KELOMPOK 2
1. Andi Rizki Nur Qalbi2. Billy Firmansyah Suganda3. Desta Sandi Putra4. Dian Candra5. Muhammad Alghazali6. Nurina Yasin
(19310856)(19310861)(19310866)(19310870)(19310896)(19310903)
PERBAIKAN TANAH PADA TANAH LEMPUNG LUNAK
TUGAS ANALISIS GEOTEKNIK TERAPAN
NOVEMBER 2013
Menurut Prof. Ir. Indrasurya B. Mochtar, MSc, PhD (2010) dalam
KONSISTENSI TANAH DOMINAN LANAU DAN LEMPUNG :
Apa itutanah
lempunglunak ?
Lempung (Clay) adalah tanah kohesif yang memiliki tegangan geser dan
permeabilitas yang rendah, namun plastisitas tanah lempung tinggi. Karena
koefiesien permeabilitas tanah lempung yang rendah, penurunan konsolidasi
tanah lempung terjadi sangat lama.
Apa yang terjadijika ada
KONSTRUKSIBANGUNAN DI ATAS
TANAH LUNAK ?
3. Bangunan sekitar lokasi pembangunan akan
berpotensi mengalami gangguan
3. Bangunan sekitar lokasi pembangunan akan
berpotensi mengalami gangguan
1. Beban bangunan yang mampu dipikul oleh tanah
dasar relatif terbatas
1. Beban bangunan yang mampu dipikul oleh tanah
dasar relatif terbatas
2. Bangunan akan mengalami penurunan yang relatif
besar dan berlangsung relatif lama
2. Bangunan akan mengalami penurunan yang relatif
besar dan berlangsung relatif lama
Lebar antar kolom :4,09 m (bagian bawah)2,48 m (bagian atas)
Lebar antar kolom :4,09 m (bagian bawah)2,48 m (bagian atas)
Tinggi :55,86 m (bagian rendah)56,70 m (bagian tinggi)
Tinggi :55,86 m (bagian rendah)56,70 m (bagian tinggi)
Fase III: 1360 – 1370 sampai lantai 8
Fase I : 1173- 1178 sampai lantai 3 (miring ke sisi kiri gambar)
Fase II : 1272 -1278 sampai lantai 7 (miring ke sisi kanan gambar)
Horizon A
+3 m sampai dengan -7 m
Terdiri dari lapisan lunak yang kepasiran dan
lapisan lanau yang kelempungan yang berada
dibawah muka air tanah. Muka air tanah pada
Horizontal A adalah kurang lebih 1-2 m
Horizon A
+3 m sampai dengan -7 m
Terdiri dari lapisan lunak yang kepasiran dan
lapisan lanau yang kelempungan yang berada
dibawah muka air tanah. Muka air tanah pada
Horizontal A adalah kurang lebih 1-2 m
Horizontal B
-7 m sampai dengan -37 m
Terdiri dari tanah lempung lunak marine dan
sensitive yang sudah terkonsolidasi normal dengan
kedalaman hingga -40 m. Karena sifat tanah yang
terlalu sensitive menyebabkan tanah tersebut akan
kehilangan sebagian besar kekuatannya apabila
terganggu.
Horizontal B
-7 m sampai dengan -37 m
Terdiri dari tanah lempung lunak marine dan
sensitive yang sudah terkonsolidasi normal dengan
kedalaman hingga -40 m. Karena sifat tanah yang
terlalu sensitive menyebabkan tanah tersebut akan
kehilangan sebagian besar kekuatannya apabila
terganggu.
Horizontal C
-37 m sampai dengan -60 m
Terdiri dari lapisan tanah marine yang padat
hingga kedalaman -60 mdibawah lapisan tanah
dasar.
Horizontal C
-37 m sampai dengan -60 m
Terdiri dari lapisan tanah marine yang padat
hingga kedalaman -60 mdibawah lapisan tanah
dasar.
Lapisan tanah pada Horizontal A dan lapisan
tanah lempung pada Horizontal B yang berada
dibawah menara tersebut dapat mengindikasikan
terjadinya pemampatan pada lapisan
tanah sebesar 3-5 meter
Adanya creep atau rangkak pada lapisan tanah lempung marine yang lunakdibawah bangunan yang menyebabkan terjadinya pemampatan yang berlebihpada area di selatan. Fluktuasi muka air tanah juga dianggap merupakan salahsatu penyebab utama terjadinya rangkak pada tanah ini.
Pergerakan yang terjadi pada menara tersebut adalah lebih sesuai denganphenomena Leaning instability dibandingkan dengan terjadinya bearingcapacity failure
Uji Lapangan
Uji SondirUji Sondir
Uji SPTUji SPT
Uji Laboratorium
Index propertiesIndex properties
Engineering properties
Kadar Air (Water Content)Kadar Air (Water Content)
Berat Isi Tanah (Density Test)Berat Isi Tanah (Density Test)
Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity)Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity)
Analisis SaringanAnalisis Saringan
Analisis HidrometerAnalisis Hidrometer
Batas-batas AtterbergBatas-batas Atterberg
Uji triaxial (triaxial test)
Konsolidasi (consolidation)
Analisis Ukuran PartikelAnalisis Ukuran PartikelAnalysis SaringanAnalysis Saringan
Analisis HydrometerAnalisis Hydrometer
Batas-batas AtterbergBatas-batas Atterberg
Batas SusutBatas Susut
Batas PlastisBatas Plastis
Batas CairBatas Cair
Nilai IP merupakan pengurangan nilai batas cair (liquid limit disingkat LL) dengan nilai batas plastis
(plastic limit disingkat PL). Semakin tinggi nilai IP suatu tanah lempung, maka akan semakin bersifat
expansive, artinya sangat mudah terpengaruh oleh kadar air. Dengan demikian, tanah akan sangat
mengembang jika kadar air tinggi (jenuh air) dan akan sangat menyusut jika kadar air rendah (kering).
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis kapasitas dukung tanah,
stabilitas lereng serta gaya dorong pada dinding penahan tanah.
Kuat Geser TanahKuat Geser Tanah
Uji geser langsung (direct shear test)Uji geser langsung (direct shear test)
Uji triaksial (triaxial test)
Uji tekan bebas (unconfined compression test)Uji tekan bebas (unconfined compression test)
Uji geser kipas (vane sheeartest)Uji geser kipas (vane sheeartest)
Uji TriaxialUji Triaxial
UUUU
CUCU
CDCD
Misalnya saat kita membangun tanggul/timbunan
secara cepat diatas tanah lempung. Konsolidasi
belum sempat terjadi di tanah lempung, maka
dalam hal ini stabilitas tanah harus pertama-tama
dianalisis untuk kondisi short term-nya
uji ini dapat digunakan untuk 2 hal, pertama bila
yang akan dihitung adalah stabilitas tanah untuk
kondisi long term. Kedua bila yang dicari adalah
properti tanah yang telah terkonsolidasi dan
mengalami perubahan tegangan deviatorik secara
mendadak
jika ingin mengevaluasi stabilitas bendungan
tanah (lihat garis putus-putus berwarna hitam)
dengan ketinggian muka air yang relatif konstan
seperti gambar dibawah ini. yang akan dihitung
adalah stabilitas bendungan tanah untuk kondisi
long term
Konsolidasi adalah penurunan tanah yang merupakan fungsi waktu akibat keluarnya air dari
pori tanah
Konsolidasi (consolidation)
Mengekstraksi tanah di bawah sis i yang terangkat
Menahan menara dengan kabel baja
Memberi beban lebih pada sisi yang terangkat
Penggantian blok batu dengan balok dan beton dan pemasangan banyak pile
Permukaan tanah dibawah menara telah beku dan ditopang oleh blok batu konglomerat berumur
150 tahun. Blok batu tersebut diganti dengan sebuah balok dan beton, ditahan dengan kabel baja
yang berada pada kedalaman 52 meter.
Pada detail gambar pondasi, terlihat banyak pile dipasang di sekitarnya untuk memberi konsistensi
pada tanah agar bangunan tak jatuh.
Penggantian blok batu dengan balok dan beton dan pemasangan banyak pile
Permukaan tanah dibawah menara telah beku dan ditopang oleh blok batu konglomerat berumur
150 tahun. Blok batu tersebut diganti dengan sebuah balok dan beton, ditahan dengan kabel baja
yang berada pada kedalaman 52 meter.
Pada detail gambar pondasi, terlihat banyak pile dipasang di sekitarnya untuk memberi konsistensi
pada tanah agar bangunan tak jatuh.
Underexcavation
Metode ini yaitu mengekstraksi tanah yang dilakukan di bawah bangunan. Pada kasus menara Pisa ini,
maka underexcavation diakukan di bawah sisi utara bangunan. Digunakan untuk mengurangin
differential settlement.
Underexcavation
Metode ini yaitu mengekstraksi tanah yang dilakukan di bawah bangunan. Pada kasus menara Pisa ini,
maka underexcavation diakukan di bawah sisi utara bangunan. Digunakan untuk mengurangin
differential settlement.
Kriteria Pemilihan Metode
Jenis & Tingkat Perbaikan yang Diinginkan
Jenis & Struktur Tanah
Kondisi Aliran Air Tanah
Kemungkinan Kerusakan StrukturDisekitarnya
Ketahanan Material yang Digunakannya
Biaya & Waktu
Metode Perbaikan
Perbaikan secara Mekanis
Perbaikan secara Hidraulik
Perbaikan secara Fisika & Kimiawi
Perbaikan dengan Reinforcement(Inklusi & Pengekangan)
Perbaikan dengan Bahan Ringan
Pemadatan dangkal dengan roller (mesin penggilas)
Pemadatan dangkal dengan rammer (menjatuhkan pemberat)
Pemadatan dangkal dengan vibrator (roller yang digetarkan)
Preloading
Drainase vertikal
Dewatering
Metode elektrokinetik
Penambahan admixture (di permukaan dan kedalaman tertentu)
Penggunaan grouting
Metode thermal (heating & freezing)
Geosintetik
Pre-fabricated Vertical Drain (PVD)
Dynamic compaction