5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 1/18
Pengujian efek analgetika | 1
PENGUJIAN EFEK ANALGETIKA
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini diharapkan mahasiswa :
Mengenal berbagai cara untuk mengevaluasi secara eksperimental efek
analgetik suatu obat.
Memahami dasar-dasar percobaan daya analgetik berbagai obat
analgetika. Mampu memberikan pandangan mengenai kesesuaian khasiat yang
dianjurkan untuk sediaan-sediaan farmasi analgetika.
II. PRINSIP PERCOBAAN
Adanya induksi yang disebabkan oleh Asam Asetat yang menyebabkan
lambung mencit teriritasi.
Pemberian obat analgesic pada mencit yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan oleh iritasi, dimana indicator
terjadinya iritasi pada mencit adalah geliat.
III. TEORI DASAR
Nyeri adalah peerasasn sensoris dan lemah emosional yang tidak enak dan
berkaitan dengan ancaman (kerusakan) jaringan. Keadaan psikis sangat
mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit kepala atau
memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri.
Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda
bagi setiap orang. Batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni 44 - 45o
C.
Mediator nyeri antara lain mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang
mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa, dan
jaringan lainnya. Nociceptor ini terdapat diseluruh jaringan dan organ tubuh,
kecuali di sistem saraf pusat. Dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 2/18
Pengujian efek analgetika | 2
jaringan yang hebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sinaps yang amat banyak
melalui sum-sum tulang belakang, sum-sum tulang lanjutan dan otak tengah. Dari
thalamus impuls diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan
sebagai nyeri.
Adapun mediator nyeri yang disebut juga sebagai autakoid antara lain,
serotonin, histamine, bradikinin, leukotrien, dan prostaglandin. Bradikinin
merupakan polipeptida (rangkaian asam amino) yang diberikan dari protein
plasma.
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkatan (level) dimana nyeri
dirasakan untuk yang pertama kali. Dengan kata lain, merupakan intensitas
rangsangan yang terendah saat seseorang merasakan nyeri. Untuk setiap orang
ambang nyerinya adalah konstan.
Rangsangan nyeri diterima oleh reseptor nyeri khusus (nosiseptor) yang
merupakan ujung saraf bebas. Reseptor dibedakan menjadi 2 secara fungsional,
yang dapat menyusun 2 sistem serabut berbeda yaitu: mekanoreseptor, yang
meneruskan nyeri permukaan melalui serabut A delta bermielin, dan
termoreseptor, yang meneruskan nyeri ke-2 melalui serabut C yang tak bermielin.
Potensial aksi (impuls nosiseptif) yang terbentuk pada reseptor nyeri
diteruskan melalui serabut aferen ke dalam akar dorsal sum-sum tulang belakang.
Pada tempat kontak awal ini (reseptor nyeri), tidak hanya bertemu serabut aferen
yang impulsnya tumpang tindih, tapi juga terjadi reflek somatik dan vegetatif awal
(contoh: menarik tangan ketikamenyentuh benda panas, terbentuk eritema lokal)
melalui interneuron dan juga berpengaruh terhadap serabut aferen melalui sistem
penghambatan nyeri menurun.
Serabut-serabut yang berakhir dalam daerah formatio retikularis
menimbulkan terutama reaksi vegetatif (misalnya antara lain penurunan tekanan
darah, pengeluaran keringat). Tempat kontak (sakelar) khusus yang penting dari
serabut nyeri adalah thalamus opticus. Impuls tidak hanya diteruskan pada serabut
yang menuju gyrus postcentralis (celah sentral belakang) tempat lokalisasi nyeri,
melainkan dari sini juga impuls diteruskan ke sistem limbik, yang ternyata terlibat
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 3/18
Pengujian efek analgetika | 3
dalam penilaian emosional nyeri. Otak besar dan otak kecil melakukan reaksi
perlindungan dan reaksi menghindar yang terkoordinasi. Secara klinik berarti
sistem neospinotalamikus pada tingkat talamus menekan aferen
paleospinotalamikus. Keadaan nyeri terberat terjadi jika penghambatan gagal.
Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa menghalangi kesadaran.
Atas kerja farmakologisnya, obat analgetik dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu:
a. Analgetik Perifer (Non Narkotik)Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
b. Analgetik Narkotik
Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur, kanker.
Guna memperkuat, analgetik dapat dikombinasikan dengan co-
analgetikum, seperti psikofarmaka (amitriptilin, levopromazin atau prednisone).
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 4/18
Pengujian efek analgetika | 4
Obat-obat golongan analgetik dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:
Parasetamol, salisilat (asetosal, salisilamida, dan benorilat), penghambat
prostaglandin: ibuprofen, derivat-derivat antranilat (mefenamilat, asam
niflumat glafenin, floktafenin
Derivat-derivat pirazolinon (aminofenazon, isoprofilpenazon, isoprofilamino
fenazon), lainnya benzidamin.
Obat golongan analgetik narkotik berupa: asetaminofen dan fenasetin
Obat golongan anti-inflamasi, nonsteroid berupa: aspirin dan salisilat lain,
derivate asam propionate, asam indolasetat, derivate oksikan, fenamat, dan
funilbutazon
Nyeri merupakan gejala yang berfungsi melindungi atau merupakan tanda
bahwa adanya gangguan-gangguan di tubuh, seperti: peradangan, infeksi, maupun
kejang otot. Mekanisme rasa nyeri yaitu, perangsangan nyeri, baik mekanik,
kimiawi, panas maupun listrik, akan menimbulkan kerusakan pada jaringan sel
sehingga sel-sel tersebut melepaskan suatu zat yang disebut mediator nyeri yang
akan merangsang reseptor nyeri.
Mekanisme kerja penghambatan rasa nyeri ada tiga, yaitu:
Menghalangi pembentukan rangsangan dalam reseptor rasa nyeri, seperti
pada anastesi lokal.
Merintangi penyaluran rangsangan nyeri pada saraf sensoris, seperti pada
anastesi lokal
Blokade rasa nyeri pada sistem saraf pusat seperti pada analgetik sentral
(narkotik) dan anastesi umum.
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 5/18
Pengujian efek analgetika | 5
Pengujian aktifitas analgetik ada 4 cara:
1. Metode Induksi Nyeri Secara Kimia ( Metode Siegmund )
Obat uji dinilai kemampuannya dalam menekan atau
menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi secara kimia pada hewan uji
mencit. Rasa nyeri pada mencit diperlihatkan dalam bentuk respon geliat.
Geliat dapat berupa lompatan, kontraksi otot perut hingga perut menekan
lantai, tarikan kaki ke belakang dan ke depan. Frekuensi gerakan ini dalam
waktu tertentu menyatakan derajat nyeri yang dirasakannya, yang dapat
dinyatakan sebagai % proteksi yang dirumuskan dalam persamaan:
% proteksi = 100 – (
% )
p = jumlah kumulatif geliat perlakuan
k = jumlah kumulatif geliat kontrol negative
2. Metode Induksi Nyeri Secara Elektrik
Prinsip kerja metode ini adalah ekor hewan uji diletakkan pada
tempat yang dapat dialiri listrik, kemudian dialiri arus listrik. Rangsang
nyeri didasarkan pada gerakan tersentak dan melompat. Efek analgetik
dinyatakan sebagai selisih tegangan yang didapat antara hewan uji setelah
diberi obat dengan sebelum diberi obat. Cara ini cocok untuk
obatgolongan analgetik non-narkotik.
3. Metode Induksi Nyeri Secara Panas (Thermal Test)
Hewan uji ditempatkan diatas plat panas dan suhu tetap sebagai
stimulus nyeri hewan uji akan memberikan respon nyeri dalam bentuk
mengangkat atau menjilat kaki depan atau meloncat. Selang waktu antara
pemberian stimulus nyeri dan terjadinya respon, yang disebut dengan
waktu reaksi dapat diperpanjang dengan pemberian obat-obat analgetik.
Perpanjangan waktu reaksi ini selanjutnya dapat dijadikan sebagai ukuran
dalam mengevaluasi aktivitas analgetik. Cara ini untuk obat golongan
analgetik narkotik.
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 6/18
Pengujian efek analgetika | 6
4. Metode Induksi Nyeri Secara Mekanik
Prinsip kerja metode ini adalah ekor hewan uji diletakkan pada
tempat tertentu kemudian diberi tekanan tertentu. Rangsang nyeri
didasarkan pada gerakan meronta dan suara hewan uji. Efek analgetik
dinyatakan sebagai selisih waktu respon nyeri pada hewan uji setelah
diberi obat dengan sebelum diberi obat. Cara ini digunakan untuk obat
golongan analgetik non-narkotik.
IV. ALAT DAN BAHAN
Hewan percobaan : Mencit putih jantan dengan berat badan 20-40 gram.
Bahan obat : - Asam asetat 0,7% v/v
- Obat analgesik standar (asetosal)
- Obat analgesik yang diuji (asam mefenamat &
parasetamol)
- Larutan suspensi gom arab 1-2%
Alat : - Alat suntik 1 mL
- Sonde oral mencit
- Stopwatch
- Timbangan mencit
- Wadah penyimpan mencit
V. PROSEDUR
Dilakukan pengujian dengan prosedur sebagai berikut :
a. Dibutuhkan empat ekor mencit untuk dilakukan pengujian
b. Ditimbang masing-masing mencit dalam satuan gram
c. Dibagi empat mencit tersebut ke dalam tiga kelompok, yaitu :
Kelompok kontrol : mencit 1
Kelompok obat standard : mencit 2
Kelompok obat uji (dua zat/obat) : mencit 3 dan mencit 4
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 7/18
Pengujian efek analgetika | 7
d. Mencit dari setiap kelompok diberi perlakuan pemberian obat secara oral
sesuai dengan kelompoknya, yaitu :
Kelompok kontrol diberi larutan suspensi gom arab 1-2 %
Kelompok obat standard diberi asam asetil salisilat
Kelompok obat uji diberi asam mefenamat & parasetamol
Volume obat yang diberikan dikonversikan terlebih dahulu sesuai
dengan berat badan masing-masing mencit. Volume obat ini dipakai
secara oral maupun i.p.
e. Setelah 30 menit, semua mencit diberi asam asetat 0,7 % secara i.p.
f. Segera setelah pemberian asam asetat, diamati gerakan geliat mencit,
dan dicatat jumlah geliat setiap 5 menit selama 55 menit jangka waktu
pengamatan.
g. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis
variansi dan kebermaknaan perbedaan jumlah geliat antara kelompok
control dan kelompok uji dianalisis dengan Student’s t -test .
VI. DATA PENGAMATAN & PERHITUNGAN
Tabel 1
5
menit
ke-
Kelompok
Perlakuan
JumlahAsetosal Parasetamol
Asam
Mefenamat
Larutan
Gom
1
1 5 3 7 8 23
2 3 1 0 9 13
3 9 0 2
8
194 7 0 13 0 20
Jumlah 24 4 22 25 75
Rata-rata 6 1 5,5 6,25
2
1 3 5 6 7 21
2 24 1 21 1258
3 11 15 18 15 59
4 9 11 3 124
Jumlah 47 32 48 35 162
Rata-rata 11,75 8 12 8,75
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 8/18
Pengujian efek analgetika | 8
3
1 6 15 3 5 29
2 13 11 0 327
3 26 0 7 942
4 5 7 1 4 17
Jumlah 50 33 11 21 115
Rata-rata 12,5 8,25 2,75 5,25
4
1 15 13 6 741
2 20 9 0 332
3 24 10 9 3477
4 8 5 3 521
Jumlah 67 37 18 49 171Rata-rata 16,75 9,25 4,5 12,25
5
1 0 8 4 8 20
2 24 10 0 2 36
3 21 3 14 3068
4 5 7 3 13 28
Jumlah 50 28 21 53 152
Rata-rata 12,5 7 5,25 13,25
6
1 0 12 5 118
2 20 4 04
283 29 10 14 42
95
4 3 5 9 219
Jumlah 52 31 28 49 160
Rata-rata 13 7,75 7 12,25
7
1 0 14 4 7 25
2 14 0 0 1 15
3 30 58 24 48160
4 0 11 12 11 34
Jumlah 44 83 40 67 234
Rata-rata 11 20,75 10 16,75
8
1 0 6 5 1324
2 11 0 4 015
3 27 2 8 29 66
4 0 0 4 37
Jumlah 38 8 21 45 112
Rata-rata 9,5 2 5,25 11,25
9
1 0 13 22 7 42
2 11 0 3 0 14
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 9/18
Pengujian efek analgetika | 9
3 25 0 28 25 78
4 0 0 0 33
Jumlah 36 13 53 35 137
Rata-rata 9 3,25 13,25 8,75
Jumlah 408 269 262 379 1318
Tabel 2 (akumulasi)
Kelompok
perlakuan
Dosis jumlah rata-rata geliat
5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 35’ 40’ 45’
asetosal 0,65 mg/kg BB 6 11,75 12,5 16,75 12,5 13 11 9,5 9
parasetamol 0,65 mg/kg BB 1 8 8,25 9,25 7 7,75 20,75 2 3,25
mefenamat 0,65 mg/kg BB 5,5 12 2,75 4,5 5,25 7 10 5,25 13,25
PGA 0,65 mg/kg BB 6,25 8,75 5,25 12,25 13,25 12,25 16,75 11,25 8,75
Model matematis = Yijk = i + j + ij + ijk
Model tetap hipotesis : Ho = j = 0
Stat. Uji :E
P
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 10/18
Pengujian efek analgetika | 10
TABEL ANAVA
Sumber variasi dk jk kt F
Obat (A) 3 467,4719 155,8239 -0,3733
Waktu (B) 8 1005,8889 125,73611 -0,3012
AxB 24 57494,6392 2395,6099 -5,740
Galat 108 -45071,3611 -417,327
total 143
FK=
= 12063,3611
JkT = ∑
– FK
= 25960 – 12063,3611
= 13896,6389
JkB = ∑
– FK
= 13069,25-12063,3611
= 1005,8889
Jk(AB) = ∑
- FK- JkA- JkB= 58965 – 467,4719 – 1005,8889
= 57494,6392
JkG = JkT-JkA – JkB – Jk(AB)
= 13896,6389 - 467,4719 - 1005,8889 - 57494,6392
= -45071,3611
Dengan α = 0.05 = 5%
F hitung = - 5,740
F tabel = 2,89
F hitung < F tabel, Ho diterima
Dengan keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa keempat perlakuan
(kontrol, uji, dan pembanding) mempunyai efek yang sama.
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 11/18
Pengujian efek analgetika | 11
1. Persen proteksi
%100.
.100proteksiPersen
kontrolkelgeliat ratarata
ujikelgeliat ratarata
A. Kelompok uji II (Asam Mefenamat)
%8707,30%10075,945,65100proteksiPersen
%100.
.100proteksiPersen
kontrolkelgeliat ratarata
II ujikelgeliat ratarata
B. Kelompok uji III (Parasetamol)
%02,29%10075,94
25,67100proteksiPersen
%100.
.100proteksiPersen
kontrolkelgeliat ratarata
III ujikelgeliat ratarata
2. Proteksi pembanding(asetosal/aspirin)
%66.7%10074,94
102100pembandingProteksi
%100.
100pembandingProteksi
kontrolkelgeliat ratarata
pembandinggeliat ratarata
3. Persen efektifitas
%100pembandingproteksiPersen
ujikelompok proteksiPersensefektifitaPersen
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 12/18
Pengujian efek analgetika | 12
A. Kelompok uji asam mefenamat
%011,403%1007,66%-
30,8707% sefektivitaPersen
B. Kelompok uji parasetamol
%85,378%1007,66%-
29,02% sefektivitaPersen
GRAFIK
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
5 10 15 20 25 30 35 40 45
j u m l a h g e l i a t
Grafik jumlah mencit geliat terhadap waktu
asetosal
paracetamol
as.mefenamat
PGA
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 13/18
Pengujian efek analgetika | 13
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengujian terhadap efek analgetika
dari beberapa obat anelgetika dengan metode induksi nyeri oleh senyawa kimia.
Sebagai hewan percobaan digunakan mencit ( Mus musculus) jantan. Mencit
digunakan karena mudah ditanganani dan memiliki sistem biokimia yang mirip
dengan tubuh manusia. Dipilih mencit jantan karena mencit jantan tidak
mengalami fluktuasi hormon seperti pada mencit betina yang mengalami fluktuasi
hormon pada saat menstruasi.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain: asam asetat 0,7%; asam asetilsalisilat (asetosal); parasetamol; asam mefenamat, dan PGA. Asam asetat
digunakan sebagai penginduksi nyeri secara kimia dengan sifatnya yang
merupakan asam lemah. Kemudian asetosal digunakan sebagai baku pembanding
untuk pengujian dari efek analgesik. Parasetamol dan asam mefenamat menjadi
obat analgesik yang akan diuji potensinya. PGA digunakan sebagai kontrol
negatif, atau untuk mengetahui pengaruh dari pembawa obat. Seluruh zat uji di
suspensikan kedalam PGA karena zat-zat tersebut kurang larut dalam air. Alat –
alat yang digunakan antara lain: alat suntik 1 mL, sonde oral mencit, stopwatch,
timbangan mencit, dan wadah penyimpanan mencit.
Prosedur pertama yang dilakukan adalah penimbangan berat badan mencit.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai konversi dosis untuk setiap berat badan
mencit. Dosis yang diberikan untuk mencit normal dengan berat badan 20 g
adalah 65mg/kg BB dalam 0,5 mL PGA, untuk mencit yang berat badannya diatas
atau dibawah 20 g maka dilakukan konversi sebagai berikut:
Maka untuk mencit dengan BB 32,8 g akan mendapat suspensi obat
sebanyak 0,82 mL, untuk mencit dengan BB 37 g akan mendapatkan obat
sebanyak 0,92 mL, dan seterusnya. Jika ternayata menurut perhitungan volume
obat yang harus diberikan lebih dari 1 mL maka konsentrasi obat harus diubah
sehingga dengan volume kurang dari 1 mL didapatkan konsentrasi obat 0,65
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 14/18
Pengujian efek analgetika | 14
mg/kg BB mencit. Hal tersebut dilakukan karena volume maksimum untuk
sediaan peroral untuk mencit adalan 1 mL.
Setelah ditimbang kemudian menit dikelompokan menjadi 4 kelompok.
Kelompok 1: mencit yang diberikan asetosal; kelompok 2: mencit diberikan
parasetamol; kelompok 3: mencit yang diberikan suspensi asam mefenamat;
kelompok 4 mencit yang diberikan suspensi PGA.
Setiap mencit diberikan obat secara peroral menggunakan sonde. Pada saat
memasukan pemberian obat melalui sonde secara oral ini beberapa mencit
kemudian terlihat lemas, hal ini dikarenakan terdapat sedikit cairan obat yang
memasuki paru-paru. Kemudian semua didiamkan selama 30 menit, hal ini
bertujuan agar penyerapan obat terjadi secara sempurna, karena pemberian obat
secara oral akan membutuhkan waktu agar obat dapat terserap dan mencapai
konsentrasi plasma yang efektif.
Kemudian setelah 30 menit semua mencit disuntikan asam asetat 0,75
secara intraperitonial dengan jumlah sesuai dengan berat badan masing-masing
mencit. Asam asetat dapat menginduksi rasa sakit jika disuntikan secara
intraperitonial karena sifatnya yang merupakan basa lemah akan dapat mengiritasi
membran epidermis dari organ-oragan dalam mencit sehingga akan muncul rasa
nyeri yang hebat.
Kemudian reaksi setiap mencit diamati, jumlah geliat dari tiap mencit
dihitung tiap 5 menit selama 30 menit. Mencit akan menggeliat jika mencit
merasakan sakit. Diharapkan obat-obatan yang diujikan akan memberikan rasa
sakit yang lebih sedikit yang ditunjukan dengan jumlah geliat yang lebih sedikit.
Jumlah geliat mencit dicatat dan dirata-ratakan. Kemudian dihitung persen
proteksi dari tiap-tiap obat uji.
Dari data yang diperoleh diketahui perbedaan jumlah geliat yang
dilakukan mencit yang diberikan asetosal sebagai kelompok obat standar,
parasetamol & asam mefenamat sebagai kelompok obat uji, dan PGA sebagai
kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol yang hanya diberikan pembawa –
dalam hal ini adalah gom arab – jumlah geliat yang dihasilkan mencit dari
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 15/18
Pengujian efek analgetika | 15
kelompok ini lebih banyak dibandingkan kelompok lain dengan akumulasi geliat
6,25 geliat pada menit ke-5 ; 8,75 geliat pada menit ke-10 ; 5,25 geliat pada menit
ke-15 ; 12,25 geliat pada menit ke-20 ; 13,25 geliat pada menit ke-25 ; 12,2 geliat
pada menit ke-30 ; 16,7 geliat pada menit ke-35 ; 11,25 geliat pada menit ke-40 ;
dan 8,75 geliat pada menit ke-45. Ini disebabkan tidak ada zat anti analgesic yang
terdapat dalam zat yang diberikan pada mencit setelah pemberian asam asetat,
sehingga mencit terus menggeliat untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakannya.
Dari grafik juga dapat dilihat peningkatan jumlah geliat yang signifikan
dibanding grafik dari kelompok yang lain. Jumlah geliat yang paling sedikit kedua
adalah pada kelompok mencit yang diberikan asetosal dengan akumulasi geliat 6
geliat pada menit ke-5 ; 11,75 geliat pada menit ke-10 ; 12,5 geliat pada menit ke-
15 ; 16,75 geliat pada menit ke-20 ; 12,5 geliat pada menit ke-25 ; 13 geliat pada
menit ke-30 ; 11 geliat pada menit ke-35 ; 9,5 geliat pada menit ke-40 ; dan 9
geliat pada menit ke-45. Pada mencit kelompok obat standar ini, jumlah geliat
labih sedikit dibandingkan kelompok mencit kontrol. Ini dikarenakan terdapat anti
analgesic yang diberikan pada mencit meskipun dalam kadar yang standar.
Dari grafik juga dapat dilihat peningkatan jumlah geliat yang signifikan
namun kemudian grafik mengalami penurunan sampai menit ke20 sampai menit
ke-45. Ini menunjukkan bahwa khasiat obat yang diberikan menurun seiring
waktu. Kelompok mencit uji pertama, yang diberikan anti analgesic berupa
parasetamol memiliki rincian jumlah geliat sebagai berikut : 1 geliat pada menit
ke-5 ; 8 geliat pada menit ke-10 ; 8,25 geliat pada menit ke-15 ; 9,25 geliat pada
menit ke-20 ; 7 geliat pada menit ke-25 ; 7,75 geliat pada menit ke-30 ; 20,75
geliat pada menit ke-35 ; 2 geliat pada menit ke-40 ; dan 3,25 geliat pada menit
ke-45.
Dari grafik dapat dilihat peningkatan jumlah geliat sedikit demi sedikit, dan
kemudian terjadi lonjakan jumlah geliat di menit ke-30 dan penurunan jumlah
geliat yang pesat pada menit ke-35. Ini menunjukkan bahwa pada menit ke-30
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 16/18
Pengujian efek analgetika | 16
mencit mendapatkan khasiat yang besar dari obat pada menit ke-35 (dilihat dari
jumlah geliat yang tadinya sangat banyak namun dapat menurun pesat ).
Kelompok mencit uji kedua, yang diberikan anti analgesic berupa asam
mefenamatmemiliki rincian jumlah geliat sebagai berikut : 5,5 geliat pada menit
ke-5 ; 12 geliat pada menit ke-10 ; 2,75 geliat pada menit ke-15 ; 4,5geliat pada
menit ke-20 ;5,25 geliat pada menit ke-25 ; 7 geliat pada menit ke-30 ; 10 geliat
pada menit ke-35 ; 5,25 geliat pada menit ke-40 ; dan 13,25 geliat pada menit ke-
45. Jumlah geliat dari kelompok mencit ini adalah yang paling sedikit
dibandingkan kelompok yang lain. Dari grafik dapat dilihat jumlah geliat dari
mencit menurn pada menit ke-10 dan perlahan meningkat pada menit ke-15.
Kenaikan jumlah geliat pun hanya sedikit bila dibandingkan kelompok mencit
yang lain.
Dari data dapat disimpulkan bahwa kelompok mencit yang melakukan geliat
dengan jumlah dari yang paling banyak adalah kelompok mencit yang diberikan
gom, kelompok mencit yang diberikan asetosal, kelompok mencit yang diberikan
paracetamol, dan yang terakhir kelompok mencit yang diberikan asam mefenamat.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kelompok mencit yang diberikan asam
mefenamat mendapatkan anti analgesic terbanyak dibanding kelompok mencit
yang lain atau dengan kata lain asam mefenamat merupakan anti analgesic terbaik
dalam kelompok obat yang diujikan. Paracetamol dan asetosal merupakan obat
anti analgesic terbaik ke-2 dan ke-3 dari pengujian ini.
Namun dalam penghitungan jumlah geliat dapat diperoleh kemungkinan
salah penghitungan dan juga salah penempatan mencit (mencit harus diletakkan
pada jarring agar dapat menggeliat, jika pada permukaan yang licin geliat dari
mencit tidak dapat diamati), dan juga kesalahan saat menyonde obat (ada sebagian
cairan yang dimuntahkan kembali oleh mencit atau keluar dari mulut mencit
karena kesaahan cara penyondean), dan kesalahan-kesalahan lain yang
mempengaruhi jumlah geliat yang diberikan oleh mencit.
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 17/18
Pengujian efek analgetika | 17
VIII. KESIMPULAN
Evaluasi efek analgetika suatu obat secara eksperimental dapat dilakukan
melalui berbagai metode yaitu Metode Induksi Nyeri Secara Kimia ( Metode
Siegmund ), Metode Induksi Nyeri Secara Elektrik, Metode Induksi Nyeri
Secara Panas (Thermal Test ), Metode Induksi Nyeri Secara Mekanik.
Pemberian asam mefenamat pada mencit memberikan jumlah geliat yang
paling sedikit. Sehingga asam mefenamat merupakan anti analgesic terbaik
dalam kelompok obat yang diujikan. Sedangkan paracetamol dan asetosal
merupakan obat anti analgesic terbaik ke-2 dan ke-3 dari pengujian ini.
Penggunaan obat analgesik harus sesuai dengan khasiat dari obat analgesik
tersebut dimana penggunaan obat analgesik non narkotika digunakan untuk
mengatasi nyeri yang ringan hingga sedang. Sedangkan obat analgesik
narkotika digunakan untuk menghalau rasa nyeri yang hebat seperti pada
fraktura dan kanker.
5/16/2018 Lapak Farkol Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-farkol-fix 18/18
Pengujian efek analgetika | 18
DAFTAR PUSTAKA
Budi. 2012. Available online at:
http://etd.eprints.ums.ac.id/16742/2/Bab_1.pdf (Diakses tanggal
22 Maret 2012)
Ganiswara, Sutistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta
Mycek, Mary J. Dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar edisi II.
Jakarta. Widya Medika
Bertram, Katzung G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi VIII
Bagian ke II. Jakarta. Salemba Medika.
Recommended