Note:Silahkan pelajari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. Lima di antara pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi soal-soal dalam UTS.
1. Sebutkan peran dan terapan/ aplikasi psikologi dalam Industri!2. Ada tiga teori perkembangan kepribadian dalam kajian psikologi. Sebutkan dan
jelaskan masing-masing beserta contoh!3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi!4. Jelaskan pengaruh atribusi terhadap proses persepsi dan respon yang
ditimbulkan!5. Apa yang anda ketahui tentang stereotype sebagai salah gangguan-gangguan
dalam persepsi?6. Menurut McClelland, perilaku indvidu dimotivasi oleh 3 kebutuhan. Sebutkan dan
jelaskan 3 kebutuhan tersebut!7. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam konsep Psikologi
Islami? Jelaskan beserta contoh-contohnya!8. Jelaskan definisi dan fungsi kepuasan kerja dalam dunia industri!9. Dalam dunia kerja dan industri, human capital (SDM) itu lebih berharga daripada
financial capital (modal/ uang). Mengapa demikian? Jelaskan argumen anda!10. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
berdasarkan:a. Faktor organisasib. Faktor individu
11. Mengapa tingkat stress dan kemampuan seseorang menghadapi tekanan berbeda-beda? Apa faktor yang mempengaruhinya?
12. Ada dua jenis stress dan reaksi seorang individu dalam menghadapi tekanan, yaitu constructive stress dan destructive stress. Jelaskan pengertian keduanya beserta contohnya!
Good Luck!
1. Mengembangkan metode seleksi karyawan agar paling sesuai dengan
suatu pekerjaan, mengembangkan program pelatihan & partisipasi manajemen pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatan kesejahteraan karyawan
Menemukan keserasian hubungan antara manusia & mesin/ alat-alat
Menemukan rancangan mesin untuk meminimasi kesalahan kerja akibat kesalahan manusia
Menganalisa faktor-faktor manusia yang bisa meningkatkan efisiensi dan kualitas kinerja & produksi
2.
Teori Nativisme ( Teori yang Berorientasi pada Biologi)
Aliran nativisme berasal dari kata natus (lahir); nativis (pembawaan) yang
ajarannya memandang manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa
sesuatu kekuatan yang disebut potensi (dasar). Aliran nativisme ini, bertolak
dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga
faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa aliran
nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang
dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan
dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau ayahnya pintar, maka
kemungkinan besar anaknya juga pintar.
Teori Empirisme ( Teori Lingkungan )
Aliran empirisme, bertentangan dengan paham aliran nativisme. Empirisme
(empiri = pengalaman), tidak mengakui adanya pembawaan atau potensinya di
bawah lahir manusia. Dengan kata lain bahwa anak manusia itu lahir dalam
keadaan suci dalam pengertian anak bersih tidak membawa apa-apa. Karena itu,
aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada
faktor lingkungan.
Teori Konvergens
Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik
pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar
(bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan
penting. Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing
individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan untuk perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi
kenyataan. Akan tetapi bakat saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang
normal mempunyai bakal untuk berdiri di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat
sebagai kemungkinan ini tidak akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak
tersebut tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia.
3.
1. Faktor Penerima
Pemahaman sebagai suatu proses kognitif akan sangat dipengaruhi
oleh karakteristik kepribadian seorang pengamat. Diantara
karakteristik kepribadian utama itu adalah konsep diri, nilai dan sikap,
pengalaman di masa lampau, dan harapan-harapan yang terdapat
dalam dirinya.
Seseorang yang memiliki konsep diri (self concept) tinggi dan selalu
merasa diri secara mental dalam keadaan sehat, cenderung melihat
orang lain dari sudut tinjauan yang bersifat positif dan optimistic,
dibandingkan seseorang yang memiliki konsep diri rendah. Orang yang
memegang nilai dan sikap otoritarian tentu akan memiliki persepsi
sosial yang berbeda dengan orang yang memegang nilai dan sikap
liberal. Pengalaman di masa lalu sebagai bagian dasar informasi juga
menentukan pembentukan persepsi seseorang. Harapan-harapan
sering kali memberi semacam kerangka dalam diri seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap orang lain kea rah tertentu.
2. Faktor Situasi
Pengaruh faktor situasi dalam proses persepsi sosial dapat dipilah
menjadi tiga, yaitu:
Seleksi
Seseorang akan lebih memusatkan perhatiannya pada objek-objek
yang dianggap lebih disukai, ketimbang objek-objek yang tidak
disukainya. Proses kognitif ini disebut dengan seleksi informasi tentang
keberadaan suatu objek, baik yang bersifat fisik maupun sosial.
Kesamaan
Kesamaan adalah kecenderungan dalam proses presepsi sosial untuk
mengklasifikasikan orang-orang ke dalam suatu katagori yang kurang
lebih sama. Seperti berlatar belakang jenis kelamin, status sosial, dan
etnik.
Organisasi
Dalam proses persepsi sosial, individu cenderung untuk memahami
orang lain sebagai objek persepsi ke dalam sistem yang bersifat logis,
teratur, dan runtun. Pemahaman sistematik semacam itu biasa disebut
dengan organisasi perceptual.
Para ahli psikologi sosial memandang situasi sebagai keseluruhan
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku individu pada ruang dan
waktu tertentu.
Definisi situasi adalah makna yang diberikan individu terhadap suatu
keadaan atau interpretasi individu terhadap faktor-faktor sosial yang
ditemui pada ruang dan waktu tertentu. Para ahli sosiologi
menyimpulkan bahwa apabila manusia mendefinisikan situasi sebagai
sesuatu yang bersifat nyata, maka itu akan menjadi nyata dalam
konsekuensi perilakunya.
3. Faktor Objek
Dalam persepsi sosial secara khusus, objek yang diamati itu adalah
orang lain. Ada empat ciri yang terdapat dalam diri objek yang dapat
memberi pengaruh terhadap terbentuknya persepsi sosial, yaitu:
Keunikan
Ciri-ciri unik yang terdapat dalam diri seseorang adalah salah satu
unsur penting yang menyebabkan orang lain merasa tertarik untuk
memusatkan perhatiannya.
Kekontrasan
Seseorang akan lebih mudah dipersepsi orang lain terutama apabila ia
memiliki karakteristik berbeda disbanding lingkungan fisik maupun
sosialnya.
Ukuran dan intensitas yang terdapat dalam diri objek
Dalam konteks ini, seorang Miss world dengan ukuran fisik tertentu
dan wajah cantik akan lebih mudah menmbulkan kesan pada orang
lain ketimbang apabila seseorang melihat gadis-gadis pada umumna.
Kedekatan (proximity) objek dengan latar belakang sosial orang lain.
Orang-orang dalam suatu departemen tertentu akan cenderung untuk
diklasifikasikan sebagai memiliki ciri-ciri yang sama karena hubungan
yang dekat di antara mereka.
4. Atribusi:
Merupakan suatu elemen dari proses persepsi yang bisa sangat mempengaruhi
sikap/tingkah laku seseorang (menduga penyebab).
Suatu elemen persepsi yang dapat diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang
mencari kejelasan terhadap sebab akibat dari perilaku orang lain.
5. Stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap
kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe merupakan jalan pintas
pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang
kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat. Namun, stereotipe dapat
berupa prasangka positif dan juga negatif, dan kadang-kadang dijadikan alasan untuk melakukan
tindakan diskriminatif.
6. 1). Kebutuhan berprestasi = menyelesaikan tugas, menyelesaikan tantangan kerja, suka
menjadi nomor 1, memcahkan maslah, ingin menonjol.
2). Kebutuhan untuk berkuasa = kebutuhan untuk mengontrol kegiatan org lain, berkuasa,
berpengaruh. Indv terdorong tuk berkuasa bukan untuk menyelesaikan masalah,
melainkan prestis.
3). Kebutuhan untuk afeksi = kebutuhan untuk disukai orang lain, suka berteman, senang
bekerja dengan org lain, senang kerja bareng bukan berkompetisi.
7. Eksternal: pergaulan, lingkungan kerja, norma masyarakat, hukum/ peraturan2.
Internal: kepribadian, tingkat pendidikan, persepsi, keinginan dan harapan masa depan.
Spiritual: takut kepada Allah, malu kepada Allah, selalu merasa diawasi oleh Allah, ingin
menjadi hamba yang bertaqwa, ingin masuk surga.
8. Definisi : Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dimana karyawan memandang pekerjaan mereka
Kepuasan kerja mencerminkan kepuasan seseorang dan dapat dilihat dalam sikap
pekerjaannya
Fungsi : Untuk meningkatkan disiplin dan produktivitas kerja., Untuk meningkatkan
semangat kerja dan loyalitas pekerja terhadap perusahaan.
9. Di setiap perusahaan, apakah itu multinasional atau usaha kecil, ada sebuah penentu, yaitu orang yang berbakat. Setiap orang memiliki peran uniknya sendiri-sendiri dalam melakukan pekerjaan dibidangnya. Seorang juru bicara, dia memiliki kemampuan berbicara di depan umum, seorang administrasi adalah master dari multi-tasker, dan seorang CEO ahli dalam menetapkan visi dan memimpin tim.
Untuk itu bakat pribadi seseorang berperan besar dalam pencapaian keberhasilan sebuah perusahaan. Tentunya untuk sebuah usaha dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan banyak orang dengan bakat dan kemampuan yang unik yang bekerja sesuai dengan kemampuannya. Untuk itulah investasi sebuah usaha bukanlah pada bangunan atau mesin, namun pada manusia. Dalam semua lembaga, departemen sumber daya manusia atau HRD sangat penting agar sebuah perusahaan dapat berkembang dengan maksimal.
Contoh yang tepat adalah kisah produk bernama Orabrush yang ditemukan oleh Robert "Dr Bob" Wagstaff diusianya yang hampir pensiun. Dia menciptakan pembersih lidah, karena dia tahu bahwa 90 persen penyebab bau mulut berasal dari lidah yang kotor. Alatnya itu adalah alat terbaik untuk membersihkan bakteri yang ada di mulut.
Walau sudah terbukti, namun tidak ada yang tertarik untuk membelinya. Sekalipun ia sudah memasang iklan yang menghabiskan uang 40.000 dolar Amerika, dia hanya menjual 100 pesanan. Dr.Bob bertalenta sebagai seorang penemu, namun dia bukanlah ahli marketing.
Dalam keputusasaannya, Dr.Bob meminta sekelompok mahasiswa dari kelas riset pasar untuk memberi ide baru untuk memasarkan pembersih lidahnya secara online. Seorang mahasiswa muncul, Heffrey Harmon, menawarkan bantuan kepada Dr.Bob dan membuat video marketing yang ditayangkan di YouTube tentang Orabrush. Hasilnya sangat mengesankan, video itu mendapatkan 18 juta viewm dan membuat perusahaan itu mengalami terobosan dalam penjualan.
10. faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
faktor organisasi :
1. Kondisi kerja2. Mutu pengawasan
3. Keamanan Kerja4. Fasilitas
Faktor individual
1. Gaji2. Teman sekerja3. Umur4. Komunikasi
11. Ada dua perbedaan dalam menghadapi stress tersebut dimana :
Tipe A :
Agresif dan kompetitif, tidak disadari bahwa tekanan yang dia rasakan salah, tapi lebih disebabkan oleh perbuatannya sendiri
Tipe B:
Rileks dan tidak suka menghadapi masalah, menerima situasi yang ada, tidak senang bersaing, tipe B ini lebih kecil kemungkinannya menghadapi masalah yang berhubungan dengan stress
Faktor yang mempengaruhinya :
1. Faktor pekerjaan Permintaan tugas yang banyak, hubungan interpersonal, prosess kerja, dinamika peran.
2. Faktor PersonalKebutuhan, Kapabilitas diri, Pesonalitas, kepercayaan diri rendah, karakteristik kepribadian
3. Faktor dari non pekerjaan Time based conflig (tuntutan waktu untuk pekerjaan dengan aktifitas selain pekerjaan), Strain based conflig ( stress dikarenakan masalah yang ada melebihi dari kemampuan yang dimiliki), role behavior ( tuntutan pekerjaan yg bertentangan dengan lingkungannya), stress karena adanya perbedaan individu.
12. Constructive stressmeningkatkan usaha, merangsang kreativitas, mendorong ketekunan dalam bekerja
Destructive stressabsensi, omset, kesalahan, kecelakaan, ketidakpuasan, kinerja berkurang, fisik / mental