahun 2016 terdapat 220 kasus, Tahun 2017 terdapat 241 kasus, tahun 2018
bulan Januari-Maret terdapat 52 kasus diare.
Uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Asuhan Keperawatan Pada Anak Diare Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Di Ruang Arafah Rumah sakit umum Aliyah
2 Kota Kendari”
B. Rumusan Masalah
Uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Anak Diare
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit di Ruang Arafah Rumah
sakit umum Aliyah 2 Kota Kendari?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pada anak diare dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit Rumah sakit umum Aliyah 2
Kota Kendari
5
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada anak diare dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit.
b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada anak diare dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
c. Dapat melakukan perencanaan keperawatan pada anak diare dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
d. Dapat mengimplementasikan tindakan keperawatan pada anak diare
dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
e. Dapat mengevaluasi sejauh mana keberhasilan dalam penerapan
asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dengan anak
diare dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elekrolit.
3. Manfaat Studi Kasus
Studi kasus ini diharapkan memberikan manfaat bagi :
a. Bagi masyarakat /klien
Memperoleh pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada anak yang
diare guna meningkatkan kemandirian dan pengalaman dalam
menolong diri sendiri serta sebagai acuan bagi keluarga untuk
mencegah terjadinya dehidrasi.
b. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan
dalam penerapan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit pada anak diare.
6
c. Bagi penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset
keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pada
anak diare.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Diare
1. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24jam. Definisi lain
memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3kali perhari.
Buang air besar tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah
(Sudoyoarudkk, 2009).
Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral
langsung dari penderita diare atau melalui makan/minuman yang
terkontaminasi bakteri pathogen yang berasal dari tinja manusia/hewan
atau bahan muntahan penderita dan juga dapat melalui udara
(Sudoyoarudkk, 2009).
a. Pengertian anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa
anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah
(2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun).
Rentang ini berbeda antara anak yang satu dan yang lain mengingat
latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan
pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat.
8
Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep
diri, pola koping dan perilaku soaial (A. Aziz Alimul Hidayat 2009).
Anak di usia prasekolah ini banyak memiliki aktivitas yang
semakin hari akan semakin lincah dan dalam melakukan aktivitas anak
tidak dapat di batasi dikarenakan pada usia ini anak sedang mencoba
berbagai hal dan harus di dukung. Sistem imun pada anak tidak
selamanya membaik namun lebih mudah atau rentang dengan penyakit
yang lazim terjadi pada anak. Peran keluarga merupakan sebuah sistem
terbuka dimana anggota-anggotanya merupakan subsistem. Anak yang
sakit dapat menimbulkan stress bagi anak itu sendiri maupun keluarga.
Perubahan masalah kesehatan pada anak dapat mempengaruhi seluruh
anggota keluarga (Rohmah,2009)
Anak mengalami kekurangan cairan dan elektrolit jika
menderita diare kurang lebih >70%. Salah satu masalah kesehatan
yang sering dialami oleh anak adalah diare yaitu dengan frekuensi
buang air besar yang lebih dari 3 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak, konsisten faeces dapat berwarna hijau, atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau hanya lendir saja ( FK UI,1997 dalam
DR.Nursalamdkk, 2008).
2. Penyebab
WHO 2008 menyebutkan terdapat tiga agen penyebab diare yaitu bakteri,
virus dan parasit:
9
a. Bakteri
Di negara berkembang penyebab diare paling banyak adalah
karena bakteri dan parasit. Beberapa agen bakteri yang dapat
menyebabkan diare antara lain vibrio cholerae 01, Vibrio cholersae
0139, Parahaemolyticus, E coli, Plesiomonas, Aeromonas,
Bacreroides flagils, Compylobacter jeJuni, Sigella species, Salmonela,
dan Clostridium defficile.
b. Virus
Virus merupakan penyebab terjadinya diare yang utama di
negara industri. Beberapa agen virus sebagai penyebab diare seperti
rotavirus, norovirus, adenovirus, astrovirus, sitomegalovirus dan
coronavirus
c. Parasit
Dari agen parasit, yang paling baik menyebabkan diare pada
anak adalah Giardia intestinalis, Cryptosporidium parvum,Entamoeba
histolytica dan Cyclospora cayetanensia.
3. Mekanisme Diare
Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut :
a. Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karna terdapat peningkatan isi rongga usus.
10
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya, toksin pada dinding usus,
akan terjadi peningkatan sekresi cairan dan elektrolit ke dalam rongga
usus, selanjutnya timbul diare, karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun, maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare pula.
4. Manifestasi klinis
Munculnya tanda anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian
timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah. Warna
tinja makin lama berubah menjadi kehijauan karena tercampur dengan
empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan
tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat
yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorpsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat terjadi sesudah atau sebelum diare dan dapat
disebabkan oleh lambung yang turut meradang akibat gangguan
keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila anak telah banyak kehilangan
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tanpak. Berat badan
menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar menjadi
cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tanpak kering.
11
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi
ringan, sedang dan berat (Mansjoer, 2009).
5. Macam-macam Jenis Diare
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling
lama 3-5 hari.
b. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari
c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari
Sedangkanmenurut pedomanMTBS 2000 dalam DR.Nursalamdkk
(2008), diare dapat dikelompokkan atau di klasifikasikan menjadi :
1) Diare akut, terbagi atas :
a) Diare dengan dehidrasi berat
b) Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c) Diare tanpa dehidrasi
2) Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi
atas:
a) Diare persisten dengan dehidrasi
b) Diare persisten tanpa dehidrasi
c) Disentril apabila diare berlangsung disertai dengan darah
Untuk mengatasi diare, pasien tidak perlu dirujuk jika diarenya dalam
keadaan ringan. Hal ini disesuaikan dengan klasifikasinya. Ada
tindakan yang dapat dilakukan sendiri oleh petugas lapangan. Anak
dapat dirujuk apabila keadaannya tidak membaik.
12
1) Diare tanpa dehidrasi
a) Berikan cairan tambahan sebanyak anak mau. Saat berobat,
orangtua perlu diberi oralit beberapa bungkus untuk diberikan
pada anak dirumah. Juga perlu diberikan penjelasan mengenai:
(1) Beri ASI lebih lama pada setiap kali pemberian (bila
masih diberi ASI)
(2) Jika diberi ASI ekslusif, berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan.
(3) Jika tidak memperoleh ASI ekslusif, berikan salah satu
cairan berikut : oralit, kuah sayur, air tajin, atau air
matang.
(4) Ajarkan cara membuat dan memberikan oralit dirumah
(5) Lanjutkan pemberian makanan sesuai usianya.
(6) Apabila keadaan anak tidak membaik selama 5 hari atau
bahkan memburuk, ajurkan agar anak dibawa kerumah
sakit. Selama perjalanan kerumah sakit oralit tetap
diberikan
2) Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
a) Berikan oralitdan observasi diklinik selama 3jam dengan
jumlah sekitar 75ml/kg/bb atau berdasarkan usia anak.
b) Ajarkan pada ibu cara untuk membuat dan memberikan oralit,
yaitu satu bungkus oralit dicampur dengan 1gelas air (ukuran
200ml) air matang
c) Lakukan penilaian setelah anak observasi 3 jam. 3.
13
3) Diare dengan dehidrasi berat
a) Jika anak menderita penyakit berat lainnya segera rujuk tetap
memberikan asi dan oralit pada saat perjalanan kerumah sakit.
b) Jika tidak mengalami penyakit berat lainnya, diperlukan
tindakan selanjutnya.
c) Jika dapat memasangkan infus, segera berikan cairan RL atau
NaCL secepatnya secara intravena sebanyak 100ml/BB dengan
pedoman Periksa kembali setelah 1-2jam, jika status hidrasi
belum membaik (nadi lemah atau tidak teraba), ulangi
pemberian pertama. Jika kondisi membaik, teruskan
penanganan seperti pada dehidrasi ringan/sedang. Syarat
pemberian cairan melalui intravena adalah sesuai dengan usia
anak, jumlah pemberian 30 ml/kgBB selama 1 jam pertama
untuk anak usia 1 tahun dan pemberian berikutnya 70 ml/kgBB
untuk 5 jam berikutnya, anak usia 1-5 tahun di berikan 30
menit pertama dan 2,5 jam berikutnya.
d) Jika tidak dapat memasang infus dapat memasang NGT, berikan
oralit melalui nasogastrik dengan jumlah 20ml/kgBB/jam
selama 6 jam.
e) Jika tidak dapat memasang infus maupun NGT,segera rujuk
anjurkan ibu untuk tetap memberi minum oralit sedikit demi
sedikit dalam perjalanan.
14
6. Pencegahan diare
Pengobatan diare dengan upaya rehidrasi oral yaitu membutuhkan
pengganti cairan dan elektrolit, jumlah cairan yang diberikan harus sama
dengan jumlah cairan yang di keluarkan atau hilang melalui diare atau
muntah, tambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat,
urine, pernafasan jumlah ini masih tergantung pada derajat masing-masing
anak.
7. Pemeriksaan Laboratorium Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium atau Diagnostik Lainnya pemeriksaan
laboratorium dan diagnostic lainnya dapat berupa pemeriksaan kadar
elektrolit (natrium, kalium, klorida, berat jenis urine, analisis gas darah,
dan lain-lain).
a. Hitung Darah
Hematokrit (Ht) menggambarkan presentase total darah
dengan volume sel dalam plasma, nilainya akan dipengaruhi oleh
jumlah cairan plasma. Dengan demikian, nilai Ht pada klien yang
mengalami dehidrasi atau hipovolemia cenderung meningkat,
sedangkan nilai Ht pada pasien yang mengalami overhidrasi dapat
menurun. Normalnya, nilai Ht pada laki-laki adalah 40%-54% dan
perempuan 37-47%. Biasanya kadar peningkatan hemoglobin diikuti
dengan peningkatan kadar hematokrit.
15
b. Osmolalitas
Osmolalitas merupakan indicator konsentrasi sejumlah
partikel yang terlarut dalam serum dan urine. Biasanya dinyatakan
dalam mOsm/kg.
c. pH Urine
pH urine menunjukkan tingkat keasaman urine , yang dapat
digunakan untuk menggambarkan ketidak seimbangan asam-basa.
pH urine normal adalah 4,6-8 pada kondisi asidosis metabolik.
d. Berat Jenis Urine
Berat jenis urine dapat digunakan sebagai indicator
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, walaupun hasilnya
kurang reliable. Akan tetapi, pengukuran BJ urine merupakan cara
paling mudah dan cepat untuk menentukan konsentrasi urine. Berat
jenis urine dapat meningkat saat terjadi pemekatan akibat
kekurangan cairan dan menurun saat tubuh kelebihan cairan. Nilai
BJ urine normal adalah 1,005-1,030 (biasanya 1,010-1,025). Selain
itu, BJ urine juga meningkat saat terdapat glukosa dalam urine,
juga pada pemberian dekstran, obat kontras radiografi, dan
beberapa jenis obat lainnya.
B. Konsep Dasar Pemenuhan Cairan dan Elektrolit
1. Pengertian cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit adalah larutan yang yang terdiri dari air dan
zat kimia yang menghasilkan partikel yaitu ion yang berada di dalam
air(larutan). Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan
16
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal
(fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel
yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan bagian dari kebutuhan
dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam
bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Persentase cairan
tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh dan
jenis kelamin. Kebutuhan elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh.
Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sistem metabolisme,
seperti karbondioksida, yang semuanya disebut dengan ion. Beberapa jenis
garam dalam air akan di pecah dalam bentuk ion elektrolit. Distribusi
cairan terbagi menjadi dua yaitu :
a. Cairan ekstrasel
Terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular.
Cairan intersial mengisi ruang yang berada diantara sebagian besar sel
tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Cairan intravascular
terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air tidak
berwarna dan darah mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan
trombosit.
b. Cairan intrasel adalah cairan di dalam membran sel yang berisi
substansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan
dan elektrolit serta untuk metabolisme. Kompartemen cairan intrasel
17
memiliki banyak solut yang sama dengan cairan yang berada di ruang
ekstrasel. Namun proporsi kalium lebih besar di dalam cairan intrasel
dari pada dalam cairan ekstrasel (A.Aziz Alimul H,2009).
2. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh di pengaruhi oleh
faktor-faktor:
a. Usia
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh secara
aktivitas organ, sehingga dapat memenuhi jumlah kebutuhan cairan
dan elektrolit, kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh berdasarkan usia,
berat badan, kebutuhan (ml)/24 jam usia 3 hari dengan berat badan
3,0kg harus memenuhi 200-300 ml/24 jam, usia 1 tahun berat badan
9,5 kebutuhan cairannya 1150-1300, untuk usia 3 tahun berat badan
11,8 kg kebutuhan cairannya 1350-1500 dan untuk anak usia 6 tahun
dengan berat badan 18,7 kg kebutuhan cairannya 1800-2000, 10 tahun
dengan berat badan 20 kg, pada 14 tahun dengan berat badan 45 kg,
dan 18 tahun dengan 54 kg.
b. Temperatur (suhu)
Temperatur yang tingginya menyebabkan proses pengeluaran
cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak
kehilangan cairan.
c. Diet
Apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah cadangan
makanan yang tersimpan di dalamnya sehingga dalam tubuh terjadi
18
pergerakan cairan dari interstisial ke intraseluler, yang dapat
berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan, diet
seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit, jika
asupan makanan tidak adekuat atau tidak seimbang, tubuh berusaha
memecah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah
simpanan glikogen dan lemak. Kondisi ini mengakibatkan penurunan
kadar albumin. Dalam tubuh, albumin penting untuk mempertahankan
tekanan onkotik plasma. Jika tubuh kekurangan albumin, tekanan
onkotik plasma dapat menurun. Akibatnya, cairan dapat berpindah
dari intravaskuler keinterstisial sehingga terjadi edema di interstisial
dalam tubuh.
d. Stress
Dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit melalui proses peningkatan metabolisme sehingga
mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan
retensi sodium dan air. Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan
cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh mengalami peningkatan
metabolisme seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan
glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.
Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan produksi
hormone antideuretik yang dapat mengurangi produksi urine.
e. Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga
untuk memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses
19
pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit
menimbulkan ketidak seimbangan sistem dalam tubuh, seperti
ketidakseimbangan hormonal, yang dapat mengganggu keseimbangan
kebutuhan cairan. Jumlah volume urine normal pada anak bayi baru
lahir 10-90 ml/kgBB/hari, bayi 80-90 ml/kgBB/hari, anak 50
ml/kgBB/hari remaja 40 ml/kgBB/hari dan dewasa 30 ml/kgBB/hari
(A.Aziz Alimul.H.2009).
3. Pengaturan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh
a. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar
dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada
fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam
dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa darah, dan ekskresi
bahan buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan kebutuhan
keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti
glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah
mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10
persennya di saring keluar. Cairan yang tersaring (filtrat glomerulus),
kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap
semua bahan yang di butuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal
dapat di pengaruhi oleh aldosteron dengan rata-rata 1ml/kg/bb/jam.
b. Kulit
Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait
dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur
20
panas yang disarafi oleh vasemotorik dengan kemampuan
mengendalikan arteriol kutan dengan cara wasodilatasi dan
vasokontraksi dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang
dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah yang mengalir melalui
pembuluh darah dalam kulit. Keringat merupakan sekresi sktif dari
kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis, melalui
keringat ini suhu tubuh dapat dikeluarkan dengan air yang di lepaskan.
c. Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan
menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400ml/hari. Proses
pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya
kemampuan bernafas.
d. Gastroinstestinal
Gastroinstestinal merupakan organ saluran yang berperan
dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan
pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam
sistem ini sekitar 100-200ml/hari.
e. Mekanisme rasa haus
Mekanisme rasa haus di atur dalam rangka memenuhi
kebutuhan cairan dengan cara merangsang pelepasan renin yang dapat
menimbulkan produksi angiotensin II sehingga merangsang
hipotalamus untuk rasa haus(A.Aziz Alimul H.2009).
21
4. Masalah kebutuhan cairan
a. Hipovolemi atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan
cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons
kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler.
Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial, tubuh akan
mengalirkan cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini terjadi pada
pasien diare dan muntah. Ada tiga macam kekurangan volume cairan
eksternal, yaitu:
1) Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan
dan elektrolit secara seimbang
2) Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air
dari pada elektrolit
3) Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak
elektrolit dari pada air
Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan menyebabkan volume
ekstrasel berkurang (hipovolume) dan perubahan hematokrit. Pada
keadaan ini, tidak terjadi perpindahan cairan daerah intrasel ke
permukaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi kekurangan cairan
intrasel dalam waktu yang lama, kadar urine, nitrogen, dan
kreatininmeningkat dan menyebabkan perpindahan cairan intrasel ke
pembuluh darah biasanya dialami pada pasien dengan diare dan
muntah terus-menerus (A.Aziz Alimul H.2009).
22
b. Hipervolume atau overhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang di timbulkan akibat kelebihan
cairan, yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema
(kelebihan cairan pada interstisial). Normalnya cairan interstisial tidak
terikat dengan air, tetapi elastis dan hanya terdapat di antara jaringan.
Pada kelebihan cairan, gejala yang sering di timbulkan adalah edema
perifer, asites, kelopak mata membengkak, suara napas ronchi basa,
penambahan berat badan tidak norlamatau sangat cepat, dan nilai
hematokrit pada umumnya normal, akan tetapi menurun bila kelebihan
cairan bersifat akut. (A.Aziz Alimul H.2009).
Menghitung balance cairan anak tergantung tahap umur,
untuk menentukan Air Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S
dalam Fluid Theraphy Bunko don(1995) dari PT. Otsuka Indonesia
yaitu :
Usia Balita (1 - 3 tahun) : 8cc/kgBB/hari
Usia 5 – 7 tahun : 8 - 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 – 11= tahun : 6 - 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 – 14 tahun : 5 - 6 cc/kgBB/hari
Untuk IWL (Insensible Wter Loss) pada anak = (30 – usia
anak dalam tahun) X cc/kgBB/hari.
Rumus IWL : 378 cc + (30 – usia) x BB
Rumus IWL Kenaikan Suhu : IWL + 200 (Suhu Tinggi – 36,8oC)
36,8OC adalah nilai konstanta.
23
Cara menghitung balance cairan :
Jumlah intake – jumlah output (termasuk IWL)
Intake berupa : Minum, infus dan obat-obatan
Output berupa : Urine, feses, muntah dan IWL
5. Pengaturan elektrolit
a. Pengaturan keseimbngan natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi untuk
mengatur osmolaritas dalam volume cairan tubuh. Natrium tidak hanya
bergerak ke dalam atau ke luar tubuh, tetapi juga mengatur
keseimbangan cairan tubuh. Eksresi dari natrium dapat dilakukan
melalui ginjal atau sebagian kecil melalui feses, keringat.
b. Pengaturan keseimbangan kalium
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan
intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit.
Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan mekanisme perubahan
ion natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aldosteron. Kalium
berpengaruh terhadap fungsi sistem pernapasan. Partikel penting dalam
kalium berfungsi untuk menghantarkan impuls listrik ke jantung, otot
lain, jaringan paru, dan jaringan usus pencernaan eksresi kalium
dilakukan melalui urine, sebagian melalui feses dan keringat.
c. Pengaturan keseimbangan kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi untuk membentuk tulang,
menghantarkan impuls kontraksi otot, koagulasi (pembekuan darahdan
24
membantu beberapa enzim pankreas, kalium di eksresi melalui urine
dan keringat.
d. Pengaturan keseimbangan fosfat
Fosfat (PO2) bersama-sama dengan berfungsi untuk
membentuk gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan
dikeluarkan melalui urine.
e. Pengaturan keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama larutan bufter
(penyangga) dalam tubuh.
6. Tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
Mula- mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.
Tinja cairan dan mungkin di sertai lendir atau darah. Warna tinja makin
lama berubah menjadi kehijauan-hijauan karena tercampur dengan
empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan
tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat,
yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat di
sebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan
banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat
badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi
cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering dengan
kriteria :
25
a. Ringan
Tanda/gejala : Haus, berat badan menurun tidak ada gejala lain,
Kehilangan cairan 1-2 liter (2% BB).
b. Sedang
Tanda/gejala : rasa haus berat, sangat lelah, lidah kering, oliguria, Na+
serum meningkat, suhu tubuh meningkat, hipertonik, BJ urine
meningkat.
c. Berat
Tanda/gejala : gejala diatas bertambah berat, koma, konsentrasi darah
tinggi, Na+ serum meningkat, viskositas plasma meningkat, gangguan
mental delirium iter (7%-14% BB).
C. Asuhan keperawatan pada anak diare dalam pemenuhan kebutuhan
Cairan dan Elektrolit
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahap awal dari asuhan keperawatan yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data, baik dari
data primer maupun data sekunder. Macam-macam data yang digunakan
seperti:
a. Identitas pasien/biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orangtua, dan
penghasilan. Pada pasien diare akut, sebagian besar adalah anak yang
berumur dibawah 2 tahun. Insiden paling penting pada umur 6-11
bulan karena pada masa ini mulai diberikan makanan pendamping.
26
Kejadian diare akut pada anak laki-laki hampir sama dengan anak
perempuan.
b. Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB <4 kali dan
cair (diare tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi
ringan/sedang), atau BAB >10 kali (dehidrasi berat). Apabila diare
berlangsung <14 hari maka diare tersebut adalah diare akut, sementara
apabila berlangsung selama 14hari atau lebih adalah diare persisten.
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan
mungkin meningkat, nafsu berkurang/tidak ada, dan kemungkinan
timbul diare.
2) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur
empedu.
3) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karna sering defekasi dan
sifatnya makin lama makin asam.
4) Gejala muntah dapat terjadi sesudah atau sebelum diare.
5) Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit ,
maka gejala dehidrasi mulai tampak.
6) Diuresis : terjadi oliguri (kurang 1ml/kg/bb/jam) bila terjadi
dehidrasi. Urine normal pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit
gelap pada dehidrasi ringan atau sedang. Tidak ada urine dalam
waktu 6 jam (dehidrasi berat). (DR.Nursalamdkk2008)
27
d. Riwayat kesehatan Meliputi :
1) Riwayat imunisasi terutama campak, karena diare lebih sering
terjadi atau berakibat pada anak-anak dengan campak atau yang
baru menderita campak dalam 4 minggu terakhir, sebagai akibat
dari penurunan kekebalan pada pasien.
2) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik)
karena faktor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab
diare.
3) Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia dibawah
2tahun biasanya ada batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi
sebelum, selama atau setelah diare. Informasi ini diperlukan untuk
melihat tanda atau gejala infeksi lain yang menyebabkan diare
seperti tonsilitis, faringitis, bronko pneumonia, dan ensefalitis.
4) Pemeriksaan fisik
a) keadaan umum
baik, sadar (tanpa dehidrasi), gelisah, rewel (dehidrasi ringan
atau sedang), lesu, lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi berat).
b) berat badan anak yang diare dengan dehidrasi biasanya
mengalami penurunan berat badan. Penurunan berat badan
tersebut dapat diperkirakan saat anak dirawat dirumah sakit.
Sedangkan dilapangan, untuk menentukan dehidrasi, cukup
dengan menggunakan penilaian keadaan anak.
28
c) Kulit
Untuk mengetahui elastilitas kulit, dapat dilakukan
pemeriksaan turgor, yaitu dengan cara mencubit daerah perut
menggunakan kedua ujung jari (bukan kedua kuku). Apabila
turgor kembali dengan cepat (kurang dari 2detik) berarti diare
tersebut tanpa dehidrasi. Apabila turgor kulit kembali dengan
lambat (cubitan kembali dalam waktu 2detik), ini berarti
diare dengan dehidrasi ringan/sedang, apabila turgor kulit
kembali sangat lambat (cubitan kembali lebih dari 2 detik),
ini termasuk diare dengan dehidrasi berat.
d) Kepala
Anak berusia dibawah 2 tahun yang lalu mengalami
dehidrasi, ubun-ubunnya biasanya cekung.
e) Mata
Anak diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak matanya normal.
Apabila mengalami dehidrasi ringan/sedang, kelopak mata
cekung(cowong).
f) Mulut dan Lidah
(1) mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi).
(2) mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang).
(3) mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat).
g) Abdomen
Kemungkinan mengalami distensi, kram, dan bising usus
yang meningkat.
29
h) Anus
Apakah ada iritasi pada kulitnya.
i) pemeriksaan penunjang
(1) Pemeriksaan tinja, baik secara makroskopi dengan
kultur.
(2) Test malabsorpsi yang meliputi karohidarat (pH,clini test),
lemak dan kulture urine. ( DR.Nursalamdkk, 2008)
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menggambarkan respon manusia (keadaan sehat atau pola interaksi dari
individu atau kelompok. Secara legal mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk
mengurangi, menyingkirkan atau mencegah perubahan. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk menganalisis dan menyintesis data yang telah
di kelompokkan. Diagnosis keperawatan di gunakan untuk mengidentifikasi
masalah, faktor penyebab masalah, dan kemampuan klien untuk mencegah
atau memecahkan masalah. Perumusan diagnosa keperawatan :
a. Aktual, yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang ditemukan.
b. Resiko, yaitu menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika
tidak dilakukan intervensi.
c. Kemungkinan, yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
30
d. Wellness, yaitu keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga
atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
e. Syndrom yaitu diagnose yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul
karena suatu kejadian atau situasi tertentu. (Budiono & Pertami,2015)
Data dan klasifikasi untuk menentukan diare ini tidak disebutkan
sebagai diagnosa medis, tetapi merupakan pengklasifikasian sesuai dengan
gejala dan tanda yang ada. Adapun klasifikasi pada diare adalah:
1) Diare dengan dehidrasi
2) Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
3) Diare tanpa dehidrasi
4) Diare persisten berat
5) Diare persisten
6) Disentri
Masalah yang akan terjadi pada kebutuhan cairan dan elektrolit yang
berhubungan dengan diare. ( DR.Nursalamdkk, 2008)
3. Perencanaan (intervensi)
Intervensi keperawatan adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah
diidentifikasikan dalam diagnosa keperawatan. Intervensi keperawatan
memiliki dua tujuan yaitu tujuan administrasi dan tujuan klinik (Budiono &
Pertami,2015).
31
Adapun untuk mengatasi permasalahan selanjutnya, perencanaan
yang diperlukan pada diagnosa, Berikut intervensi keperawatan yang di
berikan pada pasien diare, yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
sering muncul dalam masalah pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit :
1. Kekurangan volume cairan
a. Tujuan (noc)
1) Fluid balence
2) Hydration
3) Nutrisional status : food and
4) Fluid intake
b. Kriteria hasil
1) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, urine
normal.
2) Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
3) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
c. Intervensi (NIC)
Fluid management
1) Pertahankan cairan intake dan output yang akurat.
2) Monitor status hidrasi (kelembapan mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah normal).
3) Monitor vital sign.
4) Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori
harian.
32
5) Dorong masukan oral.
Hypovolemia management
1) Monitor status cairan termasuk intake dan output.
2) Monitor tingkat Hb dan hematokrit.
3) Monitor tanda-tanda vital.
4) Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan.
5) Monitor berat badan.
6) Dorong pasien untuk menambah intake oral.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
a. Tujuan (noc)
1) Nutritional status
2) Fluid intake
3) Nutritional status : food
4) Nutritional status : nutrien
5) Intake
6) Weight control
b. Kriteria hasil
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi tidak ada tanda-
tanda malnutrisi.
4) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.
5) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
33
C. Intervensi (nic)
Nutrition management
1) Kaji adanya alergi makanan.
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
4) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
5) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition monitoring
1) Monitor adanya penurunan berat badan.
2) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.
3) Monitor turgor kulit.
4) Monitor kekeringan rambut kusam dan mudah patah.
5) Monitor mual dan muntah.
6) Monitor kalori dan intake nutrisi
3. Resiko syok
a. Tujuan (noc)
2) Syok prevention
3) Syok management
b. Kriteria hasil
1) Nadi dalam batas normal.
2) Irama jantung dalam batas normal.
3) Frekuensi nafas dalam batas normal.
34
4) Natrium serum, kalium serum, klorida serum, kalsium serum,
magnesium serum, dan ph darah serum dalam batas normal.
c. Intervensi (NIC)
Syok prevention
1) Monitor warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR dan ritme,
nadi perifer dan kapiler refil.
2) Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan.
3) Monitor suhu dan pernafasan.
4) Pantau nilai laboratorium : Hb, Ht, AGD dan elektrolit.
5) Monitor tanda awal syok.
6) Tempatkan pasien pada posisi supinasi, kaki elefasi untuk
peningkatan prelowat dengan tepat.
7) Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas.
8) Berikan cairan IV dan oral yang tepat.
9) Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangnya
syok.
10) Ajarkan keluarga dan pasien tentang langkah untuk mengatasi
gejala syok.
Syok management
1) Monitor fungsi neurologis.
2) Monitor ststus cairan input dan output.
3) Monitor EKG.
4) Monitor nilai laboratorium.
(Sumber : Aplikasi Nanda, 2015)
35
f. Implementasi
Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan
yang telah di rencanakan oleh perawat untuk di kerjakan dalam membantu
pasien mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respon
yang di timbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan, pelaksanaan
tindakan keperawatan :
a. Peningkatan Asupan Cairan Per Oral
Tindakan ini dilakukan pada klien yang mengalami atau berisiko
mengalami kekurangan volume cairan (mis. klien menderita diare,
demam tinggi, atau pulih dari pemberian anestsia). Dalam
pemberiannya, pasien umumnya mendapat makanan/cairan dengan
konsentrasi rendah. Jika dapat ditoleransi, selanjutnya pasien akan
mendapat makanan/minuman dengan jumlah dan konsentrasi yang lebih
tinggi hingga memenuhi kebutuhan diet yang diharapkan.
b. Pembatasan Asupan Cairan Per Oral
Pembatasan cairan per oral di perlukan pada klien yang
mengalami retensi cairan (mis. klien menderita gagal ginjal, gagal
jantung).
c. Pemberian Makan
Pada kondisi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, diperlukan
asupan makanan yang sesuai kebutuhan diet guna memulihkan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Sebagai contoh, pada klien
yang mendapat furosemid (diuretik), dapat diberikan banyak pisang dan
jeruk guna mencegah hipokalemia, sedangkan pada pasien yang
36
kekurangan zat besi dapat diberikan sayuran dan daging (Zaidin Ali,
2014)
g. Evaluasi
Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan dan elektrolik secara
umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit dengan ditunjukkan oleh adanya
keseimbangan antara jumlah asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit dan
batas normal, berat badan sesuai dengan tinggi badan atau tidak ada
penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema, dan lain sebagainya
(Zaidin Ali, 2014).
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif artinya
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
B. Subjek penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah pasien yang menerima pelayanan
diaredengan diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan di ruang arafah
Rumah sakit umum Aliyah 2 Kota Kendari.
1. Kriteria Inkluisi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
mewakili subjek penelitian yang memenuhi syarat sebagai subjek
(Notoatmodjo, 2012). Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi :
a. Pasien yang menerima pelayanan diare dengan diagnosa keperawatan
kekurangan volume cairan di Ruang Arafah Rumah sakit umum Aliyah 2
Kota Kendari.
b.Pasien yang bersedia di wawancarai
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memiliki syarat sebagai penelitian,
seperti halnya hambatan etis, menolak diwawancarai atau suatu keadaan
yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Notoatmodjo,
2012)
38
C. Fokus penelitian
1. Kebutuhan cairan dan elektrolit pada anakdiare
2. Penerapan dorong masukan oral pada anak diare dengan kekurangan
volume cairan.
D. Definisi Operasional
1. Asuhan keperawatan pada anak diare adalah proses atau rangkaian
kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung
kepada klien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan. Tahapan asuhan
keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana
tindakan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi.
2. Pengkajian pada anak diare adalah berfokus pada pengkajian fisik pada
anak dengan kasus diare yang menyebabkan dehidrasi sehingga harus di
lakukan pemeriksaan pada pengkajian fisik mengacu pada kebutuhan
cairan intake maupun output pada anak diare.
3. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu
sebagai dasar dalam memilih intervensi yang akan dilakukan. Dalam studi
kasus ini peneliti mengambil diagnosa aktual dengan menggunakan rumus
P+E+S (Problem+Etiologi+Symptom), pada pasien anak yang mengalami
diare diagnosa utama yang lazim muncul yaitu kekurangan volume cairan.
4. Perencanaan keperawatan pada anak dengan diare dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit adalah dengan dorong masukan oral.
5. Implementasi adalah perwujudan atau pelaksanaan perencanaan
keperawatan oleh perawat dan klien. Perencanaan keperawatannya yaitu
dorong masukan oral.
39
6. Evaluasi keperawatan, dalam studi kasus ini akan melakukan evaluasi
terhadap data atau keluhan pasien dengan melakukan observasi sebelum
melakukan tindakan dan setelah melakukan tindakan apakah mengalami
perubahan atau tidak. Salah satu data yang di dapat seperti tidak adanya
tanda-tanda kekurangan cairan yaitu pemeriksaan fisik dengan hasil yang
normal.
7. Anak diare adalah seorang individu yang mengalami dehidrasi dengan
masalah kekurangan volume cairan dalam pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit dengan rentang usia 1-6 tahun.
8. Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan intravaskuler,
interstisial, dan atau mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan bisa tanpa
perubahan pada natrium.
9. Dorong masukan oral adalah suatu proses dimana seseorang yang
mengalami dehidrasi dengan konsistensi sedang maupun berat dapat
membantu mengganti cairan yang hilang dengan melakukan teknik
pemberian melalui oral dengan anak yaitu air mineral, maupun susu
formula yang tidak berlebihan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
E. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada 22-25 Juni 2018 di Rumah sakit
umum Aliyah 2 Kota Kendari.
F. Metode Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
40
1. Wawancara
Wawancara merupakan alatre-cheking atau pembuktian terhadap
informasiatau keteranganyang diperoleh sebelumnya (Nursalam, 2013).
Wawancara dilakukan untukmendapatkandatasubjektif
denganmenggunakanpertanyaan terbuka atau tertutup,penulis bertanya
langsung kepada klien atau orangtua klien dengan kasus diare.Dengan
demikian akan memudahkanpenulisuntuk mengetahui
masalahkeperawatan klien.
2. PemeriksaanFisik
Pemeriksaan fisikadalahteknik pengumpulandata dengan
melakukanpemeriksaan mulaidari inspeksi,perkusi,palpasi dan auskultasi
untuk mendapatkan datafisikkliensecarakeseluruhan. Penulis melakukan
pemeriksaan fisiksecaralangsung padaklien dengan kasus diare pada anak.
3. Observasi Partisipatif
Observasi partisipatifadalahsuatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatandan melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien selamadirawatdirumahsakitdan lebih bersifat
obyektif, yaitu dengan melihat respon klien setelah dilakukan tindakan.
Penulismelakukan observasi partisipatif dengan cara melihat respon
kliensetelahpenulis melakukantindakankeperawatan.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah suatu teknik yang diperolehdengan
mempelajaribukulaporan,catatan medis serta hasil pemeriksaan yang ada.
41
Penulis mempelajari buku laporan, catatan yang mengenaidata-data
kliendengan kasus diare pada anak.
G. Penyajian Data
Penyajian data penelitian merupakan cara penyajian dan penelitian
dilakukan melalui berbagai bentuk, (Notoatmodjo, 2010). Dari data yang
sudah terkumpul dan telah diolah akan disajikan dan dibahas dalam bentuk
textular atau verbal. Penyajian cara textular merupakan penyajian data
hasil penelitian dalam bentuk uraian kalimat. Penelitian ini akan
dijabarkan dalam bentuk narasi untuk mengetahui hasil penelitian
(Notoatmodjo, 2010).
H. Etika penelitian
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh
bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak
responden harus dilindungi. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis
menekankan pada prinsip etika yang meliputi:
1. Prinsip Manfaat (Nursalam, 2011)
a. Bebas dari Penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan
penderitaan kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan
khusus (Nursalam, 2011).
b. Bebas dari Eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari
keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan
bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah
42
diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat
merugikan subjek dalam bentuk apapun (Nursalam, 2011).
c. Risiko (benefits ratio)
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan
keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap
tindakan (Nursalam, 2011).
2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (respect human dignity)
(Nursalam, 2011)
a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self
determination)
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek
mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi
subjek ataupun tidak, tanpa adanya sanksi apa pun atau akan
berakibat terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang klien
(Nursalam, 2011).
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan
(right to full disclosure)
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci
serta bertanggungjawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada
responden (Nursalam, 2011).
c. Informed Consent
Inforemed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan kepada responden atau keluarga responden.
43
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Beberapa
informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara
lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data
yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial yang
akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah
dihubungi, dan lain-lain (Hidayat, 2008). Merupakan lembar
persetujuan studi kasus yang diberikan kepada responden, agar
responden mengetahui maksud dan tujuan studi kasus. Kedua
responden remaja putri setuju untuk terlibat dalam studi kasus dan
telah menandatangani lembar persetujuan.
3. Prinsip Keadilan (right to justice) (Nursalam, 2011)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair
treatment)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama
dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya
diskriminasi atau membedakan antara satu dengan yang lain tanpa
adanya perbedaan apabila ternyata mereka tidak bersedia atau
dikeluarkan dari penelitian (Nursalam, 2011).
b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)
Masalah etika keperawatan Tanpa Nama (Anonimity)
merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan
subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
44
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2008). Untuk menjaga
kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis
tidak mencantumkan nama secara lengkap, responden cukup
mencantumkan nama inisial saja.
Masalah etika keperawatan Kerahasiaan (Confidentiality)
merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya,
Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden
akan dijaga kerahasiaanya oleh peneliti. Semua informasi yang
telah dikampulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset dan
tidak menyebutkan secara lengkap nama responden atau
menuliskan tetapi hanya menyebutkan inisial dari responden
(Hidayat, 2008).
45
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan Pada An. M dengan Diare dalam Pemenuhan
Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit di Ruang Arafah
Rumah Sakit Umum Aliyah 2 Kota Kendari
Tabel, 4.1 Identitas Rekam MedikAn. M di
Rumah Sakit Umum Aliyah 2 Kota Kendari Tahun 2018
No rekam medik 00.49.59
Ruangan/RS arafah 12/RSU Aliyah 2
Tanggal masuk 21 Juni 2018
Tanggal pengkajian 22 Juni 2018
Diagnosa medik Gastroentistinal akut (GEA)
A. Hasil Studi Kasus
1. Pengkajian
a. Biodata
1. Identitas klien
a) Nama : An. M
b) Tempat tanggal lahir/Usia: kendari, 23 maret 2017
c) Jenis kelamin : laki-laki
d) Agama : islam
e) Pendidikan : belum
f) Alamat : jln. Balai kota II No.32 B
g) Tanggal masuk : 21 Juni 2018
46
h) Tanggal pengkajian : 22 Juni 2018
i) Diagnosa medik : Gastroentistinal akut (GEA)
2. Identitas orangtua
a. Ayah b. Ibu
1) Nama : Tn. D 1) nama : Ny. D
2) Usia : 28 tahun 2) usia : 25 tahun
3) Pendidikan : SMA 3) pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : wiraswasta 4) pekerjaan : IRT
5) Agama : islam 5) agama : islam
6) Alamat : jl. Balai kota II 6) agama : jl. Balai kota II
3. Identitas saudara kandung
Ibu klien mengatakan An. M memiliki seorang kakak perempuan
namanya An. W usia 5 tahun
b. Keluhan utama/alasan masuk rumah sakit
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan medis, jika
anak tidak dapat mengungkapkan tanya kepada keluarga alasan
keluarga membawa anaknya ke unit pelayanan kesehatan, jika anak
tidak mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui penyebab sakitnya?
Ibu Klien mengatakan anaknya mengalami BAB lebih dari 5x sehari
dengan konsistensi cair, tidak berampas, suhu tubuh tinggi dan
muntah lebih dari 3x sehari.
47
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
a) Waktu timbulnya penyakit, kapan? Jam?
Setiap saat
b) Bagaimana awal munculnya? Tiba-tiba? Berangsur-angsur?
Demam dan BAB cair secara berangsur-angsur
c) Keadaan penyakit, apakah sudah membaik, parah atau tetap
sama dengan sebelumnya?
Setelah di rawat selama 5 hari keadaan Klien sudah mulai
membaik dan bisa pulang.
d) Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan?
Menganjurkan minum air putih dan kompres hangat
2. Riwayat kesehatan lalu
(khusus untuk anak 0-5 tahun)
a) Pre Natal Care
1) Kapan mulai melakukan perawatan selama hamil?
Pada saat usia kandungan 3 bulan
2) Keluhan ibu selama hamil (perdarahan, infeksi, ngidam,
muntah-muntah, demam)
Ibu klien sering merasa mual
3) Apakah pernah :
(a) Terkena sinar x? Ibu klien mengatakan tidak pernah
(b) Menerima terapi perlindungan penyakit? Ibu klien
mengatakan tidak pernah
48
(c) Melakukan meditasi selama kehamilan? Ibu klien
mengatakan tidak pernah
4) Pernah dirawat selama hamil? Ibu klien mengatakan tidak
pernah
5) Bagaimana pola makan? Kenaikan berat badan? Ibu klien
mengatakan seperti biasanya makan 3x sehari
6) Imunisasi berapa kali? Usia kehamilan berapa?ibu klien
mengatakan tidak mengingatnya
7) Golongan darah ibu dan ayah? Ibu klien :A dan ayah klien
AB
b) Natal
1) Tempat melahirkan (rumah sakit, klinik, rumah)? Ibu klien
mengatakan melahirkan di rumah sakit
2) Lama dan jenis persalinan? Adakah kesulitan? Ibu klien
mengatakan 1 jam dan tidak ada kesulitan
3) Cara untuk memudahkan persalinan? (obat, penghilang
rasa nyeri)? Ibu klien mengatakan tidak ada obat yang di
berikan
4) Pembiusan selama proses melahirkan? Ibu klien
mengatakan ada
5) Penolong persalinan? Ibu klien mengatakan bidan
6) Komplikasi waktu lahir? Ibu klien mengatakan tidak ada
49
c) Post natal care
1) Kondisi bayi(BB,PB, apgar score)? Ibu klien mengatakan
BB anaknya 3kg, PB: 40cm
2) Keadaan anak setelah 28 hari? Ibu klien mengatakan
normal
3) Keadaan anak penyakit (kuning, kebiruan, kemerahan,
problem menyusui, BB tidak stabil? Ibu klien mengatakan
normal
3. Riwayat kesehatan keluarga
a) Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umum
menyerang?
Ibu Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan yang di
derita dalam keluarga.
b) Anggota keluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi,
penyakit jantung, stroke, anemia, hemopilia, DM, kanker dan
gangguan emosional? Ibu klien mengatakan tidak ada
50
d. Riwayat imunisasi
Tabel, 4.2 Riwayat ImunisasiAn. M di Rumah Sakit Umum Aliyah
2 Kota Kendari Tahun 2018
No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
1 . BCG Umur 3 bulan Bengkak kecil di lengan
2. DPT (I,II,III) Umur 2, 4, dan 6
bulan
Demam
3. Polio (I,II,III) 2, 4, 6, dan 18
bulan
Demam, bengkak di area
suntikan
4. Campak Usia 9 bulan Demam
5. Hepatitis Saat lahir, 1 bulan
dan masuk bulan
ke 4
Demam dan rasa lelah
pada anak
6. Lain-lain - -
e. Riwayat tumbuh kembang
Pertumbuhan fisik
a) Brat badan (sejak lahir sampai saat ini/pertahapan usia) :
Ibu klien mengatakan berat badan lahir 3,25 kg dan setelah
3tahun berat badan Klien 10 kg
b) Tinggi badan : Ibu klien mengatakan tinggi badan 80 cm
c) Waktu tumbuh gigi : Ibu klien mengatakan sekitar 6 bulan
f. Reaksi hospitalisasi
1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
51
a) Mengapa ibu membawa anaknya ke rumah sakit? Ibu Klien
mengatakan karena Klien mengalami BAB yang lebih dari
5x sehari, suhu tubuh meningkat, serta muntah-muntah.
b) Bagaimana perasaan orangtua saat ini? Orangtua Klien
mengatakan merasa sangat sedih dan kawatir dengan
kondisi dan keadaan anknya.
2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
a) Mengapa keluarga/orangtua membawa kamu ke rumah
sakit? Klien mengatakan BAB
b) Menurut kamu apa penyebab kamu sakit? Klien
mengatakan tidak tau
c) Apakah dokter menceritakan keadaanmu? Klien
mengatakan iya
d) Bagaimana rasanya di rawat di rumah sakit(reaksi
hospitalisasi pada anak)? Klien mengatakan tidak dapat
bermain selama di rawat di rumah sakit.
g. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital
a) Suhu : 38,7OC
b) Nadi : 95x/menit
c) Pernafasan : 28x/menit
3. Tinggi badan : 80 cm
4. Berat badan : 10 kg
52
5. Turgor kulit : kurang baik
6. Kepala (ubun-ubun): normal
7. Rambut : nampak bersih
8. Mata : nampak cekung
9. Konjungtiva : anemis
10. Sklera : putih
11. Refleks pupil: normal
12. Refleks kornea: normal
13. Mulut : mukosa bibir kering
14. Mukosa bibir : nampak kering
15. Lidah : putih pucat
16. Telinga : struktur utuh dan tidak ada pengeluaran cairan
17. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
18. Thorax : bentuk simetris kiri dan kanan
19. Bentuk dada : normal
20. Nyeri tekan abdomen : nyeri tekan
21. Bunyi usus peristaltik : 15x/menit
22. Anus : berwarna kemerahan dan bengkak
h. Aktivitas sehari-hari
Cairan
1) Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam : air mineral
dan susu formula
2) Frekuensi minum : kurang lebih 300cc sehari
53
3) Kebutuhan cairan dalam 24 jam : Ibu klien mengatakan kurang
lebih 1.300-1.500cc
i. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Ibu klien mengatakan anaknya sering bermain diluar bersama
teman-temannya
2) Ibu klien mengatakan bahwa tempat penampungan air jarang di
bersihkan
3) Ibu klien mengatakan anaknya sering memasukkan mainan ke
dalam mulutnya.
Upaya yang dilakukan keluarga sebelum masuk rumah sakit adalah
dengan kompres hangat dan memberikan obat di rumah. Namun upaya
yang telah dilakukan ini tidak menunjukkan adanya perubahan pada
An.Msehingga keluarga membawa klien keRumah Sakit dengan tujuan
untuk pengobatan lebih intensif. Ibu klien mengatakan anaknya belum
pernah masuk rumah sakit dengan mengalami penyakit yang sama. Klien
tidak pernah masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama, ibu klien selalu
membawah anaknya untuk rutin mengikuti imunisasi sejak lahir, klien tidak
pernah mengalami kecelakaan ataupun keracunan, tidak terdapat alergi
terhadap makanan maupun obat-obatan, klien bersama dengan kakak
Berdasarkan genogram klien ditemukan data bahwa kakak dari An.
M pernah mengalami penyakit diare dengan dehidrasi sedang beberapa
tahun yang lalu mengalami penyakit seperti yang diderita oleh klien.
54
Hasilobservasi dan pemeriksaan fisikyaitu keadaan umum (KU)
klien lemah, tingkat kesadaran composmentis, dimana Nadi (N) :95x/menit,
Suhu (S) : 38,7°C, Pernafasan (P): 28x/menit, Berat Badan (BB) saat ini 10
kg dan Tinggi Badan (TB) 80 cm.
Hasil riwayat tumbuh kembang pada pertumbuhan fisik berat
badan: 10 kg dan tinggi badan 80 cm, pasien sudah dapat berjalan dan
bermain. Pemberian susu formula setiap 4x sehari menggunakan gelas dan
sesekali dot. Reaksi hospitalisasi: ibu pasien membawa anaknya ke rumah
sakit karena BAB lebih dari 5x sehari, muntah lebih dari 3x sehari, demam
tinggi selama 4 hari. Ibu pasien selalu menemani anaknya selama masuk
rumah sakit.
Hasil pengkajian sehari-hari nutrisi: pasien mengonsumsi bubur,
sayur, ikan 3x sehari, pada cairan: susu, air mineral, dan pemasukan
cairan melalui intravena yaitu cairan infus RL. Pada pengkajian eliminasi
BAB dan BAK konsistensi BAB cair dan lembek, BAK warnanya kuning
dan frekuensi 1.500cc setiap hari. Pengkajian personal hygien: mandi 2x
sehari dengan di bantu di tempat tidur, pada pengkajian sistem imun: klien
tidak mengalami alergi cuaca, debu, dan zat kimia lainnya. Ibu klien selalu
rutin membawa anaknya untuk imunisasi.
55
2. Diagnosa Keperawatan
Analisa data
Tabel, 4.3 riwayat pemeriksaan riwayat imunisasi An. M di Rumah
Sakit Umum Aliyah 2 Kota Kendari Tahun 2018
Data Etiologi Masalah
DS :
- Ibu klien mengatakan
anaknya BAB cair lebih dari
5 kali sehari
- Ibu klien mengatakan
anaknya muntah-muntah
- Ibu klien mengatakan
anaknya demam
- Klien mengatakan pusing
DO :
- Klien nampak pucat
- Klien nampak lemah dan
lemas
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit kurang baik dan
kering
- Nampak mata cekung
- Tanda – Tanda Vital :
S : 38,7OC
N : 95 x/menit
P : 28 x/menit
Diare
Frekuensi BAB
meningkat
Hilang cairan dan
elektrolit
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Dehidrasi
Kekurangan volume
cairan
Kekurangan
volume
cairan
56
3. Intervensi Keperawatan
Nama pasien : An.M
Umur : 3 Tahun
No. RM : 00-49-59
Tabel 4.4 Intervensi Keperawatan An. M di Rumah Sakit Umum
Aliyah 2 Kota Kendari Tahun 2018
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria Hasil
(NOC)
Intervensi (NIC) Rasional
1. Kekurangan
volume cairan
b.d kehilangan
volume cairan
yang aktif
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 4 x 24
jam,
diharapkan
kebutuhan
cairan dan
elektrolit
terpenuhi
dengan kriteria
hasil :
• Mempertaha
nkan urine
output sesuai
dengan usia.
• Tekanan
darah, nadi,
suhu tubuh
dalam batas
1. Pertahankan
cairan intake
dan output
yang akurat.
2. Monitor
status hidrasi
(kelembapan
mukosa, nadi
adekuat,
tekanan darah
normal).
3. Monitor
masukan
makanan atau
cairan dan
hitung intake
kalori harian.
4. Dorong
masukan oral.
5. Berikan
health
education
1. Untuk
memastikan
dengan tepat
input dan
output pasien.
2. Untuk
mengetahui
tanda-tanda
dehidrasi.
3. Untuk
memberikan
diit dan cairan
yang tepat.
4. Untuk
mencegah
komplikasi
yang terjadi.
5. Untuk
menambah
pengetahuan
pasien dan
keluarga
57
normal.
• Tidak ada
tanda-tande
dehidrasi,
elastisitas
turgor kulit
baik.
Membran
mukosa
lembab,
tidak ada
rasa haus
yang
berlebihan
pada pasien
dan keluarga
tentang
penyakit
diare.
tentang tentang
penyakit yang
di derita.
58
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama pasien : An. M
Umur : 3 Tahun
No. RM : 00-49-59
Tabel 4.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan pada An. M di
Rumah Sakit Umum Aliyah 2 Kota Kendari Tahun 2018
No
Hari/Tanggal
& Jam
Implementasi Evaluasi Paraf
1. jumat ,
22 Juni 2018
10.00
11.00
11.30
1. Mempertahankan cairan
intake dan output yang
akurat
Hasil : intake cairan
intravenaRL:850cc/12tp
m + 20cc obat intravena
intake oral : 500cc
Intake :kurang
lebih1.370cc
Output:kurang lebih
1.770cc
BAB : 5 kali/24 jam
BAK: kurang lebih
800cc/24 jam
Muntah: 200cc/24 jam
IWL: 270cc/24 jam
IWL kenaikan suhu: 839
per 24 jam
2. Memonitor status hidrasi
(kelembapan mukosa,
memantau TTV
Hasil : mukosa bibir
S :
- ibu klien
mengatakan
anaknya masih
BAB 5x sehari
- ibu klien
mengatakan
anaknya masih
muntah lebih dari 3x
sehari
O :
- Klien nampak
lemah
- Klien nampak
pucat
- Membran
mukosa kering
- Turgor kulit
jelek
- Suhu:38,7oc
Nadi: 95x/menit
Pernafasan :
28x/menit
A : Masalah
kekurangan volume
cairan belum teratasi.
Maria Ayu
Kondorura
59
11.45
12.00
kering, nadi 95x/menit,
uhu 38,7oC
3. Memonitor masukan
makanan dan hitung
intake kalori harian
Hasil : makan 3x sehari
dengan porsi makanan
tidak dihabiskan (4
sendok makan dan di
muntahkan), mual
muntah 3x sehari, BAB
cair lebih dari 5x sehari.
4. Memberi dorong
masukan oral(obat, air
mineral, susu formula,
makanan yang
mengandung air seperti
sayuran dll)
Hasil : intake cairan oral
600cc.
5. Memerikan health
education pada pasien
dan keluarga tentang
penyakit diare
Hasil : keluarga
diberikan penjelasan dan
mengerti tentang
penyakit diare.
P : intervensi 1,2,3 dan
4 lanjutkan
60
2.
Sabtu , 23 Juni
2018
08.00
09.00
09.45
10.00
1. Mempertahankan cairan
intake dan output yang
akurat
Hasil : intake cairan
intravenaRL:850cc/12tp
m + 20cc obat intravena
intake oral : 600cc
Intake :kurang lebih
1.470cc
Output:kurang lebih
1.600cc
BAB : 3 kali/ 24 jam
BAK: 800cc
Muntah: 200cc
IWL: 270cc/24 jam
IWL kenaikan suhu: 658
per 24 jam
2. Memonitor status hidrasi
(kelembapan mukosa,
memantau TTV
Hasil : mukosa bibir
kering, nadi 93x/menit,
Suhu 38,2oC
3. Memonitor masukan
makanan dan hitung
intake kalori harian
Hasil : makan 3x sehari
tidak dihabiskan(5
sendok makan dan di
S :
- ibu klien
mengatakan
anaknya masih
BAB 3x sehari
- ibu klien
mengatakan
anaknya masih
muntah 2x sehari
O :
- Klien nampak
lemah
- Klien nampak
pucat
- Membran
mukosa kering
- Turgor kulit
jelek
- Suhu:38,2oc
Nadi: 93x/menit
Pernafasan :
28x/menit
A : Masalah
kekurangan volume
cairan belum teratasi.
P : intervensi 1,2,3
dan 4 lanjutkan
61
muntahkan pada saat
makanan masuk/sendok
ke 2), mual muntah 2x
sehari, BAB cair lebih
dari 3x sehari.
4. Memberi dorong
masukan oral(obat, air
mineral, susu formula,
makanan yang
mengandung air seperti
sayuran dll)
Hasil : intake 600cc
3. Minggu, 24
Juni 2018
08.00
09.00
1. Mempertahankan cairan
intake dan output yang
akurat
Hasil : intake cairan
intravenaRL:850cc/12tp
m
intake oral : 650cc
Intake kurang lebih
1.500cc
Output: kurang lebih
1.400cc
BAB : 3 kali/24 jam
BAK: 1.100cc
2. Memonitor status hidrasi
(kelembapan mukosa,
memantau TTV
S :
- ibu klien
mengatakan
anaknya masih
BAB 3x sehari
dengan ampas, dan
tidak terlalu cair
O :
- Klien nampak
lemah
- Klien nampak
pucat
- Membran
mukosa lembab
- Turgor kulit baik
- Suhu:37,5oc
Nadi: 93x/menit
Pernafasan :
26x/menit
62
10.00
10.45
Hasil : mukosa bibir
kering, nadi 93x/menit,
suhu 37,5oC
3. Memonitor masukan
makanan dan hitung
intake kalori harian
Hasil :makan 3x sehari
dengan porsi yang di
habiskan 5 sendok, tidak
ada muntah
4. Memberi dorong
masukan oral(obat, air
mineral, susu formula,
makanan yang
mengandung air seperti
sayuran dll)
Hasil : intake 650cc
A : Masalah
kekurangan volume
cairan belum teratasi.
P : intervensi 1,2,3
dan 4 dipertahankan
4. Senin, 25 Juni
2018
07.30
1. Mempertahankan cairan
intake dan output yang
akurat
Hasil : intake cairan
intravenaRL:425cc/12tp
m
intake oral : 400cc
Intake :825cc
Output:600cc
BAB : 1 kali/24jam
BAK: 500cc
S :
- ibu klien
mengatakan BAB
anaknya normal
O :
- Membran
mukosa lembab
- Turgor kulit baik
- Suhu:36,4oc
Nadi: 94x/menit
Pernafasan :
26x/menit
A : Masalah
kekurangan volume
cairan teratasi.
63
08.00
09.00
10.00
2. Memonitor status hidrasi
(kelembapan mukosa,
memantau TTV
Hasil : mukosa bibir
kering, nadi 94x/menit,
suhu 36,4oC
3. Memonitor masukan
makanan dan hitung
intake kalori harian
Hasil : makan 3x sehari,
makanan dihabiskan 7
sendok
4. Memberi dorong
masukan oral(obat, air
mineral, susu formula,
makanan yang
mengandung air seperti
sayuran dll)
Hasil : intake 400cc
P : intervensi 1,2,3
dan 4 di hentikan
Pasien pulang
64
65
Tabel 4.6 Hasil Observasi Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
pada An. M di Rumah Sakit Umum Aliyah 2
Kota Kendari Tahun 2018
No Hal yang
di
observasi
Hasil observasi Ketera
ngan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4
1. Nadi 95x/menit 93x/menit 93x/menit 94x/menit
2. Pernafasa
n
28x/menit 28x/menit 26x/menit 26x/menit
3. Suhu 38,7oc 38,2oc 37,5oc 37oc
4. Mata Nampak
cekung
Nampak
cekung
Normal Normal
5. Turgor
kulit
Turgor
kulit jelek
Turgo
kulit jelek
Turgor
kulit baik
Turgor kulit
baik
6. Mukosa
bibir
Nampak
kering
pucat
Nampak
kering
pucat
Nampak
lembab
Nampak
lembab
7. Intake oral 500cc 600cc 650cc 400cc
8. Intake
intravena
870cc 870cc 850cc 425cc
9. Output 1.770cc 1.550cc 1.400cc 600cc
10
.
Kondisi
anus
Bengkak,
lembab,
kemerahan
Bengkak
,lembab,
kemerahan
Lembab,
kemerahan
Kemerahan
B. Pembahasan
Berdasarkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dan hasil studi kasus
yang penulis lakukan dari tanggal 22-25Juni 2018, maka pada bagian ini
penulis akan membahas tentang perbandingan antara teori dan praktek atau
kasus yang ditemukan selama melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
An. M berumur 3 tahun dengan diare dengan dehidrasi sedang dalam
66
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang arafah Rumah Sakit
Umum Aliyah 2 Kota Kendari yang akan dibahas berdasarkan tahapan proses
keperawatan yaitu tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan.
Pengkajian dilakukan dengan pendekatan sistematis untuk mendapatkan
data klien baik data subjektif maupun objektif. Tekhnik pengumpulan data
yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi
dokumentasi, dan studi kepustakaan. Selain tahap ini, penulis tidak
mendapatkan hambatan yang cukup berarti karena klien dan keluarga
cukup kooperatif dan dapat diajak kerjasama dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24jam. Definisi lain
memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3kali perhari.
Buang air besar tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah
(Sudoyoarudkk, 2009).
Menurut teori padatahap pengkajian pasien anak yang mengalami
diare, gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi
pencernaan, penyerapan dan sekresi. Diare di sebabkan oleh transportasi
air dan elektrolit yang abnormal dalam usus.
67
Hasil pemeriksaan fisik pada An. M penulis menuliskan bahwa.
Keluhan utama yaitu klien BAB dengan frekuensi lebih dari 5x sehari cair,
tanpa ampas, dan bau khas, suhu 39C. Keluhan lain yaitu klien merasa
pusing, muntah-muntah, demam, tidak dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya dan porsi makan dan minum berkurang dari seperti biasanya
sebelum masuk rumah sakit, terpasang IVFD RL 12 tetes/menit.Hasil
pemeriksaan fisik di dapatkan mata: simetris kanan dan kiri, konjungtiva
tidak anemis, dan tampak cekung. bibir: simetris atas dan bawah, mukosa
bibir kering, Abdomen adanya nyeri tekan, bunyi peristaltik usus
15x/menit, anus lembab, nampak kemerahan dan bengkak.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif
dan objektif yang telah di peroleh dari tahap pengkajian untuk
menegakkan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan
proses berfikir kompleks tentang data yang di kumpulkan dari klien,
keluarga, rekam medik, dan pemberian pelayanan kesehatan yang lain
(Deswani, 2009)
Kekurangan volume cairan adalah keadaan dimana seseorang
mengalami atau beresiko dehidrasi vaskuler, interstisial, atau intravaskuler
dengan pengeluaran yang berlebih dari dalam tubuh seseorang. Dalam
kasus, diagnosa ditegakkan oleh penulis karena pada saat pengkajian
ditemukan data ibu klien mengatakan anaknya BAB lebih dari 5x sehari.
Setelah pengkajian di RSUD Aliyah 2 Kota Kendari didapatkan hasil :klien
mengatakan anaknya BAB lebih dari 5x sehari dengan konsistensi cair dan
68
tidak berampas, ibu klien mengatakan anaknya muntah lebih dari 3x sehari,
ibu klien mengatakan anaknya demam, nampak turgor kulit jelek,
membran mukosa kering, nampak pucat, mata cekung, tanda-tanda vital: S:
38,7oc, N: 95x/menit, P: 28x/menit
Penulis mengangkat diagnosa keperawatan diangkat disesuaikan
dengan kondisi klien pada saat pengkajian, interprestasi data, dan hasil
analisa data sesuai dengan adanya data-data pendukung untuk mengangkat
diagnosa tersebut , Manusia adalah makhluk unik, dalam hal ini respon
individu terhadap stress atau penyakit berbeda-beda dan karakteristik
masalah yang ditemukan berbeda pula dalam setiap keluhannya.
3. Intervensi keperawatan
Klasifikasi intervensi keperawatan NIC (nirsing Intervension
Classification) mengategorisasikan aktivitas keperawatan dengan
menggunakan bahasa baku. Prioritas intervensi merupakan intervensi yang
berdasarkan penelitian yang di kembangkan oleh the word intervention
projek sebagai pilihanperawatan untuk suatu keperawatan tertentu
(Wilkinson , 2012)
Intervensi keperawatan di sesuaikan dengan kondisi klien dan
fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat di selesaikan dengan
spesifik, mearesure, archievable, rasional, time(SMART) selanjutnya akan
di uraikan rencana keperawatan dari diagnosa yang di tegakkan
(Nursalam,2011)
Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4x24 jam diharapkan kekurangan volume cairan akan
69
dapat teratasi dengan kriteria hasil kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi
dengan kriteria hasil : mempertahankan urine output sesuai dengan usia,
tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda-tande
dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada
rasa haus yang berlebihan.
Dengan di tegakkan diagnosa keperawatan kekurangan volume
cairan maka penulis merencanakan tindakan keperawatan untuk mengatasi
kekurangan volume cairan tersebut yaitu: Pertahankan cairan intake dan
output yang akurat, monitor status hidrasi (kelembapan mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah normal), monitor masukan makanan atau cairan dan
hitung intake kalori harian, dorong masukan oral, berikan health education
pada pasien dan keluarga tentang penyakit diare.
Berdasarkan diagnosa yang telah dirumuskan maka penulis
menyusun intervensi keperawatan berdasarkan NIC (Nursing Intervention
Classification): pertahankan cairan intake dan output yang akurat
rasionalnya untuk memastikan dengan tepat input dan output pasien,
monitor status hidrasi (kelembapan mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
normal) rasionalnya untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi, monitor
masukan makanan atau cairan dan hitung intake kalori harian rasionalnya
untuk memberikan diit dan cairan yang tepat, dorong masukan oral
rasionalnya untuk mencegah komplikasi yang terjadi, berikan health
education pada pasien dan keluarga tentang penyakit diare rasionalnya
untuk menambah pengetahuan pasien dan keluarga tentang tentang
penyakit yang di derita.
70
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses
keperawatan, yaitu kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori,
implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen
perencanaan dari proses keperawatan (Potter & Perry, 2005).
Dalam melakukan tindakan keperawatan selama empat hari penulis
tidak mempunyai hambatan, semua rencana yang telah ditetapkan dapat
dilaksanakan. Pada tindakan keperawatan dengan diagnosa keperawatan
kekurangan volume cairan, tindakan yang dilakukan pada 22-25 Juni 2018
yaitu kaji input dan output untuk mengidentifikasi status dehidrasi. Pada
kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif pada An. M, tindakan keperawatan yang dilakukan adalah
memonitoring tanda-tanda vital, memonitoring intake dan output klien dan
tindakan keperawatan mandiri yang peneliti lakukan adalah dorong
masukan oral (mendorong klien untuk mampu memenuhu kebutuhan
cairan dengan banyak mengonsumsi cairan) minimal 1.300-1.500cc per
hari, dapat berupa air mineral, susu formula, jus dan dari makanan.
Adapun tindakan kolaborasi yang diberikan adalah dengan pemberian
cairan melalui intravena (RL 850cc/24 jam, paracetamol 2x1,
ondansentron 1/3 ampul=4cc, zink 2x1, L.Bio 2x1 per hari.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
71
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui
evaluasi perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap
pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan keperawatan
(Nursalam, 2010).
Penulis mengevaluasi apakah perilaku atau respon klien
mencerminkan suatu kemajuan atau kemunduran dalam diagnosa
keperawatan. Pada evaluasi, penulis sudah sesuai dengan teori yang ada
yaitu SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Planning).
Pada diagnosa kekurangan volume cairan, setelah dilakukan
tindakan keperawatan, hasil evaluasi yang dilakukan pada hari jumat, 22
Juni 2018 dengan data ibu klien mengatakan ibu klien mengatakan
anaknya masih BAB 5x sehari dengan konsistensi cair, tidak berampas,
bau khas, ibu klien mengatakan anaknya masih muntah lebih dari 3x
sehari,di dukung dengan data objektif klien nampak lemah, klien nampak
pucat, membran mukosa kering, turgor kulit jelek, suhu:38,7o, nadi:
95x/menit, pernafasan : 28x/menit, intake : 1.370cc, output: 1.770cc.
Evaluasi hari pertama masalah belum teratasi, sesuai dengan rencana
keperawatan yang sudah penulis buat sehingga perlu dilanjutkan intervensi
yaitu mempertahankan cairan intake dan output yang akurat, monitor
status hidrasi (kelembapan mukosa, nadi adekuat, tekanan darah normal),
memonitor masukan makanan atau cairan dan hitung intake kalori harian,
dorong masukan oral.
Hasil evaluasi dilakukan pada hari sabtu, 23 Juni 2018. Masalah
keperawatan teratasi sebagian, di dukung dengan data klien, ibu klien
72
mengakatakanibu klien mengatakan anaknya masih BAB 3x sehari, ibu
klien mengatakan anaknya masih muntah 2x sehari, di dukung dengan data
objektifklien nampak lemah, klien nampak pucat, membran mukosa
sedikit lembab, turgor kulit jelek, suhu:38,2oc, nadi: 93x/menit, pernafasan
: 28x/menit. Evaluasi hari kedua masalah teratasi sebagian karena terjadi
penurunan suhu tubuh pertama 38,7oc pada hari ke dua 38,2oc, serta
muntah dihari pertama 3x sehari di hari kedua 2x sehari. Sesuai dengan
rencana keperawatan yang sudah penulis buat sehingga perlu dilanjutkan
intervensi yaitu, mempertahankan cairan intake dan output yang akurat,
monitor status hidrasi (kelembapan mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
normal), memonitor masukan makanan atau cairan dan hitung intake
kalori harian, dorong masukan oral sesuai kebutuhan.
Hasil evaluasi dilakukan pada hari minggu, 24 Juni 2018. Masalah
keperawatan teratasi sebagian, di dukung dengan data klien, ibu klien
mengakatakan ibu klien mengatakan anaknya ibu klien mengatakan
anaknya masih BAB 3x sehari dengan ampas, dan tidak terlalu cair, data
objektif klien nampak lemah, membran mukosa lembab, turgor kulit baik,
suhu:37,5oc, nadi: 93x/menit, pernafasan : 26x/menit, intake :1.500 cc,
output: 1.400cc. Evaluasi hari ketiga masalah teratasi sebagian karena
terjadi penurunan suhu tubuh pada hari pertama 38,7oc dan hari ketiga
turun menjadi 37,5oc, turgor kulit dari hari pertama jelek dan pada hari ke
tiga sudah membaik, BAB sudah tidak cair lagi, membran mukosa sudah
lembab dari yang sebelumnya kering, serta tanda-tanda vital yang sudah
mulai normal. Sesuai dengan rencana keperawatan yang sudah penulis
73
buat sehingga perlu dilanjutkan intervensi yaitu, mempertahankan cairan
intake dan output yang akurat, monitor status hidrasi (kelembapan
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah normal), memonitor masukan
makanan atau cairan dan hitung intake kalori harian, dorong masukan oral
sesuai kebutuhan.
Hasil evaluasi dilakukan pada hari senin, 25 Juni 2018. Masalah
keperawatan teratasi dan di pertahankan, di dukung dengan data klien, ibu
klien mengakatakan ibu klien mengatakan anaknyabu klien mengatakan
BAB anaknya normal, membran mukosa lembab, turgor kulit baik,
suhu:36,4oc, nadi: 94x/menit, pernafasan : 26x/menit, intake : 825cc,
output: 600cc. Sesuai dengan rencana keperawatan yang sudah penulis
buat sehingga intervensi yang telah di lakukan selama 4x24 jam teratasi
dengan pasien dapat pulang disebabkan tidak adanya lagi keluhan utama
maupun yang menyertai pada sehingga di simpulkan untuk tetap
beristirahat dan menjaga pola hidup sehat di rumah terutamanya pada anak
yang masih rentang dengan bakteri.
C. Keterbatasan penelitian
Pada penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan yaitu pada saat melakukan
pengajian tanda – tanda vital tidak memiliki tensi khusus anak di Rumah
Sakit, sehingga hasil observasi tidak lengkap. Pada saat peneliti mengukur
output cairan pada BAB anak peneliti hanya melihat frekuensi dan tidak
melihat volume atau banyaknya feses yang keluar.
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus dan pembahasan di atas maka dapat ditari
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Hasil pengkajian pada An. M Ibu klien mengatakan anaknya BAB
cair lebih dari 5 kali sehari, ibu klien mengatakan anaknya muntah-
muntah, ibu klien mengatakan anaknya demam, klien mengatakan pusing,
Klien nampak pucat, klien nampak lemah dan lemas, mukosa bibir kering,
turgor kulit kurang baik dan kering, nampak mata cekung.
2. Diagnosa keperawatan
Dalam menegakkan diagnosa keperawatan penulis mengumpulkan
data melalui observasi langsung, pemeriksaan fisik serta catatan medik
maupun perawat, sehingga penulis menegakkan diagnosa keperawatan
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
yang aktif.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan yang sudah penulis buat untuk mengatasi
kekurangan volume cairan yaitu : Pertahankan cairan intake dan output
yang akurat, monitor status hidrasi (kelembapan mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah normal), monitor masukan makanan atau cairan dan hitung
intake kalori harian, dorong masukan oral, berikan health education pada
pasien dan keluarga tentang penyakit diare.
75
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan yaitu mempertahankan
cairan intake dan output yang akurat, memonitor status hidrasi
(kelembapan mukosa, memantau TTV, memonitor masukan makanan dan
hitung intake kalori harian, memberi dorong masukan oral, memerikan
health education pada pasien dan keluarga tentang penyakit diare.
5. Evaluasi keperawatan
Implementasi keperawatan yang telah dilaksanakan menggunakan
metode SOAP (subjektif, objektif, assesment, planing). Hasil evaluasi
subjektif: Ibu klien mengatakan anaknya BAB cair lebih dari 5 kali sehari,
ibu klien mengatakan anaknya muntah-muntah, ibu klien mengatakan
anaknya demam, klien mengatakan pusing. Hasil evaluasi objektif: Klien
nampak pucat, klien nampak lemah dan lemas, mukosa bibir kering, turgor
kulit kurang baik dan kering, nampak mata cekung, tanda – tanda vital
:suhu 38,7OC ,nadi 95 x/menit, pernafasan 28 x/menit. Hasil evaluasi
masalah kekurangan volume cairan teratasi.
B. Saran
Saran penulisan melakukan prosedur penatalaksanaan dorong masukan
oral pada pasien dengan diare yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, penulis akan memberikan usulan
dan masukan yang positif khususnya di bidang kesehatan antara lain :
76
1. Bagi masyarakat /klien
Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi suatu
pengetahuan tentangdiare pada anak guna meningkatkan kemandirian
dan pengalaman dalam menolong diri sendiri serta sebagai acuan bagi
keluarga untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Peneliti berharap agar hasil penelitian inidapat menambah keluasan
ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam penerapan
asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
pada anak diare.
3. Bagi penulis
Peneliti berharap agar hasil penelitian inidapat dijadikan sebagai
pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,
khususnya studi kasus tentang pelaksanaan asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pada anak diare.
77
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto. Penatalaksanaan dan Pencegahan Diare Akut. Edisi 2. Jakarta :
EGC, 1995.
Anonim, 2008 Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare (online)
(http://www.depkes.go.id, diakses tanggal 29 juni 2009).
Amiruddin R,2007. Hubungan Faktor Lingkungan Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Diare (http : // digilib. litbang.depkes. go. id/go.php,
diakses 3 Des 2007).
Arikunto. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 1998.
Asnil dkk, Mewaspadai Penyakit Lingkungan. Jakarta : Elex Media Komputindo,
2003.
Depkes. RI Buku Ajar Diare. Ditjen P2M & PLP; Jakarta, 1999.
_________, Buku Pegangan Pemberantasan Penyakit Diare. Ditjen P2M &
PLP, Jakarta, 2000.
_________, Buku Pegangan Pemberantasan Penyakit Diare. Ditjen P2M &
PLP, Jakarta, 2008.
Dinkes Sultra Profil Dinas Kesehatan, Kendari, 2009.
Handwashing, 2006 Penyakit Diare (online) (http://www.famica. com, diakses
tanggal 12 juni 2009).
Kandun, Nyoman. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta
:Infomedika, 2006.
L u b i s. Agus Faktor Risiko yang Mempengaruhi Penyakit Diare Pada Anak Usia 0
- 4 Tahun. Makalah Disajikan Dalam Seminar Analisis Lanjut SDKI,
Jakarta 14 Desember, 2008.
Mansjoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius, 2004.
Medicastor, 2006 . Diare dan Permasalahannya (online) (http://www.famica. com,
diakses tanggal 12 juni 2009).
Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC, 2004.
78
Nursalam, 2008 Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
Penelitian Keperawatan. Salemba Medika; Jakarta.
Pickering et al. Gastroenteritis. Dalam : Nelson textbook of pediatrics. Edisi 17,
Behrman, Kliegman, Jensen. Editor. Amerika : International edition,
1272-1274, 2008.
RSU Prov. Sultra. Medical Record, Kendari, 2009.
Sowden et all,1996 Epidemiologi Pencegahan dan Penanggulangan Diare. (online)
(http://www.artikeljurnalcom,id diakses tanggal 25 juni 2009).
Suandi, 1999. Epidemiologi Patogensis Manifestasi Klinis dan Penanganan Diare.
EGC. Jakarta.
Sudarmi, 2003 Pencegahan dan Penanggulangan Diare. (online)
(http://www.artikeljurnalcom,id diakses tanggal 25 juni 2009).
Sugiarto dkk,2001 Tekhnik Sampling. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama,
2001.
Sugiono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta,2002.
Triatmodjo.2008. Pengantar Diare Akut Anak Diare Kronik. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Ummualya,2008 Diare Masih Mendominasi Penyakit Pada Anak (online)
(http://www.suarapembaruan. com, diakses tanggal 12 juni
2009).
79
80
81
82
83
84
85
86
87