KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI DAN
PERKEMBANGANNYA
Disusun Oleh
Afifatul Ulfiah Arini (K8113003)
Aminina (K8113005)
Ayu Dwi Kurnia Putri (K8113015)
Dwitya Artha Rio (K8113)
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini sangat penting bagi perguruan tinggi di
sekolah dasar. Dengan pendidikan anak usia dini akan tercipta keserasian
hubungan antara siswa dengan guru. Di samping itu kami mengambil judul
karakteristik anak usia dini karena kami ingin tahu lebih mendalam mengenai
karakteristik anak usia dini mulai dari umur 0 – 8 tahun. Baik dari segi aspek–
aspek perkembangan, prinsip-prinsip perkembangan, pola perkembangan,
faktor yang mempengaruhi perkembangan, ciri-ciri perkembangan anak usia
dini, dan cara belajar anak usia dini.
B. Tujuan Pembahasan
a. Menjelaskan pentingnya memahami anak usia dini.
b. Menjelaskan aspek–aspek perkembangan anak usia dini.
c. Menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini.
d. Menjelaskan karakteristik perkembangan anak usia dini.
e. Menjelaskan kondisi yang mempengaruhi anak usia dini.
f. Menjelaskan pola perkembangan anak usia dini.
g. Menjelaskan cara belajar anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Memahami Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik,
psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang
paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak-kanak
adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan
menentukan pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia
tersebut maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak adanya
bila ingin memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara
optimal.
Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat
terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan bertahan lama.
Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya tertutupi. Bila suatu
saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah dialami
maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda.
Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik a
anak usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan sebagaimana
berikut :
1. Usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan
manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya dasar
struktur kepribadian yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh
karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
2. Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan
dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya,
disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan. Oleh
karena itu perlu pemberian pengalaman awal yang positif.
3. Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa,
dibanding dengan sepanjang usianya. Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami
80% perkembangan otak dibanding sesudahnya. Oleh karena itu perlu
stimulasi fisik dan mental.
Ada banyak hal yang diperoleh dengan memahami karakteristik anak
usia dini antara lain :
1. Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh anak yang bermanfaat bagi
perkembangan hidupnya.
2. Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak sehingga dapat memberikan
stimulasi kepada anak agar dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan
baik.
3. Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat
sesuai dengan kebutuhannya.
4. Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis.
5. Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan
dan kemampuan.
B. Aspek-aspek Perkembangan Anak Usia Dini
1. Perkembangan Fisik dan Motorik
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian
gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot
terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas
keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus.
Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang
pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan
motorik halus.
Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana
seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari,
hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil
resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu
kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru
saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko
dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya
diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu
obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya
bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225)
2. Perkembangan Kognitif
Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah:
(1) Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun. Pada masa ini kemampuan
anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang
dan ruang yang dekat saja;
(2) Tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa ini kemampuan
menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang
kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan
belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih
terbatas;
(3) Tahap konkret operasional, 7 – 11 tahun.
Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas
menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan
membagi;
(4) Tahap formal operasional, usia 11 – 15 tahun. Pada masa ini, anak
sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak.
3. Perkembangan Sosial Emosi
Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial
yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh
Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati,
hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap
ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku
kelekatan.
Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli
psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak:
(1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2
tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak
mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya
diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan
menimbulkan rasa curiga;
(2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-
3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau
melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila
sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan
rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan
atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu
dan ragu-ragu;
(3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5
tahun. Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari
ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan
lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk
berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah;
(4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri),
usia 6 tahun – pubertas. Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas
perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu
memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai
suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil,
sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.
4. Perkembangan Moral dan Agama
Pengertian perilaku moral secara umum adalah perilaku yang sesuai
dengan standar moral dari kelompok sosial tertentu. Perilaku moral ini
dikendalikan oleh konsep moral. Konsep moral terbentuk dari
peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu
budaya. Jika ada perilaku moral maka diidentifikasikan perilaku tak
bermoral dan amoral. Perilaku tak bermoral merupakan perilaku yang
tidak sesuai dengan harapan sosial atau konsep moral yang diakui
masyarakat. Sedangkan perilaku amoral/non moral merupakan
perilaku yang ditampilkan karena ketidakacuhan terhadap harapan
kelompok sosial dan bisa saja terjadi karena orang tersebut belum
memahami peraturan atau ketentuan moral yang ada dalam lingkungan
tersebut (dilakukan tidak sengaja dilakukan).
5. Perkembangan Bahasa
Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak
memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam
setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672.
2 tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan kira-kira 134 kata-kata
pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 untuk 286.
Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk
bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan
beranjak memahami kalimat. Dengan membaca anak juga semakin
banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui
membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini dilakukan untuk
mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.
6. Aspek Kreativitas Anak
Usia dini adalah usia yang paling kritis atau paling menentukan dalam
pembentukan karakter dan kepribadian seseorang. Perolehan
kesempatan untuk dapat mengoptimalkan tugas-tugas perkembangan
pada usia dini sangat menentukan keberhasilan perkembangan anak
selanjutnya.
Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif tanpa kecuali
walaupun setiap orang berbeda dalam macam bakat yang dimiliki serta
derajat atau tingkat dimilikinya bakat tersebut. Satu hal yang penting
adalah bahwa ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat
ditingkatkan, dan karena itu perlu dipupuk sejak dini. Bila bakat
kreatif tersebut tidak dipupuk maka bakat tersebut tidak akan
berkembang, bahkan menjadi bakat terpendam, yang tidak dapat
diwujudkan.
Untuk memahami kreativitas pada anak-anak, ada satu yang
harus membedakan kreativitas dari kecerdasan dan bakat. Ward (1974)
menyatakan tentang kreativitas anak-anak dapat dibedakan dari
kemampuan kognitif. Studi-studi terakhir menunjukkan bahwa
komponen-komponen dari potensi kreatif dapat dibedakan dari
kecerdasan (Moran, 1983). Istilah ”gifted” sering digunakan untuk
menyatakan anak yang memiliki kecerdasan tinggi. Wallach (1970)
berpendapat bahwa ”kecerdasan dan kreativitas tidak terikat satu sama
lain, dan anak yang sangat kreatif bisa saja kecerdasannya tidak
tinggi”. Kreativitas tidak hanya di dalam musik, seni, atau penulisan,
tetapi juga di dalam ilmu pengetahuan, ilmu kemasyarakatan dan
bidang-bidang lain.
Untuk anak-anak, kreativitas difokuskan pada proses: pembuatan
gagasan-gagasan. Penerimaan orang dewasa dari banyaknya gagasan-
gagasan di dalam suasana yang tidak evaluatif akan membantu anak-
anak menghasilkan lebih banyak gagasan-gagasan atau bergerak ke
langkah yang berikutnya, evaluasi diri. Ketika anak-anak
mengembangkan kemampuan untuk evaluasi diri, mutu isu-isu dan
pembuatan produk-produk menjadi lebih penting. Penekanan pada usia
ini adalah menjelajah kemampuan-kemampuan mereka untuk
menghasilkan dan mengevaluasi hipotesis, dan meninjau kembali
gagasan mereka yang didasarkan pada evaluasi. Evaluasi oleh yang
lain dan ukuran-ukuran untuk produk-produk dengan sebenarnya
penting hanya digunakan anak remaja atau orang dewasa yang lebih
tua.
Dr. Utami Munandar memberikan empat alasan perlunya
dikembangkan kreativitas pada anak yaitu: Pertama, dengan berkreasi
anak dapat mewujudkan dirinya dan ini merupakan kebutuhan pokok
manusia. Kedua, kreativitas atau cara berpikir kreatif, dalam arti
kemampuan untuk menemukan cara-cara baru memecahkan suatu
permasalahan. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak saja berguna
tapi juga memberikan kepuasan pada individu. Hal ini terlihat jelas
pada anak-anak yang bermain balok-balok atau permainan konstruktif
lainnya. Mereka tanpa bosan menyusun bentuk-bentuk kombinasi baru
dengan alat permainannya sehingga seringkali lupa terhadap hal-hal
lain. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia untuk
meningkatkan kualitas dan taraf hidupnya. Dengan kreativitas
seseorang terdorong untuk membuat ide-ide, penemuan-penemuan
atau teknologi baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara luas.
C. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini
Dalam perkembangan individu dikenal prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut :
1. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua aspek. Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi
menyangkut semua aspek. perkembangan. Aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya tersembunyi. Perkembangan berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya pada saat tertentu
perkembangannya lambat bahkan sangat lambat, sedangkan pada saat lain mungkin sangat cepat.
2. Setiap individu memiliki irama dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seorang individu mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina
hubungan sosial yang sangat tinggi dan irama perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedang dalam aspek lain seperti keterampilan atau estetika
cenderung kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada individu lain yang ketrampilan dan estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan berpikir dan hubungan sosialnya agak lambat.
3. Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu.
Perkembangan sesuatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraban (mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas dan tidak bermakna, seperti : mmm-mmm-mmm)
sebelum anak bisa berbicara, dan sebagainya.
4. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur dan sedikit demi sedikit.
Secara normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam
situasisituasi tertentu dapat juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya dapat juga terjadi kemacetan perkembangan aspek tertentu.
5. Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju
pada yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi. Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang
bersifat umum, seperti kemampuan memegang dimulai dengan memegang benda besar dengan kedua tangannya, baru kemudian memegang dengan satu tangan tetapi dengan ke lima jarinya. Perkembangan berikutnya ditunjukkan dengan
anak dapat memegang dengan beberapa jari, dan akhirnya menggunakan ujung-ujung jarinya. Dalam perkembangan terjadi proses diferensiasi atau penguraian
kepada hal yang lebih kecil dan terjadi pula proses integrasi. Dalam integrasi ini beberapa kemampuan khusus/kecil bergabung membentuk satu kecakapan atau keterampilan.
6. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dapat dilewati secara cepat, sehingga
nampak seperti tidak melewati fase tersebut, sedangkan fase lainnya diikuti dengan sangat lambat, sehingga nampak seperti tidak berkembang.
7. Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat
atau diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat
menyebabkan laju perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran baik yang berlebih atau berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.
8. Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan
aspek lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang sejajar dengan kemampuan berbahasa, kemampuan motorik sejajar dengan kemampuan pengamatan dan lain
sebagainya. 9. Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan
pria berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun, anak wanita lebih cepat matang secara sosial dibandingkan dengan laki-laki. Fisik laki-laki umumnya tumbuh lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan inteleknya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan estetikanya.
D. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini
Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan
sebagai lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan
sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding
usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik.
Secara lebih rinci akan diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai berikut :
a. Usia 0 – 1 tahun
Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa,
paling cepat dibanding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan
ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa karakteristik
anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
1. Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak,
duduk, berdiri dan berjalan.
2. Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat
atau mengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan
memasukkan setiap benda ke mulutnya.
3. Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap
melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi
responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon
verbal dan non verbal bayi.
Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut merupakan modal
penting bagi anak untuk menjalani proses perkembangan selanjutnya.
b. Usia 2 – 3 tahun
Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan
masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang
pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun
antara lain :
1. Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya.
Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang
luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda-benda
apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif.
Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi
dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
2. Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan
berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas
maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami
pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan
pikiran.
3. Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi
anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia.
Sebab emosi bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada
lingkungan.
c. Usia 4 – 6 tahun
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :
1. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan
berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot
kecil maupun besar.
2. Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu
memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan
pikirannya dalam batas-batas tertentu.
3. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan
rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hl
itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang
dilihat.
4. Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan
sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.
d. Usia 7 – 8 tahun
Karakteristik perkembangan anak usia 7 – 8 tahun antara lain :
1. Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari
segi kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian
per bagian. Artinya anak sudah mampu berpikir analisis dan sintesis,
deduktif dan induktif.
2. Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas
orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk
selalu bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebaya.
3. Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang
melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.
4. Perkembangan emosi anak sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai
bagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf
pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah
menampakkan hasil.
E. Kondisi Yang Mempengaruhi Anak Usia Dini
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kondisi anak usia dini, secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Faktor bawaan
b. Faktor lingkungan
Pertama, faktor bawaan adalah faktor yang diturunkan dari kedua
orangtuanya, baik yang bersifat fisik maupun psikis. Faktor bawaan lebih
dominan dari pihak ayah daripada ibu atau sebaliknya. Faktor ini tidak dapat
direkayasa oleh orangtua yang menurunkan. Dan hanya ditentukan oleh waktu
satu detik, yaitu saat bertemunya sel sperma dan ovum. Oleh karena itu, saat
ovulasi merupakan saat paling berharga untuk sepanjang hidup manusia,
karena pada saat itulah diturunkan sifat bawaan yang akan terbawa sepanjang
usia manusia.
Kedua, faktor lingkungan yaitu faktor yang berasal dari luar faktor
bawaan, meliputi seluruh lingkungan yang dilalui oleh anak. Lingkungan
dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu lingkungan dalam kandungan dan
lingkungan di luar kandungan.
Lingkungan dalam kandungan sangat penting bagi perkembangan
anak. Karena perkembangan janin dalam kandungan mengalami kecepatan
luar biasa, lebih cepat 200.000 kali dibanding perkembangan sesudah lahir.
Oleh karena itu lingkungan yang positif dalam kandungan akan berpengaruh
positif bagi perkembangan janin, demikian juga sebaliknya.
` Lingkungan di luar kandungan, juga besar pengaruhnya terhadap
perkembangan anak usia dini. Sebab anak menjadi bagaimana seorang anak
sangat dipengaruhi oleh bagaimana lingkungan memperlakukan dia.
Lingkungan luar kandungan dibedakan menjadi tiga hal yaitu :
a. Lingkungan keluarga, yaitu lingkungan yang dialami anak dalam
berinteraksi dengan anggota keluarga baik interaksi secara langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan keluarga khususnya dialami anak
usia 0 – 3 tahun. Usia ini menjadi landasan bagi anak untuk melalui proses
selanjutnya.
b. Lingkungan masyarakat atau lingkungan teman sebaya. Seiring
bertambahnya usia, anak akan mencari teman untuk berinteraksi dan
bermain bersama. Kondisi teman sebaya turut menentukan bagaimana
anak jadinya.
c. Lingkungan sekolah. Pada umumnya anak akan memasuki lingkungan
sekolah pada usia 4 – 5 tahun atau bahkan yang 3 tahun. Lingkungan di
sekolah besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Sekolah yang
baik akan mampu berperan secara baik dengan memberi kesempatan dan
mendorong anak untuk mengaktualisasikan diri sesuai dengan
kemampuan yang sesungguhnya.
F. Pola Perkembangan Anak Usia Dini
Perkembangan setiap anak memiliki pola yang sama, walaupun
kecepatannya berbeda. Setiap anak mengikuti pola yang dapat diramalkan
dengan cara dan kecepatannya sendiri. Sebagian anak berkembang dengan
tertib tahap demi tahap, langkah demi langkah. Namun sebagian yang lain
mengalami kecepatan melonjak. Di samping itu ada juga yang mengalami
penyimpangan atau keterlambatan. Namun secara umum setiap anak
berkembang dengan mengikuti pola yang sama. Beberapa pola tersebut antara
lain :
a. Perkembangan fisik secara umum
Perkembangan fisik mengikuti hukum perkembangan yang disebut
“cephalocaudal” dan “proximodistal”. Hukum cephalocaudal menyatakan
bahwa perkembangan dimulai dari kepala kemudian menyebar ke seluruh
tubuh sampai ke kaki. Sedangkan hukum proximodistal menyatakan
bahwa perkembangan bergerak dari pusat sumbu ke ujung-ujungnya atau
dari bagian yang dekat sumbu pusat tubuh ke bagian yang lebih jauh.
b. Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju ke tanggapan
khusus
Bayi pada awal perkembangan memberikan reaksi dengan menggerakkan
seluruh tubuh. Semakin lama ia akan mampu memberikan reaksi dalam
bentuk gerakan khusus. Demikian seterusnya dalam hal-hal lain.
c. Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan
Proses perkembangan diawali dari bertemunya sel sperma dan ovum yang
disebut ovulasi, dan terus secara berkesinambungan hingga kematian.
Kadang perlahan, kadang cepat, kadang maju terus, kadang sejenak
mundur. Satu tahap perkembangan menjadi landasan bagi tahap
perkembangan selanjutnya. Tidak ada pengalaman anak yang sia-sia atau
hilang terhapus. Hanya tertutupi oleh pengalaman-pengalaman berikutnya.
d. Terdapat periode keseimbangan dan tidak keseimbangan
Setiap anak mengalami periode dimana ia merasa bahagia, mudah
menyesuaikan diri dan lingkungannya pun bersikap positif terhadapnya.
Namun juga ada masa ketidakseimbangan yang ditandai dengan kesulitan
anak untuk menyesuaikan diri, sulit diatur, emosi negatif dan sebagainya.
Pola tersebut bila digambarkan ibarat spiral yang bergerak melingkar
dengan jangka waktu kurang lebih 6 bulan, hingga akhirnya anak
menemukan ketenangan dan jati diri.
e. Terdapat tugas perkembangan yang harus dilalui anak dari waktu ke
waktu
Tugas perkembangan adalah sesuatu yang harus dilakukan atau dicapai
oleh anak berdasarkan tahap usianya. Tugas perkembangan bersifat khas,
sesuai dengan tuntutan dan ukuran yang berlaku di masyarakat. Misalnya
bayi lahir dia akan melaksanakan tugas perkembangan berguling,
tengkurap, duduk, berdiri, berjalan, bermain dan seterusnya. Kualitas dan
kuantitas tugas perkembangan antara satu daerah berbeda dengan daerah
lain.
G. Cara Belajar Anak Usia Dini
Anak pada usia dini (0 – 8 tahun) memiliki kemampuan belajar yang
luar biasa. Khususnya pada masa kanak-kanak awal. Keinginan anak untuk
belajar menjadikan ia aktif dan eksploratif. Anak belajar dengan seluruh panca
inderanya untuk dapat memahami sesuatu, dan dalam waktu singkat ia akan
beralih ke hal lain untuk dipelajari. Lingkungan lah yang kadang menjadikan
anak terhambat dalam mengembangkan kemampuan belajarnya. Bahkan
seringkali lingkungan mematikan keinginannya untuk bereksplorasi.
Cara belajar anak mengalami perkembangan seiring dengan
bertambahnya usia. Secara garis besar dapat diuraikan cara belajar anak usia
dini mulai dari awal perkembangan.
a. Usia 0 – 1 tahun
Anak belajar dengan mengendalikan kemampuan panca inderanya. Yakni
pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan perasa. Secara bertahap
panca indera anak difungsikan lebih sempurna. Hingga usia satu tahun
anak ingin mempelajari apa saja yang dilihat dengan mengarahkan seluruh
panca indera. Hal itu nampak pada aktivitas anak memasukkan segala
macam benda ke dalam mulut sebagai bagian dari proses belajar.
b. Usia 2 – 3 tahun
Anak melakukan proses belajar dengan lebih sungguh-sungguh. Ia
memperhatikan apa saja yang ada di lingkungannya untuk kemudian
ditiru. Jadi cara belajar anak yang utama pada usia ini adalah meniru.
Meniru segala hal yang ia lihat dan ia dengar. Selain itu perkembangan
bahasa anak pada usia tersebut sudah mulai berkembang. Anak
mengembangkan kemampuan berbahasa juga dengan cara meniru.
c. Usia 4 – 6 tahun
Kemampuan bahasa anak semakin baik. Begitu anak mampu
berkomunikasi dengan baik maka akan segera diikuti proses belajar anak
dengan cara bertanya. Anak akan menanyakan apa saja yang ia saksikan.
Pertanyaan yang tiada putus. Saat demikian kognisi anak berkembang
pesat dan keinginan anak untuk belajar semakin tinggi. Anak belajar
melalui bertanya dan berkomunikasi.
d. Usia 7 – 8 tahun
Perkembangan anak dari berbagai aspek sudah semakin baik. Walau
demikian proses perkembangan anak masih terus berlanjut. Anak
melakukan proses belajar dengan cara yang semakin kompleks. Ia
menggunakan panca inderanya untuk menangkap berbagai informasi dari
luar. Anak mulai mampu membaca dan berkomunikasi secara luas. Hal itu
menjadi bagian dari proses belajar anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pentingnya memahami anak usia dini mempunyai 3 alasan yaitu usia dini
merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia,
pengalaman awal sangat penting, dan perkembangan fisik dan mental mengalami
kecepatan yang luar biasa.
Aspek-aspek perkembangan anak usia dini terdiri dari aspek perkembangan
fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosi, , moral dan agama serta kreativitas.
Terdapat pula beberapaprinsip-prinsip perkembangan sepanjang hidup anak.
Karakteristik perkembangan anak usia dini secara lebih rinci diuraikan
sebagai berikut : usia 0 – 1 tahun, usia 2 – 3 tahun, usia 4 – 6 tahun, usia 7 – 8 tahun.
Masing masing tahap usia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Kondisi yang
mempengaruhi anak usia dini secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu
faktor bawaan dan faktor lingkungan.
Pola perkembangan anak usia dini dibagi menjadi 5 yaitu : perkembangan
fisik, perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju tanggapan khusus,
perkembangan berlangsung secara berkesinambungan, terdapat periode
keseimbangan dan ketidakseimbangan, dan terdapat tugas perkembangan yang harus
dilalui anak dari waktu ke waktu. Cara belajar anak usia dini mulai dari usia 0 – 1
tahun, usia 2 – 3 tahun, usia 4 – 6 tahun dan usia 7 – 8 tahun, memiliki cara belajar
berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. At energennic PAUD : Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini. Diakses pada tanggal 16 September 2014, melalui
http://paudbook.blogspot.com/2012/01/prinsip-prinsip-perkembangan-anak-usia.html
Hayati, Nur. (9 Juni 2013). Indrasari Dewi PAUD : Aspek-aspek Perkembangan
AUD. Diakses pada tanggal 16 September 2014, melalui
http://indrasaripaud.blogspot.com/2013/06/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-
dini.html
Laili, Nurul. Academia.edu : Makalah Karkteristik AUD. Diakses pada tanggal 9
September 2014, melalui
http://www.academia.edu/5092555/Makalah_Karakteristik_Anak_Usia_Dini
Masitoh. 2008. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.
Syaodih, Ernawulan. . 2008. Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka