LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN
BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH
OLEH:
NAMA : DESI RATNA KOMALA
NO.BP : 0910941014
HARI/TGL PRAKTIKUM : MINGGU/1 MEI 2011
KELOMPOK : IV (EMPAT)
REKAN KERJA : 1. SYIFFA RAHMANIA (0910942018)
2. ADITIA RAHMAN (0910942030)
ASISTEN:
JUWITA ZURIENRA
LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Mengetahui berat jenis sampah dari suatu sumber domestik, komersil,
institusi dan industri;
2. Mengetahui komposisi sampel sampah dari sumber domestik, komersil,
institusi dan industri;
1.2 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah:
1. Sampah diukur berat dan volumenya dalam suatu wadah yang diketahui
volumenya;
2. Sampah dipilah-pilah berdasarkan komponennya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap manusia menghasilkan sampah, dengan bertambahnya jumlah penduduk
mengakibatkan sampah yang dihasilkan semakin besar. Hal ini menyebabkan
maslah sampah mulai mengganggu baik terhadap kesehatan manusia maupun
terhadap lingkungan yang menyebabkan tercemarnya tanah, air dan udara. Maka
dari itu, sampah tersebut perlu pengelolaan khusus agar tidak membahayakan
kesehatan manusia, lingkungan dan melindungi investasi pembangunan
(Tchobanoglous, 1993).
Pengelolaan persampahan dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang
mengontrol jumlah timbulan sampah, pewadahan, pengumpulan, transfer dan tran
spor, daur ulang serta pembuangan sampah dengan memperhatikan faktor
kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, konservasi lingkungan, estetika, dan
pertimbangan lingkungan lainnya (Tchobanoglous, 1993).
Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari
jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu. Timbulan sampah
sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain peralatan yang digunakan
dalam transportasi sampah, fasilitas recovery material dan fasilitas lokasi
pembuangan akhir sampah (Zet, 2011).
Data mengenai timbulan sampah, komposisi, dan karakteristik sampah merupakan
hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan
disuatu wilayah. Data tersebut harus tersedia agar dapat disusun suatu alternatif
sistem pengelolaan sampah yang baik. Jumlah timbulan sampah ini biasanya akan
berhubungan dengan elemen-elemen pengelolaan sampah antara lain (Damanhuri,
2004):
1. Pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpulan, dan pengangkutan;
2. Perencanaan rute pengangkutan;
3. Fasilitas untuk daur ulang;
4. Luas dan jenis TPA.
Bagi negara berkembang dan beriklim tropis seperti Indonesia, faktor musim
sangat besar pengaruhnya terhadap berat sampah. Dalam hal ini, musim yang
dimaksud adalah musim hujan dan kemarau, tetapi dapat juga berarti musim buah-
buahan tertentu. Di samping itu berat sampah sangat dipengaruhi oleh faktor
sosial budaya lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya evaluasi timbulan sampah
dilakukan beberapa kali dalam satu tahun. Timbulan sampah bisa dinyatakan
dengan satuan volume atau satuan berat. Jika digunakan satuan volume, derajat
pewadahan (densitas sampah) harus dicantumkan. Untuk itu lebih baik digunakan
satuan berat karena ketelitiannya lebih tinggi dan tidak perlu memperhatikan
derajat pemadatan. Timbulan sampah dinyatakan sebagai (Damanhuri, 2004):
1. Satuan berat : kg/o/hari, kg/m2/hari, kg/bed/hari, dsb;
2. Satuan volume : l/o/hari, l/m2/hari, l/bed/hari, dsb;
Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari antara satu
daerah dengan daerah lainnya, dan diantara satu negara dengan negara lainnya.
Variasi ini terutama disebabkan oleh perbedan antara lain (Damanhuri, 2004):
1. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya;
2. Tingkat hidup;
3. Musim;
4. Cara hidup;
5. Iklim;
6. Cara penangan makanannya.
Tujuan diketahuinya timbulan sampah adalah sebagai perkiraan timbulan sampah
dihasilkan untuk masa sekarang maupun pada masa yang akan datang yang
berguna untuk (Tchobanoglous, 1993):
1. Dasar dari perencanaan dan perancangan sistem pengelolaan sampah;
2. Menentukan jumlah sampah yang harus dikelola;
3. Perencanaan sistem pengumpulan (penentuan macam dan jumlah kendaraan
yang dipilih, jumlah pekerjaan yang dibutuhkan, jumlah dan bentuk TPS yang
diperlukan).
Besarnya timbulan sampah berdasarkan masing-masing sumber bervariasi satu
dengan yang lain sesuai dengan tabel berikut:
No Komponen Sumber Sampah
Satuan Berat (kg) Volume (Liter)
1 Rumah permanen /org/hari/ 0,350-0,400 2,25-2,50
2 Rumah semi permanen /org/hari 0,300-0,350 2,00-2,25
3 Rumah non permenen /org/hari 0,250-0,300 1,75-2,00
4 Kantor /pegawai/hari 0,025-0,100 0,50-0,75
5 Toko/ Ruko /petugas/hari 0,150-0,350 2,50-3,00
6 Sekolah /murid/hari 0,010-0,020 0,10-0,15
7 Jalan arteri sekunder /m/hari 0,020-0,100 0,10-0,15
8 Jalan kolektor /m/hari 0,010-0,050 0,10-0,15
9 Jalan lokal /m/hari 0,005-0,025 0,05-0,10
10 Pasar /m2/hari 0,350-0,400 0,20-0,60
Sumber: Damanhuri, 2004
Menurut SNI 19-3964-1994, bila data pengamatan lapangan belum tersedia maka
untuk menghitung besaran timbulan sampah dapat digunakan nilai timbulan
sampah sebagai berikut:
1. Satuan timbulan sampah kota besar = 2-2,5 l/org/hari atau 0,4-0,5 kg/org/hari;
2. Satuan timbulan sampah kota sedang/ kecil = 1,5-2 l/org/hari atau 0,3-0,4
kg/org/hari.
Berat jenis merupakan berat material per unit volume dengan satuan lb/ft3, lb/yd3,
atau kg/m3. Berat jenis ini diperlukan untuk menghitung beban massa dan volume
dan volume total sampah yang harus dikelola. Berat jenis ini dapat dipengaruhi
oleh komposisi, geografi, musim dan lamanya penyimpanan (Thcobanoglous,
1993)
Komposisi sampah merupakan penggambaran dan masing-masing komponen
yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Data ini penting untuk
mengevaluasi peralatan yang diperlukan, sistem, pengolahan sampah, dan rencana
manajemen persampahan suatu kota. Pengelompokkan sampah yang paling sering
dilakukan adalah berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat
atau % volume dan kertas, kayu, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan dan
sampah-sampah lain (Damanhuri, 2004).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah:
1. Sampel sampah basah;
2. Wadah yang sudah diketahui volumenya;
3. Timbangan;
4. Penggaris;
5. Sarung tangan;
6. Masker.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Berat Jenis Sampah
1. Diambil samel sampah dan suatu lokasi yang sudah ditentukan. Dicatat
kondisi lingkungan dan cuaca;
2. Dihitung volume wadah yang ada;
3. Diaduk sampel tersebut masukkan dalam wadah yang ada sampai penuh
(tanpa pemadatan);
4. Diketukkan wadah tersebut 3 kali ke lantai;
5. Dihitung volume sampah tersebut setelah diketuk (dalam satuan liter);
6. Ditimbang berat sampel dalam wadah (dalam satuan kg).
3.2.2 Komposisi Sampah
1. Sampel sampah dan penetapan berat jenis sampah dipilah-pilah berdasarkan
komponennya (misal: plastic, bahan organic, karet, kayu, logam dan
sebagainya);
2. Setiap komponen hasil pemilahan ditimbang.
3.3 Rumus
1. Berat Jenis Sampah
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
2. Komposisi Sampah
Komponen Sampah ¿ Berat Komponen SampahBerat Total Sampah
x 100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Berat Jenis Sampah
Diameter wadah = 30 cm
Jari-jari wadah = 15 cm
Tinggi wadah kosong = 34 cm
1. Sampah domestik
a. High Income
T sebelum kompaksi = 34 cm – 8 cm = 26 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 13 cm = 21 cm
Massa sampel = 1,375 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 21=14836,5 cm3
¿14,8365 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 1,375 kg14,8365 L
=¿ 0,093 kg/L
b. Medium Income 1
T sebelum kompaksi = 34 cm – 4 cm = 30 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 10 cm = 24 cm
Massa sampel = 1,65 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 24=16956 cm3
¿16,956 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 1,65 kg16,956 L
=¿ 0, 097 kg/L
c. Medium Income 2
T sebelum kompaksi = 34 cm – 10 cm = 24 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 19 cm = 15 cm
Massa sampel = 0,25 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 15=10597,5 cm3
¿10,5975 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 0,25 kg10,5975 L
=¿ 0, 023 kg/L
d. Low Income 1
T sebelum kompaksi = 34 cm – 17 cm = 17 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 20 cm = 14 cm
Massa sampel = 1,45 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 14=9891 cm3
¿9,891 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 1,45kg9,891 L
=¿ 0,146 kg/L
e. Low Income 2
T sebelum kompaksi = 34 cm – 15 cm = 19 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 24 cm = 10 cm
Massa sampel = 0,5 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 10=7065 cm3
¿7,065 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 0,5 kg7,065L
=¿ 0,071 kg/L
f. Low Income 3
T sebelum kompaksi = 34 cm + 17cm = 51 cm
T setelah kompaksi = 34 cm + 15 cm = 49 cm
Massa sampel = 2,1 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 49=34618,5 cm3
¿34,6185 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 2,1 kg34,6185 L
=¿ 0,061 kg/L
2. Non Domestik
2.1 Komersil (warung)
a. Komersil 1
T sebelum kompaksi = 34 cm – 17 cm = 17 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 16 cm = 18 cm
Massa sampel = 1,3 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 18=12717 cm3
¿12,717 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 1,3 kg12,717 L
=¿ 0,102 kg/L
b. Komersil 2 (warung)
T sebelum kompaksi = 34 cm – 7 cm = 27 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 11 cm = 23 cm
Massa sampel = 0,5 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 23=16249,5 cm3
¿16,2495 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 0,5 kg16,2495 L
=¿ 0,031 kg/L
2.2 Institusi
a. Institusi 1 (kantor)
T sebelum kompaksi = 34 cm – 4 cm = 30 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 8 cm = 26 cm
Massa sampel = 1,1 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 26=18369 cm3
¿18,369 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 1,1 kg18,369 L
=¿ 0,06 kg/L
b. Institusi 2 (TK)
T sebelum kompaksi = 34 cm + 8 cm = 42 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 2 cm = 32 cm
Massa sampel = 1,49 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 32=22608 cm3
¿22,608 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 1,49 kg22,608 L
=¿ 0,066 kg/L
c. Institusi (kantor)
T sebelum kompaksi = 34 cm + 2 cm = 36 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 7 cm = 27 cm
Massa sampel = 2,1 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 27=19075,5 cm3
¿19,0755 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 2,1 kg19,0755 L
=¿ 0,11 kg/L
2.3 Industri
a. Industri 1 (industri tahu)
T sebelum kompaksi = 34 cm - 11 cm = 23 cm
T setelah kompaksi = 34 cm – 20 cm = 14 cm
Massa sampel = 0,15 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 14=9891 cm3
¿9,891 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 0,15 kg9,891 L
=¿ 0,015 kg/L
Timbulan sampah ¿ volume sampahluaslahan
¿ 9,891 L
100 m2 = 0,098 L/ m2/h
b. Industri 2 (industri batu bara)
T sebelum kompaksi = 34 cm + 15 cm = 49 cm
T setelah kompaksi = 34 cm + 8 cm = 42 cm
Massa sampel = 0,65 kg
Volume setelah kompaksi =π r2t=3,14 × 152× 42=29673 cm3
¿29,673 L
Berat Jenis ¿ massa sampelvolume setelahkompaksi
¿ 0,65 kg29,673 L
=¿ 0,022 kg/L
Tabel Rekapitulasi Timbulan Sampah Kelurahan Koto Pulai Tahun 2010
Kawasan Sumber Sampah Berat Jenis (Kg/L)
Domestik
High Income 0,093Medium Income 1 0,097Medium Income 2 0 023
Kawasan Sumber Sampah Berat Jenis (Kg/L)
Low Income 1 0,146Low Income 2 0,071Low Income 3 0,061Rata-rata 0,082
Non Domestik
Komersil (warung) 0,102Komersil (warung) 0,031Rata-rata 0,066Institusi (kantor) 0,060Institusi (sekolah) 0,066Institusi (kantor) 0,110Rata-rata 0.079Industri (tahu) 0,098Industri (batu bara) 0,022Rata-rata 0,060
Sumber: Perhitungan dan Data Praktikum Laboratorium Buangan Padat, 2011
4.2 Perhitungan Komposisi Sampah
1. Domestik
Berat total ¿7,25 kg
Plastik ¿ 1,3 kg7,25 kg
x 100% = 17,93%
Kertas ¿ 0,6 kg7,25 kg
x 100% = 8,27%
Tekstil ¿ 0,1 kg7,25 kg
x 100% = 1,38%
Logam ¿ 0,05kg7,25kg
x 100% = 0,69%
Kaca ¿ 0,3 kg7,25 kg
x 100% = 4,14%
Organik ¿ 4,9 kg7,25 kg
x 100% = 67,59%
2. Non Domestik
a. Komersil
Berat total ¿1,81 kg
Plastik ¿ 0,2 kg1,81kg
x 100% = 11,05%
Kertas ¿ 0,5 kg1,81kg
x 100% = 27,63%
Logam ¿ 0,01 kg1,81 kg
x 100% = 0,55%
Organik ¿ 1,1kg1,81kg
x 100% = 60,77%
b. Institusi
Berat total ¿4,92kg
Plastik ¿ 0,4 kg4,92 kg
x 100% = 8,13%
Kertas ¿ 0,35 kg4,92 kg
x 100% = 7,11%
Tekstil ¿ 0,02 kg4,92 kg
x 100% = 0,41%
Logam ¿ 0,1 kg4,92 kg
x 100% = 2,03%
Kaca ¿ 0,3 kg4,92 kg
x 100% = 6,1%
Organik ¿ 3,75 kg4,92 kg
x 100% = 76,22%
c. Industri
Berat total ¿0,87 kg
Plastik ¿ 0,3 kg0,87 kg
x 100% = 34,48%
Kertas ¿ 0,2 kg0,87 kg
x 100% = 22,99%
Tekstil ¿ 0,02 kg0,87 kg
x 100% = 2,3%
Organik ¿ 0,35 kg0,87 kg
x 100% = 40,23%
Tabel Rekapitulasi Komposisi Sampah Kelurahan Teluk Bayur 2011 (%)
N
oKomposisi Domestik (%) Komersil (%) Institusi (%)
Industri (%)
1 Organik 67,59 60,77 76,22 40,23
2 Plastik 17,93 11,05 8,13 34,48
3 Kertas 8,27 27,63 7,11 22,99
4 Tekstil 1,38 - 0,41 2,3
5 Logam 0,69 0,55 2,03 -
6 Kaca 4,14 - 6,1 -
Total 100 100 100 100
Sumber: Perhitungan dan Data Praktikum Laboratorium Buangan Padat, 2011
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan dan rekan kerja melakukan percobaan
mengenai berat jenis dan komposisi sampah. Sampel yang digunakan berasal
dari sampah Kelurahan Teluk Bayur, Padang. Jenis sampah yang diambil,
yaitu sampah domestik dengan 6 sampel, komersil dengan 2 sampel, institusi
dengan 3 sampel, dan industri dengan 2 sampel.
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan rata-rata berat jenis untuk daerah
domestik 0,082 kg/l dengan komposisi sampah yang terbanyak adalah
sampah organik sebesar 67,59%. Hal ini bersumber dari sisa makanan dan
sisa dari bahan-bahan masakan yang dilakukan pada sore dan pagi hari oleh
setiap rumah. Sampah organik yang paling banyak dihasilkan oleh daerah
domestik adalah sampah dapur.
Berdasarkan penghasilan atau pendapatan penduduk, sampah domestik
terbagi atas sampah dari high income (HI), medium income (MI) dan low
income (LI). Dari perhitungan di dapatkan rata-rata berat jenis sampah untuk
HI adalah 0,093 kg/l, MI 0,06 kg/l dan LI 0,092 kg/l. Dari hasil tersebut dapat
kita ketahui bahwa berat jenis sampah yang paling banyak berasal dari
sampah high income (HI). Berdasarkan komposisinya sampah yang
dihasilkan oleh HI cukup kompleks karena komposisinya terdiri dari organik,
kaca, tekstil, kertas, logam, dan lain-lain. Sedangkan untuk LI hanya terdiri
beberapa komposisi sampah saja. Sampah kertas dan logam tergolong sedikit
dihasilkan oleh LI. Berat jenis sampah dari HI lebih besar disebabkan karena
sampah organik yang dihasilkan cukup banyak. Sampah organik yang
mengandung lindi mengakibatkan massa dari sampah tersebut bertambah
sehingga pada saat penimbangan massa dari keseluruhan sampah menjadi
besar. Sampah organik tersebut terdiri dari sampah sisa roti yang telah
kadaluarsa dan sisa bahan masakan
Untuk daerah komersil rata-rata berat jenis sampah yang dihasilkan selama
satu hari adalah 0,066 kg/l dengan komposisi sampah yang terbanyak adalah
sampah organik sebesar 60,77%. Sampah ini berasal dari sisa jualan yang
sudah kadaluarsa dan sisa makanan dari penghuni atau pemilik warung.
Daerah institusi mempunyai rata-rata berat jenis sampah sebesar 0,079 kg/l
dengan komposisi sampah yang terbanyak adalah sampah organik sebanyak
76,22%. Hal ini disebabkan karena sampah tersebut dicampur dengan sampah
halaman yang terdiri dari daun-daunan di sekitar gedung kantor.
Kemudian untuk daerah industri rata-rata berat jenis sampah yang dihasilkan
adalah 0,060 kg/l dengan komposisi sampah yang paling banyak adalah
sampah organik sebesar 40,23%. Sampah ini berasal dari sisa makanan nasi
bungkus yang dikonsumsi oleh pekerja industri saat jam istirahat. Selain itu
nilai persentase sampah plastik juga hampir sama banyak dengan nilai
persentase sampah organik. Sampah plastik ini dihasilkan dari sisa-sisa
plastik makanan ringan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Berat Jenis Sampah
Kawasan Sumber Sampah Berat Jenis (Kg/L)
Domestik
High Income 0,093Medium Income 1 0,097Medium Income 2 0 023Low Income 1 0,146Low Income 2 0,071Low Income 3 0,061Rata-rata 0,082
Non Domestik
Komersil (warung) 0,102Komersil (warung) 0,031Rata-rata 0,066Institusi (kantor) 0,060Institusi (sekolah) 0,066Institusi (kantor) 0,110Rata-rata 0.079Industri (tahu) 0,098Industri (batu bara) 0,022Rata-rata 0,060
5.1.2 Komposisi Sampah
N
oKomposisi Domestik (%) Komersil (%) Institusi (%)
Industri (%)
1 Organik 67,59 60,77 76,22 40,23
2 Plastik 17,93 11,05 8,13 34,48
3 Kertas 8,27 27,63 7,11 22,99
4 Tekstil 1,38 - 0,41 2,3
5 Logam 0,69 0,55 2,03 -
6 Kaca 4,14 - 6,1 -
Total 100 100 100 100
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum, saran yang dapat praktikan berikan untuk
praktikan selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Gunakan label untuk menentukan jenis sampah domestik, komersil, institusi
dan industri agar tidak kesulitan dalam pengerjaannya;
2. Jangan mengangkat wadah terlalu tinggi karena dapat menyebabkan sampah
menjadi berserakan dan wadah pun bisa pecah;
3. Teliti dalam membaca massa sampah pada timbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, Enri. 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150. Teknik Lingkungan ITB Edisi Semester 2004/2005
Tchobanoglous, George. 1993 Integrated Solid Waste Management. New York: Mc. Graw Hill Inc
Zet. 2011. Timbulan, Komposisi, dan Kareakteristik Sampah. http://myopera.com/Marph0amat0nte/blog/timbulan-komposisi-karakteris tik-sampah. Tanggal akses: 28 April 2011