LAPORAN KINERJADIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN
TAHUN 2018
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNANDIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNANKEMENTERIAN PERTANIANJAKARTA, JANUARI 2019
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 i
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LAKIN) merupakan
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi/organisasi
dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis
instansi. Beberapa aturan yang mendasari Laporan
Kinerja yaitu Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah,
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian dan Peraturan MenPAN &
RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Hasil capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan pada tahun 2018 jika dihitung berdasarkan sasaran kegiatan
tahun 2018 sesuai dengan Perjanjian Kinerja yaitu (i) volume ekspor
komoditas unggulan perkebunan mencapai mencapai 40.300.175 ton
atau 110,11 % dari target 36.600.000 ton dengan kategori Sangat
Berhasil; (ii) rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk
industri dalam negeri mencapai mencapai 77,83 % dari target 35 %
dengan kategori Sangat Berhasil; dan (iii) rasio pengajuan Alat Mesin
Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan yang
dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian
(Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan mencapai
99,60 % dari target 100,00 % dengan kategori Sangat Berhasil.
Hasil capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan tahun 2018 dibanding tahun 2017 adalah (i) volume ekspor
komoditas unggulan perkebunan mengalami peningkatan sebesar
sebesar 97,69 %; (ii) rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan
untuk industri dalam negeri sebesar 91,23 %; (iii) rasio pengajuan Alat
Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil
perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 ii
Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil
perkebunan sebesar 99,94 %.
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan kegiatan Dukungan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan pada tahun 2018 sebesar
Rp. 92.056.848.024,- dari total pagu anggaran setelah refocusing
sebesar Rp. 99.812.876.000,- atau mencapai 92,23 % dengan realisasi
fisik sebesar mencapai 99,88 %.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan perkebunan tidak terlepas dari
permasalahan, hambatan dan kendala, namun dengan upaya
percepatan dan penanganan serta langkah-langkah strategis
permasalahan tersebut dapat diminimalisir dampaknya bagi
pembangunan perkebunan.
Dokumen LAKIN Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Tahun 2018 ini tersusun atas dukungan dan kerjasama yang sinergis dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih semoga dokumen ini dapat menjadi
pertanggungjawaban kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan Tahun 2018.
Jakarta, 30 Januari 2019
Direktur Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan,
Ir. Dedi Junaedi, M.Sc
Nip. 19620601 198603 1 001
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2017 ini dibuat dalam rangka perwujudan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan sebagaimana diamanatkan
yang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
43/Permentan/OT.010/08/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
Laporan ini disusun sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Per Men-PAN
& RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019, Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan mempunyai tujuan sebagai berikut : (1)
Meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil perkebunan; (2)
Meningkatkan pemasaran hasil perkebunan; (3) Meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan; (4)
Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari sub sektor
perkebunan; (5) Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan
penyediaan bahan baku industri dalam negeri; (6) Mendukung
pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran sub sektor
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 iv
perkebunan sebagai penyediaan bahan bakar nabati; (7)
Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan perkebunan
berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah; (8)
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia perkebunan; (9)
Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan
kerja; (10) Meningkatkan pelayanan organsisasi yang berkualitas.
Sasaran strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan tahun 2018 yaitu (i) meningkatnya pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan untuk komoditas ekspor; (ii) tersedianya
infrastruktur pertanian perkebunan pascapanen. Adapun indikator
kinerja dari sasaran strategis yaitu (i) volume ekspor komoditas
unggulan perkebunan; (ii) rasio pemenuhan kebutuhan komoditas
perkebunan untuk industri dalam negeri; dan (iii) rasio pengajuan Alat
Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil
perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat
Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil
perkebunan.
Hasil capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan pada tahun 2018 jika dihitung berdasarkan sasaran kegiatan
tahun 2018 sesuai dengan Perjanjian Kinerja yaitu (i) volume ekspor
komoditas unggulan perkebunan mencapai mencapai 40.300.175 ton
atau 110,11 % dari target 36.600.000 ton dengan kategori Sangat
Berhasil; (ii) rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk
industri dalam negeri mencapai mencapai 77,83 % dari target 35 %
dengan kategori Sangat Berhasil; dan (iii) rasio pengajuan Alat Mesin
Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan yang
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 v
dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian
(Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan mencapai
99,60 % dari target 100,00 % dengan kategori Sangat Berhasil.
Hasil capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan tahun 2018 dibanding tahun 2017 adalah (i) volume ekspor
komoditas unggulan perkebunan mengalami peningkatan sebesar
sebesar 97,69 %; (ii) rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan
untuk industri dalam negeri sebesar 91,23 %; (iii) rasio pengajuan Alat
Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil
perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat
Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil
perkebunan sebesar 99,94 %.
Hasil capaian kinerja terhadap kegiatan utama Dukungan Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu (i) pengembangan pascapanen
komoditas perkebunan terealisasi 162 kelompok tani atau mencapai
99,39 % dari target 163 kelompok tani (KT) dengan nilai efisiensi
sebesar 72,36 %; (ii) pengembangan pengolahan hasil perkebunan
terealisasi 91 unit atau mencapai 100,00 % dari target 90 unit dengan
nilai efisiensi sebesar 65,94 % ; (iii) pengembangan penerapan
standardisasi, mutu dan pembinaan usaha perkebunan terealisasi 84
kegiatan atau mencapai 100,00 % dari target 84 kegiatan dengan nilai
efisiensi sebesar 83,81 % ; (iv) pengembangan pemasaran hasil
perkebunan terealisasi 60 kegiatan atau mencapai 100,00 % dari target
60 kegiatan dengan nilai efisiensi sebesar 75,09 %; dan (v) fasilitasi
teknis dukungan pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 vi
perkebunan terealisasi 12 bulan atau mencapai 100,00 % dari target 12
bulan dengan nilai efisiensi sebesar 57,99 %.
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan kegiatan Dukungan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan pada tahun 2018 sebesar
Rp. 92.056.848.024,- dari total pagu anggaran setelah refocusing
sebesar Rp. 99.812.876.000,- atau mencapai 92,23 % dengan realisasi
fisik sebesar mencapai 99,88 %.
Capaian kinerja fisik dan keuangan pada 5 (lima) kegiatan utama
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu (i)
pengembangan pascapanen komoditas perkebunan mencapai 99,39 %
dengan serapan keuangan sebesar Rp. 28.414.628.753,- atau 90,50 %
dari pagu anggaran setelah refocusing; (ii) pengembangan pengolahan
hasil mencapai 100,00 % dengan serapan keungan sebesar
Rp. 36.295.157.453,- atau 93,62 % dari pagu anggaran setelah
refocusing; (iii) pengembangan pemasaran hasil perkebunan mencapai
100,00 % dengan serapan keuangan sebesar Rp. 6.363.101.658,- atau
89,96 % dari pagu anggaran setelah refocusing; (iv) pengembangan
penerapan standardisasi, mutu dan pembinaan usaha perkebunan
mencapai 100,00 % dengan serapan keuangan sebesar
Rp. 7.739.960.316,- atau 86,48 % dari pagu anggaran setelah
refocusing; dan (iv) Fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan mencapai 100,00 % dengan serapan
keuangan sebesar Rp. 13.189.308.283,- atau 96,81 % dari pagu
anggaran setelah refocusing.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i IKHTISAR EKSEKUTIF iii DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN x BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Organisasi 2 1.3. Aspek Strategis Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan 8
BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 10 2.1. Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019 10
2.2. Perjanjian Kinerja 16 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 18 3.1. Pengukuran Kinerja 18 3.2. Evaluasi dan Akuntabilitas Kinerja 21 BAB IV PENUTUP 50 4.1. Kesimpulan 50 4.2. Permasalahan Umum Realisasi Anggaran Tahun
2018 54
LAMPIRAN 57
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Target Renstra Tahun 2015-2019 berdasarkan Indikator Kinerja (IKK) Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi)
15
Tabel 2. Keberhasilan Capaian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2018 Berdasarkan Perjanjian Kinerja
20
Tabel 3. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Volume Ekspor Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2018 terhadap tahun sebelumnya
27
Tabel 4. Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung dalam mencapai volume ekspor komoditas unggulan perkebunan Tahun 2018
30
Tabel 5. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Rasio Pemenuhan Kebutuhan Komoditas Perkebunan Untuk Industri Dalam Negeri Tahun 2018
33
Tabel 6. Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung dalam mencapai sasaran kegiatan rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri tahun 2018
38
Tabel 7. Realisasi Kinerja dan Capaian kinerja Rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan Tahun 2018
41
Tabel 8. Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung dalam mencapai sasaran kegiatan dan indikator sasaran kegiatan
45
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 ix
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2018
Tabel 9. Realisasi Anggaran Keuangan dan Fisik Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2018
47
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
57
Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasraan Hasil Perkebunan Tahun 2018 (Awal)
58
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasraan Hasil Perkebunan Tahun 2018 (Refocusing)
60
Lampiran 4. Pengukuran Kinerja Tahun 2018 62
Lampiran 5. Perhitungan Rasio Pemenuhan Kebutuhan Komoditas Perkebunan Untuk Industri Dalam Negeri
63
Lampiran 6. Pengukuran Nilai Efisiensi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan TA 2018
64
Lampiran 7. Realisasi Serapan Anggaran Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2018
70
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang secara
ekonomis, ekologis dan sosial budaya mempunyai peranan penting
dalam pembangunan nasional. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 39
tahun 2014 tentang Perkebunan, pembangunan perkebunan bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan
penerimaan negara dan devisa negara; menyediakan lapangan kerja;
meningkatkan produktivitas; nilai tambah dan daya saing; memenuhi
kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan
mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan
sumberdaya, kebijakan dan program bagi instansi pemerintah,
diwujudkan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) yang memadai. SAKIP yang memadai harus mengandung unsur
Perencanaan Kinerja (Renstra, RKT, PK), Pengukuran Kinerja, Laporan
Kinerja dan Evaluasi Pemanfaatan Informasi Kinerja. Hal ini tertuang di
dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Laporan Kinerja (LAKIN) sebagai salah satu unsur penting dalam SAKIP
disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN &RB) Nomor 53 Tahun 2014
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 2
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan Format
yang terdiri dari: 1) Ikhtisar Eksekutif; 2) Bab I Pendahuluan; 3) Bab II
Perencanaan Kinerja; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja yang meliputi: (a)
Capaian Kinerja Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi dengan melakukan analisis capaian kinerja; (b) Realisasi
Anggaran yang digunakan dan telah digunakan sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja;5) Bab IV Penutup dan Lampiran. D idalam Bab III
diwajibkan membahas 1) capaian terhadap target tahun ini; 2) capaian
kinerja dibandingkan dengan tahun lalu/beberapa tahun sebelumnya;
3) capaian kinerja terhadap Renstra dan PK; 4) membandingkan capaian
kinerja dengan standar Nasional; 5) analisis keberhasilan dan penyebab
kegagalan; analisis atas efesiensi penggunaan sumberdaya; 7) analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja.
1.2. Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian tugas Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian adalah melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Untuk
pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan menyelenggarakan fungsi :
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 3
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen,
pengolahan, standardisasi, penerapan standar mutu dan pembinaan
usaha serta pemasaran hasil perkebunan;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,
pengolahan, standardisasi, penerapan standar mutu dan pembinaan
usaha serta pemasaran hasil perkebunan;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi, penerapan
standar mutu dan pembinaan usaha serta pemasaran hasil
perkebunan;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
pascapanen, pengolahan, standardisasi, penerapan standar mutu,
dan pembinaan usaha, serta pemasaran hasil perkebunan;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
pascapanen, pengolahan, standardisasi, penerapan standar mutu,
dan pembinaan usaha, serta pemasaran hasil perkebunan;
6) Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta penerapan
standar mutu di bidang perkebunan; dan
7) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan.
Susunan organisai Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan terdiri dari 4 (empat) Unit Eselon III yaitu : (1) Sub
Direktorat Pascapanen (2) Sub Direktorat Pengolahan (3) Sub
Direktorat Pemasaran Hasil (4) Sub Direktorat Standardisasi Mutu dan
Pembinaan Usaha. Serta Kelompok Jabatan Fungsional.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 4
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut maka tugas dan
fungsi dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut :
1) Subdirektorat Pascapanen mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang peningkatan pascapanen perkebunan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Pascapanen
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penerapan teknologi
dan penyediaan sarana pascapanen hasil perkebunan;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penerapan teknologi
dan penyediaan sarana pascapanen hasil perkebunan;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penerapan teknologi dan penyediaan sarana pascapanen
perkebunan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penerapan
teknologi dan penyediaan sarana pascapanen perkebunan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
penerapan teknologi dan penyediaan sarana pascapanen
perkebunan.
2) Subdirektorat Pengolahan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang peningkatan pengolahan perkebunan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Pengolahan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 5
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penerapan teknologi
dan penyediaan sarana pengolahan hasil perkebunan;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penerapan teknologi
dan penyediaan sarana pengolahan hasil perkebunan;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penerapan teknologi dan penyediaan sarana pengolahan
perkebunan
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penerapan
teknologi dan penyediaan sarana pengolahan perkebunan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
penerapan teknologi dan penyediaan sarana pengolahan
perkebunan.
3) Subdirektorat Pemasaran Hasil mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang peningkatan pemasaran hasil
perkebunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat
Pemasaran Hasil menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan
pemasaran domestik dan pemasaran internasional hasil
perkebunan;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
pemasaran
c. domestik dan pemasaran internasional hasil perkebunan;
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 6
d. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang peningkatan pemasaran domestik dan pemasaran
internasional hasil perkebunan;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
pemasaran domestik dan pemasaran internasional hasil
perkebunan; dan
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
peningkatan pemasaran domestik dan pemasaran internasional
hasil perkebunan.
4) Subdirektorat Standardisasi Mutu dan Pembinaan Usaha mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis, evaluasi, dan koordinasi di
bidang perumusan dan harmonisasi standar, penerapan standar
mutu perkebunan serta pembinaan usaha. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, Subdirektorat Standardisasi Mutu dan Pembinaan
Usaha menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang standardisasi dan
penerapan standar mutu hasil perkebunan, serta pembinaan
usaha perkebunan berkelanjutan;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi dan
penerapan standar mutu hasilperkebunan, serta pembinaan
usaha perkebunan berkelanjutan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pembinaanusaha perkebunan berkelanjutan;
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 7
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
standardisasi dan penerapan standar mutu hasil perkebunan,
serta pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan; dan
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
standardisasi dan penerapan standar mutu hasil perkebunan,
serta pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan; dan
f. penyiapan koordinasi perumusan dan harmonisasi standar serta
penerapan standar mutu di bidang perkebunan.
5) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat
memyurat, serta kearsipan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan
6) Kelompok Jabatan Fungsional yang ada di Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil terdiri atas jabatan fungsional Pengawas Mutu
Hasil Pertanian dan Analisis Pasar Hasil Pertanian masing-masing
dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan. Kelompok
Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peratutan
perundang-undangan.
Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 8
1.3. Aspek Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan
Selain mengacu kepada strategi Direktorat Jenderal Perkebunan,
penetapan strategi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan juga mempertimbangkan faktor-faktor internal dan
eksternal yang sangat mempengaruhi kinerja organisasi lingkup
Direktorat Pengolahann dan Pemasaran Hasil Perkebunan. Untuk
menetapkan strategi tersebut diperlukan pencermatan lingkungan
strategis baik internal maupun eksternal. Pencermatan faktor
lingkungan dibagi 2 yaitu : (1) Pencermatan lingkungan internal
dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan organisasi, (2) Pencermatan lingkungan eksternal dilakukan
untuk memperoleh informasi mengenai peluang dan ancaman. Adapun
strategi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan antara
lain:
a) Pengembangan pascapanen, pengolahan, pemasaran, kemitraan dan
kewirausahaan hasil perkebunan;
b) Penerapan sistem jaminan mutu yang mengacu kepada standar mutu
produk sehingga produk dapat diterima di pasar;
c) Pengembangan agroindustri berbasis tanaman perkebunan;
d) Pengembangan akses pasar domestik maupun internasional melalui
pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha, sistem pelayanan
informasi pasar, advokasi produk perkebunan, negosiasi, diplomasi
dan market inteligen;
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 9
e) Memperkuat promosi produk nusantara baik di dalam maupun diluar
negeri;
f) Memperkuat kelembagaan dan sistem pelayanan informasi pasar
produk perkebunan serta jaringan pasar produk perkebunan dari
sentra produksi hingga ke sentra konsumen sehingga kestabilan
pasokan dan harga terjaga;
g) Pengembangan sistem sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan
Indonesia;
h) Penyiapan sistem database perizinan perusahaan perkebunan;
i) Penyiapan regulasi sebagai acuan dalam perizinan dan pengelolaan
usaha perkebunan berkelanjutan;
j) Meningkatkan kampanye positif produk-produk perkebunan di luar
negeri;
k) Membuka target pasar baru;
l) Memperkuat market intelligent.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 10
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2015-2019
Dalam menyusun Laporan Kinerja Tahun 2018, Rencana Strategis
(Renstra) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Tahun 2015-2019 disusun sebagai panduan dan pedoman dalam
merumuskan perencanaan kegiatan Dukungan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan meliputi pengembangan pascapanen
komoditas perkebunan, pengembangan pengolahan hasil perkebunan,
pengembangan pemasaran hasil perkebunan, pembinaan usaha
perkebunan, pembinaan penerapan standar dan sistem manajemen
mutu keamanan pangan bagi pelaku usaha perkebunan, dan fasilitasi
teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan serta
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Direktur Jenderal Perkebunan.
2.1.1. Visi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Tahun 2015-2019
Dalam rangka mendukung visi pembangunan perkebunan tahun 2015-
2019 dari aspek pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan maka visi
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan adalah
”Profesional dalam mengupayakan peningkatan penanganan
pascapanen, pengolahan, standar mutu dan bimbingan usaha
perkebunan berkelanjutan”.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 11
2.1.2. Misi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
Mengacu pada salah satu Misi Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu
”Mengupayakan penanganan pascapanen, pengolahan, pemasaran dan
standardisasi mutu serta pembinaan usaha”, maka misi Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan ditetapkan sebagai
berikut:
1. Mendorong pertumbuhan surplus neraca perdagangan sub sektor
perkebunan;
2. Mendorong penerapan sistem jaminan mutu dan pengawasan
keamanan pangan dalam mendukung usaha agribisnis terpadu;
3. Mendorong tumbuh kembangnya agribisnis yang berdaya saing dan
berkelanjutan melalui penguatan kelembagaan usaha, penerapan
teknologi tepat guna, kemitraan dan peningkatan investasi
pertanian;
4. Mengembangkan pemasaran produk perkebunan dalam negeri
melalui penguatan sistem, infrastruktur pemasaran dan promosi
5. Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan yang professional dan berintegritas
tinggi;
6. Memfasilitasi peningkatan penerapan teknologi pascapanen dan
pengolahan hasil perkebunan;
7. Memfasilitasi peningkatan pengembangan pemasaran hasil
perkebunan baik domestik maupun internasional;
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 12
8. Memfasilitasi peningkatan penanganan pemasaran hasil
perkebunan;
9. Memfasilitasi peningkatan penanganan standardisasi mutu hasil
perkebunan;
10. Memfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan usaha
perkebunan berkelanjutan;
11. Memfasilitasi penyiapan regulasi sebagai acuan dalam perizinan
dan pengelolaan usaha perkebunan berkelanjutan
2.1.3. Tujuan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2015 - 2019
Untuk dapat mendukung pencapaian tujuan Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2015-2019 sebagaimana telah ditetapkan dalam
Renstra Ditjen Perkebunan tahun 2015-2019 edisi, maka konstribusi
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dalam
meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas perkebunan
berkelanjutan sebagai berikut:
1. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil perkebunan;
2. Meningkatkan pemasaran hasil perkebunan;
3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
perkebunan;
4. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari sub sektor
perkebunan;
5. Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan penyediaan
bahan baku industri dalam negeri;
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 13
6. Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran
sub sektor perkebunan sebagai penyediaan bahan bakar nabati;
7. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan
perkebunan berkelanjutan serta mendorong pengembangan
wilayah;
8. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia perkebunan;
9. Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia
lapangan kerja;
10. Meningkatkan pelayanan organsisasi yang berkualitas.
2.1.4. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-
2019
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang peningkatan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan.
Sasaran kegiatan dukungan pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan
untuk komoditas ekspor dan Tersedianya infrastruktur pertanian
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 14
perkebunan pascapanen dengan indikator kinerja tahun 2015-2019
(edisi revisi) adalah :
1. Rasio volume komoditas perkebunan yang memenuhi standar mutu
terhadap volume hasil pascapanen di kelompok tani binaan (%) dan
Jumlah pelaku usaha perkebunan yang memenuhi kualifikasi untuk
sertifikasi (jumlah pelaku usaha) yang menjadi tugas pokok dan
fungsi dari Subdit Standardisasi, Mutu, dan Pembinaan Usaha;
2. Rasio akses pasar ekspor komoditas perkebunan yang dimanfaatkan
terhadap akses pasar ekspor yang terbangun (komoditas/negara
tujuan) (%) dan Rasio ketersediaan informasi pasar komoditas
perkebunan terhadap informasi yang dibutuhkan (%) yangmenjadi
tugas pokok dan fungsi dari Subdit Pemasaran Hasil;
3. Volume komoditas perkebunan yang melalui proses pasca panen di
kelompok tani binaan (Ton) dan Jumlah Alat Mesin Pertanian
(Alsintan) pasca panen perkebunan yang disalurkan (alsintan) yang
menjadi tugas pokok dan fungsi dari Subdit Pascapanen;
4. Volume komoditas perkebunan yang ditangani di unit pengolahan
hasil (Ton) dan Jumlah Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pengolahan
hasil perkebunan yang disalurkan (unit) yang menjadi tugas pokok
dan fungsi dari Subdit Pengolahan Hasil Perkebunan.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 15
Target Renstra Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Tahun 2015-2019 (edisi revisi) sebagaimana pada Tabel 1.
Tabel 1. Target Renstra Tahun 2015-2019 berdasarkan Indikator Kinerja
(IKK) Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi)
No Sasaran Kegiatan Indikator Sasaran Kegiatan Target
2018 2019
1
Meningkatnya
pengolahan dan
pemasaran hasil
perkebunan untuk
komoditas ekspor
Volume Ekspor Komoditas
Unggulan Perkebunan (juta ton) 36.60 38.00
Rasio Pemenuhan Kebutuhan
Komoditas Perkebunan untuk
Industri Dalam Negeri (%)
35,00 40,00
2
Tersedianya
infrastruktur
pertanian
perkebunan
pascapanen
Rasio Pengajuan Alat Mesin
Pertanian (Alsintan)
Pascapanen dan Pengolahan
Hasil Perkebunan yang dapat
dipenuhi terhadap seluruh
Permintaan Alat Mesin
Pertanian (Alsintan)
Pascapanen dan Pengolahan
Hasil Perkebunan (%)
100,00 100,00
Rasio Permintaan dan Keluhan
(tertulis) yang Ditindaklanjuti
Terhadap Layanan
Ketatausahaan di lingkup
Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan
100,00 100,00
Rasio Laporan yang Selesai
tepat waktu terhadap total
laporan yang wajib disajikan di
lingkup Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil
Perkebunan
100,00 100,00
Sumber : Renstra Ditjenbun 2015-2019 (Edisi Revisi).
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 16
2.2. Perjanjian Kinerja
Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/penetapan kinerja antara atasan dengan
bawahan untuk mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari
sumber daya yang tersedia melalui target kinerja serta indikator
kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya berupa hasil
(Outcome) dan keluaran (Output).
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan berdasarkan target kinerja tahun 2018 yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Perjanjian Kinerja Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan ditanda tangani oleh
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dan Dirjen
Perkebunan pertama kali pada bulan Januari 2018. Dalam perjalanan
waktu, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
melakukan revisi Perjanjian Kinerja (PK) yaitu pada bulan Juni Tahun
2018, dikarenakan adanya perubahan PK seluruh eselon I lingkup
Kementerian Pertanian.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dalam kegiatan
Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan mendapatkan
alokasi anggaran dari APBN Tahun Anggaran 2018 sebesar
Rp. 94.094.176.667,-. Namun sepanjang Tahun Anggaran 2018 terjadi
refocusing sehingga alokasi anggaran menjadi sebesar
Rp. 99.812.876.000,-.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 17
Dana tersebut untuk mendukung terlaksananya keluaran (output) pada
kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu :
(1) pengembangan pascapanen komoditas perkebunan; (2)
pengembangan pengolahan hasil perkebunan; (3) pengembangan
pemasaran hasil perkebunan; (4) pembinaan penerapan standar dan
sistem manajemen mutu keamanan pangan bagi pelaku usaha
perkebunan; dan (5) fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan.
Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun
dalam Format Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2018 sebagaimana pada Lampiran 2
dan Lampiran 3.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Capaian kinerja organisasi disajikan sebagai pertanggungjawaban
pimpinan atas nama organisasi untuk setiap perjanjian kinerja sasaran
strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja dengan
menggunakan analisis yang realistis dan formal sesuai aturan yang
berlaku.
Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus
melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target
kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Pengukuran
kinerja dilakukan dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam
pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan
klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk
memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel.
Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan
membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan
menggunakan Format Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 19
dan Permentan Nomor 50/Permentan/PW.160/10/16 tentang Pedoman
Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pertanian.
Secara nasional ukuran Keberhasilan unit instansi Pemerintah bisa
diukur dengan mengunakan kriteria keberhasilan Sub Sektor tertentu.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dalam hal ini
menggunakan indikator makro dan indikator mikro serta kriteria lainnya
yang relevan dengan target yang telah di tetapkan dalam PK. Tingkat
kinerja ini, tidak bisa di klaim sebagai keberhasilan secara substantif
karena banyak pihak yang turut berperan dalam pencapaiannya. Namun
demikian Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian indikator tersebut
khususnya sub sektor perkebunan. Peran tersebut harus dilakukan
sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai fasilitator dan penggerak
pembangunan sesuai dengan kewenangannya.
Capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
pada tahun 2018 jika dihitung berdasarkan sasaran kegiatan tahun 2018
sesuai dengan Perjanjian Kinerja Direktur Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan dengan Direktur Jenderal Perkebunan dapat dilihat
pada Tabel 2 sebagai berikut :
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 20
Tabel 2. Keberhasilan Capaian Kinerja Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2018 Berdasarkan
Perjanjian Kinerja
No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Nilai
Keberhasilan
1
Meningkatnya
pengolahan dan
pemasaran hasil
perkebunan
untuk komoditas
ekspor
Volume ekspor
komoditas unggulan
perkebunan
36.600.000
Ton
40.300.175
Ton 110,11
Sangat
Berhasil
Rasio pemenuhan
kebutuhan komoditas
perkebunan untuk
industri dalam negeri
35, 00 %
77,83
222,38
Sangat
Berhasil
2 Tersedianya
infrastruktur
pertanian
perkebunan
pascapanen
Rasio pengajuan Alat
Mesin Pertanian
(Alsintan) pasca panen
dan pengolahan hasil
perkebunan yang
dapat dipenuhi
terhadap seluruh
permintaan Alat
Mesin Pertanian
(Alsintan) pasca panen
dan pengolahan hasil
perkebunan.
100,00 % 99,60 99,60 Sangat
Berhasil
Sumber : Dirat PPHBUN, 2019 (Diolah).
Berdasarkan Tabel 2 tersebut di atas, capaian keberhasilan Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil perkebunan sebagai berikut :
1. Sasaran meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan
untuk komoditas ekspor dengan indikator sebagai berikut :
a. Volume ekspor komoditas unggulan perkebunan mencapai
110,11 % dengan kategori sangat berhasil. Capaian ini dihitung
berdasarkan perbandingan antara volume ekspor komoditas
unggulan perkebunan tahun 2018 sebesar 40.300.175 ton
dibandingkan dengan target 36.600.000 ton.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 21
b. Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri
dalam negeri sebesar 77,83 % atau mencapai 222,38 % dengan
kategori sangat berhasil.
2. Capaian sasaran tersedianya infrastruktur pertanian pascapanen
terpenuhinya kebutuhan pangan strategis dengan indikator kinerja
ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) berdasarkan
kebutuhan pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan mencapai
99,60 % dengan kategori sangat berhasil. Dihitung berdasarkan
realisasi ketersediaan alsintan sebesar 252 Unit dari 253 unit yang
ditargetkan.
Capaian kinerja setiap sasaran kinerja tersebut dianalisis sesuai
PermenPAN&RB Tahun 2014 pada sub bab berikutnya.
3.2. Evaluasi dan Akuntabilitas Kinerja
Sesuai yang diamanahkan dalam PermenPAN&RB Tahun 2014, Laporan
Kinerja pelaksanaan anggaran lingkup Instansi Pemerintah diwajibkan
mengevaluasi dan menganalisis kinerja berdasarkan aspek sebagai
berikut:
1. Membandingkan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan
strategis organisasi;
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 22
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional
(jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
6. Analisis atas efesiensi penggunaan sumber daya.
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
Untuk mengukur efisiensi (E) di gunakan formula berdasarkan PMK 249
Tahun 2017, sebagai berikut :
Sedangkan untuk mengukur nilai efisiensi (NE) digunakan formula
sebagai berikut :
Dari formula tersebut berarti suatu kegiatan di katakan efisien jika
memiliki nilai efisiensi lebih besar sama dengan 50% dan jika lebih
besar dari 100% dikatakan efisien tetapi perlu penjelasan lebih lanjut
karena dianggap anomali.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 23
3.2.1. Volume Ekspor Komoditas Unggulan Perkebunan
Ekspor merupakan indikator yang paling strategis dalam pencapaian
keberhasilan pengembangan komoditas perkebunan. Hal ini disebabkan
dengan adanya ekspor berarti ada beberapa indikator keberhasilan yang
dicapai oleh institusi yaitu:
1. Terpenuhinya kebutuhan dalam negeri
2. Pemasukan Devisa negara yang mampu menopang kebutuhan
anggaran pembangunan perkebunan
3. Memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan sehingga
berdampak kepada kesejahteraan petani/pekebun.
4. Menjamin kestabilan harga komoditas perkebunan.
5. Meningkatkan promosi dagang ke luar negeri
6. Memperluas pasar bagi produk Indonesia
Evaluasi dan analisis keberhasilan meningkatnya pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan untuk komoditas ekspor dengn indikator
volume ekspor komoditas unggulan perkebunan sebagai berikut :
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 24
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja volume ekspor komoditas unggulan perkebunan Tahun
2018 adalah sebesar 40.300.175 ton atau mencapai 110,11 % dari
target 36.600.000 ton dan masuk dalam katagori Sangat Berhasil.
Pencapaian target kinerja tersebut dapat dilihat dari rasio volume
komoditas perkebunan yang memenuhi standar mutu terhadap volume
hasil pascpanen di kelompok tani binaan, jumlah pelaku usaha
perkebunan yang memenuhi kualifikasi untuk sertifikasi serta rasio
akses pasar komoditas perkebunan yang dimanfaatkan terhadap akses
pasar ekspor yang terbangun.
1. Rasio volume komoditas perkebunan yang memenuhi standar mutu
terhadap volume hasil pascapanen di kelompok tani binaan.
Mutu menjadi salah satu kriteria kunci dalam peningkatan daya
saing produk perkebunan, yang dipasarkan dalam bentuk segar
maupun olahan di pasar domestik maupun internasional.
Peningkatan mutu hasil perkebunan tidak dapat dicapai hanya
dengan mengendalikan suatu tahapan proses produksi tertentu,
tetapi perlu diupayakan dengan mengendalikan proses mulai dari
pra panen, panen, pascapanen dan pengolahan serta distribusinya
sebagai suatu rantai yang saling terkait.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan pada tahun
2018 mempunyai telah menerapkan pembinaan standar mutu untuk
komoditi Kakao, Pala, Karet dan Gula Kristal Putih (GKP) di 20
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 25
Provinsi dengan rincian kakao di 6 provinsi, Pala di 3 Provinsi, karet
di 7 Provinsi dan GKP di 20 Provinsi.
Capaian Kinerja Rasio volume komoditas perkebunan yang
memenuhi standar mutu terhadap volume hasil pascapanen di
kelompok tani binaan Tahun 2018 mencapai 66,16 % dari target
63,93 % dengan realiasi 103,5 % dengan katagori Sangat Berhasil.
2. Jumlah pelaku usaha perkebunan yang memenuhi kualifikasi untuk
sertifikasi
Tuntutan konsumen terhadap standar mutu suatu produk baik
pangan maupun non pangan sudah tidak bisa dihindarkan lagi.
Penerapan sistem jaminan mutu dan pengembangan usaha
perkebunan berkelanjutan merupakan langkah penting bagi pelaku
usaha untuk mendapatkan pengakuan formal, terkait dengan
jaminan mutu yang diwujudkan dalam bentuk sertifikat. Sertifikat
merupakan bukti penerapan sistem dan kriteria manajemen mutu
dan menjadi jaminan keberterimaan baik di pasar domestik maupun
internasional.
Permentan Nomor 11 tahun 2015 tentang sistem sertifikasi kelapa
sawit berkelanjutan (Indonesian Palm Oil Sustainable/ISPO) telah
mengubah wajah perkebunan kelapa sawit Indonesia Indonesia
menjadi efisien, berkeadilan, keberlanjutan, keterpaduan dan
kelestarian fungsi lingkungan. Pada tahun 2018 ada 111 perusahaan
yang berhasil meraih sertifkat ISPO.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 26
Selain kelapa sawit, karet merupakan komoditi andalan ekspor yang
berhasil memperoleh devisa terbesar. Mutu bahan olah karet
(bokar) menjadi isu yang krusial dalam perdagangan. Oleh karena
itu dalam upaya peningkatan mutu bokar, Kementerian Pertanian
telah mengeluarkan Permentan no 38 tahun 2008 tentang Pedoman
Pengolahan dan pemasaran Bokar. Poin penting dari Permentan
tersebut adalah dibentukya Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar
(UPPB) sebagai wahana berkumpulnya para pekebun karet dalam
mengolah dan memasarkan hasil olah karetnya. UPPB yang telah di
bentuk perlu di registrasi sebagai bukti UPPB tersebut telah
menerapkan sistem jaminan mutu bokar. Pada tahun 2018 telah
berhasil meregister UPPB sebanyak 9 UPPB.
Capaian Kinerja Jumlah pelaku usaha perkebunan yang memenuhi
kualifikasi untuk sertifikasi Tahun 2018 mencapai 120 pelaku usaha
dari target 65 pelaku usaha atau realisasi 185%, dan masuk dalam
katagori Sangat Berhasil.
3. Rasio akses pasar ekspor komoditas perkebunan yang dimanfaatkan
terhadap akses pasar ekspor yang terbangun
Tahun 2018, secara keseluruhan akses pasar ekspor yang terbangun
yaitu 4 (empat) akses pasar yaitu India, China, Pakistan, dan Uni
Eropa. Akses pasar ekspor yang terbangun tersebut dimanfaatkan
semua, sehingga rasio akses pasar ekspor komoditas perkebunan
yang dimanfaatkan terhadap akses pasar ekspor yang terbangun
mencapai 100%, dan termasuk dalam kategori Sangat Berhasil.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 27
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan
tahun lalu seperti pada Tabel 3, dan dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Volume Ekspor Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2018 terhadap tahun sebelumnya
Sumber : Dirat PPHBUN, 2019 (Diolah).
Target Real isas i % Target Real isas i %
1
Volume Ekspor
Komoditas Unggulan
Perkebunan (Ton)35,000,000 39448044 112.7 36,600,000 40,300,175 110.11 102.16 97.69
A
Ras io volume
komoditas
perkebunan yang
memenuhi standar
mutu terhadap volume
has i l pascapanen di
kelompok tani binaan
(%)
- - - 63.93 66.16 103.49 - -
B
Jumlah pelaku usaha
perkebunan yang
memenuhi kual i fikas i
untuk serti fikas i
60 - - 65 120 184.62 - -
C
Ras io akses pasar
ekspor komoditas
perkebunan yang
dimanfaatkan
terhadap akses pasar
ekspor yang terbangun
(%)
67 - - 75 100 133.33 - -
perbandingan
kinerja 2018
terhadap 2017
(%)
Kinerja
No. Indikator Kinerja
Perbandingan
capaian 2018
terhadap 2017
(%)
2017 2018
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 28
Perbandingan kinerja Volume ekspor komoditas unggulan tahun 2018
dibanding tahun 2017 sebesar 102,16 %. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan kinerja dari tahun 2017 ke tahun 2018. Perbandingan
capaian kinerja tahun 2018 terhadap 2017 sebesar 97,69 %. Hal ini
menunjukkan penurunan capaian dari tahun 2017 ke tahun 2018. Hal ini
terjadi karena ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan
volume ekspor.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi sebesar 40.300.175 ton atau
mencapai 110,11 % dari target 38.000.000 ton.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional
tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar nasional untuk
volume ekspor komoditas unggulan perkebunan
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa
volume ekspor komoditas unggulan perkebunan tahun 2018 masuk ke
dalam kategori Sangat Berhasil. Keberhasilan indikator kinerja ini
dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
1. Peran pemerintah dalam memfasilitasi promosi produk
perkebunan unggulan, sehingga meningkatkan akses pasar produk
tersebut;
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 29
2. Meningkatnya kesadaran akan peningkatan kualitas dan jaminan
mutu sesuai standar negara tujuan ekspor;
3. Adanya peningkatan pangsa pasar produk perkebunan Indonesia
di negara mitra tujuan ekspor dibandingkan dengan
kompetitornya;
4. Adanya peningkatan ekspor produk perkebunan Indonesia di
negara mitra (tujuan ekspor).
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan
anggaran) dan analisis program/kegiatan yang menunjang
keberhasilan ataupun kegagalan
Untuk mendukung kinerja pencapaian target dari sasaran kegiatan
volume ekspor komoditas unggulan perkebunan, Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan melakukan kegiatan utama Dukungan
Pengolahan dan Pemasaran melalui kegiatan : (i) pengembangan
pascapanen komoditas perkebunan; (ii) pengembangan pengolahan hasil
perkebunan; (iii) pengembangan penerapan standardisasi, mutu dan
pembinaan usaha perkebunan; (iv) pengembangan pemasaran hasil
perkebunan; dan (v) fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber
daya kegiatan pendukung dalam mencapai sasaran kegiatan dan
indikator sasaran kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan dapat dilihat seperti pada Tabel 4.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 30
Tabel 4. Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung dalam mencapai volume ekspor komoditas unggulan perkebunan Tahun 2018
Sumber : Dirat PPHBUN, 2019 (Diolah).
Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung
dalam mencapai sasaran kegiatan volume ekspor komoditas perkebunan
Tahun 2018 di atas pada tabel 5, dapat dijelaskan bahwa nilai efisiensi
kegiatan dukungan pengolahan pemasaran hasil perkebunan adalah
sebesar 71,04 %, dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut :
NO
KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI EFISIENSI
(%) KEUANGAN FISIK KEUANGAN
(%) FISIK
Rp. (000) VOL SAT Rp.(000) VOL SAT (%)
1 Pengembangan pascapanen komoditas perkebunan
31.398.411 163 KT 28.414.628 90,50 162 KT 99,39 72,36
2 Pengembangan pengolahan perkebunan
38.766.710 90 Unit 36.295.157 93,62 90 Unit 100,00 65,94
3 Pengembangan pemasaran hasil perkebunan
7.072.900 60 Keg 6.363.101 89,96 60 Keg 100,00 75,09
4 Pengembangan Penerapan Standarisasi, Mutu dan Pembinaan Usaha Perkebunan
8.950.300 84 Keg 7.739.960 86,48 84 Keg 100,00 83,81
5 Fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan
13.624.555 12 Bln 13.189.308 96,81 12 Bln 100,00 57,99
TOTAL/RATA-RATA
99.812.876
92.056.848 92,23
71,04
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 31
1. Kegiatan pengembangan pascapanen komoditas perkebunan target
163 kelompok tani terealisasi 162 kelompok tani dengan penyerapan
anggaran sebesar 90,50 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar 72,36 % (efisien). Kegiatan pengembangan pascapanen
komoditas perkebunan dilaksanakan di 27 provinsi (88 kabupaten).
Realisasi tidak mencapai target karena adanya provinsi yang
pengadaan alatnya tidak terealisasi.
2. Kegiatan pengembangan pengolahan hasil perkebunan target 90 unit
terealisasi 90 unit dengan penyerapan anggaran sebesar 93,62 % dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 65,94 % (efisien).
Kegiatan pengembangan pengolahan hasil perkebunan dilaksanakan
di 27 provinsi (61 kabupaten).
3. Kegiatan pemasaran hasil perkebunan target 60 kegiatan terealisasi
60 kegiatan dengan penyerapan anggaran sebesar 89,96 % dari pagu
anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 75,09 % (efisien). Kegiatan
pengembangan pemasaran hasil perkebunan dilaksanakan di 31
provinsi.
4. Kegiatan Pengembangan Penerapan Standarisasi, Mutu dan
Pembinaan Usaha Perkebunan target 84 kegiatan terealisasi 84
kegiatan dengan penyerapan anggaran sebesar 86,48 % dari pagu
anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 83,81 % (efisien). Kegiatan
Pengembangan Penerapan Standarisasi, Mutu dan Pembinaan Usaha
Perkebunan dilaksanakan di 23 provinsi.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 32
5. Kegiatan fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan target 12 bulan terealisasi 12 bulan dengan penyerapan
anggaran sebesar 96,81 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar 57,99 % (efisien). Kegiatan fasilitasi teknis dukungan
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan terdiri dari 34 kegiatan
yang dilaksanakan di pusat.
Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung
dalam mencapai sasaran kegiatan volume ekspor komoditas perkebunan
Tahun 2018 secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.2.2. Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk
industri dalam negeri
Salah satu indikator dari peningkatan pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan untuk komoditas ekspor adalah tercapainya target rasio
pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam
negeri yang akan menghasilkan produk olahan yang selain untuk
konsumsi dalam negeri, dapat juga diekspor ke luar negeri.
Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja dari rasio pemenuhan kebutuhan
komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri yang akan
menghasilkan produk olahan yang selain untuk konsumsi dalam negeri
tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 5.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 33
Tabel 5. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Rasio Pemenuhan Kebutuhan Komoditas Perkebunan Untuk Industri Dalam Negeri Tahun 2018
TahunKebutuhan (Ton) Pemenuhan (Ton) Pemenuhan (%) Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) Realisasi Capaian
2015 - - - - - - - -
2016 61.505.654 38.689.930 62,90 - 62,90 - 123,73 -
2017 61.515.470 44.982.169 73,12 30,00 73,12 243,74 106,44 91,23
2018 61.451.670 47.829.732 77,83 35,00 77,83 222,38 100,00 100,00
2019 - - - 40,00 - - 194,58 -
IK-2
Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas perkebunan
2018 Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dan 2019(%)Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri
sumber : Dirat PPHBUN, 2019 (Diolah).
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan
untuk industri dalam negeri mencapai 77,83 % atau mencapai 222,38 %
dari target 35 % dan masuk dalam katagori Sangat Berhasil.
Pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam
negeri dipengaruhi volume komoditas perkebunan yang melalui proses
pascapanen di Kelompok Tani Binaan, volume komoditas perkebunan
yang ditangani di unit pengolahan hasil, ketersediaan informasi pasar
komoditas perkebunan.
1. Volume komoditas perkebunan yang melalui proses pascapanen di
Kelompok Tani Binaan.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 34
Target volume komoditas perkebunan yang melalui proses
pascapanen di Kelompok Tani Binaan sebanyak 24.830 ton. Capaian
untuk komoditas kakao, kopi, pala, lada, cengkeh, karet dan kelapa
sebanyak 20.631 ton. Capaian ini sebanyak 88 %, dan termasuk
dalam kategori Sangat Berhasil.
2. Volume komoditas perkebunan yang ditangani di unit pengolahan
hasil.
Bantuan alat pengolahan hasil perkebunan difokuskan pada
peningkatan nilai tambah yang dinikmati oleh petani melalui
pengembangan agroindustri pedesaan. Industri pengolahan primer
ini merupakan industri mengolah bahan baku dari produk segar
menjadi produk olahan awal atau produk bahan baku industri
lanjutan.
Target volume komoditas perkebunan yang ditangani di unit
pengolahan hasil sebesar 3.978 ton, dan capaian sebanyak produksi
olahan 3.597,6 ton atau 90,44 % dan termasuk kategori sangat
berhasil.
3. Rasio ketersediaan informasi pasar komoditas perkebunan terhadap
informasi yang dibutuhkan.
Pengembangan informasi pasar komoditas perkebunan merupakan
salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung
kebijakan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 35
perkebunan berkelanjutan Direktorat Jenderal Perkebunan.
Tingginya kebutuhan dan tuntutan akan informasi pasar
pertanian/perkebunan yang meliputi harga, produksi dan jumlah
permintaan produk oleh pelaku agribisnis mulai dari tingkat petani
sampai konsumen secara cepat, tepat, akurat, lengkap dan dapat
dipertanggungjawabkan membutuhkan sistem jaringan informasi
pasar yang memadai. Pentingnya informasi pasar khususnya harga
komoditi unggulan, menuntut pemerintah pusat dan daerah bekerja
keras untuk membangun jaringan informasi pasar melalui pelayanan
informasi pasar
Rasio ketersediaan informasi pasar komoditas perkebunan terhadap
informasi yang dibutuhkan pada tahun 2018 ditargetkan sebanyak
109 informasi atau sebesar 43% dari target total 251 informasi.
Realisasi ketersediaan informasi pasar komoditas perkebunan pada
tahun 2018 adalah sebanyak 122 informasi atau sebesar 48,6%.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
Berdasarkan Tabel 5, diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja
serta capaian kinerja pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan
untuk industri dalam negeri tahun 2018 yaitu:
1. Realisasi kinerja tahun 2018 dibandingkan dengan Tahun 2017
adalah sebesar 106,44 % dan Capaian kinerja tahun 2018
dibandingkan dengan Tahun 2017 adalah sebesar 91,23 %;
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 36
2. Realisasi kinerja tahun 2018 dibandingkan dengan Tahun 2016
adalah sebesar 123,73 %.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi berdasarkan tabel 5 adalah
sebesar 194,58 % dari target 40 %.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional
tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar nasional untuk
rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk
industri dalam negeri
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa rasio
pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam
negeri tahun 2018 masuk ke dalam kategori sangat berhasil.
Keberhasilan indikator kinerja ini dipengaruhi oleh beberapa hal
sebagai berikut :
1. Meningkatnya produksi perkebunan;
2. Meningkatnya kualitas bahan baku yang dihasilkan petani yang
difasilitasi dan dibina oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sehingga
dapat meningkatkan volume ketersediaan bahan baku untuk industri
dalam negeri.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 37
Perhitungan rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk
industri dalam negeri dapat dilihat pada Lampiran 5.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan
anggaran) dan analisis program/kegiatan yang menunjang
keberhasilan ataupun kegagalan
Untuk mendukung kinerja pencapaian target dari sasaran kegiatan rasio
pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam
negeri, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
melakukan kegiatan utama Dukungan Pengolahan dan Pemasaran
melalui kegiatan : (i) pengembangan pascapanen komoditas
perkebunan; (ii) pengembangan pengolahan hasil perkebunan; (iii)
pengembangan penerapan standardisasi, mutu dan pembinaan usaha
perkebunan; (iv) pengembangan pemasaran hasil perkebunan.
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya kegiatan pendukung
dalam mencapai sasaran kegiatan rasio pemenuhan kebutuhan
komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri dapat dilihat seperti
pada Tabel 6.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 38
Tabel 6. Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung dalam mencapai sasaran kegiatan rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri Tahun 2018
Sumber : Dirat PPHBUN, 2019 (Diolah).
Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung
dalam mencapai sasaran kegiatan rasio pemenuhan kebutuhan
komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri Tahun 2018 di atas
pada tabel 6, dapat dijelaskan bahwa nilai efisiensi kegiatan dukungan
pengolahan pemasaran hasil perkebunan adalah sebesar 74,30 %,
dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan pengembangan pascapanen komoditas perkebunan target
163 kelompok tani terealisasi 162 kelompok tani dengan penyerapan
anggaran sebesar 90,50 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
NO
KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI EFISIENSI
(%) KEUANGAN FISIK KEUANGAN
(%) FISIK
Rp. (000) VOL SAT Rp.(000) VOL SAT (%)
1 Pengembangan pascapanen komoditas perkebunan
31.398.411 163 KT 28.414.628 90,50 162 KT 99,39 72,36
2 Pengembangan pengolahan perkebunan
38.766.710 90 Unit 36.295.157 93,62 90 Unit 100,00 65,94
3 Pengembangan pemasaran hasil perkebunan
7.072.900 60 Keg 6.363.101 89,96 60 Keg 100,00 75,09
4 Pengembangan Penerapan Standarisasi, Mutu dan Pembinaan Usaha Perkebunan
8.950.300 84 Keg 7.739.960 86,48 84 Keg 100,00 83,81
TOTAL/RATA-RATA
86.188.321
78.812.848 91,44
74,30
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 39
sebesar 72,36 % (efisien). Kegiatan pengembangan pascapanen
komoditas perkebunan dilaksanakan di 27 provinsi (88 kabupaten).
Realisasi tidak mencapai target karena adanya provinsi yang
pengadaan alatnya tidak terealisasi.
2. Kegiatan pengembangan pengolahan hasil perkebunan target 90 unit
terealisasi 90 unit dengan penyerapan anggaran sebesar 93,62 % dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 65,94 % (efisien).
Kegiatan pengembangan pengolahan hasil perkebunan dilaksanakan
di 27 provinsi (61 kabupaten).
3. Kegiatan pemasaran hasil perkebunan target 60 kegiatan terealisasi
60 kegiatan dengan penyerapan anggaran sebesar 89,96 % dari pagu
anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 75,09 % (efisien). Kegiatan
pengembangan pemasaran hasil perkebunan dilaksanakan di 31
provinsi.
4. Kegiatan Pengembangan Penerapan Standarisasi, Mutu dan
Pembinaan Usaha Perkebunan target 84 kegiatan terealisasi 84
kegiatan dengan penyerapan anggaran sebesar 86,48 % dari pagu
anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 83,81 % (efisien). Kegiatan
Pengembangan Penerapan Standarisasi, Mutu dan Pembinaan Usaha
Perkebunan dilaksanakan di 23 provinsi.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 40
Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung
dalam mencapai sasaran kegiatan rasio pemenuhan kebutuhan
komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri Tahun 2018 secara
rinci dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.2.3. Rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen
dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat dipenuhi
terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)
pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan.
Salah satu sasaran kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
adalah tersedianya infrastruktur perkebunan pascapanen dan
pengolahan, dengan indikator kinerja berupa rasio pengajuan alat dan
mesin pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat
dipenuhi terhadap seluruh permintan alsin pascapanen dan pengolahan
hasil perkebunan.
Dalam perhitungan kinerja ini, permintaan alsin pascapanen dan
pengolahan diasumsikan jumlah alsin yang difasilitasi dari dana Tugas
Pembantuan. Asumsi ini didasarkan atas ketersediaan dana dan
ketepatan penerima fasilitasi.
Realisasi Kinerja dan Capaian kinerja Rasio pengajuan Alat Mesin
Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan yang
dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 41
(Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan Tahun 2018
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Realisasi Kinerja dan Capaian kinerja Rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan Tahun 2018
Tahun
Kebutuhan
(unit)
Ketersediaan
(unit)Pemenuhan (%) Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) Realisasi Capaian
2015 298 298 100,00 298 298 100,00 84,56 99,60
2016 192 192 100,00 192 192 100,00 131,25 99,60
2017 301 300 99,67 301 300 99,67 84,00 99,94
2018 253 252 99,60 253 252 99,60 100,00 100,00
2019 255 - - 255 - - 98,82 -
IK-3
Tersedianya infrastruktur pertanian perkebunan pasca panen
Rasio ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) berdasarkan kebutuhan (pasca
panen perkebunan)
2018 Dibandingkan dengan
tahun sebelumnya dan
2019(%)
Sumber : Dirat PPHBUN, 2019 (Diolah).
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca
panen dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap
seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan
pengolahan hasil perkebunan Tahun 2018 mencapai 99,60 % dari target
100,00 % dan masuk dalam katagori Berhasil.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 42
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja dan
capaian kinerja Tahun 2018 yaitu:
1. Realisasi kinerja tahun 2018 dibandingkan dengan Tahun 2017
adalah sebesar 84,00 % dan Capaian kinerja tahun 2018
dibandingkan dengan Tahun 2017 adalah sebesar 99,94 %;
2. Realisasi kinerja tahun 2018 dibandingkan dengan Tahun 2016
adalah sebesar 131,25 % dan Capaian kinerja tahun 2018
dibandingkan dengan Tahun 2017 adalah sebesar 99,60 %;
3. Realisasi kinerja tahun 2018 dibandingkan dengan Tahun 2015
adalah sebesar 84,56 % dan Capaian kinerja tahun 2018
dibandingkan dengan Tahun 2017 adalah sebesar 99,60 %.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi berdasarkan Tabel 7 adalah
sebesar 98,82 % dari target 100,00 %.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional
tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar nasional untuk
pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan
pengolahan hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 43
seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen
dan pengolahan hasil perkebunan
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa rasio
pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan
hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan
Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil
perkebunan Tahun 2018 masuk dalam kategori Berhasil. Capaian
indikator kinerja ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
1. Bantuan alat mesin pertanian yang diberikan berdasarkan peta
kawasan komoditas;
2. Bantuan alat mesin pertanian yang diberikan sesuai dengan
permintaan/pengajuan proposal dari provinsi/kabupaten;
3. Kelompok tani sasaran yang ditetapkan sebagai penerima alat mesin
pertanian dan bangunan adalah kelompok tani yang sudah terbentuk
(bukan kelompok tani yang baru)
4. Adanya pembinaan terhadap petugas dinas provinsi/kabupaten serta
pelaku usaha melalui bimbingan teknis
5. Adanya perencanaan yang tepat dan matang sehingga kegiatan dapat
dilaksanakan secara baik dan tepat waktu;
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 44
6. Makin meningkatnya minat pekebun untuk memahami penanganan
pascapanen komoditas perkebunan dan pengolahan hasil
perkebunan;
7. Koordinasi yang optimal dan terencana antara satker provinsi dan
kabupaten sehingga kegiatan bisa terlaksana dengan baik;
8. Adanya SDM yang handal dalam penguasaan teknologi yang
memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan
Permasalahan yang dihadapi dalam pemenuhan antara lain:
1. Pelaksanaan kegiatan atau penggunaan anggaran yang tidak
mengikuti ROPAK sehingga proses pengadaan tidak dapat dilaksaan.
2. Gagal lelang pengadaan alsintan, karena tidak ada calon penyedia
yang memenuhi persyaratan tender.
3. Keterbatasan anggaran yang dialokasikan dalam kegiatan fasilitasi
alsin pascapanen dan pengolahan.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan
anggaran) dan analisis program/kegiatan yang menunjang
keberhasilan ataupun kegagalan
Untuk mendukung kinerja pencapaian target dari sasaran kegiatan rasio
pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan
hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan
Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil
perkebunan Tahun 2018, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 45
Perkebunan melakukan kegiatan utama Dukungan Pengolahan dan
Pemasaran melalui kegiatan : (i) pengembangan pascapanen komoditas
perkebunan; (ii) pengembangan pengolahan hasil perkebunan.
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya kegiatan pendukung
dalam mencapai sasaran rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian
(Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat
dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)
pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan Tahun 2018 dapat dilihat
seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung dalam mencapai sasaran kegiatan dan indikator sasaran kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2018
Sumber : Dirat PPHBUN, 2019 (Diolah).
Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung
dalam mencapai sasaran kegiatan rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian
(Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat
dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)
pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan Tahun 2018 di atas pada
NO
KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI EFISIENSI
(%) KEUANGAN FISIK KEUANGAN
(%) FISIK
Rp. (000) VOL SAT Rp.(000) VOL SAT (%)
1 Pengembangan pascapanen komoditas perkebunan
31.398.411 163 KT 28.414.628 90,50 162 KT 99,39 72,36
2 Pengembangan pengolahan perkebunan
38.766.710 90 Unit 36.295.157 93,62 90 Unit 100,00 65,94
TOTAL/RATA-RATA
70.165.121
64.709.786 92,23
69,15
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 46
tabel 8, dapat dijelaskan bahwa nilai efisiensi kegiatan dukungan
pengolahan pemasaran hasil perkebunan adalah sebesar 69,15 %,
dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan pengembangan pascapanen komoditas perkebunan target
163 kelompok tani terealisasi 162 kelompok tani dengan penyerapan
anggaran sebesar 90,50 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar 72,36 % (efisien). Kegiatan pengembangan pascapanen
komoditas perkebunan dilaksanakan di 27 provinsi (88 kabupaten).
Realisasi tidak mencapai target karena adanya provinsi yang
pengadaan alatnya tidak.
2. Kegiatan pengembangan pengolahan hasil perkebunan target 90 unit
terealisasi 90 unit dengan penyerapan anggaran sebesar 93,62 % dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 65,94 % (efisien).
Kegiatan pengembangan pengolahan hasil perkebunan dilaksanakan
di 27 provinsi (61 kabupaten).
Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung
dalam mencapai sasaran kegiatan rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian
(Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat
dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)
pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan Tahun 2018 secara rinci
dapat dilihat pada Lampiran 6.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 47
3.3. Realisasi Anggaran
Pada tahun 2018 Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan mendapat alokasi awal anggaran sebesar
Rp. 94.094.176.667-. Dalam perjalanan Tahun Anggaran 2018 terjadi
refocusing sehingga total anggaran untuk kegiatan Dukungan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2018
menjadi sebesar Rp. 99.812.876.000,-
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan kegiatan Dukungan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan pada tahun 2018 sebesar
Rp. 92.056.848.024,- dari total pagu anggaran setelah refocusing
sebesar Rp. 99.812.876.000,- atau mencapai 92,23 % dengan realisasi
fisik sebesar mencapai 99,88 %.
Rincian realisasi anggaran keuangan dan fisik kegiatan Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2018
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Realisasi Anggaran Keuangan dan Fisik Kegiatan Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun
Anggaran 2018
No. Kegiatan Target Realisasi
OUTPUT/
FISIK
(Rp.000) (Rp.000) (%) (%)
Dukungan
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Perkebunan
99.812.876 92.056.848 92,23 99,88
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 48
No. Kegiatan Target Realisasi
OUTPUT/
FISIK
(Rp.000) (Rp.000) (%) (%)
1 Pengembangan
Pascapanen
Komoditas
Perkebunan
31.398.411 28.414.628 90,50 99,39
2 Pengembangan
Pengolahan Hasil
Perkebunan
38.766.710 36.295.157 93,62 100,00
3 Pengembangan
Pemasaran Hasil
Perkebunan
7.072.900 6.363.101 89,96 100,00
4 Pengembangan
Penerapan
Standarisasi, Mutu
dan Pembinaan Usaha
Perkebunan
8.950.300 7.739.960 86,48 100,00
5 Fasilitasi Teknis
Dukungan Pengolahan
Dan Pemasaran Hasil
Perkebunan
13.624.555 13.189.308 96,81 100,00
Sumber : Dirat PPHBUN, 2019 (Diolah).
Berdasarkan Tabel 9 di atas, realisasi keuangan dan fisik kegiatan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2018
secara rinci sebagai berikut :
1) Pengembangan pascapanen komoditas perkebunan dari pagu
anggaran Rp. 31.398.411.000,- terealisasi Rp. 28.414.628.753,-
dengan capaian fisik 99,39 %.
2) Pengembangan pengolahan hasil perkebunan dari pagu anggaran
Rp. 38.766.710.000,- terealisasi Rp. 36.295.157.453,- dengan
capaian fisik 100,00 %.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 49
3) Pengembangan pemasaran hasil perkebunan dari pagu anggaran
Rp. 7.072.900.000,- teralisasi Rp. 6.363.101.658,- dengan capaian
fisik 100,00 %.
4) Pembinaan penerapan standar dan sistem manajemen mutu
keamanan pangan bagi pelaku usaha perkebunan dari pagu
anggaran Rp. 8.950.300.000,- terealisasi Rp. 7.739.960.316,-
dengan capaian fisik 100,00 %.
5) Fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan dari pagu anggaran Rp. 13.624.555.000,- terealisasi
Rp. 13.189.308.283,- dengan capaian fisik 100,00 %.
Untuk realisasi fisik rata-rata semua kegiatan mencapai 100,00 %.
Hanya satu kegiatan yang dibawah 100,00 % yaitu pada kegiatan
pengembangan pascapanen komoditas perkebunan yaitu sebesar 99,39
%. Hal ini dikarenakan adanya provinsi yang pengadaan alatnya tidak
terealisasi.
Realisasi anggaran kegiatan Pusat maupun Daerah untuk kegiatan
Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Perkebunan
tidak mencapai 100,00 % disebabkan oleh adanya optimalisasi efisiensi
pada beberapa kegiatan serta adanya beberapa kegiatan yang tidak
dilaksanakan.
Untuk mengetahui secara rinci realisasi serapan anggaran Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2018 disajikan pada
Lampiran 7.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 50
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2018 merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban
pada tahun kedua periode pembangunan perkebunan tahun 2015-2019.
Hal ini merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program kerja
Direktorat Jenderal Perkebunan yang dituangkan dalam Rencana
Strategis (Renstra) pembangunan perkebunan dan Renstra Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan tahun 2015-2019.
Kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2015-2019 yang menjadi
tanggung jawab Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan adalah Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan yang dimaksudkan untuk mendukung program
“Peningkatan Produksi, Produktivitas Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan”. Sasaran strategis Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan tahun 2018 yaitu (i) meningkatnya
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan untuk komoditas ekspor;
(ii) tersedianya infrastruktur pertanian perkebunan pascapanen.
Adapun indikator kinerja dari sasaran strategis yaitu (i) volume ekspor
komoditas unggulan perkebunan; (ii) rasio pemenuhan kebutuhan
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 51
komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri; dan (iii) rasio
pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan
hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan
Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil
perkebunan.
Fokus kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
yaitu (1) pengembangan pascapanen komoditas perkebunan, (2)
pengembangan pengolahan hasil perkebunan, (3) pengembangan
pemasaran hasil perkebunan, (4) pembinaan penerapan standar dan
sistem manajemen mutu keamanan pangan bagi pelaku usaha
perkebunan, dan (5) fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan.
Hasil capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan pada tahun 2018 jika dihitung berdasarkan sasaran kegiatan
tahun 2018 sesuai dengan Perjanjian Kinerja yaitu (i) volume ekspor
komoditas unggulan perkebunan mencapai mencapai 40.300.175 ton
atau 110,11 % dari target 36.600.000 ton dengan kategori Sangat
Berhasil; (ii) rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk
industri dalam negeri adalah sebesar 77,83 % atau mencapai 222,38 %
dari target 35 % dengan kategori Sangat Berhasil; dan (iii) rasio
pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan
hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan
Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil
perkebunan mencapai 99,60 % dari target 100,00 % dengan kategori
Sangat Berhasil.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 52
Hasil realisasi kinerja dan capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan tahun 2018 dibanding tahun 2017 adalah
(i) volume ekspor komoditas unggulan perkebunan sebesar 101,60 % dan
97,20 %; (ii) rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk
industri dalam negeri sebesar 106,44 % dan 91,23 %; (iii) rasio
pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan
hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan
Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil
perkebunan sebesar 84,00 % dan 99,94 %.
Pada tahun 2018 Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan mendapat alokasi awal anggaran sebesar
Rp. 94.094.176.667-. Dalam perjalanan Tahun Anggaran 2018 terjadi
refocusing sehingga total anggaran untuk kegiatan Dukungan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2018
menjadi sebesar Rp. 99.812.876.000,-
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan kegiatan Dukungan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan pada tahun 2018 sebesar
Rp. 92.056.848.024,- dari total pagu anggaran setelah refocusing
sebesar Rp. 99.812.876.000,- atau mencapai 92,23 % dengan realisasi
fisik sebesar mencapai 99,88 %. Anggaran tersebut digunakan untuk
melaksanakan 5 (lima) kegiatan dukungan pengolahan dan pemasaran
hasil perkebunan yang dilaksanakan di Daerah dan Pusat. Capaian
kinerja fisik dan keuangan pada 5 (lima) kegiatan Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu :
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 53
1) Pengembangan pascapanen komoditas perkebunan mencapai
99,39 % dengan serapan keuangan sebesar Rp. 28.414.628.753,-
atau 90,50 % dari pagu anggaran setelah refocusing.
2) Pengembangan pengolahan hasil mencapai 100,00 % dengan
serapan keungan sebesar Rp. 36.295.157.453,- atau 93,62 % dari
pagu anggaran setelah refocusing.
3) Pengembangan pemasaran hasil perkebunan mencapai 100,00 %
dengan serapan keuangan sebesar Rp. 6.363.101.658,- atau
89,96 % dari pagu anggaran setelah refocusing.
4) Pembinaan penerapan standar dan sistem manajemen mutu
keamanan pangan bagi pelaku usaha perkebunan mencapai
100,00 % dengan serapan keuangan sebesar Rp. 7.739.960.316,-
atau 86,48 % dari pagu anggaran setelah refocusing.
5) Fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan mencapai 100,00 % dengan serapan keuangan sebesar
Rp. 13.189.308.283,- atau 96,81 % dari pagu anggaran setelah
refocusing.
Hasil realisasi kinerja terhadap kegiatan utama Dukungan Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu (i) pengembangan pascapanen
komoditas perkebunan terealisasi 162 kelompok tani atau mencapai
99,39 % dari target 163 kelompok tani (KT) dengan nilai efisiensi
sebesar 72,36 %; (ii) pengembangan pengolahan hasil perkebunan
terealisasi 91 unit atau mencapai 100,00 % dari target 90 unit dengan
nilai efisiensi sebesar 65,94 % ; (iii) pengembangan penerapan
standardisasi, mutu dan pembinaan usaha perkebunan terealisasi 84
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 54
kegiatan atau mencapai 100,00 % dari target 84 kegiatan dengan nilai
efisiensi sebesar 83,81 % ; (iv) pengembangan pemasaran hasil
perkebunan terealisasi 60 kegiatan atau mencapai 100,00 % dari target
60 kegiatan dengan nilai efisiensi sebesar 75,09 %; dan (v) fasilitasi
teknis dukungan pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan terealisasi 12 bulan atau mencapai 100,00 % dari target 12
bulan.
Permasalahan yang mengakibatkan tidak tercapainya target pada
kegiatan pengembangan pascapanen hasil perkebunan yaitu adanya
provinsi yang pengadaan alatnya tidak terealisasi.
4.2. Permasalahan Umum Realisasi Anggaran Tahun 2018
Agar capaian sasaran kinerja pada tahun berikutnya dapat ditingkatkan,
maka perencanaan kegiatan pada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan mengacu pada Tugas dan Fungsi (Tusi) dan fokus
kegiatan yang tertera di dalam RENSTRA Direktorat Jenderal
Perkebunan dan RENSTRA Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan.
Beberapa permasalahan yang dihadapi Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan dalam pencapaian kinerja kegiatan tahun
2018 sebagai berikut :
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 55
1. Belum optimalnya pemanfaatan bantuan peralatan pascapanen dan
pengolahan, yang pada umumnya dipengaruhi oleh tidak adanya
jaminan harga di tingkat petani;
2. Masih lemahnya kelembagaan pekebun;
3. Kemitraan poktan/gapoktan dengan pelaku usaha perkebunan
masih terbatas;
4. Ketersediaan sarana pascapanen dan pengolahan yang masih
terbatas;
5. Kurangnya kemampuan kelompok tani dalam penanganan
pascapanen, pengolahan, mutu dan penguasaan teknologi;
6. Terjadinya reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi
perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada
kurang optimalnya manajemen pelaksanaan kegiatan;
7. Pelaksanaan kegiatan atau penggunaan anggaran di Satker yang
mendapatkan penambahan anggaran tidak dilaksanakan sesuai
dengn target waktu yang telah ditentukan;
8. Pelaksanaan kegiatan atau penggunaan anggaran yang tidak
mengikuti ROPAK;
9. Keraguan pelaksanaan kegiatan di satker karena adanya isu revisi
POK/DIPA dan pemotongan anggaran;
10. Pimpinan, penanggungjawab dan petugas/pelaksana kegiatan
belum sepenuhnya memahami Pedoman Teknis dan Pedoman-
Pedoman lainnya.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 56
Berdasarkan permasalahan dan target yang ditetapkan, maka upaya
tindak lanjut dari permasalahan tersebut sebagai berikut :
1. Peningkatan SDM Petani melalui bimbingan teknis dan pelatihan-
pelatihan yang berkaitan dengan pascapanen pengolahan mutu dan
pemasaran hasil perkebunan serta dalam penguasaan teknologi
sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil
perkebunan;
2. Penguatan kelembagaan pekebun melalui pembinaan dan
bimbingan teknis;
3. Fasilitasi sarana alat pascapanen dan pengolahan perlu
ditingkatkan dan sesuai dengan yang diinginkan oleh kelompok tani
sehingga peralatan yang diberikan bisa bermanfaat dan mempunyai
nilai tambah untuk kelompok tani;
4. Fluktuasi harga ditingkat petani yang cenderung merugikan petani
perlu dicermati kembali terutama untuk komoditas yang ditujukan
untuk pengembangan ekspor sehingga dapat lebih menggairahkan
petani dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil
perkebunan;
5. Sosialisasi ISPO harus lebih ditingkatkan lagi dengan stakeholder
yang terkait melalui bimbingan teknis dan fasilitasi sertifikasi ISPO,
buku pedoman dan leaflet tentang ISPO.
6. Kinerja tim satker di daerah perlu dioptimalkan dalam melakukan
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan-kegiatan
perkebunan.
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 57
Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 58
Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan Tahun 2018
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 59
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 60
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan Tahun 2018 (Refocusing)
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan KInerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 61
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 62
LAKIP
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2018
(Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan/Outputs Sesuai PK)
Eselon II : Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Tahun Anggaran : 2018
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1
Meningkatnya pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan untuk
komoditas ekspor
1. Volume ekspor komoditas unggulan
perkebunan
36.600.000
ton
40.300.175 Ton
110,11
2. Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas
perkebunan untuk industri dalam negeri 35,00 % 77,9 % 222,6
2 Tersedianya infrastruktur pertanian
perkebunan pascapanen 3. Rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian
(Alsintan) pasca panen dan pengolahan
hasil perkebunan yang dapat dipenuhi
terhadap seluruh permintaan Alat Mesin
Pertanian (Alsintan) pasca panen dan
pengolahan hasil perkebunan.
100,00 % 99,60 % 99,60 %
Lampiran 4
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 63
LAKIP
Perhitungan Rasio Pemenuhan Kebutuhan Komoditas Perkebunan untuk Industri Dalam Negeri
No Komoditas Kebutuhan Realisasi
2016 2017 2018 2016 2017 2018
1 Kelapa Sawit 51.358.560 51.358.560 51.358.560 31.730.961 40.567.230 37.965.224
2 Karet 5.853.635 5.853.635 5.853.635 3.357.951 3.765.242 3.586.628
3 Kopi 275.187 285.003 285.003 738.000 729.027 717.962
4 Kakao 863.800 863.800 800.000 658.399 593.833 590.684
5 Tebu 3.154.472 3.154.472 3.154.472 2.204.619 2.174.400 2.121.671
Total 61.507.670 61.517.487 61.453.688 38.691.946 47.831.749 44.984.187
Sumber : Ditjen Perkebunan 2019. (Diolah)
Lampiran 5
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 64
PENGUKURAN NILAI EFISIENSI KEGIATAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
HASIL PERKEBUNAN TAHUN ANGGARAN 2018
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI
EFISIENSI NILAI
EFISIENSI (%)
KETERANGAN KEUANGAN FISIK KEUANGAN (%)
FISIK
Rp. (000) VOL SAT Rp. (000) VOL SAT (%)
1 Pengembangan pascapanen komoditas perkebunan
31,398,411 163 KT 28,414,628 90.50 162 KT 99.39 8.94 72.36 27 Prov, 88 Kab
- Pascapanen Kakao 1,903,200 4 KT 1,694,720 89.05 3 KT 75.00 -18.73 3.18 2 Prov, 4 Kab
- Pascapanen Kopi 15,486,316 71 KT 13,436,461 86.76 71 KT 100.00 13.24 83.09 13 Prov, 44 Kab
- Pascapanen Lada 1,042,500 6 KT 992,651 95.22 6 KT 100.00 4.78 61.95 2 Prov, 3 Kab
- Pascapanen Pala 2,331,100 9 KT 2,216,206 95.07 9 KT 100.00 4.93 62.32 4 Prov, 5 Kab
- Pascapanen Karet 3,309,995 42 KT 3,060,174 92.45 42 KT 100.00 7.55 68.87 9 Prov, 17 Kab
- Pascapanen Kelapa 2,554,800 16 KT 2,490,812 97.50 16 KT 100.00 2.50 56.26 3 Prov, 8 Kab
- Pascapanen Cengkeh
2,844,600 15 KT 2,795,755 98.28 15 KT 100.00 1.72 54.29 9 Prov, 13 Kab
- Inventarisasi database pascapanen komoditas perkebunan
1,649,900 16 KEG 1,451,846 88.00 16 KEG 100.00 12.00 80.01 16 Prov
Lampiran 6
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 65
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI
EFISIENSI NILAI
EFISIENSI (%)
KETERANGAN KEUANGAN FISIK KEUANGAN (%)
FISIK
Rp. (000) VOL SAT Rp. (000) VOL SAT (%)
- Capacity Building Pala
276,000 1 KEG 276,000 100.00 1 KEG 100.00 0.00 50.00 1 Prov
2 Pengembangan pengolahan perkebunan
38,766,710 90 UNIT 36,295,157 93.62 90 UNIT 100.00 6.38 65.94 27 Prov, 61 Kab
- Fasilitasi pengolahan Cokelat
4,029,240 5 UNIT 3,956,168 98.19 5 UNIT 100.00 1.81 54.53 4 Prov, 5 Kab
- Fasilitasi pengolahan Gula Tebu
1,850,000 2 UNIT 1,732,305 93.64 2 UNIT 100.00 6.36 65.90 2 Prov, 2 Kab
- Fasilitasi pengolahan Karet
7,411,870 24 UNIT 6,696,811 90.35 24 UNIT 100.00 9.65 74.12 6 Prov, 11 Kab
- Fasilitasi pengolahan Kelapa
6,473,750 18 UNIT 6,284,028 97.07 18 UNIT 100.00 2.93 57.33 13 Prov, 18 Kab
- Fasilitasi pengolahan Kopi
9,771,450 28 UNIT 9,225,095 94.41 28 UNIT 100.00 5.59 63.98 10 Prov, 17 Kab
- Fasilitasi pengolahan Sagu
2,920,000 6 UNIT 2,812,959 96.33 6 UNIT 100.00 3.67 59.16 4 Prov, 6 Kab
- Fasilitasi pengolahan Atsiri
300,000, 1 UNIT 287,706 95.90 1 UNIT 100.00 4.10 60.25 1 Prov, 1 Kab
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 66
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI
EFISIENSI NILAI
EFISIENSI (%)
KETERANGAN KEUANGAN FISIK KEUANGAN (%)
FISIK
Rp. (000) VOL SAT Rp. (000) VOL SAT (%)
- Pengembangan agroindustri perkebunan
4,200,400 20 KEG 3,532,981 84.11 20 KEG 100.00 15.89 89.72 20 Prov
- Fasilitasi pengolahan Aren
610,000 2 UNIT 598,778 98.16 2 UNIT 100.00 1.84 54.60 2 Prov, 2 Kab
- Fasilitasi Pengolahan Nilam
1,200,000 4 UNIT 1,168,323 97.36 4 UNIT 100.00 2.64 56.60 2 Prov, 4 Kab
3 Pengembangan pemasaran hasil perkebunan
7,072,900 60 KEG 6,363,101 89.96 60 KEG 100.00 10.04 75.09 31 Provinsi
- Fasilitasi Pertemuan dan Koordinasi Penetapan Harga TBS 840,000 20 KEG 737,456 87.79 20 KEG 100.00 12.21 80.52 20 Prov
- Pengembangan Pelayanan Informasi Pasar Komoditas Tanaman Perkebunan
1,430,000 89 KAB 1,301,907 91.04 89 KAB 100.00 8.96 72.39 31 Prov
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 67
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI
EFISIENSI NILAI
EFISIENSI (%)
KETERANGAN KEUANGAN FISIK KEUANGAN (%)
FISIK
Rp. (000) VOL SAT Rp. (000) VOL SAT (%)
- Fasilitasi Pengembangan Usaha Produk Perkebunan Unggulan
1,437,900 9 KEG 1,376,739 95.75 9 KEG 100.00 4.25 60.63 9 Prov
- Fasilitasi Pemasaran Karet melalui UPPB 1,165,000 12 KEG 1,008,249 86.55 12 KEG 100.00 13.45 83.64 12 Prov
- Fasilitasi Pengembangan Agrowisata
600,000 6 KEG 458,193 76.37 6 KEG 100.00 23.63 109.09 6 Prov
- Pengembangan akses produk perkebunan unggulan di pasar internasional
800,000 8 KEG 728,656 91.08 8 KEG 100.00 8.92 72.29 8 Prov
- Sosialisasi hasil sidang internasional, capacity building pelaku ekspor komoditi perkebun
653,700 2 KEG 626,210 95.79 2 KEG 100.00 4.21 60.51 2 Prov
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 68
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI
EFISIENSI NILAI
EFISIENSI (%)
KETERANGAN KEUANGAN FISIK KEUANGAN (%)
FISIK
Rp. (000) VOL SAT Rp. (000) VOL SAT (%)
- Fasilitasi Pengembangan Produk Perkebunan Berbasis IG (Indikasi Geografis)
146,300 3 KEG 125,687 85.91 3 KEG 100.00 14.09 85.22 3 Prov
4 Pengembangan Penerapan Standarisasi, Mutu dan Pembinaan Usaha Perkebunan
8,950,300 84 KEG 7,739,960 86.48 84 KEG 100.00 13.52 83.81 23 Provinsi
- Koordinasi dan supervisi GNPSDA sub sektor perkebunan
773,200 12 KEG 669,309 86.56 12 KEG 100.00 13.44 83.59 12 Prov
- Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan
4,177,000 23 KEG 3,873,097 92.72 23 KEG 100.00 7.28 68.19 23 Prov
- Monitoring dan surveilan penjaminan mutu dan keamanan produk perkebunan
1,829,100 20 KEG 1,452,310 79.40 20 KEG 100.00 20.60 101.50 20 Prov
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 69
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI
EFISIENSI NILAI
EFISIENSI (%)
KETERANGAN KEUANGAN FISIK KEUANGAN (%)
FISIK
Rp. (000) VOL SAT Rp. (000) VOL SAT (%)
- Penerapan Sistem Jaminan Mutu 723,600 9 KEG 659,098 91.09 9 KEG 100.00 8.91 72.28 9 Prov
- Monitoring Perusahaan Perkebunan
1,447,400 20 KEG 1,086,144 75.04 20 KEG 100.00 24.96 112.40 20 Prov
5 Fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan
13,624,5550 12 Bulan 13,189,308 96.81 12 Bulan 100.00 3.19 57.99 34 KEG
TOTAL/RATA-RATA 99,812,876 92,056,848 92.23 8.41 71.04
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 70
REALISASI SERAPAN ANGGARAN KEGIATAN
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN
TAHUN ANGGARAN 2018
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
018.05.08 Peningkatan Produksi Komoditas
Perkebunan Berkelanjutan
99.812.876 92.056.848 92,23 92,88
5889 Dukungan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan
99.812.876 92.056.848 92,23 92,88
5889.001 Pengembangan Pascapanen
Komoditas Perkebunan
31.766.710 28.414.628 90,50 99,39
A Pascapanen Tanaman Kakao 1.903.200 1.694.720 89,05 99,39
1 Sulawesi Selatan 395.000 234.133 59,27 69,47
2 Sulawesi Tenggara 1.508.200 1.460.587 96,84 100,00
B Pascapanen Tanaman Kopi 15.486.316 13.436.461 86,76 100,00
1 Jawa Barat 2.443.900 2.418.636 98,97 100,00
2 Jawa Tengah 1.436.600 1.338.633 93,18 100,00
Lampiran 7
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 71
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3 Jawa Timur 2.183.950 663.285 30,37 47,78
4 Aceh 745.800 712.957 95,60 100,00
5 Sumatera Utara 1.044.300 996.667 95,44 100,00
6 Sumatera Barat 600.000 521.910 86,99 100,00
7 Sumatera Selatan 1.009.400 941.858 93,31 100,00
8 Lampung 2.159.736 2.115.244 97,94 100,00
9 Sulawesi Selatan 696.400 675.066 96,94 100,00
10 Bali 793.130 754.850 95,17 100,00
11 Nusa Tenggara Barat 572.700 558.009 97,43 100,00
12 Nusa Tenggara Timur 980.400 958.904 97,81 100,00
13 Bengkulu 820.000 780.439 95,18 100,00
C Pascapanen Tanaman Pala 2.331.100 2.216.206 95,07 100,00
1 Sulawesi Utara 1.007.500 989.715 98,23 100,00
2 Maluku 316.400 274.230 86,67 100,00
3 Maluku Utara 309.200 308.941 99,92 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 72
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
4 Papua Barat 698.000 643.320 92,17 100,00
D Pascapanen Tanaman Cengkeh 2.844.600 2.795.755 98,28 100,00
1 Aceh 187.800 186.080 99,08 100,00
2 Sulawesi Utara 373.600 373.600 100,00 100,00
3 Sulawesi Tengah 371.400 363.940 97,99 100,00
4 Sulawesi Selatan 346.600 332.260 95,86 100,00
5 Sulawesi Tenggara 361.900 361.400 99,86 100,00
6 Maluku 219.300 204.025 93,03 100,00
7 Maluku Utara 427.600 427.600 100,00 100,00
8 Banten 174.300 165.000 94,66 100,00
9 Gorontalo 382.100 381.850 99,93 100,00
E Pascapanen Tanaman Lada 1.042.500 992.651 95,22 100,00
1 Lampung 561.000 545.381 97,22 100,00
2 Kep. Bangka Belitung 481.500 447.270 92,89 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 73
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
F Pascapanen Tanaman Karet 3.309.995 3.060.174 92,45 100,00
1 Aceh 164.550 154.990 94,19 100,00
2 Sumatera Barat 325.100 297.093 91,39 100,00
3 Riau 454.350 444.040 97,73 100,00
4 Jambi 396.475 383.736 96,79 100,00
5 Sumatera Selatan 371.750 294.472 79,21 100,00
6 Kalimantan Tengah 450.750 445.305 98,79 100,00
7 Kalimantan Selatan 384.125 351.498 91,51 100,00
8 Kalimantan Timur 440.475 424.220 96,31 100,00
9 Bengkulu 322.420 264.817 82,13 100,00
G Pascapanen Tanaman Kelapa 2.554.800 2.490.812 97,50 100,00
1 Sulawesi Utara 918.000 915.600 99,74 100,00
2 Maluku 548.400 487.162 88,83 100,00
3 Maluku Utara 1.088.400 1.088.050 99,97 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 74
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
H Inventarisasi database pascapanen
komoditi perkebunan 1.649.900 1.415.846 88,00 100,00
1 Jawa Barat 103.450 103.340 99,89 100,00
2 Jawa Tengah 117.750 94.389 80,16 100,00
3 Jawa Timur 95.800 94.500 98,64 100,00
4 Aceh 115.550 111.216 96,25 100,00
5 Sumatera Barat 105.100 78.748 74,93 100,00
6 Riau 98.500 91.000 92,39 100,00
7 Jambi 100.200 91.424 91,24 100,00
8 Sumatera Selatan 122.450 88.464 72,25 100,00
9 Lampung 87.300 49.734 56,97 100,00
10 Kalimantan Selatan 104.200 84.625 81,21 100,00
11 Sulawesi Utara 124.250 124.250 100,00 100,00
12 Sulawesi Selatan 108.750 90.315 83,05 100,00
13 Sulawesi Tenggara 100.800 100.800 100,00 100,00
14 Bali 85.000 76.691 90,23 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 75
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
15 Nusa Tenggara Barat 87.400 84.168 96,30 100,00
16 Bengkulu 93.400 88.180 9441 100,00
5889.002
Fasilitasi Teknis Dukungan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan
13.624.555 13.819.308 96,81 100,00
5889.003 Pengembangan Pengolahan Hasil
Perkebunan 38.766.710 36.295.157 93,62
100,00
A Fasilitasi Pengolahan Cokelat 4.029.240 3.956.168 98,19 100,00
1 DI Yogyakarta 1.000.000 972.209 97,22 100,00
2 Sulawesi Tenggara 1.000.000 987.875 98,79 100,00
3 Bali 1.029.640 1.029.416 99,98 100,00
4 Sulawesi Barat 999.600 966.667 96,71 100,00
B Fasilitasi Pengolahan Gula Tebu 1.850.000 1.732.305 93,64 100,00
1 Papua 940.000 837.700 89,12 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 76
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2 Maluku Utara 910.000 894.605 98,31 100,00
C Fasilitasi Pengolahan Karet 7.411.870 6.696.811 90,35 100,00
1 Sumatera Utara 750.000 701.641 93,55 100,00
2 Jambi 375.000 364.412 97,18 100,00
3 Sumatera Selatan 3.666.83. 3.305.575 90,15 100,00
4 Kalimantan Selatan 1.495.070 1.267.856 84,80 100,00
5 Bengkulu 750.000 700.331 93,83 100,00
6 Banten 375.000 356.994 95,20 100,00
D Fasilitasi Pengolahan Kelapa 6.473.750 6.284.028 97,07 100,00
1 Jawa Barat 350.000 338.303 96,66 100,00
2 Jawa Tengah 750.000 738.998 98,53 100,00
3 DI Yogyakarta 560.000 549.812 98,18 100,00
4 Aceh 463.750 424.520 91,54 100,00
5 Sumatera Barat 350.000 331.757 94,79 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 77
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6 Jambi 350.000 336.034 96,01 100,00
7 Sulawesi Utara 800.000 800.00 100,00 100,00
8 Sulawesi Tengah 360.000 349.857 97,18 100,00
9 Maluku 450.000 404.550 89,90 100,00
10 Papua 450.000 449.945 99,99 100,00
11 Maluku Utara 450.000 449.500 99,89 100,00
12 Banten 280.000 254.050 90,73 100,00
13 Gorontalo 860.000 856.700 99,62 100,00
E Fasilitasi Pengolahan Kopi 9.771.450 9.225.095 94,41 100,00
1 Jawa Barat 396.500 385.229 97,16 100,00
2 Jawa Timur 425.800 296.725 69,69 100,00
3 Aceh 852.900 816.690 95,75 100,00
4 Sumatera Utara 2.228.480 2.116.162 94,96 100,00
5 Jambi 391.100 386.440 98,81 100,00
6 Lampung 1.474.400 1.398.094 94,82 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 78
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
7 Sulawesi Utara 777.800 774.800 99,61 100,00
8 Bali 1.075.000 1.048.921 97,57 100,00
9 Bengkulu 1.782.820 1.668.303 93,58 100,00
10 Banten 366.650 333.750 91,02 100,00
F Fasilitasi Pengolahan Sagu 2.920.000 951.124 95,11 100,00
1 Maluku 475.000 448.890 94,50 100,00
2 Papua 1.000.000 951.124 95,11 100,00
3 Maluku Utara 475.000 474.945 99,99 100,00
4 Papua Barat 970.000 938.000 96,70 100,00
G Fasilitasi Pengolahan Atsiri 300.000 287.706 95,90 100,00
1 Banten 300.000 287.706 95,90 100,00
H Pengembangan Agroindustri
Perkebunan 4.200.400 3.532.981 84,11 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 79
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Jawa Barat 210.000 207.505 98,81 100,00
2 Jawa Tengah 210.000 185.582 88,37 100,00
3 DI Yogyakarta 210.000 183.157 87,22 100,00
4 Aceh 210.000 194.869 92,80 100,00
5 Sumatera Utara 210.000 143.399 68,29 100,00
6 Sumatera Barat 210.000 120.071 57,18 100,00
7 Riau 210.000 201.000 95,71 100,00
8 Sumatera Selatam 210.000 84.708 40,34 100,00
9 Lampung 210.000 167.084 79,56 100,00
10 Kalimantan Tengah 210.000 207.706 98,91 100,00
11 Kalimantan Selatan 210.000 129.641 61,73 100,00
12 Sulawesi Utara 210.000 210.00 100,00 100,00
13 Sulawesi Selatan 210.000 178.243 84,88 100,00
14 Sulawesi Tenggara 210.000 204.730 97,49 100,00
15 Bali 210.000 187.210 89,15 100,00
16 Nusa Tenggara Barat 210.000 191.633 91,25 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 80
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
17 Bengkulu 210.000 151.968 72,37 100,00
18 Banten 210.000 178.450 84,98 100,00
19 Gorontalo 210.000 210.000 100,00 100,00
20 Sulawesi Barat 210.400 198.020 93,17 100,00
I Fasilitasi Pengolahan Aren 610.000 598.778 98,16 100,00
1 Sulawesi Utara 310.000 306.428 98,85 100,00
2 Banten 300.000 292.350 97,45 100,00
J Fasilitasi Pengolahan Nilam 1.200.000 1.168.323 97,36 100,00
1 Aceh 300.000 269.423 89,81 100,00
2 Gorontalo 900.000 898.900 99,88 100,00
5889.004
Pengembangan Penerapan
Standarisasi Mutu dan Pembinaan
Usaha Perkebunan
8.950.300 7.739.960 86,48 100,00
A Koordinasi dan Supervisi GNPSDA 773.200 669.309 86,56 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 81
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sub Sektor Perkebunan
1 Riau 62.500 62.500 100,00 100,00
2 Jambi 66.000 65.972 99,96 100,00
3 Sumatera Selatan 69.200 69.200 100,00 100,00
4 Kalimantan Barat 67.500 58.405 86,53 100,00
5 Kalimantan Tengah 108.000 105.148 97,36 100,00
6 Kalimantan Timur 49.500 46.953 94,86 100,00
7 Sulawesi Tengah 55.000 30.900 56,18 100,00
8 Papua 76.000 75.820 99,76 100,00
9 Bengkulu 51.000 50.805 99,62 100,00
10 Papua Barat 79.000 68.000 86,08 100,00
11 Sulawesi Barat 43.000 34.636 80,55 100,00
12 Kalimantan Utara 46.500 968.000 2,08 100,00
B Pembinaan Usaha Perkebunan
Berkelanjutan 4.177.000 3.873.097 92,72 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 82
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Jawa Barat 164.000 163.850 99,91 100,00
2 Aceh 180.000 175.733 97,63 100,00
3 Sumatera Utara 180.000 146.521 81,40 100,00
4 Sumatera Barat 180.000 152.810 84,89 100,00
5 Riau 180.000 179.943 99,97 100,00
6 Jambi 210.000 198.450 94,50 100,00
7 Sumatera Selatan 180.000 178.655 99,25 100,00
8 Lampung 168.000 158.533 94,37 100,00
9 Kalimantan Barat 180.000 154.421 85,79 100,00
10 Kalimantan Tengah 210.000 197.311 93,96 100,00
11 Kalimantan Selatan 180.000 104.259 57,92 100,00
12 Kalimantan Timur 180.000 171.024 95,01 100,00
13 Sulawesi Utara 165.000 165.000 100,00 100,00
14 Sulawesi Tengah 180.000 169.480 94,16 100,00
15 Maluku 181.000 155.000 85,64 100,00
16 Papua 198.000 185.000 93,43 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 83
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
17 Bengkulu 180.000 180.000 100,00 100,00
18 Maluku Utara 181.000 181.000 100,00 100,00
19 Banten 164.000 55.270 33,70 100,00
20 Kep. Bangka Belitung 180.000 171.014 95,01 100,00
21 Papua Barat 196.000 196.000 100,00 100,00
22 Sulawesi Barat 180.000 145.354 80,75 100,00
23 Kalimantan Utara 180.000 117.438 65,24 100,00
C
Monitoring dan Survailen
penjaminan mutu dan keamaan
produk perkebunan
1.829.100 1.452.310 79,40 100,00
1 Jawa Barat 81.885 74.233 90,66 100,00
2 Jawa Tengah 84.885 21.565 25,41 100,00
3 Jawa Timur 87.885 57.683 65,64 100,00
4 Aceh 90.635 79.701 87,94 100,00
5 Sumatera Utara 90.885 62.637 68,92 100,00
6 Sumatera Selatan 90.885 80.378 88,44 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 84
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
7 Lampung 84.885 80.139 94,41 100,00
8 Kalimantan Barat 90.885 68.048 74,87 100,00
9 Sulawesi Utara 95.135 95.135 100,00 100,00
10 Sulawesi Selatan 90.885 75.672 83,26 100,00
11 Maluku 101.835 78.135 76,88 100,00
12 Bali 90.885 81.747 89.95 100,00
13 Nusa Tenggara Barat 90.885 85.468 94,04 100,00
14 Nusa Tenggara Timur 90.885 84.880 93,51 100,00
15 Papua 112.885 62.930 55,75 100,00
16 Maluku Utara 101.635 101.635 100,00 100,00
17 Banten 78.785 42.400 53,82 100,00
18 Gorontalo 90.885 90.885 100,00 100,00
19 Kepulauan Riau 90.885 70.933 78,05 100,00
20 Kalimantan Utara 90.885 57.991 63,81 100,00
D Penerapan Sistem Jaminan Mutu 723.600 659.098 91,09 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 85
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 DI Yogyakarta 74.100 73.800 99,60 100,00
2 Sumatera Barat 91.100 81.979 89,99 100,00
3 Sulwesi Utara 67.350 67.350 100,00 100,00
4 Sulawesi Tengah 88.450 88.169 99,68 100,00
5 Sulawesi Selatan 86.100 71.4742 82,98 100,00
6 Sulawesi Tenggara 87.700 71.700 81,76 100,00
7 Maluku 69.350 52.850 76,21 100,00
8 Maluku Utara 70.350 70.350 100,00 100,00
9 Sulawesi Barat 89.100 81.456 91,42 100,00
E Monitoring Perusahaan Perkebunan 1.447.400 1.086.144 75,04 100,00
1 Jawa Barat 46.360 46.330 99,94 100,00
2 Aceh 67.760 66.524 98,18 100,00
3 Sumatera Utara 74.960 35.954 47,96 100,00
4 Sumatera Barat 67.760 44.830 66,16 100,00
5 Riau 81.160 69.760 85,95 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 86
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6 Jambi 72.060 70.420 97,72 100,00
7 Sumatera Selatan 78.760 65.522 83,19 100,00
8 Lampung 55.860 36.260 64,91 100,00
9 Kalimantan Barat 76160 72.062 94,62 100,00
10 Kalimantan Tengah 86.760 83.785 96,57 100,00
11 Kalimantan Selatan 72.560 27.220 37,51 100,00
12 Kalimantan Timur 91.560 83.821 91,55 100,00
13 Sulawesi Tengah 64.760 49.820 76,93 100,00
14 Papua 84.560 79.560 94,09 100,00
15 Bengkulu 71.560 71.171 99,46 100,00
16 Banten 51.360 21.300 41,47 100,00
17 Kep. Bangka Belitung 68.260 33.940 49,72 100,00
18 Papua Barat 79.660 74.760 93,85 100,00
19 Sulawesi Barat 63.960 46.054 72,00 100,00
20 Kalimantan Utara 91.560 7.050 7,70 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 87
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5889.005 Pengembangan Pemasaran Hasil
Perkebunan 7.072.900 6.363.101 89,96 100,00
A Fasilitasi Pertemuan dan Koordinasi
Penetapan Harga TBS 840.000 737.456 87,79 100,00
1 Aceh 42.000 40.253 95,84 100,00
2 Sumatera Utara 42.000 42.000 100,00 100,00
3 Sumatera Barat 42.000 32.805 78,11 100,00
4 Riau 42.000 38.000 90,48 100,00
5 Jambi 42.000 40.086 95,44 100,00
6 Sumatera Selatan 42.000 41.903 99,77 100,00
7 Lampung 42.000 29.705 70,73 100,00
8 Kalimantan Barat 42.000 35.544 84,63 100,00
9 Kalimantan Tengah 42.000 40.360 96,10 100,00
10 Kalimantan Selatan 42.000 39.691 94,50 100,00
11 Kalimantan Timur 42.000 38.449 91,55 100,00
12 Sulawesi Tengah 42.000 41.994 99,99 100,00
13 Sulawesi Selatan 42.000 32.779 78,05 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 88
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
14 Papua 42.000 42.000 100,00 100,00
15 Bengkulu 42.000 41.874 99,70 100,00
16 Banten 42.000 6.260 14,90 100,00
17 Kep. Bangka Belitung 42.000 39.102 93,12 100,00
18 Papua Barat 42.000 40.200 95,71 100,00
19 Sulawesi Barat 42.000 37.000 88,10 100,00
20 Kalimantan Utara 42.000 37.441 89,15 100,00
B
Pengembangan Pelayanan Informasi
Pasar Komoditas Tanaman
Perkebunan
1.430.000 1.301.907 91,04 100,00
1 Jawa Barat 36.600 36.520 99,78 100,00
2 Jawa Tengah 39.000 38.102 97,70 100,00
3 DI Yogyakarta 44.600 44.566 99,92 100,00
4 Jawa Timur 34.800 28.423 81,68 100,00
5 Aceh 52.600 48.638 92,47 100,00
6 Sumatera Utara 48.600 43.638 89,79 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 89
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
7 Sumatera Barat 44.600 34.393 77,11 100,00
8 Riau 62.600 49.472 79,03 100,00
9 Jambi 44.600 42.008 94,19 100,00
10 Sumatera Selatan 44.600 40.754 91,38 100,00
11 Lampung 42.600 42.000 98,59 100,00
12 Kalimantan Barat 46.600 41.192 88,39 100,00
13 Kalimantan Tengah 44.600 43.571 97,69 100,00
14 Kalimantan Selatan 48.600 36.787 75,69 100,00
15 Kalimantan Timur 48.600 42.203 86,84 100,00
16 Sulawesi Utara 48.600 48.600 100,00 100,00
17 Sulawesi Tengah 48.600 42.580 87,61 100,00
18 Sulawesi Selatan 48.600 45.678 93,99 100,00
19 Sulawesi Tenggara 52.600 48.652 92,49 100,00
20 Maluku 40.800 33.600 82,35 100,00
21 Bali 33.300 27.197 81,67 100,00
22 Nusa Tenggara Barat 50.600 50.190 99,19 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 90
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
23 Nusa Tenggara Timur 52.600 52.600 100,00 100,00
24 Papua 43.800 43.800 100,00 100,00
25 Bengkulu 53.600 53.499 99,81 100,00
26 Maluku Utara 45.800 45.800 100,00 100,00
27 Banten 36.600 30.503 83,34 100,00
28 Kep. Bangka Belitung 54.700 30.323 92,00 100,00
29 Gorontalo 48.600 48.330 99,44 100,00
30 Papua Barat 39.000 21.200 54,36 100,00
31 Sulawesi Barat 48.600 47.084 96,88 100,00
C Fasilitasi Pengembangan Usaha
Produk Perkebunan Unggulan 1.437.900 1.376.739 95,75 100,00
1 Jawa Barat 145.500 133.550 91,79 100,00
2 DI Yogyakarta 156.400 152.669 97,61 100,00
3 Aceh 167.500 167.215 99,83 100,00
4 Sumatera Utara 160.800 154.571 96,13 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 91
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5 Sumatera Barat 158.500 149.934 94,60 100,00
6 Kalimantan Tengah 160.800 158.368 98,49 100,00
7 Kalimantan Selatan 160.800 133.831 83,23 100,00
8 Sulawesi Utara 166.800 166.800 100,00 100,00
9 Sulawesi Tenggara 160.800 159.801 99,38 100,00
D Fasilitasi Pemasaran Karet melalui
UPPB 1.165.000 1.008.249 86,55 100,00
1 Aceh 99.000 97.305 98,29 100,00
2 Sumatera Utara 98.000 90.190 92,03 100,00
3 Sumatera Barat 98.000 57.592 58,77 100,00
4 Riau 80.000 78.000 97,50 100,00
5 Jambi 98.000 95.174 97,12 100,00
6 Sumatera Selatan 98.000 90.362 92,21 100,00
7 Kalimantan Barat 98.000 77.375 78,95 100,00
8 Kalimantan Tengah 100.000 96.080 96,08 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 92
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
9 Kalimantan Selatan 98.000 69.256 70,67 100,00
10 Kalimantan Timur 100.000 90.904 90,90 100,00
11 Bengkulu 100.000 72.548 72,55 100,00
12 Kep. Bangka Belitung 98.000 93.458 95,37 100,00
E Fasilitasi Pengembangan Agrowisata 600.000 458.193 76,37 100,00
1 Sumatera Utara 100.000 84.879 84,88 100,00
2 Jambi 100.000 82.429 82,43 100,00
3 Lampung 100.000 83.250 83,25 100,00
4 Sulawesi Utara 100.000 100.000 100,00 100,00
5 Sulawesi Selatan 100.000 99.843 99,84 100,00
6 Bengkulu 100.000 7.790 7,79 100,00
100,00
F
Pengembangan akses produk
perkebunan unggulan di pasar
internasional
800.000 728.656 91,08 100,00
1 Jawa Barat 100.000 84.950 84,95 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 93
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2 DI Yogyakarta 100.000 88.328 88,33 100,00
3 Aceh 100.000 92.635 92,64 100,00
4 Sumatera Utara 100.000 96.957 96,96 100,00
5 Sumatera Selatan 100.000 79.604 79,60 100,00
6 Sulawesi Selatan 100.000 86.300 86,30 100,00
7 Sulawesi tenggara 100.000 100.000 100,00 100,00
8 Nusa Tenggara Timur 100.000 99.880 99,88 100,00
G
Sosialisasi hasil sidang
internasional, capacity building
pelaku ekspor komoditi perkebun
653.700 626.210 95,79 100,00
1 Sumatera Selatan 332.700 318.076 95,60 100,00
2 Sulawesi Selatan 321.000 308.133 95,99 100,00
100,00
H
Fasilitasi Pengembangan Produk
Perkebunan Berbasis IG (Indikasi
Geografis)
146.300 125.687 85,91 100,00
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat PPHBUN Tahun 2018 94
KODE PROGRAM/KEGIATAN
UTAMA/OUTPUT PROVINSI
PAGU
(Rp. 000)
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.000) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Jawa Barat 48.300 48.300 100,00 100,00
2 Sumatera Utara 50.000 47.203 94,41 100,00
3 Sumatera Selatan 48.000 30.184 62,88 100,00
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Kantor Pusat Kementerian Pertanian
Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai III Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12550