LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN I
“PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA ANORGANIK”
OLEH :
NAMA : NURSAN
STAMBUK : F1C1 13 028
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : NURHIDAYAH
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha pencarian sumber energi baru dan terbarukan sampai saat ini masih
menjadikan prioritas utama dalam dunia eksplorasi sumber energi. Berdasarkan
hasil penelitian terdahulu, analisis terhadap data dan informasi geologi yang
tercantum dalam laporan-laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh para
peneliti terdahulu memberikan harapan ditemukannya sumber daya energi baru
terbarukan yaitu munculnya sumber energi baru berupa serpih material organik
yang dapat berubah menjadi zat pengganti migas, karena mengalami reaksi alam
tingkat tinggi sehingga menyebabkan perubahan fisika dan kimia.
Analisis bahan organik adalah untuk mengetahui jenis bahan tersebut dan
mengukur reflektan maseral vitrinit yang terdapat secara tersebar (dispersed
organis matter, DOM) dalam batu lumpur karbonan sebagai batuan pembawa
hidrokarbon. Analisis ini memberikan informasi tentang peran temperatur
terhadap bahan organikyang diketahui dari pengukuran reflektan vitrinit dan
sekaligus juga merupakan parameter untuk mengetahui tingkat pembatubaraan.
Pengukuran ini merupakan parameter yang baik untuk mengetahui peran
temperatur terhadap batuan sumber hidrokarbon dari kandungan bahan organik
(kerogen). Nilai termal ini merupakan indikator tingkat kematangan hidrokarbon.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka dilakukan percobaan perbedaan
senyawa organik dan senyawa anorganik agar dapat dibedakan senyawa organik
dan anorganik berdasarkan sifat-sifatnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah :
1. Bagaimana cara mengetahui tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi
unsur penyusun senyawa tersebut?
2. Bagaimana cara mengamati beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa
organik dan anorganik?
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur
penyusun senyawa tersebut.
2. Untuk mengamati beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa organik dan
anorganik.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah :
1. Dapat mengetahui tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur
penyusun senyawa tersebut.
2. Dapat mengamati beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa organik dan
anorganik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada mulanya, senyawa organik hanya menyebabkan terlibatnya senyawa
yang diturunkan dari makhluk hidup. Makhluk hidup dianggap mempunyai
‘tenaga gaib’ yang dalam sistesis senyawa-senyawa tersebut. Pada tahun 1987,
seorang kimiawan jerman, frederich wohler memanaskan ammonium sionat,
berasal dari senyawa organik dan diperoleh senyawa urea. Lebih dari sejuta
senyawa terdiri dari gabungan karbon dengan hidrogen, oksigen, nitrogen atau
beberapa unsur tertentu. Keseluruhan senyawa tersebut merupakan bagian dari
kimia organik. Unsur karbon sangat istimewa karena memiliki kemampuan untuk
mengadakan ikatan kovalen yang kuat dengan sesamanya (Petrucci, 1987).
Kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang dating dari
benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia
organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena sistem
kehidupan terutama terdiri dari air, dan senyawa organik, hampir semua bidang
yang berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada
prinsip kimia organik (Fessenden dan Fessenden, 1997).
Etanol sebagai bahan baku, dapat juga digunakan pada pembuatan senyawa
asetaldehid, butadiena, dietil eter, etil asetat, asam asetat, dan sebagainya. Produk-
produk yang potensial sebagai bahan bakar adalah etilen, hidrogen dan DiEtil
Eter. Senyawa DiEtil Eter umumnya dibuat dengan proses dehidrasi senyawa
etanol (proses Barbet) dengan katalis asam sulfat (homogen). Kelemahan dari
proses ini adalah pemisahan katalis masih sulit dan mahal serta katalis bersifat
korosif. Katalis yang bersifat korosif membutuhkan investasi dalam peralatan
cukup mahal. Salah satu usaha untuk mengatasi kelemahan ini adalah
mengembangkan katalis heterogen (Widayat,dkk, 2010).
Glukosa yang terdapat di dalam madu berguna untuk memperlancar kerja
jantung dan dapat meringankan gangguan penyakit hati (lever). Glukosa dapat
diubah menjadi glikogen yang sangat berguna untuk membantu kerja hati dalam
menyaring racun-racun dari zat yang sering merugikan tubuh. Selain itu, glukosa
merupakan sumber energi untuk seluruh sistem jaringan otot. Sedangkan, fruktosa
disimpan sebagai cadangan dalam hati untuk digunakan bila tubuh membutuhkan
dan juga untuk mengurangi kerusakan hati. Fruktosa dapat dikonsumsi oleh para
penderita diabetes karena transportasi fruktosa ke sel-sel tubuh tidak
membutuhkan insulin, sehingga tidak mempengaruhi keluarnya insulin. Di
samping itu, kelebihan fruktosa adalah memiliki kemanisan 2,5 kali dari glukosa
(Ratnayani,dkk, 2008).
Waktu reaksi antara Ca(OH)2 dan CO2 sangat berpemgaruh pada
pembentukan CaCO3, karena derajat konversi tergantung pada waktu pembentukan
yang ditetapkan. Disini dapat diterangkan bahwa makin lama waktu reaksi,
maka makin bertambah konversi yang diperoleh. Menurut Agra, dalam
waktu sekitar 2 jam konversi CaCO3 telah mencapai + 98% , tetapi selain
terbentuknya CaCO3, pada reaksi ini juga membentuk Kalsium Bikarbonat yang
mudah larut dalam air. Terbentuknya Kalsium bikarbonat ini terjadi bila CaCO3
yang telah terbentuk diatas terus bereaksi dengan air yang mengandung gas
CO2. Menurut reaksi: CaCO3 + CO2 + H2O menghasilkan Ca(HCO3)2
(Risnojatiningsih, 2009).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Latar Belakang
Praktikum perbedaan senyawa organik dan anorganik dilaksanakan pada
hari Senin, tanggal 24 November 2014, pada pukul 7.30-10.00 WITA, dan
bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan perbedaan senyawa organik
dan anorganik adalah gelas kimia 250 mL, pipet tetes, pembakar Bunsen,
batang pengaduk, tabung reaksi, kawat ose, selang, dan cawan krus.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan perbedaan senyawa
organik dan anorganik adalah etanol, Ca(OH)2, HCl 3 M, CHCl3, enzim
amilase (air ludah), NaCl, glukosa, KI, air dingin, dan tissue.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
1. Tes unsur-unsur dengan pembakaran senyawa organik
a. Deteksi unsur-unsur dengan pembakaran senyawa organik
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 2 mL etanol dalam cawan krus dipanaskan
Etanol menguap (CO2) dan menghasilkan uap air pada saat cawan krsu ditutup dengan gelas kimia
2. Ca(OH)2 2 mL dalam cawan krus dipanaskan
Terbentuk endapan putih
3.2 mL Ca(OH)2 dimasukkan dalam tabung reaksi dan dialirkan udara pernapasan menggunakan selang
Terbentuk endapan putih dan larutannya keruh
b. Tes Beilstein
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Kawat ose panas dicelupkan dalam larutan KI
Tidak terjadi perubahan
2. Kawat ose panas dicelupkan dalam larutan HCl 3 M
Tidak terjadi perubahan
3. Kawat ose panas dicelupkan dalam larutan CHCl3
Terbentuk gelembung
4. Kawat ose panas dicelupkan dalam air ludah
Terbentuk gelembung
2. Perbedaan senyawa organik dan anorganik
Perbedaan sifat karena pemanasan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. NaCl padat dipanaskan Terbentuk letupan-letupan dan warnanya coklat
2. Glukosa dipanaskan Mencair dan terdapat gelembung-gelembung
Reaksi-reaksi yang terjadi
C2H5OH + 3O2 2CO2 + 3H2O
Ca(OH)2 + CO2 C2H5OH CaCO3 + H2O
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
2HCl + O2 Cl2 + 2OH-
CHCl3 + O2 HCl3 + CO2
4NaCl + 3O2 2Na2O + 4ClO-
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O
B. Pembahasan
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Banyak
diantara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan
komponen penting dalam biokimia. Sedangkan senyawa anorganik adalah
senyawa pada alam yang pada umumnya menyusun materi atau benda tak hidup.
Pada umumnya senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur
karbon, selain itu juga terdapat unsur hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N),
sulfur (S), dan fosfor (P). Tidak semua senyawa organik mendukung kehidupan di
bumi sepenuhnya, tetapi kehidupan seperti yang telah kita ketahui bergantung
pula pada sebagian besar kimia anorganik, sebagai contoh beberapa enzim
bergantung pada logam transisi, seperti besi dan tembaga.
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari tes-tes yang
digunakan untuk mengidentifikasi unsur penyusun senyawa tersebut dan
mengamati beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa organik dan anorganik.
Oleh karena itu, yang menandakan perbedaan pada senyawa organik dan
anorganik dilakukan dengan cara pembakaran, tes Beilstein, dan pemanasan.
Perlakuan pertama yaitu mendeteksi senyawa organik dengan pembakaran,
dimana bahan yang digunakan adalah etanol dan air. Dari hasil pengamatan di
peroleh etanol lebih cepat mendidih dan menguap dibandingkan dengan air. Hal
ini disebabkan karena titik didih etanol lebih rendah daripada titik didih air. Hal
ini dipengaruhi oleh faktor ikatan yang dibentuk oleh molekul air, dimana antara
atom O pada suatu molekul akan mengikat dengan ikatan hidrogen dengan atom
H pada molekul lainnya. Berdasarkan teori, ikatan hidrogen ini merupakan ikatan
kovalen polar yang tingkat kekuatan ikatannya berada dibawah ikatan ionik dan
ikatan ini banyak dibentuk oleh senyawa organik. Untuk memutuskan ikatan
hydrogen sangat susah sebab kecenderungan atom H untuk tertarik ke atom O
yang bersifat lebih elektronegativitas, sehingga ikatan ini susah untuk dilepaskan.
Sedangkan pada etanol juga terjadi ikatan hidrogen pada molekulnya, karena
etanol memiliki molekul yang hampir sama denga air, tetapi adanya gugus alkil
pada sisi lain atom O yang membuat ikatan yang dibentuk tidak sekuat ikatan
yang dibentuk oleh air. Selain itu, etanol mudah larut dalam air, bercampur
dengan semua pelarut organik dan merupakan pelarut yang baik. Sehingga etanol
bersifat asam lemah, lebih lemah daripada air. Oleh karena itu, pembakaran
senyawa organik mudah terurai dibandingkan dengan senyawa anorganik yang
sukar terurai. Dengan demikian, yang termasuk senyawa organik adalah etanol
dan senyawa anorgank adalah air.
Perlakuan selanjutnya yaitu memanaskan larutan Ca(OH)2 diatas etanol
yang dipanaskan dan udara pernapasan yang dialirkan pada larutan Ca(OH)2.
Setelah dipanaskan terbentuk endapan putih yaitu endapan kalsium karbonat yang
dihasilkan dari reaksi antara Ca(OH)2 dan CO2. Hal ini menunjukkan Ca(OH)2
merupakan senyawa organik karena pada saat pembakaran terdapat cirri khas
yang mengandung karbon. Hal ini juga terjadi saat aliran udara hasil pernapasan
pada larutan Ca(OH)2, hasilnya adalah larutannya menjadi keruh dan terdapat
endapan putih CaCO3 di permukaan larutan. Hal ini disebkan karena Ca(OH)2
bereaksi dengan CO2 yang dikeluarkan dalam proses pernapasan sebagai zat
sisa.Dengan demikian, Ca(OH)2 merupakan senyawa organik.
Perlakuan selanjutnya yaitu membedakan senyawa organik dengan senyawa
anorganik dengan melakukan tes beilstein. Pada uji ini, kawat ose dipanaskan dan
dicelup pada larutan kloroform, HCl 3 M, KI, dan air ludah. Kemudian diamati
terbentuknya gelembung-gelembung pada larutan. Hasil yang diperoleh yaitu
kloroform dan air ludah terbentuk gelembung, sedangkan a sam klorida dan
kalium iodida tidak terbentuk gelembung. Dalam hal ini, kloroform dan air ludah
termasuk senyawa organik dan KI dan HCl termasuk senyawa anorganik. Hal ini
disebabkan oleh kawat panas yang dimasukkan dalam larutan, ion-ion pada
larutan senyawa organik akan menghantarkan panas dan akan terbentuk-terbentuk
gelembung-gelembung gas yang berupa hydrogen sebagai bentuk penguapan.
Sedangkan pada larutan senyawa anorganik tidak dapat membentuk ion-ion
sehingga gelembung gas tidak dapat dihasilkan.
Perlakuan terakhir yaitu uji perbedaan sifat senyawa organik karena
pemanasan. Bahan yang digunakan adalah NaCl dan glukosa. Ketika senyawa
organik dipanaskan, maka atom H yang merupakan golongan gas akan mengalami
penguapan dan yang tersisa adalah atom karbon. Larutan NaCl saat dipanaskan,
terbentuk warna coklat dan terjadi letupan-letupan pada larutan. Sedangkan pada
saat glukosa dipanaskan, maka akan mencair dan terdapat gelembung-gelembung.
Hal ini berarti pada glukosa terdapat unsur karbon dan termasuk senyawa organik.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasul pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan bahwa:
1. Tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur penyusun senyawa
organik yaitu dengan pembakaran, tes beilstein, dan pemanasan.
2. Perbedaan sifat dari senyawa organik dan senyawa anorganik dapat dilihat
dari sifat fisika dan kimia seperti keadaan saat pemanasan senyawa organik
akan lebih mudah mendidih dan menguap dibandingkan senyawa anorganik.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. S., 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Bina Aksara.
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar 1. Jakarta: Erlangga.
Ratnayani K., Dwi Adhi S., dan Gitadewa. “Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa pada Madu Randu dan Madu Kelengkeng dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi”. Jurnal Kimia. Vol. 2 (2).
Risnojatiningsih, Sri. 2009. “Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai bahan Baku Pembuatan Kalsium karbonat (CaCO3)”. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. Vol. 9 (1).
Widayat., Roesyadi Ahmad., dan Rachimoellah Muhammad. 2010. “Pengaruh Waktu Dealuminasi dan Jenis Sumber Zeolit Alam Terhadap Kinerja H-Zeolit untuk Proses Dehidrasi Etanol”. Reaktor. Vol. 13 (1).