8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
1/18
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala utamanya berupa batuk selama
3 minggu atau lebih, batuk disertai gejala tambahan yaitu berdahak, dahak
bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam lebih dari 1
bulan.1 Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang telah lama dikenal dan
sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. re!alensi TB
di "ndonesia dan negara berkembang lainnya masih cukup tinggi.# $enurut
%rganisasi &esehatan 'unia (%) pada tahun #*1* terdapat sebanyak +,+ juta
orang menderita TB dan 1, juta orang diantaranya meninggal akibat penyakit
ini. re!alensi Tb di "ndonesia pada tahun #*13 adalah *,-. 1
enyakit ini menjadi masalah besar bagi masyarakat di negara
berkembang. &urang lebih +*- pasien TB terjadi pada kelompok usia produktif
(1/0 tahun).3 ada tahun #** terdapat lebih dari **.*** kasus TB paru di
"ndonesia yang terjadi pada usia produktik. 2ngka kematian karena infeksi
kuman TB mencapai 3** orang per hari dan terjadi lebih dari 1**.*** kematian
per tahun. alah satu upaya untuk menekan penularan TB adalah dengan
melakukan diagnosis dini yang definitif.#
asaran pengobatan tuberkulosis paru adalah meringankan tanda dan
gejala tuberkulosis paru serta membunuh dan membersihkan Mycobacterium
tuberculosis. engobatan tuberkulosis paru ini mempunyai tujuan antara lain
mengidentifikasi secara cepat kasus baru tuberkulosis paru, mengisolasi pasien
yang positif menderita tuberkulosis paru untuk mencegah penyebaran penyakit,
mengatasi secara cepat tanda dan gejala yang muncul, meningkatkan kepatuhan
pasien selama pengobatan, serta menyembuhkan pasien secepat mungkin
(umumnya setelah bulan pengobatan).,
$engingat pentingnya pembahasan mengenai tuberkulosa ini, maka
penulis akan membahas dalam laporan kasus ini.
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
2/18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. asil ini ditemukan pertama kali oleh 4obert &och
pada tahun 1++#. Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. ebagian besar kuman TB
menyerang paru (TB paru), tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (TB
ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dll. Mycobacterium
tuberculosis menyebabkan TB dan merupakan patogen manusia yang sangat
penting. &uman ini non motil, non spora, dan tidak berkapsul. Berbentuk batang,
bersifat aerob, mudah mati pada air mendidih ( menit pada suhu +** 5, dan #*
menit pada suhu * dan mudah mati apabila terkena sinar ultra!iolet).
Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup di udara kering maupun
dalam keadaan dingin, atau dapat hidup bertahun/tahun, dalam lemari es. lni
dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). ada sifat
dormant ini kuman tuberkulosis suatu saat dimana keadaan memungkinkanuntuk berkembang, kuman ini dapat bangkit kembali. umber penularan adalah
pasien TB BT2 positif dan dapat ditularkan melalui
- ada 6aktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). ekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3*** percikan dahak.
- 7mumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam 6aktu yang lama. 8entilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. ercikan dapat
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
- 'aya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. $akin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
- 9aktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
2.2 Epidemiologi
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
3/18
"ndonesia berada pada ranking kelima negara dengan angka TB tertinggi
didunia. :stimasi pre!alensi TB semua kasus adalah sebesar *.*** dan
estimasi insidensi berjumlah 3*.*** kasus baru per tahun. ;umlah kematian
akibat TB diperkirakan 1.*** kematian per tahunnya. ada tahun #**0, tercatat
sebanyak #0. malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan
menurun.
3. Gejala tuberkulosis ekstra paru
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat,
misalnya pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat
dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
4/18
terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala
sesak napas ? kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat
cairan.
2.& Peneg!""!n di!gnos!
emua suspek TB paru harus diperiksa 3 spesimen dahak dalam kurun
6aktu # hari. 'iagnosis tb paru pada pasien de6asa ditegakkan dengan
ditemukannya kuman tb. ada program TB nasional penemuan BT2 melalui
pemeriksaan dahak mikroskopik merupakan diagnosis utama, pemeriksaan lain
seperti foto thoraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang
diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasi.
'alam menilai diagnosis TB ekstra paru, gejala dan keluhan tergantung
pada organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri dada
pada TB pleura, pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB
dan deformitas tulang belakang (gibus) pada spondilitis TB dan lainnya.
'iagnosis pasti TB ekstra paru dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis,
bakteriologis dan atau histopatologi yang diambil dari jaringan tubuh yang
terkena. 2lur diagnosis pasien TB paru dapat dilihat pada bagan berikut
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
5/18
2.' Peme%i"s!!n Pen#n!ng
emeriksaan standar adalah foto toraks 2. emeriksaan lain atas indikasi
seperti foto lateral,top/lordotik, oblik, dan 5T/can. ada pemeriksaan foto
toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam/ macam bentuk
(multiform).+ Gambaran radiologis yang dicurigai sebagai lesi TB aktif >
Bayangan bera6an = nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru
dan segmen superior lobus ba6ah
&a!iti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak bera6an atau
nodular
Bayangan bercak milier
:fusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
6/18
Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif>
9ibrotik
&alsifikasi
ch6arte atau penebalan pleura
@uluh paru ( Destroyed Lung ) +
Gambaran radiologik yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang
berat, biasanya secara klinis disebut luluh paru. Gambaran radiologik luluh paru
terdiri dari atelektasis, ektasis= multika!iti dan fibrosis parenkim paru. ulit
untuk menilai akti!iti lesi atau penyakit hanya berdasarkan gambaran radiologik
tersebut. +
emeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai
keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. emeriksaan dahak
untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak
yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa e6aktu/
agi/e6aktu ().
S (se)!"*#+, dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung
pertama kali. ada saat pulang, suspek memba6a sebuah pot dahak untuk
mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua.
P (P!gi+, dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera
setelah bangun tidur. ot diba6a dan diserahkan sendiri kepada petugas di 7&.
S (se)!"*#+, dahak dikumpulkan di 7& pada hari kedua, saat
menyerahkan dahak pagi.
eran biakan dan identifikasi Mycobacterium tuberkulosis pada
penanggulangan TB khususnya untuk mengetahui apakah pasien yang
bersangkutan masih peka terhadap %2T yang digunakan. elama fasilitas
memungkinkan, biakan dan identifikasi kuman serta bila dibutuhkan tes
resistensi dapat dimanfaatkan dalam beberapa situasi>
1. asien TB yang masuk dalam tipe pasien kronis
#. asien TB ekstraparu dan pasien TB anak.
3. etugas kesehatan yang menangani pasien dengan kekebalan ganda.
2.- Pengo$!*!n T#$e%"#losis
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
7/18
engobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah
terjadinya resistensi kuman terhadap %2T (%bat 2nti Tuberkulosis). engobatan
pada penderita. Tuberkulosis de6asa dibagi menjadi beberapa kategori>
1. &ategori/1 (#4A:=343)
&ategori/1 diberikan kepada penderita baru TB paru BT2 positif,
penderita TB paru BT2 negati!e rontgen positif yang sakit berat, penderita TB
ekstra paru berat. Tahap intensif terdiri dari "soniaid (), 4ifampisin (4),
irainamid (A) dan :thambutol (:).%bat/obat tersebut diberikan setiap hari
selama # bulan (#4A:). &emudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang
terdiri dari "soniaid () dan 4ifampisin (4), diberikan tiga kali dalam seminggu
selama bulan (343).
#. &ategori/# (#4A:=4A:=343:3)
&ategori/# diberikan pada enderita kambuh (relaps) enderita gagal
pengobatan ( failure)enderita dengan pengobatan setelah lalai (after default ).
Tahap intensif diberikan selama 3 bulan. 'ua bulan pertama dengan "soniaid
(), 4ifampisin (4), irainamid (A), :thambutol (:) dan suntikan streptomisin
setiap hari di 7nit elayanan &esehatan. 'ilanjutkan 1 bulan dengan "soniaid
(), 4ifampisin (4), irainamid (A) dan :thambutol (:) setiap hari. etelah itu
diteruskan dengan tahap lanjutan selama bulan dengan 4: yang diberikan
tiga kali dalam seminggu. erlu diperhatikan bah6a suntikan streptomisin
diberikan setelah penderita selesai minum obat.
3. &ategori/3 (#4A=343)
&ategori/3 diberikan kepada enderita baru BT2 negatif dan rontgen
positif sakit ringan enderita ekstra paru ringan. Tahap intensif terdiri dari 4Adiberikan setiap hari selama # bulan, diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri
dari 4 selama bulan diberikan 3 kali seminggu.
. %2T isipan
Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BT2 positif
dengan kategori 1 atau penderita BT2 positif pengobatan ulang dengan kategori
#, hasil pemeriksaan dahak masih BT2 positif, diberikan obat sisipan (4A:)
setiap hari selama 1 bulan.
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
8/18
2.- E!l#!si Pengo$!*!n
a. :!aluasi &linis
asien die!aluasi setiap # minggu pada 1 bulan pertama, pengobatan
selanjutnya setiap 1 bulan.
:!aluasi> respon pengobatan dan ada tidaknya efek samping obat serta ada
tidaknya komplikasi penyakit.
:!aluasi klinis meliputi keluhan, berat badan, pemeriksaan fisik.
b. :!aluasi Bakteriologis (*/#/=0 bulan pengobatan)
Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya kon!ersi dahak. emeriksaan dan
e!aluasi pemeriksaan mikroskopis >
(1) ebelum pengobatan dimulai
(#) etelah # bulan pengobatan (setelah fase intensif)
(3) ada akhir pengobatan
c. Bila ada fasilitas biakan, dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
d. :!aluasi radiologi (*/#/=0 bulan pengobatan)
emeriksaan dan e!aluasi foto toraks dilakukan pada >
ebelum pengobatan
etelah # bulan pengobatan (kecuali pada kasus yang juga dipikirkan
kemungkinan keganasan dapat dilakukan 1 bulan pengobatan)
ada akhir pengobatan.
e. :!aluasi efek samping secara klinis
Bila pada e!aluasi klinis dicurigai terdapat efek samping, maka dilakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memastikannya dan penanganan efek samping
obat sesuai pedoman.
f. :!aluasi keteraturan berobat
Cang tidak kalah pentingnya adalah e!aluasi keteraturan berobat dan
diminum=tidaknya obat tersebut. &etidakteraturan berobat akan menyebabkan
timbulnya masalah resistensi.
BAB III
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
9/18
LAP/0AN KASUS 0UANGAN
IDENTITAS PENDE0ITA
Do. 5$ > 1*3*+3
Dama > Tn.2;
7mur > # Tahun
;enis &elamin > @aki/laki
uku > 2ceh
2gama > "slam
ekerjaan > /
endidikan > /
2lamat > 2ceh Barat
Tanggal $asuk > 'esember #*1
Tanggal pemeriksaan> 11 desember #*1
ANANESA
&eluhan 7tama > esak Dafas
&eluhan Tambahan > Batuk, 'emam, penurunan berat badan
4i6ayat enyakit ekarang >
asien datang dengan keluhan sesak nafas sejak # hari $4. esak nafas
diperberat saat batuk dan berakti!itas. esak nafas tidak dipengaruhi oleh
posisi dan cuaca. asien juga mengeluhkan batuk sejak 1 tahun yang lalu
dan batuk dirasakan berdahak sejak 3 bulan terakhir $4. &eluhan ini
disertai dengan demam yang hilang timbul dan tidak terlalu tinggi. asien
juga mengaku sering berkeringat pada malam hari dan penurunan berat
badan dalam beberapa bulan terakhir
4' > asien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
4&> tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama
dengan pasien.
4%> asien sudah mengkonsumsi obat bulan selama < hari dari
puskesmas
4&> asien sehari/hari bekerja sebagai petani sa6it. asien mengaku
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
10/18
perokok aktif selama * tahun.
PEE0IKSAAN ISIK
S*!*#s P%esen*
&eadaan 7mum > akit sedang
&esadaran > 5ompos mentis
Tekanan darah > 1#*=* mmg
eart rate > 0* E = menit
4espiratory rate > #E = menit
Temperatur > 30,F5
S*!*#s Gene%!l
&epala > normochepali
4ambut > itam sukar dicabut
$ata > &onjungti!a pucat (/ =/), sklera ikterik (/=/), mata cekung
(/=/), pupil isokor, reflek cahaya (=)
Telinga > bentuk normoaurikular, erumen (/=/)
idung > ekret (/=/), D5 ()
$ulut > Bibir ucat (/), ianosis (/), lembab ()
@eher > Bentuk simetris, T8; /# cm #% , pembesaran &GB (/)
Thoraks
"nspeksi
tatis > imetris, bentuk normochest
'inamis > imetris, retraksi suprasternal (/) retraksi intercostal (/),
retraksi epigastrium (/)
alpasi > &anan &iri'epan 9remitus D 9remitus D
Belakang 9remitus D 9remitus D
erkusi >
'epan sonor sonor
Belakang sonor sonor
2uskultasi
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
11/18
'epan !esikuler !esikuler, ronkhi ()
Belakang !esikuler !esikuler, ronkhi ()
5or
"nspeksi > "ctus 5ordis tidak terlihat
alpasi > "ctus 5ordis teraba, thrill (/)
erkusi > Batas/batas jantung
2tas > ela iga "" linea midcla!icula sinistra
&iri > dua jari medial linea mid/cla!icula
&anan > linea parasternal kanan
2uskultasi > B; " H B; "" , reguler (), bising (/)
2bdomen
"nspeksi > imetris, distensi ( /), !ena kolateral ( / )
alpasi > Dyeri Tekan ( / ), defans muscular ( / )
epar > tidak teraba
@ien > tidak teraba
Ginjal > Ballotement tidak teraba
erkusi > Timpani, shifting dullness (/), 7ndulasi (/)
2uskultasi > eristaltik () D
:kstremitas> uperior "nferior
&anan &iri &anan &iri
ucat / / / /
ianosis / / / /
%edema / / / /
Peme%i"s!!n Pen#n!ng
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
12/18
Peme%i"s!!n T!ngg!l T!ngg!l T!ngg!l
&121& 4121& 11121&
b
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
13/18
Tanggal pesimen dahak asil pemeriksaan
'esember #*1 e6aktu
Dife%ensi!l Di!gnosis
1. TB aru
#. neumonia
3. 5a aru
Di!gnosis Semen*!%!Di!gnosis Ke%!
TB aru
Te%!pi
*# nasal kanul
"89' 4@ clinimiE 1>1 #* gtt=i
"nj. 5eftriaEone # gr=hari
"nj. 4anitidin 1 amp=1#jam
arasetamol drip 1gr=1# jam
5urcuma 3E1 tab
ohobion 1E1 tab
8ectrin 3E1 cap
4imstar 9'5 1E3 tab
Pl!ning
&ultur sputum $%
P%ognosis
Iuo ad !itam > dubia ad bonam
Iuo ad sanactionam > dubia ad bonam
Iuo ad fungtionam > dubia ad bonam
ollo) Up H!%i!n
Tanggal=ari ra6atan 5atatan "nstruksi
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
14/18
11 desember #*1 = Batuk (), demam (), pucat
()
%= 8= T'J 1#*=* mmg
D J 0* E=menit
44 J # E=menit
T J 30,o5
f=
$ata > konj.palp.inf pucat (=),
klera ikterik (/=/)
T==$ > dalam batas normal
@eher > pemb. &GB (/)
Thoraks >
"> simetris, retraksi (/)
> DT(/)
> onor (=)
2> !es (=), 4h (/=), h (/=/)
5or > B; "HB; "", reg, bising (/)
2bdomen>
"> imetris
2> peristaltik () D
> soepel, =@ tidak teraba,
> timpani ()
:ktremitas > pucat (=), edema
(//=//)
2ss= TB paru pneumonia
Th=
*# nasal kanul
"89' 4@ clinimiE 1>1 #* gtt=i
"nj. 5eftriaEone # gr=hari
"nj. 4anitidin 1 amp=1#jam
arasetamol drip 1gr=1# jam
5urcuma 3E1 tab
ohobion 1E1 tab
8ectrin 3E1 cap
4imstar 9'5 1E3 tab
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
15/18
1# desember #*1 = Batuk (), demam (), pucat
()
%= 8= T'J 1#*= konj.palp.inf pucat (=),
klera ikterik (/=/)
T==$ > dalam batas normal
@eher > pemb. &GB (/)
Thoraks >
"> simetris, retraksi (/)
> DT(/)
> onor (=)
2> !es (=), 4h (/=), h (/=/)
5or > B; "HB; "", reg, bising (/)
2bdomen>
"> imetris
2> peristaltik () D
> soepel, =@ tidak teraba,
> timpani ()
:ktremitas > pucat (=), edema
(//=//)
2ss= TB paru pneumonia
Th=
*# nasal kanul
"89' 4@ clinimiE 1>1 #* gtt=i
"nj. 5eftriaEone # gr=hari
"nj. 4anitidin 1 amp=1#jam
arasetamol drip 1gr=1# jam
5urcuma 3E1 tab
ohobion 1E1 tab
8ectrin 3E1 cap
4imstar 9'5 1E3 tab
=
Transfusi 45 sampai b H
1*gr=dl
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
16/18
13 desember #*1 = Batuk (), demam (), pucat
()
%= 8= T'J 1#*= dalam batas normal
@eher > pemb. &GB (/)
Thoraks >
"> simetris, retraksi (/)
> DT(/)
> onor (=)
2> !es (=), 4h (/=), h (/=/)
5or > B; "HB; "", reg, bising (/)
2bdomen>
"> imetris
2> peristaltik () D
> soepel, =@ tidak teraba,
> timpani ()
:ktremitas > pucat (=), edema
(//=//)
2ss= TB paru pneumonia
Th=
*# nasal kanul
"89' 4@ clinimiE 1>1 #* gtt=i
"nj. 5eftriaEone # gr=hari
"nj. 4anitidin 1 amp=1#jam
arasetamol drip 1gr=1# jam
5urcuma 3E1 tab
ohobion 1E1 tab
8ectrin 3E1 cap
4imstar 9'5 1E3 tab
=
Transfusi 45 sampai b H
1*gr=dl
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
17/18
BAB I7
ANALISA KASUS
Berdasarkan dari anamnesis pasien, didapatkan keluhan sesak nafas, batuk
yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, demam hilang timbul, berkeringat pada
malam hari dan penurunan berat badan. $enurut teori dari anamnesis didapatkan
pada pasien TB dengan gejaja respiratorik ditemukan adanya batuk H 3 minggu,
batuk berdarah, sesak nafas dan nyeri dada. ada gejala sistemik ditemukan
gejala berupa demam, malaise, keringat malam, anoreksia, dan berat badan
menurun.
'ari pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan pada inspeksi,
palpasi dan perkusi. $enurut teori pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat
tergantung luas kelainan struktur paru. ada a6al perkembangan penyakit
umumnya tidak ada atau sulit ditemukan kelainan. &elainan paru umumnya
terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeE dan segmen posterior,
serta daerah apeE lobus inferior. ada pemeriksaan fisik dapat ditemukan suara
napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda/tanda
penarikan paru, diafragma ? mediastinum.0
Damun, pada auskultasi didapatkansuara nafas tambahan berupa ronkhi pada parahiler paru kiri. al ini dapat kita
pikirkan ada infeksi sekunder selain TB paru pada pasien ini. &eadaan ini juga
dikonfirmasi dari pemeriksaan foto thoraks yang menggambarkan kesan
pneumonia.
ada pemeriksaan tanda !ital didapatkan peningkatan temperatur yakni
30,*5. al ini menunjukkan kemungkinan adanya infeksi kuman non TB
seperti pneumonia. esuai teori menyatakan bah6a gejala klinis pneumonia
salah satunya ditandai dengan peningkatan suhu yang dapat melebihi **5,
sedangkan TB paru ditandai dengan gejala demam yang tidak terlalu tinggi dan
dirasakan hilang timbul. 0,1*
ada pemeriksaan fisik juga ditemukan adanya plak putih pada mulut. al
ini dapat kita pikirkan pasien dengan tuberkulosis paru dengan luka di mukosa
mulut sebagai suatu proses infeksi oportunistik, seperti "8 karena berdasarkan
teori TB paru merupakan infeksi oportunistik paling sering terjadi pada
8/17/2019 Lapkas Pulmonologi
18/18
penderita "8=2"' di dunia. Mycobacterium tuberkulosis adalah kuman
yang dapat muncul sebagai reakti!asi infeksi laten pada pasien
imunokompromais.11 Damun, pada pasien setelah dilakukan rapid test
didapatkan hasil negatif.
'ari hasil pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan sputum BT2
didapatkan hasil positif 3 yang menandakan adanya kuman M.Tuberkulosa pada
pasien. 'iagnosa TB paru pada de6asa ditegakkan dengan ditemukan adanya
kuman TB pada pemeriksaan dahak mikroskopik. emeriksaan foto thorak tidak
selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru sehingga sering terjadi
o!erdiagnosis. enemuan kuman TB pada sputum mengindikasikan pemberian
obat anti tuberkulosa pada pasien. asien ini merupakan pasien TB kasus baru
BT2 positif yang termasuk dalam kategori " pengobatan tuberkulosa.
asien mendapatkan %2T paket 9'5, yakni rimstar dengan dosis 1E3
tablet per hari. al ini sesuai dengan teori yang menyatakan bah6a pasien
dengan * kg mendapat 9'5 sebanyak 3 tablet sehari. enggunaan obat 9'5
lebih menguntungkan bagi pasien karena dosis obat dapat disesuaikan dengan
berat badan pasien sehingga meningkatkan efektifitas obat dan mengurangi efek
samping, mencegah penggunaan obat tunggal yang menurunkan terjadinya
resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep, dan jumlah
tablet yang ditelan menjadi lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi
sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien.