MAKALAH MPK AGAMA ISLAM
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN ISLAM DI
KALANGAN REMAJA
Disusun Oleh
HG 6
Adhariansyah, 1306409886
Ikin Fathoniah, 1306365732
Intan Nolia, 1306365726
Muhamad Iko Kersapati, 1306414394
Tifani Chesi, 1306396624
Tri Widjaya Putranto, 1306364963
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014
i
ABSTRAK
Globalisasi sebenarnya bukanlah fenomena baru sama sekali bagi masyarakat muslim
khususnya kalangan remaja. Pembentukan dan perkembangan masyarakat muslim di dunia bahkan
berbarengan dengan datangnya berbagai gelombang global. Globalisasi merupakan Pelenyap
dinding dan jarak antara satu dengan bangsa lain, dan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan
yang lain. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana globalisasi
mempengaruhi kebudayaan Islam dan bagaimana masyarakat muslim khususnya kalangan remaja
merespon pengaruh tersebut serta bagaimana cara menyikapi pengaruh globalisasi tersebut agar
dapat terhindar dari dampak negatif globalisasi.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaruh
Globalisasi Terhadap Kebudayaan Islam di Kalangan Remaja” sebagai salah satu
kriteria penilaian dalam Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama Islam.
Walaupun masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,namun
kami berharap agar makalah ini dapat dipergunakan dan di manfaatkan baik di
dalam lingkungan akademis atau diluar akademis. Dalam menyelesaikan makalah
ini, banyak pihak yang terlibat dan membantu sehingga dapat menjadi satu
makalah yang dapat di baca dan dimanfaatkan .
Akhirnya kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhir
kata semoga laporan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
para pembaca umumnya . Sekian dari kami mengucapkan banyak terimakasih.
Depok, 26 April 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
B. Perumusan & Pembatasan Masalah................................................................................2
C. Tujuan & Manfaat Penelitian.........................................................................................2
D. Metode Penelitian..........................................................................................................2
E. Sistematika Penulisan.....................................................................................................3
BAB II GLOBALISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBUDAYAAN ISLAM...4
A. Karakteristik Kebudayaan Islam....................................................................................4
B. Faktor-Faktor Terjadinya Globalisasi.............................................................................5
C. Pengaruh Globalisasi Terhadap Perilaku Remaja Islam.................................................7
BAB III GLOBALISASI DAN DINAMIKA KEHIDUPAN REMAJA MUSLIM................11
A. Sikap Remaja Muslim Terhadap Perkembangan Globalisasi.......................................11
B. Sikap Islam Dalam Perkembangan IPTEK di Kalangan Remaja..................................12
C. Upaya Untuk Menyikapi Pengaruh Globalisasi di Kalangan Remaja...........................14
BAB IV PENUTUP................................................................................................................16
A. Kesimpulan..................................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi adalah salah satu kata yang tidak asing lagi bagi kita dan
banyak dibicarakan dengan pemahaman makna yang beragam. Dan globalisai
memang telah merubah pola pikir dan kebiasaan manusia. Dunia dipandang
sebagai satu kesatuan dimana semua manusia di muka bumi ini terhubung satu
sama lain dalam jaring-jaring kepentingan yang amat luas. Masyarakat yang
dulunya tradisional berubah menjadi masyarakat yang modern. Globalisasi
merupakan suatu pandangan masyarakat global yang merujuk pada perkembangan
tatanan kehidupan, mulai dari perkembagan sektor perekonomian, perdagangan
dan teknologi informasi. Namun, perkembangan itu tidak selalu merujuk pada hal-
hal positif saja, banyak dampak-dampak negatif globalisasi di rasakan masyarakat.
Globalisasi yang cenderung ke arah westernisasi yang bersumber dari
masyarakat Barat, yang akan mempengaruhi masyarakat akan berpola hidup ke
barat-baratan ketika terkena arus globalisasi. Begitu juga dengan nila-nilai agama
yang telah tercipta akan terpengaruh dengan pola pikir barat. Dunia globalisasi
dapat dikatakan cenderung pula pada dunia yang tak mengenal moral, sekularisasi
dan merupakan bentuk hegemoni barat terhadap Negara berkembang. Sekarang Di
Indonesia sendiri yang merupakan Negara mayoritas beragama islam telah terkena
pengaruh barat.
Nilai-nilai dari ajaran agama Islam telah banyak yang luntur, karena
globalisasi bersifat sekularistik, materialistik dan liberal serta tidak mengenal
moral karena selalu menjunjung pada kebebasan berpendapat dan melakukan
sesuatu sesuai hak asasinya. Umat islam diberbagai penjuru merasakan sebuah
ketidakadilan, terutama dimana mereka hidup sebagai minoritas di Negara-Negara
1
2
non-muslim. Oleh karena itu umat islam harus waspada untuk menghadapi
globalisasi.
B. Perumusan & Pembatasan Masalah
1. Apa saja karakteristik kebudayaan Islam?
2. Apa yang menyebabkan globalisasi mempengaruhi kebudayaan Islam?
3. Bagaimana sikap seorang remaja muslim dalam menyikapi perkembangan
globalisasi?
4. Sebesar apa pengaruh globalisasi terhadap perilaku remaja muslim?
5. Bagaimana Islam dalam menyikapi perkembangan IPTEK di kalangan
remaja?
6. Bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk menyikapi pengaruh
globalisasi di kalangan remaja?
Pembatasan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini hanya membahas mengenai
pengaruh globalisasi terhadap remaja muslim.
C. Tujuan & Manfaat Penelitian
Tujuan :
1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan Islam di
kalangan remaja
2. Mengetahui karakteristik kebudayaan Islam
3. Memenuhi tugas mata kuliah MPK AGAMA ISLAM.
Manfaat :
1. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai globalisasi
dan kebudayaan Islam
2. Menambah wawasan menegenai sikap Islam dalam menyikapi
perkembangan globalisasi dan IPTEK.
D. Metode Penelitian
Penulisan makalah ini disusun berdasarkan mengkaji literatur yang ada.
3
E. Sistematika Penulisan
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan & Pembatasan Masalah
C. Tujuan & Manfaat Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Sistematika Penulisan
BAB II GLOBALISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KEBUDAYAAN ISLAM
A. Karakteristik Kebudayaan Islam
B. Faktor-Faktor Terjadinya Globalisasi
C. Pengaruh Globalisasi Terhadap Perilaku Remaja Islam
BAB III GLOBALISASI DAN DINAMIKA KEHIDUPAN REMAJA
MUSLIM
A. Sikap Remaja Muslim Terhadap Perkembangan Globalisasi
B. Sikap Islam Dalam Perkembangan IPTEK di Kalangan Remaja
C. Upaya Untuk Menyikapi Pengaruh Globalisasi di Kalangan
Remaja
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GLOBALISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KEBUDAYAAN ISLAM
A. Karakteristik Kebudayaan Islam
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta, budhayah, ialah bentuk jamak
dari buddhi yang berarti budi atau akal. Sehingga dapat diartikan kebudayaan
adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Banyak ahli antropologi yang
mendefinisikan arti kebudayaan, namun secara garis besar kebudayaan dapat
didefinisikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil cipta,
karsa dan rasa manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan cara
belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan
yang berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam disebut kebudayaan Islam.
Kebudayaan Islam memiliki dua karakteristik. Karakteristik yang pertama
adalah bernafaskan tauhid, karena tauhidlah yang menjadi kerangka dasar
ajaran Islam. Karakteristik yang kedua adalah hasil buah pikiran dan
pengolahannya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
membahagiakan umat. Sebab Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmatan
lil ‘alamiin. Kedua karakteristik ini merupakan formulasi dari dua kata yang
ada dalam Al-Qur’an yang selalu muncul secara berurutan, yaitu aamanu dan
‘amilushalihaat.
Kebudayaan Islam mencerminkan adanya perpaduan antara moral yang
merupakan pokok ajaran Islam dengan dorongan pemakaian akal. Aspek
pertama ditunjukkan oleh Al-Qur`an melalui formulasi perlunya
mengedepankan aspek moral dalam beraktifitas, seperti
ayat: ya ayyuhalladziina amanuu anfiquu mimma razaqnaakum. Untuk yang
terakhir dalam al-qur`an seperti : ‘afalaa ya`qiluun, ‘afalaa tatadabbaruun dan
sebagainya.
4
5
Ada beberapa contoh karakteristik kebudayaan Islam, diantaranya adalah
pernikahan, seni, dan musik. Pernikahan dalam Islam dianggap sebagai amat
sangat penting. Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa "menikah adalah
setengah daripada agama". Terdapat banyak hadis yang menyanjung
pentingnya perkawinan dan kekeluargaan. Dalam Islam, nikah ialah ikatan
undang-undang dan kontrak sosial antara seseorang lelaki dan seseorang
perempuan, sebagaimana digalakkan oleh Syariat Islam.
Seni Islam membentuk sebagian kajian Islam, terutama yang bersifat
abstrak dan hias. Berbeda dengan tradisi seni Nasrani yang cenderung
menggambarkan manusia, seni Islam melarang penggambaran makhluk,
termasuk manusia. Alasan pelarangan tersebut adalah karena Islam
mengharamkan pelukisan manusia, termasuk gambar Nabi Muhammad SAW
karena perbuatan demikian dipercaya akan menggoda penganutnya supaya
mengamalkan penyembahan berhala. Larangan melukis gambar manusia atau
ikon seperti ini dikenali sebagai anikonisme.
Musik dalam Islam musik yang biasa dinyanyikan atau dimainkan dalam
upacara awam. Musik Islam biasanya berisi tentang ajaran-ajaran Islam dan
kisah para Nabi dan Rasul. Musik Islam pada awalnya berkembang di
Semenanjung Arab sampai ke India dan Pakistan.
Dari dua karakteristik kebudayaan Islam beserta contohnya di atas, dapat
disimpulkan bahwa kebudayaan Islam adalah kebudayaan yang berdasarkan
pada ajaran Islam, bernafaskan tauhid dan hasil pemikiran serta
pengolahannya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan
umat. Hal ini dapat dilihat dari contoh karakteristik kebudayaan Islam berupa
pernikahan, seni, musik, dan lain-lain.
B. Faktor-Faktor Terjadinya Globalisasi
Globalisasi adalah salah satu kata yang tidak asing lagi bagi kita dan
banyak dibicarakan dengan pemahaman makna yang beragam. Dan globalisai
memang telah mengubah pola pikir dan kebiasaan manusia. Dunia dipandang
sebagai satu kesatuan dimana semua manusia di muka bumi ini terhubung satu
sama lain dalam jaring-jaring kepentingan yang amat luas. Masyarakat yang
6
dulunya tradisional berubah menjadi masyarakat yang modern. Globalisasi
merupakan suatu pandangan masyarakat global yang merujuk pada
perkembangan tatanan kehidupan, mulai dari perkembangan sektor
perekonomian, sosial, politik, kebudayaan, hingga teknologi informasi.
Namun, perkembangan itu tidak selalu merujuk pada hal-hal positif saja,
banyak dampak-dampak negatif globalisasi di rasakan masyarakat.
Globalisasi yang cenderung ke arah westernisasi yang bersumber dari
masyarakat barat akan mempengaruhi masyarakat untuk berpola hidup ke
barat-baratan ketika terkena arus globalisasi. Begitu juga dengan nila-nilai
agama yang telah tercipta akan terpengaruh dengan pola pikir barat. Dunia
globalisasi dapat dikatakan cenderung pula pada dunia yang tak mengenal
moral, sekularisasi dan merupakan bentuk hegemoni barat terhadap negara
berkembang. Berikut faktor-faktor yang mendorong terjadinya globalisasi.
1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan alat-
alat komunikasi dan transportasi yang semakin canggih menimbulkan
mobilitas dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang semakin cepat.
Adanya satelit, handphone, internet maupun pesawat terbang mempercepat
manusia untuk mendapatkan informasi.
2. Terbukanya sistem perekonomian negara
Adanya perdagangan bebas baik dalam bidang perdagangan, produksi
maupun investasi keuangan telah memaksa tiap negara untuk menerima dan
memasarkan produknya ke semua negara di dunia tanpa ada lagi proteksi dari
negara sehingga nanti produk-produk negara lain akan mudah di dapat.
Ketergantungan antar negara dalam pembuatan, distribusi sampai pemasaran
akan semakin kuat.
3. Liberalisme keuangan internasional
Mengglobalnya keuangan dunia sangat terkait dengan perdagangan dunia
yang menimbulkan saling ketergantungan dalam sisitem perekonomian dan
keuangan antar negara. Pemilik modal besar, setiap saat dapat memainkan
modalnya dari negara satu ke negara lainnya, sehingga dapat menimbulkan
7
krisis bagi negara yang modalnya diambil oleh investor. Contohnya di negara
Indonesia krisis moneter pada tahun 1997.
4. Dorongan untuk perpindahan antarnegara
Semakin besarnya keinginan penduduk dunia untuk melakukan perjalanan
atau traveling ke luar negara karena di dorong oleh keperluan bisnis dan
keperluan lainnya. Hal ini akan mengundang para investor dari negara lain
untuk menanamkan modalnya di negara yang sedang berkembang tersebut.
Akhirnya mereka tidak lagi dianggap sebagai orang asing oleh penduduk asli
dan diterima dengan baik di dalam pergaulan sehari-hari.
C. Pengaruh Globalisasi Terhadap Perilaku Remaja Islam
Dinamika zaman selalu menyuguhkan sajian hangat, membuat penasaran,
kecanduan, dan tak sedikit pandangan tak sedap jika tidak mengikuti arus
berputarnya, terlebih bagi kaum “remaja” yang nota bene masih “labil” di
tengah pencarian jati dirinya. Berbagai slogan pun muncul di kalangan remaja,
seperti “tidak gaul jika tidak mengikuti arus (globalisasi)”, ataupun “tidak
modern kalau gaptek” sayangnya mereka hanya berpatokan pada bangsa lain
(Barat), hingga budaya sendiri rela digadaikannya. Tak bisa dipungkiri
memang, begitu banyak hal positif yang dapat kita semai dari perubahan
(teknologi, industri), namun hal negatif pun kerap tak dapat kita hindari akibat
dari adanya proses tersebut. Saat ini kita dapat menembus dunia yang tanpa
batas dan ruang, mengakses segala informasi yang terjadi di berbagai belahan
dunia dengan cepat, berkomunikasi dengan siapa pun di manapun dengan
efektif, dan berbagai aktivitas lainnya yang serba instan dengan tidak
mengesampingkan aktivitas pokok.
Berbicara mengenai remaja dengan globalisasi dewasa ini, memunculkan
berbagai isu untuk terus diikuti perkembangan dan dinamikanya, juga sebagai
bahan kajian yang tak kalah menarik. Era globalisasi menuntut segala aspek
kehidupan dan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan
maju. Era globalisasi merupakan era persaingan bebas dalam segala aspek
kehidupan (ekonomi, pendidikan, teknologi, dll.), pada era ini memperlihatkan
suatu kondisi bahwa dunia ini sudah semakin kecil. Di dalam konteks
8
informasi, dunia ini sudah menjadi satu, tidak ada lagi kotak-kotak yang
membatasi wilayah satu dengan lainnya. Dengan adanya peran media (televisi,
radio, majalah, internet) telah mempengaruhi gaya hidup dan moralitas
remaja.
Saat ini prilaku masyarakat Indonesia khususnya para remaja walaupun
tidak seluruhnya cenderung telah banyak mengarah pada budaya-budaya barat
yang tidak sesuai dengan norma, nilai, adat-istiadat dan hukum bahkan agama.
Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai sebuah
kiblat dari kemajuan peradaban manusia. Saat ini banyak generani muda yang
meniru pola kehidupan barat dengan berbagai gaya dan perilakunya yang
negatif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mudah terkontaminasi akan hal-
hal yang baru sehingga melupakan budaya ketimuran yang masih kental akan
keagamaan yang dianutnya. Banyak orang bilang kalau tidak punya pacar
“kurang gaul”. Pikiran seperti ini yang mengacu remaja untuk membudayakan
tradisi pacaran. Saat ini pacaran tidak lagi sekedar untuk mengenal lawan
jenisnya tetapi sudah dijadikan cara untuk memuaskan hawa nafsu. Tidak
heran kalau pacaran adalah salah satu penyebab maraknya seks bebas di
kalangan remaja saat ini. Pacaran adalah tipe pergaulan yang tidak lagi
mengenal etika dan norma-norma agama serta budaya yang ada. Ini
melenceng dari pengertian pacaran yang sesungguhnya yaitu pacaran. Inilah
yang menjerumuskan jutaan remaja ke lubang seks di luar nikah. Sebagian
remaja tidak tahu efek yang ditimbulkan dari pacaran karena minimnya
informasi tentang pendidikan seks yang sesuai dengan norma dan agama,
ditambah lagi budaya berfikir remaja kurang sehat yang menganggap pacaran
merupakan hal wajar dan lumrah di masyarakat. Tapi, ada juga remaja yang
mengerti dan tahu efek dari daya pacaran negatif tetapi kurang peduli bahkan
bersikap acuh tak acuh dengan akibat yang di timbulkannya.
Hilangnya identitas diri (para remaja dihadapkan pada proses mengikuti
dan meniru trend asing terus-menerus, misalnya pop Korea yang sedang
menjadi kiblat para remaja kini. Mereka merubah penampilan (model rambut,
mode pakaian), gaya hidup, dan lebih mudah menerima budaya bangsa lain
dibanding melestarikan budaya sendiri, hal ini dapat melahirkan hibridasi
9
budaya (budaya campuran) sebagai akibat dari adanya globalisasi. Dampak
Negatif lain adanya globalisasi terhadap remaja adalah tercabutnya akar
budaya, remaja kini merasa malu dengan budaya sendiri dan merasa bangga
dengan budaya asing. Dengan adanya berbagai media yang sering diakses oleh
para remaja, membuat mereka ingin seperti yang mereka idolakan (proses
tersebut perlahan telah mengubah gaya hidup remaja). Di satu sisi hal ini
berdampak positif karena memacu perubahan, namun di lain sisi telah
mengantarkan mereka pada budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-
norma pada masyarakat tertentu (misalnya: pacaran yang berlebihan, dugem,
hedonis, konsumtif, dan lain-lain.). Dengan adanya kemajuan teknologi
(internet), membuat remaja menjadi pemalas (membuang waktu percuma di
hadapan komputer hanya untuk chatting, atau facebook-an), hal tersebut bisa
membuat perkembangan sosialisasi (khususnya remaja) tidak baik, enggan
berkomunikasi langsung dengan orang lain, akan menimbulkan keegoisan dan
individualis (tidak mau bekerja sama dengan orang lain), dan lain-lain.
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Hal ini
bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran
narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah
sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan
narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan
SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Pada awalnya, remaja yang
mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan remaja saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika remaja tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang
yang sudah menjadi pencandu narkoba. Sehingga yang semula hanya mecoba-
coba sekarang sudah berkembang menjadi ketergantungan akan obat-obatan
yang tiap hati dikonsumsinya.
Oleh karena itulah kita perlu membangun kembali pondasi prilaku kita,
sebagai pengemban tugas berat penerus cita-cita bangsa yang beradab sesuai
dengan perilaku kita sebagai orang timur. Agar semua prilaku yang tidak
10
sesuai dengan nilai, norma dan budaya serta hukum sepreti yang sudah banyak
dilakukakn oleh remaja saat ini akibat perkembangan zaman.
BAB III
GLOBALISASI DAN DINAMIKA KEHIDUPAN REMAJA
MUSLIM
A. Sikap Remaja Muslim Terhadap Perkembangan Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata globe yang berarti bumi. Globalisasi menurut
beberapa ahli berarti proses yang mempengaruhi kehidupan, berasal dari suatu
daerah ke daerah lain secara mendunia melalui hubungan social dan saling
ketergantungan antarmanusia. Hal tersebut membuat globalisasi dapat
mengubah suatu masyarakat secara multidimensional.
Globalisasi sebagai hasil karya manusia pasti memiliki dampak buruk dan
baik sesuai dengan bagaimana cara menanggapi globalisasi. Namun,
kebanyakan orang hanya memikirkan dampak buruk dari globalisasi tanpa
melihat dampak baiknya. Dampak baik dari globalisasi yaitu, keterbukaan
informasi dan komunikasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan perkembangan social budaya.
Ruang lingkup globalisasi ada berbagai macam, mulai dari segi ekonomi,
budaya, politik, dan lain-lain. Setiap masyarakat tentu akan bersentuhan
langsung dengan beberapa bahkan semua segiglobalisasi. Beberapa ‘produk’
globalisasi yang bersentuhan langsung dengan remaja yaitu budaya,
contohnya budaya berbusana dan berbahasa.
Islam merupakan ajaran yang benar yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW, berasal dari Arab dan sampai ke Indonesia dan menyentuh seluruh
lapisan masyarakat hingga remaja-remaja Indonesia melalui proses
globalisasi. Ajaran Islam mengajarkan kepada penganutnya untuk menutup
aurat dengan menggunakan jilbab atau kerudung bagi wanita dan tidak
menggunakan pakaian ketat yang memperlihatkan lekuk tubuh.
Remaja di Indonesia sering dijumpai masih menggunakan pakaian berbahan
tipis, ketat, atau bahkan memperlihatkan bagian tubuh. Hal tersebut justru
bertentangan dengan ajaran Islam yang memerintahkan penganutnya untuk
menjaga aurat. Perilaku remaja pada kasus ini merupakan sikap menolak
11
12
produk globalisasi karena adanya perbedaan budaya yang diajarkan dan
penerapan budaya tersebut di kalangan remaja.
Contoh produk budaya yang berasal dari luar Indonesia yaitu bahasa.
Budaya berbahasa dikenal sejak lama, tetapi pada penerapannya masih
terdapat pengucapan kata-kata yang kasar dan tidak pantas diucap. Bahasa
yang merupakan kata-kata kasar seringkali dijumpai dalam penayangan film,
cerita, atau tulisan yang merupakan contoh media massa. Media massa yang
merupakan agen persebaran informasi dapat menjadi pemicu para remaja juga
menggunakan kata kasar dalam pergaulan mereka. Hingga pada akhirnya, kata
kasar menjadi bahasa sehari-hari beberapa remaja Indonesia.
Islam mengajarkan bagaimana kita bergaul dengan sesama, dengan
menjaga lisan tanpa menghina atau menghardik orang lain. Salah satu hadis
riwayat Bukhari dan Ahmad kurang lebih berbunyi “bukanlah seorang
beriman yang suka mengecam, suka melaknat, suka mengeluarka nkata buruk
dan kasar”.Hadis serupa diriwayatkan oleh At-Tirmidzi kurang lebih berarti
“cukup seseorang itu menjadi jahat dengan ia menghina saudara muslimnya”.
Namun, kata-kata kasar sering dijumpai dalam pergaulan para remaja
Indonesia yang merupakan dampak buruk globalisasi.
Kedua contoh tersebut menyimpulkan bahwa tidak semua remaja di
Indonesia menerima globalisasi dan tidak semua remaja menolaknya. Justru
dapat dijumpai remaja yang menolak melakukan budaya baik yang merupakan
produk globalisasi dan malah melakukan budaya buruk yang juga produk
globalisasi. Globalisasi telah menawarkan banyak hal. Remaja dituntut bijak
dalam memilih mana yang baik dan patut ditiru dan mana yang buruk dan
patut ditinggalkan. Sebagai remaja muslim hendaknya memiliki agama
sebagai tameng dari hal-hal buruk dan sebagai penyaring dari hal-hal yang
masih diragukan kebaikan dan keburukannya.
B. Sikap Islam Dalam Perkembangan IPTEK di Kalangan Remaja
Sejak awal kelahirannya, Islam telah memberikan perhatian besar pada
sains dan teknologi. Ayat yang pertama kali turun yaitu ayat 1-5 surat Al-Alaq
(96) antara lain berisi perintah membaca dan menulis dalam arti yang seluas-
13
luasnya. Semua kegiatan ini amat erat kaitannya dengan kerja sains dan
teknologi.
Sains dan teknologi merupakan unsur utama dalam kemajuan peradaban
manusia menuju terbentuknya masyarakat berbasis pengetahuan. Secara
umum peranan sains dan teknologi adalah untuk, a) meningkatkan kualitas
hidup dan kesejahteraan masyarakat, b) meningkatkan daya saing bangsa, c)
memperkuat kesatuan dan persatuan nasional, d) mewujudkan pemerintahan
yang transparan, e) meningkatkan jati diri bangsa di tingkat internasional.
Melalui kemajuan iptek, manusia dapat mendayagunakan kekayaan alam
untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas hidup. Di samping
itu, penguasaan sains dan teknologi juga akan meningkatkan kesejahteraan
batiniah suatu bangsa dalam rangka membangun masyarakat yang modern
yang berlandaskan iman dan takwa.
Sains tidak bertentangan dengan Islam, karena falsafah dan dasar-dasar
teori serta formula yang dipakai oleh sains, ternyata bersumber dari Al-Qur’an
dan Hadits. Al-Qur’an dan Hadits inilah yang menjadi asas utama bagi
mengembangkan sains dan penerapan sains itu melalui teknologi. Sekalipun
banyak para ilmuwan barat yang tidak percaya dengan Islam maupun agama
asal mereka yaitu Kristen, namun dalam kehidupan mereka masih tidak dapat
terlepas dari agama. Mereka masih mencari alasan untuk menghindar dari
pengaruh agama, dengan berbagai statemen dan teori, tetapi selalu saja usaha
itu tidak sepenuhnya berhasil, pada gilirannya mereka secara tidak sadar tetap
berpaling kembali kepada agama. Hawking said he was “not religious in the
normal sense.”. “I believe the universe is governed by the laws of science,” he
said. “The laws may have been decreed by God, but God does not intervence
to break the laws.” (Stephan Hawking).
Selanjutnya Islam juga mengajarkan bahwa dengan bantuan sains dan
teknologi seseorang akan dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah
keduniaan dan akhirat. Karenanya setiap pekerjaan dalam Islam harus berbasis
sains dan teknologi. Pekerjaan bahkan ibadah dalam Islam tidak akan diterima
Allah jika tidak disertai ilmu pengetahuan. Semua yang dilandaskan pada
iman dan ilmu pengetahuan itu akan memiliki nilai di sisi Allah SWT.
14
Kemajuan sains dan teknologi dalam kehidupan manusia memerlukan arah
dan pedoman. Agama adalah pedoman dan arah kehidupan. Manusia sudah
pasti tidak hidup tenang tanpa agama. Agama sesungguhnya penting untuk
membentuk pribadi manusia yang beretika mulia. Manusia tidak akan dapat
hidup berkembang tanpa sains. Agama dan sains saling melengkapi. Sains dan
agama memberikan mata dan hati untuk melihat alam. Keduanya adalah
komponen yang tak terpisahkan satu sama lain, untuk mencapai ketenangan
hidup dan melengkapi keperluan jiwa manusia, sehingga manusia itu
mencapai hidup yang seimbang.
Tujuan dari agama yang benar dan ilmu yang bermanfaat hanyalah satu,
yaitu menuju mendekati kebenaran yang mutlak. Agama untuk jiwanya. Akal
untuk memperkuat iman beragama, dan agama untuk memberi pedoman yang
mulia bagi akal.
Islam sangat mendukung terhadap perkembangan iptek di kalangan
remaja. Yang harus diperhatikan remaja adalah peran Islam dalam
perkembangan iptek, bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar
pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam)
wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga
bentuknya.
C. Upaya Untuk Menyikapi Pengaruh Globalisasi di Kalangan Remaja
Globalisasi memang sangat penting dalam proses menuju lingkungan yang
lebih modern dengan teknologi yang lebih baik. Namun, dibalik itu semua
juga terselip beberapa hal yang negatif bagi kehidupan terutama pada
kalangan remaja. Dimana semua peristiwa dari kemajuan globalisasi dapat
kita lihat seperti, remaja zaman sekarang sudah terkikis moral dan etikanya
akibat pengaruh dari budaya luar. Kebanyakan para remaja mencontoh hal-hal
yang dilakukan di negara barat. Dimana remaja di negara barat yang
kehidupannya individualis dan cenderung bebas tanpa aturan, serta cara
berbusana mereka yang cenderung terbuka, hal tersebut tentu saja jauh
berbeda dari yang di ajarkan sesuai dalam kebudayaan islam. Oleh karena itu,
agar para remaja tetap dalam lingkup yang benar dan tidak terjerumus
15
kedalam globalisasi yang negatif, maka remaja harus dibentengi dengan ajaran
agama yang kuat.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi pengaruh globalisasi
terhadap remaja:
1. Remaja semakin memperdalam ilmu agama dan lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan hal-
hal yang positif, agar tidak terjerumus kedalam pengaruh yang negatif.
3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja harus cerdas dalam memilih teman dan lingkungan yang baik
serta orang tua memberi arahan dengan siapa dan di lingkungan mana
remaja harus bergaul dam bersosial.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman sebaya atau lingkungan yang ada tidak sesuai dengan
harapan.
6. Kehidupan beragama keluarga di jadikan salah satu ukuran untuk melihat
keberfungsian sosial keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya
secara baik berarti mereka akan menanamkan nilai-nilai dan norma yang
baik. Artinya secara teoritis bagi keluarga yang menjalankan kewajiban
agamanya secara baik, maka anak-anaknya pun akan melakukan hal-hal
yang baik sesuai dengan norma-norma agama.
Remaja adalah penerus bangsa. Apabila remaja suatu bangsa tidak
memiliki sikap dan mental yang memadai, maka kemajuan bangsa tidak akan
tercapai. Pendidikan adalah proses awal dalam pembentukkan mental remaja.
Apabila pendidikan tersebut tidak berhasil, maka akibatnya adalah
kemunduran suatu bangsa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Globalisasi pada zaman sekarang telah mempengaruhi kebudayaan Islam.
Globalisasi telah mengubah perilaku umat Islam terutama di kalangan remaja,
mulai dari berbusana sampai perilaku umat Islam yang mulai mengikuti
budaya Barat tanpa memperhatikan mana yang baik dan yang buruk dari
budaya Barat tersebut. Hal inilah yang memberikan dampak negatif bagi
remaja Muslim pada era globalisasi.
B. Saran
Dari pembahasan makalah di atas, kita telah mengetahui dampak baik dan
buruk globalisasi, terutama di kalangan remaja Muslim. Oleh karena itu, kita
sebagai remaja Muslim harus cerdas dalam memilih budaya mana yang sesuai
dengan kebudayaan Islam dan menolak kebudayaan yang tidak sesuai dengan
kebudayaan Islam. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membentengi diri agar
tidak mudah terpengaruh oleh dampak buruk globalisasi
16
DAFTAR PUSTAKA
Mutia. 2012. http://belajarnhiburan.blogspot.com/2012/04/pengaruh-globalisasi-
terhadap-nilai.html Sabtu, 28 April 2012 diakses pada rabu 23 april 2014
pkl 22:05 WIB
Betti M. 2014. Globalisasi. http://www.sabenggo.com/2014/01/globalisasi.html
diakses 16 April 2014 pk 19.34
Datoabul H.B.Z. 2014 Alquran Pembina akhlak mulia.
http://www.islam.gov.my/en/al-quran-pembina-akhlak-mulia diakses 18
April 2014 pk 16.37
Invonesia. 2013. Dampak positif dan negative globalisasi terhadap bangsa
Indonesia. http://www.invonesia.com/dampak-positif-dan-negatif-
globalisasi-terhadap-bangsa-indonesia.html diakses 16 April 2014 pk 19.46
Nova. 2012. Remaja, Globalisasi, Dan Gaya Hidup.
http://psg.uii.ac.id/index.php/RADIO/4-Februari.html Jum,at 17 Februari
2012 diakses 18 April 2014 pk. 21:50 WIB
Mustain dan Esther Widiyanti. 2012. Faktor-Faktor Pendorong Globalisasi.
http://kitaindiy.blogspot.com/2012/07/faktor-faktor-pendorong-
globalisasi.html diakses 18 April 2014 pk. 20:00 WIB
Notowidagdo, H. Rohiman. 1997. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur’an
dan Hadits. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Nata, Abuddin. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Jumin, Hasan Basri. 2012. Sains dan Teknologi Dalam Islam. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Ridha, Akram. 2005. Remaja Tanpa Masalah. Jakarta: Qisthi Press.
17
Recommended