MAKALAH
KONSEP KOMUNIKASI
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN
Dosen Pengampu: Prita Yunitasari
OLEH :
BAHRI MAHROJI (110993)
PRODI DIII KEPERAWATAN AKES KARYA HUSADA YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Pertama dan utama tiada kata yang lebih indah selain puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha murah atas rahmat dan karunianya sehingga kami bisa
mempersembahkan makalah yang berjudul “konsep Komunikasi”.Makalah ini
ditujukan untuk memenuhi penugasan komunikasi dalam keperawatan.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memperkaya
pendidikan di Indonesia.Selain itu juga dapat digunakan oleh pembaca sebagai
pemicu untuk terus berpikir dan berkarya.
Pada kesempatan yang indah ini ijinkan kami menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Bapak Bagus Putu Arke selaku direktur Akes Karya Husada
2. Ibu Prita Yunitasari, selaku guru pembimbing
3. Sahabat karib,teman seperjuangan yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu,
4. Para Pembaca
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu,kritik
yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga
makalah ini berguna bagi kemajuan bersama.
Jogjakarta, 21 Agustus 2012
Penulis
BAB IPENDAHULUAN
1. Latar BelakangSetelah pada pembahasan-pembahasan sebelumnya di kelas teman-teman
telah menjelaskan tentang pengantar ilmu komunikasi baik pengertian, sejarah serta ruang lingkup komunikasi, maka saat ini saya akan membahas tentang konsep komunikasi. Factor-faktor ini sangat penting kita ketahui agar kita bias memaksimalkan komunikasi kita sehingga bisa mencapai tujuan yang kita harapkan.
BAB II
ISI
1. PENGERTIAN
Secara harafiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: COMMUNIS yang
berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu
proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi
biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar
anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang
bias saja terjadi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila
tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi nonverbal
Berikut ini adalah definisi serta penjelasan mengenai komunikasi menurut
beberapa ahli:
1. PALO ALTO
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus
menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. PALO ALTO sangat percaya
bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi.
2. HIMSTREET & BATY
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui
suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan
3. BOVEE
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan
4. LASWELL
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan
cara apa, kepada siapa dengan efek apa
5. CARL I. HOVLAND
Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator
mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal
maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain
6. THEODORSON & THEDORSON
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi
dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol
7. EDWIN EMERY
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang
kepada orang lain
8. DELTON E, Mc FARLAND
Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama
manusia
9. WILLIAM ALBIG
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang
mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan
berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan
10.CHARLES H. COOLEY
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan
dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan
menyimpan dalam waktu
11.A. WINNET
Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada
penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau
tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut
12.KARFRIED KNAPP
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem
simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal.
Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui
media lain (tulisan, oral, dan visual)
2. Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik.
Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan yang disampaikannya.
6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan
pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan
makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini
bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses
komunikasi . Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti:
komunikator, pesan, medium dan resipiens.
A. PADA KOMUNIKATOR
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi adalah:
1. Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi.
Yang dimaksudkan adalah penguasaan bahasa dan keterampiIan mempergunakan
bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah
proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis
situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan
resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi.
2. Sikap komunikator.
Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap
yang mantap dan meyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima
anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris.
3. Pengetahuan umum
Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator se-baiknya memiliki
pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan
menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia
harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti
dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari
kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang
mampu menggugah hati mereka.
4. Sistem social
Setiap komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi,
pangkat atau jahatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat
mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau
bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).
5. Sistem kebudayaan
Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki se-orang komunikator
juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab
dan pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga
mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
B. FAKTOR-FAKTOR PADA RESIPIENS
Faktor-faktor ini pada umurnnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikator.
1. Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Supaya dapat terjadi komunikasi, resipiens harus menguasai Bahasa yang
dipergunakan. Keduanya hanya dapat saling berkomunikasi dan saling mengerti
apabila mereka mempergunakan perbendaharaan kata yang sama dan yang
dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa
yang dipergunakan oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens. Dalam
hubungan dengan hal ini, perlu diperhatikan bahwa pendengar mempunyai cara
mendengar dan mengerti sendiri, yang dapat berbeda dari apa yang sebenarnya
dimaksudkan oleh komunikator.
2. Sikap resipiens
Faktor ini juga ikut menentukan efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positif
seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif
dalam proses komunikasi; Sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jengkel,
tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negative.
4. Sistem sosial dan kebudayaan
Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter
khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati. suka mendengar,
tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa menjadi
kritis, suka memhantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara
menyampaikan sesuatu tidak sama di antara masyarakat yang satu dengan yang
lain. Sebab itu komunikator harus memperhatikan segala faktor ini. apabila dia
mau mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para
pendengarnya.
C. FAKTOR-FAKTOR PADA PESAN DAN MEDIUM
Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium. Kedua faktor ini perlu
diperhatikan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris.
1. Elemen-elemen Pesan
Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam
proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang
membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang bestir.
Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide yang
dibeberkan, alat peraga yang dipakai untuk meng-konkretisasi pesan, suara,
tekanan suara, artikulasi, mimik dan gerak-gerak untuk mempedelas pesan
yang disampaikan.
2. Struktur Pesan
Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas
proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis di
mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada
prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti.
3. Isi Pesan
Isi pesan yang di ungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan
situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu
sulit, dan tidak rnengandung terlalu banyak ke-benaran, karena dapat
membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua
pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci dan tepat.
4. Proses Pembeberan
Yana dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari
komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan
secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga
kemungkinan ini membawa efek yang berbeda dalam proses komunikasi.
Tentang hal ini akan dibicarakan lebih lanjut.
4. Faktor – faktor penghambat komunikasi
1. Hambatan sosio-antro-psikologis
a. Hambatan sosiologis
Seorang sosiolog jerman bernama Ferdinand Tonnies
mengklasifikasikan kehidupan masyarakat menjadi dua jenis yang ia
namakan Gemeinschaft dan gesellschaft. Gemeinschaft adalah pergaulan
hidup yang bersifat pribadi, statis, dan rasional, seperti dalam kehidupan
rumah tanngga; sedangkan gesellschaft adalah pergaulan hidup yang
bersifat pribadi, dinamis, dan rasional, seperti pergaulan di kantor atau
dalam organisasi.
Karena dalam kehidupan masyarakat itu terbagi atas berbagai gologan dan
lapisan, menimbulkan perbedaan status social, agama, ideologi, tingkat
pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya, semua itu menjadi
hambatan dalam berkomunikasi dan inilah yang termaksud dalam
hambatan sosiologis.
b. Hambatan antropologis
Manusia, meskipun satu sama lain sama dalam jenisnya sebagai
makhluk “homo sapiens”, tetapi ditakdirkan berbeda dalam banyak hal.
Dalam komunikasi misalnya, komunikator dalam melancarkan
komunikasinya dia akan berhasil apabila dia mengenal siapa komunikan
dalam arti ‘siapa’ disini adalah bukan soal nama, melainkan ras, bangsa,
atau suku apa si komunikan tersebut. Dengan mengenal dirinya, akan
mengenal pula kebudayaannya, gaya hidup dan norma kehidupannya,
kebiasaan dan bahasanya. Perlu kita ketahui komunikasi berjalan lancar
jika suatu pesan yang disampaikan komunikator diterima olehg komunikan
secara tuntas, yaitu diterima dalam pengertian received atau secara
inderawi, dan dalam pengertian accepted atau rohani. Teknologi
komunikasi tanpa dukungan kebudayaan tidak akan berfungsi.
c. Hambatan psikologis
Factor psikologis sering menjadi hambatan dalam berkomunikasi.
Hal ini umunnya disebabkan sikomunikator dalam melancarkan
komunikasinya tidak terlebih dahulu mengkaji si komunikan. Komunikasi
sulit untuk berhasil apabila komunikan sedang sedih, bingung, marah,
merasa kecewa, merasa iri hati, dan kondisi psikologi lainnya; juga jika
komunikasi menaruh prasangka kepada komunikator. Prasangka
merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena
orang yang berprasangka belum apa-apa sudah bersikap menentang
komunikator. Apalagi kalau prasangka itu sudah berakar, seseorang tidak
lagi berpikir objektif, dan apa saja yang dilihat atau didengarnya selalu
dinilai negatif. Prasangka sebagai factor psikologis dapat disebabkan oleh
aspek antropologisdan sosiologis; dapat terjadi terhadap ras, bangsa suku
bangsa, agama, partai politik, kelompok dan apa saja yang bagi seseorang
merupakan suatu perangsang disebabkan dalam pengalamannya pernah
diberi kesan tidak enak. Berkenaan dengan factor-faktor penghambat
komunikasi yang bersifat sosiologis-antropologis-psikologis itu menjadi
permasalahan ialah bagaimana upaya kita mengatasinya. Cara
mengatasinya ialah mengenal diri komunikan dengan mengkaji kondisi
psikologinya sebelum komunikasi terjadi, dan bersikap empatik kepada
komunikan.
2. Hambatan semantis
Kalau hambatan sosiologis-antrop[ologis-psikologis terdapat pada pihak
komunikan, maka hambatan semantis terdapat pada komunikator. Factor semantis
menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Agar proses
komunikasi itu berjalan denga baik seorang komunikator hareus benar-benar
memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah mengucap atau salah tulis
dapat menimbulkan salah pengertian atau salah tafsir, yang pada gilirannya
bisa ,menimbulkan salah komunikasi. Gangguan semantis juga kadang-kadang
disebabkan oleh aspek antropologis, yakni kata-kata yang sama bunyi dan
tulisannya, tetapi memiliki makna yang berbeda. Salah komunikasi ada kalanya
disebabkan oleh pemilihan kata yang tidak tepat, dalam komunikasi hendaknya
menggunakan kata-kata yang dapat dimengeri atau yang denotatif.
Jadi untuk menghilangkan hambatan semantis dalam komunikasi, seorang
komunikator harus mengucapakan pertanyaan yang jelas dan tegas, memilih kata-
kata yang tidak menimbulkan persepsi yang salah, dan disususn dalam kalimat-
kalimat yang dapat dimengerti.
3. Hambatan mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Contohnya: suara telepon yang kurang jelas, berita surat
kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya, gambar yang kurang jelas pada
pesawat televise dan lain-lain. Hambatan pada beberapa media tidak mungkin
diatasi oleh komunikator tapi biasanya memerlukan orang-orang yang ahli di
bidang tersebut misalnya teknisi.
4. Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis terjadi oleh gangguan lingkungan terhadap proses
berlangsungnya komunikasi. Contohnya adalah suara riuh (bising) orang-orang
atau lalu lintas, suara hujan atau petir, suara pesawat terbang dan lain-lain. Untuk
menghindari hambatan ini, komunkator harus mengusahakan tempat komunikasi
yang bebas dari gangguan seperti yang telah disebutkan tadi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mmpelajari factor-faktor yang sangat penting dalam komunikasi
baik factor penunjang maupun penghambat maka dapat disimpulkan bahwa
dalam berkomunikasi, para pelaku komunikasi (komunikator maupun
audience) harus senantiasa memahami factor-faktor apa saja yang
mempengaruhi proses komunikasi sehingga komunikasi yang dilakukan bisa
berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
B. Aplikasi
Dalam dunia akademis, factor-faktor penunjang dan penghambat
komunikasi ini sangat penting dipelajari karena di dunia akademis sangat erat
kaitannya dengan dunia informasi secara menyeluruh sehingga pemahaman
tentang komunikasi akan sangat mempengaruhi kelancaran proses belajar
mengajar. Satu tips “Janganlah mengucapkan sesuatu yang tidak kita
mengerti, kecuali dalam bentuk pertanyaan!”
Daftar Pustaka
Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wiryanto, DR., 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT
Grasindo.
Recommended